dewan perwakilan rakyat republik indonesia i...

10
.... ,."'- FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-RI. NUSANTARA 1 LANTAI XVII KAMAR 1709 JL. JENO. GATOT SUBROTO. JAKARTA 10270 TELP. 021- 575 5623 - 575 5625 - 575 5626 - 575 5627 - 575 5628 FAX. 021- 575 5614 - 575 5624 E-MAIL: [email protected]. PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG PKB ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 SERTA NOTA KEUANGANNYA Disampaikan O/eh Juru Bicara FKB DPR-RI: Drs. Ir. H. Anshor Cholil. Anggota Nomor :A-428 Assalamu'alaikum Wr, Wb. Yang Terhormat Saudara Pimpinan Sidang Yang Terhormat Saudara Menteri Keuangan beserta seluruh jajarannya, Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin yang terhormat. Puji Syukur marilah kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Adil dan Maha menentukan segalanya, karena atas rahmat, taufiq dan hidayah- Nya yang telah di limpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bersama-sama dapat menghadiri Rapat Paripurna Dewan dalam rangka penyampaian Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas Rancangan Undang- undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2003 serta nota keuangannya . '}jt Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau Junjungan Nabi ·'··: besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat dan pengikutnya yang senantiasa i/.menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran serta menegakkan keadilan dimuka bumi ini. ". Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada saudara pimpinan · .. sidang ·atas kesempatan yang diberikan kepada Fraksi Kebangkitan Bangsa .:. untuk menyampaikan Pemandangan Umum atas RUU tentang Anggaran ./ Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2003 serta nota keuangannya. 'f .. " ·\:.r . iJ;, 'ii .... ...

Upload: hoangthien

Post on 09-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

I I

.... ,."'-

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-RI. NUSANTARA 1 LANTAI XVII KAMAR 1709 JL. JENO. GATOT SUBROTO. JAKARTA 10270

TELP. 021- 575 5623 - 575 5625 - 575 5626 - 575 5627 - 575 5628 FAX. 021- 575 5614 - 575 5624 E-MAIL: [email protected].

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG

PKB

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 SERTA NOTA KEUANGANNYA

Disampaikan O/eh Juru Bicara FKB DPR-RI: Drs. Ir. H. Anshor Cholil. Anggota Nomor :A-428

Assalamu'alaikum Wr, Wb.

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Sidang Yang Terhormat Saudara Menteri Keuangan beserta seluruh jajarannya, Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin yang terhormat.

Puji Syukur marilah kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Adil dan Maha menentukan segalanya, karena atas rahmat, taufiq dan hidayah­Nya yang telah di limpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bersama-sama dapat menghadiri Rapat Paripurna Dewan dalam rangka penyampaian Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas Rancangan Undang­undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2003 serta nota keuangannya .

'}jt Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau Junjungan Nabi ·'··: besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat dan pengikutnya yang senantiasa i/.menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran serta menegakkan keadilan • -~ dimuka bumi ini.

• I.~• ;~.

". Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada saudara pimpinan · .. sidang ·atas kesempatan yang diberikan kepada Fraksi Kebangkitan Bangsa

.:. untuk menyampaikan Pemandangan Umum atas RUU tentang Anggaran ./ Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2003 serta nota keuangannya. 'f .. " ·\:.r -~ .

iJ;, ~:;t· 'ii ~ .... ;-~~: ...

·"

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

......................... .._ ..

Dalam RAPBN tahun angaran 2003 ini, primadona penerimaan negara masih di • dominasi oleh sektor pajak sebesar Rp. 260,8 triliyun, sedangkan disektor belanja negara didominasi oleh pembayaran beban bunga utang negara sebesar Rp 80.9 triliyun. Hal ini berarti penerimaan pajak banyak dihapiskan untuk membayar beban bunga hutang negara dan sedikit sekali yang dipergunakan untuk pemenuhan dasar dan penanggulangan kemiskinan, perluasan keseripatan kerja, meningkatkan produktivitas, meningkatkan daya beli masyarakat maupun program-program yang mempunyai efek langsung dalam pemulihan kondisi perekonomian masyarakat yang masih terpuruk ini.

Penerimaan negara dari sektor pajak yang tinggi itu menunjukkan bahwa yang diterima negara dari rakyat jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diterirtla rakyat dari negara. Kelipatan penerimaan negara dari rakyat dibandingkan dengan penerimaan rakyat dari negara itu mencapai lebih dari tiga setengah kali ~ . Target penerimaan sektor pajak yang begitu tinggi dan tidak adanya ke-seimbangan alokasinya dengan keadilan sosial bagi masyarakat, maka di khawatirkan. akan semakin memberatkan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat selama ini

· sudah taat membayar pajak, tetapi implikasi ketaatan membayar pajak tersebut tidak /° langsung ·dinikmati atau diperuntukan untuk kepentingan rakyat, sehingga sangat '.!. · wajar apabila sebagian masyarakat menyatakan bahwa membayar pajak merupakan

},~~· beban bukan kewajiban, sehingga harus dihindari dan akibatnya masyarakat ·-:{ · melakukan berbagai cara untuk menghindari membayar pajak. ft'•!

~; ... , . . :'.: RAPBN Tahun Anggaran 2003 yang lebih bersifat kontraktif dari pada ekspasif telah t ·memunculkan tanda tanya besar, apakah 5 sektor yang menjadi pokok prioritas dalam < anggaran pembangunan senilai Rp. 72,6 trilyun benar-benar memberikan impas positif

·· { pada masyarakat. RAPBN tahun anggaran 2003 terlalu optimistis dan belum bisa • t menjadi perangsang kegiatan dunia usaha, yang akan menciptakan pertumbuhan ~:: · ekonomi, meningkatkan penerimaan negara, meningkatkan pendapatan masyarakat .

'.;.. dan menciptakan lapangan kerja, dan apabila hal itu tidak menjadi prioritas utama ~; nasional, maka tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan menghadapi gelombang .·,}. krisis periode II dan 111, yang tentunya secara otomatis langsung merembetJke d~~rah-

• !~ daerah. ~· .· f ~t Dalam situasi di mana perekonomian nasional belum pulih dan kesejahteraan rpkyat •; · semakin mengalami penurunan sungguh merupakan gambaran yang sang at tragis. :.·. Bagaimana mungkin dalam keadaan yang demikian itu RAPBN tahun anggaran 2003 ~ · mematok kenaikan penerimaan dari pajak mencapai 18,7% dibandingkan dengan

:·~/ APBN Tahun Anggaran 2002. Kenyataan ini benar-benar kurang ada rasa keadilan ~;.bagi rakyat. Image RAPBN Tahun Anggaran 2003 sebagai instrumen kekurang adilan

3

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

-

terhadap rakyat semakin jelas jika kita melihat angka pertumbuhan ekonomi yang dipatok sebesar 5%. Di tengah-tengah terjadinya penurunan terhadap ekspor dan stagnasi perusahaan-perusahaan domestik yang menjadi semacam never ending story berarti pertumbuhan sebesar 5 % itu sangat bergantung pada kehadiran dan kelanjutan investasi asing. Dengan demikian, ada dua hal yang harus dihadapi Indonesia.

Persoalan pertama terletak pada pemulihan ekonomi domestik dari jebakan krisis yang praktis tak dapat diselesaikan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Perekonomian domestik akan terus terpuruk. Persolan kedua menyangkut ketergantungan Indonesia kepada kekuatan modal asing demi menghela pertumbuhan ekonomi. . Jika pada persoalan yang pertama negara semakin lumpuh mengoptimalisasi perekonomian nasional, maka pada persoalan yang kedua Indonesia terus membiarkan arah transformasi dan reformasi perekonomian n.asional didikte oleh kekuatan modal asing. ··

Dalam menyikapi hal seperti ini agar target penerimaan sektor pajak dapat tercapai, maka dibutuhkan suatu tindakan kongkrit dan kerja keras oleh pemerintah, yaitu melakukan pembinaan dan dorongan kesadaran secara konsisten terhadap masyarakat, bahwa. pajak adalah sumber utama pembangunan nasional, yang pada akhirnya kewajiban membayar pajak bukanlah beban, akan tetapi merupakan kewajiban dan akan dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Disamping itu, penegakan supremasi hukum di sektor pajak, pemerintah harus berani menindak tegas konglomerat bandel yang enggan membayar pajak dan pemerintah harus tegas dalam menindak aparat yang berani main-main mempermainkan pajak, sehingga merugikan negara.

Saudara Pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat,

Terhadap defisit anggaran sebesar Rp 26, 1 triliyun, Fraksi Kebangkitan Bangsa agak ragu, apakah bisa terwujud, karena bangsa Indonesia masih mengahadapi masalah pengangguran yang cukup besar di tahun 2003, terlebih lagi mengenai ekspor dan imper, country risk dan arus modal yang fluktuatif juga merupakan kendala utama dalam pemulihan ekonomi. Walaupun demikian, jika pemerintah dan Bank Indonesia mampu menyelaraskan kebijakan fiskal dan moneter, terlebih lagi dapat secara signifikan menurunkan country risk Indonesia. Bukan tidak mungkin nilai tukar rupiah terhadap dollar akan menguat dan stabil. Semua hal tersebut hanya bisa dicapai apabila ada peningkatan dalam investasi, baik melalui PMA maupun PMDN. Sebab hanya faktor itulah yang akan menjadi stimulus perekonomian nasional.

4

J

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

Dalam situasi tersebut tantangan terbesar bagi pemerintah adalah bertindak lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam mencari jalan keluar. Tapi hal itu belum tercemin dalam penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2003, terutama dalam optimalisasi penerimaan negara bukan pajak melalui eksplorasi sumber daya alam yang lebih efisien-termasuk efisiensi pertamina, ternyata masih luput dari perhatian, begitupun upaya meminta keringanan utang dalam bentuk debt relief atau mekanisme lain, hampir tak terdengar dalam RAPBN Tahun Anggaran 2003 ini.

Saudara Pimpinan Sidang dan hadirin yang terhormat,

Fraksi Kebangkitan Bangsa menyampaikan prihatin dengan kondisi pendidikan yang masih sangat menyedihkan, tingginya anak putus sekolah "droup out", meningkatnya buta aksara, mahalnya biaya pendidikan, kurangnya tenaga pendidik khususnya bagi daerah terpencil, sarana dan prasarana yang minim, rendahnya mutu pendidikan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas atau cenderung tambal sulam. Belum lagi masalah otonorhi pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilitas, profesionalitas, efisiensi, uniformitas (keseragaman), desentralissi dan debirokratisasi pendidikan sertan masih banyak lagi masalah yang melilit pendidikan kita. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, lndeks pengembangan Sumber Daya Manusia (SOM) atau "Human Development Index" (HDI) Indonesia menduduki posisi 109 dunia. Posisi indeks pengembangan SOM itu, merupakan suatu indikasi dari kegagalan fungsi pendidikan yang telah kita jalankan selama ini.

Ketertinggalan kualitas pendidikan kita dengan negara-negara Asean tersebut salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kebijakan politik pemerintah untuk membangun sektor pendidikan menjadi besar dan berkualitas. Sektor pendidikan bukanlah sektor prioritas dalam RAPBN sehingga anggarannya pun bukan prioritas ± 25 % dari anggaran Pembangunan. Padahal peningkatan mutu SOM merupakan hal yang mendesak agar Indonesia mampu bersaing dengan negara­negara lain. Sehingga pendidikan memegang peranan penting, baik untuk individu,. bangsa, daerah, dan negara karena merupakan investasi di masa depan. ·

Alokasi anggaran sektor pendidikan kita selam ini senantiasa termarjinalisasi dari sektor lainnya. Hal ini sangat jauh berbeda dengan anggaran pendidikan di negara-negara ASEAN lainnya. Sehingga Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga yang sama"."sama mengalami krisis, tapi sudah lebih dulu pulih.

5

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

I

I, I .

' I

I

• I

'. I

I

I I I ..

• I

( \ ....

I

t ..

~

" . r .. j,. ,, #.

Dengan anggaran pendidikan pada tahun anggaran 2003 sebesar R.p. 13,6 triliyun atau 25 % dari total pengeluaran anggaran pembangunan atau 3,8 % dari total RAPBN 2003, angka ini masih terlalu kecil bila dibandingkan . dengan problem pendidikan nasional kita yang sangat kompleks, seperti soal · fasilitas pendidikan, gaji guru, rehabilitasi sekolah, anak putus sekolah, pendidikan daerah terpencil dan lain sebagainya. ·

Sehingga tidak salah apabila sebagian ·masyarakat mengatakan bahwa n Anggaran pendidikan lagi-lagi menjadi korban APBN" I karena sektor pendidikan bukan menjadi prioritas utama dalam RAPBN tahun anggaran 2003 ini. HaVini semakin menandakan bahwa pemerintah kurang serius dalam melakukan pembenahan pendidikan. Sektor. pendidikan sepertinya bukan merupakan · hal panting yang menjadi prioritas utama, bahkan tampak seperti hanya sebagai komoditas politik dan sarana lips service saja untuk memenangkan simpati dan hati rakyat semata dan masih menjadi solusi tambal sulam dari akar masalah yang sebenarnya terjadi. Akhirnya kepentingan pendidikan selaJu terabaikan dan hanya menjadi pelengkap belaka.

Dengan anggaran pendidikan 3,8 % dari total RAPBN 2003 ini, maka masih sangat jauh dari harapan masyarakat, untuk itu FKB mendesak kepada pemerintah agar anggaran sektorpendidikan dipenuhi sekurang-kurangnya 20 % dari APBN 2003, karena disamping amanat UUD 1945, juga melihat kondisi pendidikan yang masih sangat memprihatinkan. ...

Saudara pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat,

Berkaitan dengan target setoran tunai dari Sadan Penyehatan -;Perbenkan Nasional (BPPN), dan privatisasi BUMN yang ditargetkan sebesar Rp 16,9 triliun, menurut FKB terasa amat kurang, mengingat yang bisa langsung diterima negara adalah dari BPPN, sementara privatisasi BUMN sangat pesimis dapati·ramp~ng di tahun 2003. Sehingga setoran dari BPPN harus· dinaikkan. . ;};

. I . F-KB mengharapkan agar BPPN tetap berpegang teguh pada jalur restrukt\llrisasi yang menitikberatkan pada penjualan asset dan penyehatan perusahaan melalui suatu negosiasi yang lebih berpihak pada rakyat, dengan kata lain, apa yang menjadi prioritas BPPN adalah semakin memperingan beban Pemerintah yang pada akhirnya tidak akan menambah beban 200 juta rakyat Indonesia. lronisnya, Sadan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dinilai sulit untuk bisa mencapai tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70 persen pada tahun 2004 atau sebesar Rp.367,5 Trilyun, sebagaimana pernah ditetapkan bersama oleh DPR. Dengan alasan karena nilai aset-asetnya di BPPN sudah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. Kalaupun ditunggu sampaJ 2004,

(.: 6

ZCLJAZ&tWCit a :: ; a SA I • se I ti I

" 4 j

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

nilainya malah semakin merosot dan tak akan terpenuhi. Sehingga satu-satunya jalan adalah mengandalkan pinjaman luar negeri dan investasi luar negeri.

Saudara Pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat,

Dalam pandangan Fraksi Kebangkitan Bangsa bahwa pengeluaran ., sektqr pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan yang hanya sebesar Rp. 8)rilyun sangat tidak seimbang dengan jumlah rakyat yang menggantungkan hioupnY,a dari ketiga sektor tersebut, terlebih tiga bulan. terakhir ini para petani semakif:l menjerit karena harga pupuk mahal dan sering langkah, gaga! panen karena kekeringan terjadi dimana-mana, maraknya gula impor dan harga gabah yang murah serta masih terus terjadinya kebakaran hutan. Hendaknya pemerintah. lebih realitis dalam menyikapi kenyataan ini, tentunya sektor pertanian, kehutanan dan nelayan · mendapat porsi yang lebih besar, walaupun konsekwensinya adalah meningkatkan target BPPN atau mempercepat program privatisasi BUMN, tetapi alokasi dana tersebut dapat dirasakan langsung oleh 200 juta lebih rakyat Indonesia yang mayoritas adalah petani.

FKB juga mengharapkan agar alokasi anggaran pertanian juga memfokuskan pada program-program pemulihan usaha agribisnis eks , pengungsi, pengembangan · pertanian dan agribisinis di daerah rawan konflik, daerah Nangroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, Kalimanten Tengah, Maluku, Sulteng dan Nusa Tenggara. Selain itu juga perlu diperhatikan peningkatan cakupan proyek atau program pada wilayah-wilayah potensial terutama untuk komoditas ekspor andalan yang belum terjangkau karena keterbatasan anggaran.

Dalam membangun sektor pertanian agar lebih produktif, pemerintah hendakqya membuat kebijakan yang menguntungkan dan .berpihak kepada petani. L~bih dari itu, koordinasi antar departemen juga menjadi hal yang sangat penting; .karena selama ini banyak kebijakan tentang pertanian yang saling tumpang tindih dFln bertabrakan mengingat lemahnya koordinasi antar departemen (Depkimpraswil, Deptan dan Bulog) misalnya pembangunan infrastruktur pengairan yang dilakukan oleh Depkimpraswil selama ini ternyata hanya didasarkan p~da kepentingan departemen tersebut akibatnya tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Pada saat panen raya pasokan beras dari dalam negeri melimpah, tetapi Deperindag dan Bulog justru mengimpor komoditas pangan tersebut akibatnya harga beras petani anjlok. Menyikapi hal ini menurut FKB perlu ada koordinasi secara kontinyu antara departemen tersebut, sehingga tidak lagi membingungkan dan merugikan para petani di kemudian hari.

7

~

I I

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

Sedangkan berkaitan dengan belanja pegawai sebesar Rp. 51,9 triliyun, naik 25,7 % dari APBN 2002, merupakan langkah yang kurang arif dan masih jauh dari rasa ketidak adilan, mengingat tuntutan produktivitas kerja PNS (pegawai negeri sipil) yang begitu tinggi, sedangkan disatu sisi tidak diimbangi dengan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak, belum lagi setiap hari kebutuhan pokok (sembako) semakin meroket harganya, transportasi naik dan kebutuhan hidup lainnya semakin meningkat, sehingga gaji para PNS hanya cukup dipergunakan untuk menutupi kebutuhannya untuk setengah bulan. Untuk itu kenaikan 10 % adalah kurang tepat, sehingga berdasarkan hitungan FKB kenaikan gaji PNS selayaknya 30 % dari gaji pokok.

Saudara Pimpinan Sidang dan hadirin yang terhormat

Fraksi Kebangkitan Bangsa berpandangan bahwa anggaran subsidi tahun 2003 sebesar 25 triliyun atau turun 39 % dari subsidi tahun anggaran 2002 merupakan langkah drastis dalam rangka mengurangi subsidi yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang propenas. Namun demikian yang perlu diperhatikan dalam pengurangan subsidi BBM adalah pengaruhnya terhadap perubahan dan gejolak kenaikan harga. Sehingga hal tersebut harus dicari solusi yang efektif agar rakyat tidak terkena dampak duakali, yaitu kenaikan transportasi dan kenaikan harga.

Terhadap subsidi listrik Fraksi Kebangkitan ·1Bangsa sependapaL dengan pemberian subsidi listrik yang diprioritaskan bagi pelanggan sosial,. rur:f;tah tangga, bisnis dan industri dengan penggunaan daya listrik dibawah .900 watt. Hal ini penting mengingat dengan adanya penyesuaian tarif dasar listrik secara bertahap rata-rata 6 % setiap triwulan sebagian besar masyarakat mec~sa keberatan. Tetapi apabila kita melihat kondisi listrik nasional, maka. sungguh kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan mencemaskan karena kondisi barllgsa kita dalam ancaman krisis listrik, hampir di 28 daerah luar Jawa telah terjadi krisis listrik, dan beban rakyat akan semakin meningkat akibat beban kontrak jual{ beli listrik swasta (power purchace agreemen~ yang dinilai tidak transparan.

Menyikapi hal ini FKB berpandangan bahwa pola penjualan lisitrik hendaknya dilakukan secara transparan dan hati-hati serta lebih memperhatikan kepentingan rakyat dengan melibatkan masyarakat, janganlah kerugian PLN selalu dibebankan kepada rakyat dalam bentuk pencabutan subsidi listrik dan kenaikan tarif dasar listrik, mohon perhatian sekaligus penjelasan pemerintah.

~ . 8 j:. / ~ .. f. ,.

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

Dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas, maka terhadap RAPBN Tahun Anggaran 2003, Fraksi Kebangkitan Bangsa berharap:

,

1. Dengan anggaran pembangunan Rp 54,5 trilyun, sementara anggaran pembayaran bunga utang Rp 80,9 trilyun, Pemerintah sebenarnya telah bersikap tidak adil. Banyak yang disedot dari masyarakat tetapi jau,h lebih sedikit yang dikembalikan kepada masyarakat dibandingkan dengan yang diberikan kepada kreditor luar negeri dan bankir dalam negeri. Mereka diuntungkan, sementara itu masyarakat umum harus menanggung beban tambahan. Hal ini mungkin masih bisa ditolerir oleh rakyat apabila pengelolaan dan implementasinya betul-betul dijalankan sesuai aturan yang ada. F-KB berharap bahwa implementasi RAPBN 2003 tidak terdapat lagi penyimpangan dan kebocoran yang akan menyakitkan hati rakyat.

2. Disiplin anggaran harus lebih ditegakkan, janganlah terbiasa dengan adanya pemanfaatan Anggaran, mengingat lebih dari setengah anggaran habis untuk keperluan rutin. Bahkan, hampir setengah dari jumlah itu habis dipakai untuk membayar utang baik dalam maupun luar negeri.

3. Subsidi BBM dan listrik yang semakin dikurangi, akan membawa pada Kehidupan rakyat di tahun mendatang akan semakin bertambah berat. Masyarakat harus menopang sendiri kehidupannya dengan kekuatan masing-masing. Janganlah hal tersebut dibebani lagi dengan masalah keamanan. Pemerintah harus berusaha agar menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan bagi seluruh rakyat.

\

4. Khusus untuk sektor pertanian dan transportasi harus dijaga benar agar e, bisa memberikan efek penggandaan (multiplier effect). Terutama sektor -~ pertanian, sangat kita yakini akan bisa memberi dampak positif, apabila dikelola dengan arah pengembangan yang tepat. Artinya, kita memberikan prioritas yang jelas agar lebih banyak keluarga petani yang bisa terlibat dan pada gilirannya bisa menarik masyarakat di sekelilingnya untu.k menekuni sektor pertanian.

5. Hal lain yang menjadi pekerjaan rumah kita adalah suasana yang tidak kondusif bagi bergeraknya sektor riil. Berbagai praktik pungutan liar dan juga KKN; korupsi, kolusi dan nepotisme, semakin merebak. lni jela~ menjadi kendala bagi pengembangan usaha. Apalagi penyelundupan pun sepertinya tidak tertahankan.

9

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

/.

I I 1. I

I I I I

I

( I '·

I •

.(

I ~ • I

~

~ ~

t

1 ' ~ i: )

f ~

1

f '

6. Keinginan pemerintah untuk mendorong peningkatan penerimaan. pajak, salah-salah akan memberi dampak buruk bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi. Prinsip keadilan menjadi keluhan pengusaha selama ini, karena mereka yang patuh membayar pajak justru terus ditekan, sementara yang tidak patuh bisa terus bebas tidak membayar kewajibannya.

7. Sebagaimana diketahui bahwa ada 5 sektor yang menjadi pokok prioritas dalam anggaran pembangunan meliputi : Pendidikan dan kebudayaan serta olahraga (Rp.13,6 trilyun); Pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan dan pengairan (Rp.8 trilyun); Transportasi, metereologi dan geofisika (Rp.6,8 trilyun); Pertahanan dan keamanan (Rp.5,7 trilyun); KESRA dan pemberdayaan perempuan (Rp.5,4 trilyun). Yang menjadi persoalan adalah ketika kebocoran, masih menjadi patologi baik pada sisi penerimaan maupun pengeluaran, maka tidtak terelakkan munculnya kesimpulan bahwa tidak akan terjadi perubahan yang berarti dalam kehidupan masyarakat sehubungan dengan RAPBN 2003 itu. Apalagi, defisit yang harus ditanggung oleh RAPBN 2003 mencapai Rp.26,3 trilyun. Untuk itu, perlu dilakukan penajaman secara sungguh-sungguh terhadap 5 sektor yang menjadi pokok prioritas dalam anggaran pembangunan tersebut. Langkah dan strategi apa yang akan di lakukan pemerintah sehingga 5 sektor prioritas tersebut dapat tercapai ? mohon penjelasan.

8. Pembayaran bunga utang dalam negeri direncanakan menurun dibanding Tahun Anggaran 2002, baik nominal maupun prosentase terhadap belanja. Hal ini tentu mengandung arti bahwa telah terjadi penurunan rasio utang dalam negeri, meskipun belum terjadi penurunan absolut Oumlah nominal). Angka ini sementara boleh kita syukuri, miskipun tidak ada pengaruh signifikan terhadap beban hutang dalam dan luar negeri maupun pembayaran bunganya. Untuk itu Fraksi Kebangkitan Bangsa ingin memperoleh penjelasan :

a. Bagaimanakah polecy ke depan pemerintah tentang pengelolaan hutang negara untuk mengejar APBN 2004 yang bebas dari defisit anggaran sekaligus bebas dari pinjaman luar negeri.

b. Bersamaan dengan apresiqsi kami terhadap semangat p~merintah untuk pembayaran hutang negara, kiranya pemerintah dapat menjelaskan peristiwa prasa§ti Batu Tulis Bogor, apakah b~nar-benar bagian dari usaha untuk mencari kekayaan demi kepentingan diatas ? kami ingin memperoleh penjelasan lebih lanjut tentang kasus itu, apa sesungguhnya yang terjadi, dibalik peristiwa aneh itu?

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA I PKBberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011034-2402.pdf · tingkat pengembalian aset (recovery rate) maksimal sebesar 70

''

~.

" ;.

' • I ~ :1 t ·.I'

.... ;_ .. ~ •1··:-:·-i.· ;, .............. , .••. ·"': '. . .. . • ¥ •••• '

9. Dalam RAPBN Tahun Anggaran 2003 ini, kami juga mengapresiasi adanya peningkatan dana disentralisasi menjadi 31,9% dari seluruh belanja dari APBN 2002 yang hanya 28,48%, sementara terjadi penurunan biaya . sentralisasi (pemerintah pusat) menjadi 52,6% dari semula APBN 2002 56,32% dari seluruh belanja. Langkah­langkah Rasional seprti ini perlu dilanjutkan terus, termasuk pada tingkat pusat secara intern sendiri. Dalam kaitan ini kami minta tanggapan hal-hal sebagai berikut :

a. Bagaimana jika dilakukan rasionalisasi pengajuan antara Presiden, Wakil Presiden, Menteri, DPR dan Lembaga Tinggi Negara lainnya, sebagaimana kita ketahui bahwa standart gajinya adalah didasarkan pada gaji Anggota DPR yang dilipatkan secara gradatif sampai dengan gaji Presiden sebesar enam kali gaji DPR. .

b. Demikian pula rasionalisasi fasilitas yang diberikan kepada para pemegang kekuasaan negara, semua disamakan dengan anggota DPR, sehingga negara tidak harus membiayai kebutuhan hidup sehari-hari keluarga para pejabat yang sampai sekarang tidak jelas kriterianya, sehir~ga memungkinkan pembengkakan biaya yang luar biasa.

Saudara·'Pimpinan Sidang Saudara Menteri Keuangan beserta selun.oii jajarannya, Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin yang terhormat.

Demikian Pemandangan Umum Fraksi Kebangkitan Bangsa atas Rancangan Undang-undang tentang APBN tahun anggaran 2003 dengan harapan RAPBN ini benar-benar menjadi suatu komitmen nasional dan acuan baku dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional, sehingga visi yang ingin dicapai sesuai yang tercantum dalam Propenas. Kepentingan dan kemakmuran rakyat harus lebih diutamakan dalam RAPBN tahun angaran 2003 ini. Marilah kita Tegakkan Keadilan, Bela Kebenaran dan Raih Kemakmuran. Akhirnya atas perhatian para anggota Dewan, saudara Menteri Keuangan yang mewakili pemerintah serta staf, para rekan wartawan dan hadirin kami mengucapkan terima kasih.

Wal/ahul Muwaffiq Illa Aquamit Thorieq, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 A.gustus 2002