jenis-jenis pertumbuhan tanaman · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam...

33
LAPORAN PRAKTIKUM JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN Oleh : Golongan F/Kelompok 2 1. Sheila Natasya Anindia Putri (171510301021) 2. Muhammad Gazza Daffa Viali (171510701024) 3. Jumalia Warokah (171510701046) LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

LAPORAN PRAKTIKUM

JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN

Oleh :

Golongan F/Kelompok 2

1. Sheila Natasya Anindia Putri (171510301021)

2. Muhammad Gazza Daffa Viali (171510701024)

3. Jumalia Warokah (171510701046)

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Page 2: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran baik berupa

tinggi, berat, maupun volume. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan.

Pertumbuhan terjadi pada semua makhluk hidup baik dari makhluk hidup bersel

satu maupun makhluk hidup bersel banyak. Pertumbuhan makhluk hidup bersel

banyak lebih kompleks daripada pertumbuhan makhluk hidup bersel satu.

Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat kembali seperti

keadaan semula, sedangkan perkembangan bersifat reversible atau dapat kembali

seperti keadaan semula. Berbeda dengan perkembangan, pertumbuhan bersifat

kuantitatif atau dapat diukur sedangkan perkembangan bersifat kualitatif atau

tidak dapat diukur. Pertumbuhan dapat terjadi pada makhluk hidup seperti

manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pertumbuhan manusia dan hewan dimulai

ketika manusia dan hewan telah menjadi janin. Pertumbuhan tumbuhan dimulai

ketika biji sudah melewati masa dormansi.

Masa dormansi adalah di mana biji meminimalisir metabolismenya untuk

bertahan hidup di lingkungan yang tidak mendukung. Biji mulai berkecambah

ketika masa dormansi habis tergantikan dengan imbibisi. Masa dormansi habis

ketika biji tersebut dimasuki oleh air dan mengaktifkan enzim pertumbuhan di

dalamnya.

Perkecambahan terjadi ketika biji sudah melakukan imbibisi yang

dibantu oleh enzim. Proses imbibisi adalah proses masuknya air ke dalam biji

sehingga perkecambahan dapat dimulai. Proses imbibisi menandai bahwa biji

sudah mulai tumbuh. Perkecambahan dimulai setelah imbibisi terjadi secara

sempurna atau optimal.

Perkecambahan mempunyai dua tipe yaitu tipe perkecambahan epigeal

dan tipe perkecambahan hypogeal. Perkecambahan tipe epigeal adalah

perkecambahan yang ditandai dengan kotiledon terangkat ke atas tanah karena

bagian hipokotil pada tumbuhan memanjang. Perkecambahan tipe hypogeal

adalah perkecambahan yang ditandai dengan kotiledon yang tetap berada di dalam

Page 3: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

2

tanah karena yang memanjang bukan bagian hipokotilnya tapi bagian epikotil

yang memanjang. Tipe perkecambahan hypogel dapat dilihat pada jagung dan

kacang kapri sedangkan tipe perkecambahan epigeal dapat dilihat pada tanaman

sawi dan kacang hijau.

Perkecambahan tipe hypogeal maupun tipe epigeal ditandai dengan

munculnya radikula (calon akar) dan epikotil (calon batang dan daun).

Perkecambahan tipe hypogeal memiliki ciri-ciri bahwa kotiledon tetap berada di

dalam tanah. Perkecambahan tipe epigeal kotiledon terangkat ke atas tanah.

Struktur kecambah tipe hypogeal dan epigeal pada dasarnya sama yang

membedakan hanya letak kotiledonnya. Perkecambahan tipe hypogeal memiliki

kotiledon yang tetap berada di dalam tanah karena hipokotil tidak memanjang

sedangkan epikotil melakukan pemanjangan. Perkecambahan tipe epigeal

memiliki kotiledon yang terangkat ke atas tanah karena hipokotil memanjang dan

epikotil tidak memanjang atau memanjang sedikit.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa memahami dan mengerti jenis-jenis pertumbuhan tanaman dan

dapat membedakan berdasarkan morfologi dan fungsinya.

Page 4: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan bagian-bagian biji

lainya yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi

tumbuhan baru. Tahap awal perkecambahan dimulai pada saat biji menyerap air.

Penyerapan air (imbibisi) terjadi melalui liang biji. Penyerapan air merupakan fase

paling penting karena sebelumnya biji benar-benar kering. Perkecambahan ada

dua yaitu perkecambahan epigeal dan hipogeal (Setiowati dan Furqonita, 2007).

Perkecambahan pada biji diawali dari proses imbibisi, yaitu proses dimana

terjadi penyerapan air sehingga memicu aktifnya hormon giberelin. Hormon

giberelin berguna sebagai pemacu butiran aleuron menyintesis enzim alfa amilase

dan protease. Enzim alfa amilase dan protease akan memecah amilum dan protein

yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang

bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya, dari

substrat yang berjumlah cukup banyak tersebut maka respirasi akan mengalami

peningkatan dan menghasilkan 5 energi (ATP) (Susilowarno dkk, 2007).

Skarifikasi benih pada bagian pangkal menyebabkan benih lebih cepat

berkecambah dibanding skarifikasi pada bagian lainnya. Kecepatan tersebut

diduga karena skarifikasi dilakukan dekat dengan embrio sehingga proses imbibisi

merangsang terjadinya hidrolisa dan pengaktifan enzim-enzim yang mendorong

terjadinya perkecambahan yang terjadi dekat dengan embrio sehingga lebih cepat

ditranslokasikan ke embrio. Pengaktifan tersebut menyebabkan benih lebih cepat

berkecambah dibanding benih yang diskarifikasi di bagian lain dan benih yang

tidak mendapat perlakuan skarifikasi (Mistian dkk, 2012).

Setelah kecambah melalui proses imbibisi, pertumbuhan tanaman yang

pertama ditandai dengan munculnya calon akar atau yang disebut dengan radikula.

Munculnya akar tersebut merupakan hal yang penting bagi tanaman. Akar pada

tanaman memiliki fungsi untuk menyediakan air beserta nutrisi dalam tanah yang

diperlukan oleh tanaman dalam siklus hidupnya (Lobo et al., 2014).

Page 5: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

4

Menurut Handayani (2017), proses perkecambahan pada benih berbeda-

beda walaupun berasal dari buah yang sama. Lamanya proses perkecambahan

pada benih dapat dipengaruhi oleh perbedaan pematangan buah dan karakter pada

biji. Karakter pada biji berbeda-beda dan menyebabkan adanya perbedaan dalam

hal pematangan buah.

Menurut Hasnah (2013), pada beberapa jenis tanaman ukuran benih akan

berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit. Ukuran benih yang

besar dan sedang memiliki potensi tumbuh menjadi bibit yang baik. Ukuran benih

yang kecil memiliki potensi tumbuh menjadi bibit yang kurang baik.

Usaha yang dapat dilakukan oleh manusia selain dari perendaman benih,

untuk mempercepat perkecambahan dapat dilakukan perlakuan pada benih dengan

meletakkannya pada tempat yang gelap. Benih yang diletakkan di tempat yang

gelap lebih cepat mengalami proses perkecambahan daripada benih yang

diletakkan di tempat yang terang. Keadaan tersebut diakibatkan karena cahaya

dapat menguraikan gas asam karbonat yang dapat mengeluarkan oksigen dan

memperbaiki karbon sehingga semua bagian benih mengeras dan mencegah

adanya vegetasi (Washa, 2015).

Faktor eksternal yang memengaruhi proses perkecambahan adalah faktor

lingkungan. Lingkungan pada saat proses perkecambahan harus optimum yang

berarti sesuai dengan kondisi yang diperlukan tanaman. Lingkungan yang tidak

optimum dapat menyebabkan daya perkecambahan akan rendah sehingga benih

membutuhkan waktu yang lama berkecambah (Sebayang, 2014).

Page 6: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengantar Ilmu Tanaman acara 3 tentang “Jenis-jenis

Pertumbuhan Tanaman“ dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Oktober 2017 pukul

11.30-13.30 WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian-

Universias Jember

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Alat tulis

2. Bak pengecambah

3. Beaker Glass

4. Sprayer

5. Kertas label

6. Tabel pengamatan

3.2.2 Bahan

1. Benih tanaman monokotil epigeal (sawi)

2. Benih tanaman monokotil hypogeal (jagung)

3. Benih tanaman dikotil epigeal (kacang hijau)

4. Benih tanaman dikotil hypogeal (kacang kapri)

5. Air

6. Media tanam (tanah+pasir dengan perbandingan 2:1)

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mengisi bak pengecambah dengan bahan tanam hingga ½ bagian dari tinggi

bak pengecambah

3. Membuat lajur secara berurutan dengan ditandai menggunakan kertas label

pada setiap jenis benih dan pengulangannya

Page 7: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

6

4. Rendam benih pada air dalam beaker glass selama 15 menit

5. Menanam benih pada bak pengecambah

6. Melakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari

7. Melakukan pengamatan akhir

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum meliputi:

1. Panjang epikotil (cm)

Panjang epikotil diukur mulai dari kotiledon sampai ke atas bagian

tumbuhan.

2. Panjang hypokotil (cm)

Panjang hypokotil diukur mulai dari kotiledon ke bawah bagian tumbuhan

sampai permukaan tanah.

3. Radikula (cm)

Radikula diukur dengan mengukur akar tanaman.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan

dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif.

Page 8: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No U1 Gambar dan Bagian-

bagian Tanaman Epigeal

Panjang Tanaman

Epikotil Hipokotil Radikula

1 1

4 cm 0,6 cm 4,2 cm

2 3 cm 0,5 cm 2,8 cm

3 3 cm 0,5 cm 2,5 cm

4 3 cm 0,5 cm 2,8 cm

2 1

8 cm 13 cm 5 cm

2 14 cm 6 cm 6,7 cm

3 7 cm 5,5 cm 4 cm

4 12 cm 11 cm 4,5 cm

Page 9: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

8

No U1 Gambar dan Bagian-

bagian Tanaman Hypogeal

Panjang Tanaman

Epikotil Hipokotil Radikula

1 1

7 cm 1,5 cm 19,7 cm

2 7,3 cm 1,8 cm 23 cm

3 7 cm 1,5 cm 23,6 cm

4 6,2 cm 1,4 cm 27 cm

2 1

1 cm 0 cm 0 cm

2

3

4

4.2 Pembahasan

Berdasarkan letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe

epigeal dan hipogeal. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hypogeal) yaitu

epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di

Page 10: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

9

atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh

tumbuhan yang mengalami perkecambahan hipogeal adalah tanaman jagung dan

tanaman kacang kapri dan sebagainya. Sedangkan tipe perkecambahan di atas

tanah (epigeal) yaitu hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon

melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh tumbuhan yang

mengalami perkecambahan epigeal meliputi sawi dan kacang hijau.

Awalnya perkecambahan ialah suatu proses pertumbuhan dari biji setelah

mengalami masa dormansi. Bila kondisi di sekelilingnya memungkinkan,

ketersediaan air di sekitar biji merupakan faktor penting. Jika kurang tersedianya

air pada sekitar biji maka akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk

berkecambah menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi. Hal ini sangat

berpengaruh besar pada proses perkecambahan. Jika jumlah air yang diserap tidak

mencapai kebutuhan minimum maka proses perkecambahan tidak akan pernah

terjadi. Proses perkecambahan dipengaruhi oleh kondisi tempat biji

dikecambahkan. Faktor-faktor lingkungan yang berperan adalah air, suhu dan

cahaya.

Perkecambahan pada sebuah biji merupakan tanda permulaan kehidupan,

akan tetapi pada kenyataannya biji itu sudah mengandung tumbuhan ukuran

miniatur, lengkap dengan akar dan tunas embrionik. Pada perkecambahan

tumbuhan memulai kehidupannya tetapi meneruskan pertumbuhan dengan

perkembangan yang temporer dihentikan ketika biji menjadi dewasa dan

embrionya menjadi tidak aktif. Beberapa biji berkecambah segera setelah mereka

berada dalam lingkungan yang sesuai. Biji jenis lain bersifat dorman dan tidak

akan berkecambah, meskipun disemaikan dalam tempat yang menguntungkan,

sampai petunjuk lingkungan tertentu menyebabkan biji mengkakhiri keadaan

dormansi tersebut.

Tanaman epigeal terdiri dari tanaman sawi dan kacang hijau. Tanaman

sawi ialah sekelompok tanaman dari genus Brassica yang dapat dimanfaatkan

daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.

Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang terkadang mirip satu dengan

lainnya. Ada beberapa jenis tanaman sawi yang perlu diketahui. Pada umumnya

Page 11: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

10

tanaman sawi biasanya mempunyai daun yang panjang, tidak berbulu, halus dan

tidak berkrop. Petani biasanya hanya mengenal 3 macam sawi yang sering

dibudidayakan, yaitu: sawi putih (sawi jabung), sawi huma, dan sawi hijau.

Tanaman sawi tidak bisa di tanam langsung dari benih karena akan memiliki

tingkat kematian yang cukup tinggi. Akan tetapi harus dibuat pembibitan terlebih

dahulu. Pembibitan biasanya dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah

untuk proses penanaman. Karena lebih efisien benih akan lebih cepat beradaptasi

terhadap lingkungannya.

Cara membudidayakan tanaman sawi sebenarnya tidak sesulit tanaman

sayur yang lainnya seperti tanaman cabai, tanaman tomat, dan tanaman terong.

Cara membudidayakan tanaman sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan

membudidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi

proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk

dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Tanman sawi dapat ditanam secara

monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara

lain: wortel, kangkung, dan bawang daun. Sedangkan menanam benih sawi ada

yang melalui pembibitan terlebih dahulu dan ada juga yang secara langsung.

Proses penanaman tanaman sawi yang perlu dilihat adalah kedalaman

proses penanaman, karena tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dangkal.

Dengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak

tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu

sebelum proses penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu dengan

menggunakan pupuk kandang 3 – 5 ton/ha dan Kcl 15 kg/ha. Sedang jarak tanam

dalam bedengan 40×40 cm, 30×30 cm, dan 20×20 cm. Pilihlah bibit yang paling

baik, lalu memindahkan bibit tersebut dengan sangat hati-hati, lalu membuat

lubang dengan ukuran 4–8 x 6–10 cm.

Ada beberapa cara pemeliharaan tanaman sawi yang perlu dilakukan.

Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman. Penyiraman ini

tergantung pada musim, bila musim penghujan berlebih maka kita perlu

melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba

kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila

Page 12: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

11

tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.

Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Dengan cara mencabut

tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Penyulaman adalah proses penggantian

tanaman dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati

atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan

biasanya dilakukan 2–4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan

kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan

dilakukan 1 atau 2 minggu setelah proses penanaman. Apabila perlu dilakukan

penggemburan dan penggulutan pada tanaman sawi bisa dilakukan bersamaan

dengan proses penyiangan. Dan pemupukan tambahan diberikan setelah 3

minggu tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha 1 minggu sekali sampai masa panen.

Proses panen tanaman sawi diharuskan memperhatikan umur panen dan

cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari dan paling pendek umur 40

hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran

daun. ada 2 macam cara untuk proses panen yaitu mencabut seluruh tanaman

beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas

tanah dengan pisau yang tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah

Pencucian dan pembuangan kotoran, Sortasi, Pengemasan, Penyimpanan, dan

Pengolahan. Setelah proses panen selesai tanman sawi dapat dipasarkan dan juga

manfaatkan sendiri oleh petani.

Sedangkan tanaman hypogeal terdiri atas tanaman jagung dan kacang

kapri. Jagung (Zea mays sp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil

karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk

Amerika bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk

Amerika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah

menjadi komponen penting sebagai pakan ternak. Selain sebagai pakan ternak

jagung di manfaatkan sebagai sumber energi. Karena jagung termasuk sayuran

bertepung yang mampu memberikan energi pada tubuh. Termasuk dalam jenis

karbohidrat kompleks membuat konsumsi makanan ini dapat memberikan rasa

kenyang lebih lama sehingga membuat energi berlangsung stabil. Jagung juga

dapat dimanfaatkan sebagai penambah berat badan. Jagung adalah pilihan

Page 13: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

12

karbohidrat bagi orang yang memiliki tubuh kurus. Hal ini disebabkan karna

jagung kaya akan karbohidrat serta kalori yang mampu menambah berat badan

bagi seseorang yang kurus.

Kacang kapri adalah sejenis tumbuhan sayur yang mudah dijumpai di

pasar-pasar tradisional Indonesia. Kacang kapri dipanen ketika masih muda dan

bijinya belum berkembang penuh, sehingga berbentuk pipih dan masih lunak. Jika

terlalu tua dipanen polong kapri berserat tebal dan tidak nyaman lagi untuk

dikonsumsi. Kacang kapri dapat di manfaatkan sebagai meredakan flu karena

kandungan vitamin C dalam kacang kapri mampu meningkatkan sistem

imun tubuh untuk memerangi virus flu yang menyerang. Selain meredakan flu

kacang krapri dapat meningkatkan daya tahan tubuh kandungan vitamin B yaitu

riboflavin dalam kacang kapri mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Page 14: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

13

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tipe perkecambahan ada dua yaitu tipe perkecambahan epigeal dan tipe

perkecambahan hypogeal.

2. Tanaman memiliki bagian yaitu plumula, epikotil, hipokotil, kotiledon, dan

radikula.

5.2 Saran

Para praktikan seharusnya lebih memperhatikan penjelasan asisten

laboratorium untuk menghindari adanya kesalahpahaman antara teori yang

dijelaskan dengan pemahaman praktikan. Saat praktikum dimulai sebaiknya

praktikan datang tepat waktu untuk menghindari keterlambatan mengikuti

praktikum. Praktikan seharusnya duduo dengan kelompoknya masing-masing

untuk memudahkan dalam melakukan praktikum dan untuk menghemat waktu.

Page 15: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

14

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, T. M. 2013. Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Pertumbuhan Bibit

Nyamplung (Calophllum inophyllum L.). Warna Benih, 14(2): 119-134.

Lobo, G. A., D. G. Santana., A. N. Salomão., L. S. Rehbein, dan A. P.

Wielewicky. 2014. A Technological Approach to The Morphofunctional

Classification of Seedlings of 50 Brazilian ForestSpecies. Seed Science,

36(1): 87-91.

Mistian, D., Meiriani, dan E. Purba. 2012. Respons Perkecambahan Benih

Pinang(Areca Catechu L.) Terhadap Berbagai Skrafikasi dan Konsentrasi

Asam Giberelat (GA3). Agroteknologi, 1 (1): 15-19.

Sebayang, A., T. C. Nissa, dan N. Rahmawati. 2014. Pengaruh Pemeraman,

Pengeringan, dan Keberadaan Sarcotesta terhadap Perkecambahan Benih

Pepaya (Carica Papaya) Varietas Callina. Agroekoteknologi, 2(3) : 1133-

1141.

Setiowati, T., dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.

Susilowarno, R. G., R. S. Hartono, Mulyadi, Th. E. Mutiarsih, Murtiningsih, dan

Umiyati. 2007. Biologi SMA untuk kelas XII, Jakarta: Grasindo.

Tri Handayani, T. 2017. Seed Germination and Seedling Morphology Of

Artabotrys Hexapetalus. Nusantara Bioscience, 9(1) : 23-30.

Washa, B. W. 2015. Potential of the Dark as a Factor affecting Seed Germination.

Science and Technology, 5(2) : 28-32.

Page 16: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

15

LAMPIRAN DATA

Page 17: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

16

Page 18: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

17

Page 19: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

18

Page 20: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

19

Page 21: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

20

Page 22: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

21

Page 23: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

22

Page 24: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

23

Page 25: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

24

Page 26: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

25

Page 27: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

26

Page 28: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

27

DOKUMENTASI

Gambar 1. Tanaman monokotil epigeal Gambar 2. Tanaman dikotil epigeal

(Sawi) (Kacang hijau)

Gambar 1. Tanaman monokotil hypogeal Gambar 2. Tanaman dikotil hypogeal

(Jagung) (Kacang kapri)

Page 29: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

28

LITERATUR

Setiowati, T., dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.

Susilowarno, R. G., R. S. Hartono, Mulyadi, Th. E. Mutiarsih, Murtiningsih, dan

Umiyati. 2007. Biologi SMA untuk kelas XII, Jakarta: Grasindo.

Page 30: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

29

Mistian, D., Meiriani, dan E. Purba. 2012. Respons Perkecambahan Benih

Pinang(Areca Catechu L.) Terhadap Berbagai Skrafikasi dan Konsentrasi

Asam Giberelat (GA3). Agroteknologi, 1 (1): 15-19.

Lobo, G. A., D. G. Santana., A. N. Salomão., L. S. Rehbein, dan A. P.

Wielewicky. 2014. A Technological Approach to The Morphofunctional

Classification of Seedlings of 50 Brazilian ForestSpecies. Seed Science,

36(1): 87-91.

.

Page 31: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

30

Tri Handayani, T. 2017. Seed Germination and Seedling Morphology Of

Artabotrys Hexapetalus. Nusantara Bioscience, 9(1) : 23-30.

Washa, B. W. 2015. Potential of the Dark as a Factor affecting Seed Germination.

Science and Technology, 5(2) : 28-32.

Page 32: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

31

Sebayang, A., T. C. Nissa, dan N. Rahmawati. 2014. Pengaruh Pemeraman,

Pengeringan, dan Keberadaan Sarcotesta terhadap Perkecambahan Benih

Pepaya (Carica Papaya) Varietas Callina. Agroekoteknologi, 2(3) : 1133-

1141.

Page 33: JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN · yang berada dalam endosperm sehingga menjadi glukosa dan asam amino yang bertindak sebagai substrat metabolisme (respirasi). Tahapan selanjutnya,

32

Hasanah, T. M. 2013. Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Pertumbuhan Bibit

Nyamplung (Calophllum inophyllum L.). Warna Benih, 14(2): 119-134.