selasa 30 april 2019 21 macro economics€¦ · 6. pemegang saham yang akan memberikan kuasa dapat...

1
SELASA 30 APRIL 2019 21 MACRO ECONOMICS Oleh Triyan Pangastuti JAKARTA – Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkolaborasi untuk men- dorong perusahaan melakukan penawaran umum perdana ( initial public offering/IPO) saham di bursa atau go public. Ini dilakukan seiring dengan sejum- lah perbaikan regulasi perpajakan di pasar modal. PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN Direksi PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. (”Perseroan”) berkedudukan di Jakarta Selatan dengan ini mengundang para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan (“Rapat”) yang akan diselenggarakan pada : Hari, Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019 Waktu : 10.30 WIB – selesai Tempat : Ruang Teluk Jakarta, Lantai 1 Mercure Convention Center Jl. Pantai Indah, Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara 14430 Dengan mata acara sebagai berikut : 1. Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan & Entitas Anak untuk Tahun Buku 2018 serta pemberian pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang dijalankan selama Tahun Buku 2018; 2. Persetujuan Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2018; 3. Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2019; 4. Penetapan besarnya honorarium bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku 2019, serta pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya remunerasi bagi anggota Direksi Perseroan untuk Tahun Buku 2019; dan 5. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Dengan penjelasan sebagai berikut : Mata Acara Rapat ke-1, ke-2 dan ke-4 merupakan mata acara yang disyaratkan dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; Mata Acara Rapat ke-3 mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2019; Mata Acara Rapat ke-5 mengenai Perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan Perseroan untuk disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun (KBLU) 2017 sesuai pengumuman bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Cq. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Cq. Lembaga OSS dan tidak merubah kegiatan usaha utama Perseroan. Catatan: 1. Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada para Pemegang Saham Perseroan karena iklan Panggilan ini dianggap sebagai undangan resmi sesuai dengan Pasal 10 ayat 9 Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 13 ayat 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/ POJK.04/2014 tertanggal 18 Desember 2014 (“POJK No. 32”). 2. Berdasarkan Pasal 10 ayat 15 dan Pasal 8 ayat 11 Anggaran Dasar Perseroan, yang berhak menghadiri/mewakili dan memberikan suara dalam Rapat tersebut adalah Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atau pemegang saldo rekening efek di Penitipan Kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada tanggal 29 April 2019, pukul 16.00 WIB. 3. a. Pemegang Saham yang tidak hadir dapat diwakili oleh kuasanya dalam Rapat dengan membawa Surat Kuasa, dengan ketentuan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan dapat bertindak selaku kuasa Pemegang Saham Perseroan dalam Rapat ini, namun suara yang mereka keluarkan tidak diperhitungkan dalam pemungutan suara. b. Formulir Surat Kuasa dapat diperoleh setiap jam kerja di Biro Administrasi Efek (“BAE”) Perseroan. PT Datindo Entrycom Jalan Hayam Wuruk No. 28 Lantai 2 Jakarta 10120 Telepon (021) 350-8077, Faksimili (021) 350-8078 4. Pemegang Saham atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta untuk membawa dan menyerahkan fotokopi identitas diri yang masih berlaku kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. Bagi pemegang saham dalam Penitipan Kolektif wajib memperlihatkan Konfirmasi Tertulis untuk Rapat (KTUR) yang dapat diperoleh melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian. 5. Bagi Pemegang Saham berbentuk Badan Hukum diminta untuk membawa fotokopi lengkap dari Anggaran Dasarnya serta susunan pengurus yang terakhir. 6. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 POJK No. 32, bahan mata acara Rapat tersedia sejak tanggal Pemanggilan RUPS sampai dengan penyelenggaraan RUPS. Bahan mata acara Rapat dalam bentuk salinan dokumen fisik dapat diperoleh di Kantor Pusat Perseroan pada jam kerja Perseroan jika diminta secara tertulis oleh Pemegang Saham Perseroan. 7. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham atau kuasanya dimohon untuk hadir di tempat Rapat 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai. Jakarta, 30 April 2019 Direksi Perseroan Investor : 3 Klm x 230 mm PT ALAM SUTERA REALTY Tbk Berkedudukan di Jakarta Selatan (“Perseroan”) PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN Direksi Perseroan mengundang para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”) yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019 Waktu : 10.00 WIB s/d selesai Tempat : Hotel Mercure - Alam Sutera Ballroom II Jl Sutera Boulevard Kav 2 Serpong - Tangerang 15325 Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan: 1. Laporan Direksi Perseroan mengenai kegiatan usaha Perseroan dan tata administrasi keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Penjelasan: Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf b Anggaran Dasar Perseroan, Direksi mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan pelaksanaan usaha Perseroan di dalam RUPS untuk mendapatkan persetujuan dari RUPS. 2. Pengesahan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan dan Rekan serta memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan laporan keuangan. Penjelasan: Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf a Anggaran Dasar Perseroan, Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi dari tahun buku yang baru berlalu yang telah diaudit oleh Akuntan Publik diajukan di dalam RUPS untuk mendapatkan pengesahan dari RUPS. 3. Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Penjelasan: Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf d Anggaran Dasar Perseroan, penggunaan laba Perseroan diputuskan di dalam RUPS. 4. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 serta untuk menetapkan jumlah honorarium akuntan publik tersebut beserta persyaratan lain penunjukannya. Penjelasan: Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf e Anggaran Dasar Perseroan, pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk penunjukan Akuntan Publik dilakukan di dalam RUPS. 5. Penetapan susunan pengurus Perseroan. Penjelasan: dengan telah berakhirnya masa jabatan susunan pengurus Perseroan, maka Perseroan bermaksud untuk menunjuk dan mengangkat kembali Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk periode berikutnya. 6. Persetujuan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan. Penjelasan: Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, Perseroan wajib memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) yang menggunakan standar Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2017 (“KBLI 2017”). Sehubungan dengan hal tersebut, maka Perseroan bermaksud mengubah narasi Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan tentang Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha agar sesuai dengan KBLI 2017 tersebut. Perubahan Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha ini, bukan termasuk perubahan kegiatan usaha utama sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan XI.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Catatan : 1. Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham, sehingga iklan pemanggilan ini telah sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat 4 Anggaran Dasar Perseroan, dengan demikian pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi Pemegang Saham Perseroan. 2. Yang berhak hadir atau mewakili dalam Rapat adalah pemegang saham atau para kuasa pemegang saham Perseroan dengan 2 (dua) kriteria, yaitu : i. Untuk saham-saham Perseroan yang belum dimasukkan dalam Penitipan Kolektif, hanyalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 29 April 2019 sampai dengan pukul 16.00 WIB; dan ii. Untuk saham-saham Perseroan yang berada dalam Penitipan Kolektif, hanyalah para pemegang rekening atau kuasa para Pemegang Rekening yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Penitipan Kolektif yang diterbitkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 29 April 2019 sampai dengan pukul 16.00 WIB. 3. Pemegang Saham yang berhalangan hadir dalam Rapat dapat menunjuk Kuasa untuk mewakilinya dengan membawa surat kuasa yang sah sebagaimana ditentukan oleh Direksi serta membawa fotokopi KTP pemberi dan penerima kuasa. Bagi Pemegang Saham yang berdomisili di luar negeri, surat kuasa harus dilegalisasi oleh Notaris atau Pejabat yang berwenang dan Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat. 4. Pemegang Saham/Kuasanya sebelum memasuki ruang Rapat harus menyerahkan fotocopy KTP atau tanda pengenal diri lainnya kepada petugas yang ditunjuk. 5. Pemegang Saham/Kuasanya yang hadir dalam Rapat atas Pemegang Saham yang berbentuk Badan Hukum wajib menyerahkan fotocopy Anggaran Dasar dan perubahan-perubahannya sampai dengan yang terakhir. 6. Pemegang Saham yang akan memberikan Kuasa dapat mengambil formulir surat kuasa di kantor Perseroan pada setiap hari kerja kantor Perseroan yang berlokasi di: Wisma Argo Manunggal, Lantai 18 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22 Jakarta 12930 Telp: (021) 252-3838, Fax. (021) 252-5050 U.p. Sekretaris Perusahaan 7. Surat kuasa yang telah ditandatangani oleh Pemegang Saham dan Kuasanya harus sudah diserahkan ke Perseroan selambat-lambatnya tanggal 14 Mei 2019 sampai dengan pukul 17.00 WIB. 8. Bahan-bahan Rapat tersedia di kantor Perseroan pada jam kerja Perseroan sejak tanggal Panggilan Rapat ini sampai dengan tanggal Rapat. 9. Demi ketertiban Rapat, mohon agar para Pemegang Saham/Kuasanya mulai mengisi daftar hadir yang disediakan Perseroan 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai. Jakarta, 30 April 2019 PT Alam Sutera Realty Tbk Direksi JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bap- penas Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan, kebutuhan biaya untuk pembangunan ibu kota baru seluas 40 ribu hektare di luar Pulau Jawa diestimasi sekitar Rp 466 triliun. Ini merupakan biaya termahal dari beberapa skenario luas wilayah ibu kota yang disiapkan oleh Bappenas. "Kami mencoba untuk membuat estimasi besarnya pembiayaan tadi, di mana skenario satu diperkirakan sekali lagi akan membutuhkan biaya Rp 466 triliun atau US$ 33 miliar," kata Bambang saat rapat terbatas bertopik Tindak Lanjut Rencana Pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4). Luas lahan 40 ribu hektare dibutuh- kan jika jumlah penduduk mencapai 1,5 juta jiwa yang terdiri atas seluruh aparatur sipil negara yang bekerja di kementerian dan lembaga, tingkat legislatif, dan yudikatif serta pelaku ekonomi dan anggota TNI dan Polri turut migrasi ke ibu kota baru. "Dengan penduduk 1,5 juta di mana pemerintahan akan membutuhkan 5% lahan, ekonomi 15%, sirkulasi in- frastruktur 20%, permukiman 40%, dan ruang terbuka hijau 20%. Diperkirakan dibutuhkan lahan minimal 40 ribu hektare, itu skenario yang pertama" jelas Bambang. Sementara untuk skenario kedua dengan keperluan luas lahan yang lebih kecil, yakni 30 ribu hektare, dikalkulasi membutuhkan biaya Rp 323 triliun atau US$ 23 miliar. Untuk skenario kedua, jumlah orang yang bermigrasi yakni 870 ribu jiwa terdiri atas aparatur sipil negara kementerian dan lembaga, tingkat legislatif dan yudikatif, aparat TNI dan Polri, dan pelaku ekonomi. Dalam kajian Bappenas mengenai pemindahan ibu kota pemerintahan yang dipaparkan Bambang, pembi- ayaan pembangunan ibu kota baru sebesar Rp 466 triliun memiliki porsi sekitar Rp 250 triliun dari pemerintah, dan sisanya oleh pihak swasta. Bambang dalam jumpa pers juga menjelaskan arahan Presiden Joko Widodo terkait pembiayaan yakni membuat skema yang tidak member- atkan APBN dan melibatkan parti- sipasi pihak ketiga dengan kendali penuh di pemerintah. "Sudah dikonfirmasi oleh Ibu Menteri Keuangan bahwa biayanya ini masih dalam batas yang wajar karena kita bisa melakukan kerja sama baik dengan BUMN, swasta secara langsung, maupun kerja sama dalam bentuk KPBU (Kerja Sama Pemerintah-Badan Usaha), baik un- tuk prasarananya, infrastrukturnya, baik untuk gedung-gedung kantor, maupun fasilitas pendukung komersial dan juga untuk wilayah permukiman," kata Bambang. Tiga Daerah Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis dapat mewujudkan rencana pemindahan ibu kota pemerintahan ke wilayah di luar Pulau Jawa. Saat ini, terdapat tiga daerah yang menjadi opsi pemindahan pusat pemerintahan, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah, Ka- limantan Barat, dan Kalimantan Timur. “Saya meyakini kalau dari awal dipersiapkan dengan baik, maka gaga- san besar ini akan bisa kita wujudkan,” kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4). Pada rapat itu Presiden secara khusus mendengarkan kajian yang disampai- kan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Presiden Jokowi mengungkapkan, wacana pemindahan ibu kota telah mengemuka sejak era pemerintahan Presiden Soekarno. Namun, gagasan itu tidak pernah ditindaklanjuti dan direncanakan secara matang. “Di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu. Tapi, wacana ini timbul tenggelam karena tidak pernah dipu- tuskan dan dijalankan secara teren- cana dan matang,” kata dia. Bambang menambahkan, pemerin- tah telah memilih untuk membangun ibu kota baru pemerintahan di luar Pulau Jawa mengingat beban di DKI Jakarta yang semakin bertambah. Pemerintah akan melakukan perte- muan lanjutan untuk membahas hal teknis, rancangan kota dan master plan terkait pembangunan ibu kota baru itu. Pemerintah memilih memindahkan ibu kota pemerintahan keluar Pulau Jawa dengan sejumlah pertimbangan. "Dalam rapat terbatas tadi diputus- kan, Presiden memindahkan ibu kota ke luar Jawa," kata Bambang. Ia menambahkan, tindak lanjut terkait teknis, rancangan kota dan masterplan pembangunan ibu kota baru pemerin- tahan akan dibahas dalam pertemuan lanjutan. Menurut Bambang, kemacetan dan banjir menjadi salah satu faktor pertimbangan pemerintah untuk me- mindahkan ibu kota pemerintahan dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. Bambang mengungkapkan, sejak 2013 persoalan kemacetan di Jakarta menyedot dana sekitar Rp 65 triliun setiap tahun, dan sekarang jumlah itu membengkak hingga mendekati angka Rp 100 triliun. (nov) Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama menga- takan, sejak 1994 pemerintah sudah membuat skema perpajakan yang menarik demi mendorong perusahaan melakukan IPO. Skema itu di antara- nya insentif pajak berupa pengurangan pajak penghasilan (Pph) sebesar 5% bagi perusahaan yang paling sedikit 40% dari total sahamnya diperdagang- kan di bursa efek. Ini diatur dalam ayat 2b pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. "Jadi, tarif PPh badannya hanya 20%. Kalau yang tidak (IPO) 25%. Jadi, kalau semua perusahaan IPO tidak usah lagi revisi PPh badan," ujar dia di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (29/4). Selain itu, pemerintah juga mem- berikan insentif bagi pemegang saham yang saham perusahaannya tercatat yakni pajak transaksi saham sebesar 0,1% dari nilai transaksi +0,5% dari nilai IPO bagi pemegang saham pen- diri atau 0,1% dari nilai transaksi bagi pemegang saham lainnya. Pajak jauh lebih rendah dibanding perusahaan yang tidak IPO dengan penghasilan dari keuntungan saham dikenakan pajak berkisar antara 5%-30%. Selain soal tarif, pelayanan untuk wajib pajak badan masuk bursa juga berbeda dengan WP badan umumnya sehingga seluruh emiten akan masuk dalam pelayanan kantor pelayanan pajak (KPP) khusus untuk perusahaan masuk bursa. Hestu menyebutkan, saat ini setidaknya terdapat 27 perusahaan yang mulai persiapan untuk melakukan IPO saham, sedangkan total emiten saat ini (existing) mencapai 629. "Ini akan bertambah pascapemilu," ujar dia. Menurut Hestu, jumlah perusahaan go public yang semakin banyak akan semakin baik karen bisa meningkan kredibilitas perekonomian dan akan berdampak baik pada penerimaan maupun untuk mengembangkan pasar keuangan. "Masa kalah sama Malaysia dan Singapura. Harusnya, Indonesia menjadi leader. Kita sudah G20, 2034 kita nomer empat kekuataan dunia," tandas Hestu. Pada kesempatan yang sama, Di- rektur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Nyoman Yetna Setia menuturkan. hal senada. Ia ingin, berbagai insentif tersebut mendorong kian banyak korporasi mencatatkan sahamnya di BEI untuk meningkatkan kepedulian perusahaan maupun wajib pajak untuk bisa memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu pendanaan. “Kalau dia sudah listing memenuhi kreteria 40% jumlah diberikan kepada publik, itu mendaptkan penurunan pajak 5% dari PPh yang harus dia bayar, dan itu menarik” ungkap dia. Nyoman menyebutkan, saat ini tengah berdis- kusi dengan Ditjen Pajak terkait pe- rushaaan yang telah terdaftar di bursa sebagai perusahaan terbuka untuk mendapatkan insentif yang lebih baik. JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Na- sution mengatakan, pemberian izin impor bawang putih kepada Bulog dikarenakan harga komoditas bawang putih di pasaran mulai bergerak naik, seiring permintaan akan kebutuhan yang cenderung meningkat menjelang bulan puasa. "Karena kalau situasi sudah mulai mendesak, pemerintah selalu menu- gaskan Bulog. Dan, kita menganggap ini agak mendesak karena harganya sudah bergerak naik," kata Darmin, di Jakarta, Senin (29/4). Ia menambahkan, pelaksanaan impor ini belum bisa berjalan karena belum ada persetujuan dari Kemente- rian Perdagangan. “Kami sudah rapat kemarin dan kita sudah bilang supaya penugasan untuk Bulog dikeluarkan," ujar Darmin. Menurutnya, dari rapat koordi- nasi antar Kementerian dan Lem- baga (K/L) sudah diputuskan untuk melakukan impor bawang sebanyak 100.000 ton bawang putih. Tetapi impor bawang belum bisa dilakukan karena Kementerian Perdagangan belum mengeluarkan peraturan terkait untuk Bulog. Kementerian Perdagangan sendiri telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) bawang putih sejumlah 115.765 ton kepada 8 perusahaan importir swasta untuk tahun ini."Kita sudah bicarakan dalam rapat ter- akhir pekan lalu. Supaya selain swasta, diberikan juga penugasan kepada Bulog," imbuh Darmin. Secara terpisah, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, menjelang bulan puasa harga ma- kanan cenderung men- ingkat. Oleh karena itu harus memanage atau mengendalikan supply pasokan dari bahan pangan seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan beras. “Jangka pendek harga beras relatif stabil, bahkan turun di April. Untuk April ini inflasi agak sedikit meningkat dari Maret, perkiraannya sekitar 0,3%, salah satu pemicunya adalah kenaikan bahan pangan terutama cabai, cabai merah, bawang merah dan bawang putih,” ucap David ketika dihubungi. Di saat yang sama pemerintah juga harus memiliki basis data yang tepat. Hal ini dilakukan untuk mengantisi- pasi terjadinya impor di waktu yang tidak tepat, misalnya saat panen. Sebab bila impor dilakukan menjelang panen, maka harga bahan pangan akan anjok dan merugikan petani. “Saya perhatikan beberapa kali ada persoalan soal data yang berbeda antar K/L. Basis datanya harus tepat. Tapi kalau dari indikasi harga-harganya sepanjang bulan ini meningkat untuk beberapa produk pangan seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan beras. Dari kondisi sup- ply dan demand ini cerminan kelang- kaan,” tutur David. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika men- gatakan, untuk menjaga harga pangan kedepannya pemerintah akan mening- katkan manajemen stok bahan pangan, terutama pada momentum permintaan tinggi, seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan Natal. Dalam situasi tertentu, pemerintah melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga. “Pemerintah telah mengalokasikan cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) untuk mengantisipasi gejolak harga,” imbuh Erani. Kedua, meningkatkan efektivitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), khususnya di daerah peny- umbang inflasi. Selain itu, TPID juga memaksimalkan peranan aparat pen- egak hukum untuk memberantas penimbunan barang, yang berpotensi menaikkan harga. Ketiga, melanjutkan pembangunan infrastruktur, terutama di daerah-daerah sentral produksi pan- gan, seperti irigasi, embung, hingga waduk. “Dalam hal meningkat produksi ba- han pangan, pemerintah akan menun- taskan reformasi agraria sehingga luas areal produksi semakin luas,” ujarnya. Erani mengatakan, pemerintah telah merancang peta jalan (roadmap) pen- gendalian inflasi, yang menjadi acuan dalam pencapaian target inflasi. Road- map menjadi pedoman pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi. “Di saat yang sama pemerintah juga sudah melakukan perbaikan data pan- gan, seperti data beras hingga jagung. Kredibilitas data sangat penting agar dapat mengelola permintaan dan pena- waran komoditas,” kata Erani. (ark) Integrasi Data Perpajakan Direktur Keuangan PT Pegadaian (Persero) Ninis K. Adriani (kelima dari kanan) dan Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar Mekar Satria Utama (ketujuh dari kiri) memperlihatkan dokumen usai menandatangani Nota Kesepahaman tentang Integrasi Data Perpajakan antara PT Pegadaian (Persero) dengan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin (29/4). Acara penandatanga- nan dihadiri Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, Direktur Utama Telkom Metra Otong Iip, dan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Suryo Utomo. ist

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELASA 30 APRIL 2019 21 MACRO ECONOMICS€¦ · 6. Pemegang Saham yang akan memberikan Kuasa dapat mengambil formulir surat kuasa di kantor Perseroan pada setiap hari kerja kantor

SELASA 30 APRIL 2019

21 MACRO ECONOMICS

Oleh Triyan Pangastuti

JAKARTA – Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkolaborasi untuk men-dorong perusahaan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di bursa atau go public. Ini dilakukan seiring dengan sejum-lah perbaikan regulasi perpajakan di pasar modal.

PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN

Direksi PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. (”Perseroan”) berkedudukan di Jakarta Selatan dengan ini mengundang para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan (“Rapat”) yang akan diselenggarakan pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019Waktu : 10.30 WIB – selesaiTempat : Ruang Teluk Jakarta, Lantai 1 Mercure Convention Center Jl. Pantai Indah, Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara 14430

Dengan mata acara sebagai berikut :1. Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Audit

Konsolidasian Perseroan & Entitas Anak untuk Tahun Buku 2018 serta pemberian pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang dijalankan selama Tahun Buku 2018;

2. Persetujuan Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2018; 3. Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan

Perseroan Tahun Buku 2019; 4. Penetapan besarnya honorarium bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku

2019, serta pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya remunerasi bagi anggota Direksi Perseroan untuk Tahun Buku 2019; dan

5. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Dengan penjelasan sebagai berikut :● Mata Acara Rapat ke-1, ke-2 dan ke-4 merupakan mata acara yang disyaratkan dalam pelaksanaan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

● Mata Acara Rapat ke-3 mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2019;

● Mata Acara Rapat ke-5 mengenai Perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan Perseroan untuk disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun (KBLU) 2017 sesuai pengumuman bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Cq. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Cq. Lembaga OSS dan tidak merubah kegiatan usaha utama Perseroan.

Catatan:1. Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada para Pemegang Saham Perseroan

karena iklan Panggilan ini dianggap sebagai undangan resmi sesuai dengan Pasal 10 ayat 9 Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 13 ayat 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tertanggal 18 Desember 2014 (“POJK No. 32”).

2. Berdasarkan Pasal 10 ayat 15 dan Pasal 8 ayat 11 Anggaran Dasar Perseroan, yang berhak menghadiri/mewakili dan memberikan suara dalam Rapat tersebut adalah Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atau pemegang saldo rekening efek di Penitipan Kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada tanggal 29 April 2019, pukul 16.00 WIB.

3. a. Pemegang Saham yang tidak hadir dapat diwakili oleh kuasanya dalam Rapat dengan membawa Surat Kuasa, dengan ketentuan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan dapat bertindak selaku kuasa Pemegang Saham Perseroan dalam Rapat ini, namun suara yang mereka keluarkan tidak diperhitungkan dalam pemungutan suara.

b. Formulir Surat Kuasa dapat diperoleh setiap jam kerja di Biro Administrasi Efek (“BAE”) Perseroan.

PT Datindo EntrycomJalan Hayam Wuruk No. 28 Lantai 2

Jakarta 10120Telepon (021) 350-8077, Faksimili (021) 350-8078

4. Pemegang Saham atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta untuk membawa dan menyerahkan fotokopi identitas diri yang masih berlaku kepada petugas pendaftaran sebelum memasuki ruang Rapat. Bagi pemegang saham dalam Penitipan Kolektif wajib memperlihatkan Konfirmasi Tertulis untuk Rapat (KTUR) yang dapat diperoleh melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian.

5. Bagi Pemegang Saham berbentuk Badan Hukum diminta untuk membawa fotokopi lengkap dari Anggaran Dasarnya serta susunan pengurus yang terakhir.

6. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 POJK No. 32, bahan mata acara Rapat tersedia sejak tanggal Pemanggilan RUPS sampai dengan penyelenggaraan RUPS. Bahan mata acara Rapat dalam bentuk salinan dokumen fisik dapat diperoleh di Kantor Pusat Perseroan pada jam kerja Perseroan jika diminta secara tertulis oleh Pemegang Saham Perseroan.

7. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham atau kuasanya dimohon untuk hadir di tempat Rapat 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai.

Jakarta, 30 April 2019Direksi Perseroan

Investor : 3 Klm x 230 mm

PT ALAM SUTERA REALTY TbkBerkedudukan di Jakarta Selatan

(“Perseroan”)PEMANGGILAN

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNANDireksi Perseroan mengundang para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”) yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019Waktu : 10.00 WIB s/d selesaiTempat : Hotel Mercure - Alam Sutera Ballroom II Jl Sutera Boulevard Kav 2 Serpong - Tangerang 15325Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan:1. Laporan Direksi Perseroan mengenai kegiatan usaha Perseroan dan tata administrasi keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 2018.Penjelasan:Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf b Anggaran Dasar Perseroan, Direksi mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan pelaksanaan usaha Perseroan di dalam RUPS untuk mendapatkan persetujuan dari RUPS.

2. Pengesahan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan dan Rekan serta memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan laporan keuangan.Penjelasan:Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf a Anggaran Dasar Perseroan, Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi dari tahun buku yang baru berlalu yang telah diaudit oleh Akuntan Publik diajukan di dalam RUPS untuk mendapatkan pengesahan dari RUPS.

3. Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Penjelasan:Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf d Anggaran Dasar Perseroan, penggunaan laba Perseroan diputuskan di dalam RUPS.

4. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 serta untuk menetapkan jumlah honorarium akuntan publik tersebut beserta persyaratan lain penunjukannya.Penjelasan:Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 2 huruf e Anggaran Dasar Perseroan, pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk penunjukan Akuntan Publik dilakukan di dalam RUPS.

5. Penetapan susunan pengurus Perseroan.Penjelasan:dengan telah berakhirnya masa jabatan susunan pengurus Perseroan, maka Perseroan bermaksud untuk menunjuk dan mengangkat kembali Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk periode berikutnya.

6. Persetujuan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan.Penjelasan:Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, Perseroan wajib memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) yang menggunakan standar Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2017 (“KBLI 2017”). Sehubungan dengan hal tersebut, maka Perseroan bermaksud mengubah narasi Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan tentang Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha agar sesuai dengan KBLI 2017 tersebut. Perubahan Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha ini, bukan termasuk perubahan kegiatan usaha utama sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan XI.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Catatan :1. Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham, sehingga iklan pemanggilan ini telah sesuai dengan ketentuan

Pasal 20 ayat 4 Anggaran Dasar Perseroan, dengan demikian pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi Pemegang Saham Perseroan.2. Yang berhak hadir atau mewakili dalam Rapat adalah pemegang saham atau para kuasa pemegang saham Perseroan dengan 2 (dua) kriteria,

yaitu :i. Untuk saham-saham Perseroan yang belum dimasukkan dalam Penitipan Kolektif, hanyalah pemegang saham yang namanya tercatat

dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 29 April 2019 sampai dengan pukul 16.00 WIB; danii. Untuk saham-saham Perseroan yang berada dalam Penitipan Kolektif, hanyalah para pemegang rekening atau kuasa para Pemegang

Rekening yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Penitipan Kolektif yang diterbitkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 29 April 2019 sampai dengan pukul 16.00 WIB.

3. Pemegang Saham yang berhalangan hadir dalam Rapat dapat menunjuk Kuasa untuk mewakilinya dengan membawa surat kuasa yang sah sebagaimana ditentukan oleh Direksi serta membawa fotokopi KTP pemberi dan penerima kuasa. Bagi Pemegang Saham yang berdomisili di luar negeri, surat kuasa harus dilegalisasi oleh Notaris atau Pejabat yang berwenang dan Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat.

4. Pemegang Saham/Kuasanya sebelum memasuki ruang Rapat harus menyerahkan fotocopy KTP atau tanda pengenal diri lainnya kepada petugas yang ditunjuk.

5. Pemegang Saham/Kuasanya yang hadir dalam Rapat atas Pemegang Saham yang berbentuk Badan Hukum wajib menyerahkan fotocopy Anggaran Dasar dan perubahan-perubahannya sampai dengan yang terakhir.

6. Pemegang Saham yang akan memberikan Kuasa dapat mengambil formulir surat kuasa di kantor Perseroan pada setiap hari kerja kantor Perseroan yang berlokasi di:

Wisma Argo Manunggal, Lantai 18Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22

Jakarta 12930Telp: (021) 252-3838, Fax. (021) 252-5050

U.p. Sekretaris Perusahaan7. Surat kuasa yang telah ditandatangani oleh Pemegang Saham dan Kuasanya harus sudah diserahkan ke Perseroan selambat-lambatnya

tanggal 14 Mei 2019 sampai dengan pukul 17.00 WIB.8. Bahan-bahan Rapat tersedia di kantor Perseroan pada jam kerja Perseroan sejak tanggal Panggilan Rapat ini sampai dengan tanggal Rapat.9. Demi ketertiban Rapat, mohon agar para Pemegang Saham/Kuasanya mulai mengisi daftar hadir yang disediakan Perseroan 30 (tiga puluh)

menit sebelum Rapat dimulai.Jakarta, 30 April 2019

PT Alam Sutera Realty TbkDireksi

Ukuran : 3 kolom x 180 mmKoran : Investor DailyTerbit : 30 April 2019File : D1

JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bap-penas Bambang PS Brodjone goro mengungkapkan, kebutuhan biaya untuk pembangunan ibu kota baru seluas 40 ribu hektare di luar Pulau Jawa diestimasi sekitar Rp 466 triliun. Ini merupakan biaya termahal dari beberapa skenario luas wilayah ibu kota yang disiapkan oleh Bappenas.

"Kami mencoba untuk membuat estimasi besarnya pembiayaan tadi, di mana skenario satu diperkirakan sekali lagi akan membutuhkan biaya Rp 466 triliun atau US$ 33 miliar," kata Bambang saat rapat terbatas bertopik Tindak Lanjut Rencana Pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4).

Luas lahan 40 ribu hektare dibutuh-kan jika jumlah penduduk mencapai 1,5 juta jiwa yang terdiri atas seluruh aparatur sipil negara yang bekerja di kementerian dan lembaga, tingkat legislatif, dan yudikatif serta pelaku ekonomi dan anggota TNI dan Polri turut migrasi ke ibu kota baru.

"Dengan penduduk 1,5 juta di mana pemerintahan akan membutuhkan 5% lahan, ekonomi 15%, sirkulasi in-frastruktur 20%, permukiman 40%, dan ruang terbuka hijau 20%. Diperkirakan dibutuhkan lahan minimal 40 ribu hektare, itu skenario yang pertama" jelas Bambang.

Sementara untuk skenario kedua dengan keperluan luas lahan yang lebih kecil, yakni 30 ribu hektare, dikalkulasi membutuhkan biaya Rp 323 triliun atau US$ 23 miliar. Untuk skenario kedua, jumlah orang yang bermigrasi yakni 870 ribu jiwa terdiri atas aparatur sipil negara kementerian dan lembaga, tingkat legislatif dan yudikatif, aparat TNI dan Polri, dan

pelaku ekonomi.Dalam kajian Bappenas mengenai

pemindahan ibu kota pemerintahan yang dipaparkan Bambang, pembi-ayaan pembangunan ibu kota baru sebesar Rp 466 triliun memiliki porsi sekitar Rp 250 triliun dari pemerintah, dan sisanya oleh pihak swasta.

Bambang dalam jumpa pers juga menjelaskan arahan Presiden Joko Widodo terkait pembiayaan yakni membuat skema yang tidak member-atkan APBN dan melibatkan parti-sipasi pihak ketiga dengan kendali penuh di pemerintah.

"Sudah dikonfirmasi oleh Ibu Menteri Keuangan bahwa biayanya ini masih dalam batas yang wajar karena kita bisa melakukan kerja sama baik dengan BUMN, swasta secara langsung, maupun kerja sama dalam bentuk KPBU (Kerja Sama Pemerintah-Badan Usaha), baik un-tuk prasarananya, infrastrukturnya, baik untuk gedung-gedung kantor, maupun fasilitas pendukung komersial dan juga untuk wilayah permukiman," kata Bambang.

Tiga Daerah Presiden Joko Widodo (Jokowi)

optimistis dapat mewujudkan rencana pemindahan ibu kota pemerintahan ke wilayah di luar Pulau Jawa. Saat ini, terdapat tiga daerah yang menjadi opsi pemindahan pusat pemerintahan, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah, Ka-limantan Barat, dan Kalimantan Timur.

“Saya meyakini kalau dari awal dipersiapkan dengan baik, maka gaga-san besar ini akan bisa kita wujudkan,” kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4). Pada rapat itu Presiden secara khusus

mendengarkan kajian yang disampai-kan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Presiden Jokowi mengungkapkan, wacana pemindahan ibu kota telah mengemuka sejak era pemerintahan Presiden Soekarno. Namun, gagasan itu tidak pernah ditindaklanjuti dan direncanakan secara matang. “Di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu. Tapi, wacana ini timbul tenggelam karena tidak pernah dipu-tuskan dan dijalankan secara teren-cana dan matang,” kata dia.

Bambang menambahkan, pemerin-tah telah memilih untuk membangun ibu kota baru pemerintahan di luar Pulau Jawa mengingat beban di DKI Jakarta yang semakin bertambah. Pemerintah akan melakukan perte-muan lanjutan untuk membahas hal teknis, rancangan kota dan master plan terkait pembangunan ibu kota baru itu.

Pemerintah memilih memindahkan ibu kota pemerintahan keluar Pulau Jawa dengan sejumlah pertimbangan. "Dalam rapat terbatas tadi diputus-kan, Presiden memindahkan ibu kota ke luar Jawa," kata Bambang. Ia menambahkan, tindak lanjut terkait teknis, rancangan kota dan masterplan pembangunan ibu kota baru pemerin-tahan akan dibahas dalam pertemuan lanjutan.

Menurut Bambang, kemacetan dan banjir menjadi salah satu faktor pertimbangan pemerintah untuk me-mindahkan ibu kota pemerintahan dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. Bambang mengungkapkan, sejak 2013 persoalan kemacetan di Jakarta menyedot dana sekitar Rp 65 triliun setiap tahun, dan sekarang jumlah itu membengkak hingga mendekati angka Rp 100 triliun. (nov)

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama menga-takan, sejak 1994 pemerintah sudah membuat skema perpajakan yang menarik demi mendorong perusahaan melakukan IPO. Skema itu di antara-nya insentif pajak berupa pengurangan pajak penghasilan (Pph) sebesar 5% bagi perusahaan yang paling sedikit 40% dari total sahamnya diperdagang-kan di bursa efek.

Ini diatur dalam ayat 2b pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. "Jadi, tarif PPh badannya hanya 20%. Kalau yang tidak (IPO) 25%. Jadi, kalau semua perusahaan IPO tidak usah lagi revisi PPh badan," ujar dia di Kantor Ditjen

Pajak, Jakarta, Senin (29/4).Selain itu, pemerintah juga mem-

berikan insentif bagi pemegang saham yang saham perusahaannya tercatat yakni pajak transaksi saham sebesar 0,1% dari nilai transaksi +0,5% dari nilai IPO bagi pemegang saham pen-diri atau 0,1% dari nilai transaksi bagi pemegang saham lainnya. Pajak jauh lebih rendah dibanding perusahaan yang tidak IPO dengan penghasilan dari keuntungan saham dikenakan pajak berkisar antara 5%-30%.

Selain soal tarif, pelayanan untuk wajib pajak badan masuk bursa juga berbeda dengan WP badan umumnya sehingga seluruh emiten akan masuk dalam pelayanan kantor pelayanan pajak (KPP) khusus untuk perusahaan masuk bursa.

Hestu menyebutkan, saat ini

setidaknya terdapat 27 perusahaan yang mulai persiapan untuk melakukan IPO saham, sedangkan total emiten saat ini (existing) mencapai 629. "Ini akan bertambah pascapemilu," ujar dia.

Menurut Hestu, jumlah perusahaan go public yang semakin banyak akan semakin baik karen bisa meningkan kredibilitas perekonomian dan akan berdampak baik pada penerimaan maupun untuk mengembangkan pasar keuangan.

"Masa kalah sama Malaysia dan Singapura. Harusnya, Indonesia menjadi leader. Kita sudah G20, 2034 kita nomer empat kekuataan dunia," tandas Hestu.

Pada kesempatan yang sama, Di-rektur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Nyoman Yetna Setia menuturkan. hal senada. Ia ingin, berbagai insentif tersebut mendorong kian banyak korporasi mencatatkan sahamnya di BEI untuk meningkatkan kepedulian perusahaan maupun wajib pajak untuk bisa memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu pendanaan.

“Kalau dia sudah listing memenuhi kreteria 40% jumlah diberikan kepada publik, itu mendaptkan penurunan pajak 5% dari PPh yang harus dia bayar, dan itu menarik” ungkap dia. Nyoman menyebutkan, saat ini tengah berdis-kusi dengan Ditjen Pajak terkait pe-rushaaan yang telah terdaftar di bursa sebagai perusahaan terbuka untuk mendapatkan insentif yang lebih baik.

JAKARTA – Menteri Koordinator Bi dang Perekonomian Darmin Na-su tion mengatakan, pemberian izin im por bawang putih kepada Bulog di karenakan harga komoditas bawang putih di pasaran mulai bergerak naik, se iring permintaan akan kebutuhan yang cenderung meningkat menjelang bulan puasa.

"Karena kalau situasi sudah mulai mendesak, pemerintah selalu menu-gaskan Bulog. Dan, kita menganggap ini agak mendesak karena harganya sudah bergerak naik," kata Darmin, di Jakarta, Senin (29/4).

Ia menambahkan, pelaksanaan impor ini belum bisa berjalan karena belum ada persetujuan dari Kemente-rian Perdagangan. “Kami sudah rapat kemarin dan kita sudah bilang supaya penugasan untuk Bulog dikeluarkan," ujar Darmin.

Menurutnya, dari rapat koordi-nasi antar Kementerian dan Lem-baga (K/L) sudah diputuskan untuk melakukan impor bawang sebanyak 100.000 ton bawang putih. Tetapi impor bawang belum bisa dilakukan karena Kementerian Perdagangan belum mengeluarkan peraturan terkait untuk Bulog.

Kementerian Perdagangan sendiri telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) bawang putih sejumlah 115.765 ton kepada 8 perusahaan importir swasta untuk tahun ini."Kita sudah bicarakan dalam rapat ter-akhir pekan lalu. Supaya selain swasta, diberikan juga penugasan kepada Bulog," imbuh Darmin.

S e c a r a t e r p i s a h , Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, menjelang bulan puasa harga ma-kanan cenderung men-ingkat. Oleh karena itu harus memanage atau mengendalikan supply

pasokan dari bahan pangan seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan beras.

“Jangka pendek harga beras relatif stabil, bahkan turun di April. Untuk April ini inflasi agak sedikit meningkat dari Maret, perkiraannya sekitar 0,3%, salah satu pemicunya adalah kenaikan bahan pangan terutama cabai, cabai merah, bawang merah dan bawang putih,” ucap David ketika dihubungi.

Di saat yang sama pemerintah juga harus memiliki basis data yang tepat. Hal ini dilakukan untuk mengantisi-pasi terjadinya impor di waktu yang tidak tepat, misalnya saat panen. Sebab bila impor dilakukan menjelang panen, maka harga bahan pangan akan anjok dan merugikan petani.

“Saya perhatikan beberapa kali ada persoalan soal data yang berbeda antar K/L. Basis datanya harus tepat. Tapi kalau dari indikasi harga-harganya sepanjang bulan ini meningkat untuk beberapa produk pangan seper ti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan beras. Dari kondisi sup-ply dan demand ini cerminan kelang-kaan,” tutur David.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika men-gatakan, untuk menjaga harga pangan kedepannya pemerintah akan mening-katkan manajemen stok bahan pangan, terutama pada momentum permintaan tinggi, seperti Ramadhan, Idul Fitri,

dan Natal. Dalam situasi tertentu, pemerintah melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga.

“Pemerintah telah mengalokasikan cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) untuk mengantisipasi gejolak harga,” imbuh Erani.

Kedua, meningkatkan efektivitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), khususnya di daerah peny-umbang inflasi. Selain itu, TPID juga memaksimalkan peranan aparat pen-egak hukum untuk memberantas penimbunan barang, yang berpotensi menaikkan harga. Ketiga, melanjutkan pembangunan infrastruktur, terutama di daerah-daerah sentral produksi pan-gan, seperti irigasi, embung, hingga waduk.

“Dalam hal meningkat produksi ba-han pangan, pemerintah akan menun-taskan reformasi agraria sehingga luas areal produksi semakin luas,” ujarnya.

Erani mengatakan, pemerintah telah merancang peta jalan (roadmap) pen-gendalian inflasi, yang menjadi acuan dalam pencapaian target inflasi. Road-map menjadi pedoman pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi.

“Di saat yang sama pemerintah juga sudah melakukan perbaikan data pan-gan, seperti data beras hingga jagung. Kredibilitas data sangat penting agar dapat mengelola permintaan dan pena-waran komoditas,” kata Erani. (ark)

Integrasi Data PerpajakanDirektur Keuangan PT Pegadaian (Persero) Ninis K. Adriani (kelima dari kanan) dan Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar Mekar Satria Utama (ketujuh dari kiri) memperlihatkan dokumen usai menandatangani Nota Kesepahaman tentang Integrasi Data Perpajakan antara PT Pegadaian (Persero) dengan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin (29/4). Acara penandatanga-nan dihadiri Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, Direktur Utama Telkom Metra Otong Iip, dan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Suryo Utomo.

ist