jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

13
Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elektronika dengan Menyisipkan Kompetensi Dasar Perakitan Komputer pada Siswa Kelas X AV 1 ( Audio Video ) SMKN 39 dengan Menggunakan Metode Discovery Ermawan Sulistyo Alumni Angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Bambang Dharmaputra Dosen Teknik Elektro FT-UNJ Satrio Iman Pratomo (Editor) Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008) The purpose of this study was to seek an increase in learning outcomes Mastering the basics by inserting Electronics Assembly Basic Computer Competency Discovery metho d. Based on the results of observation studies have been conducted, it appears that the use of Discovery in research methods proven to improve the quality of student learning. Therefore, this learning model can be used for variety of subjects learning models basic theory of electronics that require cognitive and creativity of students. Kata Kunci : Metode Discovery, Kompetensi Dasar, Peningkatan Hasil Belajar. Latar Belakang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang telah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah SMKN 39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah telah merancang struktur kurikulum yang sangat baik mencakup mata pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan. Dimana, telah disusun bahwa program pendidikan dan pelatihan dibagi tiga, yaitu Normatif, Adaptif, dan Produktif. Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (1)

Upload: str-balondero

Post on 22-Jun-2015

945 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elektronika dengan Menyisipkan Kompetensi Dasar Perakitan Komputer pada Siswa Kelas X AV 1 ( Audio Video ) SMKN 39 dengan

Menggunakan Metode Discovery

Ermawan SulistyoAlumni Angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Bambang DharmaputraDosen Teknik Elektro FT-UNJSatrio Iman Pratomo (Editor)

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008)

The purpose of this study was to seek an increase in learning outcomes Mastering the basics by inserting Electronics Assembly Basic Computer Competency Discovery method. Based on the results of observation studies have been conducted, it appears that the use of Discovery in research methods proven to improve the quality of student learning. Therefore, this learning model can be used for variety of subjects learning models basic theory of electronics that require cognitive and creativity of students.

Kata Kunci : Metode Discovery, Kompetensi Dasar, Peningkatan Hasil Belajar.

Latar Belakang

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri.

Salah satu sekolah menengah kejuruan yang telah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah SMKN 39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah telah merancang struktur kurikulum yang sangat baik mencakup mata pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan. Dimana, telah disusun bahwa program pendidikan dan pelatihan dibagi tiga, yaitu Normatif, Adaptif, dan Produktif.

Berbeda dalam kurikulum 2004, dimana KBK merupakan sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Pada tahun 2006 untuk siswa kelas X semua sekolah wajib menyusun KTSP tanpa pengecualian, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pendidikan di sekolah berbeda-beda. Akan tetapi satuan pendidikan boleh mengadopsi atau mengadaptasi model KTSP yang tersedia dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi peserta didik serta kondisi sumber daya pendidikan sekolah yang bersangkutan.

SMKN 39 merupakan salah satu bagian dari pendidikan formal yang memiliki 3 (tiga) program studi. Salah satu diantaranya yaitu audio video. Program studi audio video mempunyai beberapa kompetensi yang seluruhnya dijadikan judul mata diklat. Salah satu dari mata diklat itu yaitu Teori Dasar Elektronika dengan Standar Kompetensi Menguasai Dasar-dasar

Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (1)

Page 2: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

Elektronika. Mata Diklat ini diberikan pada kelas X semester 1.

Realitas yang ada di tingkat sekolah menengah kejuruan memperlihatkan banyak siswa yang menganggap bahwa proses pembelajaran Teori Dasar Elektronika dalam hal teori sebagai sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, kurang variatif, dan keluhan lainnya sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi Menguasai Dasar-dasar Elektronika tidak memenuhi KKM yang diminta sekolah sebesar 72 dengan kata lain hasil yang diperoleh tidak maksimal. Selain itu berdasarkan tuntutan dari dunia industry mengharapkan sekolah agar mempelajari ilmu pengetahuan terbaru yang sedang berkembang saat ini.

Perumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang, identifikasi masalah, dank arena adanya tuntutan dari siswa serta hasil diskusi dengan guru kolaborator, maka pada penelitian ini masalah dibatasi pada : “ Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar teori dasar elektronika dengan menyisipkan Kompetensi Dasar Perakitan Komputer menggunakan metode Discovery? “

Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis bertujuan untuk mengupayakan adanya peningkatan hasil belajar Menguasai Dasar-dasar Elektronika dengan menyisipkan Kompetensi Dasar Perakitan Komputer menggunakan metode Discovery dengan cara mencari dan membuat informasi tersebut dari berbagai sumber yang ada.

Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru karena dapat menumbuhkan kebiasaan menulis, berpikir analitis, dan ilmiah.

2. Guru dikelas karena dapat membantu memperbaiki mutu pelajaran, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya.

3. Guru Elektronika yang diharapkan apat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran dikelas guna meningkatkan hasil belajar siswanya, mengingat banyak sumber belajar yang dapat merangsang kreativitas siswa karena guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

4. Mahasiswa yang ingin meneliti tentang peningkatan hasil belajar siswa SMK sehingga peneliti berharap penelitian yang telah disusun ini dapat menjadi bahan masukan dan referensi untuk penelitian sejenis.

5. Bagi peneliti sebagai calon pendidik dalam bidang Elektronika agar dapat menambah wawasan pengetahuan untuk menangani masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran TDE, sehingga dapat menerapkan metode yang tepat dalam proses belajar-mengajar sehingga mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengajar.

6. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk lebih giat belajar agar hasil belajar yang diperoleh lebih memuaskan, serta kelak kompetensi ini dapat dipergunakan didunia kerja

2 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8

Page 3: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

sehingga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Kajian Teori

Metode Discovery

Metode pembelajaran Discovery menuntut siswa untuk aktif, sehingga apa yang didapat siswa seolah-olah itu adalah hasil penemuannya. Menurut Garin yang dikutip oleh M. Amin Discovery adalah suatu proses mental dimana siswa atau individu mengasimilasikan konsep-konsep dan prinsip-prinsip.

Menurut Encyclopedia of Educational Research, discovery merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Di dalam metode discovery guru berperan sebagai pembimbing belajar dan fasilitator. Sebagai pembimbing guru harus merencanakan, mengorganisasikan, dan mengontrol kegiatan belajar siswa. Merencanakan berarti menentukan tujuan belajar, apa yang harus dilakukan siswa dengan sedikit bimbingan dari guru untuk mencari untuk menemukan suatu jawaban dan mengenali suatu masalah melalui ; mendefinisikan masalah, memformulasikan konsep, mengumpulkan data, membuat laporan, menguji hipotesis, menarik kesimpulan, menetapkan kesimpulan.

Keuntungan discovery seperti dinyatakan Bruner yang dikutip oleh Amin sebagai berikut, siswa akan memahami konsep-konsep dasar, ide-ide yang baik membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri,

memberikan kepuasan yang sifatnya intrinsik, situasi proses belajar mengajar juga lebih merangsang siswa.

Sedangkan untuk kerugiannya adalah waktu yang diperlukan lebih banyak bagi siswa yang lama mengerjakan tugas dapat merasa rendah diri, kadang-kadang siswa memiliki kecenderungan untuk segera menyelesaikan dan menemukan sesuatu tanpa landasan yang cukup kuat sehingga beban guru bertambah berat, sebab mereka harus mempersiapkan bahan dan peralatan sebaik-baiknya termasuk menghadapi siswa dikelas dengan kemajuan belajar yang berbeda-beda.

Teori Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Menurut Hamalik, belajar adalah pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain perubahan yang terjadi secara sadar yakni kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa harus didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri, kemudian perubahan yang bersifat kontinyu dan fungsional yaitu, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, serta perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan maka, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dimana perubahan tersebut terjadi secara sadar yang

Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (3)

Page 4: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

didasari oleh keinginan dari dalamnya sendiri.

Teori Belajar Menurut Konstruktivisme

Menurut Teori Belajar Konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimiliknya. Seymour Papert mengatakan Konstruktivisme adalah teori pengetahuan yang berpendapat bahwa manusia menghasilkan pengetahuan dan makna dari pengalaman mereka.

Sedangkan menurut Vygotsky mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi teman sebaya atau teman yang lebih mampu. Vygotsky menekankan juga pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan social dalam pembentukan pengetahuan yang menurutnya interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang.

Menurut pandangan Konstruktivisme keberhasilan belajar bukan hanya bergantung lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan awal siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata, hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Piaget yaitu belajar merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus kedalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk kedalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.

Teori Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Pendekatan belajar tuntas adalah suatu usahah dalam pendidikan yang bertujuan memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu. Dengan menempatkan pembelajaran tuntas (Mastery Learning) sebagai salah satu prinsip utama dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berarti pembelajaran tuntas merupakan sesuatu yang harus dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah.

Prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas adalah :

1. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan dengan urutan yang hirarkis.

2. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback.

3. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan.

4. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih awal. (Gentile & Lalley : 2003).

Perbedaan antara Pembelajaran Tuntas dengan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas

4 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8

Page 5: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal.

Kerangka Berpikir

Metode mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar. Semakin baik metode mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar maka akan semakin baik pula peningkatan hasil belajar siswa. Metode belajar yang baik apabila guru dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar itu, sehingga seolah-olah siswalah yang menemukan konsep itu dan siswa akan merasa bangga akan hal itu dan konsep yang ditemukannya tadi akan mudah diingat dan sukar hilang dalam struktur kognitif siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Langkah-langkah dalam menyusun rencana tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rumuskan cara perbaikan yang ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan.

Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.

2. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan.

Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaannya. Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan dan tindakan tersebut dilakukan dengan cara mengintervensi kegiatan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan Hipotesis Tindakan sebagai berikut : “Apabila dalam menjelaskan materi pelajaran menguasai dasar-dasar Elektronika guru menerangkannya disertai dengan memberikan contoh-contoh konkret, memberikan penugasan berupa pencarian infomasi tentang materi yang belum dibahas melalui berbagai sumber dan membuat kelompok kerja untuk praktikum, maka hasil belajar siswa akan meningkat”.

Proses Hasil Belajar Teori Dasar Elektronika

Sebelum guru mengajar, sadar atau tidak guru berkata dalam hatinya “ Apa manfaatnya bagi siswa setelah mempelajari materi ini?” mulai dari pekerjaan siswa dikelas secara berkelompok maupun tugas personal yang diberikan untuk dikerjakan dirumah, segala pekerjaan harus menjanjikan manfaat bagi diri siswa atau siswa tidak akan memiliki motivasi untuk belajar. Hasil belajar siswa di sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut :

Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (5)

Page 6: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

HB = X – Y

Dimana :

HB : Hasil Belajar Siswa

X : Apa yang diperoleh siswa

Y : Apa yang dilupakan siswa

Jadi HB itu akan tinggi jika X tinggi dan Y rendah, dan inilah tugas guru untuk mengelola pembelajarannya. Kebanyakan kita hanya menganggap bahwa X itu adalah materi apa yang diberikan guru kepada murid, padahal itu dapat diperoleh siswa dari berbagai sumber. Misalnya lewat perpustakaan, penugasan, praktikum di sekolah, internet, dan berbagai sumber yang dikelola guru, guru harus menjadi inspirasi muridnya untuk giat mencari ilmu dari berbagai sumber, bukan mendiktekan materi ajar yang mungkin sudah ketinggalan dan tidak menarik lagi.

Metodologi PenelitianPenelitian dilakukan di SMKN 39 Jakarta Pusat terhadap siswa kelas X AV ( Audio Video) 1 yang berjumlah 34 orang yang terdiri dari 26 siswa dan 8 siswi, tahun ajaran 2009/2010 pada semester ganjil. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan analisisnya melalui kajian-kajian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif. Pengembangan program didasarkan pada data-data dan informasi dari siswa, guru, dan setting sosial kelas secara ilmiah melalui tiga tahapan siklus penelitian tindakan kelas. Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode

Discovery, dimana siswa mendapatkan tugas dari guru untuk mencari dan membuat informasi tentang materi yang akan dibahas melalui berbagai sumber yang dimaksudkan agar siswa turut aktif mencari informasi selain dari buku pelajaran yang berkaitan dengan materi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X AV 1 SMKN Jakarta Pusat semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.

Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 39 Jakarta Pusat yang beralamat di Jl. Cempaka Putih Tengah VI No. 2 Jakarta Pusat. Kelas yang dipakai sebagai objek penelitian adalah kelas X AV 1 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 26 orang siswa dan 8 orang siswa siswi. Kelas X AV 1 dipilih berdasarkan hasil wawancara bahwa kelas X AV 1 tersebut khusus dipilih karena kolaborator ingin menggunakan suatu metode pembelajaran yang baru.

Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan pembelajaran pada siklus pertama yang dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2009 telah didiskusikan terlebih dahulu dengan kepala program studi (Kaprodi), guru pamong sebagai kolaborator dan berpegang kepada program kerja guru pamong dan akan dilakukan di kelas X Audio Video 1 (untuk selanjutnya disingkat AV).

Pelaksanaan Tindakan (Action)

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan RPP. Pada siklus 1 peneliti mengadakan pembelajarandengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Pada pertemuan pertama diberikan pre test sebanyak 10 soal sebelum pelajaran

6 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8

Page 7: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

berlangsung. Pre rest di buat dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10 butir dan waktu mengerjakan 10 menit, soal dibuat berdasarkan indicator yang dibuat oleh guru.

Pengamatan Tindakan (observing)

Selama siswa melakukan diskusi presentasi tugas yang telah mereka buat dirumah secara berkelompok, peneliti bekerjasama dengan guru kolaborator untuk melakukan pengamatan pelaksanaan tindakan kelas siklus 1 dengan mengamati aktivitas siswa dalam diskusi presentasi tersebut.

Refleksi

Setelah peneliti melaksanakan proses pembelajaran dan pengamatan, langkah selanjutnya adalah mengadakan refleksi, merenungkan dan mendiskusikan hasil dari siklus 1 dengan kolaborator, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, apa kelebihan dan apa kekurangan perencanaan serta tindakan yang telah dilakukan, serta bagaimana rata-rata hasil belajar mata pelajaran Menguasai Teori Dasar Elektronika siswa setelah diberikan tindakan.

Kesimpulan Penelitian

Dari hasil diskusi dengan guru kolaborator untuk merancang tindakan siklus 2 (dua), hal-hal yang perlu dilakukan oleh peneliti antara lain :1. Guru harus terbiasa menghadapi situasi dalam kelas sehingga dapat membantu siswa yang bermasalah dalam pembelajaran pada saat diskusi presentasi.2. Agar lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, peneliti harus memberikan pujian pada siswa yang bertanya dan mampu menjawab pertanyaan.

3. Dalam menyampaikan materi peneliti dituntut lebih tenang dan jangan terlalu cepat.4. Peneliti harus lebih jelas dalam memberikan pengarahan tentang tugas yang akan diberikan kepada siswa5. Peneliti harus lebih tegas menegur siswa yang mengobrol selama proses pembelajaran di kelas. Peneliti merubah posisi duduk siswa yang sering bercanda di belakang menjadi di depan dengan alasan untuk memfokuskan siswa tersebut terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan bagi siswa yang berbicara tentang hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Kesimpulan

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery dapat menambah ilmu pengetahuan, keahlian, kemampuan bertanya siswa, sikap menghargai pendapat orang lain, dan menuntut siswa untuk dapat menguasai kompetensi yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kemampuan akademiknya dalam raport.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery membuat siswa menjadi lebih aktif dan memberikan kesempatan siswa untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan sehingga timbul suatu interaksi dan menumbuhkan kerjasama.

3. Melalui metode Discovery membuat siswa lebih berani mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran dikelas.

4. mendorong motivasi siswa untuk menemukan jawaban atau solusi dari permasalahan yang ada. Hal itu membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar.

Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (7)

Page 8: Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)

Saran

1.  Buku Pelajaran dan Guru bukan satu-satunya sumber pembelajaran karena dengan memberinya tugas mencari dan membuat solusi dari suatu permasalahan dapat memperkuat pemahaman dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Sebelum diaktifkan atau dimulai suatu pelajaran harus dipahami dulu silabus dan RPP karena guru dituntut untuk mengolah materi pembelajaran menjadi kegiatan belajar mengajar sesuai dengan standar kompetensi kelulusan suatu kurikulum dan tuntutan dunia industri.

3. Materi pengajaran teori hendaknya diberikan pemahaman dasar-dasar yang kuat dan dapat diaplikasikan sesuai perkembangan teknologi. sedangkan media untuk praktik hendaknya diperbaharui mengikuti perkembangan zaman dan teknologi sehingga pengalaman siswa selama pembelajaran yang berlangsung disekolah dapat diaplikasikan dengan baik dilingkungan kerja nantinya.

Daftar Pusaka

Ortrun Zuber-Skerritt. 1992 Action Research In Higher Education Example and Reflections. London N1 9JN, Kogan.

Salmeto. 1991 Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.

Suwarsih Madya. 2006 Teori dan Praktek penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Wayan Sadia. 1993 Jurnal Dampak Pengajaran Fisika dengan Metode Discovery Inquiry terhadap Sikap Ilmiah, Konsep Diri, dan Sikap Mandiri serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar Fisika SMA di Bali. Majalah Ilmiah UNUD 19: 113 – 117.

8 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8