jurnal wawasan manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/jwm vol 1 no 3.pdf · seberapa...

150
JWM Jurnal Wawasan Manajemen ISSN 2337-5191 Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013 DAFTAR ISI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL, MOTIVASI INTRINSIK, DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER (Studi pada Dokter Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin) ª Agustina Rahmah, Ahmad Alim Bachri & Anna Nur Faidah.......................... 299 PENGARUH MOTIVASI, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN LAPANGAN (Studi Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia) ª Muhammad Fachru Rozy & Hastin Umi Anisah ............................................. 323 PENGARUH PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK (Studi Pada Frontliner Bakti BCA KCU Banjarmasin) ª Elaine Tjeng, Laila Refiana Said & Wimby Wandary ..................................... 349 PENILAIANTINGKATKESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RISIKO (Risk-Based Bank Rating) ª Masnawati, Meina Wulansari Yusniar & Abdul Hadi ..................................... 365 ANALISIS BELANJA ONLINE MELALUI SMARTPHONE DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL ª Nining Heriyanti, M. Riza Firdaus & Rusmiyati ............................................ 383

Upload: ngokhanh

Post on 27-May-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

JWMJurnal Wawasan Manajemen

ISSN 2337-5191Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

DAFTAR ISI

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL, MOTIVASI INTRINSIK, DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER (Studi pada Dokter Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin)

ª Agustina Rahmah, Ahmad Alim Bachri & Anna Nur Faidah .......................... 299

PENGARUH MOTIVASI, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN LAPANGAN (Studi Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia)

ª Muhammad Fachru Rozy & Hastin Umi Anisah ............................................. 323

PENGARUH PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK (Studi Pada Frontliner Bakti BCA KCU Banjarmasin)

ª Elaine Tjeng, Laila Refiana Said & Wimby Wandary ..................................... 349

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RISIKO (Risk-Based Bank Rating)

ª Masnawati, Meina Wulansari Yusniar & Abdul Hadi ..................................... 365

ANALISIS BELANJA ONLINE MELALUI SMARTPHONE DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

ª Nining Heriyanti, M. Riza Firdaus & Rusmiyati ............................................ 383

Page 2: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia)

ª Zanera Saroh Firdausya, Fifi Swandari & Widyar Effendi ............................. 407

KOREKSI BIAS BETA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012

ª Indah Saptorini & Fifi Swandari ..................................................................... 425

Page 3: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

299

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL,MOTIVASI INTRINSIK,DAN MOTIVASI EKSTRINSIK

TERHADAP KINERJA DOKTER(Studi pada Dokter Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin)

Agustina Rahmah(Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin)

Ahmad Alim Bachri(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Anna Nur Faidah(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This research aimed to know and analyse influence of organizational commitment, intrinsic motivation, and extrinsic motivation either partial and simultaneus on doctor’s performance in Ulin hospital region general service office Banjarmasin.

The purpose of this study is explanatory research. Research sample stipulating technique that used stratified proporsional random sampling, got research sample as much as 112 respondents from population 157 person. Data analysis with multiple linear regression analysis, uses SPSS 17.0 program.

Result of F test and t test indicate that organizational commitment, intrinsic motivation, and extrinsic motivation have positive and significant influence on doctor’s performance either through partial and simultaneous. Intrinsic motivation have biggest influence on doctor’s performance, caught up by extrinsic motivation and organizational commitment.

Keywords :

organizational commitment, intrinsic motivation, extrinsic motivation, and doctor’s performance.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.

Page 4: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

300 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Teknik penetapan sampel penelitian menggunakan stratified proporsional random sampling, didapatkan sampel penelitian sebanyak 112 responden dari populasi 157 orang. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 17.0.

Hasil uji F dan uji t menunjukkan bahwa komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter baik secara parsial maupun secara simultan. Motivasi intrinsik mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap kinerja dokter, disusul oleh motivasi ekstrinsik dan komitmen organisasional.

Kata kunci :

komitmen organisasional, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan kinerja dokter.

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi-fungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam memberikan pelayanan kepada pasien (Ilyas, 2004:3).

Dampak dari kebijakan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ulin Banjarmasin dari SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) berubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) adalah rumah sakit berkesempatan untuk mendapatkan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan rumah sakit secara cepat dan untuk menghasilkan pelayanan yang lebih bermutu. Rumah sakit juga diminta untuk memberikan pelayanan dengan standar pelayanan yang telah disepakati, merencanakan kegiatan dengan baik untuk menjamin penggunaan sumber daya secara optimal dengan indikator keberhasilan yang jelas, menerapkan sistem keuangan yang menjamin transparansi dan akuntabilitas, serta memiliki tata aturan internal yang transparan (Permana et al., 2008:1)

Suatu yang menarik mengamati ancaman pasar bebas di sektor kesehatan yang sedang kita hadapi pada era global, terbukanya pasar bebas berakibat tingginya kompetisi di sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta dan asing akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka. Masyarakat menuntut rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan bermutu, dengan biaya terjangkau. Arus demokratisasi dan peningkatan supremasi hukum dengan diberlakukannya UU Perlindungan Konsumen menuntut pengelolaan rumah sakit yang lebih bertanggung jawab, bermutu, dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati (Ilyas, 2004:1).

Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Ulin Banjarmasin Dr.dr. H. Muhammad Isa, Sp.P, mendapatkan bahwa komplain pasien terhadap dokter yang masih tinggi disebabkan karena komitmen dokter pada RSUD Ulin Banjarmasin yang masih

Page 5: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 301

rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dokter juga bekerja diluar RSUD Ulin Banjarmasin. Pihak manajemen rumah sakit harus lebih memperhatikan pemenuhan apa yang menjadi kebutuhan dokter dan dapat memotivasi dokter dalam bekerja. Manajemen harus memperhatikan hal-hal yang merupakan motivasi ekstrinsik dokter tidak hanya uang jasa medis dokter, tetapi juga bagaimana dukungan manajemen terhadap dokter, lingkungan kerja dan peralatan medis yang mendukung kinerja dokter, serta meningkatkan motivasi intrinsik dan komitmen dokter terhadap RSUD Ulin Banjarmasin. Dokter harus menyadari tanggungjawabnya sebagai seorang pegawai negeri sipil (data primer, 2013).

Wawancara dengan kepala instalasi rawat inap bedah RSUD Ulin Banjarmasin H. Alfiannoor Pahri, S.Kep. mendapatkan bahwa penjadwalan operasi elektif pasien (operasi yang direncanakan) di Poliklinik Bedah untuk ruang perawatan Kelas 3 dan Kelas 2 rata-rata antara 1 sampai 2 bulan, jauh lebih lama dibandingkan penjadwalan operasi elektif ketika pasien dirawat di Kelas Utama atau Ruang Aster (VIP) yang dapat segera dilakukan tindakan bedah karena pasien membayar jasa medis dokter dan biaya lainnya lebih mahal daripada jika dirawat di ruang perawatan lain. Hal ini harus menjadi perhatian serius dari manajemen rumah sakit untuk mengurangi waktu tunggu operasi yang terlalu lama, dan bagaimana meningkatkan komitmen dan motivasi dokter untuk lebih meningkatkan kinerja dokter (data primer, 2013).

Research gap pada penelitian ini juga ditemukan pada penelitian Trang et al. (2013: 12-25); Syauta et al. (2012: 69-76); Qaisar, Rehman, dan Suffyan (2012: 248-255); Widyaningrum (2011: 228-235); Darolia et al.(2010: 69-78); dan Hariyanti dan Primawestri (2010: 1-5) yang menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, tetapi penelitian yang dilakukan Fithriani (2012: 86) menemukan bahwa komitmen organisasional mempunyai pengaruh negatif dengan kinerja dosen. Penelitian yang dilakukan Darolia et al.(2010: 69-78) serta penelitian Trang et al.(2013: 12-25) menemukan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berpengaruh positif terhadap kinerja, dimana motivasi ekstrinsik lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja dibandingkan motivasi intrinsik. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavia (2012) menemukan bahwa motivasi intrinsik berpengaruh positif terhadap kinerja, tetapi motivasi ekstrinsik tidak berpengaruh terhadap kinerja, sebaliknya penelitian Muslih (2012) menemukan bahwa motivasi ekstrinsik yang berpengaruh positif terhadap kinerja sedangkan motivasi intrinsik tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Berdasarkan latar belakang dan research gap di atas maka didapat research question : “Seberapa besar pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin?”

Perumusan Masalah :1. Seberapa besar pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja dokter pada

Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin?2. Seberapa besar pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja dokter pada Rumah

Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin?3. Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter pada Rumah

Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin?

Page 6: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

302 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

4. Seberapa besar pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik secara bersama-sama terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin?

Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional terhadap

kinerja dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja

dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja

dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional, motivasi

intrinsik, dan motivasi ekstrinsik secara bersama-sama terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.

Manfaat Penelitian1. Secara akademis, memberikan bukti secara empiris tentang pengaruh komitmen

organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter.2. Menjadi masukan bagi peneliti sendiri dan bagi peneliti selanjutnya dalam bidang

manajemen sumber daya manusia mengenai pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter.

3. Sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan organisasi RSUD Ulin Banjarmasin terutama yang berkaitan dengan pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter.

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

A. Komitmen organisasionalKomitmen organisasional (organizational commitment) adalah tingkat sampai

dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasi, serta berkeinginan untuk tinggal bersama dengan organisasi tersebut (Mathis dan Jackson, 2006: 122). Komitmen organisasional merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan merupakan suatu proses terus-menerus, dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap kesuksesan organisasi serta nama baik organisasi (Luthans, 1992 : 147).

Allen dan Meyer (1991:64-67) membagi komitmen organisasional menjadi tiga komponen, yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment.

Page 7: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 303

B. MotivasiHasibuan (2003:219) berpendapat bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi menurut Robbins dan Coulter (2004:456) adalah kerelaan untuk melakukan usaha-usaha tingkat tinggi guna mencapai tujuan-tujuan organisasi, dipersyaratkan oleh kemampuan usaha tadi untuk memuaskan kebutuhan individu tertentu.

Teori dua faktor juga disebut teori motivasi hygiene dikemukakan oleh Frederick Herzberg menyimpulkan bahwa karakteristik-karakteristik tertentu cenderung terus-menerus berhubungan dengan kepuasan kerja dan karakteristik-karakteristik lain dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor intrinsik, seperti kemajuan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan pencapaian atau prestasi, tampaknya berhubungan dengan kepuasan kerja (Robbins dan Judge, 2008a:227).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dalam diri individu tersebut, yang lebih dikenal dengan faktor motivasional. Menurut Herzberg yang dikutip oleh Luthans (1992 : 165), yang tergolong sebagai faktor motivasional antara adalah achievement (keberhasilan), recognition (pengakuan / penghargaan), work it self (pekerjaan itu sendiri), responsibility (tanggung jawab) dan advencement (pengembangan).

Motivasi yang bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang yang dikenal dengan hygiene factor. Menurut Herzberg yang dikutip oleh Luthans (1992 : 166), yang tergolong sebagai motivasi ekstrinsik adalah policy and administration (kebijakan dan administrasi), interpersonal relation (hubungan antar pribadi), working condition (kondisi kerja) dan wages (gaji).

C. KinerjaKinerja yang dinilai oleh diri sendiri (self assessment) menggunakan dan menghargai

pengetahuan karyawan yang bekerja di organisasi dan ini dapat membantu untuk mengamankan partisipasi mereka dalam rasa memiliki dan program peningkatan kinerja. Penelitian-penelitian penggunaan self assessment dalam organisasi telah dilakukan untuk menilai dampak dari self assessment menggunakan kerangka European Foundation for Quality Management (EFQM). Sebanyak 1.993 penelitian menemukan bahwa self assessment membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kekuatan dan kelemahan dan memastikan mereka ditangani dan diintegrasikan ke strategi rencana dan bisnis. Self assessment juga mendorong perbandingan internal dan eksternal antara divisi dan departemen dan memberikan kontribusi untuk pengaturan strategis arah dan proses perencanaan bisnis (McGiffen, 1998: 7).

Pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerjaKaryawan yang berkomitmen tinggi akan mencurahkan seluruh pikiran, kemampuan

dan keterampilan untuk masa depan organisasi (Syauta et al., 2012: 69-76). Meyer et.al. (2002: 22) menemukan hubungan yang positif antara affective commitment dan normative commitment dengan kinerja, meski juga menemukan bahwa continuance commitment menunjukkan hubungan yang negatif dengan kinerja. Penelitian terdahulu yang dilakukan

Page 8: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

304 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

di rumah sakit dan juga menguji pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja dengan menggunakan metode analisa regresi linear berganda (multiple linear reggression) telah dilakukan oleh Hariyanti dan Primawestri (2010:1-15) menemukan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Penelitian yang dilakukan oleh Syauta et al. (2012: 69-76) menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana meningkatkan komitmen organisasional akan meningkatkan kinerja karyawan.

Pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerjaMotivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut

bertindak. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi oleh motivasi (Mathis dan Jackson, 2006 :114-115). Kinerja dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, berdasarkan formulasi dari Robbins bahwa kinerja merupakan fungsi dari motivasi, kemampuan dan kesempatan (Robbins dan Coulter, 2004:175).

Teori keterkaitan antara motivasi intrinsik dengan kinerja karyawan yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa meningkatkan motivasi intrinsik akan meningkatkan kinerja karyawan, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel motivasi intrinsik mempunyai hubungan kausalitas terhadap variabel kinerja karyawan.

Pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerjaMotivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri yang turut

menentukan perilaku seseorang dalam kehidupannya dan dikenal dengan istilah hygiene factor (Luthans, 1992 : 166). Penelitian-penelitian terdahulu yang menguji pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja telah banyak dilakukan seperti penelitian yang dilakukan oleh Darolia et al.(2010: 69-78) serta penelitian Trang et al.(2013: 12-25) mendukung bahwa motivasi ekstrinsik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Teori keterkaitan antara motivasi ekstrinsik dengan kinerja yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa meningkatkan motivasi ekstrinsik akan meningkatkan kinerja karyawan, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel motivasi ekstrinsik mempunyai hubungan kausalitas dengan variabel kinerja.

Pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik secara bersama-sama terhadap kinerja.

Penelitian-penelitian terdahulu yang menguji pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja telah banyak dilakukan seperti penelitian yang dilakukan Trang et al. (2013: 12-25), Widyaningrum (2011: 228-235), Darolia et al.(2010 : 69-78), Hariyanti dan Primawestri (2010: 1-15) serta Mulyanto dan Hardaya (2009 :123-144) mendukung bahwa komitmen organisasional, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Page 9: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 305

Penelitian TerdahuluPenelitian terdahulu yang meneliti pengaruh komitmen organisasional terhadap

kinerja adalah Allen dan Meyer (1991); Trang et al. (2013: 12-25); Syauta et al. (2012: 69-76); Qaisar, Rehman, dan Suffyan (2012: 248-255); Widyaningrum (2011: 228-235); Darolia et al.(2010: 69-78); Hariyanti dan Primawestri (2010: 1-5). Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja adalah : Trang et al. (2013: 12-25); Darolia et al.(2010: 69-78), Oktavia (2012), Muslih (2012). Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh motivasi ekstrisik terhadap kinerja adalah : Trang et al. (2013:12-25); Darolia et al.(2010: 69-78); Oktavia (2012); Muslih(2012). Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrisik terhadap kinerja adalah Trang et al.(2013:12-25); Widyaningrum (2011: 228-235); Darolia et al.(2010: 69-78); Hariyanti dan Primawestri (2010: 1-15); serta Mulyanto dan Hardaya (2009: 123-144).

Gambar 3.1. Pengaruh variabel bebas komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik terhadap variabel terikat kinerja dokter pada RSUD Ulin

Banjarmasin.Keterangan Gambar 3.1. : = Pengaruh satu variabel bebas (X) secara parsial terhadap variabel terikat Y.= Pengaruh variabel bebas X1, X2, dan X3 secara bersama-sama terhadap variabel

terikat Y= Pengaruh variabel-variabel bebas lain (epsilon) yang tidak diteliti terhadap variabel

terikat Y

Page 10: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

306 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Sumber :H1 : Allen dan Meyer (1991); Trang et al. (2013: 12-25); Syauta et al. (2012: 69-76);

Qaisar, Rehman, dan Suffyan (2012: 248-255); Widyaningrum (2011: 228-235); Darolia et al.(2010: 69-78); Hariyanti dan Primawestri (2010: 1-5).

H2 : Luthans (1992); Robbins dan Judge (2008a); Trang et al. (2013: 12-25); Darolia et al.(2010: 69-78).

H3 : Luthans (1992); Robbins dan Judge (2008a); Trang et al. (2013:12-25); Darolia et al.(2010: 69-78).

H4 : Trang et al.(2013:12-25); Widyaningrum (2011: 228-235); Darolia et al.(2010: 69-78); Hariyanti dan Primawestri (2010: 1-15); serta Mulyanto dan Hardaya (2009: 123-144).

Hipotesis PenelitianH1 : terdapat pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja dokter pada Rumah

Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.H2 : terdapat pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit

Umum Daerah Ulin Banjarmasin.H3 : terdapat pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit

Umum Daerah Ulin Banjarmasin.H4 : terdapat pengaruh komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi

ekstrinsik secara bersama-sama terhadap kinerja dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tempat PenelitianPenelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan menjelaskan hubungan

antar variabel (Explanatory Research). Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin yang beralamat di Jalan A. Yani No. 43 Banjarmasin.

B. Unit AnalisisUnit analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dokter yang bekerja

pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin baik dokter PNS maupun dokter berstatus Karyawan BLUD) RSUD Ulin Banjarmasin.

C. Populasi dan Ukuran Sampel

1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokter pada RSUD Ulin Banjarmasin

yang berjumlah 157 orang

2. SampelDari populasi tersebut ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan

pendekatan Ferdinand (2006:227) dengan rumus :

Page 11: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 307

n =157

= 112 responden1 + 157 (0,05)2

D. Teknik SamplingMetode dan teknik penetapan sampel penelitian yang digunakan adalah stratified

proporsional random sampling.

E. VariabeldanDefinisiOperasionalVariabelVariabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel komitmen

organisasional (X1); motivasi intrinsik (X2); motivasi ekstrinsik (X3); dan Kinerja (Y).

F. DefinisiOperasionalVariabelBebasVariabel Indikator DefinisiOperasional

KomitmenOrganisasi (X1)

(X1.1) affective commitment Komitmen untuk bekerja pada RSUD Ulin Banjarmasin karena sepakat dengan tujuan RSUD Ulin Banjarmasin dan ada keinginan mewujudkannya.

(X1.2) continuance commitment

Komitmen untuk tetap bekerja pada RSUD Ulin Banjarmasin karena tidak ingin kehilangan manfaat yang diperoleh dari pekerjaan.

(X1.3) normative commitment

Komitmen untuk bekerja pada RSUD Ulin Banjarmasin karena merasa memiliki kewajiban moral

Motivasi intrinsik(X2)

(X2.1) Achievement (keberhasilan)

Kebutuhan akan prestasi atau pencapaian hasil.

(X2.2) Recognition (pengakuan/ penghargaan)

Kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan dari atasan ataupun dari rekan kerja

(X2.3) Work it self (kerja itu sendiri)

Kebutuhan akan pekerjaan itu sendiri.

(X2.4) Responsibility (tanggung jawab)

Kebutuhan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan atau tugas yang diberikan

(X2.5) Advencement (pengem-bangan)

Kebutuhan untuk pengembangan diri dan karir

Motivasi ekstrinsik(X3)

(X3.1) Policy and administration (kebijakan dan administrasi)

Kebutuhan akan kebijakan RSUD Ulin Banjarmasin yang mendukung dokter dalam pekerjaannya

(X3.2) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)

Kebutuhan akan hubungan yang baik dengan atasan langsung dan rekan kerja.

(X3.3) Working condition (kondisi kerja)

Kebutuhan akan kondisi kerja yang nyaman dan peralatan medis yang tersedia.

(X3.4) Wages (gaji) Kebutuhan akan reward financial atau jasa medis dokter yang sesuai.

Page 12: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

308 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

G. DefinisiOperasionalVariabelTerikatVariabel Indikator DefinisiOperasional

Kinerja Dokter (Y)

(Y1.1) Kualitas pekerjaan,

Kecermatan, ketuntasan, dan kesesuaian kerja yang telah dilakukan dengan SOP (Stardard Operational Procedure) dan SPM (Standar Pelayanan Minimal) RSUD Ulin Banjarmasin.

(Y1.2) Produktivitas, Hasil dan efisiensi kerja dalam periode waktu tertentu sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan rumah sakit.

(Y1.3) Pengetahuan mengenai pekerjaan,

Pengetahuan, keahlian dan informasi praktis dan teknis yang digunakan pada pekerjaan dan upaya meningkatkan keselamatan pasien.

(Y1.4) Kehandalan, Sejauh mana seorang dokter dapat diandalkan menyangkut penyelesaian tugas, dan penyelesaian masalah dalam pekerjaan.

(Y1.5) Ketersediaan, Sejauh mana seorang dokter hadir tepat pada waktunya, dan ada pada saat dibutuhkan.

(Y1.6) Ketidak-tergantungan.

Sejauh mana kerja yang dijalankan tanpa pengawasan atasan, dan upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Sumber : Dikembangkan oleh peneliti (2013)

H. Pengukuran VariabelSemua indikator yang termasuk dalam definisi operasional variabel penelitian

disusun menjadi beberapa pernyataan dalam bentuk kuisioner penelitian. Penyusunan struktur pernyataan serta pilihan jawabannya dilakukan dengan menggunakan teknik skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Jawaban responden diberikan bobot nilai 1 sampai dengan 5 dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-Ragu (RR), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) sesuai dengan skala Likert (Supranto, 1987: 86).

I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji ValiditasTeknik yang digunakan untuk mengetahui validitas instrument dalam

penelitian ini adalah Pearson Product Moment (Sugiono, 2004:124) dengan tingkat signifikasi 5% dari nilai kritisnya. Kriteria validitas yang digunakan adalah dengan membandingkan r hitung dalam kolom Corrected Item Total Correlation dengan r tabel, jika nilainya lebih besar dari r tabel dan bernilai positif maka butir pernyataan di dalam kuisioner tersebut dinyatakan valid.

2. Uji ReliabilitasUji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauhmana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach (Umar, 2002:125). Suatu instrument dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien reliabilitas ≥ 0,60 (Umar, 2002:125).

Page 13: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 309

J. Sumber Data, Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Sumber DataSumber data dibedakan menjadi sumber data primer dan sumber data

sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adala data primer dan data sekunder.

2. Jenis DataPada penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif meliputi data karakteristik responden. Data kuantitatif yaitu jumlah jawaban dan jumlah skor item dari kuesionar yang menggunakan skala tipe Likert.

3. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : observasi; wawancara; teknik kuesioner.

K. Metoda Analisa Data

1. Analisis Statistik DeskriptifAnalisis statistik deskriptif responden dalam penelitian ini digunakan dengan cara

melakukan tabulasi terhadap hasil kuesioner secara manual berdasarkan karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja pada organisasi, serta tabulasi jawaban responden pada kuisioner penelitian. Peralatan yang digunakan meliputi persentase dan tabel distribusi frekuensi. Sedangkan analisis statistik deskriptif variabel berdasarkan nilai rata- rata (mean) dari masing- masing variabel yang diukur.

2. Analisis Statistik InferensialBentuk hubungan kausal sebagaimana sifat dari penelitian ini membutuhkan alat

analisis yang mampu menjelaskan hubungan yang dimaksud, sehingga metode statistik inferensial yang digunakan dalam analisis data hasil penelitian adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan dibantu program SPSS versi 17.0.

Persamaan regresi linier berganda adalah Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 +

dimana : Y = kinerja; 0 = konstanta (nilai intercept); 1, 2, dan 3 = koefisien regresi parsial; X1 = komitmen organisasional; X2 = motivasi intrinsik; X3 = motivasi ekstrinsik; dan = error term.

Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan : (1) Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, (2) Data yang digunakan adalah data interval, (3) Model regresi linier berganda dapat digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen seperti yang telah dirumuskan dalam hipotesis, (4) Analisis regresi linier berganda menunjukkan hubungan kausalitas (sebab akibat) antara variabel X (variabel independen) yang merupakan penyebab terhadap variabel Y (variable dependen) yang merupakan

Page 14: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

310 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

akibat. Regresi linier berganda tidak hanya melihat keterkaitan antar variabel-variabel namun juga mengukur besarnya hubungan kausalitasnya. (Gujarati, 2003).

L. Pengujian Asumsi KlasikModel regersi linier berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan

yang akurat, apabila beberapa asumsi klasik dapat terpenuhi. Menurut Gujarati (2003) model regresi yang baik memenuhi asumsi-asumsi : (1) Tidak terjadi multikolinearitas pada variabel bebas, (2) Variasi dari error adalah konstan (homoskedastisitas), (3) Variabel-variabel berdistribusi normal (normalitas).

1. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independent harus terbebas dari gejala multikolinearitas. Multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada output SPSS.

2. Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas. Penilaian hasil uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependent (ZPRED) dengan risidualnya (SRESID). Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual.

3. Uji NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data variabel bebas (X) dan

data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) berdistribusi normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik hasil uji normalitas.

M. Pengujian Hipotesis

1. Uji Statistik tUji t digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen (X) yang

terdapat dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen (Y). Uji hipotesa kesatu sampai dengan hipotesa ketiga dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan derajat bebas (db) = n – 2, tingkat signifikan 5 % (α = 0,05).

Page 15: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 311

2. Uji Statistik FUji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen (X)

yang terdapat dalam model secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Santoso dan Ashari, 2005 : 144-145). Uji hipotesis keempat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan derajat bebas (db) : v1 = k–1; v2 = n–k; tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).

N. KoefisienDeterminasi(R2)Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar

perubahan variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Santoso dan Ashari, 2005). Pedoman interpretasi koefisien determinasi dapat menggunakan pedoman yang dikemukakan oleh Guilford yang dikutip oleh Supranto (2001:227).

HASIL PENELITIAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian Variabel Komitmen Organisasional (X1) Rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas setiap butir pernyataan dalam

kuisioner penelitian untuk variabel komitmen organisasional (X1) menunjukkan semua butir pernyataan pada instrumen variabel komitmen organisasional adalah valid karena nilai r hitung > nilai r tabel (0,195) dan reliabel karena memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 sehingga semua butir pernyataan kuisioner dalam variabel komitmen organisasional dapat digunakan dalam penelitian.

2. Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Instrinsik (X2) Rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas setiap butir pernyataan dalam

kuisioner penelitian untuk variabel motivasi intrinsik (X2) menunjukkan semua butir pernyataan pada instrumen variabel motivasi intrinsik adalah valid karena nilai r hitung > nilai r tabel (0,195) dan reliabel karena memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 sehingga semua butir pernyataan kuisioner dalam variabel motivasi intrinsik dapat digunakan dalam penelitian.

3. Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Ekstrinsik (X3) Rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas setiap butir pernyataan dalam

kuisioner penelitian untuk variabel motivasi ekstrinsik (X3) menunjukkan bahwa semua butir pernyataan kecuali nomor 34 pada instrumen variabel motivasi ekstrinsik adalah valid karena nilai r hitung > nilai r tabel (0,195) dan reliabel karena memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Butir pernyataan nomor 34 yaitu “Kesesuaian antara jasa yang saya terima dengan pekerjaan yang telah saya selesaikan memberikan motivasi saya dalam bekerja”, adalah unvalid atau tidak valid karena memiliki nilai r hitung (0,158) < nilai r tabel (0,195) sehingga butir pernyataan nomor 34 dihilangkan atau tidak dapat digunakan dalam penelitian.

Page 16: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

312 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

4. Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Dokter (Y) Rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas setiap butir pernyataan dalam

kuisioner penelitian untuk variabel kinerja dokter (Y) menunjukkan semua butir pernyataan pada instrumen variabel kinerja dokter adalah valid karena nilai r hitung > nilai r tabel (0,195) dan reliabel karena memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 sehingga semua butir pernyataan kuisioner dalam variabel kinerja dokter dapat digunakan dalam penelitian.

B. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas model regresi dalam penelitian ini menunjukkan output SPSS

17.0 dari penelitian ini dimana nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,0 pada variabel komitmen organisasional (X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3) maka model regresi dalam penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas, artinya tidak ada korelasi antar variabel bebas (independent) dalam model regresi penelitian ini.

2. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas model regresi dalam penelitian ini dapat dilihat dari grafik

scatterplot, yang menunjukkan bahwa pada grafik scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur, yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu

diagonal dari grafik uji normalitas pada output SPSS. Uji normalitas data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi dapat digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.

C. Analisis Statistik Inferensial

1. Regresi Linear BergandaTabel 5.1.

Hasil Analisis Statistik Inferensial

Sumber : Output SPSS 17.0 diolah dari data primer, 2013.

Page 17: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 313

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

Y=α+β1 X1+β2 X2+β3 X3 +εY = 11,680 + 0,335 X1 + 0,472 X2 + 0,451 X3+εt (2,617) (5,016) (4,135)Model persamaan regresi tersebut menggambarkan prediksi terhadap perubahan

besarnya kinerja dokter. Nilai konstanta (α) sebesar 11,680 menjelaskan jika nilai variabel komitmen organisasional (X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3) tidak ada atau nilainya nol (0), maka besar nilai kinerja dokter (Y) adalah sebesar 11,680. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dokter (Y) tanpa variabel komitmen organisasional (X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3) adalah positif sebesar 11,680.

Nilai koefisien variabel komitmen organisasional (β1) sebesar 0,335 menunjukkan jika variabel komitmen organisasional (X1) mengalami peningkatan sebesar 0,01 atau 1% dengan asumsi variabel motivasi intrinsik (X2) dan motivasi ekstrinsik (X3) adalah tetap, maka akan mengakibatkan perubahan kinerja dokter (Y) sebesar 0,335 atau 33,5%. Nilai koefisien variabel komitmen organisasional (0,335) yang positif menunjukkan hubungan komitmen organisasional dan kinerja dokter adalah dalam satu arah, meningkatkan komitmen organisasional akan meningkatkan juga kinerja dokter.

Nilai koefisien variabel motivasi intrinsik (β2) sebesar 0,472 menunjukkan jika variabel motivasi intrinsik (X2) mengalami peningkatan sebesar 0,01 atau 1% dengan asumsi variabel komitmen organisasional (X1) dan motivasi ekstrinsik (X3) adalah tetap, maka akan mengakibatkan perubahan kinerja dokter (Y) sebesar 0,472 atau 47,2%. Nilai koefisien variabel motivasi intrinsik (0,472) yang positif menunjukkan hubungan motivasi intrinsik dan kinerja dokter adalah dalam satu arah, meningkatkan motivasi intrinsik akan meningkatkan juga kinerja dokter.

Nilai koefisien variabel motivasi ekstrinsik (β3) sebesar 0,451 menunjukkan jika variabel motivasi ekstrinsik (X3) mengalami peningkatan sebesar 0,01 atau 1% dengan asumsi variabel komitmen organisasional (X1) dan motivasi intrinsik (X2) adalah tetap, maka akan mengakibatkan perubahan kinerja dokter (Y) sebesar 0,451 atau 45,1%. Nilai koefisien variabel motivasi ekstrinsik (0,451) yang positif menunjukkan hubungan motivasi ekstrinsik dan kinerja dokter adalah dalam satu arah, meningkatkan motivasi ekstrinsik akan meningkatkan juga kinerja dokter.

Nilai-nilai koefisien variabel bebas menunjukkan variabel motivasi intrinsik yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja dokter (0,472), disusul oleh variabel motivasi ekstrinsik (0,451) dan variabel komitmen organisasional (0,335). Selain variabel komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik, juga ada variabel-variabel lain di luar model yang mempengaruhi kinerja dokter yang ditandai dengan simbol ε (epsilon). Walaupun tidak diteliti, tetapi melalui pengukuran koefisien determinasi (R2) kontribusi pengaruh variabel-variabel lain di luar model terhadap variabel kinerja dokter dapat diketahui.

Page 18: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

314 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

2. KoefisienDeterminasi(R2)Pengukuran persentase besarnya pengaruh variabel komitmen organisasional

(X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3) terhadap kinerja dokter (Y) ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien determinasi (R2).

Angka koefisien determinasi (R2) pada model penelitian ini adalah 0,648 atau 64,8%. Nilai R2 dapat naik atau turun apabila ditambahkan satu variabel independen ke dalam model, sehingga agar ketepatan model dapat dievaluasi dengan baik maka digunakan nilai Adjusted R2 yang lebih stabil. Nilai Adjusted R2 dalam model penelitian ini adalah sebesar 0,638. Nilai 0,638 ini berarti 63,8% variasi dari kinerja dokter dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel komitmen organisasional (X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3), sedangkan sisanya sebesar 36,2% dijelaskan oleh variasi dari variabel-variabel lain diluar model penelitian ini.

D. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Pengaruh Komitmen Organisasional (X1) Terhadap Kinerja Dokter (Y) Secara Parsial.Pengujian hipotesis pertama (H1) pengaruh komitmen organisasional (X1) terhadap

kinerja dokter (Y) secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual yaitu uji t. Hasil uji t untuk pengujian hipotesis pertama (H1) melalui analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikansi (α) = 0,05 menunjukkan nilai t hitung = 2,617, jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dan derajat kebebasan (df) = n – (k – 1) = 100 didapatkan t tabel = 1,984 maka nilai t hitung (2,617) > t tabel (1,984), hipotesis pertama (H1) terbukti yang berarti variabel komitmen organisasional (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter (Y) pada RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Pengaruh Motivasi Intrinsik (X2) Terhadap Kinerja Dokter (Y) Secara Parsial.Hasil uji t untuk pengujian hipotesis kedua (H2) pengaruh motivasi intrinsik (X2)

terhadap kinerja dokter (Y) secara parsial, melalui analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikansi (α) = 0,05 menunjukkan nilai t hitung = 5,016, jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dan derajat kebebasan (df) = n – (k – 1) = 100 didapatkan t tabel = 1,984 maka nilai t hitung (5,016) > t tabel (1,984), hipotesis kedua (H2) terbukti yang berarti variabel motivasi intrinsik (X2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter (Y) pada RSUD Ulin Banjarmasin.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Pengaruh Motivasi Ekstrinsik (X3) Terhadap Kinerja Dokter (Y) Secara Parsial.Hasil uji t untuk pengujian hipotesis ketiga (H3) pengaruh motivasi ekstrinsik (X3)

terhadap kinerja dokter (Y) secara parsial, melalui analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikansi (α) = 0,05 menunjukkan nilai t hitung = 4,135, jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dan derajat kebebasan (df) = n – (k – 1) = 100 didapatkan t tabel = 1,984 maka nilai t hitung (4,135) > t tabel (1,984),

Page 19: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 315

hipotesis ketiga (H3) terbukti yang berarti variabel motivasi ekstrinsik (X3) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter (Y) pada RSUD Ulin Banjarmasin.

4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4) Pengaruh Komitmen Organisasional (X1), Motivasi Intrinsik (X2), dan Motivasi Ekstrinsik (X3) Terhadap Kinerja Dokter (Y) Secara Bersama-sama.Hasil uji F untuk pengujian hipotesis keempat (H4) pengaruh komitmen organisasional

(X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3) terhadap kinerja dokter (Y) secara bersama-sama, dilakukan dengan membandingkan nilai F tabel dengan nilai F hitung melalui analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikansi (α) = 0,05, menunjukkan nilai F hitung = 66,189, jika dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dengan v1 = k – 1 = 2 dan v2 = n – k = 99 didapatkan F tabel = 3,091 maka nilai F hitung (66,189) > F tabel (3,091), maka hipotesis keempat (H4) terbukti yang berarti variabel komitmen organisasional (X1), motivasi intrinsik (X2), dan motivasi ekstrinsik (X3), secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter (Y) pada RSUD Ulin Banjarmasin.

E. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi TeoriHasil penelitian ini komitmen organisasional mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja, mendukung teori yang dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2006: 113) bahwa komitmen organisasional adalah bagian dari effort (usaha yang dicurahkan) yang dapat mempengaruhi kinerja individu. Komitmen organisasional sebagai sebuah sikap mengenai loyalitas karyawan kepada organisasinya dan merupakan suatu proses terus-menerus dimana dengan proses ini para anggota organisasi mengungkapkan perhatian mereka terhadap organisasi, terhadap kesuksesan serta kebaikan organisasinya (Luthans, 1992: 147). Karyawan yang berkomitmen tinggi akan mencurahkan seluruh pikiran, kemampuan dan keterampilan untuk masa depan perusahaan. Komitmen seorang dokter terhadap rumah sakit menjadi sangat penting karena komitmen yang tinggi akan meningkatkan kinerja dokter dan akan mempengaruhi perkembangan rumah sakit.

Hasil penelitian ini motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, mendukung teori yang dikemukakan oleh Robbins dan Coulter (2004:175) bahwa kinerja dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, berdasarkan formulasi dari Robbins bahwa kinerja merupakan fungsi dari motivasi, kemampuan dan kesempatan. Permana et al (2008:35) menyatakan bahwa SDM yang termotivasi dan dilengkapi dengan keterampilan dan perlengkapan yang tepat dalam suasana kerja yang mendorong terciptanya perbaikan secara terus-menerus, merupakan faktor-faktor yang penting dalam mendorong perbaikan proses internal, memenuhi tuntutan pelanggan dan mendorong terjadinya financial return.

2. Implikasi ManajerialBeberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh manajerial rumah sakit adalah

sebagai berikut : (a) memberikan penghargaan dan perhatian yang lebih baik terhadap keberhasilan atau pencapaian dokter dalam melaksanakan tugasnya, baik dengan ucapan

Page 20: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

316 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

terimakasih ataupun dengan memberikan kesempatan dokter yang telah bertugas dengan baik dapat lebih mengembangkan dirinya dengan mengikuti seminar/simposium/workshop untuk update ilmu dan keahliannya, (b) membuat kebijakan yang dapat mendukung dokter dalam melaksanakan tugasnya, (c) memperhatikan kebutuhan dokter akan peralatan medis yang menunjang pekerjaannya, (d) memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman dari resiko kecelakaan kerja, (e) melengkapi dan menetapkan standar kerja dokter, (f) memberikan kejelasan dan transparansi jasa medis dokter sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang telah diselesaikannya, (g) mengikutsertakan dokter dalam pendidikan, pelatihan, kursus atau outbond untuk meningkatkan komitmen organisasional dokter.

F. Keterbatasan PenelitianPenelitian ini tidak lepas dari keterbatasan ataupun kelemahan, dimana keterbatasan

ataupun kelemahan dari penelitian ini dapat menjadi peluang untuk diteliti kembali ataupun menjadi sumber ide penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : (1) data yang diperoleh oleh peneliti adalah sebatas data hasil isian kuisioner penelitian, idealnya data juga diperoleh dari deep interview sehingga hasilnya akan lebih baik, (2) data yang diperoleh oleh peneliti adalah berdasarkan data cross section, idealnya dilakukan pengumpulan data dari waktu ke waktu sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik, (3) penelitian ini hanya meneliti pengaruh variabel komitmen organisasional, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja dokter, masih ada variabel-variabel lain di luar model penelitian ini yang juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja dokter seperti misalnya kepemimpinan, budaya organisasi, kepuasan kerja dan lain sebagainya yang tidak diteliti di dalam penelitian ini, dan (4) penelitian tentang perilaku dokter di rumah sakit seharusnya juga melibatkan aspek psikologi, psikologi social, sosiologi dan antropologi sehingga hasilnya akan lebih baik karena dapat mencakup aspek lainnya di bidang perilaku organisasi, (5) data responden dalam penelitian ini tidak memuat status perkawinan responden, sehingga tidak dapat melihat distribusi frekwensi responden berdasarkan status perkawinan dan hubungan antara status perkawinan dengan variabel yang diteliti.

G. Peluang Penelitian KembaliPenelitian kembali pada masa yang akan datang dapat dilakukan di tempat yang

sama dengan variabel penelitian yang lebih luas tidak hanya komitmen organisasional, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik saja, tetapi juga meneliti variabel-variabel lain di luar model penelitian ini yang juga dapat mempengaruhi kinerja dokter seperti budaya organisasi, kepuasan kerja, kepemimpinan, dan komunikasi. Penelitian juga dapat dilakukan pada lokasi yang berbeda atau dengan unit analisis yang lebih luas tidak hanya dokter tetapi juga bisa dilakukan terhadap tenaga paramedik (perawat, bidan, analis, dsb.) ataupun terhadap pejabat struktural di lingkungan rumah sakit.

Peluang penelitian kembali dengan metode penelitian yang lebih sempurna seperti kombinasi kuisioner dan deep interview, pengamatan dari waktu ke waktu, melibatkan aspek psikologi, sosiologi dan antropologi, atau membandingkan antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta. Peluang penelitian kembali tidak hanya pada satu rumah sakit tapi pada beberapa rumah sakit sehingga hasilnya bisa lebih digeneralisir.

Page 21: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 317

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1. Variabel komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap kinerja dokter di RSUD Ulin Banjarmasin.2. Variabel motivasi intrinsik berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

kinerja dokter di RSUD Ulin Banjarmasin.3. Variabel motivasi ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap kinerja dokter di RSUD Ulin Banjarmasin.4. Variabel komitmen organisasional, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter di RSUD Ulin Banjarmasin.

Saran

1. Saran Teoritisa. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di lokasi yang sama dengan variabel

penelitian yang lebih luas, atau dengan unit analisis yang lebih luas tidak hanya dokter tetapi juga bisa dilakukan terhadap tenaga paramedik (perawat, bidan, analis, dsb.) ataupun terhadap pejabat struktural di lingkungan rumah sakit.

b. Penelitian selanjutnya dengan metode penelitian yang lebih sempurna seperti kombinasi kuisioner dan deep interview, pengamatan dari waktu ke waktu, melibatkan aspek psikologi, sosiologi dan antropologi atau aspek lainnya di bidang perilaku organisasi.

c. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dibeberapa rumah sakit sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir, atau membandingkan hasil penelitian antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta yang lain.

2. Saran Praktisa. Manajemen RSUD Ulin Banjarmasin harus memperhatikan upaya peningkatan

motivasi intrinsik dokter untuk meningkatkan kinerja dokter dengan cara memberikan penghargaan dan perhatian yang lebih baik terhadap keberhasilan atau pencapaian dokter dalam melaksanakan tugasnya, baik dengan ucapan terimakasih ataupun dengan memberikan kesempatan dokter yang telah bertugas dengan baik dapat lebih mengembangkan dirinya dengan mengikuti seminar/simposium/workshop untuk update ilmu dan keahliannya.

b. Manajemen RSUD Ulin Banjarmasin harus memperhatikan upaya peningkatan motivasi ekstrinsik dokter untuk meningkatkan kinerja dokter dengan cara membuat kebijakan yang dapat mendukung dokter dalam melaksanakan tugasnya, memperhatikan kebutuhan dokter akan peralatan medis yang menunjang pekerjaannya, memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman dari resiko kecelakaan kerja, melengkapi dan menetapkan standar kerja

Page 22: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

318 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

dokter, serta memberikan kejelasan dan transparansi jasa medis dokter sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang telah diselesaikannya.

c. Manajemen RSUD Ulin Banjarmasin harus memperhatikan upaya peningkatan komitmen organisasional dokter untuk meningkatkan kinerja dokter dengan cara mengikutsertakan dokter dalam pendidikan, pelatihan, kursus atau outbond untuk meningkatkan komitmen organisasional dokter yaitu sikap mengenai loyalitas dokter kepada organisasinya dan merupakan suatu proses terus-menerus dimana dengan proses ini dokter dapat lebih mengungkapkan perhatian mereka terhadap organisasi, terhadap kesuksesan serta kebaikan RSUD Ulin Banjarmasin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Laporan Tahunan Instalasi Pengaduan Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2012.

Ahmadi, dkk. 2008, “Hubungan Antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan PT. Telkom Divisi Fixed Wireless Network Area Operasi Jakarta Tahun 2008”, Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, Volume 2.

Allen, N.J dan Meyer, J.P 1991, “A Three Component Conceptualization of Organizational Commitment”, Journal Resource Management Review Volume 1 Number 1, pp 61-89.

Ayub, N 2010, “Effect of Intrinsic and Extrinsic Motivation on Academic Performance”, Pakistan Business Review, pp 363-372.

Brahmasari, dkk. 2008, “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, No.10 Vol.2, pp 124-135.

Chien, M dan Chen, K. Mao2012, “A Study on The Relationship Among Self-Motivation, Organizational Commitment, and Job Satisfaction of University Faculty Members in Taiwan”, International Journal on New Trends in Education and Their Implications Volume 3 Issue 3, pp 74-81.

Dalmy, Darlisman 2009, Pengaruh SDM, Komitmen, dan Motivasi Terhadap Kinerja Auditor dan Reward Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Propinsi Jambi, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

rolia, C.R , Kumari, P danDarolia, S 2010, “Perceived Organization Support, Work Motivation, and Organizational Commitment as determinant of Job Performance” Journal of The Indian Academy of Applied Psychology Volume 36 No.1, pp 69-78.

Dessler, G 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid I, Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Devi, E.K.D 2009, Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi

Page 23: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 319

pada Karyawan Outsourcing PT. Semeru Karya Buana Semarang), Tesis, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.

Dougherty, C 2002, Introduction to Econometrics edisikedua, Oxford University Press, Oxford.

Ferdinand, A 2006, Metodologi Penelitian Manajemen Edisi kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Fithriani, A 2012, Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Dosen, Tesis, Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Gomes, F.C 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.

Gujarati, N.D 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Hariyanti dan Primawestri, I 2010, “Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar”, Artikel Penelitian, Surakarta, tidak dipublikasikan, pp 1-15.

Hasibuan, M.S.P 2003, Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah, Bumi Aksara Edisi Revisi, Jakarta.

Ilyas, 2004, Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, Metodadan Formula, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI, CV. Usaha Prima, Jakarta.

Lubis, Elynar 2009, Pengaruh Karakteristik Individudan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medik Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2008, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Luthans, E.A 1992, Organization Behavior Sixth Edition, Singapore : McGraw Hill Book Co.

Mathis, R.L dan Jackson, J.H 2000, Human Resource Manajement Ninth Edition, South-Western College Publishing, USA.

Mc.Giffen, D 1998, Asses Yourself : Using Self Assesment for Performance Improvement, Paper, Management Studies Unit, Accounts Commission for Scotland, Edinburgh.

Meyer et al. 2001, “Affective, Continuance, and Normative Commitment to the Organization : A Meta-analysis of Antecedents, Correlation, and Consequences”, Journal of Vocational Behavior No.61, pp 20-52.

Mulyanto dan Hardaya, S 2009, “Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Daerah Istimewa Yogjakarta”, Excellent Volume 1 No.2, pp 123-144.

Murty, W. A dan Hudiwinarsih, G 2012, Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akutansi (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Surabaya), The Indonesian Accounting Review Volume 2 No.2, pp 215-228.

Page 24: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

320 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Muslih, Basthoumi 2012, Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di PT Sang Hyang Seri (Persero) Regional III Malang, Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 10 No. 4, pp 799-810.

Mowday, R.T et al. (1979) “The Measurement of Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavior Volume 14 No.2, pp 224-247.

Oktavia, Heni 2012, Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT. BRI (Persero) TBK Cabang Pontianak, Jurnal Manajemen Update Volume 1 No.1.

Permana, H et al. 2008, Rencana Organisasi :Pengembangan Konsultan Manajemen Rumah Sakit Untuk Memfasilitasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Modul Pelatihan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM, ARSADA Pusat dan Dirjen BAKD Depdagri, Jakarta.

Qaisar, M.U, Rehman, M.S danSuffyan, M 2012, “Exploring Effects of Organizational Commitment on Employee Performance : Implications for Human Resource Strategy”, Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business Volume 3 No.11, pp 248-255.

Rahadi, D. Rianto, 2010. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia, Tunggal Mandiri Publishing, Malang.

Regaletha, T. A. L. 2009. Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Dokter dalam Menulis Resep Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Formularium di RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Rian, R.M danDecy, E.L 2000, “Intrinsic and Extrinsic Motivation : Classic Definitions and New Directions”, Contemporary Educational Psychology Volume 25, pp 54-67.

Riduwan 2005, Dasar-Dasar Statistika, Alfabeta, Bandung.

Rivai, V 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktek, Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Robbins, S.P dan Coulter, M 2004, Manajemen Edisi 6. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Robbins, S.P dan Judge, T.A 2008a, Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, S.P dan Judge, T.A 2008b, Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Santosa, B.P danAshari 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS, Andi Offset, Yogyakarta.

Santoso, S. 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Kelompok Gramedia: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sedarmayanti 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, RefinaAditama, Bandung.

Siagian, S.P 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Page 25: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Agustina, Ahmad & Anna, Pengaruh Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik... 321

Sugiono 2004, Metode Penelitian Bisnis, CetakanKelima, CV. Alpabeta, Bandung.

Supranto 2001, Metode Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran, Edisi ke 7, Rineka Cipta, Jakarta.

Syauta, et al. 2012, “The Influence of Organizational Culture, Organizational Commitment to Job Satisfaction and Employee Performance (Study at Municipal Waterworks of Jayapura, Papua Indonesia)”, International Journal of Business and Management Invention, Volume 1 Issue 1, pp 69-76.

Tahere, N et al. 2012, “Investigating the Effects of Job Experience, Satisfaction, and Motivation on Organizational Commitment Case Study : (The Nurses of Ghaem Hospital in Mashhad, Iran)”, Research Journal of Recent Sciences Volume 1 (7), pp 59-67.

Trang, I et al. 2013, “Organizational Commitment as Mediation Variable Influence of Work Motivation, Leadership Style and Learning Organization to the Employee Performance (Studies at PT. Pelabuhan Indonesia IV (Limited) Branch Bitung”, IQSR Journal of Business and Management Volume 7 Issue 2, pp 12-25.

Umar, H 2002, Riset Perilaku Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, pp 377-411.

Widyaningrum, M.E 2011, “Influence of Motivation and Culture on Organizational Commitment and Performance of Employee of Medical Services”, Academic Research International Volume 1 Issue 3, pp 228-235

Wirawan, 2007, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta.

Page 26: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis
Page 27: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

323

PENGARUH MOTIVASI, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN LAPANGAN

(Studi Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia)

Muhammad Fachru Rozy(PT. Amanah Anugerah Adi Mulia)

Hastin Umi Anisah(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia actively engaged in coal mining operations with considerable occupational risk prone with accidents due to the use of blasting / explosion Companies need to prepare a strategy to motivate employees, many things that can interfere with employee morale should receive attention. Associated with the protection of the health and safety of employees of PT. Amanah Anugerah Adi Mulia always obey the laws and regulations of the K3.

The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of motivation, health and safety on the performance of field employees. Unit analysis this studies, are field employees who worked in the coal mines owned by PT. Amanah Anugerah Adi Mulia. Research population numbered 200 people with respondents who used as many as 100 employees by sampling random sampling technique. Measurement variables using Likert scale with multiple linear regression analysis using SPSS.

The results showed that the variables of motivation, workplace health and safety with ways together (simultaneously) a significant positive effect on performance. Adverbs individually (partial), work motivation, significant positive effect on employee performance, health significant positive effect on employee performance, and work salvation positive and significant impact on employee performance. Variables of work motivation is the dominant variable affecting employee performance

Keywords:

Motivation, health, safety, employee performance

Page 28: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

324 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

ABSTRAK

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia secara aktif bergerak dibidang operasi pertambangan batubara dengan resiko kerja yang cukup rawan dengan kecelakaan kerja karena penggunaan metode blasting / peledakan Perusahaan perlu menyiapkan strategi untuk dapat memberikan motivasi kepada karyawan, sehingga berbagai hal yang bisa menggangu semangat kerja karyawan harus mendapat perhatian. Terkait dengan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan PT. Amanah Anugerah Adi Mulia selalu taat pada Hukum dan peraturan tentang K3.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah karyawan lapangan yang bekerja di tambang batu bara milik PT. Amanah Anugerah Adi Mulia. Populasi penelitian berjumlah 200 orang dengan responden yang digunakan sebanyak 100 karyawan dengan teknik sampling random sampling. Pengukuran variabel menggunakan skala likert dengan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Secara sendiri-sendiri (parsial), motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dan keselamtan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel motivasi kerja merupakan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan.

Kata kunci :

Motivasi, kesehatan, keselamatan kerja, kinerja karyawan

PENDAHULUAN

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan terutama batu bara yang beroperasi sejak tahun 2001 terletak di Kintap, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Perusahaan ini merupakan satu–satunya perusahaan lokal yang sudah menerapkan sistem penambangan dengan menggunakan Blasting (metode peledakan). Selain itu, sudah mempunyai perijinan lengkap dan menjadi percontohan di beberapa daerah oleh Distamben & kementerian ESDM dalam penerapan sistem Good Mining Practice. Dengan menggunakan proses Blasting ini, pembukaan lapisan batuan keras akan cepat serta efisien, tetapi disisi lain sistem ini juga dapat menimbulkan bahaya yang cukup besar, adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan lain–lain. Oleh karenanya PT. Amanah Anugerah Adi Mulia menganggap perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja

Page 29: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 325

yang berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan perusahaan akibat kecelakaan di tempat kerja.

Terkait dengan upaya memberikan perlindungan kepada karyawan pada saat melaksanakan pekerjaan, PT. Amanah Anugerah Adi Mulia menyediakan fasilitas–fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja, antara lain alat pelindung diri (APD), induksi K3, inspeksi K3, safety meeting, safety talk, penyelidikan kecelakaan, pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan K3, pemeriksaan kesehatan, pemasangan rambu–rambu jalan tambang, safety patrol, pengadaan alat bantu untuk mekanik.

Upaya lain meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja adalah pada penerimaan karyawan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia. Calon karyawan harus memenuhi persyaratan yaitu salah satunya adanya surat keterangan dari dokter bahwa yang bersangkutan benar–benar tidak mempunyai penyakit. Jadi program kesehatan kerja sudah diperhatikan sejak dini, sebelum mereka diterima sebagai karyawan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya produktivitas yang diakibatkan sering absen di tempat kerja karena sakit ataupun karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh stamina fisik pekerja yang kurang baik.

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia juga mengadakan pelatihan tentang keselamatan kerja dan juga mendatangkan tenaga ahli K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) dari dinas pertambangan dan tenaga kerja,menyediakan fasilitas tempat olah raga seperti lapangan futsal dan bulu tangkis untuk mengantisipasi kejenuhan ataupun ketegangan di tempat kerja dan setiap setahun sekali diadakan kegiatan sosial, rekreasi dan ibadah umrah gratis.

Pihak manajemen PT. Amanah Anugerah Adi Mulia menilai dengan masih banyaknya karyawan sakit setiap triwulan, maka menunjukkan bahwa program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterapkan masih belum maksimal. Dengan tidak hadirnya karyawan yang diakibatkan sakit tersebut tentunya berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia, dimana indikator dari kinerja adalah karyawan tidak ada yang absen pada saat bekerja sehingga pekerjaan selesai tepat waktu.

Susanto (2012) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai studi pada kantor wilayah XII direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN) Banjarmasin”, menghasilkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di kantor wilayah XII direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN) Banjarmasin.

Berihna (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Safety Performance Evaluation of Indian Organizations Using Data Envelopment Analysis“, menghasilkan bahwa keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja industri. Namun demikian perlu dilakukan penelitian pada industri–industri selain industri konstruksi dan industri baja. Misalnya adalah industri pertambangan khususnya pertambangan batu bara hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arocena dan Nunez (2010) dengan judul “An Empirical Analysis of the Effectivness of Occupational Health and Safety Management System in SME“ yang meneliti tentang efektifitas kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan kecil menengah yang menggunakan safety management system (SME). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan kerja dengan menggunakan sistem SME berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahan kecil menengah di Spanyol.

Page 30: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

326 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Marzec (2007) dalam penelitiannya tentang kesehatan kerja terhadap kinerja perusahaan yang berkaitan dengan kehadiran karyawan, hasilnya menunjukkan bahwa kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan Leggat (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa kesehatan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja pada rumah sakit yang telah menggunakan HPWS (High Performance Work System).

Penelitian ini dimaksudkan untuk melanjutkan sekaligus mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Susanto (2012), Berihna (2010), Gravel (2010), dan Dardiati (2008) yang menunjukkan bahwa faktor – faktor motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Juga untuk membuktikan apakah keselamatan kerja berpengaruh negatif seperti yang telah diteliti oleh Arocena dan Nunez (2010).

Mengacu pada beberapa hasil penelitian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

A. Rumusan Masalah1. Apakah Motivasi, Kesehatan dan keselamatan kerja secara simultan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan lapangan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.2. Apakah Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan lapangan di PT.

Amanah Anugerah Adi Mulia.3. Apakah Kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan lapangan di PT.

Amanah Anugerah Adi Mulia.4. Apakah Keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan lapangan di PT.

Amanah Anugerah Adi Mulia.

B. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui dan menganalisis secara simultan pengaruh motivasi, kesehatan

dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan lapangan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

C. Manfaat Penelitian1. Bagi pihak manajemen PT. Amanah Anugerah Adi Mulia dapat diketahui faktor mana

yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan lapangan, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 31: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 327

2. Bagi peneliti selanjutnya bermanfaat sebagai referensi dalam hal pengaruh motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja terutama di industri pertambangan yang menggunakan proses Blasting.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi KerjaMenurut Robbins (2009:223) teori spesifik yang menjelaskan tentang motivasi yaitu

Teori Dua Faktor (kadang–kadang disebut juga teori motivasi-higiene) yang dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg. Dalam keyakinannya bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. Herzberg menyelidiki pertanyaan “apa yang diinginkan individu dari pekerjaan mereka ?” Ia meminta individu untuk mendeskripsikan, situasi–situasi dimana mereka merasa luar biasa baik atau buruk dalam pekerjaan mereka.

2. Kesehatan KerjaProgram kesehatan kerja merupakan suatu hal penting dan perlu diperhatikan oleh

pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Menurut Werner (2009:267) :

“ Istilah kesehatan dan keselamatan kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, semakin sedikit pegawai yang mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut.”

3. Keselamatan KerjaPengertian program kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2000:161) :

“Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.”

Sedangkan menurut Suma’mur (1993:1) ,

“Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara–cara melakukan pekerjaan.”

4. Kinerja KaryawanKinerja karyawan atau dapat diartikan prestasi kerja adalah hasil kerja secara

kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006). Sedangkan menurut Mangkuprawira (2007) kinerja karyawan adalah hasil dari proses

Page 32: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

328 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi yang bersangkutan. Ukuran kinerja karyawan dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi dan perusahaan.

Untuk mendefinisikan ukuran kinerja maka dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator dari Dharma (1991,105) :1. Kuantitas kerja, yaitu jumlah yang dihasilkan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.2. Kualitas kerja, yaitu mutu pekerjaan sebagai output yang harus diselesaikan.3. Ketepatan atau kesesuaian waktu, yaitu menyangkut keseseuaian waktu penyelesaian

pekerjaan dengan alokasi waktu yang direncanakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

B. Penelitian terdahuluBerihna (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Safety Performance Evalvation

of Indian Organizations Using Data Envelopment Analysis” mempunyai persamaan yaitu meneliti tentang pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja industri di India. Hanya saja penelitian ini mengambil populasi perusahaan–perusahaan industri di India dengan sampel 30 perusahaan, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan mengambil populasi pada perusahaan industri batu bara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 89,8% keselamatan berpengaruh terhadap performa industri di India dan sisanya dipengaruhi oleh faktor–faktor lain di luar model.

Gravel (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Strategis to develop and mantain ocupational health and safety measures in small businesses employing immigrant workers in metropolitan montreal”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi apa yang paling tepat untuk kesehatan dan keselamatan kerja di usaha–usaha kecil, Montreal. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan yang mempunyai karyawan imigran. Hasil yang diperoleh yaitu perusahaan–perusahan yang mempekerjakan imigran gagal dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja.

Arocena dan Nunez (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “An empirical analysis of the effectiveness of occupational heath and safety management system in SME” ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa efektifitas kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan kecil – menengah di Spanyol. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan kecil – menengah di Spanyol, dengan sampel penelitian 193 perusahaan di Spanyol. Metode penelitian yang dipakai adalah dengan metode analisa faktor. Penelitian ini menemukan bahwa sistem OHS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sistem SMES.

Sulistyarini (2008) meneliti tentang “Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada CV. Sahabat di Klaten”. Tujuan penelitian ini nadalah untuk mengetahui pengaruh keselamata dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden karyawan CV. Sahabat, dimana diperoleh hasil keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas sebesar 74,85% dan sisanya dipengaruhi faktor lain di luar model.

Page 33: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 329

Dardiati (2008), meneliti tentang “Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada Pabrik Gula (PG) Gempol Krep Mojokerto.” Digunakan sampel sebanyak 100 responden karyawan bagian produksi, dan diperoleh hasil keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 64,75% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Koesumawati (2004), meneliti tentang “Pengaruh jaminan Kesehatan Kerja dan Jaminan Keselamatan kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Kusumatex Yogyakarta.” Metode analisis data dengan regresi linier berganda dan analisis korelasi berganda, dan menyimpulkan ada pengaruh signifikan antara jaminan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada perusahaan tekstil PT. Kusumatex Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya untuk jaminan kesehatan dan keselamatan berpengaruh secara bersama sama yaitu nila F hitung > F tabel yaitu 6, 4448 > 2, 021.

Mutmainah (2004), dari Universitas Muhamadiyah Surakarta meneliti dengan judul “Pengaruh Jaminan Kesehatan dan Kesejahteraan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan bagian Produksi pada CV. Agung Klaten.” Metode analisis data dengan regresi linier berganda, uji signifikan dan determinasi, dan menyimpulkan ada pengaruh secara bersama–sama jaminan kesehatan dan kesejahteraan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian produksi pada CV. Agung Klaten. Serta secara individu jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV. Agung di Klaten. Jadi variabel independent yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas adalah jaminan kesehatan kerja.

Penelitian Khan, et al. (2010) berjudul “The Relationship Between Reward and Employee Motivation in Commersial Bank of Pakistan”. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara penghargaan (pembayaran/gaji, promosi, pengakuan dan tunjangan) dengan motivasi karyawan. Namun ada hasil yang tidak signifikan pada tingkat motivasi berdasarkan status pernikahan, dimana karyawan yang menikah tingkat motivasinya lebih rendah dibandingkan motivasi karyawan yang belum atau tidak menikah. Persamaan terletak pada variabel motivasi yang diteliti, dan perbedaannya tidak meneliti tentang variabel reward serta tidak meneliti dampak dari motivasi tersebut kepada kinerja.

Penelitian Trang, et al. (2013) berjudul “Organizational Commitment as Mediation Variable Influence of Work Motivation, Leadership Styleand Learning Organization to the Employee Performance (Studies at PT. Pelabuhan Indonesia IV (Limited) Branch Bitung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara motivasi kerja dan pembelajaran organisasi terhadap kinerja. Namun tidak berpengaruh signifikan (positif) terhadap kinerja karyawan, sedangkan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Perbedaan adalah pada varibel gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan pembelajaran organisasi tidak diteliti, dan pada metode yang digunakan PLS (Partial Least Square). Persamaannya pada variabel yang diteliti yaitu meneliti pengaruh motivasi terhadap kinerja.

Penelitian oleh Yang (2011) berjudul “Work Motivation and Personal Characteristic : an in depth study of six organization in Ningbo”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara efek dari pribadi karakteristik terhadap motivasi

Page 34: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

330 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

kerja karyawan. Persamaannya meneliti pengaruh apa asaja yang mendukung motivasi kerja, namaun perbedaannya tidak meneliti kinerja namun lebih ke karakteristik pribadi karyawan.

Keterangan :Pengaruh variabel secara simultan .Pengaruh variabel secara parsial .

Sumber :H1: berdasarkan Jackson, Schuler dan Werner (2009), Sulistyarini (2008), Dardiati

(2008), Kosoemastuti (2004), Mutmainah(2004).H2: berdasarkan Robbin-judge (2009), Hasibuan (1999) dan Andi Susanto (2012)H3: berdasarkan Jackson, Schuler dan Werner (2009), Gravel (2010), Arocena dan Nunez

(2010), Dardiati (2008).H4: berdasarkan Jackson, Schuler dan Werner (2009) , Berihna (2010), Gravel (2006),

Arocena dan Nunez (2010), Dardiati (2008).

Hipotesis PenelitianH1: Variabel motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja secara simultan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan lapangan pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.H2: variabel motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan lapangan PT.

Amanah Anugerah Adi Mulia. H3: variabel kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan lapangan

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia. H4: variabel keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan lapangan

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

Page 35: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 331

METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah Explanatory Research, yaitu untuk memperjelas hubungan

antara variabel – variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan pendekatan kuantitatif.

B. Lokasi dan Periode PenelitianPenelitian ini dilakukan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia dengan pengambilan

data yang dilakukan dari tanggal 30 Desember 2012 hingga tanggal 30 Maret 2013.

C. Unit AnalisisUnit analisis dalam penelitian ini adalah karyawan lapangan yang bekerja di PT.

Amanah Anugerah Adi Mulia.

D. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan lapangan yang bekerja di PT.

Amanah Anugerah Adi Mulia yang jumlahnya 200 orang. Sedangkan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2003:120). Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh sampel sebanyak 66,67 jumlah sampel pada penelitian ini ditetapkan 100 responden. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu semua anggota populasi memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih secara random / acak sebagai bagian dari sampel penelitian, Sugiyono (2011).

E. VariabelPenelitiandanDefinisiOperasionalVariabel

1. Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu variabel bebas

(independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas terdiri dari variabel motivasi kerja (X1), kesehatan kerja (X2) dan variabel keselamatan kerja (X3) sedangkan variabel terikat yaitu kinerja (Y).

2. DefinisiOperasionalVariabela. Motivasi Kerja (X1). Definisi variabel motivasi kerja dalam penelitian ini

adalah memberikan kekuatan yang mendorong karyawan lapangan di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia untuk bertindak, menumbuhkan kesadaran untuk bersikap atau berperilaku dalam mencapai tujuan. Indikator variabel motivasi kerja adalah faktor intrinsik seperti kemajuan, pengakuan, tanggung jawab dan pencapaian, sedangkan faktor ekstrinsik seperti pengawasan dan kebijaksanaan, faktor ekstrinsik imbalan kerja dan kondisi kerja (Robbin Judge, 2009).

b. Kesehatan kerja (X2). Definisi variabel kesehatan kerja pada penelitian ini menyangkut program–program kesehatan yang ada di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia, karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan

Page 36: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

332 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama.

c. Keselamatan kerja (X3). Definisi variabel keselamatan kerja pada penelitian ini menyangkut program–program keselamatan kerja yang ada di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia, yang bertujuan untuk melindungi keselamatan karyawan. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaan sehari–hari untuk meningkatkan produksi dan kinerja.

d. Kinerja (Y). Variabel kinerja dalam penelitian ini adalah hasil pencapaian kerja oleh karyawan lapangan PT. Amanah Anugerah Adi Mulia sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan dan juga standar mutu yang telah ditentukan oleh manajemen PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

F. Pengukuran VariabelPengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala

Likert merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang atas fenomena sosial (Riduwan, 2010:12-15). Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item–item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Disamping itu instrumen penelitian dengan skala likert ini menggunakan bentuk checklist. Jawaban atas item-item tersebut dituangkan dalam pilihan dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju dengan pemberian bobot 1 sampai dengan 5

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji ValiditasTeknik yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah dengan menggunakan

koefisien korelasi product moment pearson (Sugiyono, 2008). Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat apabila koefisien r > 0.3. Sehingga bila koefisien korelasi antara butir pertanyaan untuk sebuah variabel dengan skor total variabelnya lebih dari 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

2. Uji ReliabilitasUji realibilitas digunakan untuk menguji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Reliabilitas pengukuran ditentukan dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha dari masing– masing instrumen dalam satu variabel. Instrumen dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha yang semakin mendekati 1 atau semakin tinggi koefisien internal realibilitasnya.

H. Uji Asumsi Klasik

1. Uji NormalitasTujuan dilakukannya Uji Normalitas adalah untuk menguji apakah data variabel

bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Dalam hal ini persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data

Page 37: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 333

variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) berdistribusi normal atau mendekati normal.

2. Uji MultikolinearitasMenurut Nugroho (2005) uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel bebas dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Selain itu deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing – masing variabel bebas dengan variabel terikat.

3. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

I. Pengumpulan Data

1. Sumber DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

data yang diperoleh secara langsung dari sumber data, yaitu karyawan lapangan PT. Amanah Anugerah Adi Mulia tentang tanggapan terhadap indikator variabel–variabel yang dituangkan dalam jawaban kuisioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian (Riduwan, 2010:24). Data sekunder diambil dari arsip data HRD PT. Amanah Anugerah Adi Mulia.

2. Teknik Pengumpulan DataMetode pengumpulan data berkaitan dengan variabel – variabel yang akan diolah

dalam penelitian ini adalah dengan kuisioner/angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kapada para karyawan lapangan PT. Amanah Anugerah Adi Mulia untuk dijawab tentang hal – hal yang berkaitan dengan variabel – variabel penelitian. Kuisioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data berupa informasi secara tertulis langsung dari responden (Sugiyono, 2011:142).

J. Metode AnalisisAnalisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda untuk mengukur kuatnya pengaruh variabel– variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan bantuan software SPSS versi 17.0 for windows dapat dihasilkan suatu analisis dengan baik, cepat dan akurat. Model hubungan variabel digambarkan sebagai berikut :

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e

Dimana

Y = kinerja

Page 38: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

334 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

a = konstanta

β1 - β3 = koefisien regresi

e = error term (residual)

X1 = Motivasi kerja

X2 = Kesehatan kerja

X3 = Keselamatan kerja

1. Uji Simultan (uji F)Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis penelitian, maka dirumuskan sebagai berikut :H0 : β = 0 (tidak ada pengaruh signifikan secara bersama – sama antara kesehatan kerja

dan keselamatan kerja terhadap kinerja )H0 : β≠ 0 (ada pengaruh signifikan secara bersama – sama antara kesehatan kerja dan

keselamatan kerja terhadap kinerja)

Pembuktian dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan nilai F hitung yang terdapat dalam analysis of variance . Untuk menentukan nilai F tabel tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of fredom) df = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi.

2. Uji Parsial (uji t)Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.

Formulasi pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :H0 : β = 0 (koefisien regresi variabel bebas tidak berpengaruh signifikan dengan variabel

terikat ).Ha : β ≠ 0 (koefisien regresi variabel bebas berpengaruh signifikan dengan variabel

terikat)

Untuk menentukan nilai statistik tabel, ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel.

3. KoefisienDeterminasi(R2)Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel – variabel bebas memberikan kontribusi terhadap variabel terikat (Umar, 2009). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Page 39: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 335

HASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek PenelitianPT. Amanah Anugerah Adi Mulia adalah perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan dan penjualan batubara yang didirikan pada tahun 2001 sesuai dengan surat keputusan Bupati Tanah Laut No: 545/014/PU/DPE/2001 dengan luas 1060 Ha, dengan cikal bakalnya adalah CV. Amanah yang didirikan pada tahun 1992. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan penjualan batubara PT. Amanah Anugerah Adi Mulia melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan sampai dengan sekarang yang kemudian mengikuti regulasi perubahan undang-undang minerba maka dengan Surat Keputusan Bupati Tanah Laut No: 545/02-IUP/DPE/2012 telah dilakukan perubahan dan penggabungan IUP dengan ijin usaha operasi produksi luas area 599,76 Ha.

PT. Amanah Anugerah Adi Mulia menyadari bahwa tingkat resiko dan kendala yang dihadapi karyawan saat melakukan pekerjaan di lokasi tambang memerlukan penanganan yang baik oleh pihak manajemen. Target perusahaan yang harus dipenuhi harus diimbangi dengan adanya perhatian kepada karyawan sehingga mereka dapat menunjukkan kinerja yang baik. Beberapa upaya yang dilakukan PT. Amanah Anugerah Adi Mulia dalam rangka memacu kinerja karyawan antara lain dengan :1. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang layak untuk mendukung kegiatan

penambangan di lapangan2. Memberikan kejelasan tentang jejang karir dan kesempatan pengembangan diri

karyawan3. Memberikan kesempatan bagi karyawan memperoleh tingkat kesejahteraan dan

imbalan yang sesuai dengan prestasi kerja

B. Analisis Deskriptif Jawaban Responden

1. Variabel X1 (Motivasi Kerja)Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel motivasi kerja secara

keseluruhan adalah bagus/baik dimana mean berada pada skor 4,30. Hal ini menjelaskan bahwa kebanyakan responden menjawab setuju dan sangat setuju pada semua butir-butir pertanyaan. Arti bahwa sebagian besar responden menganggap item pernyataan yang digunakan untuk mengukur indikator motivasi kerja sudah memenuhi harapan responden.

Tanggapan responden terhadap motivasi kerja pada butir pertanyaan X1.1f memiliki skor nilai tertinggi sebesar 4,49 dengan presentase responden menjawab sebesar 53% menjawab sangat setuju dan 43% menjawab setuju serta 4% yang menjawab ragu-ragu. Hal ini menunjukkan responden menilai bahwa faktor yang dominan mempengaruhi motivasi kerja adalah item yang menyatakan karyawan menyelesaikan tugas dengan penuh tanggungjawab.Kondisi ini memperlihatkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menyelesaikan tugasnya.

Skor terendah pada butir pertanyaan X1.2b sebesar 4.07 dengan presentase responden menjawab 24% menjawab sangat setuju, 59% yang menjawab setuju dan 17% yang masih ragu-ragu menjawabnya. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai, karyawan dapat

Page 40: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

336 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan faktor yang tidak terlalu menjadi pertimbangan karyawan dalam menumbuhkan motivasi kerjanya.

2. Variabel X2 (Kesehatan Kerja)Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kesehatan kerja adalah

bagus/baik dimana mean berada pada skor 4,18. Hal ini menjelaskan bahwa kebanyakan responden menjawab setuju dan sangat setuju pada semua butir-butir pertanyaan.Arti bahwa sebagian besar responden menganggap item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur indikator kesehatan kerja sudah memenuhi harapan responden.

Tanggapan responden terhadap kesehatan kerja pada butir pertanyaan X2.1b dan X2.2a memiliki skor nilai tertinggi sebesar 4,34. Presentase jawaban responden terhadap pertanyaan X2,1b adalah 42% responden menjawab sangat setuju, 50% menjawab setuju dan hanya 8% yang menjawab ragu-ragu. Sedangkan untuk pertanyaan X2.2a, 37% responden menjawab sangat setuju, 60% menjawab setuju dan hanya 3% yang menjawab ragu-ragu. Hal ini menunjukan bahwa karyawan menilai item yang menyatakan perusahaan menyediakan fasilitas pendukung (kamar mandi, mushola) yang bersih dan perusahaan menyediakan penerangan di lingkungan kerja merupakan faktor pendukung kesehatan kerja paling baik yang disediakan perusahaan.

Skor terendah pada butir pertanyaan X2.3b sebesar 4,07, dimana 24% responden menjawab sangat setuju, 59% dengan jawaban setuju dan 17% menjawab dengan ragu-ragu. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa item yang menyatakan jika diperlukan karyawan yang sakit akan mendapat rujukan ke rumah sakit yang telah ditunjuk perusahaan, merupakan faktor yang kontribusinya paling rendah dalam mendukung kesehatan kerja.

3. Variabel X3 (Keselamatan Kerja)Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel keselamatan kerja secara

keseluruhan adalah bagus/baik dimana mean berada pada skor 4,18. Hal ini menjelaskan bahwa kebanyakan responden menjawab setuju dan sangat setuju pada semua butir-butir pertanyaan. Arti bahwa sebagian besar responden menganggap item pernyataan yang digunakan untuk mengukur indikator keselamatan kerja sudah memenuhi harapan responden.

Tanggapan responden terhadap keselamatan kerja pada butir pertanyaan X3.1a memiliki skor nilai tertinggi sebesar 4,42 dengan 43% responden menjawab sangat setuju, 56% menjawab setuju dan yang menjawab ragu-ragu 1%. Hal ini menunjukkan item yang menyatakan bahwa perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja sesuai standar (helm, sepatu boots, sarung tangan, masker) yang dapat menghindarkan karyawan dari kecelakaan kerja mendapat penilaian tertinggi dari responden.

Skor terendah variabel keselamatan kerja ditunjukkan pada butir pertanyaan X3.3c yaitu sebesar 3,88 dengan distribusi 21% jawaban responden sangat setuju, 50% menjawab setuju, 25% responden menjawab ragu-ragu dan 4% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa item yang menyatakan bahwa perusahaan menyediakan area khusus untuk merokok mendapat penilaian terendah dari responden.

Page 41: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 337

4. Variabel Y (Kinerja) Nilai rata-rata pandangan responden terhadap variabel kinerja secara keseluruhan

adalah sangat bagus/sangat baik dimana mean berada pada skor 4,19. Hal ini menjelaskan bahwa kebanyakan responden menjawab setuju dan sangat setuju pada semua butir-butir pertanyaan.Arti bahwa sebagian besar responden menganggap item pernyataan yang digunakan untuk mengukur indikator kinerja sudah memenuhi harapan responden.

Tanggapan responden terhadap variabel kinerja pada butir pertanyaan Y1a memiliki skor nilai tertinggi sebesar 4,49 dengan presentase jawaban responden 51% menjawab sangat setuju,47% menjawab setuju dan 2% menjawab ragu-ragu. Hal ini menunjukan item yang menyatakan bahwa perusahaan menyediakan mesin absensi elektronik mendapat penilaian tertinggi dari responden.

Skor terendah pada butir pertanyaan Y1c sebesar 4,03 dengan presentase jawaban responden 35% menjawab sangat setuju, 58% menjawab setuju dan 7% menjawab ragu-ragu.Hal ini menunjukkan item yang menyatakan bahwa perusahaan sudah menerapkan sistem Hour Meter mendapat penilaian terendah dari responden sebagai faktor pendukung kinerja.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen PenelitianBerdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai r hitung variabel motivasi kerja

(X1) bernilai lebih dari 0,300 / titik kritis hal ini menunjukan bahwa semua butir peryataan yang merupakan indikator dari variabel motivasi (X1) pada kuesioner ini adalah valid. Menurut Sugiyono (2010), apabila koefisien korelasi bernilai positif dan > 0,30 maka butir pertanyaan tersebut memiliki validitas konstruk yang baik.Nilai alpha untuk variabel motivasi X1 menunjukan angka diatas 0,600 yakni sebesar 0,917, dengan demikian variabel motivasi X1 dikatakan realiabel karena nilai alpha > 0,600.

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa hasil uji Pearson’s product moment coefficient of correlation menunjukkan nilai r hitung semua butir pernyataan pada variabel kesehatan kerja (X2) bernilai lebih dari 0,300 / titik kritis. Hal ini berarti bahwa bahwa semua butir peryataan yang menjadi indikator variabel kesehatan kerja (X2) pada kuesioner penelitian ini adalah valid. Hasil uji Scale Reliability Cronbach Alpha yang diketahui dengan nilai alpha untuk variabel kesehatan kerja (X2) menunjukkan angka diatas 0,600 yakni sebesar 0,863, dengan demikian variabel kesehatan kerja (X2) dikatakan realiabel karena nilai alpha > 0,600.

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa hasil uji Pearson’s product moment coefficient of correlation menunjukkan nilai r hitung semua butir pernyataan pada variabel keselamatan kerja (X3) bernilai lebih dari 0,300 / titik kritis hal ini menunjukan bahwa semua butir peryataan pada kuesioner ini adalah valid. Hasil uji Scale ReliabilityCronbach Alpha yang diketahui dengan nilai alpha untuk variabel keselamatan kerja (X3) menunjukan angka diatas 0,600 yakni sebesar 0,932, dengan demikian variabel keselamatan kerja (X3) dikatakan realiabel karena nilai alpha > 0,600.

Berdasarkan hasil pengujian.diketahui bahwa nilai r hitung variabel kinerja (Y) bernilai lebih dari 0,300 / titik kritis hal ini menunjukan bahwa semua butir peryataan yang menjadi indikator variabel kinerja (Y) pada kuesioner ini adalah valid. Hasil uji Scale

Page 42: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

338 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

ReliabilityCronbach Alpha yang diketahui dengan nilai alpha untuk variabel Y menunjukan angka diatas 0,600 yakni sebesar 0,919, dengan demikian variabel Y dikatakan realiabel karena nilai alpha > 0,600.

D. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji NormalitasAsumsi normalitas atau deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik-

titik) pada sumbu diagonal dari grafik hasil uji normalitas. Dasar pengambilan keputusan adalah :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas (Santosa dan Ashari, 2005).

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Regression StandardizedBerdasarkan tampilan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram

menunjukkan pola distribusi yang mendekati normal, sedangkan grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Page 43: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 339

2. Uji MultikolinieritasHasil Uji Multikolinieritas Data Hasil Penelitian

CollinearitasStatistikModel Toleransi VIF

(Constant)X1X2X3

0.3890.3210.406

2.5683.1162.465

Berdasarkan hasil analisis multikolinearitas data yang diperoleh dari sampel tidak terdapat multikolinieritas karena besaran statistik tolerance cukup tinggi 0.389, 0,321 dan 0,406 menjauhi nilai 0,01 dan nilai VIF (variance Inflaction Faktor) untuk motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja masing-masing 2.568, 3.116 dan 2.465< 10 (Amir, 2006), yang berarti tidak terdapat multikolinieritas di antara variabel independen dengan variabel independen lainnya. Ketiga variabel tersebut (motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja) saling independen yang berarti tidak terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya (Sudarmanto, 2005).

3. Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan ScatterplotOutput SPSS Scatter plot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut :

1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 02. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja3. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola tertentu.

Berdasarkan Gambar dapat disimpulkan model regresi berganda dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian, karena terlihat adanya pola yang jelas, artinya titik-titik menyebar diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Page 44: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

340 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

E. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Analisis Regresi BergandaHasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Variabel Koefisien Kesalahan Standar Nilai t Signifikansi Partial Part

Konstanta 7.340 1.761 .081Motivasi Kerja .254 .329 3.498 .001 336 205Kesehatan KerjaKeselamatan Kerja

.424

.255.292282

2.8173.067

.006

.003

276299

165180

R = 0,818 R2 = 0,670 Adjusted R2 = 0,660F = 64,936 Sig F = 0,000 Standard Error of Estimate/SEE =3,52553

Berdasarkan Tabel dapat dibuat persamaan regresi linear berganda secara matematis adalah sebagai berikut :

Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+eY = 7,340 + 0,254X1 + 0,424X2 + 0,255X3 +e (3,498) (2,817) (3,067)Persamaan tersebut menggambarkan prediksi perubahan besarnya kinerja karyawan,

yang menjelaskan bahwa jika tidak ada variabel motivasi kerja (X1), kesehatan kerja (X2) dan keselamatan kerja (X3), maka kinerja karyawan tetap ada dan meningkat sebesar 7,340 kali. Motivasi kerja (X1) akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,254 atau 25,4%, Kesehatan Kerja (X2) 0,424 atau 4,24% dan Keselamatan kerja (X3) akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,255 atau 25,5%. Namun disamping variabel motivasi kerja (X1), kesehatan kerja (X2) dan keselamatan kerja (X3), ada faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi kinerja karyawan ditandai oleh simbol e (epsilon).

Pengukuran persentase pengaruh motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Angka R sebesar 0,818 ini berarti bahwa pengaruh antara motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan sangat kuat karena nilainya diatas 0,5.Angka R2 atau koefisien determinasi adalah 0,670 atau R square = 67%. Agar ketepatan model dapat dievaluasi dengan baik dan karena jumlah variabel independen lebih dari satu, maka lebih baik menggunakan Adjusted R2, yaitu 0,660 (Santoso, 2000). Hal ini berarti 66% variasi dari kinerja karyawan bisa dijelaskan oleh variasi motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja, sedangkan sisanya 34% (100% - 66%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam model. Standard Error of Estimate (SEE) adalah 3,52553 kecilnya nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (Santoso, 2000).

Page 45: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 341

F. Uji Simultan (Uji F)

1. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Motivasi Kerja (X1), Kesehatan Kerja (X2) dan Keselamatan Kerja (X3) terhadap Kinerja (Y) Hasil pengujian pada hipotesis 1, yaitu motivasi kerja, kesehatan kerja dan

keselamatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, dilakukan melalui analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test didapat F hitung sebesar 64,936 dengan tingkat signifikansi 0,000, dikarenakan probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi ini bisa dipakai untuk memprediksi kinerja pegawai, atau bisa juga dengan membandingkan nilai Fhitung dengan FTabel pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05). Nilai FTabel 0,05 pada df = (n-k) = 96 (dimana n banyaknya responden dan k adalah banyaknya variabel) adalah 2,699393 maka nilai Fhitung sebesar 64,936 lebih besar dari FTabel sebesar 2,699393. Hal tersebut berarti bahwa H1 diterima, artinya variabel motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa hipotesis 1 untuk variabel motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan ‘terbukti’. Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian secara parsial menggunakan Uji-t dan pembuktian hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel (nilai kritis) yang diperoleh dari tabel koefisien regresi dengan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat signifikansi (a) sebesar 5% (0,05). Jika nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat dinyatakan bahwa nilai variabel independen motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara parsial. Uji-t pada penelitian ini dilakukan dengan uji dua sisi (2-tailed), untuk membandingkan antara ttabel dengan thitung. Nilai t tabel 0,05 pada df = (n-k) = 96 adalah 1,660881. Perolehan nilai t hitung pada variabel motivasi kerja sebesar 3,498, kesehatan kerja sebesar 2,817 dan keselamatan kerja sebesar 3,067.

2. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja (Y) Hasil pengujian pada hipotesis I, yaitu motivasi kerja berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan, dilakukan melalui analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2, maka didapat nilai t (hitung) pada variabel motivasi kerja (X1) sebesar 3.498 > t (tabel) 1.660881. Perbandingan keduanya menunjukkan bahwa pengaruh variabel motivasi kerja (X1) terhadap kinerja (Y) adalah signifikan, ditunjukkan dengan nilai sig 0.001 < 0.05. Hal ini berarti bahwa hipotesis 2 untuk variabel motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan ‘terbukti’.

3. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) Hasil pengujian pada hipotesis II, yaitu kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan, dilakukan melalui analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 didapat nilai t (hitung) pada variabel kesehatan kerja (X2) sebesar 2.817 > t (tabel) 1.660881. Perbandingan keduanya menunjukkan bahwa pengaruh variabel kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja (Y) adalah signifikan, ditunjukkan dengan nilai sig

Page 46: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

342 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

0.006 < 0.05. Hal ini berarti bahwa hipotesis 3 untuk variabel kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan ‘terbukti’.

4. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Keselamatan Kerja (X3) terhadap Kinerja (Y) Hasil pengujian pada hipotesis 4, yaitu keselamatan kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja karyawan, dilakukan melalui analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 4 didapat nilai t (hitung) pada variabel keselamatan kerja (X3) sebesar 3.067 > t (tabel) 1.660881. Perbandingan keduanya menunjukkan bahwa pengaruh variabel keselamatan kerja (X3) terhadap kinerja (Y) adalah signifikan, ditunjukkan dengan nilai sig 0.006 < 0.05. Hal ini berarti bahwa hipotesis 4 untuk variabel keselamatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan ‘terbukti’.

5. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel yang DominanBerdasar hasil pengujian dengan menggunakan nilai t hitung yang dilakukan melalui

analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja merupakan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung yang diperoleh motivasi kerja merupakan nilai tertinggi yaitu 3,498 dibandingkan variabel lainnya (kesehatan, 2,817 dan keselamatan kerja, 3,067). Artinya bahwa kinerja karyawan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi indikator motivasi kerja dibandingkan dengan faktor-faktor kesehatan dan keselamatan kerja.

G. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi TeoritisHasil penelitian ini didukung hasil penelitian Sulistyarini (2008) yang meneliti tentang

“Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada CV. Sahabat di Klaten”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keselamata dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja. Penelitian ini dilakukan pada 30 karyawan CV. Sahabat, dimana diperoleh hasil keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas sebesar 74,85% dan sisanya dipengaruhi faktor lain di luar model

Penelitian ini juga didukung Dardiati (2008), yang meneliti “Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada Pabrik Gula (PG) Gempol krep Mojokerto.” Digunakan sampel sebanyak 100 karyawan bagian produksi, dan diperoleh hasil Keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 64,75% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Hasil penelitan yang juga mendukung hasil penelitian ini adalah Koesumawati (2004), yang meneliti tentang “Pengaruh jaminan Kesehatan Kerja dan Jaminan Keselamatan kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Kusumatex Yogyakarta.” Metode analisis data dengan regresi linier berganda dan analisis korelasi berganda, dan menyimpulkan ada pengaruh signifikan antara jaminan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada perusahaan tekstil PT. Kusumatex Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya untuk jaminan kesehatan dan keselamatan berpengaruh secara bersama sama yaitu nila F hitung > F tabel yaitu 6, 4448 > 2, 021.

Page 47: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 343

Berihna (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Safety Performance Evalvation of Indian Organizations Using Data Envelopment Analysis” mempunyai persamaan yaitu meneliti tentang pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja industri di India. Hanya saja penelitian ini mengambil populasi perusahaan–perusahaan industri di India dengan sampel 30 perusahaan, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan mengambil populasi pada perusahaan industri batu bara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 89,8% keselamatan berpengaruh terhadap performa industri di India.

2. Implikasi ManajerialVariabel motivasi kerja memiliki pengaruh yang dominan dibandingkan dengan

kesehatan kerja dan keselamatan kerja, maka dalam hal ini perusahaan bisa lebih memperhatikan peningkatan indikator motivasi kerja yang terdiri dari pencapaian prestasi, pengakuan, tanggung jawab, upah, kondisi kerja, status, prosedur organisasi dan mutu hubungan personal, agar dapat memberikan dorongan bagi karyawan untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

Variabel kesehatan kerja dan keselamatankerja meskipun pengaruhnya lebih kecil dibanding dengan variabel motivasi kerja namun sangat perlu untuk tetap memperhatikan fasilitas yang terkait perlindungan terhadap kesehatan kerja dan keselamatan kerja untuk memacu karyawan agar bisa bekerja lebih baik.

Motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja merupakan salah satu cara perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan hal-hal yang menjadi kebutuhan karyawan dalam menunjang kegiatannya melaksanakan tugas dari perusahaan. Pihak manajemen dalam mendukung motivasikerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja perlu memperhatikan dan meningkatkan kualitas serta potensi karyawan misalnya dengan pemberian kesempatan melanjutkan mengikuti pendidikan bagi yang berminat dan mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan.

H. Keterbatasan Penelitian1. Variabel independen yang digunakan hanya 3 (tiga) variabel yaitu motivasi kerja,

kesehatan kerja dan keselamatan kerja. Sedangkan bila dilihat dari hasil uji regresi menunjukan masih adanya faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan. Seperti penelitian Susanto (2012) yang menyatakan bahwa komunikasi dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja.

2. Penelitian hanya dilakukan pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia yang merupakan anak perusahaan Amanah Group, sehingga tidak bisa dianggap mewakili kondisi yang terjadi di Amanah Group secara keseluruhan karena anak perusahaan yang lain bisa mengalami kondisi yang berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Motivasi kerja, kesehatan kerja dan keselamatan kerja secara simultan berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja karyawan lapangan. Hasil uji-t yang menunjukan bahwa variabel motivasi kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan

Page 48: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

344 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

dibandingkan dengan variabel kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan.

2. Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan lapangan. Pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan hubungan yang positif dengan kinerja, artinya motivasi kerja yang ada dalam diri karyawan lapangan maupun yang berasal dari luar lingkungan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja.

3. Kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan lapangan Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan kerja merupakan fasilitas yang diharapkan mampu memberikan jaminan rasa nyaman bagi karyawan lapangan dalam melaksanakan pekerjaannya.

4. Keselamatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja merupakan fasilitas yang diharapkan mampu memberikan jaminan rasa aman ketika karyawan lapangan melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi.

Saran1. Bagi pihak manajemen PT. Amanah Anugrah Adi Mulia untuk meningkatkan kinerja

karyawan lapangan, maka perlu memotivasi karyawanya, misalnya dengan pemberian penghargaan terhadap karyawan lapangan yang berprestasi berupa hadiah yang dapat menambah semangat kerja. Selain itu juga perlu dipertahankan hubungan yang erat dengan karyawan lapangan dan suasana kerja yang aman dan nyaman karena dapat memberi motivasi bagi karyawan lapangan untuk melakukan yang terbaik.

2. Penerapan jaminan kesehatan kerja dan keselamatan kerja dapat memberikan nilai tambah bagi hasil kinerja karyawan lapangan. Peningkatan kinerja karyawan lapangan dalam hal menyelesaikan pekerjaan dengan baik bisa diupayakan dengan memberikan rasa aman dan nyaman karena adanya jaminan akan kesehatan dan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

3. Pemberian kesempatan bagi karyawan lapangan untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara memberikan peluang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun kesempatan untuk melanjutkan studi merupakan upaya yang sangat baik dalam meningkatkan kinerja karyawan lapangan. Pendidikan dan pelatihan mungkin bisa berupa pendidikan formal yang ada, atau bekerja sama misalnya dengan DEPNAKER dan pihak yang berkompeten dengan pertambangan dan K3.

4. Bagi penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain, seperti kepuasan kerja, kepemimpinan, dan komitmen dan budaya organisasi, di luar variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang bisa mempengaruhi kinerja karyawan.

5. Bagi penelitian selanjutnya dapat memperluas ruang lingkup penelitian tidak hanya di PT Amanah Anugrah Adi Mulia, tapi bisa juga bisa di anak perusahaan Amanah Group yang lain.

Page 49: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 345

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk, 2008, “Hubungan Antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan PT. Telkom Divisi Fixed Wireless Network Area Operasi Jakarta Tahun 2008”, Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, 2

Alwi Syafarudin, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif, Edisi Kedua, BPFE Yogyakarta

Amir, Faisal M, 2006, Mengolah dan Membuat Interpretasi Hasil Olahan SPSS Untuk Penelitian Ilimiah, Jakarta, Edsa Mahkota

Amstrong, A. Baron, 1998, Performance Management, The New Realities, London: IPD

Arocena and Nunez, 2010, An Empirical Analysis of the Effectiveness of Occupational Health and Safety Management System in SME, International Small Business Journal volume 28, number 398.

As’ad, Mohammad. 1998. Psikologi Industri. Edisi Empat. Cetakan Pertama (Maret), Liberty. Yogyakarta.

Bambang Tri, 1996 , Manajemen Sumber Daya Manusia, IPWI, Yogyakarta, 2002

Benardine, John H. Russel, Joyce E. A., 1993, Human Resources Management, McGraw – Hill, Singapore

Berihna, 2010, Safety Performance Evalvation of Indian Organizations Using Data Envelopment Analysis, Indian Journal of Social Sciences-volume 3, Number 64

Brahmasari, dkk. 2008. ‘Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama indonesia), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 10 (2), hal. 124-135.

Dardiati, 2008, Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada Pabrik Gula (PG) Gempol krep Mojokerto, Jurnal Universitas Brawijaya, Surabaya.

Dharma, Agus, 1991, Manajemen Prestasi Kerja, Edisi Kedua, Rajawali, Jakarta

Fahmi, Irham, 2010, Manajemen Kinerja, Alfabeta, Bandung.

Ferdinand, A 2006, Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gibson, James L., Ivancvich, John M., and Donelly JR, James H, 1998, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses (Alih Bahasa : Nunuk Adiarni), Edisi Kedelapan, Jakarta : Binarupa Aksara

Page 50: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

346 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Goetzel, 2008, Employer Integration of Health Promotion and Health Protection Programs, International Journal of Workplace, Vol. 1, 155:2,pp 109 -122

Gravel, 2010, Strategis to Develop and Maintain Ocupational Health and Safety Measures in Small Business Employing Immigrant Workers in Metropolitan Montreal, Europan Journal of Social Sciences-volume 7 , Number 5

Gujarati, N.D 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Hasibuan, Malayu, SP, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Jackson, Schuler, Werner, 2011, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta.

Khan, K.U, S.U. Farooq & M.I. Ullah (2010). “The Relationship Between Reward and Employee Motivation in Commercial Banks of Pakistan” Research Journal of Internatıonal Studıes - Issue 14.

Koesumawati, 2004, Pengaruh Jaminan Kesehatan Kerja dan Jaminan Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Kusumatex Yogyakarta, Jurnal Universitas Brawijaya, Surabaya.

Leggat, 2010 , High Performance Work System : The Gap Between Policy and Practise in Health Care Reform , Journal of Health Organization and Management, vol. 25 Iss:3, pp. 281 – 297.

Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh ANDI, Yogyakarta.

Mangkunegara Prabu Anwar A.A, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Mangkunegara, Anwar Prabu., 2009. Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung, cet. Ke 4

Mangkuprawira, Sjafri, Aida, Vitayala Hubeis, 2007, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Bogor.

Manurung, Henson, E., 2011. ‘Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sentana Adidaya Pratama Palembang”, Julnal Ekonomi dan Bisnis, 3 (2).

Marzec, 2007, Effect of Enviromentlly – Focused Interventions on Health Risks and Absenteeism , International Journal of Workplace Health Management, vol. 4 Iss :3, pp 200 -215.

Masrudin dan Waridin. 2006. “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai”. Julnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 7(2), Juni : 197 - 209.

Mutmainah, 2004, Pengaruh Jaminan Kesehatan dan Kesejahteraan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan bagian Produksi pada CV Agung Klaten, Jurnal Universitas Brawijaya, Surabaya.

Nugroho, 2005, Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta

Page 51: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Muhammad Fachru & Hastin, Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 347

Ranupandojo dan Husnan, 2002, Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta, 2002

Riduwan, 2010, Skala Pengukuran Variabel – variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Robbins, Stephen P, Judge 2009, Perilaku Organisasi , jilid I Edisi Indonesia, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Santosa, B. P. dan Ashari, 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS, Andi Offset, Yogyakarta.

Santoso, S. 2003. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.

Sedarmayanti 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Refina Aditama, Bandung.

Setyaningsih, dkk. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jambi”. Jurnal Manajemen Bisnis & Publik. Vol 1, No 1, Hal 17-30.

Siagian, Sondang, P, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Soeprihanto John, 1996, Manajemen Personalia, BPFE Yogyakarta.

Sudarmanto, G. 2005. Analisis Regresi Liner Ganda Dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudjana, 2003, Metode Statistika, Edisi ke 5, Bandung : Tarsito

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Sulistyarini, 2008, Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada CV. Sahabat, Klaten, Jurnal Universitas Brawijaya, Surabaya

Suma’mur, 1993, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haji Masagung Jakarta.

Sunyoto, D dan Burhanudin, 2011. Perilaku Organisasi, CAPS, Yogyakarta.

Sunyoto, D dan Burhanudin, 2011. Perilaku Organisasi, CAPS, Yogyakarta.

Supranto, 1987. Statistik – Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta.

Susanto, 2012, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai, Jurnal Universitas Lambung Mangkurat.

Syauta, et al. 2012, “The Influence of Organizational Culture, Organizational Commitment to Job Satisfaction and Employee Performance (Study at Municipal Waterworks of Jayapura, Papua Indonesia)”, International Journal of Business and Management Invention, Volume 1 Issue 1, pp 69-76.

Trang, et al. 2013. “Organizational Commitment as Mediation Variable Influence of Work Motivation, Leadership Style and Learning Organization to the Employee

Page 52: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

348 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Performance (Studies at PT. Pelabuhan Indonesia IV (Limited) Branch Bitung”, IQSR Journal of Business and Management Volume 7 Issue 2, pp 12-25.

Tulus Agus, 1992, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Uchana, Onong. 1998. Public Relation dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Gramedia Presindo.

Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Thesis Bisnis, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Winardi, dkk. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan Dinas Pengairan Provinsi Aceh)”, Julnal Ilmu Management. Volume I, Tahun I, No.1, Mei 2012.

Yang, F 2011. “Work, Motivation and Personal Characteristics: an in-depth study of six organizations in Ningbo” Chinese Management Studies, Vol. 5 No. 3, 2011.

Page 53: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

349

PENGARUH PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK (Studi Pada Frontliner Bakti BCA KCU Banjarmasin)

Elaine Tjeng(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

LailaRefianaSaid(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Wimby Wandary(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the effect of the training program ( X1 ) and program development ( X2 ) as independent variables either partially or simultaneously on employee performance ( Y ) as the dependent variable in the PT . Bank Central Asia Tbk ( BCA KCU Banjarmasin ) . Methods This study used a questionnaire with 65 Frontliner Bakti BCA KCU Banjarmasin as the sample . Measurement variables using Likert Scale technique with 6 levels of approval . To determine the effect of variables X1 and X2 to Y used multiple linear regression statistical techniques and fatherly significance testing using the F test and t-test using SPSS . The results of this study concluded that the partial of the two independent variables , only the training programs that have a significant influence on employee performance . No significant effect of the two independent variables simultaneously to variable employee performance .

Keywords :

Training programs , program development , Employee Performance .

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh program pelatihan (X1) dan program pengembangan (X2) sebagai variabel independen baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan (Y) sebagai variabel dependen pada PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA KCU Banjarmasin). Metode penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 65 orang Frontliner Bakti BCA KCU Banjarmasin sebagai sampel. Pengukuran

Page 54: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

350 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

variabel menggunakan teknik Skala Likert dengan 6 tingkat persetujuan. Untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y digunakan teknik statistik regresi linear berganda dan unutk menguji signifikansi menggunakan uji F dan Uji t dengan program SPSS. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial dari kedua variabel independen, hanya program pelatihan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Tidak ada pengaruh signifikan dari kedua variabel independen secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan.

Kata kunci:

Program pelatihan, Program pengembangan, Kinerja Karyawan.

PENDAHULUAN

Kinerja dalam suatu organisasi merupakan suatu tolak ukur untuk menentukan berhasil atau tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas kinerja karyawan yang bekerja didalamnya. Kinerja karyawan dapat dikatakan baik apabila karyawan tersebut dapat menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya sampai tuntas, karena pada umumnya kinerja dinilai dari apa yang telah dikerjakan oleh karyawan tersebut dan bagaimana hasil kerja yang telah dicapai selama bekerja.

Kinerja individu dalam perbankan terutama frontliner (Customer Service dan Teller) dinilai berdasarkan pada tingkat kepuasan nasabah sesuai dengan standar layanan yang telah ditetapkan dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan pelayanan nasabah. Upaya peningkatan kinerja karyawan terutama yang berkaitan dengan layanan nasabah membuat pihak manajemen sumber daya manusia mengadakan serangkaian program pelatihan yang diberikan pada para calon karyawan yang bertujuan untuk memberikan gambaran pada para calon karyawan mengenai pekerjaan yang akan mereka jalankan.

Bank Central Asia (BCA) merupakan salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 928 kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BCA senantiasa meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia untuk mendukung strategi dalam mempererat hubungan dengan para nasabah. Perkembangan bisnis dan permintaan nasabah yang terus bertumbuh membuat BCA menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan untuk mempertahankan kualitas layanan sehingga mampu memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu bagi para nasabah, sekaligus meningkatkan hubungan yang baik dengan nasabah. BCA menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan serta menumbuhkan etos kerja yang dibutuhkan dalam mendukung kinerja secara kelompok dan menjaga standar mutu layanan yang tinggi.

BCA Learning Centre terus meningkatkan kualitas sejumlah program pelatihan dan pengembangan guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan agar dapat mengikuti perubahan lingkungan bisnis yang dinamis. Program pelatihan yang diadakan oleh BCA antara lain program pelatihan In Class Training yang memberikan pembekalan

Page 55: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 351

keterampilan teknis dan standar layanan yang baik dan program pelatihan On The Job Training untuk mengaplikasikan materi yang diperoleh selama In Class Training dalam lingkungan unit kerja sebenarnya. BCA juga memiliki serangkaian program pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, konseptual, dan manajerial serta kualitas layanan. Program pengembangan yang diadakan BCA antara lain: BDP BCA, SMART BCA, Pengembangan Dasar Calon Karyawan, dan Program Sertifikasi Frontliner.

Pelatihan dan pengembangan yang diikuti oleh frontliner BCA diharapkan membantu dalam peningkatan kinerja dan peningkatan mutu cabang, karena selama pelatihan telah dibekali dengan materi yang berkaitan dengan keterampilan dan cara memberikan layanan berkualitas dan memberi nilai tambah bagi mutu layanan cabang. Target kerja para frontliner ditetapkan dan dinilai setiap tahun sebagai dasar evaluasi keberhasilan karyawan dalam memenuhi target yang telah ditentukan.

Penilaian kinerja frontliner yang telah mengikuti pelatihan dan pengembangan dilakukan berdasarkan pada kualitas layanan yang diberikan oleh cabang dengan berbagai cara antara lain menggunakan tombol merah sebagai respon ketidakpuasan nasabah dan tombol hijau sebagai respon kepuasan nasabah. Respon nasabah atas kinerja frontliner berdasarkan tombol layanan ini akan dipantau oleh Kepala Bagian (KABAG), Kepala Layanan, dan Kepala Pendukung Operasional. Penilaian kinerja lainnya didasarkan pada pendapat KABAG dan Kepala Layanan terhadap hasil kerja selama satu tahun masa bakti.

Kinerja selama masa bakti masih dinilai kurang memuaskan oleh pihak Kepala Bagian dan Kepala Layanan terlihat dari standar layanan yang tidak diterapkan terutama dalam hal teknis seperti: waktu antrian yang terlalu lama, pelayanan yang kurang ramah, serta tindak lanjut keluhan nasabah yang tidak sesuai janji sehingga masih banyak nasabah yang merasa tidak puas dan menekan tombol merah sebagai tanda tidak puas. Kurang terampilnya frontliner dalam melayani nasabah menyebabkan keluhan dari nasabah, hal ini terlihat dari masih adanya nasabah yang menekan tombol merah atau mengeluhkan langsung pada pihak manajemen. Masalah pelayanan frontliner yang jauh dari budaya SMART BCA (Sigap, Menarik, Antusias, Ramah, dan Teliti) menurut keluhan nasabah yang hampir setiap hari dilaporkan kepada Kepala Layanan adalah sikap memilih nasabah yang akan dilayani, yaitu bersikap ramah terhadap nasabah pemegang kartu prioritas tanpa memperhatikan nasabah reguler yang antri lebih dulu.

Masalah kemampuan teknis frontliner yang dikeluhkan nasabah dan menjadi pusat perhatian KABAG frontliner dan Kepala Layanan adalah penginputan data yang lambat dan sistem pemecahan masalah nasabah yang tidak efektif sehingga nasabah menjadi tidak puas. Frontliner masih sering terlihat tidak sigap dalam menangani keluhan transaksi nasabah, tidak cekatan dalam menghitung uang, formulir yang tidak lengkap terisi serta validasi slip yang tidak sesuai dengan standar operasional perusahaan.

Kinerja yang rendah dari frontliner menjadikan dasar bagi pihak manajemen sumber daya manusia terutama divisi pelatihan dan pengembangan BCA untuk mengambil tindakan untuk mengadakan program pelatihan tambahan atau program pengembangan lanjutan untuk meningkatkan kembali kinerja frontliner tersebut. Hasil penilaian kinerja dari pihak manajemen membantu untuk frontliner meningkatkan kinerja mereka pada periode masa bakti selanjutnya dan menjadi tolak ukur bagi mereka untuk meningkatkan pretasi

Page 56: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

352 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

kerja. Program pelatihan dan pengembangan yang diadakan lebih lanjut diharapkan dapat mengubah cara kerja karyawan menuju keselarasan dalam mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh program pelatihan yang diadakan oleh PT. Bank Central Asia,

Tbk terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin?2. Bagaimana pengaruh program pengembangan yang diadakan oleh PT. Bank Central

Asia, Tbk terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin?3. Bagaimana pengaruh program pelatihan dan pengembangan yang diadakan oleh PT.

Bank Central Asia, Tbk terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin?Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh program pelatihan yang diadakan oleh PT. Bank

Central Asia, Tbk terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin.2. Untuk menganalisis pengaruh program pengembangan yang diadakan oleh PT. Bank

Central Asia, Tbk terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin.3. Untuk menganalisis pengaruh program pelatihan dan pengembangan yang diadakan

oleh PT. Bank Central Asia, Tbk terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin.

Adapun penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan Manajemen khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan dengan program pelatihan dan pengembangan serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi pihak PT. Bank Central Asia, Tbk tentang pengaruh program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan selama ini terhadap kinerja karyawan sehingga dapat dijadikan dasar kebijakan manajemen sumber daya manusia.

A. Tinjauan PustakaPelatihan menurut Dessler (2004:216) adalah proses mengajarkan keterampilan yang

dibutuhkan karyawan baru untuk melanjutkan pekerjaannya. Mondy dan Noe (2005:273) menjelaskan tentang pelatihan sebagai berikut:

“Training includes those activities that serve to improve an individual’s performance on a currently held job or one related to it”Pelatihan (training) adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja

kita dalam melakukan pekerjaan, bail pekerjaan secara fisik maupun pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain, terutama dalam perkembangan masing-masing individu. Pengertian pelatihan menurut Gomes (2003: 197) adalah usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Pelatihan adalah

Page 57: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 353

sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan organisasional. Dalam pengertian terbatas, pelatihan adalah memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini (Mathis dan Jackson, 2006:301&350).

Mondy dan Noe (2005:273b) menjelaskan tentang pengembangan karyawan dalam suatu organisasi sebagai berikut:

“Development involves learning to both personal and organizational growth but is not restricted to a spesific present or future job. It prepare employees to keep pace with the organization as it changes and grows”Menurut Simamora (2004:287) pengembangan biasanya berkaitan dengan

peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Hariandja (2002:168) menjelaskan pelatihan dan pengembangan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pengembangan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan para karyawan untuk mengangani beraneka tugas (Mathis dan Jackson, 2004:301&350).

Rivai (2005:309) menjelaskan kinerja merupakan perilaku yang nyata ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Pengertian lain mengenai kinerja yang dijelaskan oleh Hariandja (2002:195) adalah kinerja sebagai unjuk kerja yang merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku yang nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya. Unjuk kerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk meningkatkannya. Salah satu diantaranya adalah melalui penilaian unjuk kerja.

Kinerja pada dasarnya merupakan apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh karyawan (Mathis dan Jackson, 2001: 78). Simamora (2004:327), menjelaskan bahwa kinerja merupakan tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Kinerja menurut Wibowo (2007:7) merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Kinerja menurut Mangkunegara (2001:67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan beberapa pengertian yang dijabarkan diatas, maka kinerja merupakan segala sesuatu yang telah dikerjakan oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya dalam perusahaan. kinerja juga merupakan wujud pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan dalam pekerjaan.

B. Hipotesis PenelitianPelatihan menurut teori Bernadin dan Russel (1998) dalam Hermina et.al (2009)

merupakan upaya untuk memperbaiki kinerja karyawan pada pekerjaan yang sekarang menjadi tanggung jawab mereka. Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Jika pelatihan berhasil dilaksanakan dengan baik maka kinerja karyawan akan meningkat. Pengembangan adalah rancangan kesempatan pembelajaran untuk membantu pertumbuhan karyawan, memperbaiki kinerja karyawan pada pekerjaan mereka untuk memperbaiki posisi mereka di masa depan.

Page 58: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

354 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Pengembangan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, jika pengembangan berhasil dilaksanakan dengan baik maka kinerja karyawan akan meningkat (Bernaddin dan Russel, 1998 dalam Hermina et.al, 2009). Pelatihan dan pengembangan adalah proses dalam upaya menyediakan karyawan dengan berbagai informasi, keterampilan, dan pemahaman tentang organisasi dan tujuannya. Disamping itu dalam penelitian Hermina et.al (2009), pelatihan dan pengembangan adalah desain untuk membantu setiap orang dalam memberikan kontribusi yang positif dalam bentuk kinerja yang baik (Ivancevich, 2001) .

Efektivitas dan profitabilitas organisasi dapat dicapai apabila kinerja individu semakin baik. Kinerja individu dapat diukur dari kemampuan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka sampai tuntas dan sesuai dengan tujuan organisasi. Kinerja yang baik seringkali disangkut pautkan dengan keberhasilan pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan sehingga terkadang muncul suatu asumsi bahwa pelatihan dan pengembangan yang berhasil akan berpengaruh menghasilkan karyawan dengan standar kinerja yang baik. Dalam penilaian kinerja terkadang masih ditemui kinerja yang rendah, padahal telah mengikuti program pelatihan dan pengembangan yang sangat intensif. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Program Pelatihan (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (Y).

H2: Program pengembangan (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (Y).

H3: Program pelatihan (X1) dan pengembangan (X2) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (Y).

C. Kerangka Konseptual PenelitianPerbankan di Indonesia saling bersaing dalam meningkatkan kualitas layanan

terhadap nasabah. Untuk memberikan layanan yang berkualitas bagi nasabah maka perbankan mengadakan program pelatihan dan pengembangan bagi karyawannya terutama frontliner yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan terhadap nasabah. Masing-masing bank memiliki program pelatihan yang berbeda-beda disesuaikan dengan tata nilai dan standar operasional.

Program pelatihan yang diadakan oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) bertujuan untuk memberikan pembekalan bagi para frontliner dalam memberikan pelayanan prima untuk nasabah. Program pelatihan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: Program pelatihan In Class Training dan Program Pelatihan On The Job Training. Kedua program pelatihan tersebut wajib diikuti oleh frontliner di awal masa kerja mereka. Program pelatihan In Class Training lebih menonjolkan pada pembekalan teori mengenai pekerjaan yang akan dilakukan oleh CSO atau Teller. Setelah mengikuti program pelatihan In Class Training, frontliner mengikuti On The job Training yang betujuan untuk mengaplikasikan pelajaran yang telah didapat sebelumnya dalam dunia kerja sebenarnya dan langsung berinteraksi dengan nasabah.

Program pengembangan yang diadakan oleh BCA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, dan kemampuan konseptual frontliner. Program pengembangan yang diadakan oleh BCA antaralain: BCA Development Program (BDP

Page 59: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 355

BCA), Program SMART BCA, Pengembangan Dasar Calon Karyawan (PDCK), dan Program Sertifikasi Frontliner. Program pengembangan BCA seluruhnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan konseptual, komunikasi, dan teknis dari frontliner. Program pengembangan ini diikuti oleh para frontliner setelah menjalani 3- 6 bulan masa bakti.

Setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan, diharapkan bahwa frontliner dapat lebih meningkatkan kinerja mereka. Kinerja karyawan dinilai berdasarkan pada kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan apa yang telah dibebankan kepadanya. Setelah memngikuti pengembangan, maka para frontliner BCA dinilai bagaimana kinerja mereka setelah menjalani program pelatihan dan pengembangan.

Analisis data yang digunakan dalam meneliti hubungan antar variabel dalam kerangka konseptual ini adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing jenis program pelatihan terhadap program pengembangan, kemudian juga program pengembangan terhadap kinerja. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini di jelaskan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual

Elaine Tjeng, Laila & Wimbi, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan ...

betujuan untuk mengaplikasikan pelajaran yang telah didapat sebelumnya dalam dunia kerja sebenarnya dan langsung berinteraksi dengan nasabah.

Program pengembangan yang diadakan oleh BCA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, dan kemampuan konseptual frontliner. Program pengembangan yang diadakan oleh BCA antaralain: BCA Development Program (BDP BCA), Program SMART BCA, Pengembangan Dasar Calon Karyawan (PDCK), dan Program Sertifikasi Frontliner. Program pengembangan BCA seluruhnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan konseptual, komunikasi, dan teknis dari frontliner.Program pengembangan ini diikuti oleh para frontliner setelah menjalani 3- 6 bulan masa bakti.

Setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan, diharapkan bahwa frontliner dapat lebih meningkatkan kinerja mereka. Kinerja karyawan dinilai berdasarkan pada kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan apa yang telah dibebankan kepadanya. Setelah memngikuti pengembangan, maka para frontliner BCA dinilai bagaimana kinerja mereka setelah menjalani program pelatihan dan pengembangan.

Analisis data yang digunakan dalam meneliti hubungan antar variabel dalam kerangka konseptual ini adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing jenis program pelatihan terhadap program pengembangan, kemudian juga program pengembangan terhadap kinerja. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini di jelaskan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual

H3

H1

H1

H2

H2

Sumber: Data diolah, 2013

Metode Penelitian

PROGRAM PELATIHAN

(X1) KINERJA

(Y)PROGRAM PENGEMBANGAN

(X2)

Sumber: Data diolah, 2013

D. Metode PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berdasarkan tingkat eksplanasi

asosiatif yang dilakukan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti (Sugiyono, 2012). Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah frontliner bakti BCA KCU Banjarmasin yang telah mengikuti program pelatihan dan pengembangan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Frontliner dari dua divisi kerja yaitu: CSO dan Teller yang telah mengikuti program pelatihan dan pengembangan dengan total 65 orang. Menurut Arikunto (2002) jika jumlah populasi kurang dari 100 maka lebih baik semua anggota populasinya diteliti, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, karena sampelnya melibatkan semua anggota populasi.

Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Jenuh dengan pertimbangan bahwa seluruh populasi merupakan frontliner yang telah mengikuti program pelatihan dan pengembangan di BCA. Menurut Sekaran (2006), variabel adalah apapun yang dapat

Page 60: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

356 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Menurut Sugiyono (2012) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang suatu hal kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah:1. Variabel bebas (independent variable) (X), yang terdiri dari: Program pelatihan (X1)

dan pengembangan SDM (X2)2. Variabel terikat (dependent variable) (Y), yaitu: Kinerja Karyawan (Y).Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Program Pelatihan (X1)

Program pelatihan yang diadakan oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) adalah sebagai berikut: Program Frontliner Bakti In Class Training (X1.1) adalah program pelatihan bagi CSO dan Teller Bakti BCA yang dilakukan dalam kelas yang memberikan pengetahuan tentang pengetahuan sistem, standar pelayanan yang baik, pengetahuan produk perbankan, serta simulasi Bank Mini di BCA Learning Centre selama 7 hari kerja. Program Frontliner Bakti On The Job Training (X1.2) adalah program pelatihan bagi CSO dan Teller Bakti BCA untuk mengaplikasikan pengetahuan perbankan (pengetahuan sistem, standar layanan, pengetahuan produk, dan bank mini) yang telah didapat selama menjalani In Class Training dalam lingkungan kerja sebenarnya (Divisi pelatihan dan pengembangan BCA Kantor Pusat, 2010).

2. Pengembangan (X2)

Program pengembangan yang diadakan oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) meliputi: BCA Development Program (BDP BCA) (X2.1) adalah program pengembangan yang diadakan BCA untuk meningkatkan kemampuan konseptual, pengetahuan perbankan, dan kemampuan komunikasi bagi CSO dan Teller. Program SMART BCA (X2.2) adalah program pengembangan bagi CSO dan Teller untuk dapat meningkatkan kualitas layanan berdasarkan tata nilai BCA dan memberikan service excellence bagi nasabah. Pengembangan Dasar Calon Karyawan (PDCK) (X2.3) adalah program pengembangan bagi CSO dan Teller dengan memberikan kesempatan bagi frontliner untuk mengembangkan kemampuan teknis, pengetahuan unit kerja pendukung operasional, dan kemampuan manajerial. Program Sertifikasi Frontliner (X2.4) adalah program yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan prima bagi CSO dan Teller dalam bidang kemampuan penjualan produk dan layanan nasabah. (Divisi Pelatihan dan Pengembangan BCA Kantor Pusat, 2010)

3. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja Frontliner BCA adalah kemampuan frontliner dalam menjalin hubungan dan memberikan pelayanan berkualitas kepada nasabah sesuai dengan prinsip SMART SOLUTION yaitu: SIGAP, MENARIK, ANTUSIAS, RAMAH, TELITI, dan di tambah dengan SIMAK, OPEN MIND (TERBUKA), LENGKAP, UTAMAKAN KEBUTUHAN NASABAH, TELLING SOLUTION, INISIATIF, DAN ON TIME FOLLOW UP. Dengan tujuan melaksanakan tugas dan tanggung

Page 61: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 357

jawab yang telah diberikan kepada karyawan BCA dalam menjalankan tugasnya dalam pelayanan di BCA. (BCA Learning Centre, 2010)

D. Uji Validitas dan Reliabilitas InstrumenNilai validitas tertinggi untuk item kuesioner program pelatihan adalah 0,668 pada

item ketepatan kode transaksi sedangkan yang terendah ada pada item mengucapkan salam sambutan sebesar 0,321. Perbedaan hasil uji validitas ini menunjukkan bahwa item mengenai ketepatan layanan perbankan merupakan item yang mampu untuk mengungkapkan pengukuran terhadap program pelatihan sedangkan mengucapkan salam sambutan dapat dilakukan tanpa mengikuti program pelatihan. nilai correlation item - total correlation setiap butir dalam variabel program pengembangan tidak lebih kecil dari 0,244. Berdasarkan pada r tabel dengan taraf kepercayaan 95% atau alpha = 0,05 pada jumlah responden 65 orang, keseluruhan butir dalam kuesioner variabel program pengembangan adalah valid dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

Nilai validitas tertinggi ada pada item meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam dasar layanan perbankan sebesar 0,706 dan item meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam penampilan ruang kerja merupakan nilai validitas terendah. Nilai validitas tertinggi menunjukkan bahwa item meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam dasar layanan perbankan mampu untuk dijadikan item yang mampu untuk dijadikan sebagai indikator dalam mengukur program pengembangan. Nilai validitas terendah menunjukkan bahwa kemampuan program pengembangan dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam penampilan ruang kerja masih belum cukup akurat untuk dijadikan ukuran dalam indikator program pengembangan. Nilai validitas tertinggi adalah 0,836 pada item mengetahui kebutuhan nasabah, karena untuk mengukur kinerja frontliner yang lebih diutamakan adalah pelayanan terhadap nasabah, sehingga mengetahui kebutuhan nasabah juga menjadi salah satu alat ukur dalam menilai kinerja. Nilai validitas terendah dalam item bertindak secara kreatif sebsar 0,296 menunjukkan bahwa kinerja kurang dapat diukur dengan item bertindak secara kreatif, karena item ini dapat juga untuk mengukur motivasi karyawan dan masih kurang tepat mengukur kinerja.

Nilai reliabilitas data pada program pengembangan sebesar 0,746 menunjukkan bahwa jawaban responden dalam item- item mengenai program pengembangan adalah konsisten. Masing- masing pertanyaan memiliki jawaban yang konsisten dibandingkan dengan pertanyaan pada variabel program pelatihan dan kinerja karyawan.

E. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 5.14

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Page 62: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

358 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Coefficientsa

ModelB

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Std. Error Beta

1

(Constant) 121,992 36,460 3,346 ,001PROG.PELATIHAN ,383 ,170 ,275 2,257 ,028

PROG. PENGEMBANGAN

-,056 ,107 -,063 -,519 ,605

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Berdasarkan hasil regresi linear berganda yang diolah dengan SPSS versi 18.0 pada Tabel 5.14, maka dapat diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 121,992 + 0,383 X1 - 0,056 X2

Dari persamaan regresi linear berganda diatas, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:1. Nilai konstanta (a) sebesar 121,992 jika nilai prediktor program pelatihan (X1) dan

program pengembangan (X2) adalah nol (0), maka besar nilai motivasi kerja akan sama dengan nilai konstanta yaitu 121,992. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tanpa variabel program pelatihan dan pengembangan adalah positif.

2. Nilai koefisien variabel program pelatihan (X1) sebesar 0,383 menunjukkan jika variabel program pelatihan mengalami perubahan sebesar satu satuan kriteria penilaian internal dengan asumsi variabel program pengembangan (X2) besarnya tetap, maka akan mengakibatkan perubahan kinerja sebesar 0,383 satuan kriteria penilaian internal. Karena nilai koefisien variabel positif, maka tambahan satu satuan dari variabel kepemimpinan akan mengakibatkan bertambahnya kinerja sebesar 0,383 satuan kriteria penilaian internal.

3. Nilai koefisien variabel program pengembangan (X2) sebesar -0,056 menunjukkan jika variabel program pengembangan mengalami perubahan sebesar satu satuan kriteria penilaian internal dengan asumsi variabel program pelatihan tetap, maka akan mengakibatkan perubahan kinerja sebesar -0,056 satuan. Karena nilai koefisien variabel program pengembangan negatif, maka akan mengakibatkan berkurangnya kinerja sebesar 0,056 satuan kriteria penilaian internal.

Dari Tabel 5.14 dapat diketahui juga nilai t hitung setiap variabel program pelatihan sebesar 2,257 dan t hitung variabel program pengembangan sebesar -0,591. Selanjutnya dengan derajat bebas (db) 62 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh t tabel sebesar 2,00 maka dapat disimpukan bahwa H1 yang menyatakan bahwa program pelatihan (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (Y) terbukti, dan berarti bahwa program pelatihan yang diadakan oleh BCA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

Nilai t hitung untuk variabel program pengembangan sebesar -0,771 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,00, maka program pengembangan (X2) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (Y). Hal ini berarti bahwa hipotesis 2 (H2) dalam penelitian ini tidak terbukti karena berdasarkan hasil pengujian secara parsial, program pengembangan yang diadakan oleh BCA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 63: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 359

Tabel 5.15

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan

ANOVAb

ModelSum of Squares

Df Mean Square F Sig.

1Regression 1054,465 2 527,233 2,720 ,074aResidual 12018,089 62 193,840Total 13072,554 64

a. Predictors: (Constant), PROG. PENGEMBANGAN, PROG.PELATIHANb. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Pada tabel 5.15 diperoleh nilai F hitung sebesar 2,720 dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% atau alpha 0,05 maka dari tabel distribusi F diperoleh nilai 3,15. Dengan perbandingan nilai F hitung dengan F tabel maka nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel (F hitung < F tabel) . Berdasarkan nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel, maka keputusannya adalah menerima Hipotesis (H3). Artinya, secara simultan program pelatihan dan program pengembangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

Dalam Tabel 5.16 terlihat bahwa koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,081 atau 8,1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu kinerja dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari program pelatihan (X1) dan pengembangan (X2) dengan nilai sebesar 8,1% sedangkan sisanya 91,9% dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti: motivasi, budaya organisasi, lingkungan kerja, tingkat pendidikan, atau hal- hal lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja.

Program pelatihan dan pengembangan memiliki pengaruh yang sangat rendah terhadap kinerja, hal ini disebabkan adanya beberapa faktor lain yang menyebabkannya dan termasuk dalam variabel lain diluar penelitian ini yang utama adalah lingkungan kerja dan motivasi yang dimiliki oleh frontliner itu sendiri. Selain itu, dapat juga disebabkan rendahnya kemampuan frontliner dalam menyerap materi program pelatihan dan pengembangan. Motivasi frontliner yang rendah dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan variabel independen menjelaskan kinerja karyawan.

Tabel 5.16

NilaiKoefisienDeteminasiHipotesisPenelitian

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error Of The Estimate

1 ,284a ,081 ,051 13,923a. Predictors: (Constant), PROG. PENGEMBANGAN, PROG.PELATIHANb. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Page 64: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

360 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

F. PembahasanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh program

pelatihan dan pengembangan yang diadakan oleh PT. Bank Central Asia, TBk terhadap kinerja frontliner bakti BCA KCU Banjarmasin baik secara parsial maupun simultan. Program pelatihan yang diadakan oleh BCA secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja frontliner BCA. Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Bernadin dan Russel (1998) yang menyatakan bahwa pelatihan merupakan upaya untuk memperbaiki kinerja karyawan pada pekerjaan yang sekarang menjadi tanggung jawab mereka.

Program pelatihan yang diadakan oleh BCA bertujuan untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja frontliner BCA. Program pengembangan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, jika pengembangan berhasil dilaksanakan dengan baik maka kinerja karyawan akan meningkat (Bernaddin dan Russel, 1998). Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 65 orang frontliner BCA menemukan hasil bahwa program pengembangan yang selama ini dilakukan oleh BCA yang diikuti oleh frontliner secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin.

Program pengembangan yang dilakukan oleh BCA menjadi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dapat disebabkan oleh beberapa hal yang berasal dari luar maupun dari dalam diri frontliner tersebut. Frontliner yang diwajibkan mengikuti program pengembangan tidak sepenuhnya mengerti akan pentingnya program pengembangan yang diadakan. Motivasi yang rendah yang disebabkan oleh pemikiran bahwa program pengembangan yang mereka ikuti hanya sebagai sebuah keharusan sehingga tidak sepenuhnya dapat menyerap dan menerapkan materi dalam program pengembangan tersebut.

Program pelatihan dan pengembangan adalah desain untuk membantu setiap orang dalam memberikan kontribusi yang positif dalam bentuk kinerja yang baik (Ivancevich, 2001). Program pelatihan dan pengembangan yang diadakan oleh BCA secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Program pelatihan tanpa program pengembangan akan meningkatkan kinerja karyawan sejauh program pelatihan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kepentingan perusahaan.

G. Implikasi Hasil PenelitianBerdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dalam rangka untuk

mengetahui pengaruh program pelatihan dan pengembangan terhadp kinerja frontliner BCA KCU Banjarmasin, maka ada beberapa implikasi yang dapat digunakan sebagai langkah perbaikan bagi pihak manajerial terutama Divisi Pelatihan dan Pengembangan sebagai berikut: 1. Program pelatihan secara signifikan memiliki pengaruh yang siginifkan terhadap

kinerja karyawan. BCA dapat lebih meningkatkan kualitas program pelatihan yang selama ini diadakan, baik dalam hal materi, pengajar, maupun prosedur.

2. Program pengembangan yang diadakan oleh BCA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hal ini, BCA dapat melakukan

Page 65: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 361

evaluasi kembali terhadap program pengembangan yang dilakukan selama ini sehingga akan lebih bermanfaat bagi karyawan dan bukan hanya sebagai sebuah kewajiban.

3. Program pelatihan dan pengembangan secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. BCA dapat menilai apakah cukup mengadakan program pelatihan saja tanpa disertai dengan program pengembangan sehingga akan memberikan kualitas pelatihan yang lebih baik ke depannya.

H. Keterbatasan PenelitianBerdasarkan hasil penelitian pengaruh program pelatihan dan pengembangan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Central Asia, Tbk (Studi Pada Frontliner Bakti BCA KCU Banjarmasin) menunjukkan bahwa variabel pelatihan menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan sedangkan variabel program pengembangan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka hasil penelitian ini hanya berlaku pada BCA KCU Banjarmasin, sehingga tidak bisa mewakili fronliner Bakti BCA KCU Banjarmasin

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab- bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Berdasarkan analisis deskriptif responden, diperoleh bahwa dalam penelitian ini

sebagian besar responden berjenis kelamin wanita dengan persentase sebesar 69,24%. Responden dengan rentang usia 24- 27 tahun juga merupakan mayoritas dengan jumlah persentase 61,53%. Responden dengan jabatan Teller dengan jumlah 53, 85% dengan masa kerja 61,54% dari total keseluruhan responden 65 orang.

2. Berdasarkan analisis kuantitatif diperoleh:

a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial pada program pelatihan terhadap kinerja karyawan karena t hitung = 2,257 > t tabel = 2,00.

b. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial pada program pengembangan terhadap kinerja karyawan karena t hitung = 2,257 > t tabel = 2,00.

c Program pelatihan dan pengembangan secara simultan tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan karena t hitung = -0,519 < t tabel = 2,00.

Agar program pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan oleh BCA mampu memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap kinerja frontliner BCA maka sebaiknya pihak SDM BCA mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut:1. Pihak SDM BCA dapat mempertimbangkan untuk melakukan peningkatan kualitas

program pelatihan frontliner sehingga akan lebih bermanfaat bagi kinerja frontiner. Peningkatan kualitas ini dapat dilakukan dengan mengubah metode pelatihan, menambah materi pelatihan, ataupun meningkatkan motivasi frontliner dalam mengikuti suatu program pelatihan.

Page 66: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

362 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

2. Program pelatihan yang diadakan oleh BCA dapat menjadi satu bagian dengan program pengembangan sehingga akan lebih efektif dan efisien dan tidak mengganggu waktu kerja frontliner. Program pengembangan dapat dilakukan dengan cara lain sehingga dapat menerapkan prinsip “learning by doing” salah satunya dengan cara melakukan job rotation dengan tujuan agar frontliner dapat menemukan kecocokan bidang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Armstrong, Michael. 1997. Performance Management. London: Kogan Page Ltd

Bacal, Robert. 2001. Performance Management (Alih Bahasa: Surya Dharma MPA, Ph.D & Yanuar Irawan). Jakarta: Pustaka Utama

BCA Kantor Pusat. 2012. Laporan Tahunan dan Data Perusahaan. http://www.bca.co.id [03 April 2013]

Bohlander, George W, Dkk. 2009. Managing Human Resources. USA: South Western Cengage- Learning

Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Buku 1 dan 2 (Alih Bahasa). Jakarta: PT. Indeks

Dessler, Gary. 2004. Manajemen Personalia Edisi 3. Jakarta: Erlangga

Djali, Puji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia

Divisi Pelatihan dan Pengembangan BCA Kantor Pusat. 2010. Training CSO dan Teller Bakti Tahap I dan II. Jakarta: BCA Learning Centre

Divisi Pelatihan dan Pengembangan BCA Kantor Pusat. 2010. SMART SOLUTION. Jakarta: BCA Learning Centre

Gibson, James L. 2000. Organisasi, perilaku, Struktur, dan Proses Edisi ke- 5 Cetakan ke- 3. Jakarta: Erlangga

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Andi

Griffin, Ricky. 2004. Manajemen. Jakarta: Erlangga

Handoko, Hani T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hariandja, Marihot Effendi T. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo

Hardjana, Agus. 2001. Training Sumber Daya Manusia Yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Page 67: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Alaine Tjeng, Laila & Wimby, Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan... 363

Hermina, Utin Nina. 2009. Pengaruh Pelatihan dan Penegembangan Terhadap Kinerja Karyawan UKM Kerajinan Anyaman Bambu Di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Publikasi Ilmiah Politeknik Negeri Sambas

Ismail, Azman, et. al. 2010. Linking Supervisor’s Role in Training Programs To Motivate To Learn As An Antecendent Of Job Performance. Intagible Capital Spain Vol.6 Num 1 pp 1- 25

Khan, Raja Abdul Ghafoor. 2011. Impact Of Training and Development on Organizational Performance. Global Journal Of Management and Business Research Vol. 11. USA: Global Journal Inc

Mangkunegaran, M Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rusda Karya

Martoyo, Kolonel Susilo. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 5. Yogyakarta: BPFE

Mathis, Robert L, Dkk. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 9 Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat

Mondy, Wayne, Dkk. 2005. Human Resources Management Fifth Edition. USA: Allyn and Bacon

Noe, Hollenbeck, Dkk. 2003. Human Resources Management International Edition. New York: Mc Graw- Hill Companies

Notoadmojo, Soekidjo. 1991. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Obisi, Chris, Ph. D. 2001. Employee Training and Development in Nigeria: Some Observation and Agenda For Research. Australian Journal Of Business and Management Research Vol 1 no.9

Olaniyan, D.A, Lucas B. Ojo. 2008. Staff Training And Development: A Vital Tool For Organizational Effectiveness. European Journal Of Scientific Research Vol. 24 No. 3 pp 326- 331

Rivai, Veitzal. 2005. Manajemen Perusahaan Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa

Robbins, Stephen P, Dkk. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour) Edisi 12 Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat

Rosmadia. 2009. Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Permasyarakatan Wanita Kelas IIA di Medan. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 3. Yogyakarta: STIE YKPN

Sirait, Justine MBA. 2009. Memahami Aspek- Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo

Page 68: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

364 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharyadi, Purwanto. 2004. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo

Wibowo, DR, SE, M.Phil. 2007. Manajemen Kinerja Edisi 2. Jakarta: Pt. Raja Grafindo

Page 69: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

365

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan Risiko

(Risk-Based Bank Rating)

Masnawati(Bank Pembangunan Daerah Kalsel)

Meina Wulansari Yusniar(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Abdul Hadi (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aimed to analyze techniques of the bank’s health assessment and determine which strategies should be done in order to improve the health of the bank. The method used is the approach of Risk (Risk Based-Bank Rating) in accordance with Bank Indonesia Regulation on Rating Bank that PBI Number: 13/1/PBI/2011 which entered into force on January 1, 2012. Bank health assessment performed using four (4) factors: Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Earning, and Capital.

Object of this study is PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan period 2012. The results showed that the health of banks in PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan getting ranked 2, meaning can be categorized good. Strategies to improve the health value of a bank is to improve aspects of Earnings and Capital. Strategis Steps that must to increase credit expansion, improve the quality and quantity of human resources, product innovation, and increase fee-based income.

Keywords:

Healthy banks, Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, Capital

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti teknik penilaian kesehatan bank dan menentukan strategi yang harus dilakukan dalam rangka perbaikan kesehatan bank. Metode yang digunakan adalah pendekatan Risiko (Risk-Based Bank Rating) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yaitu PBI Nomor : 13/1/PBI/2011 yang diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012. Penilaian kesehatan bank dilakukan dengan

Page 70: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

366 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

menggunakan 4 (empat) faktor yaitu Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital.

Objek penelitian ini adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan berada pada peringkat 2 artinya dapat dikategorikan baik. Strategi yang dilakukan untuk memperbaiki nilai kesehatan bank yaitu dengan memperbaiki aspek Earning dan Capital. Langkah strategis yang harus dilakukan bank adalah meningkatkan ekspansi kredit, meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM, inovasi produk, dan meningkatkan fee based income.

Kata Kunci :

Tingkat Kesehatan Bank, Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG), Earning, Capital

PENDAHULUAN

Krisis Global yang terjadi pada tahun 2008 yang pada asalnya bermula dari Amerika Serikat dan juga pada akhirnya melanda Indonesia adalah salah satu bukti bahwa masih adanya kelemahan pada tatanan perekonomian Indonesia. Dapat diambil pelajaran bahwa latar belakang terjadinya krisis di Amerika Serikat berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat (AS), yang pada akhirnya menyebabkan Lembaga keuangan pemberi kredit tersebut bangkrut karena kehilangan likuiditasnya.

Pengalaman dari krisis keuangan tersebut mendorong perlu adanya regulasi baru karena inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat menimbulkan permasalahan mendasar pada bank, oleh karena itu pemerintah harus bisa mengatasi hal ini dengan melakukan perbaikan dan regulasi baru di bidang perbankan dan lembaga keuangan yang bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan saat ini dan perlunya peningkatan efektivitas penerapan manajemen risiko dan Good Corporate Governance yang bertujuan agar mampu mengidentifikasi permasalahan lebih dini dan dapat melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat sehingga bank lebih tahan dalam menghadapi krisis. Berdasarkan penjelasan di atas maka Bank Indonesia perlu menyempurnakan penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang tertuang pada PBI Nomor : 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

Objek penelitian ini adalah PT. Bank` Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan periode tahun 2012. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan dengan menggunakan CAMELS masih mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang mana sudah di cabut dan tidak berlaku dan diganti dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/

Page 71: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 367

PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang berlaku sejak 1 Januari 2012.

Secara empiris ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan risiko dan penilaian kesehatan bank yaitu penelitian yang dilakukan oleh Omotola Awajobi & Roya Amel (2011), hasil penelitiannya menunjukkan Risk Management Economic berpengaruh terhadap faktor Bank-Spesifik dan macroeconomic. Dalam penelitian ini pada faktor Bank-Spesifik diantaranya terdapat 2 (dua) risiko yang di analisis yaitu risiko kredit dan risiko pasar yang sama-sama berpengaruh positif terhadap Risk Management Effeciency.

Berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan oleh Vasanthi Peter & Raja Peter (2011) yang berjudul Risk Management Model: an Empirical Assessment of the Risk of Default menunjukkan bahwa 93.03% rumah tangga membayar angsuran tepat waktu, sedangkan sisanya 6.97% tidak. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Simone Varotto (2011) yang hasil stress test penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun kemungkinan risiko kredit cukup, akan tetapi modal yang dibutuhkan untuk menyerap risiko pasar yang berhubungan dengan kerugian bisa sepuluh kali lebih besar.

Penelitian yang dilakukan oleh Kalvin Sihol & Daniel Pangaribuan (2007) menunjukkan selama periode 2003-2005 PT. BPR ABC mendapat predikat sehat. Penelitian yang dilakukan oleh I Made Karya Utama & Komang Ayu Maha Dewi (2012) menunjukkan pada tahun 2008 ada 23 bank yang berpredikat sehat, 1 bank berpredikat cukup sehat, dan 1 bank berpredikat tidak sehat, sedangkan pada tahun 2009 ada 23 bank berpredikat sehat, dan 3 bank berpredikat cukup sehat. Hasil penelitian Sri Pujiyanti & Susi Suhendra (2008) menunjukkan PT. Bank Bukopin Tbk dan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) periode 2006-2008 sama-sama berpredikat sehat. Ketiga penelitian ini sama-sama meneliti tentang penilaian tingkat kesehatan bank, akan tetapi terdapat perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu metode penilaian tingkat kesehatan bank yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) berbeda dengan penelitian terdahulu yang masih menggunakan metode CAMELS.

Melihat paparan diatas memperkuat alasan perlunya diadakan penelitian ini, yang mana penilaian tingkat kesehatan Bank harus diperbarui dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku saat ini, untuk itu penulis ingin melakukan penelitian Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan Pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating. Studi pada Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan tahun 2012.

A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PT. Bank Pembangunan Daerah

Kalimantan Selatan tahun 2012 dengan menggunakan Pendekatan Risiko (Risk-Based Bank Rating) ?

2. Bagaimana simulasi pembobotan beberapa faktor yang digunakan untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan tahun 2012 sesuai dengan asumsi yang dibuat?

3. Bagaimana langkah strategis yang dilakukan dalam rangka perbaikan kesehatan Bank?

Page 72: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

368 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

B. Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :1. Untuk menganalisis penilaian tingkat kesehatan Bank dengan menggunakan

pendekatan Risiko (Risk-Based Bank Rating) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan.

2. Untuk menganalisis simulasi pembobotan pada beberapa faktor yang digunakan untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan sesuai dengan asumsi yang dibuat.

3. Untuk menentukan langkah strategis dalam rangkla perbaikan kesehatan bank.

C. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :1. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan

Selatan dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank. 2. Manfaat dalam pengembangan ilmu, baik bagi penulis sendiri maupun sebagai

masukan yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian yang serupa atau sebagai bahan acuan dalam penelitian lainnya dalam penerapan Peraturan Bank Indonesia yang baru khususnya mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tingkat Kesehatan BankMenurut Bank Indonesia yang dimaksud dengan tingkat kesehatan bank adalah hasil

penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Alat ukur yang digunakan untuk menilai kondisi bank adalah dengan menggunakan pendekatan risiko (risk-based bank rating) sebagaimana yang tertuang dalam PBI Nomor : 13/1/PBI/2011. Penilaian dilakukan terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile), good corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings) dan permodalan (Capital). Hasil dari semua aspek ini kemudian akan menghasilkan kondisi bank.

B. Peringkat Komposit Sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yang dimaksud dengan peringkat komposit

adalah peringkat yang diberikan kepada masing-masing faktor yang dibedakan menjadi 5 kategori yaitu, peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4 dan peringkat 5. Urutan peringkat faktor yang lebih kecil mencerminkan kondisi bank yang lebih baik.

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah :

Page 73: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 369

Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Kesehatan Bank

Menurut Bank Indonesia yang dimaksud dengan tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Alat ukur yang digunakan untuk menilai kondisi bank adalah dengan menggunakan pendekatan risiko (risk-based bank rating) sebagaimana yang tertuang dalam PBI Nomor : 13/1/PBI/2011. Penilaian dilakukan terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile), good corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings) dan permodalan (Capital).Hasil dari semua aspek ini kemudian akan menghasilkan kondisi bank.

Peringkat Komposit

Sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yang dimaksud dengan peringkat komposit adalah peringkat yang diberikan kepada masing-masing faktor yang dibedakan menjadi 5 kategori yaitu, peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4 dan peringkat 5. Urutan peringkat faktor yang lebih kecil mencerminkan kondisi bank yang lebih baik.

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah :

PT. Bank Pembangunan Daerah

Kalimantan Selatan

Penilaian tingkat kesehatan bank

PBI No : 13/1/PBI/2011

Risiko GCG Earning Capital

Analisis Skenario

Strategi dalam meningkatkan

Kesehatan bank

Gambar 1 Kerangka Konseptual Gambar 1 Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi kasus yang merupakan permasalahan yang terjadi pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. Permasalahan diuraikan secara kuantitatif dan kualitatif dan dilengkapi dengan pendeskripsian data penelitian. Tempat penelitian ini adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan atau yang disebut dengan Bank Kalsel yang berkantor Pusat di Jalan Lambung Mangkurat No. 7 Banjarmasin.

Unit analisis dari penelitian ini adalah data-data tahun 2012 yang berkaitan dengan penilaian tingkat kesehatan bank yang mencakup 4 (empat) faktor penilaian yaitu profil risiko, Good Corporate Governance, Earning, Capital. Metode analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu permasalahan diuraikan dan digambarkan secara naratif dan dilengkapi dengan pendeskripsian data penelitian secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis tingkat kesehatan bank mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 13/24/DPNP

Page 74: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

370 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

tanggal 25 Oktober 2012 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum. Setelah analisis terhadap faktor profil risiko, Good Corporate Governance, Earning dan Capital sudah dilakukan, kemudian diberikan peringkat sesuai dengan kriteria yang ada. Penilaian masing-masing faktor tersebut mengacu pada Lampiran I Surat Edaran BI No. No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Adapun mekanisme penilaian tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut:1. Menetapkan bobot masing-masing faktor dan bobot parameter masing-masing

faktor. 2. Jenis data yang dinilai adalah bersifat kuantitatif dan kualitatif. Untuk data

kuantitatif, bank dapat menentukan range masing-masing peringkat sebagai acuan pemetaan hasil penilaian dengan peringkat (1 sampai 5).

3. Hasil penilaian masing-masing parameter faktor akan membentuk nilai peringkat faktor tersebut dan hasil penilaian keempat faktor tingkat kesehatan bank akan membentuk nilai komposit tingkat kesehatan bank.

Distribusi bobot untuk keempat faktor TKB dapat dipetakan sebagai berikut:

Tabel 1

Bobot masing-masing faktor

No. Faktor Bobot (%)1. Profil Risiko 25%2. Penerapan GCG 25%3. Rentabilitas 25%4. Permodalan 25%

Total 100%

Sumber : PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan, 2013

Dalam pembobotan di atas, keempat faktor dibuat sama rata masing-masing 25% untuk Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG), earning (rentabilitas) dan capital (permodalan). Pemetaan peringkat TKB secara komposit maupun peringkat masing-masing faktor dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 2

Pemetaan Peringkat Tingkat Kesehatan Bank

No. Peringkat Nilai Kategori1. Peringkat 1 N ≤ 1.5 Sangat Baik2. Peringkat 2 1.5 < N ≤ 2.5 Baik3. Peringkat 3 2.5 < N ≤ 3.5 Cukup Baik4. Peringkat 4 3.5 < N ≤ 4.5 Kurang Baik5. Peringkat 5 N > 4.5 Tidak Baik

Dimana N merupakan nilai hasil penilaian score dengan bobot.

Sumber : Bank Indonesia, 2013

Page 75: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 371

Analisis SensitivitasAnalisis sensitivitas adalah analisis yang digunakan untuk dapat melihat pengaruh-

pengaruh yang akan terjadi akibat adanya beberapa perubahan. Analisis sensitivitas pada penelitian ini hanya dilakukan pada 2 (dua) faktor penilaian yaitu Earning dan Capital.

HASIL PENELITIAN

Ada empat aspek penilaian dalam pengukuran tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) yaitu profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital. Berikut cara penilaian ke empat aspek tingkat kesehatan bank :

A. ProfilRisikoPenilaian risiko terdiri dari dua penilaian yaitu penilaian inherent risk dan kualitas

penerapan manajemen risiko. Profil risiko terdiri dari delapan risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Berikut adalah hasil penilaian untuk profil risiko dapat dilihat pada tabel 3:

Tabel 3

Penilaian Risiko

No Jenis Risiko Inherent RiskKualitas

Management Risiko

Komposit

1 Risiko KreditLow to Moderate

| 2.24Satisfactory | 1.92

Low to Moderate17.5% 17.5%

2 Risiko PasarLow to Moderate

| 1.97Satisfactory | 1.96

Low to Moderate12.5% 12.5%

3 Risiko LikuiditasLow to Moderate

| 2.14Satisfactory | 2.08

Low to Moderate15% 15%

4 Risiko OperasionalLow to Moderate

| 2.00Satisfactory | 2.07

Low to Moderate17.5% 17.5%

5 Risiko HukumLow to Moderate

| 1.73Fair | 2.83

Low to Moderate10% 10%

6 Risiko StratejikLow to Moderate

| 1.75Satisfactory | 1.51

Low to Moderate10% 10%

7 Risiko KepatuhanModerate | 2.83 Fair | 2.59

Moderate10% 10%

Page 76: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

372 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

8 Risiko ReputasiLow | 1.30 Fair | 2.57

Low to Moderate7.5% 7.5%

Peringkat Rasio AgregatLow to Moderate

| 2.04Satisfactory | 2.14 Low to Moderate

Sumber : Bank Kalsel, data diolah 2013

Pada tabel 3 terlihat bahwa untuk penilaian risiko berada pada peringkat komposit 2. Hasil penilaian untuk inherent risk dan kualitas manajemen risiko masing-masing dengan nilai 2.04 dan 2.14 yang artinya risiko yang dihadapi bank bersifat rendah menuju sedang (low to moderate). Semakin rendah risiko yang dihadapi bank maka semakin bagus penilaian tingkat kesehatan banknya.

Beberapa penilaian inherent risk yang berada pada peringkat low to moderate disebabkan karena masih adanya risiko yang dihadapi bank walaupun bersifat rendah dan tidak mengganggu kegiatan operasional bank. Beberapa contoh diantaranya pada aspek risiko kredit yaitu adanya kredit bermasalah, pemberian kredit per sektor ekonomi yang tidak merata hal ini dikarenakan lebih banyaknya pemberian kredit ke sektor rumah tangga yaitu pemberian kredit kepada PNS.

Penilaian untuk risiko kepatuhan yang berada pada peringkat moderate, hal ini disebabkan karena bank terdapat melakukan pelanggaran kepada BI dalam hal pembuatan laporan ke BI dan dikenakan sanksi denda, sedangkan untuk risiko reputasi yang berada pada peringkat low, hal ini dikarenakan frekuensi keluhan nasabah dan frekuensi berita negatif sangat minimal dan sangat tidak material, dan manajemen sudah membentuk tim khusus yang menangani keluhan nasabah.

Penilaian untuk kualitas penerapan manajemen risiko dinilai dari tata kelola risiko, manajemen risiko, proses manajemen risiko, sistem informasi dan SDM, dan sistem pengendalian risiko dinilai memadai (satisfactory) karena sudah terdapatnya Divisi khusus yang menangani Manajemen Risiko, walaupun masih terdapat kelemahan-kelemahan kecil antara lain perlunya peningkatan sistem pengendalian internal, dan pemenuhan kecukupan SDM baik kualitas maupun kuantitas.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan serangkaian mekanisme yang dilakukan perusahaan guna mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sesuai dengan yang diharapkan. Penilaian Good Corporate Governance yang mencakup 11 (sebelas) komponen penilaian. Berikut adalah hasil penilaian Good Corporate Governance Bank Kalsel tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Penilaian Good Corporate Governance

No Komponen GCG Nilai BobotPerolehan

Nilai

1Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

2 10% 0.2

2 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi 2 20% 0.43 Kelengkapan Dan Pelaksanaan Tugas Komite 3 10% 0.34 Penanganan Benturan Kepentingan 3 10% 0.3

Page 77: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 373

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 3 5% 0.156 Penerapan Fungsi Audit Intern 3 5% 0.157 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 2 5% 0.1

8Penerapan Fungsi Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern

3 7.5% 0.225

9Prinsip Kehati-hatian Dalam Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Dan Penyediaan Dana Besar

2 7.5% 0.15

10Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG Dan Pelaporan Internal

2 15% 0.3

11 Rencana Strategis Bank 2 5% 0.1Nilai Komposit GCG 2.375

Peringkat 2

Sumber : Bank Kalsel, 2013

Dilihat dari tabel 4, maka untuk penilaian GCG berada pada peringkat 2 atau dinilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum baik, karena pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Apabila terdapat kelemahan, maka kelemahan tersebut kurang signifikan dan tidak mengganggu aktivitas bank dan kelemahan tersebut dapat diselesaikan dengan segera.

Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings bank. Penilaian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan aspek tingkat, trend, struktur, dan stabilitas, dengan memperhatikan kinerja peer group serta manajemen rentabilitas bank, baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. Berikut ini adalah penilaian untuk aspek Earning dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5

Penilaian Earning

No

Komponen Earnings Nilai BobotPerolehan

Nilai Kinerja Bank dalam menghasilkan laba (Rentabilitas)

1 Return on Assets (ROA) 2 5% 0.12 Return on Equities (ROE) 1 5% 0.053 Net Interest Margin (NIM) 1 5% 0.054 Rasio Efisiensi (BOPO) 1 5% 0.05

5Kinerja Komponen Laba (Rentabilitas) Aktual terhadap Proyeksi Anggaran

3 5% 0.15

6Kemampuan Komponen Laba (Rentabilitas) dalam Meningkatkan Permodalan

3 5% 0.15

Sumber - sumber yang mendukung rentabilitas

1Pendapatan Bunga bersih dibagi Rata - rata total aset

2 6% 0.12

Page 78: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

374 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

2Pendapatan Operasional selain pendapatan bunga (net) dibagi Rata - rata total aset

5 6% 0.3

3 Rasio Beban Overhead 3 6% 0.184 Rasio Beban Percadangan 5 6% 0.35 Rasio no-core Earnings 5 6% 0.3

Stabilitas (sustainability) komponen-komponen yang mendukung Rentabilitas

1 Core ROA 3 10% 0.32 Prospek Rentabilitas di masa datang 2 10% 0.2

Manajemen Rentabilitas1 Kemampuan Bank dalam mengelola rentabilitas 3 20% 0.6

Nilai Komposit Earnings 2.85 Peringkat 3

Sumber : Bank Kalsel, 2013

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk aspek penilaian Earning atau rentabilitas berada pada peringkat 3, yang artinya cukup memadai. Penilaian ini didasarkan pada beberapa penilaian yaitu kinerja bank dalam menghasilkan laba, akan tetapi belum memenuhi anggaran hal ini dikarenakan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba di masa datang tinggi diiringi juga peningkatan biaya bunga akibat dari peningkatan Dana Pihak Ketiga dan peningkatan biaya-biaya lainnya seperti pembukaan jaringan kantor baru, sehingga pendapatan yang didapat dikurangi dengan peningkatan biaya yang pada akhirnya tidak terpenuhinya anggaran dalam menghasilkan laba. Selain itu sumber utama rentabilitas dominan yaitu hanya pendapatan kredit, sedangkan pendapatan lainnya seperti fee based income tidak begitu besar.

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan dilakukan bank dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, dan stabilitas, dengan memperhatikan kinerja peer group serta manajemen permodalan bank. Penilaian aspek Capital atau permodalan Bank Kalsel tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6

Penilaian Capital

No Komponen Capital Nilai BobotPerolehan

NilaiKecukupan Modal BankA. Rasio Kecukupan Modal

1 Modal dibagi ATMR 1 12% 0.122 Modal inti (Tier-1) dibagi ATMR 1 12% 0.123 Penanganan aset produktif bermasalah 1 12% 0.124 Penanganan aset kualitas rendah 2 12% 0.24

Page 79: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 375

B.Kecukupan modal Bank untuk mengantisipasi potensi sesuai profil risiko

1Kecukupan modal Bank untuk mengatasi potensi kerugian sesuai profil risiko

3 12% 0.36

Pengelolaan Permodalan1 Manajemen permodalan Bank 3 20% 0.60

2Kemampuan akses permodalan yang dilihat dari sumber internal dan sumber eksternal

3 20% 0.60

Nilai Komposit Capital 2.16 Peringkat 2

Sumber : Bank Kalsel, 2013

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa penilaian pada aspek Capital atau permodalan berada pada peringkat 2 atau Memadai artinya bank memiliki tingkat permodalan yang memadai dan dapat mengantisipasi hampir seluruh risiko yang dihadapi karena kualitas dan kecukupan modal dinilai Low to Moderate terhadap profil risikonya. Selain itu bank memiliki manajemen permodalan yang baik atau proses kecukupan modal yang baik dan sumber permodalan yang baik dari pemegang saham namun harus terus ditingkatkan.

Pembobotan Penilaian Tingkat Kesehatan BankAdapun hasil penilaian tingkat kesehatan bank PT. Bank Pembangunan Daerah

Kalimantan Selatan dengan pembobotan seperti di bawah ini adalah sebagai berikut :

Tabel 7

Pembobotan Tingkat Kesehatan Bank

No FaktorPeringkat (Rating)

Bobot Peringkat x BobotDec-2012

1 Risk Profile 2 25% 0.52 GCG 2 25% 0.53 Earnings 3 25% 0.754 Capital 2 25% 0.5

Nilai Komposit 2.25Peringkat 2

Sumber : Bank Kalsel, data diolah 2013

Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil dari penilaian tingkat kesehatan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan tahun 2012 berada pada peringkat 2 atau Sehat dengan nilai 2.25. Penilaian tersebut mencerminkan bahwa kondisi bank secara umum sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negative yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor risk profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital yang secara umum baik dan apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan tidak mengganggu operasional bank.

Page 80: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

376 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Hasil Simulasi SensitivitasAnalisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang

terjadi apabila dilakukan perubahan. Adapun asumsi yang akan dilakukan adalah dengan menaikkan nilai menjadi 1 pada komponen yang memiliki nilai bobot yang paling tinggi dan menaikkan nilai menjadi 2 yang mempunyai nilai 4 atau 5 (jika ada) pada komponen penilaian Earning dan Capital. Berikut ini adalah hasil simulasi aspek Earning dan Capital pada tabel 8 dan tabel 9

Tabel 8

Hasil Simulasi pada Penilaian Earning

No. Komponen Earnings Nilai Bobot Perolehan Nilai

Kinerja Bank dalam menghasilkan laba (Rentabilitas)1 Return on Assets (ROA) 2 5% 0.12 Return on Equities (ROE) 1 5% 0.053 Net Interest Margin (NIM) 1 5% 0.054 Rasio Efisiensi (BOPO) 1 5% 0.05

5Kinerja Komponen Laba (Rentabilitas) Aktual terhadap Proyeksi Anggaran

3 5% 0.15

6Kemampuan Komponen Laba (Rentabilitas) dalam Meningkatkan Permodalan

3 5% 0.15

Sumber - sumber yang mendukung rentabilitas

1Pendapatan Bunga bersih dibagi Rata - rata total aset

2 6% 0.12

2Pendapatan Operasional selain pendapatan bunga (net) dibagi Rata - rata total aset

2 6% 0.12

3 Rasio Beban Overhead 3 6% 0.184 Rasio Beban Pencadangan 2 6% 0.125 Rasio non-core Earnings 2 6% 0.12

Stabilitas (sustainability) komponen-komponen yang mendukung Rentabilitas1 Core ROA 3 10% 0.32 Prospek Rentabilitas di masa datang 2 10% 0.2

Manajemen Rentabilitas

1Kemampuan Bank dalam mengelola rentabilitas

1 20% 0.2

Nilai Komposit Earnings 1.91

Peringkat2

Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa ada 4 (empat) komponen yang dilakukan perubahan yaitu pada Pendapatan Operasional selain pendapatan bunga (net) dibagi Rata - rata total aset, Rasio beban pencadangan, rasio non-core earning dan kemampuan bank dalam mengelola rentabilitas. Dengan melakukan perubahan pada keempat komponen tersebut, maka peringkat pada Earning secara keseluruhan menjadi naik yaitu pada peringkat 2

Page 81: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 377

dengan nilai 1.91. Untuk hasil simulasi pada aspek Capital dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini :

Tabel 9

Hasil Simulasi pada aspek Capital

No Komponen Capital Nilai BobotPerolehan

NilaiKecukupan Modal BankA. Rasio Kecukupan Modal

1 Modal dibagi ATMR 1 12% 0.122 Modal inti (Tier-1) dibagi ATMR 1 12% 0.123 Penanganan aset produktif bermasalah 1 12% 0.124 Penanganan aset kualitas rendah 2 12% 0.24

B.Kecukupan modal Bank untuk mengantisipasi potensi sesuai profil risiko

1Kecukupan modal Bank untuk mengatasi potensi kerugian sesuai profil risiko

3 12% 0.36

Pengelolaan Permodalan1 Manajemen permodalan Bank 1 20% 0.20

2Kemampuan akses permodalan yang dilihat dari sumber internal dan sumber eksternal

1 20% 0.20

Nilai Komposit Capital 1.36 Peringkat 1

Pada tabel 9 dapat dilihat ada 2 (dua) komponen yang dilakukan perubahan yaitu pada komponen yang memiliki bobot tertinggi yaitu manajemen permodalan bank dan kemampuan akses permodalan yang dilihat dari sumber internal dan sumber eksternal dengan menaikkan nilainya menjadi 1. Hasil pembobotan penilaian tingkat kesehatan setelah simulasi dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10

Pembobotan Tingkat Kesehatan Bank Setelah Simulasi

No FaktorPeringkat(Rating)

Bobot Peringkat x BobotDec-2012

1 Risk Profile 2 25% 0.52 GCG 2 25% 0.53 Earnings 2 25% 0.54 Capital 1 25% 0.25

Nilai Komposit 1.75 Peringkat 2

Pada tabel 10 dapat dilihat hasil penilaian tingkat kesehatan bank berada pada peringkat 2 dengan nilai 1.75, di mana pada komponen penilaian Earning berada pada peringkat 2 yang sebelumnya pada peringkat 3, sedangkan untuk penilaian Capital berada pada peringkat 1 yang sebelumnya berada pada peringkat 2. Secara keseluruhan kedua

Page 82: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

378 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

hasil penilaian sama-sama berada pada peringkat 2 yang artinya bank dikategorikan sehat. Walaupun pada nilai kompositnya berbeda dengan sebelum simulasi yaitu sebesar 2.25.

Implikasi PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan

menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating). Penilaian ini dilakukan dengan menilai ke empat aspek penilaian yang terdiri dari profil risiko, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital yang penilaian terdiri dari beberapa komponen pada masing-masing aspek tersebut. Berbeda halnya dengan penilaian sebelumnya yang hanya menganalisis aspek Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to market risk. Penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada PBI No. 13/1/PBI/2011 yang diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012.

Penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan saat ini lebih kompleks dibandingkan penilaian dengan ketentuan sebelumnya, karena penilaian ini dilakukan dengan pendekatan risiko, hal ini dilakukan agar bank dapat mengetahui lebih dini risiko apa yang dihadapi saat ini atau potensi risiko apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga dapat diselesaikan dan diantisipasi dengan segera.

Secara teoritis penelitian ini memberikan pembelajaran baru bagaimana metode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan, karena penelitian ini mendeskriftifkan dan menjabarkan bagaimana penilaian dilakukan sesuai dengan tahapan pada metode penilaian tingkat kesehatan bank, walaupun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan dinilai berada pada peringkat 2 atau dikategorikan baik.

Secara manajerial penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen dalam rangka melakukan beberapa perbaikan khususnya dalam penilaian tingkat kesehatan bank agar peringkatnya dapat dinaikkan lagi. Langkah strategis yang dapat dilakukan manajemen diantaranya :1. PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan dapat meningkatkan ekspansi

kredit, serta meningkatkan kredit pada sektor produksi karena dilihat dari pemberian kredit masih banyak terfokus pada kredit konsumtif yang besarnya 55.34%

2. Penilaian pada aspek risiko operasional di mana masih adanya terjadi kesalahan berulang oleh petugas pembuat laporan maka PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM nya yaitu dengan penambahan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan memberikan pelatihan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga dapat meminimalisir kesalahan akibat dari human error.

3. Hasil penilaian risiko stratejik yaitu dalam hal pencapaian rencana bisnis bank, maka PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan dapat menciptakan produk yang inovatif dan kompetitif sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat saat ini.

4. Berdasarkan hasil penilaian pada aspek risiko dimana masih terdapat beberapa buku pedoman yang tidak relevan lagi, maka Bank dapat melakukan review terhadap buku pedoman atau SOP internal yang ada, dan apabila dipandang perlu dapat melakukan

Page 83: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 379

penyempurnaan terhadap buku pedoman atau SOP tersebut menyesuaikan dengan perkembangan bisnis perbankan saat ini.

5. Penilaian pada aspek Good Corporate Governance yaitu pada funsgsi audit intern yang masih dinilai cukup baik, maka dalam mendukung dan meningkatkan kinerja fungsi audit intern dan sistem pengendalian audit intern, bank dapat meningkatkan SDM nya baik kualitas maupun kuantitasnya.

6. Berdasarkan hasil penilaian pada aspek Earning di mana pendapatan yang berasal dari fee based income masih kecil yaitu sebesar 0.56% dibandingakan dengan pendapatan bunga. Bank dapat meningkatkan labanya yaitu dengan meningkatkan fee based income dengan cara lebih mempromosikan produk-produk yang dapat dijadikan sumber fee based income seperti payment poin untuk pembayaran PLN, air, listrik dan sebagainya.

7. Penilaian pada aspek Capital yaitu pada pengelolaan permodalan yang dinilai cukup baik, maka peran serta dewan komisaris dan direksi dalam menjaga hubungan baik dengan pemegang saham perlu ditingkatkan dengan cara melakukan pendekatan kepada pemegang saham agar modal dapat ditingkatkan lagi, dan selain itu agar ketahananan modal tetap terjaga sebaiknya bank harus tetap melakukan pemantauan terhadap posisi modal untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadinya yang dapat mengganggu operasional bank.

Keterbatasan PenelitianPenelitian ini hanya mengambil sampel satu perusahaan dan satu periode saja yaitu PT.

Bank Pembangungan Daerah Kalimantan Selatan pada tahun 2012 mengingat Ketentuan yang mengatur Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan Pendekatan Risiko diberlakukan pada tahun 2012. Selain itu penelitian ini hanya mendeskripsikan melalui data dan hasil analisis bagaimana penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan, dan memberikan masukan bagaimana peringkat penilaian kesehatan bank dapat dinaikkan lagi.

Pada penelitian ini analisis sensitivitas hanya terbatas dilakukan pada beberapa komponen pada faktor Earning dan Capital. Pada penelitian selanjutnya, bisa saja metode yang dilakukan berbeda misalnya dengan menganalisis apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan analisis sensitivitas dapat dilakukan pada keempat faktor baik profil risiko, Good Corporate Governance, Earning dan Capital.

KESIMPULAN

Kinerja suatu bank dapat tercermin dari tingkat kesehatan bank nya, sehingga bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan nya masing-masing. Saat ini penilaian kesehatan bank dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) di mana menilai empat faktor yaitu Profil Risiko, Good Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital.

Berdasarkan hasil penilaian ke empat faktor tersebut untuk faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG) dan Capital, ketiganya berada pada peringkat 2 sedangkan faktor Earning berada pada peringkat 3. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa hasil

Page 84: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

380 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan tahun 2012 dinilai sehat karena berada pada peringkat 2.

Setelah dilakukan simulasi berdasarkan asumsi yang digunakan terhadap faktor Earning dan Capital, maka penilaian Earning yang semula berada di peringkat 3 naik menjadi peringkat 2, begitu pula dengan Capital yang semula berada pada peringkat 2 menjadi peringkat 1. Sehingga secara keseluruhan penilaiaan tingkat kesehatan bank dinilai sehat atau berada pada peringkat 2. Walaupun tetap berada pada peringkat 2, akan tetapi untuk nilai kompositnya membaik yang semula 2.25 menjadi 1.75. Langkah strategis yang harus dilakukan bank adalah meningkatkan ekspansi kredit, meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM, inovasi produk, dan meningkatkan fee based income.

DAFTAR PUSTAKA

Awojabi, O & Amel, R 2011, ‘Analyzing Risk Management in Bank : Evidence of Bank Effeciency and Macroeconomic Impact’, Journal of Money and banking, issue 22, hal 147-162. <http://www.eurojournals.com/JMIB.htm> [12 Februari 2013]

Bank Indonesia 2005, Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Jakarta

Bank Indonesia 2011, Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tanggal 15 Januari 2011, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Jakarta

Bank Indonesia 2011, Surat Edaran No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Jakarta

Bank Indonesia 2012, Booklet Perbankan Indonesia, Jakarta

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. Laporan Tahunan 2007 s.d 2012. Banjarmasin

Bukhori & Raharja 2012, ’Pengaruh Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010)’

Frosdick, S 1997, ‘The Techniques of Risk Analysis are Insufficient in Themselves’, Disaster Prevention and Management, Vol. 6 No. 3, hal 165-177. http://dx.doi.org/10.1108/09653569710172937 16 Feb 2013

Kasmir 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir 2009, Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kmec, P 2011, ‘Temporal Hierarchy in Enterprise Risk Identification’, Management Decision. Vol. 49 No. 9, pp 1489-1509.

Kuncoro, M 2009, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hanafi, M. Mamduh 2009, Manajemen Risiko, edisi kedua. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Page 85: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Masnawati, Meina Wulansari & Abdul Hadi, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 381

Hartono, Jogiyanto 2012, Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Kelima. BPFE : Yogyakarta.

Idroes, N Ferry 2008, Manajemen Risiko Perbankan. Penerbit PT. RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.

Peter, V & Peter, R 2011, ‘Risk Management Model: an Empirical Assessment of the Risk of Default’, Journal of Risk and Diversification, issue 1, hal 6-18.

Pujiyanti & Suhendra 2008, ‘Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk periode 2006-2008)’.

Sekaran, U 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, edisi pertama. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sihol, K & Pangaribuan, D 2007, ‘Penilaian Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL: Studi Kasus pada PT BPR ABC’, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 No. 2, hal 171-186

Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : Kep.117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Tampubolon, Robert 2004, Manajemen Risiko Pendekatan Kulaitatif untuk Bank Komersil, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Utama, IMK & Dewi, KAM 2012, ‘Analisis CAMELS: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia’, Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8 No. 2, hal 139-148 [tanggal akses 15 Februari 2013]

Varotto, S 2011, ‘Liquidity Risk, Credit Risk, Market Risk and Bank Capital’, Journal of Managerial Finance, Vol. 2, No. 2, pp 134-152. <http://dx.doi.org/10.1108/17439131111122139> [16 Februari 2013]

Zacharias, O & Mylonakis, J 2011, ‘RASM: A Risk-Based Projects Auditing Selection Methodology for Large Scale Programs’, Journal of Risk and Diversification, issue 1, hal 72-86. <http://www.journalofriskanddiversification.com> [12 Februari 2013]

Page 86: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis
Page 87: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

383

ANALISIS BELANJA ONLINE MELALUI SMARTPHONE DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL

Nining Heriyanti (Telkom Banjarmasin)

M. Riza Firdaus (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Rusmiyati(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

The purpose of this study is to explore the conceptual model for analyzing customer perceptions of the use of mobile commerce services especially smart phones for online shopping. Results of this study are expected to provide insights into the theory of consumer behavior and the results have practical implications for designers, managers, marketers and developers of mobile shopping site pages.

The sample included 155 respondents through online questioner. The use of online questioner is to ensure that respondents who fill the questionnaire are correct respondents who used the Internet access. The next filter is to ensure the respondents truly the one who ever shop online, the design of questioner is made the question in the beginning, whether the respondent ever shop online. If the respondent have not shop online yet, the question jump to the end of the questionnaire. Online shopping experience to further filter to ensure that the respondents were filling has enough experience to shopping online. So the respondents who only had onetime expenditure with online media are not included in the analysis.

Data analysis techniques used in this study is using Structural Equation Modeling (SEM) with the help of the program AMOS version 21. Results show that perceived ease of use, perceived usefulness and compatibility has a significant relationship with behavioral intention to use smart phones for online shopping. Behavioral intentions have a significant relationship with actual use.

The results are expected to provide theoretical implication to complement existing marketing literature and supports previous studies. The practical implications of this research can be used as the basis for taking measures and appropriate marketing strategies to take advantage of both the perpetrator

Page 88: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

384 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

marketing of new marketing channels, namely smart phones as shopping online media. Originality of this research is specifically discusses online shopping on one device, especially smart phones are still rare.

Keyword:

Online shopping, extended technology acceptance model

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi model konseptual untuk menganalisis persepsi pelanggan dalam menggunakan layanan mobile commerce khususnya smartphone untuk belanja online. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan ke dalam teori perilaku konsumen, dan hasil praktisnya memiliki implikasi bagi desainer, manajer, pemasar dan pengembang situs laman mobile shopping (m-shopping).

Sampel meliputi 155 responden yang diperoleh melalui kueisioner online. Penggunaan kuesioner online antara lain untuk menjamin bahwa responden yang mengisi adalah benar responden yang terbiasa mengakses internet. Filter berikutnya adalah untuk menjamin responden pernah belanja online, di awal kuesioner telah diberikan pertanyaan apakah pernah belanja online. Bagi responden yang belum, pertanyaan akan melompat ke bagian akhir kuesioner. Pengalaman belanja online menjadi filter selanjutnya untuk menjamin bahwa yang responden yang mengisi memiliki pengalaman yang cukup untuk belanja online sehingga responden yang hanya pernah satu kali belanja tidak dimasukkan dalam analisa.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan program AMOS versi 21. Hasil menunjukkan bahwa persepsi kemudahan, persepsi manfaat dan kompabilitas/kesesuaian memiliki hubungan yang signifikan dengan niat perilaku menggunakan smartphone untuk belanja online. Niat perilaku memiliki hubungan signifikan dengan penggunaan sebenarnya.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan impikasi teoritis untuk melengkapi literatur pemasaran yang ada dan mendukung penelitian-penelitian sebelumnya. Implikasi praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk mengambil langkah-langkah dan strategi pemasaran yang tepat baik pelaku pemasaran untuk memanfaatkan saluran pemasaran baru, yaitu smartphone sebagai media belanja online. Orisinalitas penelitian ini adalah penelitian membahas belanja online khusus pada satu perangkat, terutama smartphone yang masih jarang dilakukan.

Kata Kunci :

Belanja online, extended technology acceptance model

Page 89: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 385

PENDAHULUAN

Disadari atau tidak, selama lebih dari satu dekade terakhir, dunia telah menjadi semakin terhubung melalui banyak media sehingga sering dikatakan kita telah memasuki era hyperconnected. Internet dan layanan terkait dapat diakses dengan mudah, serta begitu banyak kegiatan melibatkan internet sebagai media bahkan sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian kelompok masyarakat. Perkembangan yang pesat terlihat dari data pengguna internet di Indonesia yang meningkat 2750 % dalam kurun waktu 12 tahun, dari 2 juta di tahun 2000 menjadi 55 juta di pertengahan 2012 (Internet World Stat, 2012). Penggunaan internet menumbuhkan media baru dalam dunia marketing. Baik itu sebagai media iklan maupun sebagai “lapak” berjualan. Tetapi meski belanja online sudah dikenal sejak tahun 1990-an, di Indonesia masih relatif baru. Hal ini disebabkan antara lain konten yang menggunakan bahasa Indonesia pada awalnya masih sedikit (Hasudungan, 2013), (Miftachul, 2012). Namun perkembangan perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia terlihat menjanjikan dengan adanya data pertumbuhan jumlah pengguna Kaskus, yaitu mencapai 100 persen tiap tahun atau pertumbuhan dari tahun ke tahun sekitar dua kali lipat Yusuf (2012) .

Akses internet menggunakan smartphone cukup tinggi, menggeser pemakaian internet menggunakan computer. Banyaknya fitur yang tersedia pada smartphone dan dapat aplikasi yang bisa dipilih sesuai keinginan membuat smartphone semakin nyaman digunakan tanpa perlu membawa perangkat lain. Tingginya pemakaian smartphone dipengaruhi juga oleh munculnya kelompok kelas menengah Indonesia, antusiasme konsumen untuk memiliki layar lebih besar untuk tujuan media social dan hiburan serta harga smartphone yang makin turun (Greenfield, 2012).Semakin tingginya penggunaan smartphone membuka peluang besar bagi jual beli daring (online) untuk semakin berkembang. Masyarakat memiliki pilihan untuk mengakses toko online melalui gawai (gadget) yang beragam.

Mengenali perilaku dan penggunaan smartphone penting bagi dunia bisnis. Perusahaan yang ingin barang dan jasanya laku akan semakin membutuhkan data tentang penggunaan smartphone dan perilaku penggunanya untuk membuat strategi marketing di berbagai perangkat bergerak (mobile). Resiko mengabaikan fenomena m-dagang (mobile commerce) ini digambarkan oleh sebuah penelitian yang mengemukakan 61% pengguna perangkat mobile akan mengabaikan situs yang tidak sesuai dengan teknologi bergerak (tidak mobile-friendly) dan beralih ke situs lainnya yang dapat memenuhi kebutuhannya, 52% responden mengatakan bahwa situs yang malfungsi atau tidak ramah dengan perangkat mobile akan menimbulkan dampak negatif bagi citra perusahaan yang diusungnya (Setiamanah, 2013).

Penggunaan smartphone memunculkan kebiasaan/ habit (Oulasvirta & Rattenburry, 2011). Pergeseran perubahan perilaku ini menarik untuk diteliti karena membawa dampak pada dunia pemasaran. Penelitian tentang perilaku konsumen yang berhubungan dengan teknologi sudah dimulai sejak dua dekade yang lalu. Teori yang banyak digunakan sebagai rujukan adalah Technology Acceptance Model (TAM) oleh Fred Davis (1989). TAM dianggap mampu untuk memprediksi penerimaan pengguna akhir suatu teknologi yang baru diterapkan atau dapat digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan pengguna

Page 90: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

386 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

terhadap teknologi. Sampai dengan saat ini, TAM merupakan salah satu kontribusi teori yang penting untuk memahami penerimaan dan penggunaan sistem informasi.Adanya perbedaan hasil riset sebelumnya yang menjadi kesenjangan riset/ Research Gap dalam penelitian ini antara lain :

1. Persepsi manfaat / Perceive Usefulness (PU) memiliki dampak pada niat perilaku / behavioral intention to use (BI) (Hsi-Peng Lu and Philip Yu-Jen Su, 2008), (Ahmed, 2011), (Wei, Marthandan, Chong, & Ooi, 2008), (Sadi & Noordin, 2011) berbeda dengan (Ramayah & Ignatius, 2005)

2. Persepsi kemudahan / Perceived Ease of Use (PEU) memiliki dampak pada niat perilaku / Behavioral Intention to Use (BI) (Ahmed, 2011), (Ramayah & Ignatius, 2005), (Sadi & Noordin, 2011) berbeda dengan (Wei, Marthandan, Chong, & Ooi, 2008)

3. Usia pengguna adalah variable terbaik untuk memprediksi perilaku penggunaan m-dagang /Mobile Commerce (Bigne, Ruiz, & Sanz, 2005). Berbeda dengan (Ahmed, 2011) yang menemukan bahwa umur bukan variable yang signifikan untuk memprediksi perilaku tersebut.

4. Saran Penelitian berikutnya dari Manzano JA, Mafe CR, Blas SS (2010) untuk meneliti perilaku mobile consumer dengan sampel dari kultur yang berbeda.

5. Mengikuti saran dari Hsi-Peng Lu dan Philip Yu-Jen Su (2008) yang menyarankan untuk menggunakan penelitiannya untuk perangkat yang berbeda (difokuskan pada smartphone).

Model TAM yang telah dikembangkan dalam penelitan-penelitian sebelumnya akan digunakan dalam penelitian ini, ditambah dengan konsep dari Innovation Diffusion Theory (IDT) dan penambahan variabel Socio Demografi untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan smartphone untuk mobile commerce.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1. Apakah Sosiodemografi (SD) berpengaruh terhadap niat perilaku (BI) untuk

menggunakan smartphone untuk belanja online /Behavioral Intention to Use?2. Apakah Sosiodemografi (SD) berpengaruh terhadap Penggunaan Sebenarnya

(AU) / actual use secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku (BI) untuk menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral Intention to Use?

3. Apakah persepsi kemudahan (PEU) penggunaan smartphone untuk belanja online / Perceived Easy of Use berpengaruh terhadap niat perilaku (BI) untuk menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral Intention to Use?

4. Apakah persepsi kemudahan (PEU) penggunaan smartphone untuk belanja online / Perceived Easy of Use berpengaruh terhadap persepsi manfaat (PU) smartphone untuk belanja online / Perceived Usefulness?

5. Apakah Persepsi kemudahan (PEU) /perceive ease of use berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya (AU) / actual use secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku (BI) untuk menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral Intention to Use?

Page 91: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 387

6. Apakah persepsi manfaat (PU)/ Perceived Usefulness berpengaruh terhadap / niat perilaku (BI) menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral Intention to Use?

7. Apakah persepsi manfaat (PU) / perceived usefulness berpengaruh terhadap Penggunaan Sebenarnya (AU) / actual use secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku (BI) menggunakan smartphone untuk belanja online / behavioral intention ?

8. Apakah kompatibilitas (C) / Compatibility berpengaruh terhadap persepsi manfaat (PU) / Perceived Usefulness?

9. Apakah kompatibilitas (C) / Compatibility berpengaruh terhadap niat perilaku (BI) menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral Intention to Use?

10. Apakah Kompatibilitas (C) /compatibility berpengaruh terhadap Penggunaan Sebenarnya (AU) / actual Use secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku (BI) menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral Intention to Use?

11. Apakah niat perilaku (BI) menggunakan smartphone untuk belanja online / Behavioral intention to Use berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya (AU) / Actual Use ?

A. Telaah PustakaPerilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi barang, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya (Schiffman & Kanuk, 2000). Pembelian oleh konsumen banyak dipengaruhi oleh karakteristik: (1) kebudayaan yang terdiri dari: budaya, subbudaya dan kelas sosial, (2) sosial yang terdiri dari: kelompok acuan, keluarga, peran dan status, (3) personal yang terdiri dari: usia dan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian serta konsep diri, (4) psikologi yang terdiri dari: motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap. Perilaku konsumen mengacu pada proses memperoleh dan mengorganisasikan informasi dalam arah keputusan pembelian dan menggunakan dan mengevaluasi barang dan jasa. Perilaku konsumen dipengaruhi kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar. Ini berarti untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, harus dipahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen. Berbagai fitur mempengaruhi proses perilaku konsumen, dimana beberapa dari mereka tidak dapat dimanipulasi oleh pemasar. Akibatnya, peneliti pemasaran, perusahaan dan lain-lain terutama menekankan pada faktor-faktor yang dapat dipengaruhi. Aspek yang paling penting yang dapat digunakan untuk mempengaruhi adalah persepsi. Perubahan perilaku konsumen yang timbul dari pengalaman menjadi pembelajaran bagi konsumen tersebut. Segala hal yang terkait dengan perilaku konsumen, dipelajari dengan tujuan untuk memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan pembelian mereka.

Berbelanja atau shopping merupakan salah satu cara bagi konsumen untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan yang mencakup kegiatan membeli suatu barang atau jasa. Berbelanja juga merupakan aktivitas konsumen yang dapat dilakukan dengan alasan atau motif yang bersifat utilitarian (fungsional atau tangible) maupun hedonic (menyenangkan atau intangible). E-Commerce merupakan kegiatan

Page 92: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

388 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

komersial dengan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik dalam hal ini internet Mobile Shopping, merupakan bagian dari mobile commerce, yaitu kegiatan pembelian elektronik dengan media wireless internet.

Perilaku konsumen dalam belanja online adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang secara online, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan (Suhari, 2010). Memahami faktor-faktor yang menjelaskan bagaimana konsumen berinteraksi dengan teknologi, pembelian perilaku mereka di saluran elektronik dan preferensi mereka untuk bertransaksi dengan vendor elektronik secara berulang sangat penting untuk mengidentifikasi pemicu utama perilaku konsumen dalam saluran pasar online (Machado, 2005).

Penelitian tentang Penerimaan pengguna teknologi telah menjadi bidang studi yang penting. Banyak model telah diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi penggunaan system, hanya Technology Acceptance Model (TAM) atau Model Penerimaan Teknologi yang dianggap paling berpengaruh dan sering digunakan untuk menggambarkan teori penerimaan individu terhadap system informasi (Lee, Kozar, & Larsen, 2003). TAM memiliki ciri-ciri teori yang baik yaitu baik, sederhana (parsimony) didukung oleh data (verifiability) , serta dapat diterapkan dalam memprediksi penerimaan dan penggunaan sebuah hasil dalam berbagai bidang (generalability) sehingga TAM menjadi sangat popular (Ramadhani, 2007).

Variabel dalam model TAM antara lain :

1. Persepsi manfaat (Perceived Usefulness)Persepsi kegunaan, yaitu tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan

sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya atau keyakinan akan kemanfaatan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa penggunaan teknologi/ sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja (Wu & Wang, 2004)

2. Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)Persepsi kemudahan diartikan persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan

(ease of use) dimana kemudahan bermakna tanpa kesulitan atau tidak perlu bekerja keras. Persepsi mengenai kemudahan merujuk pada keyakinan individu bahwa system IT yang digunakan tidak merepotkan dan tidak membutuhkan usaha yang besar saat digunakan (Ramadhani, 2007)

3. Niat perilaku untuk Menggunakan / Behavioral Intention to UseNiat untuk melakukan perilaku adalah kecenderungan seseorang untuk memilih

melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku tersebut dia mendapat dukungan dari orang yang berpengaruh dalam kehidupannya (Wu & Wang, 2004)

4. Penggunaan sebenarnya/ Actual UseSikap terhadap penggunaan telah diidentifikasi sebagai faktor yang memandu

perilaku masa depan atau disebabkan niat yang pada akhirnya mengarah pada perilaku tertentu. Dalam TAM, sikap terhadap penggunaan disebut sebagai efek evaluatif perasaan

Page 93: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 389

positif atau negative individu dalam melakukan perilaku tertentu (Ajzen & Fishbein, 2000). Penggunaan sebenarnya ini seringkali diukur dengan frekuensi penggunaan

Kerangka Pikiran dan Hipotesis Penelitian

Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

kemudahan bermakna tanpa kesulitan atau tidak perlu bekerja keras. Persepsi mengenai kemudahan merujuk pada keyakinan individu bahwa system IT yang digunakan tidak merepotkan dan tidak membutuhkan usaha yang besar saat digunakan (Ramadhani, 2007)

3) Niat perilaku untuk Menggunakan / Behavioral Intention to Use Niat untuk melakukan perilaku adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku tersebut dia mendapat dukungan dari orang yang berpengaruh dalam kehidupannya (Wu & Wang, 2004)

4) Penggunaan sebenarnya/ Actual UseSikap terhadap penggunaan telah diidentifikasi sebagai faktor yang memandu perilaku masa depan atau disebabkan niat yang pada akhirnya mengarah pada perilaku tertentu. Dalam TAM, sikap terhadap penggunaan disebut sebagai efek evaluatif perasaan positif atau negative individu dalam melakukan perilaku tertentu (Ajzen & Fishbein, 2000). Penggunaan sebenarnya ini seringkali diukur dengan frekuensi penggunaan

Kerangka Pikiran dan Hipotesis Penelitian

1. Sociodemographic : Kotler, Amstong, Wong, & Saunders (2008) menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi pembelian antara lain dipengaruhi karakteristik pribadi, seperti usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri

Persepsi Kemudahan

(PEU)

Persepsi Manfaat

(PU)

Niat perilaku Menggunakan

(BI)

Penggunaan Sebenarnya

(AU)

H2a

H1

Kompatibilitas/Kesesuaian (C)

Usia (AGE)

Gender (G)

Kelas Sosial (BDGT)

Sosio Demografi

(SD)

H3

H5

H4a H4b

H2b

1. Sociodemographic : Kotler, Amstong, Wong, & Saunders (2008) menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi pembelian antara lain dipengaruhi karakteristik pribadi, seperti usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri

2. TAM Sejak TAM diperkenalkan, banyak penelitian menguatkan bahwa persepsi kemudahan dan persepsi manfaat mempengaruhi niat perilaku menggunakan. Penelitian oleh Taylor dan Todd (1995) menguatkan hal ini bahwa persepsi manfaat (PU) dan persepsi kemudahan (PEU) secara tidak langsung mempengaruhi penggunaan sebenarnya (AU) melalui niat perilaku (BI). Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah

3. Kompatibilitas : Kompabilitas, kesesuaian atau compatibility adalah sejauh mana inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan pengguna potensial (Roger,1995) seperti diikutip (Lu & Su, 2009)

B. Metode PenelitianBerdasarkan teknik yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam Survey Research

(penelitian survey) yaitu tidak melakukan perubahan/ ada perlakuan khusus terhadap variable yang diteliti. Merupakan Riset Deduktif, karena penelitian ini menguji hipothesis berdasar penelitian-penelitian sebelumnya dan menguji hipotesis tersebut dengan

Page 94: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

390 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

mengumpulkan data. Menggunakan desain riset konklusif , karena memiliki sifat yang spesifik, bertujuan jelas yaitu menguji suatu hipotesis kerja melalui bukti-bukti empirik dimana kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Waktu penelitian adalah April 2013 dan tempat penelitian adalah jejaring social dan forum diskusi dimana peneliti meletakkan link atau informasi alamat kuesioner online untuk menjaring responden yang pernah berbelanja online

Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan konsumen yang pernah mengunjungi situs online melalui koneksi internet dan pernah membeli secara online. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti dan memiliki karakteristik serupa dengan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah belanja online. Jumlah minimum sampel menurut Gay dan Diehl (1992) seperti dikutip (Hill, 1998) adalah sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digeneralisir. ukuran sampel minimal dengan dalam analisis SEM,

Hair, et al (1995) dalam Ferdinand (2006) menyatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100 sampai 200. Jumlah sampel minimum yang dipenuhi dalam penelitian ini adalah sebanyak 135 dan maksimum 200 responden. Dalam penelitian ini terkumpul 155 sampel.

Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi.

Kriteria sample dalam penelitian ini adalah adalah konsumen yang pernah berbelanja di secara online. Caranya adalah dengan melakukan filter dari jawaban responden, apabila seorang responden tidak pernah berbelanja online maka pertanyaan kuesioner akan langsung melompat ke halaman terakhir. Kuesioner online memungkinkan hal ini sehingga hanya responden yang pernah berbelanja online yang mengisi kuesioner.

Pengukuran variabel dalam penelitan ini, yaitu variabel Perceive Usefulness, Perceive Ease of Use, Compatibility, Socio Demography, Behavioral Intention, Actual Use, dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.

C. Analisis Diskriptif Jawaban Responden

1. Analisa Kriteria 3 kotak (three box method) variable

a. Persepsi Manfaat (PU)Responden beranggapan bahwa smartphone lebih praktis bila digunakan

untuk belanja online, karena smartphone adalah gawai yang dibawa setiap saat dibandingkan dengan gawai lain sehingga konsumen setiap saat bisa langsung belanja dengan menggunakan smartphonenya

Page 95: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 391

b. Persepsi Kemudahan (PEU)Responden mengakui bahwa smartphone adalah gawai yang fleksibel tetapi

untuk belanja online, layar smartphone yang lebih kecil bukan merupakan suatu kemudahan

c. Kesesuaian/ Kompatibilitas (C)Responden menggunakan smartphone untuk belanja online dengan alasan yang

hampir sama, yaitu kecocokan dengan gaya hidup, kecocokan dengan keinginan dan kebutuhan responden.

d. Niat Perilaku (BI)Persepsi responden mengenai niat berperilaku belanja online menggunakan

smartphone tergolong sedang

e. Analisis Penggunaan Sebenarnya (AU)Responden lebih banyak melihat-lihat dari pada mencari barang yang

diperlukan dan melakukan pembelian online menggunakan smartphone

2. Analisa Diskriptif pertanyaan terbuka

a. Diskripsi piranti elektronik /gawai yang dimiliki respondenPiranti elektronik terbanyak yang dimiliki responden adalah PC/ desktop,

sementara tablet adalah piranti elektronik/ gawai yang paling sedikit dimiliki responden. Dari analisa tabulasi silang, gawai berupa PC/desktop memiliki hubungan dengan gender, Gawai yang memiliki hubungan dengan usia adalah laptop sementara gawai lain tidak memiliki hubungan. Kepemilikan gawai tidak memiliki hubungan dengan rata-rata pengeluaran per bulan

b. Kepemilikan SmartphoneMayoritas memiliki satu smartphone, karena fitur smartphone yang sangat

kaya. Merk terbanyak yang dimiliki oleh responden adalah Blackberry dan berikutnya Samsung. Merk lain yang disebut responden adalah Lenovo, Haier, Dell, Ivio, ZTE dan Axioo. Berdasarkan tabulasi silang, pemilihan merk tidak memiliki hubungan dengan tingkat pengeluaran/ budget per bulan kecuali untuk Merk lain. Pemilihan Merk juga tidak memiliki hubungan dengan usia

c. Kegiatan yang dilakukan melalui smartphoneKegiatan paling banyak digunakan untuk membuka mesin pencari dan

membuka media sosial/ sosial media. Chatting pada smartphone dalam bentuk whatsapp, LINE, kakaotalk dan lain lain yang merupakan cara komunikasi murah karena tidak dikenakan biaya tambahan selain paket akses internet justru sedikit yang menggunakan.

d. Produk yang pernah dibeli secara onlineProduk yang paling banyak dibeli oleh responden adalah produk fashion.

Berikutnya adalah tiket pesawat dan kemudian buku. Melalui tabulasi silang tidak ada hubungan antara produk yang dibeli secara online dengan gender. Produk yang dibeli secara online ada hubungan dengan usia untuk produk buku dan tiket pesawat.

Page 96: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

392 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Produk yang ada hubungannya dengan rata-rata pengeluaran perbulan, adalah buku. Produk fashion, film/game, tiket pesawat, elektronik/ gawai tidak memiliki hubungan dengan tingkat pengeluaran.

e. Motivasi belanja onlineMotivasi belanja online lebih banyak didominasi motivasi hedonis dibandingkan

motivasi utilitarian. Motivasi Belanja baik Hedonis dan maupun Utilitarian ini tidak memiliki hubungan dengan gender dan juga tidak memiliki hubungan dengan pengeluaran per bulan

f. Frekuensi Belanja OnlineDalam penelitian ini, responden yang tidak pernah belanja online langsung

menuju akhir kuisioner sehingga tidak dimasukkan dalam penelitian. Sementara responden yang hanya pernah 1 kali belanja online tidak dimasukkan dalam analisa kuisioner ini, sebagaimana penjelasan pada bab 4 yaitu bahwa yang hanya 1 kali belanja diangggap tidak memiliki pengalaman yang cukup dengan belanja online. Melalui analisa uji beda, berapa kali responden pernah belanja online tidak memiliki hubungan dengan gender, pengeluaran maupun usia

g. Kemudahan penggunaan smartphone untuk belanja onlineMenggeser kursor dan cara klik adalah kemudahan penggunaan smartphone

dibandingkan perangkat lain. Smartphone layar sentuh adalah contoh kemudahan menggeser kursor. Cara pembayaran juga dipandang mudah karena selain bisa mengakses e-banking sebagaimana gawai lain (pc/desktop, laptop, tablet) atau aplikasi m-banking yg bisa ditanam di smartphone maupun tablet, smartphone memiliki sms banking dan phone banking

h. Pengalaman tertipu Sebanyak 20 persen pernah tertipu saat belanja online tetapi hanya 4 orang yang

menyatakan jera. Pengalaman tertipu tersebut berupa barang yang diterima tidak sesuai, penjual menghilang dan barang tidak dikirim. Responden yang menyatakan tidak jera belanja online karena menganggap masih banyak penjual yang jujur, ada banyak toko online lain yang jujur, lain kali lebih berhati-hati dan sudah tahu cara aman belanja online serta tidak jera karena suka belanja online

D. AnalisisFaktorKonfirmatory

1. Analisis Structural Equation Modelling Full Modela. Pembahasan Hipotesis

• Hipotesis 1a : Sosiodemografi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat perilaku menggunakan smartphone untuk belanja online sehingga hipotesis ditolak. Artinya karakteristik usia, gender dan kelas sosial tidak berpengaruh pada niat perilaku

• Hipotesis 1b : Sosiodemografi (SD) tidak berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya (AU) secara tidak langsung melalui variabel

Page 97: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 393

niat perilaku (BI) untuk menggunakan smartphone untuk belanja online, sehingga hipotesis 5b tidak terbukti

b. Hipotesis 2a : hipotesis 2a diterima dan dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel persepsi kemudahan (PEU) terhadap niat perilaku (BI).

c. Hipotesis 2b : variabel Persepsi kemudahan (PEU) berpengaruh signifikan terhadap persepsi manfaat (PU) karena memenuhi signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis 2b diterima

d. Hipotesis 2c : Persepsi kemudahan (PEU) berpengaruh secara tidak langsung terhadap penggunaan sebenarnya (AU)) melalui variabel niat perilaku (BI) untuk menggunakan sehingga hipotesis 2c diterima

e. Hipotesis 3a : nilai memenuhi signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis 3 diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel persepsi manfaat (PU) terhadap niat perilaku /Behavioral Intention to Use (BI).

f. Hipotesis 3b : Persepsi manfaat (PU) berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya (AU) secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku (BI) untuk menggunakan., sehingga hipotesis 3b diterima

g. Hipotesis 4a: memenuhi signifikansi pada 0.05. Dengan demikian hipotesis 4a diterima hal ini berarti membuktikan bahwa variabel kompabilitas (C) mempunyai pengaruh terhadap persepsi manfaat (PU).

h. Hipotesis 4b : demikian hipotesis 4b diterima dan hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variable kompatibilitas/ Compatibility terhadap niat perilaku / Behavioral Intention to Use (BI)

i. Hipotesis 4c : Kompatibilitas/ kesesuaian berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku untuk menggunakan . Sehingga hipotesis 4c diterima

j. Hipotesis 5a : hipotesis 5a diterima dan membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Niat Perilaku (BI) terhadap Penggunaan sebenarnya (AU)

KESIMPULAN

1. Sosiodemografi tidak berpengaruh terhadap terhadap niat menggunakan smartphone untuk belanja online (Behavioral Intention to Use). Umur dan kelas social yang menjadi pembentuk sosio demografi tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan.

2. Sosiodemografi berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku untuk menggunakan smartphone untuk belanja online. Adanya hubungan tidak langsung ini yang menarik untuk diteliti secara lebih spesifik

3. Persepsi kemudahan penggunaan smartphone untuk belanja online (Perceived Easy of Use) berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan smartphone untuk belanja online (Behavioral Intention to Use) sehingga dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya persepsi kemudahan (perceived ease of use) menentukan kuat lemahnya niat untuk belanja online menggunakan smartphone.

Page 98: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

394 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

4. Persepsi kemudahan penggunaan smartphone untuk belanja online (Perceived Easy of Use) berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi manfaat smartphone untuk belanja online (Perceived Usefullness) sehingga dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya Persepsi kemudahan (Perceived Easy of Use) menentukan kuat lemahnya persepsi manfaat (perceived usefulness)

5. Persepsi kemudahan / perceive ease of use (PEU) berpengaruh secara tidak langsung terhadap penggunaan sebenarnya (actual use) melalui variabel niat perilaku / behavioral intention to Use (BI) untuk menggunakan.

6. Persepsi manfaat (Perceived Usefulnes) berpengaruh terhadap / niat menggunakan smartphone untuk belanja online (Behavioral Intention to Use) sehingga dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya persepsi manfaat (perceived usefulness) menentukan kuat lemahnya niat untuk belanja online menggunakan smartphone. Smartphone yang selalu dibawa-bawa dan praktis menjadi piranti yang dapat diandalkan sebagai salah satu manfaat yang perlu ditonjolkan untuk belanja online.

7. Persepsi manfaat/ perceive usefulness (PU) tidak berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya/ actual use (AU) secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku untuk menggunakan

8. Kompatibilitas/ kesesuaian (Compatibility) berpengaruh terhadap persepsi manfaat (Perceived Usefulness). Kesesuaian dengan gaya hidup, keinginan dan kebutuhan memunculkan persepsi manfaat.

9. Kompatibilitas (Compatibility) tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan smartphone untuk belanja online (Behavioral Intention to Use)

10. Kompatibilitas/ kesesuaian (compatibility) berpengaruh terhadap penggunaan sebenarnya secara tidak langsung melalui variabel niat perilaku untuk menggunakan

11. Perilaku niat menggunakan smartphone untuk belanja online (Behavioral intention to Use) berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan sebenarnya (Actual Use) sehingga dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya niat perilaku menentukan penggunaan sebenarnya.

SARAN

Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka untuk meningkatkan Belanja Online menggunakan smartphone, perlu diperhatikan hal-hal yang terkait dengan menumbuhkan niat perilaku tentang belanja online melalui smartphone. Hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan penggunaan smartphone untuk belanja online berdasarkan analisis jalur adalah 1. Jalur Persepsi Kemudahan (PEU) -Persepsi Manfaat (PU)- Niat perilaku (BI)-

Penggunaan sebenarnya (AU). Sebagai jalur yang jumlah koefisien loadingnya paling besar, berarti paling besar pengaruhnya sehingga prioritas untuk dilakukan

2. Jalur persepsi kemudahan (PU)-niat perilaku (BI) - penggunaan sebenarnya (AU)3. Jalur kompatibilitas – niat perilaku – penggunaan sebenarnya

Page 99: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 395

Jalur kompatibilitas (C) -persepsi manfaat (PU) -niat perilaku (BI) -penggunaan sebenarnya (AU).

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, R., & Prasad, J. (1998). A Conceptual and Operational Definition of Personal Innovativeness in the Domain of Information Technology. Information Systems Research, 204-215.

Ahmed, T. T. (2011). Electronic Shopping Behavior in Mobile Commerce Context : An Empirical Study. Pharos University in Alexandria, Egypt.

alli, m. (2005). man resiko. rajawali

Ally, M., & Gardiner, M. (2012). The moderating influence of device characteristics and usage on user acceptance of Smart Mobile Devices. Geelong.

Amri, A. B. (2012). Teknologi Viva News. Retrieved from http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/290729-siapa-pengakses-internet-di-indonesia

Anetta, A. M., Zsuzsa, P., & Laszlo, S. (2012). USING THE THEORY OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TO EXPLAIN TEENAGERS’ ADOPTION OF SMARTPHONES IN TRANSYLVANIA. STUDIA UBB NEGOTIA,, 3-19.

Atchariyachanvanich, K., & Okada, H. (2007). How Consumer Lifestyles Affect Purchasing Behavior: Evidence from Internet Shopping in Japan. Journal of Entrepreneurship Research, 2, 63-78.

Bagdoniene, L., & Zemblyte, J. (n.d.). ONLINE SHOPPING MOTIVATION FACTORS AND THEIR EFFECT ON CONSUMERS. EKONOMIKA IR VADYBA:, 2009.

Bagozzi, R. P., Davis, F. D., & Warshaw, R. P. (1992). Development and Test of a Theory of Technological Learning and Usage. Sage journals.

Bamba, F., & Barnes, S. J. (2007). SMS advertising, permission and the consumer: a study. Emerald, 815-829.

Bigne, E., Ruiz, C., & Sanz, S. (2005). The Impact of Internet user Shopping Patterns and Demographics on Consumer Mobile Buying Behavior. Electronic Commerce Reserach, 6.

Bigne, E., Ruiz, C., & Sanz, S. (2007). Key Drivers of Mobile Commerce Adoption An Exploratory Study of Spanish Mobile Users. Journal of Theoritical and Applied Electronic Commerce Research, 48-60.

Bloch, P. H., & Richins, M. L. (1983). Investigation of Consumer Browsing Behavior. Advances in Consumer Research, 389-393.

Brown, I. T. (2002). Individual and technological factors affecting perceived ease of use of web-based learning technologies in a developing country. The Electronic Journal of Information Systems.

Campbell, D. E., & Wright, R. T. (2008). SHUT-UP I DON’T CARE: UNDERSTANDING THE ROLE OF RELEVANCE AND INTERACTIVITY ON CUSTOMER

Page 100: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

396 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

ATTITUDES TOWARD REPETITIVE ONLINE ADVERTISING. Journal of Electronic Commerce Research, 9.

Chang, P. C. (2007). Understanding Consumers’ Behaviour when Using a Mobile Phone as a Converged Device. Toowoomba.

Chiou, S. J. (1998). The Effects of Attitude, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control on Consumers’ Purchase Intentions: The Moderating Effects of Product Knowledge and Attention to Social Comparison Information. Proc. Natl. Sci. Counc. ROC, 9(2), 298-308.

Chuttur, M. (2009). Overview of the Technology Acceptance Model: Origins,. Sprouts.

Chuzaimah, M. F. (2010). SMARTPHONE: ANTARA KEBUTUHAN DAN E-LIFESTYLE. Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010) . Yogyakarta: UPN ”Veteran” Yogyakarta.

Darmawan, I., & Kurniawan, I. (2011, April 2011). Fokus Operator Bergeser ke Layanan Data. Retrieved from VIVAnews: http://metro.news.viva.co.id/news/read/213848-pemasaran-operator-bergeser-ke-tarif-data

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. L. (1989). UserAcceptance of Computer Technology : A comparison of two theoritical models. Management Science, 35, 982 - 1003.

Du, T. J., & Tanaka, J. (1989). Influence of Sample Size, Estimation Method, and Model Specification on Goodness-of-Fit Assessments in Structural Equation Models. Journal of Applied Psychology, 74, 625 - 635.

Ferdinand, A. (2006). Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ferdinand, A. (2011). Metode Penelitian. Undip.

Friesner, T. (2013). Marketing Teacher. Retrieved 2013, from http://www.marketingteacher.com

GAP, D. (2007). INFLUENCE OF INCOME ON TERTIARY STUDENTS ACQUISITION OF CELLULAR PRODUCTS. Acta Commercii, (pp. 281-293).

Gaskin, L. &. (n.d.). Mediation and Multi-group Analyses. Retrieved from Kolobkreation: http://www.kolobkreations.com/Mediation%20and%20Multi-group%20Moderation.pptx.

Ghozali, I. (2013). Model Persamaan Struktural, Konsep & Aplikasi dengan program AMOS 21.0. Semarang: Universitas Diponegoro.

Greenfield, C. (2012, November 12). TheJakartaGlobe. Retrieved from http://www.thejakartaglobe.com/business/smartphones-lead-indonesian-handset-sales/557500

Ha, S., & Stoel, L. (2012). Emerald Article: Online apparel retailing: roles of e-shopping quality and experiential e-shopping motives. Emerald, 197 - 215.

Hasudungan, P. (2013, February 13). The Jakarta Post. Retrieved from The Jakarta Post: http://www.thejakartapost.com/news/2013/02/17/indonesian-netizens-young-clinging-smartphones.html

Page 101: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 397

Hill, R. (1998, July). WHAT SAMPLE SIZE is “ENOUGH” in INTERNET SURVEY RESEARCH? Interpersonal Computing and Technology (IPCT), 6, 1-10.

Ibrahim, A. S., Khan, A. H., Rahman, M. K., & Ramezanie, E. (2013). Accessing the Effectiveness of Online Shopping Among Malaysian Consumers. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 603-612.

Indonesia, E. M. (2012, Feb). Vivanews. Retrieved from Vivanews: http://vivabola.vivanews.com/news/read/290729-siapa-pengakses-internet-di-indonesia

Jogiyanto. (2011). Pedoman Survei Kuisioner : Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon (Vol. 2). Yogyakarta: Fakultas EKonomika dan Bisnis UGM.

Kotler, P., Amstrong, G., Wong, V., & Saunders, J. (2008). Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Bliemel, F. (2005). Marketing Management (11 ed.). Jakarta: PT.Indeks.

Kotler, P., Keller, K. L., Doyle, P., & Stern, P. (2007). Marketing Management. Prentice Hall.

Latan, H., & Gudono. (2012). SEM - Structural Equation Modelling. Yogyakarta: BPFE.

Leelayouthayotin, L. (2004). Factors influencing online purchase intention: The case of health food consumers in Thailand. Faculty of Business University of Southern Queensland.

Lim, W. M., & Ting, D. H. (2012). E-shopping: an Analysis of the Technology Acceptance Model. Modern Applied Science CSSENET, 6, 49 - 62. doi:10.5539/mas.v6n4p49

Lin, H.-F. (2007). Predicting consumer intentions to shop online: An empirical test of competing theories. ScienceDirect, 443-442.

Lin, L. (2012, December 12). Digitimes Research. Retrieved from http://www.digitimes.com/Reports/Report.asp?datepublish=2012/12/21&pages=RS&seq=400

Lu, H. P., & Su, Y. J. (2009). Factors affecting purchase intention on mobile shopping web. Emerald, 442-458.

Lui, H. K., & Jamieson, R. (2003). Integrating Trust and Risk Perceptions in Integrating Trust and Risk Perceptions in Business to Consumer Electronic Commerce Integrating Trust and Risk Perceptions in Business to Consumer Electronic Commerce with Technology Acceptance Model. EUROPEAN CONFERENCE ON INFORMATION SYSTEMS (ECIS). AIS Electronic Library (AISeL).

Machado, A. T. (2005). Drivers of Shopping Online : A Literature Review. Lisboa: IADIS International Conference E-Commerce.

Malau, S. (2013, 05). Tribunnews. Retrieved from http://www.tribunnews.com/nasional/2013/05/17/minat-baca-orang-indonesia-cuma-001-persen

Malhotra, N. K. (1993). Marketing Research An Applied Orientation. New Jersey : Prentice Hall International Inc.

Page 102: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

398 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Mary Ellen Gordon, K. D. (1997). Consumer attitudes towards Internet advertising: A social contract perspective. Emerald Insight, 362-375.

Mashable. (2013). RadioFM. Retrieved from Wanita Indonesia: http://radiodfm.com/show-detail/generasi-wanita-gadget-demi-fungsi-atau-sekedar-ikut-tren

n.a. (2009). Kabarbisnis. Retrieved from http://www.kabarbisnis.com/read/287567

n.a. (2009). Visa Survey Highlights Online Shopping Trends in Asia. Retrieved from Asia Travel: http://www.asiatraveltips.com/news09/411-SpendingAsia.shtml

n.a. (2011). SuaraMedia. Retrieved from http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/telekomunikasi/40488-operator-kian-gencar-perang-tarif-di-zona-internet.html

Mohd Azam Osman1, A. Z. (2012). A Study of the Trend of Smartphone and. International Journal on New Computer Architectures and Their Applications (IJNCAA), 278.

Monsuwe, T. i., G.C., B., Dellaert, & Ruyter, K. d. (2004). What drives consumers to shop online ? A literature Review. Emerald, 102-121.

Mussry, J., Taufik, & Setiawan, I. (2012, April). Telecommudication Operator vs Gadget Manufacturers vs Content Provider, Competition in Obtaining Indonesia’s Rising Netizen & Mobile Market. Marketeers.

Ngai, E., & Gunasekaran, A. (2005). A review for mobile commerce research and applications. Elsevier.

Okazaki, S. (2005). NEW PERSPECTIVES ON M-COMMERCE RESEARCH. Electronic Commerce Research, 6.

Olatokun, W. M. (2009). Analysing Socio-Demographic Differences in Access and Use of ICTs in Nigeria. Issues in Informing Science and Information Technology.

Oulasvirta, A., & Rattenbury, T. (2011, june 11). Habits make smartphone use more pervasive. Springer-Verlag London Limited. doi:10.1007/s00779-011-0412-2

Oxford Dictionaries. (n.d.). Retrieved from http://oxforddictionaries.com/definition/english/smartphone

Panji, A. (2013, Februari 6). Di Indonesia, Mobile Internet Diramal Jadi Penyelamat. Retrieved from Teknokompas.com:

Parikh, D. (2011). Customer acceptance of internet shopping in India: impact of shopping orientations, knowledge and security. shodhganga Infilibnet.

Pavlou, P. A., Lie, T., & Dimoka, A. (2007). An Integrative Model of Mobile Commerce Adoption. Track : IS and Marketing .

Persaud, A., & Azhar, I. (2012). Innovative mobile marketing via smartphones: Are consumers ready? Emerald.

Pertumbuhan Mobile Broadband di Indonesia 79%. (n.d.). Retrieved from iannews.com: http://www.iannnews.com/gadget_technology-2312-pertumbuhan-mobile-broadband-di-indonesia-79

Page 103: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 399

Priyambodo, L., Tjiptono, F., & Suyoto. (2012, September). M-Commerce in Indonesia: Problems and Prospects. International Journal of Computer Applications & Information Technology, I(II), 71-76.

Rahmat, T. Y. (n.d.). STP. In Manajemen Pemasaran. Universitas Mercu Buana.

Ramadhani, N. (2007). Model Perilaku Penggunaan NR2007 PEngembangan dari Technology Acceptance Model. Buletin TSM.

Ramayah, T., & Ignatius, J. (2005). Impact of Perceived usefulness, Perceived ease of use and Perceived. ICFAI Journal of Management.

Rendra. (2011). Perbedaan Perceived Risk Online Shoppers dan Non Online Shoppers pada Jual Beli Online. FISIP UI.

Rivers, D. C. (2012, february 29). Marketing Conference Service. Retrieved dec 16, 2012, from http://marketing.conference-services.net/resources/327/2958/pdf/AM2012_0076_paper.pdf

Sadi, A. S., & Noordin, M. F. (2011). Factors influencing the Adpotion of M-Commerce : an Exploratory Analysis. International Conference on Industrial Engineering and Operations Management. Kuala Lumpur.

Sage, S. (2011). IntoMobile. Retrieved 2013, from http://www.intomobile.com/2011/08/23/study-says-61-of-android-app-users-male-59-of-blackberry-female/

Sahmino, A., Sumarwan, U., & sueoj, A. I. (n.d.). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi eKepuasan Pelanggan Online. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis.

Savitri, A. W. (2013, april). Okezone. Retrieved from http://techno.okezone.com/read/2013/04/10/57/789462/pengguna-blackberry-di-indonesia-tertinggi-di-dunia

Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2000). Perilaku Konsumen (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall.

Shroff, R. H., Deneen, C. C., & M. W. Ng, E. (2011). Analysis of the technology acceptance model in Esamining Students Behavioral Intention to Use Portofolio System. Australasian Journal of Educational Technology, 600-618.

Strauss, J., El-Ansary, A., & Frost, R. (2003). E-Marketing (3rd ed.). New Jersey: Pearson Education Inc. Publishing as Prentice Hall.

Suhari, Y. (2010). E-COMMERCE : MODEL PERILAKU KONSUMEN. Unisbank.SuaraMedia. (2011). Retrieved from SuaraMedia: http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/telekomunikasi/40488-operator-kian-gencar-perang-tarif-di-zona-internet.html

Tan, G. (2013, March 13). MaseterCard Worldwide. Retrieved from MasterCard Worldwide Survey - Online Shopping & Ethical Spending: http://www.masterintelligence.com/view_report/survey-online_shopping_and_ethical_spending/asia_pacific/default

Taufik. (2012, May). Melihat Indonesian Middle Class Caveat Emptor. Marketeers.

Tjiptono, F., Chandra, Y., & Diana, A. (2004). Marketing Scales. Yogyakarta: Andi Publishing.

Page 104: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

400 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Tsalgatidou, A., & Veijalainen, J. (2000). Mobile Electronic Commerce: Emerging Issues. 1st International Conference on E-Commerce and Web Technologies (pp. 477-486). London: EC-WEB.

Verhagen, T., & Dollen, W. v. (2007). Explaining Online Purchase Intentions : A Multi Channel Store Image Perspective. Roetersstarrt, University of Amsterdam.

Visa Survey Highlights Online Shopping Trends in Asia. (2009). Retrieved from Asia Travel: http://www.asiatraveltips.com/news09/411-SpendingAsia.shtml

Wahid, F. (2007). Using The Technology Adoption Model to Analyze Internet Adoption and Use Among Men and Women in Indonesia. EJISDC, 1-8.

Wahid, F. (Vol. 10, No. 3, September 2005, 209-224, September 25). APAKAH PEREMPUAN INDONESIA TERBELAKANG DALAM ADOPSI INTERNET?*. TEKNOIN, 10, pp. 209-224.

Wei, T. T., Marthandan, G., Chong, A. Y.-L., & Ooi, K. B. (2008). What drives Malaysian m-commerce Adoption? An empirical. emerald, 109, 370-388.

Wolfinbarger, M., & Gilly, M. (2000). Consumer Motivations for Online Shopping. AMCIS, 1362-1366.

Wong, C. H., Lee, H. S., Lim3, Y. H., Chua, B. H., & Ta, G. W. (2012). Predicting the Consumers’ Intention to Adopt Mobile Shopping: An Emerging Market Perspective. International Journal of Network and Mobile Technologies, 3(3).

Wu, J. H., & Wang, S. C. (2004). What drives mobile commerce? Empirical evaluation of the revised technology acceptance model. Elsevier, 719-729.

Wuryanto, B. A. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Word of Mouth Marketing (WoM). Universitas Diponegoro.

Yang, K., & Lee, H. J. (2009). Gender differences in using mobile data services: utilitarian and hedonic value approaches. Emerald, 2, 142-156.

Yi-Hsuan Lee, Y.-C. H.-N. (2011). Adding Innovation Diffusion Theory to the Technology Acceptance Model: Supporting Employees’ Intentions to use E-Learning Systems. Educational Technology & Society, 124–137.

Kabarbisnis. (2009). Retrieved from Kabarbisnis: http://www.kabarbisnis.com/read/287567

ONLINE SHOPPING MOTIVATION FACTORS AND THEIR EFFECT ON CONSUMERS. (2009). EKONOMIKA IR VADYBA:.

Visa Survey Highlights Online Shopping Trends in Asia. (2009). Retrieved from Asia Travel: http://www.asiatraveltips.com/news09/411-SpendingAsia.shtml

SuaraMedia. (2011). Retrieved from SuaraMedia: http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/telekomunikasi/40488-operator-kian-gencar-perang-tarif-di-zona-internet.html

Asia Media Journal. (2012, June 12). Retrieved february 2013, from Press Release: http://www.asiamediajournal.com/pressrelease.php?id=3756

Page 105: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 401

Indonesia Telecommunications Report Q1 2013. (2012, December 5). Retrieved from Market Research.com: http://www.marketresearch.com/Business-Monitor-International-v304/Indonesia-Telecommunications-Q1-7259408/

Internet World Stat. (2012, June). Retrieved from http://www.internetworldstats.com/stats.htm

Agarwal, R., & Prasad, J. (1998). A Conceptual and Operational Definition of Personal Innovativeness in the Domain of Information Technology. Information Systems Research, 204-215.

Ahmed, T. T. (2011). Electronic Shopping Behavior in Mobile Commerce Context : An Empirical Study. Pharos University in Alexandria, Egypt.

alli, m. (2005). man resiko. rajawali.

Ally, M., & Gardiner, M. (2012). The moderating influence of device characteristics and usage on user acceptance of Smart Mobile Devices. Geelong.

Amri, A. B. (2012). Teknologi Viva News. Retrieved from http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/290729-siapa-pengakses-internet-di-indonesia

Anetta, A. M., Zsuzsa, P., & Laszlo, S. (2012). USING THE THEORY OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TO EXPLAIN TEENAGERS’ ADOPTION OF SMARTPHONES IN TRANSYLVANIA. STUDIA UBB NEGOTIA,, 3-19.

Atchariyachanvanich, K., & Okada, H. (2007). How Consumer Lifestyles Affect Purchasing Behavior: Evidence from Internet Shopping in Japan. Journal of Entrepreneurship Research, 2, 63-78.

Bagdoniene, L., & Zemblyte, J. (n.d.). ONLINE SHOPPING MOTIVATION FACTORS AND THEIR EFFECT ON CONSUMERS. EKONOMIKA IR VADYBA:, 2009.

Bagozzi, R. P., Davis, F. D., & Warshaw, R. P. (1992). Development and Test of a Theory of Technological Learning and Usage. Sage journals.

Bamba, F., & Barnes, S. J. (2007). SMS advertising, permission and the consumer: a study. Emerald, 815-829.

Bigne, E., Ruiz, C., & Sanz, S. (2005). The Impact of Internet user Shopping Patterns and Demographics on Consumer Mobile Buying Behavior. Electronic Commerce Reserach, 6.

Bigne, E., Ruiz, C., & Sanz, S. (2007). Key Drivers of Mobile Commerce Adoption An Exploratory Study of Spanish Mobile Users. Journal of Theoritical and Applied Electronic Commerce Research, 48-60.

Bloch, P. H., & Richins, M. L. (1983). Investigation of Consumer Browsing Behavior. Advances in Consumer Research, 389-393.

Brown, I. T. (2002). Individual and technological factors affecting perceived ease of use of web-based learning technologies in a developing country. The Electronic Journal of Information Systems.

Campbell, D. E., & Wright, R. T. (2008). SHUT-UP I DON’T CARE: UNDERSTANDING THE ROLE OF RELEVANCE AND INTERACTIVITY ON CUSTOMER

Page 106: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

402 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

ATTITUDES TOWARD REPETITIVE ONLINE ADVERTISING. Journal of Electronic Commerce Research, 9.

Chang, P. C. (2007). Understanding Consumers’ Behaviour when Using a Mobile Phone as a Converged Device. Toowoomba.

Chiou, S. J. (1998). The Effects of Attitude, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control on Consumers’ Purchase Intentions: The Moderating Effects of Product Knowledge and Attention to Social Comparison Information. Proc. Natl. Sci. Counc. ROC, 9(2), 298-308.

Chuttur, M. (2009). Overview of the Technology Acceptance Model: Origins,. Sprouts.

Chuzaimah, M. F. (2010). SMARTPHONE: ANTARA KEBUTUHAN DAN E-LIFESTYLE. Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010) . Yogyakarta: UPN ”Veteran” Yogyakarta.

Darmawan, I., & Kurniawan, I. (2011, April 2011). Fokus Operator Bergeser ke Layanan Data. Retrieved from VIVAnews: http://metro.news.viva.co.id/news/read/213848-pemasaran-operator-bergeser-ke-tarif-data

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. L. (1989). UserAcceptance of Computer Technology : A comparison of two theoritical models. Management Science, 35, 982 - 1003.

Du, T. J., & Tanaka, J. (1989). Influence of Sample Size, Estimation Method, and Model Specification on Goodness-of-Fit Assessments in Structural Equation Models. Journal of Applied Psychology, 74, 625 - 635.

Ferdinand, A. (2006). Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ferdinand, A. (2011). Metode Penelitian. Undip.

Friesner, T. (2013). Marketing Teacher. Retrieved 2013, from http://www.marketingteacher.com

GAP, D. (2007). INFLUENCE OF INCOME ON TERTIARY STUDENTS ACQUISITION OF CELLULAR PRODUCTS. Acta Commercii, (pp. 281-293).

Gaskin, L. &. (n.d.). Mediation and Multi-group Analyses. Retrieved from Kolobkreation: http://www.kolobkreations.com/Mediation%20and%20Multi-group%20Moderation.pptx.

Ghozali, I. (2013). Model Persamaan Struktural, Konsep & Aplikasi dengan program AMOS 21.0. Semarang: Universitas Diponegoro.

Greenfield, C. (2012, November 12). TheJakartaGlobe. Retrieved from http://www.thejakartaglobe.com/business/smartphones-lead-indonesian-handset-sales/557500

Ha, S., & Stoel, L. (2012). Emerald Article: Online apparel retailing: roles of e-shopping quality and experiential e-shopping motives. Emerald, 197 - 215.

Hasudungan, P. (2013, February 13). The Jakarta Post. Retrieved from The Jakarta Post: http://www.thejakartapost.com/news/2013/02/17/indonesian-netizens-young-clinging-smartphones.html

Page 107: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 403

Hill, R. (1998, July). WHAT SAMPLE SIZE is “ENOUGH” in INTERNET SURVEY RESEARCH? Interpersonal Computing and Technology (IPCT), 6, 1-10.

Ibrahim, A. S., Khan, A. H., Rahman, M. K., & Ramezanie, E. (2013). Accessing the Effectiveness of Online Shopping Among Malaysian Consumers. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 603-612.

Indonesia, E. M. (2012, Feb). Vivanews. Retrieved from Vivanews: http://vivabola.vivanews.com/news/read/290729-siapa-pengakses-internet-di-indonesia

Jogiyanto. (2011). Pedoman Survei Kuisioner : Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon (Vol. 2). Yogyakarta: Fakultas EKonomika dan Bisnis UGM.

Kotler, P., & Bliemel, F. (2005). Marketing Management (11 ed.). Jakarta: PT.Indeks.

Kotler, P., Keller, K. L., Doyle, P., & Stern, P. (2007). Marketing Management. Prentice Hall.

Latan, H., & Gudono. (2012). SEM - Structural Equation Modelling. Yogyakarta: BPFE.

Lee, Y., Kozar, K., & Larsen, K. (2003, dec 12). THE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL:Past, Present and Future. Communications of the Association for Information Systems, 12.

Leelayouthayotin, L. (2004). Factors influencing online purchase intention: The case of health food consumers in Thailand. Faculty of Business University of Southern Queensland.

Lim, W. M., & Ting, D. H. (2012). E-shopping: an Analysis of the Technology Acceptance Model. Modern Applied Science CSSENET, 6, 49 - 62. doi:10.5539/mas.v6n4p49

Lin, H.-F. (2007). Predicting consumer intentions to shop online: An empirical test of competing theories. ScienceDirect, 443-442.

Lin, L. (2012, December 12). Digitimes Research. Retrieved from http://www.digitimes.com/Reports/Report.asp?datepublish=2012/12/21&pages=RS&seq=400

Lu, H. P., & Su, Y. J. (2009). Factors affecting purchase intention on mobile shopping web. Emerald, 442-458.

Lui, H. K., & Jamieson, R. (2003). Integrating Trust and Risk Perceptions in Integrating Trust and Risk Perceptions in Business to Consumer Electronic Commerce Integrating Trust and Risk Perceptions in Business to Consumer Electronic Commerce with Technology Acceptance Model. EUROPEAN CONFERENCE ON INFORMATION SYSTEMS (ECIS). AIS Electronic Library (AISeL).

Machado, A. T. (2005). Drivers of Shopping Online : A Literature Review. Lisboa: IADIS International Conference E-Commerce.

Malau, S. (2013, 05). Tribunnews. Retrieved from http://www.tribunnews.com/nasional/2013/05/17/minat-baca-orang-indonesia-cuma-001-persen

Malhotra, N. K. (1993). Marketing Research An Applied Orientation. New Jersey : Prentice Hall International Inc.

Page 108: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

404 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Mary Ellen Gordon, K. D. (1997). Consumer attitudes towards Internet advertising: A social contract perspective. Emerald Insight, 362-375.

Mashable. (2013). RadioFM. Retrieved from Wanita Indonesia: http://radiodfm.com/show-detail/generasi-wanita-gadget-demi-fungsi-atau-sekedar-ikut-tren

Mohd Azam Osman1, A. Z. (2012). A Study of the Trend of Smartphone and. International Journal on New Computer Architectures and Their Applications (IJNCAA), 278.

Monsuwe, T. i., G.C., B., Dellaert, & Ruyter, K. d. (2004). What drives consumers to shop online ? A literature Review. Emerald, 102-121.

Mussry, J., Taufik, & Setiawan, I. (2012, April). Telecommudication Operator vs Gadget Manufacturers vs Content Provider, Competition in Obtaining Indonesia’s Rising Netizen & Mobile Market. Marketeers.

Ngai, E., & Gunasekaran, A. (2005). A review for mobile commerce research and applications. Elsevier.

Okazaki, S. (2005). NEW PERSPECTIVES ON M-COMMERCE RESEARCH. Electronic Commerce Research, 6.

Olatokun, W. M. (2009). Analysing Socio-Demographic Differences in Access and Use of ICTs in Nigeria. Issues in Informing Science and Information Technology.

Oulasvirta, A., & Rattenbury, T. (2011, june 11). Habits make smartphone use more pervasive. Springer-Verlag London Limited. doi:10.1007/s00779-011-0412-2

Oxford Dictionaries. (n.d.). Retrieved from http://oxforddictionaries.com/definition/english/smartphone

Panji, A. (2013, Februari 6). Di Indonesia, Mobile Internet Diramal Jadi Penyelamat. Retrieved from Teknokompas.com: http://tekno.kompas.com/read/2013/02/06/18360267/Di.Indonesia..Mobile.Internet.Diramal.Jadi.Penyelamat

Parikh, D. (2011). Customer acceptance of internet shopping in India: impact of shopping orientations, knowledge and security. shodhganga Infilibnet.

Pavlou, P. A., Lie, T., & Dimoka, A. (2007). An Integrative Model of Mobile Commerce Adoption. Track : IS and Marketing .

Persaud, A., & Azhar, I. (2012). Innovative mobile marketing via smartphones: Are consumers ready? Emerald.

Pertumbuhan Mobile Broadband di Indonesia 79%. (n.d.). Retrieved from iannews.com: http://www.iannnews.com/gadget_technology-2312-pertumbuhan-mobile-broadband-di-indonesia-79

Priyambodo, L., Tjiptono, F., & Suyoto. (2012, September). M-Commerce in Indonesia: Problems and Prospects. International Journal of Computer Applications & Information Technology, I(II), 71-76.

Rahmat, T. Y. (n.d.). STP. In Manajemen Pemasaran. Universitas Mercu Buana.

Ramadhani, N. (2007). Model Perilaku Penggunaan NR2007 PEngembangan dari Technology Acceptance Model. Buletin TSM.

Page 109: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Nining, M.Riza & Rusmiyati, Analisa Belanja Online Melalui Smartphone... 405

Ramayah, T., & Ignatius, J. (2005). Impact of Perceived usefulness, Perceived ease of use and Perceived. ICFAI Journal of Management.

Rendra. (2011). Perbedaan Perceived Risk Online Shoppers dan Non Online Shoppers pada Jual Beli Online. FISIP UI.

Rivers, D. C. (2012, february 29). Marketing Conference Service. Retrieved dec 16, 2012, from http://marketing.conference-services.net/resources/327/2958/pdf/AM2012_0076_paper.pdf

Sadi, A. S., & Noordin, M. F. (2011). Factors Influencing the adoption of M-commerce : an Exploratory Analysis. international conference on Idustrial Engineering and OperationManagement.

Sadi, A. S., & Noordin, M. F. (2011). Factors influencing the Adpotion of M-Commerce : an Exploratory Analysis. International Conference on Industrial Engineering and Operations Management. Kuala Lumpur.

Sage, S. (2011). IntoMobile. Retrieved 2013, from http://www.intomobile.com/2011/08/23/study-says-61-of-android-app-users-male-59-of-blackberry-female/

Sahmino, A., Sumarwan, U., & sueoj, A. I. (n.d.). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi eKepuasan Pelanggan Online. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis.

Savitri, A. W. (2013, april). Okezone. Retrieved from http://techno.okezone.com/read/2013/04/10/57/789462/pengguna-blackberry-di-indonesia-tertinggi-di-dunia

Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2000). Perilaku Konsumen (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall.

Shroff, R. H., Deneen, C. C., & M. W. Ng, E. (2011). Analysis of the technology acceptance model in Esamining Students Behavioral Intention to Use Portofolio System. Australasian Journal of Educational Technology, 600-618.

Strauss, J., El-Ansary, A., & Frost, R. (2003). E-Marketing (3rd ed.). New Jersey: Pearson Education Inc. Publishing as Prentice Hall.

Suhari, Y. (2010). E-COMMERCE : MODEL PERILAKU KONSUMEN. Unisbank.

Tan, G. (2013, March 13). MaseterCard Worldwide. Retrieved from MasterCard Worldwide Survey - Online Shopping & Ethical Spending: http://www.masterintelligence.com/view_report/survey-online_shopping_and_ethical_spending/asia_pacific/default

Taufik. (2012, May). Melihat Indonesian Middle Class Caveat Emptor. Marketeers.

Tjiptono, F., Chandra, Y., & Diana, A. (2004). Marketing Scales. Yogyakarta: Andi Publishing.

Tsalgatidou, A., & Veijalainen, J. (2000). Mobile Electronic Commerce: Emerging Issues. 1st International Conference on E-Commerce and Web Technologies (pp. 477-486). London: EC-WEB.

Verhagen, T., & Dollen, W. v. (2007). Explaining Online Purchase Intentions : A Multi Channel Store Image Perspective. Roetersstarrt, University of Amsterdam.

Page 110: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

406 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Visa Survey Highlights Online Shopping Trends in Asia. (2009). Retrieved from Asia Travel: http://www.asiatraveltips.com/news09/411-SpendingAsia.shtml

Wahid, F. (2007). Using The Technology Adoption Model to Analyze Internet Adoption and Use Among Men and Women in Indonesia. EJISDC, 1-8.

Wahid, F. (Vol. 10, No. 3, September 2005, 209-224, September 25). APAKAH PEREMPUAN INDONESIA TERBELAKANG DALAM ADOPSI INTERNET?*. TEKNOIN, 10, pp. 209-224.

Wei, T. T., Marthandan, G., Chong, A. Y.-L., & Ooi, K. B. (2008). What drives Malaysian m-commerce Adoption? An empirical. emerald, 109, 370-388.

Wolfinbarger, M., & Gilly, M. (2000). Consumer Motivations for Online Shopping. AMCIS, 1362-1366.

Wong, C. H., Lee, H. S., Lim3, Y. H., Chua, B. H., & Ta, G. W. (2012). Predicting the Consumers’ Intention to Adopt Mobile Shopping: An Emerging Market Perspective. International Journal of Network and Mobile Technologies, 3(3).

Wu, J. H., & Wang, S. C. (2004). What drives mobile commerce? An empirical Evaluation of the revised technologyacceptance model. Elsevier.

Wuryanto, B. A. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Word of Mouth Marketing (WoM). Universitas Diponegoro.

Yang, K., & Lee, H. J. (2009). Gender differences in using mobile data services: utilitarian and hedonic value approaches. Emerald, 2, 142-156.

Yi-Hsuan Lee, Y.-C. H.-N. (2011). Adding Innovation Diffusion Theory to the Technology Acceptance Model: Supporting Employees’ Intentions to use E-Learning Systems. Educational Technology & Society, 124–137.

Yustiawan, B. (2012). Karya ilmiah E-Commerce. STMIK Amikom Yogyakarta.

Yusuf, O. (2012, december). Kompas. Retrieved Feb 2013, from Kompas tekno: http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013..Pengguna.Internet.Indonesia.Bisa.Tembus.82.Juta

Yusuf, O. (2012, November 25). tekno.kompas.com. Retrieved from tekno.kompas.com: http://tekno.kompas.com/read/2012/11/25/13233388/transaksi.fjb.kaskus.rp.575.miliar.per.bulan

Yusuf, O. (2012, December 14). Tekno.kompas.com. Retrieved from Kompas.com: http://tekno.kompas.com/read/2012/12/14/14384261/e-commerce.indonesia.terhalang.quotmentalquot

Zikmund, W. G., & Babin, B. J. (2011). Menjelajahi Riset Pemasaran (10th ed.). Jakarta: Salemba .

Page 111: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

407

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA NILAI PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia)

Zanera Saroh Firdausya(Dinas Pendidikan Nasional Kalsel)

FifiSwandari(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Widyar Effendi(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of managerial ownership, institutional ownership, board size, independent board size, board size and the size of the value of the company on the companies included in the LQ 45 index in Indonesia Stock Exchange.

The sampling method used was purposive sampling. Of the population of firms that enter in LQ 45 during the period of 2009-2011, taken nineteen sampel.Alat companies that meet the criteria of analysis used is multiple linear regression analysis by first covering the classical assumption of normality test, multikolonieritas, autocorrelation, heteroskedasticity.

The results showed a significant variable that is partially managerial ownership. While the variable institutional ownership, board size, board size independent, board size and size has no effect on firm value.

Keywords:

agency theory, corporate governance, corporate performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi dan size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dari populasi perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 selama periode 2009-

Page 112: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

408 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

2011, diambil sembilan belas perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas.

Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial yaitu kepemilikan manajerial. Sedangkan variabel kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi dan size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci :

teori agensi, corporate governance,kinerja perusahaan

PENDAHULUAN

Tahun 2008 Amerika dilanda krisis akibat kerugian di pasar perumahan (subprime mortgages) yang mana kondisi ini berdampak terhadap sektor ekonomi di hampir seluruh negara di dunia. Krisis ekonomi global juga berdampak terhadap jatuhnya harga saham di Indonesia. Akibat krisis global, bursa saham Indonesia mengalami penurunan indeks harga saham. Penurunan indeks harga saham di bursa tentu tidak di inginkan oleh pemegang saham, karena penurunan harga saham akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan.

Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder. Kenyataanmya penyatuan kepentingan antara manajemen dengan pemilik perusahaan seringkali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Agency problem merupakan pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Agency problem tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Maka dari itu diperlukan sebuah kontrol untuk monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan sebagaimana mestinya. Menurut Barnhart & Rosenstein (1998) dalam Purwantini (2011) mekanisme corporate governance terbagi menjadi dua yaitu internal mechanism (mekanisme internal) meliputi kepemilikan manajerial, dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional, keberadaan komite audit dan dewan komisaris independen dan juga External mechanism (mekanisme eksternal), seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Mekanisme corporate governance ini akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan, sehingga melalui pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Page 113: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 409

Kesadaran perusahaan di Indonesia untuk melaksanakan tata kelola perusahaan masih relatif rendah. Masih adanya perusahaan yang belum melakukan pengelolaan manajemen dengan baik membuat Indonesia memiliki indeks corporate governance paling rendah jika di bandingkan dengan negara asia lain nya seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Berdasarkan CLSA Asia-Pacific Markets, Asian Corporate Governance Assocition pada tahun 2012 peringkat indeks corporate governance masih berada di peringkat bawah.

Tabel 1.1

Corporate Governance in Asia

Market ranked by corporate governance

MarketCG

Rules & Practices

Enfor-cement

Political&

RegulatoryIGAAP

CG Culture

Total Score (2012)

Total Score (2010)

Total Score (2007)

Total Score (2005)

Singapura 68 64 73 87 54 69 67 65 70Hongkong 62 68 71 75 53 66 65 67 69Thailand 62 44 54 80 50 58 55 47 50Japan 45 57 52 70 53 55 57 52 -Malaysia 52 39 63 80 38 55 52 49 56Taiwan 50 35 56 77 46 53 55 54 52India 49 42 56 63 43 51 49 56 61Korea 43 39 56 75 34 49 45 49 50China 43 33 46 70 30 45 49 45 44Philippines 35 25 44 73 29 41 37 41 46Indonesia 35 22 33 62 33 37 40 37 37

Sumber: CLSA Asia-Pacific Markets, Asian Corporate Governance Assocition 2012

Berdasarkan Tabel 1.1 rangking corporate governance di Asia tahun 2012, Indonesia berada pada level terbawah dalam kepatuhan peraturan yaitu 35; politik 33; penerapan; 22 dan budaya GCG; 33. Laporan tentang GCG oleh CLSA (2010), menempatkan Indonesia di urutan 10 dari 11 negara di Asia dengan skor 33 untuk masalah penegakan hukum, 32 untuk budaya corporate governance, dan dengan skor total 40. Meskipun skor Indonesia di tahun 2010 lebih baik dibandingkan dengan 2012, kenyataannya Indonesia masih tetap berada di urutan terbawah di antara Negara-negara Asia. Faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja Indonesia adalah penegakan hukum dan budaya corporate governance yang masih berada di titik paling rendah di antara negara-negara lain yang sedang tumbuh di Asia. Penilaian yang dilakukan oleh CLSA didasarkan pada faktor eksternal dengan bobot 60% dibandingkan faktor internal yang hanya diberi bobot 40% saja. Fakta ini menunjukkan bahwa implementasi GCG di Indonesia membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan penegakan yang lebih nyata lagi.

Berbagai langkah kebijakan untuk memulihkan kegiatan ekonomi telah ditempuh Pemerintah melalui Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) diantaranya melalui beberapa peraturan yang telah dikeluarkan dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi dan konsistensi perusahaan serta mendorong terciptanya penerapan pengelolaan dunia usaha yang baik (Good Corporate Governance). Upaya Bapepam dalam penerapan GCG ini adalah dengan dimasukkannya klausul yang mewajibkan emiten/perusahaan publik untuk

Page 114: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

410 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

memiliki komisaris independen, direktur independen, komite audit, sekretaris independen dan komite renumerasi dalam undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsic saham adalah price book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. PBV merupakan rasio untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Hidayati, 2010). Faktor lain yang dapat mempengaruhi price book value yaitu size perusahaan. Size perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Apabila perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan asset yang ada diperusahaan tersebut (Hidayati, 2010).

A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan?3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah ukuran komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5 Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk melihat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk melihat pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk melihat pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap nilai perusahaan.4. Untuk melihat pengaruh ukuran komisaris independen terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk melihat pengaruh ukuran dewan direksi terhadap nilai perusahaan.

C. Tinjauan Pustaka

1. Agency TeoryMenurut Jensen dan Meckling (1976) teori utama yang mendasari konsep good

corporate governance adalah teori keagenan. Ketika pemilik (atau manajer) mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan pada pihak lain, terdapat hubungan keagenan antara kedua pihak.

Teori keagenan mengemukakan hubungan antara principal (pemilik) dan agent (manajer) dalam hal pengelolaan perusahaan, dimana principal merupakan suatu entitas yang mendelegasikan wewenang untuk mengelola perusahaan kepada pihak agent (manajemen).

Page 115: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 411

2. Good Corporate GovernanceKeputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang

Penerapan GCG pada BUMN menyatakan bahwa corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, berlandasarkan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

3. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governancea. Transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana efektif.

c. Pertanggung Jawaban (responsibility) yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

d. Kemandirian (independency) yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Mekanisme Good Corporate GovernanceVariabel corporate governance diukur dengan menggunakan mekanisme. Mekanisme

corporate governance merupakan syarat-syarat pelaksanaan sistem dalam suatu badan usaha. Mekanisme corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme internal yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, dan dewan direksi. Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan. Dalam suatu perusahaan, dewan memegang peranan yang signifikan dalam penentuan strategi perusahaan. Kekuasaan tertinggi dalam hal operasional di perusahaan terletak pada dewan direksi. Dewan komisaris dan dewan direksi memiliki kekuasaan dan kekuatan tertinggi di dalam semua aspek organisasi. Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan sebagai salah satu elemen corporate governance yang membantu meningkatkan akuntabilitas dewan komisaris. Komisaris independen membantu merencanakan strategi jangka panjang dan secara berkala melakukan review atas implementasi strategi tersebut.

Page 116: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

412 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

5. Size PerusahaanSize perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat

dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan asset yang ada diperusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006).

6. Nilai PerusahaanNilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to book value (PBV), yang

merupakan tingkat kepercayaan pasar pada prospek perusahaan ke depan (Euis dan Taswan, 2002). Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Tandellin (2001) menyebutkan hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya.

Page 117: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 413

HIPOTESIS PENELITIAN

H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.H3 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.H4 : Ukuran komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai.H5 : Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini berbentuk penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 di BEI selama periode Agustus 2008- Januari 2011.

Tabel1DefinisiOperasionalVariabel

No Variabel Definisi Variabel Pengukuran

1Nilai Perusahaan

Rasio antara harga per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham

2Kepemilikan Manajerial

Jumlah kepemilikan saham yang dimiliki manajemen.

3Kepemilikan Institusional

Proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi

4Ukuran Dewan Komisaris

Jumlah anggota dewan komisaris perusahaan ∑ Anggota dewan komisaris

5Ukuran Dewan Komisaris Independen

Jumlah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan dengan anggota dewan komisaris lainnya.

6Ukuran Dewan Direksi

Jumlah anggota dewan direksi dalam perusahaan

∑ anggota dewan direksi

7Size Perusahaan

Ukuran/besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Natural logarithm of total asset

Page 118: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

414 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Analisis Deskriptif Variabel PenelitianDeskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini

meliputi nilai minimum, maksimum, mean (rata-rata), dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu price book value dan lima variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan komisaris independen dan ukuran dewan direksi. Serta satu variabel kontrol yaitu size perusahaan.

Tabel 2 Deskripsi Variabel Penelitian

N Minimum Maximum MeanStd.

DeviationX1 48 0,00 2,05 0,1567 ,49711X2 48 0,00 80,64 43,5908 29,00284X3 48 4,00 11,00 6,9167 2,00885X4 48 30,00 60,00 43,8485 8,89210X5 48 3,00 12,00 7,0417 2,16312X6 48 5,07E12 3,82E14 7,4142E13 9,38907E13Y 48 0,43 8,31 3,2598 1,94326

Valid N (listwise) 48X1= Kepemilikan Manajerial, X2=Kepemilikan Institusional, X3=Ukuran Dewan

Komisaris, X4= Ukuran Dewan Komisaris Independen, X5= Ukuran Dewan Direksi, X6=Size Perusahaan, Y=PBV

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013 (lampiran)

Tabel 2 terlihat nilai rata-rata PBV pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 tahun 2009-2011 dan dijadikan sampel adalah 3,25 % dengan standar deviasinya adalah 1,94326. Tabel 2 juga menunjukan nilai terendah PBV yaitu 0,43% dan nilai tertinggi 8,31 %. Rata-rata jumlah kepemilikan manajerial adalah 0,15 % dengan standar deviasinya 0,49711. Rata-rata kepemilikan institusional adalah 43,59% dengan standar deviasi 29,00284. Rata-rata ukuran dewan komisaris adalah 6,91 % dengan standar deviasi 2,00885. Rata-rata ukuran komisaris independen adalah 43,84 % dengan standar deviasi 8,89210. Rata-rata ukuran dewan direksi adalah 7,04 % dengan standar deviasi 2,16312. Rata-rata size perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 tahun 2009-2011 dan dijadikan sampel adalah 7,414 % dengan standar deviasi 9,38907E13.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji NormalitasTabel 3 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov

Unstandardized ResidualN 26

Normal Parametersa Mean 0.0000000Std. Deviation 0.30689351

Page 119: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 415

Most Extreme Differences

Absolute 0.112

Positive 0.103Negative -0.112

Kolmogorov-Smirnov Z 0.569Asymp. Sig. (2-tailed) 0.903

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak dapat dilihat dari tingkat signifikasinya. Hasil uji Kolmogrov-Smirnov menghasilkan tingkat signifikan > 0,05 yaitu 0,93 dengan demikian data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji MultikolinearitasTabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas

ModelTolerance

Collinearity Statistics

VIF

1

(Constant)Lnx1 0.262 3.819Lnx2 0.304 3.286Lnx3 0.292 3.424Lnx4 0.244 4.092Lnx5 0.220 4.551Lnx6 0.271 3.691

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4 hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikoloniearitas antar variabel dalam model regresi.

3. Uji AutokorelasiTabel 5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-WastonModel Regresi 1.693

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Hasil analisis regresi spss yang terdapat dalam Tabel 5.5 diperoleh nilai Durbin-Waston sebesar 1,693. Berdasarkan Tabel 5.4 mengenai kriteria uji autokorelasi durbin waston (DW test) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ada autokorelasi.

Page 120: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

416 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

4. Uji Heterokedastisitas Tabel 6 Hasil Uji Gleser

Model T Sig.

1

(Constant) 0.105 0.918Lnx1 -0.696 0.495Lnx2 1.298 0.210Lnx3 0.180 0.859Lnx4 -1.303 0.208Lnx5 0.289 0.776Lnx6 0.470 0.644

a. Dependent Variable: AbsRes

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Hasil uji Gleser untuk heterokedastisitas terlihat pada Tabel 6. Berdasarkan uji Gleser diperoleh angka t signifikan dari variabel bebas lebih besar dari 5%, hal ini menunjukan bahwa tidak ada pola heterokedastisitas.

C. Hasil Analisis Regresi BergandaModel analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Ln+ + Ln + + + + eTabel 7 Hasil Analisis Regresi Berganda

ModelB

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Std. Error Beta

1

(Constant) 7.506 2.659 2.823 0.011Lnx1 .093 0.037 0.706 2.502 0.022Lnx2 -0.555 0.202 -0.719 -2.747 0.013Lnx3 0.003 0.425 0.002 0.008 0.994Lnx4 0.682 0.651 0.306 1.047 0.308Lnx5 -0.771 0.477 -0.498 -1.617 0.122Lnx6 -0.153 0.129 -0.329 -1.186 0.250

a. Dependent Variable: LnYX1= Kepemilikan Manajerial, X2=Kepemilikan Institusional, X3=Ukuran Dewan

Komisaris, X4= Ukuran Dewan Komisaris Independen, X5= Ukuran Dewan Direksi, X6=Size Perusahaan, Y=PBV

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Hasil analisis regresi dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% diperoleh persamaan berikut :

Ln-0,555 + 0,003Ln + 0,682 -0,771 - + ePersamaan tersebut menunjukan bahwa apabila nilai koefisien regresi dari masing-

masing variabel di anggap nol, maka besarnya LnY dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ45 BEI sebagai sampel penelitian adalah sebesar nilai konstanta yaitu 7,506.

Page 121: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 417

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai PerusahaanHasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara parsial kepemilikan

manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,022 yang berarti kurang dari 5%. Besarnya proporsi kepemilikan manjerial dianggap sinyal positif bagi investor karena menurut teory agency cost, kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang efektif untuk mengatasi konflik keagenan yang terjadi akibat kepentingan antara manajer dan pemilik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), Taswan (2002) serta Rachmawati dan Triatmoko (2007) bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai PerusahaanHasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara parsial kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,013 yang berarti kurang dari 5%. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini cukup besar yaitu sebesar 43,59%, dengan jumlah saham tersebut investor institusional mayoritas memiliki kesempatan untuk berkompromi dengan manajemen untuk melalukan pengelolaan dan pemantauan secara profesional terhadap perkembangan investasinya. Akan tetapi kompromi antara investor institusional dengan manajemen cenderung dianggap negatif oleh pasar, karena manajemen sering dianggap mengambil tindakan atau kebijakan yang kurang optimal dan cenderung mengarah pada investor institusional, sehingga mengabaikan kepentingan investor lain. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Riduwan (2012), Triatmoko (2007) serta Herawaty (2008) menemukan bahwa ada pengaruh positif signifikan kepemilikan institusioanal dengan nilai perusahaan.

3. Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Nilai PerusahaanHasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara parsial ukuran dewan

komisaris berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,994 yang berarti lebih dari 5%. Penelitian ini menghasilkan variabel ukuran dewan komisaris tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena ukuran dewan komisaris yang terlalu besar mengakibatkan proses pengambilan keputusan berjalan lebih lamban. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bukhori (2012). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kyereboah (2007), Siallagan dan Machfoedz (2006) serta Aminah dan Ramadhani (2010) menemukan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4. Ukuran Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai PerusahaanHasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara parsial komisaris independen

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,308 yang berarti lebih dari 5%. Penelitian ini menunjukan bahwa variabel ukuran dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penambahan ukuran anggota dewan komisaris independen dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan

Page 122: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

418 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

formal, sementara pemegang saham mayoritas masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aminah dan Ramadhani (2010) serta Adi dan Swandari (2011). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kyereboah (2007) serta Sudana dan Arlidania (2011) menemukan dewan komisaris independen berpengaruh postif terhadap nilai perusahaan.

5. Ukuran Dewan Direksi Terhadap Nilai PerusahaanHasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara parsial direksi berpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,122 yang berarti lebih dari 5%. Penelitian ini menunjukan bahwa variabel ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan ukuran dewan direksi yang terlalu besar akan menyebabkan timbulnya permasalahan agensi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Bukhori dan Raharja (2012), namun penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kajola (2008), Isshaaq dan Bokpin (2009) menemukan dewan direksi/board size berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

6. Ukuran Size Terhadap Nilai PerusahaanHasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara parsial size berpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,250 yang berarti lebih dari 5%. Penelitian ini menunjukan bahwa variabel size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial untuk menunjang aktivitas perusahaan. Akan tetapi perusahaan yang besar juga akan mengalami masalah keagenan karena mengalami kesulitan dalam memonitoring. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hidayati (2010), Aminah dan Ramadhani (2010), Herawaty (2008), Rahmawati dan Triatmoko (2007) menemukan bahwa size berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dimana ukuran perusahaan yang besar dapat menjadi indikasi, bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya.

E. KoefisienDeterminasiNilai determinasi yang ditunjukan dengan nilai Adjusted R-Square dari model

regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sesuai hasil analisis dengan menggunakan software SPSS 19 diperoleh nilai koefisien determinasi yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel8KoefisienDeterminasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 0.777a 0.604 0.479 0.35203

a. Predictors: (Constant), Lnx6, Lnx2, Lnx1, Lnx3, Lnx4, Lnx5b. Dependent Variable: LnY

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2013 (lampiran)

Page 123: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 419

Berdasarkan Tabel 8 menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,479, hal ini berarti bahwa 47,9 % variasi PBV dapat dijelaskan secara signifikan oleh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris, komisaris independen, direksi dan size. Sedangkan 52,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain.

F. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi TeoritisTeori utama yang mendasari konsep good corporate governance adalah teori

keagenan (agency theory) dari Jensen dan Meckling (1976). Ketika pemilik (atau manajer) mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan pada pihak lain, terdapat hubungan keagenan antara kedua pihak. Hubungan keagenan, seperti hubungan antara pemegang saham dengan manajer, akan efektif selama manajer mengambil keputusan investasi yang konsisten dengan kepentingan pemegang saham. Sebaliknya ketika kepentingan manajer berbeda dengan kepentingan pemilik, maka keputusan yang diambil oleh manajer kemungkinan besar akan mencerminkan preferensi manajer dibandingkan dengan pemilik.

Munculnya konflik akan memperbesr agency cost, namun biaya agensi dapat diminimumkan melalui meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (insider ownership) dan meningkatan kepemilikan institusi (institusional investor) sebagai pihak yang memonitor agen. Hasil penelitian ini mendukung teori tersebut dengan signifikannya variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

2. Implikasi ManajerialPenelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi positif bagi pihak manajemen dalam

sebuah perusahaan, terutama mengenai implementasi good corporate governance dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa semakin besarnya kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan akan semakin besar, hal ini dapat diartikan bahwa dengan adanya kepemilikan manajerial yang semakin besar maka dapat dijadikan suatu mekanisme yang efektif dalam mengatasi konflik keagenan yang sering terjadi dalam perusahaan. Selain itu dengan adanya kepemilikan saham yang besar dalam perusahaan tersebut diharapkan dapat lebih memotivasi pihak manajemen untuk berkerja seca efektif dan efisien, agar nilai perusahaan terus naik. Naiknya nilai perusahaan tentu akan membawa dampak yang baik pula bagi manajemen, karena manajemen dapat dua sumber pendapatan sekaligus yaitu gaji/bonus dan capital gain.

G. Keterbatasan PenelitianPeneliti menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini, antara

lain :1. Pengukuran corporate governance dalam penelitian ini hanya diproxikan dengan

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan komisaris independen dan ukuran dewan direksi bukan diukur dengan indeks corporate governance yang pengukurannya melibatkan aspek yang lebih banyak.

2. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang listing dalam indeks LQ45 selama tahun 2009-2011 yang mana dalam indeks LQ45 terdiri dari beberapa sektor,

Page 124: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

420 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

seperti sektor perbankan, pertambangan, automotive. Sehingga hasil penelitian ini tidak hasilnya tidak bisa mengenalisir dengan penelitian lain yang menggunakan sampel dalam satu sektor.

3. ini menggunakan variabel kontrol yaitu size perusahaan, dan pada saat melakukan pengujian regresi semua dependen dan variabel kontrol dilakukan pengujian bersama-sama. Penelitian ini tidak melakukan pengujian secara terpisah antara variabel dependennya saja tanpa variabel kontrol, atau pengujian variabel dependen dengan memasukan variabel kontrol.

KESIMPULAN

1. Hasil analisis regresi berganda menunjukan secara parsial kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa hipotesis kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dapat diterima.

2. Hasil analisis regresi berganda menunjukan secara parsial kepemilikan institusional berpengaruh negatif namun signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa hipotesis kepemilikan instirusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima.

3. Secara parsial dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima.

4. Secara parsial dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis ukuran dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima.

5. Secara parsial direksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima.

6. Secara parsial size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima.

Saran-Saran 1. Penelitian yang akan datang sebaiknya menambahkan variabel mekanisme good

corporate governance lainya seperti komite audit, status CEO dan data lainnya. Serta menggunakan metode pengukuran yang berbeda misalnya menggunakan indeks corporate governance.

2. Bagi para investor yang ingin berinvestasi dalam perusahaan yang terdaftar di BEI sebaiknya melihat tingkat kepemilikan manajerial, karena semakin besar tingkat kepemilikan manajerial maka dapat meningkatkan nilai perusahaan.

3. Penerapan good corporate governance sebaiknya diterapkan dengan baik untuk meningkatkan nilai perusahaan, tidak hanya sekedar mematuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 125: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 421

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tri Wahyu Dan Fifi Swandari. (2011). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Pada Kinerja Keuangan Perusahaan Tambang Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010. Universitas Lambung Mangkurat.

Algifari. 2000. Analisis Regresi (Teori Kasus dan Solusi). Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE.

Amanti, Lutfilah. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di BEI). Ejournal Akuntansi UNESA Vol 1 No 1. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya.

Aminah dan Rahmi Sri Ramadhani. 2010. Pengaruh Struktur kepemilikan, Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. (Survei Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2003 – 2007. Tesis. Universitas Hasanudin. Makasar

Bukhori, Iqbal dan Raharja. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI 2010). Journal Of Accounting Vol. 1 No. 1. Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Edisi 6. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Gujarati, Damodar N. 2007. Essential Of Econometric; Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid I. Erlangga.: Jakarta.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.

Hamin, Herry. 2005. Tingkat Kepemilikan Manajerial Dan Nilai Perusahaan: Bukti Empiris Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Simposium Riset Ekonomi II

Hartono, Jogiyanto. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi kelima. BPFE : Yogyakarta.

Herawaty,Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management. Jurnal Akuntasi dan Keuangan, Vol 10 No 2.

Herly, Miranty. Christian, Sisnuhadi Duta Wacana. (2011). Corporate Governance and firm Performance in Indonesia. Volume No. 1 (2011) Issue No. 2 (September).

Hidayati, Eva Eko. 2010. Analisi pengaruh variabel DER, DPR, ROE dan Size terhadap PBV Perusahaan Manufaktur yang listing di BEI perode 2005-2007. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.

Jensen, Michael C And William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal Of Financial Economic volume 3 No 4. No. 4, pp. 305-360.

Kajola, Sunday O. (2008). Corporate Governance and Firm Performance: The Case of Nigerian Listed Firms. Department of Accounting. Olabisi Onabanjo University

Page 126: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

422 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. www.governance-indonesia.com.

Kyereboah, Coleman Anthony. 2007. Corporate Governance And Firm Performance In Africa: A Dynamic Panel Data Analysis. “International Conference on Corporate Governance in Emerging Markets”. Sabanci University, Istanbul, Turkey

Peraturan Pencatatan efek Nomor 1A butir C Tentang Pembentukan Komisaris Independen, Komite Audit dan Sekretaris perusahaan tertanggal 30 Juni 2000 yang diubah dengan Kep-339/BEJ/07- 2001 tertanggal 20 Juli 2001.

Pujiati, Diyah dan Eman Winandar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Ventura. STIE Perbanas Surabaya.

Purwantini, V.Titi, 2011, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Eefek Indonesia). Vol. 19, No. 19. STIE AUB Surakarta.

Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Akuntasi X UNHAS Makassar Juli 2007.

Rob Bauer, Rob, Bart Frijns, Rogér Otten, Alireza Tourani-Rad (2008). The Impact of Corporate Governance on Corporate Performance: Evidence from Japan.

Sari, Enggar Fibria Verdana, dan Akhmad Riduwan. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan: Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi - Volume 1 No. 1.

Siallagan, Hamonagan dan Mas`ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Akuntansi 9 Padang.

Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Hardiningsih. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang Dan Nilai Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perban-kan, Mei 2011, Hal: 68 – 87, Vol. 3 No 1 ISSN ;1979-4878

Sudana, I Made dan Putu Ayu Arlidania W. 2011. Corporate Governace Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go-Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 4, No. 1, April 2011.

Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Jurnal Maksi Vol.6 No.1 Januari 2006.

Suharyadi, Purwanto S.K. 2009. STATISTIKA:Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Salemba Empat : Jakarta.

Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : Kep. 117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Page 127: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

Zanera,Fifi&Widyar,Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)... 423

Suryani, Khalisa Rahmina. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Tesis. Magister Manajemen UNLAM.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BF: Yogyakarta.

Taswan dan Euis Soliha. 2002. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang Dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE STIKUBANK Semarang.

Warsono, Sony, Fitri Amalia, dan Dian Kartika Rahajeng. 2009. Corporte Governance Concept and Model, Preserving True Organization Welfare. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM : Yogyakarta.

www.idx.co.id

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporte Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Alfabeta : Bandung.

Page 128: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis
Page 129: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

425

KOREKSI BIAS BETA SAHAMDI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2009-2012

Indah Saptorini(Perum Bulog Kalsel)

FifiSwandari(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to determine whether the beta value of shares listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) is a bias beta due to nonsynchronous trading activities. There are 310 companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period sampled in this study. The bias needs to be corrected. From three methods employed : the Scholes and Williams (1977), the Dimson (1979), and the Fowler and Rorke (1983). Results of the analysis conclude that the shares on the Stock Exchange has a bias beta caused by not having a securities trading for some time. This resulted in the calculation of IHSG the period of t was biased because it uses the closing price of the period t-1.

In this study bias beta correction method Scholes and Williams (1977), both one lag one lead and two lag two lead are better than the bias beta correction method Dimson (1979) and the bias beta correction method Fowler and Rorke (1983) because the value of beta Scholes and Williams after corrected close to one.

Keywords :

Nonsynchronous tradings, thin tradings, bias

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai beta saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan beta bias yang disebabkan oleh perdagangan yang tidak sinkron. Terdapat 310 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Metode koreksi beta yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode koreksi beta Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983). Hasil analisis menyimpulkan bahwa saham-saham di BEI memiliki beta bias yang disebabkan oleh beberapa sekuritas tidak mengalami perdagangan

Page 130: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

426 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

untuk beberapa waktu. Hal ini mengakibatkan perhitungan IHSG periode ke-t mengalami bias karena menggunakan harga penutupan saham periode ke- t-1.

Dalam penelitian ini metode koreksi bias beta Scholes dan Williams (1977) satu lag satu lead maupun dua lag dua lead lebih baik daripada metode koreksi bias beta Dimson (1979) dan metode koreksi bias beta Fowler dan Rorke (1983) karena nilai beta Scholes dan Williams setelah dikoreksi mendekati satu.

Kata kunci:

Pasar tidak sinkron, pasar tipis dan bias

PENDAHULUAN

Investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan investasi pada sektor riil dan atau sektor keuangan. Investasi di sektor keuangan dapat dilakukan pada pasar uang dan pasar modal. Pasar modal sebagai sarana investasi menawarkan berbagai instrumen investasi, seperti saham, obligasi, derivarif keuangan, dan reksa dana.

Saham sebagai alternatif investasi menawarkan sejumlah keuntungan yang menarik bagi investor, baik dalam bentuk dividen maupun capital gain, disamping itu investor juga dihadapkan pada risiko. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan (Husnan,2009: 52), dimana besarnya risiko yang dihadapi oleh investor bergerak searah dengan return yang diperoleh, semakin tinggi risiko maka semakin tinggi return yang ditawarkan, demikian sebaliknya.

Menurut Hartono (2010: 278), bagian dari risiko saham yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiabel risk) atau risiko perusahaan (company risk) atau risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique risk) atau risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Sebaliknya, risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan undiversifiable risk atau risiko pasar (market risk) atau risiko umum (general risk) atau risiko sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi dan lain sebagainya.

Ukuran risiko sistematis adalah beta saham. Perhitungan beta saham diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan market model dengan metode Ordinary Least Squares (OLS). Nilai beta untuk pasar modal yang berkembang perlu disesuaikan. Alasannya adalah beta yang belum disesuaikan masih merupakan beta yang bias disebabkan oleh perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Perdagangan tidak sinkron ini terjadi di pasar yang transaksi perdagangannya jarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thin market). Pasar modal yang tipis merupakan ciri dari pasar modal yang sedang berkembang (Hartono, 2010: 403) dan pasar modal Indonesia masuk dalam kelompok pasar modal yang sedang berkembang (emerging market).

Menurut Hartono (2010: 415), pengujian untuk mengetahui kebiasan beta dapat dilakukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang beta semua sekuritas di pasar dengan nilai 1. Beta pasar merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing

Page 131: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 427

sekuritas di pasar. Jika tidak terjadi bias, maka beta pasar hasil dari rata-rata tertimbang ini akan sama dengan 1, akan tetapi jika terjadi perdagangan tidak sinkron, sehingga beta untuk individual sekuritas akan menjadi bias, maka beta pasar hasil rata-rata tertimbang tersebut akan tidak sama dengan 1.

Beta pada pasar modal yang sedang berkembang cenderung bias karena tipisnya perdagangan saham. Koreksi terhadap bias yang terjadi untuk beta saham akibat perdagangan tidak sinkron dapat dilakukan diantaranya dengan menggunakan (Hartono, 2010: 418) metode yang diusulkan oleh Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983).

Pengujian efek perdagangan tidak sinkron (thin market) di pasar modal yang sedang berkembang (emerging market) terhadap bias nilai beta pasar telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, Hartono dan Surianto (2000) melakukan penelitian di Bursa Efek Jakarta dengan periode observasi Mei 1995 – Mei 1997 dengan data return harian, hasil penelitian mereka menunjukkan adanya bias beta dan dari ketiga model beta koreksian Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983), model Fowler dan Rorke merupakan metode terbaik dalam mengurangi bias beta, temuan lain dari penelitian Hartono dan Surianto (2000) adalah data yang tidak berdistribusi normal dapat menyebabkan bias beta dan dibutuhkan penyesuaian periode yang panjang (4 lag dan 4 lead) untuk mengurangi bias beta, sedangkan setelah dilakukan normalisasi data bias beta dapat dikurangi dengan hanya dibutuhkan penyesuaian 1 lag dan 1 lead periode.

Sercu, Vandebroek dan Vinaimont (2008) melakukan penelitian Thin In Eeffects in Beta: Bias v. Estimation Error di New York Stock Exchange . Penelitian ini menghasilkan bahwa disemua perkiraan percobaan serta dalam riil-data, bias cenderung rendah namun standar error lebih tinggi. Percobaan pada hedge-portofolio menunjukkan bahwa prosedur estimasi apapun, meskipun sudah yang paling aman dan sesuai dengan ukuran serta jenis industri, hanya akan menambah gangguan. Ada hubungan yang jelas antara varians portofolio dan varians dari estimator beta yang digunakan di portofolio penetral-pasar, jauh melebihi efek menguntungkan dari bias.

Pasaribu (2009) melakukan penelitian bias beta di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 dengan menggunakan data return harian, ternyata hasil penelitiannya berbeda dengan yang dilakukan oleh Hartono dan Surianto, saham-saham di Bursa Efek Indonesia terjadi bias beta, tetapi dari ketiga metode beta koreksian tersebut, pada data tidak berdistribusi normal metode terbaik adalah metode Scholes-Williams dengan periode koreksi 2 lag dan 3 lead, sedang untuk data return berdistribusi normal, metode Fowler-Rorke adalah metode yang memadai dalam mengurangi bias pada beta saham dengan periode koreksi 3 lag dan 1 lead.

Hasil penelitian Lucky dan Kurniasari (2006) di Bursa Efek Jakarta, juga berbeda dengan hasil penelitian Hartono dan Surianto (2000), pada interval waktu yang sama, yaitu 2 tahun dengan menggunakan data return harian, dimana metode terbaik dalam mengurangi bias beta adalah metode Dimson. Penelitian lainnya, dilakukan oleh Diacogiannis dan Makri (2008) pada Athens Stock Exchange (ATSE) periode Januari 2001 sampai dengan 2004 dengan menggunakan data return harian, mingguan dan bulanan, hasil penelitian mereka dengan menggunakan model Hawawini (1983) menunjukkan bahwa estimasi beta

Page 132: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

428 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

terbaik dengan menggunakan data return harian dengan portofolio berkapitalisasi kecil dan hasil perbandingan antara nilai beta hasil perhitungan market model dengan Ordinary Least Square (OLS) dengan model Dimson (1977) dan Cohen et. al (1983a) tidak ada perbedaan yang siqnifikan.

Penelitian analisis koreksi bias beta lainnya, dilakukan oleh Saputra (2010) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003-2007 menggunakan interval waktu 1 tahun, 2 tahun dan 5 tahun dengan menggunakan data return harian, hasil penelitian menunjukkan bahwa metode koreksi bias beta Blume (1971) lebih baik daripada metode koreksi bias beta Dimson (1979).

Mollik dan Bepari (2010) melakukan penelitian pada Dhaka Stock Exchange (DSE) periode 2000-2007 mengenai ketidakstabilan beta, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketidakstabilan beta tidak turun secara signifikan pada saat diperiksa dalam trading non-keseluruhan dan trading kecil yang digambarkan oleh metoda Dimson bahkan tingkat ketidakstabilan beta sama dengan pasar yang berkembang.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas serta adanya perbedaan dalam hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2012”.

A. Rumusan Masalah1. Apakah nilai beta saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan

nilai yang bias?2. Apakah metoda Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), atau Fowler dan

Rorke, (1983) merupakan metode yang mengarah ke nilai 1 dalam mengkoreksi bias beta ?

B. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut: 1. Mengetahui apakah nilai beta saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

merupakan beta yang bias.2. Menentukan nilai beta koreksian dengan menggunakan metode Scholes dan Williams

(1977), Dimson (1979), atau Fowler dan Rorke, (1983) dan menentukan metode mana yang mengarah ke nilai 1 dalam mengoreksi bias beta.

C. Manfaat PenelitianManfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:1. Memberi masukan kepada manajer maupun investor agar dapat mengetahui koreksi

beta mana yang terbaik, karena beta merupakan faktor yang sangat penting dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan beta koreksian pada perdagangan saham di bursa efek.

Page 133: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 429

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORITIS

1. Risiko

Pengertian RisikoMenurut Hanafi (2009: 1), risiko didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan,

definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Jenis RisikoRisiko investasi total dapat dipisahkan menjadi dua jenis risiko. Kedua jenis

risiko tersebut menurut Tandelilin (2010: 104) adalah risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

2. ReturnModel Indeks Tunggal

Secara matematis, model indeks tunggal adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010: 132) :

iMiii eRâáR ++=

3. BetaPengertian Beta

Menurut Hartono (2010: 376), beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar.

Mengestimasi BetaBeta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan

data historis. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa depan (Elton dan Gruber, 1994) dalam Hartono (2010: 377).

Beta Pada Thin MarketBeta untuk pasar modal yang sedang berkembang perlu disesuaikan. Alasannya

adalah beta yang belum disesuaikan masih merupakan beta yang bias disebabkan oleh perdagangan tidak sinkron (Hartono, 2010: 403).

Koreksi Terhadap Bias Beta SahamBeberapa metode yang digunakan untuk mengkoreksi bias yang terjadi untuk

beta sekuritas akibat perdagangan tidak sinkron. Metode-metode ini diantaranya adalah yang diusulkan oleh Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983)

Page 134: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

430 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU Adapun ringkasan atas penjelasan riset terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

Indah Saptorini , Koreksi Bias Beta Saham Di Bursa Efek Indonesia...

Beta Pada Thin Market

Beta untuk pasar modal yang sedang berkembang perlu disesuaikan. Alasannya adalah beta yang belum disesuaikan masih merupakan beta yang bias disebabkan oleh perdagangan tidak sinkron (Hartono, 2010: 403).

Koreksi Terhadap Bias Beta Saham

Beberapa metode yang digunakan untuk mengkoreksi bias yang terjadi untuk beta sekuritas akibat perdagangan tidak sinkron. Metode-metode ini diantaranya adalah yang diusulkan oleh Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983)

Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun ringkasan atas penjelasan riset terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian Metode dan alat analisis

Hasil

1. Hartono dan Surianto,(2000)

Bias In Beta Values and Its Correction: EmpiricalEvidence from the Jakarta StockExchange

Model Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983).

Dari ketiga model koreksian yang digunakan: Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983), model Fowler dan Rorke merupakan model yang paling baik dalam mengurangi bias beta. Selain itu, bias nilai beta diperkuat dengan data returnyang tidak berdistribusi normal. Sedangkan data return yang berdistribusi normal dapat mengurangi bias beta dengan segera, bias beta dengan data return tidak berdistribusi normal penyesuaianmembutuhkan periode yang lebih panjang(4 lag dan 4 lead), sedangkan dengan data return yang berdistribusi normal penyesuaian hanya membutuhkan 1

Page 135: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 431

Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

periode lag dan lead.2.

3.

4.

Sercu,VandebroekdanVinaimont (2008)

Diacogiannis dan Paraskevi Makri (2008)

Pasaribu,(2009)

Thin In Eeffects in Beta: Bias v. EstimationError

EstimatingBetas in ThinnerMarkets: The Case of the AthensStockExchange

Koreksi Bias Koefisien Bias Di Bursa Efek Indonesia

Model simulasi Monte-Carlo,Dimson’s beta, dan Hansen-Hodrick original OLS beta

ModelHawawini(1983), marketmodel dengan metode OLS,model Scholes and Williams (1977), dan Cohen et. al (1983a).

Beta pasar dihitungdengan Market model dengan metode OLS,dan koreksi beta bias menggunakan metode Scholes & Williams, Dimson, dan Fowler &

Disemua perkiraan percobaan serta dalam riil-data, bias cenderung rendah namun standar errorlebih tinggi. Percobaan pada hedge-portofoliomenunjukkan bahwa prosedur estimasi apapun, meskipun sudah yang paling aman dan sesuai dengan ukuran serta jenis industri, hanya akan menambah gangguan. Ada hubungan yang jelas antara variansportofolio dan variansdari estimator beta yang digunakan di portofolio penetral-pasar, jauh melebihi efek menguntungkan dari bias.Hasil menggunakan Model Hawawini, Menunjukkan kinerja yang baik untuk memperkirakan beta nilai interval kembali lagi untuk high-capportofolio. Namun, untuk portofolio low-cap portofolio dapat diamati kinerja yang relatif buruk ketika kita bekerja kembali setiap hari untuk memperkirakan beta bulanan.Beta saham di BEI merupakan beta bias, untuk data returndengan data berdistribusi tidak normal, metode Scholles dan William dengan periode 2 lagdan 3 lead koreksi merupakan metode yang paling tepat digunakan, sedang

Page 136: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

432 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

periode lag dan lead.2.

3.

4.

Sercu,VandebroekdanVinaimont (2008)

Diacogiannis dan Paraskevi Makri (2008)

Pasaribu,(2009)

Thin In Eeffects in Beta: Bias v. EstimationError

EstimatingBetas in ThinnerMarkets: The Case of the AthensStockExchange

Koreksi Bias Koefisien Bias Di Bursa Efek Indonesia

Model simulasi Monte-Carlo,Dimson’s beta, dan Hansen-Hodrick original OLS beta

ModelHawawini(1983), marketmodel dengan metode OLS,model Scholes and Williams (1977), dan Cohen et. al (1983a).

Beta pasar dihitungdengan Market model dengan metode OLS,dan koreksi beta bias menggunakan metode Scholes & Williams, Dimson, dan Fowler &

Disemua perkiraan percobaan serta dalam riil-data, bias cenderung rendah namun standar errorlebih tinggi. Percobaan pada hedge-portofoliomenunjukkan bahwa prosedur estimasi apapun, meskipun sudah yang paling aman dan sesuai dengan ukuran serta jenis industri, hanya akan menambah gangguan. Ada hubungan yang jelas antara variansportofolio dan variansdari estimator beta yang digunakan di portofolio penetral-pasar, jauh melebihi efek menguntungkan dari bias.Hasil menggunakan Model Hawawini, Menunjukkan kinerja yang baik untuk memperkirakan beta nilai interval kembali lagi untuk high-capportofolio. Namun, untuk portofolio low-cap portofolio dapat diamati kinerja yang relatif buruk ketika kita bekerja kembali setiap hari untuk memperkirakan beta bulanan.Beta saham di BEI merupakan beta bias, untuk data returndengan data berdistribusi tidak normal, metode Scholles dan William dengan periode 2 lagdan 3 lead koreksi merupakan metode yang paling tepat digunakan, sedang

Indah Saptorini , Koreksi Bias Beta Saham Di Bursa Efek Indonesia...

5.

6.

7.

Lucky dan Widuri Kurniasari(2006)

Saputro(2010)

Mollik dan Bepari (2010).

Koreksi Beta Pada Pasar Thin Trading(LQ-45 Di BEJ Periode 2000 – 2001)

AnalisisKoreksi Bias Beta di Bursa Efek Indonesia

Instability of Stock Beta in Dhaka Stock Exchange,Bangladesh.

Rorke

Beta saham sebelum koreksidihitungdenganpendekatanOLS dan setelah koreksi menggunakan metode Scholes & Williams, Dimson, Fowler & Rorke.Beta saham sebelum koreksidihitungdenganpendekatanOLS dan setelah koreksi menggunakan metode Blume (1971) dan metode Dimson (1979).Beta saham sebelum koreksidihitungdenganpendekatanOLS dansetelah koreksi menggunakan metode Dimson.

untuk data returndengan data berdistribusi normal adalah metode Fowler-Rorke dengan periode koreksi 3 lag dan 1 lead.Beta saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta adalah beta bias, metode Dimson merupakan metode terbaik digunakan pada saham-saham yang masuk dalam indeks LQ 45.

Beta saham di BEI Indonesia merupakan beta bias, dari analisis bias beta selama 1 tahun, 2 tahun dan 5 tahun. Metode Blume merupakan metode yang lebih banyak mengoreksi bias beta pada periode 1 tahun dan 2 tahun perusahaan sampel dibandingkan metode Dimson.Perkiraan OLS dalam beta CAPM tradisional dan beta Dimson dari sekuritas individual tidak ditemukan perbedaan statistik secara signifikan satu dengan yang lain untuk periode berjalan tahun ketiga, empat dan delapan.Tingkatketidakstabilan beta tidak turun secara signifikan pada saat diperiksa dalam trading non-keseluruhan dan trading kecil yang digambarkan oleh metoda Dimson

Page 137: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 433

Indah Saptorini , Koreksi Bias Beta Saham Di Bursa Efek Indonesia...

5.

6.

7.

Lucky dan Widuri Kurniasari(2006)

Saputro(2010)

Mollik dan Bepari (2010).

Koreksi Beta Pada Pasar Thin Trading(LQ-45 Di BEJ Periode 2000 – 2001)

AnalisisKoreksi Bias Beta di Bursa Efek Indonesia

Instability of Stock Beta in Dhaka Stock Exchange,Bangladesh.

Rorke

Beta saham sebelum koreksidihitungdenganpendekatanOLS dan setelah koreksi menggunakan metode Scholes & Williams, Dimson, Fowler & Rorke.Beta saham sebelum koreksidihitungdenganpendekatanOLS dan setelah koreksi menggunakan metode Blume (1971) dan metode Dimson (1979).Beta saham sebelum koreksidihitungdenganpendekatanOLS dansetelah koreksi menggunakan metode Dimson.

untuk data returndengan data berdistribusi normal adalah metode Fowler-Rorke dengan periode koreksi 3 lag dan 1 lead.Beta saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta adalah beta bias, metode Dimson merupakan metode terbaik digunakan pada saham-saham yang masuk dalam indeks LQ 45.

Beta saham di BEI Indonesia merupakan beta bias, dari analisis bias beta selama 1 tahun, 2 tahun dan 5 tahun. Metode Blume merupakan metode yang lebih banyak mengoreksi bias beta pada periode 1 tahun dan 2 tahun perusahaan sampel dibandingkan metode Dimson.Perkiraan OLS dalam beta CAPM tradisional dan beta Dimson dari sekuritas individual tidak ditemukan perbedaan statistik secara signifikan satu dengan yang lain untuk periode berjalan tahun ketiga, empat dan delapan.Tingkatketidakstabilan beta tidak turun secara signifikan pada saat diperiksa dalam trading non-keseluruhan dan trading kecil yang digambarkan oleh metoda Dimson

Sumber : diolah untuk tesis, 2013

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah mengukur beta pasar sebelum koreksi dan setelah dilakukan koreksi dengan menggunakan market model dengan Ordinary Least Square (OLS), model Scholes dan Williams (1977), model Dimson (1979), dan model Fowler dan Rorke (1983). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, peneliti menggunakan data return bulanan periode penelitian selama 4 tahun dari Januari 2009 sampai dengan 2012 yang mana dalam periode tahun tersebut tidak terjadi krisis keuangan global.

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka KonseptualInvestasi di sektor keuangan dapat dilakukan pada pasar uang dan pasar modal.

Pasar modal sebagai sarana investasi menawarkan berbagai instrumen investasi, salah satunya saham. Saham sebagai alternatif investasi menawarkan sejumlah return saham yang menarik bagi investor, baik dalam bentuk dividen maupun capital gain disamping itu investor juga dihadapkan pada risiko. Ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar dinamakan beta (Suad Husnan, 2009: 112).

Page 138: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

434 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Gambar kerangka konseptual sebagai berikut :

Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

bahkan tingkat ketidakstabilan beta sama dengan pasar yang berkembang.

Sumber : diolah untuk tesis, 2013 Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah mengukur beta pasar

sebelum koreksi dan setelah dilakukan koreksi dengan menggunakan market model dengan Ordinary Least Square (OLS), model Scholes dan Williams (1977), model Dimson (1979), dan model Fowler dan Rorke (1983). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, peneliti menggunakan data return bulanan periode penelitian selama 4 tahun dari Januari 2009 sampai dengan 2012 yang mana dalam periode tahun tersebut tidak terjadi krisis keuangan global.

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka Konseptual

Investasi di sektor keuangan dapat dilakukan pada pasar uang dan pasar modal. Pasar modal sebagai sarana investasi menawarkan berbagai instrumen investasi, salah satunya saham. Saham sebagai alternatif investasi menawarkan sejumlah return saham yang menarik bagi investor, baik dalam bentuk dividen maupun capital gain disamping itu investor juga dihadapkan pada risiko. Ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar dinamakan beta (Suad Husnan, 2009: 112).

Gambar kerangka konseptual sebagai berikut :

Menentukan Beta Koreksian

Gambar 3 : Kerangka Konseptual Sumber : Hasil Pengembangan Penelitian

Membandingkan beta koreksi terbaik sebagai estimator beta pasar (paling mendekati 1)

Perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia (BEI))

Model Fowler dan Rorke (1983)

Model Scholes dan Williams

(1973)

Model Dimson (1977)

Return Saham

Kesimpulan

Beta OLS

Gambar 3 : Kerangka Konseptual

Sumber : Hasil Pengembangan Penelitian

METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kuantitatif.

1. Unit AnalisisUnit analisis dalam penelitian ini adalah nilai beta saham sebelum koreksi

menggunakan market model dengan metode Ordinary Lease Squares (OLS) dan beta saham setelah dilakukan koreksi dengan menggunakan metode Scholes dan Williams (1973), Dimson (1977), dan Fowler dan Rorke (1983).

2. Populasi Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang

ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009: 241). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dengan jumlah populasi sebanyak 367 perusahaan (lihat Lampiran 1) dan sampel sebanyak 310 perusahaan.

3. Teknik SamplingSampel adalah subset atau subkelompok dari populasi. (Sekaran, 2009: 244).

Kriteria sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

Page 139: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 435

a. Perusahaan memiliki data harga penutupan saham bulanan lengkap selama 4 tahun periode tahun 2009 sampai dengan 2012.

Tabel 4.1.

Proses Penentuan Sampel

Uraian Jumlah Populasi

Perusahaan yang tidak memiliki data harga penutupan saham bulanan

lengkap bulanan Sampel

367

57 310

Sumber: IDX 2009-2012, diolah untuk tesis, 2013

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 310 perusahaan (lihat Lampiran 2).

4. DefinisiOperasionalVariabelDefinisi operasional variabel penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

5. Beta SahamBeta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas

atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu.

6. Pengukuran VariabelPengukuran data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala rasio. Skala

ini menunjukkan nilai sesungguhnya dari obyek yang diukur sehingga memberikan tingkat ketelitian yang lebih tinggi.

B. Pengumpulan DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data

yang berupa angka-angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah bersumber dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) di http://www.idx.co.id dan Yahoo! Finance di http://finance.yahoo.com.

C. Metode Analisis DataMetode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda (multi linier

regression method), pengolahan datanya berdasarkan aplikasi SPSS dalam saham (Hadi, Hartatik dan Pramesti, 2012) dengan software SPSS (Statistical Package for Social Science) dan perhitungan hasil menggunakan program Microsoft Excel.

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 140: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

436 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

1. Melakukan perhitungan return saham dan return pasar. Perhitungan untuk return saham dan return pasar digunakan rumus sebagai berikut:

1t

1ttt P

PPR

−−=

Rm = IHSGt – IHSGt-1

IHSGt-1

2. Melakukan perhitungan beta saham. Perhitungan untuk beta saham digunakan market model dengan metode

Ordinary Lease Squares (OLS) berikut ini:

itmtiiit å)(RâáR ++=

3. Melakukan perhitungan beta koreksian. Perhitungan untuk beta koreksian digunakan 3 metode koreksian, yaitu:

a. Metode Scholes dan Williams (1973)

Perhitungan beta koreksian menggunakan metode Scholes dan Williams (1973) dengan 1 Lag dan 1 Lead digunakan rumus sebagai berikut:

1

1i

0i

1i

i ñ21âââ

â⋅+++

=+−

Perhitungan beta koreksian menggunakan metode Scholes dan Williams (1973) dengan 2 Lag dan 2 Lead digunakan rumus sebagai berikut:

21

2i

1i

0i

1i

-2i

i ñ2ñ21âââââ

â⋅+⋅+

++++=

++−

b. Metode Dimson (1977)

Metode ini merupakan simplifikasi metode Scholes dan Williams (Hartono,2010: 426). Rumus koreksi beta untuk saham i :

itnMtn

iMt0

inMtn

iiti, åRâRâRâáR ++++++= ++

Nilai beta koreksi adalah koefisien multi regresi, sehingga metode Dimson ini juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan koefisien (aggregate coefficient method). Menurut Hartono (2010: 427) besarnya beta koreksi adalah sebagai berikut:

ni

0i

nii ââââ +− ++++=

c. Metode Fowler-Rorke (1983)

Untuk satu periode lag dan lead, koreksi Beta dilakukan dengan mengoperasikan regresi berganda, rumus bobot dan rumus Beta koreksian sebagai berikut :

Page 141: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 437

it1Mt1

iMt0

i1Mt-1

iiti, åRâRâRâáR ++++= ++

t1-Mt1iMt åRáR +ρ+=

1

11 ñ21

ñ1w

⋅++

=

1i

0i

1i1i âââwâ +− ++⋅=

Untuk dua periode lag dan lead, koreski Beta dilakukan dengan mengoperasikan regresi berganda, rumus bobot dan rumus Beta koreksian sebagai berikut:

it2Mt2

i1Mt1

iMt0

i1Mt-1

i2Mt-2

iiti, åRâRâRâRâRâáR ++++++= ++

++

−−

i2-Mt21-Mt1iMt åRRáR +ρ+ρ+=

21

211 2ñ21

ñ21w

ρ⋅+⋅+ρ+⋅+

=

21

212 2ñ21

ñ1w

ρ⋅+⋅+ρ++

=

22

1i

0i

1i1

2i2i ââââwâwâ ++−− +++⋅+⋅=

4. Membandingkan Metode Koreksi BetaPerbandingan tersebut dilakukan dengan cara melihat hasil perhitungan beta saham

sebelum dan setelah koreksi yang lebih mendekati angka satu dinyatakan lebih baik dari metode lainnya.

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek PenelitianBerdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah perusahaan yang go public

di Indonesia pada akhir tahun 2012 berjumlah 467 perusahaan. Obyek dalam penelitian ini adalah 310 perusahaan yang telah tercatat di BEI selama 4 tahun periode tahun 2009 sampai dengan 2012 dan memiliki data harga penutupan saham bulanan lengkap selama 4 tahun periode tahun 2009 sampai dengan 2012. Adapun secara singkat obyek penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.

B. Bias Beta di Bursa Efek Indonesia (BEI)Beta yang bias disebabkan oleh perdagangan tidak sinkron (Hartono, 2010: 403).

Jumlah hari perdagangan di BEI selama tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut ini :

Page 142: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

438 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

Tabel 5.1.

Jumlah Hari Perdagangan di BEI Selama Tahun 2012

No TipeIndustri

JumlahEmiten

Total HariPerdagangan

Rata-RataHari

PerdaganganAktif

Tiap Emiten

PersentaseHari Perdagangan

Per Tahun

(1) (2) (3 )= (2)/(1) a) (4 )= (3)/246 hari b)

1 Perkebunan 18 3,583 199.06 81%2 Tambang 37 7,880 212.97 86%

3

Industri Dasardan Kimia

59 11,161 189.17 77%

4 Industri Lainnya 42 6,145 146.31 59%5 Consumer Goods 37 6,120 165.41 67%

6

Properti, Real Estatedan KontruksiBangunan

54 9,405 174.17 71%

7

Infrastructure, Utilitesdan Jasa Transportasi

43 7,775 180.81 73%

8 Keuangan 74 12,652 170.97 69%

9Perdagangan, Jasadan Investasi

103 17,403 168.96 68%

467 82,124 175.85 71%

Keterangan :

Total hari perdagangan dibagi dengan jumlah emiten Rata-rata hari perdagangan aktif tiap emiten dibagi dengan 246 hari

Sumber : IDX Statistics 2012 (diolah untuk tesis, 2013)

Berdasarkan pada Tabel 5.1. bahwa pada tahun 2012 terdapat 246 hari perdagangan aktif dalam setahun, rata-rata hari perdagangan aktif perusahaan hanya sebesar 175.85 hari atau sekitar 71%, dan sisanya sebesar 29% adalah rata-rata hari perdagangan tidak aktif.

C. Perhitungan Return Saham dan Return Pasar. Harga setiap saham harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan

return saham dan return pasar.

Page 143: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 439

D. Nilai Beta yang Belum DikoreksiNilai beta masing-masing saham yang belum dikoreksi dalam penelitian ini

didapatkan dari hasil regresi Ordinary Least Square (OLS).

Koefisien βi merupakan beta sekuritas ke-i yang diperoleh dari teknik regresi. Beta pasar yang belum dikoreksi yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas adalah sebesar 0.8186, menunjukkan beta yang bias, yaitu tidak sama dengan 1. Hasil ini menunjukkan bahwa beta saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan beta yang bias.

E. Koreksi Bias Beta Metode Scholes dan Williams (1977)

1. Satu lag satu leadHasil koreksi bias beta berdasarkan metode Scholes dan Williams (1977) satu lag

satu lead selama periode 2009-2012 dengan metode Scholes dan Williams (1977) satu lag satu lead paling tinggi terjadi pada saham emiten ENRG sebesar 6.0025, sedangkan nilai beta paling rendah terjadi pada saham emiten PNSE sebesar -1.3894. Nilai rata-rata beta pasar yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas adalah sebesar 0.9470, menunjukkan beta yang mengarah ke nilai 1.

Koreksi menggunakan satu periode mundur (lag) dan maju (lead) mengurangi bias beta yang terjadi dilihat dari nilai rata-rata beta tersebut lebih baik dari pada nilai rata-rata beta sebelum dikoreksi yaitu 0.8186.

2. Dua lag dua leadHasil koreksi bias beta berdasarkan metode Scholes dan Williams (1977) dua lag dua

lead selama periode 2009-2012 dengan metode Scholes dan Williams (1977) dua lag dua lead paling tinggi terjadi pada saham emiten ENRG sebesar 6.9647, sedangkan nilai beta paling rendah terjadi pada saham emiten HERO sebesar -2.5799. Nilai rata–rata beta pasar yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas adalah sebesar 1.0773, menunjukkan beta yang mengarah ke nilai 1.

Koreksi menggunakan dua periode mundur (lag) dan maju (lead) mengurangi bias beta yang terjadi dilihat dari nilai rata-rata beta tersebut lebih baik dari pada nilai rata-rata beta sebelum dikoreksi yaitu 0.8186.

F. Koreksi Bias Beta Metode Dimson (1979)

1. Satu lag satu leadHasil koreksi bias beta berdasarkan metode Dimson (1979) satu lag satu lead

selama periode 2009-2012 paling tinggi terjadi pada saham emiten ENRG sebesar 6.232, sedangkan nilai beta paling rendah terjadi pada saham emiten PNSE sebesar -1.552. Nilai rata-rata beta pasar yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas adalah sebesar 0.914, menunjukkan beta yang mengarah ke nilai 1.

Koreksi menggunakan satu periode mundur (lag) dan satu periode maju (lead) mengurangi bias beta yang terjadi dilihat dari nilai rata-rata beta tersebut lebih baik dari pada nilai rata-rata beta sebelum dikoreksi yaitu 0.8186.

Page 144: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

440 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

2. Dua lag dua leadHasil koreksi bias beta berdasarkan metode Dimson (1979) dua lag dua lead selama

periode 2009-2012 paling tinggi terjadi pada saham emiten ENRG sebesar 6.087, sedangkan nilai beta paling rendah terjadi pada saham emiten HERO sebesar -2.159. Nilai rata-rata beta pasar yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas sebesar 0.858, menunjukkan beta yang mengarah ke nilai 1.

Koreksi menggunakan satu periode mundur (lag) dan satu periode maju (lead) mengurangi bias beta yang terjadi dilihat dari nilai rata-rata beta tersebut lebih baik dari pada nilai rata-rata beta sebelum dikoreksi yaitu 0.8186.

G. Koreksi Bias Beta Metode Fowler dan Rorke (1983)

1. Satu lag satu leadHasil koreksi bias beta berdasarkan metode Fowler dan Rorke (1983) satu lag satu

lead selama periode 2009-2012 paling tinggi terjadi pada saham emiten ENRG sebesar 4.123, sedangkan nilai beta paling rendah terjadi pada saham emiten PSAB sebesar -0.870. Nilai rata – rata beta pasar yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas sebesar 0.816, belum menunjukkan beta yang mengarah ke nilai 1.

Koreksi menggunakan satu periode mundur (lag) dan satu periode maju (lead) tidak mengurangi bias beta yang terjadi dilihat dari nilai rata-rata beta tersebut tidak mendekati ke arah 1 dibandingkan dengan nilai rata-rata beta sebelum dikoreksi yaitu 0.8186.

2. Dua lag dua leadHasil koreksi bias beta berdasarkan metode Fowler dan Rorke (1983) dua lag dua

lead selama periode 2009-2012 paling tinggi terjadi pada saham emiten ENRG sebesar 6.246, sedangkan nilai beta paling rendah terjadi pada saham emiten HERO sebesar -2.158. Nilai rata – rata beta pasar yang dihitung dari rata-rata 310 emiten di atas adalah sebesar 0.860, menunjukkan beta yang mengarah ke nilai 1.

Koreksi menggunakan dua periode mundur (lag) dan dua periode maju (lead) mengurangi bias beta yang terjadi dilihat dari nilai rata-rata beta tersebut lebih baik dari pada nilai rata-rata beta sebelum dikoreksi yaitu 0.8186.

H. Perbandingan Metode Koreksi Bias Beta

1. Satu lag satu leadBerdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa beta pasar yang belum dikoreksi

merupakan beta yang bias karena terjadinya perdagangan yang tidak sinkron. Beta yang bias ditunjukkan oleh nilai OLS lebih kecil dari satu (karena beta pasar seharusnya 1) yaitu sebesar 0.8180. Koreksi menggunakan satu periode mundur (lag) dan maju (lead) mengurangi bias beta yang terjadi. Pengurangan bias beta terjadi pada metode koreksi Scholes dan Williams karena dihasilkan nilai sebesar 0.9470 dan metode koreksi Dimson karena dihasilkan nilai sebesar 0.9140, sedangkan untuk Metode Fowler dan Rorke tidak mengurangi bias beta karena dihasilkan nilai sebesar 0.8160.

Hasil dari Tabel 5.9. adalah sebagai contoh untuk saham IIKP, apabila kita menghitung koreksi beta menggunakan metode Scholes dan Williams akan menghasilkan nilai 1.0335

Page 145: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 441

(satu lag satu lead), dengan menggunakan metode Dimson menghasilkan nilai 0.772 (satu lag satu lead ) dan dengan menggunakan metode Fowler dan Rorke menghasilkan nilai 0.376 (satu lag satu lead). Hal ini membuktikan bahwa untuk saham IIKP, metode Scholes dan Williams mengoreksi bias beta lebih baik dibandingkan dengan metode Dimson dan Fowler dan Rorke karena lebih mendekati satu.

2. Dua lag dua leadBerdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.10. terlihat bahwa beta pasar yang

belum dikoreksi merupakan beta yang bias karena terjadinya perdagangan yang tidak sinkron. Beta yang bias ditunjukkan oleh nilai OLS lebih kecil dari satu (karena beta pasar seharusnya 1) yaitu sebesar 0.8180. Koreksi menggunakan dua periode mundur (lag) dan maju (lead) mengurangi bias beta pada semua metode koreksian dimana dihasilkan nilai sebesar 1.0770 pada metode koreksi Scholes dan Williams, nilai sebesar 0.8580 pada metode koreksi Dimson menghasilkan, dan untuk Metode Fowler dan Rorke dihasil nilai sebesar 0.860, sedangkan hasil nilai beta pasar sesudah dikoreksi dirangkum pada Tabel 5.11. berikut ini :

Tabel 5.11

Perbandingan Nilai Beta Pasar Sesudah Dikoreksi Periode 2009-2012

Periode Koreksi

Scholes dan Williams

Dimson Fowler dan Rorke

satu lag satu lead 0.947 0.914 0.816

dua lag dua lead 1.077 0.858 0.860

Sumber : diolah untuk tesis, 2013

Berdasarkan hasil analisis perbandingan metode koreksi bias beta baik satu lag satu lead maupun dua lag dua lead, dapat disimpulkan bahwa metode Scholes dan Williams berhasil mengoreksi lebih baik bias beta saham apabila dibandingkan dengan metode Dimson dan metode Fowler dan Rorke karena nilai beta setelah dikoreksi mendekati satu.

Secara umum ada tiga metode koreksi beta, yaitu metode Scholes & Williams (1977), metode Dimson (1979) dan metode Fowler & Rorke (1983). Ketiga metode ini pernah dilakukan pengujian oleh beberapa peneliti di Indonesia diantaranya Hartono dan Surianto (2000), Lucky dan Kurniasari (2006), Pasaribu (2009), Saputro (2010). Kebanyakan hasil penelitian mereka mengatakan bahwa metode Fowler & Rorke merupakan metode yang baik untuk mengurangi bias, sedangkan dalam penelitian ini metode Scholes & Williams merupakan metode yang dapat dipakai untuk mengurangi bias karena data yang menjadi sampel telah mengurangi bias secara tidak langsung (data emiten dan data bulanan). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Pasaribu (2009), bedanya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan.

Page 146: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

442 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

I. Implikasi PenelitianReturn dan risiko merupakan dua hal dalam investasi yang selalu berpasangan.

Prinsip dalam berinvestasi adalah high risk high return perlu diperhatikan agar investor tidak terjebak oleh tawaran return saja. Saham sebagai salah satu alternatif investasi menjanjikan keuntungan bagi investornya. Investasi pada saham selalu mengandung unsur risiko, baik unsystematic risk maupun systematic risk.

Besarnya risiko perusahaan ditentukan oleh beta. Nilai β>1 menunjukan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar atau saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih besar dari 1%. Nilai β<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar atau saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indeks pasar secara umum (general market index). Nilai β=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar. Beta yang baik dan efisien seharusnya mendekati beta pasar, yaitu beta = 1. Hasil koreksi beta dengan ketiga metode koreksi dalam penelitian ini memberikan hasil yang mengarah ke nilai 1.

Metode Scholes & Williams baik menggunakan 1 lag 1 lead maupun 2 lag 2 lead dalam penelitian ini merupakan metode yang dapat dipakai untuk mengurangi bias karena data yang menjadi sampel telah mengurangi bias secara tidak langsung (data emiten dan data bulanan).

Beta saham baik digunakan investor untuk mengambil keputusan dalam situasi pasar bullish atau bearish. Suatu saham yang yang memiliki beta di atas 1, maka saham akan cenderung volatile dibanding IHSG. Saham yang memiliki beta sama atau di bawah 1, cenderung sama dengan IHSG. Sebagai contoh saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), yang memiliki beta 2,0. Berdasarkan analisa beta, kalau indeks naik atau turun 5%, maka harga saham WIKA bisa naik atau turun, melebihi volatilitas indeks.

Nilai beta saham juga mencerminkan risiko suatu saham. Saham dengan beta tinggi menunjukkan tingkat risiko yang tinggi, keuntungan berbanding lurus dengan risikonya. Saham dengan beta di bawah 1,0 memiliki risiko lebih kecil, berbanding lurus dengan tingkat keuntungan.

Pemahaman mengenai risiko terutama mengenai risiko sistematik (beta) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan investor untuk secara selektif menentukan unit-unit bisnis atau sekuritas berharga yang dimasukkan ke dalam “keranjang” (portofolio) investasinya.

Kegunaan mengetahui nilai beta bagi investor adalah untuk mengambil keputusan buy atau sell suatu saham. Ketika saham bearish sebaiknya memilih saham yang memiliki nilai beta negatif. Keadaan pasar sedang bergerak turun, untuk itu kita memilih saham yang arah pergerakannya berlawanan dengan pasar. Beta dengan nilai negatif berarti arah pergerakan harganya berlawanan dengan pasar. Keberadaan dan pemanfaatan beta bukan lagi merupakan pilihan melainkan telah menjadi suatu kebutuhan dalam penelitian dan dalam praktik. Ketersediaan beta yang dipublikasi secara rutin (setiap hari) akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi para peneliti dalam mendesain penelitian tapi juga bagi para investor, praktisi dalam membuat keputusan. Kerumitan dalam pengestimasian beta

Page 147: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 443

mungkin menjadi kendala terbesar bagi peneliti, investor dan praktisi untuk penerapannya. Keberadaan suatu institusi yang dapat dipercaya untuk mempublikasi beta perusahaan secara periodik dan rutin sangat diperlukan.

J. Keterbatasan PenelitianPenelitian ini memiliki keterbatasan seperti :

1. Penelitian ini hanya menggunakan rata-rata beta individual bukan rata-rata tertimbang beta individual.

2. Periode penelitian ini hanya 4 tahun (2009-2012) masih terlalu singkat untuk menyimpulkan metode yang terbaik mengkoreksi bias beta, bila dibandingkan dengan penelitian di luar negeri dengan periode yang lebih lama.

3. Metode koreksi beta yang digunakan hanya menggunakan periode satu lag satu lead dan dua lag dua lead karena adanya keterbatasan waktu sehingga perbandingan yang dilakukan terbatas. Penelitian ini hanya menggunakan pendekatan lebih mendekati nilai satu untuk analisis perbandingan metode bias beta mana yang lebih baik, sehingga untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dibutuhkan analisis tambahan.

PENUTUP

A. KesimpulanBursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang sedang berkembang yang

perdagangannya masih tipis (thin trading). Akibat dari perdagangan yang tipis ini adalah terjadinya perdagangan yang tidak sinkron. Efek selanjutnya adalah beta saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah bias. Beta saham yang bias perlu dikoreksi agar dalam pembuatan penelitian ataupun keputusan yang berhubungan dengan beta lebih akurat hasilnya.

Secara umum ada tiga metode koreksi beta, yaitu: metode Scholes dan Williams (1977), metode Dimson (1979) dan Metode Fowler dan Rorke (1983). Hasil perhitungan koreksi bias beta periode satu lag satu lead dengan metode Scholes dan Williams sebesar 0.947, metode Dimson sebesar 0.914 dan metode Fowler dan Rorke sebesar 0.816, sedangkan perhitungan koreksi bias beta periode dua lag dua lead dengan metode Scholes dan Williams sebesar 1.077, metode Dimson sebesar 0.858 dan metode Fowler dan Rorke sebesar 0.860.

Perbandingan hasil analisis metode koreksi bias beta baik satu lag satu lead maupun dua lag dua lead, dapat disimpulkan bahwa metode Scholes dan Williams berhasil mengoreksi lebih baik bias beta saham apabila dibandingkan dengan metode Dimson dan metode Fowler dan Rorke karena nilai beta setelah dikoreksi mendekati satu.

B. Saran-Saran

1. Bagi InvestorInvestor dalam pengambilan keputusan terkait dengan risiko saham (beta) disarankan

menggunakan metode koreksi beta Scholes dan Williams satu lag satu lead dan dua lag

Page 148: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

444 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 3, Oktober 2013

dua lead, karena beta saham di Bursa Efek Indonesia merupakan beta yang bias. Selain itu investor diharapkan dapat menggunakan metode koreksi bias beta Blume (1971) untuk menghasilkan perbandingan yang lebih baik.

2. Bagi Penelitian SelanjutnyaPenelitian selanjutnya disarankan agar dapat menambah market capitalization

sebagai pembobot dalam menentukan beta pasar, menggunakan normalitas data, menambah jumlah periode penelitian sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik, penggunaan indeks lainnya selain IHSG seperti LQ 45, return harian dan mingguan serta disarankan agar menambah variasi penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah metode koreksi bias, misalnya dengan metode Vasicek, Merrill Lynch Adjusted Beta, fundamental beta, cash-flow beta, Rosenberg dan Guy Beta, atau Leverage Adjusted Betas.

DAFTAR PUSTAKA

Brealey, Myers dan Marcus. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 1 (Alih Bahasa). Edisi Kelima. Erlangga.

Brigham dan Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Alih Bahasa). Edisi Kesepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Diacogiannis, George dan Paraskevi Makri. 2008. Estimating Betas in Thinner Markets: The Case of the Athens Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics - Issue 13. Euro Journals Publishing.

Hadi, Abdul, Hartatik dan Pramesti,Getut. 2012. Aplikasi SPSS dalam Saham. Gramedia. Jakarta.

Hanafi, Mamduh. Maret 2009. Manajemen Risiko. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto dan Surianto. September 2000. Bias in Beta Values and Its Correction: Empirical Evidence from The Jakarta Stock Exchange. Gadjah Mada International Journal of Business. Vol. 2 No.3.

Hartono, Jogiyanto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Lucky, Elizabeth dan Widuri Kurniasari, April 2006, Koreksi Beta Pada Pasar Thin Trading (LQ-45 di BEJ Periode 2000-2001). Jurnal Kopertis. Volume 1 No.1.

Mollik, Taher dan Khokan, Bepari. 2010. Instability of Stock Beta in Dhaka Stock Exchange, Bangladesh. Managerial Finance, Vol.36 No.10.

Saputro, Ridha. 2010. Analisis Koreksi Bias Beta di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sekaran, Uma. 2009. Research Methods For Business (Alih Bahasa). Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta.

Page 149: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis

IndahSaptorini&FifiSwandari,Koreksi Bias Beta Saham di Bursa Efek Indonesia... 445

Sercu, Vandebroek dan Vinaimont, Maret 2008. Thin In Eeffects in Beta: Bias v. Estimation Error di New York Stock Exchange.

Sharpe, Alexander dan Bailey. 1999. Investasi (Alih Bahasa). Edisi Revisi. Prenhallindo. Jakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Kanisius. Yogyakarta.

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, Juli 2009. Koreksi Bias Koefisien Beta Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Nomor 2 volume 3.

Zubir, Zalmy, 2011. Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham. Salemba Empat. Jakarta.

Internet:

http://www.eurojournals.com/finance.htm.

http://www.finance.yahoo.com/

http://www.idx.co.id/

Page 150: Jurnal Wawasan Manajemen - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/967/1/JWM VOL 1 NO 3.pdf · Seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja ... Untuk mengetahui dan menganalisis