fraksipartai...

7
FRAKSIPARTAI DEMOKRASIINDONESIAPERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONFSIA Sekretarial : MPR I DPR ·AI, Nusantara I, Lantai VI, Ruang 0608 10, Jl. Jend. Gatol Subroto, Jakarta 10270 v 5756187,5756100,5756162, r-ax. 5756188,5756181 PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN .ANGGARAN 2003 BESERTA NOTA KEUANGANNYA Disampaikan Oleh : S UK 0 N 0 Anggota Nomor : A - 162 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang terhormat Saudara l{etua; Yang terhormat Saudara para anggota Dewan; ··Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan selaku wakll Pemerintah beserta Jajarannya; Saudara-saudara Wartawan dan Hadirin yang terhormat. MERDEKA !!! Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Sebelup1 kami menyampaikan substansi Pendapat Akhir Fraksi PDI Perjuangan maka, atas perkenan Saudara Ketua, izinkanlah saya mengajak seluruh hadirin menyampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya-lah kita dapat menghadiri Sidang Dewan yang mulia ini dalam· · keadaan sehat walafiat. Dan tak lupa kami atas nama Fraksi POI Perjuangan menyampaikan sclamat menunaikan ibadah puasa, semoga puasa Bapak/Ibu dapat menambah Iman dan Taqwa. Saudara Ketua; Saudara Menteri Keuangan, dan Sidang Dewan yang Terhormat. I. PENGANTAR. Bahwa RAPBN Tahun Anggaran 2003 adalah merupakan pelaksanaan dari REPETA dan PROPENAS. Namun dalam pelaksanaannya belum dapat seperti apa yang diharapkan dalam PROPENAS. Karena akibat adanya gangguan

Upload: duongdieu

Post on 07-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FRAKSIPARTAI DEMOKRASIINDONESIAPERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONFSIA Sekretarial : MPR I DPR ·AI, Nusantara I, Lantai VI, Ruang 0608 • 10, Jl. Jend. Gatol Subroto, Jakarta 10270

v (~1) 5756187,5756100,5756162, r-ax. 5756188,5756181

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPR-RI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN .ANGGARAN 2003 BESERTA NOTA KEUANGANNYA

Disampaikan Oleh : S UK 0 N 0 Anggota Nomor : A - 162

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Yang terhormat Saudara l{etua; Yang terhormat Saudara para anggota Dewan;

··Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan selaku wakll Pemerintah beserta Jajarannya; Saudara-saudara Wartawan dan Hadirin yang terhormat.

MERDEKA !!!

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Sebelup1 kami menyampaikan substansi Pendapat Akhir Fraksi PDI Perjuangan

maka, atas perkenan Saudara Ketua, izinkanlah saya mengajak seluruh hadirin

menyampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

perkenan-Nya-lah kita dapat menghadiri Sidang Dewan yang mulia ini dalam· ·

keadaan sehat walafiat. Dan tak lupa kami atas nama Fraksi POI Perjuangan

menyampaikan sclamat menunaikan ibadah puasa, semoga puasa Bapak/Ibu

dapat menambah Iman dan Taqwa.

Saudara Ketua;

Saudara Menteri Keuangan, dan

Sidang Dewan yang Terhormat.

I. PENGANTAR.

Bahwa RAPBN Tahun Anggaran 2003 adalah merupakan pelaksanaan dari

REPETA dan PROPENAS. Namun dalam pelaksanaannya belum dapat seperti

apa yang diharapkan dalam PROPENAS. Karena akibat adanya gangguan

t

kearnanan dalarn negeri rnapun luar negeri. Pengaruh akibat Peledakan Born

di Bali, dan Pernbornan gedung WTC dan Pentagon sangat besar pengaruhnya

terhadap perekonornian nasional, dernikian pula rnelernahnya pertumbuhan

ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia antara lain Jepang,

Arnerika Serikat dan U ni Eropa sudah pasti akan rnernpengaruhi secara

signifikan terhadap perekonornian Indonesia. Maka sasaran yang ada dalam

PROPENAS sudah tidak dapat dicapai lagi.

Oengan berbagai pertirnbangan atas kondisi ekonorni, keamanan dan paska

terjadinya ledakan born Bali dan setelah melalui perdebatan, pencermatan

dan pemaharnan Panitia Anggaran sebagai pernegang hak budget OPR

akhirnya rnenetapkan asurnsi dasar RAPBN 2003 yaitu:

- Perturnbuhan ekonomi 4% turun dari diusulkan Pemerintah 5%.

- Laju Inflasi 9% naik dari yang diusulkan Pemerintah yakni 8%.

- Nilai tukar Rupiah Rp. 9.000,- per-US$ naik dari yang diusulkan

Pemerintah yakni Rp. 8.700,- per-US$

Harga dasar minyak 22 US$ perbarrel naik dari yang diusulkan Pemerintah

20,5 US$ perbarrel.

- Suku bunga SBI tiga bulan 13% tetap.

Fraksi POI Perjuangan dapat menerima asumsi dasar dan perubahan besaran

RAPBN, sebab cenderung lebih realistis rnengingat kondisi ekonorni, sosial,

politik dan keamanan yang sepenuhnya belurn pulih serta pengaruh

perkernbangan ekonomi dunia . . Disarnping asurnsi dasar tersebut, untuk pernulihan perekonomian nasional

prioritas alokasi anggaran. untuk Tahun 2003 tidak bisa lagi tergantung

kepada REPETA sebagai penjabaran dari PROPENAS karena asumsi-asumsi

penetapan prioritas alokasi anggaran tersebut sudah berubah. Prioritas yang

perlu rnendapat pertimbangan adalah pernbangunan infrastruktur ekonomi.

Oari pihak Pernerintah yang diwakili oleh Bappenas mengusulkan bahwa

untuk mernbuat jalan negara dan jalan propinsi diperlukan hanya Rp. 8

triliun. Ternyata Panitia Anggaran hanya rnenyetujui Rp. 4,2 triliun, sehingga

target rehabilitasi yang dicapai hanya 80% untuk jalan negara dan 60%

untuk jalan propinsi. Hal ini menjadi sikap Fraksi POI Perjuangan didalam

upaya rnernperbaiki infra struktur ekonorni menyikapi perkernbangan terakhir

perekonomian dunia dan dalarn negeri, akan tetapi hal ini tidak mendapat

dukungan dari anggota fraksi lainnya. Maka Fraksi PDI Perjuangan mengajak

rekan-rekan anggota fraksi lainnya, untuk tahun anggaran 2004 kita terlebih

dahulu rnenetapkan prioritas baru kita rnembicarakan besaran-besaran

alokasinya.

II. TANGGAPAN, PENDAPAT, DAN SARAN.

1. Pendapatan Negara.

Rencana pendapatan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan

yang meliputi 80% dari keseluruhan penerimaan dalam negeri atau

13,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) sesungguhnya masih terlalu

kecil dibandingkan dengan potensi yang ada. Rendahnya rencana target

penenmaan dari perpajakan terutama disebabkan terbatasnya akses

memperoleh informasi bagi aparat perpajakan. Hal ini disebabkan

berbagai peraturan perundang-undangan, antara lain Undang-undang

tentang Perbankan Tahun 1998 yang sangat membatasi akses

memperoleh informasi tentang keuangan nasabah. Sedangkan di negara­

negara yang tax rationya cukup tinggi ketentuan seperti itu tidak ada.

Kemudian Undang-undang tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai

Tukar Tahun 1999 juga menetapkan Lalu Lintas Devisa yang

transaksinya diperkirakan mencapai 250 ribu perbulan, dinyatakan

rahasia sehingga tidak boleh diakses oleh aparat perpajakan. Sedangkan

hal tersebut merupakan objek pajak penghasilan. Selanjutnya Keppres

Nomor 68 Tahun 1983 yang menyatakan bahwa terhadap Deposito

berjangka dan tabungan-tabungan lainnya tidak dilakukan pengusutan

perpajakan atau fiskal sedangkan semua transaksi keuangan itu juga

menjadi objek dari pajak penghasilan. Hal ini juga menimbulkan ketidak

adilan terhadap wajib pajak (WP) yang bukan deposan. Dengan

perkembangan dana pihak ketiga diperbankan nasional yakni pada awal

tahun 1998 berjumlah. Rp. 358 triliun, dan posisinya pada bulan Juni

tahun 2002 menjadi Rp. 812 triliun. Data-data keuangan ini tidak boleh

diakses oleh aparat perpajakan, maka terjadilah kerugian yang sangat

begitu besar terhadap keuangan negara. Dipihak lain uang rakyat dari

APBN setiap tahunnya untuk membayar bunga utang dalam negeri

mencapai Rp. 60 triliun. Oleh karena itulah mengakibatkan APBN kita

menjadi defisit. Dalam hubungan itu Fraksi PDI Perjuangan mengajak

anggota Fraksi lainnya demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

rakyat, semua ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang

menghambat akses informasi kepada aparat perpajakan harus ditinjau

kern bali.

2. Sumber Daya Alam.

Rencana penerimaan pcndapatan negara bukan pajak yang berasal dari

sumber daya alam sebesar Rp. 59,3 triliun masih sebagian besar dari

sumber daya alam migas, sedangkan potensi dari sumber daya alam non

Migas, seperti Kehutanan, Pertambangan Umum, dan Perikanan masih

cukup besar. Tidak terukurnya penerimaan pendapatan dari sumber

daya alc;tm non migas tcrsebut disebabkan pola pengelolaannya tidak

seperti pengelolaan migas "yang menggunakan sistem bagi basil dan

kontrak karya. Kalau pola pengeiolaannya seperti pola Migas, maka

potensial loss yang sekurang-kurangnya Rp. 135 triliun dapat menjadi

penerimaan pendapatan APBN setiap tahun.

3. Belanja Pegawai.

Mengutip pernyataan lbu Presiden yang mengatakan bahwa birokrasi

kita tidak efisien oleh karena jumlah pegawai yang terlalu besar

dibanding dengan beban pekerjaan, maka Fraksi PDI Perjuangan

menyarankan agar diambil langkah-langkah terobosan pemberdayaan

organisasi Departemen/ Lembaga serta pegawai negeri. Sehubunga.n

dengan beban APBN untuk pembayaran belanja pegawai khususnya

pens1unan pegawm negn dan militer peranan TASPEN perlu

ditingkatkan. Fraksi PDI Perjuangan sangat prihatin melihat peranan

TASPEN yang di dalam Tahun Anggaran 2002 masih berperan atau

berkontribusi sebesar 25% untuk pembayaran pensiun, sedangkan

dalam Tahun Anggaran 2003 di rencanakan hanya 21%. Pangsa terse but

juga baru dapat dipenuhi dengan mengorbankan aset kira-kira Rp 400

miliar. Melemahnya peranan TASPEN tersebut disebabkan masih

adanya tagihan investasi TASPEN pada Bank Rekap Danamon yang

sebesar Rp 900 miliar sebagai kebijaksanaan masa lalu yang baru dapat

tertagih sebesar Rp 300 miliar. Demikian juga peranan dari Asuransi

ABRI yang mencapai Rp 60 miliar untuk Tahun Anggaran 2003. Melihat

kinerja yang demikian ini sudah pasti tujuan didirikannya TASPEN dan

ASABRI yaitu untuk dapat memikul keseluruhan beban pembayaran

pensiun akan tidak terpenuhi. Oleh karena itu Fraksi PDI Perjuangan

menyarankan agar ASABRI digabungkan dengan TASPEN dan seluruh

tagihan-tagihan TASPEN harus segera dapat dicairkan. Sehingga tujuan

didirikannya TASPEN tersebut dapat terwujud.

4. Belanja Barang.

Dalam Tahun Anggaran 2001 yang lalu dengan latar belakang pemikiran

ada komponen-komponen belanja barang yang tidak efisien dan efektif,

maka secara menyeluruh di lakukan pengurangan sebesar 10% terhadap

rancangan belanja barang yang diajukan Pemerintah kepada DPR.

Perlakuan yang sama ingin juga dilakukan terhadap pengeluaran belanja

barang dalam RAPBN Tahun Anggaran 2003. Fraksi POI Perjuangan

masih tetap memperkirakan masih banyak komponen dalam belanja

barang tersebut yang belum efisien. Fraksi POI Perjuangan meminta

kepada Pemerintah agar anggaran belanja barang tersebut antara lain

pemeliharaan gedung, pemakaian listrik, telepon dan air bersih harus

dilakukan sesuai dengan kebutuhan menjalankan kegiatan rutin dari

instansi yang bersangkutan.

5. PENGELUARAN PEMBANGUNAN.

Prioritas kebijakan pengeluaran pembangunan digunakan antara lain

uptuk kegiatan yang sangat penting dan sangat mendesak, berdampak (

luas, peningkatan kesempatan kerja, proyek yang cepat berfungsi dan

bermanfaat bagi masyarakat luas, pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur, dan pemerataan pembangunan daerah melalui

dekonsentrasi dan tugas perbantuan. Pengeluaran pembangunan APBN

Tahun Anggaran 2003 sebsar Rp. 65.129,8 miliar atau 3,36% dari PDB

mengalami kenaikan Rp. 12.830,7 miliar dibanding dengan Tahun

Anggaran 2002. Dana tersebut disebar disemua sektor, sub sektor,

Departemen/Lembaga dan Daerah Tingkat I dan Tingkat II. Alokasi

pengeluaran pembangunan yang merupakan investasi Pemerintah

untuk penyediaan sarana dan prasarana (infrastruktur) juga

diupayakan untuk mendukung pencapaian prioritas pembangunan

nasional.

Sikap Fraksi PDI Perjuangan terhadap penambahan anggaran belanja

pembangunan dari optimalisasi pendapatan negara belum sepenuhnya

mendukung stimulus dan pertumbuhan ekonomi oleh karena belum

sepenuhnya dapat menampung kebutuhan, pembangunan dan

perbaikan infrastruktur.

6. Dana Alokasi Umum (DAU).

Fraksi PDI Perjuangan berpendapat bahwa penetapan DAU dan DAK

kepada Dati II setiap tahun akan semakin menimbulkan kesulitan akibat

tidak adanya data-data otentik antara lain jumlah penduduk, luas

wilayah, dan potensi daerah. Pemerintah mempergunakan data dari BPS

dan BKKBN. Sedangkan Pemerintah Daerah mempergunakan data

sendiri yang kecenderungannya akan membesarkan angka-angka data

tersebut dengan tujuan memperoleh alokasi yang lebih besar. Fraksi PDI

Perjuangan berpendapat :peranan BPS dan BKKBN untuk memberikan

data yang otentik dan akurat mengenai objek tersebut diatas sudah tidak

dimungkinkan lagi, oleh karena tidak mungkin BPS dan BKKBN

melakukan pemetaan untuk menetukan luas wilayah. Begitu juga halnya

BPS dan BKKBN tidak mungkin melakukan pendataan mengenai kondisi

prasarana jalan, sarana irigasi, sarana gedung sekolah, Puskesmas dan

lain-lain. Oleh karena itu Fraksi PDI Perjuangan berpendapat perlu

· ditetapkan lembaga yang dapat melaksanakan tugas pendataan yang

men]adi dasar perhitungan dalam memutuskan formula DAU.

7. Privatisasi

Dalam rangka memenuhi target pembiayaan defisit APBN, dilakukan

dengan privatisasi BUMN, sehingga mengaburkan tujuan utama dari

privatisasi itu sendiri yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan

produktifitas BUMN. BUMN-BUMN mana yang berfungsi memenuhi

kepentingan umum dan yang bisa menghasilkan, baik berupa deviden,

pajak, dan penyediaan lapangan pekerjaan tidak perlu dijual. Inilah yang

menjadi sikap dasar Frak~i PDI Perjuangan dalam menanggapi penjualan

BUMN. Oleh karena itu Fraksi PDI Perjuangan mengharapkan agar

Pemerintah melaksanakan privatisasi BUMN sesuai dengan prinsip­

prinsip diatas.

Saudara Ketua;

Saudara Menteri Keuangan, dan

Sidang Dewan yang Terhormat.

Dari uraian, pendapat dan saran terhadap hasil pembicaraan Tingkat I dalam

Panitia Anggaran, maka Fraksi PDI Perjuangan dengan ini menyatakan dapat

menyetujui:

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 BESERTA NOTA KEUANGANNYA

Untuk disahkan oleh Presiden menjadi

UNDANG-UNDANG.

Dalam kesempatan m1 Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah yang diwakili Menteri

Keuangan, yang selama berlangsungnya pembahasan RAPBN Tahun Anggaran

2003 telah memperlihatkan pengakuan terhadap hak budget DPR sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 23 UUD 1945 dan penjelasannya.

Demikian pula terhadap seluruh Anggota Dewan dari berbagai fraksi, kami

• tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya,

karena selama pcmbahasan RAPBN Tahun Anggaran 2003, khususnya dalam

Panitia Anggaran kita tclah menunjukkan kerja sama yang baik dan saling

menghargai perbedaan pendapat namun scmua itu kita lakukan hanya untuk

memberikan yang terbaik dalam rangka pelaksanaan tugas konstitusional kita

sebagai wakil rakyat.

Terakhir, kepada rekan-rekan wartawan dari mass media cetak maupun

elektronik, para pakar yang tidak dapat kami sebut satu persatu dan semua

pihak yang telah memberikan masukan kepada Panitia Anggaran umumnya dan

Fraksi POI Perjuangan khususnya dalam pembahasan RAPBN Tahun Anggaran

2003, kami pun mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus.

Demikianlah Pendapat Akhir Fraksi PDI Perjuangan terhadap RUU APBN

·Tahun Anggaran 2003. Atas perhatian dan kesabaran hadirin mengikuti

penyampaian ini, kami haturkan terima kasih.

Wassalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

MERDEKA !!!

Jakarta, 25 Nopember 2002.

PIMPINAN FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPR-RI W akil K e t u a, Wakil Sekretaris,

ENGELINA PATTIASINA. Dipl . .Oek •'1 I I·;::;·~- ~·;·\ .-. . :·· .,

.·,

7