jumat 26 juni 2020 5 macro economics...jumat 26 juni 2020 5 macro economics oleh arnoldus kristianus...

1
JUMAT 26 JUNI 2020 5 MACRO ECONOMICS Oleh Arnoldus Kristianus JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, setidaknya telah ada enam pelaku usaha asing yang siap menjadi pemungut pajak pertambahan nilai (PPN) atas transaksi barang atau jasa digital dari luar negeri secara elektronik atau pajak digital. Perusahaan- perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) itu telah dihubungi oleh pihak DJP. JAKARTA – Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui kerja sama dengan PT Pegadaian (Persero) menyalurkan pembiayaan ultra mikro (UMi) senilai Rp 400 miliar untuk membantu daya tahan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di masa pan- demi Covid-19. Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Kemenkeu Ririn Kadariyah menegaskan, pen- yaluran kredit ultra mikro melalui lembaga itu juga merupakan bentuk komitmen dan peran pemerintah dalam mendukung Program Pe- mulihan Ekonomi Nasional (PEN). "Tidak tanggung-tanggung, badan layanan umum (BLU) dan badan usaha milik ne- gara (BUMN) yang pro-pelaku usaha mikro berkolaborasi bersama untuk menyukseskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Ririn usai melakukan penandatanganan kerja sama dengan dirut Pegadaian, Kamis (25/6). Ririn mengatakan, penyaluran pembiayaan UMi sebesar Rp 400 miliar ini akan dilakukan melalui Pegadaian untuk mendukung usaha mikro, yang selama ini belum mendapatkan akses penuh kepada sektor perbankan den- gan masa tenggang selama enam bulan. "Dari Rp 400 miliar tersebut, Rp 100 miliar sisanya berbentuk pembiayaan syariah yang merupakan penyerahan pertama dari Pusat Investasi Pemerintah ke Pegadaian. Saya sangat mengapresiasi kerja sama Pegadaian dalam menyukseskan program ini," kata dia seperti dilansir Antara. Kebijakan pemberian dukungan terhadap UMKM merupakan langkah yang strategis karena sektor UMKM paling terdampak Co- vid-19 dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional yaitu menyumbang sekitar 57% Produk Domestik Bruto (PDB). Beberapa kebijakan telah dilakukan pemer- intah dalam mendukung daya tahan UMKM dalam masa pandemi Covid-19 di antaranya insentif perpajakan, restrukturisasi dan relak- sasi kredit, subsidi bunga, serta bantuan kredit modal usaha. Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengatakan, pihaknya berkomit- men untuk membangkitkan usaha mikro yang terdampak Covid-19 melalui penyaluran UMi bersama dengan PT PNM (Persero) dan PT Bahana Artha Ventura. "Pegadaian meneruskan program Pusat Investasi Pemer- intah melalui program Kreasi UMi-nya, untuk memberikan fasilitas pinjaman kepada pelaku usaha mikro yang kesulitan mengakses pembiayaan dari perbankan," ujar Kuswiyoto. Ia menambahkan, Pegadaian juga beren- cana menyiapkan skema pembiayaan lainnya bagi pelaku UMKM pada 2020 yaitu penyalu- ran UMi melalui produk gadai KCA-UMi untuk skema konvensional dan Rahn-UMi untuk skema syariah. Hingga 24 Juni 2020, Pegadaian telah menyalurkan UMi sebanyak Rp 618,36 miliar kepada lebih dari 93.604 debitur. Melalui pembiayaan Rp 400 miliar untuk tahap per- tama di sisa 2020, perseroan diharapkan mampu mengejar target penyaluran Rp 1,2 triliun di akhir tahun. Pegadaian menjadi salah satu lembaga keuangan nonbank yang menjadi penyalur pembiayaan UMi karena memiliki jaringan yang sangat luas dengan 4.000 unit gerai ope- rasional dan 14 juta basis nasabah di seluruh Indonesia. (ks) JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dalam rilis terbarunya memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini minus 0,3%, turun lebih dalam dari perkiraan April lalu yang masih tumbuh 0,5%. Sedangkan perekonomian dunia pada 2020 diprediksi mengalami kontraksi hingga 4,9% atau lebih rendah 1,9 poin persen dibanding- kan proyeksi sebelumnya, yaitu minus 3%. Sedangkan pertumbuhan ekono- mi Indonesia yang diprediksi mi- nus 0,3% itu masih termasuk yang terbaik di antara negara-negara Asean-5 yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietman, dan Filipina. Secara khusus, IMF mempro- yeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia minus 3,8%, Filipina minus 3,6%, dan Thailand minus 7,7%. Kali ini IMF tidak menye- butkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Vietnam, namun April lalu diprediksi masih tumbuh 2,7%. Kepala Ekonom IMF Gita Gopi- nath mengatakan, guncangan ekonomi yang terjadi lebih parah dari yang diperkirakan pada lapo- ran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April silam. Hal ini mengindikasikan suatu penurunan aktivitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi Covid-19, kata dia, te- lah berdampak pada perekonomi- an global, sebab setiap negara harus memotong rantai penye- baran Covid-19 dengan melakukan pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi. Selain itu, dalam laporan yang dikutip pada Kamis (25/6), IMF menyatakan, pertumbuhan ekono- mi negara maju akan minus 8% dan negara berkembang minus 3% pada 2020. "Pandemi Covid-19 memiliki dampak negatif pada aktivitas dari yang diperkirakan di paruh pertama 2020, diproyek- sikan pemulihan lebih bertahan dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan tersebut. IMF juga menyebutkan, pertum- buhan ekonomi negara maju yang dimaksud seperti Amerika Serikat (AS) minus 8%, Jerman minus 10,2%, Prancis minus 7,8%, Italia minus 12,5%, dan Spanyol minus 12,8%. Sementara pertumbuhan ekonomi Jepang minus 12,8%, Inggris minus 5,8%, Kanada minus 10,2%, dan negara maju lainnya minus 4,8%. Menurut Gita, kinerja perdaga- ngan global juga terkontraksi. Perdagangan di Asia pada kuar- tal I-2020 tumbuh -3,5%, hal itu mencerminkan lemahnya per- mintaan, jatuhnya pariwisata lin- tas batas, dan pasokan dislokasi, sebab ada beberapa kasus pem- batasan perdagangan. "Ini benar-benar krisis global, hampir 95% negara diproyeksikan menghadapi pertumbuhan penda- patan per kapita negatif pada 2020," ujar dia. Sementara untuk negara ber- kembang secara keseluruhan di proyeksikan minus 3,0%. Se- mentara secara kawasan, un- tuk negara berkembang di Asia pertumbuhannya minus 8,0%. Dari angka tersebut, IMF memproyek- sikan ekonomi Tiongkok masih tumbuh positif 1%, sementara India minus 4,5%, dan Asean-5 secara keseluruhan minus 2%. Kemudian Asean-5 atau ekonomi gabungan dari Indonesia, Malay- sia, Filipina, Thailand, dan Vietnam pada 2021 diproyeksikan tumbuh 6,2%. Sedangkan pada 2021, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia berada pada level positif sekitar 5,4%. Begitu juga untuk ekonomi negara-negara maju diperkirakan tumbuh pada level 4,8%, sedangkan negara berkembang 5,9%. (try) JAKARTA – Kementerian Ke- uangan (Kemenkeu) mengungkap- kan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari pendapatan badan layanan umum (BLU) tahun ini hampir dipastikan akan terkore- ksi dengan outlook sebesar Rp 50 triliun. Padahal, dalam kurun lima tahun sebelumnya, PNBP dari BLU terus mengalami tren men- ingkat, bahkan tumbuh rata-rata 16% per tahun. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu merinci pendapatan BLU pada 2015 mencapai Rp 35,3 triliun, 2016 men- capai Rp 41,9 triliun, 2017 kembali meningkat menjadi Rp 47,3 triliun, dan pada 2018 pendapatan BLU mencapai puncaknya yaitu Rp 55,1 triliun. Namun, lanjut Febrio, penda- patan BLU pada 2019 menurun hingga Rp 6,2 triliun atau hanya mencapai Rp 48,9 triliun. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pun- gutan atas ekspor kelapa sawit oleh BLU Badan Pengelola Dana Perke- bunan Kelapa Sawit (BPDPKS). “Untuk 2019 agak rendah, sebab tidak ada pungutan atas ekspor kelapa sawit oleh BLU BDPKS. Waktu itu memang harga sawit lagi rendah-rendahnya. Role based di BPDPKS, (bila harga sawit) di bawah harga treshold, nggak ada pungutan ekspor. Ini berdampak cukup besar bagi BLU,” ujar Fe- brio dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) yang membahas asumsi makro Ran- cangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2021 di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (25/6). Menurut dia, pendapatan BLU dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan alami BLU, baik dari jasa layanan utama maupun pe- nunjang, dan adanya pergeseran dari satuan kerja (satker) PNBP menjadi satker BLU. Oleh karena itu, ia menyebut, pendapatan BLU pada 2020 akan tu- rut terpengaruh tekanan Covid-19, sehingga sudah dipastikan akan terkoreksi dengan outlook pendapa- tan hanya Rp 50 triliun. “Pada 2020 tampaknya masih oke walaupun di tengah Covid-19. Tapi, dilihat di out- look akan ada koreksi. Harapannya agar koreksi pendapatan BLU-nya tidak terlalu tajam,” tutur dia. Untuk arah kebijakan tahun depan, Kementerian Keuangan menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pendapatan BLU. Pertama, BLU harus mengu- tamakan peningkatan kualitas pelayanan yang affordable, sustain- able, dan available. Kedua, mening- katkan tata kelola untuk mengawal peningkatan kinerja BLU. Ketiga, meningkatkan peman- faatan dana menganggur atau idle fund. “Ini (akan dilakukan) melalui investasi kas BLU untuk mening- katkan kualitas layanan,” jelas dia. Terakhir, kebijakan soal BLU akan diarahkan untuk modernisasi pengelolaan BLU melalui peman- faatan informasi dan teknologi. “Ada beberapa BLU memiliki kas yang berlebih. Itu harus di-manage dengan lebih baik supaya meng- hasilkan return yang cukup dan tingkatkan lagi layanan BLU yang bersangkutan,” tutur dia. Jumlah BLU Selain pendapatan BLU yang meningkat, dalam kurun lima tahun terakhir jumlah BLU yang tercatat meningkat. Pada 2015 jumlah BLU baru sebanyak 158, kemudian pada 2016 sebanyak 182, 2017 tercatat ada 203, 2018 bertambah menjadi 217, dan 2019 meningkat lagi menjadi 236. Data Kemenkeu menyebutkan, hingga akhir Mei 2020, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lainnya, tercatat sebesar Rp 44,10 triliun atau mengalami pertumbuhan 4,3% dibandingkan periode sebelumnya. Sementara pendapatan BLU pada Mei 2020 menunjukkan adan- ya peningkatan kinerja. Hingga akhir bulan lalu, realisasi pendapa- tan BLU sebesar Rp 19,51 triliun, tumbuh hingga 6,29% dibanding- kan periode yang sama 2019 yang tercatat Rp 18,36 triliun. Kenaikan kinerja pendapatan BLU itu disumbang oleh pendapa- tan dana perkebunan kelapa sawit, peningkatan jasa layanan kesehatan pada rumah sakit, dan pendapatan pengelolaan dana pengembangan pendidikan nasional. (try) “Dari komunikasi yang dilaku- kan, paling tidak ada enam pelaku usaha luar negeri siap jadi pemu- ngut PPN pada awal periode,” ujar Direktur Jenderal Pajak Kemen- keu Suryo Utomo dalam media briefing secara virtual, Kamis (25/6). Namun, ia masih enggan untuk mengungkapkan nama-na- ma perusahaan asing tersebut dan akan mengumumkannya dalam beberapa waktu ke depan. Suryo mengatakan, perusahaan terpilih harus mempersiapkan in- frastruktur yang akan dijalankan. Persiapan juga harus memperhati- kan besaran invoice tagihan yang akan diterima konsumen ketika pemungutan PPN dilakukan, serta informasi yang harus disampaikan ke konsumen. Secara spesifik, akan ada kesepakatan kedua belah pihak, termasuk terkait kewajiban yang dipikul perusahaan-perusa- haan terpilih. Menurut dia, proses pemungut- an PPN akan mulai dilakukan per 1 Agustus 2020. Diharapkan, dalam waktu dekat akan semakin banyak perusahaan digital yang ikut mel- akukan pemungutan PPN. "Pros- esnya untuk penunjukan PMSE pemungut PPN berlangsung pan- jang, kami diskusi segala macam. Nanti kalau sudah ada penunjukan dan sebagai part of transparency akan disampaikan ke publik siapa yang sudah ditunjuk," ucap Sur yo. Sebagai informasi, pemerintah mengatur pengenaan PPN pada platform digital dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48 Tahun 2020, yang merupakan aturan turunan dari Perppu Nomor 1 Tahun 2020. Pengenaan PPN produk digital ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan kesetaraan antara pelaku usaha dalam negeri dan luar negeri, serta antara usaha konvensional dan usaha digital. Transaksi produk-produk digital seperti seperti Netflix, Spotify, hingga Zoom adalah di antara yang akan disasar PMK ini. Anggota Komisi XI Dewan Per- wakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PDIP Indah Kurnia sempat mengatakan, dengan potensi tran- saksi produk digital yang mencapai sekitar Rp 102 triliun dan tarif PPN 10%, maka penerimaan negara yang akan didapat mencapai Rp 10 triliun. Sebelumnya, Asosiasi E-Com- merce Indonesia (IDEA) men- yatakan, pengenaan pajak lewat transaksi digital sebaiknya juga dilakukan untuk transaksi yang dilakukan media sosial. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi sikap penjual yang menjual ba- rang lewat media sosial agar tidak menyerahkan nomor pokok wajib pajak (NPWP). “Karena bentuknya self claim, pedagang yang tadinya berda- gang di marketplace nantinya bisa berpindah ke media sosial. Sebab penjual yang berdagang lewat me- dia sosial tidak dimintakan NPWP,” ucap Ketua IDEA Ignatius Untung. Pihaknya melihat transaksi lewat media sosial belum memberi kon- tribusi besar untuk penerimaan negara. Sebab pedagang yang berjualan di media sosial, sering tidak mengakui berapa omzet pasti yang didapatkan dalam setahun. Insentif Fiskal Covid-19 Pada kesempatan yang sama, PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN (“RUPS” ATAU “RUPST”) Direksi PT Indosat Tbk (“Perseroan”) dengan ini mengundang para pemegang saham Perseroan untuk menghadiri RUPST Perseroan, yang akan diselenggarakan pada: Hari/tanggal : Senin, 20 Juli 2020 Waktu : 14.00 WIB s/d selesai Tempat : Gedung Indosat Ooredoo Jalan Medan Merdeka Barat No. 21 Jakarta 10110 Mekanisme RUPST : RUPST secara elektronik Dengan mata acara dan penjelasan mata acara RUPST sebagai berikut: 1. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. - Mata acara ini diusulkan untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), dimana laporan tahunan dan laporan keuangan harus dimintakan persetujuan dan pengesahan RUPST. 2. Persetujuan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. - Mata acara ini diusulkan untuk memenuhi ketentuan Pasal 71 UUPT dan Pasal 26 Anggaran Dasar Perseroan, dimana penggunaan laba bersih termasuk penyisihan untuk cadangan diputuskan oleh RUPST. 3. Persetujuan penetapan remunerasi Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2020. - Mata acara ini diusulkan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (3) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 113 UUPT, dimana besaran remunerasi Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPST. 4. Persetujuan penunjukan Auditor Independen Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. - Mata acara ini diusulkan sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 59 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“Peraturan OJK RUPS”). 5. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019, Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019, Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019. - Mata acara ini disyaratkan berdasarkan Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. 6. Persetujuan atas perubahan susunan dan/atau penunjukan kembali anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. - Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, UUPT, dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, perubahan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan melalui suatu RUPS. Catatan: 1. Pemanggilan ini berlaku sebagai undangan resmi kepada pemegang saham Perseroan. Perseroan tidak mengirimkan surat undangan secara terpisah kepada masing-masing pemegang saham. 2. Berdasarkan Peraturan OJK RUPS jo. Peraturan OJK No. 16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik dan Surat OJK No. S-124/D.04.2020 tanggal 24 April 2020 tentang Kondisi Tertentu dalam Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka secara Elektronik, Perseroan yang juga bertindak sebagai Penyelenggara RUPS secara elektronik, akan menyelenggarakan RUPS secara elektronik tanpa kehadiran fisik pemegang saham. Oleh karenanya, Perseroan menghimbau seluruh pemegang saham untuk mengadiri RUPS secara elektronik atau memberikan kuasanya melalui e-Proxy yang disediakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). 3. Perseroan menyediakan fasilitas registrasi secara online melalui tautan https://erups.indosat.com/ yang mulai dibuka tanggal 26 Juni 2020 dan akan ditutup pada tanggal pelaksanaan RUPST. Panduan lebih lanjut untuk melakukan registrasi secara online dapat diakses pada http://indosatooredoo.com/id/investor-relation/rups. Untuk keperluan otentikasi dan verifikasi, pemegang saham yang telah melakukan registrasi tetap wajib melakukan registrasi ulang secara elektronik pada https://erups.indosat.com/. 4. Pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili dalam RUPST adalah: a. Bagi yang sahamnya belum dimasukkan dalam Penitipan Kolektif KSEI, hanyalah pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 16.00 WIB. b. Bagi yang sahamnya berada dalam Penitipan Kolektif KSEI, hanyalah pemegang rekening yang namanya tercatat sebagai pemegang saham Perseroan dalam rekening efek Bank Kustodian atau Perusahaan Efek pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 16.00 WIB. 5. Para pemegang saham yang tidak dapat hadir dapat diwakili oleh kuasanya yang sah dengan menggunakan eProxy yang disediakan oleh KSEI. Tata cara pemberian eProxy mengikuti prosedur yang telah disediakan oleh KSEI yang dapat diakses secara elektronik pada platform eASY.KSEI melalui www.ksei.co.id. 6. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan pegawai Perseroan tidak diperkenankan bertindak sebagai kuasa pemegang saham dalam RUPST dan dalam pemungutan suara dalam RUPST, suara yang dikeluarkan oleh mereka sebagai kuasa dianggap batal dan tidak sah. 7. Bahan-bahan terkait mata acara RUPST telah tersedia sejak tanggal pemanggilan sampai dengan penyelenggaraan RUPST dan dapat diunduh pada http://indosatooredoo.com/id/investor-relation/rups. 8. Pemberian suara dalam RUPST akan dilakukan secara elektronik melalui platform pemungutan suara elektronik Perseroan, dan pemberian suara dapat dilakukan sejak tanggal 26 Juni 2020 sampai dengan pembukaan masing-masing mata acara yang memerlukan pemungutan suara dalam RUPS. Untuk tertibnya RUPST, para pemegang saham atau kuasanya yang sah diminta dengan hormat sudah bergabung dalam live event RUPST elektronik Perseroan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) menit sebelum RUPST dimulai. Jakarta, 26 Juni 2020 PT INDOSAT TBK Direksi Direktur Potensi Penerimaan dan Kepatuhan Pajak DJP Kemenkeu Ihsan Priyawibawa mengungkap- kan, hingga Rabu (24/6), sudah ada 389.546 wajib pajak (WP) yang mengajukan permohonan peman- faatan insentif fiskal Covid-19. Insentif pajak tersebut termasuk dalam PMK 44/2020 berupa PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP), pembebasan PPh Pasal 22 impor, PPh 23 Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP), dan pengurangan PPh Pasal 25. Update terkait jumlah penerima insentif sampai dengan 24 Juni pukul 20.00 WIB, secara garis besar ada 389.546 permohonan yang dilakukan oleh wajib pajak dan sekitar 93% disetujui,” ucap Ih- san. Ia menambahkan dari jumlah tersebut, ada sekitar 28.728 wajib pajak yang ditolak pengajuannya, di antaranya karena klasifikasi lapangan usaha (KLU) tidak me- menuhi kriteria PMK atau SPT Tahunan 2018 belum disampaikan sebagai basis menentukan KLU. BKPM Terima Bantuan dari KOTRA Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman (kanan) dan General Director KOTRA Lee Jong Yoon saat penyerahan donasi di Jakarta, Kamis (25/6/2020). Abill Korea Co.,Ltd bekerja sama dengan Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) menyerahkan donasi senilai Rp1,18 miliar (100 juta Won) untuk membantu penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia. BeritaSatu Photo/Humas BKPM

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUMAT 26 JUNi 2020 5 MACRO ECONOMICS...JUMAT 26 JUNi 2020 5 MACRO ECONOMICS Oleh Arnoldus Kristianus JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan,

JUMAT 26 JUNi 2020

5 MACRO ECONOMICS

Oleh Arnoldus Kristianus

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, setidaknya telah ada enam pelaku usaha asing yang siap menjadi pemungut pajak pertambahan nilai (PPN) atas transaksi barang atau jasa digital dari luar negeri secara elektronik atau pajak digital. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) itu telah dihubungi oleh pihak DJP.

JAKARTA – Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui kerja sama dengan PT Pegadaian (Persero) menyalurkan pembiayaan ultra mi kro (UMi) senilai Rp 400 miliar untuk membantu daya tahan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di masa pan-demi Covid-19.

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Kemenkeu Ririn Kadariyah menegaskan, pen-yaluran kredit ultra mikro melalui lembaga itu juga merupakan bentuk komitmen dan peran pemerintah dalam mendukung Program Pe-mulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Tidak tanggung-tanggung, badan layanan umum (BLU) dan badan usaha milik ne-gara (BUMN) yang pro-pelaku usaha mikro berkolaborasi bersama untuk menyukseskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Ririn usai melakukan penandatanganan kerja sama dengan dirut Pegadaian, Kamis (25/6).

Ririn mengatakan, penyaluran pembiayaan UMi sebesar Rp 400 miliar ini akan dilakukan melalui Pegadaian untuk mendukung usaha mikro, yang selama ini belum mendapatkan akses penuh kepada sektor perbankan den-gan masa tenggang selama enam bulan.

"Dari Rp 400 miliar tersebut, Rp 100 miliar sisanya berbentuk pembiayaan syariah yang merupakan penyerahan pertama dari Pusat Investasi Pemerintah ke Pegadaian. Saya sangat mengapresiasi kerja sama Pegadaian dalam menyukseskan program ini," kata dia seperti dilansir Antara.

Kebijakan pemberian dukungan terhadap UMKM merupakan langkah yang strategis karena sektor UMKM paling terdampak Co-vid-19 dan berkontribusi signifikan terhadap

perekonomian nasional yaitu menyumbang sekitar 57% Produk Domestik Bruto (PDB).

Beberapa kebijakan telah dilakukan pemer-intah dalam mendukung daya tahan UMKM dalam masa pandemi Covid-19 di antaranya insentif perpajakan, restrukturisasi dan relak-sasi kredit, subsidi bunga, serta bantuan kredit modal usaha.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengatakan, pihaknya berkomit-men untuk membangkitkan usaha mikro yang terdampak Covid-19 melalui penyaluran UMi bersama dengan PT PNM (Persero) dan PT Bahana Artha Ventura. "Pegadaian meneruskan program Pusat Investasi Pemer-intah melalui program Kreasi UMi-nya, untuk memberikan fasilitas pinjaman kepada pelaku usaha mikro yang kesulitan mengakses pembiayaan dari perbankan," ujar Kuswiyoto.

Ia menambahkan, Pegadaian juga beren-cana menyiapkan skema pembiayaan lainnya bagi pelaku UMKM pada 2020 yaitu penyalu-ran UMi melalui produk gadai KCA-UMi untuk skema konvensional dan Rahn-UMi untuk skema syariah.

Hingga 24 Juni 2020, Pegadaian telah menyalurkan UMi sebanyak Rp 618,36 miliar kepada lebih dari 93.604 debitur. Melalui pembiayaan Rp 400 miliar untuk tahap per-tama di sisa 2020, perseroan diharapkan mampu mengejar target penyaluran Rp 1,2 triliun di akhir tahun.

Pegadaian menjadi salah satu lembaga keuangan nonbank yang menjadi penyalur pembiayaan UMi karena memiliki jaringan yang sangat luas dengan 4.000 unit gerai ope-rasional dan 14 juta basis nasabah di seluruh Indonesia. (ks)

JAKAR TA – Dana Moneter Internasional atau International Monetar y Fund (IMF) dalam rilis terbarunya memperkirakan bahwa per tumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini minus 0,3%, tur un lebih dalam dari perkiraan April lalu yang masih tumbuh 0,5%.

Sedangkan perekonomian dunia pada 2020 diprediksi mengalami kontraksi hingga 4,9% atau lebih rendah 1,9 poin persen dibanding-kan proyeksi sebelumnya, yaitu minus 3%.

Sedangkan pertumbuhan ekono-mi Indonesia yang diprediksi mi-nus 0,3% itu masih termasuk yang terbaik di antara negara-negara Asean-5 yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietman, dan Filipina.

Secara khusus, IMF mempro-yeksi per tumbuhan ekonomi Malaysia minus 3,8%, Filipina minus 3,6%, dan Thailand minus 7,7%. Kali ini IMF tidak menye-

butkan proyeksi per tumbuhan ekonomi Vietnam, namun April lalu diprediksi masih tumbuh 2,7%.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopi-nath mengatakan, guncangan ekonomi yang terjadi lebih parah dari yang diperkirakan pada lapo-ran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April silam. Hal ini mengindikasikan suatu penurunan aktivitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pandemi Covid-19, kata dia, te-lah berdampak pada perekonomi-an global, sebab setiap negara harus memotong rantai penye-baran Covid-19 dengan melakukan pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi.

Selain itu, dalam laporan yang dikutip pada Kamis (25/6), IMF menyatakan, pertumbuhan ekono-mi negara maju akan minus 8% dan negara berkembang minus 3% pada 2020. "Pandemi Covid-19 memiliki dampak negatif pada

aktivitas dari yang diperkirakan di paruh pertama 2020, diproyek-sikan pemulihan lebih bertahan dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan tersebut.

IMF juga menyebutkan, pertum-buhan ekonomi negara maju yang dimaksud seperti Amerika Serikat (AS) minus 8%, Jerman minus 10,2%, Prancis minus 7,8%, Italia mi nus 12,5%, dan Spanyol minus 12,8%. Sementara pertumbuhan eko nomi Jepang minus 12,8%, Ing gris minus 5,8%, Kanada minus 10,2%, dan negara maju lainnya minus 4,8%.

Menurut Gita, kinerja perdaga-ngan global juga terkontraksi. Perdagangan di Asia pada kuar-tal I-2020 tumbuh -3,5%, hal itu mencerminkan lemahnya per-mintaan, jatuhnya pariwisata lin-tas batas, dan pasokan dislokasi, se bab ada beberapa kasus pem-batasan perdagangan.

"Ini benar-benar krisis global, hampir 95% negara diproyeksikan

menghadapi pertumbuhan penda-patan per kapita negatif pada 2020," ujar dia.

Sementara untuk negara ber-kem bang secara keseluruhan di proyeksikan minus 3,0%. Se-mentara secara kawasan, un-tuk negara berkembang di Asia pertumbuhan nya minus 8,0%. Dari angka tersebut, IMF memproyek-sikan ekonomi Tiongkok masih tum buh positif 1%, sementara India minus 4,5%, dan Asean-5 secara keseluruhan minus 2%.

Kemudian Asean-5 atau ekonomi gabungan dari Indonesia, Malay-sia, Filipina, Thailand, dan Vietnam pada 2021 diproyeksikan tumbuh 6,2%.

Sedangkan pada 2021, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia berada pada level positif sekitar 5,4%. Begitu juga untuk ekonomi negara-negara maju diperkirakan tumbuh pada level 4,8%, sedangkan negara berkembang 5,9%. (try)

JAKARTA – Kementerian Ke-uangan (Kemenkeu) mengungkap-kan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari pendapatan badan layanan umum (BLU) tahun ini hampir dipastikan akan terkore-ksi dengan outlook sebesar Rp 50 triliun. Padahal, dalam kurun lima tahun sebelumnya, PNBP dari BLU terus mengalami tren men-ingkat, bahkan tumbuh rata-rata 16% per tahun.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu merinci pendapatan BLU pada 2015 mencapai Rp 35,3 triliun, 2016 men-capai Rp 41,9 triliun, 2017 kembali meningkat menjadi Rp 47,3 triliun, dan pada 2018 pendapatan BLU men capai puncaknya yaitu Rp 55,1 triliun.

Namun, lanjut Febrio, penda-patan BLU pada 2019 menurun hingga Rp 6,2 triliun atau hanya mencapai Rp 48,9 triliun. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pun-gutan atas ekspor kelapa sawit oleh BLU Badan Pengelola Dana Perke-bunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“Untuk 2019 agak rendah, sebab

tidak ada pungutan atas ekspor kelapa sawit oleh BLU BDPKS. Waktu itu memang harga sawit lagi rendah-rendahnya. Role based di BPDPKS, (bila harga sawit) di bawah harga treshold, nggak ada pungutan ekspor. Ini berdampak cukup besar bagi BLU,” ujar Fe-brio dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) yang membahas asumsi makro Ran-cangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2021 di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (25/6).

Menurut dia, pendapatan BLU dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan alami BLU, baik dari jasa layanan utama maupun pe-nunjang, dan adanya pergeseran dari satuan kerja (satker) PNBP menjadi satker BLU.

Oleh karena itu, ia menyebut, pendapatan BLU pada 2020 akan tu-rut terpengaruh tekanan Covid-19, sehingga sudah dipastikan akan terkoreksi dengan outlook pendapa-tan hanya Rp 50 triliun. “Pada 2020 tampaknya masih oke walaupun di tengah Covid-19. Tapi, dilihat di out-look akan ada koreksi. Harapannya

agar koreksi pendapatan BLU-nya tidak terlalu tajam,” tutur dia.

Untuk arah kebijakan tahun de pan, Kementerian Keuangan me nyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pendapatan BLU. Pertama, BLU harus mengu-tamakan peningkatan kualitas pelayanan yang affordable, sustain-able, dan available. Kedua, mening-katkan tata kelola untuk mengawal peningkatan kinerja BLU.

Ketiga, meningkatkan peman-faatan dana menganggur atau idle fund. “Ini (akan dilakukan) melalui investasi kas BLU untuk mening-katkan kualitas layanan,” jelas dia.

Terakhir, kebijakan soal BLU akan diarahkan untuk modernisasi pengelolaan BLU melalui peman-faatan informasi dan teknologi. “Ada beberapa BLU memiliki kas yang berlebih. Itu harus di-manage dengan lebih baik supaya meng-hasilkan return yang cukup dan tingkatkan lagi layanan BLU yang bersangkutan,” tutur dia.

Jumlah BLU Selain pendapatan BLU yang

meningkat, dalam kurun lima tahun terakhir jumlah BLU yang tercatat meningkat. Pada 2015 jumlah BLU baru sebanyak 158, kemudian pada 2016 sebanyak 182, 2017 tercatat ada 203, 2018 bertambah menjadi 217, dan 2019 meningkat lagi menjadi 236.

Data Kemenkeu menyebutkan, hingga akhir Mei 2020, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lainnya, tercatat sebesar Rp 44,10 triliun atau mengalami pertumbuhan 4,3% dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara pendapatan BLU pada Mei 2020 menunjukkan adan-ya peningkatan kinerja. Hingga akhir bulan lalu, realisasi pendapa-tan BLU sebesar Rp 19,51 triliun, tumbuh hingga 6,29% dibanding-kan periode yang sama 2019 yang tercatat Rp 18,36 triliun.

Kenaikan kinerja pendapatan BLU itu disumbang oleh pendapa-tan dana perkebunan kelapa sawit, peningkatan jasa layanan kesehatan pada rumah sakit, dan pendapatan pengelolaan dana pengembangan pendidikan nasional. (try)

“Dari komunikasi yang dilaku-kan, paling tidak ada enam pelaku usaha luar negeri siap jadi pemu-ngut PPN pada awal periode,” ujar Direktur Jenderal Pajak Kemen-keu Suryo Utomo dalam media briefing secara vir tual, Kamis (25/6). Namun, ia masih enggan untuk mengungkapkan nama-na-ma perusahaan asing tersebut dan akan mengumumkannya dalam be berapa waktu ke depan.

Suryo mengatakan, perusahaan terpilih harus mempersiapkan in-frastruktur yang akan dijalankan. Persiapan juga harus memperhati-kan besaran invoice tagihan yang akan diterima konsumen ketika pemungutan PPN dilakukan, serta informasi yang harus disampaikan ke konsumen. Secara spesifik, akan ada kesepakatan kedua belah pihak, termasuk terkait kewajiban yang dipikul perusahaan-perusa-haan terpilih.

Menurut dia, proses pemu ngut-an PPN akan mulai dilakukan per 1 Agustus 2020. Diharapkan, dalam waktu dekat akan semakin banyak perusahaan digital yang ikut mel-akukan pemungutan PPN. "Pros-esnya untuk penunjukan PMSE pemungut PPN berlangsung pan-jang, kami diskusi segala macam. Nanti kalau sudah ada penunjukan dan sebagai part of transparency akan disampaikan ke publik siapa yang sudah ditunjuk," ucap Suryo.

Sebagai informasi, pemerintah mengatur pengenaan PPN pada platform digital dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48 Tahun 2020, yang merupakan aturan turunan dari Perppu Nomor 1 Tahun 2020.

Pengenaan PPN produk digital

ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan kesetaraan antara pelaku usaha dalam negeri dan luar negeri, serta antara usaha konvensional dan usaha digital. Transaksi produk-produk digital seperti seperti Netflix, Spotify, hingga Zoom adalah di antara yang akan disasar PMK ini.

Anggota Komisi XI Dewan Per-wakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PDIP Indah Kurnia sempat mengatakan, dengan potensi tran-saksi produk digital yang mencapai sekitar Rp 102 triliun dan tarif PPN 10%, maka penerimaan negara yang akan didapat mencapai Rp 10 triliun.

Sebelumnya, Asosiasi E-Com-merce Indonesia (IDEA) men-yatakan, pengenaan pajak lewat transaksi digital sebaiknya juga dilakukan untuk transaksi yang dilakukan media sosial. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi sikap penjual yang menjual ba-rang lewat media sosial agar tidak menyerahkan nomor pokok wajib pajak (NPWP).

“Karena bentuknya self claim, pedagang yang tadinya berda-gang di marketplace nantinya bisa berpindah ke media sosial. Sebab penjual yang berdagang lewat me-dia sosial tidak dimintakan NPWP,” ucap Ketua IDEA Ignatius Untung.

Pihaknya melihat transaksi lewat media sosial belum memberi kon-tribusi besar untuk penerimaan negara. Sebab pedagang yang berjualan di media sosial, sering tidak mengakui berapa omzet pasti yang didapatkan dalam setahun.

Insentif Fiskal Covid-19 Pada kesempatan yang sama,

Ukuran : 3 kolom x 180 mmMedia : INVESTOR DAILYTerbit : 26 Juni 2020File : Pemanggilan RUPST Indosat Jun20 - d7

PEMANGGILANRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN (“RUPS” ATAU “RUPST”)

Direksi PT Indosat Tbk (“Perseroan”) dengan ini mengundang para pemegang saham Perseroan untuk menghadiri RUPST Perseroan, yang akan diselenggarakan pada:

Hari/tanggal : Senin, 20 Juli 2020Waktu : 14.00 WIB s/d selesai

Tempat : Gedung Indosat OoredooJalan Medan Merdeka Barat No. 21Jakarta 10110

Mekanisme RUPST : RUPST secara elektronik Dengan mata acara dan penjelasan mata acara RUPST sebagai berikut:1. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2019.- Mata acara ini diusulkan untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), dimana laporan tahunan dan laporan keuangan harus dimintakan persetujuan dan pengesahan RUPST.

2. Persetujuan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.- Mata acara ini diusulkan untuk memenuhi ketentuan Pasal 71 UUPT dan Pasal 26 Anggaran Dasar Perseroan, dimana

penggunaan laba bersih termasuk penyisihan untuk cadangan diputuskan oleh RUPST.3. Persetujuan penetapan remunerasi Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2020.

- Mata acara ini diusulkan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (3) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 113 UUPT, dimana besaran remunerasi Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPST.

4. Persetujuan penunjukan Auditor Independen Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.- Mata acara ini diusulkan sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 59 Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan (“OJK”) No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“Peraturan OJK RUPS”).

5. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019, Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019, Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019.- Mata acara ini disyaratkan berdasarkan Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Hasil Penawaran Umum.6. Persetujuan atas perubahan susunan dan/atau penunjukan kembali anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

- Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, UUPT, dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, perubahan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan melalui suatu RUPS.

Catatan:1. Pemanggilan ini berlaku sebagai undangan resmi kepada pemegang saham Perseroan. Perseroan tidak mengirimkan surat

undangan secara terpisah kepada masing-masing pemegang saham.2. Berdasarkan Peraturan OJK RUPS jo. Peraturan OJK No. 16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang

Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik dan Surat OJK No. S-124/D.04.2020 tanggal 24 April 2020 tentang Kondisi Tertentu dalam Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka secara Elektronik, Perseroan yang juga bertindak sebagai Penyelenggara RUPS secara elektronik, akan menyelenggarakan RUPS secara elektronik tanpa kehadiran fisik pemegang saham. Oleh karenanya, Perseroan menghimbau seluruh pemegang saham untuk mengadiri RUPS secara elektronik atau memberikan kuasanya melalui e-Proxy yang disediakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”).

3. Perseroan menyediakan fasilitas registrasi secara online melalui tautan https://erups.indosat.com/ yang mulai dibuka tanggal 26 Juni 2020 dan akan ditutup pada tanggal pelaksanaan RUPST. Panduan lebih lanjut untuk melakukan registrasi secara online dapat diakses pada http://indosatooredoo.com/id/investor-relation/rups. Untuk keperluan otentikasi dan verifikasi, pemegang saham yang telah melakukan registrasi tetap wajib melakukan registrasi ulang secara elektronik pada https://erups.indosat.com/.

4. Pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili dalam RUPST adalah:a. Bagi yang sahamnya belum dimasukkan dalam Penitipan Kolektif KSEI, hanyalah pemegang saham Perseroan yang namanya

tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 16.00 WIB.b. Bagi yang sahamnya berada dalam Penitipan Kolektif KSEI, hanyalah pemegang rekening yang namanya tercatat sebagai

pemegang saham Perseroan dalam rekening efek Bank Kustodian atau Perusahaan Efek pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 16.00 WIB.

5. Para pemegang saham yang tidak dapat hadir dapat diwakili oleh kuasanya yang sah dengan menggunakan eProxy yang disediakan oleh KSEI. Tata cara pemberian eProxy mengikuti prosedur yang telah disediakan oleh KSEI yang dapat diakses secara elektronik pada platform eASY.KSEI melalui www.ksei.co.id.

6. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan pegawai Perseroan tidak diperkenankan bertindak sebagai kuasa pemegang saham dalam RUPST dan dalam pemungutan suara dalam RUPST, suara yang dikeluarkan oleh mereka sebagai kuasa dianggap batal dan tidak sah.

7. Bahan-bahan terkait mata acara RUPST telah tersedia sejak tanggal pemanggilan sampai dengan penyelenggaraan RUPST dan dapat diunduh pada http://indosatooredoo.com/id/investor-relation/rups.

8. Pemberian suara dalam RUPST akan dilakukan secara elektronik melalui platform pemungutan suara elektronik Perseroan, dan pemberian suara dapat dilakukan sejak tanggal 26 Juni 2020 sampai dengan pembukaan masing-masing mata acara yang memerlukan pemungutan suara dalam RUPS.

Untuk tertibnya RUPST, para pemegang saham atau kuasanya yang sah diminta dengan hormat sudah bergabung dalam live event RUPST elektronik Perseroan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) menit sebelum RUPST dimulai.

Jakarta, 26 Juni 2020PT INDOSAT TBK

Direksi

Direktur Potensi Penerimaan dan Kepatuhan Pajak DJP Kemenkeu Ihsan Priyawibawa mengungkap-kan, hingga Rabu (24/6), sudah ada 389.546 wajib pajak (WP) yang mengajukan permohonan peman-faatan insentif fiskal Covid-19. Insentif pajak tersebut termasuk dalam PMK 44/2020 berupa PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP), pembebasan PPh Pasal 22 impor, PPh 23 Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP), dan pengurangan PPh Pasal 25.

“Update terkait jumlah penerima insentif sampai dengan 24 Juni pukul 20.00 WIB, secara garis besar ada 389.546 permohonan yang dilakukan oleh wajib pajak dan sekitar 93% disetujui,” ucap Ih-san. Ia menambahkan dari jumlah tersebut, ada sekitar 28.728 wajib pajak yang ditolak pengajuannya, di antaranya karena klasifikasi lapangan usaha (KLU) tidak me-menuhi kriteria PMK atau SPT Tahunan 2018 belum disampaikan sebagai basis menentukan KLU.

BKPM Terima Bantuan dari KOTRADeputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman (kanan) dan General Director KOTRA Lee Jong Yoon saat penyerahan donasi di Jakarta, Kamis (25/6/2020). Abill Korea Co.,Ltd bekerja sama dengan Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) menyerahkan donasi senilai Rp1,18 miliar (100 juta Won) untuk membantu penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia.

BeritaSatu Photo/Humas BKPM