bab iii metode penelitian -...

20
35 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan mengunakan metode penelitian. Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2009: 2) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.” Berikut secara lebih rinci penjelasan tentang jenis dan desain penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Ekperimental Research) atau percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penggunaan metode Brain Gym untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian semu atau metode penelitian kuasi (Quasi Eksperimental Research), yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Perbedaan lainnya pada kuasi eksperimen adalah tidak dapat dilakukan pengontrolan terhadap semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya

Upload: vandieu

Post on 25-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus

menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan

dengan mengunakan metode penelitian. Pengertian metode penelitian menurut

Sugiyono (2009: 2) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan

dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.” Berikut secara lebih rinci

penjelasan tentang jenis dan desain penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan

penelitian.

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimental (Ekperimental Research) atau percobaan yang bertujuan untuk

mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya

perlakuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penggunaan metode

Brain Gym untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian semu atau metode penelitian kuasi (Quasi Eksperimental Research), yang

bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan. Perbedaan lainnya pada kuasi eksperimen adalah tidak dapat dilakukan

pengontrolan terhadap semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.

Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

36

terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan

random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada Mohammad Ali

(1993: 140). Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga apabila

peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan rusaknya suasana

kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode kuasi

eksperimen dengan menggunakan kelas yang sudah ada.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One

Group Pre-Test – Post Test Design. Pengembangannya adalah dengan cara

melakukan satu kali pengukuran di depan (Pengukuran awal) sebelum adanya

perlakuan (Treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (pengukuran akhir)

setelah dilakukan treatment. Desainnya adalah sebagai berikut :

Desain Eksperimen

One Group Pre-Test – Post Test Design

O1

X

O2

Endang Mulyatiningsih (2011)

Keterangan :

O1 = Pengukuran awal

X = Perlakuan (Treatment)

O2 = Pengukuran akhir

Dalam desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada siswa kelas V SD

Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kemudian peneliti

memberikan perlakuan (Treatment) yaitu menerapkan metode Brain Gym dalam

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

37

pembelajaran IPA. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk kedua kalinya untuk

mengetahui perubahan setelah diberi treatment penggunaan metode Brain Gym.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 hingga selesai di SD Negeri

Kalibeji yang terletak di Desa Kalibeji, tepatnya di Jalan Raya Muncul Salatiga,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, berikut masing-masing definisi

operasional variabel dalam penelitian ini:

3.3.1 Metode Brain Gym

Brain Gym atau senam otak adalah latihan gerak sederhana yang dilakukan

untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun harga diri, dan rasa kebersamaan,

rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa memperbaiki konsentrasi belajar siswa,

meningkatkan rasa percaya diri dan menguatkan minat belajar siswa.

3.3.2 Minat Belajar

Minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian

dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan

tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam pengukuran

minat belajar ini peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan metode Brain

Gym yang akan diukur melalui observasi dan angket, berikut tabel definisi

operasional minat belajar :

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

38

Tabel 3.1

Tabel Definisi Variabel Operasional Minat Belajar

No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur

1 Minat Belajar Sesuatu keinginan atau

kemauan yang disertai

perhatian dan keaktifan yang

disengaja yang akhirnya

melahirkan rasa senang

dalam perubahan tingkah

laku, baik berupa

pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

- Angket/

Kuesioner

- Observasi

- Pengisian

angket.

- Pengisian

lembar

observasi

oleh

observer.

3.4 Variabel Penelitian

Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap

penelitian. Hadi (2007) mendefinisikan variabel sebagai gejala objek penelitian,

sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Sedangkan menurut

Sugiyono (2007: 3) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk

diamati. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi

satu sama lain. Macam variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu :

3.4.1 Variabel independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, predictor, dan

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel

bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel

dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi. Dalam variabel ini yang menjadi variabel independen adalah metode

Brain Gym (X).

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

39

3.4.2 Variabel dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel respon, output, criteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Dalam variabel ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat

adalah minat belajar IPA (Y). Untuk melihat hubungan antar variabel yang akan

diteliti, dapat dilihat pada tabel 3.2:

Tabel 3.2

Hubungan Antar Variabel Penelitian

Efektivitas Penggunaan Metode Brain

Gym (X) Terhadap Minat Belajar IPA

(Y) siswa kelas V SD Negeri Kalibeji

Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang semester II tahun pelajaran

2011/2012.

Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat (Y)

Metode Brain Gym/Minat Belajar IPA. (X/Y)

Berdasarkan tabel 3.2 terdapat variabel-variabel yang akan dikaji, variabel

bebas adalah penggunaan metode Brain Gym (X), Sedangkan variabel terikatnya

adalah minat belajar (Y) pada mata pelajaran IPA.

3.5 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas

V SD Negeri Kalibeji yang berjumlah 24 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan

14 siswi putri, sekolah ini terletak di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

tepatnya di jalan raya Muncul Salatiga, Desa Kalibeji. Sekolah ini dipilih berdasarkan

pertimbangan kemudahan akses bagi peneliti untuk mengadakan penelitian karena

jarak SD tersebut tidak terlalu jauh, selain itu peneliti juga mengenal sedikit-banyak

kondisi sekolah tersebut karena peneliti pernah melakukan observasi di sekolah

tersebut saat tugas kuliah sehingga hal ini memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian eksperimen ini, alasan lain peneliti memilih SD Negeri Kalibeji karena di

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

40

SD tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang serupa sehingga diharapkan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat menjadi pengalaman baru bagi peneliti

dan SD Negeri Kalibeji.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan

angket berikut pembahasannya.

3.6.1 Observasi

Observasi merupakan instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian

pendidikan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak

diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam

situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam

menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti

(Soekowati, 2006: 64). Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi

merupakan suatu proses biologis dan psikologis. Tokoh Lain juga berpendapat bahwa

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek penelitian

dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti luas observasi

sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung (Andi Offit, Yogyakarta, 1991).

Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung dan terstruktur dalam

proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas V SD Negeri

Kalibeji dan peneliti juga mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku

dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses belajar mengajar

berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran IPA dari kegiatan

awal sampai kegiatan akhir. Berikut tabel kisi-kisi observasi yang digunakan dalam

penelitian selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan metode Brain Gym di

kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II

tahun pelajaran 2011/2012.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

41

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi terhadap Penggunaan Metode Brain Gym

No Indikator Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

I Pra Pembelajaran Kesiapan ruangan, alat, dan media

pembelajaran.

Memeriksa kesiapan siswa.

Melakukan apersepsi.

Pengenalan terhadap metode Brain

Gym (senam otak).

Melaksanakan gerakan Brain Gym

(senam otak) pada awal

pembelajaran.

II Perumusan

Indikator

Pembelajaran

Kejelasan rumusan indikator

pembelajaran.

Kelengkapan cakupan rumusan

indikator pembelajaran.

Kesesuaian indikator dengan

kompetensi dasar.

III Pemilihan Dan

Pengorganisasian

Materi Ajar

Kesesuaian dengan indikator

pembelajaran.

Kesesuaian dengan karakteristik

Siswa.

Keruntutan dan sistematik materi.

Kesesuaian materi dengan alokasi

waktu.

IV Pemilihan Sumber

Belajar/Media

Pembelajaran

Kesesuaian sumber belajar/media

pembelajaran dengan indikator

pembelajaran.

Kesesuaian sumber belajar/media

pembelajaran dengan materi

pembelajaran.

Kesesuaian sumber belajar/media

pembelajaran dengan karakteristik

siswa.

V Pemanfaatan

Media

Pembelajaran/

Sumber Belajar

Menunjukan keterampilan dalam

penggunaan media pembelajaran.

Menghasilkan pesan yang menarik.

Menggunakan media secara efektif

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

42

dan efisien.

Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media.

Melibatkan siswa dalam melakukan

gerakan Brain Gym (senam otak).

Media yang disajikan sesuai dengan

karakteristik siswa.

Memberikan kemudahan siswa

dalam belajar.

VI Kegiatan siswa

pada saat

pelaksanaan

pembelajaran

dilaksanakan.

Siswa melakukan kegiatan

demonstrasi terkait dengan materi

pelajaran yaitu sifat-sifat cahaya.

Menimbulkan kegairahan siswa

dalam belajar dengan metode Brain

Gym (senam otak).

Siswa termotivasi dalam kegiatan

pembelajaran dengan metode Brain

Gym (senam otak).

Siswa mengikuti gerakan-gerakan

Brain Gym (senam otak).

Siswa mengajukan pertanyaan

terhadap materi dan metode Brain

Gym (senam otak) yang kurang

dipahami.

Siswa memberikan tanggapan

dalam pembelajaran.

Siswa melakukan kerjasama/diskusi

dengan teman sebangku.

Siswa dan guru saling berinteraksi

dalam pembelajaran.

Melaksanakan Brain Gym (senam

otak) setelah proses pembelajaran

selesai/akhir pembelajaran tanpa

bantuan guru.

Akhir pelajaran siswa dapat

menyimpulkan pelajaran tanpa

bantuan guru.

Bahan pelajaran yang disajikan

sesuai dengan pengalaman siswa.

Siswa antusias dalam mengikuti

pembelajaran yang diberikan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

43

dengan metode Brain Gym (senam

otak).

Siswa aktif dalam mengikuti

pelajaran dan melakukan gerakan

Brain Gym (senam otak).

Melaksanakan Evaluasi

pembelajaran.

Melakukan refleksi pembelajaran

dengan memberikan penjelasan

tentang penerapan pembelajaran

yang dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari.

Memberikan tindak lanjut dengan

meminta siswa mempelajari

kembali materi yang telah dipelajari

di rumah serta memberikan PR.

Jumlah

Prasetyo, (2007: 29)

Keterangan Skor:

1 = Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Sangat Baik

Penilaian/kriteria ketercapaian lembar observasi:

Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk melihat efektivitas

penggunaan metode Brain Gym terhadap minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri

Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran

2011/2012, maka digunakan indikator ketercapaian, sebagai berikut:

1. Penilaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dengan cara

memberi tanda cek () pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang

diamati.

2. Bobot skor penilaian: jika memilih sangat baik skor 4, baik skor 3, cukup baik skor

2, kurang baik skor 1.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

44

3. Rumus untuk menentukan indikator lembar observasi dengan penggunaan metode

Brain Gym, yaitu:

Rumus:

i = -

i = -

i = 28,5

4. Kriteria untuk menentukan penilaian lembar observasi terhadap proses

pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym dapat dilihat pada tabel 3.4

berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Lembar Observasi

Penggunaan Metode Brain Gym

Interval Kriteria

38 < x ≤ 66,5 Kurang Baik

66,5 < x ≤ 95 Cukup Baik

95 < x ≤ 123,5 Baik

123,5 < x ≤ 152 Sangat Baik

3.6.2 Angket/Kuesioner

Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Menurut Sutrisno Hadi (1998) menjelaskan bahwa angket adalah

suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan

oleh orang yang diselidiki atau orang yang menjadi sasaran angket atau questionare,

yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah:

a. Hendaknya batasannya sederhana dan mudah dipahami.

b. Petunjuk dan perintahnya harus jelas.

c. Bentuk dan tingkat pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

45

d. Kalimat hendaknya yang sederhana sehingga memungkinkan untuk memperoleh

jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Angket yang digunakan untuk mengukur minat belajar IPA siswa kelas V SD

Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran

2011/2012 adalah jenis angket tertutup atau berstruktur, dengan maksud responden

hanya memberikan tanda centang ( ) pada setiap alternatif pernyataan, baik

pernyataan positif (favorabel) maupun pernyataan negatif (unfavorabel) yang telah

disusun dan disediakan oleh peneliti. Dalam mengukur instrumen (angket) peneliti

menggunakan pengukuran dengan skala Likert, skala Likert ini digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dengan item pernyataan. Jawaban

setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata, yaitu:

1) Pernyataan Positif (favorabel)

a. Skor 5 (lima) untuk jawaban atau pilihan sangat setuju (SS)

b. Skor 4 (empat) untuk jawaban atau pilihan setuju (S)

c. Skor 3 (tiga) untuk jawaban atau pilihan ragu-ragu (R)

d. Skor 2 (dua) untuk jawaban atau pilihan tidak setuju (TS)

e. Skor 1 (satu) untuk jawaban atau pilihan sangat tidak setuju (STS)

2) Pernyataan Negatif (unfavorabel)

a. Skor 1 (satu) untuk jawaban atau pilihan sangat setuju (SS)

b. Skor 2 (dua) untuk jawaban atau pilihan setuju (S)

c. Skor 3 (tiga) untuk jawaban atau pilihan atau ragu-ragu (R)

d. Skor 4 (empat) untuk jawaban atau tidak setuju (TS)

e. Skor 5 (lima) untuk jawaban atau pilihan sangat tidak setuju (STS)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

46

Berikut Tabel kisi-kisi angket penelitian yang digunakan untuk mengukur minat

belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan metode Brain

Gym.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket Penelitian Minat Belajar IPA

dengan Penggunaan Metode Brain Gym

No Variabel Aspek Indikator No. Item Total

F UF

1 Minat

Belajar IPA

1. Partisipasi/

Perbuatan

1. Melakukan

kegiatan yang diperintahkan guru.

2. Aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

1,2,4,5

,7,8,9,11,

12,13

3,6,10 13

2. Perhatian 1. Memperhatikan

penjelasan guru

dengan bersungguh-

sungguh.

2. Berkonsentrasi dalam mengikuti

pembelajaran.

14,16,

17,19,

23,24,25,27

15,18,

20,21,

22,26

14

3. Perasaan 1. Senang terhadap

metode mengajar baru yang menarik

dan tidak

membosankan. 2. Senang mengikuti

kegiatan

pembelajaran

dengan metode mengajar yang

dilaksanakan.

28,30,

31,32,33,36,

38,39,

40

29,34,

35,37 13

Total 27 13 40

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran awal dan pengukuran akhir

angket minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 maka digunakan lima

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

47

kriteria yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rumus

berikut ini.

Rumus:

i = -

i = -

i = 24

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai interval sebesar 24.

Kriteria untuk menentukan penilaian pengukuran awal dan pengukuran akhir minat

belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Pengukuran Awal dan

Pengukuran Akhir Angket Minat Belajar IPA

No

Interval

Kriteria

1 30 < x ≤ 54 Sangat Rendah

2 54 < x ≤ 78 Rendah

3 78 < x ≤ 102 Sedang

4 102 < x ≤ 126 Tinggi

5 126 < x ≤ 150 Sangat Tinggi

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan siswa, guru

kelas V, dan peneliti. Siswa kelas V (lima) sebagai subjek penelitian. Pada Penelitian

eksperimen ini yang bertugas untuk mengajar adalah peneliti sendiri. Observer

bertugas mengamati dan menilai aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

dan siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan penggunaan metode

Brain Gym, dan yang mengamati atau yang menjadi observer dalam penelitian ini

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

48

adalah guru kelas V (lima). Pelaksanaan penelitian eksperimen ini secara rinci

dijabarkan sebagai berikut :

a. Melakukan survey atau observasi sekolah tentang keadaan serta kondisi sekolah

yang akan diteliti.

b. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Kalibeji

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 24 siswa.

c. Membuat surat izin untuk penelitian.

d. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen.

e. Menganalisis data hasil pengukuran awal untuk menguji apakah instrumen valid

dan reliabel.

f. Memberikan pengukuran awal pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui kondisi awal sebelum diberi

perlakuan (treatment) penggunaan metode Brain Gym.

g. Menganalisis hasil pengukuran awal yang dilakukan pada siswa kelas V SD

Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

h. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Brain Gym pada

pembelajaran IPA

i. Melaksanakan pengukuran akhir pada siswa kelas V SD Negeri Kalibeji

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui perubahan setelah

diberi perlakuan (treatment).

j. Menghitung perbedaan antara hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir.

k. Membandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan

metode Brain Gym efektif terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri

Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

l. Menghitung dan menganalisis data yang dilakukan dengan bantuan sofware SPSS

16.0 (Statistical Product and Service Solutions 16.0).

m. Interprestasi hasil perhitungan data.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

49

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel (Arikunto, 2006: 168). Untuk itu dalam penelitian ini peneliti telah

melakukan uji validitas dan reliabilitas di SD Negeri Bugel 02 Kecamatan Sidorejo,

Kota Madya Salatiga Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah pada hari Rabu, 7

Maret 2012 dengan jumlah responden sebanyak 13 siswa. Setelah dilakukan uji

validitas dan reliabilitas instrumen selanjutnya instrumen tersebut dilakukan

penghitungan dengan menggunakan SPSS 16.0 (Statistical Product and Service

Solutions 16.0 ), setelah didapatkan data yang valid dan reliabel, kemudian

instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Validitas menunjukkan sejauh mana satu alat ukur itu mengukur apa yang ingin

diukur. Menurut Arikunto, (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid

jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Menurut Gay (dalam Mawardi, 2005: 26) disebutkan bahwa tingkat validitas

suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap butir instrumen

dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri (corrected item to total

correlation). Tekniknya dengan mencari koefisien corrected item to total correlation.

Kriteria untuk menentukan validitas item instrumen menurut Ali dalam Tri Anjar

Suprapto (2009):

Skor Kriteria

0,00 - 0,20 Tidak ada validitas

0,21 - 0,40 Validitas rendah

0,41 - 0,60 Validitas sedang

0,61 - 0,80 Validitas tinggi

0,61 - 1,00 Validitas sangat tinggi

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

50

Untuk menentukan validitas item digunakan kriteria dari Ali (1987) yang

menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien item teruji batas bawah

sama dengan 0,20.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif konsisten jika

dikenakan pada suatu objek (Hadi, dalam Tri Anjar Suprapto, 2009). Sedangkan

menurut Arikunto, (1998) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika

dikenakan pada suatu objek. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen

digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai

berikut:

Skor Kriteria

Tidak dapat diterima

Dapat diterima

Reliabilitas bagus

Reliabilitas memuaskan

3.9 Hasil Uji Instrumen

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat Belajar IPA

Adapun hasil validitas angket minat belajar IPA dapat dilihat pada tabel 3.7

berikut.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

51

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar IPA

Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation Cronbach's Alpha

if Item Deleted

item1 119.0769 163.910 .627 .906

item2 119.4615 163.603 .397 .909

item3 119.0769 164.077 .514 .907

item4 119.0769 164.910 .565 .907

item5 119.3846 164.756 .419 .909

item7 119.6154 156.923 .682 .904

item8 118.9231 162.744 .688 .905

item9 119.8462 159.141 .472 .909

item10 119.3846 165.756 .271 .913

item11 119.2308 160.192 .766 .904

item12 119.3077 166.564 .435 .908

item14 119.3077 164.731 .457 .908

item15 119.4615 171.269 .210 .911

item17 119.4615 170.103 .288 .910

item20 119.0769 157.077 .544 .907

item21 119.3846 165.256 .316 .911

item22 118.7692 168.692 .468 .909

item24 119.3846 168.423 .250 .911

item27 119.5385 166.269 .349 .910

item28 119.4615 164.269 .470 .908

item29 119.3846 167.090 .439 .908

item30 119.3846 157.923 .743 .903

item31 119.3846 164.923 .574 .907

item32 119.6923 164.731 .347 .910

item33 119.3077 159.231 .737 .904

item34 118.9231 164.910 .556 .907

item35 119.3077 164.897 .449 .908

item36 119.6154 160.090 .693 .904

item37 119.6154 160.090 .549 .906

item38 119.5385 161.936 .634 .905

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

52

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.7 dengan rentang koefisien yang

disampaikan oleh Ali (1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika

koefisien item teruji batas bawah sama dengan 0,20, maka dari 40 item pernyataan

yang diujikan validitasnya terdapat 30 item yang valid dan yang gugur atau tidak

valid sebanyak 10 item karena nilai koefisien corrected item to total correlation <

0,20. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 40 item, ada 30 item yang

valid dan 10 item yang tidak valid. Adapun nomor item yang tidak valid tersebut

antara lain, nomor 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39 dan 40. Berdasarkan penjelasan di

atas maka jumlah item yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 item.

Berikut secara lebih rinci instrumen yang valid dan tidak valid dalam tabel 3.8:

Tabel 3.8

Validitas Instrumen

Valid Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15,

17, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 36, 37, 38.

6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39, 40.

Penghitungan ulang dari data sebelumnya setelah dikurangi item yang tidak

valid, yaitu nomor 6, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 39 dan 40 yang terdapat corrected

item-total correlation, maka didapatkan hasil uji reliabilitas minat belajar IPA sebagai

berikut:

Tabel 3.9

Reliabilitas Minat Belajar IPA

dengan 30 Item

Cronbach's

Alpha N of Items

.910 30

Berdasarkan data pada tabel 3.9 reliabilitas minat belajar IPA dengan 30 item,

maka Cronbach’s Alpha sebesar 0,910 untuk 30 item yang diuji. Berdasarkan kriteria

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

53

George and Mallery (1995) Cronbach’s Alpha masuk dalam kategori reliabilitas

memuaskan, artinya instrumen valid dan reliabel, sehingga layak untuk digunakan

dalam penelitian. Berikut tabel hasil pernyataan yang valid angket minat belajar IPA

yang layak digunakan dalam penelitian serta telah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas:

Tabel 3.10

Hasil Pernyataan Angket Minat Belajar IPA yang Valid

No Variabel Aspek Indikator No. Item Total

F UF

1 Minat

Belajar

IPA

Partisipasi

/perbuatan

1. Melakukan Kegiatan

yang diperintahkan

oleh guru.

2. Aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

1,2,4,5,

7,8,9,

11,12

3,10 11

Perhatian 1. Memperhatikan

penjelasan guru

dengan bersungguh-

sungguh.

2. Berkonsentrasi

dalam mengikuti

kegiatan

pembelajaran.

14,17,

24,27

15,20,

21,22, 8

Perasaan 1. Senang terhadap

metode mengajar

baru yang menarik

dan tidak

membosankan.

2. Senang mengikuti

kegiatan

pembelajaran

dengan metode

mengajar yang

dilaksanakan.

28,30,

31,32,

33,36,

38

29,34,

35,37 11

Total 20 10 30

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/967/4/T1_292008250_BAB III.pdf · dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam

54

3.10 Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.

Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan

kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji Paired Samples T-Tes. Dalam

pelaksanaan uji prasyarat ini menggunakan program komputer SPSS 16.0 (Statistical

Product and Service Solutions), persyaratan tersebut adalah:

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas varian bertujuan untuk melihat apakah kedua varian memiliki

distribusi normal atau tidak. Distribusi normal memiliki fungsi densitas seperti

lonceng terbalik yang simetris. Sekitar 68% nilai dari variasi normal jatuh pada 1

standar deviasi, 95% dalam 2 standar deviasi, dan 99.7% dalam 3 standar deviasi.

3.10.2 Uji Hipotesis dengan Uji Paired Samples T-Test

Uji Paired Samples T-Test atau uji dua sampel berpasangan digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang

berpasangan (berhubungan) maksudnya di sini adalah sebuah sampel tetapi

mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyatno dalam Sugiono, 2007) atau

digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan

(paired), Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subjek yang

sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Untuk

mengintepretasikan T-Test terlebih dahulu harus ditentukan:

a. Nilai α

b. Df (degree of freedom) = N-k

c. Untuk paired sample t-test df=N-1

d. Bandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel.