joglo pos xpress edisi ii/tahun v/27 agustus 2015

4
EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012 1 EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015 1 Foto: Nina/Manunggal FT Ubah Sistem Kaderisasi Mulai tahun ini, Fakultas Teknik (FT) Undip memberlakukan sistem kaderisasi yang baru. Seluruh jurusan di FT kini memiliki pedoman yang sama dalam durasi pelaksanaan kaderisasi, yaitu selama 12 minggu per 6 September 2015. Keseragaman ini bertujuan menciptakan sistem kaderisasi yang lebih terkoordinasi dan membuka wadah lebih luas bagi mahasiswa baru (maba) untuk bergaul dengan mahasiswa jurusan lain se-FT. Mahasiswa baru Fakultas Teknik mengikuti serangkaian acara PKKMB di Gedung Soedarto Undip Tembalang, Rabu (26/08). Ketua pelaksana Orientasi Diponegoro Muda (ODM), Muhammad Arif Rachman, mengatakan tahun ini merupakan kali pertama FT menerap- kan sistem kaderisasi yang terintegrasi antar- jurusan. Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap jurusan memiliki jadwal kegiatan dan konsep ka- derisasi masing-masing. Sehingga maba kurang dapat mengenal mahasiswa lain yang berbeda jurusan walaupun satu fakultas. Melalui sistem kaderisasi yang baru ini, maba dari seluruh ju- rusan di FT diharapkan dapat lebih berbaur dan memiliki kekeluargaan yang lebih erat. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT, Aulia Hashemi Farisi. Sistem kaderisasi ta- hun ini tidak mengelompokkan maba berdasar- kan jurusan. Melainkan membagi seluruh maba ke dalam 74 kelompok yang terdiri dari maba berbagai jurusan di FT. Setiap kelompok akan dibimbing oleh satu kakak pembimbing untuk mengerjakan berbagai tugas selama proses ka- derisasi. Sistem kaderisasi yang baru ini juga meru- pakan bentuk antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan selama proses kaderisasi. Selama ini, tidak ada pihak yang bertanggung jawab terha- dap masalah yang timbul saat proses kaderisasi. Sehingga BEM FT merasa perlu menginisiasi pembuatan pedoman bersama yang mengatur sistem kaderisasi di FT. Pedoman ini disusun se- lama dua bulan bersama Departemen Pengem- bangan Sumber Daya Manusia dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-FT, dengan per- setujuan Pembantu Rektor (PR) III, ketua juru- san, ketua HMJ, dan ketua BEM. Sebagai Dasar Hukum yang Sama Aulia menjelaskan bahwa tahun-tahun sebe- lumnya BEM FT tidak memiliki pedoman legal tentang kaderisasi yang disepakati bersama. “Tinggal salah-salahan aja kan. Seringnya ma- hasiswa yang disalahin. Sehingga tahun lalu itu ada insiden, itu kejadiannya belum clear ada, namun itu bisa dijadikan dasar hukum untuk menghukum beberapa jurusan, itu kan bahaya,” jelas Aulia. Menurut Aulia, selama ini banyak oknum yang mengatasnamakan kaderisasi untuk per- peloncoan yang keras dan tidak punya tujuan jelas. Sistem kaderisasi yang baru diharapkan dapat menjadi dasar hukum bagi sistem kaderi- sasi. Sehingga menjadi koreksi untuk pember- lakuannya ke depan. Pemberlakuan hukuman bagi pihak yang ti- dak menaati aturan dalam pedoman pun sudah diantisipasi. Antisipasi berupa pembentukan badan pengawas yang terdiri dari Senat FT dan Dewan Pembina Mahasiswa. Pihak yang melen- ceng dari pedoman akan diberikan peringatan dan sanksi. Latihan Disiplin dari Profesional Sebagai salah satu rangkaian acara dalam ODM, BEM FT akan menyelenggarakan Di- ponegoro Youth Leadership (DYL), Minggu (30/8). Melalui DYL, maba akan belajar ber- sosialisasi dengan terjun langsung ke lima titik pemukiman warga dan berbagi hadiah berupa kukis. “Warga sekitar kampus kadang tergang- gu dengan mahasiswa yang bertingkah tidak sopan,” kata Aulia. Harapanya, maba dapat mengakrabkan diri dengan masyarakat sekitar Undip. Usai seluruh rangkaian acara ODM dan menjalani perkuliahan selama seminggu, maba akan memulai proses kaderisasi di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Akpol dipilih se- bagai lokasi pelaksanaan karena di sana maba akan mendapatkan pembinaan mental dari tena- ga profesional. Setiap jurusan dibebaskan untuk menentukan jadwal kegiatan, asalkan durasinya tidak lebih dari lima jam per minggu. “Jadi, dalam seminggu hanya lima jam. Nah, itu lima jamnya terserah. Mau dibikin setiap Senin se- jam, Selasa sejam, Rabu sejam pertemuan, atau mau langsung full lima jam di akhir pekan, yang penting maksimal seminggu lima jam,” kata Aulia. Jurusan pun dibebaskan untuk menyusun materi yang sesuai dengan kebutuhan masing- masing. Aulia mencontohkan, seperti Jurusan Arsitektur yang perlu mengasah kemampuan menggambar dan Jurusan Geologi yang butuh mengeksplor kemampuan survival di lapangan. (Kalista, Ayu, Rizko) Kunjungi kami di http://www.manunggal.undip.ac.id

Upload: lpm-manunggal-universitas-diponegoro

Post on 11-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

FT Ubah Sistem Kaderisasi | Sejuta Manfaat Hijaukan Kampus | Kekurangan Tak Jadi Halangan

TRANSCRIPT

Page 1: Joglo Pos Xpress Edisi II/Tahun V/27 Agustus 2015

EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 20121EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015 1

Foto: Nina/Manunggal

FT Ubah Sistem Kaderisasi

Mulai tahun ini, Fakultas Teknik (FT) Undip memberlakukan sistem

kaderisasi yang baru. Seluruh jurusan di FT kini memiliki pedoman yang sama dalam durasi pelaksanaan

kaderisasi, yaitu selama 12 minggu per 6 September 2015. Keseragaman

ini bertujuan menciptakan sistem kaderisasi yang lebih terkoordinasi

dan membuka wadah lebih luas bagi mahasiswa baru (maba) untuk bergaul dengan mahasiswa jurusan

lain se-FT.

Mahasiswa baru Fakultas Teknik mengikuti serangkaian acara PKKMB di Gedung Soedarto Undip Tembalang, Rabu (26/08).

Ketua pelaksana Orientasi Diponegoro Muda (ODM), Muhammad Arif Rachman, mengatakan tahun ini merupakan kali pertama FT menerap-kan sistem kaderisasi yang terintegrasi antar-jurusan. Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap jurusan memiliki jadwal kegiatan dan konsep ka-derisasi masing-masing. Sehingga maba kurang dapat mengenal mahasiswa lain yang berbeda jurusan walaupun satu fakultas. Melalui sistem kaderisasi yang baru ini, maba dari seluruh ju-rusan di FT diharapkan dapat lebih berbaur dan memiliki kekeluargaan yang lebih erat.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT, Aulia Hashemi Farisi. Sistem kaderisasi ta-hun ini tidak mengelompokkan maba berdasar-kan jurusan. Melainkan membagi seluruh maba ke dalam 74 kelompok yang terdiri dari maba berbagai jurusan di FT. Setiap kelompok akan dibimbing oleh satu kakak pembimbing untuk mengerjakan berbagai tugas selama proses ka-derisasi.

Sistem kaderisasi yang baru ini juga meru-pakan bentuk antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan selama proses kaderisasi. Selama ini, tidak ada pihak yang bertanggung jawab terha-dap masalah yang timbul saat proses kaderisasi. Sehingga BEM FT merasa perlu menginisiasi pembuatan pedoman bersama yang mengatur sistem kaderisasi di FT. Pedoman ini disusun se-lama dua bulan bersama Departemen Pengem-bangan Sumber Daya Manusia dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-FT, dengan per-setujuan Pembantu Rektor (PR) III, ketua juru-san, ketua HMJ, dan ketua BEM.

Sebagai Dasar Hukum yang SamaAulia menjelaskan bahwa tahun-tahun sebe-

lumnya BEM FT tidak memiliki pedoman legal tentang kaderisasi yang disepakati bersama. “Tinggal salah-salahan aja kan. Seringnya ma-hasiswa yang disalahin. Sehingga tahun lalu itu ada insiden, itu kejadiannya belum clear ada, namun itu bisa dijadikan dasar hukum untuk menghukum beberapa jurusan, itu kan bahaya,” jelas Aulia.

Menurut Aulia, selama ini banyak oknum yang mengatasnamakan kaderisasi untuk per-peloncoan yang keras dan tidak punya tujuan jelas. Sistem kaderisasi yang baru diharapkan dapat menjadi dasar hukum bagi sistem kaderi-sasi. Sehingga menjadi koreksi untuk pember-lakuannya ke depan.

Pemberlakuan hukuman bagi pihak yang ti-dak menaati aturan dalam pedoman pun sudah diantisipasi. Antisipasi berupa pembentukan badan pengawas yang terdiri dari Senat FT dan Dewan Pembina Mahasiswa. Pihak yang melen-ceng dari pedoman akan diberikan peringatan dan sanksi.

Latihan Disiplin dari ProfesionalSebagai salah satu rangkaian acara dalam

ODM, BEM FT akan menyelenggarakan Di-ponegoro Youth Leadership (DYL), Minggu (30/8). Melalui DYL, maba akan belajar ber-sosialisasi dengan terjun langsung ke lima titik

pemukiman warga dan berbagi hadiah berupa kukis. “Warga sekitar kampus kadang tergang-gu dengan mahasiswa yang bertingkah tidak sopan,” kata Aulia. Harapanya, maba dapat mengakrabkan diri dengan masyarakat sekitar Undip.

Usai seluruh rangkaian acara ODM dan menjalani perkuliahan selama seminggu, maba akan memulai proses kaderisasi di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Akpol dipilih se-bagai lokasi pelaksanaan karena di sana maba akan mendapatkan pembinaan mental dari tena-ga profesional. Setiap jurusan dibebaskan untuk menentukan jadwal kegiatan, asalkan durasinya tidak lebih dari lima jam per minggu. “Jadi, dalam seminggu hanya lima jam. Nah, itu lima jamnya terserah. Mau dibikin setiap Senin se-jam, Selasa sejam, Rabu sejam pertemuan, atau mau langsung full lima jam di akhir pekan, yang penting maksimal seminggu lima jam,” kata Aulia.

Jurusan pun dibebaskan untuk menyusun materi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Aulia mencontohkan, seperti Jurusan Arsitektur yang perlu mengasah kemampuan menggambar dan Jurusan Geologi yang butuh mengeksplor kemampuan survival di lapangan. (Kalista, Ayu, Rizko)

Kunjungi kami di http://www.manunggal.undip.ac.id

Page 2: Joglo Pos Xpress Edisi II/Tahun V/27 Agustus 2015

2

Apa Kata Mereka?

Gebrakan Undip Warnai PKKMB

Aku nggak setuju karena aku pernah diceritain ada yang meninggal gara-gara ospek. jadi kasihan tho. Itu kan mencoreng nama Undip juga kalau sampe kejadian kayak gitu. Tegas boleh tapi nggak berlebihan. Jangan menggunakan kekuasaan semena-mena. Kaderisasi yang diharapkan yang nggak perlu pakai marah-marah, lebih mengena kalau persaudaraan.

Farhana Aulia Rahma (S-1 Psikologi)

Penting banget karena namanya juga pengenalan universitas, fakultas, beserta UKMnya, dan pasti kakak senior itu lebih berpengalaman dari kita. Kalau aku pribadi nggak masalah dengan kaderisasi. Kaderisasi yang diharapkan pokoknya yang bebas dari perpeloncoan. Di Undip kan dilarang keras. Dengar-dengar dari senior anak Teknik itu ospeknya

keras banget. Kita sebagai cewek takut gitu. Tapi dengan dilarangnya perpeloncoan, kita jadi lega.

Sari Oktavianti (S-1 Teknik Lingkungan)

Widhi Arya Setiawan (S-1 Fisika)Perpeloncoan itu kan budaya kolonialisme barat, dari jaman penjajahan Belanda, jadi harus dihapuskan karena Indonesia sudah merdeka. Namanya perpeloncoan itu nggak baik. Tegas sih nggak papa, tapi yang namanya perpeloncoan itu kan menjurus ke arah kekerasan baik secara fisik atau mental jadi nggak diperbolehkan. Tentunya saya mengharapkan kaderisasi yang

memperkenalkan universitas secara lengkap dan menyeluruh tanpa ada kekerasan. Yang lebih bagus sih, kaderisasi yang ada materinya, tapi ada outdoornya juga. Kalau materi aja ya bosen.

Ian Niko Iswara Sihombing (S-1 Teknik Perka-palan)Setuju dengan kaderisasi karena dapat membangun mahasiswa. Karena kita kan sudah ditegasin dari SMA. Apalagi kalau waktu SMA kita udah ikut organisasi kan su-dah dibiasakan. Jadi kalau di kuliah ada sedikit per-peloncoan nggak masalah sih. Tentunya diharapkan

kaderisasi yang bisa membangun mental. Misal, kalau ada senior yang marahin junior bukan untuk menjatuhkan mental, melainkan biar juniornya makin kuat

Rektor tegaskan anti perpeloncoan selama masa orientasi dan kaderisasi. Apakah kamu setuju dengan adanya kaderisasi? Kaderisasi seperti apa yang kamu

harapkan?

Mahasiswa yang baru saja memasuki jenjang perkuliahan perlu adaptasi. Adaptasi ini diper-lukan karena ada perbedaan yang begitu signifi-kan antara atmosfer pendidikan kuliah dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah kegiatan yang dapat mempercepat adaptasi mereka, orientasi maha-siswa umpamanya.

Di Universitas Diponegoro, orientasi ma-hasiswa tersebut secara resmi disebut dengan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Maha-siswa Baru (PKKMB). PKKMB ini termaktub dan diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 25/dikti/kep/2014 tentang Panduan Umum Penge-nalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa. Na-mun, PKKMB sudah terlanjur akrab di telinga mahasiswa dengan sebutan Ospek, PMB, MOS, dan lain sebagainya.

Jika hanya dalam penyebutan nama yang berbeda dengan peraturan dan ketentuan res-

Ekspektasi Anti Perpeloncoan

minya tentu bukan menjadi masalah berarti, namun bagaimana jika pelaksanaannya pun ikut menyimpang dari yang sudah ditentukan?

Dalam keputusan Dirjen Dikti tersebut, disebutkan bahwa azas pelaksanaan pengenalan mahasiswa baru adalah azas keterbukaan, de-mokratis dan humanis (Bab III). Dalam putusan tersebut sudah jelas bahwa PKKMB seharusnya tidak akan merugikan sasarannya. Dalih apapun seharusnya tidak dapat dibenarkan untuk dapat melakukan tindakan yang merugikan atau yang biasa disebut dengan perpeloncoan kepada ma-hasiswa baru.

Namun, peraturan tentang perpeloncoan masih dirasa membingungkan dan menghambat kegiatan pendidikan karakter. Hal itu dikarena-kan tidak adanya indikator untuk memastikan kegiatan tersebut termasuk perpeloncoan atau bukan.

Untuk Undip sendiri, Prof. Yos yang me-nyebutkan bahwa kegiatan PKKMB tidak boleh dilaksanakan lebih dari dua bulan. Ini membuat

kata perpeloncoan menjadi semakin multi tafsir. Pasalnya tidak memberikan definisi yang jelas tentang contoh-contoh tindakan yang termasuk perpeloncoan. Sehingga panitia PKKMB di se-tiap jurusan dituntut untuk dapat memutar otak agar kegiatannya tidak termasuk dalam kegiatan perpeloncoan.

Berhasil atau tidaknya mewujudkan slogan “Undip Bebas Perpeloncoan” tergantung pada panitia yang menyelenggarakan. Panitia dituntut tidak berkutat dalam budaya kaderisasi klasik turun-temurun yang sebenarnya tidak ada per-bedaan yang berarti dalam setiap pelaksanaan-nya. Jadi, sejauh manakah panitia berkomitmen mewujudkan slogan tersebut. Atau slogan bakal jadi slogan belaka tanpa wujud nyata.

*)Mahasiswa D-3 Desain Arsitektur Univer-sitas Diponegoro

Oleh : Adi Nur Rokhim*

Awal tahun ajaran 2015/2016 ini, banyak terjadi gebrakan di Universitas Diponegoro. Kaderi-sasi Fakultas Teknik (FT) misalnya. Joglo Pos Xpress kali ini membahas perubahan sistem kaderisasi FT yang kini terintegrasi satu sama lain. Selama ini, sistem kaderisasi FT terkesan kurang rapih karena tidak adanya penanggung-jawab baik dari fakultas maupun universitas. Dengan adanya aturan yang disepakati bersama tersebut, harapannya sistem kaderisasi FT yang menyasar mahasiswa baru lebih tertata.

Selain itu, semangat go green tetap ditunjuk-kan oleh beberapa fakultas di Undip. ODM ta-hun ini tidak mewajibkan mahasiswa membawa bibit pohon. Gerakan go green tersebut termasuk ke dalam agenda PKKMB fakultas. Namun, re-daksi menemukan konsep go green yang diter-apkan dalam berbagai bentuk yang berbeda oleh beberapa fakultas.

Tidak hanya itu, tim Joglo Pos Xpress mengulik tentang mahasiswa-mahasiswa unik yang diterima undip tahun ini. Tidak hanya menerima siswa

berprestasi, tahun ini undip menerima dua orang mahasiswa penyandang disabilitas. Sejauh mana Undip memfasilitasi dan membantu mahasiswa tersebut? Semua orang berhak menempuh pendidikan dengan layak. Semoga ungkapan tersebut tidak hanya sekadar angan.

Foto

: Nin

a da

n Fi

ra/M

anun

ggal

Salam dari Joglo

EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015

Page 3: Joglo Pos Xpress Edisi II/Tahun V/27 Agustus 2015

3

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Penasihat: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, DEA., Dr. Darsono, S.E., MBA., Akt., Dr. Budi Setiyono, S.Sos., M. Pol. Admin., Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc., Dr. Adi Nugroho Pemimpin Umum: M. Irzal Adiakurnia Sekretaris Umum: Zulfa Ayu A. Pemimpin Redaksi: Klaudia Molasiarani S. Pemimpin Litbang: Anisah Novitarani. Pemimpin Perusahaan: Mizan Ikhlasul R. Sekretaris Redaksi: Faiz B. Marwan Redaktur Pelaksana: Nigitha Joszy Staf Redaksi: M. Fajrin Ardhi P., Putri Rachmawati, Annisa Dyah P, Astrid Nurhasanah Redaktur Fotografi: Agung Prasetyo Staf Fotografi: Haqqi llmnuar, Hayyina Hilal H. Redaktur Artistik: Rosyida Noor A Staf Artistik: Destri Dela, Faqih Sulthan, Sholihatun Nissa. Manajer Rumah Tangga: Indraswari Nur I. Manajer Produksi Distribusi dan Iklan: Rachmat Saleh Staf Produksi Distribusi dan Iklan: Annisa Tiara L, M. Shaleh A.

Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas DiponegoroJln. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 Email: [email protected]

Website: www.manunggal.undip.ac.id

EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015

Masukkan agenda Anda lewat twitter: @LPM_ManunggalBreak

PAGI, itulah tema yang diusung oleh BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FI-SIP) Undip dalam program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK-KMB) tahun ini. PAGI merupakan akronim dari Persahabatan, Apresiasi, Gembira, dan Integritas. Tema tersebut bertujuan untuk mengakrabkan mahasiswa baru dengan ling-kungan FISIP. Sehingga terjalin persahabatan antarsesama mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen.

Rangkaian kegiatan PKKMB terse-but terdiri atas pengenalan fakultas, seperti sistem akademik dan Intra FISIP yang disam-paikan oleh pihak fakultas pada tanggal 26-27 Agustus. Dilanjutkan dengan pendidikan karakter yang akan dilaksanakan pada tang-gal 28-29 Agustus. Kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru terhadap lingkungan FISIP tersebut diakhiri dengan gerakan FISIP Go Green dan inagurasi pada tanggal 30 Agustus.

Gerakan FISIP Go Green ini terdiri dari kegiatan bersih-bersih lingkungan FISIP. Selain itu, seluruh mahasiswa baru, BEM,

Senat, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), maupun para dosen di FISIP dianjurkan un-tuk membawa tanaman hias. Tanaman hias alam pot itu nantinya akan diletakan di be-berapa titik fakultas.

Pihak BEM berharap dengan adanya gerakan FISIP Go Green mahasiswa baru dapat lebih mengenal lingkungan FISIP. “Hal ini merupakan satu langkah awal agar mahasiswa baru FISIP bisa mencintai Undip dengan cara mengenal fakultas tempat mereka belajar,” ujar Kartiko Bramantyo, ketua pelaksana PKKMB FISIP.

Tidak hanya FISIP, gerakan go green juga diusung beberapa fakultas di Undip, seperti Fakultas Psiokologi (FPsi), Fakultas Peter-nakan dan Pertanian (FPP), dan Fakultas Sains Matematika (FSM).

Fakultas Psikologi mewajibkan maha-siswa baru untuk membawa tanaman lidah mertua atau bunga sepatu. Hal tersebut ber-tujuan untuk konservasi kampus sekaligus mengenalkan jenis-jenis tanaman kepada ma-hasiswa baru. Mahasiswa baru akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

20 orang. Namun, ketua panitia PKKMB FPsi, Elsa Fairuza Putri, ungkapkan bahwa tanggal penanaman belum bisa dipastikan. Hal itu dikarenakan belum diberi tahu dari Unit Pemeliharaan Aset (UPA) bagian sarana dan prasarana selaku penanggung jawab tek-nis kegiatan penanaman.

Aksi go green juga dilakukan oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP). Pihak fakultas mengimbau agar mahasiswa baru membeli tanaman seharga tidak lebih dari 20 ribu rupiah. Sebenarnya, mahasiswa baru tidak wajib untuk membawa tanaman, hanya anjuran. Hal tersebut sebagai wujud kecintaan terhadap lingkungan dan pengena-lan tanaman-tanaman. Karena FPP tentunya setiap harinya akan mempelajari tanaman.

Gerakan go green juga bisa dijadikan sebagai wujud gerakan Aku Cinta Undip. “Kami tidak memerintahkan tapi silakan berpikir, ketika ‘Aku Cinta Undip’ itu dalam bentuk apa sih? Jadi mereka mau membawa tanaman silakan, mau membawa burung si-lakan. Kami tidak memerintahkan apapun. Silakan ekspresikan kecintaan kamu terhadap Undip dan terhadap konservasi,“ tutur Sutopo, Pembantu Dekan III FPP.

Pengelolaan tanaman yang dibawa oleh mahasiswa baru pun juga telah dipersiapkan. Laboran (teknisi) FPP, siap untuk mengelola tanaman-tanaman yang akan dibawa oleh mahasiswa baru. Selama dua bulan, setiap hari Sabtu dan Minggu, laboran akan menyiram tanaman yang dibawa oleh mahasiswa baru. Selain itu, mahasiswa pecinta alam dan HMJ juga dianjurkan untuk menyiram tanaman se-tiap harinya.

Gerakan go green menjadi pembeda dari program PKKMB 2015/2016 FSM tahun-tahun sebelumnya. Namun, Yunus Saepudin selaku ketua panitia PKKMB FSM 2015/2016 ungkap-kan bahwa gerakan go green tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. “Untuk saat ini program go green belum bisa dilaksanakan karena terkendala oleh musim kemarau.” Kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman pohon menyebabkan penundaan pelaksanaan kegiatan tersebut. “Aksi go green akan dilaksanakan oleh ma-hasiswa baru jika kondisi sudah memung-kinkan,” tutup Yunus akhiri pembicaraan dengan Tim JoP Xpress. (Fira, Kiki, Lilis, Mei)

Sejuta Manfaat Hijaukan KampusIlustrasi: Faqih/Manunggal

Page 4: Joglo Pos Xpress Edisi II/Tahun V/27 Agustus 2015

EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012 4

Bang Jo

4

SorotanKekurangan Tak Jadi Halangan

Rabu (26/8), Gedung Soedarto SH Undip terlihat lebih ramai dari biasanya, bukan karena

adanya prosesi wisuda, melainkan karena ramainya para mahasiswa

berpakaian putih-hitam yang tampak memenuhi ruangan. Sesekali, jargon ”teknik jaya!” menggema di ruangan

yang kala itu dipenuhi sekitar 2.500 mahasiswa baru. Keadaan

tersebut semakin menghangatkan suasana dan semangat pada acara

Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas Teknik (FT) 2015.Begitupun yang dirasakan oleh Sayoga Pradana,

mahasiswa penyandang disabilitas yang baru saja diterima di Undip

periode 2015/2016.

Oleh: Putri Rachmawati, Ma’ruf Hidayat, Intan Dwi A, dan Gina

Mardani C.

Sama seperti mahasiswa lain, tak ada yang ter-lihat berbeda pada diri Sayoga Pradana, maha-siswa Jurusan Teknik Arsitektur Undip. Laki-laki asal Ungaran, Kabupaten Semarang itu duduk membaur bersama mahasiswa baru FT lain. Yoga merupakan salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas yang memiliki gangguan pendengaran dan bicara. Namun, hal itu tidak lantas membuatnya minder.

Semangat tinggi dari seorang Sayoga ingin dia tularkan kepada orang lain yang juga menyandang disabilitas seperti dirinya. Dia ingin agar orang lain percaya bahwa pendidikan umum dapat ditempuh oleh siapa saja, tanpa memandang kekurangan dalam diri orang tersebut. “Jangan gampang minder,” ungkapnya ketika ditemui Tim Joglo Pos Xpress saat jeda rangkaian ke-giatan PMB FT, Rabu (26/8) di Gedung Soed-arto. Dia juga mengungkapkan, semangatnya itu tak lepas dari dukungan teman-temannya ketika duduk di bangku sekolah.

Dibalik semangatnya yang tinggi, Yoga juga mengungkapkan bahwa dirinya masih merasa kesulitan selama mengikuti permulaan PMB. “Saya merasa ketinggalan info-info terbaru saat pertama meet up acara ini (PMB fakultas),” ungkap mahasiswa yang diterima Undip melalui jalur mandiri tersebut.

Lain Yoga, lain pula Verawati. Mahasiswi asal Purbalingga yang diterima Undip melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini sedang menanti pengumu-man penerima beasiswa Bidik Misi yang telah dia ajukan. “Ayah saya bekerja sebagai pengumpul air nira sejak saya SD sampai SMP. Setelah saya masuk SMA, ayah beralih pekerjaan sebagai buruh bangunan di Kalimantan,” ungkap maha-siswi jurusan S1 Ilmu Keperawatan.

Ketika SMA, Vera yang berasal dari Desa Sindang, Kecamatan Mrebet, Purbalingga ini

harus tinggal bersama saudaranya di kota. Hal itu dikarenakan letak sekolahnya yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Mahasiswi kelahi-ran 19 September 1998 ini berharap, pengajuan beasiswa Bidik Misinya dapat dikabulkan serta studinya di universitas berjalan lancar. “Semoga Bidik Misinya diterima, kuliahnya bisa selesai cepat dan dengan hasil memuaskan,” ungkap lulusan MAN Purbalingga tersebut.

Tidak hanya Vera, Undip ternyata masih punya mahasiswa berprestasi lain. Florence Kharisma adalah mahasiswi baru yang diterima melalui jalur prestasi SBMPTN. Mahasiswi baru Jurusan Teknik Kimia ini menuturkan, se-belum diterima melalui jalur prestasi SBMPTN, dia sempat mendaftarkan diri melalui jalur SNMPTN. “Saya coba mendaftar lewat jalur SNMPTN, tetapi tidak diterima, saya pun nyoba jalur SBMPTN sama ngajuin ke rektorat buat prestasi yang saya dapat dari basket. Akhirnya, saya diterima melalui jalur SBMPTN dan me-lalui jalur prestasi juga,” ujar gadis kelahiran Semarang, 10 Oktober 1997 itu.

Sambil menyelam minum air, mungkin itu adalah peribahasa yang tepat untuk menggam-barkan sosok Florence Kharisma. Kegemaran-nya bermain basket membuatnya mendapat beasiswa penuh saat SMP hingga SMA. Begitu pula saat di perkuliahan, dia juga mendapatkan beasiswa prestasi dari keahliannya bermain bas-ket.

Florence juga telah memperoleh banyak penghargaan, di antaranya memenangkan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) berkali-kali, mengikuti Timnas 7 tahun ASBC Chdiang Mai, Thailand, Timnas 6 tahun ASG Marikina City, Filipina, dan sekarang dia tengah mempersiap-kan diri untuk berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat tahun depan. Florence juga bercita-cita membawa nama Undip ke kancah

internasional melalui basket. Mahasiswa yang mengidolakan Kyrie

Irving dan Stephen Curry ini percaya bahwa banyak cara untuk menggapai cita-cita. “Banyak jalan buat menggapai cita-cita, jangan berhenti kalau ada hambatan, dan terus panjat dinding yang menghalangi,” ujar Florence menutup perbincangan dengan Tim Joglo Pos Xpress.

Ilustrasi: Faqih/Manunggal

FT Ubah Sistem KaderisasiSemoga berubah lebih baik, bukan seba-liknya.Sejuta Manfaat Hijaukan KampusWah, bakal nggak panas lagi.

Kekurangan Tak Jadi HalanganSepakat! Harus! Semangat!

EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015

Tidak semua orang bisa menjadi mahasiswa,

tetapi mahasiswa bisa berasal dari siapa saja.