kalimat efektif

24
MAKALAH BAHASA INDONESIA JUDUL : “KALIMAT EFEKTIF” OLEH : KELOMPOK IV DWI ARISKA ELVIANI RAFITA MARDIAN RAHMI SYARIFUDDIN KELAS : II/B JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Upload: rahmisyariif

Post on 05-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

good :)

TRANSCRIPT

Page 1: KALIMAT EFEKTIF

MAKALAH BAHASA INDONESIA

JUDUL : “KALIMAT EFEKTIF”

OLEH : KELOMPOK IV

DWI ARISKA

ELVIANI

RAFITA MARDIAN

RAHMI SYARIFUDDIN

KELAS : II/B

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2014

Page 2: KALIMAT EFEKTIF

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan

inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini

tentang “KALIMAT EFEKTIF”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami

dalam rangka pengembangan dasar ilmu Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan

kalimat efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk

menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Sehingga besar

harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi

pengembang wawasan pembaca.

            Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima

kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga

laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pekanbaru, 16 April 2014

Penulis

v

Page 3: KALIMAT EFEKTIF

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR__________________________________________v

DAFTAR ISI _________________________________________________ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang________________________________________ 1

B. Rumusan Masalah _____________________________________ 2

C. Tujuan Pembahasan ___________________________________ 3

D. Manfaat Pembahasan __________________________________ 3

BAB II PEMBAHASAN 

A. Pengertian Kalimat Efektif ______________________________ 4

B. Syarat Kalimat Efektif

1. Kesatuan Gagasan__________________________________ 4

2. Koherensi yang Baik dan Kompak_____________________ 5

3. Variasi___________________________________________ 6

4. Penekanan________________________________________ 8

5. Paralelisme_______________________________________ 10

6. Penalaran ________________________________________ 11

BAB III PENUTUP 

A. Kesimpulan _________________________________________ 12

B. Saran ______________________________________________ 12

DAFTAR PUSTAKA__________________________________________ 13

vi

Page 4: KALIMAT EFEKTIF

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan tulis menulis atau karang mengarang adalah mengungkapkan fakta

– fakta, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif, kepada para pembaca. Sebab

itu, ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan

yang efektif, misalnya penulis harus mempunyai ide penulisan yang akan ditulis.

Selanjutnya penulis harus memikirkan gagasan atau ide secara jelas, kemudian

mengembangkan gagasan secara jelas dan terperinci.

Langkah kedua, penulis harus menuangkan dalam bentuk kalimat, yaitu

dalam kalimat yang baik sehingga pembaca sanggup mengadakan penghayatan

kembali sejelas seperti waktu gagasan itu muncul dalam pikiran penulis.

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan

sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,

keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa

yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa

yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau

pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan

kalimat efektif.

Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang didalamnya terdapat

susunan gagasan yang dituangkan penulis secara terbuka untuk dikomunikasikan

kepada orang lain. Dalam komunikasi sehari – hari kita memerlukan kita

memerlukan bahasa sebagai medium, karena memberikan kemungkinan yang

sangat luas bila dibanding dengan cara yang lain. Bahasa sebagai medium

berkomunikasi hanya akan bermanfaat dengan sebaik-baiknya bila ia dikuasai

oleh mereka yang masuk kedalam lingkaran komunikasi tersebut. Dengan

demikian, penguasa bahasa tidak hanya mencakup persoalan kaidah atau pola

sintaksis bahasa itu, tetapi juga mencakup beberapa aspek lainnya.

1

Page 5: KALIMAT EFEKTIF

Aspek-aspek penguasa bahasa meliputi :

a) Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata

( kosakata ) bahasa tersebut.

b) Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara benar.

c) Kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk

menyampaikan gagasan – gagasan.

d) Tingkat penalaran ( logika ) yang dimiliki seseorang.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan

pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat

pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat

memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang

dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan

itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak

memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat

yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur

kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat

seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang

seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan

semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya

dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak

memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,

mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-

tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang

kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah

penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?

2

Page 6: KALIMAT EFEKTIF

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia

sehingga menjadi  baik dan benar

2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam

berbahasa

3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

D. MANFAAT PEMBAHASAN

1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang

dikatakan dengan kalimat efektif.

2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa

Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

3

Page 7: KALIMAT EFEKTIF

BAB IIPEMBAHASAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi

pikiran atau perasaan penulis secara segar, dan sanggup menarik perhatian

pambaca atau pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan. Kalimat

yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali

gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca, identik dengan apa yang

dipikirkan pembicara atau penulis. Kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan

pokok dalam pikiran pembaca atau pendengar.

Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.

b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar

atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Syarat lain yang dibutuhkan dalam kalimat efektif adalah : Kesatuan

gagasan, kohesi yang kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran.

1. Kesatuan Gagasan

Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan gagasan dan

mengandung ide pokok. Dalam sebuah kalimat tidak boleh diadakan perubahan

dari satu kesatuan gagasan kepada satu kesatuan gagasan yang lain yang tidak ada

hubungan, atau menggabungkan kedua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

sama sekali.

Kesatuan gagasan jangan diartika bahwa hanya terdapat satu gagasan ide

tunggal. Bisa jadi bahwa kesatuan gagasan tersebut terbentuk dari dua gagsan

pokok atau lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek,

predikat dan boleh ditambah dengan objek dan keterangan atau salah satu

diantarannya.

4

Page 8: KALIMAT EFEKTIF

Kesatuan gagasan menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikatnya tidak jelas, terutama dikarenakan kesalahan dalam penggunaan kata

depan. Kesalahan itu terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak jelas maksud gagasan yang sebenarnya yang

disampaikan.

2. Koherensi yang Baik dan Kompak

Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang

baik dan jelas antara ( unsur kata atau kelompok kata ) yang membentuk kalimat

itu. Koherensi yang baik dan kompak juga menunjukan hubungan antara subjek

dan predikat, hubungan antara predikat dengan objek, serta keterangan lain yang

menjelaskan tiap-tiap unsur tadi.

Kesalahan yang sering merusak koherensi adalah menempatkan kata

depan, kata penghubung yang tidak pada tempatnya, penempatan keterangan

aspek yang tidak sesuai, dan sebagainya.

Koherensi rusak karena penempatan kata dalam kalimat tidak sesuai

dengan pola kalimat.

Misalnya :

a. Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebun kemarin

pagi, dengan sekuat tenaganya ( baik ).

b. Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya

kemarin pagi di kebun anjing ( tidak baik ).

c. Anjing kemarin pagi dikebun adik saya memukul memukul dengan

sekuat tenaganya ( tidak baik ).

Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik

karena merangkaikan dua kata yang makna nya tiak tumpang tindih, dan

hakekatnya mengandung kontradiksi.

Misalnya :

a. Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa demonstrasi itu

merupakan dampak dari krisis kepercayaan ( salah ).

5

Page 9: KALIMAT EFEKTIF

b. Banyak peninjau yang menyatakan bahwa demonstrasi itu

merupakan dampak dari krisis kepercayaan ( benar ).

c. Para peninjau menyatakan bahwa demonstrasi itu merupakan

dampak dari krisis kepercayaan ( benar ).

Koherensi rusak juga diakibatkan adanya salah menempatkan keterangan

aspek seperti : sudah, telah, akan, belum, dan sebagainya pada kata kerja tanggap.

Misalnya :

a. Saya sudah membaca buku itu hingga tamat ( baik ).

b. Sudah saya baca buku itu hingga tamat ( baik ).

c. Saya sudah baca buku itu hingga tamat ( kurang baik ).

d. Buku itu saya sudah baca hingga tamat ( salah ).

e. Buku itu sudah saya baca hingga tamat ( baik ).

3. Variasi

Variasi adalah keanekaragaman bentuk yang mempunyai makna hampir

sama sehingga tetap terpelihara minat dan perhatian pendengar atau

pembaca.Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa cara.

a. Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan yang berbentuk kelompok

kata.Variasi ini pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang

disampaikan.

Contoh;

Disebuah desa yang terpencil tinggalah seorang gadis bernama

azizah.Seperti layaknya gadis desa lainya,kembang desa ini sering

menyapu dan menanam bunga dihalaman rumahnya.Apaligi disaat

mekar,banyak kumbang yang datang untuk menghisap madunya.Seperti

halnya primadona desa ini,selalu diidam-idam kan parapemuda desa

tersebut.

6

Page 10: KALIMAT EFEKTIF

b. Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi kalimat dapat pula diushakan dengan sekaligus menggunakan

kalimat pendek dan kalimat yang agakpanjang dalam sebuah alenia.Disini

kalimat pendek dan kaliamat panjang menpunyai nilai tersendiri.Kerja sama

antara dua kalimat yang berbeda ukuranya ini b iasanya dapat menghalau

kejemuan dan keletihan..Kerja sama kedua kalimat tersebut juga dapat

memberikan semangat bagi pembaca atau pendengar.

Contoh;

Teman saya seorang psikology,mengatakan bagaimana ia menolong

seorang pasienya yang akan bunuh diri.Pasienya seorang wanita yang berusia dua

puluh lima tahun dan sudah punya anak dua.Ia menderita depresi yang

hebat.Pengalaman hidupnya tidak pernah menyenangkan.Masa

sekolah,perkawinan,mengasuh anak dan tempat tinggalnya tidak pernah

membahagiakanya.Karena itu,ia merasa masa depanya bukan kebahagian yang ia

dapatkan,tetapi hanya pesisimisme dan kegelapan belaka.

Kita bandingkan dengan paragraf berikut;

Teman saya mengatakan bagaimana ia menolong seorang pasien

yang mau bunuh d iri.Wanita tersebut mempunyai dua orang anak.Ia menderita

depresi yang hebat.Ia melihat kehidupan sebagai pengalaman yang

menyakitkan.Masa sekolah,perkawinan,mengasuh anak dan tempat tinggalnya

dipandang negatif.Ia mengatakan semua itu tidakmembahagiakanya karena itu,ia

merasa masa depanya suram.

c. Variasi stuktur kalimat

Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah paragraf juga besar artinya

dilihat dari sudut variasi.Paragraf yang bervariasi biasanya lebih

menyenangkan,tidak seperti membaca paragraf yang struktur kalimatnya sama

semua.Oleh karena itu,penulis yang sangat efektif sangat memperhatikan pola

kalimat yang terdapat dalam paragraf karanganya.Karangan yang efektif

mencerminkan keragaman strukturnya terutama pada pengguna’an prefiks me-

dan di-.

7

Page 11: KALIMAT EFEKTIF

Seorang sarjana indonesia yang duduk dalam tim penelitian dan

pengembangan pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah menemukan bahwa di

daerah-daerah yang luas tetapi jarang penduduknya serta kurang aktivitas

ekonominya,sayangnya pemerintah tidak membangun pelabuhan samudra.Namun

pemrintah tidak memutuskan demikian.Memang, cukup mengendorkan semangat

kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara(selain lombok dan bali)yang tetap

tidur nyenyak meskipun sudah membnagun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara.

Kutipan diatas akan lebih menarik bila dibuat variasi seperti dibawah ini:

Seorang sarjana indonesia yang duduk dalam tim penelitian dan

pembangunan pelabuhan - pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa

daerah-daerah yang luas,tetapi jarang penduduknya serta kurang aktivitas

ekonominya,seyogyanya tidak dibangun pelabuhan samudra.Namun pemerintah

tidak memutuskan demikian.Memang,cukup mengendorkan semangat kalau

kitamelihat keadaan di Nusa Tenggara (selain Lombok dan Bali) yang tetap tidur

nyenyak meskipun fasilitas - fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

di bangun.

4. Penekanan

Inti fikiran yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah dibedakan dari

sebuah kata yang dipentingkan.Gagasan utama kalimat tetap didukung oleh subjek

an predikat.Sedangkan unsur yang dipentingkan dapat bergeser darisatu kata ke

kata yang lain.Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih

ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain.Dalam bahasa lisan kita dapat

mempergunakan tekanan,gerak-gerik dan sebagainya untuk memberi tekananpada

sebuah kata.Dalam bahsa tulisan hal ini tidak mungkin dilakukan,namun masih

terdapat beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk memberi penekanan

itu,baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan.Cara-cara tersebut

adalah:

8

Page 12: KALIMAT EFEKTIF

a) Menggunakan Repetisi

Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam

sebuah kalimat.

Contoh:

Bahasa Indonesia merupakan alat,yaitu alat untuk komunikasi.Dalam

hubungan antara suami dan istri,orang tua dan anak,antara komandan dan

anak buah,antara dosen dan mahasiswa,antara pemerintah dan

rakyat,antara sesama warga masyarakat,pastilah diperlukan bahasa sebagai

alat komunikasi.

b) Mengubah-ubah Posisi dalam Kalimat

Pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa semua kata yang ditempatkan pada

awal kalimat adalah kata yang dipentingkan.Berdasarkan prinsip tersebut,untuk

mencari efek yang diinginkan sebuah kalimat dapat di ubah-ubah strukturnya

dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat.

Contoh:

Kami berharap pada kesempatan ini kita dapat membicarakan lagi soal

ini.Kalimat diatas menunjukan bahwa kata yang dipentingkan adalah kami

(berharap),bukan yang lain-lainy;harap,pada kesempatan lain,kita,dan soal

ini.Kata-kata tersebut dapat ditempatkan pada awal kalimat,dengan

konsekuensi bahwa kalimat diata bisa mengalami perubahan

strukturnya,asal isinya tidak berubah.

Contoh;

Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada

kesempatan lain.

Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal ini.

Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain

demikian harapan kami.

9

Page 13: KALIMAT EFEKTIF

Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain,demikian

harapan kami.

c) Menggunakan partikel penekanan.

Partikel berguna untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam

kalimat.Partikel-partikel yang dimaksud adalah; -lah,pun,dan- kah yang sering

disebut juga dengan istilah imbuhan.

Contoh :

Saudaralah yang harus melakukan tugas ini.

Walaupun sudah meninggal namanya masih di sebut-sebut.

Benarkan seperti yang dikatakan itu?

d) Menggunakan Pertentangan

Pertentangan dapat pula dipergunakan untuk menekan suatu gagasan.

Contoh :

Aisyah tidak malas,tetapi rajin.

Gadis itu tidak jelek dan angkuh,tetapi cantik dan peramah.

Kalimat “Aisyah itu tidak malas,tetapi rajin” yang dipertentangkan adalah

tidak malas.Kata malas dipertentangkan dengan kata rajin.Jadi tidak malas,tetapi

rajin menunjukkan bahwa aisyah benar-benar rajin. Demikian juga pada kalimat “

Gadis itu tidak jelek dan angkuh, tetapi cantik dan peramah,” menunjukkan bahwa

gadis tersebut benar-benar tidak jelek dan tidak angkuh,tetapi sebaliknya.

5. Paralelisme

Paralelisme atau kesejajaran adalah bentuk yang membantu memberi

kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian – bagian yang

sederajat dalam konstruksi yang sama.

10

Page 14: KALIMAT EFEKTIF

Contoh :

Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak,

maka menonjolah beberapa masalah pokok yang meminta perhatian dan

pemecahan. Yang pertama reorganisasi departemen-departemen. Yang

kedua masalah pemborosan dan penyelewengan. Ketiga karena masalah

pembangunan ekonomi yang kita jadikan titik tolak, maka kita juga ingin

mengemukakan faktor lain, yaitu bagaimana memobilisir potensi nasional

secara maksimal dalam partisipasi pembangunan ini.

Bila kita perhatikan kutipan diatas maka tampak bahwa organisasi,

pemborosan dan penyelewengan serta mobilitas potensi nasinal merupakan

masalah pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dengan menggunakan

konstruksi yang paralel, ketiganya dapat dihubungkan secra mesra, serta akan

memberi tekanan yang jelas pada ketiganya.

6. Penalaran

Penalaran sering diidentikan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran pembicara

turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya

dapat dipahami. Penalaran adalah salah satu proses berfikir yang berusaha untuk

menghubungkan evidensi menuju kepada suatu simpulan yang masuk akal.

Contoh : Mayat wanita yang di temukan itu sebelumnya sering mondar-

mandir di daerah tersebut.

Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar – mandir?”, tentu jawabannya

mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari

dua pernyataan, yaitu (1) Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan (2)

sebelum menjadi mayat, wanita iyu sering mondar – mandir. Penulis

menggabungkan kedua kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih

sehingga lahirlah kalimat yang salah nalar.

11

Page 15: KALIMAT EFEKTIF

BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau

pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami

pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang

dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : kesatuan gagasan, koherensi yang baik

dan kompak, variasi, penekanan, paralelisme, dan penalaran.

B. SARAN

1. Bagi para pendidik

Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang

bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses

kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan

bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.

2. Bagi calon pendidik

Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan

secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat

pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian

bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.

3. Bagi lembaga sekolah

Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian

penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin

komunikasi yang selaras.

12

Page 16: KALIMAT EFEKTIF

DAFTAR PUSTAKA

Nursalim, A.R.2011.Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia.Pekanbaru: Zanafa Publishing

http://mahessaangga.blogspot.com/2010/11/kalimat-efektif.html?m=1

http://kalimatefektif2013.blogspot.com.

13