penulisan kalimat efektif

39
PENULISAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TULISAN ILMIAH MAKALAH Disusun guna Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A. DISUSUN OLEH : 1. HENI ANGGRAENI (P17424109071) 2. WENING DWIJAYANTI (P17424109091) 3. YULIATI DWI P S (P17424109094)

Upload: wening-dwijayanti

Post on 12-Aug-2015

990 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

DALAM TULISAN ILMIAH

MAKALAH

Disusun guna Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada

Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga yang Diampu oleh

Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.

DISUSUN OLEH :

1. HENI ANGGRAENI (P17424109071)

2. WENING DWIJAYANTI (P17424109091)

3. YULIATI DWI P S (P17424109094)

REGULER A

PRODI DIII KEBIDANAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2011

Page 2: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang

berjudul “Penulisan Kalimat Efektif dalam Tulisan Ilmiah”

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

2. Drs. HM. Nur Fauzan Ahmad, MA, selaku dosen pengampu mata kuliah

Bahasa Indonesia

3. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia

4. Keluarga yang selalu mendukung

5. Semua pihak yang ikut serta membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu

persatu.

Akhirnya, semoga atas jasa dan budi yang telah diberikan kepada

penulis sebagaimana tersebut diatas mendapat karunia dari Allah SWT dan

semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi teman-teman pada umumnya.

Semarang, April 2011

Penulis

Page 3: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4

D. Sistematika Penulisan..................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kalimat Efektif.........................................................................5

B. Karakteristik Kalimat Efektif.................................................................7

..................................................................................................................

C. Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat.........................................15

BAB III PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................................19

B. Saran..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

proses belajar mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada

setiap semester ataupun mata kuliah, para mahasiswa mendapatkan tugas

untuk menulis makalah atau tulisan lainnya,seperti KTI yang menjadi

salah satu tugas di akhir perkuliahan. Dengan demikian, mereka

diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam

mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis di atas

sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan

tersebut muncul karena kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga,

pemikiran, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan

menulis menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh

mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan kegunaannya, apalagi

jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan

merupakan mata kuliah bidang studinya (Harry, 2010).

Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis

tersebut, Subarti Akhadiah dkk (1988) mengemukakan bahwa banyak

keuntungan yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas atau kegiatan

menulis tersebut, antara lain: (1) Dengan menulis kita dapat lebih

mengenali kemampuan dan potensi diri kita, (2) Melalui kegiatan menulis

kita mengembangkan berbagai gagasan, (3) Kegiatan menulis memaksa

kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi

sehubungan dengan topik yang kita tulis, (4) Menulis berarti

mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya

secara tersurat, (5) Melalui tulisan, kita akan dapat meninjau serta menilai

Page 5: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

gagasan kita sendiri secara lebih objektif, (6) Dengan menulis di atas

kertas,kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, (7) Tugas

menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif, (8)

Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta

berbahasa secara tertib (Harry, 2010).

Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana

menulis di lembaga pendidikan dasar atau menengah. Banyak persyaratan

yang harus dipenuhi. Tulisan yang baik memiliki beberapa ciri,

diantaranya bermakna, jelas/ lugas, merupakan kesatuan yang bulat,

singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu

tulisan yang baik harus bersifat komunikatif (Harry, 2010).

Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas,

maka dituntut beberapa kemampuan sekaligus. Agar dapat menulis

karangan misalnya, kita harus memilki pengetahuan tentang apa yang akan

ditulis. Disamping itu kita harus mengetahui bagaimana menuliskannya.

Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang

kedua menyangkut aspek - aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Baik

isi karangan, aspek kebahasaan, maupun teknik penulisan berkaitan erat

dengan gagasan pikiran (Harry, 2010).

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada

prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik

persyaratan utamanya harus memenuhi persyaratan gramatikal. Hal

tersebut berarti bahwa kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut Subarti Akhadiah dkk

(1988) meliputi: (1) Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat, (2) Aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, (3) Cara

memilih kata dalam kalimat (diksi) (Harry, 2010).

Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan

sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat minimal harus memiliki

subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan

aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang

Page 6: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat,

sehingga kalimat menjadi jelas maknanya (Harry, 2010).

Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain

secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah

kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan

kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat

pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah

disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan

penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai diharapkan pembaca akan

tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya oleh apa yang

disampaikan oleh penulis (Harry, 2010).

Sesuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui tentang

pengertian serta kriteria-kriteria kalimat efektif,dan hal-hal lainnya yang

berkaitan dengan penggunaan kalimat efektif dalam penulisan Tulisan

Ilmiah, melalui penulisan makalah,yang berjudul ”Penggunaan Kalimat

Efektif dalam Tulisan Ilmiah”.

B. RUMUSAN MASALAH

Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis

bahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2. Apa sajakah kriteria kalimat efektif?

3. Bagaimanakah contoh kalimat yang tidak efektif dan kalimat yang

efektif?

4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan suatu

kalimat?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah

1. Mengetahui dan memahami definisi kalimat efektif.

Page 7: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

2. Mengetahui dan memahami kriteria kalimat efektif dalam penulisan

tulisan ilmiah.

3. Menngetahui, memahami, dan dapat membedakan contoh-contoh

kalimat yang tidak efektif dan contoh kalimat yang efektif.

4. Mengetahui dan memahami faktor penyebab ketidakefektifan suatu

kalimat

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Bab I (pendahuluan) meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

dan sistematika penulisan.

Bab II (tinjauan pustaka) meliputi definisi kalimat efektif, karakteristik

kalimat efektif, dan faktor penyebab ketidakefektifan kalimat.

Bab III (penutup) berisi kesimpulan dan saran.

Page 8: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkap maksud

penutur atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh

pendengar atau pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran

kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara

penulis atau penutur dan pembaca/pendengar (Finoza, 2001 : 172).

Sedangkan definisi kalimat efektif menurut J.S Badudu, kalimat

efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan

oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami

oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang

dirasakan dan dipikirkan oleh si penutur (atau si penulis) itu. (Badudu, 1995 :

188).

Tulisan yang efektif harus mengandung unsur- unsur singkat, jelas,

tepat, aliran logika lancar, serta koheren. Singkat dalam arti tidak perlu

menambahkan hal-hal di luar pokok tulisan , serta tidak mengulang-ulang hal

yang sudah dijelaskan (redundant). Jelas, kejelasan (Clarity) dalam arti tidak

mempunyai arti ganda (ambiguous), serta tepat (precise) dalam arti pemilihan

kosa kata harus tepat menggambarkan apa yang dimaksudkan penulis. Aliran

logika (logical flow) lancar dalam arti paparan ide pokok didukung oleh

penjelasan dan kesimpulan. Dalam hal ini, ide-ide pokok harus saling

berkaitan mendukung ide utama sehingga seluruh bagian tulisan merupakan

kesatuan yang saliong berhubungan atau bertautan (coherence) (Indriati,

2002 : 34).

Page 9: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

Menulis secara efektif tidak mudah karena pengarang harus

berpikir kritis untuk menyampaikan gagasannya. Howard dan Barton (1986)

menyebutkan bahwa menulis pada dasarnya adalah kegiatan berpikir selain

berkomunikasi. Howard dan Barton menulis adalah :

1. Kegiatan simbolik yang membuahkan makna

2. Bagaikan kegiatan diatas pentas untuk menyampaikan makna kepada

orang lain.

3. Cara untuk mengekspresikan diri dan alat untuk berkomunikasi

dengan orang lain (Indriati, 2002 : 34).

Menurut Jauhari dalam bukunya yang berjudul Penulisan Karya

Ilmiah, kalimat efektif adalah kalimat yang bisa menyampaikan pesan secara

tepat. Dengan kalimat efektif, pesan yang hendak disampaikan kepada

pembaca akan diterima secara tepat. Kalimat efektif terhindar dari makna yang

ambigu, penghamburan kata, kesalahan kata bahasa, ketidaklogisan makna,

kerancuan, dan pengaruh bahasa lain.

Dalam karya ilmiah kalimat efektif adalah ragam baku yang merupakan syarat

keilmiahan. hal ini tersebut karena sesuatu itu bisa menjadi ilmu apabila

diteliti dan menggunakan metodologi dan ditulis secara sistematis dengan

mengguanakan bahasa ragam baku (Jauhari, 2009 : 97).

Dalam penyusunan karya atau tulisan ilmiah kalimat yang

digunakan dalam karangan ilmiah harus mengandung makna yang lugas dan

logis serta efektif dalam penyusunan strukturnya. (Finoza, 2001 : 170)

Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat

mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia

dapat ,mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan

pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat efektif memiliki

kemampuan dan tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada

pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan

pembicara atau penulis. Disamping itu kalimat yang efektif selalu tetap

berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam

pikiran pembaca atau pendengar.

Page 10: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

Jadi yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang

memenuhi syarat-syarat berikut :

1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau

penulis.

2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran

pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau

penulis (Keraf, 2004 : 40).

B. KARAKTERISTIK KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/ pembicara secara

pas dan jitu sehingga pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut

dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/

pembicara.

Untuk dapat mencapai keefektifitasan tersebut, kalimat efektif

harus memenuhi karakteristik yakni kalimat harus memenuhi syarat

kelengkapan, kelogisan, kesepadanan, kesatuan, dan kehematan.

1. Kelengkapan

Syarat kelengkapan ditandai oleh penggunaan kaidah tata bahasa yang

sekurang - kurangnya terdiri atas unsur subjek dan predikat. Kalimat yang

tidak bersubjek umumnya terjadi karena penggunaan kata depan pada awal

kalimat.

Contoh:

Dari hasil penelitian di lapangan membuktikan bahwa angka mortalitas

tinggi.

Kata depan dari yang terletak pada awal kalimat itu dapat menghilangkan

gagasan yang ingin disampaikan penulis. Dengan adanya kata depan

itu,subjek kalimat itu berubah fungsi menjadi keterangan. Dengan

demikian, kalimat tersebut tidak memiliki subjek, padahal dalam kalimat

aktif kehadiran fungsi subjek sangatlah wajib. Ketidakhadiran subjek

Page 11: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

dalam kalimat pasif dapat menyebabkan tidak jelasnya informasi yang

diberikan suatu kalimat. Oleh karena itu, agar menjadi efektif, kata depan

tersebut harus dihilangkan. Kalimat itu seharusnya ditulis Hasil penelitian

di lapangan membuktikan bahwa angka mortalitas tinggi.

Perbaikan dengan cara lain dapat juga dilakukan, yaitu dengan tetap

mempertahankan kata depan dari, tetapi predikat aktif membuktikan harus

diubah menjadi pasif, yakni menjadi Dari hasil penelitian di lapangan

terbukti bahwa angka...Kehadiran subjek dalam kalimat pasif tidak wajib.

Ketidaklengkapan unsur kalimat dapat pula disebabkan oleh pemisahan

kalimat yang tidak tepat. Hal ini, misalnya, ditandai oleh kalimat yang

diawali kata karena atau sehingga. Kalimat seperti itu bukan kalimat

efektif karena kedua kata itu merupakan penghubung intrakalimat atau

berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian dalam sebuah kalimat dan

bukan antarkalimat. Sebagai bagian kalimat, unsur yang diawali kata

penghubung itu tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Sebaliknya

unsur yang disebut anak kalimat itu selalu tergabung dengan bagian

kalimat yang lain yang merupakan induk kalimatnya. Oleh karena itu,

bagian kalimat tersebut harus ditulis serangkai dengan bagian kalimat

yang lain.

Contoh :

Penelitian ini belum dapat dilaksanakan. Karena dana yang diusulkan

belum turun .

Kalimat tersebut tidak efektif. Untuk mengefektifkannya,kalimat tersebut

harus diubah menjadi Penelitian ini belum dapat dilaksanakan karena

dana yang diusulkan belum turun (Kosasih, 2009 : 88).

2. Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam

sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek

atau menggabungkan lebih dari satu unsur pilihan, bahkan dapat

Page 12: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

mempertentangkan unsur pilihan yang satu dan yang lainnya asalkan ide

atau gagasan kalimatnya satu. Artinya, dalam setiap kalimat hanya ada

satu maksud utama penulis/ pembicara, dan maksud itu harus dapat

dikenali dan dipahami oleh pembaca/ pendengar.

Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:

Berdasarkan agenda sekretaris manager personalia akan memberi

pengarahan kepada pegawai baru. (Tidak jelas siapa yang memberi

pengarahan).

Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:

a) Berdasarkan agenda, sekretaris manager personalia akan

memberi pengarahan kepada pegawai baru.

b) Berdasarkan agenda sekretaris, manager personalia akan

memberi pengarahan kepada pegawai baru (Finoza, 2001 :

173).

Contoh lainnya adalah sebagai berikut :

Kita pengemban amanat penderitaan rakyat harus selalu mengupayakan

kesejahteraan bangsa ini, baik jasmani maupun rohani.

Agar efektif, kalimat itu harus diubah menjadi dua kalimat berikut ini.

a) Kita adalah pengemban amanat penderitaan rakyat.

b) Oleh karena itu, kita harus selalu mengupayakan

kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani rohani (Kosasih, 2009

: 90).

3. Kepaduan (koherensi)

Yang dimaksud dengan koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu

antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk

kalimat adalah kata, frasa, kalusa, tanda baca, dan fungsi sintaksi (S-P-O-

pel-kel).

Contoh kalimat yang tidak koheren:

Page 13: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

a. Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin

mengemudi. (tidak mempunyai subjek atau subjeknya tidak jelas).

b. Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur

S-P-O tidak berkaitan erat).

Contoh kalimat yang koheren:

a. Setiap pengemudi mobil harus memilki surat izin mengemudi.

b. Para petani mendapat keterngan tentang kelangkaan pupuk (Finoza,

2001 : 173).

4. Keparalelan

Yang dimaksud dengan kepararelan/ kesejajaran adalah terdapatnya unsur-

unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang

dipakai didalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah penelitian jika unsur

pertama menggunakan verba, kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika

unsur pertama berbentuk nomina, unsur berikutnya juga harus berbentuk

nomina.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah:

a. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat

katalog, dan buku-buku diberi label.

b. Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:

a. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan

katalog, dan pelabelan buku.

b. Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan

terimakasih (Finoza, 2001 : 173).

Contoh lainnya adalah sebagai berikut.

Usulan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum

menyetujuinya. Ketidaksejajaran atau ketidaksepadanan kalimat tersebut

tampak pada pemakaian kedua predikatnya: diajukan dan menyetujuinya.

Yang satu bermakna pasif dan yang lainnya bermakna aktif. Untuk

Page 14: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

menyejajarkannya,predikat-predikat itu harus dibuat semakna: pasif semua

atau aktif semua. Apabila predikat-predikat itu dijadikan pasif, kalimat

yang benar adalah Usulan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi

belum disetujui oleh kepala proyek. Sementara itu,apabila predikat-

predikat itu dijadikan aktif, kalimat yang benar adalah Kami sudah lama

mengajukan usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek belum menyetujui.

(Kosasih, 2009 : 90)

5. Ketepatan

Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan

pemakain unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta

pengertian yang bulat dan pasti. Diantara semua unsur yang berperan

dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan

terpenting.Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi perlu diingat

ada kalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu

ideom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang

bulat dan pasti. Dalam praktik di lapangan baik dalam wacana lisan

maupun wacana tulis banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah

ketepatan pemakaian unsur pembentuk kalimat. Akibatnya kalimat yang

dihasilkan pun tidak berkualitas.

Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatiakan faktor ketepatan:

a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga

petang. (salah dalam pemakaian kata “sehingga”).

b. Manager saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan

dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia....(salah

memakai frasa “namun demikian”).

Contoh penulisan kalimat yang memperhatiakan faktor ketepatan:

a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai

petang.

Page 15: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

b. Manager saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dangan

dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian,dia...

(Finoza, 2001 : 174).

6. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan adalah adanya upaya menghindari

pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-

kata mubazir, tidak mengulang subjek, tidak menjamakkan kata yang

memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan

menjadi padat berisi.

Contoh kalimat yang tidak hemat kata :

a. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri, mahasiswa itu

belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore.

b. Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik Anda

harus belajar dengan sungguh-sungguh.

Contoh kalimat yang hemat kata :

a. Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.

b. Anda harus sungguh-sungguh belajar supaya mendapat nilai yang

baik (Finoza, 2001 : 174).

Beberapa upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat dapat dilakukan

dengan cara-cara berikut.

1) Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan

Tidak efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan

produktif karena mereka merasa dihargai

pemimpinnya.

Efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan

produktif karena merasa dihargai pemimpinnya.

2) Menghindarkan penggunaan hipernim dan hiponimnya secara

bersama-sama

Page 16: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

Tidak efektif : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan gradiol sangat

disukainya.

Efektif : Mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.

3) Menjauhi pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu

Tidak efektif : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita ikut

memberikan dasar dan arah daripada politik kita

yang bebas dan aktif.

Efektif : Sejarah perjuangan bangsa kita ikut memberikan

dasar dan arah politik kita yang bebas dan aktif.

4) Menghindar pemakaian kata yang tidak perlu

Tidak efektif : Di dekat kantor tempat mendaftarkan tanah

diketemukan sebuah peti tempat menyimpan uang

dan sebuah kopor yang terbuat dari kulit.

Efektif : Di dekat kantor pendaftaran tanah ditemukan

sebuah peti uang dan sebuah kopor kulit.

5) Menghindari bentuk klausa yang ber-bahwa bila bentuk frasanya sudah

memadai

Tidak efektif : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat

disangsikan lagi.

Efektif : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan

lagi.

6) Menghilangkan pleonasme

Tidak efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00 dini hari

dalam keadaan mabuk.

Efektif : 1) Suaminya sering pulang pukul 03.00 dalam

keadaan mabuk.

2) Suaminya sering pulang dini hari dalam

keadaan mabuk.

Tidak efektif : Ia mempunyai koleksi buku-buku langka.

Efektif : Ia mempunyai koleksi buku langka (Kosasih, 2009

: 90).

Page 17: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

7. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang

logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir

yang sistematis (runtut/ teratur dalam perhitungan angka dan penomoran).

Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula

pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika

maknanya lemah dari segi logika berbahasa.

Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :

a. Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. ( waktu

dan tempat tidak perlu dipersilakan)

b. Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini

tepat pada waktunya. (berarti “modal” untuk menyelesaikan makalah

cukuplah ucapan syukur kepada Tuhan) (Finoza, 2001 : 172).

Contoh-contoh lainnya adalah sebagai berikut :

Contoh 1

Dewan Keamanan PBB mengecam keras atas terjadinya pembunuhan 21

keluarga Palestina yang tewas dan 200 lainnya yang luka-luka.

Dalam memahami makna kalimat seperti itu pembaca dituntut untuk

berpikir keras. Bagaimana menghubungkan pembunuhan dengan warga

yang tewas dan yang luka-luka? Berdasarkan logika yang sehat, tidak

mungkin suatu pembunuhan dilakukan terhadap orang yang sudah tewas.

Jika pembunuhan itu dilakukan terhadap orang yang luka-luka, hal itu

masih mungkin. Kesalahan semacam itu mungkin tidak disadari oleh

penulis. Agar menjadi logis, kalimat itu harus diperbaiki menjadi Dewan

Keamanan PBB mengecam keras atas peristiwa yang mengakibatkan 21

warga Palestina tewas dan 200 luka-luka.

Contoh 2

Page 18: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

“Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perpanjangan waktu

sampai adu penalti karena sistem penerangan stadion Klabat yang terlalu

terang.”

Perhatikan bagian akhir kalimat sesudah kata karena. Yang tidak terlalu

terang itu sistem penerangankah atau penerangan itu sendiri? Yang tidak

terlalu terang tentunya adalah penerangannya, yaitu lampu-lampu di

stadion, bukan sistemnya. Jadi, terlihat bahwa nama penulis tidak

terungkapkan secara baik. Oleh karena itu, bagian kalimat itu harus diubah

menjadi

a) ...sistem penerangan di Stadion Klabat itu kurang baik;atau

b) ...lampu-lampu di Staidion Klabat itu kurang terang. (Kosasih, 2009 :

89)

C. FAKTOR PENYEBAB KETIDAKEFEKTIFAN

Beberapa faktor penyebab ketidakefektifan kalimat adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan tata bahasa

Kesalahan tata bahasa dapat menyebabkan kalimat tidak efektif.

Kesalahan tersebut sering tidak disadari akibat pengaruh gramatikal

bahasa lain, baik bahasa ibu, bahasa daerah lain maupun bahasa asing.

Beberapa contoh kalimat tidak efektif akibat kesalahan tata bahasa.

a. Demikian surat pemberitahuan ini, atas perhatiannya, saya ucapkan

terima kasih.

b. Dia mengalami kecelakaan ketiga kalinya.

Pada kalimat a kata ganti nya mengacu pada orang ketiga, sedangkan yang

disurati orang kedua maka seharusnya langsung saja pemakai nama

panggilan yang disurati (Bapak/ Ibu/ Saudara dll)

Pada kalimat b kata ketiga kalinya tidak sesuai dengan struktur bahasa

Indonesia (Yang benar kata kali ketiganya)

Kalimat-kalimat diatas harusnya

Page 19: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

a. Demikian surat pemberitahuan ini atas perhatian Bapak/ Ibu/ Saudara,

saya ucapkan terima kasih

b. Dia mengalami kecelakaan kali ketiganya (Jauhari, 2009 : 99).

2. Ketaksaan Kalimat

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan secara

cepat dan akurat. Agar sebuah kalimat itu efektif dalam menyampaikan

pesannya, harus terhindar dari ketaksaan atau keambiguan, artinya

kalimat itu tidak memiliki makna ganda. Kalimat yang bermakna ganda

dapat membingungkan pendengar atau pembaca. Beberapa contoh

kalimat taksa atau ambigu :

a. Kucing makan tikus mati

b. Istri dokter baru

c. Pelantikan presiden RI yang baru dilaksanakan di Istana Bogor

Pada kalimat a tidak jelas apa yang mati. Dengan kalimat demikian bisa

kucing yang mati atau tikus yang mati. Kalau yang dimaksud tikus yang

mati, diantara subjek dan predikat harus terdapat tanda pisah (-) atau kata

penghubung yang sebelum kata keterangan. Kalimat b kalau dimaksud

yang barunya itu istri dokter, diantara subjek dan predikat harus ada tanda

pisah (-) atau kata penghubung yang sebelum kata keterangan. Kalimat c

kalau dimaksud yang barunya presiden bukan RI harus ada tanda pisah (-)

diantara kata presiden dan RI atau kata keterangan baru diletakkan

setelah kata presiden. Kalimat-kalimat diatas harusnya :

a kucing – makan tikus mati/ kucing makan tikus yang mati

b. Istri dokter – baru/ istri dokter yang baru

c. Pelantikan presiden – RI yang baru dilaksanakan di Istana Bogor/

Pelantikan presiden baru RI dilaksanakan di Istana Bogor (Jauhari,

2009 : 99).

3. Ketidakhematan kata

Page 20: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

Kata hemat atau efisien biasanya berpasangan dengan kata efektif. Kalimat

yang tidak hemat dalam penggunaaan kata tidak akan dapat

menyampaikan pesan dengan efektif. Kalau pesan bisa disampaikan

dengan menggunakan tiga atau empat kata mengapa harus menggunakan

lima atau enam kata? Akhirnya kalimat itu menjadi tidak efektif dan

penyampaian pesan pun tidak akurat. Perhatikan contoh kalimat yang tidak

menghemat kata:

Keinginan daripada Dewan Perwakilan Rakyat sekarang tidak selaras

dengan keinginan rakyatnya.

Pada kalimat ini kata daripada tidak diperlukan karena merusak tatanan

kalimat. Kalimat ini seharusnya adalah Keinginan Dewan Perwakilan

Rakyat sekarang tidak selaas dengan keinginan rakyatnya (Jauhari,

2009 : 99).

4. Kerancuan Kalimat

Kerancuan kalimat adalah kalimat yang strukturnya kacau tidak sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia. Kalimat yang rancu tidak akan bisa

menyampaikan pesan secara akurat seperti kalimat efektif.

Contoh :

Mereka sedang akan merayakan akan kemenanganya. Kalimat ini

merupakan kalimat aktif maka setelah predikat tidak perlu ada kata

akan karena predikat aktif harus langsung diikuti objek. Kalimat ini

seharusnya Mereka sedang merayakan kemenangannya (Jauhari,

2009 : 99)

5. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah

Setiap bahasa mempunyai kaidah masing-masing. Kaidah bahasa yang

satu tidak bisa digunakan pada bahasa yang lain. Karena kaidah

merupakan salah satu komponen bahasa yang membedakannya dengan

bahasa lain. Akan tetapi, secara tidak disadari atau karena ketidaktauan,

baik bahasa asing maupun bahasa daerah sering memengaruhi Bahasa

Page 21: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut, bukan hanya pada kosa kata tetapi

juga pada tata bahasa.

Contoh :

Siapa yang ngerawat anak-anak korban bencana alam?

Pada kata ngerawat ini dipengaruhi oleh bahasa sunda. Bahasa

Indonesia yang benar adalah merawat (Jauhari, 2009 : 99).

Page 22: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau

gagasan yang disampaikan oleh penutur atau penulis sehingga dapat dipahami

dan dimengerti oleh orang lain (pembaca/ pendengar).

Jadi yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang

memenuhi syarat-syarat berikut :

1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau

penulis.

2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran

pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau

penulis

Untuk dapat mencapai keefektifitasan tersebut,kalimat efektif harus

memenuhi karakteristik yakni kalimat harus memenuhi syarat kelengkapan,

kelogisan, kesepadanan, kesatuan, dan kehematan.

Beberapa faktor penyebab keetidakefektifan kalimat adalah sebagai

berikut :

1. Kesalahan tata bahasa

2. Ketaksaan kalimat

3. Ketidakhematan kata

4. Kerancuan kalimat

5. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah

B. SARAN

Page 23: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

1. Bagi Mahasiswi Kebidanan

Supaya mahasiswi kebidanan menerapkan kalimat efektif dalam

komunikasi dan penulisan tulisan ilmiah.

2. Bagi Dosen

a. Supaya dapat memberikan pelatihan kepada mahasiswa agar

mahasiswa mampu menggunakan kalimat efektif dalam tulisan

ilmiah.

b. Supaya dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk memperbaiki penyusunan makalah yang akan

datang.

Page 24: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S . 1995 . Inilah Bahasa Indonesia yang benar IV . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Finoza, Lamudin . 2001 . Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa . Jakarta : Diksi Insan Muliah

Harry. 2010 . “Kalimat Efektif” dalam http://harrysprincenata.wordpress.com/ diakses 7 Maret 2011

Indriati, Etty . 2002 . Menulis Karya Ilmiah . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Jauhari, Heri . 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah . Bandung : CV Pustaka Setia

Keraf, Gorys . 2004 . Komposisi . Ende Flores : Nusa Indah

Kosasih, Yoce A Darma . 2009 . Menulis Karangan Ilmiah . Jakarta : Nobel Edumedia

Page 25: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

SOAL- SOAL DISKUSI MATERI KALIMAT EFEKTIF DALAM TULISAN

ILMIAH

1. Di bawah ini yang bukan merupakan karakteristik dari kalimat efektif

adalah …

a. Kelogisan

b. Kehematan

c. Ketepatan

d. Kesejajaran

e. Kerapian

2. Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat kami persilakan untuk..

Kalimat di atas terasa rancu. Cara perbaikannya adalah…..

a. Kata kepada dihilangkan.

b. Kata waktu dan tempat dihilangkan.

c. Kata Bapak dihilangkan.

d. Kata kepada diganti dengan untuk

e. Kata persilakan diganti haturkan.

3. Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat disangsikan lagi.

Bentuk efektif dari kalimat tersebut adalah..

a. Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak dapat disangsikan lagi.

b. Bahwa kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan.

c. Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan lagi.

d. Kejujuran dan kesetiaan dari mereka tidak dapat disangsikan lagi.

e. Kejujuran dan kesetiaan mereka dari mereka tidak disangsikan lagi.

Page 26: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

4. Salah satu faktor penyebab ketidakefektifan kalimat adalah

ketidakhematan bahasa, seperti kalimat berikut ini: pelayanan kesehatan

untuk ibu hamil yang mana ada di daerah desa Kaligede perlu

ditingkatkan. Bentuk kalimat efektif dari kalimat tersebut adalah…

a. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil yang ada di daerah desa Kaligede

perlu ditingkatkan.

b. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil yang mana ada di desa Kaligede

perlu ditingkatkan.

c. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil di daerah desa kaligede perlu

ditingatkan.

d. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil di desa Kaligede perlu

ditingkatkan.

e. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil yang mana di daerah desa

Kaligede perlu ditingkatkan.

5. Dia mengalami kecelakaan ketiga kalinya.

Kalimat di atas kurang tepat, yang benar adalah..

a. Dia mengalami kecelakaan yang ketiga kalinya.

b. Dia mengalami kecelakaan sudah yang ketiga kalinya.

c. Dia mengalami kecelakaan kali ketiganya.

d. Dia mengalami kecelakaan untuk yang ketigakalinya.

e. Dia mengalami kecelakaan yang kaliketiganya.

Essay..

Sebutkan dan jelaskan faktor penyebab ketidakefektifan kalimat !

Page 27: PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

(Kunci jawaban adalah yang dicetak tebal)