a-276berkas.dpr.go.id/armus/file/anggaran/ang_1-20180411-011706-8019.pdf · minyak dari 1,2 menjadi...
TRANSCRIPT
•
•
•
PENDAPAT AK.BIR
FRAK.81 PERSERIKATAN DAULATUL lJMMAll
TERHADAP
RARCANGAN UNDANG - UNDANG
TENT ANG
AMGGARAN PENDAPATAN DAN BELAKJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2003
Dlsampalkan oleh
Anggota Nomor
: Drs. R. Abdullah Alwahdl
: A-276
Bismlllahlrrahmanlrrahlm
Assalamu"'alalkum Warahmatullahl Wabarokatuh
Salam sejahtera untuk kita semua
Yang terhormat Sauda.ra Pimpinan Sidang,
Yang terhonnat Saudara Menteri Keuangan beserta jajarannya yang mewakili Pemerint;ah,
Yang terhormat rekan - rekan Anggota Dewan,
Para Hadirin yang saya honnati,
Alhamdullllahl Rabbll .. alamln,
segala puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, kan1nia dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
kita dapat berkumpul di bulan suci Ramadhan yang penuh rahmat, barokah dan
maghfiroh ini, untuk mengikuti tugas konstitusional k.ita yaitu Rapat Paripurna
DPR-RI dalam rangka mendengarkan Pandangan Akhir Fraksi-Fraksi atas RUU
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2003.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan para
pengikutnya hingga akhir zaman. Amin Ya Robbal'Alamin.
Sldang Dewan yang terhormat,
• Seperti kita ketahui bersama, bahwa pengajuan RAPBN oleh pemerintah
•
merupakan manifestasi kewajiban konstitusional sesuai dengan pasal 23 ayat (1)
Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi antara lain :" Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan tiap-tiap tahun dengan Undang-Undang".
Dengan dernikian, kita pahami bahwa RAPBN adaJah rnerupakan penjabaran
rencana kerja para penyeJenggara nf'gara untuk kurun waktu satu tahun
khususnya pada tahun 2003 nanti, sebagai sebuah produk politik yang
ditetapkan oleh eksekutif dan legislatif secara bersama-sama yang mencerminkan
semangat kebersamaan untuk membangun masyarakat dan bangsa.
Dalam kaitan itulah, Fraksi POU menyampaikan penghargaan dan apresiasi
yang tinggi kepada para anggota Dewan yang terhormat, khususnya Panitia
Anggaran dan juga kepada Pemerintah yang dengan sabar, pikiran jemih, dan
semangat pengabdian kepada bangsa dan negara pada akhimya rnenyepakati
substansi-substansi yang krusial, sehingga pada hari ini, di dalam bulan
Ramadhan kita bersama-sama dapat mengesahkan RAPBN 2003 menjadi APBN
2003. Semoga berkah dan rahmat Ramadhan ini akan membawa perubahan bagi
perekonomian Indonesia kearah yang lebih baik, dari tahun-tahun sebelumnya.
Sldang Dewan yang terhormat, . Fraksi FPDU menilai bahwa APBN 2003 sangat rentan terhadap gejolak
, e ketidakstabilan lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun non ekonomi.
Oleh karena itu, beberapa perubahan asumsi terjadi selama dalam pembahasan,
mengingat dan mempertimbangkan kecenderungan dan prakiraan kondisi
ekonomi, politik, dan kearnanan baik dalam maupun luar negeri terutarna pasca
tragedi Bali. Pada awalnya, RAPBN 2003 ditetapkan dengan asumsi-asurnsi yang
lebih realistis seperti laju pertumbuhan ekonomi yang semula 5 °/o menjadi cukup
4 o/o, laju inflasi yang tadinya 8 o/o menjadi 9 %, nilai tukar rupiah dari 8.700/US$
menjadi Rp. 9000, harga minyak/barel dari 20,5 menjadi 22,0 /barel, produksi
minyak dari 1,2 menjadi 1,27 tingkat suku bunga SBI tiga bulan13 %,PDB
nominal dari Rp. 1.955.469 menjadi Rp. 1.940.001.
Dengan ditetapkannya tingkat suku bunga SBI 3 Bulan, kami berpendapat
masih terlalu tinggi, sehingga fungsi intermediasi Perbankan belum berfungsi
secara maksimal, dimana perbankan cenderung untuk membeli SBI dengan
bunga tinggi. Sementara kegiatan ekonomi masyarakat khususnya sektor rill
e belum optimal yang pada 'giHrannya berpengaruh kepada rendahnya tingkat
pertumbuhan ekonomi.
•
Realita keadaan yang tidak mendukung, dengan rendahnya pertumbuhan
ekonomi, membuat kita berpikir keras dalam mengupayakan atau membuat jalan
keluar. Stimulus perekonomian diharapkan dari sektor swasta melalui sektor
ekspor dan investasi temyata belum sepenuhnya menggembirakan.
I<ecenderungan merosotnya investasi yang tidak dapat direm ini, seiring dengan
semakin meningkatnya ketidak pastian peraturan pemerintah pusat, tumpukan
peraturan pemerintah daerah yang bermasalah, penegakan hukum yang masih
lemah seperti masih maraknya kasus. illegal loging, illegal fising, penyelundupan
minyak, pencurian kayu, pencurian ikan, pencurian pasir Iaut, dan masih banyak
lagi lainnya. Keadaan ini ditambah berat lagi dengan persoalan hutang dalam
negeri maupun luar negeri yang' tentunya akan menjadi kendala baik untuk
jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. Semua situasi dan kondisi
yang tidak simpatik dan tidak menguntungkan ini, langsung atau tidak Jangsung
mewarnai APBN 2003 nantinya.
Ditengah suramnya keadaan yang masih menyelimuti perjalanan kita,
tentunya kita masih menyisakan sedikit harapan akan cerahnya hari depan. Oleh
karena itu, kami sependapat dengan pemerintah, bahwa dibandingkan dengan
RAPBN 2002, kinerja RAPBN 2003 Jebih baik, karena adanya pningkatan pada
stimulus ekonomi untuk menggerakkan roda pembangunan pasca tragedi Bali,
I e dati Rp. 5,9 trilyun menjadi 13,4 trlyun, adanya peningkatan anggaran bagi I
perimbangan keuangan pusat dan daerah, dan adanya peningkatan pembelian
kembali obligasi pemerintah melalui program buy back dan asset to bond SUHlp,
dari Rp. 11, 182 trilyun menjadi Rp. 13,4 trilyun, disamping hal-hal lain seperti
peningkatan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp. 59.395,5 milyar ( 3,06
0/o dari PDB ) atau naik Rp. 9.831,2 milyar. Kenaikan ini didominasi dari
penerimaan Minyak bumi akibat perubahan harga dan kurs. Tetapi yang sangat
kami prihatinkan penetimaan sektor kehutanan yang merosot ta.jam dari APBN
2002 sebesar 3 trilyun menjadi · l ,2 'trilyun, oleh karena itu Fraksi kami
menyampaikan catatan beJum dapat menerima dari sektor kehutanan ini.
Selanjutnya penerimaan laba dari BUMN sebesar Rp. 10.414,2 ( 0,54 o/o dari
PDB memang terdapat kenaikan dari RAPBN .Kenaikan ini belum signifikan ,
pemerintah masih belum optimal, meningkatkan kinerja dan melaksanakan
privatisasi dan efesiensi didaJam tubuh BUMN. Namun demikian, dalam
e implementasinya kelak masih sangat tergantung pada kondisi makro politik dan
ekonomi indonesia yang sampai sejauh ini masih belum kondusif.
•
Oleh karena itu pemerintah hendaknya hams cennat dalam memanfaatkan
situasi mulai tumbuhnya kepercayaan masyarakat dan para pelaku pasar, baik
didalam maupun diluar negeri, clan terus berupaya untuk segera memulihkan
kestabilan politik dan keamanan. Bila kondisi ini sudah terpenuhi, maka kita
biasa berharap, bahwa puJihnya perekonomian nasional akan merupakan
Jangkah awal bagi penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan.
Meskipun dengan kesepakatan tingkat pertumbuhan ekonomi 4 %, yang menurut
hemat Fraksi POU, sebenarnya sulit diharapkan adanya penyerapan tenaga kerja;
Banyaknya suplai tenaga kerja ini harus segera disalurkan, dengan
mendahulukan proyek-proyek yang menerap banyak tenaga kerja, seperti
pembangunan saluran, jalan atau prasarana. Jika hal ini dapat dilakukan, maka
tenaga kerja akan memiliki income untuk bekerja sebagai motor penggerak.
Hal tersebut layak dilakukan, karena menurut hemat Fraksi PDU, negara
akan menggenjot penetimaan pajak semaksimal mungkin, dengan
mengoptimalkan penarikan pajak, dan mencari sumber-sumber pajak baru.,
sehingga perlu diprioritaskan untuk membiayai program-program yang memiliki
efek multiplier tinggi, seperti stimulus bagi sektor produksi riil. Jika penerimaan
pajak itu semata-mata hanya digunakan sebagai pembayar utang akan merusak
keadilan sosial, dan dikhawatirkan akan memunculkan gejolak baru
• dimasyarakat.
Oleh karena itu, Fraksi PDU berharap agar pemerintah meningkatka:"'
program-program padat karya di pedesaan dan program-program pelayanan
sosial bagi masyarakat, karena FPDU menyadari , bahwa kenaikan penerimaan
pajak, baik melalui intensifikasi ataupun ekstensifikasi diperlukan agar kita
memiliki kemandirian fiskal. Namun demikian, mengalokasikan anggaran
pembangunan sebesar Rp 65, 129 trilyun lebih kecil dari pos pembayaran utang ,
yaitu sebesar 81, 975 trilyun sebagai pembayaran Sunga hutang dalam negeri dan
pembayaran bunga hutang luar negeri, dikhawatirkan akan mengganggu proses
pembangunan secara keseluruhan. Disamping itu secara makro jika target
kenaikan penerimaan pajak ditambah dengan suku bunga yang relatif tinggi dan
•
•
buruknya counby risk akan berakibat kepada hengkangnya para investor dalam
maupun luar negeri .
Sldang Dewan yang terhormat,
Merosotnya arus modal masuk (capital inflow) diluar dana pinjaman
konvensional dari institusi keuangan intemasional dan dari negara-negara donor,
membuat posisi daya dorong investasi menjadi semakin lemah, karena semakin
mernburuknya lingkungan dunia usaha, telah rnenekan harga pasar asset,
sehingga upaya pemerintah dalam menurunkan defisit RAPBN 2003 menjadi .36,5
triliyun, ditambah perolehan dari sumber luar negeri sebesar 11,9 triliyun. Target
pembiayaan defisit APBN 2003 dari sumber-sumber tersebut diatas diperkirakan
cukup ~erat dalam memback-up penerimaan pemerintah, sementara target
penerimaan yang tinggi dengan menggenjot pajak yang rentan penyelewengan
baik yang dilakukan oleh aparat pajak maupun wajib pajak, yang dapat
1riembebani sector riil yang berpengaruh pada daya serap tenaga kerja saat ini
sangat eksplosif, sementara alokasi pembayaran utang luar negeri dan
pembayaran bunga utang dalam negeri cukup besar. Maka diharapkan
pemerintah mempertajam analisa mikro dan kejelian dalam memanfaatkan
situasi pasar dan tidak asal jual, karena penjualan asset BPPN dan
konstribusinya terhadap APBN 2003 masih juga belum cukup menggembirakan
dan terkesan dipaksakan, hal ini diantaranya karena ruwetnya proses . restrukturisasi dan penjualan asset di BPPN secara keseluruhan masih diwarnai
gambaran yang controversial disana sini hingga merebaknya isu isu negatif, hat
e ini memperlihatkan berbagai persoalan yang menggelantung pada BPPN itu
sendiri. Disamping turnpang tindihnya kepentingan dan kurang transparannya
dalam beberapa kebijakannya, dimana Fraksi POU meniJai, pemerintah belum
mampu memformulasikan kebijakan secara jelas dan sistematis untuk dapat
memecahkan persoalan jangka pendek, menengah dan panjang. Jni terkait
dengan seringnya terlontar perbedaan pandang antar menteri terkait yang
memperlihatkan lemahnya koordinasi team work pemerlntah dalam menjalankan
program reformasi secara keseluruha.n. Hal ini berinteraksi dengan suatu kondisi
tidak kondusif yang mengganggu kepercayaan pasar, khususnya kepercayaan
konsumen, pelaku bisnis dan investor, yang masih berlangsung hingga saat ini.
,.
•
Sldang Dewan yang mulla,
Sesuai dengan ketent.uan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25
tahun 2000 tentang Propenas, subsidi BBM akan dihapuskan pada tahun 2004.
Dalam kaitan ini, Pemerintah teJah merencanakan pada tahun 2003 mendatang
akan menyamakan harga seluruh jenis BBM daalam negerl menjadi 100% harga
pasar. Ini berarti pemerintah akan mencabut total seluruh subsidi BBM, kecuali
minyak tanah. Sebagaimana tahun-tahun yang lalu, Fraksi POU tidak
berkeberatan dengan rencana terse but, sepanjang mekanisme kompensasi terus
diperbaiki dan disempurnakan, sehingga tepat sasaran. Sebab, secara sosiologi.s
berkali-kali kami katakan bahwa kenaikan harga BBM biasanya selalu mendapat
reaksi dari masyarakat, yang selalu diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan
pokok, t~rutama menjelang lebaran dan hari Natal. Untuk itu, pemerintah
seyogyanya telah metumuskan langkah yang cepat untuk merealokasikan dana
su bsidi kepada masyarakat terutama yang terkena langsung dengan dampak
kenaikan BBM. Sernentara itu, kebijakan untuk rnerea1okasi dana subsidi
kenaikan harga BBM hendaknya diberikan secara lebih selektif dan tepat sass.ran
serta bersifat crash program dan menghindari pemberian subsidi melalui
mekanisme harga penjualan. Hams diakui model dana kompensasi yang
ditujukan kepada masyarakat Japisan bawah yang terkena kebijakan ini, rawan
sekali untuk disa1ahgunakan. Oleh karena itu, transparansi dan akuntabilitas
yang jel8:s sangat diperlu kan agar dana ini tidak jatuh kepada orang-orang yang
tidak berhak.
Selanjutnya ingin kami ingatkan kembali sesuai dengan UU No. 25 th.
e 1999, dibidang dana perimbangan hendaknya dialokasikan kearah upaya
penyempurnaan mekanisme penetapan alokasi dan penyaluran dana bagi basil
yang berasal dari Sumber Daya Alam ( SDA) serta penyempumaan formula Dana
Alokasi Umum ( DAU ) dengan tetap mengacu pada konsep kesenjangan fiscal
dimana penentuan alokasi DAU disuatu daerah didasarkan atas kebutuhan fiskal
daerah ( fiscal need ) dan potensi fiskal daerah ( fiscal capacity ) sehingga terjadi
keseimbangan dan pemerataan keadilan antar satu daerah dan daerah lainnya.
Yang lebih penting lagi Pernerintah harus mernperhatikan validitas dan akurasi
data yang digunakan untuk menghitung DAU. Untuk masa yang akan datang
perlu kehati-hatian dalam pengumpulan data yang digunakan dalam perhitungan
DAU, Dana Penyeimbang, dan DAK.
• Sldang Dewan Yang Terhormat,
Ditengah situasi perekonomian yang susah seperti ini, Fraksi kami setuju
dan mendukung terhadap perhatian pemerintah akan nasib PNS dan militer
untuk mendapatkan tambahan penghasilan melalui Belanja Negara sebesar Rp.
370,591,8 naik dari RAPBN sebesar Rp. 16.494,3 ( 19,10% dari PDB )ditujukan
terhadap kenaikan gaji PNS, 10 persen, kenaikan fungsional guru, kenaikan
tunjangan fungsional lainnya di tunjangan struktural kenaikan gaji dokter dan
bidan,PTf.kenaikan ULP + TNl/POLRI 10 %, kenaikan Tunjangan Pendidikan
50%, trunbahan guru,TNI/POLRI, dokter dan paramedis. Disamping itu bagi para
pencari kerja merupakan kesempatan untuk mengabdikan diri menjadi PNS
hanya saja dalam proses. pengkrekrutannya harus transparan dapat
dipertanggung jawabkan , bebas dari KKN .
Selain itu Fraksi PDU dapat memahami dan menyetujui ditetapkannya
Dana Cadangan Umum sebesar Rp. 8,239,6, dimana penggunaannya untuk yang
bersifat Force Majeur dan tanggap darurat seperti penanggulangan bencana alam,
kerusuhan dsb, hanya penggunaanya tetap dilaporkan kepada Dewan. Serta
untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan belanja yang mendesak. Hal ini
harus mendapat persetujuan Dewan.
Tahun 2003 ini merupakan awal persiapan Pemilu ,Sidang Tahunan, Fra.ksi kami
setuju disediakan dana sebesar Rp. 2.373,6 milyar. Dalam hal pengeluaran
pembangunan yang telah ditetapkan sebesar Rp. 65.129,8 milyar. Fra.ksi PDU
mengharapkan kepada Pemerintah digunakan untuk pembangunan Infra Struktur daJam
e menunjang Pembangunan ekonomi hingga menyerap tenaga kerja dan sekaligus di break
down ke kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Perlu pula kami sampa.ikan adalah fungsi pengawasan terhadap kinerja
pemerintahan baik pusat maupun daerah dan perlu adanya audit oleh BPK atau
aparat pengawasan fungsional untuk memperkecil kebocoran-kebocoran yang
sering terjadi, sekaligus dalam upaya pencegahan terjadinya KKN.
Terakhir perkenankanlah kami menyampaikan saran dan pendapat dalam
rangka pengelolaan APBN tahun 2003 yang efektif dan efisien, hendaknya
Pemerintah melakukan hal-hal sbb :
• Mclaksanakan secara konsistcn prinsip-prinsip pemerintahan dari tingkat pusat
dan daerah mensinergikan peran pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
i.
•
• Meningkatkan kualitas penyeJenggara negara bail< tingkat pusat maupun
daerah melalui perkuatan birokrasi pemerintahan kompeten yang
professional sekaligus menciptakan kepastian dan penegakan hukum serta
menjamin keamanan yang mendorong iklim investasi yang kondusif,
mengoptimalkan potensi keuangan domestik seperti, peningkatan peran
serta pasar modal, dana pensiun, asuransi, dan lembaga keuangan daerah
serta mengoptimalisasikan penerirnaan pajak untuk mengurangi
ketergantungan kepada utang luar negeri.
Saudara. pimplnan dan anggota dewan yang kaml honnatl,
Berdasarkan pertimbangan - pertimbangan
kerendahan hati ~rta mengucapkan :
diatas dengan segala
" Blsmlllahlrrahmanlrrahlm " Fraksi PDU dapat menerima dan menyetujui
terhadap Rancangan Undang-Undang tentang APBN tahun Anggaran 2003 ..
menjadi Undang-Undang dengan pendapat dan saran Panitia Anggaran DPR-RI
yang telah dibahas bersama dapat kiranya menjadi masukan dan perhatian
pemerintah untuk ditindak Ianjuti demikian pula basil audit BPK.
Demikianlah Pendapat Akhir Fraksi Perserikatan Daulatul Um.mah ( FPDU )
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kami mengucapkan penghargaan
dan terima kasih yang tiada terhingga kepada rekan-rekan Anggota dari seluruh
Fraksi yang ada di DPR dan juga kepada pemerintah serta rekan-rekan wartawan
dari media cetak dan media elektronik atas segala pengertian, kerjasama dan rasa
kebersamaan yang tinggi selama pembahasan Rancangan Undang-undang ini,
dan mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan di hati.
Wallahu muwafiq ilia aqwamit thoriq Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
FRAKSI PERSERJKATAN DAULATUL UMMAll DEWAN PERWAKILAll RAKYAT RI.
Ketua Fraksi ~ J'~,~~
KH. ACHMAD SJATARI A-277
J uru Bicara,
DRS. B. ABDULLAH ALWAllDI A-276