jumat 26 februari 2021 5 macro economics

1
JUMAT 26 FEBRUARI 2021 Oleh Arnoldus Kristianus JAKARTA – Bank Indonesia (BI) tengah menyiapkan pembentukan mata uang rupiah digital yang disebut central bank digital currency. Pembentukan mata uang digital ini dilakukan untuk mengantisipasi maraknya penggunaan mata uang kripto atau cryptocurrency, salah satunya Bitcoin. 5 MACRO ECONOMICS PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk (“PERSEROAN”) RALAT JUDUL PEMANGGILAN Sehubungan dengan iklan pemanggilan RUPS Perseroan yang dimuat di harian Investor Daily pada hari Rabu, tanggal 24 Februari 2021, yang berjudul: PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk (“PERSEROAN”) Seharusnya: PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk (“PERSEROAN”) Demikian kami sampaikan, mohon untuk dapat dimaklumi. Jakarta, 26 Februari 2021 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kepada seluruh pemegang saham Perseroan yang terhormat, dengan ini diinformasikan bahwa Perseroan berencana untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2021 (“Rapat”), yang akan diadakan pada: Hari / Tanggal : Selasa / 6 April 2021 Pukul : 14.00 Waktu Indonesia Barat (“WIB”) – selesai Tempat : Ballroom United Tractors, Jl. Raya Bekasi Km 22. Jakarta Timur 13910. Mengacu pada ketentuan Pasal 21 ayat (2) dan ayat (4) Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 17 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020 tanggal 20 April 2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No. 15/2020”), pemanggilan Rapat akan diumumkan pada tanggal 15 Maret 2021 dalam sedikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; situs web Bursa Efek Indonesia; situs web penyedia e-RUPS yakni KSEI (eASY KSEI) dan situs web Perseroan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (9) Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 23 ayat (2) POJK No. 15/2020, pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah hanya pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat, yaitu pada tanggal 14 Maret 2021 sampai dengan pukul 16:00 WIB. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 16 POJK No. 15/2020, usulan-usulan mata acara Rapat dari pemegang saham Perseroan harus dimasukkan dalam mata acara Rapat, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Diajukan secara tertulis kepada Direksi Perseroan oleh seorang atau lebih pemegang saham, yang bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 5% (lima persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, yang telah dikeluarkan oleh Perseroan; 2. Usulan tersebut telah diterima oleh Direksi Perseroan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal pemanggilan Rapat, yaitu tanggal 8 Maret 2021, selambatnya pukul 16:00 WIB; 3. Usulan tersebut harus (a) dilakukan dengan itikad baik, (b) mempertimbangkan kepentingan Perseroan, (c) menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara Rapat, dan (d) tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan berencana menyelenggarakan Rapat dengan menggunakan fasilitas elektronik sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku termasuk ketentuan pemerintah terkait pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19). Informasi detil terkait pemberian kuasa, prosedur lainnya terkait penyelenggaraan Rapat akan disampaikan oleh Perseroan dalam Pemanggilan Rapat. Jakarta, 26 Februari 2021 PT Acset Indonusa Tbk Direksi PENGUMUMAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2021 PT ACSET INDONUSA Tbk (“Perseroan”) Berhasil Atasi Defisit Suasana pelayanan kantor cabang BPJS Kesehatan di Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2021). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengumumkan bahwa pada 2020 berhasil mengatasi defisit dan mengalami surplus Rp18,7 triliun berdasarkan laporan keuangan belum diaudit. Rekor surplus oleh BPJS Kesehatan ini terjadi pertama kali dalam 5 tahun terakhir. Pada 2016, BPJS Kesehatan belum defisit, namun piutang dalam proses bayar mencapai Rp2,41 triliun. BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao. “Kami dalam proses merumus- kan yang disebut central bank digital currency. Dalam konteks ini, kami juga melakukan kerja sama yang erat dengan bank sentral lain untuk menyusun dan mengeluarkan central bank digital currency,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Economic Outlook: Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (25/2/2021). Bitcoin, salah satu mata uang kripto, menunjukkan fenomena kenaikan harga yang terus me- laju. Berdasarkan data Trading Economics, harga satu Bitcoin pada Kamis (25/2/2021) tercatat Rp 723.571.200,00, setelah sem- pat mencapai angka tertinggi Rp 787.199.433,80 pada Jumat (19/2). Padahal, pada Februari tahun lalu satu Bitcoin masih seharga Rp 120 jutaan. Menurut Perry, nantinya bank sentral akan menjadi pengelola, yaitu yang menerbitkan dan me- ngedarkan central bank digital currency tersebut ke perbankan dan teknologi finansial (fintech), baik secara wholesale maupun ritel. Menyusul tren penggunaan cryptocurrency yang meluas se- bagai alat pembayaran, terutama Bitcoin, Perry kembali me- negaskan, satu-satunya mata uang yang sah sebagai alat pembayaran di Indonesia ada- lah rupiah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. “Sesuai UUD 45, di Indone- sia hanya ada satu mata uang, (yaitu) yang disebut rupiah. Jadi, seluruh alat pembayaran menggunakan koin, mengguna- kan uang kertas, menggunakan uang digital, itu harus menggu- nakan rupiah dan wewenangnya ada di BI,” tandas dia. Secara terpisah, ekonom se- nior yang juga Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro ber- pendapat, keberadaan mata uang digital dari BI akan menjadi alter- natif alat pembayaran dan instru- men investasi bagi masyarakat. BI bisa memasukkan mata uang tersebut dalam contestable market yang tetap bisa diatur apabila di- jadikan portofolio investasi oleh masyarakat. “Karena dia alat pembayaran, maka dia harus dikontrol. Kalau tidak, kita akan kehilangan ke- daulatan moneter ( monetary sovereignty ). Paling enggak, kita bisa mempengaruhi, (bisa) mengendalikan,” ucap Ari saat dihubungi Investor Daily pada Kamis (25/2). Timbul Ketidakstabilan Ari menjelaskan, selama ini daya beli masyarakat diukur dari peredaran uang, kartu kredit, dan penggunaan anjungan tunai mandiri (ATM). Dengan adanya Bitcoin maka timbul alat inves- tasi baru, tetapi berisiko. Oleh karena itu, BI bertugas untuk mengatur uang beredar, namun selama ini penggunaan Bitcoin berada di luar kontrol BI. “Dengan adanya mata uang digital ini, BI bisa mengetahui peredaran uang yang terjadi di masyarakat. Jadi, akan ada kese- imbangan internal (inflasi) dan keseimbangan eksternal (mata uang beredar/nilai tukar). Kalau ini nggak dikontrol oleh BI, akan menimbulkan ketidakstabilan,” ucap Ari. Ia menambahkan, bila nanti mata uang digital BI ini ber- kembang, bank sentral bisa menunjuk mitra perbankan untuk mendistribusikannya. Ma- syarakat pun bisa membanding- kan mana mata uang yang aman, mata uang digital BI atau Bitcoin yang berasal dari luar negeri. “BI juga akan melihat faktor itu su- paya seimbang antara luar atau dalam negeri,” ucap Ari. Sebelumnya, seperti diberita- kan Investor Daily pada Kamis (25/2/2021), bank sentral dari Tiongkok, Thailand, Uni Emirat Arab (UEA), dan Hong Kong dilaporkan sedang membahas proyek pembayaran lintas batas dengan menggunakan mata uang digital. Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) dan Bank of Thailand (BoT) tahun lalu bekerja sama untuk mempelajari aplikasi mata uang digital bank sentral atau central bank digital currencies (CBDC). Kerja sama itu kemu- dian diperluas dengan melibat- kan institut penelitian mata uang digital di bawah People’s Bank of China’s (PBoC) dan bank sentral UEA. CBDC saat ini sudah menda- patkan perhatian dari otoritas moneter di seluruh dunia, khu- susnya terkait upaya bank-bank sentral untuk mendigitalkan mata uang fiat mereka. Tapi, per- soalan muncul karena teknologi yang digunakan masing-masing bank sentral berbeda. Grup bank sentral yang di- pimpin HKMA dan BoT sedang mempelajari teknologi buku be- sar tersebar atau distributed led- ger technology (DLT). Teknologi ini mengacu pada basis data yang dapat direplikasi dan dibagi antarlembaga yang terlibat dan mencatat transaksi. Basis data ini tidak perlu di- miliki oleh satu bank sentral, tapi merupakan sebuah aktivitas buku besar bersama. DLT dipan- dang sebagai cara untuk mem- buat pembayaran lintas batas lebih efisien. “Proyek ini akan mempelajari cara-cara penggu- naan DLT untuk memfasilitasi transaksi lintas batas pemba- yaran versus pembayaran valuta asing,” kata HKMA, seperti dikutip CNBC. PBoC Bergerak Cepat Sementara itu, PBoC sudah bergerak lebih cepat dengan versi dalam negeri dari proyek ini. Tiongkok sudah menguji coba yang disebut sistem pem- bayaran elektronik dengan mata uang digital. Penggunaan mata uang digital ini masih berfokus untuk pembayaran transaksi di dalam negeri. Selama beberapa bulan tera- khir, otoritas Tiongkok sudah menyerahkan yuan digital dalam jumlah besar, melalui undian, ke- pada warga di beberapa kota, ter- masuk Shenzhen dan Chengdu. Keterlibatan Tiongkok dalam proyek bersama Hong Kong, Thailand, dan UAE itu dipan- dang sebagai bagian dari upaya internasionalisasi yuan. (ns) JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pe- merintah akan terus melakukan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN) meski masih dalam situasi pan- demi Covid-19. “Kita ingin mensinambungkan proyek-proyek nasional terus dibangun. Terlepas kondisi covid saat ini, tapi tidak dengan utang, malah disupport melalui modal. Nah, ini kita berharap pengembangan infrastruktur di Indonesia tetap berjalan den- gan bantuan modal,” ujar Erick dalam acara Economic Outlook, Kamis (25/2). Pemerataan pembangunan in- frastruktur menjadi dasar pemer- intah membentuk Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Di sisi lain juga untuk men- gatasi pembiayaan yang besar. Nantinya dalam pembangunan proyek nasional INA akan bek- erja sama dengan investor asing. “Program prioritas di INA ada 3 yakni infrastruktur, jalan tol, bandara dan pelabuhan, dan ini bagian bagaimana optimalisasi market dan kesinambungan aset di BUMN,”tuturnya. Dengan demikian, Erick op- timistis masih banyak investor dari berbagai negara yang per- caya terhadap prospek pere- konomian Indonesia dan akan menanamkan modalnya ke In- donesia. Hal ini juga untuk mel- akukan optimalisasi market dan kesinambungan aset di BUMN. Di tempat terpisah, Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sekaligus Ekonom Senior Mirza Adityaswara mengatakan, SWF Indonesia berbeda dengan ne- gara lain yakni mengundang modal dari luar negeri untuk membiayai pembangunan baik pembangunan pemerintah mau- pun pembangunan oleh swasta Hal ini berbeda dibandingkan SWF negara lain yang memiliki surplus pada kinerja ekspor im- por dan lalu lintas modal terkait dengan neraca pembayarannya seperti di Negara Tiongkok, Sin- gapura, Taiwan, dan Norwegia. “Indonesia kenapa perlu SWF? Sebab dana dalam negeri kurang, kita lihat perbankan di Indonesia itu dananya hanya sekitar 35% dari ekonomi dunia. Karena dan- anya hanya 35% dari PDB, artinya kredit nggak bisa lebih besar dari dana yang dihimpun,”tuturnya. Disamping itu dana yang da- pat digunakan untuk modal pembangunan melalui asuransi, dana pensiun, dan reksadana dinilainya juga tidak akan cukup karena hanya memiliki porsi 55% terhadap PDB, sementara pere- konomian Indonesia yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto mencapai Rp 17.000 triliun. “Jadi Indonesia perlu dana dari luar negeri dan itu tidak bisa kita anggap sesuatu yang kita hindari, sebab jika ingin bangun negara ini, di tengah ke- terbatasan dana, sehingga butuh dana dari luar negeri masuk ke Indonesia, yang masuk dalam berbagai aset keuangan seperti surat utang negara, surat berhar- ga negara yang digunakan untuk mendanai APBN,”ungkapnya. Kendati begitu, ia menegas- kan bahwa Indonesia membu- tuhkan dana yang lebih stabil dan tidak fluktuasi atau volatile seperti portofolio di saham, dimana saat terjadi tekanan pada ekonomi dananya ikut keluar se- hingga memberikan pengaruh terhadap volatilitas rupiah. Apalagi dipakai untuk pem- bangunan maka diperlukan dana yang bertahan lama di dalam negeri kurun waktu 3 hingga 10 tahun. Oleh karena itu mela- lui SWF diharapkan dana bisa masuk mendanai aset yang ada di Indonesia dan stay dalam waktu yang lama disertai mengembang- kan aset melalui pembangunan infrastruktur. (try) JAKARTA – Menteri Koor- dinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pan- jaitan mengungkapkan, pro- gram vaksinasi mandiri atau gotong royong akan menggu- nakan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm asal Tiongkok. Pada tahap pertama, sebanyak dua juta dosis vaksin Covid-19 tersebut dijadwalkan tiba di Tanah Air pada bulan depan. “Ketika bertemu Menlu Tiongkok dan juga sebagai Dewan Keamanan Wang Yi, saya sampaikan kami sudah engage (mengajak) Sino- pharm, karena nggak masuk (program vaksinasi nasional). Jadi, kami alokasikan untuk (vaksin) mandiri,” ujar Luhut saat berbicara pada acara Economic Outlook: Menuju Pemulihan Ekonomi Indone- sia 2021, Kamis (25/2/2021). Ia mengungkapkan, awal- nya vaksin Sinopharm akan dikirim melalui tiga kloter. Pertama, 100 ribu dosis. Kedua, lima juta dosis. Dan ketiga, 15 juta dosis. Namun, pemerintah melakukan lobi dengan Menlu Tiongkok untuk menyiapkan vaksin sebanyak 15 juta hingga 30 juta dan harus diselesaikan sampai Juli 2021. Wang Yi, sambung Luhut, hanya berjanji akan mengu- payakan dosis lebih. "Dia bilang oke brother, nanti saya lihat apa yang bisa dan mampu buat. Tapi angka yang Anda minta bukan nggak bisa sam- pai 30 juta dari 15 juta. Tapi, angka itu saya pastikan bisa ditingkatkan,” tutur dia. Ia mengatakan, vaksin Sino- pharm direncanakan datang secara bertahap mulai Maret 2021. Pada tahap pertama, akan datang sebanyak dua juta dosis vaksin. “Jadi dua juta ini Maret akan masuk. Kita coba tiga juta, itu harapan kami. Jadi, nanti semua pegawai- pegawai bisa langsung divak- sin bertahap. Kemudian, pada bulan April, Mei, Juni, dan Juli semua total 15 juta sampai 20 juta vaksin kita dapat,” papar Luhut. Selain Sinopharm, kebu- tuhan vaksin mandiri juga berpotensi akan dipenuhi dari vaksin produksi Johnson & Johnson. “Saya pikir kita nggak ada masalah, hanya soal prioritas. Tetapi memang orang rebutan di seluruh dunia. Ada 181 negara di du- nia yang belum dapat vaksin,” ungkap dia. Menurut Luhut, beberapa daerah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Jawa Timur, dan Bali, akan menjadi prioritas yang akan disasar dalam pro- gram vaksinasi. Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usa- ha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pemerintah menargetkan 70% penduduk Indonesia sudah divaksinasi Covid-19 pada Desember 2021 atau paling lambat Februari 2022. Dengan demikian, program vaksinasi akan menjadi game changer untuk penanganan pandemi Covid-19 dan mem- bentuk kekebalan kelompok (herd immunity). "Alhamduli- lah pemerintah sudah secure 340 juta vaksin gratis. Jadi, kurang lebih untuk 170 juta orang (divaksin), sehingga pada Desember atau Februari bisa 70% tuntas," ujar Erick. Menurut dia, kecepatan pelaksanaan vaksinasi mem- butuhkan dukungan dari ber- bagai pihak termasuk meli- batkan pihak swasta, oleh karena itu pemerintah mewa- dahi pihak swasta yang ingin melakukan vaksin mandiri. Nanti, swasta akan membeli vaksin dari pemerintah dan BUMN yang juga akan diberi- kan gratis kepada pekerjanya. Erick mengatakan, animo swasta untuk melakukan vak- sinasi mandiri sangat tinggi. Ini dikarenakan Kamar Da- gang dan Industri Indonesia (Kadin), kata Erick telah men- data 6.644 perusahaan yang berminat untuk melakukan vaksinasi mandiri. “Kadin sudah bilang ada 6.644 peru- sahaan daftar di Kadin yang kurang lebih kebutuhan vak- sin mencapai 7,5 juta,” ujar dia. 360 Juta Dosis Lebih lanjut Erick me- ngatakan, pemerintah su- dah mengamankan sebanyak 360 juta dosis vaksin yang akan dibagikan secara gratis kepada 180 juta penduduk Indonesia untuk mencapai herd immunity. Selain impor, pemerintah juga mendorong produksi vaksin dari dalam negeri atau vaksin merah putih. Untuk merealisasikan- nya, pemerintah telah bekerja sama dengan tujuh lembaga yaitu LBM Eijkman Institute, LIPI, ITB, Unpad, UI, Unair, dan UGM. "Akhir Maret, lembaga Eijk- man akan memberikan bibit vaksin kepada kami sehingga bisa dilakukan uji klinis tahap 1,2, dan 3," ujar dia. Jika semua berjalan lancar, lanjut dia, ren- cana produksi vaksin merah putih akan mulai dilakukan oleh PT Bio Farma pada kuar- tal II atau kuartal III-2022. (try) JAKARTA – Lembaga Pe- ngelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) diyakini bisa mengaksele- rasi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan peker- jaan. Setiap investasi senilai US$ 2 miliar yang bisa dihimpun oleh lembaga ini, diperkirakan mampu menyerap sekitar 36 ribu tenaga kerja. Anggota Dewan Pengawas (Dewas) LPI Dar win Cyril Noer- hadi mengatakan, setiap inves- tasi yang masuk ke LPI akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja di Indonesia. “Secara sederhana, bila ada investasi US$ 2 miliar atau per- tumbuhan investasi 1,08% (yoy), akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar plus 0,33 poin (yoy) dan menyerap 36.000 tenaga kerja. Ini ada asumsi dan hitung-hi- tungannya,” ujar Darwin dalam LPPI Virtual Seminar Sovereign Wealth Fund, Kamis (25/2). Ia merinci, setiap kenaikan in- vestasi sebesar 1%, akan mening- katkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3%. Setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi 0,3%, akan menciptakan kesempatan kerja rata-rata 0,16%. Atau, setiap 0,3% kenaikan pertumbuhan ekonomi, akan menyerap sekitar 33.000 tenaga kerja. Menurut Darwin, LPI meru- pakan opsi pendanaan dalam membangun investasi dengan sumber dana yang sifatnya mo- dal jangka panjang atau bukan melalui portofolio. Sehingga, lebih mendorong foreign direct investment (FDI) dan bukan dalam bentuk utang. Dengan demikian, kehadiran LPI diperlukan sebab Indonesia memiliki kebutuhan pembangu- nan infrastruktur yang sangat besar. "Harapannya menjawab persoalan, pertama, kebutuhan infrastruktur demikian besar. Sebagai negara berkembang seperti infrastruktur, jalan tol, pelabuhan udara, pelabuhan laut perlu tetap dibangun karena ada gap pembangunan," jelas dia. Apalagi, kata Darwin, FDI di Indonesia cenderung menurun dalam 2-3 tahun terakhir. Keba- nyakan investasi asing juga tidak bertahan lama di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dalam lima tahun terakhir di- lakukan oleh BUMN karya. Se- mentara kapasitas pembiayaan BUMN juga semakin terbatas. Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Lembaga Pengembagan Perbankan Indo- nesia (LPPI) Mirza Adityaswara mengatakan, dunia membutuh- kan dana yang sangat besar untuk memitigasi risiko-risiko global akibat tekanan pandemi Covid-19. Kebutuhan pembiayaan yang dibutuhkan tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari korporasi dan masyarakat de- ngan cara-cara yang inovatif. Sebab, pemerintah memiliki keterbatasan karena dibatasi oleh limit rasio utang yang dite- tapkan oleh undang-undang dan penerimaan pajak. Menurut Mirza, beberapa negara telah membentuk badan- badan khusus untuk menarik dan mengelola dana-dana yang dikenal dengan sovereign wealth fund (SWF) yang kemudian juga dilakukan oleh Indonesia dengan membentuk LPI. "Sebuah dana abadi yang menjadi fondasi untuk sum- ber-sumber pembiayaan dan pertumbuhan. Dana-dana ini dikelola dengan dukungan dis- kresi dalam strategi makro yang sistematis dalam konteks portofolio institusional yang berasal dari kelas multi aset,” ucap Mirza. (try)

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUMAT 26 FEBRUARI 2021 5 MACRO ECONOMICS

JUMAT 26 FEBRUARI 2021

Oleh Arnoldus Kristianus

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) tengah menyiapkan pembentukan mata uang rupiah digital yang disebut central bank digital currency. Pembentukan mata uang digital ini dilakukan untuk mengantisipasi maraknya penggunaan mata uang kripto atau cryptocurrency, salah satunya Bitcoin.

5 MACRO ECONOMICS

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk(“PERSEROAN”)

RALAT JUDUL PEMANGGILAN

Sehubungan dengan iklan pemanggilan RUPS Perseroan yang dimuat di harian Investor Daily pada hari Rabu, tanggal 24 Februari 2021, yang berjudul:PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk (“PERSEROAN”)Seharusnya:PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk (“PERSEROAN”)Demikian kami sampaikan, mohon untuk dapat dimaklumi.

Jakarta, 26 Februari 2021 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Layout Publikasi Ralat Pemanggilan RUPST BNI_ID-1x50-BW_26 Februari 2021

Kepada seluruh pemegang saham Perseroan yang terhormat, dengan ini diinformasikan bahwa Perseroan berencana untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2021 (“Rapat”), yang akan diadakan pada:Hari / Tanggal : Selasa / 6 April 2021Pukul : 14.00 Waktu Indonesia Barat (“WIB”) – selesaiTempat : Ballroom United Tractors, Jl. Raya Bekasi Km 22. Jakarta Timur 13910.Mengacu pada ketentuan Pasal 21 ayat (2) dan ayat (4) Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 17 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020 tanggal 20 April 2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No. 15/2020”), pemanggilan Rapat akan diumumkan pada tanggal 15 Maret 2021 dalam sedikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; situs web Bursa Efek Indonesia; situs web penyedia e-RUPS yakni KSEI (eASY KSEI) dan situs web Perseroan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (9) Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 23 ayat (2) POJK No. 15/2020, pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah hanya pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat, yaitu pada tanggal 14 Maret 2021 sampai dengan pukul 16:00 WIB.Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 16 POJK No. 15/2020, usulan-usulan mata acara Rapat dari pemegang saham Perseroan harus dimasukkan dalam mata acara Rapat, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:1. Diajukan secara tertulis kepada Direksi Perseroan oleh seorang atau lebih

pemegang saham, yang bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 5% (lima persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, yang telah dikeluarkan oleh Perseroan;

2. Usulan tersebut telah diterima oleh Direksi Perseroan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal pemanggilan Rapat, yaitu tanggal 8 Maret 2021, selambatnya pukul 16:00 WIB;

3. Usulan tersebut harus (a) dilakukan dengan itikad baik, (b) mempertimbangkan kepentingan Perseroan, (c) menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara Rapat, dan (d) tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perseroan berencana menyelenggarakan Rapat dengan menggunakan fasilitas elektronik sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku termasuk ketentuan pemerintah terkait pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19). Informasi detil terkait pemberian kuasa, prosedur lainnya terkait penyelenggaraan Rapat akan disampaikan oleh Perseroan dalam Pemanggilan Rapat.

Jakarta, 26 Februari 2021PT Acset Indonusa Tbk

Direksi

Ukuran : 2 kolom x 140 Media : IvestorTgl. muat : 26 Februari 2021File : Acset-Pang-Feb21_D8

PENGUMUMAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2021

PT ACSET INDONUSA Tbk(“Perseroan”)

Berhasil Atasi DefisitSuasana pelayanan kantor cabang BPJS Kesehatan di Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2021). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengumumkan bahwa pada 2020 berhasil mengatasi defisit dan mengalami surplus Rp18,7 triliun berdasarkan laporan keuangan belum diaudit. Rekor surplus oleh BPJS Kesehatan ini terjadi pertama kali dalam 5 tahun terakhir. Pada 2016, BPJS Kesehatan belum defisit, namun piutang dalam proses bayar mencapai Rp2,41 triliun.

BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao.

“Kami dalam proses merumus-kan yang disebut central bank digital currency. Dalam konteks ini, kami juga melaku kan kerja sama yang erat de ngan bank sentral lain untuk me nyusun dan mengeluarkan central bank digital currency,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Economic Out look: Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (25/2/2021).

Bitcoin, salah satu mata uang kripto, menunjukkan fenomena kenaikan harga yang terus me-laju. Berdasarkan data Trading Economics, harga satu Bitcoin pada Kamis (25/2/2021) tercatat Rp 723.571.200,00, setelah sem-pat mencapai angka tertinggi Rp 787.199.433,80 pada Jumat (19/2). Padahal, pada Februari

tahun lalu satu Bitcoin masih seharga Rp 120 jutaan.

Menurut Perry, nantinya bank sentral akan menjadi pengelola, yaitu yang menerbitkan dan me-ngedarkan central bank digital currency tersebut ke perbankan dan teknologi finansial (fintech), baik secara wholesale maupun ritel.

Menyusul tren penggunaan cryptocurrency yang meluas se-bagai alat pembayaran, teruta ma Bitcoin, Perr y kembali me-ne gaskan, satu-satunya mata uang yang sah sebagai alat pem bayaran di Indonesia ada-lah rupiah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945.

“Sesuai UUD 45, di Indone-sia hanya ada satu mata uang,

(yaitu) yang disebut rupiah. Jadi, seluruh alat pembayaran menggunakan koin, mengguna-kan uang kertas, menggunakan uang digital, itu harus menggu-nakan rupiah dan wewenangnya ada di BI,” tandas dia.

Secara terpisah, ekonom se-nior yang juga Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kunco ro ber-pendapat, keberadaan ma ta uang digital dari BI akan menjadi alter-natif alat pembayaran dan instru-men investasi bagi masyarakat. BI bisa mema sukkan mata uang tersebut dalam contestable market yang tetap bisa diatur apabila di-jadikan portofolio investasi oleh masyarakat.

“Karena dia alat pembayaran, maka dia harus dikontrol. Kalau tidak, kita akan kehilangan ke-daulatan moneter (monetary sovereignty). Paling enggak, kita bisa mempengaruhi, (bisa) mengendalikan,” ucap Ari saat dihubungi Investor Daily pada Kamis (25/2).

Timbul KetidakstabilanAri menjelaskan, selama ini

daya beli masyarakat diukur dari peredaran uang, kartu kredit, dan penggunaan anjungan tunai mandiri (ATM). Dengan adanya Bitcoin maka timbul alat inves-tasi baru, tetapi berisiko. Oleh karena itu, BI bertugas untuk mengatur uang beredar, namun

selama ini penggunaan Bitcoin berada di luar kontrol BI.

“Dengan adanya mata uang digital ini, BI bisa mengetahui peredaran uang yang terjadi di masyarakat. Jadi, akan ada kese-imbangan internal (inflasi) dan keseimbangan eksternal (mata uang beredar/nilai tukar). Kalau ini nggak dikontrol oleh BI, akan menimbulkan ketidakstabilan,” ucap Ari.

Ia menambahkan, bila nan ti mata uang digital BI ini ber-kem bang, bank sentral bisa me nunjuk mitra perbankan un tuk mendistribusikannya. Ma-syarakat pun bisa membanding-kan mana mata uang yang aman, mata uang digital BI atau Bitcoin yang berasal dari luar negeri. “BI juga akan melihat faktor itu su-paya seimbang antara luar atau dalam negeri,” ucap Ari.

Sebelumnya, seperti diberita-kan Investor Daily pada Kamis (25/2/2021), bank sentral dari Tiongkok, Thailand, Uni Emirat Arab (UEA), dan Hong Kong di laporkan sedang membahas proyek pembayaran lintas batas dengan menggunakan mata uang digital.

Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) dan Bank of Thailand (BoT) tahun lalu bekerja sama untuk mempelajari aplikasi mata uang digital bank sentral atau central bank digital currencies

(CBDC). Kerja sama itu kemu-dian diperluas dengan melibat-kan institut penelitian mata uang digital di bawah People’s Bank of China’s (PBoC) dan bank sentral UEA.

CBDC saat ini sudah menda-patkan perhatian dari otoritas moneter di seluruh dunia, khu-susnya terkait upaya bank-bank sentral untuk mendigitalkan mata uang fiat mereka. Tapi, per-soalan muncul karena teknologi yang digunakan masing-masing bank sentral berbeda.

Grup bank sentral yang di-pimpin HKMA dan BoT sedang mempelajari teknologi buku be-sar tersebar atau distributed led-ger technology (DLT). Teknologi

ini mengacu pada basis data yang dapat direplikasi dan dibagi antarlembaga yang terlibat dan mencatat transaksi.

Basis data ini tidak perlu di-miliki oleh satu bank sentral, tapi merupakan sebuah aktivitas buku besar bersama. DLT dipan-dang sebagai cara untuk mem-buat pembayaran lintas batas lebih efisien. “Proyek ini akan mempelajari cara-cara penggu-naan DLT untuk memfasilitasi transaksi lintas batas pemba-yaran versus pembayaran valuta asing,” kata HKMA, seper ti dikutip CNBC.

PBoC Bergerak CepatSementara itu, PBoC sudah

bergerak lebih cepat dengan versi dalam negeri dari proyek ini. Tiongkok sudah menguji coba yang disebut sistem pem-bayaran elektronik dengan mata uang digital. Penggunaan mata uang digital ini masih berfokus untuk pembayaran transaksi di dalam negeri.

Selama beberapa bulan tera-khir, otoritas Tiongkok sudah menyerahkan yuan digital dalam jumlah besar, melalui undian, ke-pada warga di beberapa kota, ter-masuk Shenzhen dan Chengdu. Keterlibatan Tiongkok dalam proyek bersama Hong Kong, Thailand, dan UAE itu dipan-dang sebagai bagian dari upaya internasionalisasi yuan. (ns)

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pe-merintah akan terus melakukan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN) meski masih dalam situasi pan-demi Covid-19.

“Kita ingin mensinambungkan proyek-proyek nasional terus dibangun. Terlepas kondisi covid saat ini, tapi tidak dengan utang, malah disupport melalui modal. Nah, ini kita berharap pengembangan infrastruktur di Indonesia tetap berjalan den-gan bantuan modal,” ujar Erick dalam acara Economic Outlook, Kamis (25/2).

Pemerataan pembangunan in-frastruktur menjadi dasar pemer-intah membentuk Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Di sisi lain juga untuk men-gatasi pembiayaan yang besar. Nantinya dalam pembangunan proyek nasional INA akan bek-

erja sama dengan investor asing. “Program prioritas di INA ada 3 yakni infrastruktur, jalan tol, bandara dan pelabuhan, dan ini bagian bagaimana optimalisasi market dan kesinambungan aset di BUMN,”tuturnya.

Dengan demikian, Erick op-timistis masih banyak investor dari berbagai negara yang per-caya terhadap prospek pere-konomian Indonesia dan akan menanamkan modalnya ke In-donesia. Hal ini juga untuk mel-akukan optimalisasi market dan kesinambungan aset di BUMN.

Di tempat terpisah, Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sekaligus Ekonom Senior Mirza Adityaswara mengatakan, SWF Indonesia berbeda dengan ne-gara lain yakni mengundang modal dari luar negeri untuk membiayai pembangunan baik pembangunan pemerintah mau-pun pembangunan oleh swasta

Hal ini berbeda dibandingkan

SWF negara lain yang memiliki surplus pada kinerja ekspor im-por dan lalu lintas modal terkait dengan neraca pembayarannya seperti di Negara Tiongkok, Sin-gapura, Taiwan, dan Norwegia.

“Indonesia kenapa perlu SWF? Sebab dana dalam negeri kurang, kita lihat perbankan di Indonesia itu dananya hanya sekitar 35% dari ekonomi dunia. Karena dan-anya hanya 35% dari PDB, artinya kredit nggak bisa lebih besar dari dana yang dihimpun,”tuturnya.

Disamping itu dana yang da-pat digunakan untuk modal pembangunan melalui asuransi, dana pensiun, dan reksadana dinilainya juga tidak akan cukup karena hanya memiliki porsi 55% terhadap PDB, sementara pere-konomian Indonesia yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto mencapai Rp 17.000 triliun.

“Jadi Indonesia perlu dana dari luar negeri dan itu tidak bisa kita anggap sesuatu yang kita hindari, sebab jika ingin

bangun negara ini, di tengah ke-terbatasan dana, sehingga butuh dana dari luar negeri masuk ke Indonesia, yang masuk dalam berbagai aset keuangan seperti surat utang negara, surat berhar-ga negara yang digunakan untuk mendanai APBN,”ungkapnya.

Kendati begitu, ia menegas-kan bahwa Indonesia membu-tuhkan dana yang lebih stabil dan tidak fluktuasi atau volatile seperti portofolio di saham, dimana saat terjadi tekanan pada ekonomi dananya ikut keluar se-hingga memberikan pengaruh terhadap volatilitas rupiah.

Apalagi dipakai untuk pem-bangunan maka diperlukan dana yang bertahan lama di dalam negeri kurun waktu 3 hingga 10 tahun. Oleh karena itu mela-lui SWF diharapkan dana bisa masuk mendanai aset yang ada di Indonesia dan stay dalam waktu yang lama disertai mengembang-kan aset melalui pembangunan infrastruktur. (try)

JAKARTA – Menteri Koor-dinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pan-jaitan mengungkapkan, pro-gram vaksinasi mandiri atau gotong royong akan menggu-nakan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm asal Tiongkok. Pada tahap pertama, sebanyak dua juta dosis vaksin Covid-19 tersebut dijadwalkan tiba di Tanah Air pada bulan depan.

“Ketika ber temu Menlu Tiongkok dan juga sebagai Dewan Keamanan Wang Yi, saya sampaikan kami sudah engage (mengajak) Sino-pharm, karena nggak masuk (program vaksinasi nasional). Jadi, kami alokasikan untuk (vaksin) mandiri,” ujar Luhut saat berbicara pada acara Economic Outlook: Menuju Pemulihan Ekonomi Indone-sia 2021, Kamis (25/2/2021).

Ia mengungkapkan, awal-nya vaksin Sinopharm akan dikirim melalui tiga kloter. Per tama, 100 ribu dosis. Kedua, lima juta dosis. Dan ketiga, 15 juta dosis. Namun, peme rintah melakukan lobi dengan Menlu T iongkok untuk menyiapkan vaksin sebanyak 15 juta hingga 30 juta dan harus diselesaikan sampai Juli 2021.

Wang Yi, sambung Luhut, hanya berjanji akan mengu-payakan dosis lebih. "Dia bilang oke brother, nanti saya lihat apa yang bisa dan mampu buat. Tapi angka yang Anda minta bukan nggak bisa sam-pai 30 juta dari 15 juta. Tapi, angka itu saya pastikan bisa ditingkatkan,” tutur dia.

Ia mengatakan, vaksin Sino-pharm direncanakan datang secara bertahap mulai Maret 2021. Pada tahap pertama, akan datang sebanyak dua juta dosis vaksin. “Jadi dua juta ini Maret akan masuk. Kita coba tiga juta, itu harapan kami. Jadi, nanti semua pegawai-pegawai bisa langsung divak-sin bertahap. Kemudian, pada bulan April, Mei, Juni, dan Juli semua total 15 juta sampai 20 juta vaksin kita dapat,” papar Luhut.

Selain Sinopharm, kebu-tuhan vaksin mandiri juga berpotensi akan dipenuhi dari vaksin produksi Johnson & Johnson. “Saya pikir kita nggak ada masalah, hanya soal prioritas. Tetapi memang

orang rebutan di seluruh dunia. Ada 181 negara di du-nia yang belum dapat vaksin,” ungkap dia.

Menurut Luhut, beberapa daerah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Jawa Timur, dan Bali, akan menjadi prioritas yang akan disasar dalam pro-gram vaksinasi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usa-ha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pemerintah menargetkan 70% penduduk Indonesia sudah divaksinasi Covid-19 pada Desember 2021 atau paling lambat Februari 2022.

Dengan demikian, program vaksinasi akan menjadi game changer untuk penanganan pandemi Covid-19 dan mem-bentuk kekebalan kelompok (herd immunity). "Alhamduli-lah pemerintah sudah secure 340 juta vaksin gratis. Jadi, kurang lebih untuk 170 juta orang (divaksin), sehingga pada Desember atau Februari bisa 70% tuntas," ujar Erick.

Menurut dia, kecepatan pe laksanaan vaksinasi mem-butuhkan dukungan dari ber-bagai pihak termasuk meli-batkan pihak swasta, oleh karena itu pemerintah mewa-dahi pihak swasta yang ingin melakukan vaksin mandiri. Nanti, swasta akan membeli vaksin dari pemerintah dan BUMN yang juga akan diberi-

kan gratis kepada pekerjanya.Erick mengatakan, animo

swasta untuk melakukan vak-sinasi mandiri sangat tinggi. Ini dikarenakan Kamar Da-gang dan Industri Indonesia (Kadin), kata Erick telah men-data 6.644 perusahaan yang berminat untuk melakukan vaksinasi mandiri. “Kadin sudah bilang ada 6.644 peru-sahaan daftar di Kadin yang kurang lebih kebutuhan vak-sin mencapai 7,5 juta,” ujar dia.

360 Juta Dosis Lebih lanjut Erick me-

ngatakan, pemerintah su-dah mengamankan sebanyak 360 juta dosis vaksin yang akan dibagikan secara gratis kepada 180 juta penduduk Indonesia untuk mencapai herd immunity. Selain impor, pemerintah juga mendorong produksi vaksin dari dalam negeri atau vaksin merah putih. Untuk merealisasikan-nya, pemerintah telah bekerja sama dengan tujuh lembaga yaitu LBM Eijkman Institute, LIPI, ITB, Unpad, UI, Unair, dan UGM.

"Akhir Maret, lembaga Eijk-man akan memberikan bibit vaksin kepada kami sehingga bisa dilakukan uji klinis tahap 1,2, dan 3," ujar dia. Jika semua berjalan lancar, lanjut dia, ren-cana produksi vaksin merah putih akan mulai dilakukan oleh PT Bio Farma pada kuar-tal II atau kuartal III-2022. (try)

JAKAR TA – Lembaga Pe-ngelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) diyakini bisa mengaksele-rasi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan peker-jaan. Setiap investasi senilai US$ 2 miliar yang bisa dihimpun oleh lembaga ini, diperkirakan mampu menyerap sekitar 36 ribu tenaga kerja.

Anggota Dewan Pengawas (Dewas) LPI Darwin Cyril Noer-hadi mengatakan, setiap inves-tasi yang masuk ke LPI akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

“Secara sederhana, bila ada investasi US$ 2 miliar atau per-tumbuhan investasi 1,08% (yoy), akan memberikan kontribusi pada per tumbuhan ekonomi sebesar plus 0,33 poin (yoy) dan menyerap 36.000 tenaga kerja. Ini ada asumsi dan hitung-hi-

tungannya,” ujar Darwin dalam LPPI Virtual Seminar Sovereign Wealth Fund, Kamis (25/2).

Ia merinci, setiap kenaikan in-vestasi sebesar 1%, akan mening-katkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3%. Setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi 0,3%, akan menciptakan kesempatan kerja rata-rata 0,16%. Atau, setiap 0,3% kenaikan per tumbuhan ekonomi, akan menyerap sekitar 33.000 tenaga kerja.

Menurut Darwin, LPI meru-pakan opsi pendanaan dalam membangun investasi dengan sumber dana yang sifatnya mo-dal jangka panjang atau bukan melalui portofolio. Sehingga, lebih mendorong foreign direct investment (FDI) dan bukan dalam bentuk utang.

Dengan demikian, kehadiran LPI diperlukan sebab Indonesia memiliki kebutuhan pembangu-nan infrastruktur yang sangat besar. "Harapannya menjawab

persoalan, pertama, kebutuhan infrastruktur demikian besar. Sebagai negara berkembang seperti infrastruktur, jalan tol, pelabuhan udara, pelabuhan laut perlu tetap dibangun karena ada gap pembangunan," jelas dia.

Apalagi, kata Darwin, FDI di Indonesia cenderung menurun dalam 2-3 tahun terakhir. Keba-nyakan investasi asing juga tidak ber tahan lama di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dalam lima tahun terakhir di-lakukan oleh BUMN karya. Se-mentara kapasitas pembiayaan BUMN juga semakin terbatas.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Lembaga Pengembagan Perbankan Indo-nesia (LPPI) Mirza Adityaswara mengatakan, dunia membutuh-kan dana yang sangat besar untuk memitigasi risiko-risiko global akibat tekanan pandemi Covid-19.

Kebutuhan pembiayaan yang

dibutuhkan tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari korporasi dan masyarakat de-ngan cara-cara yang inovatif. Sebab, pemerintah memiliki keterbatasan karena dibatasi oleh limit rasio utang yang dite-tapkan oleh undang-undang dan penerimaan pajak.

Menurut Mirza, beberapa negara telah membentuk badan-badan khusus untuk menarik dan mengelola dana-dana yang dikenal dengan sovereign wealth fund (SWF) yang kemudian juga dilakukan oleh Indonesia dengan membentuk LPI.

"Sebuah dana abadi yang menjadi fondasi untuk sum-ber-sumber pembiayaan dan pertumbuhan. Dana-dana ini dikelola dengan dukungan dis-kresi dalam strategi makro yang sistematis dalam konteks por tofolio institusional yang berasal dari kelas multi aset,” ucap Mirza. (try)