kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../kajian... · untuk itu perlu inovasi baru...

47
1 1 Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik sensoris es goyang buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) Jurusan/ Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Oleh : Pramudita Rosa Jayanti H 0605059 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: phambao

Post on 03-Mar-2019

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

1

1

Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik sensoris es goyang

buah naga super merah (Hylocereus costaricensis)

Jurusan/ Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Oleh :

Pramudita Rosa Jayanti

H 0605059

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

2

2

ABSTRAK

Es termasuk produk pangan yang digemari oleh masyarakat secara luas terutama anak-anak dan remaja. Ada beberapa jenis es, antara lain adalah es goyang. Es goyang merupakan jenis es krim berbasis santan dan biasanya sering dikombinasikan dengan buah. Sejauh ini, warna dan rasa es goyang kurang bervariasi. Oleh karena itu buah naga digunakan dalam penelitian ini sebagai alternatif variasi warna dan rasa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sensoris es goyang buah naga, kandungan senyawa fungsional dan besar aktivitas antioksidan es goyang buah naga yang paling disukai. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan buah naga baik dengan kulit maupun tanpa kulit dengan konsentrasi buah naga 10%, 25% dan 40%.

Uji sensoris es goyang buah naga secara keseluruhan menunjukkan bahwa es goyang buah naga yang paling disukai panelis adalah es goyang buah naga dengan konsentrasi 10% baik dengan penambahan kulit maupun tanpa penambahan kulit. Perlakuan penambahan kulit dan tanpa penambahan kulit tidak menunjukkan beda nyata.

Total antosianin es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu 1,7314 ppm dan total antosianin es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu 1,3151 ppm. Vitamin C es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu 40,05325 mg/100gr dan vitamin C es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu 38,58635 mg/100gr. Aktivitas Antioksidan es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu 34,4741 % dan aktivitas antioksidan es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu 25,1724 %. Serat Pangan es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu 1,1629 % dan serat pangan es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu 0,86915 %. Total antosianin, vitamin C, aktivitas antioksidan dan serat pangan es goyang buah naga tanpa penambahan kulit buah naga lebih besar dibanding dengan penambahan kulit buah naga.

Kata kunci: Es Goyang, Buah Naga, Sensoris, Total Antosianin, Vitamin C, Aktivitas Antioksidan, Serat

Pangan.

Page 3: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

3

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Es merupakan produk pangan yang digemari oleh masyarakat secara luas

terutama anak-anak dan remaja. Es krim merupakan salah satu makanan yang

sering dijadikan desert, tetapi tetap nikmat dinikmati kapan saja, terutama saat

cuaca panas. Es krim adalah sebuah makanan beku yang dibuat dari produk

dairy seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis.

(Anonima, 2009).

Es krim dapat dibedakan komposisi dan kandungannya. Lemak dapat

dikatakan sebagai bahan baku es krim. Fungsinya untuk memberi tekstur

halus, berkontribusi dengan rasa serta memberi efek sinergis pada tambahan

flavor yang digunakan. Disamping itu, penggunakan lemak akan

memperindah penampakan. Saat ini, lemak yang berasal dari susu dapat

digantikan dengan lemak yang berasal dari tanaman misalnya dari kelapa,

palawija atau pun lemak yang diperoleh dari kedelai (Anonimb, 2009).

Es goyang merupakan jenis es krim berbasis santan dan biasanya sering

dikombinasikan dengan buah. Campuran ini kemudian diaduk dan

dimasukkan kedalam tempat didalam bak yang diisi es dan garam kemudian

digoyang. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni,

membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es

(Anonima, 2009).

Sejauh ini es goyang dibuat dengan rasa coklat, alpukat, nangka, kelapa

muda dan kacang hijau. Produk-produk tersebut warnanya sebatas putih, putih

keruh, putih kekuningan, putih kehijauan dan hanya mengandung sedikit

antioksidan. Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan

warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik. Misalnya dengan

penambahan buah naga.

Page 4: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

4

4

Menurut Anonim (2007), jenis buah naga merah dapat menunjang

industri hilir yang menyediakan berupa bahan produk makanan dan minuman.

Rasanya lebih manis, beraroma dan lebih berair, sehingga buah naga jenis

merah sangat baik dipakai sebagai bahan olahan. Warna hasil olahan sangat

menarik asli berwarna merah terang, tanpa harus diberi tambahan pewarna,

sehingga menghilangkan keraguan akan berakibat buruk pada kesehatan.

Semakin merah warnanya semakin banyak pula unsur beta karoten yang ada

didalamnya, oleh sebab itu orang lebih suka memilih jenis buah naga berjenis

merah.

Buah naga disebut juga kaktus manis atau kaktus madu. Buah naga

termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan karakteristik memiliki duri

pada setiap ruas batangnya. Ada empat jenis buah naga, yaitu buah naga

daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis), dan

buah naga kulit kuning daging putih (Selenicerius megalanthus) (Anonim,

2008).

Biji buah naga kaya akan lemak tak jenuh ganda yang bermanfaat untuk

kesehatan jantung, mengikat kolesterol yang ada di dalam tubuh dan sangat

baik untuk sistem peredaran darah, penyeimbang kadar gula, menormalkan

kadar gula darah yang dapat menyebabkan kolesterol, dan menetralkan racun

dalam darah. Kandungan serat buah naga mencapai 0,7-0,9 gram per 100 gram

daging buah dan sangat baik untuk menurunkan kadar kolesterol. Di dalam

saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir

kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian,

semakin tinggi konsumsi serat, semakin banyak asam empedu dan lemak yang

dikeluarkan oleh tubuh. Serat baik untuk pencernaan serta menjaga

keseimbangan dalam tubuh. Serat pangannya (dietary fiber) mampu

memperpendek transit time, yaitu waktu yang dibutuhkan makanan sejak dari

rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Serat

pangan sangat baik untuk mencegah penyakit diabetes melitus, jantung,

stroke, kanker, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Buah naga merupakan

Page 5: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

5

5

sumber vitamin dan mineral yang cukup baik. Kadar vitamin B1-nya

mencapai 0,3 mg per 100 gram daging buah. Buah ini juga kaya akan

betakaroten. Betakaroten merupakan provitamin A yang akan diubah menjadi

vitamin A. Vitamin A ini berguna bagi proses metabolisme. Betakaroten ini

juga berfungsi sebagai antioksidan yang menetralkan radikal-radikal bebas di

dalam tubuh manusia. Kemampuan betakaroten bekerja sebagai antioksidan

berasal dari kemampuannya menstabilkan radikal berinti karbon. Karena

betakaroten efektif pada konsentrasi rendah oksigen, ia dapat melengkapi sifat

antioksidan tinggi oksigen. Buah naga juga mengandung kalium, zat besi,

protein, kalsium dalam jumlah yang cukup baik untuk meningkatkan daya

tahan tubuh. Zat-zat ini menetralkan racun dalam darah, meningkatkan daya

pengelihatan dan mencegah hipertensi (Anonime, 2009).

Dalam penelitian ini, digunakan buah naga daging super merah dengan

pertimbangan variasi warna dan rasa. Selain itu, buah naga tanpa dikupas

(dengan kulit) juga dipakai sebagai bahan es goyang dengan harapan

tambahan serat dan antosianin. Sebab, diduga dalam kulit buah naga juga

terdapat kandungan serat serta antosianin seperti dalam buah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik sensoris es goyang buah naga?

2. Berapa kandungan senyawa fungsional es goyang buah naga yang paling

disukai konsumen?

3. Berapa besar aktivitas antioksidan es goyang buah naga yang paling

disukai konsumen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik sensoris es goyang buah naga

2. Untuk mengetahui kandungan senyawa fungsional es goyang buah naga

yang paling disukai konsumen.

Page 6: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

6

6

3. Untuk mengetahui besar aktivitas antioksidan es goyang buah naga yang

paling disukai konsumen.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Diversifikasi buah naga

2. Menambah tinjauan ilmiah baru tentang buah naga.

E. Batasan

Dalam penelitian ini tidak dilakukan analisa ekonomi.

Page 7: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

7

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Es merupakan produk pangan yang digemari oleh masyarakat secara luas

terutama anak-anak dan remaja. Ada beberapa jenis es antara lain es krim dan es

goyang.

A. Es krim

Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara

pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati,

gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Campuran ini

didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah

pembentukan kristal es besar (Anonimc, 2009).

B. Es Goyang

Es goyang merupakan jenis es krim berbasis santan dan biasanya

sering dikombinasikan dengan buah. Campuran ini kemudian diaduk dan

dimasukkan kedalam tempat didalam bak yang diisi es dan garam kemudian

digoyang. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni,

membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es

(Anonima, 2009).

Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 0°C. Namun, permukaan es

yang berkontak langsung dengan udara akan segera naik suhunya mencapai

0°C dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan tetap

0°C selama esnya belum semuanya mencair. Bila ditaburkan sedikit garam ke

campuran es dan air tadi, air lelehan es dengan segera akan melarutkan garam.

Dengan demikian, kristal es akan terapung di larutan garam. Karena larutan

garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 0°C, es akan turun

suhunya sampai titik beku air garam tercapai. Dengan kata lain, campuran es

krim tadi dikelilingi oleh larutan garam yang temperaturnya lebih rendah dari

0°C sehingga adonan es krim itu akan dapat membeku. Kalau campuran itu

hanya dibiarkan saja mendingin tidak akan dihasilkan es krim, melainkan

gumpalan padat dan rapat berisi kristal-kristal es yang tidak akan enak kalau

5

Page 8: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

8

8

dimakan. Bila diinginkan es krim yang enak di mulut, selama proses

pembekuan tadi adonan harus diguncang-guncang. Pengocokan atau

pengadukan campuran selama proses pembekuan merupakan kunci dalam

pembuatan es krim yang baik (Ismunandar, 2009).

Bahan baku yang digunakan untuk membuat es goyang adalah santan

dan buah naga.

1. Santan

Santan berasal dari buah kelapa. Kelapa merupakan tanaman serba

guna, dapat dimanfaatkan dari akar sampai daunnya. Daging buah kelapa

adalah bagian yang paling banyak digunakan untuk produk-produk

pangan. Daging buah kelapa merupakan salah satu sumber minyak dan

protein yang penting, dan dapat diolah menjadi kopra, minyak dan santan

(Syaiful Rohman, dkk, 2009). Komposisi kimia daging buah kelapa pada

berbagai tingkat kematangan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa pada Berbagai Tingkat Kematangan Analisis

(dalam 100 g) Buah muda Buah

setengah tua Buah tua

Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi Aktivitas Vitamin A Thiamin Asam askorbat Air Bagian yang dapat dimakan

68,0 kal 1,0 g 0,9 g 14,0 g

17,0 mg 30,0 mg 1,0 mg 0,0 Iu 0,0 mg 4,0 mg 83,3 g 53,0 g

180,0 kal 4,0 g 13,0 g 10,0 g 8,0 mg 35,0 mg 1,3 mg 10,0 Iu 0,5 mg 4,0 mg 70,0 g 53,0 g

359,0 kal 3,4 g 34,7 g 14,0 g

21,0 mg 21,0 mg 2,0 mg 0,0 Iu 0,1 mg 2,0 mg 46,9 g 53,0 g

Sumber : Ketaren, 1986

Dalam daging buah kelapa komposisi terbesar adalah kalori.

Kandungan kalori, lemak, kalsium dan besi buah tua paling besar

dibandingkan dengan buah muda dan buah setengah tua. Sedangkan

kandungan protein, fosfor dan thiamin buah setengah tua paling besar

Page 9: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

9

9

dibanding buah muda dan buah tua. Buah muda paling banyak

mengandung air daripada buah setengah tua dan buah tua.

Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut

dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan

terjadi pemisahan bagian yang kaya minyak dengan bagian yang

mengandung sedikit minyak. Bagian yang kaya minyak disebut sebagai

krim, dan bagian yang sedikit minyak disebut dengan skim. Krim lebih

ringan dibanding skim, karena itu krim berada pada bagian atas, dan skim

pada bagian bawah. Santan mempunyai sifat fisik dan komposisi yang

mirip susu sapi, sehingga dapat ditangani dengan cara yang sama.

(Rohman, Syaiful, dkk, 2009). Komposisinya kimia santan kelapa dan

susu sapi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.2. Perbandingan Komposisi Kimia Santan Kelapa dan Susu Sapi.

Macam zat Santan kelapa ( % ) Susu sapi ( % ) Air Zat padat Lemak Karbohirat Protein Mineral

86 13 – 14 4 – 5 4 – 5 3 – 4

1

87 14 4 5 3 3

Sumber : Ketaren, 1986.

Saat ini, lemak dalam pembuatan es krim yang berasal dari susu

dapat digantikan dengan lemak yang berasal dari tanaman misalnya dari

kelapa dan produk olahannya seperti santan. Hal ini dikarenakan

komposisi lemak santan kelapa dengan susu hampir sama. Lemak bisa

dikatakan sebagai bahan baku pembuatan es krim. Fungsinya untuk

memberi tekstur halus, berkontribusi dengan rasa serta membei efek

sinergis pada tambahan flavor yang digunakan. Disamping itu,

penggunakan lemak akan memperindah kenampakan (Anonimb, 2009).

Selain lemak kandungan air, protein dan karbohidrat santan juga hampir

sama dengan susu sapi.

Page 10: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

10

10

2. Buah Naga

Buah naga termasuk dalam keluarga besar kaktus. Tanaman ini

umumnya dimakan dalam bentuk buah segar. Di Asia Tenggara disebut

dragonfruit, karena buahnya mirip bola api naga, binatang dewa imajiner

dalam budaya di kawasan ini. Nama lain di Asia Tenggara dan Indochina

adalah strawberry pear, pitaya, pitahaya, dan night-blooming cereus, dan

paniniokapunahou atau paipi pua (Hawaii). Tanaman ini aslinya berasal

dari selatan Meksiko, wilayah pasifik dari Guatemala, El Savador dan

Kosta Rika. Warna dagingnya bervariasi, tergantung varietasnya (Pratomo,

2008).

Menurut Anonim (2009), taksonomi buah naga adalah sebagai

berikut :

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua) Ordo : Cactales Famili : Cactaceae Subfamily : Hylocereanea Genus : Hylocereus Species : - Hylocereus undatus (daging putih)

- Hylocereus polyrhizus ( daging merah) - Hylocereus costaricensis (daging merah super) - Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik)

Bentuk fisik buah naga mirip dengan buah nanas hanya saja buah

ini memiliki sulur / jumbai di sekujur kulitnya. Buah ini berwarna merah

dengan daging buah berbagai jenis antara lain berwarna putih, merah dan

merah muda dengan biji kecil berwarna hitam yang sangat lembut dan

lunak. Ada juga yang kulitnya berwarna kuning dengan daging buah putih.

Rasa buah tergantung jenis warna daging buah itu. Bentuk tanaman hampir

mirip dengan pohon kaktus berupa sulur-sulur yang memanjang seperti

lidah naga yang menjulur. Berat rata-rata buah naga antara 600 s/d 800

Gram. Batangnya berwarna hijau dengan bentuk segitiga. Bunganya besar,

berwarna putih, harum dan mekar di malam hari. Setelah bunga layu akan

terbentuk bakal buah yang menggelantung di setiap batangnya. Kultivar

Page 11: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

11

11

aslinya tanaman ini berasal dari hutan teduh. Orang biasanya

memperbanyak tanaman dengan cara stek atau menyemai biji. Tanaman

akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan

unsur hara, berpasir, cukup sinar mata hari dan bersuhu antara 38 – 40 ºC.

Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17

bulan. Setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s/d 10 buah

naga. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September

hingga Maret (Anonimd, 2009).

Kandungan gizi buah naga dan komposisi asam lemak buah naga

dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan 2.4.

Tabel 2.3. Kandungan Gizi Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus) per 100 gram

Jenis Jumlah ( per 100 gram ) Air (gr) Protein (gr) Lemak (gr) Serat (gr) Betakaroten (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin B1 (mg) Vitamin B2 (mg) Vitamin C (mg) Niasin (mg)

82,5 – 83 % 0,16 – 0,23 0,21 – 0,61 0,7 – 0,9

0,005 – 0,012 6,3 – 8,8

30,2 – 36,1 0,55 – 0,65 0,28 – 0,30

0,043 – 0,045 8 – 9

1,297 – 1,300 Sumber: Taiwan Food Industry Develop & Reearch Authorities (2005)

dalam Anonim (2008).

Tabel 2.4. Komposisi Asam Lemak Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus)

Asam lemak Hylocereus polyrhizus Hylocereus undatus Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam palmitoleat Asam oleat Asam vaccenic-cis Asam linoleat Linolenat

0,2% 17,9% 5,49% 0.91% 21,6% 3.14% 49,6% 1.21%

0,3% 17,1% 4.37% 0.61% 23,8% 2.81% 50,1% 0.98%

Sumber : Ariffin, dkk, 2008.

Page 12: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

12

12

Menurut Daniel Kristanto ( 2008), hingga kini ada empat jenis

buah naga yang diusahankan dan memiliki prospek baik. Keempat jenis

tersebut sebagai berikut.

1) Buah naga kulit merah daging putih (Hylocereus undatus).

Buah ini lebih popular dengan sebutan white pittaya. Didalam

buah terdapat banyak biji berwarna hitam. Berat rata – ratanya 400 –

500 gr, bahkan ada yang mencapai 650 gr. Rasa masam bercampur

manis. Dibanding jenis lainnya, kadar kemanisannya tergolong rendah,

sekitar 10 – 13 briks.

2) Buah naga kulit merah daging merah (Hylocereus polyrhizus).

Buah ini lebih kecil dibanding Hylocereus undatus, rata – rata

beratnya hanya 400 gr. Tetapi rasa buahnya lebih manis dibanding

Hylocereus undatus dengan kadar kemanisan mencapai 13 – 15 briks.

3) Buah naga kulit merah daging super merah (Hylocereus costaricensis).

Buah ini sepintas memang mirip Hylocereus polyrhizus.

Namun, warna buah ini lebih merah. Itulah sebabnya buah ini sering

disebut buah naga super merah. Buah ini beratnya sekitar 400 – 500 gr.

Rasanya manis dengan kadar kemanisan 13 – 15 briks.

4) Buah naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus).

Buah ini berpenampilan berbeda dibanding jenis anggota

genus Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik

sehingga cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik, kulit buahnya

masih menampilkan tonjolan – tonjolan. Berat rata – rata buah ini

hanya 80 – 100 gr. Rasa buahnya jauh lebih manis dibandingkan jenis

buah naga lainnya karena memiliki kadar kemanisan 15 – 18 briks.

Sayangnya, buah yang dijuluki yellow pittaya ini kurang popular

dibanding jenis lainnya. Hal ini disebabkan karena tanaman ini akan

tumbuh optimal bila ditanam pada tempat yang mempunyai ketinggian

lebih dari 800 m dpl.

Khasiat obat pohon naga bukan hanya berasal dari buahnya saja

tetapi dari daun dan kulit buahnya juga. Selain buahnya yang lezat dan

Page 13: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

13

13

mempunyai khasiat obat sebagai penurun kadar gula darah pada penderita

diabetes dan menghaluskan kulit, ekstrak daun dan kulit buahnya juga

dapat meningkatkan kelenturan pembuluh darah dan menghambat

pertumbuhan sel tumor. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa ekstrak

kulit buah naga berdaging merah berpotensi menghambat pertumbuhan sel

tumor B16F10 pada dosis 25 gram (Ida, 2009).

Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang selama ini

belum dimanfaatkan, padahal kulit buah naga mengandung zat warna

alami betasianin cukup tinggi. Betasianin merupakan zat warna yang

berperan memberikan warna merah dan merupakan golongan betalain

yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan

alternatif pengganti pewarna sintetik yang lebih aman bagi kesehatan

(Erza, 2009).

Kandungan senyawa fungsional didalam kulit buah naga yang lain

masih belum banyak diteliti. Diduga kandungan senyawa fungsional

didalam kulit buah naga mirip pada buah – buahan lain seperti anggur

yang kulitnya ternyata kaya flavonoid dengan daya antioksidan lebih

tinggi dari vitamin C. Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang

memberikan warna ungu pada buah. Flavonoid dapat mencegah oksidasi

LDL (kolesterol jahat) 20 kali lebih kuat daripada vitamin E, yang selama

ini dikenal sebagai antioksidan alami. Kulit anggur juga memiliki

kandungan resveratrol yang merupakan sumber penting dari flavonoids,

termasuk katekin, quercetin, prosianidin, dan antosianin. Resveratrol

ditemukan pada sebagian besar kulit buah anggur. Penelitian beberapa

tahun terakhir menyimpulkan, resveratrol kemungkinan dapat membantu

awet muda dan mencegah kanker (Tri Wahyuni, 2000).

Selain kulit anggur, menurut Anonim (2000), kulit apel ternyata

banyak mengandung pektin (sejenis serat makanan yang mudah larut)

yang bila dimakan atau dijus dengan dagingnya akan bermanfaat sebagai

pembersih racun dari dalam tubuh. diduga dalam kulit buah nagapun

Page 14: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

14

14

terdapat serat seperti dalam kulit apel dimana dididalam buah naga sendiri

juga kaya akan serat.

Menurut Pratomo (2008), Buah naga mengandung zat aktif dengan

konsentrasi yang termasuk dalam kategori pangan fungsional. Zat aktif

tersebut adalah antioksidan dalam antosianin, asam askorbat (vitamin C)

dan serat pangan.

1) Antioksidan

Antioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk

melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh

(mempunyai ikatan rangkap) terutama lemak dan minyak. Meskipun

demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi

komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang juga mengandung

ikatan rangkap didalam strukturnya (Medikasari, 2000).

Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan

penting untuk mempertahankan mutu produk pangan. Berbagai

kerusakan seperti ketengikan, perubahan nilai gizi, perubahan warna

dan aroma, serta kerusakan fisik lain pada produk pangan karena

oksidasi dapat dihambat oleh antioksidan ini. Menurut Widjaya (2003),

antioksidan dinyatakan sebagai senyawa secara nyata dapat

memperlambat oksidasi, walaupun dengan konsentrasi yang lebih

rendah sekalipun dibandingkan dengan substrat yang dapat dioksidasi.

Antioksidan dapat mencegah oksidasi atau menetralkan senyawa yang

telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan hidrogen atau elektron

(Silalahi, 2006).

Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua

kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari

hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil

ekstraksi bahan alami). Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik

yang diijinkan untuk makanan, ada lima antioksidan yang

penggunaannya meluas dan menyebar diseluruh dunia, yaitu Butil

Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat,

Page 15: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

15

15

Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan

tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara

sintetis untuk tujuan komersial (Buck, 1991).

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari

senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen

makanan, senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi

selama proses pengolahan dan senyawa antioksidan yang diisolasi dari

sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan

pangan. Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber

antioksidan alami, seperti rempah-rempah, dedaunan, teh, kokoa, biji-

bijian, serealia, buah-buahan, sayur-sayuran dan tumbuhan/alga laut.

Bahan pangan ini mengandung jenis senyawa yang memiliki aktivitas

antioksidan, seperti asam-asam amino, asam askorbat, golongan

flavonoid, tokoferol, karotenoid, tannin, peptida, melanoidin, produk-

produk reduksi, dan asam-asam organik lain (Pratt,1992).

Sesuai mekanisme kerjanya, antioksidan memiliki dua fungsi.

Fungsi pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu

pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi

utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini

dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*,

ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan

radikal antioksidan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil

dibanding radikal lipida. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder

antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai

mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan

pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil. Penambahan

antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat

menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak.

Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap

inisiasi maupun propagasi. Radikal-radikal antioksidan (A*) yang

terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak mempunyai

Page 16: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

16

16

cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain

membentuk radikal lipida baru (Gordon, 1990). Menurut Gordon

(1990), Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal

lipida adalah sebagai berikut :

Inisiasi : R* + AH ---------------------------> RH + A* Radikal lipida

Propagasi : ROO* + AH -------------------- > ROOH + A*

Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal lipida

Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat

berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi tinggi, aktivitas

antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan antioksidan tersebut

menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi

tergantung pada struktur antioksidan, kondisi dan sampel yang akan

diuji. Menurut Gordon (1990), antioksidan yang bertindak sebagai

prooksidan pada konsentrasi tinggi dapat dilihat dibawah ini :

AH + O2 -----------------> A* + HOO*

AH + ROOH -----------------> RO* + H2O + A*

Antioksidan bertindak sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi

Penghambatan oksidasi lipida oleh antioksidan melalui lebih

dari satu mekanisme tergantung pada kondisi reaksi dan sistem

makanan. Ada empat kemungkinan mekanisme penghambatan tersebut

yaitu (a) pemberian hidrogen, (b) pemberian elektron, (c) penambahan

lipida pada cincin aromatik antioksidan, (d) pembentukan kompleks

antara lipida dan cincin aromatik antioksidan. Studi lebih lanjut

mengamati bahwa ketika atom hidrogen labil pada suatu antioksidan

tertentu diganti dengan deuterium, antioksidan tersebut menjadi tidak

efektif. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme penghambatan dengan

pemberian hidrogen lebih baik dibanding pemberian elektron.

Beberapa peneliti percaya bahwa pemberian hidrogen atau elektron

merupakan mekanisme utama, sementara pembentukan kompleks

Page 17: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

17

17

antara antioksidan dengan rantai lipida adalah reaksi sekunder

(Trilaksani, 2003).

Antioksidan sekunder, seperti asam sitrat, asam askorbat, dan

esternya, sering ditambahkan pada lemak dan minyak sebagai

kombinasi dengan antioksidan primer. Kombinasi tersebut dapat

memberi efek sinergis sehingga menambah keefektifan kerja

antioksidan primer. Antioksidan sekunder ini bekerja dengan satu atau

lebih mekanisme berikut (a) memberikan suasana asam pada medium

(sistem makanan), (b) meregenerasi antioksidan utama, (c) mengkelat

atau mendeaktifkan kontaminan logam prooksidan, (d) menangkap

oksigen. (e) mengikat singlet oksigen dan mengubahnya ke bentuk

triplet oksigen (Gordon, 1990).

Tubuh kita memiliki kemampuan menetralkan dengan

dihasilkannya zat-zat yang bersifat antioksidan dalam berbagai system

metabolisme tubuh. Selain itu, zat antioksidan alami yang bersifat gizi

dan non gizi telah banyak ditemukan pada bahan pangan. Antioksidan

ini akan sangat membantu dalam menekan pembentukan radikal bebas

dan SOR (Spesies Oksigen Reaktif) yang mungkin terbentuk selama

proses pencernaan, serta mengurangi keaktifan zat-zat yang merugikan

tubuh. Peran antioksidan juga terlihat jelas pada penyakit-penyakit

gastro-enterologi. Pasien kholestatik yang meningkat level MDA

eritrosit dan rendah konsentrasi vitamin E dalam serumnya,

memerlukan vitamin E dalam dosis tinggi. Penyakit maag (ulcero-

necrotic enterocolitis) dilaporkan juga terkait dengan radikal bebas dan

defisiensi pertahanan antioksidan. Timbulnya atau tumbuh kembalinya

polip pada usus pun diduga terkait dengan radikal pengoksidasi

(Widjaya, 2003).

2) Antosianin

Antosianin berasal dari bahasa Yunani yaitu “anthos” yang

berarti bunga dan “kyanos” yang berarti biru gelap dan termasuk

Page 18: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

18

18

senyawa flavonoid. Senyawa ini merupakan sekelompok zat warna

berwarna kemerahan yang larut di dalam air dan tersebar sangat luas di

dunia tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu dapat digunakan sebagai

pewarna alami yang tersebar luas dalam tumbuhan (bunga, buah-

buahan, dan sayuran). Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air

adalah penyebab hampir semua warna merah, oranye, ungu, dan biru

(Shinta, 2009). Struktur kimia antosianin dapat dilihat pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1. Struktur Kimia Antosianin

Antosianin merupakan pembentuk dasar pigmen warna merah,

ungu dan biru pada tanaman, terutama sebagai bahan pewarna bunga

dan buah-buahan. Antosianin peka terhadap panas dimana kerusakan

antosianin berbanding lurus dengan kenaikan suhu yang digunakan

(Markakis, 1982). Antosianin adalah glikosida antosianidin, yang

merupakan garam polihidroksiflavilium (2-arilbenzopirilium)

(Hardjono, 1996). Sebagian besar antosianin berasal dari 3,5,7-

trihidroksiflavilium klorida dan bagian gula yang biasanya terikat pada

gugus hidroksil pada atom karbon ketiga. Penelitian akhir-akhir ini

menunjukkan bahwa beberapa antosianin mengandung komponen

tambahan seperti asam organik dan logam (Fe, Al, Mg) (Demand,

1997). Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang

dapat larut dalam air. Flavonoid mengandung dua cincin benzena yang

dihubungkan oleh tiga atom C. Ketiga atom C tersebut dirapatkan oleh

suatu atom oksigen sehingga terbentuk cincin diantara dua cincin

benzena (Winarno, 1991). Zat ini tersusun oleh aglikon yang berupa

Page 19: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

19

19

antosianidin yang teresterifikasi dengan molekul gula (Tranggono,

1989).

Antosianin berperan sebagai pewarna alami makanan, namun

tidak hanya sebatas sebagai pewarna makanan saja. Hal ini disebabkan

antosianin memiliki kandungan yang mempunyai fungsi fisiologis,

yaitu selenium dan iodin sebagai substansi antikanker, dan sebagai

antioksidan dan perlindungan terhadap penyakit jantung. Antosianin

juga berperan sebagai pangan fungsional, tersedia dalam bentuk

minuman ataupun suplemen (Shinta, 2009).

3) Asam Askorbat (Vitamin C)

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat

diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang

normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam

jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan yang

dikonsumsi misalnya dalam hal ini adalah vitamin C yang dapat

diperoleh pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna kuning (Clara

et al, 1992). Struktur vitamin C (asam askorbat) dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Struktur Vitamin C (asam askorbat)

Vitamin yang tergolong larut dalam air adalah vitamin C dan

vitamin-vitamin B kompleks. Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam

L–askorbat dan asam L–dehidroaskorbat. Keduanya punya keaktifan

sebagai vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi

Page 20: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

20

20

asam L–dehidroaskorbat. Asam L–dehidroaskorbat secara kimia

sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam

L–diketogulonat yang tidak mempunyai keaktifan sebagai vitamin C

lagi (Winarno, 1992).

Vitamin C tersebar luas di alam, kebanyakan dalam produk

tumbuhan seperti buah terutama buah jeruk, sayur hijau, tomat,

kentang, dan buah berry. Satu-satunya sumber hewan vitamin ini ialah

susu dan hati. Konsentrasi dalam berbagai ragam jaringan buah sangat

beragam misalnya dalam buah apel, konsentrasi vitamin C dalam kulit

dua sampai tiga kali konsentrasi dalam daging buah. Vitamin C adalah

vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak

selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju perusakan meningkat

karena kerja logam terutama tembaga dan besi dan juga oleh kerja

enzim (Demand, 1997).

Vitamin C sesuai struktur kimianya disebut juga asam askorbat

merupakan vitamin yang tidak mengandung gugusan amin, tergolong

vitamin yang paling sederhana dan mudah berubah akibat oksidasi.

Struktur kimia vitamin C hampir sama dengan senyawa monosakarida

(heksosa) yang terdiri atas rantai 6 atom karbon dan kedudukannya

tidak stabil karena mudah bereaksi dengan oksigen di udara menjadi

asam dehidroaskorbat. Vitamin C stabil keadaannya jika merupakan

kristal (murni). Menyimpan dalam keadaan terbuka atau dalam ruang

yang lembab akan menjadikannya pecah menjadi zat lainnya sehingga

hilang potensi vitamin C-nya (Kusnawidjaja, 1993).

Asam askorbat hanya berfungsi sebagai vitamin pada primata

(termasuk manusia) karena mamalia lain dapat mensintesisnya dari

glukosa. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk yaitu asam askorbat dan

asam dehidroaskorbat. Asam askorbat ikut serta sebagai reduktor

dalam metabolisme asam amino aromatik. Vitamin ini besar sekali

peranannya dalam sintesis kolagen, senyawa interseluler dari jaringan

mesodermik (jaringan kapiler, jaringan pengikat, jaringan tulang dan

Page 21: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

21

21

gigi) dan dalam hidroksilasi prolin menjadi hidroksi prolin. Defisiensi

vitamin ini dapat mengakibatkan terjadinya modifikasi fibril dari

kolagen, menyebabkan modifikasi pada senyawa penting dari jaringan

(Muchtadi, 1989).

4) Serat pangan

Serat pangan merupakan bagian makanan yang tidak dapat

dicerna oleh cairan pencernaan (enzim), sehingga tidak menghasilkan

energi atau kalori. Fungsi serat adalah mencegah sembelit,

memperlancar buang air besar, mencegah dan menyembuhkan kanker

usus besar (colon cancer) dan luka serta benjolan dalam usus besar

(diverticulitis), juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah

(hiperchlolesterolemia). Bila orang mengkonsumsi sedikit makanan

yang berserat, maka feses yang terbentuk dalam usus ukurannya kecil-

kecil dan teksturnya keras. Bentuk feses semacam ini, menyebabkan

konsentrasi zat karsinogenik yang mungkin ada di dalamnya pekat

(konsentrasi tinggi), sedangkan bentuk feses yang kecil dengan tekstur

yang keras menyebabkan transit time makanan (waktu yang

dibutuhkan sejak di makan sampai dibuang menjadi feses) menjadi

lama. Akibatnya akan terjadi kontak antara zat karsinogen, dalam

konsentrasi tinggi dan waktu yang lama, dengan dinding usus besar

yang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel kanker. Serat makanan

mempunyai daya serap air yang tinggi. Adanya serat makanan dalam

feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak sehingga

volumenya menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya

volume feses yang besar akan mempercepat konstraksi usus untuk

lebih cepat buang air dan transit time makanan lebih cepat. Volume

feses yang besar dengan tekstur lunak dapat mengencerkan senyawa

karsinogen yang terkandung di dalamnya, sehingga konsentrasinya

jauh lebih rendah. Dengan demikian akan terjadi kontak antara zat

karsinogenik dengan konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan

Page 22: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

22

22

kontak ini pun terjadi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga tidak

memungkinkan terbentuknya sel-sel kanker (Koswara, 2009).

Serat pangan atau dietary fiber adalah karbohidrat

(polisakarida) dan lignin yang tidak dapat dihidrolisis (dicerna) oleh

enzim percernaan manusia, dan akan sampai di usus besar (kolon)

dalam keadaan utuh sehingga kebanyakan akan menjadi substrat untuk

fermentasi bagi bakteri yang hidup di kolon. Serat pangan dapat

diklasifikasikan berdasarkan struktur molekul dan kelarutannya.

Kebanyakan jenis karbohidrat yang sampai ke kolon tanpa terhidrolisis

meliputi polisakarida yang bukan pati (non-starch polysaccharides =

NSP), pati yang resisten (resistant starch = RS), dan karbohidrat rantai

pendek (short chain carbohydrates = SC) (Stark, A. dan Madar, Z,

1994).

Serat terlarut akan memperlambat transit time dari mulut ke

usus dengan mengurangi kecepatan pengosongan lambung, tetapi

meningkatkan waktu transit usus. Peningkatan viskositas isi usus akan

mengurangi kecepatan transportasi zat gizi dan menghalangi kontak

antara zat gizi dengan permukaan mukosa. Dengan demikian,

peristaltik pengadukan menurun, kontak antara substrat dengan enzim

dan pembentukan misel berkurang, sehingga penyerapan diperlambat.

Serat tak terlarut seperti sellulosa akan menambah volume dan

memperlunak feses serta mengurangi waktu transit isi kolon. Serat

terlarut terfermentasikan hanya sedikit mempengaruhi volume feses di

kolon. Serat tertentu dapat mengikat garam empedu dan kolesterol

netral. Dengan demikian, akan meningkatkan pengeluaran kolesterol

dari tubuh. Garam empedu dikeluarkan bersama feses sehingga

mengurangi jumlah yang akan diserap kembali (reabsorbsi) melalui

sirkulasi entero-hepatik. Akibatnya, menghalangi penyerapan lipida.

Di samping itu, kolesterol di dalam hati dan serum akan dipakai dalam

sintesis asam empedu untuk menggantikan kekurangan yang terjadi.

Hasil fermentasi bakteri di kolon juga dapat berperan terhadap

Page 23: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

23

23

metabolisme lipida. Asam lemak rantai pendek dihasilkan dalam

jumlah besar di dalam kolon sebagai hasil fermentasi mikroba terhadap

serat pangan tersebut. Asam lemak tersebut cepat diserap ke hati, dan

diduga asam propionat hasil fermentasi menghambat sintesa kolesterol

di dalam hati (Stark, A. dan Madar, Z, 1994).

Serat pangan sering dibedakan atas kelarutannya dalam air.

Serat pangan total (TDF atau Total Dietary Fiber) terdiri atas

komponen serat pangan larut air (Soluble Dietary Fiber atau SDF) dan

serat pangan tidak larut air (Insoluble Dietary Fiber atau IDF). SDF

adalah serat pangan yang dapat larut dalam air hangat atau panas serta

dapat terendapkan oleh air : etanol dengan perbandingan 1:4.

Sedangkan IDF diartikan sebagai serat pangan yang tidak larut dalam

air panas atau dingin. Serat yang tidak larut dalam air adalah

komponen struktural tanaman, sedangkan yang larut adalah komponen

non struktural. Serat yang tidak larut dalam air banyak terdapat pada

kulit gandum, biji-bijian, sayuran dan kacang-kacangan. Serat yang

larut dalam air biasanya berupa gum. Serat pangan tidak larut (IDF)

bermanfaat dalam mengatasi sembelit, mencegah kanker terutama

kanker kolon dan mengontrol berat badan (Anonimg, 2009).

Serat pangan tersusun dari polisakarida non-pati seperti

selulosa dan berbagai komponen tumbuhan seperti dekstrin, inulin,

lignin, wax, kitin, pektin, beta-glukan, dan oligosakarida. Oleh

kalangan ahli gizi serat pangan biasa dibedakan menjadi serat larut

(serat lunak) dan serat tidak larut (serat kasar). Kandungan keduanya

tergantung bahan pangan serta umur panen dari bahan pangan tersebut.

Serat larut, seperti pektin (yang biasanya terasa lekat pada tangan),

akan mengalami fermentasi di usus dan menghasilkan produk akhir

yang biasanya memiliki efek yang baik bagi kesehatan. Serat tak larut,

misalnya selulosa dan lignin, membantu penyerapan air pasif,

membuat feses lebih menggumpal dan mempersingkat transit time

(Anonimf, 2009).

Page 24: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

24

24

Monomer dari serat pangan (NSP) adalah gula netral dan gula

asam, sedangkan lignin terdiri dari monomer aromatik. Gula-gula yang

membentuk serat pangan yakni glukosa, galaktosa, xylosa, mannosa,

arabinosa, rhamnosa, dan gula asam, yakni mannuronat, galakturonat,

glukoronat, serta 4-O-metil-glukoronat. Serat terlarut mengurangi

kadar gula sesudah makan dan memperbaiki profil insulin. Serat

terlarut bersifat hipoglikemik melalui beberapa mekanisme.

Peningkatan viskositas dalam saluran pencernaan dianggap sebagai

faktor utama yang mempengaruhi kecepatan penyerapan glukosa.

Dengan memperlambat waktu transit dari lambung ke usus halus,

berarti mengurangi absorpsi zat gizi, yang juga terjadi karena tidak

tersedianya pati dan gula akibat terjerat. Efek samping dari konsumsi

serat ialah mencret dan flatulen (Lo, GS., Moore, WR., dan Gordon,

DT, 1991).

Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat es goyang adalah:

1. Gula

Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat es goyang adalah

gula. Gula adalah bentuk dari karbohidrat yang rasanya manis dan dipakai

sebagai pengubah rasa pada makanan dan minuman. Gula dikenal dengan

istilah ilmiahnya yaitu sukrosa. Sifat – sifat gula antara lain larut dalam air

dan alkohol, tidak berbau dan rasanya manis. Sedangkan manfaat gula

antara lain sebagai sumber energi, meningkatkan metabolisme tubuh dan

sebagai bahan baku pembuatan berbagai macam makanan dan minuman

(Sumargono, 2007).

Bahan pemanis yang umum digunakan dalam pembuatan es krim

adalah gula pasir. Hal ini disebabkan karena gula pasir komposisi

utamanya adalah karbohidrat yang merupakan senyawa yang mengandung

beberapa molekul gula. Bahan pemanis selain berfungsi untuk

memberikan rasa manis, juga dapat meningkatkan cita rasa, menurunkan

titik beku yang dapat membentuk kristal-kristal es krim yang halus

sehingga meningkatkan penerimaan dan kesukaan konsumen

Page 25: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

25

25

(Masdiana,2004). Gula digunakan sebagai pemanis, dan jumlahnya

tergantung pada penerimaan konsumen. Sukrosa, glukosa, dan gula invert

dapat digunakan sebagai pemanis dan gula semacam itu dapat menurunkan

titik beku campuran sehingga campuran tidak membeku pada suhu lemari

pembeku atau freezer (Buckle, 1985).

2. Vanilli

Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili

yang biasa dijadikan pengharum makanan. Tanaman vanili dikenal

pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko. Daun vanili merupakan

daun tunggal. Letaknya berselang-seling pada masing-masing buku.

Warnanya hijau terang, dengan kepanjangan 10-25 cm serta lebar 5-7 cm.

Bentuk daun pipih, berdaging, bulat telur, jorong atau lanset dengan ujung

lancip. Tulang daun sejajar, tampak setelah daun tersebut tua atau

mengering, sedangkan pada waktu daun masih muda tidak jelas kelihatan.

Rangkaian bunga vanili adalah bunga tandan yang terdiri dari 15-20

bunga. Bunga keluar dari ketiak daun bagian pucuk batang. Bentuk

bunganya duduk, berwarna hijau-biru agak pucat, panjang 4-8 cm dan

berbau agak harum. Buah vanilli yang telah masak berwarna coklat tua.

Jika dibiarkan masak di pohon, buah akan pecah menjadi dua bagian, dan

menyebarkan aroma vanili. Biji buahnya kecil-kecil dengan jumlah yang

banyak, berwarna hitam dan berukuran kira-kira 0,2 mm (Anonimh, 2009).

Menurut Anonimh (2009), taksonomi vanilli adalah sebagai berikut Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Orchidales Famil : Orchidaceae Genus : Vanilla Spesies : V. planifolia

Page 26: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

26

26

Kerangka Berfikir

Hipotesa

Diduga variasi penggunaan kulit buah naga akan memberikan efek

terhadap karakteristik kimia dan sensoris es goyang buah naga.

Kaya pigmen alami, vit C dan serat

Alternative perasa dan pewarna alami

Rasa dan warna alami (kurang ada variasi)

Perlu alternatif rasa dan warna

Variasi penggunaan kulit dan konsentrasi buah naga

Buah naga Es Goyang

Es sehat dan lezat

Es goyang buah naga

Page 27: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

27

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UD “SRI MULYO” di kampung

Yosoroto Kecamatan Laweyan Solo, Laboratorium Chem-Mix Pratama,

Bantul, Jogjakarta dalam jangka waktu 3 bulan.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

a. Bahan yang digunakan dalam pembuatan es goyang buah naga ini

adalah buah naga super merah yang dibeli dari pusat pengmbangan

tanaman buah naga pantai Glagah, Kabupaten Kulonprogo, santan,

gula, vanili, jeruk nipis, garam, es batu.

b. Bahan- bahan analisa :

1) Bahan kimia untuk analisa kadar Antosianin Total : buffer HCl,

buffer asetat, metanol, aquades.

2) Bahan kimia untuk analisa kadar Vitamin C : larutan amilum 1%,

larutan I2 0,01 N, aquades

3) Bahan kimia untuk uji Aktivitas Antioksidan : larutan DPPH,

metanol, aquades.

4) Bahan kimia untuk analisa kadar Serat Pangan : enzim α-amilase,

enzim β-amilase, aseton dan etanol, aquades.

2. Alat

a. Alat – alat yang diperlukan dalam pembuatan es goyang buah naga

meliputi blender, cetakan, baskom, gelas ukur, irus, loyang, toples,

gerobak es goyang.

b. Alat – alat analisa :

1) Alat – alat untuk analisa kadar Antosianin Total : timbangan

(Denver Instrument M-120), labu takar, tabung reaksi, gelas ukur,

25

Page 28: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

28

28

gelas beker, erlenmeyer, pipet, spektrofetometer (spectronic 20 D+

340-950 nm).

2) Alat – alat untuk analisa kadar Vitamin C : timbangan (Denver

Instrument M-120), gelas beker, gelas ukur, labu takar, erlenmeyer,

pipet, kertas saring, buret.

3) Alat – alat untuk uji Aktivitas Antioksidan : timbangan (Denver

Instrument M-120), sentrifuge (PLC series), tabung reaksi, pipet,

gelas beker, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi,

spektrofotometer (spectronic 20 D+ 340-950 nm).

4) Alat – alat untuk analisa kadar Serat Pangan : timbangan (Denver

Instrument M-120), erlenmeyer, penangas air, inkubator, gelas

beker, gelas ukur, pipet, alumunium foil, kertas saring, oven

(memmert), desikator.

C. Tahapan Penelitian

1. Pembuatan es goyang buah naga.

a. Pembuatan adonan es goyang buah naga dengan

perlakuan variasi konsentrasi buah naga. Variasi konsentrasi buah naga

(konsentrasi merupakan berat buah naga per volume santan (BJ santan

dianggap 1) yang digunakan dalam pembuatan es goyang) adalah

sebagai berikut :

1) Es goyang buah naga kulit kupas 10% (100 gr buah naga + 250gr

gula + 2 mL air jeruk / 1 L santan).

2) Es goyang buah naga kulit kupas 25% (250 gr buah naga + 250gr

gula + 2 mL air jeruk / 1 L santan)

3) Es goyang buah naga kulit kupas 40% (400 gr buah naga + 250gr

gula + 2 mL air jeruk / 1 L santan)

4) Es goyang buah naga + kulit buah naga 10 % (50 gr buah naga +

50 gr kulit buah naga + 250gr gula + 2 mL air jeruk / 1 L santan)

5) Es goyang buah naga + kulit buah naga 25 % (125 gr buah naga +

125 gr kulit buah naga + 250gr gula + 2 mL air jeruk / 1 L santan)

Page 29: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

29

29

6) Es goyang buah naga + kulit buah naga 40 % (200 gr buah naga +

200 gr kulit buah naga + 250gr gula + 2 mL air jeruk / 1 L santan)

b. Adonan dimasukkan dalam cetakan beserta stik es

lalu dimasukkan dalam gerobak es kemudian gerobak digoyang.

c. Jika adonan setengah mengeras maka stick

diluruskan agar es yang sudah beku tidak mudah jatuh saat dimakan.

d. Jika adonan sudah benar-benar mengeras (ditandai

dengan stick tidak bisa digerakkan / sudah rapat) maka sudah menjadi

es yang kemudian dilepaskan dari cetakan dan dimasukkan ke dalam

plastik.

e. Es goyang yang sudah jadi (sudah dimasukkan

dalam plastik) disimpan dalam freezer.

Diagram alir pembuatan es goyang buah naga dapat dilihat

pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Es Goyang Buah Naga

2. Analisa

a. Analisa Total Antosianin dengan metode pH differensial (Giusti dan

Worlstad, 2001).

Dicampur dan dihancurkan

Buah naga, santan dan gula

Dimasukkan cetakan dan diberi stik

Digoyang

Adonan es

Es goyang buah naga

Air jeruk

Page 30: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

30

30

Penetapan antosianin dilakukan dengan metode perbedaan pH

yaitu pH 1,0 dan pH 4,5. Pada pH 1,0 antosianin berbentuk senyawa

berwarna oxonium dan pada pH 4,5 berbentuk karbinol tak berwarna.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat suatu alikuot larutan

antosianin dalam air yang pH-nya 1,0 dan 4,5 untuk kemudian diukur

absorbansinya. .

1) Pembuatan larutan buffer pH 1,0 dan pH 4,5

Untuk membuat larutan buffer pH 1,0 digunakan HCl

sebanyak 1,86 g dicampur dengan 980 ml air suling (akuades) dan

diatur pH-nya hingga mencapai 1 dengan menggunakan HCl pekat.

Selanjutnya larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 1 L dan

ditambahkan air suling sampai volume larutan 1 L. Sedangkan

untuk larutan buffer pH 4,5 digunakan CH3CO2Na.3H2O (sianidin-

3-glukosida) sebanyak 54,43 g dicampur dengan 960 ml air suling.

Kemudian pH diukur dan diatur dengan HCl pekat hingga

diperoleh larutan dengan pH 4,5. Selanjutnya larutan dipindahkan

ke dalam labu ukur 1 L dan diencerkan dengan air suling sampai

volume 1 L.

2) Pengukuran dan perhitungan konsentrasi antosianin total

- Faktor pengenceran yang tepat untuk sampel harus ditentukan

terlebih dahulu dengan cara melarutkan sampel dengan buffer pH

1 hingga diperoleh absorbansi kurang dari 1,2 pada panjang

gelombang 510 nm.

- Selanjutnya diukur absorbansi akuades pada panjang gelombang

yang akan digunakan (510 dan 700 nm) untuk mencari titik nol.

Panjang gelombang 510 nm adalah panjang gelombang

maksimum untuk sianidin-3-glukosida sedangkan panjang

gelombang 700 nm untuk mengoreksi endapan yang masih

terdapat pada sampel. Jika sampel benar-benar jernih maka

absorbansi pada 700 nm adalah 0.

Page 31: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

31

31

- Dua larutan sampel disiapkan, pada sampel pertama digunakan

buffer pH 1 dan untuk sampel kedua digunakan buffer pH 4,5.

Masing-masing sampel dilarutkan dengan larutan buffer

berdasarkan DF (dilution factor/faktor pengenceran) yang sudah

ditentukan sebelumnya. Sampel yang dilarutkan menggunakan

buffer pH 1 dibiarkan selama 15 menit sebelum diukur,

sedangkan untuk sampel yang dilarutkan dengan buffer pH 4,5

siap diukur setelah dibiarkan bercampur selama 5 menit.

- Absorbansi dari setiap larutan pada panjang gelombang 510 dan

700 nm diukur dengan buffer pH 1 dan buffer pH 4,5 sebagai

blankonya.

- Absorbansi dari sampel yang telah dilarutkan (A) ditentukan

dengan rumus :

Kandungan pigmen antosianin pada sampel dihitung dengan rumus :

Keterangan : ε = absorptivitas molar Sianidin-3- glukosida = 26900 L/(mol.cm) L = lebar kuvet = 1 cm MW = berat molekul Sianidin-3- glukosida = 449,2 g/mol DF = faktor pengenceran V = volume akhir atau volume ekstrak pigmen (L) Wt = berat bahan awal (g) b. Analisa Vitamin C dengan metode Iodometri (Slamet Sudarmadji, dkk,

1989).

ε

Page 32: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

32

32

- Untuk analisa Vitamin C, ditimbang 10 gram sampel kemudian

diencerkan hingga 100 mL dalam labu takar.

- Dari 100 mL larutan, diambil 20 mL kemudian ditambah 2 mL

amilum 1%.

- Kemudian titrasi dengan larutan Iod 0,0096 N sampai terbentuk

warna biru yang tidak hilang dalam 30 detik.

- Pembuatan standarisasi vitamin C

- Vitamin C Uncoated 30 mg ditambah aquades 30mL kemudian

ditambah amilum 2mL

- Lalu titrasi dengan larutan Iod 0,0096 N sampai terbentuk warna biru

yang tidak hilang dalam 30 detik.

- Banyaknya Vitamin C dihitung dengan rumus :

mL iodin x std vit C x N Iod x fp x 100

gr sampel

c. Uji Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH (Osawa, 1981)

- Sampel sebanyak 2 gram diencerkan dengan 10 mL methanol.

- Kemudian divortex (3.000 rpm) selama 10 menit.

- Larutan tersebut diambil 1 mL kemudian ditambah 1 mL larutan

DPPH 200 Mm dan diencerkan dengan methanol menjadi 10 ml.

- Setelah itu diukur pada absorbansi panjang gelombang 516 nm.

Kontrol = 1 ml DPPH encerkan dengan methanol sampai 10 mL.

- Setelah itu diukur pada absorbansi panjang gelombang 516 nm.

d. Analisa Serat Pangan dengan Metode Enzimatis (AOAC, 1996).

- 2 gr sampel dimasukkan dalam erlenmeyer 100 mL kemudian

ditambah aquades 50 mL dan α-amilase 0,1% dari sampel.

- Panaskan hingga mendidih dan dinginkan pada suhu kamar

kemudian disaring.

Kadar Vitamin C =

Page 33: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

33

33

- Ampas yang diperoleh dilarutkan dalam 50 mL aquades kemudian

ditambah 0,1% β-amilase.

- Lalu inkubasi pada suhu 50 oC selama 1 jam kemudian disaring.

- Ampas yang diperoleh dicuci dengan aseton 100 mL kedian cuci lagi

dengan etanol lalu dikeringkan pada suhu 105 oC sampai berat

konstan.

- Jumlah serat pangan dihitung dengan rumus :

berat konstan –berat kertas saring x 100%

Berat sampel

e. Uji sensoris

Parameter yang diujikan meliputi warna, rasa, aroma, tekstur

dan keseluruhan “es goyang buah naga”. Pengujian yang dilakukan

adalah uji kesukaan dengan metode scoring. Uji organoleptik

dilakukan dengan menggunakan 20 panelis tidak terlatih.

Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian

D. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang didapat kemudian dianalisis

menggunakan Analysis of Variance pada tingkat signifikasi α = 5%. Variasi

perlakuan adalah perbedaan formulasi buah naga yang dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Serat Pangan =

Es goyang buah naga

Analisa : 1. Total Antosianin 2. Vitamin C 3. Aktivitas Antioksidan 4. Serat Pangan 5. Sensoris

Buah naga kupas kulit 10%

Buah naga kupas kulit 25%

Buah naga + kulit 10%

Buah naga kupas kulit 40%

Buah naga + kulit 25%

Buah naga + kulit 40%

Page 34: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

34

34

Tabel 3.1. Variasi Perlakuan pada Penelitian Perlakuan Keterangan

NKA Es goyang dengan konsentrasi buah naga tanpa kulit 10% NKB Es goyang dengan konsentrasi buah naga tanpa kulit 25% NKC Es goyang dengan konsentrasi buah naga tanpa kulit 40% PKA Es goyang dengan konsentrasi buah naga tanpa kulit 5%, dengan

kulit 5% PKB Es goyang dengan konsentrasi buah naga tanpa kulit 12,5%,

dengan kulit 12,5% PKC Es goyang dengan konsentrasi buah naga tanpa kulit 20%, dengan

kulit 20%

Page 35: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

35

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Total Antosianin

Antosianin merupakan sekelompok zat warna alami berwarna

kemerahan yang larut di dalam air dan tersebar sangat luas di dunia tumbuh-

tumbuhan. Antosianin berperan sebagai pewarna alami makanan dan

antioksidan serta berperan sebagai pangan fungsional yang tersedia dalam

bentuk minuman ataupun suplemen (Shinta, 2009).

Penetapan antosianin pada penelitian es goyang buah naga ini

dilakukan dengan metode pH differensial yaitu pH 1,0 dan pH 4,5. Pada pH

1,0 antosianin berbentuk senyawa berwarna oxonium dan pada pH 4,5

berbentuk karbinol tak berwarna. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

membuat suatu alikuot larutan antosianin dalam air yang pH-nya 1,0 dan 4,5

untuk kemudian diukur absorbansinya (Giusti dan Worlstad, 2001). Besarnya

total antosianin pada es goyang buah naga dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Total antosianin Es Goyang Buah Naga Jenis Sampel Total antosianin

NKA 1,7314 ppm PKA 1,3151 ppm

Ket : NKA = Buah naga tanpa kulit 10% PKA = Buah naga dengan kulit 10%

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total antosianin es goyang buah

naga tanpa penambahan kulit lebih besar yaitu 1,7314 ppm dibanding total

antosianin es goyang buah naga dengan kulit yaitu 1,3151 ppm. Jika dilihat

secara sensoris, warna buah cenderung lebih merah dibanding warna kulit

buah naga. Dimana diduga total antosianin dalam buah lebih besar daripada

jumlah total antosianin dalam kulit buah naga. Proporsi penambahan kulit

pada es goyang PKA adalah 50% kulit dan 50% buah. Sedangkan untuk

proporsi pembuatan es goyang NKA adalah 100% buah. Sehingga, jika dilihat

Page 36: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

36

36

dari proporsi pembuatan, es goyang buah naga tanpa kulit seharusnya lebih

tinggi total antosianinnya. Hal ini sebanding dengan hasil yang diperoleh.

B. Vitamin C

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan

tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-

vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh

karena itu harus diperoleh dari bahan yang dikonsumsi misalnya dalam hal ini

adalah vitamin C yang dapat diperoleh pada buah-buahan dan sayuran yang

berwarna kuning (Clara et al, 1992).

Penentuan vitamin C es goyang buah naga pada penelitian ini

menggunakan metode Iodometri. Prinsip dari metode ini adalah mereaksikan

sampel yang mengandung vitamin C dengan larutan iod sehingga terbentuk

warna biru. Warna biru pada titrasi ini disebabkan oleh reaksi antara iod

dengan amilum yang digunakan sebagai indikator. Reaksi vitamin C dengan

iodin dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Reaksi vitamin C dengan iodin

Untuk analisa Vitamin C es goyang buah naga diperoleh hasil seperti

yang tercantum pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Vitamin C Es Goyang Buah Naga Jenis Sampel Vitamin C (mg/100gr)

NKA 30,8543 PKA 24,4164

Ket : NKA = Buah naga tanpa kulit 10% PKA = Buah naga dengan kulit 10%

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Vitamin C es goyang buah naga

tanpa penambahan kulit lebih besar yaitu 30,8543 mg/100gr dibanding

+ I2

I l

Page 37: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

37

37

Vitamin C es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu 24,4164

mg/100gr. Hal ini berarti jumlah Vitamin C dalam buah lebih besar daripada

dalam kulit. Jika dibandingkan dengan kandungan vitamin C buah naga

daging merah (Hylocereus polyrhizusI), terdapat selisih yang cukup jauh,

dimana jumlah vitamin C dalam buah naga daging merah (Hylocereus

polyrhizusI) adalah 8 – 9 mg/100gr. Buah naga yang digunakan adalah buah

naga super merah (Hylocereus costaricensis) yang kandungan vitamin C nya

lebih tinggi dibanding buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizusI).

Selain itu, ada kemungkinan penambahan air jeruk pada pembuatan es goyang

buah naga juga dapat menambah kandungan vitamin C dalam es goyang buah

naga, dimana Menurut Jeans (2007), kandungan vitamin C berkisar antara 27

– 49 mg/100 g daging buah. Penambahan air jeruk dimaksudkan untuk

menambah citarasa asam sebagaimana warna ungu yang mengindikasikan rasa

asam pada es goyang buah naga.

C. Aktivitas Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang melindungi komponen-komponen

makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) terutama

lemak dan minyak. Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan

untuk melindungi komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang juga

mengandung ikatan rangkap didalam strukturnya (Medikasari, 2000).

Pengukuran aktivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan

metode DPPH. Metode ini merupakan metode yang secara umum digunakan

dalam analisa aktivitas antioksidan karena relatif lebih sederhana, efektif dan

hasilnya akurat. Prinsip dari metode ini adalah senyawa antioksidan akan

bereaksi dengan radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen dan

menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning yang

diukur pada panjang gelombang 517 nm (Osawa, 1981). Besarnya aktivitas

antioksidan pada es goyang buah naga dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Aktivitas Antioksidan Es Goyang Buah Naga Jenis Sampel Aktivitas Antioksidan (%)

NKA 34,4741

Page 38: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

38

38

PKA 25,1724 Ket : NKA = Buah naga tanpa kulit 10% PKA = Buah naga dengan kulit 10%

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan es goyang

buah naga tanpa penambahan kulit lebih besar yaitu 34,4741 % dibanding

aktivitas antioksidan es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu

25,1724 %. Hal ini berarti aktivitas antioksidan dalam buah lebih besar

daripada dalam kulit. Besarnya aktivitas antioksidan sebanding dengan

besarnya total antosianin dan vitamin C dalam es goyang buah naga, dimana

semakin tinggi total antosianin dan vitamin C dalam es goyang buah naga,

maka aktivitas antioksidan juga semakin besar. Hal ini dikarenakan antosianin

dan vitamin C termasuk antioksidan. Menurut Pratomo (2009), buah naga

mengandung zat aktif dengan konsentrasi yang termasuk dalam kategori

pangan fungsional. Zat aktif tersebut adalah antioksidan yang tersebar dalam

betakaroten (bakal vitamin A), vitamin C dan antosianin. Mekanisme

antioksidasi antosianin dan vitamin C adalah dengan pemberian atom hidrogen

secara cepat ke radikal lipida dan mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil.

(Wini, 2003).

D. Serat Pangan

Serat pangan merupakan bagian makanan yang tidak dapat dicerna

oleh enzim, sehingga tidak menghasilkan energi atau kalori. Salah satu fungsi

serat adalah memperlancar buang air besar hal ini disebabkan karena adanya

serat makanan dalam feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang

banyak sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak

sehingga mempercepat konstraksi usus untuk lebih cepat buang air (Koswara,

2009).

Penentuan serat pangan es goyang buah naga pada penelitian ini

menggunakan metode enzimatis. Prinsip dari metode ini adalah melarutkan

semua komponen non-serat sehingga hanya tinggal seratnya saja kemudian

ditimbang sampai berat konstan. Besarnya serat pangan pada es goyang buah

naga dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 39: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

39

39

Tabel 4.4. Serat Pangan Es Goyang Buah Naga

Jenis Sampel Serat Pangan (%) NKA 1,1629 PKA 0,8692

Ket : NKA = Buah naga tanpa kulit 10% PKA = Buah naga dengan kulit 10%

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa serat pangan es goyang buah

naga tanpa penambahan kulit lebih besar yaitu 1,1629 % dibanding serat

pangan es goyang buah naga dengan penambahan kulit yaitu 0,8692 %.

Menurut Daniel (2008), di dalam buah naga terdapat biji berbentuk bulat

berukuran kecil berwarna hitam. Kulit bijinya sangat tipis tetapi keras. Biji

inilah yang merupakan serat pangan dalam buah naga. Menurut Anonimg

(2009), serat yang tidak larut dalam air banyak terdapat pada kulit gandum,

biji-bijian, sayuran dan kacang-kacangan. Hal inilah yang menyebabkan

jumlah serat pangan dalam buah lebih besar daripada dalam kulit.

E. Karakteristik Sensoris

Industri pangan melakukan pengujian sifat sensoris dengan tujuan

pengembangan dan pengujian mutu produk. Sifat sensoris bahan dan produk

pangan merupakan hal pertama yang harus diperhatikan konsumen, sebelum

mereka menilai lebih jauh misalnya pada aspek nilai gizinya (Anonim, 2003).

Kesukaan panelis akan menentukan suatu produk pangan dapat diterima atau

tidak oleh konsumen.

Es goyang buah naga merupakan es goyang yang mempunyai warna

dan rasa yang menarik. Hal ini disebabkan karena buah naga yang digunakan

sebagai bahan pewarna alami mempunyai warna merah keunguan yang

menarik, rasa manis sedikit asam.

Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah warna, rasa,

aroma, teksur dan keseluruhan. Pengujian sensoris dilakukan dengan uji

kesukaan metode scoring menggunakan 20 panelis tidak terlatih. Skor untuk

tiap-tiap parameter antara 1-9, semakin besar skor berarti semakin tinggi pula

Page 40: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

40

40

tingkat kesukaan panelis terhadap es goyang yang diamati. Hasil dari

pengujian sifat sensoris dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Skor Kesukaan pada Karakteristik Sensoris Es Goyang Buah Naga

Kulit / non kulit

% buah naga

Warna Rasa Aroma Tekstur Keseluruhan

10 5,15ab 6,55c 5,40c 5,65bc 6,05b 25 6,25c 4,80ab 4,10a 4,95ab 5,25ab Non kulit 40 5,45abc 4,15a 4,15a 4,55a 4,50a 10 5,00a 6,55c 5,25bc 5,70bc 5,90b 25 6,20bc 5,20b 4,50ab 5,00ab 5,25ab + Kulit 40 5,60abc 4,80ab 4,15a 5,05ab 5,55b

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada tiap kolom tidak berbeda nyata pada α 5% Keterangan skor : 1 = amat sangat tidak suka 6 = agak lebih suka 2 = sangat tidak suka 7 = lebih suka 3 = agak tidak suka 8 = sangat suka 4 = tidak suka 9 = amat sangat suka 5 = suka

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat dapat dilihat adanya kenaikan

kesukaan terhadap parameter warna dari konsentrasi 10% ke konsentrasi 25%.

Hal ini mungkin karena pada konsentrasi 10% warna yang dihasilkan kurang

kuat sehingga menurunkan kesukaan panelis terhadap parameter warna dan

panelis cenderung memilih konsentrasi 25% dimana warna yang dihasilkan

lebih kuat. Kemudian terjadi penurunan pada konsentrasi 25% ke konsentrasi

40%. Hal ini berarti penambahan buah naga dalam jumlah banyak akan

menurunkan kesukaan panelis terhadap parameter warna karena warna es

goyang buah naga yang dihasilkan cenderung gelap, sehingga kurang menarik.

Secara keseluruhan panelis agak lebih suka warna es goyang konsentrasi 25%.

Menurut Fennema (1985), warna merupakan atribut kualitas yang

paling penting. Walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi, rasa enak dan

tekstur baik namun jika warna kurang menarik, maka akan menyebabkan

produk tersebut kurang diminati. Warna merupakan parameter pertama yang

menentukan tingkat penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Penelitian

secara subyektif dengan penglihatan masih sangat menentukan dalam

pengujian sensoris warna.

Page 41: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

41

41

Untuk parameter rasa pada Tabel 4.5, es goyang yang paling disukai

adalah es goyang dengan buah naga konsentrasi 10%. Semakin besar

konsentrasi buah naga yang dihasilkan maka tingkat kesukaan panelis

terhadap parameter rasa semakin menurun. Hal ini disebabkan karena adanya

rasa langu dalam buah naga yang sebanding dengan besarnya konsentrasi buah

naga sehingga menurunkan kesukaan penelis terhadap parameter rasa.

Menurut Raharjo (2004), flavor merupakan kombinasi antara aroma

dan rasa yang menjadi karakteristik yang sangat penting dari suatu makanan.

Untuk parameter aroma pada Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa pada es goyang

buah naga tanpa penambahan kulit terjadi penurunan kesukaan terhadap

parameter aroma pada konsentrasi 10% ke konsentrasi 25%. Hal ini

disebabkan karena adanya aroma langu dalam buah naga yang sebanding

dengan besarnya konsentrasi buah naga sehingga menurunkan kesukaan

penelis terhadap parameter aroma. Pada konsentrasi 25% ke konsentrasi 40%

terjadi sedikit kenaikan kesukaan terhadap parameter aroma, akan tetapi

kenaikan tersebut tidak signifikan. Sedangkan pada es goyang buah naga

dengan penambahan kulit terjadi penurunan kesukaan terhadap parameter

aroma dari konsentrasi 10% ke konsentrasi 25% dan turun lagi pada

konsentrasi 40%. Hal ini disebabkan karena aroma langu pada buah naga yang

semakin tercium sehingga menurunkan tingkat kesukaan panelis terhadap

parameter aroma es goyang buah naga. Secara keseluruhan panelis suka aroma

es goyang konsentrasi 10%.

Untuk parameter tekstur pada Tabel 4.5, es goyang buah naga tanpa

penambahan kulit terjadi penurunan kesukaan terhadap parameter tekstur dari

konsentrasi 10% ke konsentrasi 25% dan turun lagi pada konsentrasi 40%.

Pada es goyang buah naga dengan penambahan kulit secara keseluruhan

terjadi penurunan kesukaan terhadap parameter tekstur dari konsentrasi 10%

sampai konsentrasi 40%. Tekstur es goyang buah naga yang paling disukai

adalah pada konsentrasi 10%. Diduga hal ini disebabkan oleh adanya biji buah

naga yang ada pada es goyang. Biji ini menyebabkan tekstur es goyang

Page 42: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

42

42

menjadi berpasir, sehingga menurunkan kesukaan panelis terhadap parameter

tekstur es goyang buah naga.

Untuk parameter keseluruhan pada Tabel 4.5 diatas, dapat dilihat

bahwa penambahan kulit buah naga tidak menunjukkan adanya beda nyata

pada konsentrasi 10% dan 25%. Akan tetapi penambahan kulit 40%

menunjukkan beda nyata dengan es goyang tanpa penambahan kulit pada

parameter keseluruhan. Pada es goyang buah naga tanpa penambahan kulit

terjadi penurunan kesukaan terhadap parameter keseluruhan dari konsentrasi

10% ke konsentrasi 25% dan turun lagi pada konsentrasi 40%. Sedangkan

pada es goyang buah naga dengan penambahan kulit terjadi penurunan

kesukaan terhadap parameter keseluruhan dari konsentrasi 10% ke konsentrasi

25% lalu naik pada konsentrasi 40% tetapi tidak beda nyata. Secara

keseluruhan panelis paling suka es goyang dengan konsentrasi buah naga

10%. Hal ini didukung dari parameter rasa, aroma dan tekstur yang paling

disukai panelis yaitu es goyang dengan konsentrasi 10%.

Page 43: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

43

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas dapat diambil beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Total Antosianin es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu

1,7314 ppm. Total antosianin es goyang buah naga dengan

penambahan kulit yaitu 1,3151 ppm.

2. Vitamin C es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu 30,8543

mg/100gr. Vitamin C es goyang buah naga dengan penambahan kulit

yaitu 24,4164 mg/100gr.

3. Aktivitas Antioksidan es goyang buah naga tanpa penambahan kulit

yaitu 34,4741 %. Aktivitas antioksidan es goyang buah naga dengan

penambahan kulit yaitu 25,1724 %.

4. Serat Pangan es goyang buah naga tanpa penambahan kulit yaitu

1,1629 %. Serat pangan es goyang buah naga dengan penambahan

kulit yaitu 0,8692 %.

5. Secara keseluruhan es goyang buah naga yang paling disukai

konsumen adalah es goyang dengan konsentrasi 10% baik yang tanpa

penambahan kulit maupun dengan penambahan kulit.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain:

1. Perlu dikaji kandungan senyawa fungsional lain di dalam es goyang

buah naga super merah seperti betakaroten.

2. Perlu variasi penggunaan buah naga daging merah maupun kulit

kuning dalam pembutan es goyang dapat digunakan sebagai alternatif

variasi warna, rasa serta kandungan senyawa fungsional.

Page 44: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

44

44

DAFTAR PUSTAKA

Adhietya. 2009. Apa Pengertian fenol?. http://id.answers.yahoo.com/. Diakses 26 Maret 2009.

Ahsol Hasyim dan M. Yusuf. 2010. Ubi Jalar Kaya Antosianin Pilihan Pangan Sehat. http://www.puslittan.bogor.net. Diakses pada tanggal 20 Januari 2010.

Anonim. 2000. Buah Segar Sarat Manfaat. http://www.hanyawanita.com. Diakses pada tanggal 9 Juni 2010.

Anonim. 2003. Industri Pangan Butuh Uji Organoleptik. http://www.pelita. or.id. Diakses tanggal 17 Mei 2009.

Anonim. 2007. Jenis Buah Naga Merah. http://dfruitsragen.blogspot.com. Diakses pada tanggal 29 September 2009.

Anonima. 2008. Manfaat Buah naga. http://hidupsehatselalu.jualgadget.com. Diakses pada tanggal 24 Maret 2009.

Anonimb. 2008. Sifat-sifat Organoleptik. http://tekhnologi-hasil-pertanian.blogspot.com. (Diakses tanggal 17 Mei 2009).

Anonima. 2009. Penemuan Pertama Es Krim. http://www.banjarmasinpost.co.id. Diakses pada tanggal 16 November 2009.

Anonimb. 2009. EsKrim. http://www.halalguide.info. Diakses pada tanggal 16 November 2009.

Anonimc. 2009. Es. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 7 Januari 2010.

Anonimd. 2009. Budidaya Buah Naga Merah. http://buahnaga.com/. Diakses pada tanggal 24 Maret 2009.

Anonime. 2009. Macam-Macam Buah dan Manfaatnya. http://lifestyle.Okezone .com. Diakses pada tanggal 13 Mei 2009.

Anonimf. 2009. Serat Pangan. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 27 November 2009.

Anonimg. 2009. Manfaat Serat Makanan Tidak Larut. www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 27 November 2009.

Anonimh. 2009. Vanilli. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 29 September 2009.

Anonima. 2010. Jeruk Nipis. www.iptek.net.id. Diakses pada tanggal 19 April 2010.

Anonimb. 2010. Jeruk Nipis. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 19 April 2010.

AOAC. 1996. Official Method of Analysis, Inc. Arlington. Virginia.

41

Page 45: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

45

45

Ari. 2007. Buah Duwet Sumber Antioksidan. www.suaramerdeka.com. Diakses pada tanggal 20 Januari 2010.

Ariffin, Abdul Azis; Bakar, Jamilah; Tan, Chin Ping; Rahman, Abdul Russly; Karim, Roselina & Loi, Chia Chun. 2008. Asam Lemak Esensial Buah Naga. http://en.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 20 November 2009.

Banzon, J. A, O. N. Gontales, S. Y. De Leon and P. C. Sanchez. 1990. Coconut as Food. Philippine Coconut Research and Development Foundation. Inc. Quezon City.

Buck , D.F. 1991. Antioxidants. http://tumoutou.net. Diakses pada 09 Maret 2009.

Clara et al. 1992. Prinsip – prinsip Ilmu Gizi. Kanisius. Yogyakarta.

Clark, Jim. 2004. The Acidity Of Phenol. http://www.chemguide.co.uk. Diakses pada tanggal 19 November 2009.

Coppen, P.P 1983. The Use of Antioxidant. Di dalam: J.C. Allen dan R.J Hamilton, editor. Rancidity in Foods. Applied Science Publishers, London.

Daniel Kristanto. 2008. Buah Naga “Pembudidayaan di Pot dan Kebun”. Penebar Swadaya. Depok.

Deddy Muchtadi. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Demand, John M. 1997. Kimia Bahan Makanan. ITB Press. Bandung.

Dwi Hudiyanti. 2009. Dibalik Lezatnya Es Krim. chemistry.uii.ac.id. Diakses pada tanggal 18 November 2009.

Erza Bestari Pranutikagne. 2009. Ekstraksi Dan Uji Kestabilan Zat Warna Betasianin Dari Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Serta Aplikasinya Sebagai Pewarna Alami Pangan. http://eprints.undip. Diakses pada tanggal 9 Juni 2010.

FAO. 1982. Grape Skin Extract. http://www.inchem.org. Diakses pada tanggal 5 Januari 2010.

Fennema, Owen. 1985. Food Chemistry. Second Edition. Marcell Dekker, Inc. New York.

Giusti, M. M. dan R. E. Worlstad dalam Tensiska, Een Sukarminah dan Dita Natalia. 2001. Characterization and Measurement of Anthocyanins by UV-Visible Spectroscopy. Oregon State University. http://does.org /masterl/facsample.htm-37k. Diakses pada tanggal 5 Januari 2010.

Gordon, M.H 1990. The mechanism of antioxidants action in vitro. Di dalam: B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants. Elsivier Applied Science, London.

Hagenmaier. 1980. Coconut Aqueous Processing. University of San Carlos. Cebu City.

Page 46: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

46

46

Hamilton, R.J. 1983. The Chemistry of Rancidity in Foods. Di dalam: J.C. Allen dan R.J. Hamilton, editor. Rancidity in Foods. Applied science Publishers, London.

Hardjono, S.1996. Sintesis Bahan Alam. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ida. 2009. Manfaat Buah Naga. http://carahidup.um.ac.id. Diakses pada tanggal 9 Juni 2010

Ismunandar. 2009. Dibalik Lembutnya Es Krim. http://www.kimianet.lipi. Diakses pada tanggal 16 November 2009.

Ivan Kurnia Cipta dan Andri Hadi. 2008. Analisis Penggunaan Bahan Pengganti Susu dan Gula pada Produk Es Krim. http://dewey.petra. ac.id. Diakses pada tanggal 17 November 2009.

Jeans. 2007. Jeruk Lebih Baik dari Tablet Vitamin C. http://www.dechacare.com/ info.php. (Diakses pada tanggal 20 Mei 2008).

J Silalahi. 2006. Makanan Fungsional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Kartika, Bambang, Pudji Astuti dan Wahyu Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Ketaren. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.

Kurnia Kusnawidjaja. 1993. Biokimia. Alumni. Bandung.

Lo, G.S, Moore, W.R. dan Gordon, D.T. 1991. Physiological effects and Functional Properties of Dietary Fibre Sources. Van Nostrand. New York. hal 153-191.

Made Astawan. 2009. Ada Penjinak Virus Di Dalam Es Krim! http://m.depkes. go.id/ popups/articleswindow.php?id=226. Diakses pada tanggal 16 November 2009.

Markakis, P. 1982. Anthocyanin as Food Colors. Academic Press. New York.

Medikasari. 2000. Bahan Tambahan Makanan, Fungsi dan Penggunaannya Dalam Makanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Osawa, T. dan Namiki, M. A. 1981. A Novel Type of Antioxidant Isolated From Leaf Wax of Eucalyptus Leaves. Agric. Biol. Chem. 45 :735-739.

Pratomo. 2008. Superioritas Jambu Biji dan Buah Naga. http://www.unika.ac.id/pasca/pmtp/?p=5. diakses pada tanggal 24 Maret 2009.

Pratt, D.E. 1992. Natural Antioxidants From Plant Material. Di dalam : M.T. Huang, C.T. Ho, dan C.Y. Lee, editor. Phenolic Compounds in Food and Their Effects on Health H. American Society, Washington DC.

Raharjo, Sri. 2004. Kerusakan Oksidatif pada Makanan. Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah MadaYogyakarta. Yogyakarta.

Page 47: Kajian kandungan senyawa fungsional dan karakteristik .../Kajian... · Untuk itu perlu inovasi baru dalam pembuatan es goyang dengan warna baru dan kandungan gizi yang lebih baik

47

47

Shinta Ferlina. 2009. Anthosianin. www.khasiatku.com. diakses pada tanggal 21 Januari 2010.

Slamet Sudarmadji, Bambang Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta

Sumargono. 2007. Membuat Garam dan Gula. Dinamika Media. Jakarta.

Suminar, Hart.1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.

Sutrisno Koswaraa. 2009. Tepung santan, suatu alternatif Pengawetan. http://www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 29 September 2009.

Sutrisno Koswarab. 2009. Serat Makanan Membuat Usus Nyaman. www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 27 November 2009.

Riphqi. 2009. Garam dan Es Krim. http://gagmwkalah.blogspot. com/2008/11/garam-dan-es-krim.html. Diakses pada tanggal 16 November 2009.

Senter, S.D ; Robertson,JA ; and Meredith, F.I., 1989. Phenolic Compound of The Mesocarp of Cresthaven Peaches During Storage and Ripening. Juornal Food Science 54 : 1259-1268

Stark, A dan Madar, Z. 1994. Dietary Fibre. Functional Foods. Chapman and Hall. New York. Hal 183-201.

Syaiful Rohman, dkk. 2009. Pengolahan Tepung Tapioka Dan Santan Kelapa Menjadi Es Krim "Coco Tapioka" Aneka Rasa Sebagai Alternatif Wirausaha Baru Di Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/pkm/article/view/3018. Diakses pada tanggal 11 November 2009.

Tarwiyah Kemal. 2001. Minyak Kelapa. http://www.ristek.go.id. Diakses pada 12 Maret 2007.

Tri Wahyuni. 2000. Sejuta Manfaat Buah Anggur. http://www.suarakarya-online.com. Diakses pada tanggal 9 Juni 2010.

Tranggono. 1989. Biokimia Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.

Widjaya, C.H. 2003. Peran Antioksidan Terhadap Kesehatan Tubuh, Healthy Choice. http://tumoutou.net. Diakses pada 09 Maret 2009.

Winarno, F.G, 1991. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wini Trilaksani. 2003. ANTIOKSIDAN: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran Terhadap Kesehatan. [email protected]. Diakses pada 09 Maret 2009.