jtptunimus-gdl-s1-2008-sigitwidyo-943-3-bab2
DESCRIPTION
medicalTRANSCRIPT
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan
Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya
berakibat pada pengurangan kapasitas dan ketahanan tubuh. Kelelahan merupakan
aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja.
Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari
kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.4
Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis
dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis
dalam tubuh (kelelahan). Perasaan lelah menyebabkan seseorang berhenti bekerja
seperti halnya kelelahan fisiologis mengakibatkan rasa ingin tidur. Kelelahan
mudah ditiadakan dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan kelelahan akan
bertambah dan sangat menganggu. Demikian banyak pengertian tentang kelelahan
kerja yang apabila disimpulkan di dapat pengertian secara umum bahwa kelelahan
kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat
mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. 4
2. Jenis Kelelahan 1) Berdasarkan Penyebab
a. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor
lingkungan fisik di tempat kerja antara lain : kebisingan dan suhu.
b. Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor
psikologis (konflik-konflik mental) antara lain monotoni pekerjaan,
bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk.
2) Berdasarkan proses dalam otot
-
a. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri yang
terdapat pada otot yang ditandai dengan menurunnya kekuatan dan
kelambatan gerak.
b. Kelelahan umum yang ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang disebabkan adanya persyarafan atau psikis.
3) Berdasarkan waktu terjadinya
a. Kelelahan akut yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kerja suatu organ
atau seluruh tubuh secara berlebihan.
b. Kelelahan kronis yaitu kelelahan yang terjadi sepanjang hari,
berkepanjangan dan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai
pekerjaan.3
4) Kelelahan didefinisikan sebagai suatu proses yang merupakan suatu hasil
perubahan secara fisiologis, psikologis dan mekanik yang terjadi karena
melakukan pekerjaan dan kelelahan tersebut dikategorikan ke dalam dua
kelompok yaitu kelelahan yang bersifat lokal dan kelelahan di seluruh bagian
tubuh. 3
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang
menyebabkan kelelahan tersebut antara lain :
a. Faktor dari dalam individu
1) Usia
Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun
pada usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut
dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa
dilakukan biasanya juga berkurang dan lebih lamban.
Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang
selama masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan.
Para ahli psikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok-kelompok
yang didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara
lain :
a. Masa dewasa dini : 18 tahun 40 tahun
-
b. Masa dewasa madya : 41 tahun 60 tahun
Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat
akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini
kemampuan organ akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan
organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah
mengalami kelelahan19.
2) Jenis Kelamin
Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan
di dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik
maupun psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita
akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.7
3) Status Gizi
Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja,
dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan
menganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan
kelelahan.
Dalam laporan FAO/WHO/UNU (1985) dinyatakan bahwa Indeks
Masa Tubuh (IMT) merupakan indikator status gizi orang dewasa. Nilai
IMT dihitung menurut ilmu berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat
tinggi badan (dalam meter).Status gizi umum spesifik zat gizi, melainkan
lebih erat kaitannya dengan energi dan protein dapat diukur dengan
antropometri. Dengan kata lain antropometri atau ukuran tubuh dapat
memberi gambaran status energi dan protein seseorang, karenanya
antropometri sering digunakan sebagai indikator status gizi yang berkaitan
dengan masalah kurang energi protein.13
Standar IMT untuk orang Indonesia batas ambangnya telah
dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis sebagai berikut :
Tabel 2.1 Standar Indeks Masa Tubuh (IMT)
Kategori IMT (Kg/m2) Keterangan
-
Normal >18,5-25,0 Normal
>25,0-27,0 Kelebihan BB tingkat ringan Gemuk
-
Pada penderita penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2
terganggu sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi
penyebab kelelahan.
f. Tekanan darah tinggi
Pada tenaga kerja yang mengalami tekanan darah tinggi akan
menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung
membesar. Pada saat jantung tidak mampu mendorong darah beredar
ke seluruh tubuh dan sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti
tungkai dan paru. Selanjutnya terjadi sesak napas bila ada pergerakan
sedikit karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibatnya
pertukaran darah terhambat. Pada tungkai terjadi penumpukan sisa
metabolisme yang menyebabkan kelelahan.
b. Faktor dari luar
1) Beban Kerja dan Masa Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya dan masing-
masing tenaga kerja mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani
beban kerjanya sebagai tambahan dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan
biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang akan
menjadi beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja tersebut.
Seperti faktor lingkungan fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.
Beban kerja menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja
tanpa mengakibatkan kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan yang
terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat pula kelelahan kerja
seseorang. Nadi kerja merupakan petunjuk besar kecilnya beban kerja.
Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya
kelelahan kronis, semakin lama seseorang tenaga kerja bekerja pada
lingkungan kerja yang kurang nyaman dan menyenangkan maka kelelahan
pada orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.
2) Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain;
penerangan, kebisingan dan iklim kerja. 14
-
a) Penerangan atau pencahayaan
Penerangan yang kurang baik di lingkungan kerja bukan saja
akan menambah beban kerja, karena menganggu pelaksanaan
pekerjaan, tetapi menimbulkan kesan yang kotor.
Untuk mengurangi kelelahan fisik akibat dari penerangan yang
tidak cukup dikaitkan dengan faktor obyek dan umur pekerja dapat
dilakukan antara lain : Perbaikan kontras, meningkatkan penerangan
dan pengaturan jam kerja yang sesuai dengan umur tenaga kerja.
b) Iklim Kerja
Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti :
temperatur, kelembaban udara, kecepatan gerak angin dan suhu
radiasi, iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja.3
c) Faktor Ergonomi
Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja.
Ergonomi juga berperan dalam memaksimalkan kenyamanan,
keamanan dan efisiensi pekerjaan.14
d) Kebisingan
Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan kerja
yang selalu timbul, baik pada industri besar maupun kecil. Apabila
kebisingan melebihi NAB maka akan menimbulkan kelelahan yang
bisa mengakibatkan kecelakaan kerja
4. Mekanisme lelah Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat
terdapat sistem penggiat dan sistem penghambat. Sistem penggiat bertanggung
jawab mengenai kesadaran fisik persepsi, emosi serta pemrosesan gagasan
melaksanakan kemauan. Sistem penggiat letaknya di dalam batang otak yaitu
berbentuk formasi kantong. Sistem penggiat dirangsang oleh faktor ekstern seperti
penginderaan, persepsi dan kesadaran, sedangkan penghambat digiatkan oleh
berubahnya kondisi organ intern tubuh. (tenaga atau hilangnya cadangan energi).
Proses penerimaan rangsangan terjadi karena setiap rangsangan yang
datang dari mata atau telinga dapat manaikkan level aktifitas retikularis dan
-
mengaktifkan sistem tersebut dan kemudian menyiagakan korteks celebri, tubuh
dalam keadaan siap bereaksi atas rangsangan apapun yang terjadi dari luar tubuh.
Dalam hal ini sistem aktifitasi retikulari berfungsi sebagai distributor dan
amplifier signal-signal tersebut.
Pada keadaan lelah secara neuro fisiolgis, korteks celebri mengalami
penrunan aktifitas, terjadi perubahan pengarahan pada sistem aktivasi dan inhibisi
sehingga tubuh tidak secara cepat menjawab signal-signal tersebut.
Kedua sistem kerja yang berlawanan, meningkatkan dan menurunkan
kesiagaan bertindak tergantung keseimbangan. Jika sistem penggiat lebih kuat,
maka akan berada pada kondisi segar, jika sistem penghambat lebih besar maka
akan timbul perasaan lelah.
5. Akibat Kelelahan Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis, kerja fisik yang
melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus
menerus dapat menyebabkan kelelahan fisiologi yang disertai penurunan
keinginan untuk bekerja yang disebabkan oleh faktor psikis atau kelelahan
psikologi yang menyebabkan perasaan lelah.3
Kelelahan yang dialami terus menerus setiap hari berakibat kepada
kelelahan kronis. Perasaan kelelahan tidak saja terjadi pada sore hari sesudah
bekerja, tetapi selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelum bekerja. 3
Gejala kelelahan berikut ini merupakan gejala yang jelas terlihat dan
dirasakan yaitu : menurunkan perhatian, lamban, gangguan persepsi, pikiran
melemah, motivasi menurun, kinerja turun, ketelitian menurun, dan kesalahan
meningkat.
Kelelahan kerja dapat dikurangi dengan penyediaan sarana istirahat,
memberi waktu libur, dan rekreasi, penerapan ergonomi, organisasi proses
produksi yang tepat dan pengadaan lingkungan kerja fisik yang sehat dan
nyaman.3
-
B. Kebisingan 1. Pengertian Kebisingan
a. Kebisingan menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : KEP-
48 / MENLH / II, 1996 tentang baku tingkat kebisingan yaitu : Kebisingan
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan. 5
b. Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang
teratur dan periodik, adapula yang mengartikan bahwa kebisingan adalah
suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.8
2. Sumber Kebisingan Sumber kebisingan yang utama dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Bising Interior
Berasal dari manusia seperti : pembicaraan, alat-alat rumah tangga (ember,
panci dan lain-lain) dan mesin-mesin di dalam gedung (mesin tik, generator
dll).
b. Bising Eksterior
Berasal dari lalu lintas, transportasi, industri dan perbaikan jalan-jalan.3
3. Jenis Kebisingan Jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah :
a. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state,
wide band noise), misalnya mesin-mesin, kipas angin dan lain-lain.
b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow
band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain.
c. Kebisingan terputus-putus (intermitten), misalnya lalu lintas, suara kapal
terbang di lapangan udara.
d. Kebisingan impulsif (impact or impulsif noise), misalnya pukulan palu,
tembakan bedil, dan lain-lain. 3
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebisingan
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kebisingan adalah :
a. Intensitas bising
Nada dengan 100 hz dengan intensitas 85 dBA jika diperdengarkan selama 4
jam tidak akan membahayakan, intensitas menunjukkan derajat kebisingan.
b. Frekuensi bising
Kebisingan dengan frekuensi tinggi akan lebih berbahaya daripada kebisingan
dengan frekuensi rendah.
c. Lamanya berada dalam lingkungan bising
Semakin lama berada dalam lingkungan bising, semakin berbahaya untuk
pendengaran.
d. Sifat bising
Sifat bising yang didengar terus menerus lebih berbahaya daripada bising
terputus-putus.
e. Waktu di luar lingkungan bising
Dapat terjadi karena pemaparan bising yang mendadak sehingga
menimbulkan reaksi fisiologis berupa meningkatnya denyut nadi.
f. Gangguan Psikologis
Yaitu gangguan terhadap stabilitas mental dan reaksi psikis berupa : rasa
marah, mudah tersinggung, neurositas dan lain-lain. Kebisingan bukanlah
penyebab sakit mental, secara langsung tetapi kebisingan dapat memperberat
problem mental dan perilaku yang sudah ada.3
5. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan Nilai ambang batas kebisingan adalah standar faktor tempat kerja yang dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau kesehatan dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam atau 40 jam.3 Nilai
Ambang Batas Kebisingan di Tempat Kerja adalah sebesar 85 dB (A).3
Tabel 2.2 Intensitas dan jam kerja yang diperkenankan
Waktu pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam dBA
8 jam
6 jam
85
92
-
4 jam
3 jam
2 jam
1 jam
0,5 jam
0,25 jam
95
97
100
105
110
115
Sumber : 3
6. Upaya Pengendalian Kebisingan Berdasarkan teknik pelaksanaannya, pengendalian kebisingan dapat
dibedakan dalam 3 cara pengendalian :
a. Pengendalian secara teknis
1. Mengurangi tingkat kebisingan pada sumbernya
a) Dengan pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur.
b) Pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah.
2. Menghilangkan transmisi kebisingan terhadap manusia
1) Menutup atau menyekat mesin atau alat mengeluarkan bising.
2) Mengadakan getaran yang merambat ke seluruh ruangan tersebut.
3) Mengurangi bunyi yang diterima pekerja.
Penggunaan alat pelindung telinga untuk menurunkan intensitas
kebisingan yang mencapai alat pendengaran.
b. Pengendalian secara administratif
Pengendalian secara administratif merupakan prosedur yang bertujuan
untuk mengurangi waktu paparan pekerja terhadap bising, dengan merotasi
dan menyusun jadwal kerja berdasarkan perhitungan dosis paparan sesuai
nilai Ambang Batas.
c. Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan APD adalah upaya terakhir apabila secara teknis dan
administratif tidak dapat lagi mengurangi paparan alat pelindung telinga pada
umumnya digolongkan menurut cara pemakaiannya.
-
7. Alat Pelindung Telinga Alat pelindung telinga adalah alat yang berfungsi sebagai penghalang
antar bising dan telinga dalam.
Alat pelindung telinga biasanya dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Sumbat telinga (ear plug)
Sumbat telinga dapat dibuat dari kapas, malam, kater atau sintetik dan
plastik. Menurut cara pemakainya dibedakan menjadi sumbat telinga yang
hanya menyumbat lubang telinga luar atau (insert type). Menurut cara
penggunaanya dibedakan dispossible ear plug, yaitu sumbat telinga yang
digunakan untuk sekali pakai saja dan kemudian dibuang. Sumbat telinga dari
kapas dan malam hanya mempunyai daya lindung 1 12 db non dispossible
ear plug waktu yang digunakan untuk waktu yang lama, yang terbuat dari
karet atau plastik yang dicetak mempunyai daya lindung antara 25 30 db.
Keuntungan dan kerugiannya sebagai berikut :
1) Keuntungan
Mudah dibawa karena ukurannya kecil, relatif leboh nyaman di tempat
yang panas, tidak membatasi gerakan kepala, dapat dipakai efektif tanpa
dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala dan anting-anting.
2) Kerugian
Memerlukan waktu yang lebih lama untuk pemasangan dari tutup kepala,
tingkat proteksinya lebih kecil daripada tutup kepala, sulit untuk
memonitor tenaga kerja, karena pemakaiannya sukar dilihat oleh petugas,
hanya dapat dipakai oleh saluran telinga yang sehat. Bila tangan yang
digunakan untuk memasang sumber telinga kotor, maka saluran telinga
akan terkena infeksi karena iritasi.3
b. Tutup Telinga (ear muff)
Tutup telinga terdiri dari 2 buah tudung, untuk telinga dapat berisi cairan atau
busa yang berfungsi untuk menyerap suara.
Keuntungan dan kerugian tutup telinga ear muff sebagai berikut :
1) Keuntungan :
-
Atenvasi suara oleh tutup telinga umumnya lebih besar daripada sumbat
telinga, satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa orang
dengan ukuran telinga berbeda, mudah dimonitor pemakaiannya oleh
petugas, dapat dipakai pada telinga yang infeksi ringan.3
2) Kerugian
Tidak nyaman dipakai di tempat kerja yang panas, efektifitas dan
kerjasamanya dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup kepala dan
anting-anting, tidak mudah dibawa atau disimpan, dapat membatasi
gerakan pada ruang kerja yang agak sempit,harganya relatif lebih mahal
dari sumbat telinga,pada penggunaan yang berlalu sering atau bilamana
pita menghubungnya yang berpegas sering ditekuk oleh pemakainya daya
atenuasinyaakan berkurang. 3
8. Pengukuran Intensitas Kebisingan Pengukuran intensitas kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil
pengukuran pada suatu saat dengan standar yang telah ditetapkan serta merupakan
langkah awal untuk pengendalian. Alat yang dipergunakan untuk pengukuran
intensitas kebisingan adalah sound level meter.
Maksud pengukuran adalah memperoleh data kebisingan di perusahaan
atau dimana saja dan mengurangi tingkat kebisingan tersebut, sehingga tidak
menimbulkan gangguan.3
Pemilihan alat-alat khusus ditentukan oleh type dan kebisingan yang
diukur jika tujuan dari pengukuran kebisingan hanyalah untuk mengendalikan
kegaduhan, seperti isolasi mesin atau pemilihan alat proteksi telinga, pengukuran
tidak perlu selengkap sebagaimana diperlukan dalam rangka lokasisasi sumber-
sumber kebisingan secara tepat dari suatu mesin dengan maksud modifikasi
perencanaan dan kontruksi suatu bentuk dengan kebisingan yang kurang.3
Faktor yang menentukan lainnya dalam pemilihan alat-alat adalah
sebagaimana sering-sering terdapat keadaan, bahwa lebih disenangi pengumpulan
data secara recording yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk analisa. 3
C. Tekanan Darah
-
1. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan pada pembuluh darah arteri disebabkan oleh pemompaan untuk
mengalirkan darah ke seluruh tubuh oleh jantung. Tekanan darah tinggi seringkali
tidak memberikan tanda-tanda peringatan kepada kita sehingga bisa menjadi
pembunuh diam-diam (silent killer), kecuali jika kita secara tetap tentu melakukan
pemeriksaan dan pengobatan ke dokter. Karena itu kepada setiap orang dewasa
dianjurkan untuk mengetahui tekanan darahnya sendiri, karena ini menyangkut
kesehatannya sendiri. Jika tekanan darah tidak terkontrol, maka tekanan darah
tinggi dapat membebani jantung dan pembuluh darah secara berlebihan sehingga
mempercepat penyumbatan pembuluh artery yang disebut artherosclerosis. Ini
dapat mengarah kepada serangan jantung, stroke, kegagalan jantung (heart
failure) dan kegagalan ginjal (kidney failure)
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan
tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan
sistole Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau
berbaring.9
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.6
2. Macam Tekanan Darah Tekanan Darah terdiri dari 2 macam yaitu:
-
a. Tekanan Sistolik yaitu tekanan yang berkisar antara 95-145 mm air raksa, dan
tekanan ini data meningkat bertambahnya usia.11
b. Tekanan Diastolik yaitu tekanan yang berkisar antara 60-90 mm air raksa
3. Kriteria Tekanan Darah Kriteria tekanan darah dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Kriteria Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik)
Kriteria Sistolik Diastolik
Normal 120 139 mm Hg 80 89 mm Hg
Hipertensi Ringan 140 159 mm Hg 90 99 mm Hg
Hipertensi Sedang 160 179 mm Hg 100 109 mm Hg
Hipertensi Berat 180 mm Hg 110 mm Hg Sumber : WHO/ISH ( International society Hypertension ). 1999
Tekanan darah dianggap normal bila terbaca sekitar 120 mmHg sistolik,
dan 80 mmHg diastolic yang berlaku untuk orang dewasa sehat berusia 18 tahun
ke atas. Kita mengenalnya sebagai angka 120 / 80 (sistolik/diastolic). Sebenarnya
tekanan darah normal itu bervariasi pada masing-masing individu, tergantung
pada usia dan kegiatannya sehari-hari, misalnya pada saat seseorang sedang
melakukan kegiatan olah raga tekanan darah akan naik dan ketika tidur tekanan
darah akan turun. Menurut WHO, batas normal seseorang adalah 120-140
mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolic. Jadi seseorang disebut mengidap
hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg.12
4. Alat Pengukur Tekanan Darah Alat pengukur tekanan darah disebut Sphygmomanometer. Tetapi pada
umumnya orang menyebut dengan istilah Tensimeter. Ada tiga (3) tipe alat ini
dengan variasi penggunaan air raksa (merkuri) aneroid, dan elektronik.12
a. Tipe air raksa, alat ini terdiri dari manset yang biasa digembungkan dengan
cara memompanya dengan pompa tangan berbentuk bola karet, dan
dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa. Ukuran tekanan darah
-
akan diperlihatkan dalam millimeter air raksa (mmHg) pada tabung, yang
akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan
b. Sphygmomanometer aneroid, alat ini menyeimbangkan tekanan darah dengan
tekanan dalam kapsul metal tipis yang menyimpan udara di dalamnya.
Tekanan darah biasa dibaca pada meteran yang menyatu dengan karet
pompanya
c. Sphygmomanometer elektronik,model digital ini mengukur tekanan darah
melalui suatu peralatan dipompanya yang berupa mikrofon atau tranduser.
Data atau informasi yang diperoleh melalui sensornya kemudian
dikonversikan oleh mikroposesor menjadi bacaaan tekanan darah
5. Faktor-faktor yang mempengarui Tekanan darah13 Tekanan Darah banyak dipengaruhi beberapa factor diantaranya yaitu:
a. Jenis Kelamin
Pada wanita umumnya tekanan darah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria.
Pada umumnya insidensi hipertensi pada pria lebih tinggi dari pada wanita,
namun pada usia pertengahan insidensi pada wanita mulai meningkat
sehingga pada usia di atas 65 tahun insidensi wanita lebih tinggi.
b. Usia
Pada sebagian besar populasi di negara barat, tekanan darah sistolik
cenderung meningkat secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja dan
dewasa untuk mencapai nilai rata-rata 140 mmHg pada usia 70-an atau 80-
an.Tekanan distolik juga cenderung meningkat dengan bertambahnya
umur,tetapi dengan laju lebih rendah dari pada tekanan darah sistolik, dan
nilai rata-rata cenderung tetap datar atau turun setelah usia 50-an, hal ini
mengkibatkan peningkatan tekanan nadi, dan peningkatan tekanan darah
sistolik menjadi hal yang biasa dengan bertambahnya umur
c. Pekerjaan
Orang yang bekerja berat mengalami kenaikan tekanan darah. Data
epidemiology menunjukkan bahwa tekanan darah mempunyai tendensi lebih
tinggi pada golongan penduduk dengan social ekonomi rendah.
d. Merokok
-
Merokok dapat mempermudah penyakit pembuluh darah jantung dan otak,
selain itu merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,
untuk sementara hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah.13
e. Minuman Alkohol
Peminum alcohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme
timbulnya hipertensi secara pasti belum diketahui. Konsumsi alcohol berat
diartikan mengkonsumsi 2 ons atau lebih alkohol tiap hari ( 1 ouns alkohol
terdapat dalam 30 bir, 8 ouns anggur atau 2 ouns dari 100 proof whiskey). Jadi
peminum berat mempunyai peluang lebih besar terkena hipertensi bahkan
kematian dari pada orang yang mengkonsumsi lebih rendah
f. Emosi
Orang dalam keadaan emosional tekanan darah cenderung akan meningkat.
Hubungan antara emosi dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf
simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara interminten. Apabila
emosi atau strees menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah
menetap tinggi
g. Obesitas
Resiko terbesar bagi pengidap hipertensi adalah kegemukan/obesitas, semakin
banyak kelebihan berat badan semakin besar pula resiko yang dihadapi. Berat
badan yang berlebihan adalah factor penting dalam perkembangan hipertensi
dan sekaligus menjadi factor satu-satunya yang diketahui dan yang paling
mudah di hindari. Orang yang mempunyai berat badan 20% di atas normal
mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar menderita hipertensi dari pada
orang yang mempunyai berat badan normal.13
h. Olah Raga
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,karena
olah raga isotonic dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer,yang akan
menurunkan tekanan darah.Olah raga juga dapat dikaitkan dengan peran
obesitas pada hipertensi, dengan kurangnya olah raga kemungkinan timbulnya
obesitas akan meningkat dan asupan garam bertambah akan mudah timbul
hipertensi
-
6. Kelainan Tekanan darah a. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan Darah Tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
150-180 mmHg. Tekanan diastolic biasanya juga akan meningkat yaitu 90-120
mmHg atau lebih, akan berbahaya karena merupakan beban untuk jantung.12
b. Tekanan Darah Rendah
Tekanan Darah rendah adalah tekanan darah sistolik kurang atau sama dengan
100 mmHg. Kondisi ini terjadi pada perdarahan, syok dan kolaps.12
D. Kerangka Teori Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, maka kerangka teori
penelitian adalah sebagai berikut :
Faktor individu : 1. Usia/Umur 2. Jenis kelamin 3. Status gizi 4. Status kesehatan
Faktor dari luar : 1. Beban kerja 2. Masa kerja 3. Lingkungan kerja
fisik
Status Kesehatan : 1. Tekanan darah 2. Jantung 3. Ginjal 4. Asma 5. Gangguan Paru
1. Jenis Kelamin 2. Merokok 3. Emosi 4. Pekerjaan 5. Minuman Alkohol 6. Olah Raga
-
Gambar 2.1 Sumber 3 , 4 , 13 , 14
E. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Variabe
Faktor fisik lingkungan kerja : 1. Pencahayaan 2. Iklim Kerja 3. Faktor ergonomi 4. Kebisingan
Faktor kebisingan : 1. Intensitas bising 2. Frekuensi bising 3. Lama berada
dalam lingkungan bising
4. Sifat bising 5. Waktu di luar
lingkungan bising 6. Gangguan
psikologis
Tingkat Kelelahan
Umur
Tekanan Darah
Status Gizi
Tingkat kelelahan
Penggunaan APD
Intensitas Kebisingan 1. Jenis K2. Pengg3. Status4. Faktor5. Beban
Masa Kerja l Pengganggu
elamin* unaan APD* Kesehatan# ergonomic# kerja #
-
Keterangan : * = diukur
# = tidak diteliti
F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara umur dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo
Jaya Pratama
2. Ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama
3. Ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama
4. Ada hubungan antara tekanan darah dengan tingkat kelelahan pekerja di PT. Marcelindo Jaya Pratama
5. Ada hubungan antara intensitas kebisingan ruang kerja dengan tingkat kelelahan pekerja di PT . Marcelindo Jaya Pratama
BAB IIKebisingan