artikel bakteriologi 1 sutri

24
MAKALAH BAKTERIOLOGI 1 CEMARAN BAKTERI PADA AIR (Nomor Urut 12) OLEH : NOVI HELIANTI NIM:A10.11.04.026 PIDLIA SUTRIANI NIM:A10.11.04.032 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK

Upload: novihelianti

Post on 28-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH BAKTERIOLOGI 1

CEMARAN BAKTERI PADA AIR (Nomor Urut 12)

OLEH :

NOVI HELIANTINIM:A10.11.04.026

PIDLIA SUTRIANINIM:A10.11.04.032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

Tahun Ajaran 2011/2012

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar BelakangAir merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga

merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun.

Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam air menurut Suriawiria(1985) terdiri dari:1.Bakteri2.Fungi (jamur)3.Mikroalga4.Protozoa5.Virus

Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 300C merupakan temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri pathogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena kebanyakan bakteri memerlukan media/substrat yang tenang untuk perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).

Air sumur pada umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam tanah itu telah difiltrasi (disaring) oleh lapisan tanah yang dilewatinya, namun kebersihan air secara kasat mata belum tentu mengindikasikan terbebasnya air tersebut dari kontaminasi bakteri, kebersihan dan kontaminasi bakteri pada air sumur sangat berkaitan erat dengan lingkungan sekitar sumur. Temperature yang optimum sepanjang tahun di Indonesia ini menyebabkan air di alam terbuka selalu mengandung mikroorganisme.

Kandungan mikroorganisme dalam air alami sangat berbeda tergantung pada lokasi dan waktu. Apabila air merembes dan meresap mealalui tanah akan membawa sebagaian mikroorganisme bagian tanah yang lebih dalam. Air tanah pada umumnya paling sedikit mengandung mikroorganisme dan air tanah yang terdapat pada bagian yang dalam sekali hampir tidak mengandung mikroorganisme. Sebaliknya air permukaan sering banyak mengandung

mikroorganisme yang berasal dari tanah dan dari organisme yang terdapat di danau-danau dan sungai-sungai. Kehadiran mikroba di dalam air akan mendatangkan keuntungan dan kerugian.

II. TujuanAdapun tujuan dari penulis menulis makalah ini untuk mengetahui :1. Mikroorganisme patogen yang mengontaminasi air.2. Karakteristik dari mikroorganisme tersebut.3. Kualitas air yang baik dan buruk.4. Analisis mikrobiologi air.

III. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut :1. Mikroorganisme apa saja yang dapat mengkontaminasi air?2. Bagaimana karakteristik dari mikroorganisme tersebut?3. Apa pedoman untuk kualitas air yang baik dan buruk?4. Apa saja analisis mikrobiologi air yang dapat dilakukan terhadap cemaran bakteri pada

air?

BAB II

ISI MATERI BESERTA GAMBAR

A. Mikroorganisme Patogen yang dapat Mengkontaminasi Air

Mikroorganisme patogen dalam air dapat masuk ke dalam tubuh dengan perantaraan air minum atau infeksi pada luka yang terbuka. Mikroorganisme ini umumnya tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan keluar bersama feses, bakteri ini disebut bakteri coliform. Adanya hubungan antara tinja dengan coliform,maka bakteri ini dijadikan indikator alami kehadiran materi fekal. Artinya, jika pada suatu substrat atau benda didapatkan bakteri ini maka langsung ataupun tidak langsung.Selain itu dijelaskan pula bahwa ada kesamaan sifat dan kehidupan antara bakteri coliform dengan bakteri lain penyebab penyakit perut, tifus, paratifus, disentri dan kolera. Oleh karena itu kehadiran bakteri coliform dalam jumlah tertentu didalam sutau substrat ataupun benda, misalnya air dan bahan makanan sudah merupakan indikator kehadiran bakteri penyakit lainnya.

B. KarakteristikCiri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk ke dalam

bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 °C-37 °C.

Kelompok bakteri coliform antara lain :

1. Eschericia coli

Klasifikasi Ilmiah :

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : E. coli

Binomial name: Escherichia coli

Escherichia coli yang biasa disingkat E. coli) merupakan bakteri Gram-negatif, berbentuk batang bakteri yang umumnya ditemukan di usus organisme berdarah panas (endotermik). Kebanyakan strain E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa serotipe dapat menyebabkan keracunan makanan serius pada manusia. Selain berbahaya bakteri ini merupakan bagian dari flora normal dari usus, dan bisa menguntungkan tuan rumah mereka dengan menghasilkan vitamin K2, dan dengan mencegah pembentukan bakteri patogen dalam usus.

2. Enterrobacter aerogenes

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Enterobacter

Binomial name: Enterobacter aerogenes

Enterobacter aerogenes adalah positif Gram-negatif, oksidase negatif, katalase positif, sitrat, indol negatif, berbentuk batang bakteri. E. aerogenes adalah bakteri nosokomial dan patogen yang menyebabkan infeksi oportunistik termasuk sebagian besar jenis infeksi.

Beberapa infeksi yang disebabkan oleh E. aerogenes hasil dari perawatan antibiotik tertentu, insersi vena kateter, dan atau prosedur bedah. E. aerogenes biasanya ditemukan di saluran pencernaan manusia dan umumnya tidak menyebabkan penyakit pada orang sehat. Telah ditemukan hidup di berbagai limbah, bahan kimia higienis, dan tanah. Bakteri juga memiliki beberapa signifikansi komersial - gas hidrogen yang dihasilkan selama fermentasi telah bereksperimen dengan menggunakan molase sebagai substrat.

3. Citrobacter fruendii.

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Citrobacter

Species :C. amalonaticusC. braakiiC. farmeriC. freundiiC. gilleniiC. koseriC. murliniaeC. rodentiumC. sedlakii

C. werkmaniiC. youngae

Merupakan genus bakteri coliform gram negative dan merupaka family enterobactericeae. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah dan air. Selain itu juga biasanya ditemukan di saluran pencernaan manusia. Keberadaan bakteri coliform ini dalam air minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber.

Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian,yaitu: :a) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia.b) Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati.Bakteri E. coli memiliki kemampuan untuk memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak diketahui bahwa E. coli tersebar dalam semua individu, analisis bakterialogis terhadap air minum ditunjukkan dengan kehadiran bakteri tersebut. Walaupun adanya bakteri tersebut tidak dapat memastikan adanya bakteri patogen secara langsung, namun dari hasil yang didapat memberikan kesimpulan bahwa E. Coli dalam jumlah tertentu dalam air dapat digunakan sebagai indikator adanya bakteri yang patogen.

Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, memiliki sifat Coli, dan lebih banyak didapatkan dalam habitat tanah dan air daripada dalam usus, sehingga disebut “nonfekal” dan umumnya tidak patogen.

Pencemaran bakteri fekal tidak dikehendaki, baik dari segi estetika, sanitasi, maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Jika dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri Coli, mungkin terjadi penyakit gastroenteritis yang segera dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam blander (cystitis) dan pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.

Beberapa macam mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi air, antara lain:

1. Salmonella typhi

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Species : Salmonella thypi

Binomial name: Salmonella thypi

Adalah bakteri gram negatif berbentuk batang (basil) yang tidak begitu panjang, tidak membentuk spora namun bersifat patogen, baik pada manusia ataupun hewan, bergerak, flagel peritik, lekas mati di dalam terik matahari, tidak dapat bertahan lama di dalam perairan bebas. Bakteri ini dapat menyebabkan demam typhoid (typoid fever). Sebenarnya penyakit demam typoid dapat dipindahkan dengan perantara makanan yang terkontaminasi dan dengan kontak langsung dengan si penderita. Namun yang paling umum sebagai fakta penyebab adalah air. Air dapat terkontaminasi oleh bakteri ini karena kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi silang (Cros contaminant) antara pipa air dengan saluran air limbah.

2. Clostridium prefringens

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Clostridia

Ordo : Clostridiales

Family : Clostridiaceae

Genus : Clostridium

Species : C. perfringens

Binomial name:Clostridium perfringens

Adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang sering ditemukan dalam usus manusia, tetapi kadang-kadang juga ditemukan di luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan dan sebagainya).

3. Leptospira

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Spirochaetes

Class : Spirochaetes

Ordo : Spirochaetales

Family : Leptospiraceae

Genus : Leptospira

Species : L. alexanderi L. alstoni L. biflexa L. borgpetersenii

Merupakan bakteri berbentuk spiral dan lentur yang merupakan penyebab penyakit leptosporosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis atau penyakit hewan yang bisa berpindah ke manusia. Pada umumnya penyebaran bakteri ini adalah pada saat banjir. Bakteri Leptospira berbentuk spiral diameter 0,1 um dan panjang 5-25 um. Bersifat aerobik (memerlukan oksigen untuk bertahan hidup), motil, berfilamen, patogen, saprofit, mampu bertahan hidup di air tawar dan tempat-tempat yang lembap selama kurang lebih satu bulan. Tikus, babi, kambing, domba, anjing dan kucing merupakan pembawa leptospira.

4. Shigella dysentriae

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Shigella

Species : S. dysenteriae

Binomial name: Shigella dysenteriae

Adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini menyebabkan penyakit disentri (mejan). Spesies lain seperti S. Sonnei dan S. Paradysentriae juga menyebabkan penyakit disentri.

5. Vibrio cholera

Klasifikasi Ilmiah :

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Ordo : Vibrionales

Family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Species : V. cholerae

Binomial name: Vibrio cholerae

Adalah bakteri yang berbentuk agak melengkung, gram negatif dan monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit serta memakan banyak korban.

C. Kualitas Air

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan APHA). Kualitas air bersih di Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77.

Menurut Suriawiria (1985), kualitas tesebut menyangkut:1.Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.2.Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan dan pestisida.3.Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab penyakit), pencemar, dan penghasil toksin.

Kandungan bakteri E. Coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1968), dalam hal jumlah maksimum yang diperkenankan per 100 ml adalah 1000, air untuk kolam renang 200, dan air minum 1. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara biologis ditentukan oleh kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya. Sumur merupakan salah satu penampungan air yang utama bagi penduduk perkampungan. Dengan demikian air dalam sumur tersebut harus memenuhi syarat air yang baik untuk dikonsumsi. Agar air dalam sumur tersebut berkualitas baik maka sebaiknya jarak sumur dan septitank kurang lebih 10 meter.

Menurut Setyawati, dalam penelitianya menjelaskan bahwa kandungan bakteri yang terdapat dalam air sumur dipengaruhi oleh konstruksi sumur, aktivitas domestik sekitar sumur, cara penggunaan sumur, dan pemeliharan sumur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut konstruksi sumur paling berpengaruh terhadap kandungan bakteri di dalam air sumur.

D. Analisis Mikrobiologi Air

Permukaan air yang kelihatannya jernih dan bersih, belum tentu air tersebut bebas dari kontaminan. Bisa saja air ini terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Mikroorganisme kontaminan tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan metode-metode laboratorium. Pengujian macam-macam mikroorganisme patogen dalam air minum tidaklah praktis (langsung).

Analisis yang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi antara lain:

1. Total Count

Total count bakteri, ditentukan berdasarkan penanaman bahan dalam jumlah dan pengenceran tertentu ke dalam media yang umum untuk bakteri. Setelah diinkubasikan pada suhu kamar selama waktu maksimal 4 x 24 jam, dilakukan perhitungan koloni. Total count fungi, dilakukan dengan metode yang sama kecuali suhu inkubasi 28 ± 1oC. Pada permukaan media pertumbuhan untuk fungi ditambahkan asam laktat 3% sebelum memasukkan sampel untuk mencegah pertumbuhanbakteri.

2. Penentuan Nilai IPB (Indeks Pencemar Biologis)

Makin tinggi nilai IPB, maka makin tinggi kemungkinan deteriosasi/korosi materi di dalam sistem pabrik (logam-logam yagn mengandung Fe dan S) ataupun terhadap kemungkinan adanya kontaminasi badan air oleh organisme patogen.

3. Perhitungan Nilai Total Coliform

Coliform total ditentukan dengan teknik MPN (Most Probable Number) atau JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat) dan dengsan metode penyaring membran.

MPN merupakan metode penentuan jumlah bakteri yang tumbuh pada pengenceran beberapa seri tabung dengan tabel MPN coliform. Metode MPN ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode hitung cawan, karena lebih sensitif dan dapat mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah di dalam sampel air.

Uji kualitas Coliform terdiri dari tiga tahap, yaitu:

(1) Uji pendugaan (Presumtif Test)

Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Media yang digunakan adalah Lactose Broth (LB).

(2) Uji penegasan (Convirmatif Test)

Dalam uji penegasan ini, ditanamkan 1-2 ose dari tabung yang telah berisi medium LB yang positif yang ditandai dengan munculnya gas didalam tabung durham ke dalam media BGLB (Brilliant Green Lactose Broth), yang merupakan media selektif dan diferensial untuk bakteri coliform. Tabung di inkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 35°C. Munculnya gas dalam tabung durham memastikan adanya bakteri coliform.

(3) Uji lengkap (Completed Test)

Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora. Media yang digunakan yaitu TSIA, SIM, Mac Koncey, EMB, Endo Agar.

Menurut fardiaz, uji kualitas koliform tidak harus dilakukan secara lengkap seperti di atas. Hal ini tergantung dari berbagai faktor, seperti waktu, mutu, sampel yang diuji, biaya, tujuan analisis, dam faktor-faktor lainnya.

Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti E. coli. Metode MPN ini biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel cair, dapat pula dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba untuk sampel yang bentuknya padat, dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.Perhitungan jumlah bakteri coliform dilakukan dengan rumus :MPN mikroba = Nilai MPN X 1/pengenceran tabung di tengah.

TAMBAHAN (ARTIKEL)

Alat Pendeteksi Bakteri Terbaru

Wisconsin, Liquid Chrystal Display (LCD) yang dipakai sebagai layar ponsel memiliki fungsi lain yakni untuk mendeteksi bakteri penyebab diare. Caranya dengan mencelupkan ponsel ke air yang diduga tercemar, lalu mengamatinya di bawah mikroskop.Ketika terendam air, droplet atau butiran molekul LCD akan membentuk rantai memanjang seperti garis-garis bujur pada globe atau bola dunia. Namun jika di air ada racun yang dihasilkan oleh bakteri jahat, strukturnya akan berubah dan membentuk rantai melingkar.Racun yang disebut endotoksin ini dihasilkan oleh Escherichia coli, bakteri yang bisa ditemukan di usus dan tinja manusia. Meski bakteri ini relatif aman, namun keberadaannya bisa mengindikasikan pencamaran bakteri lain yang berbahaya seperti salmonella pemicu diare, muntaber dan bahkan tifus.Nicholas Ammott, peneliti dari University of Wisconsin mengungkap bahwa endotoksin bisa mengubah susunan rantai molekul LCD ketika keduanya saling kontak di air. Reaksi keduanya lebih mudah dideteksi daripada harus menggunakan alat mahal seperti chromatography.Kelebihan lainnya adalah, endotoksin bahkan bisa dideteksi dengan memakai LCD dalam konsentrasi 10 kali lebih kecil dibandingkan saat menggunakan teknologi lainnya. Artinya, bakteri sesedikit apapun bisa dideteksi dengan lebih akurat jika menggunakan LCD.Temuan ini mendapat pujian dari sesama peneliti, salah satunya dari Oleg Lavrentovich dari Kent State University di Ohio. Ia menilai, suatu saat temuan ini bisa dikembangkan sehingga bisa diterapkan di dunia medis dan kesehatan masyarakat pada umumnya."Hanya dengan memanfaatkan kristal cair, bakteri bisa dideteksi dalam kacar yang jauh lebih kecil," ungkap Lavrentovich seperti dikutip dari Newscientist, Jumat (20/5/2011).Kristal cair yang dimaksud Lavrentovich adalah komponen penyusun LCD, yang sangat reaktif ketika terendam dalam air. Lavrentovich yakin, kristal cair juga bisa diterapkan dalam sterilisasi berbagai jenis cairan injeksi untuk pasien di rumah sakit Wisconsin, Liquid Chrystal Display

(LCD) yang dipakai sebagai layar ponsel memiliki fungsi lain yakni untuk mendeteksi bakteri penyebab diare. Caranya dengan mencelupkan ponsel ke air yang diduga tercemar, lalu mengamatinya di bawah mikroskop.

BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil isi materi tentang Cemaran Bakteri pada Air, maka dapat disimpulkan :

1. Mikroorganisme patogen dalam air dapat masuk ke dalam tubuh dengan perantaraan air minum atau infeksi pada luka yang terbuka.

2. Indikator kualitas air didasarkan ada atau tidaknya bakteri coliform pada air tersebut. Bila tingkat bakteri coliform didalam air tersebut meningkat, berarti air tersebut berada dalam keadaan buruk atau tercemar.

3. Kelompok bakteri coliform meliputi : Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes dan Citrobacter fruendii.

4. Bakteri Coliform di terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : Coliform fekal dan Coliform non- fekal.

5. Mikroorgnisme / bakteri yang mengontaminasi air meliputi : Salmonella thyposa, Clostridium prefringens, Leptospira, Shigella dysentriae dan Vibrio cholera.

6. Kualitas air terbagi menjadi tiga, yaitu :a.Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.b.Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa ataupun

logam yang membahayakan dan pestisida.c.Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab

penyakit), pencemar, dan penghasil toksin.7. Analisis yang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi antara lain:

- Total Count yaitu penanaman bahan dalam jumlah dan pengenceran tertentu ke dalam media yang umum untuk bakteri.- Penentuan Nilai IPB (Indeks Pencemar Biologis)- MPN (Most Probable Number) yaitu perhitungan atau prosedur untuk memperkirakan

kepadatan populasi mikroorganisme hidup dalam sampel, baik itu berasal dari tanah, air atau produk agrikultur. Jadi, analisis MPN ini digunakan untuk menyatakan keberadaan sejumlah bakteri coliform.

DAFTAR PUSTAKA

wikipedia.org/wiki/Bakteri_kolifoorm wikipedia.org/wiki/ ENTEROBACTERIACEAE wikipedia.org/wiki/Citrobacter wikipedia.org/wiki/Clostridium perfringens wikipedia.org/wiki/Vibrio comm. wikipedia.org/wiki/Leptospirosis wikipedia.org/wiki/Salmonella thypi wikipedia.org/wiki/Bacteriology wikipedia.org/wiki/Shigella dysenteriae www.google.com Materi Kuliah Bakteriologi 1. Manfaat dan Kerugian Mikroorganisme. Tahun 2012.