kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

Upload: missell-chellya-sherryn

Post on 06-Jul-2015

578 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran penulis atau pembicara. Kalimat efektif lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu terjamin. Sebuah kalimat dinyatakan efektif jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. kalimat harus mempunyai subjek (S) dan predikat (P) dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan (preposisi) di, dalam, ke, dari, untuk, pada, bagi, mengenai, menurut, tentang sebelum subjek. Contoh: a. Dalam sinetron itu menceritan penderitaan seorang anak. (salah) b. Sinetron itu menceritan penderitaan seorang anak. (benar) 2. Kalimat tidak boleh mempunyai subjek (S) ganda yang dapat menimbulkan kesalahan penafsiran. Contoh: a. Pekerjaan itu Ayah tidak cocok. (salah) b. Pekerjaan itu bagi Ayah tidak cocok. (benar) 3. Pada kalimat tunggal tidak boleh menggunakan kata penghubung (konjungsi) intrakalimat. Contoh: a. Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah. Tapi Rasulullah Saw. masih tetap di Mekkah. (salah) b. Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah, tetapi Rasulullah Saw. masih tetap di Mekkah. (benar) c. Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah. Akan tetapi Rasulullah Saw. masih tetap di Mekkah. (benar) 4. Predikat kalimat tidak didahului kata yang. Contoh: a. Anak itu yang berasal dari Bogor. (salah) b. Anak itu berasal dari Bogor. (benar) 5. Penggunaan subjek tidak boleh diulang-ulang. Pengulangan subjek pada anak kalimat perlu dihindari. Contoh: a. Setelah saya belajar, saya tidur. (salah) b. Setelah belajar, saya tidur. (benar) 6. Penggunaan kata yang sinonim dalam satu kalimat perlu dihindari. Contoh: a. Sejak dari pagi dia berada di Kampus. (salah) b. Sejak pagi dia berada di Kampus. (benar) c. Dari pagi dia berada di Kampus. (benar) 7. Penggunaan unsur pembentuk kalimat harus memiliki kesamaan (keparalelan). Contoh: a. Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (salah) b. Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan

peminjaman buku. (benar) c. Kegiatannya meliputi membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (benar) 8. Kalimat yang digunakan harus padu, yaitu kalimat mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dan menghindarkan penyisipan sebuah kata di antara predikat dan objek. Contoh: a. Surat itu saya sudah baca. (salah) b. Surat itu sudah saya baca. (benar) c. Mereka membicarakan daripada rakyat Indonesia. (salah) d. Mereka membicarakan rakyat Indonesia. (benar) e. Makalah ini membahas tentang desain interior. (salah) f. Makalah ini membahas desain interior. (benar) 9. Kalimat yang digunakan harus logis, yaitu ide kalimat dapat diterima oleh akal. Contoh: a. Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis) b. Bapak Rektor kami persilakan. (logis) Setelah memperoleh penjelasan mengenai ragam bahasa dan kalimat efektif, Anda kerjakan latihan berikut ini! 1. Kita mengenal adanya ragam bahasa tulis dan lisan. Apa perbedaan yang menonjol antara kedua ragam bahasa tersebut? 2. Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku. Berilah contohnya! 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu! 4. Sebutkan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah! 5. Di bawah ini adalah draf artikel yang masih mentah dan harus diperbaiki. Tugas Anda adalah mengidentifikasi kesalahan penggunaan kalimat efektif, agar draf ini menjadi artikel yang layak muat. 6. Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang.

FUNGSI DAFTAR PUSTAKAFungsi daftar pustaka adalah sebagai berikut: 1) Membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis, 2) Memberi informasi kepada pembaca untuk memperooleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam daripada kutipan yang digunakan oleh penulis, dan 3) Membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya.

TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKATeknik penulisan daftar pustaka adalah sebagai berkikut: a. Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3 ketukan ke dalam. b. Jarak antarbaris adalah 1,5 spasi. c. Daftar Pustaka diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulsi. (Akan tetapi, cara mengurut daftar pustaka amat bergantung pada bidang ilmu. Setiap bidang ilmu memiliki gaya selingkung). d. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama penulis itu harus dicantumkan ulang. Unsur yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah: 1) nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga, 2) tahun terbitan karya ilmiah yang bersangkutan, 3) judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap kalli kecuali untuk kata sambung dan kata depan, dan

4) data publikasi berisi nama tempat (kota) dan nama penerbit karya yang dikutip. Meskipun set iap bidang ilmu mempunyai format daftar pustakanya masingmasing, keempat unsur daftar pustaka waj ib dicantumkan dalam daftar pustaka. Tata letaknya saja yang akan mengikuti format selingkung. Oleh karena itu, pelajarilah format dari bidang ilmu yang sedang ditekuni. Format daftar Pustaka dalam buku ini mengikut i system yang lazim digunakan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Di bawah ini aka dipaparkan beberapa cara menulis daftar pustaka versi Indonesia. Kalau Sumbernya Jurnal Penulisan jurnal sebagai Daftar Pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara tanda petik), judul jurnal dengan huruf miring/ digarisbawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arabdan digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan vol, nomor penerbitan (jika ada) dengan angka dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan pp atau h. Contoh: Barrett-Lennard, G.T. (1983) The Empathy Cycle: Refinement of A Nuclear Concept. Journal of Counseling Psychology. 28, (2), 91-100. Kalau Sumbernya Buku Kalau sumbernya tertulisnya berupa nuku maka urutan-urutan penulisannya adalah: nama belakang penulis, nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan, judul buku digarisbawahi, edisi, kota asal, penerbit. Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut. 1) Jika buku ditulis oleh seorang saja: Poole, M.E. (1976). Social Class and Language Utilization at the Tertiary Level. Brisbane: Unversity of Queensland. 2) Jika buku ditulis oleh dua atau tiga orang maka semua nama ditulis. Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. New York: Holt Rinehart and Winston Lyon, B., Rowen, H.H. and Homerow, T.S. (1969). A History of the Western World. Chicago: Rand Mc Nally. 3) Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau digarisbawahi): Ghiseli, E. et al. (1981). Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco: W.H. Freeman and Co. 4) Jika penulis sebagai penyunting: Philip, H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds) (1976). Australia in the World of Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian National Commission. 5) Jika sumber itu ,erupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang: Pujianto. (1984). Etika Sosial dalam Sistem Nilkai Bangsa Indonesia, dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM. 6) Jika buku itu berupa edisi: Gabriel, J. (1970). Children Growing Up: Development of Children Personality (third ed.). London: University of London Press. c. Kalau sumbernya di luar Jurnal dan buku 1) Berupa skripsi, tesis, atau disertasi Soelaeman, M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan. 2) Berupa publikasi Departemen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.

3) Berupa dokumen Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud. 4) Berupa Makalah: Kartadinata, S. (1989). Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis. Makalah apda Konvensi 7 IPBI, Denpasar. 5) Berupa surat kabar Sanusi, A. (1986). Menyimak Mutu Pendidikan denga Konsep Takwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif. Pikiran Rakyat (8 September 1986). d. Kalau sumbernya dari Internet 1) Bila karya perorangan Cara penulisannya ialah: Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses] Contoh: Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http:/ /www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.hotml [30 Maret 2000] 2) Bila bagian dari karya kolektif Cara penulisannya: Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses[ Contoh: Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music In Britanica online: Macropedia [Online]. Tersedia: http://www.eb.com: 180/cgibin/ g:DocF=macro/5004/45/0. html [28 Maret 2000] 3) Bila artikel dalam jurnal Cara penulisannya: Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis Media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses] Contoh: Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http:/ /www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.hotml [30 Maret 2000] 2) Bila bagian dari karya kolektif Cara penulisannya: Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses[ Contoh: Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music In Britanica online: Macropedia [Online]. Tersedia: http://www.eb.com: 180/cgibin/ g:DocF=macro/5004/45/0. html [28 Maret 2000] 3) Bila artikel dalam jurnal Cara penulisannya: Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis Media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses] Contoh: Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in Indonesia: Some Recent Initiatives dalam Educational Policy Analysis Archives [Online], vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia: http:/ /epaa.asu.edu /epaa/v7n7. html[17 Maret 2000]

4) Bila artikel dalam majalah Cara penulisannya: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis media], volume, jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses] Contoh: Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American Health [CD-ROM], 60-64. tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/ Article 08A [13 Juni 1995] 5) Bila ertikel di surat kabar Cara penulisannya: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat Kabar [Jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses] Contoh: Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. tersedia: http://www.[pikiran-rakyat.com.[9 Maret 2000] 6) Bila pesan dari E-mail Cara penulisannya: Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul pesan. Mail kepada penerima [alamat e-mail penerima] Contoh: Mustafa, Bachrudin ([email protected]). (2000, 25 April). Bab Laporan penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi ([email protected]).

KUTIPANKutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan, atau hasil penelitian dari penulis lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam penulisan sintesis. Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Jika belum, hasilnya akan merupakan karya suntingan, yaitu suSUN dan gunTING. Menurut Keraf (1997), walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri daribkutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan pendapat penulis sendiri. Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis. Penggunaan kutipan memiliki beberapa manfaat, yaitu: untuk menegaskan isi uraian, untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis, untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan penulis, untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang digunakan, untuk menunjukkan bagian atau aspek topic yang akan dibahas, dan untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan sebagai milik sendiri (plagiat). Ada beberapa cara mengutip yang dapat diterapkan secara bervarisai dalam tulisan. Jenis kutipan itu adalah sebagai berikut. A. Kutipan Langsung Kutipan langsunng adalah cuplikan tulisan orang lain tanpa perubahan ke dalam karya tulis kita. Prinsip yang harus diperhatikan pada saat mengutip adalah 1) Tidak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli yang dikutp. 2) harus menggunakan tanda [sic!], jika ada kesalahan dalam teks asli.

3) menggunakan tiga titik berspasi [. . .] jika ada sebagian dari kutipan yang dihilangkan. 4) mencantumkan sumber kutipan dengan system MLA, APA, atau system yang berlaku sesuai dengan selingkung bidang. Ada dua cara melakukan kutipan langsung, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan panjang. 1. Kutipan langsung Pendek (tidak lebih dari empat baris) dilakukan dengan cara: diintegrasikan langsung dengan teks, diberi berjarak antarbaris yang sama denagn teks, diapit oleh tanda kutip, dan disebut sumber kutipan. 2. Kutipan Langsung Panjang (lebih dari empat baris) dilakukan denagn cara: Dipisahkan dari yeks dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks, Diberi berjarak rapat antarbaris dalam kutipan, Disebut sumber kutipan, dan Boleh diapit tanda kutip, boleh juga tidak. B. Kutipan Tak Langsung Kutipan tak langsung adalah kutipan yang diuraikan kembali dengan kata-kata sendiri. Untuk dapat melakukan kutipan jenis itu, pengutip harus memahamiu inti sari dari bagian yang dikutip secara langsung itu. Kutipan tidak langsung dapat dibuat secara panjang maupun pendek dengan cara diintegrasikan dengan teks, diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks, tidak diapit tanda kutip, dan dicantumkan sunber kutipan dengan system MLA, APA, atau selingkung bidang. C. Kutipan Pada Catatan Kaki Kutioan pada catatan kaki, biasanyha, merupakan kutipan langsung dan dapat dicantumkan secara panjang maupun pendek dengan cara selalu diberi jarak spasi rapat, diapit oleh tanda kutip, dan dikutip tepat sebagaimana teks aslinya. D. Kutipan Ucapan Lisan dan Chatting (pembicaraan sinkronik via internet) Kutipan ucapan Lisan atau chatting, sebenarnya, tidak terlalu dianjurkan dalam karya ilmiah. Akan tetapi, jika akan digunakan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah meminta persetujuan dari sumber, sedapat mungkin berupa transkrip yang ditandatangani nara sumber; mencatat tanggal dan peristiwa tempat ujaran itu diucapkan; menyebutkan dengan jelas sumbernya; menuliskan kutipan secara langsungg atau tudak langsung pada badan teks atau pada catatan kaki.

3. PLAGIARISME

Penyebutan sumber kutipan dalam mengutip sangat penting. Bahkan, penyebutan sumber merupakan sebuah tindakan legal untuk tidak dianggap sebagai plagiator. Sumber tidak perlu disebut jika pengetahuan yang dikutip telah bersifat umum atau jika pendapat atau fakta yang dikutip mudah diperiksa dan diteliti kebenarannya. Fungsi penyebutan sumber adalah

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti

seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan. Syarat Paragraf Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan. 1) Kesatuan paragraf Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah. 2) Kepaduan paragraf Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan. Selengkapnya mengenai syarat paragraf.

Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya. Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda . Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif. Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan.

Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi. Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya. 1) Metode Definisi Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu 2) Metode Proses Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah. 3) Metode Contoh Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf. 4) Metode Sebab-Akibat Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi. 5) Metode Umum-Khusus Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa. 6) Metode Klasifikasi Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya. Jenis Paragraf

Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan. 1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik. A. Paragraf Deduktif Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus). Contoh paragraf deduktif : " Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit." Contoh paragraf deduktif " Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan door to door. B. Paragraf Induktif Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan. Contohnya: " Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao. Contoh paragraf induktif ." " Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat

harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya." C. Paragraf Deduktif-Induktif Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf. Contoh paragraf deduktif-induktif : " Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat." D. Paragraf penuh kalimat topik Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi. Contoh paragraf penuh kalimat topik : " Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku." 2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu: o Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel. Contoh : Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing masing untuk membuang sampah pada tempatnya. o Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.

Contoh : Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 20010. o Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita. Contoh : Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka. o Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa. Contoh : Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tomboltombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci. o Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. Contoh :Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw. 3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu: 1) Paragraf Pembuka Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan . Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk: 1. menghantar pokok pembicaraan 2. menarik minat pembaca 3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan. Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu: 1. kutipan, peribahasa, anekdot 2. pentingnya pokok pembicaraan 3. pendapat atau pernyataan seseorang 4. uraian tentang pengalaman pribadi 5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan 6. sebuah pertanyaan.

2) Paragraf Pengembang Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk: 1.mengemukakan inti persoalan 2. memberikan ilustrasi 3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya 4. meringkas paragraf sebelumnya 5. mempersiapkan dasar bagi simpulan. 3)Paragraf Penutup Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut : 1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng 2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian 3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpatmenimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya

PENGERTIAN DIKSI Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dai itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertia kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan katakata yang tepat atau menggunakan ungkapan ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pi;ihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pi;ihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan

yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum. Misalnya: Anggaran belanja Daya Nikah penilaian radio takwa Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja. Misalnya: Apendektomi Bipatride kurtosis pleistosen Bahasa baku ( kata baku ) adalah bahasa atau kata yang mengikuti ragam atau kaidah yang telah ditentukan atau telah dilazimkan berdasarkan ejaan yang telah disempurnakan. Fungsi bahasa baku adalah: 1. Fungsi pemersatu 2. Fungsi pemberi kekhasan 3. Fungsi pembawa kewibawaan 4. Fungsi sebagai kerangka acuan Ciri-ciri bahasa baku: 1. Kemantapan dinamis 2. Kecendikiaan 3. Keragaman kaidah Penggunaan bahasa baku: 1. Alat komunikasi resmi, seperti dalam upacara kenegaraan, rapat dinas, administrasi pemerintahan, surat-menyurat resmi, perundang-undangan, dan sebagainya. 2. Sebagai bahasa pengantar dalam bidang pendidikan dan pengajaran. 3. Bahasa dalam wacana teknis, seperti laporan kegiatan, laporan penelitian, usulan proyek, karangan ilmiah, lamaran pekerjaan, seminar ilmiah, makalah ilmiah, artikel/karangan tentang sesuatu ilmu yang ditulis dalam majalah atau buku, dan sebagainya. 4. Alat pembicaraan dengan orang-orang yang patut dihormati dan/atau orangorang yang belum atau baru saja dikenal. Contoh: KATA TIDAK BAKU KATA BAKU KATA TIDAK BAKU KATA BAKU konsekwensi konsekuensi , kampak Kapak sistim Sistem, samudra Samudera praktek Praktik , varitas Faritas apotik apotek, ujud Wujud nasehat Nasihat , sodara Saudara hakekat Hakikat, tehnik Teknik ijasah Ijazah, analisa Analisis menejemen Manajemen, ketemu Bertemu jadual Jadwal, kebalik Terbalik bis Bus, gimana Bagaimana

diagnosa diagnosis nggak, enggak Tidak gubug Gubuk kasih, ngasih memberi