jurnal.dbd

9
1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BATU KOTA LINGKUNGAN III KOTA MANADO Sry Dewi Ch Macpal*, Woodford B S Joseph*, Joy A M Rattu*, Nova H Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2011 kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Bahu paling tinggi dibandingkan dengan wilayah kerja Puskesmas lain di Kota Manado. Berdasarkan data kasus demam berdarah dengue pada awal tahun 2012 di Puskesmas Bahu dimana kasus tertinggi terdapat di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota Manado. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 73 keluarga.Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Systematic Random Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue menggunakan uji Fisher Exact sedangkan analisis hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue menggunakan uji Chi Square (CI=95% dan α=0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas (p=0,10; p>0,05), sikap dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas (p=0,01; p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue pada masyarakat Batu Kota Lingkungan III Kota Manado dan terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue pada masyarakat Batu Kota Lingkungan III Kota Manado. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Demam Berdarah Dengue. ABSTRACT Dengue Feveris an infectious diseasecausedby thedengue virus and transmitted through the bite of the mosquito Aedesa egypti. Based on data from Manado City Health Department in 2011 cases of dengue fever in Puskesmas Bahu highest compared with other Puskesmas in Manado City. Based on data from cases of dengue hemorrhagic fever in early 2012 at the health center where cases Shoulder highest inthe Villageof Batu Kota environment III. This study aims to analyze whether there is a relationship between knowledge and attitudes to preventive measures of dengue hemorrhagic fever in the Village of Stone Town Manado City Environment III. This study is a survey with cross sectional analytic study. The total sample of 73 families. The samples In this study using the Systematic Random Sampling technique. Data were collected by means of inter views using a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Analysis ofthe relationship between knowledge and preventive measures of dengue hemorrhagic fever using the Fisher Exact test where as the analysis of the relationship between attitudes to preventive measures of dengue hemorrhagic fever using Chi Square test (CI =95% and α=0.05). The results showed that the knowledge of the precautions of dengue fever test results obtained statistical probability value (p=0.10,p>0,05), the attitude of the precautions of dengue fever test result sobtained statistical probability value(p=0.01,p<0,05). Based on the results of this study concluded that there was no correlation between knowledge and preventive measures of dengue hemorrhagic fever in the community of Batu Kota environment III Manado City and there is a relationship between attitudes to preventive measures of dengue hemorrhagic fever in the community of Batu Kota environment III Manado City. Keywords:Knowledge, Attitude, Action, Dengue Hemorrhagic Fever.

Upload: heppymei

Post on 12-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

demam berdarah

TRANSCRIPT

  • 1

    HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN

    PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA MASYARAKAT DI

    KELURAHAN BATU KOTA LINGKUNGAN III KOTA MANADO

    Sry Dewi Ch Macpal*, Woodford B S Joseph*, Joy A M Rattu*, Nova H Kapantow*

    *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

    ABSTRAK

    Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan

    melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2011

    kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Bahu paling tinggi dibandingkan dengan wilayah

    kerja Puskesmas lain di Kota Manado. Berdasarkan data kasus demam berdarah dengue pada awal tahun 2012

    di Puskesmas Bahu dimana kasus tertinggi terdapat di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap

    dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota

    Manado. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel

    sebanyak 73 keluarga.Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Systematic Random

    Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji

    validitas dan reliabilitasnya. Analisis hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit

    demam berdarah dengue menggunakan uji Fisher Exact sedangkan analisis hubungan antara sikap dengan

    tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue menggunakan uji Chi Square (CI=95% dan =0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit demam

    berdarah dengue dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas (p=0,10; p>0,05), sikap dengan tindakan

    pencegahan penyakit demam berdarah dengue dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas (p=0,01;

    p0,05), the attitude of the precautions of dengue fever test result

    sobtained statistical probability value(p=0.01,p

  • 2

    PENDAHULUAN

    Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

    atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

    adalah penyakit menular yang disebabkan

    oleh virus dengue dan ditularkan melalui

    gigitan nyamuk Aedes aegypti.Demam

    berdarah merupakan salah satu penyakit

    yang banyak menelan korban di Indonesia

    dan sering menimbulkan suatu Kejadian

    Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang

    besar.Penyakit ini ditemukan di daerah

    tropis dan subtropis di berbagai belahan

    dunia, terutama di musim hujan.Data dari

    seluruh dunia menunjukkan Asia

    menempati urutan pertama dalam jumlah

    penderita DBD setiap tahunnya. Sementara

    itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga

    tahun 2009, WorldHealth Organization

    (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

    negara dengan kasus DBD tertinggi di

    Asia Tenggara (Depkes RI, 2010).

    Demam Berdarah Dengue pertama

    kali dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta

    dan Surabaya, dengan 48 penderita dan

    angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar

    41,3%. Sekarang ini DBD telah tersebar di

    seluruh provinsi di Indonesia. Program

    pencegahan dan pemberantasan DBD telah

    berlangsung lebih kurang 43 tahun dan

    berhasil menurunkan angka kematian dari

    41,3% pada tahun 1968 menjadi 0,87 %

    pada tahun 2010, tetapi belum berhasil

    menurunkan angka kesakitan. Jumlah

    penderita cenderung meningkat,

    penyebarannya semakin luas, menyerang

    tidak hanya anak-anak tetapi juga

    golongan umur yang lebih tua. Pada tahun

    2011 sampai bulan Agustus tercatat 24.362

    kasus dengan 196 kematian (CFR: 0,80

    %). Angka kematian akibat DBD di

    beberapa wilayah masih cukup tinggi di

    atas target nasional 1 % termasuk Sulawesi

    Utara. (Depkes RI, 2011)

    Berdasarkan data Dinas Kesehatan

    Kota Manado pada tahun 2011 kasus

    demam berdarah dengue (DBD) terdapat

    133 kasus dengan jumlah kematian 1

    orang (CFR=0,8 %). Kasus demam

    berdarah dengue di wilayah kerja

    Puskesmas Bahu paling tinggi

    dibandingkan dengan wilayah kerja

    Puskesmas lain di Kota Manado (Dinkes

    Sulut, 2011) Berdasarkan data kasus

    demam berdarah dengue pada awal tahun

    2012 di Puskesmas Bahu yaitu sebanyak 6

    kasus dimana kasus tertinggi terdapat di

    Kelurahan Batu Kota Lingkungan III yaitu

    sebanyak 3 kasus. (Anonim, 2012)

    Perilaku yang sehat dan

    kemampuan masyarakat untuk memilih

    dan mendapatkan pelayanan kesehatan

    yang bermutu sangat menentukan

    keberhasilan pembangunan kesehatan.

    Perilaku mencakup pengetahuan, sikap,

    dan tindakan dari individu itu sendiri

    (Notoatmodjo, 2005). Penyebaran penyakit

    DBD terkait dengan perilaku masyarakat

    yang sangat erat hubungannya dengan

    kebiasaan hidup bersih dan kesadaran

    terhadap bahaya DBD.Tingginya angka

    kesakitan penyakit ini sebenarnya karena

    perilaku kita sendiri.Faktor lainnya yaitu

    masih kurangnya pengetahuan, sikap dan

    tindakan untuk menjaga kebersihan

    lingkungan.Mengatasi penyakit DBD tidak

    cukup hanya bergantung pada para tenaga

    kesehatan akan tetapi partisipasi

    masyarakat sangat mendukung dalam

    tindakan pencegahan. Oleh karena itu,

    diperlukan cara-cara pencegahan agar

    penyakit ini tidak menyebar.Pencegahan

    penyakit DBD sangat tergantung

    vektornya.Pencegahan penyakit DBD yang

    paling utama adalah dengan

    Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

    melalui kegiatan yang dikenal sebagai 3M

    Plus.Kegiatan ini bertujuan untuk

    memutus rantai perkembangbiakan

    nyamuk dengan cara membasmi telur dan

    jentik-jentik nyamuk, sehingga diharapkan

    tidak sampai menjadi nyamuk dewasa.

    Kegiatan 3M Plus ini harus dilaksanakan

    oleh masyarakat di lingkungan tempat

    tinggalnya masing-masing.(Depkes RI,

    2011)

    Kegiatan yang dilakukan dalam

    rangka pemberantasan nyamuk di

    kelurahan Batu Kota lingkungan III telah

    banyak dilakukan namun dirasa kurang

    efektif.Hal ini terlihat dengan masih

  • 3

    tingginya angka kesakitan demam

    berdarah dengue.Dalam upaya

    pemberantasan penyakit tidak terlepas

    pengetahuan dan sikap serta tindakan

    masyarakat terhadap pencegahan penyakit

    demam berdarah dengue.Maka dari itu,

    sangat disayangkan jika penyakit ini terus

    meningkat dan bertambah jumlahnya dari

    waktu ke waktu, hanya karena

    ketidaktahuan masyarakat.Dengan latar

    belakang diatas, oleh sebab itu peneliti

    ingin melakukan penelitian tentang

    Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penyakit

    Demam Berdarah Dengue di Kelurahan

    Batu Kota Lingkungan III Kota Manado.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan survei analitik

    dengan rancangan cross sectional study

    (potong lintang).Lokasi penelitian di

    Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota

    Manado. Populasi dalam penelitian ini

    adalah semua keluarga yang ada di

    Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota

    Manado sebanyak 275 keluarga.

    Penentuan besar sampel dalam penelitian

    ini adalah menggunakan rumus Taro-

    yamane. Sampel dalam penelitian ini

    sebanyak 73 keluarga yang diambil dengan

    menggunakan cara Probability Sampling

    (secara acak) yaitu Systematic Random

    Sampling. Proses pengumpulan data

    dilakukan dengan wawancara keluarga

    dengan menggunakan kuesioner sebagai

    alat pengumpulan data. Analisis hubungan

    antara pengetahuan dengan tindakan

    pencegahan penyakit demam berdarah

    dengue menggunakan uji Fisher Exact

    dengan derajat signifikan (=0,05), sedangkan analisis hubungan antara sikap

    dengan tindakan pencegahan penyakit

    demam berdarah dengue menggunakan uji

    Chi Square, confidence interval (tingkat

    kepercayaan)=95%dan (significance interval / tingkat signifikansi)=0,05

    dengan menggunakan program SPSS versi

    20 for Windows.

    HASIL PENELITIAN

    Pengetahuan

    Pengetahuan responden diukur dengan

    kuesioner yang terdiri dari 9

    pertanyaan.Kategori baik jika nilai > 8 dan

    kategori tidak baik jika nilai 8.Responden yang memiliki pengetahuan

    baik sebanyak 8 orang (11%) sedangkan

    responden yang berpengetahuan tidak baik

    sebanyak 65 orang (89%).

    Sikap

    Sikap responden diukur dengan kuesioner

    yang terdiri dari 7 pertanyaan.Kategori

    sikap positif jika nilai > 5 dan kategori

    sikap negatif jika nilai 5. Responden memiliki sikap positif sebanyak 42 orang

    (57,5%) sedangkan responden yang

    memiliki sikap negatif sebanyak 31 orang

    (42,5%).

    Tindakan

    Tindakan responden diukur dengan

    kuesioner yang terdiri dari 6

    pertanyaan.Kategori baik jika nilai > 4 dan

    kategori tidak baik jika nilai 4. Responden yang memiliki tindakan baik

    sebanyak 38 orang (52,1%) sedangkan

    responden yang bertindakan tidak baik

    sebanyak 35 orang (47,9%).

    Hubungan Antara Pengetahuan dengan

    tindakan pencegahan Penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD).

    Berdasarkan hasil uji Fisher Exact

    diperoleh nilai p = 0,10(p=0,10; p>0,05).

    Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak

    dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa tidak terdapat hubungan yang

    bermakna antara pengetahuan dengan

    tindakan pencegahan penyakit Demam

    Berdarah Dengue pada masyarakat batu

    kota lingkungan III kota manado.

  • 4

    Tabel 4. Hubungan Antara Pengetahuan dengan tindakan pencegahan Penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD).

    Tingkat Tindakan Pencegahan

    Pengetahuan Tidak Baik Baik Total pValue

    DBD n % n % n %

    Tidak Baik 29 39,7 36 49,3 65 100 0,14

    Baik 6 8,2 2 2,7 8 100

    Total 35 48 38 52 73 100

    Hubungan Antara Sikap dengan

    tindakan pencegahan Penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD).Berdasarkan

    hasil uji Chi Square diperoleh nilai p =

    0,01(p=0,01; p

  • 5

    yang dimilikinya.Dengan sendirinya, pada

    waktupenginderaan sampai menghasilkan

    pengetahuan tersebut sangatdipengaruhi

    oleh intensitas perhatian dan persepsi

    terhadap obyek(Notoadmodjo, 2005).

    Sikap Responden

    Dari hasil wawancara yang dilakukan

    dengan menggunakan kuesioner, pada

    pernyataan tempat penampungan air harus

    ditutup untuk mencegah berkembang

    biaknya penyakit DBD responden yang

    menjawab setuju sebanyak 97,2%,

    menunjukkan bahwa meningkatnya

    pemahaman responden terhadap penyakit

    DBD dan kesadaran masyarakat setempat

    dalam mencegah penyakit DBD, salah

    satunya pada pernyataan menguras tempat

    penampungan air minimal seminggu sekali

    responden yang menjawab setuju sebanyak

    95,9% dan pada pernyataan keleng bekas,

    ban bekas dan wadah bekas yang dapat

    menampung air tidak boleh dibiarkan

    berserahkan disekitar rumah, responden

    yang menjawab setuju sebanyak 97,2%.

    Sikap yang positif terhadap PSN-DBD

    akan mempengaruhi masyarakat untuk

    melakukan tindakan PSN-DBD.

    Responden yang setuju dengan

    pernyataan bahwa membiarkan pakaian

    bergantungan didalam rumah tidak

    meningkatkan resiko terjadinya penyakit

    DBD sebanyak 76,8%, hasil penelitian ini

    sama juga dengan penelitian Sitio (2008),

    dimana ada 84,6% responden

    menunjukkan kebiasaan menggantung

    pakaian.Kurangnya kesadaran masyarakat

    dalam mencegah penyakit DBD salah

    satunya dalam kebiasaan menggantung

    pakaian dapat berpengaruh pada kejadian

    penyakit DBD bahwa pakaian yang

    digantung merupakan tempat nyamuk

    beristirahat yang mana sewaktu-waktu

    nyamuk ini dapat menggigit

    manusia.Sikap secara nyata menunjukkan

    korelasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

    stimulus tertentu yang dalam kehidupan

    sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

    emosional terhadap stimulus sosial yang

    dapat diukur dalam bentuk baik dan buruk

    atau positif dan negatif. Sikap seseorang

    adalah komponen yang sangat penting

    dalam perilaku kesehatannya yang

    kemudian diasumsikan bahwa ada

    hubungan langsung antara sikap dan

    perilaku seseorang (Febryana, dkk, 2010).

    Tindakan Responden

    Dari hasil wawancara yang dilakukan

    dengan menggunakan kuesioner, sebanyak

    95,9% responden yang menjawab

    melakukan tindakan menutup tempat

    penyimpanan air (contoh: drum air, ember)

    di rumah. Pada pernyataan kedua sebanyak

    94,6% responden melakukan tindakan

    yang benar yakni menguburkan kaleng

    bekas, gelas plastik, maupun barang bekas

    lainnya yang dapat menampung air atau

    tidak membiarkannya berserahkan di

    sekitar rumah. Pada pernyataan ketiga

    sebanyak 100% responden menjawab

    menerima/membolehkan kegiatan

    penyemprotan (fogging) terhadap rumah

    dan lingkungan sekitar. Untuk pernyataan

    keempat menggunakan obat anti nyamuk

    (bakar, listirk, atau semprot) di rumah

    untuk menghindari gigitan

    nyamukresponden yang menjawab

    yasebanyak 86,3%.

    Responden yang memasang

    kawat/jaring (net) anti nyamuk di rumah

    sebanyak 9,6%, sedangkan responden

    yang tidak memasang kawat/jaring (net)

    anti nyamuk di rumah sebanyak 90,4% hal

    ini dikarenakan kurangnya kesadaran

    masyarakat, masyarakat lebih memilih

    tindakan pencegahan melalui

    penyemprotan atau menggunakan obat anti

    nyamuk. Kegiatan PSN dengan cara 3M

    ditambah dengan cara menghindari

    kebiasaan menggantung pakaian didalam

    rumah merupakan kegiatan yang mesti

    dilakukan untuk mengendalikan populasi

    nyamuk Aedes aegypti, sehingga penularan

    penyakit DBD dapat dicegah dan

    dikurangi (Suyasa, dkk, 2008).

  • 6

    Hubungan Antara Pengetahuan dengan

    Tindakan Pencegahan Penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD).

    Berdasarkan hasil pengolahan data di

    peroleh nilai probabilitas p = 0,14, maka

    dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

    hubungan yang bermakna antara

    pengetahuan dengan tindakan pencegahan

    penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

    pada masyarakat batu kota lingungan III

    kota Manado.

    Hasil ini sama dengan penelitian

    yang dilakakukan oleh Lerik, dkk (2008),

    di Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo

    Kota Kupang yang juga menyatakan

    bahwa tidak terdapat hubungan antara

    pengetahuan dengan tindakan pencegahan

    penyakit Demam Berdarah Dengue

    (DBD). Menurut Lerik, dkk (2008),

    pengetahuan yang baik belumlah

    mempunyai peranan penting untuk

    tindakan yang baik, karena sangat sulit

    untuk mengubah perilaku seseorang.

    Namun, pada kenyataannya masyarakat di

    kelurahan Batu Kota lingkungan III telah

    mengetahui tentangcara penularan

    penyakit demam berdarah dengue

    karenadapat menjawab dengan baik

    sebanyak 100% responden. Dari hasil

    penelitian ini diketahui bahwa meskipun

    masyarakat telah mengetahui tentang cara

    penularan penyakit demam berdarah

    dengue belumlah menjamin bahwa

    masyarakat telah melakukan tindakan

    pencegahan DBD dengan baik karena pada

    pernyataan memasang kawat/jaring (net),

    responden yang tidak memasang

    kawat/jaring (net) anti nyamuk di rumah

    sebanyak 90,4% dan pada pernyataan

    membiarkan pakaian bergantungan

    didalam rumah sebanyak 63,1% responden

    menyatakan bahwa membiarkan pakaian

    bergantungan didalam rumah.

    Pengetahuan yang dimiliki oleh

    masyarakat tentang pencegahan DBD

    dapat membantu masyarakat untuk

    memahami tentang pentingnya pencegahan

    DBD, yaitu dengan melakukan tindakan-

    upaya pencegahan DBD seperti menjaga

    kebersihan lingkungan, menutup tempat

    penampungan air, menguras bak mandi,

    pemberian serbuk abate, dan lain

    sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2005),

    pengetahuan atau kognitif merupakan

    domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang (overt

    behavior) dan perilaku yang didasari oleh

    pengetahuan lebih langgeng daripada

    perilaku yang tidak didasari oleh

    pengetahuan. Dalam kasus DBD, tindakan

    pencegahan DBD dipengaruhi pula oleh

    tingkat pendidikan. Pendidikan yang

    semakin tinggi akan meningkatkan

    pengetahuan seseorang mengenai penyakit

    DBD dan cara-cara yang dapat ditempuh

    dalam upaya mencegah dan

    memberantasnya.

    Hubungan Antara Sikap dengan

    Tindakan Pencegahan Penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD).

    Berdasarkan hasil pengolahan datadi

    peroleh nilai probabilitas p = 0,01, maka

    dapat disimpulkan bahwa terdapat

    hubungan yang bermakna antara sikap

    dengan tindakan pencegahan penyakit

    Demam Berdarah Dengue (DBD) pada

    masyarakat batu kota lingkungan III kota

    Manado.

    Dari hasil ini secara keseluruhan

    dapat menggambarkan bahwa sebagian

    besar responden mempunyai sikap positif

    diikuti dengan perwujudan sikapnya dalam

    tindakan yang baik. Hasil penelitian ini

    sama dengan penelitian yang dilakukan

    oleh Suyanto dkk (2011) yang juga

    menyatakan bahwa terdapat hubungan

    antara sikap dengan tindakan pencegahan

    penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

    di Kelurahan Sangkrah Kota Surakarta.

    Hasil penelitian di atas sesuai

    dengan yang dikemukakan oleh

    Notoatmodjo bahwa seseorang yang

    bersikap baik akan mewujudkan praktik

    yangbaik dan untuk mewujudkan sikap

    agar menjadi suatu perbuatan atau

    tindakan yang nyata diperlukan anonym

    pendukung atau kondisi yang mendukung.

    Perilaku akan bersifat langgeng apabila

    perilaku tersebut didasari oleh kesadaran

  • 7

    dan sikap yang positif. Sikap bukan

    dibawa sejak lahir namun sikap dapat

    dibentuk dari adanya interaksi sosial yang

    dialami oleh responden.Dalam interaksi

    sosial tersebut terjadi hubungan timbal

    balik yang saling mempengaruhi diantara

    individu yang dapat mempengaruhi pola

    tindakan dan perilaku dalam berinteraksi

    dalam lingkungannya. (Notoatmodjo,

    2005)

    Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan

    pembahasan yang diperoleh maka dapat

    ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan

    pencegahan penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD) pada

    masyarakat Batu Kota Lingkungan

    III Kota Manado.

    2. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan

    penyakit Demam Berdarah Dengue

    (DBD) pada masyarakat Batu Kota

    Lingkungan III Kota Manado.

    Saran 1. Bagi Petugas kesehatan lebih

    meningkatkan perannya dalam

    memberikan penyuluhan kesehatan

    khususnya mengenai penyakit

    DBD dan cara pencegahan agar

    masyarakat tetap waspada.

    2. Bagi Masyarakat khususnya Masyarakat Batu Kota Lingkungan

    III yaitu menjaga lingkungan tetap

    bersih dan dapat berperan aktif

    dalam pemberantasan penyakit

    DBD melalui kegiatan PSN dengan

    melakukan 3M Plus secara teratur.

    3. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut

    mengenai faktor-faktor lain yang

    belum diteliti yang berhubungan

    dengan keberadaan jentik vektor

    DBD.

    DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012.Profil Puskesmas

    Bahu.Manado.

    Anugerahwati, Farida I. 2012.Hubungan

    Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

    Penyakit DHF Dengan Prevalensi

    DHF. Jurnal Ilmiah Keperawatan

    STIKES Hang Tuah Surabaya

    Volume 3 Nomer 2/April 2012

    (Online).

    (http://lp3msht.files.wordpress.com/2

    013/01/pdf-jurnal-9.pdf diakses pada

    2 Agustus 2013.

    Depkes RI. 2011. Informasi Umum

    Demam Berdarah Dengue.Ditjen PP

    dan PL, Kementerian Kesehatan RI.

    Jakarta.

    Kurniawati.2008. Hubungan Pengetahuan

    Masyarakat tentang Penyakit Demam

    Berdarah Dengue dengan Perilaku

    3M (Menguras, Menutup dan

    Menimbun) di Desa Keramat Watu

    Kabupaten Serang 2008.Skripsi.

    Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Indonusa Esa Unggul.

    Lerik M, Marni. 2008. Hubungan Antara

    Pengetahuan Dan Sikap Dengan

    Praktik Ibu Rumah Tangga Dalam

    Pemberantasan Sarang Nyamuk

    Demam Berdarah Dengue (PSN-

    DBD) Di Kelurahan Oebufu

    Kecamatan Oebobo Kota Kupang

    2008.MKM Vol. 03 No. 01 Juni 2008

    (Online)

    (http://mediakesehatanmasyarakat.file

    s.wordpress.com/2012/06/jurnal-

    5.pdf) diakses pada 1 Agustus 2013

    Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan

    Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

    Cipta

    Sari D,Darnoto S. 2012.Hubungan

    Breeding Place Dan Perilaku

    Masyarakat Dengan Keberadaan

    Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak

    Sipat Kecamatan Ngemplak

    Kabupaten Boyolali.Jurnal Kesehatan,

    ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2,

    Desember 2012: 103 109. (Online) (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr

    eam/handle/123456789/3279/2.%20D

    HINA%20SARI.pdf?sequence=1

    diakses pada 7 Agustus 2013.

  • 8

    Santoso, Budiyanto A. 2008. Hubungan

    Pengetahuan Sikap dan Perilaku

    (PSP) Masyarakat Terhadap Vektor

    DBD Di Kota Palembang Provinsi

    Sumatera Selatan.Jurnal Ekologi

    Kesehatan Vol. 7 No. 2, Agustus 2008

    : 732 739. (Online)(http://jurnal.usu.ac.id/index.

    php/lkk/article/view/1217/617 diakses

    pada 2 Agustus 2013

    Sembel. D. 2009. Entomologi Kedokteran.

    Yogyakarta: Andi

    Sitio, A. 2008.Hubungan Perilaku

    Tentang Pemberantasan Sarang

    Nyamuk Dan Kebiasaan Keluarga

    Dengan Kejadian Demam Berdarah

    Dengue Di Kecamatan Medan

    Perjuangan Di Kota Medan Tahun

    2008. Semarang: Tesis Program Studi

    Magister Kesehatan Lingkungan

    Universitas Diponegoro.

    Suyanto, Darnoto S, Astuti D.

    2011.Hubungan Pengetahuan Dan

    Sikap Dengan Praktek Pengendalian

    Nyamuk Aedes aegypti Di Kelurahan

    Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon

    Kota Surakarta.Jurnal Kesehatan,

    ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni

    2011: 1-13. (Online)

    (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr

    eam/handle/123456789/2930/1.%20S

    UYANTO.pdf?sequence=1diakses

    pada 19 Juli 2013.

    Suyasa, Putra A, Aryanta R. 2008.

    Hubungan Faktor Lingkungan dan

    Perilaku Masyarakat dengan

    Keberadaan Vektor Demam Berdarah

    Dengue (DBD) di Wilayah Kerja

    Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal

    Kesehatan, ISSN: 1907-5626.

    (Online)

    (http://ojs.unud.ac.id/index.php/ECO

    TROPHIC/article/download/2484/171

    2 diakses pada 19 Juli 2013.

    Waris L, Yuana W. 2012. Pengetahuan

    dan Perilaku Masyarakat Terhadap

    Demam Berdarah Dengue di

    Kecamatan Batulicin Kabupaten

    Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan

    Selatan.Jurnal Buski Vol. 4, No. 3,

    Juni 2013, Hal.144-149.

    (Online)(http://ejournal.litbang.depke

    s.go.id/index.php/buski/article/view/3

    233/3204) di akses pada 26

    September 2013.

  • 9