kalimat yang efektif

Upload: jimojiro

Post on 19-Jul-2015

206 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

TUGAS RESUME dengan MATERI KALIMAT EFEKTIF CATATAN KAKI BIBLIOGRAFI

DISUSUN OLEH : TAUFIK EKO SETIAWAN ISWANTO AGUS SALIM NIM : 113511101 NIM : 113511100 NIM : 113511099

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA DOSEN PENGAMPU : Drs. DJOKO WIDAGDO, M.Pd

PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI S1 IAIN WALISONGO SEMARANG

2012BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menjalankan tugas pokok meresume dan untuk memahami kemampuan dalam penulisan artikel , skripsi dan penulisan lainnya yang berhubungan dengan cara pengutipan sumber dan struktur bahasa yang sesuai dengan kaidah kaidah yang benar, yang meliputi kalimat efektif, catatan kaki dan bibliogarfi B. Tujuan Tujuan resume ini yang paling utama untuk melaksanakan tugas pokok mata kuliah Bahasa Indonesia disamping itu untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga bermanfaat bagi kita semua, Khususnya manfaat jangka pendek dan jangka panjang yaitu dalam hal penulisan tugas makalah , skripsi, tesis dan disertasi yang sesuai dengan kaidah. C. Metode Penulisan Penulis mempergunakan metode resume buku bahasa Indonesia dengan judul KOMPOSISI karangan Prof. Dr. Gorys Keraf yang merupakan satu satunya sumber dan Bahan masukan dalam penyusunan resume ini.

2

BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang tersusun dan menuangkan gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Dalam berkomunikasi setiap hari , kita memerlukan bahasa sebagai medium , karena memberikan kemungkinan yang sangat luas jika dibandingkan dengan cara cara lain misalnya dengan gerak , isyarat, bendera, panji dan asap. Bahasa sebagai medium komunikasi hanya bermanfaat jika dikuasai oleh mereka yang menggunakannya dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi hendaknya mempergunakan kalimat dengan bahasa yang dapat dirasakan, mudah ditangkap dan dipahamai. Bila suatu kalimat sudah memiliki kemampunan tersebut maka disebut kalimat efektif. Kalimat efektif dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang dan menarik perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan , disamping itu selalu tetap berusaha agar gagasan pokok mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca dan pendengar . ( Gorys keraf 2001 : 36 ) Syarat syarat kalimat efektif: 1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan. 2. Sanggup memberikan gagasan yang sama dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembaca atau penulis. Disamping itu kalimat efektif harus memenuhi gagasan : 1. Kesatuan gagasan Setiap kalimat harus memperlihatkan kesatuan gagasan dan mengandung satu ide pokok,tidak boleh diadakan perubahan dari satu gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak ada hubugannya atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali karena akan merusak kesatuan pikiran . Kesatuan gagasan jangan pula diartikan suatu ide tunggal karena kesatuan gagasan terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subyek, predikat dan obyek, dan dapat 3

berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan , kesatuan pilihan dan kesatuan yang mengandung pertentangan. Berikut ini contoh contoh kesatuan gagasan : 1. Yang jelas kesatuan gagasannya Semua penduduk desa itu mendapat penjelasan mengenai Rencana Pembangunan Lima Tahun ( Kesatuan Gagasan Tunggal ) Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu , tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu ( Kesatuan Pertentangan ) Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu ( Kesatuan Gabungan ) 2. Yang tidak jelas kesatuan gagasannya Di rumah-rumah sakit penuh sesak penderita penderita atom yang belum mati. Kalimat diatas tidak jelas kesatuan gagasannya karena kedudukan subyek atau predikat tidak jelas dan penggunaan kata ulang yang kabur sehingga pemahaman kalimat tidak efektif , kata ulang di rumah rumah seharusnya di rumah dan penderita penderita harusnya penderita. 2. Koherensi yang baik dan kompak Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur unsur ( kata atau kelompok kata ) yang membentuk kalimat itu. Berikut ini contoh kalimat yang merusak koherensi a. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola Kalimat. Kalimat yang tidak baik : Adik saya yang paling kecil memukul anjing dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing. Kalimat yang baik : Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi dengan sekuat tenaganya. b. Kepaduan sebuah kalimat akan rusak karena salah mempergunakan kata depan , kata penghubung dan penampakan keterangan aspek yang tidak sesuai. Kalimat salah : 4

Membahayakan bagi negara Kalimat benar : Membahayakan negara Penggunaan kata bagi tidak perlu dicantumkan karena dalam kalimat tersebut sudah jelas menunjukkan keterangan c. Merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih atau hakekatnya mengandung kontradiksi contoh : Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah. d. Penempatan keterangan aspek ( sudah, telah , akan , belum ) pada kata kerja tanggap contoh : Buku itu saya sudah baca hingga tamat ( salah ) Sudah saya baca buku itu hingga tamat ( benar ) 3. Penekanan Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan / harus lebih ditonjolkan dari unsur unsur yang lain. Cara yang digunakan untuk memberikan penekanan baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan a. Merubah rubah posisi dalam kalimat. Prinsipnya yaitu dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat Kami berharap pada kesempatan lain dapat membicarakan lagi soal ini Kalimat diatas menunjukkan kata yang dipentingkan yaitu kami ( berharap) b. Mempergunakan repetisi Repetisi merupakan pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam sebuah kalimat Contoh : Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan para pejuang c. Pertentangan Untuk menekan suatu gagasan Contoh : Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur. d. Partikel penekanan 5

Partikel digunakan untuk menonjolkan kata atau ide dalam sebuah kalimat . Partikel terdiri dari : lah, pun , kah ( imbuhan ) Contoh : Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam hal itu. Kamipun turut dalam kegiatan itu. 4. Variasi Menganeka ragamkan bentuk bentuk bahasa agar tetap terpelihaa minat dan perhatian orang. Macam macam variasi a. variasi sinonim kata Penjelasan penjelasan yang berbentuk sinonim kata namun tidak merubah isi dari amanat yang disampaikan Contoh: Seribu puspa ditaman bunga seribu wangi menyebar cita ( BKI ) b. variasi panjang pendeknya kalimat Mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta dapat memberikan tekanan pada bagian bagian yang diinginkan. Contoh : Saudara J.U Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi , pada malam lebaran tidak ada bulan.Sebenarnya tak perlu kita bawa logika puisi untuk menolak puisi tersebut. Kalimat pertam mengandung 23 kata dan kalimat kedua mengandung 11 kata c. variasi penggunakan bentuk me dan di contoh: Seorang ahli inngris yang duduk dalam Team Penelitian dan Pembangunan Pelabuhan di Indonesia mengemukakan bahwa di daerah luar tetapi tipis penduduknya serta kurang aktivitas seyogyanya tidak dibangun pelabuhan samudra. d. variasi dengan merubah posisi dalam kalimat contoh: Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat twin otter yang harganya tiga kalli lebih mahal mdari harga dakota , karena beberapa daerah yang ekonominya

6

keunggulannya ( pergunakan MNA ; Pesawat Twin Otter ; harganya tiga kali lebih mahal ; karena beberapa keunggulannya ). 5. Paralelisme Kesejajaran bentuk untuk memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan Contoh: Kalimat yang salah : Reorganisasi administrasi departemen departemen menghentikan pemborosan dan penyelewengan , serta mobilisasi potensi potensi nasional merupakan masalah masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita Kalimat yang baik : Mereorganisasi administrasi departemen departemen menghentikan pemborosan dan penyelewengan , serta memobilisir potensi potensi nasional merupakan masalah masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita. ( semuanya kata kerja ) 6. Penalaran atau logika Contoh : Dia mengatakan baru saja bahwa ia telah lulus tetapi anjing itu tidak mau mengikuti pemburu itu. Tiap bagian klausa dapat dimengerti namun penyatuannya tidak masuk akal. Hal dasar tentang proses berpikir logis : A. Definisi ( bahasan ) 1) definisi merupakan sinonim kata Pembatasan pengertian sebuah kata dengan memberikan sinonim atau kata kata yang bersamaan artinya dengan kata yang dijelaskan Contoh : membatasi pengertian kemerdekaan dan kebebasan 2) definisi berdasarkan definisi etimologi ( asal usul kata ) Istilah tidak hanya mengandung pengertian sekarang saja Contoh : Bahaya berasal dari kata sanskerta bhaya, n. yang berarti ketakutan , kedahsyatan , kecemasan ; sesuatu yang mendatangkan bencana , kecelakaan , kesengsaraan dsb. Kata bhaya sendiri lebih jauh berakar pada kata bhi yang 7 mempetahankan bagian yang sederajat

berarti takut .Pada waktu kata bhaya di terima dalam bahasa melayu terjadilah penyisipan bunyi /a / antara / b/ dan /h/ sehingga menjadi kata bahaya . gejala semacam ini tampak pula pada kata bahasa ( dari kata sanskerta bhasa ), bahagia ( dari kata sanskerta bhagya ) dsb. 3) definisi formal atau riil ( definisi logis ) Membatasi pengertian suatu istilah dengan membedakan genusnya dan mengadakan diferensiasinya. Contoh menurut klasifikasi Pokok 1. gergaji 2. bis bis adalah adalah adalah Kelas / genus semacam alat pemotong semacam alat pengangkutan ( lebih kabur ) semacam alat pengangkutan darat beroda ( lebih jelas ) Contoh menurut definisi ( ciri ciri ) Pokok 1. gergaji Kelas / genus merupakan alat pemotong Diferensiasi dengan daun dari lembaran baja yang tipis dengan suatu garis gerigi pada salah satu atau kedua tepinya 2. bis merupakan alat pengangkut yang digunakn untuk pengangkutanan darat beroda umum dan bisa memuat sekitar 20 -50 orang Syarat syarat definisi formal baik (a) kata yang didefinisikan dan bagian yang mendefinisikan harus bersifat paralel. Harus menghindari kata kata : dimana, bila atau kalau. Kalimat yang salah : Rumah adalah dimana orang orang tinggal Kalimat yang benar : Rumah adalah tempat tinggal manusia yang dibuat .... (b)kata yang didefinisikan tidak boleh menjadi bagian dari yang didefinisikan dan tidak boleh mempergunakan sinonimnya Kalimat yang salah: Cepat adalah berlakunya langkah atau gerak yang lekas lekas. 8

Kalimat yang benar : Cepat adalah suatu gerak yang terjadi didalam suatu waktu yang singkat. (c) yang didefinisikan harus sama nilainya ( ekuivalen ) dengan bagian yang didefinisikan. Hamba adalah seorang manusia Kalimat yang benar : Hamba adalah manusia milik orang lain (d) bagian yang didefinisikan tidak boleh bersifat negatif Contoh : Piyama adalah pakaian yang tidak boleh dipakai untuk resepai. 4) Definisi luas Perluasan yang harus memberikan ilustrasi dengan membuat perbandingan dari suatu definisi formal sebagai dasar * Generalisasi Suatu pernyataan yang menyatakan bahwa apa yang benar mengenai beberapa hal yang semacam adalah benar Contoh : Pengalaman pertama ketika sepotong besi dimasukkan dalam api ternyata volumenya membesar . Pengalaman selanjutnya dengan tembaga , aluminium, kuningan, emas dan perak memperlihatkan hal hal yang sama seperti besi yakni volumenya memuai Berhati hatilah menggunakan kata kata : selalu, tidak pernah, semua, tidak ada, benar dan salah. Generalisasi semacam itu disebut generalisasi luas . Sebuah generalisasi yang baik , sering kali berkurang nilainya karena pemakiana kata kata : selalu, tidak biasanya atau jarang. Contoh : Kalimat yang berlebihan : Orang orang yang biasa radikal pada masa mudanya selalu menjadi konservatif bila sudah memperoleh hata dan kekuasaan. Kalimat yang baik: Bahkan pemuda pemuda yang sangat radikal pun tampaknya akan menjadi konservaif bila sudah memperoleh harta dan kekuasaan pernah untuk menggantikan kata

9

BAB III CATATAN KAKI 1. Pengertian Catatan kaki merupakan keterangan keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan. Bila keterangan itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir keterangan maka disebut keterangan, Semua kutipan baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung harus dijelaskan mengenai sumber asalnya dengan catatan kaki. Hubungan antara catatan kaki dan teks biasanya dinyatakan dengan nomor penunjukan yang sama baik yang terdapat dalam teks maupun catatan kaki. Hubungan itu kadang kadang mempergunakan tanda asterik atau tanda bintang [*] dan kadang dengan tanda salib []. Bila pada halaman yang sama terdapat dua catatan kaki atau lebih maka digunakan satu tanda asterik atau salib untuk catatan yang pertama dan dua tanda untuk catatan yang kedua dan seterusnya. 2. Tujuan Pada dasarnya catatan kaki dibuat dengan maksud sebagai berikut: a. Menyusun Pembuktian Dalil atau pernyataan yang penting yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian pembuktian , sebab dalam catatan kaki dimaksudkan untuk menunjukkan sumber bahwa kebenran telah dibuktikan oleh orang lain. b. Menyatakan Utang Budi Penunjukan sumber pada catatan kaki dimaksudkan untuk menyatakan utang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. c. Menyampaikan keterangan tambahan Catatan kaki dimaksudkan untuk menyampaikan keterangan tambahan dengan tujuan memperkuat uraian diluar persoalan atau garis garis yang diperkenalkan oleh laju teks. Keterangan tambahan dapat berbentuk : (a). Inti atau sari sebuah fragmen yang dipinjam. (b). Uraian teknis, keterangan insedental atau materi yang memperjelas teks, informasi tambahan terhadap topik yang disebut dalam teks.

10

(c). Materi materi penjelas yang kurang penting, seperti perbaikan atau pandangan pandangan lain yang bertentangan. d. Merujuk bagian lain dari teks. Catatan kaki dapat digunakan untuk menyediakan referensi kepada bagian bagian lain dari tulisan. Untuk itu sering dijumpai singkatan singkatan seperti : cf. Atau conf. Yang berarti bandingkan dengan , ut supra yang berarti seperti diatas , infra yang berarti dibawah. 3. Prinsip membuat catatan kaki Dalam membuat catatan kakai ada beberapa hal yang harus diperhatikan : a. Hubungan antara keterangan pada catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan menggunakan nomor urut dan selalu di tempatkan agak keatas dari teks. b. Nomor urut penunjukan. Bila mempergunakan nomor urut, maka sebaiknya nomor urut itu berlaku untuk tiap bab, atau untuk seluruh karangan. Bila nomor urut penunjukan untuk tiap bab maka untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut 1 untuk catatan yang pertama, yang kemudian pengarang dan sumber yang pertama dilanjutkan dengan nomor urut berikutnya sampai pada akhir bab.Konsekuensi yang kedua nama kali disebut dalam satu bab, harus disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam bab mempergunakan singkatan Ibid, atau nama singkat pengarang dengan singkatan Op.cit. atau loc : cit. sebaliknya bila nomor penunjukan berlaku untuk seluruh karangan, maka penunjukan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk penyebutan yang atas sumber yang sama dalam Tanpa mempersoalkan pertama kali. Penunjukan berikutnya seluruh karangan mempergunakan singkatan setengah spasi

Ibid., atau nama singkatan pengarang di tambah singkatan op.cit.: atau loc.cit. apakah itu terdapat pada penyebutan yang pertama dalam bab yang berikutnya c. Teknik pembuatan catatan kaki Untuk sebuah naskah yang diketik, penempatan catatan kaki harus sesuai persyaratan persyaratan teknis tertentu. Syarat syarat tersebut : 1. harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki sehingga margin bawah tidak boleh lebih kecil dari 3 cm

11

2. sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis , mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan dengan huruf pika, atau 18 ketikan dengan huruf elite 3. dalam jarak 2 spasi dari garis tadi, ( jarak 5 7 ketikan dari margin kiri ) diketik nomor penunjukan 4. Sesudah nomor penunjukan , setengah spasi kebawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki 5. jarak antar baris dalam catatan kaki yaitu spasi rapat, sedangkan jarak antara catatan kaki pada halaman yang sama yaitu 2 spasi 6. baris kedua dari tiap catatan kaki dimulai dari margin kiri 4. Jenis catatan kaki Catatan terdiri dari dua bagian, yaitu angka penunjukan yang ditempatkan agak keatas setengah spasi dan isi dari catatan kaki akan memberi corak terhadap jenis atau macam catatan kaki. Jenis catatan kaki ada 3 yaitu : a. Penunjukan sumber ( referensi ) Catatan kaki menunjuk sumber tempat. Catatan kaki seperti itu disebut referensi. Referensi dibuat oleh penulis apabila : 1) mempergunakan kutipan langsung. 2) mempergunakan kutipan tidak langsung. 3) menjelaskan dengan kata kata sendiri apa yang telah dibaca. 4) meminjam sebuah tabel , peta atau diagram dari suatu sumber. 5) menyusun sebuah diagram berdasarkan data data yang diperoleh dari berbagai sumber. 6) menyajikan sebuah evidensi khusus yang tidak dianggap sebagai pengetahuan umum. 7) menunjuk kembali kepada bagian lain dari karangan itu. b. Catatan penjelas Dibuat untuk membatasi suatu pengertian atau menerangkan dan dan memberi komentar terhadap suatu pernyataan atau pendapat yang dimuat dalam teks.

12

c. Gabungan sumber dan penjelas Gabungan dari kedua macam catatan diatas menunjuk sumber yang dapat diperoleh bahan dalam teks dan memberi komentar atau penjelasan seperlunya tentang pendapat atau pernyataan yang dikutip. 5. Unsur unsur referensi Unsur unsur catatan kaki yang menyangkut referensi sama dengan materi bibliografi, perbedaannya terletak dalam penekanan. Disamping itu ada perbedaan yang cukup penting yaitu referensi selalu menampilkan nomor halaman.Konvensi konvensi yang berlaku pada catatan kaki a. Pengarang (1) Dicantumkan sesuai : gelar, nama kecil, nama keluarga. Misalnya : Prof. Dr. Muhammad Thalib (2) Bila terdapat lebih dari 2 pengarang maka semua nama pengarang dicantumkan, sebaliknya jika ada 4 nama pengarang atau lebih maka nama pertama yang dicantumkan, nama nama yang lain digantikan dengan singkatan et al ( et alii = dan lain lain ). (3) Penunjukan kepada sebuah kumpulan ditambah singkatan ed ( editor ) dibelakang nama penyunting atau penyunting terakhir, dipisahkan oleh tanda koma. b. Judul (1) Judul mengikuti peraturan seperti bibliografi : judul buku, judul majalah, harian atau ensiklopedi digaris bawahi atau dicetak dengan huruf miring : judul artikel ditempatkan dalam tanda petik. (2) Sesudah catatan kaki pertama, maka pada penyebutan kedua dan seterusnya atas sumber yang sama judul buku dsb. Dan digantikan dengan singkatan: Ibid., op.cit., atau loc.cit. (3) Sesudah penunjukan pertama kepada sebuah artikel dalam majalah atau harian, untuk selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel, misalnya : majalah ilmu-ilmu satra indonesia, hal.; kompas. c. Data publikasi (1) Tempat dan tahun penerbitan sebuah buku dapat dicantumkan pada referensi pertama ; referensi referensi selanjutnya ditiadakan.

13

(2) Data publikasi bagi seluruh maalah, tidak perlu memuat nama, tempat dan penerbit, tetapi harus mencantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun. (3) Data sebuah publikasi bagi artikel sebuah harian terdiri dari: Bulan, hari, tanggal, tahun dan nomor halaman. d. Jilid dan nomor halaman (1) Untuk buku yang terdiri dari satu jilid, maka sangkatan halaman ( hal.) dipakai untuk menunjukkan nomor halaman, misalnya: hal.78 (2) Jika sebuah buku terdiriri dari beberapa buah jilid , maka harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman. Misalnya : MISI, 1 ( April, 1963 ) hal.47-58 atau : MISI, 1:47-58( April,1963) 6. Cara membuat catatan kaki Dengan memperhatikan prinsip prinsip tentang catatan kaki serta unsur unsur catatan aki maka kita memperhatikan cara membuat catatan kaki bagi setiap jenis referensi dan catatan catatan lainnya. a. Referensi kepada buku dengan seorang pengarang contoh : _____________12

F. Graebner, Etnologie in die Kultur der Greganwart ( Leipzig, 1923 )

hal.554. (1) Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik karena referensi pertama kali (2)Antara pengarang dan judul buku dipergunakan tanda koma ( pada bibliografi digunakn titik ) (3)Tempat dan tahun terbit ditempatkan didalam tanda kurung, penerbit tidak perlu diikutkan. b. Referensi kepada buku dengan dua atau tiga pengarang contoh: ____________5

L.Gottschalk, C. Kluckhohn, R. Angel, The Use of Personal document in

History, Anthropology and Sociology ( New York : Social Science Research Council, 1945 ) , hal 82 173. Nama penerbit dimasukkan , oleh sebab itu antara nama tempat dan penerbit diberi titik dua 14

c. Referensi kepada buku dengan banyak pengarang contoh : _____________7

Alton C. Morris, et al., College English, the first year ( New York , 1964) ,

hal 51 -56. Hanya nama pengarang pertama yang disebutkan , nama nama lain diganti singkatan et al. d. Referensi jika edisi berikutnya mengalami perubahan contoh: _____________8

H.A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics ( rev.ed; New

York, 1961 ) , hal. 56. Keterangan tentang cetak ulang diletakkan dalam kurung sebelum tempat terbit dan antara tempat terbit dan keterangan tentang cetak ulang dipisahkan tanda titik koma e. Referensi yang terdiri dari dua jilid atau lebih contoh: ______________9

A.H. Ligstone , Concepts of Calculus ( Vol. I; New York:Harper & Row,

1966), hal.75. Keterangan tentang nomor jilid diletakkan di dalam tanda kurumg sebelum tempat terbit dan ditulis dengan angka romawi f. Referensi kepada tesis dan desertasi yang belum diterbitkan contoh: ______________21

Jos. Dan. Parera, Fonologi Bahasa Gorontalo( Skripsi Sarjana, Fakultas

sastra Universitas Indonesia, Jakarta, 1964 ), hal.30 Judul skripsi, tesis, desertasi atau prasaran ditempatkan dalam tanda kutip. Keterangan tentang jenis karya , nama Fakultas atau Universitas, tempat dan yahun ditempatkan dalam kurung langsung sesudah judul 7. Singkatan pada catatan kaki Singkatan yang paling penting untuk diketahui yaitu ibid, op.cit, loc.it. Ibid. singkatan dari ibidem yang berarti pada tempat yang sama Op.cit. singkatan dari Opere Citato yang berarti pada karya yang telah dikutip 15

Loc.cit. singkatan dari Loco Citato yang berarti pada tempat yang telah dikutip C. atau ca singkatan dari cica yang berarti kira kira atau sekitar Cap atau Chap singgkatan dari kata Caput dan Chapte yang berarti bab Ed. Singkatan dari editor ( penyunting ) atau edisi Et.al. singkatan dari at alii yang berarti dan lain lain et seq atau et seqq singkatan dari et sequens atau et sequentes yang berarti dan halaman-( halaman ) berikutnya Ms. Singkatan dari Manusript yang berarti naskah atau tulisan tangan Cf atau conf singkatan dari confer yang berarti bandingkan Vol. Singkatan dari volume yang berarti jilid 8. Penerapan catatan kaki dan singkatan Berikut contoh catatan kaki yang tersebar pada halaman halaman yang berlainan namun termasuk dalam kesatuan nomor urut.1

Edgar Sturtevant, An Introduction to Linguistic Science ( New Haven, Ibid. Ibid hal 30 Richard Pittman ,Nauthatl Honorifics,International Journal of American H.A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics, ( Rev.ed.; New Ibid. Sturtevant. Op. Cit., hal. 42 et seq.

1971) hal.20 et seq.2 3 4

Linguistics, XI ( April, 1950 ), 374 et seqq.5

York : Holt, rinehart and Winston, 1961 ) . hal 51-526. 7 8 9

Ibid. hal. 56.

M. Ramlan, Partikel-partikel Bahasa Indonesia.Seminar Bahasa Indoesia

1968 ( Ende: Nusa Indah, 1971 ). Hal 122, mengutip Charles F. Hockett. A Course in Modern Linguistics ( New York: The Mac Milan Company.1959). hal.222.10

Robert Ralph Bolgar. Rhetoric, Encyclopedia Britannica ( 1970 ). Sturtevant, OP.Cit. hal 50 Ibid. Bolgar, loc. cit., hal. 260 Pittman, loc. cit., hal 376 16

XIX. 257-26011 12 13 14

15 16

Ramlan, loc. cit., hal 122 Gleason. op. cit., hal. 54 et seq

Karena referensi kedua dan ketiga menunjuk ke referensi yang pertama yang mempunyai nomor yang berurutan maka dipergunakan singkatan Ibid. Demikian juga referensi keenam dan ketujuh yang menunjuk ke referensi kelima. Referensi kedelapan menunjuk ke referensi pertama dan referensi kesebelas menunjuk referensi pertama maka mempergunakan singkatan op. cit. Referensi keempat belas menunuj ke referensi keempat, karena referensi keempat meunjuk kepada sebuah artikel maka mempergunakan singkatan loc. cit 20 et seq berarti halaman 20 dan 21. 374 et seqq yang berarti paling kurang 3 halaman yaitu 374, 375, dan 376

17

BAB IV BIBLIOGRAFI 1. Pengertian Bibliografi Bibliografi atau daftar kepustakaan merupakan sebuah daftar yang berisi judulbuku, artikel artikel dan bahan bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah di garap. 2. Fungsi Bibliografi Sebuah bibliografi memberikan deskripsi yang pentingtentang buku, majalah, artikel secara keseluruhan . Bibliografi juga berfungsi sebagai pelengkap dari catatan kaki karena memuat keterangan keterangan yang lengkap mengenai baku atau majalah yang merujuk pada catatan kaki 3. Unsur unsur Bibliografi Pokok pokok penting yang harus dimasukkan pada Bibliografi : (1) Nama pengarang yang dikutiip secara lengkap (2) Judul buku termasuk judul tambahannya (3) Data publikasi seperti penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid dab tebal buku (4) Untuk artikel diperlukan judul artikel yang bersangkutan , nama majalah, jilid, nomor dan tahun 4. Bentuk Bibliografi Cara penyusunan Bibliografi tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi itu. Cara menyusun daftar pustaka untuk buku agak berlainan dari majalah, dan majalah agak berlainan dari harian, serta semuanya berbeda pula dengan cara menyusun daftar pustaka yang terdiri dan manuskrip-manuskrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi. Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis daftar pustaka, namun ada tiga hal yang penting yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi. Daftar pustaka disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: 18

nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan baris adalab spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok yaitu spasi ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri. Sedangkan baris kedua, Ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan ke dalam untuk alinea haru). Bila ada dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang yang sama, maka pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikannya dengan sebuah garis panjang. Sepanjang lima atau tujuh ketikan, yang disusul dengan sebuah titik. Ada juga yang menghendaki panjangnya garis sesuai nama pengarang. Namun hal terakhir ini akan mengganggu dari segi estetis, karena nantinya ada garis yang pendek ada pula garis yang panjang sekali. Terutama kalau nama pengarang itu panjang atau karena ada dua tiga nama pengarang. Karena cara-cara untuk tiap jenis kepustakaan agak berlainan, maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data publikasi dan tiap jenis daftar pustaka tersebut. a. Dengan seorang pengarang Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan Company. 1963.1) Nama keluarga (Hockett), lebih dahulu, baru nama kecil

atau inisial (Charles F.), kemudian gelar-gelar. Hal ini untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.2) Jika buku itu disusun oleh sebuah komisi atau lembaga,

maka nama komisi

atau

lembaga

itu

dipakai

menggantikan nama pengarang.3) Jika tidak ada nama pengarang, maka urutannya harus

dimulai dengan

judul buku. Bagi judul buku dalam memperhatikan huruf buku

bahasa Indonesia, cukup kita

pertama dari buku tersebut, nama keluarga. Untuk

yang ditulis dalam bahasa lnggris, Jerman atau Perancis dan bahasa-bahasa Barat yang lain, maka kata sandang yang dipakai tidak turut diperhitungkan: A, An, He, Das, Die, Le, La, dsb.

19

Jadi kata berikutnyalah yang harus diperhitungkan untuk penyusunan daftar pustaka tersebut. Hal ini berlaku pula untuk artikel yang tidak ada nama pengarangnya.4) Judul buku harus digaris-bawahi ( jika dicetak maka

ditempatkan dalam huruf miring).5) Urutan data publikasi yakni tempat publikasi penerbit dan

penanggalan. Jika ada banyak tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempat yang pertama. Jika maka pergunakan saja tahun ditempatkan di balik tidak ada penanggalan, halaman judul buku.6) Pencantuman banyaknya halaman tidak merupakan hal

copyright terakhir yang biasanya

yang wajib, sebab dapat pula ditiadakan.7) Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah tiap keterangan:

sesudah halaman.

nama

pengarang,

sesudah

judul

buku,

sesudah data publikasi dan kalau

ada sesudah jumlah

8) Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit,

serta tanda

koma sesudah nama penerbit.

b. Buku dengun dua atau tiga pengarang Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc.,19581) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan; dalam hal-hal

lain pada

ketentuannya sama seperti nomor a. halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan

2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum

urutannya. c. Buku dengan banyak pengarang Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace & World. Inc., 1964 Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup dipergunakan singkatan et al. singkatan dan kata Latin et alii yang berarti dan lain-lain. Dalam hal ini dapat dipergunakan singkatan et. al. atau dkk (dan kawankawan). d. Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan 20

Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and Winston. 1961.1) Jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi benikutnya,

maka biasanya ditambahkan keterangan rev. ed. (revised edition = edisi yang diperbaiki) di belakang judul tersebut. Di juga yang tidak menyebut edisi yang menyebut cetakan keberapa: cetakan Keterangan mengenai cetakan ini juga samping itu ada ke-2. cetakan ke7. dsb. dipisahkan oleh sebuah titik.2) Penanggalan yang harus dicantumkan yaitu tahun cetakan dari buku

diperbaiki. Asalkan jelas

yang dipakai. e. Buku yang terdiri dan dua jilid atau lebih Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service. inc.. 1964.1) Angka jilidnya ditempatkan sesudah judul, serta dipisahkan oleh

sebuah tanda titik, dan selalu disingkat. 2) Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld. f. Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau !ebih Ali.Lukman. ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjemin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung. 1967.1) Jika editornya lebih dan seorang, maka caranya sama seperti pada

nomor b dan c.2) Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam

tanda kurung (ed). g. Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi Jassin, H. B. ed. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 JId. Jakarta: Balai Pustaka 1969. h. Sebuah Buku Terjemahan Multatuli. Max Have/aar, atau Ladang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin, Jakarta: Djambatan, 1972. 1) Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis.2) Keterangan tentang penterjemah ditempatkan sesudah judul buku,

dipisahkan dengan sebuah tanda koma. i. Artikel dalam sebuah Himpunan 21

Riesman, David. Character and Society, Toward Liberal Education. eds. Louis j. Artikel dalam Ensiklopedi Wright, J.T. Language Varieties: Language and Dialect, Encyclopaedia of Linguistics, information and Control, hal. 243 251. Wright, JT. Language Varieties: Language and Dialect, Encyclopaedia of Linguistics, information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 251.1) Bila ada artikel yang jelas pengarangnya, maka nama pengarang

itulah alfabetisnya.

yang dicantumkan. Bila tidak ada nama pengarang, yang harus dimasukkan dalam urutan

maka judul artikel

2) Untuk penanggalan dapat dipergunakan nomor edisinya, dapat pula

tahun penerbitnya3) Perhatikan pula bahwa antar judul ensiklopedi dan keterangan

tentang

edisi atau tahun terbit, jilid dan halaman harus sebagai pemisah.

ditempatkan tanda koma

4) Contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama,

hanya terdapat perbedaan berupa pemasukan tempat terbit dan tempat kurung. Hal ini terlalu umum dikenal. 5. Macam-macam Bibliografia. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum

penerbit. Bila tempat terbit dan penerbit dimasukkan, maka : terbit, penerbit dan tahun terbit dimasukkan dalam biasanya berlaku bagi ensiklopedi yang tidak

mengenai pokok yang digarap itu.b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk

mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang

digarap penulis. 6. Penyusunan Bibliografi

22

Untuk menyusun sebuah daftar yang final perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut :a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, Nama yang dipakai dalam

urutan itu yakni nama keluarga.b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan

dalam urutan alfabet.c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi,

maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi yaitu satu spasi. Tetapi

jarak antara pokok dengan pokok lain yaitu dua spasi.e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari

tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.

23

BAB V PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam resume ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, Oleh karena itu kami berharap agar pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya resume ini di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga resume ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang pada umumnya. Simpulan 1. Kalimat Efektif digunakan untuk mengungkapkan fakta fakta , perasaan dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Syarat syarat kalimat efektif meliputi kesatuan gagasan, koherensi yang kompak, penekanan, variasi, paralelisme dan penalaran. Penekanan yang digunakan dalam kalimat efektif harus variasi dan sekaligus memperlihatkan kemampuan pemakaina bahasa, gagasan utama harus jelas posisinya, dan perpaduan jalinan kalimat hatrus mematuhi kaidah kaidah sintaksis yang berlaku 2. Catatan kaki merupakan keterangan keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan, dimaksudkan untuk menunjuk sumber terdapatnya sebuah kutipan dan untuk memberi keterangan keterangan lain terhadap teks, Tujuan catatan kaki yaitu untuk menyusun pembuktian, menyatakan utang budi, menyampaikan keterangan tambahan, dan merujuk bagian lain dari teks

24

3. Bibliografi merupakan daftar yang berisi judul buku, artikel dan bahan penerbitan lainnya. Bibliografi berfungsi sebagai diskripsi penting tentang buku, majalah, harian secara keseluruhan, selain itu juga berfungsi sebagai pelengkap dari catatan kaki. Pokok penting dalam bibliografi meliputi nama pengarang, judul buku, dan data publikasi

25