jurnal ilmiah tanggung jawab pt. pegadaian ......tanggung jawab pt. pegadaian atas hilangnya barang...

17
JURNAL ILMIAH TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN ATAS HILANGNYA BARANG GADAI (Studi di PT. Pegadaian Unit Lingsar) Oleh: HARDIANTI ELA WAHYUNI D1A 013 133 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2017

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JURNAL ILMIAH

    TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN ATAS

    HILANGNYA BARANG GADAI

    (Studi di PT. Pegadaian Unit Lingsar)

    Oleh:

    HARDIANTI ELA WAHYUNI

    D1A 013 133

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS MATARAM

    2017

  • TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN ATAS

    HILANGNYA BARANG GADAI

    HARDIANTI ELA WAHYUNI

    NIM. D1A 013 133

    FH UNRAM

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

    pemberian pinjaman dengan jaminan pada PT. Pegadaian, dan (2) Untuk mengetahui

    apa bentuk tanggung jawab PT. Pegadaian terhadap hilangnya barang gadai.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif empiris. Hasil

    penelitian ini menjelaskan bahwa bagi nasabah yang akan melakukan pinjaman

    dengan benda/barang jaminan pada PT. Pegadaian harus membawa benda/barang

    jaminan miliknya sendiri untuk dijadikan jaminan. Apabila terjadi kehilangan atau

    kerusakan pada benda jaminan milik nasabah, PT. Pegadaian bersedia untuk

    melaksanakan ganti rugi apabila kehilangan tersebut terjadi karena kelalaiannya.

    Kata Kunci: Pelaksanaan, tanggung jawab, benda, ganti rugi.

    CONCERNING RESPONSIBILITY OF PAWNSHOP OFFICE

    TO PAWNING OBJECK

    ABSTRACK

    The purpose ofthis research is (1) To know how the implementation of

    lending with a guarantee on pawningshop office , and (2) To know what form of

    responsibility of pawnshop office against the loss of pawning objeck. This research

    uses empirical normative legal research methods. The results of this study explain

    that for customers who will make loans with collateral objects of pawshop office

    must bring his or her own collateral to be guaranteed. In the event of loss or damage

    to the customer’s guarantee object. The pawnshop office willing to indemnify if such

    loss occurs due to negligence.

    Key word: Implemention, responsibility, object, compensation.

  • i

    I. PENDAHULUAN

    Gadai merupakan salah satu bentuk penjamin dalam perjanjian pinjam

    meminjam. Dalam praktiknya penjaminan dalam bentuk gadai merupakan cara

    pinjam meminjam yang dianggap paling praktis oleh masyarakat. Praktik gadai

    dapat dilakukan oleh masyarakat umum, karena tidak memerlukan suatu tertib

    administrasi yang rumit dan tidak juga diperlukan suatu analisa kredit yang

    mendalam seperti dalam bentuk penjaminan lain seperti pada hak tanggungan dan

    jaminan fidusia.

    Gadai memberikan kewenangan kepada kreditur pemegang gadai untuk

    mengambil pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan melalui pelelangan

    umum atas barang-barang yang digadaikan setelah dikurangi biaya-biaya lelang

    dan biaya lainnya terkait dengan proses lelang. 1

    Gadai memberikan kewenangan kepada kreditur pemegang gadai untuk

    mengambil pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan melalui pelelangan

    umum atas barang-barang yang digadaikan setelah dikurangi biaya-biaya lelang

    dan biaya lainnya terkait dengan proses lelang. 2

    Akibat dari mudahnya praktik gadai tersebut, maka tidak jarang praktik

    penjaminan gadai tidak sesuai dengan ketentuan umum dan merugikan

    para peminjam karena lemahnya posisi dari peminjam tersebut. Untuk

    itu pemerintah merasa perlu untuk memiliki suatu lembaga keuangan

    yang melayani pinjaman kepada masyarakat dengan sistem gadai.

    1 Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, Sinar Grafika Offset, Jakarta,2011, hlm. 264

    2 Ibid

  • ii

    Untuk itu pemerintah sejak lama telah mendirikan suatu lembaga

    pegadaian.

    Di Indonesia lembaga yang ditunjuk untuk menerima dan menyalurkan

    kredit berdasarkan hukum gadai adalah lembaga pegadaian. Dasar hukum bisnis

    gadai di Indonesia dapat dilihat dari ketentuan yang diatur dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum

    Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), selanjutnya disebut PP

    No 51 tahun 2011. Menurut ketentuan Pasal 2 Ayat 1, PP No 51 tahun 2011

    mengatur mengenai;

    “Maksud dan tujuan dari perusahaan perseroan adalah untuk melakukan

    usaha di bidang gadai dan fidusia baik secara konvensional maupun

    syariah dan jasa lainnya dibidang keuangan sesuai peraturan perundang-

    undangan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah

    kebawah, usaha mikro, usaha kecil dan menengah, serta optimalisasi

    pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip

    perseroan terbatas”.

    Berdasarkan ketentuan di atas dapat diketahui bahwa pegadaian

    melaksanakan kegiatan usaha, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2 Ayat

    (2) PP No 51 Tahun 2011, berupa:

    1. Penyaluran pinjaman bedasarkan hukum gadai. 2. Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia. 3. Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksira, sertifikasi dan

    perdagangan logam mulia.

    PT. Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara, ini dibuktikan dengan

    adanya Peraturan yang mengatur tentang Pegadaian tersebut, antara lain Peraturan

    Pemerintah Nomor 7 tahun 1969 dan terjadinya perubahan menjadi Peraturan

    Pemerintah Nomor 10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah

    Nomor 103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian

    pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi

    Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51/2011

  • iii

    yang ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif

    setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.3

    Modal pegadaian adalah kekayaan Negara yang dipisahkan dari anggaran

    pendapatan belanja Negara, serta tidak berbagi atas saham-saham modal. Sumber

    dana lain adalah pinjaman dari Bank Indonesia atas dari bank lainnya. Pegadaian

    tidak dibenarkan menarik dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito atau

    dalam bentuk tabungan lainnya.

    Dari uraia di atas, maka penyusun berkesimpulan bahwa yang menjadi

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah pelaksanaan

    pemberian pinjaman dengan jaminan pada PT. Pegadaian? (2). Apa bentuk

    tanggung jawab PT. Pegadaian terhadap hilangnya barang gadai?

    Tujuan serta manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: (a).

    Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian pinjaman dengan jaminan

    pada PT. Pegadaian dan Untuk mengetahui apa bentuk tanggung jawab PT.

    Pegadaian terhadap hilangnya barang gadai. (b). Manfaat yang diharapkan yaitu

    dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan Ilmu Hukum, khususnya

    bidang hukum perdata mengenai tanggung jawab PT. Pegadaian terhadap objek

    gadai dan dapat dijadikan acuan agar masyarakat, khususnya para nasabah dapat

    mengetahui bagaimana pertanggung jawaban pegadaian terhadap objek gadai.

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif empiris. Penelitian

    jenis hukum ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer sebagai

    3 https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan) diakses pada tanggal 19 Mei 2017

    pada pukul 14.00 WITA

    https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)

  • iv

    data utama, dimana penyusun harus terjun langsung ke lokasi penelitian.4 Dan

    untuk mengkaji penerapan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dilapangan.

    4 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja

    Grafindo,Jakarta, 2014. hlm. 127

  • v

    II. PEMBAHASAN

    Pelaksanaan pemberian pinjaman dengan jaminan pada PT. Pegadaian

    Untuk mengatasi kebutuhan dana tanpa kehilangan barang-barang berharga,

    maka masyarakat dapat menjaminkan barang-barangnya ke lembaga tertentu.

    Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali

    setelah melakukan pelunasan pinjamannya, yang dimana kegiatan tersebut kita

    sebut dengan gadai.

    PT. Pegadaian di bentuk pemerintah untuk melindungi masyarakat dari

    praktik gadai yang salah seperti, lintah darat, bunga bank, serta pinjaman tak

    wajar lainnya. Melalui PT. Pegadaian masyarakat dapat memperoleh kredit

    berdasarkan hukum gadai. Antara masyarakat sebagai nasabah atau debitur

    dengan PT. Pegadaian sebagai kreditur diadakan perjanjian yang dikenal dengan

    perjanjian gadai. Isi perjanjian tersebut dicantumkan dalam Surat Bukti Kredit

    (SBK) yang di dalamnya berisikan hak-hak dan kewajiban yang harus di penuhi

    kreditur yaitu PT. Pegadaian dan debitur yaitu nasabah. Selain itu juga PT.

    Pegadaian harus menjaga dan memelihara barang jaminan gadai yang ada dalam

    kekuasaannya itu.

    Di dalam Pasal 1155 KUH Perdata telah diatur tentang hak dan kewajiban

    kedua belah pihak. Hak penerima gadai adalah sebagai berikut:5

    1. Menerima angsuran pokok pinjaman dan bunga sesuai dengan waktu yang ditentukan.

    5 Salim HS. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT Grafindo Persada,Jakarta,

    2004, cetakan keenam. hlm. 47-48

  • vi

    2. Menjual barang gadai, jika pemberi gadai tidak memenuhi kewajibannya setelah lampau waktu atau setelah dilakukan

    peringatan untuk pemenuhan janjinya.

    Kewajiban penerima gadai diatur dalam Pasal 1154, Pasal 1156, dan

    Pasal 1157 KUH Perdata. Kewajiban penerima gadai adalah:

    1. Menjaga barang yang digadaikan sebaik-baiknya. 2. Tidak diperkenankan mengalihkan barang yang digadaikan menjadi

    miliknya, walaupun pemberi gadai wanprestasi (Pasal 1154 KUH

    Perdata).

    3. Memberitahukan kepada pemberi gadai (debitur) tentang pemindahan barang-barang gadai (Pasal 1156 KUH Perdata).

    4. Bertanggung jawab atas kerugian atau susutnya barang gadai, sejauh hal itu terjadi akibat kelalaiannya (Pasal 1157 KUH

    Perdata).

    Hak-hak pemberi gadai adalah sebagai berikut:

    1. Menerima uang gadai dari penerima gadai. 2. Berhak atas barang gadai, apabila hutang pokok, bunga dan biaya

    lainnya telah dilunasinya.

    3. Berhak menuntut kepada pengadilan supaya barang gadai dijual untuk melunasi hutang-hutangnya (Pasal 1156 KUH Perdata).

    Kewajiban pemberi gadai adalah sebagai berikut:

    1. Menyerahkan barang gadai kepada penerima gadai. 2. Membayar pokok dan sewa modal kepada penerima gadai. 3. Membayar biaya yang dikeluarkan oleh penerima gadai untuk

    menyelamatkan barang-barang gadai (Pasal 1156 KUH Perdata).

    Ada 2 jenis gadai yang akan ditawarkan di tempat pegadaian di antaranya

    adalah:6 1. Gadai konvensional; 2. Gadai syari’ah

    Adapun jenis-jenis pinjaman yang ditawarkan oleh PT. Pegadaian Unit

    Lingsar, yaitu:7 1. Produk KCA (kredit cepat dan aman); 2. Produk Krasida

    6 http://mahmud.centrausaha.com/sistem-gadai-mendapat-pinjaman-uang/ di akses pada

    tanggal 9 agustus 2017 pukul 13.00 WITA 7 Wawancara, I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 11

    Agustus 2017

    http://mahmud.centrausaha.com/sistem-gadai-mendapat-pinjaman-uang/

  • vii

    (Kredit Angsuran Dengan Sistem Gadai); 3. Produk Kreasi (Kredit Angsuran

    Sistem Fidusia); 4. Produk Krista (Kredit usaha rumah tangga); 5. Produk

    Kremada (Kredit Perumahan Rakyat); 6. Produk Kagum (Kredit Aneka Guna

    untuk Umum); 7. Produk KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah); 8. Produk Mulia.

    Pengelompokkan kredit tidak tergantung pada profesi nasabah tersebut,

    akan tetapi pada tujuan penggunaan kredit. Misalnya:8 1. Seorang Pedagang (D)

    meminta kredit untuk keperluan selamatan dimasukkan kelompok keperluan

    keluarga, bukan dimasukkan kelompok perdagangan (D); 2. Seorang petani (P),

    meminta kredit untuk memperluas warung/tokonya dimasukkan kedalam

    kelompok keperluan perdagangan (D), bukan dimasukkan untuk keperluan

    pertanian (P); 3. Seorang karyawan (K) meminta kredit untuk keperluan beli

    pupuk dimasukkan kelompok keperluan pertanian, bukan dimasukkan kelompok

    keperluan karyawan (P).

    Untuk memperoleh kredit gadai pada PT. Pegadaian Unit Lingsar, persyaratan

    yang harus dipenuhi oleh seorang nasabah yaitu: 1. Fotocopy KTP atau kartu

    pengenal lainnya, misalnya seperti SIM; 2. Barang jaminan yang memenuhi

    persyaratan; 3. Surat kuasa dari pemilik barang, jika dikuasakan; 4. Mengisi

    formulir permintaan kredit (FPK); 5. Menandatangani Surat Perjanjian Kredit

    (SBK).

    Pelaksanaan pemberian kredit gadai pada PT. Pegadaian Unit Lingsar sangat

    sederhana dan tidak memerlukan administrasi yang menyulitkan, serta tidak

    memerlukan waktu yang lama, hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua

    8 Wawancara, I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 11

    Agustus 2017

  • viii

    puluh menit saja, dengan prosedur sebagai berikut:9 1. Nasabah datang ke loket

    dengan membawa barang gadai yang memenuhi syarat untuk dijadikan barang

    jaminan dan nasabah diberikan formulir permintaan kredit (FPK) oleh pengelola

    unit untuk diisi; 2. Kemudian nasabah menyerahkan formulir permintaan kredit

    (FPK) yang telah diisinya dengan melampirkan KTP atau identitas pengenal

    lainnya seperti SIM, serta menyerahkan barang jaminan kepada penaksir untuk

    ditentukan nilai taksiran dari barang jaminan tersebut; 3. Penaksir menentukan

    nilai taksiran dari barang jaminan yang sudah diserahkan oleh nasabah dan

    selanjutnya menentukan besarnya uang pinjaman (UP) yang dituangkan dalam

    surat bukti kredit (SBK) sesuai dengan golongan kredit. Surat bukti kredit (SBK)

    tersebut kemudian diserahkan kepada nasabah untuk dibawa ke loket kasir setelah

    di tandatangani sesuai kewenangannya; 4. Kemudian nasabah menyerahkan SBK

    ke loket kasir, dan setelah di teliti keabsahan SBK tersebut, kasir melakukan

    pembayaran uang pinjaman kepada nasabah sesuai dengan jumlah yang tercantum

    di dalam SBK tersebut.

    Tanggung jawab PT. Pegadaian atas terhadap hilangnya barang gadai

    Pertanggungjawaban berasal dari kata tanggung jawab, berarti keadaan

    wajib menanggung segala sesuatunya (kalau ada sesuatu hal dituntut,

    dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya)10

    . Dalam kamus hukum ada dua

    istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban, yakni liability (the state of

    being liable) dan responsibility (the state of fact being responsible).

    9 Wawancara, I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 11

    Agustus 2017 10

    WJS.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, 1967, hlm. 1014

  • ix

    Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian gadai ditentukan

    dalam KUHPerdata pasal 1155. Dalam hal ini PT. Pegadaian sebagai

    pemegang gadai mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap barang gadai,

    yaitu antara lain:11

    1. Bertanggung jawab atas hilang atau rusaknya barang gadai jika hal itu

    terjadi karena kelalaiannya.

    2. Memberitahukan kepada nasabah apabila hendak menjual atau melelang

    barang gadai.

    3. Menyerahkan kelebihan hasil penjualan lelang barang gadai kepada

    nasabah.

    4. Menyerahkan barang gadai apabila nasabah telah membayar lunas

    hutangnya.

    Pasal 1157 KUHPerdata menentukan bahwa pemegang gadai bertanggung

    jawab atas hilangnya atau merosotnya barang gadai, apabila hal itu telah terjadi

    karena kelalaiannya. Berhubungan dengan hal itu, PT. Pegadaian Unit Lingsar

    sebagai pemegang gadai mempunyai kewajiban atas pengamanan dan

    pemeliharaan barang jaminan.

    Ganti kerugian atas barang jaminan dapat dibayarkan kepada nasabah

    setelah ada klaim dari nasabah, dengan ketentuan sebagai berikut:12

    1. Apabila

    barang jaminan hilang atau habis terbakar, maka besar ganti rugi adalah 125% x

    taksiran barang jaminan; 2. Apabila barang jaminan rusak dan nasabah tidak mau

    menebus barang jaminan tersebut, maka besar ganti rugi adalah 125% x nilai

    taksiran dan barang diserahkan kepada PT. Jasindo; 3. Apabila barang jaminan

    11

    Wawancara, I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 14

    Agustus 2017 12

    Wawancara, I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 14

    Agustus 2017

  • x

    rusak sebagian dan nasabah mau menebusnya, maka besar ganti rugi adalah:

    Besar taksiran semula (Rp. X). Besar taksiran barang jaminan yang rusak (Rp.

    Y). Beda taksiran (Rp. x-y). Besar ganti rugi adalah (125% x (x-y)).

    Dijelaskan bahwa X menunjukkan besarnya jumlah uang pada taksiran

    semula, dan Y menunjukkan besarnya jumlah uang taksiran barang jaminan yang

    rusak, kemudian hasil dari X dan Y setelah dikurangi adalah merupakan jumlah

    beda taksirannya, setelah itu baru ditentukan besarnya ganti rugi dengan cara

    125% (besar presentase ganti rugi yang diberikan oleh PT. Pegadaian), dikalikan

    dengan besarnya jumlah uang pada taksiran semula, selanjutya dikalikan lagi

    dengan jumlah beda taksirannya, maka hasil dari perhitungan tersebut merupakan

    besarnya ganti rugi yang harus di bayarkan oleh PT. Pegadaian kepada nasabah.

    Apabila terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang jaminan, maka

    pihak PT. Pegadaian akan bertanggung jawab dengan memberikan ganti kerugian

    kepada nasabah yang barangnya hilang atau rusak sesuai dengan jumlah

    barangnya. Besarnya ganti rugi sesuai aturan yang berlaku di PT. Pegadaian Unit

    Lingsar, pemberi gadai (pihak pegadaian) akan mengganti sebesar 125% dan

    taksiran harga barang jaminan yang dilakukan oleh penerima gadai kepada si

    pemberi gadai jika terjadi kehilangan. Sedangkan apabila terjadi kerusakan maka

    pihak penerima gadai biasanya akan menanyakan kepada pemberi gadai, apakah

    barang jaminan ingin diganti dengan barang baru atau hanya pada bagian yang

    rusak saja (berupa uang), apabila dengan barang baru penerima gadaiakan tetap

    memberiganti rugi sebesar 125% dari harga taksiran barang jaminan, dengan

    catatan barang jaminan sebelumnya menjadi milik penerima gadai, tetapi jika

  • xi

    pemberi gadai hanya meminta ganti rugi pada bagian yang rusak saja, maka

    penerima gadaiakan menyesuaikan dengan harga pasaran yang berlaku saat/hari

    itu, kemudian ditaksir oleh penaksir.13

    13

    Wawancara, I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 14

    Agustus 2017

  • xii

    III. PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian yang penyusun tulis dapat ditarik

    kesimpulan sebagaai berikut: (1) Pelaksanaan pemberian pinjaman dengan

    jaminan gadai di PT. Pegadaian Unit Lingsar dilaksanakan dengan tahap-tahap

    sebagai berikut: (a) Nasabah ke loket dengan membawa barang gadai yang

    memenuhi syarat untuk dijadikan barang jaminan dan nasabah diberikan formulir

    permintaan kredit (FPK) untuk diisi. (b) Nasabah menyerahkan formulir

    permintaan kredit (FPK) yang telah diisinya dengan melampirkan KTP atau

    identitas pengenal lainnya seperti SIM, serta menyerahkan barang jaminan kepada

    penaksir untuk ditentukan nilai taksiran dari barang jaminan tersebut. (c) Penaksir

    menentukan nilai taksiran dari barang jaminan yang sudah diserahkan oleh

    nasabah dan selanjutnya menentukan besarnya uang pinjaman (UP) yang

    dituangkan dalam surat bukti kredit (SBK) sesuai dengan golongan kredit. Surat

    bukti kredit (SBK) tersebut kemudian diserahkan kepada nasabah untuk dibawa

    ke loket kasir setelah di tandatangani sesuai kewenangannya. (d) Kemudian

    nasabah menyerahkan SBK ke loket kasir, dan setelah di teliti keabsahan SBK

    tersebut, kasir melakukan pembayaran uang pinjaman kepada nasabah sesuai

    dengan jumlah yang tercantum di dalam SBK tersebut. (2). Tanggung jawab PT.

    Pegadaian Unit Lingsar jika terjadi kehilangan barang sebagai jaminan gadai akan

    memberikan ganti kerugian kepada nasabah yang barangnya hilang atau rusak

    sesuai dengan jumlah barangnya. Besarnya ganti rugi sesuai aturan yang berlaku

    di PT. Pegadaian Unit Lingsar, pemberi gadai pihak pegadaian) akan mengganti

  • xiii

    sebesar 125% dan taksiran harga barang jaminan yang dilakukan oleh penerima

    gadai kepada si pemberi gadai jika terjadi kehilangan.

    Saran

    Penyusun menyarankan: (1) Untuk tetap dapat menjalankan pelaksanaan

    gadai dengan baik dan lancar sesuai dengan standar aturan yang diberlakukan, PT.

    Pegadaian harus tetap menjalankan prosedur pelaksanaan pinjaman gadai dengan

    sebaik-baiknya yang berlaku sesuai dengan yang telah ditetapkan, sehingga

    seorang nasabah tetap merasa nyaman untuk melakukan gadai dan PT. Pegadaian

    Unit Lingsar harus lebih meningkatkan pelayanannya terhadap nasabah, agar

    nasabah tidak merasa dikecewakan. (2) Untuk menghindari terjadinya kehilangan

    atau kerusakan pada barang jaminan milik nasabah, maka PT. Pegadaian Unit

    Lingsar harus lebih meningkatkan pengamanan dan pemeliharaan terhadap

    barang-barang jaminan milik nasabah. Sehingga pada saaat barang-barang yang

    dijaminkan akan ditebus oleh nasabah masih tetap utuh seperti keadaan semula,

    pada saat awal barang jaminan tersebut di gadaikan. Dan PT. Pegadaian harus

    lebih teliti dalam mengeluarkan barang jaminan pelunasan, sehingga dapat

    terhindar dari kekeliruan penyerahan barang jaminan sehingga tidak terjadi

    kehilangan.

  • xiv

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku

    Amiruddin dan H.Zaenal Asikin, Metode Penelitian Hukum, PT. Raja

    Grafindo, Jakarta, 2014.

    Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, cetakan keenam,

    Jakarta : PT Grafindo Persada. 2004.

    Usman, Rachmadi. 2011. Hukum Kebendaan, Jakarta : Sinar Grafika Offset.

    Poerwadarminta, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1967

    Internet dan lainnya

    http://mahmud.centrausaha.com/sistem-gadai-mendapat-pinjaman-uang/

    https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)

    Wawancara

    I Made Adi Gunawan, Pengelola Unit Pegadaian Lingsar, Tanggal 11

    Agustus 2017

    Munawir, Petugas Administrasi Penaksir Pegadaian Unit Lingsar, Tanggal 14

    Agustus 2017

    http://mahmud.centrausaha.com/sistem-gadai-mendapat-pinjaman-uang/https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)