laporan diskusi jurnal i blok 20.docx

10
LAPORAN DISKUSI JURNAL Oral Hobnail Hemangioma: A Case Report Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J 52010 0019 Dosen Pembimbing : Drg. Rahadian Alif

Upload: nabiela-ameer

Post on 01-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20 - KOMPREHENSIF II

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx

LAPORAN DISKUSI JURNAL

Oral Hobnail Hemangioma: A Case Report

Oleh :

Ichda Nabiela Amiria Asykarie

J 52010 0019

Dosen Pembimbing : Drg. Rahadian Alif

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 2: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx

2013

Oral Hobnail Hemangioma

(Targetoid Hemosiderotic Hemangioma)

Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah yang berproliferasi dari sel-sel

endotelium pembuluh darah diikuti involusi terus menerus meyebabkan kelainan yang

merupakan hasil dari anomali perkembangan pleksus vaskular. Hemangioma yang

terjadi pada jaringan lunak mulut bentuknya sama dengan hemangioma pada kulit. Lesi

yang muncul biasanya berupa lesi berbentuk rata atau menggembung pada mukosa,

berwarna merah tua atau merah kebiruan dan tidak berbatas tegas. Daerah yang sering

terkena adalah bibir, lidah, mukosa bukal, dan palatum.

Tumor hemangioma sering diikuti trauma dan berlanjut mengalami ulserasi dan

infeksi sekunder. Pada rongga mulut, tulang dan otot juga dapat terkena hemangioma,

sebagaimana mukosa dan kulit. Insiden hemangioma intraosseous bervariasi yaitu 0,5 –

1,0 % dari seluruh neoplasma intraosseous. Tulang wajah yang paling sering terkena

adalah mandibula, maksila, dan tulang hidung. Lesi intraosseous lebih sering mengenai

mandibula dibandingkan maksila yaitu 2:1. Hemangioma intramuskular di rongga mulut

paling sering mengenai otot masseter, dengan insiden sekitar 5% seluruh hemangioma

intramuskular.

Lesi ini umumnya tidak menunjukkan gejala , tetapi mereka menyebabkan rasa sakit,

perubahan warna, peningkatan ukuran, atau menunjukkan perubahan siklus atau

episodik. Perubahan ini biasanya digambarkan sebagai pembesaran dan diikuti oleh

penurunan ukuran serta berkurangnya intensitas warna.

Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum diketahui,

namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan

pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh

darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular

Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.

Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar

angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan

transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.

Page 3: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx

Penentuan diagnosis hemangioma dilihat dari riwayat pasien dan pemeriksaan klinis

yang tepat. Secara klinis diagnosis hemangioma tidaklah sulit, terutama pada lesi yang

khas. Diagnosis banding dari hemangioma adalah terhadap tumor kulit lainnya yaitu

limfangioma, higroma, lipoma, neurofibroma, malformasi vaskular kongenital, venous

stars, dan herediter hemorragik telangiektasis.

Ada berbagai jenis terapi hemangioma dengan keuntungan dan kerugian masing-

masing. Secara umum perawatan hemangioma dapat dibagi menjadi terapi secara

konservatif (observasi) di mana secara alamiah lesi hemangioma akan mengalami

perubahan dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan

setelah itu terjadi regresi spontan sekitar usia 12 bulan. Lesi terus mengadakan regresi

sampai usia lima tahun. Selain perawatan secara konservatif, lesi hemangioma juga

dapat dilakukan secara aktif yaitu tindakan bedah, radiasi, penggunaan kortikosteroid,

dan, elektrokoagulasi.

Perawatan dengan tindakan bedah telah banyak berkembang, beberapa diantaranya

adalah eksisi, laser, bedah krio, dan skleroterapi. Eksisi biasanya jarang dilakukan

karena hemangioma cenderung untuk berdarah. Eksisi dilakukan dengan cara

dikombinasikan dengan skleroterapi untuk mengurangi perdarahan tersebut.

Perawatan dengan radiasi pada tahun – tahun terakhir sudah banyak ditinggalkan

karena penyinaran berakibat kurang baik pada anak – anak yang pertumbuhan tulangnya

masih aktif, komplikasi perawatan berupa keganasan yang terjadi dalam jangka waktu

lama, dan menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan

bila diperlukan suatu tindakan.

Perawatan dengan bedah krio merupakan aplikasi dingin dengan memakai nitrogen

cair. Sedangkan pengobatan dengan kortikosteroid dilakukan untuk jenis hemangioma

stroberi, kavernosum, dan campuran. Kortikosteroid yang dipakai adalah prednisone,

yang mengakibatkan hemangioma mengadakan regresi.

Page 4: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx

KASUS

Pasien laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan adanya sesuatu yang tumbuh

dibagian bawah mandibulanya sejak dua tahun yang lalu dan dirasakan sakit sejak 5

bulan terakhir. Pertumbuhan yang terjadi pada awalnya berukuran kecil lama kelamaan

semakin besar. Rasa sakitnya dirasakan terus menerus dan semakin parah dirasakan

pada waktu mengunyah dan hal tersebut sangat mengganggu pasien. Pada pemeriksaan

ekstraoral tidak ditemukan kelainan, kecuali limfonodi submandibular bilateral yang

teraba. pada pemeriksaan intraoral ditemukan pertumbuhan pada gingiva yang sessile,

exophytic, dan membentang dari sulkus bibir bawah hingga menutupi mukosa diantara

gigi incisivus sentral dan lateral. Lesi ini juga telah meluas dari sisi mesial incisi sentral

kanan hingga sisi distal caninus kiri. Warnanya hampir sama dengan mukosa

disekitarnya, bentuknya tidak teratur, konsistensinya lunak, dan pendarahan terlihat dari

sulkus gingiva. Berdasarkan pemeriksaan klinis dan subyektif, didapatkan diagnosis

sementara, yaitu granuloma dan differensial diagnosis peripheral cemento-ossifying

fibroma, peripheral giant cell granuloma, inflammatory fibrous hyperplasia, and kaposi

sarcoma.

Setelah dilakukan pemeriksaan seperti periapikal radiografi, hemogram lengkap dan

biopsi. Hasil pemeriksaaan radiografi periapikal menunjukkan adanya pengeroposan

tulang diinterdental incisivus sentral kanan kiri sampai sepertiga akar sedangkan pada

pemeriksaan darah menunjukkan gambar yang normal dan tidak ada reaksi virus HIV 1

maupun HIV2. Pada pemeriksaan histopatologis menunjukkan adanya overlying

stratified squamus epithelium pada stroma vascular dan epitelnya telah mengalami

keratinisasi. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lesi ini

terdiagnosa sebagai hobnail hemangioma. Pasien sekarang sedang dalam follow up dan

setelah enam bulan dilakukan perawatan bedah, dan tidak ada abnomarlitas yang

ditemukan pada pemeriksaan.

Page 5: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx

Pemeriksaan Subjektif

CC : pasien mengeluh ada sesuatu yang tumbuh dibagian bawah

mandibulanya,

terasa sakit dan semakin lama semakin membesar.

PI : Pasien merasakan sakit kurang lebih 5 bulan terakhir, rasa sakitnya

terus

menerus dan bertambah parah apabila digunakan untuk mengunyah.

PDH : Sebelumnya pasien belum pernah memeriksakan ke dokter gigi

PMH : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik

FH : -

SH : -

Pemeriksaan Objektif

Ekstraoral

Kepala : Dalam batas normal

Pipi : Dalam batas normal

Bibir : Dalam batas normal

TMJ : Dalam batas normal

Limfonodi : Limfonodi submandibular bilateral teraba

Intraoral

Gingiva : terdapat benjolan pada regio gigi 31 32, dan telah

meluas ke

sisi mesial incisi sentral kanan hingga sisi distal caninus

kiri, warnanya hampir sama dengan mukosa

disekitarnya, bentuknya tidak teratur, konsistensinya

lunak, dan pendarahan terlihat dari sulkus gingiva.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaaan radiografi periapikal

Ada pengeroposan tulang diinterdental incisivus sentral kanan kiri

sampai sepertiga akar.

Pemeriksaan darah

Normal dan tidak ada reaksi virus HIV 1 maupun HIV2.

Page 6: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx

Pemeriksaan histopatologis

Ada overlying stratified squamus epithelium pada stroma vascular dan

epitelnya telah mengalami keratinisasi.

Diagnosis Sementara

Granuloma

Diferensial Diagnosis

Peripheral cemento-ossifying fibroma

Peripheral giant cell granuloma

Inflammatory fibrous hyperplasia

Kaposi sarcoma

Acquired Progressive Lymphangioma

Angiokeratoma Circumscriptum

Dermatofibroma

Lymphangioma

Malignant Melanoma

Nevi Melanocytic

Targetoid hemosiderotic nevus

Venous Lakes

Diagnosis Final

Hobnail Hemangioma (Targetoid Hemosiderotic Hemangioma)

Rencana Perawatan

Pada beberapa kasus hemangioma akan mereda dengan sendirinya. Selain

perawatan secara konservatif, lesi hemangioma juga dapat dilakukan secara aktif

yaitu tindakan bedah, radiasi, penggunaan kortikosteroid, dan, elektrokoagulasi.

Pada jurnal ini perawatan yang dilakukan oleh pasien adalah bedah, tetapi

tidak disebutkan secara terperinci bagaimana penatalaksanaan perawatannya.

Page 7: LAPORAN DISKUSI JURNAL I BLOK 20.docx