jumat 3 januari 2020 5 macro economics · 2020. 1. 3. · di jakarta belum lama ini. pada saat yang...

1
Oleh Triyan Pangastuti JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mul- yani Indrawati menyatakan, belanja untuk bantuan sosial (bansos) akan dicairkan lebih cepat, yaitu pada kuartal I-2020. Keputusan ini diambil guna menjaga daya beli masyarakat di tengah pelambatan ekonomi global dan kenaikan sejumlah tarif dan iuran. JUMAT 3 JANUARI 2020 5 MACRO ECONOMICS PEMBERITAHUAN PENGGANTIAN SEKRETARIS PERUSAHAAN Menunjuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik dan Peraturan Nomor I.E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, dengan ini disampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 3 Januari 2020, Perseroan telah menunjuk Sdr. Suharto Kurniawan menjadi Sekretaris Perusahaan yang baru, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi 001/SK-BMD/DIR/2020 tanggal 2 Januari 2020. Medan, 3 Januari 2020 Direksi PT Bank Meska Dharma, Tbk. www.bankmeska.co.id Dengan ini diberitahukan kepada para Pemegang Saham PT. Distribusi Voucher Nusantara Tbk. (“Perseroan”), bahwa Perseroan bermaksud menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (selanjutnya disebut “Rapat”), pada hari Selasa, tanggal 11 Februari 2020. Sesuai Pasal 13 ayat 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelengaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No 32”) dan Pasal 21 ayat 4 Anggaran Dasar Perseroan, pemanggilan Rapat akan diumumkan melalui sedikitnya pada 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, situs web PT. Bursa Efek Indonesia dan situs web Perseroan pada hari Senin, tanggal 20 Januari 2020. Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada hari Jumat, tanggal 17 Januari 2020 sampai dengan pukul 16.00 WIB, dan pemilik saham Perseroan pada sub rekening PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada hari Jumat, tanggal 17 Januari 2020. Berdasarkan Pasal 12 POJK No 32 dan Pasal 21 ayat 7 Anggaran Dasar Perseroan, usul-usul dari Pemegang Saham Perseroan, usul-usul dari Pemegang Saham Perseroan harus dimasukkan dalam acara Rapat apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Mengusulkan secara tertulis kepada Direksi Perseroan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan RUPS. 2. Usul diajukan oleh 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/20 (satu per dua puluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 3. Usul tersebut harus: (a) dilakukan dengan itikad baik; (b) mempertimbangkan kepentingan Perseroan; (c) menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara Rapat; dan (d) tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan. 4. Usulan mata acara Rapat dari Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas merupakan mata acara yang membutuhkan keputusan RUPS. Jakarta, 3 Januari 2020 Direksi Perseroan PT DISTRIBUSI VOUCHER NUSANTARA Tbk. PENGUMUMAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengatakan, prospek ekonomi tahun ini bakal membaik karena didorong oleh faktor kondisi global yang juga menunjukkan perbaikan seiring ren- cana kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Oleh karena itu, peluang tercapainya kesepakatan ini harus dimanfaatkan oleh negara berkembang. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, tercapainya kesepakatan pengakhiran perang dagang tahap pertama diharapkan dapat menggulirkan sentimen positif dan berlanjut pada kesepakatan- kesepakatan berikutnya. Sehingga, BI pun akan terus mewaspadai dan memperhatikan berbagai perkemban- gan global. "Kemajuan trade deal dan faktor geopolitik perlu diperhatikan perkembangannya" ucap Dody kepada Investor Daily, baru-baru ini. Di samping itu, ia menyebut, ada berbagai hal yang dapat dilakukan oleh negara berkembang tahun ini untuk merespons berbagai te- kanan yakni pertama, pemanfaatan trade diversion, kedua efektivitas stimulus fiskal. "Pelonggaran ke- bijakan moneter menjadi langkah yang ditempuh dalam merespons tekanan" ujar dia. Sementara itu, Dody menambah- kan, sisi ekonomi domestik tahun ini masih akan ditopang oleh konsumsi yang pertumbuhannya relatif stabil un- tuk menopang pertumbuhan ekonomi. Kemudian, laju investasi juga dinilai bisa turut menopang pertumbuhan ekonomi. 'Investasi diperkirakan meningkat seiring dengan prospek yang mem- baik, berlanjutnya penyelesaian PSN (proyek strategis nasional), kebijakan perbaikan iklim investasi, dan refor- masi struktural," ujar dia. (try/ns) JAKARTA – Sejumlah kalangan berpandangan, pemerintah harus melakukan kebijakan countercyclical untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi global dan mengejar realisasi target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 5,3%. Salah satu yang perlu dilakukan pemerintah adalah peningkatan belanja agar masyarakat menengah dapat menambah konsumsi. Dari sisi kebijakan fiskal, perlu didorong belanja pemerintah yang me- miliki dampak pengganda (multiplier effect) besar terhadap ekonomi. Ini misalnya dilakukan dengan pemberian subsidi langsung yang tepat sasaran karena memiliki kecendungan untuk konsumsi atau marginal propensity to consume cukup besar. “Dalam arti, masyarakat menengah ke bawah yang punya dana lebih, uangnya langsung dibelanjakan,” ujar ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual ketika dihubungi di Jakarta belum lama ini. Pada saat yang sama, upaya pemer- intah untuk menaikkan harga harus dilakukan dengan pertimbangan mendalam, misalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, sejauh ini harga minyak global cend- erung rendah dan stabil. Namun, untuk kenaikan BPJS Kesehatan bisa dilakukan sebab jumlah defisitnya sudah semkin besar. “Kalau yang mendesak, misalnya BPJS Kesehatan, (bisa dilakukan) karena defisitnya sudah cukup besar. Tapi, ini pun harus dilakuakn secara gradual,” ucap David. Ia melihat, kondisi defisit fiskal masih memungkinkan untuk diper- lebar, sebab minat investor terhadap surat utang Indonesia masih cukup tinggi. Sementara Bank Indonesia juga terus melakukan berbagai kebijakan moneter untuk mendorong pertumbu- han ekonomi, misalnya menurunkan suku bunga acuan dan melonggarkan giro wajib minimum (GWM). “Mungkin kebijakan penurunan suku bunga (acuan) masih bisa di- lakukan satu dua kali lagi pada tahun 2020,” imbuh David. Sementara itu, peneliti Center of Re- form on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berpendapat, perlu ada koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, sehingga otoritas moneter dalam melakukan pelong- garan seharusnya diikuti juga dengan pelonggaran kebijakan fiskal. Apalagi, lanjut dia, kalau melihat sumber pertumbuhan 2020, pemerin- tah tampaknya memang akan banyak menggunakan amunisi pertumbuhan domestik. Karena, dari sisi eksternal relatif lebih sulit untuk mencari sum- ber pertumbuhan. “Artinya, target yang disusun pemerintah menunjukan masih ada ruang untuk kebijakan fiskal agar lebih ekspansif,” ucap dia. Menurut Yusuf, masih ada instru- men yang bisa digunakan melebar- kan defisit fiskal. Apalagi, ongkos pembiayaan untuk ekspansi fiskal saat ini relatif lebih rendah. Hal ini bisa dilihat dari yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang trennya turun karena mengikuti tren penurunan suku bunga acuan. “Momentum ini yang harus di- manfaatkan oleh pemerintah untuk lebih ekspansif dalam mmengeluar- kan kebijakan fiskal. Khususnya, be- lanja produktif yang bisa memberikan dampak pengganda lebih besar ke pertumbuhan ekonomi,” ucap Yusuf. Sementara itu, untuk kebijakan moneter, ia menambahkan, masih terbuka ruang untuk menurunkn suku bunga acuan mengikuti tren penuruna suku bunga The Fed. Adapun hal yang harus diperhatikan adalah transmisi kebijakan moneter yang sudah dilaku- kan pada 2019. “Ini yang akan ditungggu. Presiden (Joko Widodo) juga sudah mengata- kan, bank harus menurunkan suku bunga kredit agar ekspansi ekonomi bisa lebih besar,” ucap Yusuf. Optimalkan Dana Desa Menteri Koordinator Bidang Pere- konomian Airlangga Hartarto men- gatakan, sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong laju perekonomian di tengah perlambatan ekonomi global. Pemerintah akan memberikan stimulus ekonomi sejak awal 2020. “Kami harapkan, penganggaran, tender pengadaan barang, dan Dana Desa akan diberlakukan secara front loading,” ucap Airlangga. Ia mengatakan, penyaluran Dana Desa lebih awal ini sebagai upaya untuk penguatan perekonomian dae- rah yang diharapkan akan berdampa positif terhadap peningkatan ekonomi nasional. Stimulus ini juga diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat. Sebab, konsumsi masih menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi. “Pemerintah optimistis, percepatan penyaluran Dana Desa akan menjaga daya beli masyarakat sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami mendorong kebijakan front loading anggaran agar kepercayaan pasar domestik semakin kuat,” ucap Airlangga. (ark) JAKARTA – Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkira- kan, bencana banjir dalam dua hari terakhir yang melanda beberapa ka- wasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menimbul- kan kerugian ekonomi yang cukup besar. “Kami selalu melihat adanya benca- na alam banjir merupakan salah satu yang menimbulkan kerugian besar yakni sisi  materiil atau bahkan dari sisi jiwa. Ini sesuatu yang menjadi pembelajaran," ujar dia, Kamis (2/1). Oleh karena itu, ia mengatakan, akan terus memantau dan  memberi- kan dukungan kepada kementerian dan lembaga (K/L) maupun pemer- intah daerah dalam upaya menang- gulangi banjir Jakarta dan sekitarnya, dan memastikan sisi logistik dapat terpenuhi. “Kami, Kemenkeu, akan terus memonitor bagaimana penanggulan- gan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah (pemda), dan Kementerian Sosial (Kemensos),” jelas dia. Meski begitu, ia mengaku belum memiliki perhitungan kerugian atas bencana banjir yang terjadi. Akan tetapi pemerintah akan berusaha untuk meminimalisir kerugian akibat bencana alam salah satunya dengan melihat tren yang terjadi beberapa waktu terakhir. “Kalau kita bangun dan rusak hanya karena bencana alam yang bisa kita kalkukasi, harusnya bisa kita hindari. Inilah yang merupakan salah satu pekerjaan rumah kita, untuk betul-betul menjaga risiko atau dampak dari bencana alam ter- hadap berbagai fasilitas umum atau infrastktur. Ini agar (kita) mampu mengantisipasi perubahan dari ben- cana alam ataupun pola iklim yang menyebabkan dampak sangat besar ke masyarakat kita,” ucap dia. Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menga- takan, banjir yang melanda kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) sejak 1 Januari 2020 tidak memberikan dampak yang besar apabila cepat surut dan tidak mengganggu kelancaran distribusi. "Kalau tidak berkelanjutan dan tidak berpengaruh ke pasokan dis- tribusi maka dampaknya tidak terlalu besar," ujar Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/1). Menurut dia, banjir yang berlarut- larut harus diwaspadai karena dapat menyebabkan gangguan stabilitas harga kebutuhan pokok dan mem- pengaruhi laju inflasi nasional pada Januari. Oleh karena itu, Suhariyanto mengharapkan, banjir tidak terus berlanjut dan cepat surut agar konek- tivitas tidak terhambat dan pasokan barang maupun jasa di wilayah Jadetabek kembali normal. Sebelumnya, BPS mencatat inflasi pada Desember 2019 sebesar 0,34% karena kenaikan harga bahan ma- kanan akibat tingginya permintaan menjelang akhir tahun. Komoditas yang mengalami kenai- kan harga dalam periode ini antara lain beras, telur ayam ras, bawang merah, ikan segar, bayam, kacang panjang, tomat sayur, jeruk, tomat buah, minyak goreng dan rokok kretek. Dengan pencapaian ini, maka in- flasi nasional 2019 tercatat sebesar 2,72% atau yang terendah dalam dua dekade terakhir, karena ketatnya pengendalian harga diatur pemerin- tah (administered prices). (try/ark) JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, minat para investor un- tuk berinvestasi menjadi kunci bagi terciptanya stabilitas di pasar modal. Oleh karena itu, reputasi pasar modal perlu dijaga agar terus memperoleh kepercayaan dari investor yang hen- dak menanamkan dana mereka. Terlebih lagi, lanjut Menkeu, pem- bangunan Indonesia ke depan sangat membutuhkan banyak pendanaan baik dari aliran modal asing masuk (capital inflow) maupun modal yang berasal dari dalam negeri, agar pere- konomian bergerak. Pendanaan itu di antaranya akan dihimpun melalui pasar modal. "Instrumen itu perlu track record dan valuasi yang memiliki integritas sehingga investor bisa membuat keputu- san yang sangat jelas mengenai tingkat risiko maupun return" jelas Menkeu saat ditemui usai pembukaan perdagangan perdana 2020 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1). Ia menambahkan, kepercayaan pa- sar berasal dari penguatan integritas market dengan basis good corporate governance. Hal ini akan menjadi fon- dasi penting bagi pasar modal dalam negeri. Oleh karena itu, mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menga- takan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan stakeholder terkait yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mem- bangun integritas dan stabilitas di sektor keuangan bagi para investor dalam negeri. Selain menteri keuangan sebagai koordinator dan anggota, KSSK memi- liki anggota lain yang meliputi guber- nur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Saat ini, kata Sri Mulyani, ting- kat kepercayaan investor ( market confidence) terhadap pasar modal Indonesia tergolong tinggi. Fakta ini diperkuat dari hasil sur vei Bloomberg terhadap 57 global investor dan trader yang menempatkan Indonesia di per- ingkat tertinggi dibandingkan dengan negara-negara emerging market lain. Selain itu, pemerintah saat ini memi- liki beragam instrumen investasi untuk mendorong kesadaran berinvestasi di masyarakat. Diversifikasi investasi ini penting untuk pembiayaan di sektor real estat atau infrastruktur. "Dengan mulai tumbuhnya masyarakat kelas menengah, maka kesadaran mereka mendiversifi- kasi tabungan mereka itu menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani. Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh San- toso mengatakan, pada 2020 Indonesia masih dihadapkan pada kondisi down- side risk akibat perlambatan ekonomi global. Kondisi ini akan semakin nyata, bila tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok belum menemukan kesepakatan yang solid, ditambah gejolak politik di beberapa kawasan serta Brexit di Eropa. Angin Segar Merespons kondisi tersebut, menurut dia, pada 2020 ini penurunan tingkat suku bunga acuan yang didukung den- gan kebijakan quantitative easing masih akan berlanjut, terutama di Eropa. "Kami menyampaikan apresiasi atas berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk men- ingkatkan iklim investasi dan daya sa- ing perekonomian, melalui reformasi birokrasi yang berkelanjutan di ber- bagai sektor, termasuk menyediakan insentif fiskal dalam pengembangan sektor-sektor prioritas," jelas dia. Di samping itu, ia juga menyambut baik berbagai insentif pajak yang telah diberikan dalam meningkatkan iklim investasi di pasar modal , seperti insentif pajak terhadap produk inves- tasi reksadana, DIRE, DINFRA dan KIK-EBA menjadi 5% sampai dengan 2020 dan 10% untuk tahun 2021 dan seterusnya. "Kami juga mengapresiasi angin segar yang disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan pada penutupn bursa 2019 lalu yang merencanakan pemberian insentif PPh (pajak peng- hasilan) badan bagi perusahaan yang melantai di bursa saham dan juga pajak dividen," ujar dia. (try) "Presiden sudah meminta kepada menteri untuk memanfaatkan se- maksimal mungkin instrumen fiskal terutama pada Januari untuk men- dukung ekonomi, termasuk bansos," kata Sri Mulyani setelah menghadiri pembukaan perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1). Dalam APBN 2020, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja ban- tuan sosial sebesar Rp 107,74 triliun, meningkatkan dari outlook 2019 yang sebesar Rp 99,6 triliun, terdiri atas belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 102,99 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 4,75 trili- un. Bantuan ini dimaksudkan untuk memperbaiki tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat miskin. Alokasi tersebut akan digunakan antara lain untuk transformasi bantuan sosial pangan menjadi kartu sembako, melanjutkan pemberian bantuan Pro- gran Keluarga Harapan (PKH), mel- akukan perluasan cakupan bidikmisi menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah, melakukan penyesuaian premi iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan mengalokasikan dana cadangan untuk penanggulangan bencana alam. Menurut Menkeu, pencairan bansos itu di antaranya untuk program terjad- wal yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Beras Sejahtera serta Dana Desa yang dibuat lebih cepat pada kuartal I tahun ini. Tujuannya, kata Menkkeu, untuk pertahanan diri bagi masyarakat dari pengaruh ekonomi global karena menjadi tantangan yang tidak mudah mencermati proyeksi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih. Seperti dilaporkan Antara, dengan pencairan bansos lebih cepat itu juga diharapkan sebagai antisipasi setelah adanya kenaikan tarif cukai rokok dan iuran BPJS Kesehatan yang efektif berlaku 1 Januari 2020. Sebelumnya, pemerintah memu- tuskan menaikkan tarif cukai rokok sebesar 23%, serta harga jual eceran menjadi 35%. Menkeu menjelaskan pemerintah telah mempertimbangkan keputusan itu baik dari sisi industri, tenaga kerja, hingga sektor pertanian. Selain itu, pemerintah juga me- nyesuaikan iuran BPJS Kesehatan 1 Januari 2020. Besaran iuran bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ditanggung oleh APBN maupun peserta yang didaftarkan oleh pemerin- tah daerah (PBI daerah) sebesar Rp 42 ribu dan mulai berlaku 1 Agustus 2019. Bantuan Pendanaan Pemerintah pusat memberikan ban- tuan pendanaan kepada pemerintah daerah sebesar Rp 19 ribu per peserta per bulan sejak Agustus 2019 untuk me- nutupi selisih kenaikan iuran di 2019. Besaran yang sama yaitu Rp 42 ribu, juga ditetapkan untuk peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan peserta Bukan Pekerja (BP) dengan layanan kelas III. Sementara untuk PBPU dan Bukan Pekerja kepesertaan kelas II sebesar Rp 110 ribu, dan kepesertaan kelas I sebesar Rp 160 ribu. Besaran iuran bagi peserta PBPU dan BP akan ber- laku mulai 1 Januari 2020. Sementara besaran iuran untuk peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) baik ASN, TNI-Polri, pegawai BUMN, dan karyawan swasta yaitu 5% dari upah per bulan, dengan batas maksi- mal upah sebesar Rp 12 juta. Ketentuan 5% tersebut yakni 4% dibayarkan oleh pemberi kerja, dan 1% dibayarkan oleh peserta melalui pemotongan gaji. Ketentuan besaran iuran untuk peserta PPU ASN, TNI-Polri, pegawai BUMN, mulai berlaku per 1 Oktober 2019. Sementara untuk PPU dari badan usaha swasta mulai berlaku per 1 Januari 2020. (ns) Produksi Pupuk Urea Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Achmad Zaki (kanan) menyampaikan hasil produksi pupuk urea subsidi akhir tahun 2019 di gedung utama PT PIM, Aceh Utara, Aceh, Kamis (2/1/2020). Tahun 2019, PT PIM memproduksi pupuk urea subsidi seban- yak 337.863.91 ton dan Amonia 217.112.85 ton, jumlah itu turun sebesar 30 persen dari alokasi urea subsidi tahun 2018 sebesar 382.000 ton, dampak dari penurunan pasokan bahan baku Liquefied Natural Gas (LNG) yang bersumber dari PHE-NSB-NSO dari 54 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. ANTARA FOTO/Rahmad/nz.

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUMAT 3 JANUARI 2020 5 MACRO ECONOMICS · 2020. 1. 3. · di Jakarta belum lama ini. Pada saat yang sama, upaya pemer-intah untuk menaikkan harga harus dilakukan dengan pertimbangan

Oleh Triyan Pangastuti

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mul­yani Indrawati menyatakan, belanja untuk bantuan sosial (bansos) akan dicairkan lebih cepat, yaitu pada kuartal I­2020. Keputusan ini diambil guna menjaga daya beli masyarakat di tengah pelambatan ekonomi global dan kenaikan sejumlah tarif dan iuran.

JUMAT 3 JANUARI 2020

5 MACRO ECONOMICS

PEMBERITAHUANPENGGANTIAN SEKRETARIS PERUSAHAAN

Menunjuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik dan Peraturan Nomor I.E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, dengan ini disampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 3 Januari 2020, Perseroan telah menunjuk Sdr. Suharto Kurniawan menjadi Sekretaris Perusahaan yang baru, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi 001/SK-BMD/DIR/2020 tanggal 2 Januari 2020.

Medan, 3 Januari 2020

DireksiPT Bank Mestika Dharma, Tbk.

www.bankmestika.co.id

Harian : Investor DailyUkuran : 2 kolom x 120 mm

Tgl. terbit : 3 Januari 2020

Dengan ini diberitahukan kepada para Pemegang Saham PT. Distribusi Voucher Nusantara Tbk. (“Perseroan”), bahwa Perseroan bermaksud menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (selanjutnya disebut “Rapat”), pada hari Selasa, tanggal 11 Februari 2020.Sesuai Pasal 13 ayat 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelengaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No 32”) dan Pasal 21 ayat 4 Anggaran Dasar Perseroan, pemanggilan Rapat akan diumumkan melalui sedikitnya pada 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, situs web PT. Bursa Efek Indonesia dan situs web Perseroan pada hari Senin, tanggal 20 Januari 2020.Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada hari Jumat, tanggal 17 Januari 2020 sampai dengan pukul 16.00 WIB, dan pemilik saham Perseroan pada sub rekening PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada hari Jumat, tanggal 17 Januari 2020.Berdasarkan Pasal 12 POJK No 32 dan Pasal 21 ayat 7 Anggaran Dasar Perseroan, usul-usul dari Pemegang Saham Perseroan, usul-usul dari Pemegang Saham Perseroan harus dimasukkan dalam acara Rapat apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:1. Mengusulkan secara tertulis kepada Direksi Perseroan paling lambat 7 (tujuh)

hari sebelum pemanggilan RUPS.2. Usul diajukan oleh 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang mewakili paling

sedikit 1/20 (satu per dua puluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

3. Usul tersebut harus: (a) dilakukan dengan itikad baik; (b) mempertimbangkan kepentingan Perseroan; (c) menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara Rapat; dan (d) tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

4. Usulan mata acara Rapat dari Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas merupakan mata acara yang membutuhkan keputusan RUPS.

Jakarta, 3 Januari 2020Direksi Perseroan

PENGUMUMAN 2 X 110 MMK INVESTORPUBLISH 3 Januari 2020

PT DISTRIBUSI VOUCHER NUSANTARA Tbk.PENGUMUMAN

KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengatakan, prospek ekonomi tahun ini bakal membaik karena didorong oleh faktor kondisi global yang juga menunjukkan perbaikan seiring ren-cana kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Oleh karena itu, peluang tercapainya kesepakatan ini harus dimanfaatkan oleh negara berkembang.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, tercapainya kesepakatan pengakhiran perang dagang tahap pertama diharapkan dapat menggulirkan sentimen positif

dan berlanjut pada kesepakatan-kesepakatan berikutnya. Sehingga, BI pun akan terus mewaspadai dan memperhatikan berbagai perkemban-gan global. "Kemajuan trade deal dan faktor geopolitik perlu diperhatikan perkembangannya" ucap Dody kepada Investor Daily, baru-baru ini.

Di samping itu, ia menyebut, ada berbagai hal yang dapat dilakukan oleh negara berkembang tahun ini untuk merespons berbagai te-kanan yakni pertama, pemanfaatan trade diversion, kedua efektivitas stimulus fiskal. "Pelonggaran ke-bijakan moneter menjadi langkah

yang ditempuh dalam merespons tekanan" ujar dia.

Sementara itu, Dody menambah-kan, sisi ekonomi domestik tahun ini masih akan ditopang oleh konsumsi yang pertumbuhannya relatif stabil un-tuk menopang pertumbuhan ekonomi. Kemudian, laju investasi juga dinilai bisa turut menopang pertumbuhan ekonomi.

'Investasi diperkirakan meningkat seiring dengan prospek yang mem-baik, berlanjutnya penyelesaian PSN (proyek strategis nasional), kebijakan perbaikan iklim investasi, dan refor-masi struktural," ujar dia. (try/ns)

JAKARTA – Sejumlah kalangan berpandangan, pemerintah harus melakukan kebijakan countercyclical untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi global dan mengejar realisasi target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 5,3%. Salah satu yang perlu dilakukan pemerintah adalah peningkatan belanja agar masyarakat menengah dapat menambah konsumsi.

Dari sisi kebijakan fiskal, perlu didorong belanja pemerintah yang me-miliki dampak pengganda (multiplier ef fect) besar terhadap ekonomi. Ini misalnya dilakukan dengan pemberian subsidi langsung yang tepat sasaran karena memiliki kecendungan untuk konsumsi atau marginal propensity to consume cukup besar.

“Dalam arti, masyarakat menengah ke bawah yang punya dana lebih, uangnya langsung dibelanjakan,” ujar ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual ketika dihubungi di Jakarta belum lama ini.

Pada saat yang sama, upaya pemer-intah untuk menaikkan harga harus dilakukan dengan per timbangan mendalam, misalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, sejauh ini harga minyak global cend-erung rendah dan stabil. Namun, untuk kenaikan BPJS Kesehatan bisa dilakukan sebab jumlah defisitnya sudah semkin besar.

“Kalau yang mendesak, misalnya BPJS Kesehatan, (bisa dilakukan) karena defisitnya sudah cukup besar. Tapi, ini pun harus dilakuakn secara gradual,” ucap David.

Ia melihat, kondisi defisit fiskal masih memungkinkan untuk diper-lebar, sebab minat investor terhadap surat utang Indonesia masih cukup

tinggi. Sementara Bank Indonesia juga terus melakukan berbagai kebijakan moneter untuk mendorong pertumbu-han ekonomi, misalnya menurunkan suku bunga acuan dan melonggarkan giro wajib minimum (GWM).

“Mungkin kebijakan penurunan suku bunga (acuan) masih bisa di-lakukan satu dua kali lagi pada tahun 2020,” imbuh David.

Sementara itu, peneliti Center of Re-form on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berpendapat, perlu ada koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, sehingga otoritas moneter dalam melakukan pelong-garan seharusnya diikuti juga dengan pelonggaran kebijakan fiskal.

Apalagi, lanjut dia, kalau melihat sumber pertumbuhan 2020, pemerin-tah tampaknya memang akan banyak menggunakan amunisi pertumbuhan domestik. Karena, dari sisi eksternal relatif lebih sulit untuk mencari sum-ber pertumbuhan. “Artinya, target yang disusun pemerintah menunjukan masih ada ruang untuk kebijakan fiskal agar lebih ekspansif,” ucap dia.

Menurut Yusuf, masih ada instru-men yang bisa digunakan melebar-kan defisit fiskal. Apalagi, ongkos pembiayaan untuk ekspansi fiskal saat ini relatif lebih rendah. Hal ini bisa dilihat dari yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang trennya turun karena mengikuti tren penurunan suku bunga acuan.

“Momentum ini yang harus di-manfaatkan oleh pemerintah untuk lebih ekspansif dalam mmengeluar-kan kebijakan fiskal. Khususnya, be-lanja produktif yang bisa memberikan dampak pengganda lebih besar ke pertumbuhan ekonomi,” ucap Yusuf.

Sementara itu, untuk kebijakan moneter, ia menambahkan, masih terbuka ruang untuk menurunkn suku bunga acuan mengikuti tren penuruna suku bunga The Fed. Adapun hal yang harus diperhatikan adalah transmisi kebijakan moneter yang sudah dilaku-kan pada 2019.

“Ini yang akan ditungggu. Presiden (Joko Widodo) juga sudah mengata-kan, bank harus menurunkan suku bunga kredit agar ekspansi ekonomi bisa lebih besar,” ucap Yusuf.

Optimalkan Dana DesaMenteri Koordinator Bidang Pere-

konomian Airlangga Hartarto men-gatakan, sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong laju perekonomian di tengah perlambatan ekonomi global. Pemerintah akan memberikan stimulus ekonomi sejak awal 2020.

“Kami harapkan, penganggaran, tender pengadaan barang, dan Dana Desa akan diberlakukan secara front loading,” ucap Airlangga.

Ia mengatakan, penyaluran Dana Desa lebih awal ini sebagai upaya untuk penguatan perekonomian dae-rah yang diharapkan akan berdampa positif terhadap peningkatan ekonomi nasional. Stimulus ini juga diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat. Sebab, konsumsi masih menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

“Pemerintah optimistis, percepatan penyaluran Dana Desa akan menjaga daya beli masyarakat sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami mendorong kebijakan front loading anggaran agar kepercayaan pasar domestik semakin kuat,” ucap Airlangga. (ark)

JAKARTA – Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkira-kan, bencana banjir dalam dua hari terakhir yang melanda beberapa ka-wasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menimbul-kan kerugian ekonomi yang cukup besar.

“Kami selalu melihat adanya benca-na alam banjir merupakan salah satu yang menimbulkan kerugian besar yakni sisi  materiil atau bahkan dari sisi jiwa. Ini sesuatu yang menjadi pembelajaran," ujar dia, Kamis (2/1).

Oleh karena itu, ia mengatakan, akan terus memantau dan  memberi-kan dukungan kepada kementerian dan lembaga (K/L) maupun pemer-intah daerah dalam upaya menang-gulangi banjir Jakarta dan sekitarnya, dan memastikan sisi logistik dapat terpenuhi.

“Kami, Kemenkeu, akan terus memonitor bagaimana penanggulan-gan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah (pemda), dan Kementerian Sosial (Kemensos),” jelas dia.

Meski begitu, ia mengaku belum memiliki perhitungan kerugian atas

bencana banjir yang terjadi. Akan tetapi pemerintah akan berusaha untuk meminimalisir kerugian akibat bencana alam salah satunya dengan melihat tren yang terjadi beberapa waktu terakhir.

“Kalau kita bangun dan rusak hanya karena bencana alam yang bisa kita kalkukasi, harusnya bisa kita hindari. Inilah yang merupakan salah satu pekerjaan rumah kita, untuk betul-betul menjaga risiko atau dampak dari bencana alam ter-hadap berbagai fasilitas umum atau infrastktur. Ini agar (kita) mampu mengantisipasi perubahan dari ben-cana alam ataupun pola iklim yang menyebabkan dampak sangat besar ke masyarakat kita,” ucap dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menga-takan, banjir yang melanda kawasan Jakar ta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) sejak 1 Januari 2020 tidak memberikan dampak yang besar apabila cepat surut dan tidak mengganggu kelancaran distribusi.

"Kalau tidak berkelanjutan dan tidak berpengaruh ke pasokan dis-tribusi maka dampaknya tidak terlalu besar," ujar Suhariyanto dalam jumpa

pers di Jakarta, Kamis (2/1).Menurut dia, banjir yang berlarut-

larut harus diwaspadai karena dapat menyebabkan gangguan stabilitas harga kebutuhan pokok dan mem-pengaruhi laju inflasi nasional pada Januari.

Oleh karena itu, Suhariyanto mengharapkan, banjir tidak terus berlanjut dan cepat surut agar konek-tivitas tidak terhambat dan pasokan barang maupun jasa di wilayah Jadetabek kembali normal.

Sebelumnya, BPS mencatat inflasi pada Desember 2019 sebesar 0,34% karena kenaikan harga bahan ma-kanan akibat tingginya permintaan menjelang akhir tahun.

Komoditas yang mengalami kenai-kan harga dalam periode ini antara lain beras, telur ayam ras, bawang merah, ikan segar, bayam, kacang panjang, tomat sayur, jeruk, tomat buah, minyak goreng dan rokok kretek.

Dengan pencapaian ini, maka in-flasi nasional 2019 tercatat sebesar 2,72% atau yang terendah dalam dua dekade terakhir, karena ketatnya pengendalian harga diatur pemerin-tah (administered prices). (try/ark)

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, minat para investor un-tuk berinvestasi menjadi kunci bagi terciptanya stabilitas di pasar modal. Oleh karena itu, reputasi pasar modal perlu dijaga agar terus memperoleh kepercayaan dari investor yang hen-dak menanamkan dana mereka.

Terlebih lagi, lanjut Menkeu, pem-bangunan Indonesia ke depan sangat membutuhkan banyak pendanaan baik dari aliran modal asing masuk (capital inflow) maupun modal yang berasal dari dalam negeri, agar pere-konomian bergerak. Pendanaan itu di antaranya akan dihimpun melalui pasar modal.

"Instrumen itu perlu track record dan valuasi yang memiliki integritas sehingga investor bisa membuat keputu-san yang sangat jelas mengenai tingkat risiko maupun return" jelas Menkeu saat ditemui usai pembukaan perdagangan perdana 2020 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1).

Ia menambahkan, kepercayaan pa-sar berasal dari penguatan integritas mar ket dengan basis good corporate go vernance. Hal ini akan menjadi fon-dasi penting bagi pasar modal dalam negeri.

Oleh karena itu, mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menga-takan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan stakeholder terkait yang tergabung dalam Komite Stabilitas

Sistem Keuangan (KSSK) untuk mem-bangun integritas dan stabilitas di sektor keuangan bagi para investor dalam negeri.

Selain menteri keuangan sebagai koordinator dan anggota, KSSK memi-liki anggota lain yang meliputi guber-nur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Saat ini, kata Sri Mulyani, ting-kat kepercayaan investor (market confidence) terhadap pasar modal Indonesia tergolong tinggi. Fakta ini diperkuat dari hasil survei Bloomberg terhadap 57 global investor dan trader yang menempatkan Indonesia di per-ingkat tertinggi dibandingkan dengan negara-negara emerging market lain.

Selain itu, pemerintah saat ini memi-liki beragam instrumen investasi untuk mendorong kesadaran berinvestasi di masyarakat. Diversifikasi investasi ini penting untuk pembiayaan di sektor real estat atau infrastruktur. "Dengan mulai tumbuhnya masyarakat kelas menengah, maka kesadaran mereka mendiversifi-kasi tabungan mereka itu menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh San-toso mengatakan, pada 2020 Indonesia masih dihadapkan pada kondisi down-side risk akibat perlambatan ekonomi global. Kondisi ini akan semakin nyata, bila tensi perang dagang antara

Amerika Serikat dan Tiongkok belum menemukan kesepakatan yang solid, ditambah gejolak politik di beberapa kawasan serta Brexit di Eropa.

Angin Segar Merespons kondisi tersebut, menurut

dia, pada 2020 ini penurunan tingkat suku bunga acuan yang didukung den-gan kebijakan quantitative easing masih akan berlanjut, terutama di Eropa.

"Kami menyampaikan apresiasi atas berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk men-ingkatkan iklim investasi dan daya sa-ing perekonomian, melalui reformasi birokrasi yang berkelanjutan di ber-bagai sektor, termasuk menyediakan insentif fiskal dalam pengembangan sektor-sektor prioritas," jelas dia.

Di samping itu, ia juga menyambut baik berbagai insentif pajak yang telah diberikan dalam meningkatkan iklim investasi di pasar modal , seperti insentif pajak terhadap produk inves-tasi reksadana, DIRE, DINFRA dan KIK-EBA menjadi 5% sampai dengan 2020 dan 10% untuk tahun 2021 dan seterusnya.

"Kami juga mengapresiasi angin segar yang disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan pada penutupn bursa 2019 lalu yang merencanakan pemberian insentif PPh (pajak peng-hasilan) badan bagi perusahaan yang melantai di bursa saham dan juga pajak dividen," ujar dia. (try)

"Presiden sudah meminta kepada menteri untuk memanfaatkan se-maksimal mungkin instrumen fiskal terutama pada Januari untuk men-dukung ekonomi, termasuk bansos," kata Sri Mulyani setelah menghadiri pembukaan perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1).

Dalam APBN 2020, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja ban-tuan sosial sebesar Rp 107,74 triliun, meningkatkan dari outlook 2019 yang sebesar Rp 99,6 triliun, terdiri atas belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 102,99 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 4,75 trili-un. Bantuan ini dimaksudkan untuk memperbaiki tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat miskin.

Alokasi tersebut akan digunakan antara lain untuk transformasi bantuan sosial pangan menjadi kartu sembako, melanjutkan pemberian bantuan Pro-gran Keluarga Harapan (PKH), mel-akukan perluasan cakupan bidikmisi menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah, melakukan penyesuaian premi

iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan mengalokasikan dana cadangan untuk penanggulangan bencana alam.

Menurut Menkeu, pencairan bansos itu di antaranya untuk program terjad-wal yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Beras Sejahtera serta Dana Desa yang dibuat lebih cepat pada kuartal I tahun ini.

Tujuannya, kata Menkkeu, untuk pertahanan diri bagi masyarakat dari pengaruh ekonomi global karena menjadi tantangan yang tidak mudah mencermati proyeksi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih.

Seperti dilaporkan Antara, dengan pencairan bansos lebih cepat itu juga diharapkan sebagai antisipasi setelah adanya kenaikan tarif cukai rokok dan iuran BPJS Kesehatan yang efektif berlaku 1 Januari 2020.

Sebelumnya, pemerintah memu-tuskan menaikkan tarif cukai rokok sebesar 23%, serta harga jual eceran menjadi 35%. Menkeu menjelaskan pemerintah telah mempertimbangkan keputusan itu baik dari sisi industri,

tenaga kerja, hingga sektor pertanian.Selain itu, pemerintah juga me-

nyesuaikan iuran BPJS Kesehatan 1 Januari 2020. Besaran iuran bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ditanggung oleh APBN maupun peserta yang didaftarkan oleh pemerin-tah daerah (PBI daerah) sebesar Rp 42 ribu dan mulai berlaku 1 Agustus 2019.

Bantuan Pendanaan Pemerintah pusat memberikan ban-

tuan pendanaan kepada pemerintah daerah sebesar Rp 19 ribu per peserta per bulan sejak Agustus 2019 untuk me-nutupi selisih kenaikan iuran di 2019.

Besaran yang sama yaitu Rp 42 ribu, juga ditetapkan untuk peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan peserta Bukan Pekerja (BP) dengan layanan kelas III.

Sementara untuk PBPU dan Bukan Pekerja kepesertaan kelas II sebesar Rp 110 ribu, dan kepesertaan kelas I sebesar Rp 160 ribu. Besaran iuran bagi peserta PBPU dan BP akan ber-laku mulai 1 Januari 2020.

Sementara besaran iuran untuk peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) baik ASN, TNI-Polri, pegawai BUMN, dan karyawan swasta yaitu 5% dari upah per bulan, dengan batas maksi-mal upah sebesar Rp 12 juta.

Ketentuan 5% tersebut yakni 4% dibayarkan oleh pemberi kerja, dan 1% dibayarkan oleh peserta melalui pemotongan gaji.

Ketentuan besaran iuran untuk peserta PPU ASN, TNI-Polri, pegawai BUMN, mulai berlaku per 1 Oktober 2019. Sementara untuk PPU dari badan usaha swasta mulai berlaku per 1 Januari 2020. (ns)

Produksi Pupuk UreaDirektur Utama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Achmad Zaki (kanan) menyampaikan hasil produksi pupuk urea subsidi akhir tahun 2019 di gedung utama PT PIM, Aceh Utara, Aceh, Kamis (2/1/2020). Tahun 2019, PT PIM memproduksi pupuk urea subsidi seban-yak 337.863.91 ton dan Amonia 217.112.85 ton, jumlah itu turun sebesar 30 persen dari alokasi urea subsidi tahun 2018 sebesar 382.000 ton, dampak dari penurunan pasokan bahan baku Liquefied Natural Gas (LNG) yang bersumber dari PHE-NSB-NSO dari 54 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD.

ANTARA FOTO/Rahmad/nz.