joglo pos edisi iv/ tahun xiv/ 30 juni - 14 juli 2014

4
Agung/Manunggal Banding UKT Ditiadakan Besaran Biaya Kuliah Tunggal (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Diploma III (D III) Undip tahun 2014 sudah ditetapkan. Hal tersebut diatur dalam Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro Nomor: 472/UN7. P/HK/2014. Berbeda dengan tahun lalu, kini mahasiswa tidak bisa mengajukan banding UKT. Mahasiswa membaca lampiran Keputusan Rektor Undip Nomor: 472/UN7.P/HK/2014 tentang penetapan besaran Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Jumat (13/6). Interval UKT tahun 2014 ada tujuh, maka banding UKT ditiadakan. DALAM SK Rektor tertanggal 28 April 2014 tersebut, tertulis perbedaan BKT dan UKT. BKT merupakan keseluruhan biaya operasio- nal yang harus dibayarkan per mahasiswa per semester pada program studi. Sedangkan, UKT adalah sebagian BKT yang harus dibayarkan tiap mahasiswa pada awal semester. Penentuan golongan UKT ditetapkan berdasarkan kemampuan ekonomi maha- siswa. Dalam UKT, terdapat mekanisme subsidi silang. “Wajar, kalau mahasiswa yang mampu secara biaya memberikan subsidi ke- pada mahasiswa yang kurang mampu, bahkan tidak mampu,” kata Rektor Undip, Prof Su- dharto P. Hadi. Tahun ini, banding UKT ditiadakan. Sebagai gantinya, UKT yang semula hanya dibedakan ke dalam lima golongan, tahun ini dibedakan ke dalam tujuh golongan. Tiap golongan memiliki interval dengan kisaran satu juta rupiah. Lebih lanjut, Prof Dharto menjelas- kan, penentuan golongan UKT ditetapkan saat mahasiswa melakukan registrasi online. Mahasiswa yang merasa mampu, tidak perlu mengirim berkas dan secara otomatis terdaf- tar pada golongan tertinggi, yakni golongan tujuh. Sementara itu, bagi mahasiswa yang keberatan, dapat mengirimkan berkas ke dekanat masing-masing. “Kalau memang mereka itu benar-benar miskin, akan kita perhatikan. Banyak orang- orang yang sesungguhnya mampu, tapi meng- aku miskin. Itu yang merepotkan kita, se- hingga melelahkan. Sesungguhnya, itu tidak patut,” ujar Prof Dharto. Kejelasan Golongan UKT Jalur masuk universitas menjadi awal penentuan golongan UKT bagi tiap maha- siswa. Mahasiswa yang masuk melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Nasional (SBMPTN) dapat memilih golongan satu hingga tujuh. Sedangkan, mahasiswa yang masuk melalui jalur Ujian Mandiri (UM) hanya diperbolehkan masuk golongan empat hingga tujuh. Tahun ini, penentuan golongan UKT per mahasiswa berada di pihak fakultas. Mereka yang akan menyeleksi berkas pengajuan ke- ringanan golongan UKT. “Koordinasi antara rektorat dan fakultas lebih baik dari tahun lalu,” ujar Ketua Komisi I Senat Keluarga Mahasiswa Undip, Setiyowati. Di sisi lain, Kesejahteraan Mahasiswa Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Undip, Aulia Pramesadha Adrian me- ngatakan, masalah standardisasi golongan UKT belum jelas. Menurutnya, kelemahan UKT adalah masalah penyeleksian berkas. BEM KM belum mengetahui standardisasi yang diberikan rektorat untuk masing-masing golongan. Dituturkan, ada kemungkinan banyak mahasiswa yang tidak terima dengan pene- tapan golongan UKT yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, BEM KM akan memantau hal tersebut. Tidak sampai di situ, BEM KM juga akan membuka posko dan membantu mencari solusi serta melakukan audiensi de- ngan pihak terkait. Selain itu, Aulia menilai, transparansi UKT masih kurang. Dia menjelaskan, pihak rektorat menyebutkan kegunaan UKT untuk praktikum, Kuliah Kerja Lapangan, Kuliah Kerja Nyata, bahkan wisuda. Namun, BEM belum mendapatkan rincian datanya. Senada dengan Aulia, Menteri Kese- jahteraan Mahasiswa BEM Fakultas Hukum, Rosiful Amirudin, menyangsikan seleksi ber- kas sebagai penentu golongan UKT per ma- hasiswa. “Menjadi rancu saat penggolongan UKT berdasarkan berkas. Tidak ada yang menjamin berkas itu dimanipulasi atau tidak, meski ada sanksinya,” katanya. Rosiful berpendapat, hal tersebut dapat dihindari jika rektorat menerjunkan tim sur- vei yang ditugaskan untuk melihat keadaan calon mahasiswa secara langsung. Menurut- nya, hal tersebut dapat menimimalisasi ada- nya celah yang memungkinkan mahasiswa yang sebenarnya layak mendapat keringanan UKT, tapi tidak mendapatkannya. (Faiz dan Joszy) Download juga versi PDF di http://www.manunggal.undip.ac.id EDISI IV/ TAHUN XIV/ 30 Juni - 14 Juli 2014 1 GRATIS! Diproduksi oleh UPT Humas Undip Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang, Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kampus, dan Kantor Redaksi LPM Manunggal.

Upload: lpm-manunggal-universitas-diponegoro

Post on 23-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Joglo Pos LPM Manunggal

TRANSCRIPT

  • Agung/Manunggal

    Banding UKT DitiadakanBesaran Biaya Kuliah Tunggal

    (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa Program

    Sarjana (S1) dan Diploma III (D III) Undip tahun 2014

    sudah ditetapkan. Hal tersebut diatur dalam Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro

    Nomor: 472/UN7. P/HK/2014. Berbeda dengan tahun lalu, kini mahasiswa tidak bisa mengajukan banding UKT.

    Mahasiswa membaca lampiran Keputusan Rektor Undip Nomor: 472/UN7.P/HK/2014 tentang penetapan besaran Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Jumat (13/6). Interval UKT tahun 2014 ada tujuh, maka banding UKT ditiadakan.

    DALAM SK Rektor tertanggal 28 April 2014 tersebut, tertulis perbedaan BKT dan UKT. BKT merupakan keseluruhan biaya operasio-nal yang harus dibayarkan per mahasiswa per semester pada program studi. Sedangkan, UKT adalah sebagian BKT yang harus dibayarkan tiap mahasiswa pada awal semester.

    Penentuan golongan UKT ditetapkan berdasarkan kemampuan ekonomi maha-siswa. Dalam UKT, terdapat mekanisme subsidi silang. Wajar, kalau mahasiswa yang mampu secara biaya memberikan subsidi ke-pada mahasiswa yang kurang mampu, bahkan tidak mampu, kata Rektor Undip, Prof Su-dharto P. Hadi.

    Tahun ini, banding UKT ditiadakan. Sebagai gantinya, UKT yang semula hanya dibedakan ke dalam lima golongan, tahun ini dibedakan ke dalam tujuh golongan. Tiap golongan memiliki interval dengan kisaran satu juta rupiah.

    Lebih lanjut, Prof Dharto menjelas-kan, penentuan golongan UKT ditetapkan saat mahasiswa melakukan registrasi online. Mahasiswa yang merasa mampu, tidak perlu mengirim berkas dan secara otomatis terdaf-tar pada golongan tertinggi, yakni golongan tujuh. Sementara itu, bagi mahasiswa yang keberatan, dapat mengirimkan berkas ke dekanat masing-masing.

    Kalau memang mereka itu benar-benar miskin, akan kita perhatikan. Banyak orang-orang yang sesungguhnya mampu, tapi meng-aku miskin. Itu yang merepotkan kita, se-hingga melelahkan. Sesungguhnya, itu tidak patut, ujar Prof Dharto.

    Kejelasan Golongan UKTJalur masuk universitas menjadi awal

    penentuan golongan UKT bagi tiap maha-siswa. Mahasiswa yang masuk melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Nasional (SBMPTN) dapat memilih golongan satu hingga tujuh. Sedangkan, mahasiswa yang masuk melalui jalur Ujian Mandiri (UM) hanya diperbolehkan masuk golongan empat hingga tujuh.

    Tahun ini, penentuan golongan UKT per mahasiswa berada di pihak fakultas. Mereka yang akan menyeleksi berkas pengajuan ke-ringanan golongan UKT. Koordinasi antara rektorat dan fakultas lebih baik dari tahun lalu, ujar Ketua Komisi I Senat Keluarga Mahasiswa Undip, Setiyowati.

    Di sisi lain, Kesejahteraan Mahasiswa Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Undip, Aulia Pramesadha Adrian me-ngatakan, masalah standardisasi golongan UKT belum jelas. Menurutnya, kelemahan UKT adalah masalah penyeleksian berkas. BEM KM belum mengetahui standardisasi yang diberikan rektorat untuk masing-masing golongan.

    Dituturkan, ada kemungkinan banyak mahasiswa yang tidak terima dengan pene-tapan golongan UKT yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, BEM KM akan memantau

    hal tersebut. Tidak sampai di situ, BEM KM juga akan membuka posko dan membantu mencari solusi serta melakukan audiensi de-ngan pihak terkait.

    Selain itu, Aulia menilai, transparansi UKT masih kurang. Dia menjelaskan, pihak rektorat menyebutkan kegunaan UKT untuk praktikum, Kuliah Kerja Lapangan, Kuliah Kerja Nyata, bahkan wisuda. Namun, BEM belum mendapatkan rincian datanya.

    Senada dengan Aulia, Menteri Kese-jahteraan Mahasiswa BEM Fakultas Hukum, Rosiful Amirudin, menyangsikan seleksi ber-kas sebagai penentu golongan UKT per ma-hasiswa. Menjadi rancu saat penggolongan UKT berdasarkan berkas. Tidak ada yang menjamin berkas itu dimanipulasi atau tidak, meski ada sanksinya, katanya.

    Rosiful berpendapat, hal tersebut dapat dihindari jika rektorat menerjunkan tim sur-vei yang ditugaskan untuk melihat keadaan calon mahasiswa secara langsung. Menurut-nya, hal tersebut dapat menimimalisasi ada-nya celah yang memungkinkan mahasiswa yang sebenarnya layak mendapat keringanan UKT, tapi tidak mendapatkannya. (Faiz dan Joszy)

    Download juga versi PDF di http://www.manunggal.undip.ac.id

    EDISI IV/ TAHUN XIV/ 30 Juni - 14 Juli 2014 1

    GRATIS!Diproduksi oleh UPT Humas Undip

    Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang, Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kampus, dan Kantor Redaksi LPM Manunggal.

  • Petugas kebersihan melakukan perawatan rutin bus kampus Undip, Jumat (13/6). Undip memiliki lima armada bus kampus yang bisa dipinjam mahasiswa. Peminjam hanya perlu membayar biaya operasional bahan bakar dan upah sopir.

    2

    Salam dari Joglo

    Bus Kampus Bisa Dipinjam

    Sejatinya, Undip sudah memiliki bus kampus jauh

    sebelum kampus Undip pindah ke Tembalang. Namun, banyak mahasiswa yang tidak mengetahui cara peminjaman

    bus tersebut.

    EDISI IV/ TAHUN XIV/ 30 Juni - 14 Juli 2014

    Agung/Manunggal

    SEJAK kampus Undip pindah ke Tembalang, garasi dan bengkel bus kampus ikut pindah ke kampus Tembalang, tepatnya di belakang Gedung Rektorat. Pengelolaannya dilakukan Bagian Rumah Tangga Rektorat.

    Menurut Kepala Bagian Tata Usaha, Rumah Tangga, dan Tata Laksana (Kabag Tarkum) Rektorat, Edy Surahmad, adanya bus kampus menjadi sarana yang dapat digu-nakan untuk kepentingan sivitas akademika. Selain itu, bus kampus juga menjadi sarana pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi dosen dan mahasiswa.

    Armada bus kampus ada lima. Bank Mandiri menyumbang dua bus, dari Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) masing-masing satu bus, pre-siden memberi satu bus, tuturnya.

    Koordinator bengkel, Pujono, menye-butkan fasilitas yang terdapat pada bus sum-bangan Bank Mandiri dan BNI adalah Air Conditioner (AC), Compact Disk, dan kursi yang menampung sekitar 30 penumpang. Sedangkan bus bantuan BTN dan presiden adalah bus non-AC.

    Mekanisme PeminjamanMahasiswa dapat mengajukan surat pe-

    minjaman bus kampus yang disetujui Dekan atau Pembantu Dekan II, lalu disampaikan ke Pembantu Rektor II. Selanjutnya, peminjam wajib lapor pada Kabag Tarkum. Selain itu, peminjam juga harus berkoordinasi dengan koordinator bengkel terkait jadwal penggu-

    naan bus. Tidak ada biaya sewa untuk memin-

    jam bus kampus. Namun, peminjam harus menanggung biaya pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi. Hal tersebut di-karenakan bus kampus merupakan kendaraan plat nomor merah yang mendapat biaya ope-rasional BBM terbatas dari pemerintah. De-ngan demikian, biaya peminjaman tergantung pada harga BBM.

    Bus kampus dikemudikan sopir yang jumlahnya terbatas dan tidak melayani umum. Para pejabat kampus dapat meminta bantuan sopir sewaktu-waktu. Namun, tidak menutup kemungkinan bila mahasiswa hen-dak menggunakan jasa sopir. Sebagai kon-sekuensinya, mahasiswa menanggung upah dan uang makan sopir.

    Jika dibandingkan dengan meminjam bus dari luar, biaya yang dikeluarkan relatif

    sama. Mungkin perbedaannya sedikit, kare-na bus luar berplat nomor kuning yang diisi BBM bersubsidi, ujar Koordinator Kenda-raan, Bayu.

    Di sisi lain, mahasiswa Jurusan Pe-ternakan Fakultas Pertanian dan Peter-nakan Angkatan 2010, Setiyowati, menilai keberadaan bus kampus sangat membantu meski biaya peminjamannya terbilang sama dengan bus milik swasta.

    Sebenarnya, keberadaan bus ini sangat membantu mahasiswa yang akan berkegiatan untuk kepentingan akademik di luar kota, seperti Senat Mahasiswa atau organisasi ma-hasiswa lainnya. Namun, sejak aturan peme-rintah tentang penggunaan BBM non-subsidi terbit, biaya peminjaman bus kampus tidak ada bedanya dengan biaya peminjaman bus di luar, katanya. (Jozy dan Anis)

    UNDIP kembali menerima mahasiswa baru melalui berbagai jalur. Kehadiran mahasiswa baru juga diikuti dengan penetapan golongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mereka. Hal tersebut telah berlangsung sejak 2013.

    Dikeluarkannya Surat Keputusan Rek-tor Universitas Diponegoro Nomor: 472/UN7. P/HK/2014 oleh rektor menjadi dasar pembeda dalam penerapan UKT ke maha-siswa. Tahun ini, mahasiswa tidak dapat mengajukan banding UKT.

    Di sisi lain, pihak Badan Eksekutif Ma-hasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Undip menyatakan, kelemahan UKT adalah masalah penyeleksian berkas. Tidak ada yang menjamin berkas itu dimanipulasi atau tidak.

    Beralih ke isu lainnya, untuk menunjang penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Un-dip menyediakan fasilitas bus kampus. Dua dari lima bus tersebut berasal dari sumbang-an Bank Mandiri. Sedangkan tiga bus lainnya merupakan pemberian dari Presiden RI, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).

    Mahasiswa dapat memanfaatkan fasili-tas bus kampus tersebut untuk kepentingan akademik. Persyaratan peminjaman adalah menyertakan surat pengajuan peminjaman dari Pembantu Dekan II, lalu disampaikan ke Pembantu Rektor II. Selanjutnya, pemin-jam wajib lapor pada Kabag Tarkum. Selain itu, biaya pemakaian Bahan Bakar Minyak

    (BBM) non-subsidi dan upah sopir ditang-gung peminjam.

    Dalam rubrik Sorotan, Tim Joglo Pos mengulas rancangan mobil hemat energi An-tawirya yang digawangi Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Diperkirakan, pada September mendatang, mobil rancangan Tim Antawirya sudah jadi dan bisa diuji jalan.

    Peniadaan banding UKT, bus kampus yang bisa dipinjam, rancangan mobil hemat energi Antawirya menjadi persembahan Tim Joglo Pos untuk para pembaca pada edisi ini. Kami berharap, suguhan informasi tersebut dapat menambah wawasan dan memotivasi pembaca untuk terus berprestasi. (Redaksi)

    Terus Berprestasi

  • Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof Drs. Sudharto P. Hadi, MES., Ph.D. Penasehat: Prof. Dr. dr. Hertanto W. Subagio, M.S., Sp.GK., Dr. Mohammad Chabachib, M.Si, Akt, Drs. Warsito, S.U., Prof. dr. Sultana, Ph.D., Dr Adi Nugroho, Rini Handayaningsih Pemimpin Umum: Dila Naharikra W. Sekretaris Umum: Indraswari Nur I. Pemimpin Redaksi: Nur Ainina R. Pemimpin Litbang: Zulfa Ayu A. Pemimpin Perusahaan: Fikri Maulana Sekretaris Redaksi: M. Iqbal T. Redaktur Pelaksana: Shela Kusumaningtyas Staf Redaksi: Anisah Novitarani, Faiz Balya M., Nigitha Joszy Redaktur Fotografi: Fadhila K..Staf Fotografi: Sekardwita R., Agung P. Redaktur Artistik: Febrianna Chadijah Staf Artistik: Rachmat Saleh, Rosyida Noor A. Manajer Rumah Tangga: Regita Andriani Manajer Produksi dan Distribusi: Rodhiyah Nur A. Produksi dan Distribusi: Dewi Komala Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM)

    Joglo Universitas Diponegoro Jln. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 Email: [email protected] Website: www.manunggal.undip.ac.id

    Masukkan agenda anda lewat twitter: @LPM_Manunggal

    3

    Break

    EDISI IV/ TAHUN XIV/ 30 Juni - 14 Juli 2014

    Agenda

    1. Jalanan Undip sekarang macet. Undip kapan mau memfasilitasi angkutan untuk mobilitas mahasiswa ke kampus tanpa macet? (085727053xxx)

    2. Fasilitas peminjaman sepeda sekarang kok tidak ada? Dulu, prosedurnya juga ribet kalau mau pinjam. Penghijauan kampus masih kurang. Akibatnya, kampus panas sekali.(087730110xxx)

    FORUM Administrasi Kebijakan dan Ke-sehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (AKK FKM Undip) menggelar Seminar Nasional (Semnas) AKK 2014 di Gedung Prof Soedarto Undip, Sabtu (7/6).

    Semnas bertajuk Polemik Korupsi Di Ranah Kesehatan ini, menghadirkan lima pembicara. Mereka adalah HM Bambang Sulistomo Sip MSi (Staf Khusus Kemen-terian Kesehatan Republik Indonesia Bi-dang Politik Kebijakan Kesehatan), Doni Mardiantono (Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Mayarakat Komisi Pemberantasan Korupsi), dr Marius Widjajarta SE (Ketua

    Umum Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia), Drs Edi Santosa SU (Pengamat Politik Undip), dan Dedi Suprat-man SKM (Staf Ahli Komisi XI DPR RI).

    Lutfiyah Rizqulloh, ketua panitia me-ngatakan, acara ini bertujuan untuk mem-beritahu para peserta, sebagai generasi muda, mereka memiliki andil penting dalam mem-berantas korupsi mulai dari skala kecil.

    Ternyata pemberantasan korupsi bukan semata-mata tanggung jawab KPK, melain-kan tanggung jawab kita bersama. Kaum muda juga memiliki peran penting di dalam-nya, tutur Firnanda Zia Azmi, peserta sem-nas. (Ririn/Manunggal)

    Himpunan Mahasiswa Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mempersembahkan acara Spirit Apreciation of Art Fisheries #2 di bulan September. Untuk informasi lebih lanjut,

    hubungi Rio (089697569620).

    Seminar Nasional AKK FKM Undip Kembali Digelar

    Pembaca yang ingin menyampaikan komentar, keluhan, kritik, atau saran seputar persoalan di Undip, dapat mengirimkan pesan lewat sms ke nomor 085726878991

    KELOMPOK Mahasiswa Wirausaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis (KMW FEB) Universitas Diponegoro menggelar Talk Show Technopreneur bertajuk ETERNITY di Gedung Lab FEB Undip, Minggu (8/6).

    Acara yang berlangsung pukul 09.00-14.00 ini, dibuka oleh ketua panitia, Sofy Nito Amalia. Acara ini bertujuan untuk mem-beri inspirasi kepada peserta tentang peman-faatan teknologi yang dikombinasikan de-ngan ilmu bisnis.

    Acara ini menghadirkan Adhisurya Arta (CEO birulautan.co.id) dan Fajar Handika (Pemilik Fajar Montana Group dan makandi-antar.com) sebagai pembicara.

    Adhisurya Arta mengatakan, bidang yang dia geluti memang sedang naik daun,

    tetapi bukan berarti tanpa risiko. Terlebih, situs-situs online di Indonesia masih rentan serangan hacker.

    Setelah Arta menyampaikan materi, Fa-jar Handika tampil sebagai pembicara kedua. Dalam materinya, Fajar mengatakan, semua pengusaha membutuhkan mitra bisnis.

    Tidak ada pengusaha yang mampu berjalan sendirian tanpa bantuan orang lain, ujarnya.

    Salah satu peserta acara, Glady Precillia mengungkapkan, acara seperti ini sangat ber-manfaat dan menjadi inspirasi baginya. Dari seminar ini, dia mengambil pelajaran bahwa selama ada kemauan, bisnis apapun bisa di-jalani, terutama dengan bantuan teknologi yang kian canggih. (Selli/Manunggal)

    KMW Gelar Talk Show Technopreneur

    REKTOR Universitas Diponegoro, Prof Sudharto P Hadi MES PhD, meresmikan Patung Diponegoro, Jumat (6/6) pagi, di halaman Gedung Widya Puraya. Peresmian dihadiri sivitas akademika Universitas Dipo-negoro serta para tamu.

    Patung yang terletak di halaman Ge-dung Widya Puraya itu menghabiskan dana sebesar Rp 60 juta dengan proses pembuatan selama tiga bulan. Selama ini, hanya ada satu Patung Diponegoro, yang terletak di perti-gaan jalan utama menuju Undip. Namun, kini Undip memiliki satu lagi Patung Diponegoro yang terletak di dalam kampus.

    AgendaHimpunan Mahasiswa Jurusan Geologi (Magmadipa) Fakultas Teknik akan mengadakan acara Gelogical Festival (Geofest) 2014 pada bulan Oktober mendatang. Untuk informasi selengkapnya, kunjungi akun

    twitter @Geofest2014.

    Rektor Undip Resmikan Patung DiponegoroItu kan di jalan, untuk umum. Spot

    tersebut untuk menunjukkan bahwa itu jalan masuk ke Universitas Diponegoro. Sementa-ra, Patung Diponegoro di sini, untuk menum-buhkan, menginspirasi nilai-nilai perjuangan Diponegoro yang jujur, berani, dan peduli, supaya selalu terinternalisasi dalam perilaku kita, kata Prof Dharto.

    Sebagai land mark Undip, Gedung Widya Puraya dinilai strategis untuk penem-patan Patung Diponegoro. Hal ini dikarena-kan gedung tersebut menjadi pemandangan utama ketika masuk ke lingkungan kampus Undip. (Kalista/Manunggal)

  • Bang Jo

    4

    Sorotan

    Antawirya, Mobil Hemat Energi Karya Mahasiswa Undip

    EDISI IV/ TAHUN XIV/ 30 Juni - 14 Juli 2014

    Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Undip kembali berinovasi.

    Kali ini, mereka membuat rancangan mobil hemat energi. Mobil yang dikembangkan Tim Antawirya

    tersebut akan dilombakan dalam kompetisi kendaraan irit bahan bakar tingkat nasional, Indonesian Energy

    Marathon Challenge (IEMC).

    IEMC adalah sebuah kompetisi kendaraan irit bahan bakar tingkat nasional. Dalam kompetisi tersebut, para peserta mendesain dan membuat kendaraan masa depan yang hemat energi. Kendaraan buatan mahasiswa tersebut dilombakan dalam sebuah format kompetisi nasional antar-PT (Perguruan Tinggi) di Indonesia. Kompetisi tersebut di-selenggarakan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) bekerjasama de-ngan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) pada Oktober mendatang di Kenjeran Park Circuit, Surabaya.

    Menurut penuturan Abdul Wahid, Ke-pala Manufaktur Tim Antawirya, nama An-tawirya yang mereka pakai merupakan nama kecil Pangeran Diponegoro. Ini merupakan wujud semangat kami untuk membawa nama Universitas Diponegoro ke kancah Nasio-nal, katanya.

    Tim Antawirya memilih untuk mengem-bangkan mobil kategori urban kelas bensin. Pemilihan kelas ini, bukan tanpa alasan. Di samping energi listrik dan solar cukup sulit dikembangkan ke depannya, peralatan yang kita miliki lebih menunjang untuk kelas ben-sin. Untuk itu, harapannya bisa maksimal dalam pembuatan dan akhirnya kita bisa ber-saing, ujarnya.

    Spesifikasi Mobil AntawiryaMobil hemat energi itu menerapkan sis-

    tem kendali elektronik. Performa mesin peng-gerak diatur berdasarkan parameter-parameter masukan, sehingga konsumsi bahan ba-kar dapat diminimalkan. Energi yang pada umumnya dibuang saat proses pengereman, di-gunakan sebagai energi charging untuk mendukung pengoperasian sistem ken-dali elektronik dan peralatan pendukung kendaraan.

    Mobil itu berukuran panjang 2,2 meter, lebar 1,3 meter, dan tinggi 1,5 meter. Ke-cepatan rata-ratanya mencapai 40-50 rpm dan konsumsi bahan bakar rata-ratanya mencapai 70 km/liter. Jadi, efisiensi konsumsi bahan bakar dihitung dengan kecepatan tersebut. Konsumsi bahan bakar menjadi lebih sedikit

    dan efisien, ujar Abdul.Menurut penuturannya, Tim Antawirya

    masih melakukan riset mengenai efesiensi mesin dan elemen yang mempengaruhi. Saat ini, tahapan pembuatan mobil itu telah sam-pai pada pembuatan rangka paduan alumu-nium logam, bodi, dan mesin.

    Tim Antawirya menargetkan mobil tersebut dapat menempuh jarak 150 kilome-ter setiap satu liter bensin yang digunakan. Caranya adalah dengan mengganti cop bu-ring dan piston, memperkecil klep in dan klep ex, menambah kompresi, dan memperbesar pengapian. Selain itu, mereka juga mengganti magnet kering, mengganti bearing kaki-kaki mesin dengan bearing keramik, mengguna-kan oli encer, menaikkan stroke, memper-halus jalur masuk dan keluaran mesin, serta menggunakan tromol sepeda bagian belakang untuk bagian sistem penggerak.

    Diperkirakan, pada September men-datang, mobil rancangan Tim Antawirya sudah jadi dan bisa diuji jalan. Keunggul-an mobil ini, lebih irit bahan bakar karena bahannya merupakan bahan fiber. Beratnya sendiri sekitar seratus lima puluh kilogram, kata Abdul.

    Peran Jurusan dan Birokrat KampusDalam kompetisi IEMC tahun lalu, Tim

    Antawirya menghabiskan dana dengan total delapan juta rupiah. Jika dibandingkan de-ngan Perguruan Tinggi lain, biaya yang dike-luarkan ibarat bumi dan langit jaraknya. Uni-versitas Gadjah Mada menghabiskan dana Rp 60 juta, ITS mengeluarkan Rp 150 juta hanya untuk bodi mobil, dan Universitas Sebelas Maret membutuhkan dana Rp 600 juta, ujar

    Rosa/Manunggal

    Banding UKT ditiadakan.Jaminan transparansi UKT tetap ada?

    Bus kampus bisa dipinjam.Gratis atau masih bayar?

    Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ciptakan mobil hemat energi.Semoga tidak hemat dukungan dari universitas!

    Oleh: Anisah Novitarani dan Faiz Balya Marwan

    Yogi Reza, Manajer Tim Antawirya. Yogi berpesan agar birokrat kampus

    lebih memperhatikan mahasiswa. Kita berusaha berprestasi, jadi tolong apresiasi dan dukung kami, terutama perihal dana. Kita masih sangat tertinggal dari segi dana, tuturnya.

    Dikatakan Ketua Jurusan Teknik Me-sin, Sulardjaka, Jurusan Teknik Mesin sa-ngat mendukung dan mengapresiasi Tim Antawirya. Dana untuk mendukung kegiatan mahasiswa tersebut memang telah dianggar-kan, seperti pengalaman penganggaran dana tahun lalu. Namun, masih banyak kendala yang muncul. Meski demikian, dia berpesan agar mahasiswa tetap berjuang semaksimal mungkin. Manfaatkan waktu yang ada dan tetap komunikasi dan koordinasi dengan kami, tuturnya.