bab.3 hubungan kerja mk. : k3&hk

17
H ubungan ubungan K erja erja (dulu (dulu H ubungan ubungan P erburuhan erburuhan). Sebelum keluarnya UU no. 13 tahun 2003: Sebelum keluarnya UU no. 13 tahun 2003: T ahun 2000an sudah dikenal istilah hubungan industrial. ahun 2000an sudah dikenal istilah hubungan industrial. Sejak seminar Sejak seminar H ubungan ubungan P erburuhan erburuhan P ancasila ancasila ,1974 ,1974 H.I H.I ndustrial dimaksud untuk mengganti ndustrial dimaksud untuk mengganti istilah istilah H. H. P erburuhan / erburuhan /H .kerja .kerja , yang , yang membahas masalah membahas masalah H .antara .antara pekerja dan pengusaha pekerja dan pengusaha saja saja . Tapi kenyataan . Tapi kenyataan hubungan hubungan keduanya tak bisa berdiri sendiri keduanya tak bisa berdiri sendiri melainkan berkaitan melainkan berkaitan dengan poleksosbud dll. dengan poleksosbud dll. Maka Maka berkembang istilah baru berkembang istilah baru industrial relation( hubungan industrial relation( hubungan industrial) yang ruang industrial) yang ruang lingkup lebih luas dari labour lingkup lebih luas dari labour relation. relation. Bab.3 Bab.3 HUBUNGAN KERJA HUBUNGAN KERJA MK. : K3&HK MK. : K3&HK

Upload: yehudi

Post on 11-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Bab.3 HUBUNGAN KERJA MK. : K3&HK. H ubungan K erja (dulu H ubungan P erburuhan ) . Sebelum keluarnya UU no. 13 tahun 2003: T ahun 2000an sudah dikenal istilah hubungan industrial. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

HHubungan ubungan KKerja erja (dulu(dulu HHubungan ubungan PPerburuhanerburuhan))..

Sebelum keluarnya UU no. 13 tahun 2003: Sebelum keluarnya UU no. 13 tahun 2003: TTahun 2000an sudah dikenal istilah hubungan industrial. ahun 2000an sudah dikenal istilah hubungan industrial. Sejak seminar Sejak seminar HHubungan ubungan PPerburuhan erburuhan PPancasilaancasila,1974 ,1974

H.I H.Industrial dimaksud untuk mengganti istilah ndustrial dimaksud untuk mengganti istilah H. H. PPerburuhan /erburuhan /HH.kerja.kerja, yang , yang membahas masalah membahas masalah

HH.antara .antara pekerja dan pengusahapekerja dan pengusaha saja saja. Tapi kenyataan hubungan . Tapi kenyataan hubungan

keduanya tak bisa berdiri sendiri melainkan keduanya tak bisa berdiri sendiri melainkan berkaitan berkaitan dengan poleksosbud dll. dengan poleksosbud dll. Maka berkembang Maka berkembang istilah baru istilah baru industrial relation( hubungan industrial) yang industrial relation( hubungan industrial) yang ruang ruang lingkup lebih luas dari labour relation.lingkup lebih luas dari labour relation.

Bab.3Bab.3HUBUNGAN KERJA HUBUNGAN KERJA

MK. : K3&HKMK. : K3&HK

Page 2: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pada pasal 1 angka 15 dan 16 UU no 13 th 2003 Pada pasal 1 angka 15 dan 16 UU no 13 th 2003 pengertian keduanya dibedakan, yaitu:pengertian keduanya dibedakan, yaitu:

Pasal 1 angka 15 UU no. 13 Tahun 2003Pasal 1 angka 15 UU no. 13 Tahun 2003Hubungan kerjaHubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerjaperjanjian kerja, yang , yang mempunyai unsur pekerja, upah, dan pe mempunyai unsur pekerja, upah, dan pengusahangusaha.. (ada 2 pihak) (ada 2 pihak)

PPasalasal 1 angka 1 angka 16 UU no 13 th 2003 16 UU no 13 th 2003Hubungan industrialHubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. ( ada 3 pihak) ( ada 3 pihak)

Perjanjian kerjaPerjanjian kerja yang dibuat oleh pengusaha dengan pekerja/buruh yang dibuat oleh pengusaha dengan pekerja/buruh tdk tdk boleh bertentangan dengan perjanjian kerja bersama yang dibuat boleh bertentangan dengan perjanjian kerja bersama yang dibuat oleh serikatoleh serikat pekerja dengan pengusaha, juga tak boleh bertentangan pekerja dengan pengusaha, juga tak boleh bertentangan dengan peraturan perusahan yang dibuat pengusaha.dengan peraturan perusahan yang dibuat pengusaha.

Page 3: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja

Pengertian Perjanjian Kerja, DalamPengertian Perjanjian Kerja, Dalam UU no. 13 tahun 2003UU no. 13 tahun 2003Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha

atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihakdan kewajiban para pihak

Sesuai Sesuai Pasal 52Pasal 52::Perjanjian kerja dibuat atas dasar : Perjanjian kerja dibuat atas dasar :

-Kesepakatan kedua belah pihak ; -Kesepakatan kedua belah pihak ; -Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum ; -Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum ; -Adanya pekerjaan yang diperjanjikan ; dan -Adanya pekerjaan yang diperjanjikan ; dan -Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, -Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,

kesusilaan, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

( - ( - Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) ,, (b) (b), , (c) dan (d) dapat dibatalakan.(c) dan (d) dapat dibatalakan.))

Landasan Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama dan Landasan Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama dan Peraturan PerusahaanPeraturan Perusahaan

Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat dan ditaati dengan itikat Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat dan ditaati dengan itikat baik dapat menciptakan suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak dan baik dapat menciptakan suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak dan kewajiban bagi para pihak. Maka produktivitas meningkat sehingga perusahaan kewajiban bagi para pihak. Maka produktivitas meningkat sehingga perusahaan dapat mengembangkan perusahannya, dan dapat membuka lapangan kerja baru. dapat mengembangkan perusahannya, dan dapat membuka lapangan kerja baru. Yang berarti pula dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional sepertiYang berarti pula dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional seperti dalam amanat GBHN.dalam amanat GBHN.

Page 4: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja

Pengertian Perjanjian Kerja, DalamPengertian Perjanjian Kerja, Dalam UU no. 13 tahun 2003UU no. 13 tahun 2003Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan

pengusaha pengusaha atau pemberi kerja yang memuat atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihakdan kewajiban para pihak

Landasan Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Landasan Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama dan Peraturan PerusahaanBersama dan Peraturan Perusahaan

Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat dan ditaati Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat dan ditaati dengan itikat baik dapat menciptakan suatu ketenangan kerja, jaminan dengan itikat baik dapat menciptakan suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak dan kewajiban bagi para pihak. Maka produktivitas kepastian hak dan kewajiban bagi para pihak. Maka produktivitas meningkat sehingga perusahaan dapat mengembangkan perusahannya, meningkat sehingga perusahaan dapat mengembangkan perusahannya, dan dapat membuka lapangan kerja baru. Yang berarti pula dapat dan dapat membuka lapangan kerja baru. Yang berarti pula dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional sepertiberpartisipasi dalam pembangunan nasional seperti dalam amanat GBHN.dalam amanat GBHN.

LL

Page 5: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Sesuai Ps 54 UU N0 13 Tahun 2003, Perjanjian Keja tertulis sekurangSesuai Ps 54 UU N0 13 Tahun 2003, Perjanjian Keja tertulis sekurang kurangnya memuat:kurangnya memuat:

nama, alamat perusahan dan jenis usahanama, alamat perusahan dan jenis usahanama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruhnama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruhjabatana atau jenis pekerjaanjabatana atau jenis pekerjaantempat pekerjaantempat pekerjaanbesarnya upah dan cara pembayarannyabesarnya upah dan cara pembayarannyasyarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruhpekerja/buruhmulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerjamulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerjatempat dan tanggal perjanjian kerja dibuattempat dan tanggal perjanjian kerja dibuattanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja

Sesuai Sesuai Pasal 52Pasal 52::Perjanjian kerja dibuat atas dasar : Perjanjian kerja dibuat atas dasar :

-Kesepakatan kedua belah pihak ; -Kesepakatan kedua belah pihak ; -Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum ; -Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum ; -Adanya pekerjaan yang diperjanjikan ; dan -Adanya pekerjaan yang diperjanjikan ; dan -Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan -Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, ketertiban umum, kesusilaan, kesusilaan, dan peraturan perundang-dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. undangan yang berlaku.

Page 6: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pasal 1330 KUHP ditentukan bahwa : Pasal 1330 KUHP ditentukan bahwa : --Orang yang belum dewasa, orang yang ditaruh dalam pengampuan, Orang yang belum dewasa, orang yang ditaruh dalam pengampuan,

orang gila orang gila tak boleh membuat suatu persetujuan.tak boleh membuat suatu persetujuan.

Seorang pSeorang peekerja/buruh baru diperbolehkan membuat perjanjian kekerja/buruh baru diperbolehkan membuat perjanjian kerrja ja jika sudahjika sudah berumur 18 tahun.berumur 18 tahun. Sedang pekerja/buruh dengan ketentuan berikut( Sedang pekerja/buruh dengan ketentuan berikut( pada UU no 13 th 2003,pada UU no 13 th 2003,pspsl.l. 119 ) 119 ) ::

1. 1. Jika dalam suJika dalam suatatu perusahaan hanya ada satu serikat pekerja/ serikat buruh, u perusahaan hanya ada satu serikat pekerja/ serikat buruh, serikat pekerja/ serikat buruh tersebut harus dapat mewakili pekerja/ buruh, serikat pekerja/ serikat buruh tersebut harus dapat mewakili pekerja/ buruh,

untuk membuat perjanjian kerja bersama apabila memiliki jumlah anggota lebih untuk membuat perjanjian kerja bersama apabila memiliki jumlah anggota lebih dari 50% dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut.dari 50% dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut.

2. 2. Jika serikat pekerja/ serikat buruh tak punya anggota lebih dari 50%, serikat Jika serikat pekerja/ serikat buruh tak punya anggota lebih dari 50%, serikat pekerja/ serikat buruh tersebut baru dapat membuat perjanjian kerja bersama pekerja/ serikat buruh tersebut baru dapat membuat perjanjian kerja bersama jika mendapat dukungan lebih dari 50% dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di jika mendapat dukungan lebih dari 50% dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut.perusahaan tersebut.

3. 3. Jika perusahaan punya lebih dari satu serikat pekerja/ serikat buruh, maka Jika perusahaan punya lebih dari satu serikat pekerja/ serikat buruh, maka serikat pekerja/ serikat buruh yang dapat membuat perjanjian kerja bersama serikat pekerja/ serikat buruh yang dapat membuat perjanjian kerja bersama adalah serikat pekerja/ serikat buruh yang punya jumlah anggota lebih dari 50% adalah serikat pekerja/ serikat buruh yang punya jumlah anggota lebih dari 50% dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut.dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut.

4. 4. Jika perusahaan punya lebih dari satu serikat pekerja/ serikat buruh tidak Jika perusahaan punya lebih dari satu serikat pekerja/ serikat buruh tidak memenuhi ketentuan dalam point 3 datas, maka serikat pekerja/ serikat buruh memenuhi ketentuan dalam point 3 datas, maka serikat pekerja/ serikat buruh baru dapat membuat perjanjia kerja bersama bila dapat berkualisi dengan baru dapat membuat perjanjia kerja bersama bila dapat berkualisi dengan serikat pekerja/ serikat buruhyang ada sehingga punya suara lebih dari 50% serikat pekerja/ serikat buruhyang ada sehingga punya suara lebih dari 50% dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut ( pasal 120, ayat dari jumlah pekerja/ buruh yang ada di perusahaan tersebut ( pasal 120, ayat 1).1).

Page 7: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Perjanjian Kerja BersamaPerjanjian Kerja Bersama

Perjanjian kerja bersamaPerjanjian kerja bersama adalah adalah

perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. kewajiban kedua belah pihak.

Page 8: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pasal 124Pasal 124 UU no 3 tahun 2003 UU no 3 tahun 2003

Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat :Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat :hak dan kewajiban pengusaha;hak dan kewajiban pengusaha;hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh;hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh;jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama, danjangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama, dantanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersamatanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersamaKetentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalam hal isi perjanjian kerja bersama bertentangan dengan peraturan Dalam hal isi perjanjian kerja bersama bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat perundang-undangan yang berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan (2), maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.yang berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

))

Page 9: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Jenis Perjanjian Kerja, sesuai UUJenis Perjanjian Kerja, sesuai UU no 13 tahun no 13 tahun 20032003

1. 1. Perjanjian keja untuk waktu tertentuPerjanjian keja untuk waktu tertentu

Perjanjian keja untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis dan denganPerjanjian keja untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis dan dengan

Bahasa Indonesia dan huruf latin serta memenuhi syarat2:Bahasa Indonesia dan huruf latin serta memenuhi syarat2: Berjangka waktu tertentuBerjangka waktu tertentu Adanya suatu pekerjaan yang selesais dalam waktu tertentuAdanya suatu pekerjaan yang selesais dalam waktu tertentu Tidak mempunyai syarat waktu percobaan.Tidak mempunyai syarat waktu percobaan.

2. 2. Perjanjian Keja untuk Waktu Tidak tertentuPerjanjian Keja untuk Waktu Tidak tertentu

Perjanjian Keja untuk Waktu Tidak tertentu berlaku terus sampai:Perjanjian Keja untuk Waktu Tidak tertentu berlaku terus sampai: pihak pekerja/buruh memasuki usia pensiun (55 tahun)pihak pekerja/buruh memasuki usia pensiun (55 tahun) pihak pekerja/buruh diputuskan hubungan kerjanya karena melakukan kesalahanpihak pekerja/buruh diputuskan hubungan kerjanya karena melakukan kesalahan pekerja/buruh mninggal duniapekerja/buruh mninggal dunia adanya putusan pengadilan yang menyatakan pekerja/buruh telah melakukan adanya putusan pengadilan yang menyatakan pekerja/buruh telah melakukan

tindak pidana sehingga perjanjian kerja tidak bisatindak pidana sehingga perjanjian kerja tidak bisa dilanjutkan dilanjutkan

Page 10: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

B. Peraturan PerusahaanB. Peraturan Perusahaan

Jika perusahaan telah terbentuk, pengusaha diwajibkan untukJika perusahaan telah terbentuk, pengusaha diwajibkan untuk memberitahukan dan menjelaskan isi peraturan perusahaan yang berlaku di memberitahukan dan menjelaskan isi peraturan perusahaan yang berlaku di perusahaan yang bersangkutan.:perusahaan yang bersangkutan.:

Peraturan tersebut minimal memuat:Peraturan tersebut minimal memuat:--hak dan kewajiban pengusahahak dan kewajiban pengusaha--hak dan kewajiban pekerja/buruhhak dan kewajiban pekerja/buruh--syarat kerjasyarat kerja--tata tertib perusahaantata tertib perusahaan--jangka waktu berlakunya peraturan perusahaanjangka waktu berlakunya peraturan perusahaan

Dalam Dalam Perjanjian KePerjanjian Kerrja untuk Waktu Tidakja untuk Waktu Tidak tertentu, tertentu, Pengusaha harus Pengusaha harus membuat surat pengangkatan yang minmembuat surat pengangkatan yang minimalimal memuat: memuat:

nama dan alamat pekerja/buruhnama dan alamat pekerja/buruhtanggal mulai bekerjatanggal mulai bekerjajenis pekerjaanjenis pekerjaanbesarnya upahbesarnya upah

Page 11: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian KerjaKewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja

Seperti dalam KUHP, Seperti dalam KUHP, KKewajiban ewajiban PPekerja :ekerja :Pekerja/buruh berkewajiban untuk melakukan pekerjaan yang Pekerja/buruh berkewajiban untuk melakukan pekerjaan yang dijanjikan menurut kemampuannya dengan sebaik baiknyadijanjikan menurut kemampuannya dengan sebaik baiknyaPekerja/buruh berkewajiban untuk melakukan sendiri pekerjaannya, Pekerja/buruh berkewajiban untuk melakukan sendiri pekerjaannya, hanya dengan seizin pengusaha ia menyuruh orang ketiga untuk hanya dengan seizin pengusaha ia menyuruh orang ketiga untuk menggantikannya.menggantikannya.Pekerja/buruh wajib taat terhadap peraturan mengenai hal melakukan Pekerja/buruh wajib taat terhadap peraturan mengenai hal melakukan pekerjaannyapekerjaannyaPekerja/buruh yang tingal pada pengusaha , wajib berkelakuan baik Pekerja/buruh yang tingal pada pengusaha , wajib berkelakuan baik menurut tata tertib rumah tangga pengusaha.menurut tata tertib rumah tangga pengusaha.

KKewajiban ewajiban PPeengusahangusaha : :

Membayar upahMembayar upahPengertian upahPengertian upah::- Upah - Upah adal adalaah pembayaran yang diterima selama ia melakukan h pembayaran yang diterima selama ia melakukan

pekerjaan atau dipandang melakukan pekerjaan. pekerjaan atau dipandang melakukan pekerjaan. Pasal 1 angka 30 UU no. 13 tahun 2003 Pasal 1 angka 30 UU no. 13 tahun 2003

--Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi kerja pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-perundang- undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya dan keluarganya atas suatu pekerja dan/atau jasa yang telah atas suatu pekerja dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. atau akan dilakukan.

Page 12: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pasal 88. Tentang PengupahanPasal 88. Tentang Pengupahan

1. 1. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupanpenghidupan yang layak bagi kemanusiaan. yang layak bagi kemanusiaan.

2. 2. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah menetapkan kemanusiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.

3. 3. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksudKebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :pada ayat (2) meliputi :

upah minimum; upah minimum; upah kerja lembur; upah kerja lembur; upah tidak masuk kerja karena berhalangan; upah tidak masuk kerja karena berhalangan; upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; upah karena menjalankan hak waktu istirahata kerjanya; upah karena menjalankan hak waktu istirahata kerjanya; bentuk dan cara pembayaran upah bentuk dan cara pembayaran upah denda dan potongan upah; denda dan potongan upah; hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; struktur dan skala pengupahan yang proporsional; struktur dan skala pengupahan yang proporsional; upah untuk pembayaran pesangon; dan upah untuk pembayaran pesangon; dan upah untuk perhitungan pajak penghasilan.upah untuk perhitungan pajak penghasilan. Seperti dalam KUHP, Seperti dalam KUHP, KKewajiban ewajiban PPekerja :ekerja :

Page 13: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

4. 4. Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatik(3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan an

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pasal 89Pasal 89Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri atas : terdiri atas : - - upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; - - upah minimum berdasrakan sektor pada wilayah provinsi atau upah minimum berdasrakan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota; kabupaten/kota; - u- upah miminum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan kepada pah miminum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. pencapaian kebutuhan hidup layak. - u- upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota. Provinsi dan/atau Bupati/Walikota. - - Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri. sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.

Page 14: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pasal 90Pasal 90 - - Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89. dimaksud dalam Pasal 89. - - Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagimana Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagimana dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan. dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan. Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri. Keputusan Menteri. Pasal 91Pasal 91- - Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan penguapahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang ketentuan penguapahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. berlaku. - Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih rendah atau Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 92Pasal 92- Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. - Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. kemampuan perusahaan dan produktivitas. Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri. diatur dengan Keputusan Menteri.

Page 15: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pasal 93Pasal 93

1. 1. Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. 2. 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku,dan pengusaha wajibKetentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku,dan pengusaha wajib membayar upah apabila : membayar upah apabila : - - pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; - - pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnyapekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; - - pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan ataumenikahkan,mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; - - pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; kewajiban terhadap negara; - - pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; diperintahkan agamanya; - - pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakanya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang tidak mempekerjakanya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; seharusnya dapat dihindari pengusaha; - - pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat; pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat; - - pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan pengusaha; dan - - pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. 3. 3. Upah yang dibayarkan kepada pekerja.buruh yang sakit sebagaimana dimaksud pada Upah yang dibayarkan kepada pekerja.buruh yang sakit sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a sebagai berikut: ayat (2) huruf a sebagai berikut: --untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah; untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah; --untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah; untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah; --untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah;

Page 16: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

- - untuk bulan selanjutnya dibayar 25 % (dua puluh lima perseratus) dari upah untuk bulan selanjutnya dibayar 25 % (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha. sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.

4. 4. Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerjaUpah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c sebagai berikut :sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c sebagai berikut :

pekerja/burh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari; pekerja/burh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari; menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; untuk selama 2 (dua) hari; anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari; (satu) hari;

5. 5. Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana ketentuan sebagaimana Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. atau perjanjian kerja bersama.

Pasal 94Pasal 94Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.

: :

Page 17: Bab.3 HUBUNGAN KERJA  MK. : K3&HK

Pasal 94Pasal 94 Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-

dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.Pasal 95Pasal 95

-- Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/burh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat  Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/burh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. dikenakan denda. - - Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja/buruh. pekerja/buruh. - - Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh, dalam Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh, dalam pembayaran upah. pembayaran upah. - - dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang- undangan yang undangan yang

berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. pembayarannya.

Pasal 96Pasal 96 Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi

kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 2 (dua0 tahun sejak timbulnya hak.kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 2 (dua0 tahun sejak timbulnya hak.Pasal 97Pasal 97 Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup yang layak, dan Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup yang layak, dan

perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98, penetapan upah minimum sebagaimana perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98, penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalm Pasal 89, dan pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan ayat dimaksud dalm Pasal 89, dan pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.(3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 98Pasal 98 - - Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan penguapahan yang akan Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan penguapahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem pengupahan nasional dibentuk ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. - - Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, perguruan tinggi, dan pakar. pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, perguruan tinggi, dan pakar. - - Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota diangkat dan sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oelh Gubernur/Bupati/Walikota. diberhentikan oelh Gubernur/Bupati/Walikota. - - Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, serta tugas dan tata Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), daitur dengan kerja Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), daitur dengan Keputusan Presiden. Keputusan Presiden.