kajian implementasi sistem pengendalian intern bank pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) meningkatkan...

43
1 Pendahuluan Krisis Moneter yang melanda wilayah Asia Tenggara di pertengahan 1997 membawa dampak buruk yang besar pada perekonomian Indonesia (Anang dan Saraswati 2007). Salah satunya ialah krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1997 telah menghancurkan sistem perekonomian yang mengakibatkan krisis perbankan yang terparah sepanjang dunia perbankan nasional (Irmalasari, 2010). Kondisi perekonomian saat itu serba tidak menentu yang menyebabkan tingginya resiko perbankan yang mengalami kesulitan keuangan (Sri, 2010) dan penurunan kinerja perbankan nasional. Salah satu penyebab menurunnya kinerja perbankan ialah semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang menyebabkan bank harus menyediakan cadangan penghapusan hutang yang cukup besar sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit menjadi terbatas. Dalam rangka pengelolaan resiko dengan baik bank telah diwajibkan untuk menerapkan manajemen resiko yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu SEBI no.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman Standar Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum”, SEBI No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum” dan SEBI No.5/23/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Dengan Memperhitungkan Resiko Pasar dan Pedoman Perhitungan Posisi Devisa Neto Bank Umum serta melaksanakan prinsip-prinsip Good 1

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xii

1

Pendahuluan

Krisis Moneter yang melanda wilayah Asia Tenggara di pertengahan 1997

membawa dampak buruk yang besar pada perekonomian Indonesia (Anang dan

Saraswati 2007). Salah satunya ialah krisis keuangan yang melanda Indonesia

pada tahun 1997 telah menghancurkan sistem perekonomian yang mengakibatkan

krisis perbankan yang terparah sepanjang dunia perbankan nasional (Irmalasari,

2010). Kondisi perekonomian saat itu serba tidak menentu yang menyebabkan

tingginya resiko perbankan yang mengalami kesulitan keuangan (Sri, 2010) dan

penurunan kinerja perbankan nasional. Salah satu penyebab menurunnya kinerja

perbankan ialah semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang

menyebabkan bank harus menyediakan cadangan penghapusan hutang yang

cukup besar sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit

menjadi terbatas. Dalam rangka pengelolaan resiko dengan baik bank telah

diwajibkan untuk menerapkan manajemen resiko yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia yaitu SEBI no.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang

“Pedoman Standar Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum”, SEBI

No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman Standar Sistem

Pengendalian Intern Bagi Bank Umum” dan SEBI No.5/23/DPNP tanggal 29

September 2003 tentang “Pedoman Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum Dengan Memperhitungkan Resiko Pasar dan Pedoman Perhitungan

Posisi Devisa Neto Bank Umum serta melaksanakan prinsip-prinsip Good

1

Page 2: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xiii

Corporate Governance dalam kegiatan usahanya (Peraturan Bank Indonesia No

8/13/pbi/2006), sehingga pada tahun 2006 Bank Indonesia (BI) mengeluarkan

kebijakan tentang penerapan good corporate governance dengan peraturan BI

No.8/14/PBI/2006 yang dapat dinilai untuk memperbaiki citra perbankan yang

sempat buruk. Good Corporate Governance adalah pengelolaan perusahaan sesuai

tata kelola yang baik yang memperhatikan kepentingan semua pihak terkait

(Dunil, 2007:6). sehingga diharapkan dengan penerapan good corporate

governance ini dapat mengurangi resiko yang terjadi akibat krisis global yang

terjadi (Irmalasari, 2010). Setiap tahun permintaan akan kredit mengalami

peningkatan yang mengakibatkan kredit bermasalah menjadi semakin besar

sehingga resiko kredit macet saat ini cukup tinggi, berdasarkan data BI hingga

agustus 2011 jumlah kredit macet mencapai 113 triliun, angka ini bertumbuh

6,2% sepanjang tahun yang hampir mendekati ambang batas kredit BI.1

Kredit merupakan salah satu sumber pendapatan bank yang cukup besar,

tetapi kredit juga memiliki resiko yang sangat tinggi karena jika kredit tidak

dikelola secara baik akan menimbulkan kredit bermasalah yang berakibat pada

peningkatan biaya yang harus dikeluarkan bank untuk memupuk cadangan

kerugian yang disebut PPAP yang dapat mengurangi laba yang akan diterima oleh

bank. Tingginya kredit bermasalah akan membuat bank harus menyediakan

cadangan PPAP yang lebih besar pula sehingga dalam kemampuan bank dalam

1 http://www.vibiznews.com/news/banking_insurance/2011/09/27/bi-mencatat-

kredit-konsumsi-hingga-agustus-2011-rp-113-triliun

2

Page 3: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xiv

menghasilkan bank akan menurun, untuk itu diperlukan serangkaian kebijakan

yang harus dilakukan dalam rangka mengurangi kredit bermasalah. (Bastian dan

Suhardjono, 2006.,dalam Hardina, 2009).

Untuk mengurangi resiko terjadinya kerugian yang akan dihadapi oleh

bank, maka Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan yang tertuang dalam

peraturan No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman Standar

Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum”. Sistem pengendalian intern yang

dikeluarkan oleh BI merupakan komponen yang penting dalam manajemen dan

menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat dan aman. Sehingga

diharapkan dapat diterapkan dan dijalankan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan oleh BI.

Sistem pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur

yang dirancang dengan tujuan untuk menjaga kekayaan dan catatan perusahaan,

untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntan, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001 dalam Eva, 2009).

Sistem pengendalian intern bank merupakan mekanisme pengawasan yang

ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan (on going basis), yang

bertujuan sebagai berikut: kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku; tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar,

lengkap dan tepat waktu; efisiensi dan afektifitas dari kegiatan usaha bank; serta

meningkatkan efektifitas budaya resiko (risk culture) pada organisasi menyeluruh.

Terdapat lima elemen dalam sistem pengendalian intern bank, yaitu pengawasan

oleh manajemen dan kultur jaringan; identifikasi dan penilaian resiko; kegiatan

3

Page 4: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xv

pengendalian dan pemisahan tugas; sistem akuntansi, informasi dan komunikasi;

serta kegiatan pemantauan dan tindakan koreks penyimpangan (Lamp.SE

No.5/22/DPNP tanggal 29 september 2003).

Pengendalian intern yang digunakan oleh entitas bisnis perlu dilakukan

pengujian sistem pengendalian intern, yang pada dasarnya didasarkan atas salah

satu standar pengukuran dari tiga standar pengukuran yang dikeluarkan oleh

lembaga yang berbeda-beda yaitu Integrated Framework of Internal Control yang

diterbitkan oleh COSO, Bank for International Settlement ( BIS) dan surat edaran

Bank Indonesia Nomor 5/22/DPNP tanggal 23 september 2003 tentang pedoman

standar Sistem Pengendalian Inten Bagi Bank Umum yang diterbitkan oleh BI.

Pada umumnya ketiga model pengendalian internal ini sering digunakan

dalam organisasi bisnis yang memiliki tujuan yang sama meskipun diterbitkan

oleh organisasi yang berbeda. Karena skripsi ini meneliti mengenai kajian

pengendalian intern perbankan, maka peneliti berfokus pada penilaian kiteria

standar yang dikeluarkan oleh BI dengan menggunakan data hasil audit BPK atas

sistem pengendalian intern, dimana hasil audit BPK menggunakan standar COSO,

sehingga perbedaan penelitian ini dengan hasil audit BPK terletak pada standar

yang digunakan BPK dalam menilai SPI.

Penelitian ini, tidak berfokus pada implementasi sistem pengendalian

intern pada kredit, melainkan berfokus pada kajian implementasi sistem

pengendalian intern secara umum yang digunakan oleh bank pemerintah, dan

peneliti mengambil tiga bank pemerintah yang bukan merupakan hasil merger

4

Page 5: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xvi

dikarenakan dalam bank yang merger merupakan gabungan dari beberapa bank

dengan sistem dan kultur yang berbeda, dan merupakan perusahaan BUMN.

Peneliti juga memilih bank pemerintah karena ingin melihat kajian sistem

pengendalian intern yang diterapkan oleh bank pemerintah, sehingga peneliti

mengambil objek penelitian yaitu BRI, BNI dan BTN, dan dibandingkan dengan

standar yang dikeluarkan oleh BI. Peneliti mengambil tiga elemen dari lima

elemen yang ada yaitu penilaian resiko, sistem informasi, akuntansi, komunikasi

dan kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan.

Masalah Penelitian

Bank BRI, BNI dan BTN telah menerapkan pengendalian intern untuk

menghindari adanya ketidakpastian yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Untuk mengetahui pemahaman atas kajian penerapan sistem pengendalian intern

terhadap komponen pengendalian intern dengan mengambil tiga komponen

pengendalian intern yang akan diteliti oleh peneliti untuk mengetahui kajian

implementasi dari sistem pengendalian intern.

Persoalan Penelitian

1. Bagaimana kajian penerapan pengendalian untuk elemen identifikasi dan

penilaian resiko BRI, BNI, dan BTN ?

2. Bagaimana kajian penerapan pengendalian untuk elemen sistem

akuntansi, informasi dan komunikasi BRI, BNI, dan BTN ?

3. Bagaimana kajian penerapan pengendalian untuk elemen kegiatan

pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan BRI, BNI, dan BTN ?

5

Page 6: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xvii

Tinjauan Teoritis

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam

Ramadhani (2009) yaitu :

Sistem pengendalian internal yaitu sistem pengendalian internal meliputi

struktur organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinasi yang

dianut oleh perusahaan untuk melindungi harta kekayaan serta memeriksa

ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, dapat meningkatkan

efisiensi usaha, dan dapat mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah

ditetapkan.

Sistem Pengendalian Intern COSO ( Dunil, 2007)

A Process effected by an entity’s board of directors, management, and

other personnel, design to provide reasonable assurance regarding the

achievement of objectives in the following three categories : effectiveness and

effeciency of operations, reliability of financial report and compliance with

applicable laws and regulations.

Kemunculan COSO pada umumnya disebabkan pada awal dekade 80an

dengan kasus “Fraudulent Financial Reporting” yang dirasakan sebagai

kegagalan audit atas laporan keuangan yang merupakan akibat dari kelemahan

internal control pada perusahaan bersangkutan. Dalam model pengendalian

internal COSO terdapat tiga tujuan pengendalian internal yaitu efektivitas dan

efisiensi operasi, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan

6

Page 7: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xviii

peraturan yang berlaku, dan COSO juga memiliki lima komponen diantaranya

lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, kegiatan pengendalian, informasi

dan komunikasi dan pemantauan

Sistem Pengendalian Intern BIS (Dunil, 2007)

Sistem pengendalian intern BIS merupakan sistem pengendalian intern

yang mengadaptasi pada COSO dan menetapkan prinsip-prinsip internal control

yang merupakan acuan bagi bank dalam organisasi bank, dan disini BIS

melakukan beberapa penyesuaian sehingga cocok untuk organisasi perbankan dan

dalam menetapkan tujuan pengendalian intern penyesuaian yang dilakukan BIS

terdapat pada laporan keuangan dimana laporan keuangan tidak hanya

mementingkan keandalan melainkan kelengkapan dan ketepatan waktu sehingga

dirumuskan tujuan pengendalian inetern menurut BIS ialah efektivitas dan

efisiensi kegiatan, keandalan, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan keuangan

dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan BIS juga

melakukan penyesuaian terhadap empat komponen COSO, sehingga elemen

pengandalian intern yang dikeluarkan oleh BIS Pengawasan manajemen dan

budaya control, pengenalan dan penaksiran resiko, pengendalian kegiatan dan

pemisahan fungsi,informasi dan komunikasi, memantau kegiatan dan mengoreksi

pemborosan, pada elemen ini terlihat bahwa komponen informasi dan komunikasi

yang tidak berubah dan jelas bahwa elemen yang ditetapkan oleh BIS lebih

mengarah pada bisnis perbankan.

7

Page 8: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xix

Sistem Pengendalian Intern BI (Dunil, 2007)

Dalam organisasi perbankan Indonesia BI juga mengeluarkan dan

menetapkan pengendalian intern bagi bank umum yang tertuang dalam peraturan

PBI No /22/DPNP/ tanggal 23 september 2003 tentang “ Pedoman Pengendalian

Intern Bagi Bank Umum” dalam PBI tujuan yang pengendalian intern ialah

kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, tersediaanya informasi keuangan dan

manajemen yang benar, lengkap dan waktu, efisiensi dan efektivitas dari kegiatan

usaha bank, dan meningkatkan efektivitas budaya resiko dalam tujuan ini terlihat

perbedaan urutan pada tujuan pengendalian intern dimana BI menempatkan

kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku menjadi

urutan pertama dan BI menambah satu tujuan pada urutan keempat yaitu

meningkatkan efektivitas budaya resiko dan elemen dari pengendalian intern BI

sama seperti elemen yang dikeluarkan oleh BIS hanya saja pada elemen sistem

informasi dan komunikasi BI menambahkan sistem akuntansi sehingga pada

elemen keempat sisntem informasi, komunikasi dan akuntansi.

Pengendalian internal (BI, 2003) merupakan suatu mekanisme pengawasan yang

ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan (on going basis) guna

:

1) Menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank

2) Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat

3) Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku

8

Page 9: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xx

4) Mengurangi dampak keuangan/ kerugian, penyimpangan termasuk

kecurangan/ fraud dan pelanggaran aspek kehati- hatian

5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya

Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan sistem pengendalian intern menurut (BI, 2003):

1. Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

(Tujuan Kepatuhan) Tujuan Kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa

semua kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang

dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan Bank maupun

kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan oleh Bank.

2. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan

tepat waktu (Tujuan Informasi) Tujuan Informasi adalah untuk

menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang

diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat

dipertanggungjawaban.

3. Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank (Tujuan Operasional).

Tujuan Operasional dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi dalam menggunakan aset dan sumber daya lainnya dalam rangka

melindungi Bank dari resiko kerugian.

9

Page 10: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxi

4. Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi

secara menyeluruh (Tujuan Budaya Risiko) Tujuan Budaya Risiko

dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai

penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan

prosedur yang ada di Bank secara berkesinambungan

Komponen Pengendalian

Menurut (BI, 2003) komponen pengendalian internal :

1) Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian

a. Dewan komisaris berperan secara aktif untuk memastikan adanya

perbaikan terhadap permasalahan bank yang dapat mengurangi

efektivitas pengendalian intern

b. Dewan komisaris melakukan kajian ulang terhadap evaluasi

pelaksanaan pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern

dan auditor ekstern

c. Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan

dan auditor ekstern

d. Memastikan bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah

dilaksanakan oleh pejabat pegawai yang memiliki pengalaman dan

kemampuan yang memadai.

10

Page 11: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxii

2) Identifikasi dan Penilaian resiko

Penilaian resiko merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh direksi

dalam rangka identifikasi, analisis dan menilai resiko yang dihadapi bank

untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. Resiko dapat timbul dan

berubah sesuai dengan kondisi bank, antara lain :

a. Perubahan kegiatan oprasional bank

b. Perubahan susunan personalia

c. Perubahan sistem informasi

d. Pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu

e. Perkembangan teknologi

f. Perubahan dalam sistem akuntansi, hukum yang berlaku

3) Kegiatan Pengendalian dan pemisahan Fungsi

Kegiatan pengendalian mencakup penetapan kebijakan dan prosedur

pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahwa

kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi. Kegiatan

pengendalian antara lain :

a. Kaji ulang kinerja oprasional

b. Kaji ulang manajemen

c. Pengendalian sistem informasi

d. Pengendalian aset fisik

e. Pemisahan fungsi

11

Page 12: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxiii

4) Sistem Akuntansi, Informasi, dan Komunikasi

a. Proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi

manajemen dilaksanakan secara berkala. Setiap penyimpangan

segera diatasi dan diinvestigasi dan diatasi permasalahannya.

b. Sistem informasi harus menghasilkan laporan kegiatan usaha,

kondisi keuangan, penerapan manajemen resiko

c. Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang

relevan, akurat, tepat waktu, dapat diakses oleh pihak yang

berkepentingan

d. Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada

seluruh pihak, baik intern maupun ekstern.

e. Sistem pengendalian intern bank harus mampu memastikan adanya

saluran komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat dan karyawan

memahami dan memenuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku.

5) Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan.

a. Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap

efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern

b. Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem

pengendalian intern berkaitan dengan adanya kondisi intern dan

ekstern

c. Bank harus menyelanggarakan audit intern yang efektif dan

menyeluruh terhadap sistem pengendalian intern

12

Page 13: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxiv

Prinsip Pemberian Kredit

Prinsip pengkreditan ini didasarkan atas konsep 5C yang dapat

membantu memberikan informasi mengenai kemampuan membayar

nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya (Siamat,

1995).

Adapun prinsip perkreditan menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002;

251) :

a) Character

Penilaian terhadap calon nasabah perlu dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana iktikad baik dan kejujuran calon

nasabah untuk kemauan membayar kembali kredit yang

diterimanya.

b) Capacity

Penilaian terhadap capacity debitur untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan debitur mengembalikan pokok pinjaman

serta bunga pinjamanya. Penilaian kemampuan tersebut dilihat

dari kegiatan usaha dan kemampuan melakukan pengelolaan

atas usaha yang akan dibiayai melalui kredit

c) Capital

Dalam melakukan penilaian atas jumlah modal yang dimiliki

debitur perlu dilihat apakah debitur memiliki modal yang

memadai dalam menjalankan usahanya. Semakin besar modal

yang ditanam oleh debitur kedalam usahanya yang akan

13

0

Page 14: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxv

dibiayai dengan kredit bank akan menunjukkan keseriusan

debitur untuk menjalankan usahanya tersebut. Disamping itu

besarnya jumlah modal yang ditanam akan memberi daya tahan

usaha nasabah dalam menghadapi siklus atau fluktuasi

ekonomi

d) Collateral

Penilaian terhadap barang jaminan yang akan diserahkan

debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya

adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang atau agunan

tersebut dapat menutupi resiko pengembalian kewajiban

debitur. Fungsi jaminan disini sebagai alat pengaman terhadap

kemungkinan tidak mampunyai melunasi kredit yang

diterimanya.

e) Condition

Penilaian terhadap kondisi ekonomi adalah untuk mengetahui

mengenai kondisi pada suatu saat daerah yang memungkinkan

mempengaruhi kelancaran usaha debitur. Kondisi ekonomi ini

termasuk peraturan perekonomian yang pada gilirannya akan

mempengaruhi kegiatan usaha nasabah

14

Page 15: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxvi

METODE PENELITIAN

Jenis data yang digunakan dalam penelitian data sekunder. Data Sekunder ialah

data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, yaitu diolah dan disajikan oleh

pihak lain (Supramono Sugiarto dalam permana, 2010). Sumber data sekunder

dalam penelitian ini berupa data hasil audit SPI terhadap bank BNI, bank BRI, dan

Bank BTN terkait dengan temuan hasil BPK mengenai efektifitas penerapan

sistem pengendalian intern bank.

Definisi Operasional Variabel

Sistem pengendalian intern menurut Bank Indonesia mempunyai lima elemen,

yaitu pengawasan oleh manajemen budaya pengendalian, identifikasi resiko,

kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi, sistem akuntansi, informasi dan

komunikasi, kegiatan pemantauan dan koreksi penyimpangan, yang digunakan

oleh peneliti untuk membandingkan pengujian sistem pengendalian intern yang

ada pada objek penelitian.

15

00

Page 16: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxvii

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel terpilih serta indikator empiris

Variabel Indikator

1. Identifikasi dan penilaian

resiko

2. Sistem akuntansi,

informasi, dan

komunikasi

a) Sistem Akuntansi

b) Sistem Informasi

Penilaian resiko dilakukan oleh direksi

dengan mengedintifikasi, menganalisis, dan

menilai resiko yang dihadapi untuk

mencapai target yang ditetapkan

Sistem pengendalian intern yang efektif

mengharuskan bank secara terus-menerus

mengedintifikasi dan menilai resiko yang

dapat mempengaruhi pencapaian sasaran

Penilaian harus dapat mengedintifikasi

resiko yang dihadapi bank, penetapan limit

resiko dan bentuk pengendalian resiko

tersebut

Penilaian resiko harus mencakup resiko

individual maupun secara keseluruhan

(resiko kredit, resiko pasar, resiko likuiditas,

resiko oprasioanal, resiko hukum, resiko

reputasi, resiko strategik, resiko kepatuhan)

Pengendalian intern perlu dikaji ulang secara

tepat dalam hal terdapat resiko yang belum

dikendalikan, baik resiko yang sebelumnya

sudah ada maupun resiko yang baru muncul.

Sistem akuntansi meliputi metode dan

catatan dalam rangka mengedintifikasi,

mengelompokan, menganalisis,

mengklasifikasi, mencatat/ membukukan

dan melaporkan transaksi bank

Untuk menjamin data akunting yang akurat

dan konsisten dengan data yang tersedia

berdasarkan hasil olahan sistem, maka

proses rekonsiliasi antara data akunting dan

sistem informasi manajemen wajib

dilaksanakan secara berkala atau sekurang-

kurangnya setiap bulan

Sistem informasi harus dapat menghasilkan

laporan mengenai kegiatan usaha, kondisi

keuangan, penerapan manajemen resiko dan

pemenuhan ketentuan yang mendukung

pelaksanaan tugas dewan komisaris dan

direksi

16

00

Page 17: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxviii

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Indikator

c) Sistem Komunikasi

3. Kegiatan pemantauan dan

tindakan koreksi

penyimpangan

a) Kegiatan

Pemantauan

Ketersediaan bukti dan dokumen yang

memadai dalam rangka mendukung proses

jejak audit

Sistem Pengendalian Intern yang efektif

menyediakan data/informasi internal yang

cukup mengenai keuangan, kepatuhan Bank

terhadap ketentuan dan peraturan yang

berlaku, informasi pasar (kondisi eksternal)

serta kondisi yang diperlukan dalam rangka

pengambilan keputusan yang tepat

Pelaksanaan Pengendalian terhadap sistem

komputer dan pengamanannya maupun

pengendalian terhadap aplikasi softwere dan

prosedur manual lainnya (application

Control)

Sistem komunikasi harus mampu

memberikan informasi kepada seluruh pihak,

baik intern maupun ekstern, seperti otoritas

pengawasan bank, auditor ekstern,

pemegang saham, dan nasabah bank.

Sistem pengendalian intern bank harus

memastikan adanya saluran komunikasi

yang efektif agar seluruh pejabat atau

pegawai bank sepenuhnya memahami dan

mematuhi kabijakan dan prosedur yang

berlaku dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab

Direksi Bank harus menyelenggarakan

saluran/jalur komunikasi yang efektif agar

informasi yang diperlukan terjangkau oleh

pihak yang berkepentingan

Struktur organisasi Bank harus

memungkinkan adanya arus informasi yang

memadai, yaitu informasi ke atas, ke bawah

dan lintas satuan kerja

Bank harus melakukan pemantauan secara

terus-menerus terhadap efektivitas

keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern

17

00

Page 18: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxix

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Indikator

b) Fungsi SKAI

c) Perbaikan

Kelemahan dan

Koreksi

Penyimpangan

Memastikan bahwa fungsi pemantauan

ditetapkan secara jelas dan terstruktur

dengan baik dalam organisasi bank

Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi

dan hasil evaluasi dari satuan kerja/ pegawai

yang ditugaskan untuk melakukan

pemantauan

Bank harus menyelanggarakan audit intern

yang efektif dan menyeluruh terhadap sistem

pengendalian intern. Pelaksanaan audit

intern tersebut dilaksanakan oleh SKAI

Sebagai bagian dari sistem pengendalian

inten. SKAI harus melaporkan hasil

temuannya secara langsung kepada

komisaris, direktur utama, dan direktur

kepatuhan

SKAI harus melakukan penilaian yang

independen mengenai kecukupan dari

kepatuhan bank terhadap kebijakan dna

prosedur yang telah ditetapkan

Dalam menetapkan kedudukan, wewenang,

tanggung jawab, profesionalisme, organisasi

dan ruang lingkup tugas SKAI, maka bank

wajib perpedoman pada ketentuan Bank

Indonesia yang berlaku

Kelemahan dalam pengendalian intern, baik

yang diidentifikasi oleh satuan kerja

oprasional, SKAI maupun pihak lainnya,

harus segara dilaporkan kepada dan menjadi

perhatian pejabat atau direksi yang

berwenang

SKAI harus melakukan kaji ulang atau

langkah pemantauan lainnya yang memadai

terhadap kelemahan yang terjadi dan segera

melaporkan kepada dewan komisaris dan

direktur utama dalam hal masih terdapat

kelemahan yang belum diperbaiki atau

tindakan korektif belum ditindaklanjuti

18

00

Page 19: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxx

Lanjutan Tabel 3.1

Untuk memastikan bahwa seluruh

kelemahan segera ditindaklanjuti

maka direksi harus menciptakan

suatu sistem yang dapat menelusuri

kelemahan pada pengendalian dan

mengambil langkah perbaikan

Dewan komisaris dan direksi harus

menerima laporan secara berkala

berupa ikhtisar mengenai hasil

identifikasi seluruh permasalahan

dalam pengendalian intern

Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian dasar (Basic Research) karena

bertujuan untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pemahaman

mengenai suatu hal yang terjadi. Adapun teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan menggunakan data sekunder

yang bersumber dari hasil audit BPK terhadap Bank BRI, BNI, BTN untuk

membahas mengenai kajian sistem pengendalian intern dengan menggunakan tiga

elemen SPI yang dibandingkan dengan standar BI.

Pembahasan

Pengendalian internal merupakan proses yang harus dilakukan oleh suatu

entitas organisasi bisnis untuk melindungi harta kekayaan dan dapat mendorong

ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, untuk itu setiap entitas

bisnis harus melakukan pengujian terhadap sistem pengendalian intern guna

19

00

Page 20: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxi

mengetahui efektivitas dari sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam

entitas organisasi untuk mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang yaitu

resiko kredit macet yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank, dan menilai

kesesuaian rancangan dan terapan sistem pengendalian intern dengan kriteria yang

ditetapkan.

Penilaian Resiko

Penilaian resiko merupakan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia kepada

semua bank umum di Indonesia untuk menilai resiko yang terjadi pada bank

tersebut. Pada Bank BRI dalam melakukan penilaian resiko yang dilakukan

Direksi BRI meliputi identifikasi, pengukuran/ analisis, pemantauan, dan

pengendalian resiko untuk semua jenis resiko seperti resiko pasar, resiko kredit,

resiko likuiditas, resiko oprasional, resiko hukum, resiko reputasi, resiko stratejik,

dan resiko kepatuhan, yang diimplementasikan lewat Manajemen resiko pada

setiap aktivitas fungsionalnya. Dalam hal ini bank BRI menetapkan kebijakan /

standar/ pedoman/ ketentuan yang mengatur mengenai manajemen resiko yaitu (a)

Kebijakan Umum Manajemen Resiko (KUMR) yang merupakan aturan tertinggi

dalam implementasi manajemen resiko pada seluruh kegiatan bisnis BRI , (b)

Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Resiko yang berisi berbagai

kebijakan dibidang manajemen resiko, baik itu kebijakan manajemen Resiko

Oprasional (MRO), dan kemudian dijadikan dalam satu buku dengan nama

Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Resiko (P3MR). Bank BRI juga

20

00

Page 21: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxii

melaksanakan kegiatan pengendalian resiko yang dilakukan setiap 3 bulan sekali

dengan menggunakan RSCA (Risk and Control Self Assessment), hasil dari

pengendalian ini akan menjadi acuan bagi setiap pimpinan unit kerja dalam

memitigasi resiko dan proses pengambilan keputusan untuk perbaikan kualitas

aktivitas bisnis dan oprasinal. Dalam melakukan penilaian resiko akan meliputi

proses penilaian terhadap resiko yang sudah ada maupun resiko yang baru muncul

dan akan selalu dikaji ulang dewan komisaris, bank BRI juga akan selalu

menciptakan pengendalian intern yang efektif lewat pemantauan atas resiko kredit

yang dilakukan secara bulanan yang dilakukan oleh bagian manajemen resiko

yang dikaitkan dengan limit resiko kredit dan target yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Bank BNI dalam hal penilaian yang dilakukan oleh direksi meliputi

proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian resiko yang

digunakan untuk semua jenis resiko seperti resiko kredit, resiko kredit, resiko

likuiditas, resiko oprasional, resiko hukum, resiko reputasi, resiko stratejik, dan

resiko kepatuhan yang dilakukan oleh masing-masing unit yang tertuang dalam

kerangka pengelolaan resiko yang mengacu pada PBI No.11/ 25/pbi/ 2009 tanggal

1 juli 2009 tentang penerapan manajemen resiko bagi bank umum. Karena bank

BNI mengacu pada PBI maka dalam melakukan penilaian resiko bank BNI

menyusun kabijakan dan strategi manajemen resiko secara tertulis, termasuk

penetapan dan persetujuan limit resiko yang akan ditetapkan secara keseluruhan.

Dan bank BNI juga melaksanakan kaji ulang terhadap penilaian resiko untuk

21

Page 22: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxiii

memastikan bahwa semua resiko yang melekat maupun resiko yang baru muncul

dapat terdeteksi.

Bank BTN sendiri memiliki bentuk penilaian resiko yang sedikit berbeda

dari bank BRI, dan BTN yaitu bank BTN memiliki pedoman tersendiri yaitu

Pedoman Kebijakan Manajemen Resiko (PKMR) yang di dalam pedoman

tersebut bank BTN menetapkan rancangan penilaian resiko terkait identifikasi

resiko, pengukuran dan analisis resiko, untuk pemantauan dalam bank BTN tidak

disebutkan oleh BPK. Dalam penilaian resiko ini, penilaian resiko pada bank BTN

mencakup seperti resiko kredit, resiko kredit, resiko likuiditas, resiko oprasional,

resiko hukum, resiko reputasi, resiko stratejik, dan resiko kepatuhan. Tetapi dalam

hal ini dijelaskan oleh BPK bahwa bank BTN belum menetapkan limit resiko

kredit sehingga dalam kasus ini tidak sesuai dengan standar BI yang

mengharuskan setiap bank untuk menetapkan limit resiko.

22

Page 23: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxiv

Tabel 4.1 Perbandingan penilaian resiko berdasarkan standar BI dengan

pelaksanaan di tiga BUMN

Standar BI BRI BNI BTN

Penilaian resiko dilakukan oleh direksi

dengan mengedintifikasi, menganalisis, dan

menilai resiko yang dihadapi untuk mencapai

target yang ditetapkan

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Penilaian harus dapat mengidentifikasi resiko

yang dihadapi bank, penetapan limit resiko

dan bentuk pengendalian resiko tersebut

Sesuai

Sesuai

Tidak sesuai

Penilaian resiko harus mencakup resiko

individual maupun secara keseluruhan

(resiko kredit, resiko pasar, resiko likuiditas,

resiko oprasioanal, resiko hukum, resiko

reputasi, resiko strategik, resiko kepatuhan)

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Pengendalian intern perlu dikaji ulang secara

tepat dalam hal terdapat resiko yang belum

dikendalikan, baik resiko yang sebelumnya

sudah ada maupun resiko yang baru muncul.

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sumber : Hasil Audit BPK terhadap Bank BRI, BNI dan BTN

Keterangan tabel

Sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI sudah ada pada bank yang diteliti

Tidak sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI belum ada pada bank yang diteliti

Tad : tidak ada informasi terkait bank yang diteliti

Sistem akuntansi

Dalam hal sistem akuntansi pada ketiga bank tersebut, BPK tidak

menyebutkan sistem akuntansi, dikarenakan BPK mengaudit bank tersebut

mengacu pada sistem COSO, sehingga dalam elemen ini hanya dikenal sistem

informasi dan komunikasi saja tidak termasuk akuntansi. Pada hasil audit BPK

tersebut, disebutkan COSO menggunakan sistem penilaian akuntansi lewat

pencatatan dan transaksi kredit

23

00

Page 24: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxv

Tabel 4.3.1 Sistem akuntansi

NB : Tidak ada informasi

Sistem Informasi

Informasi diidentifikasi, diperoleh, diproses, dan dilaporkan oleh sistem

informasi. Sumber informasi dapat berasal dari internal dan eksternal, yang antara

lain meliputi industri, ekonomi, dan peraturan.

Sistem informasi yang digunakan oleh bank BRI dalam rangka mengelola

oprasional perusahaan disebut dengan BRINETS. Sistem informasi tersebut

menghasilkan berbagai laporan termasuk laporan keuangan BRI, kegiatan usaha

dan kondisi keuangan, dan bank BRI juga memiliki sistem yang mengelola

penerapan resiko yaitu Informasi Manajemen Resiko (SIMR), yaitu sistem yang

digunakan oleh ADK untuk keperluan dukungan informasi dalam penyusunan

laporan keuangan sampai dengan pelaporan. Dalam informasi bank BRI seluruh

informasi yang ada pada bank BRI harus mencakup informasi keuangan,

kepatuhan bank terhadap peraturan serta mencakup kondisi yang diperlukan

Standar BI BRI BNI BTN

Sistem akuntansi meliputi metode dan

catatan dalam rangka mengidentifikasi,

mengelompokan, menganalisis,

mengklasifikasi, mencatat/ membukukan

dan melaporkan transaksi bank

Tad

Tad

Tad

Untuk menjamin data akunting yang

akurat dan konsisten dengan data yang

tersedia berdasarkan hasil olahan sistem,

maka proses rekonsiliasi antara data

akunting dan sistem informasi manajemen

wajib dilaksanakan secara berkala atau

sekurang-kurangnya setiap bulan

Tad

Tad

Tad

24

00

Page 25: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxvi

dalam pengambilan keputusan, didalam sistem infomasi bank BRI yang dapat

mendukung proses audit mengenai informasi yang mencakup bukti yang

dibutuhkan dan untuk menjamin tersedianya bukti audit bank BRI memiliki

sistem informasi sendiri yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen Audit

(SIMA), sistem ini digunakan oleh AIN dalam rangka melaksanakan rencana

audit. Untuk melindungi sistem informasi yang tersimpan dalam komputer, bank

BRI menerapkan sistem pengendalian intern yang khusus untuk melindungi

informasi yang ada didalam komputer baik pengendalian terhadap perangkat

softwere maupun prosedur manual lainnya.

Pada bank BNI sistem informasi yang digunakan untuk mengelola

oprasional perusahaan disebut dengan ICONS, sistem informasi yang ada di bank

BNI merupakan sistem informasi yang mengelola informasi dari sumber-sumber

data sampai dengan pelaporan, termasuk didalam nya informasi mengenai

kegiatan usaha, kondisi keuangan dan informasi juga mencakup kepatuhan bank

terhadap ketentuan yang berlaku dan berbagai kondisi yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan, sedangkan bank BNI juga memiliki sistem informasi

yang digunakan untuk mengelola resiko yaitu Manajemen Resiko (MAR) dan

untuk mendukung proses audit dalam ketersediaan bukti audit dalam rangka

mendukung proses audit BPK dalam hasil audit nya tidak disebutkan sehingga

tidak ada data. Sedangkan untuk melindungi sistem informasi yang tersimpan

dalam komputer bank BNI melakukan pelaksanaan pengendalian sesuai dengan

kabijakan umum TI.

25

00

Page 26: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxvii

Pada bank BTN sendiri dalam hasil audit SPI oleh BPK untuk sistem

informasi yang dihasilkan tidak menyebutkan informasi yang ada pada bank BTN

harus dapat menghasilkan laporan mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan

dan kapatuhan terhadap peraturan yang berlaku, termasuk dalam ketersediaan

bukti audit yang digunakan SKAI dalam rangka mendukung proses audit sehingga

dalam hal ini tidak terdapat informasi mengenai hal tersebut, tetapi dalam hasil

audit BPK disebutkan bahwa dalam rangka melindungi sistem informasi yang ada

pada komputer bank BTN melakukan pengendalian seperti pengamanan pada

softwere dan pengamanan manual lainya pada sistem komputer.

26

Page 27: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxviii

Tabel 4.3.2 Perbandingan Sistem Informasi berdasarkan standar BI dengan

pelaksanaan di tiga BUMN

Standar BI BRI BNI BTN

Sistem informasi harus dapat menghasilkan laporan

mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan

manajemen resiko dan pemenuhan ketentuan yang

mendukung pelaksanaan tugas dewan komisaris dan

direksi

Sesuai

Sesuai

Tad

Sistem Pengendalian Intern yang efektif menyediakan

data/informasi internal yang cukup mengenai keuangan,

kepatuhan Bank

terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku,

informasi pasar (kondisi eksternal) serta kondisi

yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan

yang tepat

Sesuai

sesuai

Tad

Ketersediaan bukti dan dokumen yang memadai dalam

rangka mendukung proses jejak audit.

Sesuai

Tad

Tad

pelaksanaan pengendalian terhadap sistem komputer

dan pengamanannya (general controls) maupun

pengendalian terhadap aplikasi software dan prosedur

manual lainnya (application controls);

Sesuai

Sesuai

Sesuai Sumber : Hasil Audit BPK terhadap Bank BRI, BNI NB : Tidak ada data

Keterangan tabel

Sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI sudah ada pada bank yang diteliti

Tidak sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI belum ada pada bank yang diteliti

Tad : tidak ada informasi terkait bank yang diteliti

27

Page 28: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xxxix

Sistem Komunikasi

Komunikasi meliputi penyediaan dan penyampaian informasi secara jelas dan

seragam kepada semua pegawai entitas yang terlibat dalam pelaporan keuangan.

Komunikasi tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa setiap pegawai yang

terkait akan saling memahami peran dan aktivitasnya dalam lingkup di dalam dan

di luar organisasi, termasuk dalam hal pelaporan adanya penyimpangan kepada

pimpinan entitas termasuk kebijakan akuntansi

Dalam hal ini direksi Bank BRI mengkomunikasikannya secara efektif.

Sistem komunikasi dalam Bank BRI memberikan informasi kepada seluruh pihak

Sebagai upaya pelaksanaan komunikasi dengan berbagai pihak, baik intern

maupun ekstern, sistem komunikasi pada bank BRI pun memperhatikan aliran

komunikasi baik yang dijalankan secara vertikal maupun horizontal yang berguna

agar seluruh pejabat dan pegawai bank mengetahui struktur organisasi dan uraian

tugas yang menjadi tanggungjawab dan lingkup wewewang dan agar mematuhi

kebijakan dan prosedur yang berlaku.

Dalam Bank BNI sebagai upaya pelaksanaan komunikasi berbagai pihak,

baik intern maupun ekstern, untuk informasi mengenai laporan keuangan bank

BNI menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada pihak-pihak

yang berkompeten seperti Bank Indonesia, menteri BUMN, BPK, dan Bursa Efek

Indonesia (BEI). Selain itu Bank BNI juga memperhatikan pola interaksi

komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal yang digunakan oleh direksi

untuk mengkomunikasikan tugas dan tanggung jawab personil.

Pada Bank BTN Bank memiliki pedoman dan arahan komunikasi secara

reguler, misalnya melalui rapat kerja, rapat koordinasi, corporate communication

maupun incidental dengan menggunakan saluran komunikasi tertulis maupun

lisan. Untuk komunikasi dengan pihak eksternal, Bank menggunakan saluran

komunikasi melalui web site, call center dan KC. Sistem komunikasi pada Bank

BTN memungkinkan adanya Tugas dan tanggung jawab masing-masing pegawai

yang dikomunikasikan melalui job description masing-masing pegawai tiap unit

kerja. Setiap unit kerja melaksanakan morning briefing atau internal meeting pada

28

Page 29: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xl

level divisi sebagai sarana komunikasi internal dan menyampaikan perkembangan

kondisi unit kerja serta rencana ke depan apa yang akan dihadapi dan bagaimana

menghadapinya serta penyampaian nilai-nilai budaya perusahaan. Sedangkan

dalam elemen BI untuk aliran informasi bank BTN tidak disebutkan oleh BPK

dalam hasil auditnya, begitu juga mengenai informasi yang dapat dijangkau oleh

pihak yang berkepentingan BPK tidak menyebutkan.

Tabel 4.3.3 Perbandingan sistem komunikasi Standar BI dengan

pelaksanaan di tiga BUMN

Standar BI BRI BNI BTN

Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi

kepada seluruh pihak, baik intern maupun ekstern,

seperti otoritas pengawasan bank, auditor ekstern,

pemegang saham, dan nasabah bank.

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sistem pengendalian intern bank harus memastikan

adanya saluran komunikasi yang efektif agar seluruh

pejabat atau pegawai bank sepenuhnya memahami dan

mematuhi kabijakan dan prosedur yang berlaku dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Direksi Bank harus menyelenggarakan saluran/jalur

komunikasi yang efektif agar informasi yang diperlukan

terjangkau oleh pihak yang berkepentingan

Sesuai

Sesuai

Tad

Struktur organisasi Bank harus memungkinkan adanya

arus informasi yang memadai, yaitu informasi ke atas,

ke bawah dan lintas satuan kerja

Sesuai

Sesuai

Tad

Sumber : Hasil Audit BPK terhadap Bank BRI, BNI dan BTN NB : Tidak ada data

Keterangan tabel

Sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI sudah ada pada bank yang diteliti

Tidak sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI belum ada pada bank yang diteliti

Tad : tidak ada informasi terkait bank yang diteliti

29

0

Page 30: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xli

Kegiatan Pemantauan

Kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh bank digunakan untuk mengetahui

apakah SPI telah diterapkan secara jelas sudah terstruktur dengan baik, dan

merupakan proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang

waktu.

Pada bank BRI kegiatan pemantauan yang dilakukan, ialah bank BRI

secara terus-menerus melakukan pemantauan terhadap kebijakan baik oprasional

yang terlihat dalam bentuk struktur organisasi dan alur pelaporan pelaksanaan atas

pelaksanaan kegiatan, dan prosedur oprasional yang dilakukan untuk mengetahui

efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern, dan untuk mendapatkan

hasil yang baik bank BRI melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi misalnya

kaji ulang yang dilakukan BRI kaji ulang atas hasil penilaian kerja pegawai yang

dilakukan melalui SMK dan menjadi dasar pembinaan karier. Dalam bank BNI

sendiri pemantauan dilakukan secara terus-menerus terhadap efektivitas

pengandalian intern yang tertuang pada buku Pedoman Kepatuhan Iva dan Ivb dan

lebih lanjut BPP sistem pengendalian intern sesuai instruksi No.IN/0132/MAR

tanggal 30 desember 2004. Semua kegiatan pemantauan dilakukan untuk

mengetahui apakah fungsi pemantauan sudah dijelaskan secara jelas dan

terstruktur dengan baik dalam organisasi bank.

Bank BNI juga melakukan kaji ulang atas semua hasil evaluasi dari hasil

kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh bagian BNI yang disebut Branch

Quality Assurance (BAQ), Regional Quality Assurance (RQA), dan Devision

Quality Assurance (DQA) bersama dengan satuan kerja oprasional (SKO) dalam

30

Page 31: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xlii

melakukannya dengan menggunakan pendekatan Risk Based Review (RBB) yang

merupakan hasil pelaksanaan review yang didasarkan atas hasil analisis resiko

yang dapat menghambat strategi bisnis, aktivitas atau transaksi. Semua bagian

yang dimiliki oleh bank BNI untuk menunjukkan bahwa fungsi pemantauan yang

dilaksanakan sudah berjalan dengan baik.

Pada bank BTN memiliki mekanisme pamantauan terhadap pencapaian

hasil kinerja entitas termasuk kinerja oprasional yang dilaksanakan secaru rutin

dan kegiatan ini dilakukan untuk menunjukkan apakah fungsi pemantauan sudah

terstruktur dengan baik, dan untuk itu bank BTN juga melakukan proses kaji

ulang atas evaluasi hasil pemantauan terhadap pelaporan sistem administrasi dan

keuangan bank BTN berupa laporan keuangan harian secara umum yang direviu

oleh atasan sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya.

Tabel 4.4.1 Perbandingan Kegiatan Pemantauan Standar BI degan

pelaksanaan di tiga BUMN

Standar BI BRI BNI BTN

Bank harus melakukan pemantauan secara terus-menerus

terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian

intern

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Memastikan bahwa fungsi pemantauan ditetapkan secara

jelas dan terstruktur dengan baik dalam organisasi bank

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil

evaluasi dari satuan kerja/ pegawai yang ditugaskan untuk

melakukan pemantauan

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sumber : Hasil Audit BPK terhadap Bank BRI, BNI dan BTN

31

Page 32: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xliii

Keterangan tabel

Sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI sudah ada pada bank yang diteliti

Tidak sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI belum ada pada bank yang diteliti

Tad : tidak ada informasi terkait bank yang diteliti

Kegiatan pemantauan pada SKAI

Bentuk pemantauan lainnya yang dilakukan oleh BRI ialah pemantauan

yang dilakukan oleh SKAI dalam bank BRI disebut AIN, dalam melakukan

pemantauan ini AIN memantau melalui audit intern yang menyeluruh terhadap

sistem pengendalian intern, dan hasil temuan dalam audit intern tersebut harus

dikomunikasikan secara langsung kepada Direksi (direktur utama dan direktur

bidang) maupun komite audit/ komisaris, dan tugas yang berkaitan dengan

direktur kepatuhan terkait dengan penyampaian hasil audit dan perkembangan

audit. Dalam melakukan audit SPI AIN yang berhubungan dengan audit

kepatuhan AIN harus menilai secara independen mengenai kepatuhan terhadap

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Dan dalam melaksanakan tugasnya AIN

berpedoman pada penerapan standar pelaksanaan fungsi audit intern bagi bank

umum (SPFAIB), sedangkan dalam peraturan pelaksanaan kebijakan umum telah

ditetapkan yaitu kebijakan AIN No.3000 tentang overall audit process yang berisi

bahwa dalam melaksanakan kegiatan audit regulernya AIN menggunakan

pendekatan metodologi audit berbasis resiko (Risk based audit), yaitu suatu

pendekatan yang dipergunakan yang lebih memfokuskan pada kegiatan auditee

area.

32

Page 33: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xliv

Bank BNI pemantauan yang dilakukan juga berupa audit intern yang

dilaksanakan oleh Satuan Pengawasan Intern (Satuan Kerja Audit Intern/ SUntuk

Bank BNI pemantauan yang dilakukan juga berupa audit intern yang dilaksanakan

oleh Satuan Pengawasan Intern (Satuan Kerja Audit Intern/ SKAI) dan dalam

melaksanakan audit nya harus berdasarkan Piagam Audit Intern (PAI)/ Intenal

audit Intern (IAC) sesuai dengan keputusan direksi, dan hasil temuan yang

dilakukan oleh SKAI harus dikomunikasikan secara langsung kepada direktur

utama dan direktur kepatuhan serta komisaris, dalam melakukan penilaian SKAI

harus menilai secara independen mengenai kepatuhan bank terhadap kebijakan

yang sudah ditetapkan. Mengenai wewenang, tanggungjawab profesionalisme,

organisasi dan ruang lingkup tugas SKAI berpedoman pada penerapan Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern (SPFAIB).

Bank BTN juga melakukan pemantauan berupa audit intern yang

dilaksanakan oleh Intern Audit Devision (IAD) disini IAD melakukan evaluasi

kecukupan, efisiensi, dan efektivitas pengendalian intern. Biasanya pelaksanaan

audit dilakukan pada devisi dikantor pusat dan KC parsian, tetapi pada tahun 2009

IAD belum pernah menyelengarakan audit intern yang menyeluruh pada sistem

pengendalian intern, dengan demikian tidak ada kesimpulan atas eveluasi

efektifitas pengendalian intern pada elemen kegiatan pemantauan pada SKAI

secara menyeluruh. Sehingga dalam kasus ini tidak sesuai dengan standar BI.

33

Page 34: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xlv

Tabel 4.4.2 Perbandingan Kegiatan pemantauan pada SKAI Standar BI

dengan pelaksanaan di tiga BUMN

Standar BI BRI BNI BTN

Bank harus menyelanggarakan audit intern yang efektif dan

menyeluruh terhadap sistem pengendalian intern.

Pelaksanaan audit intern tersebut dilaksanakan oleh SKAI.

sesuai

sesuai

Tidak

sesuai

Sebagai bagian dari sistem pengendalian inten. SKAI harus

melaporkan hasil temuannya secara langsung kepada

komisaris, direktur utama, dan direktur kepatuhan

sesuai

sesuai

Tidak

sesuai

SKAI harus melakukan penilaian yang independen

mengenai kecukupan dari kepatuhan bank terhadap

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Sesuai

sesuai

Tidak

sesuai

Dalam menetapkan kedudukan, wewenang, tanggung

jawab, profesionalisme, organisasi dan ruang lingkup tugas

SKAI, maka bank wajib perpedoman pada ketentuan Bank

Indonesia yang berlaku

sesuai

sesuai

Tidak

sesuai

Sumber : Hasil Audit BPK terhadap Bank BRI, BNI dan BTN NB : Tidak ada data

Keterangan tabel

Sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI sudah ada pada bank yang diteliti

Tidak sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI belum ada pada bank yang diteliti

Tad : tidak ada informasi terkait bank yang diteliti

Perbaikan kelemahan dan tindakan koreksi penyimpangan

Pada bank BRI dalam keseluruhan proses dan kegiatan audit AIN

didokumentasikan dalam bentuk laporan triwulan atau semesteran yang berisi

pokok-pokok pelaksanaan kegiatan audit AIN, laporan hasil audit yang berisi

kelemahan dalam pengendalian intern harus segera disampaikan dan

ditindaklanjuti oleh dewan komisaris, dan direksi dengan tembusan kepada

Direktur Kepatuhan dan laporan mengenai hasil pengendalian intern sehingga

dalam hal ini komisaris dan direksi harus menerima laporan secara berkala

mengenai permasalahan dalam pengendalian intern. Dan dalam melakukan

tugasnya Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan AIN telah dibahas dalam

34

Page 35: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xlvi

Kebijakan dan Prosedur AIN No.5000 tentang Monitoring Hasil Audit.

Monitoring hasil audit dilakukan untuk mengetahui upaya perbaikan yang

dilakukan auditee baik terhadap perbaikan pengendalian intern maupun upaya

penyelesaian dampak yang ditimbulkan dari temuan tersebut sesuai rekomendasi

yang telah disepakati saat exit meeting. Auditor melakukan exit meeting untuk

membahas diantaranya temuan dan rencana perbaikan yang akan dilakukan

manajemen atas temuan audit. AIN juga memiliki kewenangan berkomunikasi

secara langsung dengan Direksi (Direktur Utama atau Direktur Bidang) maupun

Komite Audit/komisaris terkait dengan penyampaian hasil audit dan

perkembangan audit.

Dalam melakukan pematauan, bank BNI melakukan review yang

didasarkan atas hasil identifikasi analisis terhadap resiko yang material yang

berpotensi menghambat strategi bisnis dan hasil pemantauan tersebut dan

dilaporkan pada direktur utama dalam bentuk laporan untuk ditindaklanjut atas

hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh SKAI dan melaporkan dalam bentuk

laporan hasil review (LHR) tertulis dan mengkomunikasikannya kepada unit yang

dipantau guna memperoleh konfirmasi/ penjelasan dan tindak lanjut perbaikan,

sehingga Komisaris dan direksi menerima secara berkala laporan mengenai hasil

pengendalian intern.

Bagian IAD BTN dalam melakukan pemantauan memberikan laporannya

dalam bentuk Hasil pemantauan baik laporan mengenai yang berhubungan

dengan kelemahan dalam pengendalian intern dan harus segera dilaporkan dan

ditindaklanjuti oleh dewan komisaris, dan direksi. dalam rangka menindaklanjuti

kelemahan, SKAI melakukan kaji ulang terhadap kelemahan yang terjadi dan

segera melaporkan nya kepada dewan komisaris dan direktur utama dalam hal

kelemahan yang belum diperbaiki. Hasil pemantauan kegiatan operasional Bank

BTN diantaranya dalam bentuk reviu bulanan terhadap pencapaian kinerja dibahas

dalam rapat direksi untuk memberikan umpan balik. Mekanisme pemantauan

tindak lanjut atas hasil pemeriksasan diatur dalam Kebijakan Audit Intern Bank

BTN. Direksi dan Komisaris segera mereviu dan mengevaluasi temuan

pemeriksaan yang menunjukkan ketidakberesan melalui Rapat Direksi dan Rapat

35

Page 36: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xlvii

Dewan Komisaris. Tingkat penyelesaian hasil tindak lanjut yang dilaksanakan

oleh auditee atas hasil pemeriksaan internal audit dilaporkan dalam Laporan

Semesteran Rekapitulasi Monitoring Perkembangan Penyelesaian Tindak Lanjut

Hasil Audit Intern dan Ekstern. IAD melakukan evaluasi kecukupan, efisiensi dan

efektivitas pengendalian intern perusahaan namun masih sebatas evaluasi secara

parsial. Evaluasi atas kelemahan atas kecukupan, efisiensi dan efektivitas

pengendalian intern perusahaan disampaikan kepada Dirut, Dewan Komisaris

melalui KA untuk diketahui dan ditindaklanjuti.

Tabel 4.4.3 Perbandingan Perbaikan Kelemahan dan Tindakan Koreksi

Penyimpangan Standar BI dengan pelaksanaan di tiga BUMN

Standar BI BRI BNI BTN

Setiap laporan mengenai kelemahan dalam

pengendalian intern atau tidak efektifnya

pengendalian resiko bank harus segera

ditindaklanjuti oleh dewan komisaris, direksi, dan

pejabat eksekutif terkait

Sesuai

Sesuai

Sesuai

SKAI harus melakukan kaji ulang atau langkah

perbaikan pemantauan lainnya yang memadai

terhadap kelemahan yang terjadi dan segera

melaporkan kepada dewan komisaris dan direktur

utama dalam hal masih terdapat kelemahan yang

belum diperbaiki atau tindakan korektif belum

ditindaklanjuti

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Untuk memastikan bahwa seluruh kelemahan

segera menciptakan suatu sistem yang dapat

menelusuri kelemahan pada pengendalian intern

dan mengambil langkah perbaikan

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Dewan komisaris dan Direksi harus

menerima laporan berupa iktisar mengenai

hasil identifikasi seluruh permasalahan dalam

pengendalian intern

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sumber : Hasil Audit BPK terhadap Bank BRI, BNI dan BTN

Keterangan tabel

Sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI sudah ada pada bank yang diteliti

Tidak sesuai : apa yang diisyaratkan dalam kriteria BI belum ada pada bank yang diteliti

Tad : tidak ada informasi terkait bank yang diteliti

36

Page 37: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xlviii

Kesimpulan

Simpulan

Berdasarkan latar belakang, telaah teoritis dan pembahasan yang dilakukan, dapat

disimpulkan sebagai berikut krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat itu

disebabkan karena tingginya kredit bermasalah yang berpengaruh pada buruknya

kinerja perbankan, untuk itu diperlukan solusi dalam mengatasi permasalahan

tersebut. Selanjutnya Bank Indonesia mengeluarkan peraturan SEBI

No.5/21/DPNP tanggal 29 September tentang” Pedoman Standar Penerapan

Manajemen Resiko Bagi bank Umum” yang digunakan untuk mengendalikan

resiko, dan SEBI No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “ Pedoman

Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum” yang digunakan oleh bank

untuk pengendalian dalam sistem pemberian kredit.

Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan

pada Bank BRI dan BNI :

1. Pada elemen penilaian resiko yang dilakukan oleh BRI dan BNI telah

sesuai dengan standar BI berdasarkan hasil audit BPK, sedangkan pada

bank BTN hanya tiga item yang sesuai dengan standar BI sedangkan

untuk item Penilaian harus dapat mengidentifikasi resiko yang

dihadapi bank, penetapan limit resiko dan bentuk pengendalian resiko

tidak sesuai dikarenakan Bank BTN belum menetapkan limit resiko

sehingga disimpulkan bahwa penilaian resiko pada bank BTN

mengandung kelemahan.

37

Page 38: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

xlix

2. Pada elemen sistem Informasi bank BRI dan bank BNI telah sesuai

dengan standar BI, hanya saja pada elemen ketersediaan bukti audit

BPK tidak menyebutkan dalam hasil audit SPI yang dilakukan oleh

BPK. Dan pada bank BTN elemen sistem infomasi tidak disebutkan

dalam hasil udit BPK. Begitu juga dengan sistem akuntansi untuk bank

BRI, BNI, BTN dalam hasil audit BPK yang menggunakan standar

COSO hanya menggunakan elemen sistem komunikasi dan informasi

untuk standar akuntansi tidak disebutkan dalam hasil audit BPK.

Untuk hasil sistem komunikasi pada bank BRI dan BNI telah sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan oleh BI, sedangkan pada bank

BTN untuk elemen standar BI yaitu direksi menyelenggarakan saluran

komunikasi yang efektif agar terjangkau oleh pihak yang

berkepentingan dan mengenai arus informasi BTN tidak disebutkan

dalam hasil audit BPK.

3. Pada elemen kegiatan pemantauan pada bank BRI, dan BNI telah

sesuai dengan standar BI dan pada bank BTN belum sesuai dengan

standar SPI dikarenakan banyak nya informasi yang tidak disebutkan

dalam hasil audit BPK yang menggunakan standar COSO

38

Page 39: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

l

Implikasi dan terapan

1. Penilaian resiko bank BTN belum menerapkan penetapan limit resiko dan

belum menetapkan bentuk pengendalian resiko untuk mengukur resiko,

sehingga perlu dilakukan perbaikan pada elemen penilaian resiko dimana

bank BTN harus menetapkan limit resiko dan bentuk pengendalian resiko

yang sesuai dengan standar BI

2. Kegiatan Pemantauan yang dilakukan oleh SKAI bank BTN mengandung

kelemahan yaitu BTN belum melakukan audit intern yang dilakukan oleh

SKAI untuk itu, sebaiknya BTN melakukan perbaikan terhadap sistem

kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh SKAI sehingga kegiatan

pemantauan ini dapat berjalan

Keterbatasan penelitian

1. Keterbatasan dalam penelitian adanya elemen sistem pengendalian intern

yang tidak memiliki data dikarenakan dalam data sekunder yang hasil

audit BPK tidak disebutkan, sehingga peneliti tidak berani menyimpulkan

apakah data itu sesuai atau tidak

2. Dalam Penelitian ini juga hanya menggunakan tiga komponen

pengandalian dari lima komponen yang dikeluarkan oleh BI

39

Page 40: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

li

Penelitian mendatang

1. Untuk penelitian mendatang diharapkan melengkapi komponen dari sistem

pengendalian intern

2. Untuk dapat mengetahui SPI yang diterapkan secara jelas, maka

disarankan agar melakukan studi kasus terhadap BRI, BNI, BTN sehingga

diperoleh gambaran yang jelas mengenai kajian SPI yang diterapkan oleh

bank tersebut, berdasarkan informasi yang dikumpulkan, dan

dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh BI

40

Page 41: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

lii

Referensi

Anang Yuniarto dan Birgitta Dian Saraswati. 2007. Analisis Perilaku Permintaan

Uang Kas di Indonesia 1990.II.-2005.IV. Jurnal Ekonomi dan bisnis : Vol

XIII No 2

Anonim, 2011. Bi Mencatat kredit konsumsi hingga Agustus 2011 Rp113

triliun.http://www.vibiznews.com/news/banking_isurance. 27 september

2011

Dewi Chandra, 2009, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stategi Pemberian Kredit

dan Dampak nya terhadap Non Performing Loan Studi kasus pada PT.BPR

di Propinsi Jateng. Thesis Program S2 Fakultas Magister Manajemen

Universitas Diponogoro Semarang (dipublikasikan)

Dunil, Z, Bank Auditing, Risk Based Audit, Dalam Pemerikasaan Perkreditan

Bank Umum, PT. Indeks Gramedia

Irmala Sari, 2010, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap

Kinerja Perbankan Nasional (Studi pada perusahaan Perbankan yang

terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2006-2008) (dipublikasikan)

Lampiran. SE No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman

standar sistem Pengendalian intern bagi Bank Umum

Luthfihani, C.A, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (kap) dan Kredit

Bermasalah terhadap Profitabilitas Pada PT. BANK NEGARA

INDONESIA (Persero). Tbk Retrieved Augst 5, 2011, from

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/490/jbptunikompp-gdl-chindyangg

24464-20-unikom_c-f.pdf) 5-08-11

Martantia, Hardina. 2009. Penentuan Nilai Dan Penghapusan Atas Penyisihan

Penghapusan Aktive Produktif (PPAP) Pada PD.BPR BKK BOYOLALI

41

Page 42: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

liii

KOTA Cabang Sawit Kabupaten Boyolali. Tugas Akhir Program Diploma

Univeritas Sebelas Maret Surakarta (dipublikasikan)

Murniati, Sri. 2010, Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Putri Eva, 2009, Uji Pengendalian Sistem Pengendalian Intern pada Sistem

pemberian Kredit Studi Kasus BPR BKK Banyubiru. Skripsi Program S1

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

(dipublikasikan)

Siamat, dahlan. (1995), Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia, Jakarta

Suyatno, Chalik, Sukada, Ananda, Marala, 1995, Dasar-dasar Perkreditan,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Bank Indonesia, 2006, Surat Keputusan Bank indonesia No. 8/13/PBI/2006

tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No 7/3/PBI/2005 tentang

batas maksimum pemberian Kredit bagi Bank Umum

Bank indonesia, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/148/KEP/DIR

Tentang Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif

Triandaru, Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba

Empat edisi ke dua, Jakarta.

42

Page 43: Kajian Implementasi Sistem Pengendalian Intern Bank Pemerintah · 2013. 4. 12. · 5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya . Tujuan Pengendalian Intern

liv

Zaini Widya, Ramadhani. dan Sucipto., 2008, “Pengendalian Internal sebagai

Alat dalam Meningkatkan Kualitas Kredit pada PT. BANK RAKYAT

INDONESIA. Tbk Cab. Medan Putri

Hijau”http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-32.html. 12 september

2011

Permana, iwan Customer Relationship Management pada bengkel RIO MOTOR

wonosobo.2010.Skripsi Sarjana UKSW .(dipublikasikan)

43