jtptunimus-gdl-s1-2008-sigitwidyo-943-3-bab2

19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat pada pengurangan kapasitas dan ketahanan tubuh. Kelelahan merupakan aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan. 4 Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh (kelelahan). Perasaan lelah menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisiologis mengakibatkan rasa ingin tidur. Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan kelelahan akan bertambah dan sangat menganggu. Demikian banyak pengertian tentang kelelahan kerja yang apabila disimpulkan di dapat pengertian secara umum bahwa kelelahan kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. 4 2. Jenis Kelelahan 1) Berdasarkan Penyebab a. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan fisik di tempat kerja antara lain : kebisingan dan suhu. b. Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologis (konflik-konflik mental) antara lain monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk. 2) Berdasarkan proses dalam otot

Upload: ragil-putra-jaya-utama

Post on 28-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan

    Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya

    berakibat pada pengurangan kapasitas dan ketahanan tubuh. Kelelahan merupakan

    aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja.

    Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari

    kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.4

    Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis

    dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis

    dalam tubuh (kelelahan). Perasaan lelah menyebabkan seseorang berhenti bekerja

    seperti halnya kelelahan fisiologis mengakibatkan rasa ingin tidur. Kelelahan

    mudah ditiadakan dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan kelelahan akan

    bertambah dan sangat menganggu. Demikian banyak pengertian tentang kelelahan

    kerja yang apabila disimpulkan di dapat pengertian secara umum bahwa kelelahan

    kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat

    mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. 4

    2. Jenis Kelelahan 1) Berdasarkan Penyebab

    a. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor

    lingkungan fisik di tempat kerja antara lain : kebisingan dan suhu.

    b. Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor

    psikologis (konflik-konflik mental) antara lain monotoni pekerjaan,

    bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk.

    2) Berdasarkan proses dalam otot

  • a. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri yang

    terdapat pada otot yang ditandai dengan menurunnya kekuatan dan

    kelambatan gerak.

    b. Kelelahan umum yang ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk

    bekerja yang disebabkan adanya persyarafan atau psikis.

    3) Berdasarkan waktu terjadinya

    a. Kelelahan akut yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kerja suatu organ

    atau seluruh tubuh secara berlebihan.

    b. Kelelahan kronis yaitu kelelahan yang terjadi sepanjang hari,

    berkepanjangan dan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai

    pekerjaan.3

    4) Kelelahan didefinisikan sebagai suatu proses yang merupakan suatu hasil

    perubahan secara fisiologis, psikologis dan mekanik yang terjadi karena

    melakukan pekerjaan dan kelelahan tersebut dikategorikan ke dalam dua

    kelompok yaitu kelelahan yang bersifat lokal dan kelelahan di seluruh bagian

    tubuh. 3

    3. Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang

    menyebabkan kelelahan tersebut antara lain :

    a. Faktor dari dalam individu

    1) Usia

    Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun

    pada usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut

    dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa

    dilakukan biasanya juga berkurang dan lebih lamban.

    Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang

    selama masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan.

    Para ahli psikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok-kelompok

    yang didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara

    lain :

    a. Masa dewasa dini : 18 tahun 40 tahun

  • b. Masa dewasa madya : 41 tahun 60 tahun

    Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat

    akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini

    kemampuan organ akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan

    organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah

    mengalami kelelahan19.

    2) Jenis Kelamin

    Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan

    di dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik

    maupun psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita

    akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.7

    3) Status Gizi

    Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja,

    dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan

    menganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan

    kelelahan.

    Dalam laporan FAO/WHO/UNU (1985) dinyatakan bahwa Indeks

    Masa Tubuh (IMT) merupakan indikator status gizi orang dewasa. Nilai

    IMT dihitung menurut ilmu berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat

    tinggi badan (dalam meter).Status gizi umum spesifik zat gizi, melainkan

    lebih erat kaitannya dengan energi dan protein dapat diukur dengan

    antropometri. Dengan kata lain antropometri atau ukuran tubuh dapat

    memberi gambaran status energi dan protein seseorang, karenanya

    antropometri sering digunakan sebagai indikator status gizi yang berkaitan

    dengan masalah kurang energi protein.13

    Standar IMT untuk orang Indonesia batas ambangnya telah

    dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis sebagai berikut :

    Tabel 2.1 Standar Indeks Masa Tubuh (IMT)

    Kategori IMT (Kg/m2) Keterangan

  • Normal >18,5-25,0 Normal

    >25,0-27,0 Kelebihan BB tingkat ringan Gemuk

  • Pada penderita penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2

    terganggu sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi

    penyebab kelelahan.

    f. Tekanan darah tinggi

    Pada tenaga kerja yang mengalami tekanan darah tinggi akan

    menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung

    membesar. Pada saat jantung tidak mampu mendorong darah beredar

    ke seluruh tubuh dan sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti

    tungkai dan paru. Selanjutnya terjadi sesak napas bila ada pergerakan

    sedikit karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibatnya

    pertukaran darah terhambat. Pada tungkai terjadi penumpukan sisa

    metabolisme yang menyebabkan kelelahan.

    b. Faktor dari luar

    1) Beban Kerja dan Masa Kerja

    Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya dan masing-

    masing tenaga kerja mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani

    beban kerjanya sebagai tambahan dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan

    biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang akan

    menjadi beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja tersebut.

    Seperti faktor lingkungan fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.

    Beban kerja menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja

    tanpa mengakibatkan kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan yang

    terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat pula kelelahan kerja

    seseorang. Nadi kerja merupakan petunjuk besar kecilnya beban kerja.

    Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya

    kelelahan kronis, semakin lama seseorang tenaga kerja bekerja pada

    lingkungan kerja yang kurang nyaman dan menyenangkan maka kelelahan

    pada orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.

    2) Lingkungan kerja fisik

    Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain;

    penerangan, kebisingan dan iklim kerja. 14

  • a) Penerangan atau pencahayaan

    Penerangan yang kurang baik di lingkungan kerja bukan saja

    akan menambah beban kerja, karena menganggu pelaksanaan

    pekerjaan, tetapi menimbulkan kesan yang kotor.

    Untuk mengurangi kelelahan fisik akibat dari penerangan yang

    tidak cukup dikaitkan dengan faktor obyek dan umur pekerja dapat

    dilakukan antara lain : Perbaikan kontras, meningkatkan penerangan

    dan pengaturan jam kerja yang sesuai dengan umur tenaga kerja.

    b) Iklim Kerja

    Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti :

    temperatur, kelembaban udara, kecepatan gerak angin dan suhu

    radiasi, iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja.3

    c) Faktor Ergonomi

    Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja.

    Ergonomi juga berperan dalam memaksimalkan kenyamanan,

    keamanan dan efisiensi pekerjaan.14

    d) Kebisingan

    Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan kerja

    yang selalu timbul, baik pada industri besar maupun kecil. Apabila

    kebisingan melebihi NAB maka akan menimbulkan kelelahan yang

    bisa mengakibatkan kecelakaan kerja

    4. Mekanisme lelah Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat

    terdapat sistem penggiat dan sistem penghambat. Sistem penggiat bertanggung

    jawab mengenai kesadaran fisik persepsi, emosi serta pemrosesan gagasan

    melaksanakan kemauan. Sistem penggiat letaknya di dalam batang otak yaitu

    berbentuk formasi kantong. Sistem penggiat dirangsang oleh faktor ekstern seperti

    penginderaan, persepsi dan kesadaran, sedangkan penghambat digiatkan oleh

    berubahnya kondisi organ intern tubuh. (tenaga atau hilangnya cadangan energi).

    Proses penerimaan rangsangan terjadi karena setiap rangsangan yang

    datang dari mata atau telinga dapat manaikkan level aktifitas retikularis dan

  • mengaktifkan sistem tersebut dan kemudian menyiagakan korteks celebri, tubuh

    dalam keadaan siap bereaksi atas rangsangan apapun yang terjadi dari luar tubuh.

    Dalam hal ini sistem aktifitasi retikulari berfungsi sebagai distributor dan

    amplifier signal-signal tersebut.

    Pada keadaan lelah secara neuro fisiolgis, korteks celebri mengalami

    penrunan aktifitas, terjadi perubahan pengarahan pada sistem aktivasi dan inhibisi

    sehingga tubuh tidak secara cepat menjawab signal-signal tersebut.

    Kedua sistem kerja yang berlawanan, meningkatkan dan menurunkan

    kesiagaan bertindak tergantung keseimbangan. Jika sistem penggiat lebih kuat,

    maka akan berada pada kondisi segar, jika sistem penghambat lebih besar maka

    akan timbul perasaan lelah.

    5. Akibat Kelelahan Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis, kerja fisik yang

    melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus

    menerus dapat menyebabkan kelelahan fisiologi yang disertai penurunan

    keinginan untuk bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis atau kelelahan

    psikologi yang menyebabkan perasaan lelah.3

    Kelelahan yang dialami terus menerus setiap hari berakibat kepada

    kelelahan kronis. Perasaan kelelahan tidak saja terjadi pada sore hari sesudah

    bekerja, tetapi selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelum bekerja. 3

    Gejala kelelahan berikut ini merupakan gejala yang jelas terlihat dan

    dirasakan yaitu : menurunkan perhatian, lamban, gangguan persepsi, pikiran

    melemah, motivasi menurun, kinerja turun, ketelitian menurun, dan kesalahan

    meningkat.

    Kelelahan kerja dapat dikurangi dengan penyediaan sarana istirahat,

    memberi waktu libur, dan rekreasi, penerapan ergonomi, organisasi proses

    produksi yang tepat dan pengadaan lingkungan kerja fisik yang sehat dan

    nyaman.3

  • B. Kebisingan 1. Pengertian Kebisingan

    a. Kebisingan menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : KEP-

    48 / MENLH / II, 1996 tentang baku tingkat kebisingan yaitu : Kebisingan

    adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan

    waktu tertentu yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan

    kenyamanan lingkungan. 5

    b. Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang

    teratur dan periodik, adapula yang mengartikan bahwa kebisingan adalah

    suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat yang pada tingkat

    tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.8

    2. Sumber Kebisingan Sumber kebisingan yang utama dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    a. Bising Interior

    Berasal dari manusia seperti : pembicaraan, alat-alat rumah tangga (ember,

    panci dan lain-lain) dan mesin-mesin di dalam gedung (mesin tik, generator

    dll).

    b. Bising Eksterior

    Berasal dari lalu lintas, transportasi, industri dan perbaikan jalan-jalan.3

    3. Jenis Kebisingan Jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah :

    a. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state,

    wide band noise), misalnya mesin-mesin, kipas angin dan lain-lain.

    b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow

    band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain.

    c. Kebisingan terputus-putus (intermitten), misalnya lalu lintas, suara kapal

    terbang di lapangan udara.

    d. Kebisingan impulsif (impact or impulsif noise), misalnya pukulan palu,

    tembakan bedil, dan lain-lain. 3

    4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebisingan

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kebisingan adalah :

    a. Intensitas bising

    Nada dengan 100 hz dengan intensitas 85 dBA jika diperdengarkan selama 4

    jam tidak akan membahayakan, intensitas menunjukkan derajat kebisingan.

    b. Frekuensi bising

    Kebisingan dengan frekuensi tinggi akan lebih berbahaya daripada kebisingan

    dengan frekuensi rendah.

    c. Lamanya berada dalam lingkungan bising

    Semakin lama berada dalam lingkungan bising, semakin berbahaya untuk

    pendengaran.

    d. Sifat bising

    Sifat bising yang didengar terus menerus lebih berbahaya daripada bising

    terputus-putus.

    e. Waktu di luar lingkungan bising

    Dapat terjadi karena pemaparan bising yang mendadak sehingga

    menimbulkan reaksi fisiologis berupa meningkatnya denyut nadi.

    f. Gangguan Psikologis

    Yaitu gangguan terhadap stabilitas mental dan reaksi psikis berupa : rasa

    marah, mudah tersinggung, neurositas dan lain-lain. Kebisingan bukanlah

    penyebab sakit mental, secara langsung tetapi kebisingan dapat memperberat

    problem mental dan perilaku yang sudah ada.3

    5. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan Nilai ambang batas kebisingan adalah standar faktor tempat kerja yang dapat

    diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau kesehatan dalam

    pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam atau 40 jam.3 Nilai

    Ambang Batas Kebisingan di Tempat Kerja adalah sebesar 85 dB (A).3

    Tabel 2.2 Intensitas dan jam kerja yang diperkenankan

    Waktu pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam dBA

    8 jam

    6 jam

    85

    92

  • 4 jam

    3 jam

    2 jam

    1 jam

    0,5 jam

    0,25 jam

    95

    97

    100

    105

    110

    115

    Sumber : 3

    6. Upaya Pengendalian Kebisingan Berdasarkan teknik pelaksanaannya, pengendalian kebisingan dapat

    dibedakan dalam 3 cara pengendalian :

    a. Pengendalian secara teknis

    1. Mengurangi tingkat kebisingan pada sumbernya

    a) Dengan pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur.

    b) Pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah.

    2. Menghilangkan transmisi kebisingan terhadap manusia

    1) Menutup atau menyekat mesin atau alat mengeluarkan bising.

    2) Mengadakan getaran yang merambat ke seluruh ruangan tersebut.

    3) Mengurangi bunyi yang diterima pekerja.

    Penggunaan alat pelindung telinga untuk menurunkan intensitas

    kebisingan yang mencapai alat pendengaran.

    b. Pengendalian secara administratif

    Pengendalian secara administratif merupakan prosedur yang bertujuan

    untuk mengurangi waktu paparan pekerja terhadap bising, dengan merotasi

    dan menyusun jadwal kerja berdasarkan perhitungan dosis paparan sesuai

    nilai Ambang Batas.

    c. Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri (APD)

    Penggunaan APD adalah upaya terakhir apabila secara teknis dan

    administratif tidak dapat lagi mengurangi paparan alat pelindung telinga pada

    umumnya digolongkan menurut cara pemakaiannya.

  • 7. Alat Pelindung Telinga Alat pelindung telinga adalah alat yang berfungsi sebagai penghalang

    antar bising dan telinga dalam.

    Alat pelindung telinga biasanya dibedakan menjadi 2 jenis :

    a. Sumbat telinga (ear plug)

    Sumbat telinga dapat dibuat dari kapas, malam, kater atau sintetik dan

    plastik. Menurut cara pemakainya dibedakan menjadi sumbat telinga yang

    hanya menyumbat lubang telinga luar atau (insert type). Menurut cara

    penggunaanya dibedakan dispossible ear plug, yaitu sumbat telinga yang

    digunakan untuk sekali pakai saja dan kemudian dibuang. Sumbat telinga dari

    kapas dan malam hanya mempunyai daya lindung 1 12 db non dispossible

    ear plug waktu yang digunakan untuk waktu yang lama, yang terbuat dari

    karet atau plastik yang dicetak mempunyai daya lindung antara 25 30 db.

    Keuntungan dan kerugiannya sebagai berikut :

    1) Keuntungan

    Mudah dibawa karena ukurannya kecil, relatif leboh nyaman di tempat

    yang panas, tidak membatasi gerakan kepala, dapat dipakai efektif tanpa

    dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala dan anting-anting.

    2) Kerugian

    Memerlukan waktu yang lebih lama untuk pemasangan dari tutup kepala,

    tingkat proteksinya lebih kecil daripada tutup kepala, sulit untuk

    memonitor tenaga kerja, karena pemakaiannya sukar dilihat oleh petugas,

    hanya dapat dipakai oleh saluran telinga yang sehat. Bila tangan yang

    digunakan untuk memasang sumber telinga kotor, maka saluran telinga

    akan terkena infeksi karena iritasi.3

    b. Tutup Telinga (ear muff)

    Tutup telinga terdiri dari 2 buah tudung, untuk telinga dapat berisi cairan atau

    busa yang berfungsi untuk menyerap suara.

    Keuntungan dan kerugian tutup telinga ear muff sebagai berikut :

    1) Keuntungan :

  • Atenvasi suara oleh tutup telinga umumnya lebih besar daripada sumbat

    telinga, satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa orang

    dengan ukuran telinga berbeda, mudah dimonitor pemakaiannya oleh

    petugas, dapat dipakai pada telinga yang infeksi ringan.3

    2) Kerugian

    Tidak nyaman dipakai di tempat kerja yang panas, efektifitas dan

    kerjasamanya dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala dan

    anting-anting, tidak mudah dibawa atau disimpan, dapat membatasi

    gerakan pada ruang kerja yang agak sempit,harganya relatif lebih mahal

    dari sumbat telinga,pada penggunaan yang berlalu sering atau bilamana

    pita menghubungnya yang berpegas sering ditekuk oleh pemakainya daya

    atenuasinyaakan berkurang. 3

    8. Pengukuran Intensitas Kebisingan Pengukuran intensitas kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil

    pengukuran pada suatu saat dengan standar yang telah ditetapkan serta merupakan

    langkah awal untuk pengendalian. Alat yang dipergunakan untuk pengukuran

    intensitas kebisingan adalah sound level meter.

    Maksud pengukuran adalah memperoleh data kebisingan di perusahaan

    atau dimana saja dan mengurangi tingkat kebisingan tersebut, sehingga tidak

    menimbulkan gangguan.3

    Pemilihan alat-alat khusus ditentukan oleh type dan kebisingan yang

    diukur jika tujuan dari pengukuran kebisingan hanyalah untuk mengendalikan

    kegaduhan, seperti isolasi mesin atau pemilihan alat proteksi telinga, pengukuran

    tidak perlu selengkap sebagaimana diperlukan dalam rangka lokasisasi sumber-

    sumber kebisingan secara tepat dari suatu mesin dengan maksud modifikasi

    perencanaan dan kontruksi suatu bentuk dengan kebisingan yang kurang.3

    Faktor yang menentukan lainnya dalam pemilihan alat-alat adalah

    sebagaimana sering-sering terdapat keadaan, bahwa lebih disenangi pengumpulan

    data secara recording yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk analisa. 3

    C. Tekanan Darah

  • 1. Pengertian Tekanan Darah

    Tekanan pada pembuluh darah arteri disebabkan oleh pemompaan untuk

    mengalirkan darah ke seluruh tubuh oleh jantung. Tekanan darah tinggi seringkali

    tidak memberikan tanda-tanda peringatan kepada kita sehingga bisa menjadi

    pembunuh diam-diam (silent killer), kecuali jika kita secara tetap tentu melakukan

    pemeriksaan dan pengobatan ke dokter. Karena itu kepada setiap orang dewasa

    dianjurkan untuk mengetahui tekanan darahnya sendiri, karena ini menyangkut

    kesehatannya sendiri. Jika tekanan darah tidak terkontrol, maka tekanan darah

    tinggi dapat membebani jantung dan pembuluh darah secara berlebihan sehingga

    mempercepat penyumbatan pembuluh artery yang disebut artherosclerosis. Ini

    dapat mengarah kepada serangan jantung, stroke, kegagalan jantung (heart

    failure) dan kegagalan ginjal (kidney failure)

    Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada

    pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota

    tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan

    biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan

    tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan

    sistole Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara

    pemompaan, dan disebut tekanan diastole Saat yang paling baik untuk mengukur

    tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau

    berbaring.9

    Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi

    dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

    daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

    akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

    beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu

    pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.6

    2. Macam Tekanan Darah Tekanan Darah terdiri dari 2 macam yaitu:

  • a. Tekanan Sistolik yaitu tekanan yang berkisar antara 95-145 mm air raksa, dan

    tekanan ini data meningkat bertambahnya usia.11

    b. Tekanan Diastolik yaitu tekanan yang berkisar antara 60-90 mm air raksa

    3. Kriteria Tekanan Darah Kriteria tekanan darah dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

    Tabel 2.3 Kriteria Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik)

    Kriteria Sistolik Diastolik

    Normal 120 139 mm Hg 80 89 mm Hg

    Hipertensi Ringan 140 159 mm Hg 90 99 mm Hg

    Hipertensi Sedang 160 179 mm Hg 100 109 mm Hg

    Hipertensi Berat 180 mm Hg 110 mm Hg Sumber : WHO/ISH ( International society Hypertension ). 1999

    Tekanan darah dianggap normal bila terbaca sekitar 120 mmHg sistolik,

    dan 80 mmHg diastolic yang berlaku untuk orang dewasa sehat berusia 18 tahun

    ke atas. Kita mengenalnya sebagai angka 120 / 80 (sistolik/diastolic). Sebenarnya

    tekanan darah normal itu bervariasi pada masing-masing individu, tergantung

    pada usia dan kegiatannya sehari-hari, misalnya pada saat seseorang sedang

    melakukan kegiatan olah raga tekanan darah akan naik dan ketika tidur tekanan

    darah akan turun. Menurut WHO, batas normal seseorang adalah 120-140

    mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolic. Jadi seseorang disebut mengidap

    hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg.12

    4. Alat Pengukur Tekanan Darah Alat pengukur tekanan darah disebut Sphygmomanometer. Tetapi pada

    umumnya orang menyebut dengan istilah Tensimeter. Ada tiga (3) tipe alat ini

    dengan variasi penggunaan air raksa (merkuri) aneroid, dan elektronik.12

    a. Tipe air raksa, alat ini terdiri dari manset yang biasa digembungkan dengan

    cara memompanya dengan pompa tangan berbentuk bola karet, dan

    dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa. Ukuran tekanan darah

  • akan diperlihatkan dalam millimeter air raksa (mmHg) pada tabung, yang

    akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan

    b. Sphygmomanometer aneroid, alat ini menyeimbangkan tekanan darah dengan

    tekanan dalam kapsul metal tipis yang menyimpan udara di dalamnya.

    Tekanan darah biasa dibaca pada meteran yang menyatu dengan karet

    pompanya

    c. Sphygmomanometer elektronik,model digital ini mengukur tekanan darah

    melalui suatu peralatan dipompanya yang berupa mikrofon atau tranduser.

    Data atau informasi yang diperoleh melalui sensornya kemudian

    dikonversikan oleh mikroposesor menjadi bacaaan tekanan darah

    5. Faktor-faktor yang mempengarui Tekanan darah13 Tekanan Darah banyak dipengaruhi beberapa factor diantaranya yaitu:

    a. Jenis Kelamin

    Pada wanita umumnya tekanan darah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria.

    Pada umumnya insidensi hipertensi pada pria lebih tinggi dari pada wanita,

    namun pada usia pertengahan insidensi pada wanita mulai meningkat

    sehingga pada usia di atas 65 tahun insidensi wanita lebih tinggi.

    b. Usia

    Pada sebagian besar populasi di negara barat, tekanan darah sistolik

    cenderung meningkat secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja dan

    dewasa untuk mencapai nilai rata-rata 140 mmHg pada usia 70-an atau 80-

    an.Tekanan distolik juga cenderung meningkat dengan bertambahnya

    umur,tetapi dengan laju lebih rendah dari pada tekanan darah sistolik, dan

    nilai rata-rata cenderung tetap datar atau turun setelah usia 50-an, hal ini

    mengkibatkan peningkatan tekanan nadi, dan peningkatan tekanan darah

    sistolik menjadi hal yang biasa dengan bertambahnya umur

    c. Pekerjaan

    Orang yang bekerja berat mengalami kenaikan tekanan darah. Data

    epidemiology menunjukkan bahwa tekanan darah mempunyai tendensi lebih

    tinggi pada golongan penduduk dengan social ekonomi rendah.

    d. Merokok

  • Merokok dapat mempermudah penyakit pembuluh darah jantung dan otak,

    selain itu merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,

    untuk sementara hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah.13

    e. Minuman Alkohol

    Peminum alcohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme

    timbulnya hipertensi secara pasti belum diketahui. Konsumsi alcohol berat

    diartikan mengkonsumsi 2 ons atau lebih alkohol tiap hari ( 1 ouns alkohol

    terdapat dalam 30 bir, 8 ouns anggur atau 2 ouns dari 100 proof whiskey). Jadi

    peminum berat mempunyai peluang lebih besar terkena hipertensi bahkan

    kematian dari pada orang yang mengkonsumsi lebih rendah

    f. Emosi

    Orang dalam keadaan emosional tekanan darah cenderung akan meningkat.

    Hubungan antara emosi dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf

    simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara interminten. Apabila

    emosi atau strees menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah

    menetap tinggi

    g. Obesitas

    Resiko terbesar bagi pengidap hipertensi adalah kegemukan/obesitas, semakin

    banyak kelebihan berat badan semakin besar pula resiko yang dihadapi. Berat

    badan yang berlebihan adalah factor penting dalam perkembangan hipertensi

    dan sekaligus menjadi factor satu-satunya yang diketahui dan yang paling

    mudah di hindari. Orang yang mempunyai berat badan 20% di atas normal

    mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar menderita hipertensi dari pada

    orang yang mempunyai berat badan normal.13

    h. Olah Raga

    Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,karena

    olah raga isotonic dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer,yang akan

    menurunkan tekanan darah.Olah raga juga dapat dikaitkan dengan peran

    obesitas pada hipertensi, dengan kurangnya olah raga kemungkinan timbulnya

    obesitas akan meningkat dan asupan garam bertambah akan mudah timbul

    hipertensi

  • 6. Kelainan Tekanan darah a. Tekanan Darah Tinggi

    Tekanan Darah Tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan

    150-180 mmHg. Tekanan diastolic biasanya juga akan meningkat yaitu 90-120

    mmHg atau lebih, akan berbahaya karena merupakan beban untuk jantung.12

    b. Tekanan Darah Rendah

    Tekanan Darah rendah adalah tekanan darah sistolik kurang atau sama dengan

    100 mmHg. Kondisi ini terjadi pada perdarahan, syok dan kolaps.12

    D. Kerangka Teori Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, maka kerangka teori

    penelitian adalah sebagai berikut :

    Faktor individu : 1. Usia/Umur 2. Jenis kelamin 3. Status gizi 4. Status kesehatan

    Faktor dari luar : 1. Beban kerja 2. Masa kerja 3. Lingkungan kerja

    fisik

    Status Kesehatan : 1. Tekanan darah 2. Jantung 3. Ginjal 4. Asma 5. Gangguan Paru

    1. Jenis Kelamin 2. Merokok 3. Emosi 4. Pekerjaan 5. Minuman Alkohol 6. Olah Raga

  • Gambar 2.1 Sumber 3 , 4 , 13 , 14

    E. Kerangka Konsep

    Variabel bebas Variabel terikat

    Variabe

    Faktor fisik lingkungan kerja : 1. Pencahayaan 2. Iklim Kerja 3. Faktor ergonomi 4. Kebisingan

    Faktor kebisingan : 1. Intensitas bising 2. Frekuensi bising 3. Lama berada

    dalam lingkungan bising

    4. Sifat bising 5. Waktu di luar

    lingkungan bising 6. Gangguan

    psikologis

    Tingkat Kelelahan

    Umur

    Tekanan Darah

    Status Gizi

    Tingkat kelelahan

    Penggunaan APD

    Intensitas Kebisingan 1. Jenis K2. Pengg3. Status4. Faktor5. Beban

    Masa Kerja l Pengganggu

    elamin* unaan APD* Kesehatan# ergonomic# kerja #

  • Keterangan : * = diukur

    # = tidak diteliti

    F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara umur dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo

    Jaya Pratama

    2. Ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

    3. Ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

    4. Ada hubungan antara tekanan darah dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama

    5. Ada hubungan antara intensitas kebisingan ruang kerja dengan tingkat kelelahan pekerja di PT . Marcelindo Jaya Pratama

    BAB IIKebisingan