jakarta, 28 juni 2005 fraksi partai amanat nasional...
TRANSCRIPT
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENT ANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004
TENT ANG ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
T AHUN ANGGARAN 2005
Dibacakan Oleh : Ir. Tjatur Sapto Edy, MT. Nomor Anggota : A-161
Jakarta, 28 Juni 2005
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
•-•· -•m•::r•m••---=--------··--· .. -.... .. ...
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBUK INDONESIA
PENDAPAT FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TERH}\DAP
PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004
TENT ANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2005
PAN PARTAl A!.IAtllT NASIONAL
Dibacakan Oleh: Ir. Tjatur Sapto Edy, MT Nomor Anggota : A- 161
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan yang kaini hormati,
Saudara Menteri Keuangan beserta jajaranya yang kami hormati,
Sebagai hamba Allah yang beriman, marilah kita senantiasa
memanjatkan puji dan syukur atas nikmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga pada hari ini dapat terselenggara Rapat Paripurna Dewan dengan
agenda pendapat Fraksi-Fraksi terhadap Perubahan atas Undang Undang
Nomor 36 tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2005
Sidang Dewan yang Kami Hormati
Dari Kesimpulan Rapat Kerja Panitia Anggaran DPR RI dengan
Pemerintah dalam rangka pembicaraan tingkat l/pembahasan Rancangan
Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang Undang l\lomor 36 Tahun
2004 tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran
Gedung Nusantara I MPR / DPR-RI, Lantai 20 Ruang 2009, JI. Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270 Telp. (021) 575 5810, 575 5812 Faks. (021) 575 5811, 575 5800
2005 terdapat beberapa hal penting untuk mendapat tanggapan Fraksi-fraksi di
DPR RI.
Pengajuan RUU tentang Perubahan atas UU nomor 36 tahun 2004
tentang APBN TA 2005 dilakukan oleh Pemerintah dapat dipahami karena telah
terjadi perkembangan dan perubahan keadaan yang sangat mendasar baik di
dalam maupun luar negeri yang berdampak sangat signifikan pada pelaksanaan
APBN 2005. Perkembangan tersebut antara lain :
1. Terjadinya bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami yang
menelan korban ratusan ribu jiwa dan menghancurkan sebagian Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam (NAO) dan Pulau Nias di Provinsi Sumatera
Ut.ara sehingga perlu dana besar untuk tanggap darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi yang tidak terdapat dalam APBN 2005.
2. Menindaklanjuti amanat Undang-Undang no. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah maka dibutuhkan pendanaan yang bersumber dari
APBN untuk membantu pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah selain dana
dari APBD daerah setempat
3. Harga minyak mentah yang merupakan salah satu dasar utama perhitungan
ekonomi makro telah naik begitu drastis di pasaran internasional berdampak
sangat signifkan bagi pengelolaan keuangan negara sehingga meskipun ada
peningkatan di sisi penerimaan negara tetapi juga sangat memukul dari sisi
pengeluaran negara terutama subsidi BBM.
Mengingat pentingnya ha-hal tersebut dan RUU di atas diajukan sebelum
Pemerintah menyampaikan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosa
Semester II APBN TA 2005 berjalan maka maka FPAN memandang perlu
perubahan APBN TA 2005 dilaksanakan secara parsial.
Melalui Perubahan APBN TA 2005 secara parsial diharapkan
Pemerintah dan DPR dapat segera merespon kebutuhan rakyat mendesak atas
kenaikan harga BBM pada bulan Maret lalu melalui Program Kompensasi
Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM, pembangunan/belanja untuk NAD dan
2
Nias, Pilkada serta perubahan nomenklatur pada kementerian baru yang
programnya memerlukan dukungan anggaran.
Sidang Dewan yang Kami Hormati
Dari hasil Pembicaran Tingkat l/pembahasan materi perubahan APBN
2005 F-PAN berpendapat:
Al"'4P\~(i 11.J..
Pertama, asumsi dasar dalam APBN-P 2005~elah mendekati realita dr-t9 1;1sul~11 P~ ,·.vh)\
sehingga diharapkan mampu mendorong APBN kita lebih transparan dan
akuntabel.
Kedua, subsidi BBM kita melonjak mencapai Rp 76.5 trilyun. Karena itu
subsidi tersebut harus betul-betul sampai kepada rakyat yang betul betul
membutuhkan. Pemerintah harus bekerja keras menekan angka pengoplosan
dan penyelundupan.
Ketiga, Fraksi PAN berpendapat bah.wa Bantuan Sosial untuk
Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM haruslah disalurkan untuk
kegiatan-kegiatan yang terukur dan langsung menyentuh kebutuhan rakyat.
PKPS BBM bidang pendidikan yang memberikan jaminan bebas biaya untuk
siswa SD dan SMP serta beasiswa untuk siswa SMU sudahlah tepat. Demikian
juga untuk jaminan berobat gratis di puskesmas serta rawat inap di RS kelas 3
juga kami pandang tepat untuk bidang kesehatan dan perbaikan infrastruktur
untuk desa tertinggal. fflt\N 1'11\t..IV!A.,,,k kr~ 'P<-"1.-Li.,,tJ'. !.(!{. MJ..Wt~·fwi.....,. J.a..rtc ~ ,·n.,·
SttMrc:0 ~J Y9 buk~;> ~ti\)V\ tf'.'.:J&J,~ J ~ (};.~AM,p_h~lc~C{ Keempat, Belanja Untuk NAD dan Nias. Dalam r~an~n~ ~ i e()..i /
belanja untuk NAD dan Nias Propinsi Sumatera Utara sebesar Rp 13.260,3 f~l milyar penyalurannya melalui Sadan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR), M~
~_'M~ diperlukan standar operasional prosedur yang jelas dan Pemerintah pusat rv- cy _1:;~;,
memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan kepada BRR. Mengingat 0
r. r. tllv-\ k1 3 ~(j\ vvv t~ OJ-\ iv \/'-\ ~ '?Je<; ~
-~ (g UV\ vxl (A_~
~ ... 9--·lrl~· ~- .R.JJZ,. M.QrdfJr1v-
" anggaran tersebut juga dibeayai dari utang luar negeri, pengelolaannya
memerlukan profesionalisme sekaligus harus mengarah pada penciptaan
program-program produktif yang menghasilkan dan berdaya guna. Sehingga
juga memberikan peluang bagi masyarakat lokal dalam mendapatkan mata
pencaharian.
Kelima, Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) secara langsung. Dukungan
penyelenggaraan Pilkada secara langsung dalam APBN 2005 sebesar Rp 834,9
milyar. Penyelenggaraan Pilkada dilakukan di 11 Propinsi dan 215
Kabupaten/Kota. PILKADA secara langsung merupakan spirit dari desentralisasi
kekuasaan guna menguatkan struktur pemerintahan daerah dalam merespon
setiap perubahan sosial dan politik di daerah.
Keenam, nomenklatur kementerian baru yang juga telah mendapatkan
alokasi APBN memerlukan koordinasi dengan kementerian yang sudah ada,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan program
pembangunan.
~,.. bv ~'J P~~ ~I rvk- 20,. 3 3 T
Ketujuh, lenanggulangan defisit APBN 2005 yang mencapai Rp 20T
lebih, melalui /~enerbitan surat utang negara (obligasi pemerintah) harus
memperhatikan berbagai pertimbangan efek terhadap tertekannya anggaran
kita di masa yang akan datang. DPR-RI melalui alat kelengkapan dewan sesuai
tugasnya memberikan kontrol terhadap rencana penerbitan dan pengedaran
obligasi tersebut.
Kede/apan, pembahasan beberapa materi perubahan APBN tahun
anggaran 2005 yang belum tuntas secara defile antara Pemerintah dan Panitia
Anggaran DPR RI tetap harus dilakukan untuk menjamin transparannya
realisasi APBN
~~~~-dat1 ~c.bg'r ~ff>.N ~~,~
Sidang Dewan yang Kami Hormati l Demikian beberapa pain penting pendapat F-PAN
1 ~ Perubahan atas {]
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2005. Selanjutnya FPAN memandang perlunya agar
Pemerintah bersama Dewan segera membahas Perubahan APBN TA 2005
selanjutnya mengingat sangat banyak perkembangan yang perlu segera direspon
yang membutuhkan pendanaan dari negara.
Demikian Pendapat F-PAl\I kami sampaikan,
Billahittaufiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
---Muhammad Najib
5