jurnal blok 13 dea

1
RIZKA INDIRASARI NUR 1112012031 JOURNAL READING BLOK 13 Penelitian tentang prevalensi karies pada anak menunjukkan hasil tinggi. 7 dari 10 anak memiliki karies dengan rata- rata per anak memiliki 3-4 karies. Alasan mengapa prevalensi relatif tinggi ditemukan dalam penelitian ini adalah kebiasaan membersihkan gigi yang buruk (seperti frekuensi menyikat gigi yang rendah), akses yang terbatas untuk upaya pencegahan, suplai air yang tidak mengandung flour, faktor makanan (seperti meminum dengan botol dan frekuensi menkonsumsi makanan tinggi gula diantara waktu makan yang tinggi) dan kesadaran orang tua yang rendah tentang kesehatan gigi mulut. Orang tua dengan perlakuan yang positif terhadap gigi dan memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap dental mungkin akan membangun kebiasaan kesehatan gigi pada anak-anak mereka dan menjaga kesehatan gigi anak-anaknya. Jadi, itu sangat penting untuk melibatkan orang tua dalam program promosi kesehatan gigi untuk anak-anak prasekolah. Dan juga, tidak ada tambahan yang ditemukan. Hal ini menunjukkan adanya hambatan pada ekonomi dan geografis pada perawatan gigi dan menyebabkan mereka tidak dapat mengunjungi dokter gigi. Hal ini mendorong bahwa kunjungan pertama ke dokter gigi harus dilakukan pada usia satu tahun dan semua anak setidaknya harus mengunjungi dokter gigi secara rutin 2 kali seahun. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak-anak ini belum pernah ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan untuk masalah gigi. Hal ini menegaskan bahwa anak-anak prasekolah tidak mendapatkan perawatan gigi yang memadai. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya memperkuat layanan perawatan gigi berbasis komunitas untuk anak-anak prasekolah di Indonesia.

Upload: rizka-indira-sari-nur

Post on 20-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jurnal reading

TRANSCRIPT

RIZKA INDIRASARI NUR

1112012031

JOURNAL READING BLOK 13

Penelitian tentang prevalensi karies pada anak menunjukkan hasil tinggi. 7 dari 10 anak memiliki karies dengan rata-rata per anak memiliki 3-4 karies. Alasan mengapa prevalensi relatif tinggi ditemukan dalam penelitian ini adalah kebiasaan membersihkan gigi yang buruk (seperti frekuensi menyikat gigi yang rendah), akses yang terbatas untuk upaya pencegahan, suplai air yang tidak mengandung flour, faktor makanan (seperti meminum dengan botol dan frekuensi menkonsumsi makanan tinggi gula diantara waktu makan yang tinggi) dan kesadaran orang tua yang rendah tentang kesehatan gigi mulut.

Orang tua dengan perlakuan yang positif terhadap gigi dan memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap dental mungkin akan membangun kebiasaan kesehatan gigi pada anak-anak mereka dan menjaga kesehatan gigi anak-anaknya. Jadi, itu sangat penting untuk melibatkan orang tua dalam program promosi kesehatan gigi untuk anak-anak prasekolah. Dan juga, tidak ada tambahan yang ditemukan. Hal ini menunjukkan adanya hambatan pada ekonomi dan geografis pada perawatan gigi dan menyebabkan mereka tidak dapat mengunjungi dokter gigi.

Hal ini mendorong bahwa kunjungan pertama ke dokter gigi harus dilakukan pada usia satu tahun dan semua anak setidaknya harus mengunjungi dokter gigi secara rutin 2 kali seahun. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak-anak ini belum pernah ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan untuk masalah gigi. Hal ini menegaskan bahwa anak-anak prasekolah tidak mendapatkan perawatan gigi yang memadai. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya memperkuat layanan perawatan gigi berbasis komunitas untuk anak-anak prasekolah di Indonesia.