bab ii tinjauan teori a. konsep tuberkulosis...

35
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis 1. Pengertian Menurut Price (1995) tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Tuberkulosis adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan basil tuberkel.(Brunner dan Suddart,1989) Menurut Departemen kesehatan RI (1997) tuberkulosis adalah sebuah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernafasan kedalam paru. 2. Patofisiologi Kuman Mycobacterium tuberkulosis masuk melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang sudah terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya akan membangkitkan peradangan atas paru-paru atau dibagian atas lobus bawah basil tuberkel membangkitkan peradangan. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening regional. Leukosit polimorfonuklear tampak pada lobus dan memfagosit bacteria 31

Upload: tranthu

Post on 15-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tuberkulosis

1. Pengertian

Menurut Price (1995) tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.

Tuberkulosis adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan basil

tuberkel.(Brunner dan Suddart,1989)

Menurut Departemen kesehatan RI (1997) tuberkulosis adalah sebuah

penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam

tubuh manusia melalui udara pernafasan kedalam paru.

2. Patofisiologi

Kuman Mycobacterium tuberkulosis masuk melalui saluran

pernapasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan

infeksi tuberkulosis terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi yang

mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang

sudah terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus

biasanya akan membangkitkan peradangan atas paru-paru atau dibagian

atas lobus bawah basil tuberkel membangkitkan peradangan. Basil juga

menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening regional.

Leukosit polimorfonuklear tampak pada lobus dan memfagosit bacteria

31

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

32

namun tidak membunuh bakteri tersebut. Setelah berhari-hari maka

leukosit diganti oleh makrofag. Makrofag yang mengadakan infiltrasi

menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel

tuberkel epiteloid yang dikelilingi limfosit. Reaksi ini membutuhkan

waktu 10-20 hari. Makrofag sebagai sel efektor yang memberikan respon

imunitas untuk mengendalikan penyakit sedangkan limfosit adalah sel

imunoresponsifnya. Tipe imunitas lokal melibatkan makrofag yang

diaktifkan di tempat infeksi oleh limfosit dan limfokinya. Respon inlah

yang disebut respon hipersensitivitas.

Adanya reaksi hipersensitivitas adalah yang mengakibatkan respon

peradangan dan nekrosis jaringan. Nekrosis bagian sentral lesi

memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju., dimana disebut

nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dapat

mengalami respon pencairan dan bahan cair lepas ke bronkus yang

kemudian menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari

dinding kavitas akan masuk ke dalam percabangan trakeobronkial. Proses

ini dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru dan basil akan

terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus. Bila peradangan

mereda lumen bronkus menyempit dan tertutup oleh jaringan parut. Bahan

perkejuan yang mengental tidak dapat mengalir melalui saluran

penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan. Penyakit

dapat menyebar melalui getah bening dan atau pembuluh darah, dan dapat

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

33

Pathway Faktor Etiologi

Kuman Mycobacterium tuberkulosis

• Sanitasi lingkungan yang buruk • Daya tahan tubuh yang sedang menurun • Gizi buruk • Perilaku/kebiasaan • Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi • Sosial ekonomi yang rendah • objek yang terinfeksi, tanda-tanda : • Batuk darah • Pneumothorak spontan(paru kolaps karena kerusakan

jaringan paru) • Bronchiektasis, fibrosis pada paruakumulasi sekret akibat

melehnya pengkejuan pada jaringan paru 5 KMK • ketidakmampuan mengenal masalah • ketidakmampuan mengambil keputusan • ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit • ketidakmampuan memodifikasi lingkungan • ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan

Penigkatan produksi Batuk Inflamasi pada laring Infllamasi pada Sputum mukosa

Akumulasi sputum > inhalasi resti komplikasi/memberatnya peningkatan dijalan napas droplet masalah asam lambung resiko terjadi penularan mual, muntah

resti bersihan batuk berdarah jalan napas tidak efektif kerusakan jaringan paru, anoreksia

kematian, dll. obstruksi jalan napas nutrisi kurang

dari kebutuhan

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

34

menimbulkan lesi pada organ lain yang bisa sembuh sendiri, disebut

dengan penyebaran limfe hematogen. (Price and Wilson,1995)

3. Tanda dan gejala

Tanda yang sering muncul adalah:

1. Anoreksia (penurunan nafsu makan)

2. Berat badan menurun

3. Demam

4. Mudah lelah

5. Sesak napas

6. Sakit kepala

7. Nyeri dada

8. Berkeringat pada malam hari

9. Malaise

10. Batuk produktif

11. Hemoptisis (batuk darah)

(Anonimous, Keperawatan Medikal Bedah, 2000)

4. Komplikasi

a. Komplikasi dini menurut Nelson (1999), antara lain:

1. pleuritis, yaitu radang pada selaput pembungkus paru

2. efusi pleura

3. emfiema

4. laringitis

5. menjalar keorgan lain misalnya usus, otak dan tulang

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

35

b. Komplikasi lanjut menurut Nelson (1999) antara lain

1. Obstruksi jalan nafas

2. Kerusakan parenkim berat

3. Syndrom gagal nafas

4. Karsinoma paru

5. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada penderita TBC :

a. Inspeksi

o Tubuh kelihatan kurus, postur tubuh cenderung membungkuk,

tampak lemah .

o Muka pucat (Sianosis)

o Pasien tampak gelisah.

o Batuk – batuk.

o Sesak nafas

b. Palpasi .

Dada : Untuk mengetahui pengembangan paru kanan kiri seimbang atau

tidak .

Cara : Pasien disuruh mengucapkan angka 77 dan tangan perawat

diletakkan di atas dada pasien sambil membedakan gerakan paru kanan

dan kiri.

c. Perkusi

Dada : Suara perkusi pekak

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

36

d. Auskultasi : di dapat tanda tanda ronchi, sesak nafas menjadi

bronchovaskuler bronchial .adanya sekret menimbulkan suara tambahan

ronchi atau kering

(Potter, 1996)

6. Pemeriksaan penunjang pada penderita TBC

1. Pemeriksaan darah tepi umumnya akan memperlihatkan adanya :

a. Anemia , terutama bila penyakit gejala menahun

b. Laju endap darah meningkat terutama pada Fase akut dan umumnya

nilai nilai tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan TBC

2. Pemeriksaan radiologi

a. Bayangan lesi radiologi yang terletak pada paru

b. Bayangan yang berawan ( adanya bayangan yang memutih )

c. Adanya kuantitas tunggal atau ganda pada paru

3. Pemeriksaan bakteriologi (Sputum)

Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari dahak penderita TBC

4. Uji tuberkulin

Hasil positif pada orang dewasa kurang bernilai

(Arief , 1999 )

7. Penatalaksaan

Pengobatan TBC menurut standar DOTS

a. Dilakukan 6 bulan sampai 1 tahun tanpa putus-putus

jangka panjang terdiri dari : Streptomysin, INH, B-6, Pyrazinamid

jangka pengobatan 12 bulan (52 minggu) dengan cara pemberian :

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

37

tahap intensif (24 kali pengobatan) :

• Streptomysin = 0,7 gr

• INH = 400 mg

• B-6 = 10 mg

• Pyramidel = 100 mg

Diberikan selama 8 minggu setiap 48 kali pengobatan

Tahap intermitten : penderita mendapat pengobatan 2 kali seminggu

selama 48 minggu (96 kali pengobatan berupa Streptomycin 0,75 gr,

INH 700 mg ditambah B-6 10 mg)

Jangka pendek terdiri dari : Rifampisin, Ethambutol, Vitamin

Jangka waktu pengobatan 6-9 bulan dengan cara pemberian :

Tahap intensif penderita mendapat pengobatan setiap hari selama 4

minggu (24 kali pengobatan) berupa :

• Rifampisin 450 mg

• Ethambutol 100 mg

• INH 400 mg

• Vitamin B-6 10 mg

Tahap intermitten penderita mendaapat pengobatan 2 kali seminggu

selama 22 minggu (44 kali pengobatan) berupa :

• Rifampisin 600 mg

• INH 700 mg

• B-6 10 mg

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

38

b . Rujukan pelayanan kesehatan

Dapat dilakukan di Puskesmas, BP-4, Rumah sakit.

B. Konsep keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluaraga, dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Departemen

kesehatan RI,1998)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam perananya masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989)

Keluarga adalah dua atau lebih individu bergabung karena ikatan

tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional dan

mengidentifikasi diri mereka dari bagian keluarga.(Friedman, 1998)

Kesimpulan dari beberapa definisi diatas keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih, diikat oleh

adanya suatu ikatan perkawinan, hubungan darah, adaptasi/hubungan

emosi, hidup dalam suatu rumah atau jika terpisah tetap mempertahankan

satu sam lain anggota keluarga berinteraksi satu dengan yang lainnya,

setiap anggota mempunyai peran masing-masing dan mempunyai tujuan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

39

menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan

fisik, psikologis, sosial anggotanya.

2. Tipe keluarga

Tipe keluarga keluarga tradisional antar lain ; a. keluarga inti

(Nuclear family)yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak; b. Keluarga

besar (extended family) yang terdiri dari keluarga inti ditambah sanak

keluarga, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi

dan lain sebagainya; c. Keluarga berantai (serial family) merupakan

keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu

kali dan merupakan keluarga inti; d. Keluarga dyad (dyad family) adalah

satu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak; e. Keluarga

berkomposisi (composite family) keluarga yang berpoligami dan tinggal

bersama; e. Keluarga tunggal (single parent) suatu rumah tangga yang

terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat).

3. Ciri-ciri keluarga:

a. Ciri-ciri keluarga menurut Effendy (1998) antara lain: terdiri dua orang

atau lebih, ada ikatan perkawinan atau pertalian darah, hidup dalam

satu rumah tangga, berinteraksi satu dengan yang lain, tiap anggota

punya peran, dibawah asuhan kepala keluarga, menciptakan dan

mempertahankan kebudayaan.

b. Ciri-ciri keluarga menurut Carter antara lain : terorganisir, saling

berhubungan, saling ketergantungan satu sama lain, ada keterbatasan,

setiap anggota keluarga mempunyai kebebasan tetapi juga mempunyai

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

40

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan perannya masing-masing,

ada perbedaan dan kekhususan, setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsi masing-masing.

4. Peran keluarga

Peran keluarga menurut Effendy (1998) menggambarkan seperangkat

perilaku interpersonal sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu

dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari

oleh harapan dan pada perilaku dari keluarga kelompok masyarakat. Peran

masing-masing anggota keluarga antara lain adalah sebagai berikut:

a. Peran ayah :

Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak mempunyai peran

sebagai penyedia (provider) yaitu mencari nafkah, sebagai kepala keluarga

yaitu mengatur rumah tangga, pendidik termasuk peran perawatan anak,

pelindung dan pemberi rasa aman, peran persaudaraan (memelihara

hubungan keluarga), peran teraupetik, yaitu memenuhi kebutuhan afektif

pasangan, peran seksual untuk meneruskan keturunan, sebagai anggota

masyarakat dan kelompok.

b. Peran ibu

Peran ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anak mempunyai peran

sebagai berikut : pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anak yaitu dalam perawatan dan sosialisasi anak, pelindung terutama anak-

anak, peran teraupetik untuk kebutuhan afektif dengan pasangan, peran

seksual untuk meneruskan keturunan, peran sosial sebagai anggota

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

41

masyarakat dan lingkungan, pencari nafkah tambahan, peran dari

persaudaraan.

c. Peran anak

Melakukan peran psikososial sesuai tingkat perkembangan fisik

mental, sosial, spiritual.

d. Peran kakek nenek

Sebagai anggota keluarga mempunyai peran sebagai berikut : peran

sosial, hadir dalam keluarga, pengawal yaitu menjaga dan melindungi jika

dibutuhkan, negosiator antara anak dan orang tua, partisipasi dan kontruksi

sejarah sosial keluarga untuk menciptakan keterkaitan keluarga masa lalu,

sekarang dan yang akan datang.

5. Tugas kesehatan keluarga (Friedman, 1998) meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan

b. Mengambil keputusan dalam pelaksanaan tindakan yang tepat

c. Memberi perawatan pada keluarga yang sakit

d. Menciptakan atau mempertahankan suasana yang sehat dan

memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan

dan perkembangan pribadi anggota keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

6. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (1977):

a. Tahap pembentukan keluarga

b. Tahap ini dimulai dari pernikaghan yang dilanjutkan dalam

membentuk rumah tangga.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

42

c. Tahap menjelang kelahiran anak

d. Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai

gnerasi penerus.

e. Tahap menghadapi bayi

f. Keluarga mengasuh, mendidik memberikan kasih sayang pada anak.

g. Tahap menghadapi anak prasekolah

h. Tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai

bergaul dengan teman-teman sebayanya tetapi rawan dalam masalah

kesehatan.

i. Tahap menghadapi anak sekolah

j. Tahap ini bagaimana mengajari anak menghadapi massa depannya.

k. Tahap menghadapi anak remaja

Tahap ini adalah yang paling rawan, dalam tahap ini anak akan

mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya.

l. Tahap berdua kembali

setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendieri

tinggalah suami istri berdua saja.

m. Tahap masa tua

n. Tahap ini masuk tahap lanjut usia dan kedua orang tua mempersiapkan

diri meninggalkan dunia yang fana ini.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

43

Tahap perkembangan anak

Adapun tahap perkembangan anak yang harus dilakukan oleh anak

Toodler (usia 1 - 3 tahun ) yaitu :

Kararateristik fisik :

a. Berat Badan.

1) Penambahan berat badan anak toodler kurang lebih 1 - 1,5 kg per

tahun

2) Berat rata - rata 10 - 12 kg. (Kartu Menuju Sehat )

b. Tinggi Badan.

1) Pertumbuhan tinggi badan 3 - 5 cm / tahun.

2) Tinggi rata - rata 95 - 100 cm ( Betz Cecily L, 2002)

c. Postur tidak ada lordosis lagi.

d. Tahap pertumbuhan dan perkembangan usia Toodler :

1) Perkembangan motorik kasar yaitu :

Anak aktif, mampu berdiri sendiri, berjalan mundur, berjalan naik

tangga dan berlarian kecil.

2) Pertumbuhan motorik halus / adaptif yaitu :

Mampu meraih suatu benda, mengambil, memegang dan

memindahkan benda dengan baik serta mencorat - coret di kertas.

3) Perkembangan personal social / pengertian usia yaitu :

Dapat tersenyum dan bertepuk tangan secara spontan, dapat minum

dengan cangkir, menggunakan sendok dan garpu selama makan

dan dapat membuka pakaian sendiri.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

44

4) Perkembangan bahasa dan bicara yaitu :

Dapat tertawa, berteriak, menoleh pada sumber bunyi, menirukan

kata-kata, mengoceh sendiri dengan 1, 2, 3 kata bahkan sampai 6

kata.( WK Ffrankenburg dan JB Dodds c, 1990 )

5) Bermain anak yaitu pada tahap :

Ditandai dengan ketertarikan anak pada benda-benda yang baru

dilihat. Melihat mainan sebagai benda asing yang menyenangkan.

Peran orang tua dengan mewaspadai respon anak bermain dan

dirangsang dengan stimulus mainan yang aman, tidak perlu mahal,

yang dapat meningkatkan nilai kesehatan dan perkembangan anak

yaitu seperti mainan yang terbuat dari plastik ( Marcia Sanhope

Jeannette Lancaster, 1998 )

• mengambil tindakan

• Memperkenalkan kepada keluarga alternatif yang dapat mereka pilih

dan sumber-sumber yang diperlukan dalam melakukan tindakan

keperawatan

Merundingkan dengan Proses Asuhan Keperawatan Keluarga

Dalam proses perawatan kesehatan keluarga terdapat hubunganya yang

dinamis dan sistematis untuk nmenggambarkan perkembangan dari tahap yang

satu ke tahap yang lain dengan tahap sebagai berikut :

1. Pengkajian

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

45

Pengkajian keluarga yang dilakukan untuk memperoleh data berdasarkan

pola pengkajian Friedman (1998).

Menurut pola pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

TBC menurut Friedman (1998) yang harus dikaji saat melakukan wawancara

adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi data

• Nama Keluarga

• Umur masing-masing keluarga

TBC pada umumnya terbanyak ditemui pada anak-anak karena anak-

anak lebih rentan terhadap penyakit infeksi. (Warta Posyandu, 1998)

• Pendidikan

• Pekerjaan

• Alamat Keluarga

• Status iminusasi

Dengan memberikan imunisasi dapat memberikan kekebalan

terhadap penyakit-penyakit tertentu. Cara yang terbukti efektif dan

spesifik mencegah terjadinya penyakit TBC adalah dengan imunisasi

BCG.

• Status nutrisi

Gizi pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap

penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya kekurangan gizi akan

berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit. (Soekidjo Notoadmojo,

1997).

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

46

Kebiasaan makan yang tidak diperhatikan dapat memperburuk

kesehatan khususnya bagi penderita TBC. Penderita TBC biasanya

mengalami anoreksia atau nafsu makan menurun. (Doenges, 2000)

2. Komposisi Keluarga

Keluarga yang terdiri dari keluarga besar atau kepadatan penduduk rumah

yang terlalu tinggi merupakan faktor yang merugikan, karena resiko penularan

dari orang ke orang secara fekal-oral, penularan percikan droplet dan tebaran

udara (aerosol) lebih besar. (P. Bres,1995)

3. Tipe keluarga

Tipe keluarga berdasarkan komposisi keluarga yang tinggal serumah,

apakah termasuk jenis keluarga inti, keluarga besar, keluarga berantai,

keluarga dyad, keluarga berkomposisi ataukah keluarga tunggal.

4. Tipe Bentuk Budaya

Tipe keluarga besar lebih berpengaruh terhadap status kesehatan terutama

TBC. Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan modal utama dalam

mencegah penyakit.

5. Pola spiritual

Agama yang dianut oleh keluarga mempengaruhi kepercayaan tentang

suatu penyakit dan bagaimana seharusnya anggota keluarga yang sakit

ditangani. Sehingga informasi-informasi tentang keyakinan beragama harus

dimasukkan dalam pengkajian. (Tripp-Reimer,1984)

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

47

6. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi, sebuah komponen kelas sosial, mengacu pada

tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan. Salah satu fungsi dasar

keluarga adalah tersedianya dukungan ekonomi yang memadai dan

pengalokasian sumber pendapatan, selain itu juga pengeluaran harus

diperhitungkan. Manajemen keuangan yang buruk dapat atau tidak

membahayakan kesehatan anak, yaitu dipastikan tidak ada dana khusus yang

dialokasikan untuk kesehatan. (Depkes RI, 2002)

Kebiasaan hidup yang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan

lingkungan beresiko terserang TBC. (Nadesul, 1996)

7. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga yang terlalu sibuk sehingga tidak cukup waktu untuk kumpul

keluarga ataupun rekreasi sehingga kurang mengenali aktivitas anggota

keluarganya sendiri.(Friedman, 1998)

8. Stuktur keluarga, meliputi:

8.1. Pola komunikasi yang diterapkan dalam rumah tangga, bahasa yang biasa

digunakan untuk berkomunikasi, dan penghambat dalam berkomunikasi.

8.2. Struktur peran masing-masing anggota keluarga

Mampukah masing-masing keluarga melakukan perannya sebagai

anggota keluarga dan sejauh mana peran yang dilakukan masing-masing

anggota keluarga apakah bisa saling memberi dukungan satu sama lain.

8.3. Struktur dan kekuatan keluarga

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

48

Mampukah keluarga mengambil keputusa tentang semua masalah yang

sedang dihadapi, dan siap pengambil keputusan utama dalam keluarga.

8.4. Nilai dan norma keluarga

Seberapa besar keyakinan dalam kelurarga tentang masalah yang sedang

dihadapi sehingga keluarga dapat segera mengambil keputusan sebagai

faktor pendukung utama bagi terselesaikannya masalah kesehatan

keluarga.

9. Fungsi keluarga

Sejauh mana masing-masing anggota keluarga melaksanakan fungsinya

antara lain termasuk fungsi afektif dalam menyelesaikan masalah, fungsi

sosialisasi dalam melakukan interaksi baik sesama anggota keluarga maupun

dengan orang lain, fungsi kesehatan seperti yang dikemukakan oleh Friedman

5 KMK antara lain dalam mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat

anggota keluarga yang sakit, memelihara dan memodifikasi lingkungan dan

menggunakan sumber di masyarakat. Fungsi kesehatan keluarga juga

mengenai kebiasaan diet keluarga mempengaruhi status gizi sebagai faktor

pendukung, pola istirahat dan tidur mempengaruhi status ketahanan tubuh,

kebiasaan mengkonsumsi obat atau zat aditif mempengaruhi berhasil atau

tidaknya pengobatan, pola perawatan diri mempengaruhi proses penularan dan

hygiene seseorang, lingkungan dan riwayat kesehatan keluarga berpengaruh

dalam bertambah parah atau tidak masalah kesehatan yang dialami keluarga.

(Effendy, 1998)

10. Koping keluarga

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

49

Stresor yang muncul baik jangka pendek maupun jangka panjang serta

koping yang digunakan untuk menghadapi stresor yang muncul sehingga

dapat menimbulkan masalah yang baru dan harus segera diselesaikan

11. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Meliputi perkembangan kelurga saat ini maupun sebelumnya. TBC sering

ditemui pada anggota keluarga yang terdiri dari anak-anak terutama balita.

(Warta posyandu, 1998)

Keluarga tidak ditekankan pada riwayat keturunan karena penyakit TBC

bukan penyakit keturunan atau kongenital. (Nadesul, 1996)

Data Lingkungan

1. Karekteristik rumah

• Rumah yang lembab dan basah banyak air yang terserap di dinding

tembok dan cahaya matahari yang kurang, juga memudahkan penyakit

TBC mudah menular .

• Rumah yang sempit dan perkampungan yang padat menyebabkan berbagai

kuman mudah menjalar dari orang ke orang lain .

• Rumah dengan ventilasi yang sempit atau tidak ada akan menyebabkan

sinar matahari tidak dapat masuk dan pertukaran udara tidak dapat

berlangsung .

• Lantai yang jarang dibersihkan, banyak mengandung debu atau lembab,

tanah yang berasal dari berbagai tempat dan mengandung bakteri dan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

50

lantai yang basah merupakan sarang penyakit.(Soekidjo Notoatmodjo,

1997)

2. Karekteristik tetangga dan masyarakat :

Tempat tinggal di daerah kumuh dan perumahan yang padat atau tinggal di

daerah industri , kondisi tempat tinggal dan jalan buruk atau berdebu . Sanitasi

jalan dan rumah kotor dan tidak terawat serta tidak adanya tempat

pembuangan sampah yang layak.(Depkes RI, 2002)

3. Karekteristik Demografi

• Umur penderita TBC 15 – 60 tahun yang berasal dari golongan tenaga

kerja produktif (Suparman, Sarwono Waspadji, 1990)

• Jenis kelamin , pada wanita angka prevalensinya lebih rendah dan

peningkatanya lebih sedikit daripada laki – laki (Crofton, 1998)

• Jenis pekerjaan berat akan lebih tinggi pengaruhnya untuk terjadi kasus

TBC.

• Kelas sosial ekonomi ke bawah , tempat tinggal , kepadatan penduduk dan

tempat pelayanan kesehatan yang menimbulkan resiko TBC . (Depkes RI,

2001)

4. Fasilitas pelayanan kesehatan

Yang menjadi penghambat dalam pemanfaatan fasilitas pelayanan

kesehatan pada umumnya antara lain karena jarak rumah dengan Fasilitas

kesehatan yang sulit di jangkau. Macam sumber pelayanan yang dapat di

tempuh : Puskesmas, rumah sakit , Poliklinik tidak selalu terjangkau disemua

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

51

daerah dan masalah fasilitas transportasi : tidak tersedianya transportasi yang

memadahi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan.

2 . Menganalisa data

Dalam menganalisa data terdapat tiga norma yang perlu diperhatikan yaitu:

2.1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga meliputi:

• kesehatan fisik, mental, sosial dan perkembangan anggota keluarga

• keadaan gizi anggota keluarga

• status imunisasi anggota keluarga

• kehamilan dan keluarga berencana

2.2.. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

2.3.Karakteristik keluarga

3. Menegakkan diagnosa keperawatan

Setelah membuat perumusan dalam prioritas masalah dilakukan penegakan

diagnosa masalah. Diagnosa perawatan adalah pernyataan tentang faktor yang

mempertahankan respon / tanggapan yang tidak sehatdan menghalangi perubahan

yang diharapkan setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan keluarga

harus didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

3.1. Sifat masalah dikelompokkan sebagai berikut:

• Ancaman kesehatan

• Keadaan sakit atau kurang sehat

• Situasi krisis

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

52

3.2. Kemungkinan masalah dapat diubah

3.3. Potensi masalah dapat dicegah

3.4. Masalah yang menonjol

Masalah kesehatan yang muncul pada keluarga dngan TBC

ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan

keperawatan ada 5:

1. Ketidakmampuan kelurga dalam mengenal masalah kesehatan yang

disebabkan oleh:

• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang TBC

• Rasa takut terhadap akibatnya bila masalahnya diketahui

• Sikap dan falsafah hidupnya yang sulit dihindari seperti kebiasaan

merokok, minum minuman keras atau yang mengandung alkohol yang

berlebihan.

2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan serta dalam

melakukan tindakan yang tepat tentang TBC berhubungan dengan :

• Tidak memahami tentang beratnya sifat masalah seperti akibat lanjut yang

bisa ditimbulkan.

• Ketidakmampuan keluarga dalam memecahkan masalah karena kurangnya

pengetahuan dan sumber daya keluarga seperti ltar belakang pendidikan

dan keuangan keluarga.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

53

• Kurangnya kepercayaan terhadap petugas kesehatan dan kesalahan

informasi terhadap tinakan yang diharapkan terhadap masalah TBC.

• Ketidakmampuan keluarga memilah tindakan diantara beberapa alternatif

perawatan dan pengobatan terhadap penyakit TBC.

3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,

berhubungan dengan:

a. Tidak mengetahui keadaan penyakit TBC misa tentang sifat penyakit TBC,

penyebab dan penyebaran penyakit TBC, tanda dan gejala yang yang

menyertai penyakit TBC.

b. Rasa takut terhadap akibat dari tindakan yang berkaitan dengan sumber

Sumber yang ada keluarga misalnya : keuangan dan keluarga yang

bertanggung jawab .

c. Kekurangan pengetahuan tentang prosedur perawatan penyakit TBC.

4. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi TBC berhubungan dengan :

a. Kurangnya pengetahuan akan manfaat dan keuntungan dari pemeliharaan

lingkungan rumah .

b. Kurangnya sumber daya keluarga misalnya : keuangan , keadaan fisik

rumah yang kurang memenuhi syarat .

c. Ketidaktahuan akan pentingnya sanitasi lingkungan .

d. Kurangnya pengetahuan akan usaha pencegahan penyakit TBC.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

54

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk

pengobatan dan konsultasi tentang TBC berhubungan dengan :

a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada misaknya : posyandu,

puskesmas, dan rumah sakit .

b. Tidak memahami keuntungan dan memanfaatkan fasilitas yang ada .

c. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat .

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien TBC

dikeluarga:

1. Gangguan pertukaran gas ...................................................(Doenges, 1999)

2. Ketidakefektifan jalan napas .............................................(Carpenito, 1997)

3. Resiko terjadinya penularan. .............................................(Doengos, 1999)

4. Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan .... (Carpenito,

1997)

5. Gangguan pola tadur ........................................................ (Carpenito, 1997)

6. Resiko terjadinya komplikasi/memberatnya masalah ......(Carpenito, 1999)

Masing-masing masalah dapat dilakukan intervensi melalui pendidikan

kesehatan maupun tindakan keperawatan sebagai berikut :

Fokus Intervensi

DX. 1 Gangguan Pertukaran Gas

1. kognitif

- Memberi penyuluhan tentang pengertian, tanda gejala,

faktor pencetus dan perawatannya.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

55

- Beri tahu pada penderita untuk membatasi aktivitasnya agar

tidak terlalu capai dalam bekerja.

- Memodifikasi lingkungan seperti lantai rumah yang

berdebu, fentilasi udara kurang, rumah yang pengab dan

kotor.

2. psikomotpr

- Beri minum hangat.

- Beri minum sari jeruk dicampur dengan kecap/madu 3 kali

sehari.

- Anjurkan penderita untuk tirah baring dan membatasi

aktivitas.

- Kaji sesak nafas dan adanya peningkatan pernafasan.

3. afektif

- Rujuk penderita untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium GGA dan pemberian therapi oksigen jika

diperlukan diRumah Sakit.

DX. II Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.

Adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami suatu

ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan

sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif.

(Carpenito, 2000)

Data mayor antara lain batuk takefektif atau tidak ada batuk,

ketidakmampuan mengeluarkan sekresi jalan napas.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

56

Data minor antara lain bunyi napas abnormal, frekuensi, irama,

kedalaman pernapasan abnormal.

Intervensi :

1. afektif

- Berikan penyuluhan kesehatan tentang penyebab, tanda dan

gejala perawatan TBC.

- Memperbaiki lingkungan rumah yang kotor, pengab dan

berdebu.

2. psikomotor

- Berikan minum hangat.

- Inhalasi uap panas.

- Pemberian posisi setengah duduk.

3. afektif

- Memberikan postural drainage.

- Melatih klien untuk batuk efektif.

- Rujuk ke pelayanan kesehatan jika keluhan masih

memberat.

- Peningkatan peran serta keluarga dalam profesi darah

sekunder dan memberi dukungan moral pada penderita.

DX. III Resiko Terjadi Penularan

Intervensi :

1. kognitif

- Penyuluhan tentang bagaimana cara penularan TBC.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

57

- Pendidikan kesehatan tentang personal higiene seperti

menutup mulut saat batuk, tidak meludah di sembarang

tempat, mencuci tangan sebelum makan.

2. psikomotor

- Perbaikan sanitasi lingkungan seperti rumah harus

berventilasi, jendela selalu dibuka agar sirkulasi udara baik.

- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara makan

makanan yang bergizi dan minum vitamin seperti vit. C.

3. afektif

- Kolaborasi dengan tim kesehatan seperti tentang fisioterapi.

- Rujuk ke Poliklinik, Puskesmas, Rumah Sakit bila penyakit

TBC berlanjut.

- Menyadarkan masyarakat untuk menerima penderita TBC

dengan dukungan moral dan tidak mengasingkanya.

DX. IV Resiko Terhadap Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh.

adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami yang

tidak mengalami puasa atau berisiko mengalami penurunan berat

badan yang berhubungan dengan tidak cukupnya masukan atau

metabolisme nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Batasan karakteristik perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan meliputi data mayor seseorang yang mngalami puasa

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

58

dilaporkan atau mempunyai ketikcukupan masukan makanan,

kurang dari yang dianjurkan sehari-hari dengan atau tanpa

terjadinya penurunan berat badan dan atau kebutuhan metabolik

atau potensial pada kelebihan masukan tehadap penurunan berat

badan. (Carpenito, 1998).

Data minor meliputi berat badan kurang dari normal dan tinggi

kerangka tubuh dibawah normal, kelemasan, turgor kulit buruk,

penurunan kapasitas pengikat zat besi (Anemia). (Carpenito, 1998).

Tanda-tanda kurang gizi menurut Doenges (1999) antara lain

anoreksia, turgor kulit buruk, banyak keringat, penurunan berat

badan atau berat badan kurang dari normal.

Intervensi :

1. Kognitif

- Penyuluhan tentang pentingnya nutrisi untuk meningkatkan

daya tahan tubuh pada penderita TBC.

- Ajarkan keluarga susun menu seimbang untuk penderita

terutama diit TKTP seperti nasi, sayuran hijau, telur, ikan,

lauk dan buah – buahan.

2. Psikomotor

- Pemberian makanan yang bergizi yaitu TKTP dan buah–

buahan.

- Beri porsi makanan yang kecil tapi sering.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

59

- Pemberian vitamin seperti B– complek untuk

meningkatkan daya tahan tubuh.

3. Afektif

- Segera membawa ke pelayanan kesehatan bila diketahui

ada tanda – tanda nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh.

- Kolaborasi dengan tim ahli gizi ( bagaimana nutrisi yang

baik )

DX. V Gangguan Pola Tidur

Adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko

mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau pola istirahatnya

yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya

hidup yang diingininya. (Carpenito, 2000)

Batasan mayor: kesukaran tidur atau terus tidur

Batasan minor: keletihan waktu bangun pada pagi hari atau

sepanjang pagi, tidur sejenak sepanjang hari, agitasi, perubahan

suasana hati.

Inetervensi :

1. Kognitif

- Penyuluhan tentang pentingnya pola tidur yang sesuai

dengan kebutuhan tubuh bagi penderita TBC.

2. Psikomotor

- Memodifikasi lingkungan yang mendukung kebutuhan

tidur (ciptakan rasa nyaman)

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

60

- Jangan beraktivitas berlebihan

- Anjurkan teknik massase, distraksi sebelum tidur (Pijat

pada punggung)

- Usahakan tempat tidur yang nyaman bersih, tidak tidur di

lantai dan pisahkan dari anggota keluarga yang lain.

3. Afektif

- Batasi minum yang mengandung kafein.

- Kolaborasi dengan tim keehatan tentang efek pemakaian

obat tidur.

DX. VI Resiko Terjadi Komplikasi

1. kognitif

- Penyuluhan tentang komplikasi TBC.

- Perawatan TBC secara dini.

- Menghindarkan dari faktor penyebab TBC.

2. psikomotor

a. Perawatan dan pengobatan yang menderita TBC secara

dini.

- Jika batuk berikan obat tradisional misalnya berikan ½

sendok teh sari jeruk dengan ½ madu/kecap 3x sehari.

- Jika demam kompres pada bagian dahi/dilipatan ketiak.

- Jika sesak nafas, suruh istirahat dalam posisi ½ duduk.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

61

- Berikan minuman yang cukup (jangan air es)

- Banyak istirahat

- Beri makanan bergizi

- Hindarkan dari hawa dingin.

b. Perbaikan sanitasi lingkungan

- Buang sampah pada tempatnya.

- Jangan meludah pada tempatnya.

- Menutup dengan tisu bila batuk.

3. Afektif

Bila sakit berlanjut segera bawa ke pelayanan kesehatan agar

mendapat perawatan yang optimal.

4. Kerangka Proses pencegahan TBC

Input Proses Out put

1. Data Demografi ,umur

, jenis kelamin dan

jenis pekerjaan

2. Kebiasan sehari – hari

: makan, tidur ,

1. Mengikutsertakan

keluarga dalam

mengatasi penyakit

TBC dalam

menjalankan 5 tugas

Memandirikan klien dan

keluarga untuk

melakukan 5 tugas

keluarga di bidang

kesehatan meliputi :

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

62

aktivitas. Interaksi

sosial .

3. Faktor sosio budaya

4. Faktor lingkungan

5. Imunisasi BCG

Riwayat kesehatan

keluarga .

2. Meningkatkan peran

dalam pelaksanaan 5

tugas keluarga untuk

mengatasi masalah

penyakit TBC .

1. Mampu mengenal

masalah TBC .

2. Mampu mengambil

keputusan masalah

TBC .

3. Mampu memelihara

lingkungan rumah .

4. Mampu

menggunakan

fasilitas kesehatan

dan lingkungan

5. Mampu merawat

anggota keuarga

yang sakit

5. Perencanaan

Langkah yang dilakukan setelah menegakkan diagnosa adalah menyusun

perencanaan perawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Adapun rencana

keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat

untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan

yang telah diidentifikasikan. Membuat rencana perawatan adalah untuk:

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

63

• Memberikan perawatan yang khusus, karena dapat mempermudah

penyampaian perawatan yang tepat bdengan memperhatikan keunikan si

penerima

• Membantu mementukan prioritas masalah dengan memberikan data-data

tentang keadaan dan sifat masalah

• Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga kesehatan

yang bersangkutan

• Menjamin kesinambungan dari perawatan yang diberikan

• Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi kepada

tim kesehatan lainya tentang tindakan yang diberikan oleh perawat.

(Little and Carvenelli,cit,Effendy,1998)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan adalah:

1. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah adan kebutuhan

kesehatan mereka melalui:

• Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan

• Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut

• Mengembangkan sifat positif dari keluarga

2. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan

• Merundingkan dengan keluarga akibat-akibat bila mereka tidak

keluarga akibat dari tindakan atau kemungkinan side efek yang

mungkin timbul

3. Menumbuhkan keperawatan keluarga terhadap perawat

• Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

64

• Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan

perkembangan kepribadian para anggotanya

• Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi saling

pengertian yang mendalam

• Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam

memenuhi kebutuhan psikososial para anggotanya.

• Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang sumber yang

ada di masyarakat dan bagaimana memanfaatkannya.

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan pada

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga

a. Sumber daya keluarga

b. Tingkat pendidikan keluarga

c. Adat istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana prasarana yang ada dalam keluarga.

Beberapa hal yang merupakan faktor penyebab kegaglan dalam pelaksaan

tindakan keperawatan :

a. Kurang pengetahuan tentang kesehatan.

b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh.

c. Tidak mau menghadapi situasi

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tuberkulosis …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1...Pemeriksaan bakteriologi (Sputum) Di temukanya mycobacterium tuberkulosis dari

65

d. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat.

e. Adat istiadat yang berlaku

f. Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran

g. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan

7. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap penilaian yang menentukan apakah tujuan tercapai.

Evaluasi sangat berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujuan tidak

tercapai maka dapat dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

faktor:

a. Tujuan tidak realistis

b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat

c. Ada faktor lingkungan yang tidak diatasi