bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus
menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan
dengan mengunakan metode penelitian. Pengertian metode penelitian menurut
Sugiyono (2009: 2) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.” Berikut secara lebih rinci
penjelasan tentang jenis dan desain penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental (Ekperimental Research) atau percobaan yang bertujuan untuk
mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penggunaan metode
Brain Gym untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian semu atau metode penelitian kuasi (Quasi Eksperimental Research), yang
bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi
yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang
relevan. Perbedaan lainnya pada kuasi eksperimen adalah tidak dapat dilakukan
pengontrolan terhadap semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya
36
terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan
random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada Mohammad Ali
(1993: 140). Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga apabila
peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan rusaknya suasana
kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode kuasi
eksperimen dengan menggunakan kelas yang sudah ada.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One
Group Pre-Test – Post Test Design. Pengembangannya adalah dengan cara
melakukan satu kali pengukuran di depan (Pengukuran awal) sebelum adanya
perlakuan (Treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (pengukuran akhir)
setelah dilakukan treatment. Desainnya adalah sebagai berikut :
Desain Eksperimen
One Group Pre-Test – Post Test Design
O1
X
O2
Endang Mulyatiningsih (2011)
Keterangan :
O1 = Pengukuran awal
X = Perlakuan (Treatment)
O2 = Pengukuran akhir
Dalam desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada siswa kelas V SD
Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kemudian peneliti
memberikan perlakuan (Treatment) yaitu menerapkan metode Brain Gym dalam
37
pembelajaran IPA. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk kedua kalinya untuk
mengetahui perubahan setelah diberi treatment penggunaan metode Brain Gym.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 hingga selesai di SD Negeri
Kalibeji yang terletak di Desa Kalibeji, tepatnya di Jalan Raya Muncul Salatiga,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, berikut masing-masing definisi
operasional variabel dalam penelitian ini:
3.3.1 Metode Brain Gym
Brain Gym atau senam otak adalah latihan gerak sederhana yang dilakukan
untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun harga diri, dan rasa kebersamaan,
rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa memperbaiki konsentrasi belajar siswa,
meningkatkan rasa percaya diri dan menguatkan minat belajar siswa.
3.3.2 Minat Belajar
Minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian
dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan
tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam pengukuran
minat belajar ini peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan metode Brain
Gym yang akan diukur melalui observasi dan angket, berikut tabel definisi
operasional minat belajar :
38
Tabel 3.1
Tabel Definisi Variabel Operasional Minat Belajar
No Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur
1 Minat Belajar Sesuatu keinginan atau
kemauan yang disertai
perhatian dan keaktifan yang
disengaja yang akhirnya
melahirkan rasa senang
dalam perubahan tingkah
laku, baik berupa
pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
- Angket/
Kuesioner
- Observasi
- Pengisian
angket.
- Pengisian
lembar
observasi
oleh
observer.
3.4 Variabel Penelitian
Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
penelitian. Hadi (2007) mendefinisikan variabel sebagai gejala objek penelitian,
sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Sedangkan menurut
Sugiyono (2007: 3) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Macam variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu :
3.4.1 Variabel independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, predictor, dan
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi. Dalam variabel ini yang menjadi variabel independen adalah metode
Brain Gym (X).
39
3.4.2 Variabel dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel respon, output, criteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam variabel ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat
adalah minat belajar IPA (Y). Untuk melihat hubungan antar variabel yang akan
diteliti, dapat dilihat pada tabel 3.2:
Tabel 3.2
Hubungan Antar Variabel Penelitian
Efektivitas Penggunaan Metode Brain
Gym (X) Terhadap Minat Belajar IPA
(Y) siswa kelas V SD Negeri Kalibeji
Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang semester II tahun pelajaran
2011/2012.
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Metode Brain Gym/Minat Belajar IPA. (X/Y)
Berdasarkan tabel 3.2 terdapat variabel-variabel yang akan dikaji, variabel
bebas adalah penggunaan metode Brain Gym (X), Sedangkan variabel terikatnya
adalah minat belajar (Y) pada mata pelajaran IPA.
3.5 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas
V SD Negeri Kalibeji yang berjumlah 24 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan
14 siswi putri, sekolah ini terletak di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
tepatnya di jalan raya Muncul Salatiga, Desa Kalibeji. Sekolah ini dipilih berdasarkan
pertimbangan kemudahan akses bagi peneliti untuk mengadakan penelitian karena
jarak SD tersebut tidak terlalu jauh, selain itu peneliti juga mengenal sedikit-banyak
kondisi sekolah tersebut karena peneliti pernah melakukan observasi di sekolah
tersebut saat tugas kuliah sehingga hal ini memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian eksperimen ini, alasan lain peneliti memilih SD Negeri Kalibeji karena di
40
SD tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang serupa sehingga diharapkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat menjadi pengalaman baru bagi peneliti
dan SD Negeri Kalibeji.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan
angket berikut pembahasannya.
3.6.1 Observasi
Observasi merupakan instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian
pendidikan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak
diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam
situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam
menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti
(Soekowati, 2006: 64). Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses biologis dan psikologis. Tokoh Lain juga berpendapat bahwa
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek penelitian
dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti luas observasi
sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung (Andi Offit, Yogyakarta, 1991).
Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung dan terstruktur dalam
proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas V SD Negeri
Kalibeji dan peneliti juga mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku
dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses belajar mengajar
berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran IPA dari kegiatan
awal sampai kegiatan akhir. Berikut tabel kisi-kisi observasi yang digunakan dalam
penelitian selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan metode Brain Gym di
kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II
tahun pelajaran 2011/2012.
41
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi terhadap Penggunaan Metode Brain Gym
No Indikator Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran Kesiapan ruangan, alat, dan media
pembelajaran.
Memeriksa kesiapan siswa.
Melakukan apersepsi.
Pengenalan terhadap metode Brain
Gym (senam otak).
Melaksanakan gerakan Brain Gym
(senam otak) pada awal
pembelajaran.
II Perumusan
Indikator
Pembelajaran
Kejelasan rumusan indikator
pembelajaran.
Kelengkapan cakupan rumusan
indikator pembelajaran.
Kesesuaian indikator dengan
kompetensi dasar.
III Pemilihan Dan
Pengorganisasian
Materi Ajar
Kesesuaian dengan indikator
pembelajaran.
Kesesuaian dengan karakteristik
Siswa.
Keruntutan dan sistematik materi.
Kesesuaian materi dengan alokasi
waktu.
IV Pemilihan Sumber
Belajar/Media
Pembelajaran
Kesesuaian sumber belajar/media
pembelajaran dengan indikator
pembelajaran.
Kesesuaian sumber belajar/media
pembelajaran dengan materi
pembelajaran.
Kesesuaian sumber belajar/media
pembelajaran dengan karakteristik
siswa.
V Pemanfaatan
Media
Pembelajaran/
Sumber Belajar
Menunjukan keterampilan dalam
penggunaan media pembelajaran.
Menghasilkan pesan yang menarik.
Menggunakan media secara efektif
42
dan efisien.
Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
Melibatkan siswa dalam melakukan
gerakan Brain Gym (senam otak).
Media yang disajikan sesuai dengan
karakteristik siswa.
Memberikan kemudahan siswa
dalam belajar.
VI Kegiatan siswa
pada saat
pelaksanaan
pembelajaran
dilaksanakan.
Siswa melakukan kegiatan
demonstrasi terkait dengan materi
pelajaran yaitu sifat-sifat cahaya.
Menimbulkan kegairahan siswa
dalam belajar dengan metode Brain
Gym (senam otak).
Siswa termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode Brain
Gym (senam otak).
Siswa mengikuti gerakan-gerakan
Brain Gym (senam otak).
Siswa mengajukan pertanyaan
terhadap materi dan metode Brain
Gym (senam otak) yang kurang
dipahami.
Siswa memberikan tanggapan
dalam pembelajaran.
Siswa melakukan kerjasama/diskusi
dengan teman sebangku.
Siswa dan guru saling berinteraksi
dalam pembelajaran.
Melaksanakan Brain Gym (senam
otak) setelah proses pembelajaran
selesai/akhir pembelajaran tanpa
bantuan guru.
Akhir pelajaran siswa dapat
menyimpulkan pelajaran tanpa
bantuan guru.
Bahan pelajaran yang disajikan
sesuai dengan pengalaman siswa.
Siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran yang diberikan
43
dengan metode Brain Gym (senam
otak).
Siswa aktif dalam mengikuti
pelajaran dan melakukan gerakan
Brain Gym (senam otak).
Melaksanakan Evaluasi
pembelajaran.
Melakukan refleksi pembelajaran
dengan memberikan penjelasan
tentang penerapan pembelajaran
yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
Memberikan tindak lanjut dengan
meminta siswa mempelajari
kembali materi yang telah dipelajari
di rumah serta memberikan PR.
Jumlah
Prasetyo, (2007: 29)
Keterangan Skor:
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
Penilaian/kriteria ketercapaian lembar observasi:
Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk melihat efektivitas
penggunaan metode Brain Gym terhadap minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2011/2012, maka digunakan indikator ketercapaian, sebagai berikut:
1. Penilaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dengan cara
memberi tanda cek () pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang
diamati.
2. Bobot skor penilaian: jika memilih sangat baik skor 4, baik skor 3, cukup baik skor
2, kurang baik skor 1.
44
3. Rumus untuk menentukan indikator lembar observasi dengan penggunaan metode
Brain Gym, yaitu:
Rumus:
i = -
i = -
i = 28,5
4. Kriteria untuk menentukan penilaian lembar observasi terhadap proses
pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym dapat dilihat pada tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Lembar Observasi
Penggunaan Metode Brain Gym
Interval Kriteria
38 < x ≤ 66,5 Kurang Baik
66,5 < x ≤ 95 Cukup Baik
95 < x ≤ 123,5 Baik
123,5 < x ≤ 152 Sangat Baik
3.6.2 Angket/Kuesioner
Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Menurut Sutrisno Hadi (1998) menjelaskan bahwa angket adalah
suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh orang yang diselidiki atau orang yang menjadi sasaran angket atau questionare,
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah:
a. Hendaknya batasannya sederhana dan mudah dipahami.
b. Petunjuk dan perintahnya harus jelas.
c. Bentuk dan tingkat pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak.
45
d. Kalimat hendaknya yang sederhana sehingga memungkinkan untuk memperoleh
jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Angket yang digunakan untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD
Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2011/2012 adalah jenis angket tertutup atau berstruktur, dengan maksud responden
hanya memberikan tanda centang ( ) pada setiap alternatif pernyataan, baik
pernyataan positif (favorabel) maupun pernyataan negatif (unfavorabel) yang telah
disusun dan disediakan oleh peneliti. Dalam mengukur instrumen (angket) peneliti
menggunakan pengukuran dengan skala Likert, skala Likert ini digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dengan item pernyataan. Jawaban
setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata, yaitu:
1) Pernyataan Positif (favorabel)
a. Skor 5 (lima) untuk jawaban atau pilihan sangat setuju (SS)
b. Skor 4 (empat) untuk jawaban atau pilihan setuju (S)
c. Skor 3 (tiga) untuk jawaban atau pilihan ragu-ragu (R)
d. Skor 2 (dua) untuk jawaban atau pilihan tidak setuju (TS)
e. Skor 1 (satu) untuk jawaban atau pilihan sangat tidak setuju (STS)
2) Pernyataan Negatif (unfavorabel)
a. Skor 1 (satu) untuk jawaban atau pilihan sangat setuju (SS)
b. Skor 2 (dua) untuk jawaban atau pilihan setuju (S)
c. Skor 3 (tiga) untuk jawaban atau pilihan atau ragu-ragu (R)
d. Skor 4 (empat) untuk jawaban atau tidak setuju (TS)
e. Skor 5 (lima) untuk jawaban atau pilihan sangat tidak setuju (STS)
46
Berikut Tabel kisi-kisi angket penelitian yang digunakan untuk mengukur minat
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan metode Brain
Gym.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Penelitian Minat Belajar IPA
dengan Penggunaan Metode Brain Gym
No Variabel Aspek Indikator No. Item Total
F UF
1 Minat
Belajar IPA
1. Partisipasi/
Perbuatan
1. Melakukan
kegiatan yang diperintahkan guru.
2. Aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
1,2,4,5
,7,8,9,11,
12,13
3,6,10 13
2. Perhatian 1. Memperhatikan
penjelasan guru
dengan bersungguh-
sungguh.
2. Berkonsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran.
14,16,
17,19,
23,24,25,27
15,18,
20,21,
22,26
14
3. Perasaan 1. Senang terhadap
metode mengajar baru yang menarik
dan tidak
membosankan. 2. Senang mengikuti
kegiatan
pembelajaran
dengan metode mengajar yang
dilaksanakan.
28,30,
31,32,33,36,
38,39,
40
29,34,
35,37 13
Total 27 13 40
Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran awal dan pengukuran akhir
angket minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 maka digunakan lima
47
kriteria yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rumus
berikut ini.
Rumus:
i = -
i = -
i = 24
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai interval sebesar 24.
Kriteria untuk menentukan penilaian pengukuran awal dan pengukuran akhir minat
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Pengukuran Awal dan
Pengukuran Akhir Angket Minat Belajar IPA
No
Interval
Kriteria
1 30 < x ≤ 54 Sangat Rendah
2 54 < x ≤ 78 Rendah
3 78 < x ≤ 102 Sedang
4 102 < x ≤ 126 Tinggi
5 126 < x ≤ 150 Sangat Tinggi
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan siswa, guru
kelas V, dan peneliti. Siswa kelas V (lima) sebagai subjek penelitian. Pada Penelitian
eksperimen ini yang bertugas untuk mengajar adalah peneliti sendiri. Observer
bertugas mengamati dan menilai aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
dan siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan penggunaan metode
Brain Gym, dan yang mengamati atau yang menjadi observer dalam penelitian ini
48
adalah guru kelas V (lima). Pelaksanaan penelitian eksperimen ini secara rinci
dijabarkan sebagai berikut :
a. Melakukan survey atau observasi sekolah tentang keadaan serta kondisi sekolah
yang akan diteliti.
b. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Kalibeji
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 24 siswa.
c. Membuat surat izin untuk penelitian.
d. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen.
e. Menganalisis data hasil pengukuran awal untuk menguji apakah instrumen valid
dan reliabel.
f. Memberikan pengukuran awal pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui kondisi awal sebelum diberi
perlakuan (treatment) penggunaan metode Brain Gym.
g. Menganalisis hasil pengukuran awal yang dilakukan pada siswa kelas V SD
Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
h. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Brain Gym pada
pembelajaran IPA
i. Melaksanakan pengukuran akhir pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui perubahan setelah
diberi perlakuan (treatment).
j. Menghitung perbedaan antara hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir.
k. Membandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan
metode Brain Gym efektif terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri
Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
l. Menghitung dan menganalisis data yang dilakukan dengan bantuan sofware SPSS
16.0 (Statistical Product and Service Solutions 16.0).
m. Interprestasi hasil perhitungan data.
49
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel (Arikunto, 2006: 168). Untuk itu dalam penelitian ini peneliti telah
melakukan uji validitas dan reliabilitas di SD Negeri Bugel 02 Kecamatan Sidorejo,
Kota Madya Salatiga Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah pada hari Rabu, 7
Maret 2012 dengan jumlah responden sebanyak 13 siswa. Setelah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen selanjutnya instrumen tersebut dilakukan
penghitungan dengan menggunakan SPSS 16.0 (Statistical Product and Service
Solutions 16.0 ), setelah didapatkan data yang valid dan reliabel, kemudian
instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
Validitas menunjukkan sejauh mana satu alat ukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Menurut Arikunto, (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid
jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Menurut Gay (dalam Mawardi, 2005: 26) disebutkan bahwa tingkat validitas
suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap butir instrumen
dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri (corrected item to total
correlation). Tekniknya dengan mencari koefisien corrected item to total correlation.
Kriteria untuk menentukan validitas item instrumen menurut Ali dalam Tri Anjar
Suprapto (2009):
Skor Kriteria
0,00 - 0,20 Tidak ada validitas
0,21 - 0,40 Validitas rendah
0,41 - 0,60 Validitas sedang
0,61 - 0,80 Validitas tinggi
0,61 - 1,00 Validitas sangat tinggi
50
Untuk menentukan validitas item digunakan kriteria dari Ali (1987) yang
menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien item teruji batas bawah
sama dengan 0,20.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif konsisten jika
dikenakan pada suatu objek (Hadi, dalam Tri Anjar Suprapto, 2009). Sedangkan
menurut Arikunto, (1998) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika
dikenakan pada suatu objek. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai
berikut:
Skor Kriteria
Tidak dapat diterima
Dapat diterima
Reliabilitas bagus
Reliabilitas memuaskan
3.9 Hasil Uji Instrumen
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat Belajar IPA
Adapun hasil validitas angket minat belajar IPA dapat dilihat pada tabel 3.7
berikut.
51
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar IPA
Scale Mean if Item
Deleted Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 119.0769 163.910 .627 .906
item2 119.4615 163.603 .397 .909
item3 119.0769 164.077 .514 .907
item4 119.0769 164.910 .565 .907
item5 119.3846 164.756 .419 .909
item7 119.6154 156.923 .682 .904
item8 118.9231 162.744 .688 .905
item9 119.8462 159.141 .472 .909
item10 119.3846 165.756 .271 .913
item11 119.2308 160.192 .766 .904
item12 119.3077 166.564 .435 .908
item14 119.3077 164.731 .457 .908
item15 119.4615 171.269 .210 .911
item17 119.4615 170.103 .288 .910
item20 119.0769 157.077 .544 .907
item21 119.3846 165.256 .316 .911
item22 118.7692 168.692 .468 .909
item24 119.3846 168.423 .250 .911
item27 119.5385 166.269 .349 .910
item28 119.4615 164.269 .470 .908
item29 119.3846 167.090 .439 .908
item30 119.3846 157.923 .743 .903
item31 119.3846 164.923 .574 .907
item32 119.6923 164.731 .347 .910
item33 119.3077 159.231 .737 .904
item34 118.9231 164.910 .556 .907
item35 119.3077 164.897 .449 .908
item36 119.6154 160.090 .693 .904
item37 119.6154 160.090 .549 .906
item38 119.5385 161.936 .634 .905
52
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.7 dengan rentang koefisien yang
disampaikan oleh Ali (1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika
koefisien item teruji batas bawah sama dengan 0,20, maka dari 40 item pernyataan
yang diujikan validitasnya terdapat 30 item yang valid dan yang gugur atau tidak
valid sebanyak 10 item karena nilai koefisien corrected item to total correlation <
0,20. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 40 item, ada 30 item yang
valid dan 10 item yang tidak valid. Adapun nomor item yang tidak valid tersebut
antara lain, nomor 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39 dan 40. Berdasarkan penjelasan di
atas maka jumlah item yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 item.
Berikut secara lebih rinci instrumen yang valid dan tidak valid dalam tabel 3.8:
Tabel 3.8
Validitas Instrumen
Valid Tidak valid
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15,
17, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38.
6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39, 40.
Penghitungan ulang dari data sebelumnya setelah dikurangi item yang tidak
valid, yaitu nomor 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39 dan 40 yang terdapat corrected
item-total correlation, maka didapatkan hasil uji reliabilitas minat belajar IPA sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Reliabilitas Minat Belajar IPA
dengan 30 Item
Cronbach's
Alpha N of Items
.910 30
Berdasarkan data pada tabel 3.9 reliabilitas minat belajar IPA dengan 30 item,
maka Cronbach’s Alpha sebesar 0,910 untuk 30 item yang diuji. Berdasarkan kriteria
53
George and Mallery (1995) Cronbach’s Alpha masuk dalam kategori reliabilitas
memuaskan, artinya instrumen valid dan reliabel, sehingga layak untuk digunakan
dalam penelitian. Berikut tabel hasil pernyataan yang valid angket minat belajar IPA
yang layak digunakan dalam penelitian serta telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas:
Tabel 3.10
Hasil Pernyataan Angket Minat Belajar IPA yang Valid
No Variabel Aspek Indikator No. Item Total
F UF
1 Minat
Belajar
IPA
Partisipasi
/perbuatan
1. Melakukan Kegiatan
yang diperintahkan
oleh guru.
2. Aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
1,2,4,5,
7,8,9,
11,12
3,10 11
Perhatian 1. Memperhatikan
penjelasan guru
dengan bersungguh-
sungguh.
2. Berkonsentrasi
dalam mengikuti
kegiatan
pembelajaran.
14,17,
24,27
15,20,
21,22, 8
Perasaan 1. Senang terhadap
metode mengajar
baru yang menarik
dan tidak
membosankan.
2. Senang mengikuti
kegiatan
pembelajaran
dengan metode
mengajar yang
dilaksanakan.
28,30,
31,32,
33,36,
38
29,34,
35,37 11
Total 20 10 30
54
3.10 Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.
Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan
kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji Paired Samples T-Tes. Dalam
pelaksanaan uji prasyarat ini menggunakan program komputer SPSS 16.0 (Statistical
Product and Service Solutions), persyaratan tersebut adalah:
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas varian bertujuan untuk melihat apakah kedua varian memiliki
distribusi normal atau tidak. Distribusi normal memiliki fungsi densitas seperti
lonceng terbalik yang simetris. Sekitar 68% nilai dari variasi normal jatuh pada 1
standar deviasi, 95% dalam 2 standar deviasi, dan 99.7% dalam 3 standar deviasi.
3.10.2 Uji Hipotesis dengan Uji Paired Samples T-Test
Uji Paired Samples T-Test atau uji dua sampel berpasangan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang
berpasangan (berhubungan) maksudnya di sini adalah sebuah sampel tetapi
mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyatno dalam Sugiono, 2007) atau
digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan
(paired), Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subjek yang
sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Untuk
mengintepretasikan T-Test terlebih dahulu harus ditentukan:
a. Nilai α
b. Df (degree of freedom) = N-k
c. Untuk paired sample t-test df=N-1
d. Bandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel.