jurnal kelautan, agustus 2016 tingkat klorofil-a di...

15
Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 ANALISIS KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON DENGAN TINGKAT KLOROFIL-a DI PERAIRAN KELURAHAN SENGGARANG KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU Dila Norasyikin (110254241079) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Program Studi Ilmu Kelautan ABSTRAK Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Analisis Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-a Di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Dari hasil penelitian Analisis Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-a di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. , pada titik 1 31 ditemukan 23 jenis fitoplankton dari kelas fitoplankton, yaitu: kelas Cyanophyceae, Dinophyceae, Baccilariophyceae dan Chlorophyceae. Sedangkan pada titik 1 31 ditemukan 31 jenis zooplankton dari 9 filum zooplankton, yaitu : filum Cnidaria, Rotifera, Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora, Chordata, Bryzoa dan Protozoa. Hasil data perhitungan analisis regresi linear berganda adalah Y= 0.1465x + 0.7614 + 0.0263 + 65.446. jadi, hubungan antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton dengan tingkat klorofil a berbanding lurus tetapi pada zooplankton memiliki hubungan yang lemah sedangkan pada fitoplankton memiliki hubungan yang kuat. Kata kunci: jenis fitoplankton dan kelimpahan fitoplankton, jenis zooplankton dan kelimpahan zooplankton, kandungan klorofil-a dan tingkat klorofil-a, Analisis Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-a Di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. ABSTRACT The purpose of this study is to determine the abundance of phytoplankton and zooplankton analysis of the level of chlorophyll-a Waterway Village Senggarang District of Tanjungpinang City Riau Islands Province. From the research results Phytoplankton and Zooplankton Abundance Analysis by Level of Chlorophyll-a in Water Village Senggarang District of Tanjungpinang City Riau Islands Province. , At the point 1-31 found 23 species of phytoplankton phytoplankton classes, namely: class Cyanophyceae, Dinophyceae, Baccilariophyceae and Chlorophyceae. While at the point 1-31 found 31 species of

Upload: phungnhu

Post on 27-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016

ANALISIS KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON DENGAN

TINGKAT KLOROFIL-a DI PERAIRAN KELURAHAN SENGGARANG

KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Dila Norasyikin (110254241079)

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Program Studi Ilmu Kelautan

ABSTRAK

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Analisis Kelimpahan Fitoplankton

dan Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-a Di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan

Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Dari hasil penelitian Analisis Kelimpahan

Fitoplankton dan Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-a di Perairan Kelurahan

Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. , pada titik 1 – 31

ditemukan 23 jenis fitoplankton dari kelas fitoplankton, yaitu: kelas Cyanophyceae,

Dinophyceae, Baccilariophyceae dan Chlorophyceae. Sedangkan pada titik 1 – 31

ditemukan 31 jenis zooplankton dari 9 filum zooplankton, yaitu : filum Cnidaria, Rotifera,

Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora, Chordata, Bryzoa dan Protozoa.

Hasil data perhitungan analisis regresi linear berganda adalah Y= 0.1465x + 0.7614 +

0.0263 + 65.446. jadi, hubungan antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton dengan

tingkat klorofil – a berbanding lurus tetapi pada zooplankton memiliki hubungan yang

lemah sedangkan pada fitoplankton memiliki hubungan yang kuat.

Kata kunci: jenis fitoplankton dan kelimpahan fitoplankton, jenis zooplankton dan

kelimpahan zooplankton, kandungan klorofil-a dan tingkat klorofil-a, Analisis Kelimpahan

Fitoplankton dan Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-a Di Perairan Kelurahan

Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau.

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the abundance of phytoplankton and zooplankton

analysis of the level of chlorophyll-a Waterway Village Senggarang District of

Tanjungpinang City Riau Islands Province. From the research results Phytoplankton and

Zooplankton Abundance Analysis by Level of Chlorophyll-a in Water Village Senggarang

District of Tanjungpinang City Riau Islands Province. , At the point 1-31 found 23 species

of phytoplankton phytoplankton classes, namely: class Cyanophyceae, Dinophyceae,

Baccilariophyceae and Chlorophyceae. While at the point 1-31 found 31 species of

Page 2: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

zooplankton from 9 phyla of zooplankton, namely: phylum Cnidaria, Rotifera, Ciliophora,

molluscs, arthropods, Ctenophora, Chordata, Bryzoa and Protozoa.

The result of the calculation data multiple linear regression analysis is Y = 0.1465x +

0.7614 + 0.0263 + 65 446. so, the relationship between the abundance of phytoplankton

and zooplankton to the level of chlorophyll - a proportional but on zooplankton have a

weak relationship while on phytoplankton have a strong relationship.

Keywords: types of phytoplankton and abundance of phytoplankton, zooplankton type and

abundance of zooplankton, chlorophyll-a and chlorophyll-a levels, Phytoplankton and

Zooplankton Abundance Analysis by Level of Chlorophyll-a Waterway Village

Senggarang District of Tanjungpinang City Riau Islands Province.

PENDAHULUAN Plankton ( khususnya fitoplanktondan

zooplankton) merupakan salah satu

parameter yang sangat menentukan

produktifitas primer di laut. Fitoplankton

sebagai produsen yang menghasilkan

energy melalui proses Fotosintesis akan

dimanfaatkan biota laut, termasuk

zooplankton. Begitu juga dengan

zooplankton, sebagai penghubung antara

produsen dengan tingkat trofik yang lebih

tinggi, keberadaannya mempunyai

peranan yang penting dalam proses rantai

makanan(Nontji, 2008). Semua

fitoplankton memiliki klorofil terutama

klorofil-a. Jumlah klorofil-a pada setiap

individu fitoplankton tergantung pada

jenis fitoplankton, oleh karena itu

komposisi jenis fitoplankton sangat

berpengaruh terhadap kandungan

klorofil-a di perairan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganilis

hubungan kelimpahan fitoplankton dan

zooplankton dengan tingkat klorofil

terutama Klorofil - a di perairan

Kelurahan Senggarang, karena Menurut

Mulyadi, H.A. (2011) bahwa klorofil

terutama klorofil – a pada fitoplankton

berkaitan dengan zooplankton, karena

kandungan klorofil – a disuatu perairan

dapat digunakan sebagai indikator stok

fitoplankton dan menjadi petunjuk

produktivitas primer suatu perairan.

Fitoplankton itu sendiri merupakan pakan

alami bagi zooplankton.

Adapun tujuan dari penelitian ini

dilakukan di Perairan Kelurahan

Sengggarang Kecamatan Tanjungpinang

Provinsi Kepulauan Riau adalah :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis

fitoplankton dan kelimpahan

fitoplankton.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis

zooplankton dan kelimpahan

zooplankton.

3. Untuk mengetahui kandungan

klorofil-a diperairan.

4. Untuk mengetahui hubungan

kelimpahan fitoplankton dan tingkat

klorofil – a diperairan

5. Untuk mengetahui hubungan

kelimpahan zooplankton dant ingkat

klorofil – a diperairan.

6. Untuk menganalisa kelimpahan

fitoplankton dan zooplankton dengan

tingkat klorofil – a diperairan.

Page 3: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di perairan

Kelurahan Senggarang Kecamatan

Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan

Riau pada bulan Februari 2016.

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan

dalam penelitian ini di sajikan pada

Tabel 2, 3 dan 4. Yang dapat dilihat

dibawah ini :

Tabel 2. Daftar alat yang digunakan di Lapangan

No.

Alat

Kegunaan

1. Secchi disc diameter Mengukur kecerahan

2.

3.

4.

Mulititester

Saltmeter

Ember ukuran 50 L

Mengukur suhu air, DO dan Ph

Mengukur salinitas

Pengambilan sampel air di perairan

5. GPS Menentukan posisi stasiun

6. Alat Tulis, Kamera Digital Mencatat dan Dokumentasi

7. Ice Box Wadah penyimpanan sampel

8.

9.

10.

Plankton net no. 25 ukuran

40 µm

Turbiditymeter

Botol sampel 150 ml

Mengambil sampel di Perairan

Untuk mengukur kekeruhan

Untuk menyimpan sampel air

Tabel 3. Daftar alat yang digunakan di Laboratorium

No . Alat Kegunaan

1 . Sentrifuge 5430 Eppendrof Mengendapkan kertas saring

2 . Spektro UV-1800 Shimetzu

Fotometrik

Mengukur klorofil-a,

3 . Spatula Menghancurkan kertas saring

4 . Peralatan Glass (tabung reaksi, pipet

dll)

Membantu proses analisis

klorofil-a

Tabel 4. Daftar bahan yang digunakan dalam Penelitian

No. Bahan Kegunaan

1. Sampel air Bahan untuk analisis klorofil-a

dan kelimpahan fitoplankton

dan zooplankton

2. Penyaring Whatman GF/C 47 mm

Pore : 1,2 μm / 0,42

Menyaring air sampel

Page 4: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

3 . Aquades Membersihkan alat

4. Kertas Alumunium foil Membungkus sampel klorofil

5. Plastik Membungkus sampel

6.

7.

Aseton 90 %

Lugol 4%

Melarutkan kertas saring

Untu mengawetkan sampel air

fitoplankton dan zooplankton

Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah metode survey

lapangan yang akan menjadi pengamatan

langsung kelapangan. Metode dan alat

yang digunakan dalam Penelitian ini

berdasarkan parameter fisika , kimia dan

biologi ditampilkan pada Tabel 6.

dibawah ini :

Tabel 5. Metode dan alat yang digunakan dalam Penelitian ini berdasarkan

parameter fisika , kimia dan biologi

No. Parameter Satuan Alat dan Metode Keterangan

Fisika

1. Suhu °C Multitester In situ

2. Salinitas ‰ Salinitas In situ

3.

4.

Kecerahan

Kekeruhan

m

NTU

Secchi disc/visual

Turbiditymeter

In situ

In situ

Kimia

5. DO Mg/l Multitester In situ

6. PH - Multitester In situ

Biologi

6. Klorofil-a Mg/l Spektofotometrik/ekstrak

aseton

Lab

Page 5: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Metode Pengukuran

1. Penentuan Titik Sampling

Penelitian

Penentuan titik sampling

dilakukan secara acak dengan

menggunakan software Ar.Gis 10.1 dan

VSV yang datanya didapat dari Citra

Quick Bird dan Base Mab Bintan. Dalam

penelitian ini, titik sampling yang diamati

sebanyak 31 titik, dimana setiap setiap

sampel akan dilakukan 3x pengulangan di

laboratorium FIKP UMRAH.

2. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan ember yang

bervolume 50 L (50.000 ml), kemudian air

didalam ember disaring dengan

menggunakan Plankton net nomor 25

ukuran 40 µm yang dilengkapi dengan

flowmeter ukuran 150 ml. Kemudian air

yang tersaring pada flowmeter ukuran

1500 ml diletakan kedalam botol sampel

dan sampel air diberi 2 – 3 tetes lugol 4%

( . setelah itu botol sampel disimpan ice

box dan dibawa ke laboratorium FIKP

UMRAH untuk di teliti. Dimana sampel

air yang diambil akan digunakan untuk

meneliti kelimpahan fitoplankton dan

zooplankton serta kandungan Klorofil - a

di perairan.

3. Identifikasi dan Perhitungan

Kelimpahan Fitoplankton dan

Zooplankton

a. Identifikasi Jenis Fitoplankton dan

Zooplankton

Untuk identifikasi fitoplankton

digunakan mikroskop binocular optimal

dengan perbesaran 40 x dan 400 x

sedangkan zooplankton digunakan

mikroskop Binoculare optimal dengan

pembesaran 100 x dan 400 x, dimana

sampel air diletakan diatas gelas objek

sebanyak 0,05 ml dengan menggunakan

pipet tetes ,yang kemudian ditutup dengan

cover gelas diatasnya. Pedoman

identifikasi fitoplankton dan zooplankton

menggunakan buku identifikasi “ Marine

and Fresh Plankton”(Dawes,1997) dan

“Website World Registration Of Marine

Species” (Worms, (2014) dalam

Dewi,F.C. (2015). Untuk mempermudah

identifikasi, jenis fitoplankton dan

zooplankton yang diamati difoto dengan

menggunakan kamera digital / hp.

b. Kelimpahan Fitoplankton dan

Zooplankton

Untuk Penentuan kelimpahan

fitoplankton dan zooplankton dilakukan

berdasarkan metode sapuan diatas gelas

objek Segwick Rafter Fachrul (2007)

dalam Dewi,F.C. (2015). Kelimpahan

Zooplankton dinyatakan secara kuantitatif

dalam jumlah ind/ml, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Vr 1

N = n x x

Vo Vs

Page 6: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Dimana :

N : Kelimpahan fitoplankton

/zooplankton (ind / ml)

n : Jumlah sel yang diamati (ind)

Vr : Volume air yang tersaring (150

ml)

Vo : Volume air yang diamati ( 0,05

ml)

Vs : Volume air yang disaring

(10.000 ml)

c. Pengukuran Klorofil-a

Menurut Heriyanto (2009) dalam

Hidayat, R. (2009) pengukuran klorofil-

ɑ dapat dilakukan dengan metode

spectrophotometer, dimana prosedur

kerjanya sebagai berikut :

a. Air sampel yang sudah diambil

diperairan dibawa kelaboratorium untuk

dianalisis.

b. Air sampel tersebut disaring

menggunakan penyaring Whatman

sebanyak 50 ml dengan bantuan pompa

hisap (vacuum pump).

c. Setelah disaring, dibungkus

dengan kertas alumunium foil, dengan

maksud agar klorofil-a yang tersaring

tidak dapat melakukan aktivitas

fotosintesis, ini disebabkan karena

klorofil merupakan molekul yang sensitif

terhadap cahaya (Aminot dan Rey,2000

dalam Arifin, R. 2009).

d. kemudian disimpan dalam lemari

pendingin dengan menggunakan suhu

kurang lebih -20oC agar sel-sel

zooplankton yang telah disaring awet dan

untuk mempermudah pelepasan klorofil-a

dari sel-sel zooplanktonnya.

e. Kertas sampel yang digunakan

untuk menyaring air sampel tadi

dilarutkan dalam aseton 90% sebanyak 5

ml.

f. Lalu digerus dengan

menggunakan spatula untuk melarutkan

klorofil agar zooplankton pecah dan

klorofil lepas dan dapat ditangkap oleh

aseton.

g. Larutan kemudian diendapkan

menggunakan sentrifuge 5430 Eppendrof

selama 20 menit agar kertas saring

mengendap dan terpisah dari larutan

klorofil.

h. Kemudian sampel air dianalisis

dengan menggunakan metode

spectrofotometer.

i. Perhitungan konsentrasi klorofil

dilakukan dengan mengukur absorbansi

larutan sampel dengan spektrofotometer

UV-1800 Shimetzu Fotometrik dengan

panjang gelombang 665 nm dan 750 nm .

Menurut Heriyanto (2009) dalam

Hidayat, R. (2009) perhitungan

konsentrasi klorofil dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A°665 : Penyerapan spektrofotometer

pada panjang gelombang 665 nm

A°750 : Penyerapan spektrofotometer

pada panjang gelombang 750 nm

V : Ekstrak aseton ( 5 ml)

L : Panjang jalan cahaya pada cuvet

(1 cm)

S : Volume sampel yang difilter (50 ml)

11,9 : Konstanta

Klorofil-a(μg/l) = 11.9 (A°665 - A°750) V / L x 1000 / S

Page 7: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

d. Analisis Hubungan kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton dengan Tingkat

Klorofil -ɑ di Perairan

Untuk mengetahui hubungan

kelimpahan fitoplankton dan zooplankton

dengan tingkat klorofil di perairan

digunakan metode analisis regresi linear

berganda. Dari persamaan regresi dapat

diketahui kelimpahan fitoplankton dan

zooplankton yang signifikan dan paling

berpengaruh terhadap kandungan

klorofil-a pada lokasi penelitian. Secara

matematis persamaan regresi berganda

dapat digambarkan sebagai berikut

(Sudjana, 2006)

:

Dimana :

Y = Kandungan klorofil-a

a = Konstanta

x1 = Kelimpahan Fitoplankton

x2 = Kelimpahan Zooplankton

e = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis Fitoplankton dan Zooplankton

Pada titik stasiun 1 sampai dengan

31 hanya ditemukan 23 jenis fitoplankton

dari 4 kelas fitoplankton, yakni: kelas

Cyanophyceae, kelas Dinophyceae, kelas

Baccilariophyceae dan kelas

Chophyceae. Jumlah dari masing- masing

kelas fitoplankton terdapat: kelas

Baccilariophyceae ada 7 jenis, kelas

Dinophyceae ada 2 jenis, kelas

Cyanophyceaeada 6 jenis dan kelas

Chlorophyceae ada 3 jenis.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jenis

fitoplankton pada lampiran 1,2 dan 3.

Hampir di semua titik stasiun terdapat

pada kelas Baccilariophyceae pada grafik

1.

Grafik 1.Komposisi Kelas Fitoplankton di Perairan Kelurahan Senggarang

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + … + e

0

500

1000

1500

2000

2500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Bacillariophyceae

Dinophyceae

Cyanophyceae

ChlorophyceaeJu

mla

h

Titik

Page 8: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Pada grafik diatas telah

menunjukkan jenis fitoplankton banyak

didominasi yaitu pada kelas

Baccilariophyceae. Keadaan ini adalah

hal yang umumnya terjadi diperairan

khususnya di laut seperti menurut pada

Raymont (1994) dalam Arinardi et al.

(1994) menyatakan bahwa kelas

fitoplankton yang sering dijumpai dilaut

dalam jumlah yang besar adalah kelas

Baccilariophyceae. Hal ini juga sama di

kemukakan oleh Odum (1998) bahwa

jenis fitoplankton tersebut merupakan

produsen yang dominan pada tingkat

trofik di wilayah perairan manapun. Jenis

fitoplankton pada kelas

Baccilariophyceae di perairan berlimpah

ini di sebabkan karena jenis fitoplankton

tersebut mempunyai toleransi serta daya

adaptasi yang tinggi terhadap perubahan

lingkungan di laut.

Pada titik stasiun 1 sampai dengan

31 dari hasil identifikasi zooplankton

hanya ditemukan 30 jenis zooplankton

dari 9 filum zooplankton, yakni:

Cnidaria, Rotifera, Ciliophora, Mollusca,

Arthropoda, Ctenophora, Chordata,

Bryzoa dan Protozoa.

Sedangkan pada titik stasiun 1 sampai

dengan 31 hanya ditemukan 30 jenis

zooplankton dari 9 filum zooplankton,

yakni: filum Cnidaria, Rotifera,

Ciliophora, Mollusca, Arthropoda,

Ctenophora, Chordata, Bryzoa dan

protozoa. Masing- masing jumlah pada

filum zooplankton, yaitu:

filumArthropoda ada 13 jenis, filum

Cnidaria ada 6 jenis, filum Chordata ada

4 jenis, filum Mollusca ada 2 jenis,

filum Ctenophora ada 1 jenis, filum

Rotifera ada 1 jenis, filum Ciliophora ada

1 jenis, Bryzoa ada 1 jenis dan filum

Protozoa ada 1 jenis. Jenis – jenis filum

zooplankton dapat dilihat pada lampiran

4, 5 dan 6. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Grafik 2.

Grafik 2. Komposisi Filum Zooplankton di Perairan Kelurahan Senggarang

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Cnidaria

Rotifera

Ciliophora

Mollusca

Ctenophora

Chordata

Protozoa

Bryzoa

Arthropoda

Ju

mla

h

Titik

Page 9: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Pada gambar grafik diatas dapat

dijelaskan bahwa filum Arthropoda dan

Ctenophora memiliki penyebaran yang

luas. Ini disebabkan karena organisme

dari Filum Arthropoda dan Ctenophora

mempunyai toleransi dan daya adaptasi

yang tinggi terhadap perubahan

lingkungan diperairan laut. Menurut

Raymont dalam Nyabakken(1992) ,

menyatakan bahwa filum zooplankton

yang sering dijumpai di laut dalam

jumlah yang besar adalah filum

Arthropoda.

Kelimpahan Fitoplankton dan

Zooplankton

Dari hasil penelitian tersebut di

dapatlah nilai rata – rata kelimpahan pada

fitoplankton dari titik stasiun 1 sampai

dengan 31 berkisar antara 90 – 1680

ind/ml. Kelimpahan pada fitoplankton

terbesar berada pada titik 22 (1680

ind/ml) dan titik ke 4 mempunyai jumlah

kelimpahan fitoplankton yang terendah.

Sedangkan untuk kelimpahan

zooplankton yang terbesar berada pada

titik stasiun 3 dan kelimpahan

zooplankton terkecil berada pada titik 30.

Data hasil kelimpahan fitoplankton dan

zooplankton dapat dilihat pada lampiran

7, 8 dan 9.Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari Grafik 3 dibawah ini :

Grafik 3.Rata –rata kelimpahan fitoplankton dan kelimpahan zooplankton dari titik

1 – 31

Pada titik stasiun 22 kelimpahan

fitoplankton sangat tinggi, ini di

karenakan parameter – parameter

lingkungan yang di pengaruhi oleh

adaptasi dan pertumbuhan fitoplankton

tersebut. Pada titik – titik stasiun ini

parameter kimia dan fisika berada pada

kisaran yang sesuai, dimana oksigen

terlarut, kecerahan, dan suhu di perairan

laut berada pada nilai yang optimal bagi

pertumbuhan fitoplankton.Suhu berkisar

antara 30.8 - 31.3°C, kecerahan antara

110 - 120 cm (1.1 – 1.2 m) dan Do antara

7.7 - 7.9 mg/l. Kisaran suhu ini sesuai

0200400600800

10001200140016001800

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

KelimpahanFitoplankton (ind/ml)

KelimpahanZooplankton (ind/ml)

Titik

Ra

ta -

Ra

ta

Kelimpahan Fitoplankton (ind/ml) dan Kelimpahan Zooplankton

Page 10: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

dengan pernyataan Nontji (1993) dalam

Hidayat. R (2013) yang mengemukakan

bahwa suhu perairan Nusantara

umumnya berkisar antara 28 -

31°C.Sedangka kisaran suhu yang

optimum bagi pertumbuhan fitoplankton

di perairan berkisar antara 20 - 30°C

(Effendi, 2003). Suhu dilokasi penelitian

masih termasuk dalam kisaran tersebut.

Pada titik stasiun 4, kelimpahan

fitoplankton sangat rendah ini

dikarenakan oleh parameter fisika di

perairan laut yang kurang mendukung

bagi pertumbuhan dan perkembangan

pada fitoplankton. Pada titik stasiun ini

hanya memiliki kecerahan sebesar 80 cm

(0.8 m), hal ini disebabkan pada titik ini

merupakan daerah transportasi dan

pemukiman. Untuk data kecerahan, suhu

dan Do dapat dilihat pada Lampiran 10,

11 dan 12.

Pada titik stasiun 3 kelimpahan

zooplankton sangat tinggi karena pada

titik stasiun ini memiliki parameter fisika

dan kimia di perairan laut dalam keadaan

normal atau kisaran nilai yang optimal

bagi zooplankton hidup. Kisaran dari

parameter fisika dan kimia yaitu

kekeruhan antara 1.19 – 1.98 NTU , pH

antara 7.1 – 7.3 dan salinitas antara

30.93 - 31 ‰ . Dapat dilihat bahwa dititik

ini termasuk perairan yang cukup jernih

karena memiliki tingkat nilai kekeruhan

yang rendah. Menurut Baka (1996) dalam

Karuwal, J. W. Ch (2015) bahwa

kekeruhan perairan yang kurang dari 5

NTU tergolong perairan yang jernih.Data

salinitas, kekeruhan dan pH dapat dilihat

pada lampiran 13, 14 dan 15.

Pada titik stasiun 30 kelimpahan

zooplankton sangat rendah karena faktor

fisika dan kimia berada pada kondisi

yang kurang mendukung bagi kehidupan

zooplankton.Tingkat kekeruhan pada titik

ini berkisar antara 10.33 – 13.75 NTU,

Perairan ini termasuk kategori keruh.

Kekeruhan yang tinggi dapat

mengakibatkan terganggunya sistem

osmoregulasi misalnya pernafasan dan

daya lihat organisme akuatik termasuk

zooplankton, sehingga dapat

mempengaruhi perkembangbiakkan

plankton larva dan dapat mengakibatkan

kematian (Effendi, 1997 dalam Karuwal,

J. W. Ch, 2015).

Klorofil – a pada Fitoplankton (μg/l)

dan Zooplankton (μg/l)

Di Kelurahan Senggarang

memiliki nilai konsentrasi klorofil – a

berkisar antara 2.38 – 195.16 μg/l. Pada

titik stasiun 4 mempunyai nilai

Kosentrasi klorofil- a terendah dengan

nilai 2.38 μg/l, dan pada titik stasiun 22

memiliki nilai klorofil- a tertinggi dengan

nilai 195.16 μg/l.

Page 11: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Grafik 2. Kandungan nilai klorofil-a dari terkecil sampai terbesar

Pada titik stasiun 4, hasil analisis

klorofil – a memiliki tingkat klorofil – a

yang rendah dan pada titik stasiun 22

memiliki tingkat klorofil - a tinggi. Hal

ini disebabkan pada titik stasiun 4

kelimpahan fitoplanktonnya juga rendah

karena merupakan daerah transportasi

laut dan pemukiman, yang menyebabkan

tingkat kecerahan perairan menurun

sehingga menganggu aktivitas

fitoplankton yang berdampak pada

tingkat klorofilnya. Menurut Basmi

(1995) dalam Hidayat, R (2013)

menyatakan bahwa kecerahan penting

karena erat kaitannya dengan proses

fotosintesis yang terjadi di perairan

secara alami. Kecerahan menunjukkan

sampai sejauh mana cahaya dengan

intensitas tertentu dapat menembus

kedalaman perairan. Selain itu dititik

stasiun ini kelimpahan zooplankton

dalam kategori melimpah yang berada

pada kisaran 353.33 ind/ml. Sedangkan

titik stasiun ke 22 merupakan daerah

lamun dan termasuk perairan yang jernih

sehingga memiliki tingkat klorofil yang

tinggi karena pada titik stasiun ini

kelimpahan fitoplankton yang tinggi. Ini

karena pada titik stasiun ini parameter

fisika dan kimia di perairan dalam

kondisi yang optimal bagi pertumbuhan

dan perkembangan fitoplankton.

Perairan di Kelurahan Senggarang

dikategorikan sebagai perairan yang

cukup produktif karena memiliki nilai

rata- rata konsentrasi klorofil-a sebesar

71.37 μg/l.

Hubungan antara Kelimpahan

Fitoplankton dengan Tingkat Klorofil

– a di Perairan Kelurahan Senggarang

Hubungan kelimpahan fitoplankton dan

tingkat klorofil- a diperairan dapat dilihat

pada Grafik 3.

0

20

40

Kandungan Klorofil-a

Klorofil - a

Tit

ik

Page 12: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Grafik 3. Kelimpahan fitoplankton dan tingkat klorofil-a menggunakan analisis

regresi

Hasil analisis regresi R2

= 0,7487.

Dapat hasil nilai koefisien korelasi (r) =

0.865. Pada nilai Adjusted R2 bernilai

0.7487 artinya persentase pengaruh

kelimpahan fitoplankton terhadap

klorofil- a diperairan adalah sebesar

74.87% dan sisanya dipengaruhi oleh

faktor lain seperti suhu, kecerahan dan

Do.

Secara linier hubungan antara klorofil- a

dengan kelimpahan fitoplankton

mempunyai persamaan regresi yaitu : y =

0.1465x + 0.7614 dimana setiap

peningkatan satu satuan fitoplankton

akan meningkatkan kandungan klorofil- a

sebesar 0.1465satuan.

Hubungan antara Kelimpahan

Zooplankton dengan Tingkat Klorofil

– a di Perairan Kelurahan Senggarang

Hubungan kelimpahan zooplankton dan

tingkat klorofil-a diperairan dapat dilihat

dari Grafik 3.

y = 0.1465x + 0.7614 R² = 0.7487

0

50

100

150

200

250

300

0 500 1000 1500 2000

Klorofil-a (µg/l) / Y

Ke

limp

ahan

Fi

top

lan

kto

n

(in

d/m

l)

/ X

Kelimpahan Fitoplankton dan Tingkat Klorofil-a

Klorofil-a (µg/l) / Y

Linear (Klorofil-a (µg/l) / Y)

Page 13: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Grafik 3. Kelimpahan zooplankton dan tingkat klorofil-a menggunakan analisis regresi

Hasil analisis regresi didapat nilai

koefisien korelasi (r) = 0.032 dan R2 =

0.0011. Hasil korelasi menunjukkan ada

hubungan antara kelimpahan zooplankton

dengan tingkat klorofil-a lemah. Nilai

Adjusted R2 bernilai 0.0011 artinya

persentase pengaruh kelimpahan

zooplankton terhadap klorofil-a

diperairan adalah sebesar 0.11% dan

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain

seperti kekeruhan, salinitas dan pH.

Secara linier hubungan antara klorofil-a

dengan kelimpahan zooplankton

mempunyai persamaan regresi yaitu : y =

0.0263 + 65.446.

Analisis Hubungan antara

Kelimpahan Fitoplankton dan

Zooplankton dengan Tingkat Klorofil-

a Perairan

Adapun persamaan regresi yang

terbentuk berdasarkan hasil perhitungan

analisis regresi linear berganda adalah

sebagai berikut:

Y = 0.1465x + 0.7614 + 0.0263 + 65.446

Jadi, hubungan antara kelimpahan

fitoplankton dan zooplankton dengan

tingkat klorofil-a berbanding lurus tetapi

pada zooplankton memiliki hubungan

yang lemah sedangkan pada fitoplankton

memiliki hubungan yang kuat.Perairan

Kelurahan Senggarang berdasarkan

tingkat klorofil termasuk dalam perairan

Oligotrofik dengan rata – rata klorofil

sebesar 71.37 μg/l(Lampiran 8).Menurut

Henderson.S dan Markland (1987) dalam

Dhariyan (2013), menyatakan bahwa

konsentrasi klorofil-a pada kisaran 0 - 4

μg/m3 tergolong oligotrofik, 4 - 10 μg/m

3

tergolong mesotrofik dan 10 - 100 μg/m3

tergolong eutrofik.

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan dari titik 1 – 31, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis fitoplankton yang sering

dijumpai adalah Fragillaria

crotonensis, berasal dari kelas

Baccilariophyceae. Kelimpahan

rata – rata dari titik 1 – 31 antara

90 – 1680 ind/ml.

2. Jenis zooplankton yang sering

dijumpai adalah Cestum veneris

dari filum Ctenophora. Filum

terbesar dari Arthropoda dan

Ctenophora. Kelimpahan

zooplankton dari titik 1 – 31 rata

– rata antara 13.33 – 828.83

ind/ml.

3. Kosentrasi klorofil- a di perairan

Kelurahan Senggarang berkisar

antara 2.38 – 195.16 μg/l. dengan

rata – rata sebesar 71.37 μg/l.

4. Secara linier hubungan antara

klorofil-a dengan kelimpahan

fitoplankton mempunyai

y = 0.0263x + 65.446 R² = 0.0011

0

50

100

150

200

250

0 100 200 300 400

Klo

rofi

l-a

(µg/

l) /

Y

Kelimpahan Zooplankton (ind/ml) / X

Kelimpahan Zooplankton (ind/ml) / X dan Tingkat Klorofil

Klorofil-a (µg/l) / Y

Linear (Klorofil-a (µg/l) /Y)

Page 14: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

persamaan regresi yaitu : y =

0.1465x + 0.7614 dimana setiap

peningkatan satu satuan

fitoplankton akan meningkatkan

kandungan klorofil-a sebesar

0.1465 satuan.

5. Secara linier hubungan antara

klorofil-a dengan kelimpahan

zooplankton mempunyai

persamaan regresi yaitu : y =

0.0263 + 65.446.

6. Berdasarkan hasil analisis regresi

linier berganda, hubungan antara

kelimpahan fitoplankton dan

zooplankton dengan tingkat

klorofil-a perairan berbanding

lurus. Dimana pada fitoplankton

menunjukan hubungan yang kuat

sedangkan pada zooplankton

memiliki hubungan yang lemah.

Jadi, hasil analisis regresi

berganda meunjukan bahwa klorofil

dapat digunakan untuk memprediksi

kelimpahan fitoplankton sedangakan

klorofil tidak dapat digunakan untuk

memprediksi kelimpahan zooplankton.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiwijaya, R.R. 2002. Jurnal. Distribusi

horizontal klorofil-a dan

hubungannya dengan kandungan

unsur hara serta kelimpahan

fitoplankton di Teluk Semangka,

Lampung. Program Studi MSP.

FPIK. IPB. Bogor.

Arifin, R. 2009. Skripsi. Distribusi

Spasial dan Temporal Biomassa

Fitoplankton (Klorofil-a) dan

Keterkaitannya Dengan

Kesuburan Perairan Estuari

Sungai Brantas,Jawa Timur.

Program Studi MSP.

FPIK.IPB.Bogor.

Blogspot. 2011. Zee Marine. Laporan

Zooplankton.

http://zee-

marine.blogspot.co.id/2011/06/la

poran-zooplankton.html. Juni

2011.

Bengen, D. G. 2000. Tehnik pengambilan

contoh dan analisa data biofisik

sumberdaya pesisir. Pusat Kajian

Sumberdaya Pesisir dan Lautan-

IPB.Bogor.

Dhariyan. blogspot. 2013. Klorofil-a.

Perairan dan Lingkungan Sekitar.

http://www.dhariyan.blogspot.co.i

d./2013/09/klorofil-a.html (31 Juli

2016)

Dewi,F.C. 2015. Skripsi. Struktur

Komunitas Fitoplankton di

Perairan Selat Bintan Pulau

Pengujan Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten

Bintan.Program Studi

IKL,FIKP.UMRAH.

Tanjungpinang.

Dwirastina, M. 2013. Pengamatan

Kelimpahan Zooplankton Daerah

Marempan di Sungai Siak Riau.

BTL. Vol. 11 (No. 1). 1 – 4 hal.

http://int.search.tb.ask.com/search

/GGmain.jhtml?searchfor=jurnal+

zooplankton+&p2=%5EBBQ%5E

xdm103%5EYYA%5Eid&n=781

af6ac&ss=sn-

dns&st=dns&ptb=C353BF16-

1773-49CF-BDBB-

31D09C61DA40&si =

CNeHkd7AzsQCFYMmjgod8HM

ASg&tpr=sbt&ts=144809056890

8. 14 Mei 2013.

Hidayat,R. 2013. Skripsi. Kajian

Kandungan Klorofil-a pada

Fitoplankton terhadap Parameter

Kualitas Air di Teluk

Tanjungpinang Kepulauan Riau.

Program Studi MSP.

FIKP.UMRAH. Tanjungpinang.

Page 15: Jurnal KELAUTAN, Agustus 2016 TINGKAT KLOROFIL-a DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016-08-09 · Ciliophora, Mollusca, Arthropoda, Ctenophora,

Hutabarat, S dan Evans, M. S. 2008.

Pengantar Oseanografi. Penerbit

Universitas Indonesia : Jakarta.

Mulyadi,H.A. 2011. Oseanografi dan

Limnologi di Indonesia :

Keterkaitan Antara Zooplankton

Predominan dengan Kandungan

Klorofil - ɑ di Sekitar Perairan

Pesisir Pulau Nusalaut Maluku.

ISSN (0125 – 9830). 415 – 433

hal.

http//:www.Researchgate.net/publ

ication/232608551. 08

Desember 2015.

Nontji,A. 2006. Tiada Kehidupan di

Bumi tanpa Keberadaan

Plankton. LIPI,Jakarta.

Nontji,A. 2008. Plankton Laut. LIPI

Press. Indonesia. Jakarta.

Purwandani, R. 2014. Artikel.

Phytoplankton sebagai Parameter

Kualitas Air. 20 November 2014.

http:// riska – purwandani - fpk14.

Web. unair.ac.id/ artikel _ detail -

116591 Phytoplankton –

Phytoplankton % 20 sebagai % 20

Parameter % 20Kualitas% 20Air.

html

Romimohtarto dan Juwana,Sri.2001.

Biologi laut Djambatan. Jakarta.

Roshisati,I. 2001. Jurnal. Distribusi

Spasial dan Temporal Biomassa

Fitoplankton (Klorofil-a) di

Perairan Teluk Lampung pada

Bulan Mei,Juli,dan September

2001. Program Studi MSP. FPIK.

IPB. Bogor.

Rukminasari, N. 2008. Makalah.

Kelimpahan dan Struktur

Komunitas Zooplanktonmdi

Perairan Pulau Samalona Kota

Makasar Provinsi Sulawesi

Selatan. Program Studi MSP,

Jurusuan Perikanan. FIKP. Unhas.

http//:www./strorage/emulated/0/d

ownload/Makalah Semnaskan

UGM 2012 – Nita Rukminasari.

Docx. (28 Mei 2012)

Sudjana, 2006. Metode Statistika.

Tarsito. Bandung.

Wibisono. M. S. 2005. Pengantar Ilmu

Kelautan. Penerbit PT. Grasindo. Jakarta.

Wikipedia, 2015.

Senggarang,_Tanjung_Pinang_K

ota, Tanjung_Pinang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Seng

garang,_Tanjung_Pinang_Kota,Ta

njung_pinang

Zalmidian, 2015. Skripsi. Struktur

Komunitas Fitoplankton di

Perairan Sei. Carang Kota

Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. Program Studi

MSP. FIKP. UMRAH.

Tanjungpinang: