elang jawa - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/-elang...

4
| Elang Jawa Copyright Asep Denda Is Purwanto [email protected] http://denda.staff.ipb.ac.id/elang-jawa/ Elang Jawa Di artikel ini saya akan membahas burung Elang Jawa dengan sumber yang terpercaya dari Wikipedia Indonesia . Dan melanjutkan artikel sebelum nya yaitu Jenis Elang di Indonesia , Selamat membaca semua nya dan Sayangi sekaligus Lestarikan Elang di Indonesia. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Identifikasi : Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna page 1 / 4

Upload: trinhthuy

Post on 11-Apr-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Elang Jawa - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/-Elang Jawa.pdfkecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki

| Elang JawaCopyright Asep Denda Is Purwanto [email protected]://denda.staff.ipb.ac.id/elang-jawa/

Elang Jawa

Di artikel ini saya akan membahas burung Elang Jawa dengan sumber yangterpercaya dari Wikipedia Indonesia . Dan melanjutkan artikel sebelum nya yaitu Jenis Elang di Indonesia, Selamat membaca semua nya dan Sayangi sekaligusLestarikan Elang di Indonesia.

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedangyang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negaraRepublik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagaimaskot satwa langka Indonesia.

Identifikasi :

Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).

Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol(2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadangnampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih;mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap.Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur ditengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna

page 1 / 4

Page 2: Elang Jawa - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/-Elang Jawa.pdfkecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki

| Elang JawaCopyright Asep Denda Is Purwanto [email protected]://denda.staff.ipb.ac.id/elang-jawa/

kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubahmenjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampaikecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kakimenutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garisgelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergarisputih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar.

Iris mata kuning atau kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh)kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisibawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.

Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus cirrhatus)bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihatlebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.

Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satuhingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikitbanyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukupjelas dalam nadanya.

Penyebaran, ekologi dan konservasi :

Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional UjungKulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namunpenyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerahperbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagianbesar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidupberspesialisasi pada wilayah berlereng.

Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataranrendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekatpantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegununganbawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 mdpl.

page 2 / 4

Page 3: Elang Jawa - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/-Elang Jawa.pdfkecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki

| Elang JawaCopyright Asep Denda Is Purwanto [email protected]://denda.staff.ipb.ac.id/elang-jawa/

Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalujauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung padakeberadaan hutan primer sebagai tempat hidupnya. Walaupun ditemukan elangyang menggunakan hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang, akantetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas.

Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggidalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yangberada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil,burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamaliaberukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampaidengan anak monyet.

Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukanranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama kurang-lebih 47 hari.

Pohon sarang merupakan jenis-jenis pohon hutan yang tinggi, seperti rasamala(Altingia excelsa), pasang (Lithocarpus sundaicus), tusam (Pinus merkusii), puspa(Schima wallichii), dan ki sireum (Eugenia clavimyrtus). Tidak selalu jauh berada didalam hutan, ada pula sarang-sarang yang ditemukan hanya sejarak 200–300 mdari tempat rekreasi.

Di habitatnya, elang Jawa menyebar jarang-jarang. Sehingga meskipun luas daerahagihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraanjumlah individu elang ini berkisar antara 600-1.000 ekor. Populasi yang kecil inimenghadapi ancaman besar terhadap kelestariannya, yang disebabkan olehkehilangan habitat dan eksploitasi jenis. Pembalakan liar dan konversi hutanmenjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa. Dalampada itu, elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelapsebagai satwa peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolahmenjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung inimelambung tinggi.

Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah agihannya yang terbatas dantekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi konservasi dunia IUCN memasukkan

page 3 / 4

Page 4: Elang Jawa - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/-Elang Jawa.pdfkecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki

| Elang JawaCopyright Asep Denda Is Purwanto [email protected]://denda.staff.ipb.ac.id/elang-jawa/

elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan). Demikian pula,Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi olehundang-undang.

Sumber : Wikipedia

page 4 / 4