jbptitbpp-gdl-kristinind-31555-6-2008ta-5.pdf

16
BAB V TINJAUAN AIR BAKU AIR MINUM PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 1 KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT BAB V TINJAUAN AIR BAKU AIR MINUM V.1 Umum Dalam sebuah proses pengolahan hal terpenting yang harus ada adalah bahan baku. Bahan baku yang dijadikan input dalam proses pengolahan air minum dinamakan air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari : Air hujan Air permukaan seperti sungai, danau, rawa dan mata air Air tanah yaitu air dari lapisan di bawah permukaan tanah dangkal atau dalam Air laut Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum maka perlu dilakukan peninjauan terhadap kondisi air baku. Pemilihan sumber air baku harus mempertimbangkan semua potensi lokal air permukaan dan tanah yang berada di wilayah perencanaan maupun disekitarnya. Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu: Kuantitas dan kualitas sumber air Iklim Kemudahan dalam konstruksi intake Keamanan pengoperasian Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan Potensi pencemaran terhadap sumber air Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa mendatang V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

Upload: nazmah-zain-nasution

Post on 17-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V1KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    BAB V

    TINJAUAN AIR BAKU AIR MINUM

    V.1 Umum Dalam sebuah proses pengolahan hal terpenting yang harus ada adalah

    bahan baku. Bahan baku yang dijadikan input dalam proses pengolahan air

    minum dinamakan air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat

    berasal dari :

    Air hujan Air permukaan seperti sungai, danau, rawa dan mata air Air tanah yaitu air dari lapisan di bawah permukaan tanah dangkal

    atau dalam

    Air laut

    Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum maka perlu

    dilakukan peninjauan terhadap kondisi air baku. Pemilihan sumber air baku

    harus mempertimbangkan semua potensi lokal air permukaan dan tanah

    yang berada di wilayah perencanaan maupun disekitarnya.

    Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal

    yaitu:

    Kuantitas dan kualitas sumber air Iklim Kemudahan dalam konstruksi intake Keamanan pengoperasian Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan Potensi pencemaran terhadap sumber air Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa mendatang

    V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem

    pengolahan air minum, yaitu:

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V2KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Segi Kualitas Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas fisik, kimia

    dan biologi yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

    masyarakat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini,

    air harus memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82

    Tahun 2001 seperti tertera pada Lampiran A.

    Segi Kuantitas Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup

    sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan

    akuatik di dalam sumber air maka terdapat persyaratan pengambilan debit

    maksimum yang diijinkan yaitu sekitar 20 40% dari kapasitas sumber.

    V.3 Sumber Air Baku Air Minum Wilayah perencanaan memiliki dua sumber air yaitu air permukaan dan air

    tanah. Untuk penyediaan air minum dalam wilayah yang luas maka

    diperlukan sumber air yang mencukupi. Wilayah perencanaan memerlukan

    sumber air yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Air

    permukaan merupakan salah satu pilihan untuk tujuan tersebut karena dalam

    penyediaan air minum, air permukaan dapat menyokong pertumbuhan suatu

    wilayah untuk jangka waktu yang lama.

    Sumber air permukaan yang ada berpusat di Bendung Salam Darma yang

    terletak di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Kecamatan Anjatan,

    Kabupaten Indramayu. Air di Bendung Salam Darma berasal dari Sungai

    Cipunagara yang mengalir dari arah Selatan, dan pada musim kering

    mendapatkan pasokan air dari Saluran Induk Tarum Timur, yang airnya

    berasal dari Bendung Curug melalui pemompaan. Air Bendung Salam

    Darma sepenuhnya dialirkan ke Saluran Induk Bugis untuk dimanfaatkan

    masyarakat sebagai pasokan air saluran irigasi, dan sebagian kecil untuk air

    baku PDAM. Namun jika pada musim hujan jumlah air yang ada berlimpah

    sehingga untuk kelebihan airnya akan dilimpaskan menuju muara yang

    akhirnya ke laut Jawa. Air pada Saluran Induk Bugis terbagi menjadi lima

    sektor saluran, yaitu :

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V3KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    1) Saluran Sektor Pamanukan

    2) Saluran Sektor Sukra

    3) Saluran Sektor Anjatan

    4) Saluran Sektor Eretan

    5) Saluran Sektor Kandanghaur

    Pada Saluran Sektor Anjatan dan Kandanghaur sebagian airnya

    dimanfaatkan untuk air baku IPAM setempat. Penjelasan mengenai sumber

    air baku di atas ditunjukkan oleh gambar V.1.

    Gambar V. 1 Skema Aliran Saluran Induk Bugis

    V.4 Lokasi Intake Intake merupakan bangunan/alat yang digunakan untuk mengambil air dari

    sumbernya untuk keperluan pengolahan dan penyediaan air minum. Dalam

    menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai / air permukaan maka

    perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu:

    Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi Kuantitas air

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V4KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Minimasi efek-efek negatif Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan Memiliki tempat bagi kendaraan Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada Kondisi geologis yang baik

    Berdasarkan pertimbangan di atas dan kondisi aliran di Saluran Induk Bugis

    maka ditetapkan lokasi intake adalah di Saluran Sektor Anjatan

    berdampingan dengan intake IPAM Salam Darma eksisting (50 liter/detik)

    dengan ketinggian 3,5 meter dari permukaan air laut.

    V.5 Kuantitas Air Baku Air Minum Berdasarkan penjelasan di atas mengenai sumber air baku air minum dapat

    disimpulkan bahwa air baku yang dibutuhkan berasal dari dua buah sumber

    yaitu Sungai Cipunagara dan suplesi Saluran Induk Tarum Timur. Oleh

    karena itu dalam pembahasan mengenai kuantitas air baku ini akan

    diberikan data debit rata-rata setengah bulanan dari masing-masing sumber

    yang ditunjukkan oleh tabel V.1 dan V.2. Data mengenai kuantitas air baku

    diperoleh dari Perum Jasa Tirta II Divisi III pusat Subang dan Seksi Patrol.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V5KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Tabel V. 1 Debit Rata-rata Setengah Bulanan Sungai Cipunagara

    Debit (m3/detik) Periode 2003 2004 2005 2006 2007

    Jan_1 45,035 106,214 75,316 156,890 8,864 Jan_2 43,047 69,886 72,267 65,601 27,140 Feb_1 138,399 62,049 144,455 89,245 23,190 Feb_2 111,717 110,017 200,498 101,203 30,716 Mar_1 72,209 173,970 216,240 73,409 23,909 Mar_2 72,972 93,942 164,013 22,914 77,144 Apr_1 46,797 91,155 185,660 32,540 106,424 Apr_2 24,814 66,346 26,692 45,571 173,884 Mei_1 33,091 91,905 46,189 68,207 43,263 Mei_2 23,274 93,101 21,831 40,728 42,314 Jun_1 2,646 25,209 14,240 22,779 13,520 Jun_2 3,354 17,333 36,159 7,179 18,154 Jul_1 0,522 12,825 40,733 5,260 Jul_2 0,386 5,254 31,980 2,059 0,824 Agst_1 0,230 0,430 9,786 Agst_2 0,343 1,755 8,224 Sept_1 0,700 2,666 8,788 Sept_2 4,748 1,675 8,920 1,283 3,817 Okt_1 12,267 1,587 9,060 2,276 3,236 Okt_2 13,921 1,853 28,650 2,775 8,426 Nop_1 17,118 14,813 14,160 6,473 21,925 Nop_2 33,574 44,343 17,523 5,203 25,553 Des_1 57,153 31,309 92,989 19,717 29,300 Des_2 33,000 38,756 51,224 28,075 31,098

    Sumber : Perum Jasa Tirta II, Divisi III Seksi Patrol.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V6KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Tabel V. 2 Debit Rata-rata Setengah Bulanan Suplesi Saluran Induk Tarum

    Timur

    Debit (m3/detik) Periode 2003 2004 2005 2006 2007

    Jan_1 3,313 4,230 Jan_2 9,284 Feb_1 Feb_2 Mar_1 Mar_2 Apr_1 Apr_2 Mei_1 Mei_2 4,016 6,520 Jun_1 13,283 8,022 3,157 8,898 Jun_2 16,108 3,252 7,742 8,656 17,410 Jul_1 14,432 7,778 8,672 20,307 19,282 Jul_2 15,085 12,339 10,221 25,569 19,864 Agst_1 14,938 18,575 11,313 22,035 20,705 Agst_2 17,117 17,806 11,388 19,628 20,264 Sept_1 17,112 16,966 11,481 18,582 20,716 Sept_2 15,541 16,657 9,994 11,230 18,754 Okt_1 4,876 13,165 6,874 6,600 19,183 Okt_2 2,018 8,547 3,423 6,225 16,336 Nop_1 0,500 8,542 4,598 1,282 13,458 Nop_2 1,580 9,138 2,762 3,272 9,880 Des_1 0,500 2,541 5,817 3,270 Des_2 3,731 5,205

    Sumber : Perum Jasa Tirta II, Divisi III Seksi Patrol.

    Untuk menentukan ketersediaan debit Sungai Cipunagara dan suplesi

    Saluran Induk Tarum Timur maka masing-masing sumber perlu dilakukan

    analisa fluktuasi debit. Fluktuasi debit rata-rata setengah bulanan Sungai

    Cipunagara dan suplesi Saluran Induk Tarum Timur ditunjukkan oleh

    gambar V.2 dan V.3.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V7KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Gambar V. 2 Fluktuasi Debit Sungai Cipunagara

    Gambar V. 3 Fluktuasi Debit Suplesi Saluran Induk Tarum Timur

    Fluktuasi debit pada Sungai Cipunagara disebabkan oleh kondisi alam

    sedangkan fluktuasi debit pada suplesi Saluran Induk Tarum Timur

    disebabkan oleh penyesuaian kebutuhan air di Saluran Induk Bugis. Data

    debit aktual pada Saluran Induk Bugis ditunjukkan oleh tabel V.3,

    sedangkan fluktuasi debit pada Saluran Induk Bugis ditunjukkan oleh

    gambar V.3.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V8KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Tabel V. 3 Debit Saluran Induk Bugis

    Debit (m3/detik) Periode 2003 2004 2005 2006 2007

    Jan_1 25,927 27,572 33,455 29,192 10,276 Jan_2 26,432 27,549 27,634 22,600 29,226 Feb_1 30,961 21,885 34,494 25,547 22,924 Feb_2 26,129 17,887 34,469 26,306 30,716 Mar_1 26,505 30,203 41,809 22,724 23,909 Mar_2 26,537 30,422 46,731 20,670 25,674 Apr_1 26,100 37,663 39,946 15,583 26,686 Apr_2 22,920 35,852 24,638 19,082 19,751 Mei_1 20,821 31,463 28,660 27,226 24,287 Mei_2 17,752 44,910 21,124 27,399 23,885 Jun_1 15,929 25,065 22,262 22,472 20,588 Jun_2 19,462 18,190 31,538 13,724 29,024 Jul_1 14,850 20,603 28,475 20,307 24,542 Jul_2 15,278 17,593 25,987 25,955 20,276 Agst_1 15,152 19,005 20,345 22,035 20,705 Agst_2 17,439 19,561 19,612 19,628 20,264 Sept_1 17,765 19,632 20,270 18,582 20,716 Sept_2 19,973 18,333 18,914 11,572 20,535 Okt_1 16,818 14,753 12,726 8,333 21,125 Okt_2 15,308 10,168 21,237 7,169 20,549 Nop_1 15,500 19,589 16,613 6,559 30,000 Nop_2 33,103 29,226 19,180 6,948 29,505 Des_1 25,580 26,303 31,399 17,937 29,270 Des_2 21,513 31,059 30,512 27,562 31,098

    Sumber : Perum Jasa Tirta II, Divisi III Seksi Patrol.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V9KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Gambar V. 4 Fluktuasi Debit Saluran Induk Bugis

    Kondisi kritis dari sumber air baku dapat dilihat dari nilai maksimum debit

    suplesi Saluran Induk Tarum Timur. Karena nilai tersebut menunjukkan

    angka maksimum yang tidak dapat dicapai oleh debit Sungai Cipunagara

    (sebagai sumber air baku utama) untuk memenuhi kebutuhan di Saluran

    Induk Bugis. Dari tabel V.2 didapatkan debit maksimum Suplesi Saluran

    Induk Tarum Timur adalah sebesar 25,569 m3/detik, yang terjadi pada bulan

    Juli (2) 2006.

    Berdasarkan hasil rekapitulasi kebutuhan air minum penduduk wilayah

    perencanaan hingga tahun 2029 yang dapat dilihat pada Bab IV dapat

    diketahui bahwa kebutuhan air minum total penduduk di wilayah

    perencanaan adalah sebesar 532,48 liter/detik. Debit total pengolahan yang

    dimiliki oleh IPAM di wilayah perencanaan merupakan jumlah dari

    kebutuhan total air minum penduduk dan kebutuhan air internal IPAM

    (kebutuhan backwash, pelarutan bahan kimia, konsumsi karyawan, dll) yang

    besarnya direncanakan 10% dari kebutuhan total air minum penduduk.

    Sedangkan debit pengolahan IPAM yang akan direncanakan, besarnya

    merupakan selisih antara debit total pengolahan dengan kapasitas IPAM

    yang telah terpasang (50 liter/detik). Pada akhir periode debit pengolahan

    IPAM rencana yaitu sebesar 590,73 liter/detik ~ 600 liter/detik.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V10KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Tabel V. 4 Rekapitulasi Kebutuhan Air Pengolahan

    Jenis Kebutuhan Air 2019

    (L/det) 2029

    (L/det) Kebutuhan Air Total 276,46 582,48 Kebutuhan Air Bersih u/ IPAM 27,65 58,25 Debit Total Pengolahan 304,11 640,73 Kapasitas Terpasang PDAM 50,00 50,00 Debit Pengolahan IPAM Rencana 254,11 590,73

    Untuk memenuhi kondisi kritis setelah dilakukan pembangunan IPAM rencana,

    maka debit minimum yang diharapkan dari suplesi Saluran Induk Tarum Timur

    adalah sebesar 26.169 liter/detik (25.569 liter/detik + 600 liter/detik).

    Ketersediaan debit pada Saluran Induk Tarum Timur diberikan melalui

    pemompaan dari Bendung Curug. Oleh karena itu, untuk melakukan analisa

    ketersediaan sumber air baku maka perlu diketahui kapasitas Bendung Curug

    yang tersedia. Berdasarkan data mengenai penyediaan dan penggunaan air dari

    Perum Jasa Tirta II, diketahui bahwa debit maksimal yang dapat diberikan oleh

    Bendung Curug adalah sebesar 62,5 m3/detik. Dengan analisa diatas dapat

    disimpulkan bahwa Saluran Induk Bugis layak untuk dijadikan sumber air baku

    perencanaan.

    V.6 Kualitas Air Baku Air Minum Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat

    untuk dijadikan air baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel

    dibandingkan dengan baku mutu air baku air minum sesuai Peraturan

    Pemerintah Nomor 82 tahun 2001.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V11KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Tabel V. 5 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Baku Saluran Induk Bugis

    No Parameter Analisis Satuan Baku mutu Hasil Analisis Metode

    FISIKA 1 Bau tak berbau Organoleptik

    2 Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/L 1000 312 Gravimetri

    3 Kekeruhan NTU - 422 Turbidimetri 4 Rasa 5 Suhu 0C normal 25 Termometer 6 Warna TCU - 18 koloid Kolorimetri

    KIMIA A. KIMIA ANORGANIK 1 Besi (Fe) mg/L 0,3 2,11 Spectrometri 2 Fluorida (F) mg/L 0,5 0,15 Spectrometri 3 Kesadahan (CaCO3) mg/L - 78 Titrimetri 4 Klorida (Cl) mg/L 600 9,71 Titrimetri 5 Mangan (Mn) mg/L 0,1 0,11 Spectrometri 6 Natrium (Na) mg/L - 24,9 Flamephotometri 7 Nitrat sebagai N (NO3) mg/L 10 0,77 Spectrometri 8 Nitrit sebagai N (NO2) mg/L 1 0,191 Spectrometri 9 pH 6-9 7,02 Elektrometri 10 Sulfat (SO4) mg/L 400 44,75 Spectrometri 11 Kalium (K) mg/L - Flamephotometri B. KIMIA ORGANIK 1 Zat Organik (KMnO4) mg/L - 14,2 Titrimetri

    LAIN-LAIN

    1 Karbon Dioksida (CO2) total mg/L

    - 5,1 Titrimetri

    2 Karbon Dioksida (CO2) mg/L - 3,87 Titrimetri 3 Daya pengikat klor mg/L - 0,82 4 Logam berat - Tt 5 Bikarbonat mg/L - 89,06 Titrimetri

    Sumber : Laboratorium ITB, 2005.

    Berikut ini keterangan mengenai parameter-parameter yang terdapat dalam

    air baku.

    Bau dan Rasa Bau dan rasa dalam air dapat disebabkan oleh berbagai jenis material,

    seperti alga atau mikroorganisme lain, zat organik yang membusuk, mineral

    seperti besi dan mangan, juga gas terlarut seperti hidrogen sulfida atau klor.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V12KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Suhu Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam pengolahan air. Sebagai

    contoh, bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lebih mudah larut

    dalam air yang hangat dibandingkan dalam air dingin. Partikel-partikel juga

    akan mengendap lebih cepat dalam air hangat.

    Warna Warna air alami terlihat coklat kekuning-kuningan. Air permukaan,

    terutama air genangan, seringkali memiliki warna yang menyebabkan air

    tersebut tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam keperluan domestik

    maupun industri. Warna yang terjadi berasal dari kontak air dengan sisa zat

    organik seperti daun-daunan, ranting atau kayu dalam bentuk berbagai tahap

    dekomposisi.

    Warna bisa dibedakan menjadi warna semu dan warna sejati. Warna semu

    disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air, sedangkan warna

    sejati disebabkan oleh zat-zat organik yang larut dalam air.

    Zat Padat Dalam air alam terdapat 2 kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan

    molekul organis, dan zat padat tersupensi dan koloidal seperti tanah liat,

    kwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui

    ukuran/diameter partikel-partikel tersebut.

    Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-

    komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan

    proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang

    air buangan.

    Zat padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu

    bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu

    tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat

    tersuspensi.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V13KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Kekeruhan Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang

    berukuran 10 nm sampai 10 m. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut

    antara lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan

    sebagainya.

    DHL Daya hantar listrik penting untuk memprediksi kandungan mineral dalam

    air. Semakin tinggi kadar mineralnya semakin tinggi daya hantar listriknya.

    pH pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui

    konsentrasi (aktivitas) ion hidrogen (H+). pH dinyatakan dalam angka 0-14.

    pH 7 menunjukkan air yang netral, pH di bawah 7 menunjukkan bahwa air

    bersifat asam dan pH di atas 7 menujukkan bahwa air bersifat basa. Kisaran

    pH yang normal untuk air permukaan adalah 6,5 sampai 8,5.

    Jika pH air lebih kecil dari 7, air cenderung menyebabkan korosi pada

    peralatan dan material lain yang kontak dengan air. Jika pH air lebih besar

    dari 7, air memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak pada pipa.

    DO Adanya DO (oksigen terlarut) di dalam air sangat penting untuk menunjang

    kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk

    membersihkan pencemaran secara alamiah (self purification) banyak

    tergantung kepada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut

    dalam air berasal dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan

    air. Terlarutnya oksigen di dalam air tergantung kepada temperatur, tekanan

    barometrik udara dan kadar mineral di dalam air.

    Nitrat Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi

    +5. Nitrat adalah senyawa nitrogen yang stabil. Nitrat merupakan salah satu

    unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan

    tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V14KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    ganggang yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi

    fosfat terpenuhi), sehingga air kekurangan oksigen yang menyebabkan

    kematian biota air.

    Nitrat dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk

    cat, dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah biasanya rendah, namun

    dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi

    pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/l.

    Di dalam usus manusia, nitrat dapat direduksi menjadi nitrit yang

    menyebabkan metamoglobinemi, terutama pada bayi (baby blue disease).

    Nitrit Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi

    +3. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara

    proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi

    pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase. Nitrit yang

    ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang

    dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PAM.

    Nitrit dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan

    hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut

    oksigen lagi. Di samping itu, NO2 juga menimbulkan nitrosamin pada air

    buangan tertentu yang dapat menyebabkan kanker.

    Besi Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir

    semua tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air.

    Pada umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat :

    o Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri) o Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 m) atau lebih besar, seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.

    o Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat)

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V15KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Pada air permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/l, tetapi

    dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi

    ini selain dapat membuat air berasa juga dapat menodai kain dan perkakas

    dapur.

    Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti misalnya air tanah, besi

    berada sebagai Fe2+ yang dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang

    mengalir dan memungkinkan terjadinya aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi

    Fe3+. Fe3+ ini sulit larut pada pH 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi Fe(OH)3

    yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. Jadi dalam air sungai, besi

    ada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut dan Fe3+ dalam bentuk senyawa organis

    berupa koloidal.

    Kesadahan Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+, juga

    oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang

    kesadahannya tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat

    kapur, dimana terkandung Ca2+ dan Mg2+ dalam dosis yang tinggi.

    Sulfat Kandungan sulfat yang tinggi dalam air mungkin disebabkan oleh larutnya

    magnesium sulfat atau sodium sulfat dalam air. Kandungan sulfat yang

    tinggi dalam air tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek pencuci

    perut.

    Natrium Natrium yang ada dalam air jauh lebih sedikit daripada natrium yang ada

    dalam garam dan makanan. Karena itu untuk orang yang sehat, kandungan

    natrium dalam air tidak memberikan pengaruh. Tetapi untuk orang yang

    menjalani diet karena penyakit tertentu, keberadaan natrium bisa menjadi

    masalah.

    Berdasarkan perbandingan antara kualitas air Saluran Induk Bugis dengan

    Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001, dapat dilihat bahwa ada beberapa

    parameter yang melebihi baku mutu yaitu konsentrasi besi dan mangan.

  • BABV TINJAUANAIRBAKUAIRMINUM

    PERENCANAANPENGEMBANGANIPAMPDAMTIRTADARMAAYU V16KAB.INDRAMAYUJAWABARAT

    Walaupun demikian, hal tersebut masih bisa diatasi dengan pengolahan

    yang sesuai. Oleh karena itu, secara keseluruhan kualitas air Saluran Induk

    Bugis memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air baku bagi Instalasi

    Pengolahan Air Minum Wilayah Perencanaan.