iv hasil dan pembahasan 4.1 keadaan umum...

27
24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan Peternakan kalkun di Provinsi Lampung dikembangkan oleh Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Mitra Alam bertempat di Desa Pekon Sukoharjo I, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Menurut catatan situs resmi Kabupaten Pringsewu, daerah ini mempunyai rata-rata curah hujan berkisar 161,8 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 13,1 hari/bulan. Rata-rata temperatur suhu berkisar antara 22,9 0 C-32,4 0 C dan kisaran rata-rata kelembaban relatifnya antara 56,8%-93,1%. P4S ini berdiri sejak tahun 1998 dan kini diketuai oleh Ir. Bambang Cahyo Murad. Bermodalkan dua pasang kalkun yang diperoleh dari ternak masyarakat sekitar, kini P4S mampu menghasilkan kalkun 100-150 ekor per minggu. Berat kalkun jantan mampu mencapai 5-7 kg, sedangkan kalkun betina mencapai 3-4 kg. Jenis kalkun yang dikembangkan antara lain, jenis Naragansett, Black Spanish, Bronze, Royal Palm, White Holand dan Bourbound Red. Pada saat bulan Febuari 2015 tercatat total populasi kalkun mencapai kurang lebih 600 ekor dengan kalkun betina dewasa atau indukan sebanyak 50 ekor dan kalkun pejantan dewasa sebanyak 15 ekor. Budidaya kalkun dilakukan dengan prinsip organik yaitu, meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis dan menggunakan konsentrat organik sebagai pakan. Penggunaan ramuan obat-obatan alami seperti jamu juga digunakan untuk mencegah serangan penyakit pada kalkun. Panen kalkun dilakukan secara berkesinambungan. Dalam sekali panen, petermakan Kalkun

Upload: vantram

Post on 05-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

24

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Perusahaan

Peternakan kalkun di Provinsi Lampung dikembangkan oleh Pusat

Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Mitra Alam bertempat di Desa

Pekon Sukoharjo I, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Menurut

catatan situs resmi Kabupaten Pringsewu, daerah ini mempunyai rata-rata curah

hujan berkisar 161,8 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 13,1 hari/bulan.

Rata-rata temperatur suhu berkisar antara 22,90C-32,40C dan kisaran rata-rata

kelembaban relatifnya antara 56,8%-93,1%.

P4S ini berdiri sejak tahun 1998 dan kini diketuai oleh Ir. Bambang

Cahyo Murad. Bermodalkan dua pasang kalkun yang diperoleh dari ternak

masyarakat sekitar, kini P4S mampu menghasilkan kalkun 100-150 ekor per

minggu. Berat kalkun jantan mampu mencapai 5-7 kg, sedangkan kalkun betina

mencapai 3-4 kg. Jenis kalkun yang dikembangkan antara lain, jenis

Naragansett, Black Spanish, Bronze, Royal Palm, White Holand dan Bourbound

Red. Pada saat bulan Febuari 2015 tercatat total populasi kalkun mencapai

kurang lebih 600 ekor dengan kalkun betina dewasa atau indukan sebanyak 50

ekor dan kalkun pejantan dewasa sebanyak 15 ekor.

Budidaya kalkun dilakukan dengan prinsip organik yaitu,

meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis dan menggunakan konsentrat

organik sebagai pakan. Penggunaan ramuan obat-obatan alami seperti jamu

juga digunakan untuk mencegah serangan penyakit pada kalkun. Panen kalkun

dilakukan secara berkesinambungan. Dalam sekali panen, petermakan Kalkun

25

Mitra Alam dapat menghasilkan 100 –150 ekor per minggu. Umur panen kalkun

sekitar 5 – 7 bulan. Selain dipanen dalam bentuk karkas atau daging segar,

kalkun juga dapat diolah menjadi beberapa olahan yang siap saji seperti Kalkun

guling/panggang, steak kalkun, sate, gorengan tepung, tempura, sup kalkun,

gulai, soto, rendang, opor, bakso, nugget dan nasi goreng kalkun. Pemasaran

kalkun sendiri sudah menyebar ke beberapa provinsi di luar Lampung seperti:

Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, khususnya untuk

restoran, hotel, catering dan supermarket.

4.2 Manajemen Pemeliharaan

Pada peternakan Kalkun Mitra Alam, pemeliharaan kalkun dewasa

menggunakan kandang sistem panggung yang dilengkapi dengan ranch disetiap

petaknya. Setiap petak diisi oleh jantan 1 ekor dan betina 3-4 ekor yang berarti

sex rationya 1:3 atau 1:4. Kalkun mulai dikawinkan umur 7 bulan pada betina

dan jantan dapat mengawini pada umur sekitar 7-8 bulan.

Pemberian pakan/ransum pada kalkun dewasa di peternakan Kalkun

Mitra Alam dilakukan 2 kali pemberian ransum dan 1 kali pemberian hijauan

setiap hari. Pemberian ransum diberikan setiap pagi dan sore hari masing-masing

sebanyak 100-125 gram/ekor, khusus siang hari diberikan hijauan, EM4, dan

Vitamin. Hijauan yang diberikan terdiri atas daun singkong, daun pisang, dan

daun sambiloto yang telah dipotong-potong dan dicampur dengan vitamin.

Menurut Prayitno dan Murad (2009) khusus untuk hijauan daun lebih baik

diberikan pada siang hari, karena berpengaruh positif dalam mengurangi

dehidrasi tubuh kalkun.

26

4.3 Sifat Kualitatif pada Kalkun

4.3.1 Warna keseluruhan

Proporsi warna bulu keseluruhan kalkun jantan dan betina di lokasi

penelitian ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Sifat Kualitatif Warna Bulu Keseluruhan Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Coklat 3 6 42.84 25.00 29.03

2 Hitam 2 8 28.56 33.33 32.26

3 Coklat-Hitam

-Putih 1 5 14.3 20.84 19.35

4 Putih _ 2 _ 8.33 6.45

5 Hitam Coklat 1 3 14.3 12.5 12.91

31 7 24 100 100 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa warna bulu keseluruhan kalkun yang

teridentifikasi di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna coklat, hitam,

coklat hitam putih, dan hitam coklat. Frekuensi total warna hitam sebesar

32.26%, warna coklat 29.03%, warna coklat hitam putih 19.35%, warna hitam

coklat 12.91%, dan warna putih 6.45%. Warna hitam lebih dominan (33.33%)

dibandingkan dengan warna coklat (25%), warna coklat hitam putih (20.83%),

warna hitam coklat (12.5%) dan warna putih (8.33%) pada kalkun betina.

Kalkun jantan didominasi warna coklat (42.84%) dibandingkan warna hitam

(28.56%), warna coklat hitam putih (14.3%) dan coklat hitam (14.3%).

27

Gambar 1. Warna keseluruhan kalkun jantan

Warna Coklat

Warna Hitam

Warna Hitam Coklat Putih

Warna Hitam Coklat

Warna Coklat

Warna Hitam

28

Gambar 2. Warna keseluruhan kalkun betina

Berdasarkan variasi warna bulu keseluruhan yang timbul

mengindikasikan bahwa kalkun yang dipelihara di peternakan Kalkun Mitra

Alam terdiri atas berbagai jenis. Namun demikian, kalkun yang memiliki warna

bulu keseluruhan hitam paling dominan. Apabila mengacu kepada The

American Standard Perfection (American Poultry Association, 1910), kalkun ini

termasuk jenis Black Spanish.

Pola warna bulu pada unggas merupakan salah satu faktor utama yang

menentukan proses identifikasi, selain itu bentuk dan ukuran tubuh, bentuk

jengger (comb) serta warna cakar (May, 1971). Warna bulu terkait dengan

Warna Hitam Coklat Putih

Warna Putih

Warna hitam coklat

29

pigmen melanin yang terbagi menjadi dua tipe, yaitu eumelanin yang

membentuk warna hitam dan biru pada bulu, dan pheomelanin yang membentuk

warna merah-cokelat, salmon, dan kuning tua (Brumbaugh dan Moore, 1968).

4.3.2 Warna Bulu Dada

Proporsi warna bulu dada kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Sifat Kualitatif Warna Bulu Dada Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Hitam putih 2 8 28.58 33.33 32.26

2 Putih _ 10 _ 41.67 32.26

3 Coklat 3 6 42.86 25 29.02

4 Hitam 1 _ 14.28 _ 3.23

5 Hitam

coklat putih 1 _ 14.28 _ 3.23

31 7 24 100 100 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa warna bulu dada kalkun yang

teridentifikasi di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna Hitam putih,

putih, coklat, hitam, dan hitam coklat putih. Frekuensi total warna putih sebesar

32.26%, warna putih 32.26%, warna coklat 29.02%, warna hitam 3.23%, dan

warna hitam coklat putih 3.23%. Warna putih lebih dominan (41.67%)

dibandingkan dengan warna hitam putih (33.33%) dan warna coklat (25%) pada

kalkun betina. Kalkun jantan didominasi warna coklat (42.86%) dibandingkan

30

dengan warna hitam putih (28.58%), warna hitam (14.28%), dan warna hitam

coklat putih (14.28%).

Gambar 3. Warna bulu dada kalkun jantan

Warna Hitam Putih

Warna coklat

Warna Hitam

Warna Hitam coklat putih

31

Gambar 4. Warna bulu dada kalkun betina

Kemunculan warna bulu dada hitam-putih, putih, dan coklat relatif

sama besarnya, sehingga warna bulu dada dapat menunjukkan warna

kesuluruhan pada kalkun tersebut. Apabila mengacu kepada How To Raise

Heritage Turkeys On Pasture (Hawes, 2007) warna bulu dada coklat merupakan

kalkun Bourbon Red.

Warna Hitam putih

Warna putih

Warna coklat

32

4.3.3 Warna Bulu Ekor

. Proporsi warna bulu ekor kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Sifat Kualitatif Warna Bulu Ekor Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Coklat 3 6 42.86 25 29.03

2 Hitam Putih 2 8 28.56 33.33 32.26

3 Hitam coklat 1 3 14.29 12.5 12.9

5 Putih _ 2 _ 8.33 6.45

6 Coklat hitam

putih 1 5 14.29 20.83 19.35

31 7 24 100 100 100

Tabel 5 menunjukkan bahwa warna bulu ekor kalkun yang

teridentifikasi di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna coklat, hitam

putih, hitam coklat, coklat putih, putih, dan coklat-hitam-putih. Frekuensi total

warna hitam putih sebesar 32.26%, warna coklat 29.03%, warna coklat hitam

putih 19.35, warna hitam coklat 12.9%, dan warna putih 6.45%. Warna hitam-

putih lebih dominan (33.33%) dibandingkan warna coklat-hitam-putih (20.83%),

warna coklat (16.67%), warna hitam coklat (12.5%), dan warna putih (8.33%)

pada kalkun betina. Warna bulu ekor pada kalkun jantan didominasi warna

coklat (42.86%) dibandingkan warna hitam putih (28.56%), warna hitam coklat

(14.29%), dan warna coklat hitam putih (14.29%).

33

Gambar 5. Warna bulu ekor kalkun jantan

Warna Coklat Warna Hitam Putih

Warna Hitam Coklat

Warna Coklat Hitam Putih

Warna Coklat

Warna Hitam Putih

34

Gambar 6. Warna bulu ekor kalkun betina

Berdasarkan variasi warna bulu ekor yang timbul mengindikasikan

bahwa kalkun yang dipelihara di peternakan Kalkun Mitra Alam terdiri atas

berbagai jenis. Namun demikian, kalkun yang memiliki warna bulu ekor hitam

putih paling dominan. Apabila mengacu kepada The American Standard

Perfection (American Poultry Association, 1910), kalkun ini termasuk jenis

Black Spanish.

Warna Putih

Warna Hitam Coklat Putih

Warna Hitam Coklat

35

4.3.4 Warna Bulu Punggung

Proporsi warna bulu punggung kalkun jantan dan betina di lokasi

penelitian ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Sifat Kualitatif Warna Bulu Punggung Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Coklat 3 6 42.85 25 29.03

2 Hitam 3 11 42.85 45.83 45.16

3 Coklat

hitam putih 1 5 14.28 20.83 19.35

4 Putih _ 2 _ 8.33 6.45

31 7 24 100 100 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa warna bulu punggung kalkun yang

teridentifikasi di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna coklat, hitam,

coklat-hitam-putih, dan putih. Frekuensi total warna coklat sebesar 29.03%,

warna hitam 25.16%, warna coklat hitam putih 19.35%, dan warna putih 6.45%.

Warna hitam lebih dominan (45.83%) dibandingkan warna coklat (25%), warna

coklat hitam putih (20.83%), dan warna putih (8.33%) pada kalkun betina.

Kalkun jantan didominasi warna coklat (42.85%) dan hitam (42.85%)

dibandingkan warna coklat hitam putih (14.28%).

36

Gambar 7. Warna bulu punggung kalkun jantan

Warna Coklat

Warna Hitam

Warna Hitam Coklat Putih

Warna Coklat

Warna Hitam

37

Gambar 8. Warna bulu punggung kalkun betina

Berdasarkan variasi warna bulu punggung yang timbul

mengindikasikan bahwa kalkun yang dipelihara di peternakan Kalkun Mitra

Alam terdiri atas berbagai jenis. Bulu punggung juga dapat mengindikasikan

dari warna keseluruhan kalkun tersebut. Kalkun yang memiliki warna bulu

punggung hitam paling dominan. Apabila mengacu kepada How To Raise

Heritage Turkeys On Pasture (Hawes, 2007), kalkun ini termasuk jenis Black

Spanish.

Warna Hitam Coklat Putih

Warna Putih

38

4.3.5 Warna Bulu Sayap

Proporsi warna bulu sayap kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Sifat Kualitatif Warna Bulu Sayap Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Coklat putih 3 6 42.86 25 29.03

2 Hitam putih 2 _ 28.57 _ 6.45

3 Hitam coklat

putih 1 5 14.28 20.83 19.35

4 Hitam coklat 1 3 14.28 12.5 12.90

5 Hitam _ 8 _ 33.33 25.81

6 Putih _ 2 _ 8.33 6.45

31 7 24 100 100 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa warna bulu sayap kalkun yang

teridentifikasi di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna coklat putih,

hitam putih, coklat hitam putih, hitam coklat, hitam, dan putih. Frekuensi total

warna coklat putih sebesar 29.03%, warna hitam 25.81%, warna coklat hitam

putih 19.35%, warna hitam coklat 12.90%, warna hitam putih 6.45%, dan warna

putih 6.45%.

39

Gambar 9. Warna sayap kalkun jantan

Warna Coklat Putih

Warna Hitam Putih

Warna Hitam Coklat Putih

Warna Hitam Coklat

Warna Coklat Putih

Warna Hitam Coklat Putih

40

Gambar 10. Warna sayap kalkun betina

Warna hitam lebih dominan (33.33%) dibandingkan warna coklat putih

(25%), warna coklat-hitam-putih (20.83%), warna hitam coklat (12.5%), warna

putih (8.33%) pada kalkun betina. Kalkun jantan didominasi warna coklat putih

(42.86%) dibandingkan warna hitam putih (28.57%), warna coklat hitam putih

(14.28%), dan warna hitam coklat (14.28%).

Berdasarkan variasi warna bulu sayap yang timbul mengindikasikan

bahwa kalkun yang dipelihara di peternakan Kalkun Mitra Alam terdiri atas

berbagai jenis. Warna sayap dapat mengindikasikan dari warna keseluruhan

kalkun tersebut. Apabila mengacu kepada How To Raise Heritage Turkeys On

Warna Hitam Coklat

Warna Hitam

Warna Putih

41

Pasture (Hawes, 2007), kalkun yang memiliki sayap warna putih kalkun ini

termasuk jenis Broad Breasted White.

4.3.6 Warna Bulu Paha

Proporsi warna bulu paha kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Sifat Kualitatif Warna Bulu Paha Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Putih 7 17 100 70.83 77.42

2 Hitam putih _ 7 _ 29.17 22.58

31 7 24 100 100 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa warna bulu paha kalkun yang teridentifikasi

di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna putih dan hitam putih. Frekuensi

total warna putih sebesar 77.42% dan warna hitam putih 22.58%. Warna bulu

paha pada kalkun jantan didominasi warna putih (100%), sedangkan pada kalun

betina warna bulu paha didominasi warna putih (70.83%) dibandingkan warna

hitam putih (29.17%).

42

Gambar 11. Warna bulu paha kalkun

4.3.7 Warna Paruh

Proporsi warna paruh kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Sifat Kualitatif Warna Paruh Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Kuning 31 7 24 100 100 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa warna paruh kalkun yang teridentifikasi di

peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna kuning (100%) baik pada kalkun

jantan dan kalkun betina.

Warna Putih

Warna Putih

43

Gambar 12. Warna paruh kalkun

Warna paruh pada unggas berwarna kuning disebabkan oleh pigmen

karoten (lipokrom) yang terdapat pada epidermis, tetapi tidak ada pigmen

melanin (Yuwanta, 2004).

4.3.8 Warna Kepala

Proporsi warna kepala kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Sifat Kualitatif Warna Kepala Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Merah 7 24 100 100 100

31 7 24 100 100 100

Tabel 10 menunjukan bahwa warna kepala kalkun yang teridentifikasi

di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna merah. Warna kepala pada

kalkun jantan dan betina memiliki warna merah (100%).

Paruh Jantan

Paruh Betina

44

Gambar 13. Warna kepala kalkun

4.3.9 Warna Mata

Proporsi warna mata kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Sifat Kualitatif Warna Mata Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Hitam 31 7 24 100 100 100

Tabel 11 menunjukkan bahwa warna mata kalkun yang teridentifikasi di

peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna hitam (100%) baik pada kalkun

jandan dan kalkun betina.

Kepala Jantan

Kepala Betina

45

Gambar 14. Warna mata kalkun

Semua unggas kecuali golongan albino mempunyai warna mata hitam

pada saat menetas. Warna mata sesungguhnya belum dapat dilihat sampai

dewasa kelamin ketika pigmen melanin dan karoten diekspresikan secara penuh

(Crawford, 1990).

4.3.10 Warna Shank

Proporsi warna Shank kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Sifat Kualitatif Warna Shank Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Kuning 31 7 24 100 100 100

Tabel 11 menunjukkan bahwa warna shank kalkun yang teridentifikasi di

peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna kuning (100%) baik pada kalkun

jandan dan kalkun betina.

Warna Mata

46

Gambar 15. Warna shank kalkun

Warna kuning shank pada unggas disebabkan oleh sentofil dari tumbuhan

yang dikonsumsi oleh unggas tersebut. Warna kuning pada shank dipengaruhi

juga oleh melanin yang menyebabkan warna hitam pada shank (Kuswari, 2002).

Perubahan warna shank kuning pada unggas betina dapat digunakan untuk

memperkirakan tingkat produksi telur yang akan dihasilkan. Pigmen lipokrom

yang terdapat pada shank sama dengan pigmen kuning yang terdapat pada telur,

sehingga warna shank dapat dijadikan indikasi tingkat produksi telur seekor

ayam. Faktor tersebut (warna kuning pada shank) bisa digunakan dalam proses

pengafkiran ayam petelur (Jull, 1951).

Warna Shank

47

4.3.11 Warna Crauncles

Proporsi warna Crauncles kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Sifat Kualitatif Warna Crauncles Kalkun

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Merah 31 7 24 100 100 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa warna crauncles kalkun yang teridentifikasi

di peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna merah (100%) baik pada kalkun

jandan dan kalkun betina.

Gambar 16. Warna crauncles kalkun

Warna Crauncles

48

4.3.12 Warna Snood

Proporsi warna Snood kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Sifat Kualitatif Warna Snood Kalkun Jantan dan Betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Merah 31 7 15 100 62.5% 70.97%

Tabel 13 menunjukkan bahwa warna snood kalkun yang teridentifikasi di

peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna merah. Frekuensi total warna merah

sebesar 70.96%. Pada kalkun jantan warna didominasi oleh warna merah (100%),

sedangkan pada kalkun betina didominasi warna merah (62.25%).

Gambar 17. Warna snood kalkun

Pada gambar 17 bagian kiri warna snood pada kalkun memiliki warna

merah, namun pada gambar 17 kanan kalkun betina tidak memiliki snood. Pada

kalkun betina dari jumlah populasi 24 yang memiliki snood sebanyak 15 ekor, hal

Snood jantan

Snood Betina

49

ini dikarenakan adanya sifat kanibalisme didalam kandang sehingga mengganggu

pertumbuhan snood pada kalkun betina. Disamping itu snood dapat diindikasikan

untuk membedakan antara kalkun jantan dan betina. Kalkun jantan memiliki

snood panjang yang tumbuh dari kepala sampai ke paruh sedangkan kalkun betina

relatif meiliki snood yang lebih kecil.

4.3.13 Warna Pial

Proporsi warna pial kalkun jantan dan betina di lokasi penelitian

ditampilkan pada Tabel 15.

Tabel 15. Sifat Kualitatif Warna Pial Kalkun Jantan dan betina

No Sifat

Kualitatif N

Jantan

Betina

Frekuensi

Relatif

Jantan

(%)

Frekuensi

Relatif

Betina

(%)

Frekuensi

Relatif

Total

(%)

1 Merah 31 7 24 100 100 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa warna pial kalkun yang teridentifikasi di

peternakan Kalkun Mitra Alam adalah warna merah (100%) baik pada kalkun

jandan dan kalkun betina.

Gambar 18. Warna pial kalkun

Warna Pial

50

Jengger, pial (wattle), dan cuping (earlobe) merupakan perkembangan

dari dermis yang tertutup oleh lapisan epidermis. Jengger juga merupakan

bagian tubuh unggas yang membedakannya dengan bangsa burung yang lain

(Jull, 1951). Adanya warna hitam dan merah pada pial disebabkan oleh

pembuluh pembuluh darah pada epidermis (Frandson, 1992).