jurnal sosio agri papua vol 9 no 2 desember 2020

Jurnal Sosio Agri Papua Vol 9 No 2 Desember 2020

174

ANALISIS PRODUKSI DAN PEMASARAN JAGUNG MANIS DI KELURAHAN KLAMALU DISTRIK MARIAT

KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT

Wiwin Hotimah1) Kunto Wibowo2) Ishak Suwardi3)

1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Papua 2) Staf Dosen Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Papua 3) Staf Dosen Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Papua

Universitas Papua, Jl. Gunung Salju Amban Manokwari-Papua Barat, 98314

ABSTRACT

Agriculture is the main sector of Indonesian people's livelihoods. The agricultural sector is able to contribute directly to economic growth and the welfare of farm households. And is one of the pillars of the national economy. This means that the agricultural sector plays an important role and should be a driver of state economic activity. Based on 2005 BPS data, the population working in the agricultural sector numbered around 41,309,776 people or 39.02 percent of the total population of productive age, while the remaining 60.98 percent was spread in various sectors outside agriculture. This study aims to (1) Know the sweet corn production produced by farmers (2) Know the factors that influence the amount of sweet corn production (3) Know the marketing of sweet corn from farmers. The method used in this research is descriptive method with survey techniques. The sampling method in this study was carried out by simple random sampling (simple randon sampling) on corn farmers. based on research results obtained. The average production produced from sweet corn farming in Klamalu Village, Mariat District, Sorong Regency is 1,827 kg / ha in one planting season, with an average land area of 0.39 Ha. The production has not reached maximum results because it has not been matched with the right cultural technology. Based on multiple linear regression analysis, it can be seen that the most influential on sweet corn production variables is the land variable with a regression coefficient of 3,492,641 (31 percent). Work outflow variable has positive and significant effect with regression coefficient value of -0.013 (39 percent). While the variable capital costs have a negative and significant effect on production. This can be indicated by a significant value (P value) of 0,000 which is smaller than 0.05. In testing hypotheses using the F test (together or simultaneously) it can be explained that the five variables namely price (X1), production costs (X2), land (X3), production (X4), transportation costs (X5) and competitor prices (X6) together affect the bid (Y). This is indicated from the calculated F value of 11.186 with a significance number (P Value) of 0.047. The coefficient of determination (R2) produced is 0.64. This means that 64 percent of the change in the supply variable (Y) can be explained by changes in the land variable (X1), capital (X2), work flow (X3), together, while the remaining 36 percent is explained by other variables not available in this research. There are only 2 sweet corn trading channels in the Kelurahan klamalu Mariat District, namely: Consumer Farmers; Pedagag Farmers Consumer Retailers. The average profit received by farmers is greater than Rp. 21,884,309, compared to farmers who sell sweet corn products at retailers only at Rp. 568,167. Based on the calculation results, the efficiency of the trading system obtained by retailers is greater than 100% which is 1,170%. This shows that the trading agency is efficient. Based on the results of the study, there are several obstacles faced by farmers in the Klamalu District of Mariat District, Namely: The capital owned by farmers is limited, 2. Availability of fertilizer which is not always available, 3. The absence of marketing institutions in the form of cooperatives and traders, 4. Marketing areas that are limited. Keywords: Agriculture Sector, Sweet Corn Farming, Sorong Regency, Farmer Production and Income.

ABSTRAK

Pertanian adalah sektor utama mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian mampu memberikan kontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga tani. Serta merupakan salah satu penopang perekonomian nasional. Artinya bahwa sektor pertanian memegang peranan penting


175

dan seharusnya menjadi penggerak dari kegiatan perekonomian negara. Berdasarkan data BPS 2005, penduduk yang bekerja di sektor pertanian berjumlah sekitar 41.309.776 orang atau 39,02 persen dari total penduduk usia produktif, sedangkan sisanya sebanyak 60,98 persen tersebar di berbagai sektor diluar pertanian. penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui produksi jagung manis yang dihasilkan petani (2) Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah produksi jagung manis (3) Mengetahui pemasaran jagung manis dari petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik secara survey. Metode pengambilan contoh dalam penelitian dilakukan secara acak sederhana (simple randon sampling) terhadap petani jagung. berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh . Rata – rata produksi yang dihasilkan dari usahatani jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong adalah sebesar 1.827 kg/ha dalam satu kali musim tanam, dengan rata – rata luasan lahan 0,39 Ha. Produksi tersebut belum mencapai hasil yang maksimal karena belum di imbangin dengan teknologi budaya yang tepat. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dilihat bahwa yang paling berpengaruh terhadap variabel produksi jagung manis adalah variabel lahan dengan nilai koefisien regresi sebesar 3.492,641 (31 persen). Variabel curahan kerja berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefesien regresi sebesar - 0,013 (39 persen). Sedangkan variabel biaya modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produksi. Hal ini dapat ditunjukkan nilai signifikan (P value) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F (secara bersama-sama atau simultan) dapat dijelaskan bahwa kelima variable yaitu harga (X1), biaya produksi (X2), lahan (X3), produksi (X4), biaya transportasi (X5) dan harga pesaing (X6) secara bersama-sama berpengaruh terhadap penawaran (Y). Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 11,186 dengan angka signifikansi (P Value) sebesar 0,047. Nilai koefisien determinasi (R2 ) yang dihasilkan adalah 0,64. Hal ini berarti sebesar 64 persen perubahan variabel penawaran (Y) dapat dijelaskan oleh perubahan variabel lahan (X1), modal (X2), curahan kerja (X3), secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar 36 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Hanya terdapat 2 saluran tataniaga jagung manis yang ada di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat yaitu petani konsumen; petani pedagag pengecer, Konsumen. Rata – rata keuntungan petani dapatkan apabila dijual sendiri lebih besar yaitu Rp 21.884.309, dibandingkan petani yang menjul hasil jagung manis dipedagang pengecer hanya yang hanya sebesar Rp 568.167. Berdasarkan hasil perhitungan, efisiensi tataniaga yang diperoleh pedagang pengecer lebih besa dari 100% yaitu sebesar 1.170%. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga tataniaga tersebut efisien. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh petani di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat, Yaitu modal yang dimiliki petani terbatas, ketersediaan pupuk yang tidak selalu ada, ketiadaan lembaga pemasaran berupa koprasi dan pedagang pengumpul, wilayah pemasaran yang terbatas. Kata Kunci : Sektor Pertanian, Usahatani Jagung Manis, Kabupaten Sorong, Produksi dan Pendapatan

Petani.

PENDAHULUAN

Pertanian adalah sektor utama mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian mampu memberikan kontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga tani. Serta merupakan salah satu penopang perekonomian nasional. Artinya bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dan seharusnya menjadi penggerak dari kegiatan perekonomian negara. Berdasarkan data BPS 2005, penduduk yang bekerja di sektor pertanian berjumlah sekitar 41.309.776 orang atau 39,02 persen dari total penduduk usia produktif, sedangkan sisanya sebanyak 60,98 persen tersebar di berbagai sektor diluar pertanian.

Komoditi jagung merupakan salah satu bahan pokok makanan di Indonesia. Namun melihat peran pasar permintaan jagung manis masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan belum meluasnya penggunaan varietas unggul, minimnya permodalan petani serta pemakaian dan cara bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran. Untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, upaya peningkatan produksi jagung perlu mendapat perhatian yang lebih besar sehingga terwujudnya swasembada jagung. Selain peningkatan produksi dan produktivitas, faktor iklim, kesuburan tanah, penggunaan benih unggul, tingkat serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan penggunaan pestisida perlu mendapat perhatian dan dari segi ekonomi dipengaruhi oleh sarana produksi pertanian, keterampilan dan pengalaman berusahatani. Data produksi jagung di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1


176

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir dari tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi dan pengingkatan terhadap produksi tanaman jagung di Indonesia. Adapun produktivitas selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 5.18 ton/ha.

Tabel 1. Luas Lahan Panen Jagung/Ha, Produksi jagung/Ton dan produktivitas Jagung Ton/Ha di

Indonesia No Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 2011 3.864.692 17.643.250 4,57 2 2012 3.957.595 19.387.022 4,90 3 2013 3.821.504 18.511.853 4,84 4 2014 3.837.019 19.008.426 4,95 5 2015 3.786.815 19.611.704 5,18

Sumber : BPS Indonesia Tahun 2011-2015

Beberapa pertanyaan yang perlu diketahui, seberapa besar produksi jagung manis yang dihasilkan oleh petani, bagaimana faktor – faktor yang mempengaruhi produksi jagung, bagaimana keterlibatan lembaga pemasaran terhadap jagung manis. Oleh karna itu perlu adanya penelitian tentang “Analisis Produksi dan Pemasaran Jagung Manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat”. Tujuan 1. Mengetahui produksi jagung manis yang dihasilkan petani 2. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah produksi jagung manis 3. Mengetahui pemasaran jagung manis dari petani Kegunaan 1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam mengembangkan usahatani jagung manis. 2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam penetapan kebijakan yang berhubungan dengan

pengembangan usahatani jagung manis di Kabupaten Sorong. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan yang terkait dengan analisis usahatani

pengembangan jagung manis.

METODOLOGI PENELITIAN

Tmpat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Kelurahan Klamalu merupakan salah satu wilayah yang menjadi sentral produksi tanaman jagug manis di Kabupaten Sorong. Waktu penelitian akan di laksanakan selama sebulan di lapangan yaitu bulan Mei sampai Bulan Juni.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik secara survei. Sebagai survai adalah para petani jagung manis yang ada di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para petani yang khusus mengusahakan tanaman jagung manis yang berada di Kelurahan Klamalu Didistrik Mariat Kabupaten Sorong.

Metode Pengambilan Contoh


177

Metode pengambilan contoh dalam penelitian dilakukan secara acak sederhana (simple randon sampling) terhadap petani jagung. Jumlah petani contoh /responden sebanyak 30 petani dari jumlah petani yang ada di Kelurahan Klamalum mencapai 80 petani. Selain petani jagung manis sebagai sampel, jumlah pedagang yang terlibat dalam pemasaran yang diambil sesuai dengan kondisi yang ada dapat mewakili pengambilan sampel.

Metode Pengambilan Data

Data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan terlebih dahulu kepada para petani yang mengusahakan tanaman jagung manis. Selain itu data primer juga diperoleh dari para pedagang yang terlibat dalam tataniaga jagung manis di kelurahan klamalu.

Data sekunder diperoleh dari instansi – instansi pemerintah serta pihak – pihak yang terkait dengan penelitian, diantaranya Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong,Petugas Penyuluh Lapang Kelurahan Klamalu, literatur – literatur dan sumber – sumber lain yang terkait dengan penelitian

UJi F (Uji Signifikasi Simultan)

Uji statistik menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama (simultan) terhadap variabel dependen. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Varians yang dijelaskan F = Varians yang tidak dijelaskan

∑(xi − x)²∕ ( m – m) F = ∑(Yi –Ý)²∕ (n – 1)

a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya luas lahan, modal, tenaga kerja secara bersama – sama tidak

berpengaruh terhadap produksi jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat. b. H1 : β1 # β2 # β3 # β4 # 0, artinya luas lahan, modal, tenaga kerja secara bersama – sama

berpengaruh terhadap produksi jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat. Jika nilai F hitung > F Tabel pada tingkat kepercayaan 90% atau P sig < α (0,05), hipotesis nol (H0) ditolak, berarti semua variabel independen yang diuji secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau variabel independen signifikan secara statistik. Jika nilai F hitung < Tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau P sig > α (0,05), berarti hipotesis alternatif (H1) ditolak, berarti semua variabel independen atau variabel independen tidak signifikan ssecara ststistik. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang diuji tidak berpengaruh terhadap variabel dependen..

Uji T (Uji Signifikansi Individu / Parsial)

Uji statistik T menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Statistik T merupakan rasio antara nilai dari paramenter estimasi dengan standar deviasinya. secara matemati. Rumus hipotesis adalah:

a. H0 : β1 = 0, artinya luas lahan, modal, dan tenaga kerja usahatani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat.

b. H2 : β1 # 0, artinya luas lahan, modal dan tenaga kerja usahatani berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat.


178

Jika nilai T hitung > Tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau P sig < α (0,05), hipotesis nol (H0) ditolak, berarti ada ketergantungan antara variabel dependen dan independen dalam regresi tersebut. Jika nilai T hitung < T Tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau P sig < α (0,05), Hipotesis nol (H0) diterima, berarti tidak ada ketergantungan antara variabel dependen dan variabel independen dalam regresi tersebut.

Uji R² (Koefisien Determinasi)

Secara verbal R² mengukur proporsi atau presentase dari total variasi variabel dependen Y yang dapat dijelaskan oleh model regresi, atau suatu ukuran kesesuaian yang digunakan untuk mengetahui ketepatan dari model (Goodness of Fit). Nilai R² berkisaran antara 0 – 1, semkin mendekati nilai maka semakin besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel – variabel independen dan sebaliknya.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menggunakan tabulasi. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui saluran tataniaga dan lembaga yang terlibat. Analisis kuantitatif digunakan menganalisis efesiensi tataniaga jagung manis, marjin tataniaga dan biaya tataniaga

Dalam penelitian ini dilakukan analisis secara kuantitatif digunakan dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh dari pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konsumsi listrik dan gas, dan konstruksi terhadap pertumbuhan ekonomi pada pemerintahan kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat dengan menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda. Menurut Hotman (2009 : 220 - 239) analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus: Y = C + β1x1 + β2x2 + … +βkxk

Adapun model yang dibentuk oleh peneliti terdahulu yang menjadi acuan bagi penulis adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + e Y = Produksi Kacang Merah C = Intersep β = Koefisien Regresi X1 = Harga X2 = Luas Lahan X3 = Pengaruh Cuaca Dari model tersebut kemudian penulis membuat model baru dengan memodifikasi model tersebut, untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah produksi jagung manis digunakan analisis statistik regresi linear berganda. Persamaan umum tersebut dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Keterangan : Ŷ = Produksi Jagung manis b0 = Intersep (Konstanta) b1 = Koefisien Regresi Luas Lahan b2 = Koefisien Regresi Modal b3 = Koefisien Regresi Curahan Kerja X1 = Luas Lahan (Ha) X2 = Modal (Rp) X3 = Curahan Kerja (HKP) e = Galat / Eror

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


179

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Anggota Keluarga

Keadaan umum Rumah Tangga Petani terdiri dari jumlah anggota keluarga, umur responden, tingkat pendidikan terakhir dan keaktifan dalam usahatani. Keluarga dalam usahatani terdiri dari keluarga batih dan keluarga non batih. Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (keluarga inti). Sedangkan keluarga non batih adalah keluarga yang didalamnya terdiri atas keluarga inti serta saudara-saudara lain yang menjadi tanggungan dari kepala keluarga. Sebaran responden berdasarkan anggota keluarga di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Sebaran Jumlah Anggota Keluarga Responden di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Kategori Jumlah (KK) Nisbah (%) <2 4 13,33 2 – 3 18 60,00 >3 8 26,67 Total 30 100,00

Sumber : Olahan Data Primer 2019 Tabel 2 menunjukkan sebagian besar responden (60,00%) memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2 – 3 orang. Hal ini menggambarkan setiap keluarga responden hanya terdiri dari keluarga inti. Jumlah anggota keluarga yang sedikit di akibatkan karena rata – rata responden memiliki anak yang sudah besar dan tidak tinggal bersama dengan orang tua.

Umur Responden

Umur terbagi menjadi dua, yaitu umur produktif dan umur non produktif. Umur Produktif adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja, sedangkan umur tidak produktif usia dini atau belum sekolah adalah orang yang belum masuk dalam umur kerja. Sebaran responden berdasarkan umur di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Sebaran Umur Responden di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Umur (Tahun) Jumlah (KK) Nisbah (%)

15 – 55 25 83,33

>55 5 16,67

Total 30 100,00

Sumber : Olahan Data Primer 2019

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar responden (83,33%) memiliki umur 15 – 55 tahun (umur produktif). Umur >50 tidak produktif, tetapi dilingkungan petani masih aktif dalam kegiatan usahatani. Hal ini menggambarkan responden masih memiliki potensi tenaga dan kemampuan untuk melakukan dan mengembangkan kegiatan usahatani.


180

Agama

Sebaran responden di Kelurahan Klamalu menurut agama tidak menunjukkan adanya variasi dalam keyakinan memeluk Agama, dimana seluruh responden petani 100% beragama islam.

Keaktifan Dalam Kegiatan Usahatani

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan di Keluran Klamalu terdiri dari 30 kepala keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani. Tabel 4 menunjukkan bahwa semua kepala keluarga aktif dalam kegiatan usahatani sementara wanita tidak selalu aktif pada kegiatan usahatani. Wanita aktif pada saat penanaman, pemanenan dan pemasaran. Sedangkan anak – anak tidak aktif pada usahatani disebabkan mereka sebagian besar masih sekolah dan juga ada yang berada di luar kota untuk bekerja.

Tabel 4. Sebaran Responden Menurut Keaktifan Dalam Usahatani di Kelurahan Klamalu Didistrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Kategori Aktif Tidak Aktif Jumlah (KK) Nisbah (%)

– 30 100,00 Total 30 100,00


Mata Pencaharian Mata pencaharian yang ada di Kelurahan Klamalu ini terbagi menjadi petani, swasta dan kuli

bangunan. Penduduk di desa ini sebagian besar sebagai petani, dikarnakan pemanfaatan lahan yang ada di desa ini digunakan untuk lahan pertanian. Sebaran penduduk di Keluaran Klamalu menurut mata pencarian dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 5. Sarana Responden Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong 2019

Jenis Pekerjaan Mata PencaharianUtama ∑ Responden Nisbah (KK) ( %)

Mata Pencaharian Sampingan ∑ Responden Nisbah (KK) (%)

Petani 21 70 8 50

Swasta 7 23,33 6 37,5

>3 2 6,67 2 12,5

Total 30 100,00 16 100,00

Sumber : Olahan Data Primer 2019 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar respoden yang mata pencahariannya sebagai petani

sebesar (70%) dikarnakan pemanfaatan lahan yang masih bisa memadai dalam proses usahatani.

Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten sorong memiliki latar belakang

pendidikan yang berbeda. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6


181

Tabel 6. Sebaran Respnden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Tingkat Pendidikan ∑ Responden (KK)

Nisbah (%)

SD 11 36,66 SMP 9 30 SMA 7 23,34 Tidak Sekolah 3 10

Total 30 100,00 Sumber : Olahan Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (36,66%) di Kelurahan Klamalu berpendidikan formal hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan rendah adalah keterbatasan biaya, dan memilih untuk bekerja. Hal ini bisa mempengaruhi cara pengambilan keputusan dalam upaya pengembangan usahatani.

Pengalaman Berusahatani

Dalam pengalaman berusahatani yang dimaksud dalam penelitian ini mengarah pada lamaya responden petani menekuni bidang usahatani. Sebaran responden berdasarkan pengalaman usahatani di Distrik Klamalu dapat dilihat pada Table 7

Tabel 7. Sebaran Responden Menurut Pengalaman Berusahatani di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Pengalaman (Tahun) ∑ Responden (KK)

Nisbah (%)

< 5 1 3,33 6 – 10 15 50 11 – 20 8 26,67 < 20 6 20 Total 30 100,00


Tabel 7 menunjukkan bahwa pengalaman dalam usahatani responden kelurahan Klamalu rata-rata mereka melakukan usahatani (>10 ) tahun. Artinya para petani sudah mulai banyak yang mengembangkan usahatani.

Keadaan Usahatani Jagung Manis (Teknik Budidaya)

Persiapan Benih

Benih yang digunakan Cap Panah Merah (Bonanza F1) diperoleh atau dibeli dari toko – toko pertanian terdekat disekitar rumah warga. Pemilihan jagung hibrida yang telah bersertifikat, pada disetiap Provinsi di Indonesia telah tesedia benih Janis unggul. Benih jagung ini telah diberi perlakuan dengan


182

melapisi fungsida pada benih yang fungsinya agar tanaman terlindung dari berbagai serangan penyakit dan mempermudah syarat tumbuh tanaman jagung.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani di Kelurahan Klamalu, diawali pencangkulan. Bertujuan untuk membalik tanah sebelah dalam agar terangkat kepermukaan tanah. Hasil pencangkulan tanah biasanya masih merupakan gumpalan – gumpalan tanah yang berukuran besar. Selanjutnya tanah dibiarkan selama satu minggu agar gas – gas beracun di dalam tanah keluar, terkena sinar matahari, sehingga patogen dalam tanah akan mati. Tahap selanjutnya penyisiran tanah yang bertujuan untuk memecah dan menghaluskan tanah yang berukuran besar digemburkan sampai struktur tanah menjadi halus. Tanah diratakan, kegiatan pengelolahan tanah ang dilakukan oleh petani di Kelurahan Klamalu masih menggunakan alat pengolahan secara tradisional seperti cangkul dan sabit. Sebelum adanya penanaman proses pengolahan lahan usahatani, untuk melakukan pencangkulan tanah dengan kedalaman 20 - 30 cm yang bertujuan untuk, membalikkan struktur tanah agar menjadi gembur.

Penanaman

Penanaman benih jagung dengan lahan yang sudah di cangkul dan di beri pupuk kandang yang di diamkan selama satu minggu. Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal untuk dibuat lubang tanam benih sesuai dengan jarak tanam. Jarak tanam 40 x 20 cm dengan 2 sampai 3 benih perlubang tanam.

Penyulaman

Penyulaman pada tanaman jagung dilakukan 5 - 7 hari pada saat tanaman jagung yang di tanaman tidak tumbuh atau mati maka harus menggantikan kembali dengan menanamnya kembali. Dalam budidaya tanaman jagung tidak ada perlakuan peryiraman, petani hanya mengandalkan air hujan.

Pemupukan

Pemupukan yang digunakan diperoleh atau dibeli dari toko – toko pertanian terdekat disekitar tempat tingal warga. Beberapa pupuk yang sering digunakan adalah, Pupuk Kandang (Organik), Pupuk Urea, Ponska, TSP. Jumlah yang digunakan biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan serta luas lahan, dan dalam satu musim tanam paling banyak dilakukan dua kali penggunaan pupuk untuk tanaman.

Tabel 8. Jumlah dan Jenis Pupuk yang Digunakan Dalam Usahatani Jagung Manis di Distrik Klamalu Kabupaten Sorong 2019

No

Jenis Pupuk (Kg) Jumlah

Nisbah (%)

1 Kotoran Sapi 7,50 29,42 2 Kotoran Ayam 2,00 7,84 3 Urea 8,80 34,51 4 Ponska 5,30 20,78 5 TSP 1,90 7,45 Total 25,50 100,00

Sumber : Olahan Data Primer 2019 Berdasarkan Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa, pupuk urea yang paling banyak dugunakan oleh

responden dalam usahatani (15,28 %). Karena pupuk urea dapat membuat pertumbuhan batang dan daun,dapat memaksimalkan pembentukan bunga dan buah, dan membuat jagung lebih besar.


183

Obat – Obatan

Obat – obatan yang digunakan diperoleh atau dibeli dari toko – toko pertanian terdekat disekitar rumah warga. Penggunaanya pun tergantung pada kebutuhan yang dibutuhkan. Beberapa obat – obatan yang sering digunakan ialah insektisida digunakan untuk mengatasi masalah serangan Hama dan Herbisida digunakan untuk mengatasi masalah gulma. Dalam usahatani responden banyak menggunakan obat – obatan dapat dilihat dalam Table 9 Tabel 9. Jumlah dan Jenis Obat – Obatan Yang Digunakan Dalam usahatani Jagung Manis di

Distrik Klamalu Kabupaten Sorong 2019 No

Jenis Obat – Obatan Jumlah Nisbah (%)

1 Furadan (Kg) 1,90 18,09 2 Venator (ML) 2,23 21,27 3 Dupon (Rram) 2,07 19,69 4 Sidamethrin (ML) 2,60 24,76 5 Gramaxone (Liter) 1,70 16,19 Total 10,5 100,00


Tabel 9 menyimpulkan bahwa obat - obatan yang digunakan responden dalam usahatani (24,76%). Karena obat sidamethrind lebih mudah didapatkan untuk membasmi ulat,belalang dan lalat pada daun dan buah jagung.

Peralatan

Peralatan yang digunakan diperoleh atau dibeli dari toko – toko pertanian atau pasar terdekat disekitar rumah warga, ada juga yang diperoleh dari warisan keluarga. Adapun peralatan yang digunakan untuk mengola lahan dalam bertani ialah sabit, parang, cangkul, dan handspreyer. Jumlah peralatan yang digunakan untuk usahatani dapat dilihat dalam Tabel 10

Tabel 10. Jumlah Peralatan Yang Digunakan Dalam Usahatani di Distrik Klamalu Kabupaten Sorong2019

No

Jenis Peralatan (Buah)

Jumlah Nisbah (%)

1 Cangkul 2,43 36,11 2 Parang 1,40 20,80 3 Sabit 1,57 23,33 4 Handsprayer 1,33 19,76 Total 6,73 100,00


Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa peralatan cangkul yang banyak digunakan dalam usahatani sebesar (36,11%). karena cangkul lebih dan banyak digunakan untuk proses pengolahan lahan dalam usahahani.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan dilakukan dalam 2 hari sekali selama masa tanam, pemeliharaan dilakukan agar tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan sehat dan terhindar dari hama dan penyakit. Pemeliharaan tanaman dapat dilakukan meliputi beberapa komponen; pemupukan, bertujuan agar tanaman yang ditanam


184

dapat tumbuh subur dan sehat, pemupukan dilakukan menggunakan pupuk kimia. Penyiangan dilakukan secara rutin dari awal penanaman hingga menjelang panen. Melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman agar tanaman tidak terserang hama dan penyakit.

Pemanenan dan pasca panen

Pemanenan jagung dilakukan pada saat jagung berumur 2 bulan Jagung yang telah siap dipanen dengan ciri – ciri daun berwarna kekuningan, biji jagung telah keras dan keadaan seperti ini jagung siap untuk di panen. Waktu pemanenan jagung pagi hari atau sore hari agar jagung yang di panen tidak mudah kering dan rusak. Unsur – Unsur Ushatani Lahan Usahatani Besaran luas lahan yang diusahakn oleh petani pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Rata – Rata Luasa Lahan Usahatani di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

No

Kategori Kriteria (Ha)

∑Responden (KK)

Nisbah (%)

1 < 0,25 2 6,67

2 0,25 – 0,5 26 86,66

3 >1 1 6,67

Total 30 100,00 Sumber : Olahan Data Primer 2019

Tabel 11 menunjukkan sebagian besar responden di Kelurahan Klamalu mengusahakan usahatani di lahan milik sendiri dengan luas lahan lebih dari > 0,5 Ha (86,66%), oleh karena itu kategori luas lahan relatif masih menengah . Artinya dengan semakin luas lahan yang diusahakan, maka semakin banyak hasil yang akan diperoleh.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usahatani dapat dibedaka menjadi dua yaitu tenaga kerja yang berasal dari dalam keluaraga dan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak – anak. Sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga petani, yaitu tenaga kerja yang diupah ataupun bantuan tenaga kerja dari sesama petani. Dalam kagiatan usahatani di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat kabupaten Sorong rata – rata menggunakan tenaga kerja adalah 1 – 2 orang yang bersumber dari keluarga dan terdiri dari ayah dan ibu. Anak – anak tidak terlibat dalam kegiatan usahatani karena masih berusia sekolah ataupun sedang bekerja di luar Kabupaten Sorong. Kerja yang di Curahkan Berdasarkan Perhitungan HKP. Curahan kerja dalam usahatani bersumber dari dalam keluarga. Sebaran curahan kerja dalam keluarga berdasarkan perhitungan HKP dapat dilihat sebagai dalam Tabel 12


185

Tabel 12. Curahan Kerja Responden Usahatani Jagung di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong 2019

No Kegiatan HKP Pria Wanita Anak Total Pengolahan lahan 12,60 0,74 2,89 16,23

Penanaman 3,29 0,34 0,31 3,94 Pemeliharaan 2,55 0,51 0,00 3,06 Pemanenan 2,51 0,71 0,24 3,46 Pemasaran dan hasil 0,00 7,22 0,47 7,69

Sumber : Data Primer 2019 Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar curahan kerja dalam keluarga usahatani dilakukan

oleh pria dewasa (20,95 HKP), terutama untuk kegiatan pembukaan dan pengolahan lahan serta kegiata pemeliharaan. Sedangkan wanita biasanya hanya membantu pria dalam kegiatan usahatani. Anak – anak hanya sebagian kecil yang ikut terlibat dalam kegiatan usahatani karena rata – rata memiliki pekerjaan lain dan juga masih berusia sekolah. Modal

Modal adalah barang atau uang yang sama dengan foktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang – barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Dapat diuraikan menjadi 2 jenis modal yaitu: Modal variabel adalah barang – barang yang habis digunakan dalam proses produksi. Rata – rata responden dalam usahatani memakai modal sendiri tanpa ada pinjaman dari bank maupun yang lainya. Sebaran jumlah modal variabel sebagai beriku:

Tabel 13. Sebaran Jumlah Modal Variabel Yang Digunakan Responden Petani Jagung Manis Di Kelrahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Jenis Pupuk dan obat-obatan

Nilai (Rp) Nisbah(%)

Kotoran Sapi 150.000 2,17 Kotoran Ayam 50.000 0,72 Urea 968.000 14,03 Ponska 662.500 9,60 TSP 237.500 3,44 Furadan 83.600 1,21 Venator 263533,3 3,82 Dupon 103.333,3 1,50 Sidamethrin 130.000 1,88 Gramaxone 3.825.000 6,16 Bibit 424.666,67 55,45 Total 6.898.133,27 100,00



186

Tabel 13 menunjukkan bahwa rata – rata modal variabel yang dikeluarkan petani untuk membeli obat - obatan sangat besar. Karena pembelian bibit dan pupuk banyak dibutuhkan untuk kegiatan usahatani.

Modal tetap adalah barang – barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat digunakan beberapa kali dalam usahatani. Responden di Distrik Klamalu dalam usahatani masih memakai alat – alat tradisioanal, untuk melakukan kegiatan usahatani dapat dilihat pada Tabel 13

Tabel 14. Sebaran Jumlah Modal Tetap Yang Digunakan Responden Petani Jagung Manis Di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Jenis Peralatan Nilai(Rp) Nisbah (%) Cangkul 47.800,00 5,54 Parang 41.866,67 4,85 Sabit 5.6666,667 6,57 Handsprayer 716.666,67 83,04 Total 863.000,01 100,00

Sumber : Olahan Data Primer 2019 Tabel 14 menunjukkan modal yang digunakan oleh petani adalah cangkul, parang, Sabit, dan

Handsprayer. Nilai tertinggi adalah untuk membeli Handsprayer. Namun rata – rata nilai modal yang dikeluarkan petani tidak besar (< Rp 1.000.000) per tahun. Hal ini karena peralatan yang dimiliki bukan merupakan peralahan yang telah diberi untuk kegiatan usahatani sebelumnya.

Analisis Pendapatan

Produksi Jagung Produksi jagung manis dalam satu kali musim tanam, responden menjual hasil penennya berupa

kulit dan kupas. Untuk menjual jagung yang kulit dengan bentuk tongkol yang besar sedangkan tongkol yang kecil dijual dengan megupas kulitnya. Dengan hal ini dapat dilihat pada Tabel 15

Tabel 15. Rata – Rata Produksi Jagung Yang Dihasilkan Responden di Distrik Klamalu Kabupaten Sorong 2019

Produksi Petani

Jumlah Nisbah (100%)

Kuli 1.553,37 78,26

Kupas 274,12 13,81

Pengecer

Kulit 85,83 4,32

Kupas 71,66 3,61

Jumlah 1.984,98 100,00

Sumber : Data Primer 2019


187

Tabel 15 menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjual jagung kulit dari pada jagung kupas. Dikarnakan jagung kulit lebih tahan lama dibandingkan jagung kupas. Penerimaan

Tabel 16. Rata – Rata Penenrimaan Usahatani Jagung Manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong 2019

Jenis Jumlah Harga Penerimaan Kulit 1.553,37 12.500 19.417.125 Kupas 274,12 9000 2.467.080 Pengecer Kulit 85,83 10000 10.085,83 Kupas 71,66 8000 573.280 Jumlah 1.984,98 39.500 22.468.298,83

Sumber : Data Primer 2019 Tabel 16 menunjukkan bahwa penerimaan usahatani dalam satu kali musim sangat besar. Oleh

karena itu petani lebih menguntungkan menjual hasil panen sendiri dari pada menjual ke pengecer.

Biaya Usahatani

Biaya yang dikeluarkan untuk usahatani dalam satu kali panen responden rata – rata menggunakan modal sendiri tanpa meminjam. Untuk melakukan usahatani berikutnya, responden menyisihkan uang untuk modal usahatani berikutnya dapat dilihat Tabel 17

Tabel 17. Rata – Rata Biaya Usahatani yang Dikeluarkan Responden Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong 2019

Jenis Biaya Jumlah (RP)

Nisbah (%)

Biaya Tetap 351.666,67 4,85 Biaya Variabel 6.898.133,27 95,14 Total 7.249.799,93 100

Sumber : Data Primer 2019 Tabel 17 menunjukkan bahwa biaya yang digunakan dalam usahatani jagung manis adalah paling

terbesar adalah biaya variabel sebesar (95,14%). Hal ini dikarenakan pupuk, bibit, dan obat - obatan yang digunakan untuk mendapatkan produksi hasil panen yang baik.

Pendapatan

Tabel 18. Rata – Rata Pendapatan Usahatani Jagung Manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kanupaten Sorong 2019

Penerimaan (RP) Biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

22.468298,83 7.249.799,93 15.218.498,9

Sumber : Data Primer 2019


188

Tabel 18 dapat dijelaskan apa bila peneriamaan meningkat maka tingkat pendapatanpun akan ikut meningkat dan dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai tingkat pendapatan yang tinggi tidak selalu menggunakan beban biaya yang besar pula dalam setiap musim tanam perbulan.

Analisis Saluran Tataniaga dan Lembaga Tataniaga

Lembaga Tataniaga

Proses pengaliran barang dari produsen hingga ke konsumen tidak akan terjadi tanpa adanya peranan lembaga tataniaga didalamnya. Lembaga tataniaga diperlakukan dalam kegiatan tataniaga untuk mempelancar distribusi barang dan jasa pada tiap lembaga tataniaga yang telibat. Hubungan antar lembaga tataniga di dalam suatu saluran tataniaga sangat diperlukan untuk kelancaran dan kemudahan proses penyaluran jagung manis dari tingkat petani hingga sampai kepada konsumen. Berdasarkan jual beli barang, lembaga tataniga yang terlibat di dalam saluran tataniaga jagung manis di Kelurahan Klamalu hanyalah pedagang pengecer. Pedagang Pengumpul maupun pedagang pengecer terdapat pada saluran tataniaga yang ada di Kelurahan Klamalu. Hal tersebut mengakibatkan sebagian besar responden di Kelurahan Klamalu harus beupaya sendiri untuk memasarkan hasil usahataninya. Pada umumnya petani memiliki memasarkannya di pondok – pondok pinggir jalan. Hal ini dikarenakan podok – pondok tersebut dekat dengan tempat tinggal maupun tempat kebun yang diusahakan oleh petani.

Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga jagung manis dari petani hingga ke konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga yaitu petani, pedagang pengecer dan konsumen. Sistem tataniga jagung manis di Kelurahan klamalu dari tigkat produsen ketingkat konsumen, secara umum memiliki beberapa saluran tatanaga yang berbeda. hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa hanya terdapat 2 saluran tataniaga jagung manis yang terdapat di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat, yaitu :

Saluran Tataniaga 1 Petani Konsumen

Saluran tataniaga 1 merupakan saluran tataniaga yang terdiri dari petani dan konsumen. Dalam saluran tataniga ini petani berfungsi sebagai pengecer yang menjual hasil jagung manis dijual secara langsung kekonsumen. Pada umumnya petani mengecerkan sendiri jagung manis di pondok – pondok dekat rumah responden maupun dekat kebun yang diusahakan. Responden menjual jagung manis setiap hari, dari jam 9 sampai jam 5 sore.

Dalam memasarkan jagung manis di pondok – pondok, para petani pada umumnya mengecer barang dagangannya di pinggir jalan. Tidak hanya itu, dalam memasarkan hasilnya juga petani tidak hanya menjual jagung manis saja, melainkan ada barang lain yang di jual secara bersamaan biasa berupa sayur – sayuran seperti kangkung cabut, ayam, dan sawi. Adapun ubi – ubin dan kacang – kacangan, seperti ubi kayu, keladi dan kacang tanah. Produk sayuran, ubi, dan kacang yang dijual petani berdasarkan hasil panen yang diusahakan. Secara umum alasan sebagian besar petani menggunakan saluran tataniaga satu karena petani beransumsi akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar,dan dibandingkan menujualnya ke pedagang pengecer. Sistem pembayaran dalam saluran tataniaga ini adalah secara tunai. Saluran Tataniaga 2 Petani Pedagang Pengecer Konsumen

Saluran tataniga 2 merupakan saluran tataniaga yang terdiri dari petani, pedagang pengecer dan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa banyaknya 8 responden yang menjual kepada pedagang pengecer kemudian pedagang pengecer menjual kembali kepada konsumen. Secara umum responden petani yang memasarkan hasil pada pedagang pengecer dikarnakan petani ingin mendapatkan uang secara cepat. Dalam sistem pembayaran yang dilakukan pedagang pengecer ke petani adalah secara tunai.


189

Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga

Margin tataniaga merupakan selisih harga antara harga jual dengan harga beli yang dilakukan oleh lembaga tataniaga. Besarnya margin tataniaga biasa ditentukan akibat dari besarnya biaya tataniaga yang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan disetiap lembaga yang terkait dalam kegiatan tataniaga suatu produk.

Komponen tataniaga yang ada diantaranya komponen biaya pengangkutan, biaya pengemasan dan biaya retribusi. Biaya tataniaga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya – biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga tataniaga untuk proses penyaluran barang dari lembaga tataniaga yang satu ke lembaga lainnya. Kegiatan tataniaga jagung manis melalui lembaga tataniaga yang ada di Kelurahan Klamalu ini hanya dilakukan melalui satu lembaga tataniaga saja, yaitu pedagang pengumpul. Petani menjual jagung manis kepada pedagang pengumpul, kemudian pedangang pengecer menjualnya kepada konsumen. Rata – rata besarnya margin, biaya, dan keuntungan tataniaga pada saluran tataniaga di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat dapat dilihat dalam Tabel 19

Tabel 19. Rata – Rata Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Beras Lokal Pada Setiap Lembaga

di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019 Saluran Harga Beli Harga Jual marjin Biaya Keuntungan Tataniaga kulit kupas kulit Kupas Kulit Kupas (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) Petani

Pedagang Pengecer 10.000 8 000 12.000 9.000 1.000 2.000 5.640 48.125 Sumber Data Primer 2019

Tabel 19 menunjukkan bahwa rata - rata margin tataniaga pada tingkat pedagang pengecer adalah sebesar Rp 1.000 untuk jagung kulit dan Rp 2.000 untuk jagung kupas per kg. Harga beli pada tingkat petani pengecer adalah sebesar Rp 10.000 untuk harga jagung kulit dan Rp 8.000 untuk harga jagung kupas per kg. Sementara harga jual yang dari pedagang kekonsumen adalah sebesar Rp 12.000 harga jagung kulit dan harga jagung kupas Rp 9.000. Adapun biaya – biaya yang dikeluarkan yaitu berupa biaya pengemasan maupun biaya transfortasi sebesar Rp 5.640 dalam satu penjualan. Rata – rata keuntungan yang diperoleh pedagang pegecer adalah sebesar Rp 48.125 dalam satu kali penjulan.

Keuntungan Pemasaran Petani

Besarnya Keuntungan yang diperoleh oleh petani merupakan hasil pengurangan antara penerimaan yang didapat oleh petani di kurangi dengan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran dan penyaluran jagung manis dapat dilihat dalam Tabel 19

Tabel 19 menunjukkan bahwa rata – rata keuntungan yang petani yang menjualnya secara langsung di pondok- pondok pinggir jalan lebih tinggi lebih tinggi yaitu sebesar Rp 21.884.309. Dibandingkan menjual jagung manis kepada pengecer lebih murah sebesar 63.800. Sehingga petani lebih sering menjual sendiri hasil panennya lebih banyak menguntung dibandingkan dijual kepengecer.

Efisiensi Tataniaga Efisiensi tataniaga dalam penelitian ini merupakan kemampuan suatu lembaga tataniaga, dalam

menyaluran jagung manis dari tingkat petani ke tingkat konsumen dengan biaya yang rendah mungkin, dan keuntungan yang maksimal. Jadi semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka kegiatan tataniaga akan semakin efisien. Nilai efisiensi didapat dengan membagi nilai marjin tataniaga ( selisih antara harga jual


190

dan harga beli) dengan biaya tataniaga kemudian dikalikan dengan 100%. Rata – rata efisiensi tataniaga jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat dapat dilihat pada Tabel 20 Tabel 20. Rata – Rata Keuntungan Petani di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Baupaten Sorong

Tahun 2019 Tempat Pemasaran Rata-Rata Harga Jual Rata- Rata

Penjualan (Kg) (Rp/Kg) Penerimaan (Rp) Kulit Kupas Kulit Kupas

Konsumen 1.553 274 12.500 9.000 21.884.309 Pedagang Pengecer 88,5 87,5 10.000 8.000 63.800

Sumber Data Primer 2019

Tabel 21. Rata – Rata Efisiensi Tataniaga Jagung Manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong Tahun 2019

Saluran Tataniaga Jumlah Margin Biaya Efisiensi Pembelian Tataniaga Tataniaga Tataniaga Pembelian Tataniaga Tataniaga Tataniaga (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (%)

Kupas Kulit Kupas Kulit

Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen 1.130 2.260 1.000 2.000 1.130 1.170

Sumber Data Primer 2019 Tabel 21 menunjukkan bahwa rata – rata nilai efisiensi tataniaga yang diperoleh pedagang

pengecer lebih besar 100% yaitu sebesar 1.170 %. Nilai efisiensi tersebut sangatlah besar. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah biaya tataniaga yang kecil serta mampu memasarkan produk dalam jumlah yang besar, sehingga lembaga tataniaga tersebut dapat dapat dikatakan efesiensi.

Kendala Dalam Usahatani Jagung Manis

Banyak kendala yang dihadapi oleh petani responden menjadi penghambat bagi pengembangan usahatani jagung manis di Kelurahan Klamalu. Sebaran responden berdasarkan kendala yang dihadapi oleh petani jagung manis yaitu modal, ketersediaan pupuk, lembaga tataniaga, wilayah pemasaran terbatas. Kendala yang dihadapi mulai proses produksi hingga pada proses pemasaran, diantaranya (1) memiliki modal yang terbatas, sebagai kendala dalam usahatani, banyaknya tanggungan di dalam keluarga maupun mempengaruhi besarnya pengeluaran, sehingga pendapatan yang seharusnya digunakan untuk modal usahatani digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga seperti, biaya pendidikan, dan pengeluaran sehari – hari, (2) etersediaan pupuk yang tidak selalu ada

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, bahwa seluruh petani mengatakan bahwa ketersediaan pupuk yang tidak continue menjadi kendala dalam usahatani. Hal ini disebabkan bahwa ketersediaan pupuk di Kelurahan Klamalu sering mengalami kendala berupa keterlambatan pengiriman pupuk yang bisanya digunakan oleh petani ditingkat pedagang. Ketiadaan Lembaga pemasaran berupa koperasi dan pedagang pengumpul. Berdasarkan kondisi di lapangan di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat. Produksi jagung manis yang dihasilkan oleh petani di Kelurahan Klamalu relatif besar, hanya terdapat 1 unit Koperasi akan tetapi koperasi tersebut tidak digunakan lagi. Sehingga petani membuat pondok – pondok pinggir jalan baik dekat


191

rumah maupun dekan lahan yang diusahakan, dan menjual sendiri lebih menguntungkan dibandingkan menjual hasil panennya kepada pengecer.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung Manis

Pada Penelitian ini faktor – faktor yang diduga mempengaruhi besarnya produksi jagung manis (Y) yaitu luasan lahan (X1) dengan satua Ha, modal (X2) dengan satuan rupiah, curaha tenaga kerja (X3) dengan satuan HKP.

Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2014 : 277), “analisis regresi linear berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen, apabila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor lahan (X1), Modal (X2), curahan kerja (X3), yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani (Y). Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi software spss versi 22

Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 155,192 217,045 ,715 ,481 LAHAN(X1) 3492,641 533,161 ,722 6,551 ,000 MODAL(X2) ,000 ,000 ,291 2,542 ,017 CURAHAN KERJA(X3)

-5,013 6,844 -,062 -,733 ,470

Dependent Variable: ProduksiI(Y) Sumber : Data Primer 2019 Persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan Tabel hasil analisis regresi linear berganda sebagai berikut.

Y = 155,192 + 3492,641 X1 + X2 – 5,013X3 + e Dimana : X1 : Lahan X2 : Modal X3 : Curahan Kerja Y : Produksi Penjelasan persamaan tersebut sebagai berikut :

a. Constanta sebesar 155,192; artinya jika variabel luas lahan, modal,dan produksi. Maka pendapatan petani jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat nilainya sebesar Rp 5.566.

b. Koefisien regresi variabel modal dalam ushatani responden memakai modal sendiri tanpa ada pinjaman,dan tidak ada tenaga kerja dalam proses penanama sampai pemanen,dan pemasaran.

c. Koefisien regresi variabel luas lahan sebesar 3492,641, artinya jika luas lahan yang digunakan semakin luas maka hasil produksi akan meningkat pula.


192

d. Koefisien regresi variabel curahan kerja kerja sebesar -5,013, artinya petani hanya memakai tenaga kerja dalam keluarga tanpa ada tenaga kerja dari luar keluarga. Sehingga petani tidak lagi mengeluarka biaya untuk upah buruh kerja dalam proses penanam sampai pemanenan.

UJI F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yaitu Lahan (X1), Modal (X2), dan Curahan Kerja (X3) secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat (pendapatan). Hipotesis yang akan diuji adalah: H₀ : Diduga luas lahan, modal dan curahan kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan produksi jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Ha : Diduga luas lahan, modal, dan curahan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 23. Uji Hasil Uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 28260730,758 3 9420243,586 56,942 ,000b Residual 4301300,225 26 165434,624 Total 32562030,983 29

a. dependent variable: produksi(y) b. predictors: (constant), curahan kerja(x3), lahan(x1),modal(x2) sumber : data primer 2019 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hiting sebesar 56,942. dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, a = 0,05, df = 3, dan df2 = 26, diperoleh nilai F Tabel sebesar 2,565. Karena nilai F hitung > f Tabel, yaitu 56,942 >2.565, maka H₀ ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa secara simulta variabel lahan, modal dan curahan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung manis di Kelurahan Distrik Mariat Kabupaten Sorong.

Uji T (Parsial)

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk menguji apakah ada variabel bebes ( luas lahan, modal, dan curahan kerja) secara parsial terhadap variabel bebas, yaitu pendapatan petani:

Tabel 24. Hasil UJI T Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 155,192 217,045 ,715 ,481 LAHAN(X1) 3492,641 533,161 ,722 6,551 ,000

MODAL(X2) ,000 ,000 ,291 2,542 ,017

CURAHAN KERJA(X3) -5,013 6,844 -,062 -,733 ,470

Y = Produksi


193

1. Pengujian koefisien regresi variabel Lahan (X1) 2. Hipotesis yang akan diuji :

Berdasarkan Tabel 24 menunjukkan hasil uji parsial yaitu lahan (x1), modal (x2) dan curahan tenaga kerja (x3). Lahan dan modal berpengaruh signifikan terhadap tingkat produksi jagung manis yaitu tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 sedangkan curahan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung manis dengan tingkat signifikan 0,470 (0,470 >0,05)

Analisis Koefosien Determinasi (R²)

Analisis Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (luas lahan, modal, dan curahan kerja) secara bersama – sama terhadap pendapatan petani jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 25. Analisis Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

,932a ,868 ,853 406,7366

Predictors: (Constant), Curahan Kerja(X3), Lahan(X1), Modal(X2) Berdasarkan output diperoleh angka R Square sebesar 0,868 atau 86,8%. Hal ini menunjukkan

bahwa persentase sumbaangan variabel pengaruh variabel bebas, yaitu luas lahan (X1), modal (X2), dan curahan kerja (X3). Terhadap pendapatan petani jagung manis di Keluran Klamalu Distrik Mariat Sebesar 86,8%. Sedangkan sisanya sebesar 13,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimaksud dalam model penelitian ini.

Pembahasan

Dari hasil penelitian maka didapatkan bahwa untuk variabel lahan (X1), dan curahan kerja (X3 berpengaruh positif signifikan terhadapat variabel penawaran hal ini dapat dilihat dari nilai persamaan regresi berganda untuk (X1), dan curahan kerja (X3) memiliki nilai positif dan memiliki nilai signifikan dibawah nilai tingkat kepercayaan 95% (0,05) dapat dilihat pada Tabel persamaan regresi berganda bagian signifikan. Sedangkan untuk variabel modal berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini dapat dilihat dan dijelaskan dari hasil perhitungan nilai P value untuk variabel modal memiliki nilai negatif dan memiliki nilai signifikan lebih kecil dari nilai kepercayaan 0,05.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Rata – rata produksi yang dihasilkan dari usahatani jagung manis di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong adalah sebesar 1.827 kg/ha dalam satu kali musim tanam, dengan rata – rata luasan lahan 0,39 Ha. Produksi tersebut belum mencapai hasil yang maksimal karena belum di imbangin dengan teknologi budaya yang tepat.

2. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dilihat bahwa yang paling berpengaruh terhadap variabel produksi jagung manis adalah variabel lahan dengan nilai koefisien regresi sebesar 3.492,641 (31 persen). Variabel curahan kerja berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefesien regresi sebesar - 0,013 (39 persen). Sedangkan variabel biaya modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produksi. Hal ini dapat ditunjukkan nilai signifikan (P value) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.


194

3. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F (secara bersama-sama atau simultan) dapat dijelaskan bahwa kelima variable yaitu harga (X1), biaya produksi (X2), lahan (X3), produksi (X4), biaya transportasi (X5) dan harga pesaing (X6) secara bersama-sama berpengaruh terhadap penawaran (Y). Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 11,186 dengan angka signifikansi (P Value) sebesar 0,047

4. Nilai koefisien determinasi (R2 ) yang dihasilkan adalah 0,64. Hal ini berarti sebesar 64 persen perubahan variabel penawaran (Y) dapat dijelaskan oleh perubahan variabel lahan (X1), modal (X2), curahan kerja (X3), secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar 36 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

5. Hanya terdapat 2 saluran tataniaga jagung manis yang ada di Kelurahan klamalu Distrik Mariat, yaitu : Petani Konsumen;

a. Petani Pedagag Pengecer Konsumen. 6. Rata – rata keuntungan petani dapatkan apabila dijual sendiri lebih besar yaitu Rp 21.884.309,

dibandingkan petani yang menjul hasil jagung manis dipedagang pengecer hanya yang hanya sebesar Rp 568.167.

7. Berdasarkan hasil perhitungan, efisiensi tataniaga yang diperoleh pedagang pengecer lebih besa dari 100% yaitu sebesar 1.170%. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga tataniaga tersebut efisien.

8. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh petani di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat, Yaitu:

9. Modal yang dimiliki petani terbatas, 2.Ketersediaan pupuk yang tidak selalu ada, 3. Ketiadaan lembaga pemasaran berupa koprasi dan pedagang pengumpul, 4. Wilayah pemasaran yang terbatas.

Saran

1. Bagi Pemerintah. Agar dapat lebih memperhatikan setiap petani manis di Provinsi Papua Barat khususnya di Kabupaten Sorong Distrik Mariat Kelurahan Klamalu agar mereka dapat memperbaiki tingkat Produksi Jagung Manis dengan memperhatikan tiga aspek penting yang menjadi bahan penelitian, faktor-faktor tersebut adalah lahan, modal dan curahan kerja.

2. Peneliti Sejaljutnya. Diharapkan penelitian yang akan datang, sampel yang digunakan lebih banyak sehingga hasil dari analisis dari penelitian yang didapatkan akan lebih akurat. Melakukan penelitian dengan aspek yang sama dengan menambahkan variabel yang menyangkut aspek tersebut untuk lebih mengetahui variabel-variabel lain yang mempengaruhi penawaran, diluar variabel yang telah diteliti penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Aznur Amin,2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen Dalam Mengomsumsi Beras Oransbari Di Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan.(Skripsi)

BPS Papua Barat,2011.Papua Barat Dalam Angka 2011-2015.Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong.

Cristoporus., Sulaeman. 2009. Analisis Produksi Dan Pemasaran Jagung Di Desa Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. Vol. 16 No. 2 : 141- 142.

jurnal sosio agri papua vol 9 no 2 desember 2020

Documents