jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382cd... · web...

16
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MIND MAP BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 2 SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL Lailatul Maqfiroh 1 Herawati Susilo 2 Avia Riza Dwi Kurnia 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: [email protected] Abstrak: Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA BSS dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran menggunakan Mind Map Berbasis Lesson Study. Analisis data bersifat kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan data secara lengkap melalui paparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis Lesson Study dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA BSS. Kata Kunci: Mind Map, Lesson Study, Motivasi Belajar, Hasil Belajar. Abstract: In order to increase the motivation and biology achievement of grade 11 th students science 2 of BSS Senior High School, this present study implemented the use of Mind Map based on Lesson Study. Data analysis in this experiment is qualitative is used to describe the data completely through several stages of exposure data, and drawing conclusions.The conclusion that learning by using Mind Map based on LS increasing students’ motivation and achievement in learning Biology grade 11 th students science 2 of BSS Senior High School. Keywords: Mind Map, Lesson Study, Motivation Learning, Achievement. Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segara tercapai. Salah satu tujuan Pendidikan Nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam 1 Lailatul Maqfiroh adalah mahasiswi Jurusan Biologi angkatan 2009 Universitas Negeri Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi dengan judul yang sama pada program Sarjana Pendidikan. 2 Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D adalah Dosen Biologi. 3 Avia Riza Dwi Kurnia, S.P., M.Pd adalah Dosen Biologi 1

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MIND MAP BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 2 SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL

Lailatul Maqfiroh1

Herawati Susilo2

Avia Riza Dwi Kurnia3

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 MalangEmail: [email protected]

Abstrak: Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA BSS dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran menggunakan Mind Map Berbasis Lesson Study. Analisis data bersifat kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan data secara lengkap melalui paparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis Lesson Study dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA BSS.

Kata Kunci: Mind Map, Lesson Study, Motivasi Belajar, Hasil Belajar.

Abstract: In order to increase the motivation and biology achievement of grade 11th

students science 2 of BSS Senior High School, this present study implemented the use of Mind Map based on Lesson Study. Data analysis in this experiment is qualitative is used to describe the data completely through several stages of exposure data, and drawing conclusions.The conclusion that learning by using Mind Map based on LS increasing students’ motivation and achievement in learning Biology grade 11th students science 2 of BSS Senior High School.

Keywords: Mind Map, Lesson Study, Motivation Learning, Achievement.

Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segara tercapai. Salah satu tujuan Pendidikan Nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Proses pembelajaran memerlukan peranan otak yang memiliki kemampuan menyerap berbagai fakta. Beberapa metode dan teknik pembelajaran telah dilaksanakan oleh para guru untuk memberi sugesti positif kepada siswa dengan menempatkan siswa secara nyaman dalam ruangan yang sejuk, memasang poster, menyediakan beraneka ragam alat peraga, menonjolkan informasi yang sangat penting, dan lain-lain.

Hasil observasi di SMA Brawijaya Smart School Malang pada tanggal 23 Juli 2012 sampai dengan 26 Oktober 2012 menunjukkan bahwa guru telah menerapkan model kooperatif dalam proses pembelajarannya, akan tetapi metode yang digunakan masih belum mengasah kreativitas dan keaktifan siswa untuk memahami materi. Siswa lebih sering mengcopy-paste tentang materi dari internet tanpa mempertimbangkan tingkat kebenaran dan kedalaman materi.

Berdasarkan hasil angket model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction) pada saat observasi awal dilakukan, diperoleh nilai rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 3,03 dengan kriteria cukup, sedangkan nilai

1 Lailatul Maqfiroh adalah mahasiswi Jurusan Biologi angkatan 2009 Universitas Negeri Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi dengan judul yang sama pada program Sarjana Pendidikan.2 Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D adalah Dosen Biologi.3 Avia Riza Dwi Kurnia, S.P., M.Pd adalah Dosen Biologi

1

Page 2: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

2

ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 20%. Terdapat sekitar 16 dari 20 siswa yang nilainya tidak mencapai SKM, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar biologi siswa masih rendah. Hasil observasi dan wawancara bersama guru pamong dan siswa yang dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Januari 2013 juga menunjukkan bahwa guru telah memanfaatkan perkembangan teknologi, misalnya memanfaatkan komputer sebagai media menyampaikan materi pelajaran. Penyampaian materi dengan menggunakan teknologi dengan bantuan komputer melalui tayangan LCD terkadang membuat siswa merasa bosan karena siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran Biologi yang menarik memerlukan kegiatan yang orientasinya berpusat pada siswa dan mampu melatih siswa agar lebih kreatif dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Mind Map adalah alternatif yang diharapkan tepat untuk mewujudkan harapan tersebut. Mind Map merupakan pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear, yang menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut (Buzan, 2007).

Sebagai upaya dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa, perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru melalui kegiatan Lesson Study. Syamsuri dan Ibrohim (2011:19) menyatakan bahwa LS merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran dengan melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati, dan melakukan refleksi pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis Lesson Study untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berbasis LS yang

dilakukan guru dan mahasiswa dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang terdiri dari 2 siklus PTK. Pada siklus PTK yang pertama terdapat 3 siklus LS dengan 9 kali pertemuan dan pada siklus PTK yang kedua terdapat 2 siklus LS dengan 6 kali pertemuan. Terdapat 2 jenis data pada penelitian ini yakni berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data motivasi belajar merupakan data kualitatif, diperoleh melalui observasi hasil belajar, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket motivasi ARCS dan lembar observasi motivasi belajar siswa. Data hasil belajar berupa data kualitatif, diperoleh dari hasil post test, tes hasil belajar siswa di akhir bab, hasil pembuatan Mind Map, dan penilaian penampilan presentasi Mind Map. Data kuantitatif diubah menjadi kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, pembagian angket, dokumentasi proses pembelajaran, dan tes tulis yang tercermin dari instrumen penelitian seperti pada Tabel 1 berikut ini.Tabel 1 Instrumen Penelitian

No. Variabel Sumber Data Instrumen1. Pembelajaran

menggunakan Mind Map berbasis LS

Hasil monitoring tahap Plan, Do, See

Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan Mind Map

Lembar monitoring tahap Plan Lembar monitoring tahap Do Lembar monitoring tahap See Lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan Mind Map Hasil respon siswa terhadap

pembelajaran menggunakan Mind Map

Angket respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan Mind Map

2. Motivasi Hasil kuesioner motivasi siswa model ARCS

Hasil observasi motivasi siswa

Lembar angket (kuesioner) motivasi siswa model ARCS

Lembar observasi motivasi belajar

Page 3: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

3

siswa3. Hasil belajar

siswa kognitif psikomotor

Hasil penilaian Mind Map Hasil tes tulis Hasil postest Hasil penilaian psikomotor

Rubrik Penilaian Mind Map Soal tes tulis Soal postest Rubrik penilaian psikomotor

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung di kelas dalam

rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa yakni dimulai dari pemberian materi pembelajaran secara detail kepada siswa, selanjutnya siswa diberikan instruksi untuk membuat ringkasan materi dengan kreativitas mereka melalui Mind Map. Selama proses pembuatan Mind Map berlangsung, siswa bebas berkreasi dan menuangkan ide mereka. Melalui Mind Map tersebut, siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar dan mudah memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi mereka.A. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket motivasi belajar siswa yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Pada penelitian ini diperoleh fakta bahwa di awal sebelum tindakan, nilai rata-rata motivasi belajar Biologi siswa yakni sebesar 3,03 dengan kriteria cukup baik. Kemudian pembelajaran di siklus I dan II terjadi peningkatan nilai motivasi belajar Biologi siswa yakni menjadi 3,57 dan 4,53 dengan kriteria baik menjadi sangat baik. Hasil rincian data motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.Tabel 2 Ringkasan Nilai Rata-Rata Motivasi Awal dan Akhir Berdasarkan Aspeknya

Aspek Motivasi

Nilai Motivasi Belajar Siswa siklus I Nilai Motivasi Belajar Siswa siklus IIAwal Kriteria Akhir Kriteria Awal Kriteria Akhir Kriteria

A 3.34 Cukup baik 3,85 Baik 3,85 Baik 4,38 Baik R 3,95 Baik 4,32 Baik 4,32 Baik 4,52 Sangat Baik C 3,19 Cukup baik 3,79 Baik 3,79 Baik 4,55 Sangat BaikS 3,82 Baik 4,17 Baik 4,17 Baik 4,66 Sangat Baik

Rata-rata Nilai 3,57 4,03 4,03 4,53

KeteranganAspek Motivasi Kriteria MotivasiA : Attention (perhatian) 1,00 – 1,50= tidak baikR: Relevance (keterkaitan) 1,51 – 2,50= kurang baikC: Confidence (kepercayaan diri) 2,51 – 3,50= cukup baikS: Satisfaction (Kepuasan) 3,51 – 4,50= baik4,51 – 5,00= sangat baik

Berikut ini adalah pembahasan motivasi untuk setiap aspeknya.1. Attention (Perhatian)

Attention (Perhatian) siswa terlihat dari bagaimana siswa memperlihatkan rasa senang selama pembelajaran, rasa ingin tahu terhadap materi, perhatian terhadap tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Berdasarkan data terlihat bahwa pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis LS pada siklus I mampu menaikkan perhatian siswa terhadap pembelajaran yakni dari nilai awal sebesar 3,34 dengan kriteria cukup baik menjadi 3,85 di akhir pembelajaran dengan kriteria baik. Selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan nilai perhatian siswa terhadap pembelajaran yakni di awal sebesar 3,85 dan di akhir sebesar 4,38. Keduanya masuk ke dalam kriteria baik. Peningkatan nilai perhatian siswa tersebut karena siswa dianjurkan untuk melakukan hal baru yang belum pernah mereka coba yakni belajar melalui Mind Map. Selaras dengan pernyataan Suciati dan Irawan (2001:54-55) yang menyatakan bahwa perhatian siswa muncul didorong oleh rasa ingin tahu yang dapat dirangsang atau dipancing melalui

Page 4: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

4

elemen-elemen yang baru, aneh dan berbeda dengan yang sudah ada sehingga perhatian siswa tetap terpelihara selama pembelajaran.2. Relevance (Kerterkaitan)

Relevance (Kerterkaitan) ini terlihat dari kemempuan siswa memahami apa yang dipelajari dalam pembelajaran sesuai dengan keinginan, kesesuaian model belajar, mengaitkan pelajaran sesuai dengan kehidupan sehari-hari, perasaan terdorong dalam belajar, dan kegunaan materi ajar. Berdasarkan data terlihat bahwa pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis LS pada siklus I mampu menaikkan aspek keterkaitan siswa terhadap pembelajaran yakni dari nilai awal sebesar 3,95 menjadi 4,32 di akhir pembelajaran, keduanya menunjukkan kriteria baik. Selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan yakni di awal sebesar 4,32 dengan kriteria baik dan di akhir sebesar 4,52 yang menunjukkan kriteria sangat baik. Adanya materi ajar yang membahas mengenai sistem pernapasan dan sistem ekskresi menjadikan siswa mampu mengaitkan secara langsung materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Suciati dan Irawan (2001:56) menyatakan bahwa keterkaitan menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.3. Confidence (Percaya Diri)

Confidence (Percaya Diri) siswa terlihat dari keyakinan dapat memahami materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi, keyakinan akan berhasil, keyakinan terhadap materi pelajaran, cita-cita, kesanggupan dan kerja keras. Berdasarkan data terlihat bahwa pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis LS pada siklus I mampu menaikkan percaya diri siswa terhadap pembelajaran yakni dari nilai awal sebesar 3,19 dengan kriteria cukup baik menjadi 3,79 di akhir pembelajaran yang menunjukkan kriteria baik. Selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan yakni di awal sebesar 3,79 dengan kriteria baik dan di akhir sebesar 4,5 dengan kriteria sangat baik. Kepercayaan diri siswa dibelajarkan dengan pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis LS mampu tumbuh seiring rasa senang selama pembelajaran dan pemahaman mereka terhadap materi. 4. Satisfaction (Kepuasan)

Satisfaction (Kepuasan) terlihat dari kepuasan siswa terhadap hasil belajar, senang atas pujian yang diberikan guru, kesediaan membantu teman, kehadiran di kelas, keinginan berprestasi, kesenangan belajar, dan sebagainya. Berdasarkan data terlihat bahwa penggunaan Mind Map melalui LS pada siklus I mampu menaikkan kepuasan yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran yakni dari nilai awal sebesar 3,82 menjadi 4,17 di akhir pembelajaran yang keduanya memiliki kriteria baik. Selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan yakni di awal sebesar 4,17 dengan kriteria baik dan di akhir sebesar 4,66 yakni tergolong ke dalam kriteria sangat baik.

Selain dengan menggunakan angket ARCS, motivasi belajar juga diukur dengan menggunakan lembar motivasi belajar berdasarkan 10 aspek. Rincian hasil persentase nilai motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.Tabel 3 Hasil Persentase Nilai Motivasi Belajar Siswa

Siklus Aspek a b c d e f g h i j Persentase rata-rata

I Rata-rataPer aspek 71% 47% 23% 47% 33% 43% 38% 28% 38% 14% 38,2%

II Rata-rataPer aspek 86% 71% 43% 71% 47% 67% 71% 43% 76% 67% 64,2%

Keterangan:a: Siswa mau mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Page 5: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

5

b: Siswa mengajukan pertanyaanc: Siswa menjawab pertanyaan gurud: Siswa semangat dalam mengerjakan tugase: Siswa mengemukakan idenya baik secara langsung maupun saat pembuatan Mind Mapf: Siswa berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompokg: Siswa menunjukkan sikap ingin tau dengan bertanyah: Siswa terlihat berseri-seri saat belajari: Siswa tidak mengantuk selama kegiatan belajarj: Siswa terlihat semangat mengerjakan postest

Hasil pengukuran aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru pada siklus I sebesar 71% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86%. Peningkatan tersebut karena siswa pada siklus I siswa masih banyak yang berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi, sehingga siswa tidak dapat menerima materi dengan baik. Hasil pengukuran aspek mengajukan pertanyaan pada siklus I yakni sebesar 47%, mengalami peningkatan menjadi 71%. Peningkatan tersebut terjadi karena pada siklus I siswa masih kurang memiliki rasa percaya diri, pada siklus II percaya diri siswa telah tumbuh lebih besar. Hasil pengukuran aspek menjawab pertanyaan dari guru menunjukkan pada siklus I sebesar 23% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 43%. Peningkatan tersebut karena pada siklus I siswa masih kurang berani dan kurang percaya diri sehingga kemampuan menjawab pertanyaan mereka rendah, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan karena mereka telah dilatih oleh guru untuk terbiasa menjawab pertanyaan. Hasil pengukuran aspek semangat dalam mengerjakan tugas, dalam hal ini tugas yang dimaksud adalah membuat Mind Map, menunjukkan pada siklus I sebesar 47% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 71%. Peningkatan tersebut karena pada siklus II siswa telah terlatih membuat Mind Map dan telah memahami kriteria dalam pembuatannya.

Hasil pengukuran aspek mengemukakan ide baik secara langsung maupun saat pembuatan Mind Map menunjukkan pada siklus I sebesar 33% dan pada siklus II meningkat menjadi 47%. Peningkatan tersebut karena pada siklus II siswa sudah terbiasa membuat Mind Map. Hasil pengukuran aspek berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok menunjukkan pada siklus I sebesar 43% dan pada siklus II meningkat menjadi 67%. Peningkatan tersebut karena pada siklus I siswa masih belum terbiasa dapat bekerja dan menuangkan ide-idenya secara kelompok, sehingga indivialisme mereka masih tinggi. Hasil pengukuran aspek menunjukkan sikap ingin tahu dengan bertanya yakni pada siklus I sebesar 38% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 71%. Peningkatan ini karena pada siklus II siswa telah lebih percaya diri dan berpikir kritis. Hasil pengukuran aspek siswa terlihat berseri-seri saat belajar menunjukkan pada siklus I sebesar 28% dan siklus II meningkat menjadi 43%. Peningkatan ini terjadi karena pada siklus I siswa masih bingung terhadap kriteria yang diperlukan dalam pembuatan Mind Map.

Hasil pengukuran aspek tidak mengantuk selama kegiatan belajar sebesar 28% dan pada siklus II meningkat menjadi 76%. Peningkatan ini terjadi karena pada siklus II siswa terlihat lebih dapat memahami materi dibandingkan dengan siklus I, selain itu telah diberikan sedikit variasi perubahan sistem pemberian materi oleh guru dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan materi kepada teman-temannya. Hasil pengukuran aspek semangat mengerjakan post test sebesar 14% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 67%. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah terbiasa dengan model soal yang diberikan, sehingga mereka mengerti dan mudah dalam belajar. Selain itu, siswa juga terlihat lebih tertarik dengan materi siklus II dibandingkan dengan siklus I.

Hasil observasi diatas menunjukkan bahwa persentase rata-rata motivasi belajar biologi siswa pada siklus I yakni sebesar 38,2% menunjukkan bahwa

Page 6: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

6

motivasi belajar biologi siswa masih kurang. Selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 64,2% yang menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sudah baik. Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Mind Map memiliki kepuasan lebih tinggi karena belajar dengan menggunakan Mind Map tidak membosankan, mampu mengasah kreativitas siswa dan juga menyenangkan. Adanya presentasi Mind Map juga semakin mengasah kemampuan siswa untuk berpendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan sehingga dapat menumbuhkan kepuasan siswa, dengan kepuasan inilah motivasi siswa akan muncul.B. Hasil Belajar

Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini terdiri dari kognitif dan psikomotor. Keduanya, masing-masing baik kognitif maupun psikomotor mengalami peningkatan nilai rata-rata. Pada awal observasi, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan yakni sebesar 64,6. Kemudian pada siklus I, meningkat menjadi 77,75. Nilai tersebut merupakan gabungan dari nilai Mind Map, postest, dan tes akhir atau ulangan harian. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kognitif siswa pada siklus II, maka terlihat adanya peningkatan kembali yakni pada siklus II mencapai 86,22. Rincian nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.Tabel 4 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Dalam aspek ini pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif dalam proses pengajaran. Nilai hasil ketuntasan belajar klasikal siswa juga mengalami peningkatan dari 20% di awal, kemudian pada siklus I sebesar 61,90% dan pada siklus II sebesar 85,71%. Rincian jumlah ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.Tabel 5 Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa

= 61,90%

= 85,71%Pada awal dan siklus I, ketuntasan belajar siswa belum mampu memenuhi

KKM SMA BSS yang membatasi minimal 75% siswa tuntas dalam pembelajaran Biologi, hal ini disebabkan oleh nilai post test siswa yang kurang baik sehingga hasil berpengaruh pada nilai rata-rata kognitif. Data hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan nilai rata-rata psikomotor siswa yakni dari 73,21 pada siklus I menjadi 81,14 pada siklus II. Peningkatan nilai ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan anggota kelompok. Seperti yang dinyatakan oleh Sardiman (1986:24) bahwa belajar akan lebih

Siklus Post test 1

Mind Map 1

Post test 2

Mind Map 2

Post test 3

Mind Map 3

Nilai UH

Nilai Akhir

I 77,4 73,5 59,6 81,90 73,89 75,85 73,80 74,31

II 76,95 87,04 80,04 81,57 - - 87,80 86,22

Ketuntasan Belajar Siswa Jumlah SiswaSiklus I Siklus II

Siswa Tuntas Belajar 13 18Siswa Tidak Tuntas Belajar 8 3

Page 7: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

7

mantap dan efektif apabila didorong dengan motivasi. Hal ini selaras dengan pernyataan Rohani (2004:15) bahwa suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendorong partisipasi siswa, sehingga pembelajaran berlangsung baik. Data rincian nilai psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.Tabel 6 Data Nilai Psikomotor Siswa

Siklus Presentasi 1 Presentasi 2 Presentasi 3 Rata-Rata NilaiI 70,47 74,33 74,85 73,21II 79,57 82,71 - 81,14

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan Mind Map melalui Lesson Study di SMA BSS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2. Keberhasilan penelitian ini dapat terjadi karena pembelajaran yang telah dirancang dapat dilaksanakan dengan baik sesuai rencana, baik proses pembelajaran maupun penilaiannya. Keberhasilan ini dapat dilihat dari peningkatan persentase dari tiap-tiap aspek dalam pembelajaran tersebut, yakni keterlaksanaan pembelajaran, motivasi belajar, dan hasil belajar biologi siswa.C. Keterlaksanaan Penggunaan Mind Map

Penilaian keterlaksanaan penggunaan Mind Map ini dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar keterlaksanaan. Aspek yang dinilai yakni mengenai kegiatan siswa saat mulai berkonsentrasi dan tidak berkonsentrasi. Berdasarkan observasi, diperoleh hasil persentase yang meningkat antara siklus I dan siklus II seperti yang terlihat pada Tabel 7 brikut ini. Tabel 7 Data Persentase Rata-Rata Keterlaksanaan Mind Map

Persentase Keterlaksanaan

Mind Map

Pertemuan 1-3

Pertemuan 4-6

Pertemuan 7-9

Pertemuan 10-12

Pertemuan 13-15

Observer 1 69% 77% 85% 85% 85%Observer 2 77% 85% 85% 85% 92%Observer 3 77% 77% 77% 85% 92%Rata-rata 74% 80% 82% 85% 90%

Rata-rata akhir 79% 87.5%Hasil persentase rata-rata akhir pada siklus I yakni sebesar 79% kemudian

pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,5%. Masalah yang ditemukan saat siswa tidak lagi dapat berkonsentrasi ketika pembelajaran adalah adanya siswa yang mengantuk, mengobrol dengan teman sebangkunya, dan bermain-main di dalam kelas sehingga siswa tidak dapat fokus lagi.D. Keterlaksanaan Lesson Study

Kegiatan Lessson Study dinilai keterlaksanaannya melalui lembar monitoring pada tiap tahapannya, yakni plan, do dan see. Berdasarkan penilaian, dijabarkan hasil persentase rata-rata keterlaksanaan Lesson Study pada Tabel 8 berikut ini.Tabel 8 Data Persentase Rata-Rata Keterlaksanaan Lesson Study

Persentase Keterlaksanaan

Mind Map

Pertemuan 1-3

Pertemuan 4-6

Pertemuan 7-9

Pertemuan 10-12

Pertemuan 13-15

Plan 84% 88% 71% 100% 100%Do 78% 76% 79% 88% 88%See 63% 70% 70% 88% 80%

Rata-rata 75% 78% 73% 92% 89%Rata-rata akhir 75% 90%

Berdasarkan hasil diketahui bahwa rata-rata taraf keterlaksanaanya pada siklus I sebesar 74% dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. Dari hal tersebut

Page 8: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

8

terlihat bahwa Lesson Study telah dilaksanakan dengan baik. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat didasarkan pada manfaat LS itu sendiri, menurut Syamsuri (2008) beberapa manfaat studi pembelajaran (LS) antara lain membantu guru dalam belajar mengobservasi dan memberikan saran, membuat guru lebih memahami kurikulum, urutan dan kedalaman materi, membantu guru untuk menolong agar siswa belajar, memahami bagaimana siswa berpikir dan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I ditemukan beberapa hal yakni pada setiap tahap baik plan, do dan see hampir keseluruhan aspek dapat terlaksana dengan baik. Namun masih terdapat beberapa kekurangan yakni pada tahap plan masih ada aspek pelaksanaan diskusi dan jenis evaluasi yang belum dapat dilaksanakan dengan baik. Pada tahap do, diskusi kelompok dalam pembuatan Mind Map masih kurang dapat berjalan lancar, dan tahap see para observer masih kurang mampu menceritakan pengalaman mereka yang sebenarnya hal tersebut dapat bermanfaat bagi anggota LS lainnya. Sedangkan pada siklus II ditemukan fakta antara lain yakni berdasarkan penilaian monitoring, aspek tahap plan secara keseluruhan telah dapat terlaksana dengan baik. Pada tahap do, masih ada kelompok yang kurang dapat berdiskusi lancar ketika membuat Mind Map maupun saat presentasi. Tahap see, ada anggota LS yang bersedia berbagi cerita pengalamannya sehingga diindikasikan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.E. Angket Balikan Respon Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran

dengan Penggunaan Mind MapRespon siswa terhadap pelaksanaan penggunaan Mind Map dapat

diketahui dari angket balikan siswa yang diberikan pada awal dan akhir siklus I dan II. Data hasil angket balikan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan Mind Map pertanyaan pertama, apakah siswa dapat memahami uraian materi yang diberikan oleh guru dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 Grafik Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Mind Map Pertanyaan: Apakah kamu dapat memahami uraian materi yang diberikan oleh guru?

Berdasarkan Gambar 1, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada siklus I persentase tertinggi siswa menjawab dapat yakni mencapai 100%. Hal ini karena siswa merasa materi awal yang dijelaskan guru tergolong mudah untuk dipahami, yakni tentang organ pernapasan. Pada siklus II persentase tertinggi siswa menjawab dapat mencapai 82%. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan siklus I. Hal ini karena pada siklus II materi dibahas lebih rumit bagi siswa. Data hasil angket balikan respon siswa pertanyaan kedua, apakah siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2 Grafik Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Mind Map Pertanyaan: Apakah kamu dapat menyelesaikan tugas atau kegiatan yang diberikan dengan baik?

Berdasarkan Gambar 2, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada siklus I persentase tertinggi siswa menjawab dapat yakni mencapai 81%.

Page 9: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

9

Sedangkan pada siklus II persentase tertinggi siswa menjawab dapat yakni mencapai 90%. Penyelesaian tugas yang dimaksud adalah tugas membuat Mind Map. Pada siklus I siswa masih belum terbiasa membuat Mind Map dan masih bingung dengan kriteria yang harus diperhatikan. Data hasil angket balikan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Mind Map pertanyaan ketiga, dengan pertanyaan apakah siswa dapat memahami petunjuk kerja dari guru untuk pembuatan Mind Map dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3 Grafik Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Mind Map Pertanyaan: Apakah kamu dapat memahami petunjuk kerja dari guru ketika melakukan pembuatan Mind Map?

Berdasarkan Gambar 3, diperoleh hasil bahwa pada siklus I dan II persentase tertinggi siswa yang menjawab dapat yakni mencapai 91%. Berdasarkan kesamaan nilai persentase tersebut, untuk mengetahui pada siklus mana kah yang lebih rendah persentasenya dapat dilihat nilai persentase pada pertemuan lainnya dalam siklus. Pada siklus I, persentase jawaban dapat pada pertemuan awal yakni hanya mencapai 73%, sedangkan pada siklus II yakni mencapai 90%. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa persentase jawaban dapat dari siswa pada siklus II lebih tinggi jika dibandingkan dengan siklus I. Data hasil angket balikan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Mind Map pertanyaan keempat, dengan pertanyaan apakah siswa dapat saling belajar dengan melakukan diskusi bersama dengan teman dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4 Grafik Respon Siswa Terhadap Pemelajaran Menggunakan Mind MapPertanyaan: Apakah kamu dapat saling belajar dengan melakukan diskusi bersama dengan temanmu?

Berdasarkan Gambar 4, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada siklus I persentase tertinggi siswa yang menjawab dapat yakni mencapai 96%. Sedangkan pada siklus II mencapai 89%. Pada siklus I hasil menunjukkan nilai persentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan siklus II. Hal ini karena pada siklus I tepatnya pada pertemuan 1-3, materi yang dibahas adalah tentang organ pernapasan yang dianggap siswa lebih mudah. Data hasil angket balikan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Mind Map pada pertanyaan kelima, dengan pertanyaan apakah pembelajaran hari ini dapat memberi motivasi kepada siswa untuk belajar biologi lebih baik lagi dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

Page 10: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel11787770382CD... · Web viewUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: leyla.maghfera@gmail.com Abstrak:

10

Gambar 5 Grafik Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Mind MapPertanyaan: Apakah pembelajaran hari ini dapat memberimu motivasi untuk belajar Biologi lebih baik lagi?

Berdasarkan Gambar 5, diperoleh hasil bahwa pada siklus I persentase tertinggi siswa yang menjawab dapat yakni mencapai 83% pada pertemuan ke 7-9. Sedangkan pada siklus II yakni 97% pada pertemuan ke 13-15. Berdasarkan data, pertemuan ke 13-15 materi yang dibahas adalah sistem ekskresi hewan, siswa lebih merasa kesulitan dengan materi tersebut dibanding materi sebelumnya

KESIMPULANBerdasarkan hasil paparan dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.1. Pembelajaran menggunakan Mind Map berbasis Lesson Study dapat

meningkatkan motivasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA BSS. Terlihat sebelum tindakan nilai motivasi belajar Biologi siswa sebesar 3.03 dengan kriteria cukup baik. Pada siklus I meningkat menjadi 3,57 dengan kriteria baik dan siklus II menjadi 4,53 dengan kriteria sangat baik.

2. Penggunaan Mind Map melalui Lesson Study dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA BSS. Berdasarkan data sebelum tindakan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 20% , kemudian pada siklus I, diperoleh hasil 61,90% dan pada siklus II meningkat menjadi 85,71%.

3. Hasil pelaksanaan pembelajaran menggunakan Mind Map diperoleh taraf keterlaksanaan pada siklus I yakni sebesar 79% kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,5%.

4. Rata-rata taraf keterlaksanaan Lesson Study pada siklus I sebesar 74% dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa Lesson Study telah dilaksanakan dengan baik.

SARANBerdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diberikan

antara lain yakni sebaiknya kegiatan LS ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini penting dilakukan agar guru model dapat semakin kompeten dalam menumbuhkan minat dan hasil belajar siswanya. Serta diharapkan terjadi perubahan aktivitas belajar dari siswa maupun kegiatan mengajar dari guru.

DAFTAR RUJUKANBuzan, T. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suciati & Irawan P. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: PAU-PPAI, UT

Syamsuri, I., & Ibrohim. 2011. Lesson study (Study Pembelajaran). Malang: UM Press.