k3 bab 3

Upload: faishal-mahdy-saputra-faishal

Post on 05-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tenaga kerja industri jasa konstruksi

TRANSCRIPT

  • KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)& HUKUM KETENAGAKERJAAN

    Bab 3 : TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI Nama Kelompok : Faishal Mahdy S (3113110007)Muhammad Meisa L (3113110009)

  • CIRI-CIRI INDUSTRI JASA KONSTRUKSIRincian kegiatan dasar industri barang antara lain Produk berbentuk fisik, yang dapat dilihat sebelum dibeli.Mengolah bahan mentah/baku menjadi barang jadi.Diproduksi lebih dulu baru dijual.Memerlukan biaya investasi yang relatif bernilai besar.Produk dapat disimpan.Standar produk relatif tetap/sama.Lokasi produksi umumnya tetap dan bersifat statis.Diproduksi lebih dahulu baru dikonsumsi.

  • Rincian kegiatan dasar industri jasa antara lain Produk tidak berbentuk fisik ( misal berupa pelayanan ).Tidak mengolah bahan mentah / bahan baku.Dijual/ditawarkan lebih dulu, baru diproduksi.Relatif tidak memerlukan investasi yang besar.Standar produk tidak tetap (tidak sama / berbeda-beda).Lokasi produksi umumnya tidak tetap dan bersifat dinamis.Diproduksi bersamaan dengan dikonsumsi.

  • Ciri-ciri kegiatan pada industri jasa konstruksi : Produk berbentuk fisik (bangunan), termasuk jenis industri barang.Mengolah bahan baku/ bahan mentah, termasuk jenis industri barang.Ditawarkan lebih dulu, baru diproduksi, termasuk industri jasa.Produksi bersamaan dengan konsumsi, tetapi terkadang tidak bersa-maan (turn key project), termasuk jenis industri barang/jasa.Produk dapat disimpan, termasuk jenis industri barang.Lokasi produksi tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.Standar produk tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.

  • KARAKTER INDUSTRI JASA KONSTRUKSIIndustri jasa konstruksi bersifat proyek bukan rutin, sehingga pelaksanaannya sangat tergantung pada terbatasnya :Biaya.Mutu .Waktu.Antara satu proyek dengan proyek lainnya tidak ada yang sama, sehingga lebih dikenal dengan keunikannya antara lain dalam hal :Metode pelaksanaan.Waktu pelaksanaan.Tenaga kerja yang digunakan.Peralatan yang diperlukan.Bentuk dan jumlah pekerjaan yang akan dilakukan.Keahlian yang diperlukan.Pihak yang terlibat.

  • Pelaksanaan proyek dilakukan tahap demi tahap, dimana setiap tahap melalui proses pengendalian yang ketat.Pihak yang terlibat cukup banyak, terutama peran masing-masing seperti :Kontraktor.Konsultan Perencana.Konsultan Pengawas atau konsultan Manajemen Konstruksi.Quantity Surveying.Value Engineering.Kontraktor Spesialis.Sub Kontraktor.Supplier bahan atau alat.Mandor (supplier tenaga kerja).Pemilik (owner, client, bowheer).Dan pihak lainnya

  • Proses produksi dalam industri jasa konstruksi berlangsung dengan sesuatu yang selalu baru dalam bentuk berupa : Kondisi kerja.Lokasi kerja.Sarana dan prasarana yang diperlukan.Suasana lingkungan kerja.Tata Letak Lapangan.Proses kerja.Cuaca kerja.Keahlian tenaga kerja pada berbagai proyek tidak standar, dapat ditinjau dari berbagai segi seperti : Perilaku.Kebiasaan / adat istiadat.Jenis keahlian.Komposisi kepala tukang, tukang dan pembantu tukang

  • TENAGA KERJA PADA INDUSTRI JASA KONSTRUKSITenaga kerja dalam koordinasi perusahaan kontraktor dapat dibagi dalam :Tenaga kerja lapangan yang dipimpin oleh mandor.Tenaga kerja kontraktor di lapangan.Tenaga kerja kontraktor di kantor pusat.Tenaga ahli. Tenaga kerja industri jasa konstruksi dapat dibagi menjadi :Tenaga kerja kontraktor.Tenaga kerja sub kontraktor atau kontraktor spesialis.Tenaga kerja supplier.Tenaga kerja konsultan

  • Dalam industri jasa konstruksi, tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga kerja tidak terampil (unskill), terampil (skill), dan tenaga kerja ahli (expert). Tenaga kerja tidak terampil dan terampil bekerja pada perusahaan kontraktor melalui perantara mandor. Tingkat keterampilan tenaga kerja yang ditentukan oleh mandor adalah :Kepala tukang.Tukang.Pembantu tukang / kenek atau laden.

    Mandor juga menentukan bagaimana tingkat gaji yang akan diterima oleh para pekerja . Pekerja dalam bekerja tidak pernah diikat dengan suatu kontrak kerja yang jelas, artinya tenaga kerja konstruksi tidak terlindungi hak-haknya secara jelas. Sampai saat ini tenaga kerja industri jasa konstruksi tidak mempunyai suatu wadah yang akan melindungi mereka dan sekaligus dapat memikirkan nasib serta masa depannya (seperti SPSI pada industri manufaktur) .

  • PERANAN PEMERINTAH PADA TENAGA KERJA KONSTRUKSIBesarnya peran pemerintah antara lain terlihat pada dinamika hubungan antara arus permintaan dan penawaran tenaga kerja yang sebagian besar tergantung pada proyek-proyek pemerintah sektor jasa konstruksi. Peranan pemerintah tersebut juga terlihat pada kehidupan ekonomi di pedesaan dan tumbuhnya pusat-pusat perkotaan, dua hal yang merupakan faktor penting bagi kontinuitas pasar tenaga kerja sektor jasa konstruksi. Penjabaran GBHN kedalam Repelita IV tentang ketenagakerjaan, khususnya di bidang industri jasa konstruksi antara lain berbunyi : Perluasan lapangan kerja disektor prasarana dan konstruksi dalam Repelita IV akan ditingkatkan dengan menghindarkan pemakaian alat-alat mesin untuk melaksanakan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh tenaga manusia. Rumusan diatas sudah dilaksanakan dengan adanya proyek-proyek padat karya, proyek penyiapan lahan pemukiman transmigrasi dan lain-lain.

  • Seluruh pekerjaan konstruksi termasuk sektor swasta dan perorangan sedapat mungkin menggunakan teknologi yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja dan dengan cermat dapat diarahkan bagi penciptaan lapangan kerja informal jasa konstruksi. Jumlah pekerja informal jasa konstruksi dibanding dengan sektor formalnya kurang lebih 90 % .

    Kenaikan daya serap tenaga kerja jasa konstruksi dapat diakibatkan beberapa hal antara lain : Memang terjadi kenaikan volume pekerjaan karena kenaikan anggaran pembangunan sarana dan prasarana (bisa melalui APBN dan APBD).Jumlah tenaga kerja yang memasuki pasar kerja jasa konstruksi juga meningkat . Umumnya pada proyek padat karya tenaga kerja informal jasa konstruksi ini bersifat kenyal atau elastis serta memiliki toleransi besar, misalnya kadang mandor dan kelompok nya mendapat pekerjaan borongan tetapi waktu yang lain tidak ada pekerjaan.

  • Dengan perusahaan kontraktor tenaga kerja informal ini memiliki hubungan kerja lepas, sehingga ada dua hal yang menentukan jumlah tenaga kerja informal yang bisa diserap yaitu volume pekerjaan dan teknologi yang digunakan kontraktor.

    Pasar tenaga kerja konstruksi terbagi ke dalam dua komponen besar yaitu : Komponen formal yang terdiri dari aparat pemerintah, personil kontraktor dan konsultan.Komponen informal yang terdiri dari mandor, kepala tukang, tukang, dan laden/pembantu tukang.Kebanyakan tenaga kerja informal jasa konstruksi adalah para petani, yang karena musim tanamnya sudah berlalu maka mereka pergi ke kota untuk menjadi tukang.

  • PERJALANAN TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSIPertumbuhan sektor konstruksi di daerah-daerah perkotaan disebabkan oleh kebutuhan pemerintah akan prasarana fisik di satu pihak, dan kebutuhan investor domestik maupun investor asing dalam mengembangkan kegiatan usaha mereka di pihak yang lain. Berkenaan dengan nafkah bagi penduduk desa, perpindahan ke pusat-pusat perkotaan telah menciptakan suatu hubungan ekonomis antara pedesaan dan perkotaan dalam bentuk suplay tenaga kerja dan arus uang.

  • FORMALISASI TENAGA KERJAJASA KONSTRUKSIDepartemen Pekerjaan Umum telah mengu-sulkan kepada Departemen Tenaga Kerja, agar hanya tenaga kerja yang lulus program Pelatihan serta Uji Ketrampilan dan Sertifikasi yang diperkenankan mencari kerja diluar negeri. Mereka yang sudah mendapat sertifikasi maka sudah dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja formal.Untuk tenaga kerja jasa konstruksi baik ketrampilan dan keahlian juga akan disertifikasi.

  • JAMSOSTEK TENAGA KERJA KONSTRUKSIJaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) merupakan santunan terhadap kecelakaan kerja yang akibatnya masih bisa dipulihkan, cacat sementara, cacat tetap atau bahkan meninggal dunia. Hal-hal tersebut merupakan hal yang mendasar, tetapi baru jaminan untuk perlindungan yang sangat terbatas, belum termasuk jaminan hari tua .Pada saat sekarang di seluruh provinsi Indonesia sudah diterbitkan surat keputusan gubernur (SKG) yang mengatur penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) khusus sektor jasa konstruksi .

  • JAMSOSTEK TENAGA KERJA KONSTRUKSI .............. lanjutanDalam SKG sebelumnya hanya diatur kesertaan tenaga kerja di bidang konstruksi yang dibiayai pemerintah, tetapi dalam SKG yang baru ditambahkan kewajiban kesertaan tenaga kerja di bidang konstruksi yang dibiayai swasta dan tenaga kerja di sektor informal. Pada tahap awal pekerja informal hanya mengikuti dua program yakni, jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JK).