jawaban lt 9 (amoy)

20
1. Jelaskan bagaimana penanganan awal dan lanjutan dari pasien sprain, stain dan kontusio (NOMOR 5 PADA LT) Jawab : Penanganan Memar/ Kontusio 1. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler. Es adalah pilihan paling baik untuk menangani memar. Letakkan sebungkus es di daerah yang terkena cedera sesegera mungkin dan selama beberapa hari pertama setelah cedera terjadi. Diamkan selama 15 menit dan alasi kulit Anda dengan handuk tipis. Es akan mencegah memar tersebar ke daerah sekitar, tetapi Anda harus berhati-hati supaya tidak terlalu lama meletakkan es batu di permukaan kulit untuk mencegah terjadinya frost bite. 2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan jaringan lunak yang rusak. Sangat penting untuk mengistirahatkan area tubuh yang memar karena aktifitas yang berlangsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah yang memar dan memperlambat proses penyembuhan. Jika diperlukan dan juga bergantung pada posisi memar, maka Anda bisa membalut area memar untuk memberikan tekanan secukupnya supaya aliran darah di tempat memar tersebut menjadi terbatas 3. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya. Penanganan Lanjutan Memar/Kontusio

Upload: umi-krisdyantini

Post on 13-Apr-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

llll

TRANSCRIPT

Page 1: Jawaban Lt 9 (Amoy)

1. Jelaskan bagaimana penanganan awal dan lanjutan dari pasien sprain, stain dan kontusio

(NOMOR 5 PADA LT)

Jawab :

Penanganan Memar/ Kontusio

1. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.

Es adalah pilihan paling baik untuk menangani memar. Letakkan sebungkus es di

daerah yang terkena cedera sesegera mungkin dan selama beberapa hari pertama

setelah cedera terjadi. Diamkan selama 15 menit dan alasi kulit Anda dengan handuk

tipis. Es akan mencegah memar tersebar ke daerah sekitar, tetapi Anda harus berhati-

hati supaya tidak terlalu lama meletakkan es batu di permukaan kulit untuk mencegah

terjadinya frost bite.

2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan

jaringan lunak yang rusak.

Sangat penting untuk mengistirahatkan area tubuh yang memar karena aktifitas yang

berlangsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah yang memar dan

memperlambat proses penyembuhan. Jika diperlukan dan juga bergantung pada posisi

memar, maka Anda bisa membalut area memar untuk memberikan tekanan

secukupnya supaya aliran darah di tempat memar tersebut menjadi terbatas

3. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya.

Penanganan Lanjutan Memar/Kontusio

1. Ketika memar diikuti dengan nyeri, maka Anda bisa menggunakan obat anti nyeri

atau salep anti nyeri untuk meredakan nyeri. Anda bisa mengkonsumsi asetaminofen

untuk meredakan nyeri dan asetaminofen juga dapat mencegah timbulnya endapan

darah. Disarankan juga supaya Anda menghindari penggunaan ibuprofen atau aspirin

karena obat ini cenderung akan menimbulkan perdarahan. Vitamin K juga sangat

baik untuk mempercepat proses penyerapan darah ke dalam tubuh. Untuk membatasi

aliran darah yang dapat memperluas memar, sangat disarankan untuk meminimalisir

pergerakan.

2. Setelah tiga hari, mengompres daerah memar dengan sesuatu yang hangat akan

membantu mempercepat proses pemulihan. Memar akan hilang dengan pengobatan

Page 2: Jawaban Lt 9 (Amoy)

dan penanganan seperti yang disebutkan di atas dalam waktu seminggu sampai

sepuluh hari

3. Jika memar tidak menghilang dalam dua minggu dan nyeri juga semakin tidak

tertahankan, mungkin terjadi sesuatu yang serius sehingga Anda harus menemui

dokter untuk mendapat pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut.

Penanganan Strain dan Sprain

Bahr (2003) menyatakan beberapa hal dapat mengatasi strain dan sprain yaitu :

(a) Sprain/strain tingkat satu

Pada keadaan ini, bagian yang mengalami cedera cukup diistirahatkan untuk memberi

kesempatan regenerasi.

(b) Sprain/strain tingkat dua

Pada keadaan ini penanganan yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip RICE (Rest,

Ice, Compession and Elevation).

Rest (istirahat)

Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, bertujuan untuk mencegah

bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran darah yang menuju kedaerah

yang cedera.

Ice (aplikasi dingin)

Yaitu memberikan es selama dua hari setelah cedera untuk melokalisir daerah

cedera, mematikan ujung syaraf sehingga mengurangi rasa nyeri, dan mencegah

agar jaringan yang cedera tidak bertambah bengkak karena pemberian es akan

menyebabkan vasokontriksi sehingga aliran darah yang menuju daerah cedera

berkurang. Pemberian es jangan sampai terlalu lama karena akan mengakibatkan

iritasi, hypothermia, dan frost bite yaitu kerusakan yang terjadi karena penerapan

aplikasi dingin yang berlebihan. Cara penerapan aplikasi dingin atau pemberian es

yaitu:

a) Es ditempatkan pada kantong plastik kemudian dibungkus dengan

handuk.

b) Kompres es dilakukan selama 2-3 menit

Page 3: Jawaban Lt 9 (Amoy)

c) Bila sudah terasa kesemutan atau telihat pucat pemberian es dapat dihentikan

sementara. Ini merupakan tanda telah terjadi vasokontriksi

Compression (pembalutan)

Yaitu mempergunakan kompresi elastis selama dua hari untuk mencegah

pembengkakan dan menghentikan perdarahan. Pembalutan dapat menggunakan

perban atau pembalut tekan yang elastis (tensocrepe) dan harus dipakai senyaman

mungkin.

Elevation (meninggikan daerah cedera)

Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya pembengkakan akibat perdarahan dan peradangan.

Dalam perawatan nyeri yang disebabkan karena cedera, terapi dingin dilakukan

sampai pembengkakan berkurang. Terapi dingin biasanya digunakan pada 24

sampai 48 jam setelah terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan

pembengkakan. Panas selanjutnya digunakan dalam fase rehabilitasi fase kronis.

Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan RICE antara lain cedera memar,

strain dan sprain, dan kram otot.

Page 4: Jawaban Lt 9 (Amoy)

Tindakan istirahat yang dilakukan sebaiknya dalam bentuk fiksasi dan imobilisasi

(suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan)

dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Tindakan imobilisasi dilakukan selama

3-6 minggu. Terapi dingin yang dilakukan dilakukan pada fase awal cedera. Pada fase

lanjut terapi dingin digantikan dengan terapi panas. Pada keadaan subkronis dimana

tanda tanda peradangan sudah menurun dilakukan terapi manual berupa massage.

Pada fase akhir dapat dilakukan terapi latihan untuk memaksimalkan proses

penyembuhan.

(c) Sprain/strain tingkat tiga

Pada keadaan ini, penderita diberi pertolongan pertama dengan metode RICE dan

segera diikirim kerumah sakit untuk dijahit dan menyambung kembali robekan

ligamen, otot maupun tendo.

2. Jelaskan diagnosa keperawatan/Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

dengan sprain, strain dan kontusio (NOMOR 7 PADA LT)

Jawab :

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan sprain, strain dan

kontusio adalah

1. Nyeri Akut

Nyeri Akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

yang muncul akibat kerusakan jaringan yag actual atau potensial atau digambarkan

dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of

pain). Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan

Page 5: Jawaban Lt 9 (Amoy)

akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan. Pada pasien

dengan sprain,strain dan kontusio akan mengalami pembengkakan dan menimbulkan

nyeri tekan pada daerah yang terkena.

Diagnosa Keperawatan :

Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik yang ditandai dengan sikap

melindungi area nyeri dan melaporkan nyeri secara verbal.

2. Kerusakan Integritas Jaringan

Kerusakan Integritas Jaringan merupakan kerusakan jaringan pada daerah membrane

mukosa, kornea, integumen atau subkutan. Pada pasien dengan sprain, strain, dan

kontusio akan mengalami kerusakan jaringan berupa kerusakan jaringan ikat di

bawah kulit yaitu tendon, otot serta ligament akibat putusnya ligament atau robekan

pada otot.

.

Page 6: Jawaban Lt 9 (Amoy)

Diagnosa Keperawatan :

Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis., tekanan,

koyakan/robekan, friksi) yang ditandai dengan kerusakan jaringan

3. Hambatan Mobilitas Fisik

Hambatan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu

atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Pada pasien dengan sprain, strain

dan kontusio pada fase lanjut atau sprain dan strain tingkat III akan mengalami

kesulitan pergerakan atau tidak dapat bergerak seperti biasa pada daerah yang

terserang karena putusnya seluruh ligament atau terjadi robekan total pada unit

musculo tendineus.

Diagnosa Keperawatan :

Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan

intoleransi aktivitas yang ditandai dengan keterbatasan kemampuan melakukan

keterampilan motorik kasar (berjalan) dan pergerakan lambat.

3. Pasien dengan sprain dan kontusion biasanya baru datang ke tempat pelayanan kesehatan

jika kondisinya terlalu parah dan tidak bisa ditangani di rumah atau dengan pengobatan

tradisional. Jelaskan Obat tradisional atau penanganan tradisional atau kearifan local

(local wishdom) yang anda ketahui sering digunakan oleh masyarakat dalam menangani

sprain, stain dan kontusio (ceritakan apa yang anda ketahui dan temukan di lingkungan

sekitar anda. Boleh menggunakan pendapat pribadi dan tidak menggunakan sumber

ilmiah) (NOMOR 10 PADA LT)

Jawab :

a. Salah satu penanganan menggunakan obat tradisional pada pasien dengan sprain,

strain dan kontusio adalah menggunakan buah pala atau yang biasa dikenal dengan

jebu garum oleh masyarakat bali serta ditambahkan dengan arak api. Beberapa

masyarakat bali percaya bahwa keseleo atau terkilir dapat disembuhkan dengan

pengobatan tradisional ini. Isi buah pala atau jebu garum dihancurkan dan

dicampurkan dengan arak api, lalu kasa atau kapas direndam dalam ramuan tersebut

dan ditempelkan pada kaki yang keseleo. Beberapa masyarakat bali percaya bahwa

Page 7: Jawaban Lt 9 (Amoy)

buah pala atau jebu garum dapat meringankan keseleo serta mengobati bengkak pada

kaki yang keseleo, sedangkan arak api dipercaya memberikan sensasi dingin dan

nyaman pada kaki karena kandungan alkohol yang tinggi pada arak api.

b. Cendana adalah pohon tahunan yang sangat bermanfaat dan banyak tumbuh di

Indonesia. Kayu cendana sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,

furniture, kriya atau kerajinan tangan, karya seni, hingga tasbih. Namun, dibalik

manfaat kayu cendana sebagai kerajinan, tanaman ini sebenarnya bermanfaat juga

untuk kesehatan. Salah satu manfaat dari kayu cendana dalam bidang kesehatan adalah

meringankan bengkak pada keseleo. Kebanyakan masyarakat, khususnya masyarakat

Bali percaya nyeri dan bengkak yang ditimbulkan karena keseleo dapat berkurang

dengan menggunakan gosokan kayu cendana. Kayu cendana digosokkan pada tempat

gosokan kayu cendana yang telah berisi sedikit air, kemudian digosok hingga air

tersebut berwarna kecoklatan. Setelah berwarna kecoklatan, ambil gumpalan kapas

kemudian celupkan pada air ramuan tadi dan ditempelkan pada daerah kaki yang

bengkak.

Page 8: Jawaban Lt 9 (Amoy)

c. Kencur merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau

pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Tanaman yang

memiliki daging buah yang lunak dan tidak berserat ini berwarna putih, berkulit luar

coklat dan rimpangnya memiliki aroma yang spesifik. Selain digunakan sebagai bumbu

masakan kencur juga kerap kali digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional. Salah

satu khasiat kencur sebagai obat tradisional adalah untuk meringankan memar. Di

masyarakat, kencur biasanya ditumbuk bersama dengan beras hingga lunak, kemudian

di balurkan pada bagian yang memar atau keseleo. Masyaraklat percaya bahwa dengan

menggunakan kencur yang ditumbuk bersamaan dengan beras dapat memberikan

sensasi nyaman.

Page 9: Jawaban Lt 9 (Amoy)
Page 10: Jawaban Lt 9 (Amoy)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Evaluasi

1. Nyeri Akut

berhubungan dengan

agens cedera fisik yang

ditandai dengan sikap

melindungi area nyeri

dan melaporkan nyeri

secara verbal.

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama ...... x

24 jam, diharapkan nyeri

yang dirasakan pasien

dapat berkurang dengan

kriteria hasil :

Pain Control :

a. Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Pain Level

NIC:

Pain Management

a. Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas,

dan faktor

predisposisi

b. Observasi reaksi non

verbal dari

ketidaknyamanan

c. Control lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

d. Kaji tipe dan sumber

Pain Management:

a. Untuk mengetahui

lokasi,

karakteristik,

awitan dan durasi,

frekuensi, kualitas,

intensitas atau

keparahan nyeri,

faktor presipitasi

nyeri.

b. Untuk mengetahui

isyarat nonverbal

ketidaknyamanan

pasien

c. Untuk mengurangi

adanya gangguan

dari lingkungan

luar yang dapat

meningkatkan rasa

nyeri

S : Pasien melaporkan

bahwa nyerinya

berkurang serta

mengatakan merasa

lebih nyaman

setelah nyerinya

berkurang

O : pasien tampak lebih

tenang, skala nyeri

pasien berkurang

dilihat dari ekspresi

wajah pasien serta

tanda-tanda vital

pasien dalam

rentang normal

A: Tujuan

tercapai,masalah

teratasi

P:Pertahankan kondisi

Page 11: Jawaban Lt 9 (Amoy)

a. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang (tidak

tampak merintih,

menangis, gelisah

serta melindungi area

nyeri)

b. Tanda-tanda vital

pasien dalam rentang

normal (nadi : 90-150

kali/menit, RR : 24-40

kali/menit, tekanan

darah : 80-100, suhu

36,5-37,5oC

nyeri untuk

menentukan

intervensi

e. Ajarkan tentang

teknik non

farmakologi seperti

relaksasi dengan

menarik nafas dalam

serta distraksi seperti

menonton dan

mendengarkan

musik

Analgesic

Administration:

a. Kolaborasi

pemberian obat

analgetik untuk

mengurangi nyeri

b. Berikan informasi

tentang nyeri berapa

lama nyeri akan

berkurang dan

d. Untuk mengetahui

tindakan yang

tepat yang dapat

dilakukan untuk

mengontrol/

mengurangi

intensitas nyeri

e. Mengalihkan

perhatian klien

agar tidak terfokus

pada rasa nyeri

yang dirasakan

Analgesic

Administration:

a. Memberikan efek

untuk mengurangi

rasa nyeri

b. Agar pasien

mengetahui

informasi tentang

nyeri, penyebab

nyeri, berapa lama

pasien

Page 12: Jawaban Lt 9 (Amoy)

antisipasi

ketidaknyamanan

dari prosedur

c. Monitor vital sign

sebelum dan sesudah

pemberian analgesic

pertama kali

akan berlangsung,

dan antisipasi

ketidaknyamanan

akibat prosedur.

c. Untuk memantau

adanya perubahan

vital sign sebelum

dan sesudah

diberikan

analgesic pertama

kali

Page 13: Jawaban Lt 9 (Amoy)

DAFTAR PUSTAKA

Bahr, R. and I. Holme (2003). "Risk factors for sports injuries—a methodological approach." British journal of sports medicine

37(5): 384.

Ronald. P. Feiffer. (2009). Sports First Aid (Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga). Jakarta: Erlangga

NANDA International. 2013.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGC

Moorhead S, Jonson M, Mass ML et al. 2008. Nursing Outcome Classfication. USA :Mosby Elsevier.

Doctherman JMC, Bulecheck GN. 2008. Nursing Intervention Classification. USA : Mosby Elsevier