kajian ekonomi dan keuangan regional ... 1. 11 perkembangan penangkapan ikan ppn pengambengan 25...
TRANSCRIPT
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 1
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Tim Asesmen dan Advisory
Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali
Jl. Letda Tantular No. 4
Denpasar – Bali, 80234
Tel. (0361) 248982
Fax. (0361) 222988
Email :
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN
REGIONAL PROVINSI BALI
TRIWULAN I 2015
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20152
kata pengantarPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutu-han stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkem-bangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.
Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mem-punyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.
Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomi-an daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta men-jadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akade-misi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.
Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 20 Mei 2015
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI BALI
Dewi Setyowati
Kepala Perwakilan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 3
kata pengantarPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutu-han stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkem-bangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.
Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mem-punyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.
Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomi-an daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta men-jadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akade-misi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.
Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 20 Mei 2015
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI BALI
Dewi Setyowati
Kepala Perwakilan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20154
Kata Pengantar 3
Ringkasan Umum 12
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali 15
Bab I Ekonomi Makro Regional 19
1.1. KONDISI UMUM 21
1.2. SISI PENAWARAN 21
1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23
1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 24
1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate. 25
1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 26
1.2.5. Kategori Transportasi dan Pergudangan 27
1.2.6. Kategori Industri Pengolahan 28
1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa Lainnya 29
1.2.8. Kategori lainnya 30
1.3. SISI PERMINTAAN 30
1.3.1. Konsumsi 31
1.3.2. Investasi 31
1.3.3. Neraca Perdagangan 32
1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI 35
Bab II Perkembangan Inflasi 43
2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI 45
2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI 45
2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa 45
2.2.2. Inflasi Menurut Kota 50
2.3. DISAGREGASI INFLASI 53
a) Volatile Food 50
b) Administered Prices 52
c) Core Inflation 54
2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI 55
2.5. INFLASI PEDESAAN 56
Daftar Isi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 5
Bab III Perbankan dan Sistem Pembayaran 63
3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 65
3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi 65
3.1.2. Non Performing Loan (NPL) 68
3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 69
3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA 70
3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi Bali 70
3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 71
3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 71
3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai 72
Bab IV Keuangan Pemerintah 77
4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI 79
4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALI 79
4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALI 80
4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI 81
Bab V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 85
5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 87
5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI 88
Bab VI Prospek Perekonomian 91
6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL 93
6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2015 96
6.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI 98
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20156
Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali 21
Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015 22
Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015 22
Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan 23
Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara 23
Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali 23
Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum 24
Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel 24
Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival 24
Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali 25
Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25
Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25
Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali 26
Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 26
Grafik 1. 15 Kredit Kategori Konstruksi 26
Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali 26
Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran 27
Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan 27
Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa 27
Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali 28
Grafik 1. 21 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan 28
Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai 28
Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri 28
Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri 29
Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan 29
Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan 29
Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah 29
Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali 30
Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik 30
Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen 31
Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi 31
Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani 31
Grafik 1. 33 Kredit Investasi 32
Grafik 1. 34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal 32
Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal 32
Grafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali 32
Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali 32
Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama 33
Grafik 1. 39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama 33
Daftar Grafik
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 7
Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 33
Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan 33
Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali 34
Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali 34
Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34
Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34
Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy) 45
Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy) 45
Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 46
Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 46
Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara 46
Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi 46
Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi 47
Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 47
Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 47
Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok 47
Grafik 2. 11 Pergerakan Sumbangan Inflasi Gula Pasir (% mtm) 48
Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 48
Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 48
Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang 48
Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali 49
Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan 49
Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan 49
Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 49
Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 50
Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 50
Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 50
Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) 50
Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) 51
Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) 53
Grafik 2. 25 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) 53
Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah 54
Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan 54
Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil 54
Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen 55
Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem 55
Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem 55
Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan 55
Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan 56
Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm) 56
Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd) 56
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20158
Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali 56
Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit 65
Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank 65
Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum 66
Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank 66
Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset 66
Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank 66
Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK 67
Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan 67
Grafik 3. 9 Komposisi Kredit 67
Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit 68
Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank 68
Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK 69
Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR 69
Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa 70
Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali 70
Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa 70
Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali 70
Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali 71
Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling 72
Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring 72
Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong 72
Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali 73
Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali 73
Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%) 80
Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81
Grafik 4. 3 Pagu BelanjaAPBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81
Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81
Grafik 4. 5 Realisasi Belanja APBD di 81
Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali 82
Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali 82
Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan 88
Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali 93
Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha 94
Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen 94
Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali 96
Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks 97
Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa 97
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 9
Daftar Tabel
Seri Mengenal Bank Indonesia
Daftar Boks
Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010) 22
Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) 30
Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali 35
Tabel 2. 1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran 51
Tabel 2. 2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar 51
Tabel 2. 3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran 52
Tabel 2. 4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015 52
Tabel 3. 1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali 65
Tabel 3. 2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori 68
Tabel 3. 3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali 69
Tabel 3. 4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015 71
Tabel 3. 5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali 71
Tabel 3. 6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong 73
Tabel 3. 7 Perkembangan Transaksi RTGS 73
Tabel 4. 1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015 79
Tabel 4. 2 APBD Provinsi Bali 83
Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali 87
Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali 89
Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali 90
Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 94
Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 95
Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali 95
BOKS A DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI
INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC) 36
BOKS B HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI 39
BOKS C WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA 60
BOKS D MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI 74
BOKS E PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI 99
SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1 “Apa itu Inflasi?” 57
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201510
Rp
Rp
perkembangan inflasi
perkembangan sistem pembayaran
perkembangan perekonomianProvinsi BaliTriwulan I 2015
6.42%yoy
perkembangan perbankanRp
8.99% yoysingaraja
5.88% yoydenpasar
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali triwulan I mengalami perlambatan men-capai 6.20% yoy.
Perkembangan harga menunjukkan kinerja cukup baik dengan tingkat inflasi yang terjaga sebesar 6.42% (yoy).
Dari sisi penawaran disebabkan oleh penurunan kinerja sebagian besar kategori lapangan usaha terutama pertanian dan konstruksi.Dari sisi permintaan perlambatan seiring dengan melambatnya kinerja investasi dan ekspor.
kredit15.18%yoy
dpk12.71%yoy
npl 1.34
13.78%yoy
Aset
ldr 80.49
tunai
Rp1.9tnet inflow
Rp4tinflow
Rp2toutflow
Rp
Rp kliring
Rp13.5T Rp15.6T Rp35.1T551 lembar
RTGS
ke bali dari bali
non tunaiuang
elektronik Rp
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 11
7%
ketenagakerjaan & kesejahteraankeuanganpemerintah
daerah
6.20%perkembangan perekonomian
1.37% tingkatpengangguran
terbuka
103.41 Nilaitukarpetani
pertumbuhan ekonomi
inflasiTriwulan II 2015
6.45%-7.45%yoy
2015
4.2%-5.2%yoy
2015
5.80%-6.80%yoy
Triwulan II 2015
5.53%-6.53%yoy
proyeksi perekonomian
25%
pendapatan
7%
belanja
realisasi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201512
Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015
mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang
tumbuh sebesar 7,88% (yoy). Selain itu, angka pertumbuhan tersebut juga berada
di bawah angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I selama empat tahun
terakhir yang sebesar 6,62% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bali tri-
wulan laporan masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang
sebesar 4,71% (yoy). Dari sisi penawaran perlambatan tersebut disebabkan oleh per-
lambatan kinerja sebagian besar ka te gori lapangan usaha. Sementara itu, perlambatan
pertumbuhan ekonomi pa da sisi permintaan disebabkan oleh perlambatan pertumbu-
han investasi dan per lambatan kinerja ekspor luar negeri.
Secara spasial, kesenjangan antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khu-
susnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non-Selatan. Wilayah Bali Selatan yang
mendominasi aktivitas perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang
menjadi tonggak perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh
tinggi mencapai 6,75%(yoy) dan 6,77%(yoy) pada tahun 2014. Sementara itu, Kabu-
paten Bangli yang berada di wilayah Bali non-Selatan mencapai pertumbuhan ekono-
mi sebesar 5,67%(yoy) pada tahun 2014.
Awal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Sete-
lah meningkat pada triwulan sebelumnya, inflasi Bali kembali melandai sehingga be-
rada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indonesia yang sebesar 6,28% s/d 7,28%
(yoy). Pada triwulan I 2015 inflasi Bali tercatat sebesar 6,42% (yoy), jauh lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43% (yoy). Berdasarkan disagre-
gasinya, penurunan tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh
kelompok administered prices dan volatile food. Sementara itu kelompok inti menun-
jukkan pergerakan pada level moderat.
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja
dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi
sebesar 5,88% (yoy). Pemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel inflasi di
Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bali (TPID) melalui Sistem In-
formasi Harga Komoditas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.Hasil pemantauan
harga terhadap 7 komoditas (penyumbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangas-
em menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-harga relatif stabil, dengan
kecendurungan terjadi tren penurunan harga. Sementara itu, pergerakan harga di Ka-
bupaten Tabanan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang lebih tinggi.
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi
pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga
(IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan
Perekonomian Bali
triwulan I 2015
melam bat menjadi
sebesar 6,20% (yoy)
Tekanan inflasi Provinsi
Bali pada triwulan I
2015, menurun seirin g
penurunan tekanan
in flasi volatile food dan
administered prices
Ringkasan Umum
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13
Pertumbuhan ekonomi
masih didukung oleh
kinerja perbankan
yang terjaga.
Sistem pembayaran tu-
nai maupun nontunai
meng a lami penurunan
pada triwulan I 2015
Realisasi pendapatan
dan belanja triwulan
I 2015 cenderung
menurun dibanding
tahun lalu
Terdapat perbaikan
kualitas hidup seiring
dengan pertumbuhan
ekonomi.
sebelumnya. Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan pada triwulan laporan men-
dorong perbaikan daya beli/kesejahteraan petani, sebagaimana tercermin pada pen-
ingkatan rata-rata triwulanan Nilai Tukar Petani (NTP).
Pada triwulan I 2015, kinerja bank umum di Provinsi Bali masih terjaga. As set bank
umum masih mencatat pertumbuhan yang terjaga dan stabil seiring deng an pening-
katan pertumbuhan DPK yang dihimpun bank umum dan masih tertahan oleh perlam-
batan pertumbuhan penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, BPR mencatat kinerja yang
cukup terjaga meskipun terdapat perlambatan asset, kredit, dan DPK.
Secara spasial penyaluran kredit per kabupaten/kota di Provinsi Bali berdasarkan lokasi
proyek masih menunjukkan ketimpangan penyebaran layanan perbankan, terlihat dari
konsentrasi perbankan yang masih berpusat pada daerah Bali Selatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 diikuti oleh
penurunan transaksi sistem pembayaran, baik transaksi tunai maupun nontunai. Hal
ini sebagaimana tercermin dari posisi net inflow pada triwulan laporan. Seiring dengan
penurunan transaksi pembayaran tunai, transaksi pembayaran nontunai (dengan me-
kanisme kliring dan RTGS) juga mengalami penurunan baik secara nominal maupun
jumlah transaksi.
Realisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan tercatat mencapai
25,08%, sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang
sebesar 26,51% Sementara itu realisasi anggaran belanjanya sebesar 7,01%, lebih
rendah dibandingkan realisasi belanja triwulan I 2014 yang sebesar 9,58%.
Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/Kota di Bali telah
merealisasikan anggarannya, dengan rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73%
dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerintah Kabupaten Ka-
rangasem tercatat memiliki realisasi pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Se-
mentara realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan, yang tercatat sebesar
27,22%. Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaima-
na tergambar pada realisasi belanja modal yang berada di atas rata-ratanya selama 4
tahun terakhir. Membaiknya realisasi belanja juga didukung oleh masih tingginya rasio
kemandirian fiskal Provinsi Bali.
Ditengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kon-
dusif. Membaiknya investasi yang tumbuh sebesar 2,36% (yoy) telah memberikan efek
positif terhadap meningkatnya penduduk yang bekerja sebanyak 152,5 ribu tenaga
kerja. Dampak akhirnya adalah relatif masih rendahnya tingkat pengangguran ter-
buka yang hanya mencapai 1,37%. Di sisi kesejahteraan, pendapatan masyarakat Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201514
Perekonomian Bali
triwulan II 2015
diperkirakan tumbuh
di kisaran 5,53% –
6,53% (yoy), dan
pada tahun 2015
dikisaran 5,8% –
6,80% (yoy)
Inflasi Bali pada
triwulan II 2015
diperkirakan pada
kisaran 6,45% s.d.
7,45% (yoy), dan
pada kisaran 4,2%
s.d. 5,2% (yoy) pada
tahun 2015/
di perdesaan masih kondusif meskipun terdapat penurunan. Nilai Tukar Petani seba-
gai indikator pendapatan masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun menurun
sebesar 0,75% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan terutama terjadi bagi
petani di sektor holtikultura yang banyak berlokasi di kabupaten Bangli sebagai pusat
holtikultura Bali.
Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat mengalami kesenjangan. Beberapa kabupaten/kota yang dikategorikan
dengan aktivitas ekonomi pesat memiliki masyarakat dengan financial deposits capac-
ity yang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota dengan aktivitas ekonomi moderat.
Kabupaten Badung, kota Denpasar, dan kabupaten Klungkung termasuk daerah yang
memiliki financial deposits capacity yang masih kuat sebagaimana tercermin dari men-
ingkatnya dana pihak ketiga perbankan di ketiga daerah tersebut. Ditinjau secara geo-
grafis, Kabupaten Bangli yang termasuk yang memiliki kesulitan akses transportasi,
rendahnya pelayanan dasar, dan terbatasnya infrastruktur.
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlam batan
dengan rentang 5,53% – 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 pere-
konomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy). Per-
lambatan perekonomian Bali di tahun 2015 terutama disebabkan oleh tertahannya
konsumsi (Rumah Tangga dan Pemerintah), investasi, dan perkiraan kinerja ekspor
yang tidak sebaik sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didukung
oleh perlambatan kinerja beberapa kategori lapang an usaha, antara lain kategori lapa-
ngan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta kategori lapangan usaha konstruksi
dan real estate.
Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibanding-
kan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi inflasi
didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18
November 2014 yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring semakin solidnya
upaya pengendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali selama 3 bulan pertama di tahun
2015. Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding-
kan dengan periode sebelumnya dengan kisaran sebesar 6,45% s/d 7,45% (yoy). Ber-
dasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkira-
kan terutama bersumber dari kelompok administered prices. Sementara kelompok
core inflation diperkirakan akan sedikit meningkat, dan kelompok volatile food meng-
alami inflasi pada level moderat.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali ■
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali ■
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201516
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 17
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201518
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 19
ekonomi makroregional
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab ISejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015 mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar 7,88% (yoy).
Secara spasial, kesenjangan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Balitriwulan I 2015 mengalami perlambatan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201520
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 21
Perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2015 men-
galami perlambatan dari 7,88% (yoy) pada tri wulan IV
2014 menjadi 6,20% (yoy). Secara ag gregate, output
riil pada periode laporan tercatat mencapai Rp 31,02
triliun (ADHK). Dari sisi pe nawaran, perlambatan per-
tumbuhan tersebut ter utama bersumber dari perlam-
batan pada seba gian besar kategori lapangan usaha,
beberapa dian taranya adalah lapangan usaha pertani-
an, per da gangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
se peda motor, konstruksi, real estate dan adminis trasi
pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.
Di sisi lain, laju pertumbuhan lapangan usa ha penye-
diaan akomodasi makan dan minum ser ta lapangan
usaha informasi dan komunikasi be lum mampu men-
dorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali di triwu-
lan I 2015. Dari sisi permin taan, perlambatan pertum-
buhan ekonomi Bali ter jadi seiring dengan perlambatan
investasi serta ki nerja ekspor yang tidak sebaik dengan
perkiraan se belumnya.
1.2. SISI PENAWARANDari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekono-
mi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 ber sumber dari
perlambatan di sebagian besar kate gori lapangan
usaha. Lapangan usaha yang mengalami perlambat-
an pertumbuhan antara lain adalah lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan
dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, per-
dagangan besar dan eceran, dan administrasi pemer-
intah, pertahanan, dan sosial wajib. Secara umum per-
lambatan diakibatkan oleh masih lesunya permintaan
pasar, belum optimalnya realisasi APBD pemerintah,
dan pening katan biaya produksi.
Berdasarkan struktur ekonominya, kategori pe nye-
diaan akomodasi, makan, dan minum yang me-
representasikan industri pariwisata ma sih menjadi kat-
egori utama dalam perekono mian Bali dengan pangsa
mencapai 23%. Sementara kategori lainnya yang me-
miliki pangsa yang relatif besar adalah kategori perta-
nian yang memiliki pangsa sebesar 14% terhadap to-
tal perekonomian provinsi Bali (Grafik 1.2). Dilihat dari
andil kategorinya, struktur perekonomian provinsi Bali
pada triwulan I 2015 secara umum masih didominasi
oleh lapang an u sa ha yang merepresentasikan indus-
tri pariwisata men capai 2,13% yang terdiri dari lapa-
ngan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum
1.1. Kondisi Umum
SKRR=
TKUU=
SKOM=
MKM
NKM
OKM
PKM
QKM
RKM
SKM
TKM
UKM
VKM
ORIMMM
OSIMMM
OTIMMM
OUIMMM
OVIMMM
PMIMMM
PNIMMM
POIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
Ré=j
áäá~ê
maR_ ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201522
OMNQ OMNR
f f f f f f fs f
mÉêí~åá~åI=hÉÜìí~å~åI=Ç~å=mÉêáâ~å~å QKUN OKVP OKSS UKSP QKTP OKVP
mÉêí~ãÄ~åÖ~å=Ç~å=mÉåÖÖ~äá~å= ERKNSF EOKTVF NKUV PKST EMKSMF ERKMTF
fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å VKTP VKPR VKMR= TKRM= UKUU SKTO
mÉåÖ~Ç~~å=iáëíêáâI=d~ë EOKQTF RKMN PKPR= QKSQ= OKSQ= VKUO=
mÉåÖ~Ç~~å=^áê RKQV= TKTR= VKNV= TKNR TKQM= MKVP=
hçåëíêìâëá ENKMQF NKQS= OKON= QKSM= NKUM= OKST=
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=Ç~å=RÉé~ê~ëá=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê
UKUT= RKUV= SKPQ= UKMT= TKOT= TKRU=
qê~åëéçêí~ëá=Ç~å=mÉêÖìÇ~åÖ~å= TKMQ SKOO RKTM= QKMQ= RKTN QKQU
mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã TKSP RKRS RKRP= TKQS= SKRP TKRP
fåÑçêã~ëá=Ç~å=hçãìåáâ~ëá SKPO= TKMQ TKMS= UKQM= TKON VKTV
g~ë~=hÉì~åÖ~å= NMKOS NMKUT= RKVT= NMKVP= VKQV= NMKVP=
RÉ~ä=bëí~íÉ UKTQ= UKSS VKRS= UKSM= UKUV RKUS
g~ë~=mÉêìë~Ü~~å SKNP= TKRO TKUO= UKQN= TKQV RKOP
^Çãáåáëíê~ëá=mÉãÉêáåí~Ü~åI=mÉêí~Ü~å~å=Ç~å=g~ãáå~å=pçëá~ä=t~àáÄ
PKSQ= UKRO NPKRS= NSKRN= NMKTR TKOU
g~ë~=mÉåÇáÇáâ~å NQKNN= NQKSS UKRR= SKMU= NMKRU UKTR
g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä NPKVS= NOKQM NQKSM= VKMT= NOKQP UKMS
g~ë~=ä~áååó~ SKRM= TKST UKNV= UKNP= TKSP UKVS
maR_ SKRR SKON SKON TKUU SKTO SKOM
hçãéçåÉåOMNQ
Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010)
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
14%
Pertambangan dan Penggalian
1%Industri Pengolahan
7%
Pengadaan Listrik dan Gas0.2%
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.2%
Konstruksi9%
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor8%
Transportasi dan Pergudangan
9%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
23%
Informasi dan Komunikasi
5%
Jasa Keuangan
dan Asuransi4%
Real Estate4%
Jasa Perusahaan1%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib5%
Jasa Pendidikan5%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2%Jasa
lainnya2%
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015
(1,47%) dan lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran (0,66%).
Lapangan usaha lain yang memiliki andil cukup besar
adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi yang
mencapai 0,64%. Sedangkan lapangan usaha perta-
nian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan salah
satu lapang an usaha Provinsi Bali mengalami penu-
runan an dil menjadi hanya sebesar 0,44%.
-‐0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Pertanian, Kehutanan, dan PerikananPertambangan dan Penggalian
Industri PengolahanPengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur…Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan…Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan MinumInformasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan AsuransiReal Estate
Jasa PerusahaanAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan…
Jasa PendidikanJasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
0.44-‐0.06
0.460.020
0.260.66
0.331.47
0.640.47
0.290.06
0.410.45
0.180.14
Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 23
VUU VQS
NPKNQ=NPKTR=
ERF
M
R
NM
NR
OM
OR
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NIMMM
NIOMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçó
RáÄì
=çê~åÖ
gìãä~Ü=táëã~å Ötáëã~åEëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah
Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan
1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori penyediaan akomodasi makan dan minum
tumbuh stabil pada triwulan I 2015 sebesar 7,53% (yoy)
dari sebesar 7,46% (yoy) pada triwulan IV 2014. Per-
tumbuhan pada lapangan usaha penyediaan akomo-
dasi, makan, dan minum ini seiring dengan tingginya
kunjungan wisman asal Tiongkok terutama menjelang
perayaan imlek di bulan Februari, meskipun triwulan
I merupakan periode low season industri pariwisata.
Dengan demikian, untuk keseluruhan triwulan I 2015
kunjung an wisman mampu tumbuh mencapai 13,75%
(yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2014 yang
sebesar 13,14% (yoy). Meskipun dari segi jumlah pada
triwulan I 2015 ini jumlah kunjungan wisman mengala-
mi sedikit penurunan menjadi sebesar 948 ribu orang
dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang sebesar
988 ribu orang. Di sisi lain, kunjungan wisatawan nu-
santara berdasarkan hasil survei dan liaison cenderung
melambat dikarenakan karakteristik wisatawan nu-
santara yang sang at dipengaruhi oleh periode liburan.
Tingginya kunjungan wisman asal Tiongkok ju ga ter-
lihat dari perkembangan kunjungan wisman asal Tiong-
kok pada triwulan I 2015 mencapai 27,21% (yoy). Ter-
lebih jumlah wisman asal Tiongkok sempat melewati
jumlah wisman dari Aus trali a yang hanya sebesar 71,3
ribu orang atau pangsa sebesar 21% pada bulan Feb-
ruari dengan jum lah wis man mencapai 93,9 ribu orang
dan pangsa sebesar 27,7%.
(60.00)
(40.00)
(20.00)
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 20142015
%,yoy
Australia PRC Malaysia Japan South of Korea
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah
Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara
Dengan demikian fenome na pe ning katan animo wis-
man asal Tiongkok yang telah berlangsung dari ta-
hun 2014 masih berlanjut sampai deng an awal tahun
2015 ini. Namun demikian secara keseluruhan triwulan
I 2015, wisman asal Australia tetap menempati posisi
pertama negara asal wisman dengan pangsa sebesar
25%, sedikit lebih tinggi dari Tiongkok yang memiliki
pangsa 20%, disusul dengan Jepang sebesar 6%, Ma-
laysia sebesar 5%, dan Korea Selatan sebesar 4%. Ak-
selerasi pertumbuhan pada triwulan I 2015 ini dialami
oleh kunjungan wisman asal Jepang dan Korea Selatan.
Hasil survei dan liaison menyatakan bahwa meredanya
isu keamanan di dunia telah mengembalikan keper-
cayaan wisman asal Jepang khusus nya untuk melaku-
kan wisata ke Bali.
Australia25%
PRC20%
Japan6%
Malaysia5%
South of Korea4%
Singapore3%Taiwan
3%UK3%USA
3%India3%
France2%
Germany2%Netherland
2%
Rusia1%
New Zealand1%
Other Nationality15%
Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201524
6,252
6,515
13.14
16.04
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015
%,yoy
Milia
r Rp
Kredit Penyediaan Akmamin gKredit Akmamin
RUKQORRKVV
PKPNPKOR
M
N
O
P
Q
R
MNMOMPMQMRMSMTMUMVM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNRqmh=_áåí~åÖqmh=kçå=_áåí~åÖR~í~O=ãÉåÖáå~é=_áåí~åÖ=Eëâ~ä~=â~å~åFR~í~O=ãÉåÖáå~é=kçå=_áåí~åÖ=Eëâ~ä~=â~å~åF
B e~êá
Sumber : BPS Provinsi Bali
Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum
Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel
Sumber : BUMN, diolah
OU= OT=
TQKOU
RSKVV
JOM
M
OM
QM
SM
UM
NMM
MKMMOKMMQKMMSKMMUKMM
NMKMMNOKMMNQKMMNSKMMNUKMMOMKMMOOKMMOQKMMOSKMMOUKMMPMKMMPOKMMPQKMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçógìí~=rpa
mÉåÉêáã~~å=sç^ Ö=mÉåÉêáã~~å=sç^=Eëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival
Sejalan dengan perkembangan wisman, perkembangan
kredit penyediaan akomodasi makan, dan minum men-
unjukkan percepatan pertumbuhan. Kredit penyediaan
akomodasi, makan, dan minum pada triwulan I men-
galami peningkatan pertumbuhan sebesar 16,04%
(yoy) lebih tinggi dibanding kan dengan triwulan IV
2014 yang hanya sebesar 13,14% (yoy). Perkembangan
tersebut seiring dengan masih tingginya potensi indus-
tri pa riwisata di Provinsi Bali.
Di sisi lain, perkembangan Tingkat Penghunian Ka mar
(TPK) menunjukkan kondisi berbeda. TPK pada triwu-
lan I 2015 mengalami penurunan sebesar 55,99% dari
sebesar 58,42% pada triwulan IV 2014. Berdasarkan
hasil survei dan liaison, selain dikarenakan maraknya
city hotel dan pembangunan hotel yang meningkatkan
persaingan, wisatawan mancanegara mulai beralih un-
tuk menyewa villa atau properti dalam jangka panjang
dan dapat digunakan oleh kenalan atau kerabatnya
yang berdampak pada penurunan TPK di Provinsi Bali.
Perlambatan juga terlihat pada pertumbuhan visa on
arrival yang sedikit melambat pada triwulan I 2015 den-
gan pertumbuhan sebesar 56,99% (yoy) dari 74,28%
(yoy) pada triwulan IV 2014.
1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan PerikananSetelah mengalami akselerasi pada triwulan IV 2014
mencapai 8,63% (yoy), pada triwulan I 2015 kinerja
sektor pertanian kembali mengalami perlambatan men-
capai 2,93%(yoy). Perlambatan tersebut disebabkan
oleh perlambatan di sebagian besar subkategori lapa-
ngan usaha pertanian. Dari subkategori tabama, per-
lambatan terlihat dari kontraksi pertumbuhan produksi
padi pada triwulan I 2015 yang lebih dalam mencapai
-22,88%(yoy), lebih dalam dari triwulan IV 2014 yang
mencapai -3,45% (yoy). Berdasarkan hasil FGD yang
dilakukan, penurunan tersebut diakibatkan oleh be-
lum tuntasnya pembangunan irigasi dimana pengairan
induk belum selesai sehingga proses irigasi masih ter-
ganggu yang berdampak juga kepada terjadinya gagal
panen. Selain itu, anomali cuaca dan serangan hama
(OPT) masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya
diselesaikan di Provinsi Bali.
Sejalan dengan melambatnya subkategori ta ba ma, sub-
kategori perikanan turut mengalami pe nu runan kinerja.
Meskipun pertumbuhan hasil pe nangkapan ikan di PPN
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 25
JPKRQ
JOOKUU
JOR
JOM
JNR
JNM
JR
M
R
NM
NR
OM
OR
M
RM
NMM
NRM
OMM
ORM
PMM
PRM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP=E^q^mF OMNQ=E^pbjF OMNREmma=j~êÉí=OMNRF
BIóçó
RáÄì=qçå
mêçÇK=m~Çá ÖK=mêçÇ=m~Çá=Eëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali
Pengambengan pada tri wulan I 2015 mengalami pen-
ingkatan mencapai 180% (yoy) dari triwulan IV 2014
yang hanya mencapai 97%(yoy), namun jumlah pen-
angkapan ikan pada triwulan I 2015 ini mengalami
penuru nan mencapai 6,35 ribu ton dari triwulan IV
2014 yang mencapai 10,68 ribu ton. Hasil survei dan
liaison mendapatkan penuru nan hasil tangkapan terse-
but disebabkan oleh per aturan kemaritiman yang ber-
dampak pada penurunan efisiensi hasil tangkapan ikan
Provinsi Bali antara lain larangan transshipment serta
pelarang an penggunaan kapal asing.
NINQS
NIONV
OSKPR
OUKSQ
MKMM
NMKMM
OMKMM
PMKMM
QMKMM
RMKMM
SMKMM
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NIMMM
NIOMM
NIQMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=mÉêí~åá~å ÖhêÉÇáí=mÉêí~åá~å
Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian
Meskipun demikian, pertumbuhan penyaluran kre dit
sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang men-
ingkat. Pertumbuhan penyaluran kredit sektor perta-
nian pada triwulan I 2015 mencapai 28,64% (yoy) atau
sebesar Rp 1,21 triliun mening kat dari triwulan IV 2014
yang sebesar 26,35% (yoy). Peningkatan pertumbuhan
penyaluran kredit pertanian tersebut terjadi sebagai
dampak peningkatan optimisme masyarakat akan sek-
tor pertanian seiring dengan semakin kuatnya komit-
men pe merintah untuk mencapai kedaulatan pangan.
Berdasarkan hasil FGD, Pemerintah berkomitmen dalam
memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendu-
kung pertanian pada tahun 2015 dan pe ternakan pada
2016.
Sumber : BUMN, diolah
NMISUM=
SIPRM=
VTKTM=
NUMKMU=
ENMMF
M
NMM
OMM
PMM
QMM
RMM
SMM
M
OIMMM
QIMMM
SIMMM
UIMMM
NMIMMM
NOIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
mÉå~åÖâ~é~å=fâ~å Ö=q~åÖâ~é~å=Eëâ~ä~=â~å~åFqçå BI=óçó
Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan
1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real EstatePertumbuhan kategori konstruksi pada triwulan I
2015 kembali mengalami perlambatan. Pertumbuhan
kategori lapangan usaha konstruksi pada triwulan I
2015 melambat menjadi 2,67%(yoy) dari 4,6% (yoy)
pada triwulan IV 2014. Perlambatan tersebut seiring
dengan terlambatnya APBD pemerintah Provinsi Bali
pada triwulan I 2015. Berdasarkan hasil FGD, terlam-
batnya realisasi tersebut seiring dengan DIPA yang be-
lum diputuskan. Seiring dengan perlambatan lapangan
usaha konstruksi, lapangan usaha real estate juga turut
mengalami perlambatan, tercatat melambat dari 8,6%
(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar mencapai
5,86% (yoy) pada triwulan I 2015.
Perlambatan pertumbuhan kedua lapangan usaha
tersebut terkonfirmasi dari perlambatan konsumsi se-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201526
men Provinsi Bali yang mengalami kontraksi mencapai
-9,11% (yoy) pada triwulan I 2015 setelah pada tri-
wulan IV 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan
mencapai 12,05%(yoy). Hasil survei dan liaison menun-
jukkan perlambatan tersebut seiring dengan beberapa
permasalahan pembebasan lahan untuk proyek pemer-
intah serta terus meningkatnya harga lahan di Provinsi
Bali yang men dorong biaya produksi. Namun demikian
pe ning katan biaya produksi tersebut tidak diiringi deng-
an peningkatan minat di pasar, kejenuhan mulai terlihat
dari Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2015
yang menunjukkan pergerakan yang stabil.
Seiring dengan perlambatan yang terjadi, pertumbuhan
kredit kategori konstruksi menunjukkan per lambatan
pertumbuhan maupun jumlah kredit. Pertumbuhan
penyaluran kredit ke kate gori bangunan pada triwulan
I 2015 mencapai 18,76% (yoy) dengan outstanding
kredit sebesar Rp 2,16 triliun, me lambat dari triwulan IV
JOOKST
NOKMR
JVKNN
JQM
JOM
M
OM
QM
M
NMM
OMM
PMM
QMM
RMM
SMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçóRáÄì=qçå
hçåëìãëá=pÉãÉå Ö=âçåëìãëá=ëÉãÉå=J=Eëâ~ä~=â~å~åF
NUMKRV
NUNKMT
PKTUPKNO
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
NS
NU
M
OM
QM
SM
UM
NMM
NOM
NQM
NSM
NUM
OMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
femR Ö=femR=EóçóF=J=Eëâ~ä~=â~å~åF
OIOPMOINST
ORKQU
NUKTS
MKMM
OMKMM
QMKMM
SMKMM
UMKMM
NMMKMM
NOMKMM
M
RMM
NIMMM
NIRMM
OIMMM
OIRMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=hçåëíêìâëá ÖhêÉÇáí=hçåëíêìâëáEëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
Sumber : Survei Harga Properti Residensial, Bank Indonesia
Grafik 1. 15 Kredit Kategori KonstruksiGrafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali
Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 2014 dengan pertumbu han sebesar 25,48% (yoy) dan
outstandi ng kredit sebesar Rp2,23 triliun. Hasil survei
dan liaison menunjukkan bahwa seiring deng an biaya
konstruksi dan real estate yang meng alami peningka-
tan di awal tahun 2015, maka mar gin perusahaan pada
industri ini di tahun 2015 di perkirakan akan menyesuai-
kan kebawah seiring dengan masih terjadinya kelesuan
pasar.
1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Ece ran, Reparasi Mobil dan Sepeda MotorPertumbuhan kategori lapangan usaha perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
mengalami sedikit perlambatan sesuai siklusnya pada
triwulan I 2015 mencapai 7,58% (yoy) dari pertumbu-
174.28
207.84
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015'
Sumber : Survei Penjualan Eceran
Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 27
han sebesar 8,07% (yoy) pada triwulan IV 2014. Perlam-
batan tersebut terjadi seiring dengan kenaikan harga
listrik, LPG serta depresiasi nilai tukar Rupiah yang men-
dorong peningkatan biaya produksi. Kondisi tersebut
dihadapkan dengan penurunan daya beli masyarakat
seiring dengan kenaikan harga beberapa kebutuhan
tersebut. Berdasarkan hasil survei dan liaison penjua-
lan industri mobil dan sepeda motor di triwulan I 2015
mengalami per lambatan, meskipun optimisme penjua-
lan pa da triwulan berikutnya dan keseluruhan tahun
2015 masih terjaga.
Sejalan dengan optimisme tersebut, pertumbuhan in-
deks penjualan riil yang didapatkan dari Survei Hasil
Penjualan Eceran mengalami peningkatan pada triwu-
lan I 2015 mencapai 207,84 dari sebesar 174,28 pada
triwulan IV 2014.
NTIQSM
NTIVSS
ONKOP
ONKVO
MKMM
RKMM
NMKMM
NRKMM
OMKMM
ORKMM
PMKMM
PRKMM
QMKMM
M
OIMMM
QIMMM
SIMMM
UIMMM
NMIMMM
NOIMMM
NQIMMM
NSIMMM
NUIMMM
OMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê ÖhêÉÇáí=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
JOMM
JNMM
M
NMM
OMM
PMM
QMM
RMM
SMM
TMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
Ö=pìâì=`~Ç~åÖÖ=mÉêäÉåÖâ~é~å=Rìã~Ü=q~åÖÖ~Ö=j~â~å~åI=jáåìã~å=Ç~å=qÉãÄ~â~ìÖ=_~Ü~å=háãá~Ö=_~Ü~å=_~â~ê=C=båÉêÖá
BI óçó
Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran
Sumber : Survei Penjualan Eceran, KPwBI Prov. Bali
Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan
Peningkatan tersebut terjadi juga pada seluruh kom-
ponen utamanya yaitu suku cadang, perlengkapan
rumah tangga, makanan, minuman dan tembakau,
bahan kimia, dan bahan bakar dan energi. Peningka-
tan tersebut didorong oleh penjualan yang tinggi pada
bulan Januari 2015 seiring dengan berakhirnya dampak
kenaikan BBM serta masih tingginya penjualan pas ca
perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, pen-
ingkatan juga terlihat pada pertumbuhan penyaluran
kredit subkategori perdagangan yang ber tumbuh men-
capai 21,92% (yoy) dengan total outstanding kredit
perdagangan sebesar Rp 17,96 triliun.
1.2.5. Kategori Transportasi dan PergudanganPertumbuhan kategori transportasi dan pergudang an
mengalami sedikit peningkatan dari 4,04% (yoy) pada
triwulan IV 2014 menjadi 4,48% (yoy) pada triwulan I
2015. Peningkatan pada lapangan usaha transportasi
dan pergudangan ini didorong oleh peningkatan peng-
gunaan transportasi darat dan laut.
Peningkatan kategori lapangan usaha transportasi dan
pergudangan terlihat pada peningkatan pertumbuhan
arus kapal di Provinsi Bali pada triwulan I 2015 men-
capai 8,97% (yoy) meskipun arus penumpang laut di
Pelabuhan Benoa mengalami perlambatan pertumbu-
han mencapai mencapai 12,13% (yoy) pada triwulan
I 2015. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan
net ekspor antardaerah serta peningkatan penggunaan
moda transportasi darat oleh wisatawan yang berkun-
NSKNQ=
NOKPT=
EPMF
EOMF
ENMF
M
NM
OM
PM
QM
RM
MOMIMMMQMIMMMSMIMMMUMIMMM
NMMIMMMNOMIMMMNQMIMMMNSMIMMMNUMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
^êìë=mÉåìãé~åÖ Ö=éÉåìãé~åÖ=EóçóF=J=Eëâ~ä~=â~å~åF
lê~åÖ B=óçó
Sumber : BUMN, diolah
Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201528
1.14
-‐0.72
8.97
-‐20.00
-‐15.00
-‐10.00
-‐5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014 2015
%,yoy
Unit
Unit Kapal gUnit Kapal
Sumber : BUMN, diolah
Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali
jung ke Provinsi Bali.
Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan lapang-
an usaha transportasi dan pergudangan, penyaluran
kredit kategori transportasi mengalami peningkatan
dari 19,52% (yoy) pada triwulan IV 2014 dengan jum-
lah outstanding kredit sebesar Rp541 miliar menjadi
26,94%(yoy) atau outstandin g kredit sebesar Rp 549
miliar. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan
optimisme pelaku usaha transportasi akan potensi in-
dustri pariwisata yang masih besar seiring dengan ren-
cana penambahan 30 negara bebas visa serta rencana
dukungan promosi pariwisata yang masih besar.
Sementara itu dari sisi perkembangan moda ang kutan
udara menggunakan pesawat terbang, per tumbuhan
penumpang dari bandara turut meng alami perlam-
batan dari 7,89%(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi
kontraksi 3,06% (yoy) pada triwu lan I 2015.
541549
19.52
26.94
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
0
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015
%,yoy
Miliar Rp
hêÉÇáí=qê~åëéçêí~ëá=C=mÉêÖìÇ~åÖ~å
ÖhêÉÇáí=qê~åëéçêCmÉêÖìÇ~åÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
ONVTNVSQ
TKUV
JPKMS
JQM
JOM
M
OM
QM
SM
UM
M
QMM
UMM
NIOMM
NISMM
OIMMM
OIQMM
OIUMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçóRáÄì=lê~åÖ
hÉÄÉê~åÖâ~í~å Ö=hÉÄÉê~åÖâ~í~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 21 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan
Sumber : Angkasa Pura
Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai
1.2.6. Kategori Industri PengolahanPada triwulan I 2015, pertumbuhan kategori indus-
tri pengolahan kembali menunjukkan perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertum-
buhan kategori industri pengolahan melambat dari
7,50% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar
QNTUT
QMQPN
PKMR
VKOQ
JPM
JOM
JNM
M
NM
OM
PM
QM
RM
SM
OMIMMM
ORIMMM
PMIMMM
PRIMMM
QMIMMM
QRIMMM
RMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BI=óçóRáÄì=htehçåëìãëá=iáëíêáâ=fåÇìëíêá
Ö=âçåëìãëá=áåÇìëíêá=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri
6,72%(yoy). Berdasarkan hasil survei dan liaison, per-
lambatan yang terjadi diakibatkan oleh biaya produksi
yang meningkat, antara lain dampak kenaikan harga
LPG, listrik, UMP, dan BBM. Selain itu, depresiasi nilai
tukar Rupiah yang masih berlanjut dan mendorong ke-
naikan biaya produksi terutama pada perusahaan yang
memiliki konten impor yang cukup tinggi sehingga
peningkatan kinerja pada industri pengolahan ini cukup
terhambat.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 29
NIVPR
NIUPU
NTKRRNPKRR
MKMM
NMKMM
OMKMM
PMKMM
QMKMM
RMKMM
SMKMM
M
RMM
NIMMM
NIRMM
OIMMM
OIRMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=fåÇK=mÉåÖçä~Ü~å ÖhêÉÇáí=fåÇK=mÉåÖçä~Ü~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri
Selain itu, perlambatan ini juga terlihat dari penyalu-
ran kredit kategori industri pengolahan dari 17,55%
(yoy) menjadi 13,55%(yoy) dengan outstanding kredit
sebesar Rp 1,8 triliun. Kondisi ter sebut terjadi seiring
dengan masih terjadinya ke ti dakpastian untuk keun-
tungan perusahaan ke de pan. Di sisi lain, pertumbuhan
konsumsi listrik in dustri terlihat mengalami peningka-
tan mencapai 9,24% (yoy) pada triwulan I 2015 dari
sebesar 3,05%(yoy) pada triwulan IV 2014.
1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa LainnyaSecara umum pertumbuhan kategori jasa-jasa yang
mendukung kinerja industri pariwisata Provinsi Ba li
mengalami perlambatan seperti pada kategori ja sa pe-
rusahaan dan administrasi pemerintahan yang masing-
OINUR
OINSU
NTKNO
JOKSR
JOMKMM
MKMM
OMKMM
QMKMM
SMKMM
UMKMM
NMMKMM
M
RMM
NIMMM
NIRMM
OIMMM
OIRMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=gëK=hÉì~åÖ~å ÖhêÉÇáí=gëK=hÉì~åÖ~åEëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan
QKMM
QKOO
RMKNU
STKTM
JNMMKMM
JRMKMM
MKMM
RMKMM
NMMKMM
NRMKMM
OMMKMM
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=^ÇãK=mÉãÉêáåí~Ü ÖhêÉÇáí=^Çã=mÉãÉêáåí~Ü=Eëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah
masing tercatat sebesar 5,23% (yoy) dan 7,28% (yoy)
pada triwulan I 2015. Sementara itu jasa keuangan
masih tumbuh stabil pada ang ka 10,93%(yoy). Per-
lambatan yang terjadi sei ring dengan perkembangan
kategori penyedia an akomodasi makan dan minum
serta kategori per dagangan besar dan eceran yang
cenderung melambat. Perlambatan pertumbuhan kate-
gori ter sebut juga sejalan dengan perlambatan penya-
luran kredit di kredit jasa perusahaan sehingga tercatat
sebesar 5,10% (yoy) dan kontraksi penyaluran kredit
jasa keuangan yang tercatat sebesar -2,65%(yoy). Se-
mentara itu penyaluran kredit administrasi pemerintah
menunjukkan peningkatan hingga tercatat mencapai
67,70% (yoy).
NITTV
NITTR
NPKUS
RKNM
JRMKMM
MKMM
RMKMM
NMMKMM
NRMKMM
OMMKMM
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NIMMM
NIOMM
NIQMM
NISMM
NIUMM
OIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å ÖhêÉÇáí=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201530
1.2.8. Kategori lainnya
Kategori informasi dan komunikasi mengalami pening-
katan pertumbuhan dari 8,40% (yoy) pada triwulan IV
2014 menjadi 9,79%(yoy) pada triwulan I 2015 seiring
dengan peningkatan intensitas komunikasi.
Seiring dengan peningkatan tersebut, kategori lapang-
an pengadaan listrik dan gas turut menunjukkan pen-
ingkatan dari sebesar 4,64% (yoy) pada triwulan IV
2014 menjadi 9,82%(yoy) pada triwulan I 2015 sebagai
dampak terjadinya kenaikan harga listrik dan elpiji pada
triwulan laporan.
Peningkatan pertumbuhan kategori listrik terlihat dari
pertumbuhan jumlah pelanggan dari triwulan IV 2014
sebesar 9,06%(yoy) menjadi 9,11%(yoy) pada triwulan
I 2015. Pertumbuhan konsumsi listrik mengalami per-
lambatan hingga tercatat sebesar 8%(yoy) pada triwu-
lan I 2015 dari 9,41% (yoy) pada triwulan IV 2014. Hal
ini mengkonfirmasi bahwa peningkatan pertumbuhan
pada lapangan usaha pengadaan listrik lebih didorong
oleh kenaikan harga listrik.
VKQN
UKMM
JOM
JNM
M
NM
OM
PM
QM
RM
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NIMMM
NIOMM
NIQMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçóàìí~=hte
hçåëìãëá=iáëíêáâ Ö=hçåëìãëá=iáëíêáâ=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali
VKMS
VKNN
M
O
Q
S
U
NM
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NIMMM
NIOMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçóRáÄì=råáí
gìãä~Ü=mÉä~åÖÖ~å Ö=gìãä~Ü=mÉä~åÖÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik
1.3. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekono-
mi pada triwulan I 2015 disebabkan oleh perlambatan
OMNR
f f f f f f fs f
hçåëìãëá OKPV PKVQ RKNM EMKQUF OKSS TKRV
hçåëKRq NKTN QKOS SKQP UKNT RKNS UKQO
hçåëKikmRq NNKNP TKOV EPKUSF ETKOSF NKOQ ENKVMF
hçåëK=mÉãÉêáåí~Ü SKVV NKVU MKNR= EORKMTF EUKSPF OKNS=
fåîÉëí~ëá ETKQUF EPKONF SKSV= NNKNT NKQT= RKPO=
==mjq_ ESKQTF EOKSRF SKMT= NNKNP= NKUN= TKQP=
==mÉêìÄ~Ü~å=fåî EPSKNVF ENUKTTF QQKMR= NUKQR= ENOKROF EUPKMUF
==bâëéçê=ik NQKQV ONKTQ NVKPP= NVKVS= NUKVP NUKRR
==fãéçê=ik PUKUN= TKTR RKNM= NOKQU= NTKNQ JPNKUQ
==kÉí=bâëéçê=~åí~ê=Ç~Éê~Ü EPMKOTF QKRU= OOKMN= QKOU= NKUT= STKSP=
maR_ SKRR SKON SKON TKUU SKTO SKOM
hçãéçåÉåOMNQ
OMNQ
Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy)
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
investasi terutama PMTB, perlambatan kinerja ekspor
luar negeri, serta peningkatan net ekspor antardaerah.
Sumber : BUMN, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 31
1.3.1. KonsumsiPada triwulan I 2015, pertumbuhan konsumsi secara
umum mengalami peningkatan mencapai 7,59% (yoy)
meningkat dari triwulan lalu yang mengalami kontraksi
sebesar -0,48%(yoy). Peningkatan tersebut didorong
oleh sedikit peningkatan pada pertumbuhan konsum-
si rumah tangga yang mengalami peningkatan dari
8,17% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi 8,42%
(yoy) dan perbaikan kinerja konsumsi pemerintah yang
mengalami peningkatan dari -25,07% (yoy) menjadi
2,16% (yoy).
NNOKRM
NMTKVT
NNSKSN
NNSKVQ
RM
SM
TM
UM
VM
NMM
NNM
NOM
NPM
NQM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=EfhbFfåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF fåÇÉâë=Z=NMM
fåÇÉâë
ONIMRS
ONIQMR
NQKMQ
NOKTO
MKMM
RKMM
NMKMM
NRKMM
OMKMM
ORKMM
PMKMM
M
RIMMM
NMIMMM
NRIMMM
OMIMMM
ORIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=hçåëìãëá Ö=hêÉÇáí=hçåëìãëá=Eëâ~ä~=â~å~åF
NMRKUT
NMPKUM
NOMKRP
NNVKUM
NNPKUS NNRKPU
M
OM
QM
SM
UM
NMM
NOM
NQM
NSM
NUM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
kqm fåÇÉâë=óÖ=aáíÉêáã~=mÉí~åáfåÇÉâë=óÖ=aáÄ~ó~ê=mÉí~åá fåÇÉâë=Z=NMM
fåÇÉâë
Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi
Sumber : Badan Pusat Statistik
Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen
Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani
Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh
tingginya konsumsi pada awal triwulan I 2015 sebagai
dampak dari penurunan harga BBM yang terlihat juga
dari peningkatan indeks ekspektasi konsumen pada tri-
wulan I 2015. Meskipun terja di penurunan daya beli di
akhir triwulan I 2015, na mun secara keseluruhan aktivi-
tas konsumsi di triwulan I 2015 lebih tinggi dibanding-
kan dengan tri wulan sebelumnya.
Seiring dengan penurunan daya beli pada akhir triwulan
I 2015, pertumbuhan kredit konsumsi mengalami per-
lambatan dari sebesar 14,04 % (yoy) pada triwulan IV
2014 menjadi 12,72%(yoy) pada triwulan I 2015. Per-
lambatan tersebut seiring dengan penurunan NTP dari
105,87 pada triwulan IV 2014 menjadi 103,08 pada tri-
wulan I 2015 seiring dengan peningkatan indeks yang
dibayar petani yang lebih besar dibandingkan indeks
yang diterima petani.
1.3.2. InvestasiPertumbuhan investasi pada triwulan I 2015 menunjuk-
kan perlambatan dari 11,17% (yoy) pada triwulan IV
2014 menjadi 5,32% (yoy) pada triwulan I 2015. Ber-
dasarkan komponennya, perlambatan investasi teru-
tama didorong oleh perlambatan pertumbuhan PMTB
dari 11,13%(yoy) menjadi 7,34%(yoy) pada triwulan I
2015. Perlambatan tersebut terjadi seiring dengan per-
lambatan pada lapangan usaha konstruksi yang diaki-
batkan oleh terlambatnya realisasi APBD pada triwulan I
2015. Selain itu, perlambatan investasi juga disebabkan
oleh sikap wait and see dari calon investor seiring fluk-
tuasi harga BBM (pasca reformasi energi) dan depresiasi
nilai tukar Rupiah terhadap dollar.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201532
Perlambatan investasi juga terkonfirmasi dari perlam-
batan pertumbuhan kredit investasi dari 20,9% (yoy)
pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar 20,04%(yoy)
pada triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan investasi
juga terlihat dari kontraksi impor barang modal yang
semakin dalam baik dari nilai maupun volume. Ber-
dasarkan hasil survei dan liaison, selain dengan belum
terealisasinya proyek pemerintah di triwulan I 2015,
depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar menahan
keputusan impor secara signifikan.
OMKVR
OMKMQ
M
NM
OM
PM
QM
RM
SM
TM
M
OIMMM
QIMMM
SIMMM
UIMMM
NMIMMM
NOIMMM
NQIMMM
NSIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
fåîÉëí~ëá ÖêçïíÜ=fåîÉëí~ëá==Eëâ~ä~=â~å~åFRé=jáäá~ê BI=óçó
ESRKROF
EVRKSQF
EOMMF
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NMMM
NOMM
MNMIMMMOMIMMMPMIMMMQMIMMMRMIMMMSMIMMMTMIMMMUMIMMMVMIMMM
NMMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
`~éáí~ä=dççÇë Ö=`~éáí~ä=dççÇë=ERepF
gìí~=rpa BI óçó
ESRKROF
EVRKSQF
EOMMF
M
OMM
QMM
SMM
UMM
NMMM
NOMM
MNMIMMMOMIMMMPMIMMMQMIMMMRMIMMMSMIMMMTMIMMMUMIMMMVMIMMM
NMMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
`~éáí~ä=dççÇë Ö=`~éáí~ä=dççÇë
gìí~=rpa BI óçó
Grafik 1. 33 Kredit Investasi
Grafik 1.34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal
Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal
1.3.3. Neraca PerdaganganMeskipun tidak sebaik perkiraan sebelumnya, kinerja
neraca perdagangan pada triwulan I 2015 menunjuk-
kan kinerja yang cukup baik. Ekspor luar negeri sedikit
mengalami perlambatan dari 19,96% (yoy) pada triwu-
lan IV 2014 menjadi 18,55% (yoy) pada triwulan I 2015.
Kondisi ini terjadi seiring dengan perkiraan perbaikan
perekonomian Amerika Serikat yang tidak sebaik sebel-
umnya, sehingga peningkatan ekspor ke negara tujuan
tersebut tidak setinggi perkiraan. Selain itu, berdasar-
Grafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali
NKTS=
QKMT=
JOM
JNM
M
NM
OM
PM
QM
M
QM
UM
NOM
NSM
OMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMT OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQOMNR
káä~á=bâëéçê Ö=káä~á=bâëéçê=ERepF
gìí~=rpa BI=óçó
EOKOSF MKUP=
JNMM
JRM
M
RM
NMM
NRM
OMM
M
QM
UM
NOM
NSM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
sçäìãÉ=bâëéçê Ö=sçäìãÉ=bâëéçê=ERepF
RáÄì qçå BI=óçó
Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali
kan hasil survei dan liaison untuk komoditas perikanan
yang juga merupakan komoditas unggulan Provinsi
Bali, peraturan Pemerintah terkait pelarangan trans-
shipment serta pelarangan penggunaan kapal asing
untuk penangkapan ikan berdampak pada penurunan
hasil tangkapan ikan segar yang terutama di ekspor ke
Jepang. Penurunan ini terlihat dari volume ekspor luar
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 33
negeri Provinsi Bali yang mengalami penurunan menca-
pai 27,8 ribu ton pada triwulan I 2015 dari 32,84 ribu
ton pada triwulan IV 2014.
Pada triwulan I 2015 ini, komoditas perikanan masih
menjadi komoditas unggulan Provinsi Bali meskipun
mengalami penurunan. Berdasarkan komoditasnya,
komposisi ekspor luar negeri pada triwulan I 2015 ter-
diri dari komoditas perikanan sebesar 21,99%, perhi-
asan sebesar 14,45%, pakaian jadi sebesar 18,77%,
kemudian disusul komoditas kayu olahan dan produk
furniture masing -masing sebesar 9,23% dan 7,32%.
Hampir semua komoditas unggulan tersebut mengala-
mi perlambatan kecuali komoditas pakaian jadi yang
mayo ritas di ekspor ke negara Amerika Serikat yang
terus menunjukkan tanda-tanda perekonomian yang
membaik.
Berdasarkan negara tujuan ekspor, Amerika Serikat
masih mendominasi mencapai 19,34%, Australia
17,38%, Jepang 8,784%, serta Singapura 8,25%.
Jika ditinjau berdasarkan pertumbuhannya, pertumbu-
han ekspor ke Amerika, Australia, dan Singapore pada
triwulan I 2015 cenderung mengalami peningkatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi
tersebut seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah
yang meningkatkan daya saing produk ekspor Provinsi
Bali.
Sejalan dengan terjaganya pertumbuhan ekspor, per-
tumbuhan impor mengalami perlambatan bahkan
kontraksi sebesar -31,84% (yoy) pada triwulan I 2015.
Kontraksi pertumbuhan impor Provinsi Bali ini meru-
pakan yang pertama terjadi dalam dua tahun terakhir
setelah kontraksi pada tahun 2012. Kontraksi ini ter-
mÉêáâ~å~åONKVVB
mÉêÜá~ë~åNQKQRB
m~â~á~å=g~ÇáNUKTTB
tççÇ=j~åìÑ~ÅíìêÉ
VKOPB
cìêåáíìêÉTKPOB
kçå=jÉí~äáâ=jáåÉê~äëNOKRRB
qÉâëíáäPKQNB
j~åìÑ~âíìê=jÉí~äOKQSB
qê~îÉä=dççÇëOKNOB bäÉâíêáâ
MKNVB i~áååó~TKRNB
ESMF
EQMF
EOMF
M
OM
QM
SM
UM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
mÉêáâ~å~å mÉêÜá~ë~å m~â~á~å=g~Çá
tççÇ=j~åìÑ~ÅíìêÉ cìêåáíìêÉ
B=óçó
Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama
Grafik 1.39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama
rpNVKPQB
^ìëíê~äá~NTKPUB
g~é~åUKTUBpáåÖ~éçêÉ
UKORB
eçåÖâçåÖQKQNB
qÜ~áä~åÇOKNSB
cê~åÅÉQKTVB
fåÖÖêáëOKTNB
_Éä~åÇ~OKRRB
`áå~OKOVB
líÜÉê=`çìåíêáÉëOTKPQB
JTM
JQM
JNM
OM
RM
UM
NNM
NQM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs N
OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
rp ^ìëíê~äá~ g~é~å páåÖ~éçêÉ eçåÖâçåÖ
BI=óçó
Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan
Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201534
jadi seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah yang
terus terjadi sepanjang triwulan I 2015 yang berdampak
pada penundaan keputusan impor yang signifikan oleh
importir. Kondisi ini terlihat dari kontraksi nilai impor
yang lebih dalam mencapai -76,33 % (yoy) pada triwu-
lan I 2015. Namun demikian, peningkatan volume im-
por masih terjadi mengingat cukup banyaknya industri
yang memiliki konten impor dalam hasil produksinya.
Dominasi impor barang mentah (raw material) yang
mendorong peningkatan volume impor terlihat dari
komposisi nilai impor barang mentah (raw material)
yang mencapai 63% kemudian sisanya merupakan
EONKVSF
ETSKPPF
EOMMF
ENMMF
M
NMM
OMM
PMM
QMM
M
QM
UM
NOM
NSM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMT OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B=óçógìí~=rpa
káä~á=fãéçê Ö=káä~á=fãéçê=ERepF
QRKMU=
NSPKQM=
JQMMJOMMMOMMQMMSMMUMMNIMMMNIOMMNIQMMNISMMNIUMMOIMMM
M
R
NM
NR
OM
OR
PM
PR
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMMT OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
sçäìãÉ=fãéçê Ö=îçäìãÉ=áãéçê=ERepFRáÄì=qçå B=óçó
Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali
Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali
`çåëìãéíáçå=dççÇëOQB
R~ï=j~íÉêá~ä=C=^ìñáäá~êó=dççÇë
SPB
`~éáí~ä=dççÇëNPB
ENRMF
ENMMF
ERMF
M
RM
NMM
NRM
OMM
ORM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
Ö=`çåëìãéíáçå=dççÇë Ö=R~ï=j~íÉêá~ä Ö=`~éáí~ä=dççÇë
BIóçó
Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC
Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC
capital goods sebesar 13% dan consum ption goods
sebesar 24%.
Pertumbuhan net ekspor antardaerah Provinsi Bali se-
lalu mengalami defisit selama beberapa tahun terakhir
dan masih berlanjut sampai dengan triwulan I 2015.
Fenomena tersebut terjadi terkait dengan kapasitas
produksi Provinsi Bali yang belum mampu memenuhi
kebutuhan domestiknya. Kondisi ini telah menjadi pri-
oritas perhatian Pemerintah, oleh karena itu Pemerintah
mengupayakan terwujudnya kedaulatan pangan dan
berbagai pembangunan infrastruktur penunjang kebu-
tuhan lainnya.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 35
1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI Sampai dengan tahun 2014, disparitas pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Bali masih terjadi. Secara konsisten
kabupaten/kota yang memiliki angka pertumbuhan di
atas angka pertumbuhan Bali merupakan kabupaten/
kota yang berada di wilayah Bali selatan yang terdiri
dari Denpasar, Badung, dan Gianyar yang juga meru-
pakan konsentrasi pusat pemerintahan serta kategori
pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Bali. Sedang-
Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali
1 Tahun dasar 20002 Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 2015
No. Kabupaten/Kota Laju Pertumbuhan Ekonomi*) 2010 2011 2012 2013 20141 Jembrana 4.57 5.61 5.9 5.38 5.882 Tabanan 5.68 5.82 5.91 6.03 6.353 Badung 6.48 6.69 7.3 6.41 6.754 Gianyar 6.04 6.76 6.79 6.43 6.595 Klungkung 5.5 5.81 6.03 5.71 5.826 Bangli 4.97 5.84 5.99 5.61 5.677 Karangasem 5.09 5.19 5.73 5.81 5.858 Buleleng 5.88 6.11 6.52 6.71 6.739 Denpasar 6.57 6.77 7.18 6.54 6.77
kan kabupaten/kota lainnya cenderung memiliki angka
pertumbuhan di bawah angka pertumbuhan Bali. Pada
tahun 2014, perekonomian Kota Denpasar mampu
mencapai 6,77% sedangkan pertumbuhan Kabupaten
Klungkung hanya mencapai 5,82%.
Fenomena tersebut mengkonfirmasikan disparitas yang
masih terjadi di Provinsi Bali, dimana meskipun Provinsi
Bali masih dapat tumbuh kuat di tengah perlambatan
perekonomian nasional dan dunia, pertumbuhan terse-
but belum dinikmati secara merata oleh seluruh daerah
di Bali.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201536
DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC)
BOKS A
Mengacu pada decision tree di atas, telah dilaku-
kan identifikasi awal sehubungan dengan kendala
atau contraints dari pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Bali.
Adapun identifikasi dilakukan mengacu pada Ri-
cardo Hausmann, Bailey Klinger, Rodrigo Wagner
(2008) bahwa suatu kondisi dinyatakan sebagai
binding contraints adalah jika;
Grafik A.1. Growth Diagnostic Decision Tree
Dalam rangka mendorong pertumbuhan eko nomi
yang berkesinambungan serta pertumbuhan yang
inklusif, perlu adanya analisis kendala kritikal yang
merupakan diagnostik awal mengenai faktor pe-
nentu dan hambatan pertumbuhan ekonomi.
Diagnostik awal terkait dengan kendala pro vin-
si bali untuk mencapai pertumbuhan e ko no mi
inklusif ini merujuk pada East Java Growth Di-
agnostic: Identifying the Constraints to Inclusive
Growth in Indonesia’s Second-Largest Province
yang dilakukan oleh Bank Dunia pada Tahun 2011
dan mengacu pada kerangka Hausmann, Rodric
and Velasco (2005) terkait The Business Environ-
ment seperti pada gambar berikut:
1. The (shadow) price of the constraint should be
high
2. Movements in the constraint should produce
significant movements in the objective function
3. Agents in the economy should be attempting to
overcome or bypass the constraint
4. Agents less intensive in that constraint should
be more likely to survive and thrive, and vice versa
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 37
Low Return to Economic Activity Melalui teori di atas, telah dilakukan diagnosis
awal sehubungan dengan Low Return to Eco-
nomic Activity melalui kondisi infrastruktur, human
capital, tingkat penghunian kamar, indeks persepsi
korupsi, pergerakan inflasi, dan perkembangan
ekspor di Provinsi Bali.
Dilihat dari persentase rumah tangga yang dapat
akses listrik maka Provinsi Bali merupakan Provinsi
yang hampir 100% (99,10%) penduduk di Bali tel-
ah memperoleh akses listrik. Selain itu, jika diband-
ingkan dengan Provinsi lainnya (DKI Jakarta, Yo-
gyakarta, Jawa Timur, dan NTB), Bali merupakan
Provinsi yang memiliki kondisi umum jalan baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur bu-
kan merupakan suatu kendala utama dalam per-
tumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.
Sehubungan dengan kriteria human capital, kami
menggunakan data IPM, angka par tisipasi murni,
dan angka partisipasi ka sar. Perlu diperhatikan
bahwa wajib belajar 12 tahun belum dinikmati
oleh berbagai kalangan. Kualitas pendidikan
juga perlu dilakukan kajian lebih dalam mem-
pertimbangkan bahwa kebutuhan sumber daya
manusia di Provinsi Bali cenderung tinggi meng-
ingat banyaknya wisatawan yang menginginkan
Sumber : BPS
Grafik A.2. Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan Provinsi Bali 2013
standar Nasional atau bahkan Internasional. Pada
kriteria ini kami mengemukakan akan adanya indi-
kasi bahwa Human Capital merupakan constraints
dengan mempertimbangkan kondisi kedua, agents
in the economy should be attempting to overcome
or bypass the constraint. Dengan terbatasnya sup-
ply sumber daya manusia dengan kualitas yang baik,
pelaku bisnis cenderung mendatangkan pekerja dari
Luar Negeri untuk memenuhi standar Internasional.
Untuk risiko mikro, dilihat dari jumlah hotel yang ter-
us berkembang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,
jumlah kamar, dan tingkat penghunian kamar, serta
ditinjau melalui indeks persepsi pelaku bisnis tentang
usaha pemda membrantas korupsi. Pada kedua hal
ini tidak terdapat indikasi bahwa hal ini merupa-
kan constraints. Untuk risiko makro, dilihat di tahun
2014, tingginya laju inflasi di Bali dipengaruhi oleh
masih tingginya laju inflasi di Singaraja. Faktor yang
mempengaruhi adalah masih tingginya ketergantun-
gan pasokan bahan makanan dari daerah lain. Pada
kriteria ini terdapat indikasi bahwa tingginya inflasi
merupakan constraints dengan mempertimbangkan
kondisi pertama, the (shadow) price of the constraint
should be high karena adanya biaya tambahan terse-
lubung yang menyebabkan tingginya harga untuk
distribusi barang.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201538
MKMM=
RKMM=
NMKMM=
NRKMM=
OMKMM=
ORKMM=
PMKMM=
PRKMM=
QMKMM=
OMNM= OMNN= OMNO= OMNP= OMNQ=
`êÉÇáí=íç=dam=EB
F=
q~Üìå=
_~äá= k~ëáçå~ä=
Grafik A.3. Credit Ratio to Private Sector
High Cost of FinanceLoan to Deposit Ratio (LDR) Bali lebih rendah dari
LDR Nasional. Tren kenaikan dalam LDR Bali dari
tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan
bahwa penyaluran kredit oleh perbankan di Bali
tidak mengalami permasalahan berarti. Sedan-
gkan untuk Non Performing Loan (NPL) di Bali
relatif rendah jika diban ding kan dengan provinsi
lain di Indonesia. NPL yang rendah dapat menjadi
indikasi bahwa perbankan di Bali memiliki finan-
cial risk yang lebih rendah jika dibandingkan den-
gan perbankan di Provinsi lain di Indonesia.
Ditinjau dari penyaluran kredit, secara domestik,
rasio kredit terhadap PDRB Bali relatif rendah jika
dibandingkan dengan Nasional. Walaupun rasio
kredit yang rendah terhadap PDRB dapat meny-
iratkan permasalahan dalam hal akses terhadap
pembiayaan, namun hal ini tidak serta merta
mengindikasikan binding constraints untuk per-
tumbuhan. Terlepas dari rasio kredit terhadap
PDRB yang rendah, share dari alokasi kredit yang
digunakan untuk investasi dan modal kerja di Bali
menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2010
sampai tahun 2014.
Melalui analisa awal metode analisis deskriptif dan
pengumpulan data sekunder, faktorfaktor yang
mendukung pertumbuhan di Provinsi Bali adalah
sebagai berikut;
a. Letak geografis yang strategis dan memiliki
natural resources yang dapat mendorong PDRB
b. Ketersediaan dana dan akses yang memadai
ke lembaga keuangan (melalui banyaknya LPD
dan pendanaan masyarakat)
c. Kuatnya pertumbuhan sektor PHR
Sedangkan hambatan yang terindikasi menjadi
kendala bagi pertumbuhan di Provinsi Bali adalah;
i. Rendahnya kapasitas tenaga kerja dikarenakan
keterbatasan akses ke pendidikan menengah
yang dapat menjadi kendala untuk mencapai
pertumbuhan inklusif
ii. Belum adanya intervensi pemerintah dalam
promosi pariwisata serta belum adanya regu-
lasi pemerintah dalam mengendalikan pertum-
buhan hotel serta persaingan pasar yang da-
pat menyebabkan sektor PHR menurun
iii. Ditinjau dari IHK Bali yaitu Kota Denpasar dan
Kota Singaraja, dapat dilihat bahwa pergera-
kan inflasi di Kota Singaraja cen derung lebih
volatile jika dibandingkan dengan Kota Den-
pasar. Hal ini disebabkan karena Kota Singaraja
memerlukan jalur distribusi yang lebih panjang
dan kurang baik
iv. Pertumbuhan ekspor di Bali mulai mengala-
mi tren penurunan. Hal ini perlu diwaspadai
mengingat kompetitor yang semakin beragam.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 39
BOKS B
Pada April 2015, Kantor Perwakilan Bank Indone-
sia Provinsi Bali melaksanakan kegiatan survei kilat
Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Ki -
ner ja Perekonomian Provinsi Bali. Survei dilakukan
kepada 29 responden (eksportir dan importir) yang
bergerak pada beberapa kategori lapangan usaha
terdiri atas subkategori Penyediaan Akomo dasi
(35%), Industri Makanan dan Minuman (31%),
Per dagangan Besar dan Eceran bukan Mobil dan
Se peda Motor (17%), Industri Tekstil dan Pakaian
Ja di (7%), Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Ga-
bus serta Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya (7%), Jasa Kesehatan dan Kegiatan So-
sial (3%). Rincian profil responden sebagai berikut:
HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI
Grafik B.1. Profil Responden berdasarkan Subkategori
PKOK=fåÇìëíêá=j~â~å~å=Ç~å=jáåìã~å=PNB=
PKQK=fåÇìëíêá=qÉâëíáä=Ç~å=m~â~á~å=g~Çá=
TB=
PKSK=fåÇìëíêá=h~óìI=
_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å=d~Äìë=Ç~å=
TKOK=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=
bÅÉê~åI=_ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=
pÉéÉÇ~=jçíçê=
VKNK=mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=
PRB=
NSK=g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=
Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä=PB=
1. Sumber Pasokan Bahan Baku dan Komposisi PenjualanBerdasarkan sumber pasokan bahan baku dan
ori entasi penjualan, responden dikelompokan
menjadi 3 kategori yang meliputi 100% orientasi
domestik, 100% orientasi impor, dan campuran
(domestik dan impor). Sebagian besar responden
survei memenuhi pasokan bahan baku dari impor
dan orientasi penjualannya ekspor (campuran).
Sehingga pelemahan nilai tukar yang terjadi saat
ini terindikasi berdampak pada kinerja usaha res-
ponden.
Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa un-
tuk perusahaan yang memiliki kandungan ba han
baku impor yang tinggi, cenderung le bih meng-
harapkan penguatan nilai tukar (nilai Rupiah men-
guat) dan menganggap bah wa nilai tukar Rupiah
yang terlalu rendah (me lemah) akan berpotensi
mengganggu ki nerj a usaha karena berdampak
pada tinggi nya biaya untuk membeli bahan baku
impor. Se dangkan bagi perusahaan yang memi-
liki bahan baku impor rendah, namun orienta si
penjualannya adalah ekspor maka lebih meng -
anggap depresiasi Rupiah menguntungkan usaha
mereka terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah.
Sementara kisaran nilai tukar Ru piah yang diang-
gap ideal oleh responden cenderung bervariasi
yaitu berada pada kisaran rata-rata Rp 10.000 per
US$ untuk responden yang mayoritas bahan ba-
kunya impor (>40%), Rp 8.500-12.500 per US$
untuk responden yang kandungan impor bahan
bakunya <40% dan Rp.10.000-Rp13.000 untuk
responden yang menggunakan bahan baku lokal.
Sedangkan kisaran nilai tukar yang dianggap da-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201540
Grafik B 2. Hubungan Sumber Bahan Baku dan Penjualan dengan Nilai Tukar
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Rp%
Komposisi Penjualan Ekspor Pasokan Bahan Baku ImportLevel Nilai Tukar Rp yang Ideal (skala kanan) Level Nilai Tukar yang Dapat Mengganggu Usaha (skala kanan)
pat mengganggu kinerja usaha berkisar antara
Rp12.000-15.000 per US$ untuk responden yang
mayoritas bahan bakunya impor (>40%) dan Rp
10.000 – Rp 15.000 per US$ untuk responden
yang konten impor bahan bakunya <40%.
Sementara terkait penjualan, berdasarkan grafik
di atas menunjukkan bahwa semakin besar share
ekspor responden, maka res ponden cenderung
mengharapkan nilai tukar yang melemah. Nilai tu-
kar Rupiah yang berpotensi mengganggu usaha
eksportir berkisar antara Rp 8.000 - Rp 10.000 per
US$, sementara nilai tukar ideal yang diharapkan
oleh perusahaan eksportir berada dalam kisaran
Rp 10.000-Rp13.000 per US$.
2. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume PenjualanSecara umum, pelemahan nilai tukar Rupiah telah
memberikan dampak terhadap perkembangan ki-
nerja usaha responden. Sejumlah responden (43%
responden) mengkonfirmasi bahwa penu runan
nilai tukar Rupiah memberikan dampak po sitif
pada perkembangan usaha responden (responden
memperkirakan penjualan akan mening kat pada
triwulan II-2015). Responden yang merasakan
dam pak positif ini didominasi oleh sub kategori
lapangan usaha penyediaan akomodasi (perhotel-
an) yang mencapai 31% dan subkategori perda-
gangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda
motor (31%). Sementara sub kategori lainnya ya-
i tu industri makanan dan minuman serta subkat-
egori industri kayu dan barang dari kayu mem-
perkirakan penjualan akan meningkat signifikan
selama triwulan II-2015 dan sepanjang tahun
2015, karena res ponden tersebut berorientasi ek-
spor dengan bahan baku yang dominan bersum-
ber dari bahan lokal.
Pada sisi lain, pelemahan nilai tukar Rupiah juga
memberikan dampak negatif terhadap perkem-
bangan kinerja usaha (36% responden) khusus-
nya responden pada sub kategori penyediaan
ako modasi (30%) dan industri makan dan minum.
Responden mem perkirakan penjualan akan menu-
run pa da triwulan II-2015 karena besarnya share
kan dungan impor bahan baku terhadap biaya pro-
duk si, sehingga perusahaan terpaksa menaik kan
harga jual untuk mempertahankan margin usaha.
Sementara itu, terdapat 21% responden yang
meng konfirmasi bahwa depresiasi nilai tukar Rupi-
ah tidak pengaruh terhadap penjualan (penjual an
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 41
Grafik B.3. Rata-Rata Struktur Biaya Responden/Perusahaan
M=
OM=
QM=
SM=
UM=
fåÇìëíêá=j~â~å~å=Ç~å=jáåìã~å=
fåÇìëíêá=qÉâëíáä=Ç~å=m~â~á~å=g~Çá=
fåÇìëíêá=h~óìI=_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å=d~Äìë=Ç~å=_~ê~åÖ=^åó~ã~å=Ç~êá=_~ãÄìI=Rçí~åI=Ç~å=pÉàÉåáëåó~=
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=_ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=
jçíçê=
mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=
B=_á~ó~=_~Ü~å=_~âì=EáåÅK=_~Ü~å=mÉåÇìâìåÖF= B=_á~ó~=d~àá=B=_á~ó~=båÉêÖá= B=_á~ó~=_ìåÖ~=rí~åÖ=
stabil), khususnya perusahaan yang bergerak da-
lam subkategori lapangan usaha penyediaan ako-
modasi dan industri makan dan minum. Meskipun
demikian, apa bila pelemahan nilai tukar terus ber-
lanjut maka diperkirakan akan berpotensi terha-
dap penurunan penjualan sepanjang tahun 2015.
3. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Perkembangan Mar-gin UsahaSecara umum, 46% responden mengkonfir ma si
bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah di perkirakan
akan berdampak pada penurunan mar gin usaha
se lama triwulan II-2015, khusus nya untuk subka-
te gori lapangan usaha pe nyediaan akomodasi
(55%) dan sub kate go ri perdagangan besar dan
eceran (27%). Kondisi ini disebabkan karena res-
ponden pa da sub kategori lapangan usaha terse-
but te tap mempertahankan harga jual mengingat
ting ginya tingkat persaingan dan sensitifnya kon-
sumen terhadap perubahan harga (meskipun disisi
lain terdapat potensi kenaikan bia ya).
Sementara itu, 29% responden mengkonfir masi
akan memperoleh kenaikan margin pa da triwulan
II-2015 terutama responden yang memiliki share
penjualan ekspor yang besar dan kandungan ba-
han baku impor yang mi nim. Responden yang
meng konfirmasi hal ini umumnya bergerak dalam
subkategori la pangan usaha industri makan dan
mi num (72%). Sedangkan 25% responden (khu-
sus nya yang bergerak dalam kategori usaha indus-
tri kayu mengkonfirmasi bahwa nilai tukar Rupiah
tidak berpengaruh terhadap perubahan margin
usaha. Rata-rata kenaikan margin usaha sebesar
10,5% (yoy), dan rata-rata penurunan margin
ada lah sebesar 8,75%.
4. Dampak Pelemahan Nilai Tukar Terhadap Struktur Biaya dan Preferensi Nilai TukarPelemahan nilai tukar Rupiah terindikasi memiliki
dampak yang signifikan seiring dengan besarnya
komposisi valas pada struktur biaya dari suatu per-
u sahaan. Berdasarkan tabel B.1., dapat disimpul-
kan bahwa semakin besar komposisi valas dalam
struktur biaya perusahaan (yang umumnya diper-
untukkan untuk pembelian bahan baku), maka
nilai tukar Rupiah yang diharapkan cenderung
me nguat. Kondisi ini terlihat pada subkategori
lapangan usaha industri makanan dan minuman,
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201542
B=_á~ó~=_~Ü~å=
_~âì=EáåÅK=_~Ü~å=
mÉåÇìâìåÖF
B=s~ä~ëB=_á~ó~=d~àá
B=s~ä~ëB=_á~ó~=båÉêÖá
B=s~ä~ëB=_á~ó~=_ìåÖ~=rí~åÖ
B=s~ä~ëB=_á~ó~=i~áååó~
káä~á=qìâ~ê=fÇÉ~ä
káä~á=qìâ~ê=ó~åÖ=
ãÉåÖÖ~åÖÖì
N fåÇìëíêá=ã~â~å=Ç~å=ãáåìã RUKPP RSKNR NQKVU MKMM SKSN MKMM NPKOO MKMM OOKSV NMISNN NOISST
O fåÇìëíêá=qÉâëíáä=C=m~â~á~å=g~Çá QQ SR PP MKMM OKR MKMM MKR MKMM OMKOR NOIMMM NNIMMM
PfåÇìëíêá=h~óìI=_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å=d~Äìë=Ç~å=_~ê~åÖ=^åó~ã~å=Ç~êá=_~ãÄìI=Rçí~åI=Ç~å=pÉàÉåáëåó~
PTKTN MKR PNKP NKMM TKUO MKMM MKMM MKMM OPKNR NOIMMM UIRMM
QmÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=_ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê
SMKR TP OMKO MKMM NM MKMM VKNT RMKMM PMKNT VIRMM NOIOMM
R mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá PPKOT NQKQ OTKN PMKVP NNKRQ MKMM NRKU MKMM NVKOU NNIPNM NNIURM
pìÄâ~íÉÖçêá
R~í~Jê~í~
kçK
Tabel B.1. Rata – rata Struktur Biaya Perusahaan
Orientasi Penjualan Secara umum, strategi yang ditempuh responden
untuk menghadapi pelemahan nilai tukar adalah
dengan meningkatkan volume penjualan baik un-
tuk pasar domestik maupun untuk pasar ekspor.
Peningkatan akses ke tradisional market, mem-
perbanyak pasar di luar negeri, dan meningkatkan
pemasaran adalah beberapa cara yang dilakukan
oleh responden khususnya yang bergerak pada
kategori industri pengolahan.
Volume Produksi dan Sumber Bahan BakuBeberapa perusahaan mengkonfirmasi akan men-
ingkatkan volume produksi seiring dengan per-
mintaan yang ada, khususnya menjelang puasa
dan hari raya Lebaran. Seiring dengan pelemahan
nilai tukar Rupiah, mayoritas perusahaan juga
mulai memprioritaskan penggunaan bahan baku
lokal, dan sekalipun bahan baku memang harus
menggunakan bahan baku impor, pembeliannya
dilakukan secara kontrak dengan rekanan.
Biaya Produksi dan Tenaga KerjaSecara umum, perusahaan berusaha untuk mel-
akukan efisiensi dan menekan biaya produksi.
Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, mayoritas
responden memiliki kebijakan untuk tidak me-
nambah tenaga kerja dan memilih untuk men-
goptimalkan tenaga kerja yang ada dan/ meng-
ganti penggunaan karyawan kontrak dengan daily
worker.
Pembiayaan/utangSecara umum, responden memilih untuk tidak
melakukan peminjaman baru dan menunda
penambahan hutang. Meskipun demikian, bagi
responden yang telah memiliki hutang, reschedul-
ing pembayaran dan permohonan dispensasi jatuh
tempo pembayaran menjadi salah satu pilihan/
strategi untuk mengelola keuangan dengan baik.
Strategi yang diterapkan Perusahaan dalam Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar
perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan
sepeda motor yang mengharapkan nilai tukar
Rupiah (terhadap USD) berada pada kisaran Rp
9.500-Rp 10.611, lebih rendah dibanding sub-
kategori usaha lain yang memiliki komposisi valas
relatif kecil dalam struktur biayanya.
perkembanganinflasi
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IIAwal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelum-nya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indone-sia.
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy).
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 43
perkembanganinflasi
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IIAwal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelum-nya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indone-sia.
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy).
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201544
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 45
RKUU
UKVVUKMP
NMKPO
M
O
Q
S
U
NM
NO
aÉåé~ë~ê páåÖ~ê~à~
qï=f=OMNR qï=fs=OMNQ
SKQO
SKPU
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy)
2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASISearah dengan inflasi nasional, inflasi Provinsi Bali pada
triwulan I 2015 mengalami penurunan. Pada Maret
2015 Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 6,42%
(yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang sebesar 8,43% (yoy). Realisasi terse-
but sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
inflasi nasional yang sebesar 6,38% (yoy). Terjaganya
tekanan inflasi Bali di sepanjang triwulan I tahun 2015
tidak lepas dari semakin solidnya upaya pengendalian
inflasi yang dilakukan pemerintah daerah melalui forum
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
SKPU
SKQO
MNOPQRSTUV
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
k~ëáçå~ä _~äá
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy)
Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi terutama ter-
jadi di Kota Singaraja yang tercatat mengalami inflasi
sebesar 8,99% (yoy) pada Maret 2015. Realisasi inflasi
di Singaraja berada jauh di atas Kota Denpasar yang
tercatat sebesar 5,88% (yoy). Disparitas inflasi antara
Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang cukup besar
tidak lepas dari masih minimnya kondisi infrastruktur
perhubungan menuju Kota Singaraja ditengah masih
tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok Kota
Singaraja terhadap daerah lainnya.
Berdasarkan penyebabnya, penurunan tekanan inflasi
pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh kelompok
administered prices dan volatile food, didukung oleh
terjaganya inflasi kelompok inti (core inflation).
2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan
JasaTekanan tahunan inflasi pada hampir seluruh ke lom pok
barang dan jasa mengalami penurunan yang terutama
didorong oleh kelompok Transportasi & Komunikasi dan
kelompok Bahan Makanan. Penurunan tekanan inflasi
pada seluruh kelompok barang dan jasa tersebut meru-
pakan dampak melandainya tekanan permintaan dan
membaiknya kondisi pasokan. Selain itu, penyesuai an
(ke bawah) harga BBM dan ongkos angkutan darat
pada triwulan I 2015 membawa dampak positif pada
membaiknya ekspektasi pelaku usaha seiring dengan
penurunan ongkos produksi dan distribusi sehingga
berpengaruh pada terjaganya harga barang dan jasa
secara keseluruhan.
a) Kelompok Bahan MakananSetelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi
cukup tinggi, tekanan inflasi kelompok bahan makanan
(baik secara triwulanan maupun tahunan) pada triwu-
lan I 2015 mengalami penurunan, hingga tercatat sebe-
sar 0,06% (qtq) atau 5,65% (yoy). Penurunan tekanan
inflasi kelompok ini pada periode laporan disebabkan
oleh melandainya permintaan dan membaiknya kondisi
pasokan.
Komoditas bahan makanan yang menjadi penyum bang
utama deflasi di sepanjang triwulan I 2015 di an taranya
cabai rawit, cabai merah, minyak go reng, kangkung,
buncis, udang basah, pisang dan tongkol. Sementara
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201546
JMKP
JMKO
JMKN
M
MKN
MKO
MKP
MKQ
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P
OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi Beras (% mtm)
MKMS=
JS
JQ
JO
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
itu komoditas yang masih men jadi penyumbang inflasi
di antaranya beras, ba wang merah dan daging ayam
ras. Beras masih menjadi salah satu komoditas utama
penyumbang inflasi di Bali pada triwulan I 2015.
Peningkatan har ga beras pada periode laporan dise-
babkan oleh terlambatnya panen raya beras, yang se-
harusnya mulai terjadi pada akhir Maret 2015. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya serangan hama dan gang-
guan irigasi di beberapa wilayah pertanian di Bali, di
a ntaranya :
• Gagal panen dialami sebagian petani disekitar De sa
Padang Kerta, Kecamatan Karangasem. Ma yo ritas
padi mengalami puyung (kosong) isinya dan me-
nyebabkan hasil menurun sebesar kurang lebih 50%.
• Belasan hektar padi di Kelurahan Sangkaragung,
Ka bu paten Jembrana gagal panen karena serangan
hama wereng. Dari total area 86 hektar, 15 hektar di
antaranya terjadi gagal panen karena serangan hama
wereng.
• Setelah sebelumnya irigasi di kawasan pertani an aba-
di Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Pe ne bel, Ta-
banan jebol dan belum mendapatkan perbaikan, kini
bagian lain saluran irigasi di kawasan Warisan Budaya
Dunia (WBD) tersebut kembali jebol.
Bawang merah masih terus menunjukkan kena ik an
harga dengan rata-rata kenaikan sebesar 2%. Hal ini
tidak lepas dari masih tingginya keter gantungan paso-
kan bawang merah Provinsi Bali dari daerah lainnya
(produksi bawang merah di Bali relatif minim, hanya
ada di Kabupaten Bangli). Kebutuhan bawang merah di
TKQP
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
NS
NU
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Pola Produksi
Kondisi Surplus Defisit
Sumber : Penelitian Bank Indonesia, tahun 2013
Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 47
Provinsi Bali masih dipenuhi dari pulau Jawa (Mojoker-
to, Nganjuk). Di sisi lain fasilitas penyimpanan masih
minim se hing ga harga komoditas ini relatif berfluktuasi,
dan harga sangat dipengaruhi oleh suplai nasional.
b) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan TembakauInflasi kelompok makanan jadi, minuman jadi, ro kok
dan tembakau pada triwulan I 2015 tercatat sebesar
0,79% (qtq), lebih rendah dibandingkan tri wulan lalu
yang sebesar 2,27% (qtq). Sementara itu secara tahunan
inflasi kelompok ini tercatat se be sar 5,65% (yoy), lebih
rendah dibandingkan de ngan periode sebelumnya yang
sebesar 8,47% (yoy).
Penurunan tekanan inflasi kelompok bahan makanan
jadi pada periode laporan terutama disumbangkan
oleh deflasi pada komoditas gula pasir, dengan sum-
bangan ±-0,02% dan stabilnya harga komoditas bahan
makanan lainnya seiring dengan melandainya tekanan
permintaan. Namun demikian, masih terjadi inflasi
pada komoditas rokok kretek filter, rokok putih dan air
kemasan dengan sumbangan masing-masing sebesar
0,04%; 0,02% dan 0,01%.
c) Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarInflasi pada kelompok perumahan, air, listrik dan gas
mengalami peningkatan baik dibandingkan deng an
JMKMU
JMKMS
JMKMQ
JMKMO
M
MKMO
MKMQ
MKMS
MKMU
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P
OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi Bawang Merah (% mtm)
MKTV=
M
MKR
N
NKR
O
OKR
P
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali
RKSR
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
NM
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
BB
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali
JMKMN
M
MKMN
MKMO
MKMP
MKMQ
MKMR
MKMS
MKMT
MKMU
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q
OMNQ OMNR
Rçâçâ=hêÉíÉâ=cáäíÉê Rçâçâ=mìíáÜ
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok (% mtm)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201548
VKPU
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
NM
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
NKMN=
JO
JNKR
JN
JMKR
M
MKR
N
NKR
O
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Prov. Bali
OKST=
M
MKR
N
NKR
O
OKR
P
PKR
Q
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali
Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali
Pada triwulan IV 2014 Pemerin tah melakukan pe-
nyesuaian listrik untuk industri dan rumah tangga tahap
II (1 September s/d 31 Oktober 2014) dan tahap ketiga
(1 November 2014). Sedangkan pada triwulan I 2015
terdapat kebijakan penundaan tariff adjustment listrik
oleh PLN, dimana kenaikan tarif listrik hanya diber-
lakukan untuk golongan teretentu (2200 Va) ke atas.
Dengan demikian sumbangan inflasi tarif listrik pada
periode ini tercatat sebesar 0,09% atau lebih rendah
dibanding periode sebelumnya yang sebesar 0,37%.
d) Kelompok SandangInflasi pada kelompok sandang tercatat sebesar 4,09%
(yoy), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebe-
lumnya yang sebesar 4,26% (yoy). Sementara secara
triwulan sebelumnya maupun dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Pada Maret 2015 kelompok
ini tercatat mengalami inflasi se besar sebesar 9,38%
(yoy), lebih tinggi diban dingkan dengan periode sebe-
lumnya yang sebesar 7,89% (yoy) maupun tahun lalu
JMKMO
JMKMNR
JMKMN
JMKMMR
M
MKMMR
MKMN
MKMNR
MKMO
MKMOR
MKMP
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q
OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 11 Pergerakan Sumbangan Inflasi Gula Pasir (% mtm)
yang sebesar 3,72% (yoy). Sementara secara triwula-
nan inflasi tercatat sebesar 2,67% (qtq) , masih lebih
rendah di bandingkan dengan triwulan lalu yang sebe-
sar 3,67% (qtq).
Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok ini didorong
oleh komoditas bahan bakar rumah tangga, kayu balo-
kan, sewa rumah dan kontrak rumah. Sementara penu-
runan tekanan inflasi triwulanan terutama disebabkan
oleh melandainya inflasi tarif listrik.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 49
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
MKSN=
JN
M
N
O
P
Q
R
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
QKMN
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
NM
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali
Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali
dorong oleh meningkatnya harga emas perhiasan do-
mestik sebagai pengaruh terhadap peningkatan harga
emas perhiasan dunia. Sumbangan emas di sepanjang
triwulan I 2015 tercatat sekitar 0,02%.
e) Kelompok KesehatanInflasi pada kelompok kesehatan mengalami penu-
runan baik secara triwulanan maupun tahunan. Pada
Maret 2015 kelompok ini tercatat mengalami inflasi
sebesar 0,61% (qtq) atau lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan lalu yang sebesar 1,34% (qtq). Se-
mentara itu secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat
sebesar 4,01% (yoy), lebih rendah dibandingkan deng-
an periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar
7,86% (yoy).
f) Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah RagaInflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga tercatat sebesar 0,33%(qtq) atau relatif stabil
dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 0,35%
(qtq). Sementara itu secara tahunan inflasi kelompok ini
tercatat menurun dari sebesar 5,6%(yoy) pada triwulan
sebelumnya menjadi 5,04%(yoy) pada periode laporan.
Penurunan tekanan inflasi pada kelompok ini merupa-
kan faktor musiman dimana tidak terdapat penyesuaian
ongkos pendidikan di awal tahun.
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
QKMV
JQ
JO
M
O
Q
S
U
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali
triwulanan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 1,01%
(qtq), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan lalu
yang sebesar 1,58% (qtq).
Tekanan inflasi pada kelompok sandang terutama di- Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
MKPP=
JN
M
N
O
P
Q
R
S
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201550
ERKQOF
JU
JS
JQ
JO
M
O
Q
S
U
NM
qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
PKSO
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
g) Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa KeuanganInflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan mengalami penurunan dibandingkan deng an
triwulan sebelumnya. Pada Maret 2015 kelompok ini ter-
catat mengalami deflasi sebesar -5,42% (qtq) atau jauh
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang ter-
catat mengalami inflasi sebesar 9,13% (qtq). Sementara itu
secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 3,62%
(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode lalu yang
sebesar 10,68% (yoy). Penurunan tekanan inflasi ini terjadi
karena sudah berangsur hilangnya dampak langsung pe-
nyesuaian harga BBM bersubsidi di tahun 2014 serta ter-
jadinya penurunan harga BBM yang diikuti dengan penu-
runan ongkos angkutan pada awal Januari 2015.
2.2.2. Inflasi Menurut KotaInflasi provinsi Bali memperhitungkan inflasi di Kota
Denpasar dan Singaraja. Karakteristik inflasi Kota Den-
pasar maupun Singaraja terutama dipengaruhi oleh
kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi
dan perumahan sebagaimana tercermin pada dominan-
nya bobot kelompok pengeluaran tersebut dalam ker-
anjang IHK Kota Denpasar maupun Singaraja.
Sumber : Bank Indonesia
NVB=
NSB=
OSB=
RB=
SB=
VB=NVB=
_^e^k=j^h^k^k=
j^h^k^k=g^afI=jfkrj^kI=RlhlhI=a^k=qbj_^h^r=
mbRrj^e^kI=^fRI=ifpqRfhI=d^pI=a^k=_^e^k=_^h^R=
p^ka^kd=
hbpbe^q^k=
mbkafafh^kI=RbhRb^pfI=a^k=li^eR^d^=
qR^kpmlRI=hljrkfh^pfI=a^k=g^p^=hbr^kd^k=
Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Denpasar
Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali
Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali
a) Kota DenpasarPada triwulan I 2015 laju inflasi Kota Denpasar men-
galami penurunan dari dari 8,03% (yoy) pada triwulan
IV 2014 menjadi 5,88% (yoy) pada triwulan I 2015.
Penurunan tekanan inflasi tertinggi terjadi pada kelom-
pok bahan makanan dan kelompok transportasi, komu-
nikasi dan jasa keuangan.
RKMQ
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 51
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó
N _~Ü~å=j~â~å~å MKRU PKRU PKTU QKVN NNKOP NNKOP JMINP MIOS TISR
O j~â~å~å=g~Çá MKMS OKVU TKTO MKNP SKOV SKOV MIQO MIRM PITP
P mÉêìã~Ü~åI=^áêI=id^ MKMV MKUR PKTO MKUP TKOM TKOM JMIMS OISN VIMS
Q p~åÇ~åÖ JMKNM NKMR NKRP MKSQ PKSM PKSM JMIMR MIVS PIRM
R hÉëÉÜ~í~å NKPN RKVU TKRN MKRN VKVV VKVV MIOQ MISS QIQT
S mÉåÇáÇáâ~åI=RÉâêÉ~ëáI=C=lR MKMU MKPU PKQM MKMQ QKPQ QKPQ MIMT MIPN QIOT
T qê~åëéçêí~ëá=C=hçãìåáâ~ëá MKRN MKUN NMKQR PKVN VKTU VKTU MIRP JRIMM PIQR
MKPO NKVS RKSS NKVV UKMP UKMP MKNQ JMKMU RKUU
qï=fOMNR
qï=fsOMNQ
rjrj
kçK hÉäçãéçâ=_~ê~åÖ qï=f
Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran
OSB=
NVB=OTB=
QB=
RB=
SB=NOB=
fK=_^e^k=j^h^k^k=
ff=j^h^k^k=g^afI=jfkrj^kI=RlhlhI=a^k=qbj_^h^r=fffK=mbRrj^e^kI=^fRI=ifpqRfhI=d^pI=a^k=_^e^k=_^h^R=fsK=p^ka^kd=
sK=hbpbe^q^k=
sfK=mbkafafh^kI=RbhRb^pfI=a^k=li^eR^d^=sffK=qR^kpmlRI=hljrkfh^pfI=a^k=g^p^=hbr^kd^k=
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja
peningkatan produksi ikan-ikanan dan sayuran serta
terjaganya kelancaran distribusi pasokan.
Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan mengalami penurunan tekanan inflasi
dari 9,78% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi
3,45% (yoy) pada triwulan laporan. Penurunan te-
kanan inflasi disebabkan oleh penyesuaian harga BBM
yang diikuti dengan penurunan ongkos angkutan pada
awal Januari 2015. Penurunan harga BBM memberikan
sumbangan deflasi cukup signifikan baik di Kota Den-
pasar (-0,35% mtm) maupun di Kota Singaraja (-0,23%
mtm). Penurunan harga BBM ini diikuti dengan penu-
runan ongkos angkutan dalam kota dan ongkos angku-
tan dalam kota memberikan sumbangan -0.02% (mtm)
terhadap inflasi Bali.
Kelompok yang mengalami peningkatan harga adalah
kelompok perumahan, air dan LGA yang terutama dise-
babkan oleh peningkatan harga bahan bakar rumah
Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi
sebesar 7,65% (yoy) pada Maret 2015, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan lalu yang tercatat sebe-
sar 11,23% (yoy). Penurunan tekanan inflasi bahan ma-
kanan terutama disebabkan oleh melandainya demand
pasca high season pariwisata yang jatuh pada triwu-
lan lalu. Sisi pasokan juga relatif terjaga seiring dengan
Tabel 2.2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar Triwulan I 2015
hçãçÇáí~ë pìãÄ~åÖ~å=B=EóíÇF hçãçÇáí~ë cêÉâìÉåëá=
_bR^p MKPQ============================= qlkdhli=mfka^kd P_^e^k=_^h^R=Rrj^e=q^kdd^ MKOU============================= _bR^p Ph^vr=_^ilh^k MKMV============================= a^dfkd=^v^j=R^p Opbt^=Rrj^e MKMV============================= q^er=jbkq^e Oq^Rfm=ifpqRfh MKMV============================= _^t^kd=jbR^e O
*) Treshold > 0,005% (mtm)Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201552
ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó
N _~Ü~å=j~â~å~å JMKNV MKTS QKPO PKTP UKMV UKMV NIMN JMIVM SIPN
O j~â~å~å=g~Çá NKMV OKPO NMKRU MKSQ NRKMM NRKMM MIOP OIMV NQITQ
P mÉêìã~Ü~åI=^áêI=id^ JMKMP OKNS NNKQR PKNU VKVT VKVT JMIMN OIVV NMIUS
Q p~åÇ~åÖ MKRU MKTN QKSU OKNR SKOR SKOR MITP NIOS SIUP
R hÉëÉÜ~í~å MKNV MKNV MKUP MKOV NKQR NKQR MIMM MIPR NISO
S mÉåÇáÇáâ~åI=RÉâêÉ~ëáI=C=lR MKOT MKSQ NKRO MKMO VKPT VKPT JMINQ MIQN VINO
T qê~åëéçêí~ëá=C=hçãìåáâ~ëá JMKNT MKRQ NQKOR SKMR NPKPS NPKPS JMIMP JTIPS QIQR
rjrj MKNT NKPU UKOM OKUM NMKPO NMKPO MKPQ MKNR UKVV
kçK hÉäçãéçâ=_~ê~åÖqêáïìä~å=f
OMNR
qêáïìä~å=fs
OMNQ
qêáïìä~å=f
Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
hçãçÇáí~ë pìãÄ~åÖ~å=B=EóíÇF hçãçÇáí~ë cêÉâìÉåëá=
qrh^kd=_rh^k=j^kalR MKSP============================= _bR^p Ppbt^=Rrj^e MKON============================= a^dfkd=_^_f P_bR^p MKOM============================= j^h^k^k=Rfkd^kLpk^`h P_^t^kd=jbR^e MKNN============================= Rlhlh=mrqfe Phlmf=j^kfp MKMT============================= jfb=hbRfkd=fkpq^kq O
Tabel 2.4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015
*) Treshold > 0,005% (mtm)Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
tangga jenis Liquid Petroleum Gas (LPG).
Apabila ditinjau pergerakannya sepanjang triwulan I ta-
hun 2015, maka 5 komoditas yang memberikan sum-
bangan tertinggi terhadap inflasi Kota Denpasar adalah
beras, bahan bakar rumah tangga, kayu balokan, sewa
rumah dan tarif listrik. Sementara komoditas yang paling
sering mengalami inflasi adalah tongkol pindang, beras,
daging ayam ras, tahu mentah dan bawang merah.
b) Kota SingarajaSejalan dengan kondisi nasional dan Kota Denpasar, laju
inflasi Kota Singaraja pada triwulan I 2015 juga men-
galami penurunan dari dari 10,32% (yoy) pada triwulan
IV 2014 menjadi 8,99% (yoy) pada triwulan I 2015.
Realisasi inflasi di Kota Singaraja masih jauh diatas in-
flasi nasional maupun inflasi Kota Denpasar. Disparitas
inflasi antara Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang
cukup besar tidak lepas dari masih belum optimalnya
pemanfaatan infrastruktur perhubungan menuju Kota
Singaraja serta belum efisiennya jalur logistik ditengah
masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok
Kota Singaraja terhadap daerah lainnya.
Berdasarkan kelompoknya, penurunan terja di pa da
kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan;
kelompok bahan makanan jadi,minuman, rokok dan
tembakau; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan
olah raga. Sementara itu kelompok lainnya masih
meng alami peningkatan tekanan inflasi.
Apabila ditinjau pergerakannya sepanjang Januari s/d
Maret tahun 2015, maka 5 komoditas yang memberikan
sumbangan tertinggi terhadap inflasi Singaraja adalah
tukang bukan mandor, sewa rumah, beras, bawang me-
rah, dan kopi manis. Sementara komoditas yang paling
sering mengalami inflasi adalah beras, daging babi, ma-
kanan ringan/snack, rokok putih dan mie kering instan.
Tingginya sumbangan inflasi tukang bukan mandor
dan sewa rumah di Singaraja tidak lepas dari peningka-
tan aktivitas sektor konstruksi di kota tersebut. Wacana
pembangunan bandara telah mendorong peningkatan
harga tanah di Singaraja, sehingga turut berdampak
pada harga sewa/kontrak rumah. Di samping itu ter-
jadi peningkatan demand kontrak/sewa rumah seiring
deng an semakin berkembangnya fasilitas pendidikan
tinggi di Singaraja.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 53
2.3. DISAGREGASI INFLASIBerdasarkan disagregasi inflasi, penurunan laju inflasi
tahunan pada triwulan I 2015 terutama bersumber
pada kelompok volatile food dan administered prices,
sementara itu sumbangan inflasi kelompok inti tercatat
relatif stabil.
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2013 2014 2015
yoy CORE VOLATILE ADMINISTERED
B=óçóB=óçóB=óçóB=óçó
Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy)
Sementara kenaikan harga daging ayam dan da ging
babi terjadi seiring dengan semakin mahalnya harga
pakan ternak. Disamping itu, kenaikan har ga daging
ayam juga terjadi sebagai dampak Kepu tusan Men-
teri Pertanian dan Gabungan Perusahaan Pembibitan
Unggas (GPPU) yang memang kas produksi bibit ayam
(DOC) sebesar 40%. Pemangkasan produksi dilakukan
untuk menaikkan har ga jual ayam potong agar dapat
menutupi ke ru gian peternak mengingat harga jual se-
jak tahun 2014 (nilai penjualan dibawah HPP). Hal ini
terkonfirmasi oleh hasil liaison kepada salah satu con-
tact yang menginformasikan terjadinya kenaikan harga
ayam potong pada kisaran 15%-20% pasca pember-
lakuan peraturan tersebut.
b) Administered PricesSeiring dengan hal tersebut, tekanan inflasi kelompok
administered prices juga tercatat menurun, meski masih
memberikan sumbangan inflasi. Penurunan tekanan
inflasi kelompok ini disebabkan oleh mulai hilangnya
dampak kenaikan BBM bersubsidi pada tahun 2014
serta penyesuaian (kebawah) harga BBM dan ongkos
angkutan pada awal Januari 2015.
Dampak penurunan harga BBM terhadap inflasi Bali
(bensin dari Rp8500 menjadi Rp7.950 pada minggu
I Januari 2015 dan turun lagi menjadi Rp7.000 pada
minggu III Januari 2015 serta solar dari Rp7.950 men-
jadi Rp7.250 pada minggu I Januari 2015 dan turun lagi
menjadi Rp.6.400 pada minggu III Januari 2015) mem-
berikan sumbangan sebesar -0,5% (mtm) terhadap in-
flasi Bali.
Sementara itu penurunan tekanan inflasi kelompok
ini tertahan oleh kenaikan harga tarif listrik pada awal
tahun 2015 dan kenaikan harga bahan bakar rumah
tangga. Meskipun terdapat kebijakan penundaan tariff
adjustment listrik oleh PLN, masih terjadi kenaikan tarif
listrik untuk golongan teretentu (2200 Va keatas) yang
tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.05%
di Denpasar dan 0.02% (mtm) di Singaraja. Penyesuai-
an 12 golongan tarif (dari total 37) yang ditetapkan
a) Volatile FoodTekanan inflasi kelompok volatile foods masih menun-
jukkan tren melandai, jauh berada dibawah rata-rata
historisnya. Hal ini tidak lepas dari semakin solidnya
upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID
Provinsi Bali.
Beberapa komoditas yang tercatat memberikan sum-
bangan deflasi Denpasar diantaranya cabai ra wit
(-48,05% yoy), kacang panjang (-35,09% yoy), jagung
manis (-15,30% yoy), cakalang (-12,17%) minyak gore-
ng (-12,16%). Sedangkan komoditas yang memberi-
kan sumbangan deflasi di Singaraja diantaranya kan-
gkung(-66,95% yoy), tongkol (-20,96% yoy), cakalang
(-18,05% yoy) dan salak (-16,04% yoy).
Sementara itu komoditas yang memberikan sumbangan
inflasi di Kota Denpasar dan Singaraja di an taranya be-
ras, daging ayam dan daging babi. Meskipun masih
memberikan sumbangan inflasi, harga komoditas be-
ras di Bali mulai menunjukka n penurunan seiring mulai
masuknya masa pa nen ra ya beras yang terjadi di Kabu-
paten Gianyar dengan produksi sebanyak 14.377 ton,
Tabanan sebanyak 13.845 ton, dan Buleleng sebanyak
11.782 ton.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201554
oleh Permen ESDM nomor 31/2014 dilakukan setiap
bulan dengan Tariff Adjustment (TA). Adapun besaran
tarif listrik nonsubsidi ditentukan oleh Nilai Tukar USD
(Kurs Tengah BI), Indonesian Crude Price (data Kemen-
trian Migas), dan Inflasi (data BPS) yang kemudian di-
hitung menggunakan formula penyesuaian. Sementara
itu peningkatan harga bahan bakar rumah tangga jenis
Liquid Petroleum Gas (LPG) yang tercatat memberikan
sumbangan inflasi sebesar 0,35%.
c) Core InflationSecara fundamental tekanan inflasi kelompok inti ter-
catat cukup stabil dan masih berada dalam tren penu-
runan. Ditengah bayang-bayang risiko pelemahan Ru-
piah, laju inflasi kelompok inti cukup stabil didukung
oleh masih memadainya sisi supply dan terjaganya ek-
spektasi inflasi.
Interaksi permintaan dan penawaran
Tekanan permintaan dapat direspon dengan baik oleh
sisi penawaran.Hal ini terindikasi dari hasil Survei Peda-
gang Eceran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bali.
Pergerakan Rupiah
Nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi terhadap dol-
lar AS seiring dengan penguatan dollar AS terhadap
hampir seluruh mata uang di dunia. Pada Maret 2015,
secara rata-rata Rupiah melemah 2,37% (mtm) ke
level Rp13.066 per dollar AS. Secara poin to poin Ru-
piah terdepresiasi dan ditutup pada level Rp13.074 per
dollar AS. Meskipun melemah, depresiasi Rupiah lebih
terbatas dibandingkan dengan pelemahan mata uang
negara emerging lainnya.
Pergerakan Rupiah ke depan masih akan dipengaruhi
oleh perkembangan ekonomi global serta domestik.
Menghadapi kondisi tersebut, Bank Indonesia tetap
konsisten menjaga stabilitas nilai Rupiah sesuai dengan
kondisi fundamentalnya.
Ekspektasi Inflasi
Ekspektasi inflasi masyarakat Bali, terutama dari sisi
konsumen cukup terjaga, meskipun sedikit meng alami Sumber : Bank Indonesia, diolah
Sumber : Survei Penjualan Eceran, Bank Indonesia
174.28
207.84
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015'
Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 55
Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia
J
RIMMM=
NMIMMM=
NRIMMM=
OMIMMM=
ORIMMM=
g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá
_Éê~ë `~ÄÉ=jÉê~Ü `~ÄÉ=R~ïáí
_~ï~åÖ=jÉê~Ü _~ï~åÖ=mìíáÜ
Sumber : SiGapura, diolah
peningkatan sebagai kenaikan BBM bersubsidi. Hal ini
tercermin pada hasil Survei Konsumen Kantor Perwakil-
an Bank Indonesia Provinsi Bali. Konsumen berpenda-
pat akan terjadi kenaikan harga secara umum dalam 3
yang akan datang dibandingkan dengan saat ini, ter-
cermin dari indeks ekspektasi konsumen yang berada di
atas 100. Dengan demikian, pengendalian ekspektasi
inflasi sebagai langkah antisipatif menjadi sangat pen-
ti n g untuk dilaksanakan. Optimalisasi forum strategis
TPID dalam pemeliharaan ekspektasi inflasi masyarakat
dapat menjadi salah satu alternatif solusi.
2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASIPemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel
inflasi di Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Dae-
rah Provinsi Bali melalui Sistem Informasi Harga Komod-
itas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.
Hasil pemantauan harga terhadap 7 komoditas (peny-
umbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangasem
menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-
harga relatif stabil, dengan kecendurungan terjadi tren
penurunan harga, ke cu ali untuk komoditas bawang
merah dan bawang putih.
Sementara itu, pergerakan harga di Kabupaten Ta-
banan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang
lebih tinggi. Beberapa komoditas yang me nunjukkan
peningkatan harga di Kabupaten Ta ba nan dianta-
Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen
Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem
J
RIMMM=
NMIMMM=
NRIMMM=
OMIMMM=
ORIMMM=
PMIMMM=
PRIMMM=
g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá
a~ÖáåÖ=_~Äá a~ÖáåÖ=̂ ó~ã
Sumber : SiGapura, diolah
Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem
J
RIMMM=
NMIMMM=
NRIMMM=
OMIMMM=
ORIMMM=
PMIMMM=
g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá
_Éê~ë _~ï~åÖ=jÉê~Ü _~ï~åÖ=mìíáÜ
`~ÄÉ=jÉê~Ü `~ÄÉ=R~ïáí
Sumber : SiGapura, diolah
Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan
ranya beras, cabai merah, bawang me rah, cabai rawit
dan bawang putih. Sementara har ga komoditas lain-
nya (daging ayam ras dan da ging babi) menunjukkan
pergerakan yang relatif sta bil.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201556
2.5. INFLASI PEDESAANSejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan
inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihi-
tung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah
Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjuk-
kan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Inflasi pedesaan Provinsi Bali menurun dari 2,85% (mtm)
pada Desember 2014 menjadi 0.88% (mtm) pada Ma-
ret 2015. Secara akumulasi (Januari s/d Maret 2015)
inflasi pedesaan Provinsi Bali tercatat sebesar -0.55%
(ytd), lebih rendah dibandingkan akumulasi inflasi tri-
wulan IV 2014 yang sebesar 4,61%. Tingkat akumulasi
inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 juga lebih rendah
dibanding angka nasional yang sebesar -0.29% (ytd).
Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan dapat men-
jadi faktor pendorong perbaikan daya beli/ kesejahter-
aan petani.
J
RIMMM=
NMIMMM=
NRIMMM=
OMIMMM=
ORIMMM=
g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá
a~ÖáåÖ=_~Äá a~ÖáåÖ=̂ ó~ã
Dengan asumsi tidak terjadi penurunan indeks yang
diterima petani (It), maka penurunan harga pada kom-
ponen IKRT akan mendorong menurunnya indeks yang
dibayar petani (Ib). Dengan demikian, Nilai Tukar Petani
(NTP) yang mencerminkan tingkat kesejahteraan petani
akan meningkat. Hal ini sebagaimana terlihat dari pen-
ingkatan rata-rata NTP dari 105.87 pada triwula IV
2014 menjadi 107.43 pada triwulan I 2015.
Sumber : SiGapura, diolah
Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan
JNKR
JN
JMKR
M
MKR
N
NKR
O
OKR
P
PKR
Q
N P R T V NN N P R T V NN N P R T V NN N P
OMNO OMNP OMNQ OMNR
_~äá k~ëáçå~ä
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm)
JQ
JO
M
O
Q
S
U
NM
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q R S T U V NM NN NO N O P
OMNP OMNQ OMNR
_~äá k~ëáçå~ä
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd)
Sumber : BPS, diolah
JMKR
M
MKR
N
NKR
O
OKR
P
NMN
NMO
NMP
NMQ
NMR
NMS
NMT
NMU
NMV
NNM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
kqm=E^îÉê~ÖÉ=èì~êíÉêäóF fåÑä~ëá=ERepF
Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 57
Mulai awal tahun 2015, Kajian Ekonomi Keu angan
Regional provinsi Bali akan menyajikan sekilas
mengenai siapa itu Bank Indonesia dan apa yang
dilakukannya guna mendukung upaya kemajuan
ekonomi Indonesia melalui tugas di bidang mon-
eter dalam menjaga ke stabilan nilai Rupiah yang
tercermin dari sta bilitas dan rendahnya inflasi dan
stabilitas nilai tukar Rupiah. Di samping itu, dalam
rangka memperluas wawasan pembaca tentang
ekonomi maka ruangan ini akan pula me nya jikan
mengenai pengetahuan ekonomi. Ba gi pembaca
yang ingin mengenal lebih ja uh Bank Indonesia
dapat mengakses pada ; http://www.bi.go.id/id/
moneter/.
Untuk seri per tama KEKR Triwulan I-2015 akan
mengulas tentang ‘Apa itu Inflasi’
a. Definisi InflasiInflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi kecuali bila kenaik an itu meluas
(atau mengakibatkan ke na ik an harga) pada ba-
rang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Terdapat beberapa indikator untuk menentukan
inflasi, yaitu :
1. Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan
sekumpulan (paket) barang dan jasa yang dikon-
sumsi oleh rumah tangga dalam rentang periode
tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket ba-
rang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak
Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang
IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup
(SBH) Tahun 2007.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga
Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah
harga transaksi yang terjadi antara penjual/peda-
gang besar pertama dengan pem beli/pedagang
besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar
pertama atas suatu komoditas.
3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) meng-
gambarkan pengukuran level harga ba rang akhir
(final goods) dan jasa yang di produk si di dalam
suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan
dengan membagi PDB atas dasar harga nominal
dengan PDB atas dasar harga konstan.
Badan Pusat Statistik (BPS) secara berkala, meng-
umpulkan data harga, menghitung dan mengu-
mumkan indicator harga-harga tersebut. Dari
ke tiga indikator inflasi tersebut di atas, IHK meru-
pakan indikator yang kerapkali dijadikan sebagai
rujukan dalam menjelaskan pergerakan inflasi. Hal
ini dilakukan meng i ng at IHK lebih dapat disajikan
dalam periode yang cepat (setiap bulan) dan me-
nyentuh lang sung pada masyarakat rumah tang-
ga.
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia
dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran
(berdasarkan the Classification of individual con-
sumption by purpose - COICOP), yaitu: (1) Kelom-
SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1
“Apa Itu Inflasi”
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201558
pok Bahan Makanan; (2) Kelompok Makanan
Jadi, Minuman, dan Tembakau; (3) Kelompok Pe-
rumahan; (4) Ke lompok Sandang; (5) Kelompok
Kesehatan; (6) Kelompok Pendidikan dan Olah
Raga; (7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
b. Disagregasi InflasiDi samping pengelompokan berdasarkan COI COP
tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi
berdasarkan pengelompokan lain yang dinama-
kan disagregasi inflasi. Dis agregasi inflasi terse-
but dilakukan untuk menghasilkan suatu indika-
tor inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh
dari faktor yang bersifat fundamental dan bukan
fundamental. Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK
tersebut dikelompokkan menjadi:
1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang
cenderung menetap atau persisten (persistent
component) di dalam pergerakan inflasi dan
dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: In-
teraksi permintaan-penawaran, Lingkung an ek-
sternal (pergerakan nilai tukar, harga ko moditi in-
ternasional, inflasi mitra dagang), dan Ekspektasi
Inflasi dari pedagang dan konsumen.
2. Inflasi noninti, yaitu komponen inflasi yang
cenderung tinggi volatilitasnya karena dipe ngaruhi
oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi
non inti terdiri dari :
• Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food), yai-
tu Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks
(kejutan) dalam kelompok bahan makanan sep-
erti panen, gangguan alam, atau faktor perkem-
bangan harga komoditas pangan domestik mau-
pun perkembangan harga komoditas pangan
internasional.
• Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah
(Administered Prices), yaitu Inflasi yang dominan
dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebija-
kan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersub-
sidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.
Terjadinya inflasi disebabkan oleh beberapa fak-
tor, yaitu : (1) adanya tekanan dari sisi supply
(cost push inflation); (2) dari sisi permintaan (de-
mand pull inflation); dan (3) dari ekspektasi inflasi.
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat
disebabkan oleh de presiasi nilai tukar, dampak in-
flasi luar ne ge ri terutama negara-negara partner
dagang, pe ningkatan harga-harga komoditi yang
diatur pemerintah (administered price), dan ter-
jadi negative supply shocks akibat ben cana alam
dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab
terjadi demand pull inflation adalah tingginya
permintaan barang dan jasa relatif terhadap ket-
ersediaannya. Dalam konteks makroeko nomi,
kondisi ini digambarkan oleh output riil yang me-
lebihi output potensialnya atau permintaan total
(aggregate demand) lebih besar dari pada kapasi-
tas perekonomian.
Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi di peng -
aruhi oleh perilaku masyarakat dan pe laku ekono-
mi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi
dalam keputusan kegiatan eko nominya. Ekspek-
tasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersi-
fat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin
dari perilaku pembentukan harga di tingkat pro-
dusen dan pedagang terutama pada saat men-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 59
jelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal,
dan tahun baru) dan penentuan upah minimum
regional (UMR).
Meskipunketersediaan barang secara umum
diperkirakan mencukupi dalam mendukung ke-
naikan permintaan, na mun harga barang dan jasa
pada saat-saat ha ri raya keagamaan meningkat
lebih tinggi dari kondisi supply-demand terse-
but. Demikian halnya pada saat penentuan UMR,
pedagang ikut pula meningkatkan harga barang
meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifi-
kan dalam mendorong peningkatan permintaan.
Adapun alur penyebab inflasi dapat terlihat pada
skema berikut :
Grafik Skema Inflasi
c. Pentingnya Kestabilan InflasiKestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi per-
tumbuhan ekonomi yang berkesinambu ng an
yang pada akhirnya memberikan man faat bagi
peningkatan kesejahteraan ma sya rakat. Pentingn-
ya pengendalian inflasi di das arkan pada pertim-
bangan bahwa infla si yang tinggi dan tidak stabil
memberikan dampak negatif kepada kondisi so-
sial ekonomi masyarakat.
Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan
pendapatan riil masyarakat akan terus turun se-
hingga standar hidup dari masyarakat turun dan
akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang
miskin, bertambah miskin.
Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan
ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi
dalam mengambil keputusan.
Peng a laman empiris menunjukkan bahwa inflasi
yang tidak stabil akan me-
nyulitkan keputusan ma-
sya rakat dalam melakukan
konsumsi, investasi, dan pro-
duksi, yang pada akhirnya
a kan menurunkan pertumbu-
han ekonomi.
Ketiga, tingkat inflasi domes-
tik yang lebih ting gi diband-
ing dengan tingkat inflasi di
negara tetangga menjadi-
kan tingkat bunga domestik
riil menjadi tidak kompetitif
sehing ga dapat memberikan
te ka nan pada nilai Rupiah.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201560
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi
Bali memberikan hibah satu unit mobil bertuliskan
Warung Sembako TPID kepada Perum Bulog Divisi
Regional Bali. Mobil berjenis Van tersebut meru-
pakan mobil operasional KPw BI Provinsi Bali yang
telah habis umur ekonomisnya, namun masih san-
gat layak pakai. Penyerahan hibah mobil Warung
Sembako TPID secara resmi diserahkan oleh Kepala
WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA
Gambar C.1. Hibah Mobil Warung Sembako TPID
BOKS C
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Sety-
owati kepada Kepala Bulog Divre Bali, I Wayan Bu-
dita, dengan disaksikan oleh Wakil Gubernur Bali
yang juga merupakan Ketua Tim Pengendalian In-
flasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta.
Penyerahan dilakukan di halaman Kantor BI, Renon
(Senin, 27/4) dengan dihadiri oleh seluruh perwaki-
lan anggota TPID dari 9 Kabupaten/Kota.
Dewi Setyowati mengatakan bahwa mobil ini
nantinya akan digunakan untuk stabilisa si harga,
terutama pada komoditas bahan pa ngan utama
di Bali. “Apalagi mulai Mei hingga Desember,
banyak upacara agama. Harga ko moditas seperti
buah-buahan dan bahan ma kanan memiliki po-
tensi naik”, ujarnya.
Mo bil ini juga bisa digunakan sebagai peman-
tauan harga komoditas bahan pangan utama di
Bali. Sehingga pengendalian inflasi untuk target
inflasi rendah di bawah 8 persen bisa tercapai.
Kepala Perum Bulog Bali I Wayan Budita sangat
mengapresiasi hibah mobil ini. Baginya, hal ini
juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengen-
dalikan harga terutama yang berkaitan dengan
tugas pokok Bulog. “Rencana operasional mobil
ini nantinya adalah dimana ada informasi harga
bergejo lak nanti akan kami datangi,” katanya.
Misal nya, hingga saat ini dirinya masih mendeng-
ar ada harga beras yang cukup tinggi, Bulog akan
berencana turun ke wilayah tersebut dengan ken-
daraan baru ini. Jadi ketika harga naik, pihaknya
akan mengantisipasi dengan operasi pasar.
Selain hibah mobil, masih dalam rangka se rang-
kaian kegiatan pengendalian inflasi di Provinsi
Bali, TPID Provinsi Bali kembali mengadakan High
Level Meeting. Dalam kesempatan itu, Ketua TPID
Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta mengapresiasi kinerja
TPID Kabupa ten/Kota hingga dapat mengendalikan
laju inflasi pada triwulan pertama tahun 2015. Saat
ini laju inflasi terkendali pada kisaran 0,15%, jauh
dibawah inflasi tahun 2014 yang terakumulasi pada
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 61
angka 8,43%(yoy). “Capaian ini jangan membuat
TPID cepat berpuas diri, namun sebaliknya terus
mengintensifkan koodinasi guna menjaga stabilitas
perekonomian,” harap nya. Capaian ini, tambahnya
merupakan modal untuk mempertahankan sta-
bilitas harga pada bulan-bulan berikutnya. Ia juga
menyampaikan TPID Kabupaten/Kota terus men-
gawal dan memantau pergerakan harga sembako,
khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan.
Selain itu, TPID juga diminta terus memantapkan
koodinasi guna berbagi pengalaman dalam men-
gantisipasi laju inflasi di wilayah masing-masing.Un-
tuk mendukung kinerja TPID, Pemerintah Provinsi
Bali berkomitmen memberi dukungan penuh mela-
lui penyediaan anggaran dan dukungan sarana IT.
Selain langkah penanggulangan, Sudikerta juga
menekankan pentingnya upaya mendorong ma-
sya rakat agar ikut berperan aktif dalam meng en-
dalikan harga kebutuhan pokok yang berpeng-
aruh pada laju inflasi. Hal kecil yang dapat
Gambar C.2. Rapat Koordinasi TPID
Gambar C.3. Warung Sembako TPID
di la kukan adalah pemanfaatan lahan pekarangan
un tuk menanam bahan kebutuhan pokok seperti
cabe. Selain itu, dia akan mengkampanyekan
diversifikasi konsumsi pangan dari beras ke non-
beras dan menerapkan “One Day No Rice” untuk
mengurangi ketergantungan masyarakat akan
kon sumsi beras. Hal ini untuk mengimbangi agar
gejolak/shock yang terjadi di masyarakat tidak
terlalu besar disaat harga beras melambung naik.
Dari kegiatan High Level Meeting pada hari itu
dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah
pengendalian inflasi memang sangat beragam.
Langkah kecil yang dilakukan masyarakat-pun
dapat membantu mengendalikan harga yang ber-
pengaruh pada pencapaian target inflasi. Oleh ka-
rena itu mulailah dari diri kita sendiri untuk mena-
namkan kebiasaan misalnya menanam kebutuhan
pokok di pekarangan dan mengonsumsi pangan
non beras. Semua itu merupakan bentuk kontri-
busi kita terhadap upaya pengendalian inflasi.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201562
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 63
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201564
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 65
Stabilitas sistem keuangan Provinsi Bali pada triwulan I
2015 masih terjaga, kondisi tersebut terlihat dari indi-
kator fungsi intermediasi dan kualitas kredit yang cukup
baik. Asset bank umum pada triwulan I 2015 menca-
pai Rp 85,3 triliun atau tumbuh stabil sebesar 13,7%
3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM
Tabel 3.1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali(dalam miliar Rp)
2015fs fs f ff fff fs f =ff fff fs I
^ëÉí= ROINMN SPISOR SQIUQS SUIMQN TPINUS TRIRQV TRIMRP TVIRMQ UPIUOV URITUO URIPVPhêÉÇáí=rãìã PMIRTS PVISSO QNIQON QQITTM QTINSP QVIORN RMIPOV ROIUOS RRIMUU RTIOMV RTIVST========jçÇ~ä=hÉêà~ NOITRM NSIRNO NSISSV NTIPTP NUIPNV NVITMR NVIVUV ONIOVO OOIORT OOITQV OOIVQN========fåîÉëí~ëá RITOT TIUUQ UISRO NMIOSV NMISRU NNIMUP NNIPRN NNIUVU NOIRRO NPIQMQ NPISOS========hçåëìãëá NOIMVV NRIOSS NSINMM NTINOU NUINUS NUIQSP NUIVUV NVISPS OMIOTV ONIMRS ONIQMM=====hêÉÇáí=rjhj NOITTS NRIVRV NSINNS NTITUO NUISTT NVITQM OMIONM ONISNN OOIOOQ OOIVRN OPIUTV========m~åÖë~=hêÉÇáí=rjhj QNKTU QMKOQ PUKVN PVKTO PVKSM QMKMU QMKNS QMKVN QMKPQ QMKNO QNKNV
a~å~=máÜ~â=hÉíáÖ~ QRISMQ RQIVQU RRIVUO RTIUQM SOIORV SQIOPQ SPIUVS SSIRMM TMIRPS TMIRNM TOIMNR========aÉéçëáíç NQIRQT NSIQPM NSIRQN NSIVTN NUIMQQ NVITST OMIQVQ ONITNN OPIRPN OQITOR OSISVM========dáêç UIUPU NMIQVM NNIVMN NOIMQR NPIPTV NNITNQ NOIOOV NPIUOV NQINNM NNIVSR NOIUSO========q~ÄìåÖ~å OOIONV OUIMOU OTIRQM OUIUOQ PMIUPR POITRP PNINTQ PMIVSM POIUVR PPIUOM POIQSP
kmi=EdêçëëF NKRN MKRM MKSN MKRQ MKRN MKQV MKTM NKSS MKVR MKVN NKPQiaR STKMR TOKNU TPKVV TTKQM TRKTR TSKST TUKTT TVKQQ TUKNM UNKNQ UMKQV
OMNP OMNQOMNN OMNOfåÇáâ~íçê
JOM
JNM
M
NM
OM
PM
QM
RM
MB
OMB
QMB
SMB
UMB
NMMB
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
pÜ~êÉ=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü pÜ~êÉ=_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
pÜ~êÉ=_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä ÖêçïíÜ=_~åâ=pï~ëí~=k~ë
ÖêçïíÜ=_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å ÖêçïíÜ=_~åâ=mÉãÉêáåí~ÜpÜ~êÉ BI=óçó
Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank
NPKRRNPKTU
NSKNSNRKNU
VKTT NOKTNM
NMIMMM
OMIMMM
PMIMMM
QMIMMM
RMIMMM
SMIMMM
TMIMMM
UMIMMM
VMIMMM
NMMIMMM
R
NM
NR
OM
OR
PM
PR
QM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
kçãáå~ä=^ëÉí ÖêçïíÜ=^ëÉí
ÖêçïíÜ=hêÉÇáí=_~äá ÖêçïíÜ==amh=_~äá
BI=óçó Ré=jáäá~ê
Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit
(yoy). Stabilnya pertumbuhan asset tersebut didorong
oleh peningkatan pertumbuhan kelompok asset bank
umum pemerintah mencapai 16,50% (yoy) dan per-
tumbuhan kelompok asset bank umum swasta nasional
sebesar 9,9% (yoy), serta bank asing campuran yang
tumbuh 10,32% (yoy).
Pada triwulan I 2015 share asset kelompok bank umum
pemerintah mengalami peningkatan dari 59,46% men-
jadi 59,87%.
Sementara itu share asset kelompok bank umum swas-
ta nasional dan kelompok bank umum asing mengala-
mi penu runan menjadi masing-masing sebesar 37,9 %
dan 2,12%.
Peningkatan share bank umum pemerintah yang dii r i-
n g i oleh penurunan share asset kelompok lainnya ber-
dampak pada peningkatan pengaruh bank pemerintah
terhadap kinerja bank umum secara keseluruhan.
3.1.1. Pelaksanaan Fungsi IntermediasiFungsi intermediasi bank umum pada triwulan I 2015
menunjukkan kinerja yang cukup baik. Rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan ini cukup
terjaga, tercatat sebesar 80,49%, sedikit lebih ren-
dah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
81,14%. Sejalan dengan terjaganya LDR tersebut, rasio
kredit terhadap asset menunjukkan peningkatan pada
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201566
SSKSV= STKUU
UNKNQ= UMKQV
M
OM
QM
SM
UM
NMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BpÜ~êÉ=hêÉÇáí=íÉêÜ~Ç~é=^ëÉí iaR
TRKSV= TTKPV
PRKSM=
PVKOO
USKUP= UQKMU
UNKNQ=UMKQV
MNMOMPMQMRMSMTMUMVM
NMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
BiaR=_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä iaR=_~åâ=^ëáåÖ=Ç~å=`~ãéìê~å
iaR=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü iaR=qçí~ä=_~åâ=rãìã
Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank
SOKPS=
SPKSN
PPKOP=
PUKQS
TMKUS=TNKSQ
=J
=OMKMM
=QMKMM
=SMKMM
=UMKMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B _~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä _~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü qçí~ä=_~åâ=rãìã
Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset
3.1.1.1 Penghimpunan DanaPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank
umum pada triwulan I 2015 mencapai Rp72,01 triliun,
atau tumbuh 12,71% (yoy). Pertumbuhan DPK di tri-
wulan I 2015 meningkat dibandingkan dengan triwu-
lan sebelumnya yang sebesar 9,77% (yoy). Peningkatan
pertumbuhan DPK tersebut terjadi di seluruh jenis sim-
panan (giro, tabungan dan deposito).
Giro yang dihimpun oleh bank umum di Provinsi Bali
pada triwulan I 2015 tercatat sebesar Rp12,8 triliun atau
tumbuh sebesar 5,17% (yoy), lebih tinggi dibanding kan
pertumbuhan triwulan IV 2014 yang sebesar 2,15%
(yoy). Sedangkan DPK jenis tabungan pada triwulan
I 2015 tercatat sebesar Rp33,4 triliun, atau tumbuh
sebesar 4,14% (yoy). Pertumbuhan tabungan tersebut
meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebe-
sar 3,26% (yoy).
Sementara itu, deposito yang dihimpun oleh bank
umum tumbuh 30,24% (yoy) dengan nominal sebe-
sar Rp26,6 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebe-
sar 25,08% (yoy). Pertumbuhan deposi to tersebut
men jadi jenis simpanan dengan pertumbuhan yang pa-
ling besar dibandingkan jenis simpanan lainnya. Kondisi
triwulan I 2015 mencapai 67,88%, lebih tinggi diband-
ing triwulan sebelumnya yang sebesar 66,69%.
Berdasarkan kelompok bank, LDR terbesar pada kelom-
pok bank umum pemerintah terjaga sebesar 84,08%.
Sedangkan pada kelompok bank umum swasta nasion-
al dan bank umum asing campuran memiliki LDR lebih
rendah dibanding bank umum pemerintah, yaitu ma-
si ng-masing sebesar 77,39% dan 39,22%. LDR bank
umum pemerintah dan bank umum swasta nasional
mengalami penurunan sementara LDR bank umum
a sing campuran mengalami peningkatan dibanding tri-
wulan sebelumnya.
Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum
Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank
TKQN
NNKTM
NSKOS
NOKTN
JNM
JR
M
R
NM
NR
OM
OR
PM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
B
_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä _~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü qçí~ä=_~åâ=rãìã
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 67
Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK
OKNR=
RKNTPKOS=
QKNQ
ORKMU=
PMKOQ
M
R
NM
NR
OM
OR
PM
PR
MB
OMB
QMB
SMB
UMB
NMMB
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
pÜ~êÉ=dáêç pÜ~êÉ=q~ÄìåÖ~å
pÜ~êÉ=aÉéçëáíç dêçïíÜ=dáêç=ERepF
dêçïíÜ=q~ÄìåÖ~å=ERepF dêçïíÜ=aÉéçëáíç=ERepFB
BI=óçó
3.1.1.2. Penyaluran KreditPenyaluran kredit bank umum pada triwulan I 2015
masih melanjutkan tren perlambatan pertumbuhan
seiring dengan perlambatan perekonomian Provinsi Bali
di triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan pertumbu-
han kredit Provinsi Bali yang sejalan dengan perlam-
batan pertumbuhan kredit na sio nal ini juga disebabkan
oleh tren pening katan suku bunga bank yang masih
berlanjut, meskipun Bank Indonesia telah menurunkan
suku bunga acu an. Kondisi tersebut diperparah dengan
penu run an daya beli masyarakat seiring dengan pe-
ning katan harga komoditas kebutuhan utama.
Berdasarkan jenis penggunaan, sebagian besar kredit
yang disalurkan digunakan sebagai modal kerja dengan
share mencapai 39,58% dari total kredit. Pada triwu-
lan I 2015, kredit modal kerja tercatat sebesar Rp22,9
triliun, tumbuh sebesar 14,77% (yoy) lebih rendah dari
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai
15,45% (yoy). Sementara itu, kredit produktif lainnya
yaitu kredit investasi yang pada triwulan I 2015 menca-
pai Rp13,6 triliun, memiliki share sebesar 23,51% dari
total kredit. Pada triwulan I 2015 kredit investasi mam-
pu tumbuh sebesar 20,04%(yoy), sedikit le bih rendah
dibandingkan triwulan IV 2014 yang tum buh sebesar
20,95% (yoy). Perlambatan kredit investasi tersebut
seiring dengan perlambatan pertumbuhan investasi
seiring perilaku wait and see calon investornya.
Sejalan dengan perlambatan kredit investasi, kredit kon-
sumsi pada triwulan I 2015 tumbuh melambat mencapai
12,70% (yoy) dengan nominal sebesar Rp21,4 triliun.
Pertumbuhan kredit konsumsi tersebut kembali men-
galami perlambatan setelah pada triwulan sebelumnya
sempat meningkat menjadi 14,04% (yoy). Perlambatan
pertumbuhan kredit konsumsi tersebut terjadi seiring
dengan perlambatan konsumsi di triwulan laporan se-
bagai akibat penurunan daya beli masyarakat.
Berdasarkan kategori ekonomi yang produktif, sejak
beberapa tahun terakhir sebagian besar kredit yang
disalurkan oleh bank umum di Provinsi Bali terkonsen-
Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan
Grafik 3. 9 Komposisi Kredit
RTIOMV
RTIVST
NSKNS=
NRKNU
NMKM
NRKM
OMKM
ORKM
PMKM
PRKM
M
NMIMMM
OMIMMM
PMIMMM
QMIMMM
RMIMMM
SMIMMM
TMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
kçãáå~ä=hêÉÇáí mÉêíìãÄìÜ~å=hêÉÇáíRéjáäá~ê BI=óçó
PSKVO
NQKTT
OMKMQ
NOKTM
M
NM
OM
PM
QM
RM
SM
TM
MB
OMB
QMB
SMB
UMB
NMMB
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
jçÇ~ä=hÉêà~ fåîÉëí~ëá hçåëìãëá
ÖêçïíÜ=jçÇ~ä=hÉêà~ ÖêçïíÜ=fåîÉëí~ëá ÖêçïíÜ=hçåëìãëápÜ~êÉ BI=óçó
tersebut menunjukkan minat masyarakat terhadap de-
posito masih cukup tinggi. Suku bunga deposito sepan-
jang triwulan I 2015 masih menunjukkan pergerakan
yang stabil. Suku bunga rata-rata tertimbang deposito
pada triwulan I 2015 sebesar 7,80%, sedikit menurun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebe-
sar 7,90%.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201568
OMNRfs fs f ff fff fs f =ff fff fs f
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~å UIOPV NNIMQR NNIQRO NOIVNP NPIRNU NQIQMP NQITPS NRIUSR NSIRTQ NTIQSM NTIVSSmÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã OIQMR PIVPT QIMUN RIMNR RIOOR RIROS RISNQ RIUOR RIVSV SIORO SIRNRRÉ~ä=bëí~íÉI=rë~Ü~=mÉêëÉï~~åI=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å NIPQS NINSQ NIORP NIQVV NIRQR NIRSP NISUV NISNS NISTU NITTV NITTRfåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å NIMRS NIQOT NIQQS NIRPO NIRUS NISQS NISNV NISSV NIUUS NIVPR NIUPUmÉê~åí~ê~=hÉì~åÖ~å UQP NIRPS NIQNR NISNR NITQS NIUSS OIOOT OINPM OINQM OINUR OINSUg~ë~=hÉã~ëó~ê~â~í~å UPN NIQPP NIQUN NINNU NIONR NISUP NIPPM NIQTR NISVO NIQRO NIPNMhçåëíêìâëá TSO NIOOM NIQRM NISSS NITRU NITTU NIUOR OIMVM OIOMS OIOPM OINSTmÉêí~åá~å RNV TRP TVV UQT UUM VMT VQU NIMNN NIMTR NINQS NIONVi~áååó~ NQIRTS NTINQU NUIMQP NUIRSQ NVISUV NVIUTV OMIPQO ONINQR ONIUSU OOITSU OPIMMU
OMNN OMNP OMNQOMNOpÉâíçê=bâçåçãá
Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori(dalam miliar Rp)
Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit
MKVN=
MKVS=NKQV=
NKPT=
OKPN=
MKRT= MKRS=M
N
N
O
O
P
P
Q
Q
R
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
kmi=qçí~ä=hêÉÇáí kmi=hêÉÇáí=jçÇ~ä=hÉêà~
kmi=hêÉÇáí=fåîÉëí~ëá kmi=hêÉÇáí=hçåëìãëá
kmiI=BkmiI=B
NKPQ
trasi kepada kedua kategori yang merepresentasikan
perkembangan pariwisata Provinsi Bali yaitu pelaku
usaha kategori perdagangan besar dan eceran, serta
penyediaan akomodasi dan makan minum. Kredit kat-
egori perdagangan besar dan eceran memiliki share
sebesar 31%, relatif stabil dibanding triwulan sebel-
umnya yang sebesar 30,52%. Kredit terbesar selan-
jutnya adalah kate go ri penyediaan akomodasi dan ma-
kan minum dengan share mencapai 11%.
3.1.2. Non Performing Loan (NPL)Rasio kredit bermasalah atau biasa dikenal dengan Non
Performing Loan Provinsi Bali masih terjaga dibawah
5%. NPL pada triwulan I 2015 yang tercatat sebesar
1,34% menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sebesar 0,91%. Peningkatan
rasio NPL pada triwulan I 2015 terkait dengan penu-
runan kolektibilitas pada pelaku usaha beberapa kate-
gori ekonomi.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perkembangan ra-
sio NPL dari triwulan IV 2014 ke triwulan I 2015 masih
terjaga di bawah 5% meskipun mengalami peningka-
tan. Rasio NPL pada kredit investasi mengalami pening-
katan mencapai sebesar 2,31% pada triwulan I 2015
seiring dengan kinerja komponen investasi yang men-
galami perlambatan. Rasio NPL kredit modal kerja sebe-
sar 1,49% pada triwulan I 2015. Sementara itu, NPL
kredit konsumsi terjaga sebesar 0,56% pada triwulan
I 2015.
Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank
NKNPNKPQ
MKPV
NKUM
M
N
N
O
O
P
P
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü qçí~ä=_~åâ=rãìã
_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å _~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä
kmiI=B
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 69
Seiring dengan perlambatan perekonomian, ki ner ja BPR
pada triwulan I 2015 turut mengalami penurunan. As-
set BPR pada triwulan I 2015 me ng a lami perlambatan
pertumbuhan mencapai 20,31%(yoy) lebih lambat dari
triwulan IV 2014 se besar 21,80% (yoy). Perlambatan
tersebut sei ring dengan perlambatan pertumbuhan
Dana Pi hak Ketiga (DPK) serta penyaluran kredit.
Dari sisi kualitas kredit, meskipun masih terjaga, NPL
BPR mengalami peningkatan mencapai 3,31% pada tri-
wulan I 2015. Fungsi intermediasi BPR tu rut mengalami
perbaikan pada triwulan I 2015 men capai 80,11% dari
78,96% pada triwulan IV 2014.
Penghimpunan dana dari masyarakat pada triwu lan I
2015 oleh BPR tercatat sebesar Rp6,05 triliun atau tum-
3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
Tabel 3.3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali(dalam miliar Rp)
OMNN OMNRfs fs f ff fff fs f ff fff fs f
^ëÉí= QIUMN SIPOS===== SIQQP===== SIVPQ===== TIQNS===== TITMN===== TIVUO======== UIORM======= UITNV====== VIPUM====== VISMQ========Ö=^ëëÉí=EBI=óçóF PVKVO PNKTR OVKVM PMKRS OUKQV ONKTR OPKUV NUKVU NTKRT ONKUM OMKPN
hêÉÇáí=rãìã PIROM QITRQ QIVTV RIPSO RITNT RIVQN SIORT SIROM SIUMU TINOM TIPOU========jçÇ~ä=hÉêà~ NIUPQ OIPVT OIQVM OISVT OIUTP PIMRP PIOOQ PIPPM PIQSS PISMT PITNM========fåîÉëí~ëá PNM QQV RMT RTM SNU SPN SVV TQP UNU USV VMU========hçåëìãëá NIPTR NIVMU NIVUO OIMVQ OIOOS OIORT OIPPQ OIQQT OIROQ OISQP OITNM
a~å~=máÜ~â=hÉíáÖ~ PIORQ QIMRQ QINTN QIQPR QITOT QIVRU RINVQ RIOSR RIRMN RIVMR SIMRP========aÉéçëáíç OIOTU OITVU OIURR OIVRN PINTU PIPRM PIROM PIRNM PIRNR PITTQ QIMPV========q~ÄìåÖ~å VTR NIORS NIPNS NIQUQ NIRQV NISMU NISTR NITRR NIVUR OINPN OIMNR
kmi=EdêçëëF OKTM OKNT OKVM OKQU OKQR OKMS OKRS OKVT OKSU OKPT PKPNiaR TSKQV TVKMR UNKTR UOKTO UOKSP UTKQM UOKRT UOKTN UQKNP TUKVS UMKNN
fåÇáâ~íçê=_mROMNP OMNQOMNO
9,380 9,360
21.80 20.31
19.09 16.53
19.85 17.11
-‐
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014 2015
%Miliar RupiahAset Growth Aset Growth DPK Growth Kredit
TRKVN= TRKUU=
TUKVS=TUKVS
=TMKMM
=TRKMM
=UMKMM
=URKMM
=VMKMM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
Bhçãéçëáëá=âêÉÇáí=íÉêÜ~Ç~é=~ëÉí iaR
Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR
buh sebesar 16,53% (yoy), lebih lambat dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar 19,09% (yoy). Pening-
katan pertumbuhan DPK tersebut disebabkan pening-
katan deposito yang pada triwulan I 2015 mencapai
14,75% (yoy), le bih tinggi dibanding pertumbuhan tri-
wulan sebelumnya yang sebesar 12,65% (yoy) dengan
nominal sebesar Rp4,03 triliun. Sedangkan tabungan
pada triwulan I 2015 tumbuh 20,33% (yoy) lebih tinggi
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebe-
sar 32,50% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan DPK pada BPR diikuti oleh
perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit. Pada tri-
wulan I 2015, kredit yang disalurkan men ca pai Rp7,3
triliun atau mengalami perlambatan per tumbuhan
mencapai 17,11% (yoy) dari triwulan IV 2014 sebesar
19,85% (yoy). Secara klasifika si jenis penggunaan, kredit
yang disalurkan oleh BPR didominasi oleh kredit produk-
tif yaitu kredit mo dal kerja dan kredit investasi dengan
porsi ma sing -masing sebesar 50,62% dan 12,3% dari
total kredit, sedangkan kredit konsumsi mencapai 37%.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201570
Perkembangan terakhir persebaran penyaluran kredit
perbankan masih terkonsentrasi pada kabupaten/kota
di daerah Bali Selatan yang merupakan pusat pemer-
intahan dan pariwisata Provinsi Bali sebagai contoh
adalah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Kondisi
tersebut membawa implikasi pada tidak adanya ketim-
pangan perekonomian yang terjadi namun juga pen-
yaluran kredit pembiayaan yang dapat menstimulus
perekonomian. Berikut penjelasan lebih jauh mengenai
financial inclusion di Kabupaten/Kota Provinsi Bali.
3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi BaliPerkembangan terakhir akan persebaran ketersedia an
layanan perbankan di Provinsi Bali masih didomina-
si oleh kuatnya peranan Kota Denpasar dan Kabupa-
ten Badung dari sisi ekonomi juga berdampak pada
ke tidakseimbangan jasa pelayanan keuangan inklusif
yang dilakukan perbankan di Bali. Secara umum kon-
sentrasi layanan perbankan masih berada di Bali Sela-
tan khususnya daerah Denpasar dan Badung. Kondisi
ekstrim terlihat pada jumlah kantor Bank di Kota Den-
pasar mencapai 298, sedangkan di Kabupaten Bangli
hanya mencapai 25 bank. Sama halnya dengan keter-
sediaan layanan ATM di Kota Denpasar mencapai 1054
sedangkan di Bangli hanya mencapai 26 ATM. Kondisi
tersebut merupakan kondisi umum ketika bank follows
the trade dimana pusat perkembangan perekonomian
Provinsi Bali terkonsentrasi di Bali Selatan.
Ketimpangan juga terlihat dari persebaran DPK dan
kredit per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada sam-
pai dengan Maret 2015 dimana Kabupaten Badung
dan Gianyar masih menjadi Kabupaten/Kota yang men-
dominasi penyerapan kredit ataupun DPK di sistem
keuangan Provinsi Bali.
3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA
MKOO
MKNV
MKPO
MKUN
MKPT
MKOR
MKNN
MKNQ
MKQU
M MKO MKQ MKS MKU N
_ìäÉäÉåÖ
gÉãÄê~å~
q~Ä~å~å
_~ÇìåÖ
dá~åó~ê
häìåÖâìåÖ
_~åÖäá
h~ê~åÖ~ëÉã
aÉåé~ë~ê
Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
VU
PU
NMQ
ORO
NPQ
PT
OR
QU
OVU
M RM NMM NRM OMM ORM PMM PRM
_ìäÉäÉåÖ
gÉãÄê~å~
q~Ä~å~å
_~ÇìåÖ
dá~åó~ê
häìåÖâìåÖ
_~åÖäá
h~ê~åÖ~ëÉã
aÉåé~ë~ê
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali
2.93
3.01
4.04
32.61
8.23
3.14
1.18
2.11
16.85
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00
Buleleng
Jembrana
Tabanan
Badung
Gianyar
Klungkung
Bangli
Karangasem
Denpasar
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa
132
60
132
1017
302
46
26
72
1054
0 200 400 600 800 1000 1200
Buleleng
Jembrana
Tabanan
Badung
Gianyar
Klungkung
Bangli
Karangasem
Denpasar
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 71
Tabel 3.4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015
h~Äìé~íÉå
Lhçí~
amh hêÉÇáí Eiçâ~ëá mêçóÉâF
kçãáå~ä=ERìéá~ÜF RÉâÉåáåÖ kçãáå~ä=ERìéá~ÜF RÉâÉåáåÖ
gÉãÄê~å~ NIMTOISUUINUSIRUO NPMIVUP OINNUIPQOIMRNIQNV= PTIQRN
q~Ä~å~å NIVVOIQONINOSISOO NRTIVOT RIONRIOPVIQQQITUS= RUITNN
_~ÇìåÖ NNITOQIMSRIRSPIVOR PSTIPMN ONINORITMQISPUIOSM= UQIUSQ
dá~åó~ê OIQMOIQMMINMUIVUP NRMIRPV RIQNUIQRRIQOTITQP= QSIQQR
häìåÖâìåÖ NIMPTIMMRIRMPISTV TQINPM NIQRNISVOIRNVIPNS= ONIMRT
_~åÖäá UOSIRVTIPOVIOST SSIRQO NIRPMIUVPIVRMIVMM= OMIQOM
h~ê~åÖ~ëÉã NIQVTIUVRIVRUIVSM NORIOPQ OIPTUIQTQITUOITTT= PVIMMN
_ìäÉäÉåÖ PIMPSIVVTIQQMINUU ORUIURP RIRVRIQQMIMUSIUNP RSIMVU
aÉåé~ë~ê QUIQORINUMIQVMIPVP NISOOISTP OVIPVRISMQIOVVIMNO= OMMIVVS
_~äá TOIMNRIORNITMUIRVV OIVRQINUO TQIOPMITVPIPMOIVQU= RSRIMQR
3.3.1.1. Perkembangan Aliran Masuk (Inflow)
dan Keluar (Outflow) serta Kegiatan
Penukaran
Berbeda dengan triwulan sebelumnya, aliran u ang kar-
tal pada triwulan I 2015, menunjukkan tren net inflow.
Kondisi tersebut sejalan dengan per lambatan pereko-
nomian yang diiringi deng an berkurangnya aktivitas
penggunaan uang kar tal di masyarakat, sehingga uang
kartal yang ber edar dimasyarakat pada triwulan se-
belumnya masuk kembali ke dalam sistem keuangan.
Relatif sedikitnya perayaan hari raya besar dan masih
be lum optimalnya realisasi APBD pada triwulan I 2015
juga berdampak pada pengurangan kebutuh an uang
tunai. Inflow yang tercatat oleh Bank Indonesia pada
triwulan laporan adalah sebesar Rp 4,08 triliun mening-
3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
Tabel 3.5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali
2013 2014 2015 I II III IV I II III IV IInflow (Rp Miliar) 2,906 2,503 2,797 2,194 3,331 2,607 3,269 2,392 4,086Outflow (Rp Miliar) 2,280 2,468 4,154 3,494 2,382 2,669 4,422 3,630 2,089Net Inflow/(Outflow) 626 35 (1,357) (1,301) 949 (62) (1,153) (1,238) 1,996Penukaran 63 60 71 72 84 81 94 93 64Temuan Uang Palsu (lembar) 925 1,216 887 919 1,155 1,001 986 1,591 1,477
Indikator
kat sebesar 41,4% (qtq) dari triwulan sebelumnya.
Dengan demikian posisi aliran uang kartal pada periode
laporan tercatat sebesar Rp1,9 triliun (net inflow)
ENIOPUF NIVVS=
OIPVO=
QIMUS=PISPM=
OIMUV=
EOIMMMF
ENIMMMF
M
NIMMM
OIMMM
PIMMM
QIMMM
RIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
kÉí=fåÑäçïLElìíÑäçïF fåÑäçï lìíÑäçï
jáäá~ê=Ré
Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201572
Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring
Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong
NQIRMT=NPIRQU=
RSN= RRN=
M
NMM
OMM
PMM
QMM
RMM
SMM
TMM
UMM
M
OIMMM
QIMMM
SIMMM
UIMMM
NMIMMM
NOIMMM
NQIMMM
NSIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
kçãáå~ä=häáêáåÖ iÉãÄ~ê
jáäá~ê=Ré RáÄì=iÉãÄ~ê
SQM=
PRS=TKSM=
UKMR=
MNOPQRSTUVNM
M
NMM
OMM
PMM
QMM
RMM
SMM
TMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
kçãáå~ä=`ÉâL_d=hçëçåÖ iÉãÄ~ê=Eëâ~ä~=â~å~åF
jáäá~ê=Ré RáÄì=iÉãÄ~ê
TIMMR= NQIPQO=
NQ=
NT=
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
NS
NU
M
OIMMM
QIMMM
SIMMM
UIMMM
NMIMMM
NOIMMM
NQIMMM
NSIMMM
NUIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
kçãáå~ä=h~ë=hÉäáäáåÖ cêÉâìÉåëá=Eëâ~ä~=â~å~åF
gìí~=Ré cêÉâìÉåëá
Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling
3.3.1.2. Penyediaan Uang Layak EdarBank Indonesia terus berkomitmen dalam mening-
katkan kualitas uang layak edar di masyarakat (clean
mo ney policy), dengan menarik uang lusuh/rusak
dari ali ran uang yang masuk ke Bank Indonesia (in-
flow).
Penyediaan uang layak edar tersebut dilakukan dengan
kegiatan penukaran uang dan kegiatan kas keliling. Di
Provinsi Bali, kegiatan kas keliling dilakukan hingga ke
Nusa Penida (Kabupaten Klungkung).
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan uang kartal
yang layak edar dan pecahan yang tepat direspon oleh
Bank Indonesia dengan melakukan kegiatan penukaran
uang dan perkasan. Kegiatan penukaran selain dilaku-
kan di kantor Bank Indonesia juga ditambah dengan
kegiatan kas keliling.
Frekuensi layanan kas keliling pada triwulan I 2015 se-
banyak 17 kali, sedikit meningkat dibandingkan triwu-
lan lalu yang sebanyak 14 kali.
Jumlah uang palsu yang teridentifikasi pada triwulan
I 2015 sebanyak 1.477 lembar, berkurang dibanding-
kan triwulan sebelumnya yang sebesar 1.591 lembar.
Sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah oleh Kantor Per-
wakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus dilakukan ke-
pada masyarakat umum dan pelaku usaha di Bali untuk
meminimalisir peredaran uang palsu.
Di samping itu, Bank Indonesia senantiasa menginten-
sifkan kerjasama dengan pihak kepolisian dalam mene-
kan peredaran uang palsu.
3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai3.3.2.1. Perkembangan Kliring Seiring dengan perlambatan perekonomian dan pe-
nurunan penggunaan uang kartal, aktivitas transaksi
nontunai juga menunjukkan sedikit pe nu runan, baik
secara nominal maupun jumlah tran saksi. Pada triwulan
I 2015 jumlah perputaran kliring mencapai Rp13,5 trili-
un, menurun sebesar -6,6% (qtq). Sejalan dengan hal
tersebut, jumlah transaksi kliring pada triwulan I 2015
juga menunjukkan penurunan sebesar -1,78% (qtq).
Pada triwulan I 2015 jumlah tolakan cek/bilyet giro ko-
song tercatat sebesar 8 ribu lembar deng an nominal
sebesar Rp356 miliar. Jumlah lembar to lak an tersebut
meningkat 5,92%(qtq) dibanding triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 7,60 ribu lembar. Lembar tolakan
tersebut mencapai 1,36% dari total lembar kliring yang
ditransaksikan pada triwulan I 2015.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 73
OMNRf f f f f f fs f f f f f f fs f
Rqdp=Ç~êá=_~äákáä~á=íê~åë~âëá OVIVQN PPIUSR PQIVQM OTIUTR QOIMOQ PNIUTU OVITOU PRIRUR PRINOVgìãä~Ü=íê~åë~âëá ONIOPR OQINTO PQITOS OPISPU OMIRMT OMIVTP NVISPQ OPINVO NOIVQRRqdp=âÉ=_~äákáä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF ONINUT OPIQRM QRIUPN ONITMO NVIOMN NTITOQ NRIPRR NUINSS NRISMUgìãä~Ü=qê~åë~âëá OMISOP OOIRUM QOIQNR ONIOON NVIURR OMIOSU NUISQO ONIQSM NQIMMORqdp=^åí~ê~káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF PIVVM QINQQ VIOUM QIMPU PIUSS QIOUN QIUQM SIONV QIMTSgìãä~Ü=qê~åë~âëá= RINMT RISPM VISVO RIMOV QISPN QISTT QIOSM RINVT PIQSU
OMNQOMNPfåÇáâ~íçê
Tabel 3.7 Perkembangan Transaksi RTGS
Tabel 3.6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong
OMNRf f f f f f fs f f f f f f fs f
mbRmrq^R^k=hifRfkdiÉãÄ~ê ROV RQN ROR RRP RQP RQM RRP RTQ RRNkçãáå~ä=häáêáåÖ NNITUO NOIQST NPIMMV NPISNS NOIURP NOIUPP NPITRP NQIRMT NPIRQUJ=R~í~Jê~í~=äÉãÄ~ê=éÉê=Ü~êá=EêáÄì=äÉãÄ~êF VKOV VKPP====== UKPP====== VKOO====== UKVN====== VKQT====== VKMS====== OT OTJ=R~í~Jê~í~=åçãáå~ä=éÉê=Ü~êá=Eãáäá~ê=êìéá~ÜF OMT ONR OMS OOT ONN OOR OOR SVO SRS
qli^h^k=`bhL_d=hlplkd=iÉãÄ~ê= UKNT UKQO TKTR====== UKPV====== UKMS====== VKMV====== UKRS====== TKSM UKMRkçãáå~ä=`ÉâL_d=hçëçåÖ POP PQQ POS QNM PON PNQ ROO SQM PRSJ=R~í~Jê~í~=äÉãÄ~ê=éÉê=Ü~êá=EêáÄì=äÉãÄ~êF MKNQ MKNR MKNO MKNQ MKNP MKNS MKNQ MKPS MKPVJ=R~í~Jê~í~=åçãáå~ä=éÉê=Ü~êá=Eãáäá~ê=êìéá~ÜF RKSS RKVP RKNU SKUP RKOS RKRN UKRS OVKN NTKP
OMNQOMNPfåÇáâ~íçê
SIONV
QIMTS
RINVTPIQSU
PIMMM
QIMMM
RIMMM
SIMMM
TIMMM
UIMMM
VIMMM
NMIMMM
NNIMMM
OIMMM
PIMMM
QIMMM
RIMMM
SIMMM
TIMMM
UIMMM
VIMMM
NMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF
gìãä~Ü=qê~åë~âëá
jáäá~ê=Ré sçäìãÉ
Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali
NUINSS
NRISMU
ONIQSM
NQIMMO
M
NMIMMM
OMIMMM
PMIMMM
QMIMMM
RMIMMM
M
NMIMMM
OMIMMM
PMIMMM
QMIMMM
RMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF gìãä~Ü=qê~åë~âëá
jáäá~ê=Ré sçäìãÉ
Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali
Sedangkan secara nominal, tolakan cek/bilyet giro ko-
song mengalami penurunan mencapai -44,37% (qtq).
Nominal tolakan tersebut mencapai 2,6% dari keselu-
ruhan nominal transaksi kliring triwulan I 2015.
3.3.2.1. Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS)Seiring dengan perlambatan transaksi tunai dan non-
tunai (kliring), transaksi nontunai RTGS pada triwulan I
2015 juga menunjukkan penurunan di bandingkan tri-
wulan sebelumnya.
Transaksi RTGS dari Bali mencapai Rp35,1 triliun atau
turun -1,28% (qtq). Sedangkan transaksi RTGS ke
Bali mencapai Rp15,6 triliun atau menurun -14,08%
(qtq).
Begitu pula dengan transaksi RTGS yang terjadi di dalam
Provinsi Bali juga mengalami penurunan dari Rp6,2
triliun menjadi Rp4,07 triliun atau menurun -34,46%
(qtq). Jika dilihat dari jum lah transaksi, RTGS dari Bali,
RTGS ke Bali dan RTGS di dalam Provinsi Bali mengala-
mi penurunan masing-masing sebesar -44,18% (qtq),
-34,75% (qtq) dan -33,27% (qtq).
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201574
BOKS D
Pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT) pada 14 Agustus 2014 ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrumen non tunai, sehingga be-
rangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau
masyarakat yang lebih menggunakan instrumen
nontunai sebagai alat pembayaran (Less Cash So-
ciety/LCS). GNNT menjadi suatu gerakan tahunan
yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan un-
tuk meningkatkan pemahaman dan mendorong
minat masyarakat akan penggunaan instrumen
non tunai.
MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI
Gambar D.1 Kawasan Less Cash Society (LCS) di Food Court Tiara Dewata
Pertumbuhan jumlah uang elektronik di Provinsi
Bali pada tahun 2014 adalah sebesar 106,39%
(yoy) dari jumlah sebanyak 54,103 kartu pada
tahun 2013 menjadi sebanyak 111,663 kartu
pada tahun 2014. Sedangkan dari sisi nominal
transaksi, nominal transaksi pada tahun 2013 ter-
catat sebesar Rp 13,8 milyar dan tumbuh sebe-
sar 3,13% (yoy) menjadi sebesar Rp 14,23 milyar
pada tahun 2014.
Dalam rangka mendorong minat akan penggu-
naan uang elektronik untuk transaksi pembayaran
ritel, pendekatan yang digunakan pada setiap
daerah harus disesuaikan dengan kondisi infras-
truktur di masing-masing daerah. Untuk Provinsi
Bali, khususnya di Kota Denpasar dan Kabupaten
Badung pengenalan pembayaran dengan meng-
gunakan uang elektronik melalui pembayaran
sarana transportasi umum masal kurang dapat
menyentuh masyarakat luas karena kurangnya
ketersediaan sarana transportasi umum masal.
Pendekatan di Bali dapat dilakukan dengan me-
nargetkan transaksi pembayaran retail untuk
pembelanjaan baik itu di pusat-pusat perbelan-
jaan maupun pusat-pusat hidangan serta sarana
umum lainnya.
Kerjasama Bank Indonesia Provinsi Bali dengan
perbankan dan retail dalam mendorong peng-
gunaan instrumen non tunai khususnya uang
elektronik yaitu dengan membuka kawasan Less
Cash Society (LCS) di salah satu food court di
Kota Denpasar pada 24 April 2015. Salah satu
Food Court di Kota Denpasar tersebut merupakan
salah satu pusat hidangan yang paling ramai di
Kota Denpasar diharapkan dapat menjadi trend-
setter dalam transaksi pembayaran menggunakan
non tunai khususnya uang elektronik. Pengem-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 75
bangan kawasan LCS ini juga diharapkan dapat
menghilangkan keengganan penggunaan uang
elektronik karena adanya keterbatasan merchant.
Pembukaan kawasan LCS tersebut kemudian di-
lanjutkan dengan Kegiatan Pekan Belanja Non Tu-
nai selama lima hari. Jumlah total transaksi non tu-
nai yang dilakukan selama kegiatan Pekan Belanja
Non Tunai tersebut mencapai 27 juta Rupiah dan
penyebaran uang elektronik sebesar 1652 kartu.
Pendorongan minat akan penggunaan instrumen
non tunai juga tidak bisa dilepaskan dari pengedu-
kasian masyarakat mengenai produk-produk ins-
tru ment pembayaran non tunai dan keuntungan-
keuntungannya.
Pengubahan mindset dari transaksi tunai ke non
tunai perlu dilakukan semenjak dini dan sebagai
salah satu wujudnya adalah dengan mengedukasi
generasi muda. Bank Indonesia Provinsi Bali sam-
pai dengan Mei 2015 telah melakukan edukasi
kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas Ngurah
Rai Denpasar dan mahasiswa Politeknik Negeri
Bali.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201576
Halaman ini sengaja dikosongkan
keuanganpemerintah
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IVRealisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupat-en/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-ra-ta tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.
Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.
Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 77
keuanganpemerintah
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IVRealisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupat-en/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-ra-ta tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.
Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.
Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201578
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 79
Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali hingga
triwulan I 2015 tercatat mencapai Rp 1,15 triliun atau
sebesar 25,08% dari total pendapatan yang ditarget-
kan. Persentase realisasi terhadap target pada tahun
2015 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebel-
umnya yang tercatat mencapai 26,51%.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh ter-
batasnya realisasi di pos pendapatan asli daerah (PAD),
dan dana perimbangan. Realisasi pos Pendapatan Asli
Daerah pada tahun 2015 hanya 23,93%, lebih ren-
dah dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar
27,88%. Berdasarkan komponen PAD, penurunan
persentase realisasi terhadap target terjadi di semua
komponen pembentuknya, baik di Pendapatan Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil PMD dan Hasil Pengelo-
laan Kekayaan Daerah yg dipisahkan, serta Lain-lain
PAD yang sah. Penurunan terbesar terjadi pada Retribu-
si Daerah dari 43,61% pada tahun sebelumnya menjadi
21,29% pada tahun 2015.
Sementara pos Dana Perimbangan mengalami pening-
katan dari 27,21% pada tahun 2014 menjadi 31,24%,
terutama didorong oleh komponen hasil pajak dan bu-
kan pajak triwulan I tahun 2015 yang sudah terealisasi
sebesar 19,96%.
Realisasi pendapatan yang juga mengalami percepatan
dibandingkan tahun sebelumnya adalah pos Lain-lain
Pendapatan yang Sah. Persentase realisasi pos tersebut
pada 2015 mencapai 20,94% lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,86%.
Dari sisi kemandirian fiskal, kemampuan Pemerintah
Provinsi Bali dalam membiayai anggarannya cukup baik,
sebagaimana tercermin pada rasio PAD terhadap total
anggaran pada tahun 2015 yang sebesar 61,64%.
4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALIAnggaran Belanja Pemerintah Provinsi Bali pada tahun
2015 ditargetkan sebesar Rp 4,99 triliun yang dialokasi-
kan dalam dua bagian, yaitu belanja tidak langsung
yang sifatnya rutin dengan porsi 69,41% dan belanja
langsung dengan porsi 30,59%. Alokasi belanja modal
lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014, tercer-
min dari rasio belanja modal terhadap total belanja
yang sebesar 10,72% atau lebih besar dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar 9,73%.
Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan
I 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014,
baik secara nominal maupun prosentase. Realisasi be-
lanja pemerintah pada periode laporan mencapai Rp349
miliar atau lebih rendah apabila dibandingkan dengan
tahun 2014 yang sebesar Rp430 miliar. Prosentase re-
alisasi belanja daerah Provinsi Bali terhadap pagunya
di triwulan I 2015 tercatat hanya sebesar 7,01%, atau
jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama ta-
hun sebelumnya sebesar 9,58%.
Berdasarkan klasifikasi belanja, realisasi belanja tidak
langsung pada triwulan I 2015 tercatat Rp291 miliar
atau 8,42% terhadap pagu. Prosentase realisasi belanja
4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI
RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNO
RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNP
RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNQ
RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNR
EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BFmÉåÇ~é~í~å=a~Éê~Ü ====================OPKUQ= ====================OPKVV= ====================OSKRN= ====================ORKMU= ==========OQKUR=
mÉåÇ~é~í~å=^ëäá=a~Éê~Ü ====================OPKUV= ====================ORKVS= ====================OTKUU= ====================OPKVP= ==========ORKQO=
_Éä~åà~=a~Éê~Ü ======================RKTU= ======================UKOQ= ======================VKRU= ======================TKMN= ============TKSR=
_Éä~åà~=qáÇ~â=i~åÖëìåÖ ======================TKOU= ======================VKTM= ====================NNKQR= ======================UKQO= ============VKON=
_Éä~åà~=jçÇ~ä ======================MKMT= ======================TKUQ= ======================MKMV= ======================NKNO= ============OKOU=
rê~á~å R~í~Jê~í~
Tabel 4.1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015
Sumber : Pemda Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201580
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
TRKNR=
SKQP=
VKVR=
ONKQR=
TKVM=
NQKTP=
TKVN=
NSKQS=
QMKNO=
TVKQN=
VKVP=
NPKPM=
OTKSS=
UKTM=
NSKTQ=
NMKSU=
NTKPR=
PVKQU=
M NM OM PM QM RM SM TM UM VM
_~ÇìåÖ
_~åÖäá
_ìäÉäÉåÖ
dá~åó~ê
gÉãÄê~å~
h~ê~åÖ~ëÉã
häìåÖâìåÖ
q~Ä~å~å
aÉåé~ë~ê
OMNR OMNQ
tidak langsung terhadap pagu di triwulan I 2015 lebih
rendah dibandingkan dengan periode yang sama ta-
hun lalu yang sebesar 11,45%. Berdasarkan komponen
pembentuknya, penurunan prosentase realisasi ter-
hadap pagu terutama terjadi pada komponen belanja
hibah yang tercatat sebesar 19,25% atau jauh lebih
rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
sebesar 30,75%. Sementara itu realisasi belanja lang-
sung pada triwulan laporan hanya sebesar 3,81%, lebih
rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebel-
umnya sebesar 5,57%. Berdasarkan komponen pem-
bentuknya, terjadi penurunan prosentase realisasi pada
belanja barang dan jasa yang tercatat sebesar 4,64%
pada periode laporan, atau lebih rendah dibandingkan
dengan tahun lalu yang sebesar 8,04%.
Perbandingan antar tahun menunjukkan bahwa reali-
sasi pendapatan triwulan I 2015 (25,08%), masih be-
rada di atas rata-rata (24,85%). Namun demikian, re-
alisasi komponen Pendapatan Asli Daerah tahun 2015
(23,93%) yang berada dibawah rata-ratanya (25.42)
perlu mendapat perhatian pemerintah, untuk memper-
tahankan kemandirian fiskal di kemudian hari.
Sementara itu, realisasi belanja pada triwulan I 2015
(7,01%) lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
empat tahun terakhir (7,65%). Masih belum opti-
malnya penyerapan anggaran belanja pemerintah di
triwulan I 2015 turut berkontribusi pada perlambatan
pertumbuhan perekonomian Bali. Pemerintah diharap-
kan mampu menggenjot penyerapan anggaran, teru-
tama di sektor produktif dalam mendukung percepatan
roda perputaran perekonomian Bali.
4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALISecara spasial, Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae-
rah (APBD) tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Badung
yang merupakan Kabupaten dengan skala ekonomi
terbesar di Bali. Pada tahun 2015 Pagu Pendapatan
Kabupaten Badung tercatat sebesar Rp3,2 triliun dan
Pagu Belanja tercatat sebesar Rp.3,5 triliun. Disisi lain,
Kabupaten Bangli tercatat memiliki APBD terendah,
dengan Pagu Pendapatan tercatat sebesar Rp826 miliar
dan Pagu Belanja tercatat sebesar Rp930 miliar.
Dari sisi kemampuan daerah dalam membiayai belan-
janya, Kabupaten Badung juga memiliki kemandirian
fiskal tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota
lainnya di Bali. Hal ini sebagaimana tercermin dari rasio
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Penda-
patan yang cukup tinggi, yakni sebesar 79,41%. Se-
mentara itu, Kabupaten/Kota lainnya memiliki rasio ke-
mandirian fiskal di bawah 50%, dan masih tergantung
pada Dana Perimbangan dalam membiayai belanjanya.
Kabupaten Jembrana tercatat memiliki rasio kemandi-
rian fiskal terendah, yakni sebesar 8,7%.
Pagu anggaran seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
pada tahun 2015 mengalami peningkatan, baik dari sisi
pendapatan maupun belanja. Pening-
katan pagu pendapatan terbesar terjadi
di Kabupaten Klungkung, dari Rp667
miliar menjadi Rp838 miliar atau menin-
gkat sebesar 25,69% (yoy). Sedangkan
peningkatan terendah terjadi di Kabu-
paten Jembrana, meningkat dari Rp766
miliar menjadi Rp836 miliar atau menin-
gkat 9,19% (yoy).
Sementara itu peningkatan pagu belan-
ja tertinggi terjadi di Kabupaten Klung-
Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 81
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
J
RKMM=
NMKMM=
NRKMM=
OMKMM=
ORKMM=
PMKMM=
M
RMMIMMM
NIMMMIMMM
NIRMMIMMM
OIMMMIMMM
OIRMMIMMM
PIMMMIMMM
PIRMMIMMM
_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê h~ê~åÖ~ëÉãhäìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê gÉãÄê~å~
m~Öì RÉ~äáë~ëá B=RÉ~äáë~ëá
^îÉê~ÖÉ=RÉ~äáë~ëá=W=ONITPB
kung yakni dari Rp710 miliar menjadi Rp912 miliar atau
meningkat sebesar 28,54% (yoy). Peningkatan pagu
belanja terendah terjadi di Kabupaten Badung (7,78%
yoy), meningkat Rp3,2 triliun menjadi Rp3,5 triliun.
Sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/
Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan
rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-
rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerin-
tah Kabupaten Karangasem tercatat memiliki realisasi
pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Sementa-
ra realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Jem-
brana, yang tercatat sebesar 13,41%.
Grafik 4. 3 Pagu Belanja APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali
J
RMMIMMM=
NIMMMIMMM=
NIRMMIMMM=
OIMMMIMMM=
OIRMMIMMM=
PIMMMIMMM=
PIRMMIMMM=
QIMMMIMMM=
_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê gÉãÄê~å~ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê
OMNQ OMNR
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali
M
RMMIMMM
NIMMMIMMM
NIRMMIMMM
OIMMMIMMM
OIRMMIMMM
PIMMMIMMM
PIRMMIMMM
_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê gÉãÄê~å~ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~êOMNQ OMNR
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
M
O
Q
S
U
NM
NO
NQ
NS
M
RMMIMMM
NIMMMIMMM
NIRMMIMMM
OIMMMIMMM
OIRMMIMMM
PIMMMIMMM
PIRMMIMMM
QIMMMIMMM
_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê gÉãÄê~å~
m~Öì RÉ~äáë~ëá B=RÉ~äáë~ëá
^îÉê~ÖÉ=RÉ~äáë~ëá=W=NNINRB
Grafik 4. 5 Realisasi BelanjaAPBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali
Peranan APBD Provinsi Bali terhadap perekonomian
Bali cukup terbatas, baik dari sisi konsumsi maupun
investasi. Kontribusi Belanja Tidak Langsung terhadap
komponen Konsumsi Pemerintah dalam PDRB ADHB
Bali pada tahun 2014 hanya sebesar 19,42%, sedikit
meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
15,68%.
Sementara itu, kontribusi Belanja Modal terhadap
komponen Investasi dalam PDRB ADHB Bali pada ta-
hun 2014 sangat kecil, hanya sebesar 0,76% atau
menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya
4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201582
Sumber : Pemerintah Provinsi Bali
NRKSUB
NKMNB
NVKQOB
MKTSB
MB
RB
NMB
NRB
OMB
ORB
hçåíêáÄìëá=_Éä~åà~=i~åÖëìåÖ=^m_a=mêçî=_~äá=íÜÇ=hçåëìãëá=
mÉãÉêáåí~Ü=mêçîáåëá=_~äá
hçåíêáÄìëá=_Éä~åà~=jçÇ~ä=mÉãéêçî=_~äá=íÜÇ= fåîÉëí~ëá=_~äá
OMNP
OMNQ UKVU=
NPKNP=
NNKOV=
NUKRU=
NQKNM=
NUKQV=NTKUR=
OMKQS=
NQKQO=
M
R
NM
NR
OM
OR
aÉåé~ë~ê _~ÇìåÖ dá~åó~ê q~Ä~å~å _ìäÉäÉåÖ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ _~åÖäá gÉãÄê~å~
%
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
yang sebesar 1,01%.
Di sisi lain, peranan fiskal terhadap perekonomian se-
luruh Kabupaten/Kota di Bali cukup besar. Hal ini se-
bagaimana tercermin pada rata-rata kontribusi APBD
terhadap PDRB ADHB seluruh Kabupaten/Kota di Bali
yang sebesar 15,26%.
Kabupaten Bangli, Tabanan dan Karangasem merupa-
kan 3 Kabupaten yang memiliki kontribusi APBD terha-
dap PDRB ADHB terbesar di Bali. Sementara kontribusi
APBD terhadap PDRB ADHB terendah terjadi di Kota
Denpasar.
Sebagai stimulus dalam perekonomian, belanja fiskal
pemerintah diharapkan tidak hanya disalurkan dalam
bentuk belanja rutin, namun juga diarahkan pada pem-
bangunan dan perbaikan infrastruktur yang berkualitas.
Hal ini dapat diwujudkan melalui ekspansi belanja mod-
al yang terarah dan mempertimbangkan pembang unan
ekonomi dalam jangka panjang.
Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali
Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 83
Sumber : Pemerintah Provinsi Bali & Website DJPK
mbka^m^q^k=a^bR^e =============QISMUISMUKTO= =========================NINRRISORKRN= ======ORKMU= ===PIVRUINTPKMN= ========NIMQVINSNKMS= ======OSKRN=
mbkaK=^pif=a^bR^e=Em^aF =============OIUQMIVOTKVR= ============================STVIUNUKQR= ======OPKVP= ===OIPMPIUNOKOP= ===========SQOIPNTKVM= ======OTKUU=
J=mÉåÇ~é~í~å=m~à~â=a~Éê~Ü =============OIRUPIPURKMP= ============================SPNIVUOKOU= ======OQKQS= ===OINMQIPUNKMR= ===========RUVIPQVKRV= ======OUKMN=
J=RÉíêáÄìëá=a~Éê~Ü ==================PTIPVPKON= ================================TIVSNKQV= ======ONKOV= ========PRIMPNKMP= =============NRIOTUKST= ======QPKSN=
J=eëä=mja=C=eëä=mÉåÖÉäK=hÉâK=a~Éê~Ü=óÖ=Çáéáë~Üâ~å ==================UTIMQMKNN= ===========================================J=== ===========J=== ========TQIQTSKQP= ==================VMRKVS= ========NKOO=
J=i~áåJi~áå=m^a=óÖ=p~Ü ================NPPINMVKSM= ==============================PVIUTQKSV= ======OVKVS= ========UVIVOPKTP= =============PSITUPKSV= ======QMKVN=
a^k^=mbR fj_^kd^k =============NIMORIVQTKNT= ============================POMIQSQKOP= ======PNKOQ= ===NIMSRIRPPKMP= ===========OUVIVNOKTN= ======OTKON=
J=_~Öá=Ü~ëáä=é~à~â=Ç~å=Äìâ~å=é~à~â ================NQVIURPKNV= ==============================OVIVNSKNQ= ======NVKVS= ======NVNISPQKUM= ==
J=a~å~=^äçâ~ëá=rãìã=Ea^rF ================UPNIRVTKOT= ============================OTTINVVKMU= ======PPKPP= ======UPOIOVTKQT= ===========OTTIQPOKQU= ======PPKPP=
J=a~å~=^äçâ~ëá=hÜìëìë=Ea^hF ==================QQIQVSKTN= ==============================NPIPQVKMN= ======PMKMM= ========QNISMMKTR= =============NOIQUMKOP= ======PMKMM=
J=a~å~=mÉåÖì~í~å=fåÑê~ëíêìâíìê=a~Éê~Ü ==============================J=== ===========================================J===
i^fkJi^fk=mbka^m^q^k=vd=p^e ================TQNITPPKSM= ============================NRRIPQOKUO= ======OMKVQ= ======RUUIUOTKTR= ===========NNSIVPMKQS= ======NVKUS=
J=mÉåÇ~é~í~å=eáÄ~Ü ====================QIPNSKSM= ================================NINSUKPR= ======OTKMT= ==========QIPNSKSM= ====================TUKTQ= ========NKUO=
J=a~å~=Ä~Öá=Üëä=é~à~â=Çê=mêçî=C=éÉãÇ~=ä~áååó~ ==============================J=== ===========================================J===
J=a~å~=mÉåóÉëì~á~å=C=çíçåçãá=âÜìëìë ================RORISQTKMM= ============================NPMISQSKQR= ======OQKUR= ======PVNIPNUKSR= =============VRIMVSKPQ= ======OQKPM=
J=_~åíì~å=hÉì~åÖ~å=Çê=mêçî=~í~ì=mÉãÇ~=ä~áå ================ONNITTMKMM= ==============================OPIROUKMO= ======NNKNN= ======NVPINVOKRM= =============ONITRRKPU= ======NNKOS=
J=pìãÄ~åÖ~å=máÜ~â=hÉíáÖ~ ==============================J=== ===========================================J===
J=^äçâ~ëá=hìê~åÖ=_~ó~ê=a^h ==============================J=== ===========================================J===
_bi^kg^=a^bR^e =============QIVUVIQSRKNM= ============================PQVIUOOKMN= ========TKMN= ===QIQUVISSTKMQ= ===========QPMIOTRKQM= ========VKRU=
_bi^kg^=qfa^h=i^kdprkd =============PIQSPIOUPKVT= ============================OVNITQMKUR= ========UKQO= ===PIMSOIQPPKTM= ===========PRMITOPKPO= ======NNKQR=
J=_Éä~åà~=mÉÖ~ï~á ================VMPIRMNKQM= ============================NQTITRNKVT= ======NSKPR= ======VMQIOPOKTT= ===========NPTISQTKOO= ======NRKOO=
J=_Éä~åà~=_~ê~åÖ= ==============================J=== ===========================================J===
J=_Éä~åà~=pìÄëáÇá ==================NMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ========NMIMMMKMM= ===========J===
J=_Éä~åà~=eáÄ~Ü ================TPQISMTKVN= ============================NQNIQOSKNT= ======NVKOR= ======SVMIQTMKTT= ===========ONOIPMTKNM= ======PMKTR=
J=_Éä~åà~=_~åíì~å=pçëá~ä ================NRVIOUMKSM= ===================================UTMKTN= ========MKRR= ======NRSIQQNKOO= ==================TSVKMM= ========MKQV=
J=_Éä~åà~=_~Öá=eëä=âéÇ=mêçîLh~ÄLhçí~=C=mÉãÇ~ ================VTTIOUQKRT= ===========================================J=== ===========J=== ======TRRITOPKVM= ===========J===
J=_Éä~åà~=_~åíì~å=hÉì~åÖ~å=âéÇ=mêçîLh~ÄLhçí~LaÉë~ ================SQUISMVKQV= ================================NISVOKMM= ========MKOS= ======ROPINSUKSM= ===========J===
J=_Éä~åà~=qáÇ~â=qÉêÇìÖ~ ==================PMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ========OOIPVSKQQ= ===========J===
_bi^kg^=i^kdprkd =============NIROSINUNKNP= ==============================RUIMUNKNS= ========PKUN= ===NIQOTIOPPKPQ= =============TVIRROKMU= ========RKRT=
J=_Éä~åà~=mÉÖ~ï~á ==================VNIMOSKTP= ==============================NMIORPKST= ======NNKOS= ========QTIOUOKSR= ===============PIPQVKPM= ========TKMU=
J=_Éä~åà~=_~ê~åÖ=Ç~å=g~ë~ ================VMMISPTKMN= ==============================QNIUORKVO= ========QKSQ= ======VQOIVUUKON= =============TRIUMRKRU= ========UKMQ=
J=_Éä~åà~=jçÇ~ä ================RPQIRNTKPV= ================================SIMMNKRT= ========NKNO= ======QPSIVSOKQU= ==================PVTKNV= ========MKMV=
=prRmirpLEabcfpfqF= J==============PUMIURSKPU= ============================UMRIUMPKQV= J==ONNKRU=
=mbj_f^v^^k= ==============================J=== ===========================================J===
mbkbR fj^^k=a^bR^e ================RUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====NRRKVP= ======TRNIQVQKMP= ========NIMPVITMVKVQ= ====NPUKPR=
mÉåÖÖìå~~å=páë~=iÉÄáÜ=mÉêÜáíìåÖ~å=^åÖÖ~ê~å=Epfim^F ================RUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====NRRKVP= ======TRNIQVQKMP= ===========J===
mbkdbir^R^k=a^bR^e ================OMMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ======OOMIMMMKMM= ===========J===
mÉåóÉêí~~å=jçÇ~ä=EfåîÉëí~ëáF=mÉãÉêáåí~Ü=a~Éê~Ü ================OMMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ======OOMIMMMKMM= ===========J===
mÉåÖì~í~å=jçÇ~ä=mÉãÉêáåí~Ü=a~Éê~Ü ==============================J=== ===========================================J===
mbj_f^v^^k=kbqql ================PUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====OPTKUO= ======RPNIQVQKMP= ========NIMPVITMVKVQ= ====NVRKSO=
=pfp^=ib_fe=mbj_f^v^^k=^kdd^R^k=Epfim^F=
BRb^ifp^pf=^m_a=
qt=f=OMNQrR^f^k ^m_a=OMNR Rb^ifp^pf=^m_a=qt=f=OMNR ^m_a=m=OMNQB
Tabel 4.2 APBD Provinsi Bali(dalam jutaan Rupiah)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201584
Halaman ini sengaja dikosongkan
ketenagakerjaandan
kesejahteraan
kajian ekonomi dan keuangan regional
baB VDitengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kondusif.
Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat mengalami kesenjangan.
Penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraanmasyarakat di Provinsi Bali masih kondusif
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 85
ketenagakerjaandan
kesejahteraan
kajian ekonomi dan keuangan regional
baB VDitengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kondusif.
Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat mengalami kesenjangan.
Penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraanmasyarakat di Provinsi Bali masih kondusif
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201586
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 87
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali selama
triwulan I 2015 menunjukkan kemampuan daya serap
tenaga kerja yang membaik. Penyerapan tenaga kerja
meningkat sebesar 152,5 ribu tenaga kerja, sehingga
sampai dengan bulan Februari 2015, penduduk yang
bekerja di Bali mencapai 2,42 juta orang.
Meningkatnya jumlah tenaga kerja mengakibatkan
tingkat pengangguran terbuka dapat dipertahankan
sebesar 1,37%.
Membaiknya kegiatan investasi selama triwulan I 2015
telah memberikan efek positif terhadap penyerapan
tenaga kerja di Provinsi Bali.
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali menun-
jukkan terjadinya peningkatan jumlah angkatan kerja
selama triwulan laporan. Pada Februari 2015 terjadi
kenaikan jumlah angkatan kerja sebanyak 142,03 ribu
orang dari 2,31 juta orang pada Agustus 2014 menjadi
2,45 juta orang.
Apabila dibandingkan dengan posisi Februari 2014,
terdapat kenaikan angkatan kerja sebanyak 48,36
ribu orang. Peningkatan angkatan kerja menunjukkan
bahwa, penduduk yang dalam usia produktif di Provinsi
Bali terus meningkat yang memiliki konsekuensi terha-
dap penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya bagi
angkatan kerja yang baru masuk bursa tenaga kerja.
Membaiknya aktivitas investasi selama triwulan I 2015
telah mendorong penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Bali.
Jumlah tenaga kerja di Bali mengalami penambahan
sebanyak 152,54 ribu orang dibanding Agustus 2014
menjadi 2,42 juta orang, atau bertambah sebanyak
47,7 ribu orang dibanding keadaan Februari 2014.
Meningkatnya penyerapan tenaga telah berdampak
positif terhadap terjaganya Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Provinsi Bali yang hanya mencapai
1,37%, atau turun dibanding TPT Agustus 2014 sebe-
sar 1,90%, namun stagnan dibandingkan Februari
2014.
Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja pada Febru-
ari 2015 relatif bervariasi. Beberapa sektor yang meng-
alami peningkatan mencakup sektor industri, perda-
gangan, dan keuangan masing-masing sebesar 18,3%,
6,9%, dan 47,5%.
Sementara sektor pertanian, konstruksi, transportasi,
jasa kemasyarakatan, dan lainnya (pertambangan dan
penggalian serta LGA) mengalami penurunan mas-
ing-masing sebesar 3,5%, 22,9%, 7,8%, 2,4%, dan
40,4%.
5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI
Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali
Sumber : BPS, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201588
Kesejahteraan masyarakat di Bali pada triwulan lapo-
ran menunjukkan pendapatan masyarakat di perdesaan
yang masih kondusif meskipun terdapat penurunan.
Di sisi lain, dalam laporan triwulan I 2015, terdapat
tiga indikator yang dipergunakan untuk menentukan
perkembangan kesejahteraan masyarakat di Provinsi
Bali, khususnya ditinjau secara spasial per kabupaten/
kota. Ketiga indikator tersebut adalah financial depos-
its capacity, Indeks Kesulitan Geografis (IKG), dan In-
deks Kebahagian (IK) dimana IKG dan IK merupakan
indikator yang dirilis oleh BPS. Meskipun terlihat sumir
sebagai indikator kesejahteraan, namun ketiganya di-
harapkan mampu menggambarkan kemampuan finan-
sial dan kesejahteraan masyarakat secara geografis di
Provinsi Bali.
Nilai Tukar Petani sebagai indikator pendapatan
masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun men-
galami penurunan sebesar 0,75% dibandingkan den-
gan triwulan sebelumnya. Penurunan NTP lebih dis-
ebabkan oleh lebih besarnya penurunan indeks yang
diterima petani (pendapatan) dibandingkan penurunan
indeks yang dibayarkan (biaya konsumsi dan opera-
sional) petani. Indeks yang diterima petani turun dari
121,12 pada akhir 2014 menjadi 119,70, sedangkan
indeks yang dibayarkan turun dari 116,25 menjadi
115,76. Di sisi biaya, yang menggembirakan adalah
turunnya biaya konsumsi petani dari 119,74 menjadi
119,09.
Ditinjau secara subsektor pertanian, penurunan teru-
tama terjadi bagi petani di subsektor holtikultura yang
banyak berlokasi di Kabupaten Bangli sebagai pusat
holtikultura dari 104,89 pada akhir tahun 2014 men-
jadi 103,04 atau turun sebesar 1,76%. Subsektor hol-
tikultura merupakan aktivitas pertanian yang banyak
menyerap tenaga kerja di Provinsi Bali. Sementara itu,
subsektor lainnya mengalami peningkatan indeks NTP,
yang menunjukkan terdapat kenaikan pendapatan ber-
sih.
Kesejahteraan masyarakat Bali juga relatif diatas rata-
rata ditinjau dari Indeks Kebahagian (IK). Nilai IK men-
capai 68,48 dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai
IK menunjukkan bahwa kebahagiaan suatu masyarakat
semakin tinggi. Terdapat 10 aspek esensial yang dihi-
tung dalam IK tersebut, yaitu kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan
keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial,
kondisi rumah dan asset, keadaan lingkungan, dan
kondisi keamanan.
5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI
Sumber : BPS
Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 89
Secara spasial, masing-masing Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali memiliki financial deposits capaci ty dan
IKG yang bervariasi. Beberapa Kabupaten/Kota dengan
aktivitas ekonomi yang kuat memiliki financial deposits
capacity dan IKG yang lebih baik. Financial deposits ca-
pacity yang dicerminkan dari ni lai dan jumlah rekening
simpanan deposito dan ta bungan (time dan savings de-
posits) mengalami penurunan. Nilai dan jumlah reken-
ing deposito mengalami peningkatan dari Rp27,13 trili-
un deng an jumlah rekening 136,5 ribu menjadi Rp27,7
triliun dengan jumlah rekening 138,4 ribu. Semen tara
tabungan turun dari Rp34,28 triliun de ngan jumlah re-
kening 3,43 juta rekening menjadi Rp33,36 triliun den-
gan jumlah rekening 3,32 juta rekening.
Peningkatan nilai dan jumlah rekening deposito terja-
di di hampir seluruh Kabupaten Jembrana. Kondisi ini
mengindikasikan semakin ba nyak ma sya ra kat Bali yang
memiliki aset finansial. Sementara itu tabungan yang
turun mencerminkan bahwa beban pengeluaran yang
meningkat sehingga masyarakat di seluruh Kabupaten/
Kota harus menarik tabungannya untuk memenuhi ke-
butuhannya.
Secara geografis, kesejahteraan masyarakat di masing-
masing Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali beragam. Den-
gan mempertimbangkan aspek ketersediaan pelayanan
dasar, kondisi infrastruktur, dan aksesibilitas/transpor-
tasi BPS telah menghitung tingkat kesulitan geografis
masing-masing Kabupaten/Kota. Semakin tinggi an-
gka IKG maka semakin sulit secara geografisnya yang
berdampak pada makin berkurangnya kesejahteraan.
Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten
Klungkung termasuk yang memiliki tingkat kesulitan
geografis yang rendah, sedangkan Kabupaten Bangli
adalah yang tertinggi.
Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali
DEPOSITO TABUNGANKABUPATEN TW IV-2014 TW I-2015 TW IV-2014 TW I-2015/KOTA Nilai Rekening Nilai Rekening Nilai Rekening Nilai Rekening (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) Buleleng 975.01 6.87 1,007.04 7.00 2,171.11 334.39 1,996.59 319.94Jembrana 362.19 3.2 372.68 3.24 904.52 163.30 845.54 152.29Tabanan 1,082.19 13.71 1,089.33 13.82 2,062.12 266.59 1,973.08 258.28Badung 4,869.17 25.49 4,963.00 25.76 6,852.59 662.30 6,850.05 646.04Gianyar 1,656.95 16.15 1,682.98 16.51 2,598.99 318.33 2,538.27 305.73Klungkung 382.83 5.13 447.27 5.18 852.62 120.80 787.63 113.12Bangli 210.62 2.69 231.06 2.75 623.55 100.52 558.80 95.35Karangasem 427.31 4.22 435.15 4.25 1,019.29 147.45 939.01 140.39Denpasar 17,158.88 59.06 17,471.27 59.92 17,195.72 1,318.43 16,865.14 1,290.84TOTAL 27,125.17 136.58 27,701.81 138.45 34,280.55 3,432.16 33,363.16 3,322.02
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201590
prospekperekonomian
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab VI
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).
Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).
Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015diperkirakan mengalami perlambatansementara tekanan inflasi diperkirakan akansedikit meningkat
Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali
Sumber : BPS Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 91
prospekperekonomian
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab VI
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).
Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).
Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015diperkirakan mengalami perlambatansementara tekanan inflasi diperkirakan akansedikit meningkat
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201592
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 93
SKOM=
RKRPJSKRP=
MKM
NKM
OKM
PKM
QKM
RKM
SKM
TKM
UKM
VKM
ORIMMM
OSIMMM
OTIMMM
OUIMMM
OVIMMM
PMIMMM
PNIMMM
POIMMM
PPIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ffé
OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
Ré=j
áäá~ê
maR_ ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF
Seiring dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwu-
lan I 2015 yang berada di bawah perkiraan sebelumnya,
tren perlambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan
akan berlanjut sampai dengan triwulan II 2015, seh-
ingga diperkirakan melambat dibandingkan triwulan
I 2015. Perekonomian Bali triwulan II 2015 diperkira-
kan tumbuh pada kisaran 5,53% – 6,53% (yoy) (Grafik
6.1), lebih rendah dibandingkan peri-
ode sebelum nya.
Dari sisi penawa ran, proyeksi per-
lambatan per tumbuhan dise babkan
oleh ma sih tertahannya per tumbuhan
kate gori pertani an, perikanan, dan
kehutanan. Mes kipun diperkirakan
akan terjadi panen raya padi pada
periode mendatang, namun kinerja
tanaman bahan pangan tertahan
oleh serangan hama, dan gangguan
irigasi. Kategori per dagangan besar
dan eceran juga diperkirakan masih
tertahan seiring dengan kenaikan biaya
produksi sebagai akibat kenaikan be-
berapa komoditas pokok serta UMP. Selain itu, pertum-
buhan kategori administrasi pemerintahan diperkirakan
turut tertahan seiring dengan belum terlihatnya realisasi
APBD. Seiring dengan kondisi tersebut, kategori lainnya
yang diperkirakan akan mengalami perlambatan adalah
kategori konstruksi yang per kembangannya masih ter-
tahan akibat tinggi nya harga tanah di Provinsi Bali dan
kelesuan pasar.
Dari sisi permintaan, proyeksi perlambatan pertumbu-
han triwulan I 2015 terutama disebabkan oleh masih
tertahannya pertumbuhan konsumsi pemerintah, sei ring
dengan belum terlihatnya realisasi proyek-proyek pemer-
intah. Di samping itu, perlambatan juga disebabkan oleh
penurunan konsumsi rumah tangga dan inves tasi.
Dari sisi konsumsi ru mah tangga, per lambatan terjadi
seiring deng an menurunnya optimisme kon sumen akan
kon disi perekonomian sebagaimana ter cermin pada
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolahKeterangan : *) Angka Proyeksi Bank Indonesia
Sur vei Konsumen sepanjang Janu ari s/d Maret 2015
yang memiliki tren menurun. Da ri sisi investasi, masih
tertahannya lapangan usa ha konstruksi serta perkiraan
APBD yang masih belum terealisasi membawa pesi-
misme peningkat an pertumbuhan investasi pada triwu-
lan II 2015.
Di sisi lain, neraca perdagangan Provinsi Bali ter u tama
ekspor luar negeri diperkirakan akan meng alami pen-
ingkatan seiring membaiknya perekonomian negara
Amerika Serikat meskipun perbaikan tidak setinggi
yang diperkirakan. Perkiraan pening katan pertumbu-
han ekspor tersebut diiringi oleh perlambatan impor
seiring dengan masih terdepresiasinya Rupiah. Prospek
perekonomian negara tu juan ekspor utama Provinsi Bali
secara umum me ng alami peningkatan.
Peningkatan perekono mi an terutama dialami oleh ne-
gara USA yang merupakan negara tujuan utama ek-
spor Provinsi Bali yang akan mendorong kinerja ekspor
Provinsi Bali meskipun tidak sekuat proyeksi sebelumn-
ya. Selain itu, negara utama tujuan eks por Bali lainnya
turut diperkirakan mengalami peningkatan mengacu
pada data International Monetary Fund (IMF) pada April
2015 (Tabel 6.3).
Sementara itu, kinerja net ekspor antardaerah di per-
6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL
Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201594
OOKPT
JMKNN
ORKSU
NRKUU
JPM
JOM
JNM
M
NM
OM
PM
QM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ffG
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
p_q=EBF hÉÖá~í~å=rë~Ü~ e~êÖ~=gì~ä
QM
SM
UM
NMM
NOM
NQM
NSM
N O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P
OMNO OMNP OMNQ OMNR
fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF
fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=p~~í=fåá=EfhbF
fåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF
fåÇÉâë
Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia Sumber : Survei Konsumen (SK), Bank Indonesia
Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
OMNQ
f f fé
mÉêí~åá~åI=hÉÜìí~å~åI=Ç~å=mÉêáâ~å~å QKTP OKVP PKRTJQKRT OKQSJPKQS
mÉêí~ãÄ~åÖ~å=Ç~å=mÉåÖÖ~äá~å= EMKSMF ERKMTF EJOKVOFJEJPKVOF EJNKVTFJEJMKVTF
fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å UKUU SKTO RKTOJ=SKTO RKVNJSKVN
mÉåÖ~Ç~~å=iáëíêáâI=d~ë OKSQ= VKUO= RKSQJSKSQ SKVMJTKVM
mÉåÖ~Ç~~å=^áê TKQM= MKVP= NKSRJOKSR NKUVJOKUV
hçåëíêìâëá NKUM= OKST= NKRTJOKRT NKUNJOKUN
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=Ç~å=RÉé~ê~ëá=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê
TKOT= TKRU= SKQUJTKQU TKTNJUKTN
qê~åëéçêí~ëá=Ç~å=mÉêÖìÇ~åÖ~å= RKTN QKQU QKSOJRKSP SKMOJTKMO
mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã SKRP TKRP SKRV=J=TKRV TKTPJUKTP
fåÑçêã~ëá=Ç~å=hçãìåáâ~ëá TKON VKTV UKVRJVKVR VKPTJNMKPT
g~ë~=hÉì~åÖ~å= VKQV= NMKVP= UKURJVKUR NMKNOJNNKNO
RÉ~ä=bëí~íÉ UKUV RKUS QKMTJRKMT PKUVJQKUV
g~ë~=mÉêìë~Ü~~å TKQV RKOP QKUQJRKUQ RKQSJSKQS
^Çãáåáëíê~ëá=mÉãÉêáåí~Ü~åI=mÉêí~Ü~å~å=Ç~å=g~ãáå~å=pçëá~ä=t~àáÄ
NMKTR TKOU QKUQJRKUQ QKONJRKON
g~ë~=mÉåÇáÇáâ~å NMKRU UKTR UKTQJVKTQ TKSNJUKSN
g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä NOKQP UKMS NMKPTJNNKPT UKQSJVKQS
g~ë~=ä~áååó~ TKSP UKVS VKPTJNMKPT UKTRJVKTR
maR_ SKTO SKOM RKRPJSKRP RKUMJSKUM
hçãéçåÉåOMNR
OMNRé
Sumber : BPS Provinsi Bali2015p, IIp angka proyeksi Bank Indonesia
kirakan mengalami perbaikan dengan panen padi yang
akan dilakukan dan diperkirakan mampu menekan de-
fisit perdagangan antardaerah Provinsi Bali.
Perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada
triwulan II 2015 sejalan dengan hasil Survei Kegiatan
Dunia Usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang
menunjukkan kontraksi Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
kegiatan usaha mencapai -0,11%.
Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 95
Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
OMNR OMNR
f f fé
hçåëìãëá OKSS TKRV SKTT=J=TKTT TKPPJUKPP
hçåëKRq RKNS UKQO SKVN=J=TKVN TKTJUKT
hçåëKikmRq NKOQ ENKVMF EJNKOPFJMKOP MKVNJNKVN
hçåëK=mÉãÉêáåí~Ü EUKSPF OKNS= SKVR=J=TKVR SKQTJTIQT
fåîÉëí~ëá NKQT= RKPO= SKNO=J=TKNO SKRRJTKRR
==mjq_ NKUN= TKQP= TKRQ=J=UKRQ TKQOJUKQO
==mÉêìÄ~Ü~å=fåî ENOKROF EUPKMUF EJPNKQUFJEJPMKQUF EJQNKOSF=J=EJQMKOSF
==bâëéçê=ik NUKVP NUKRR NRKMSJNSKMS NVKQTJOMKQT
==fãéçê=ik NTKNQ JPNKUQ EJONKQPFJEJOMKQPF EJNPKNSFJEJNQKNSF
==kÉí=bâëéçê=~åí~ê=Ç~Éê~Ü NKUT= STKSP= PMKOJPNKO PTKMQJPUKMQ
maR_ SKTO SKOM RKRPJSKRP RKUMJSKUM
OMNRéhçãéçåÉå OMNQ
Sumber : BPS Provinsi Bali2015IIp, 2015p angka proyeksi Bank Indonesia
Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali
Sumber : World Economic Outlook, International Monetary Fund (IMF) April 2015Keterangan : *) angka proyeksi IMF
Negara Pangsa Ekspor Bali Pertumbuhan Ekonomi 2013 2014 2015* 2016*USA 19.34 2.21 2.4 3.1 3.1Japan 8.78 1.51 -0.1 1.0 1.2Australia 17.38 2.32 2.7 2.8 3.2Singapore 8.25 3.85 2.96 3.0 3.0Hongkong 4.41 2.94 2.3 2.8 3.1World Output 3.27 3.31 3.5 3.8
Dengan perkembangan terakhir tersebut, perekono-
mian Bali untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan
akan berada pada kisaran 5,8% - 6,8% (yoy), lebih
rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 6,72%
(yoy). Perkiraan ini lebih rendah dari proyeksi sebelumn-
ya yang sebesar 6,16% - 7,16% (yoy).
Dari sisi permintaan, perlambatan diperkirakan dis-
ebabkan oleh masih terhambatnya realisasi proyek
pemerintah yang menahan kinerja investasi. Selain
itu konsumsi masih tertahan oleh kenaikan harga be-
berapa kebutuhan primer meskipun inflasi diperkirakan
terjaga. Perbaikan kinerja ekspor yang tidak sekuat se-
belumnya juga turut menahan pertumbuhan ekonomi
tahun 2015. Dari sisi penawaran, tertahannya per-
tumbuhan lapangan usaha pertanian disebabkan oleh
masih terdapat nya tantangan pada lapangan usaha
tersebut. Namun demikian industri pariwisata yang di-
wakilkan oleh kategori penyediaan akomodasi makan
dan minum dan kategori perdagangan besar dan ecer-
an diperkirakan masih akan tumbuh kuat pada tahun
2015, seiring dengan dukungan pemerintah akan pro-
mosi pariwisata cukup kuat serta rencana pembebasan
visa untuk 30 negara tambahan berpotensi mendorong
peningkatan kinerja industri pariwisata.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201596
6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2015
M
O
Q
S
U
NM
NOf ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
ffGF
fffGF
fsGF
OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolahKeterangan : *) Angka Proyeksi BI
Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2 s/d
5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumn-
ya yang sebesar 5,1 -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi
inflasi didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan
dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18 November 2014
yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring se-
makin solidnya TPID Provinsi Bali selama 3 bulan per-
tama di tahun 2015.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebe-
lumnya, berada pada rentang 6,45% s/d 7,45% (yoy).
Berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi pada tri-
wulan II 2015 diperkirakan terutama bersumber dari
kelompok administered prices. Sementara kelompok
core inflation dan kelompok volatile foods mengalami
inflasi pada level moderat.
Peningkatan tekanan inflasi kelompok administered
prices diperkirakan bersumber pada kenaikan harga
BBM. Menyusul kenaikan harga minyak dunia dan
fluktuasi kurs Rupiah terhadap dolar, pemerintah resmi
memutuskan harga BBM jenis Bensin Premium RON 88
di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis
Minyak Solar Subsidi perlu mengalami kenaikan harga,
masing-masing sebesar Rp. 500/liter pada 28 Maret
2015. Untuk harga Minyak Tanah dinyatakan tetap,
yaitu Rp. 2.500/liter (termasuk PPN).Untuk wilayah pe-
nu gasan Jawa Madura Bali harga BBM Premium naik
dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400. Sedangkan untuk so-
lar naik dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900. Untuk wilayah
penugasan luar Jawa Madura Bali, harga Premium naik
dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300. Sedangkan harga solar
sama dengan area jawa, Rp 6.900.
Peningkatan harga bensin Bali diperkirakan akan
memberikan sumbangan inflasi Bali sebesar 0,29%,
sementara peningkatan harga solar memberikan sum-
bangan inflasi sebesar 0,01%. Dengan demikian sum-
bangan total penyesuaian kedua jenis BBM ini terhadap
inflasi Bali adalah sebesar 0,3%.
Implementasi kebijakan di akhir Maret 2015 menyebab-
kan dampak inflasi tersebut didistribusikan pada 2 pe-
riode, yakni Maret dan April 2015. Adapun dampak
kenaikan BBM tersebut lebih mempengaruhi inflasi
Bali April 2015, dimana dampak ter hadap inflasi April
diperkirakan sebesar 0,29%.
Tekanan inflasi kelompok inti juga diperkirakan se di-
kit meningkat, seiring dengan tren depresiasi Rupiah
yang masih berlanjut dan peningkatan demand pada
triwulan mendatang. Sesuai dengan siklus musiman-
nya, demand diperkirakan akan meningkat seiring den-
gan musim liburan sekolah dan high season kunjungan
wisatawan mancanegara ke Bali. Hal ini diperkirakan
akan mendorong peningkatan inflasi perumahan, ma-
Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 97
kanan jadi dan transportasi (sewa kendaraan).
Namun demikian, inflasi diperkirakan relatif ter ken-
dali, didukung oleh terjaganya ekspektasi ma syarakat
dan masih kuatnya sisi penawaran dalam merespon
permintaan. Ekspektasi konsumen ter ha dap peruba-
han harga ke depan cukup terjaga. Hasil Survei Kon-
sumen (SK) periode April 2015 menunjukkan indeks
perubahan harga periode 3 bulan ke depan sebesar
185 relatif stabil dibandingkan periode lalu yang sebe-
sar 182,5. Sementa ra itu, sisi penawaran diperkirakan
akan dapat me respon sisi permintaan. Pertumbuhan
investasi pada beberapa tahun terakhir diperkirakan
dapat me ningkatkan kemampuan sisi pasokan dalam
me ngimbangi tetap kuatnya permintaan ke depan.
Tekanan pada komponen volatile food pada triwulan II
2015 diproyeksikan akan berada pada level moderat,
meskipun akan terjadi peningkatan demand seiring
dengan high season kunjungan wisatawan dan jatuhn-
ya perayaan Hari Raya Keagama an di triwulan II 2015.
Optimisme ini didukung o leh membaiknya kondisi
produksi dan suplai serta semakin solidnya upaya pen-
gendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali.
Dari sisi suplai, perkiraan membaiknya pasokan
didukung oleh peningkatan prognosa produksi pa ngan
2015 sebesar 5% (yoy) oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan (Distan) Provinsi Bali. Disamping itu, pada tri-
Sumber : Bank Indonesia
185.00
135140145150155160165170175180185190195200
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3
2011 2012 2013 2014 2015
Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yad
wulan II 2015 diperkirakan akan terja di panen raya be-
ras, sesuai dengan siklus musiman nya. Berikut berapa
daerah yang sudah mulai me ng alami panen beras pada
periode laporan:
• Petani yang terhimpun dalam organisasi pengairan
tradisional (subak) Gedang Gading Atas Kabupat-
en Tabanan melakukan panen perdana padi jenis
Ciherang di atas lahan seluas 130 hektar.
• Panen Raya juga tercatat telah dilaksanakan di Subak
Tegan, Banjar Basantamiang,Desa Kapal, Kecamatan
Mengwi Kabupaten Badung.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Prov. Bali mem-
perkirakan terjadi penambahan produksi di tahun 2015
sebagai berikut : kenaikan ikan Jengki sebesar 33.45%
(dari 195.5 ton di th. 2014 menjadi 260.9 ton di tahun
2015); Ikan Kembung sebesar 20% (dari 7.045 ton di
tahun 2014 menjadi 8.454 ton di tahun 2015) dan Ikan
Tongkol sebesar 20% (dari 17.328 ton di tahun 2014
menjadi 20.793 ton di tahun 2015).
Meskipun tekanan inflasi IHK di tahun 2015 diperkira-
kan melandai, masih terdapat sejumlah risiko (upward
risk) yang perlu diwaspadai, diantaranya : (i) Masih
tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari
luar Bali untuk memenuhi kebutuhan Provinsi Bali, (ii)
Masih belum optimalnya utilisasi sarana pelabuhan
yang tersedia (arus barang dan penumpang terpusat di
Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks
Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia
Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201598
pelabuhan Gilimanuk), (iii) Infrastruktur pertanian sep-
erti perbaikan irigasi belum selesai, (iv) Struktur pasar
yang belum efisien dan pola perdagangan yang belum
efektif, (v) Maraknya pembangunan fisik serta kegiatan
pendidikan (khususnya di Singa raja) yang berpotensi
mendorong inflasi kelompok perumah an, (vi) Peningka-
tan ekspektasi inflasi seiring deng an rencana pengha-
pusan premium RON 88 dan LPG bersubsidi terbuka,
serta (vii) Berlanjutnya tren depresiasi Rupiah yang ber-
dampak pada kenaikan harga barang dan jasa.
6.3 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALIPada akhir triwulan I tahun 2015, akumulasi inflasi Bali
periode Januari sd Maret 2015 yang tercatat sebesar
-0,04% merupakan inflasi year to date terendah selama
8 tahun terakhir jika dibandingkan dengan periode yang
sama. Rendahnya angka inflasi ini tentunya tidak ter-
lepas dari berbagai upaya koordinasi yang intensif serta
berbagai langkah kebijakan yang telah diambil oleh TPID
Provinsi Bali dalam rangka menjaga stabilitas harga.
Menyikapi kenaikan harga beras yang sempat terjadi
di bulan Februari dan Maret 2015 yang dise babkan
oleh gangguan pasokan dan distribusi, TPID Provinsi
Bali bekerjasama dengan Perum Bulog Divre Bali se-
cara berkelanjutan melakukan program operasi pasar
maupun pasar murah di seluruh wilayah Bali dengan
intensitas yang cukup tinggi. Kegiatan ini ditujukan un-
tuk menjaga kestabilan harga beras, namun juga harga
kebutuh an pokok sehingga inflasi dapat terjaga. Keg-
iatan stabilisasi harga melalui pasar murah ke depan-
nya akan terus ditingkatkan baik dari sisi waktu dan
frekuensinya, terutama pada saat tekanan inflasi untuk
komoditas bahan makanan dan pangan di Bali mening-
kat.
Salah satu upaya untuk mendukung pelaksanaan pasar
murah, telah dilakukan penyerahan hibah 1 (satu) unit
mobil “ Warung Sembako TPID Provinsi Bali ” dari Bank
Indonesia Provinsi Bali kepada Perum Bulog divre Bali
pada tanggal 27 April 2015. Acara penyerahan hibah
tersebut dirangkaikan bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan High Level Meeting TPID se-Bali yang yang
disaksikan secara langsung oleh Wakil Gubernur Bali
selaku Ketua TPID Provinsi Bali beserta dengan seluruh
anggota TPID Provinsi, Kabupaten/Kota se Bali. Dihara-
pkan dengan tambahan unit mobil tersebut akan mem-
perlancar kegiatan operasional pasar murah oleh Bulog
di seluruh wilayah Bali.
Bank Indonesia Provinsi Bali pada tanggal 5 Mei 2015
juga telah menfasilitasi pertemuan antara PD Pasar
Buleleng, PD Pasar Denpasar, PD Pasar Badung, Pe-
rum Bulog Divre Bali, Disperindag Provinsi Bali, dan
pihak perbankan di Provinsi Bali mengenai inisiasi usu-
lan model kerjasama stabili sasi harga PD Pasar dengan
Perum Bulog. Diharap kan model kerjasama ini dapat
segera diimple men tasikan sehingga akan lebih menin-
gkatkan efektivitas mekanisme stabilisasi harga melalui
optimalisasi peran PD Pasar.
Dengan adanya koordinasi, kerjasama dan dukungan
anggaran yang memadai diharapkan stabilitas inflasi
provinsi Bali dapat tercapai sehingga pada gilirannya
dapat mendukung pencapaian target sasaran inflasi
Nasional sebesar 4 +1% pada tahun 2015 s.d 2017.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 99
BOKS E
PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI
Ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi
global, pertumbuhan sektor pariwisata dunia masih
berada pada tren peningkatan. Berdasarkan World
Travel and Tourism Council (WTTC), sektor pari-
wisata diperkirakan akan mengalami pertumbuhan
4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan sektor
keuangan, transportasi dan manufaktur.
UNWTO juga memproyeksikan peningkatan 3-4%
Sumber : World Tourism Organization,UNWTO Report
Grafik. E. 1 Perkembangan Kunjungan Wisata Dunia
jumlah turis internasional pada tahun 2015 dan
akan terus bertambah hingga diperkirakan jum-
lah turis akan meningkat dua kali lipat (dari 1
miliar orang menjadi 2 miliar orang) dalam kurun
waktu 2013 s/d 2035. Daerah tujuan wisata juga
diperkirakan akan mengalami konvergensi, searah
dengan perkembangan historis destinasi wisata du-
nia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Perkembangan sektor pariwisata dunia tidak lepas
dari peningkatan daya beli di negara emerging dan
negara berkembang. Pergeseran preferensi alokasi
untuk membelanjakan uang dari tangible asset
menjadi intangible asset juga menjadi faktor pen-
dorong pertumbuhan sektor ini. Bahkan, berdasar-
kan survei yang dilakukan oleh UNWTO, kebutuhan
akan travelling kini telah menjadi prioritas tertinggi
kedua (setelah kendaraan) bagi keluarga middle
class income di dunia. Adapun negara pasar tour-
ism & travelling terbesar menurut UNWTO adalah
Tiongkok.
Perubahan demografi juga diperkirakan memberi-
kan andil yang besar bagi pertumbuhan kinerja
pariwisata di dunia. Jumlah penduduk dunia yang
berusia diatas 60 tahun diperkirakan akan mening-
kat dari 900 juta di tahun 2010 menjadi 1,4 miliar
di tahun 2030. Pelancong lansia umumnya memiliki
standar kualitas yang lebih tinggi, sehingga cend-
erung akan lebih banyak membelanjakan uangnya
Kondisi ini tentunya menjadi peluang bagi Bali,
yang ekonominya berbasis pada sektor pariwisata.
Ditengah perlambatan lapangan usaha lainnya,
sektor pariwisata masih menjadi penopang per-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015100
Regional Rank Regional RankOveral Rank Overal Rank
Score ScoreComponent Score Rank Component Score Rank
Travel & Tourism (T & T) Regulatory Framework 4.18 95 T & T Policy & Enabling Condition 4.59 9
Infrastructure 3.38 75Enabling Environment 4.46 80
T & T Human, Cultural & Natural Resouces 4.56 31 Natural & Cultural Resources 3.74 17
84
Sub Indeks
1270
4.03
450
4.04
Business Environment & Infrastructure
3.36
Overal Indeks
2013 2015
Tabel. E. 1 Tourism Competitiveness Index Indonesia
Sumber : World Economic Forum Report th 2013 & 2015Keterangan : Score (skala 1-7), Rank dari 114 negara
2 Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 20153 the set of factors and policies that enable the sustainable development of the Travel & Tourism sector, which in turn, contributes to the development and competitiveness of a country
tumbuhan ekonomi di Bali. Daya tarik Bali sebagai
daerah destinasi utama dunia masih cukup kuat,
sebagaimana terlihat pada masih tingginya per-
tumbuhan kunjung an wisatawan mancanegara
(wisman). Pada triwulan I 2015 pertumbuhan kun-
jungan wisman di Bali tercatat sebesar 13,75%
(yoy), masih jauh lebih tinggi dibandingkan rata-
rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir yang
sebesar 11,54% (yoy)
Peluang pengembangan pariwisata di Bali juga
semakin terbuka lebar seiring dengan membaikn-
ya daya saing pariwisata Indonesia sebagaimana
tercermin dari peningkatan peringkat Indonesia
dalam Laporan Tourism Competitiveness Index
(TCI) 2015 , World Economic Forum (WEF). Pada
laporan yang direlease setiap 2 tahun ini, WEF
menempatkan Indonesia pada peringkat 50, atau
naik 20 peringkat dari tahun 2013. Sementara itu,
secara regional peringkat Indonesia naik dari per-
ingkat 12 menjadi peringkat ke-4 (dibawah Sin-
gapura, Malaysia dan Thailand).
Menurut WEF penetapan sektor pariwisata nasion-
al sebagai prioritas pembangunan nasional dan
keberlanjutan pembangunan infrastruktur telah
mendorong peningkatan daya saing pariwisata
Indonesia. Berikut beberapa main competitive ad-
vantage pariwisata Indonesia : Price competitive-
ness (3rd); Rich Natural Resouces (19th); Including
Biodiversity (4th); Several Heritages sites (10th).
Sementara faktor yang masih menjadi kendala di-
antaranya : environmental sustainability (134th);
deforestation (97th); endangering species (129th);
safety and security, specifically the business cost of
terrorism (104th).
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 101
Sumber : World Economic Forum Report th 2015
Dalam skala regional, hasil survey Key Performance
Indicator industri Pariwisata Bali yang dilakukan
oleh Bank Indonesia Provinsi Bali menunjukkan
masih terdapat beberapa aspek yang perlu diting-
4 The Development of Key Indicators In Optimizing Tourism Service In Bali, Bank Indonesia of Bali Province, 2011
Komponen Sub Komponen PrioritasHospitality the cleanliness of hotel environment 1stTourist Attraction the cleanliness of tourist attraction 2nd the fame of tourist attraction 1stShort Distance Transportation the availability of transportation tools 1st the price of transportation tools 2nd Long distance transportation the flight availability 1st Supporting Infrastructure the highway infrastructure 1st Electricity 2nd Entry the ease of visa process 1stPromotion the international promotion 1st
Berdasarkan hal tersebut diatas, terlihat bah wa
potensi pengembangan pariwisata Bali ma sih
sangat menjanjikan. Namun demikian, diten-
gah upaya-upaya pengembangan yang telah
dilakukan,masih terdapat bebe rapa aspek yang
perlu ditingkatkan. Identifikasi prioritas pemban-
gunan pariwisata dengan tepat, upaya berkelan-
jutan peningkatan infrastruktur, kalibrasi insentif
fiskal, peningkatan promosi internasional, dan
Gambar E. 1 Komponen Tourism Competitiveness Index Indonesia 2015
katkan untuk mendorong daya saing pariwisata
Bali. Dari 7 komponen dan 32 sub komponen in-
dikator, masih terdapat beberapa indikator yang
belum optimal, diantaranya :
law enforcement peraturan pemerintah terkait
pembangunan pariwisata yang lebih ramah ling-
kungan merupakan beberapa hal yang harus men-
jadi perhatian. Lebih lanjut perlu digarisbawahi
bahwa daya saing pariwisata bukan hanya diben-
tuk oleh banyak faktor, namun juga melibatkan
banyak pihak. Untuk itu komitmen bersama dari
seluruh pihak untuk membangun keberlanjutan
sektor pariwisata di Bali sangatlah diperlukan.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015102