gangguan konsep diri
DESCRIPTION
Semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. (Stuart dan Sundeen, 2005)TRANSCRIPT
Di Sampaikan Oleh :
Ns. Sri Supami,SPd,Skep.MKes
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI
PENGERTIAN
Semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain. (Stuart
dan Sundeen, 2005)
Termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.
Konsep diri adalah cara individu mengandung dirinya
secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
(Beck, William dan Rawlin, 2005).
Konsep diri belum ada saat lahir, berkembang secara bertahap
saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan
orang lain.Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan
perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan
aspek bahasa yang utama dalam membantu perkembangan
identitas. Dengan memanggil namanya, anak mengartikan
dirinya istimewa, unik dan mandiri.
Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan
pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi
oleh bagaimana individu mengartikan
pandangan orang lain tentang dirinya.
Keluarga mempunyai peran yang penting dalam
membantu perkembangan konsep diri terutama
pada pengalaman masa kanak-kanak.
Pengalaman awal kehidupan dalam keluarga merupakan dasar
pembentukan konsep diri.
Keluarga dapat memberikan :
- Perasaan mampu x tidak mampu
- Perasaan diterima x ditolak
- Kesempatan untuk identifikasi
- Penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai.
(Combs & Snyyg yang dikutip Stuart & Sundeen, 2007).
Suasana keluarga yang saling menghargai dan mempunyai
pandangan yang positif akan mendorong kreatifitas anak,
menghasilkan peranan yang positif dan berarti
Penerimaan keluarga akan kemampuan anak sesuai
dengan perkembangannya sangat mendorong aktifitas
diri dan kesadaran akan potensi dirinya.
“ Jangan !! “ Tidak boleh “ . “ Nakal “ tidak
dianjurkan.
Individu dengan konsep diri dapat berfungsi
efektif (interpersonal, intelektual ) dan konsep diri yang
negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial
maladaptis.
+
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep Harga diri Kekacauan Deperso Diri diri positif rendah identitas nalisasi
KOMPONEN KONSEP DIRI
I. Citra Tubuh (Body Image).
- Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
- Pada usia remaja focus individu terhadap fisik > menonjol dari periode kehidupan yang lalu. Bentuk tubuh, tinggi badan dan berat badan serta tanda-tanda pertumbuhan sekunder, semua akan menjadi bagian dari gambaran tubuh.
-
– Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri.
II. Ideal diri (Self Ideal).- Persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan seseorang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.- Ideal diri mulai berkembang pada masa anak-anak yang dipengaruhi orang-orang yang penting bagi dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan
- Pada usia remaja ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman.
- Gangguan ideal diri adalah diri yang selalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas cenderung menuntut.
III. Harga diri (Self Esteem)
Penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan perasaan berharga.
Jika individu sering gagal harga diri menurun.
Selalu sukses harga diri meningkat.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain.
Manusia cenderung bersikap ( - ) walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain, namun jangan mengekspresikannya. Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal : harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
- Privacy yang kurang diperhatikan, misal:pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit /penyakit.
- Perlaku petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal: berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfirkir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Empat cara meningkatkan harga diri :
- Memberi kesempatan berhasil beri tugas yang mungkin dapat diselesaikan, beri pengakuan dan pujian akan keberhasilannya.
- Menanamkan gagasan beri ide yang dapat memotivasi kreatifitas anak untuk berkembang.
- Mendorong aspirasi pertanyaan dan pendapat anak perlu ditanggapi. Beri pengakuan dan sokongan.
- Membantu membentuk koping individu perlu mengembangkan koping untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi dalam penyelesaian tugas-tugas perkembangan.
IV. Peran (Role)
Seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.
Setiap individu disibukkan oleh beberapa peranan yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu, sepanjang dari kehidupannya. Posisi dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
Stress peran :
1. Konflik peran.
2. Peran tidak jelas.
3. Peran tidak sesuai.
4. Peran berlebihan.
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau
berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh
penyakit, proses menua, putus sekolah, putus
hubungan kerja.
V. Identitas
Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari
semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang
utuh.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri
yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan
orang lain,unik dan tidak ada duanya.
Kemandirian tubuh dari perasaan berharga atau respek
pada diri sendiri, kemampuan dan penguasaan diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur diri.
Identitas berkembang sejak masa anak-anak.
Ciri identitas ego :
1. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri.
3. Memandang, berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
Gangguan identitas adalah kekaburan atau ketidakpastian memandang diri sendiri penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
Pengkajian.
1. Faktor Predisposisi.a. Faktor yang mempengaruhi harga diri pengalaman masa anak-anak dapat
merupakan faktor kontribusi pada gangguan atau masalah konsep diri. Orang tua yang tidak benar, dan tidak menerima akan mempunyai keraguan/ketidakpastian, gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta orang lain.
b. Faktor yang mempengaruhi peran peran yang sesuai dengan jenis
kelamin.jika peran tersebut tidak sesuai dengan standar tersebut konflik
dalam diri dan hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas orang tua yang selalu curiga akan
menyebabkan kurang percaya diri pada anak-anak akan ragu apakah yang ia pilih
tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka akan timbul rasa bersalah.
2. Faktor Presipitasi
Disebabkan oleh setiapsituasi yang dihadapi individu dan individu tidak mampu
menyelesaikan.
Stressor yang mempengaruhi gambaran diri :
- Hilangnya bagian badan.
- Tindakan operasi.
- Proses patologi penyakit.
- Perubahan struktur dan fungsi tubuh.
- Proses tumbang.
- Prosedur tindakan dan terapi.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri :- Penolakan dan kurangnya penghargaan diri dari orang tua.- Pola asuh yang tidak tepat. - Kegagalan dan kesalahan berulang.
3. Observasi Penampilan PasienDiskusikan penampilan ini dengan pasien untuk mendapatkan pandangan tentang
gambaran dirinya.
4. Mekanisme kopingJangka pendek :
- Aktivitas yang memberi kesempatan dari sementara dari krisis.- Aktivitas memberi kesempatan mengganti identitas.- Aktivitas yang memberi kekuatan / dukungan sementara terhadap konsep diri.- Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan.
Jangka panjang :Semua koping jangka pendek jangka panjang.Penyesuaian / penyelesaian ( + ) akan menghasilkan integritas, ego, identitas dan
keunikan individu.Selanjutnya dapat menggunakan : “Ego Oriented Reaction“ yang bervariasi untuk
melindungi diri.
Macam Ego Oriented Reaction akan mekanisme pertahanan diri yang sering dipakai :
- Fantasi
- Isolasi
- Proyeksi
- Mengisar
Dalam keadaan semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian seperti :
- Penyalah gunaan zat.
- Neurosis / Psikosis.
- Bunuh diri.
Masalah keperawatan :
- Gangguan citra tubuh.
- Gangguan harga diri.
- Ideal diri tidak realistas.
- Ketidakberdayaan.
- Isolasi sosial.
- Resiko perilaku kekerasan.
- Gangguan identitas.
- Perubahan penampilan peran.
Perencanaan dan implementasi :
5 (lima) tingkat keperawatan pada ganggaun konsep diri :
- Memperluas kesadaran diri.
- Menyelidiki / eksplorasi diri.
- Mengevaluasi diri.
- Perencanaan realitas.
- Tanggung jawab bertindak.
EVALUASI :
1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik / system diri klien telah menurun dalam
sifat, jumlah, asal atau waktu.
2. Apakah perilaku klien mencerminkan penerimaan diri, nilai diri dan persetujuan diri
yang lebih besar.
3. Apakah klien sudah meluaskan kesadaran diri dan melakukan eksplorasi dan
evaluasi diri.
4. Apakah klien menggunakan respons koping yang adaptif.