sebagai arah penyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga...
TRANSCRIPT
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PART AI BULAN BINTANG
ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
·. TAHUN2003
Disampaikan oleb : Ir. Darmansyah Husein Nomor Anggota A - 257
Bismillaliirralimanirraliiln
I Assalamu'alaikum Wr. Wb. le
·· Alhamdulillaahi rabbil 'aalamin, segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah
S WT yang senantiasa menaburkan rahmat dan berkatnya kepada bangsa
Indonesia, sehingga atas rahmat dan berkat Nya, dapat mengantarkan
pembangunan bangsa Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan bersama
yang tertuang dalam dalam GBHN tahun 1999-2004 yang telah ditetapkan
MPR RI, sebagai arah penyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga tinggi . negara dan segenap rakyat Indonesia.
e Sebagai sebuah penjabaran rancangan rencana kerja penyelenggaraan
negara, APBN Tahun Anggaran 2003 harus mengacu pada ketentuan yang
ditetapkan dalam GBHN 1999-2004 yang kemudian diurai lebih lanjut
dalam bentuk UU No.25 tahun 2000 tenfang Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004, serta merupakan pelaksanaan
dari dan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan
,.
•
•
Tahunan (REPETA) tahun 2003. Dan oleh karenanya RAPBN 2003 di susun
sehingga menjadi sumber pemicu proses pembangunan yang berkelanjutan
dan mampu mengatasi krisis ekonomi nasional yang masih berlngsung
sampai saat ini.
Saudara Ketua, saudara para \Vakil Ketua, Anggota Dewan yang terhormat, Saudara Menteri Keuangan bcserta staf yang terhormat.
RAPBN 2003 pada mulanya dibuat di tengah anggapan membaiknya kondisi
sosial, politik, keamanan dan ekonomi Indohesia dan pertumbuhan ekonomi
global pada tahun 2002 yang lalu, RAPBN 2~03 juga dibuat dalam suasana
optimisme yang tercermin dari asumsi RAPBN 2003, namun nuansa
.. optimisme tersebut tampaknya harus mengalami penyesuaian dengan adanya
tragedi kemanusiaan yang menewaskan sejumlah orang akibat kejadian bom
di Legian Bali. Tragedi ini mendorong pemerintah untuk meninjau asumsi
asumsi APBN yang telah disepakati untuk di revisi karena adanya
kckhawatiran bahwa kejadian tersebut berdampak pada memburuknya
perekonomian Indonesia sebagaimana kejadian born di Luxor
mcmpengaruhi perekonomian Mesir. Perubahan asumsi ini tentu sangat
mempengaruhi besaran-besaran APBN khususnya pada sektor pendapatan
yang penurunannya cukup signifikan sehingga memberi sumbangan pada
peningkatan defisit anggaran yang juga signifikan. Besamya deficit
anggaran sudah pasti akan membebani pemerintah clan rakyat Indonesia, hal
ini sudah tentu harus di hindari semaksimal mungkin.
2
•
APBN 2003, yang semula dilwraplrnn mcnjadi stimulus ekonomi nasional
tampaknya masih memiliki beberapa kendala untuk dapat dijadikan sebagai
landasan yang kokoh bagi pembangunan Indonesia dimasa datang seperti
yang diharapkan dalam REPETA 2003, hal ini dikarenakan adanya
keterbatasan anggaran untuk pengeluaran program pembangunan.
Keterbatasan anggaran pembangunan ini semakin mengurangi kemampuan
elck stimulus ekonomi, hal ini tc1:jacli dikarenakan APBN 2003 masih
dibebani oleh sebagian besar anggaran yang dialokasikan untuk pengeluaran
yang bersifat wajib dan tidak terelakan (non-discretionary expenditures)
dalam bentuk pengeluaran rutin yang secara keseluruhan mencapai Rp.
I 88.584,3 miliar, pengeluaran itu scbagian besar dianaranya dialokasikan
untuk Pembayaran Bunga Utang Dalam Negeri dan Pembayaran Utang
e Luar negeri dan beban Subsidi non BBM.
•
Melihat APBN 2003 yang demikian tentu kita tidak dapat berharap banyak
bahwa APBN 2003 dapat menjadi stimulan bagi pertumbuhan ekonomi,
karena struktur pengeluaran dalam anggaran yang sarat dibebani oleh
pengeluaran yang bersifat distorsif terhadap perekonomian berupa
pembayaran bunga utang dan subsidi tersebut.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya APBN 2003 ini, Pemerintah dalam
menggerakan roda kemakmuran masyarakat jangan semata-mata berangkat
dari indikator-indikator ekonomi makro seperti tingkat pertumbuhan, inflasi,
suku bunga SBI dan sebagainya, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
memperhatikan ketepatan dan kesesuaian penggunaan anggaran supaya
mencapai sasaran-sasaran yang tepat supaya tidak terjadi banyak kebocoran
anggaran dalam jumlah yang besar.
3
'. Memperhatikan hasil pemeriksaan keuangan negara yang dikeluarkan oleh
Sadan Pemeriksa Keuangan tentang pelaksanaan APBN pada tahun-tahun
sebelumnya, Fraksi Partai Bulan Bintang masih belum melihat keseriusan
dan kesungguhan pemerintah untuk mengurangi kebocoran anggaran apalagi
kesungguhan untuk menga~~isipasi kebocoran anggaran karena dari tahun ke
tahun keocoran anggaran pada setiap depertemen pemerintah masih tetap
tinggi. Karenanya untuk tahun anggaran 2003 ini, kami ingin sekali
mendapatkan komitmen dari pemerintah untuk dapat mengurangi kebocoran
anggaran sampai batas maksimal 5 % dan menjadi 0 % pada tahun anggaran
berikutnya.
• Saudara Ketua, saudara para Wakil Kctua, .. Anggota Dewan yang terhormat,
Saudara Menteri Keuangan bcscrta staf yang terhormat.
Di tengah mulai membaiknya kondisi. sosial, politik, keamanan dan ekonomi
Indonesia dan juga perekonomian global, perekonomian Indonesia masih di
bebani oleh besarnya angka pengangguran, APBN 2003 diharapkan dapat
menyerap angkatan kerja tersebut dengan be1usaha secara maksimal untuk
mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, sebab tanpa
adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan tersebut
. e penyediaan lapangan kerja kurang menggembirakan, sementara jumlah
angkatan kerja yang menganggur dan ditambah angkatan kerja baru,
menuntut tersedianya lapangan kerja, dengan demikian apabila dikaitkan
dengan upaya penyediaan lapangan ke1ja, asumsi pertumbuhan tersebut
bukanlah pertumbuhan ekonomi yang ideal, dan secara realistis masih
menunjukkan keadaan ekonomi yang memprihatinkan.
4
• Namun, walau bukan merupakan pertumbuhan yang ideal, Fraksi Partai
Bulan Bintang ingin mengingatkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi
tersebut akan menghadapi kendala yang tidak ringan, khususnya kendala
yang ditimbulkan oleh keputusan mengenai tarif BBM yang membawa
mutiplyer effect berupa tida~ stabilnya biaya produksi dan harga jual setiap
barang dan jasa sementara daya beli masyarakat semakin melemah dan
tekanan laju inflasi yang semakin memberatkan masyarakat.
Saudara Ketua, saudara para Wakil Ketua, Anggota Dewan yang terhormat, Saudara Menteri Keuangan bescrta staf yang terhormat.
• UU no. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU no. 25 tahun
·· 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, sejak di
implementasikan tahun 2000 telah menunjukkan komposisi komposisi
APBN yang mengalami perubahan dari model sebelumnya, dengan adanya
Dana Perimbangan pada sisi Belanja Negara. Dana Perimbangan ini
diperuntukkan bagi pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan di daerah
sebagai daerah otonom sehingga daerah menjadi pusat-pusat pemerintahan
dan pusat-pusat pertumbuhan kesejahteraan masyarakat karena pemerintah
pusat akan lebih memfokuskan perhatiannya terbatas pada bidang-bidang
e luar negeri, agama, keamanan, moneter, fiskal dan hukum saja. Selaras
dengan semangat otonomi daerah sekarang ini Fraksi kami mengingatkan
pemerintah agar proses otonomi perlu di segerakan dengan mengalihkan
peran-peran sector ke daerah secara tuntas.
5
•
Hal ini kami sampaikan mengingat setelah 3 tahun diberlakukannya UU no
22/ 1999 dan UU no. 25/1999 terse but, alokasi dana perimbangan yang
berupa DAU dan DAK untuk pemerintah daerah belum didukung dengan
kebijakan anggaran yang sebanding dengan semangat otonomi daerah yang
dimiliki oleh kedua UU tersebut, sebagi contoh pemerintah masih
menggunakan DAU dengan. limit sekurang-kurangnya 25 %. Fraksi Partai
Bulan Bintang telah berulang kali memperjuangkan agar DAU setidak
tidaknya 30 %. Kenyataan ini menunjukkan bahwa alokasi anggaran untuk
daerah belum "isebanding dengan. besarnya perhatian pemerintah pusat
mengalokasikan anggaran untuk membiayai beban utang dalam negeri dan
utang luar negeri.
e Sehuubungan dengan adanya ketidak seimbangan ini kami tetap konsisten
•
··gar alokasi dana perimbangan harus ditingkatkan seara signifikan sebab
sudah bukan waktunya lagi pemerintah selalu bersikukuh dengan angka
minimal. Kami sangat yakin bahwa pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
nasional harus dimulai dari pertumbuhan di daerah-daerah. Jika otonomi ini
tidak di imbangi dengan kebijakan anggaran yang mendukung otonomi ·
tersebut maka hal ini tidak ubahnya seperti pada era sentralisasi dimana
kreatifltas daerah tetap terpasung.
Oleh karena itu Fraksi Partai Bulan Bintang menghimbau kepada
pemerintah untuk membuat progres untuk menaikkan dana perimbangan
menjadi sama besan1ya dengan alokasi dana belanja pemerintah pusat dan
pada saatnya alokasi dana perimbangan menjadi lebih besar dari alokasi
dana belanja pemerintah pusat, dan segera menetapkan suatu mekanisme
evaluasi tentang pelaksanaan penggunaan Dana Perimbangan oleh
6
•
•
•
pcmerintah daerah sehingga anggaran tersebut tidak menjadi sumber
kebocoran anggaran yang baru bagi APBN .
Dcmikianlah pendapat akhir fraksi kami, dan selanjutnya dengan
niemperhatikan beberapa catatan yang telah kami sampaikan, Fraksi Partai
Bulan Bintang setuju agar ~UU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2003 untuk disyahkan sebagai Undang-undang.
Billahi taufiq wal hidayab. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Ke tu a ttd
.Jakarta, 25 Nopember 2002
7