iv hasil dan pembahasan 4.1 keadaan umum daerah...

39
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian Kantor KUD Sinar Jaya terletak di Jalan AH. Nasution No 260 B Desa Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Kecamatan Panyileukan adalah satu kecamatan dari 30 kecamatan di wilayah Kota Bandung. Dengan luas wilayah 552,7 Ha, Kecamatan Panyileukan berada di ± 700 meter dpl (di atas permukaan laut). Secara geografis Kecamatan Panyileukan memiliki bentuk wilayah datar. Suhu maksimum di Kecamatan Panyileukan berkisar 29,85 o C , sedangkan suhu minimum 19 o C, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar 2400 mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak sebesar 45 hari (Monografi Kecamatan Panyileukan, 2016). Kecamatan Panyileukan berbatasan dengan : Bagian Utara : Kecamatan Cinambo Bagian Selatan : Kecamatan Gedebage Bagian Timur : Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung Bagian Barat : Kecamatan Ujung Berung Menurut administrasi pembangunan, Kecamatan Panyileukan dimasukkan ke dalam wilayah Bandung Timur. Kecamatan ini terdiri atas 4 (empat) kelurahan, yaitu : Kelurahan Mekar Mulya Kelurahan Cipadung Kidul Kelurahan Cipadung Wetan

Upload: donhan

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

36

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian

Kantor KUD Sinar Jaya terletak di Jalan AH. Nasution No 260 B Desa

Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Kecamatan

Panyileukan adalah satu kecamatan dari 30 kecamatan di wilayah Kota Bandung.

Dengan luas wilayah 552,7 Ha, Kecamatan Panyileukan berada di ± 700 meter dpl

(di atas permukaan laut). Secara geografis Kecamatan Panyileukan memiliki bentuk

wilayah datar. Suhu maksimum di Kecamatan Panyileukan berkisar 29,85 o C ,

sedangkan suhu minimum 19 o C, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar 2400

mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak sebesar 45 hari

(Monografi Kecamatan Panyileukan, 2016). Kecamatan Panyileukan berbatasan

dengan :

Bagian Utara : Kecamatan Cinambo

Bagian Selatan : Kecamatan Gedebage

Bagian Timur : Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung

Bagian Barat : Kecamatan Ujung Berung

Menurut administrasi pembangunan, Kecamatan Panyileukan dimasukkan ke

dalam wilayah Bandung Timur. Kecamatan ini terdiri atas 4 (empat) kelurahan,

yaitu :

Kelurahan Mekar Mulya

Kelurahan Cipadung Kidul

Kelurahan Cipadung Wetan

Page 2: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

37

Kelurahan Cipadung Kulon

Daerah para peternak anggota KUD Sinar Jaya itu sendiri terletak di

Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Secara administratif Kecamatan

Cilengkrang terletak di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan

Cilengkrang adalah kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung yang merupakan

wilayah hasil pemekaran perubahan batas wilayah berdasarkan PP No. 16 Tahun

1987, dibentuk pada tahun 1989 sebagai pemekaran dari Kecamatan Ujung Berung.

Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lembang (Kabupaten Bandung

Barat), di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cileunyi (Kabupaten

Bandung), di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ujung Berung, dan di

sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cimenyan (Kabupaten Bandung).

Luas wilayah Kecematan Cilengkrang tercatat 3.011,95 Ha. Kecamatan

Cilengkrang terdiri dari 6 desa yaitu desa Girimekar dengan luas wilayah sebesar

510,24 Ha, Desa Cipanjalu dengan luas wilayah 1.156,73 Ha, Desa Jatiendah

dengan luas wilayah 92,40 Ha, Desa Ciporeat dengan luas wilayah 558,89 Ha, Desa

Melatiwangi dengan luas wilayah 256,49 Ha dan Desa Cilengkrang dengan luas

wilayah 558,89 Ha.

Secara umum daerah Kecamatan Cilengkrang merupakan daerah berbukit

yang terdiri dari daratan dengan ketinggian 700 mdpl s/d 1.300 mdpl. Suhu udara

di daerah penelitian berkisar antara 19-23o C. Dengan kisaran suhu tersebut

merupakan daerah yang dimana cocok dalam beternak sapi perah. Ketinggian di

daerah tropis merupakan hal yang penting untuk sapi perah yang berasal dari iklim

sedang atau sapi keturunan untuk dapat mempertahankan produksi susunya, karena

tempat yang tinggi (1.000 mdpl) dapat dicapai suhu antara 15-21o C yang

Page 3: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

38

merupakan suhu udara yang ideal untuk pemeliharaan sapi perah jenis Fries

Holland yang umumnya banyak dimiliki oleh peternak (Sudono, 1990).

4.1.2. Keadaan Sosial Ekonomi Daerah Penelitian

Untuk mengetahui kedaan sosial dan ekonomi pada penduduk di Kecamatan

Cilengkrang maka dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya :

1. Aspek Pendidikan

Pendidikan merupakan sumber daya terpenting, karena melalui sekolah atau

pendidikan formal dan informal senantiasa dipelihara bahkan terus dipertajam

sehingga manusia dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan,

menimbulkan gagasan-gagasan, adanya penemuan-penemuan, dan dapat

meningkatkan berbagai kegiatan membangun (dari segi kehidupannya), dengan

adanya pendidikan pengetahuan seseorang akan secara cepat didapat atau

tersampaikan (Mardikanto dan Sutarni, 1982). Dari aspek pendidikan penduduk

Kecamatan Cilengkrang, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Cilengkrang

No Pendidikan Jumlah

(Orang) (%)

1 Belum bersekolah 3.862 8,50

2 Tidak bersekolah 3.975 8,75

3 Tamatan SD 17.614 38,77

4 Tamatan SMP 9.346 20,57

5 Tamatan SMA 5.943 13,08

6 Tamatan perguruan tinggi 4.693 10,33

Jumlah 45.433 100,00

Sumber : Monografi Kecamatan Cilengkrang Tahun 2014

Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kecamatan

Cilengkrang sebagian besar adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) dengan 38,77%,

rata-rata penduduk yang berprofesi sebagai peternak dan petani hanya mengenyam

Page 4: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

39

pendidikan sampai sekolah dasar meskipun ada sebagian peternak dan petani

mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Kurangnya aspek pendidikan di

Kecamatan Cilengkrang karena anggapan masyarakat yang tidak begitu

mementingkan pendidikan dan kemauan masyarakat yang kurang dalam

melanjutkan pendidikannya dan memilih untuk bekerja, selain itu juga keterbatasan

ekonomi yang rendah menjadi salah satu alasan mereka tidak melanjutkan

pendidikannya.

2. Aspek Ekonomi

Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya

material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia. Aspek ekonomi juga menunjukkan tingkat kemakmuran masyarakat pada

suatu wilayah. Secara ekonomi penduduk di Kecamatan Cilengkrang terdapat

berbagai tingkat ekonomi. Adapun mata pencaharian penduduk kecamatan

Cilengkrang adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Cilengkrang

No Mata Pencaharian Jumlah

(Orang) (%)

1 Petani 2.394 15,16

2 Pengrajin/industri kecil 29 0,18

3 Buruh industri 736 4,66

4 Buruh bangunan 1.145 7,30

5 Buruh tani 1.010 6,39

6 Buruh perkebunan 600 3,80

7 Pedagang 145 0,91

8 PNS 198 1,25

9 TNI/Polri 261 1,65

10 Pensiunan 360 2,28

11 Peternak 8.905 56,42

Jumlah 15.783 100,00

Sumber : Monografi Kecamatan Cilengkrang Tahun 2014.

Page 5: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

40

Tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk di

Kecamatan Cilengkrang umumnya adalah peternak (56,42%) dan petani (15,16%).

Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat Kecamatan Cilengkrang sebagian

besar berprofesi sebagai peternak dan petani. Topografi daerah Kecamatan

Cilengkrang merupakan daerah berbukit dengan ketinggian dan suhu yang ideal

untuk beternak sapi perah, dari tabel diatas masyarakat Kecamatan Cilengkrang

yang bermata pencaharian sebagai peternak sebesar 56,42% yang mayoritasnya

berada pada desa Cilengkrang untuk ternak sapi perah. Selain beternak sapi perah

masyarakat Kecamatan Cilengkrang juga beternak sapi potong, kambing etawa,

domba, ayam dan itik. Didirikannya KUD Sinar Jaya pada saat itu membuat

semakin menigkatnya peternak sapi perah di Kecamatan Cilengkrang. Adanya

KUD Sinar Jaya dapat membantu perkonomian masyarakat Kecamatan

Cilengkrang yang menjadi peternak sapi perah.

3. Aspek Sosial

Keadaan sosial pada suatu wilayah merupakan kondisi yang

menggambarkan tentang hal yang berkaitan dengan sikap atau perilaku

penduduknya di wilayah tersebut. Penduduk di Kecamatan Cilengkrang umumnya

adalah peternak. Hewan ternak yang mereka pelihara bermacam-macam

diantaranya adalah sapi perah, sapi potong, kambing etawa, domba, ayam dan itik.

Skala beternak penduduknya pun beragam pada ternak sapi perah umunya peternak

masih tradisional mereka belum mampu berkembang pada peternakan dengan

menggunakan teknologi terbaru sehingga produksi susu yang dihasilkan belum

menampakan kemajuan. Inovasi yang digunakan dalam beternak pun masih kurang

berkembang, ini terbukti dari masih minimnya sarana dan prasarana yang ada pada

Page 6: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

41

kandang ternak sapi perah mereka yang menyebabkan hasil dan kualitas susu

menjadi kurang optimal.

Masyarakat di Kecamatan Cilengkrang umumnya masih mempunyai

solidaritas yang cukup tinggi, masih terjalinnya rasa tenggang rasa dan gotong

royong antar masyarakat. Hal tersebut ditunjukan masyarakat Kecamatan

Cilengkrang cukup aktif dalam mengikuti lembaga kemasyarakatan seperti

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna dan lain-lain. Terbukti

pada tahun 2015 Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang berhasil menduduki

posisi ke-3 dalam lomba Hatinya PKK Tingkat Kabupaten Bandung pada kegiatan

peringatan Bulan Bakti Gotong Royong masyarakat ke XII dan Hari Kesatuan

Gerak (HKS) Tingkat Kabupaten Bandung. Selain itu juga hubungan antara

penduduk yang berprofesi sebagai peternak dengan peternak lainnya masih tumbuh

dengan kuat karena mereka memiliki kesamaan dalam hal kepentingan dan tujuan

yang sama.

4.1.3. Keadaan Peternakan Sapi Perah Responden

Potensi peternakan sapi perah di Kecamatan Cilengkrang cukup tinggi,

mengingat hampir 56,42 % penduduk Kecamatan Cilengkrang berprofesi sebagai

peternak. Selain Peternak Sapi Perah di daerah kawasan Kecamatan Cielngkrang

cukup banyak peternak kambing perah. Peternak sapi perah di Kecamatan

Cilengkrang sebagian besar telah bergabung dengan KUD Sinar Jaya lebih dari 15

tahun. Kini tidak semua peternak sapi perah di Kecamatan Cilengkrang bergabung

pada KUD Sinar Jaya, pada saat KUD Sinar Jaya sedang mengalami kemunduran

sebagian peternak memutuskan keluar dan karena pada saat itu kolektor sudah

memasuki kawasan Kecamatan Cilengkrang maka mereka memilih menyetrokan

susu kepada kolektor.

Page 7: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

42

Peternak anggota berasal dari daerah Kampung Cipulus, Kampung Garung,

Kampung Babakan Salam, Kampung Palalangon, dan Kampung Palintang.

Sebagian besar responden menjadikan beternak sapi perah menjadi mata

pencaharian utama sedangkan mata pencaharian sambilan mereka bertani,

berdagang dan menjadi buruh bangunan.

Peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya sebagian besar masih peternakan sapi

perah rakyat. Dengan skala usaha yang dimiliki sebagian besar peternak yaitu skala

usaha kecil dengan kepemilikan ternak produktif 1-3 ekor. Beberapa peternak yang

kepemillkan ternaknya cukup banyak untuk pemerahnya pun masih menggunakan

cara manual atau tidak menggunakan mesin perah. Produksi susu yang dihasilkan

rata-rata 10-15 liter/ekor/hari dengan harga jual pada koperasi Rp 4.250/liter.

Sebagian besar peternak menjual hasil produksinya dalam benuk susu segar,

peternak belum melakukan diversifikasi hasil produksi lebih lanjut.

Peternak biasa memberikan pakan kepada ternaknya berupa pakan hijauan,

pakan konsentrat serta ampas tahu. Pakan hijauan yang diberikan biasanya adalah

rumput gajah atau rumput raja, mereka mendapatkan rumput tersebut dari kebun

rumput yang mereka miliki yang terlatk di sekitar Cilengkrang. Sebagian besar

peternak memiliki lahan HMT (Hijauan Makan Ternak) sendiri. Sedangkan jika

sedang kemarau biasanya peternak mencari jerami di sawah hasil dari limbah

pertanian.

4.2 Profil KUD Sinar Jaya

4.2.1 Sejarah KUD Sinar Jaya

Koperasi Unit Desa (KUD) Sinar Jaya merupakan salah satu koperasi yang

berada di wilayah Jawa Barat yang menaungi peternak di wilayah Bandung Timur

Page 8: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

43

tepatnya di lereng Gunung Manglayang. KUD SinarJaya berdiri pada tahun 1974.

Berdirinya lembaga koperasi desa yang diberi nama BUUD/KUD Sinar Jaya oleh

tokoh-tokoh masyarakat di Desa Cilengkrang, diawal berjalannya usaha koperasi

dengan jumlah anggota sebanyak 50 orang. Pada tanggal 10 Maret 1977 secara

resmi KUD Sinar Jaya berdiri dengan memperoleh Badan Hukum Nomor :

6586/BH/DK-10/20 dengan wilayah kerja sebanyak 4 desa yaitu : Desa Pakemitan,

Cipadung, Ciporeat dan Desa Cilengkrang dengan jumlah anggota yang semakin

bertambah menjadi 142 orang.

Berbagai upaya dilakukan koperasi demi merealisasikan kesejahteraan

anggotanya, maka pada tahun 1980 KUD Sinar Jaya memperoleh bantuan kredit

sapi perah dari pemerintah melalui Bank BRI cabang Kota Bandung sebanyak 50

ekor sapi perah dengan nilai kredit sebesar Rp 92.150.000,00. Melalui

diperolehnya kredit sapi tersebut, maka mata pencaharian penduduk di wilayah

kerja KUD Sinar Jaya khususnya yang berada di kaki gunung Manglayang yang

tadinya sebagian besar sebagai penebang kayu bakar di hutan-hutan, secara

bertahap dialihkan menjadi peternak sapi perah.

Perkembangan kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh KUD Sinar Jaya dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan dan perkembangan hal tersebut ditunjang

oleh sarana dan prasarana yang mendukung. Salah satu upaya peningkatan

pelayanan kepada anggota, pada tanggal 29 Oktober 1988 membuka kantor yang

dibangun di atas lahan seluas 714 m2 dengan lokasi yang sangat strategis karena

mudah dijangkau oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Pada tanggal 8 April

1996 KUD Sinar Jaya memperoleh Badan Hukum yang baru yang telah disesuaikan

dengan Undang-Undangan Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dengan

Nomor : 6586/BH/PAD/KWK/10/IV/1996.

Page 9: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

44

Sejalan dengan perkembangan KUD Sinar Jaya yang berkembang dengan pesat

dan sangat maju sejak awal berdirinya hingga menjadikan koperasi ini menjadi

koperasi percontohan dan sering mendapatkan penghargaan mulai dari tingkat

Kabupaten sampai terakhir menjadi Koperasi Teladan Utama Tingkat Nasional

selama lima tahum berturut-turut dari berbagi instansi atau lembaga termasuk

pemerintahan. Namun karena adanya masalah internal hingga mengalami masa

krisis sejak tahun 2008 hingga 2010 dengan kehilangan seluruh aset termasuk

kantornya. Karena atas inisiatif anggota dan adanya rasa kepedulian terhadap

kondisi KUD yang kian terpuruk maka anggota memutuskan membentuk

kepengurusan yang baru ditahun 2011.

Diawal kepengurusan tersebut banyak hal yang perlu diperbaiki dengan

berbagai masalah dan keterbatasan. KUD Sinar Jaya hingga saat ini demi sedikit

berusaha mengembangkan usaha yang dilaksanakan dengan bantuan dari pengurus,

karyawan dan juga anggota KUD Sinar Jaya.

Wilayah KUD Sinar Jaya terdiri dari 7 kelompok, yaitu : Cipatat I, Cipatat II,

Pasir Angin, Garung, Cipulus, Cikoneng, Palalangon, Palintang, dan Babakan

Salam. Tetapi dari semua kelompok yang ada hanya tinggal kelompok peternak dari

Cipulus serta beberapa orang peternak dari Garung, Babakan Salam, Palalangon,

Palintang dan Babakan Salam yang masih setia menyetorkan produksi susunya

pada KUD Sinar Jaya, sedangkan kelompok lainnya telah beralih pada kolektor.

KUD Sinar Jaya dalam menjalankan usahanya selalu berpedoman pada azaz

yang dianutnya yaitu kekeluargaan dan gotong royong. Adapun tujuan usaha di

KUD Sinar Jaya adalah sebagai berikut:

Page 10: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

45

1. Meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan kemajuan daerah kerja

pada umunya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat adil

makmur berdasarkan Pancasila.

2. Mempersatukan, mengarahkan, membina, dan mengembangkan potensi, daya

kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan

tercapainya pendapatan yang adil dan makmur merata.

3. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan anggota dan masyarakat

4. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.

KUD Sinarjaya mempunyai visi, misi, dan nilai prinsip kerja sebagai berikut :

a. Visi : “Pencapaian pendapatan anggota yang layak melalui perangkat

organisasi yang professional didukung pemodalan yang kuat:”

b. Misi : “Pendidikan anggota yang berkelanjutan, penguatan pemodalan,

perbaikan mutu genetik sapi perah, dan penerapan teknologi sistem informasi

disegala bidang.”

c. Nilai dan Prinsip Kerja : “Demokratis, kejujuran, efisiensi dan efektifitas,

kebersamaan, bertanggung jawab, disiplin, tegas, integritas, inovatif, dan

kreatif.”

4.2.2 Struktur Organisasi

Struktur tertinggi pada KUD Sinar Jaya terletak pada Rapat Anggota Tahunan

(RAT), akan tetapi operasional pada KUD Sinar Jaya akan diatur oleh ketua umum

yang kemudian akan melaporkannya pada rapat anggota tahunan (RAT). Ketua

umum membawahi pengurus KUD Sinar Jaya yang terdiri dari sekertaris dan

bendahara, selain itu terdapat juga pengawas yang bertugas mengawasi kinerja para

pengurus. Selain itu, ketua umum juga bertanggung jawab atas manajer umum yang

terdiri dari manajer unit perkreditan dan jasa, manajer perdagangan dan distribusi

Page 11: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

46

serta manajer unit peternakan. Berikut alur struktur organisasi pada KUD Sinar Jaya

:

Ilustrasi 2. Struktur Organisasi KUD Sinar Jaya

Sumber : Laporan Rapat Anggota Tahunan KUD Sinar Jaya Tahun 2017

Kepengurusan ini terpilih Iwan Triswandi sebagai ketua, Atang Sutisna

sebagai sekretaris, dan Erni Irbaningsih sebagai bendahara, hingga saat ini karena

terpilih kembali menjadi pengurus KUD Sinar Jaya pada pemilihan pengurus di

tahun 2015. Pada kepengurusan periode II yang diketuai oleh Iwan Triswandi

menghimpun anggota yang aktif sebanyak 29 orang. Pengalaman beternak anggota

koperasi di KUD Sinar Jaya sebagian besar telah melebihi 10 tahun. Sejak

kepengurusannya beliau menjalakan 3 unit usaha yang terdiri dari, unit usaha

Unit Simpan Pinjam

Nana Sumardi

Unit Simpan Pinjam

Nani Sumardi

Page 12: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

47

peternakan, unit usaha simpan pinjam, dan unit usaha jasa kemitraan. Sedangkan

pada fungsi pengawasan hanya terdiri dari satu orang badan pengawas untuk

mengawasi kinerja pengurus serta laporan keuangan dan inventaris koperasi, fungsi

ini dilakukan oleh Dede Suhana.

4.2.3 Kegiatan Usaha KUD Sinar Jaya

Aktivitas usaha yang dilakukan KUD Sinar Jaya terdiri dari beberapa unit

usaha, yang dimana unit utamanya ialah unit usaha peternakan. Adapun unit-unit

usaha tersebut adalah :

a. Unit perkreditan :

1) Sub unit simpan pinjam (USP)

Unit usaha simpan pinjam di KUD Sinar Jaya bertujuan untuk membantu

baik anggota maupun masyarakat umum yang memerlukan modal usaha

ataupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan yang dikelola oleh

sub unit simpan pinjam terdiri dari simpan pinjam umum dan khusus. Simpan

pinjam umum adalah untuk anggota KUD Sinar Jaya, yang mempunyai hak

mendapatkan pelayanan dari unit simpan pinjam dimana penghasilannya tidak

berasal dari usaha peternakan sapi perah dimana cara pembayarannya yaitu

dengan diberikan waktu 10 bulan dengan tingkat bunga 2%, untuk simpan

pinjam khusus yaitu untuk anggota peternak sapi perah dimana cara

pembayarannya diperhitungkan dari produksi susu yang disetorkan atau yang

dijual melalui unit sapi perah.

2) Sub unit kredit candak kulak (KCK)

Unit kredit candak kulak ini bertujuan untuk pengembangan usaha mikro

anggota, misalnya untuk usaha warung, toko, bengkel, dll. Syarat yang harus

dipenuhi untuk menjadi anggota kredit candak kulak ini yaitu ; domisili tetap,

Page 13: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

48

foto copy kartu keluarga, foto copy KTP, serta mengisi formulir yang telah

disediakan oleh pihak KUD Sinar Jaya. Cara penyetoran KCK yaitu bisa setiap

hari, setiap minggu ataupun setiap bulan.

b. Unit Peternakan :

1) Sub unit sapi perah

Sub unit sapi perah KUD Sinar Jaya dahulu merupakan sub unit andalan.

Pada awalnya, sub unit sapi perah merupakan sub unit yang memiliki

penerimaan hasil usaha yang paling besar dibandingkan dengan unit usaha

yang lainnya, namun seiring dengan timbulnya masalaha yang hingga kini

sulit diatasi menyebabkan unit sapi perah ini mengalami kemunduran yang

cukup signifikan. Tetapi saat ini sub unit sapi perah perlahan mulai

mengalami peningkatan kembali.

2) Sub unit pakan ternak

Sub unit pakan ternak KUD Sinar Jaya dahulu merupakan salah satu

andalan setelah unit sapi perah, hal ini dikarenakan untuk menunjang

produksi susu yang optimal diperlukan pakan yang mendukung. Awalnya sub

unit ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan pakan yang berkualitas dalam

bentuk konsentrat. Akan tetapi seiring dengan kemunduran sub unit sapi

perah, sub unit pakan ternak pun tidak berkembang bahkan saat ini pakan

yang disediakan dalam bentuk konsentrat oleh KUD Sinar Jaya merupakan

konsentrat yang dibeli dari supplier sehingga tidak ada kegiatan pembuatan

konsentrat. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota KUD Sinar Jaya yang

semakin menurun dari tahun ke tahun.

c. Unit jasa

Page 14: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

49

Kegiatan Jasa yang dilakukan oleh KUD Sinar Jaya berupa jasa pelayanan

rekening listrik dan jasa pelayanan rekening telepon. KUD Sinar Jaya bekerja sama

dengan PT.PLN Bandung yang khusus untuk pembayaran rekening listrik.Untuk

pembayaran rekening telepon KUD Sinar Jaya melakukan kerjasama dengan PT.

TELKOM dan juga untuk pembayaran asuransi kesehatan bekerjasama dengan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

4.3. Identitas Responden

Responden yang digunakan sampel dalam penelitian ini sebanyak 29 orang

peternak anggota KUD Sinar jaya. Identitas responden ditinjau dari umur,

pendidikan, pengalaman beternak, lamanya keanggotaan dan kepemilikan ternak.

Hal-hal tersebut dicantumkan dalam identitas responden dikarenakan hal-hal

tersebut dipandang dapat menggambarkan kondisi peternak sapi perah di KUD

Sinar Jaya.

4.3.1 Umur Responden

Umur merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kinerja

seseorang. Umur peternak anggota di KUD Sinar Jaya cukup beragam, rata-rata

berumur diatas 20 tahun. Badan Pusat Statistik (2012) membagi umur menjadi iga

kelompok, yaitu umur belum produktif (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun)

dan umur tidak produktif (> 64 tahun). Berikut adalah tabel umur responden :

Tabel 2. Umur Responden

No Umur (tahun) Jumlah

Orang %

1 26-35 2 6,90 2 36-45 10 34,48

3 46-55 10 34,48

4 56-65 6 20,69

Page 15: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

50

5 >65 1 3,45

Jumlah 29 100,00

Pada Tabel 4 menunjukan bahwa sebagaian besar umur peternak anggota di

KUD berada pada rentang umur produktif yaitu pada umur 15-64 tahun., sedangkan

peternak pada umur >64 tahun hanya terdapat satu orang. Hal ini menunjukan

bahwa umur peternak anggota di KUD Sinar Jaya sebagian besar masuk kedalam

umur produktif, dengan usia yang produktif peternak dapat lebih mudah dalam

mengadopsi inovasi yang berkaitan dengan usaha sapi perahnya sehingga peternak

dapat lebih mengembangkan keberdayaannya sehingga diharapkan usaha sapi

perah dapat berjalan secara optimal dan lebih menguntungkan bagi peternak.

Menurut Rogers dan Shoemakers (1986), semakin muda seseorang, dan ada dalam

usia yang produktif akan lebih responsif dalam menerima inovasi dibandingkan

dengan orang yang telah lanjut.

4.3.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam

melakukan sebuah usaha, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan

memberikan pengetahuan, mempengaruhi pola pikir dan sikap yang lebih baik

dalam mengelola usaha. Berikut adalah pendidikan peternak anggota di KUD Sinar

Jaya:

Tabel 5. Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah

...Orang... ...%...

1 SD 21 72,41

2 SMP 6 20,69

3 SMA/SMK 2 6,90

Jumlah 29 100,00

Page 16: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

51

Berdasarkan Tabel 5 pendidikan peternak anggota sebagian besar lialah

lulusan Sekolah Dasar (SD) yaitu sejumlah 72,41 %. Rendahnya tingkat kehidupan

ekonomi dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan menjadikan

anggota tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkat

pendidikan yang rendah dapat menjadi salah satu faktor penghambat bagi peternak

dalam proses pemberdayaan untuk mengembangkan maupun menciptkan

keberdayaan yang dimiliki peternak. Karena pendidikan salah satu aspek yang

dapat berpengaruh terhadap pola pikir peternak dan juga terhadap adopsi suatu

inovasi yang berhubungan dengan peternakan. Menurut Mosher (1986) Pendidikan

merupakan salah satu pelancar pembangunan pertanian, karena dengan pendidikan

orang menjadi tahu dan mengerti untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut

Tiafery (2016) menjelaskan bahwa pendidikan harus lebih ditingkatkan dengan cara

memberikan pendidikan nonformal agar peternak rakyat tidak ketinggalan dengan

perkembangan jaman dan teknologi khususnya dalam pengembangan usaha

peternakan.

4.3.3 Pengalaman Beternak

Menurut Soetiyo (1969) bahwa selain umur dan pendidikan, pengalaman

beternak juga turut menentukan keberhasilan dari suatu usaha peternakan.

Pengalaman kerja seseorang akan mempengaruhi pada pengetahuan dan

keterampilan, penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan dalam melaksanakan

tugas akan lebih baik. Lama beternak informan peternak sapi perah anggota KUD

Sinar Jaya menentukan keberhasilan dalam menjalankan bisnis usaha sapi perah.

Berikut ini adalah pengalam beternak peternak anggota KUD Sinar Jaya :

Page 17: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

52

Tabel. 6 Pengalaman Beternak Responden

No Tahun Jumlah

...Orang... ...%...

1 1–10 7 24,14

2 11–20 4 13,79

3 > 20 18 62,07

Jumlah 29 100,00

Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengalaman beternak > 20 tahun. Dengan pengalaman yang cukup

lama peternak dapat lebih baik dalam melakukan aspek beternak dan lebih sigap

dalam menghadapi dinamika yang terjadi dalam peternakan. Hal ini juga akan

berpengaruh terhadap keberdayaan yang dimana pengalaman mereka yang cukup

lama memungkinkan mereka mengembangkan diri dalam mencapai kemajuan

usaha sapi perahnya. Mastuti dan Hidayat (2008) menyatakan bahwa, semakin lama

beternak diharapkan pengetahuan yang didapat semakin banyak sehingga

keterampilan dalam menjalankan usaha peternakan semakin meningkat.

4.3.4 Kepemilikan Ternak

Skala usaha peternakan rakyat dibedakan atas tiga skala usaha, yaitu: (1) skala

usaha dengan jumlah kepemilikan ternak betina produktif sebanyak 1 – 3 ekor, (2)

skala usaha dengan jumlah kepemilikan ternak betina produktif sebanyak 4 – 6

ekor, (3) skala usaha dengan jumlah kepemilikan ternak betina produktif sebanyak

minimal 7 ekor (Suryadi, dkk., 1989).

Page 18: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

53

Tabel 7. Kepemilikan Ternak Responden

No Jumlah Ternak Jumlah

Orang %

1 Skala Usaha Kecil (1-3 ekor) 17 58,62

2 Skala Usaha Menengah (4-6 ekor) 7 24,14

3 Skala Usaha besar (> 7 ekor) 5 17,24

Jumlah 29 100,00

Pada Tabel 7 menunjukan sebagian besar peternak anggota sekitar 58,62 %

kepemilikan ternaknya masih tergolong rendah. Hasil penelitian Erwidodo (1998)

menunjukkan bahwa sekitar 64 % produksi susu nasional disumbangkan oleh usaha

ternak sapi perah skala kecil, sisanya 28 % dan 8 % diproduksi oleh usaha ternak

sapi perah skala menengah dan usaha ternak sapi perah skala besar. Kepemilikan

ternak yang rendah yang dialami peternak anggota disebabkan oleh kurangnya

modal untuk mengembangkan usaha sapi perahnya dan kebutuhan ekonomi yang

mendesak yang mengaharuskan mereka unuk menjual sapi perahnya, terbatasnya

lahan HMT (Hijauan Makan Ternak). Selain itu, pada umumnya peternak selalu

menjual pedet hasil kelahiran induk baik pedet jantan maupun betina. Selain itu

juga peternak masih mempertimbangkan beban biaya pemeliharaan apabila jumlah

ternak yang dimiliki melebihi kemampuan manajemen peternak.

4.3.5 Lama Keanggotaan

KUD Sinar Jaya saat ini memiliki anggota sebanyak 29 orang. Sebagian besar

anggota Sinar Jaya, anggota yang telah lama bergabung pada saat KUD Sinar Jaya

didirikan. Berikut adalah tabel lama keanggotaan di KUD Sinar Jaya :

Page 19: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

54

Tabel 8. Lama Keanggotaan di KUD Sinar Jaya

No Lama Keanggotaan Jumlah

Orang %

1 1-10 7 24,14

2 11-20 7 24,14

3 >20 15 51,72

Jumlah 29 100,00

Berdasarkan Tabel 8 sebagian besar anggota KUD Sinar Jaya telah

bergabung lebih dari 20 tahun (51,72 %). Mereka berpendapat bahwa KUD Sinar

Jaya sangat berjasa bagi mereka karena pada saat awal mereka memulai beternak

sapi perah, KUD Sinar Jaya lah yang menaungi para anggota untuk menjalankan

usaha sapi perahnya dengan segala pelayanan yang diberikan untuk membantu

mengembangkan usaha sapi perahnya. Walaupun KUD Sinar Jaya sempat

mengalami masalah, mereka tetap bertahan menjadi anggota KUD Sinar Jaya.

Selain itu juga walaupun kolektor susu telah memasuki kawasan mereka, tapi

mereka lebih memilih tetap menjadi anggota dan tidak sepenuhnya bergabung

dengan kolektor, karena menurut mereka koperasi lebih terpercaya dalam menaungi

usaha mereka dibandingkan para kolektor.

4.4 Peran Koperasi di KUD Sinar Jaya

Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat mensejahterkan anggotanya.

Koperasi berperan strategis bagi peternak sapi perah dalam menjalankan usahanya.

Menurut Kartasapoetra (1987) peran koperasi dalam membantu meningkatkan

kesejahtaraan anggota pada dasarnya melalui pelayanan kepada anggota yang

secara umum meliputi; penerapan budidaya yang baik, memfasilitasi modal,

pelayanan dan pengadaan sarana produksi, dan penanganan hasil produksi sebelum

Page 20: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

55

pemasaran. Hasil penilaian responden terhadap peran koperasi di KUD Sinar Jaya

dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Kategori Peran Koperasi

No Kategori Jumlah

Responden

Persentase

(%)

1 Tinggi 23 79,31

2 Sedang 6 20,69

3 Rendah 0 00,00

Jumlah 29 100,00

Berdasarkan Tabel 9 bahwa peran koperasi di KUD Sinar Jaya termasuk

dalam kategori tinggi yaitu 79,31 %. Hal tersebut menunjukan bahwa KUD Sinar

Jaya yang menaungi anggotanya dinilai baik dalam menjalankan perannya.

Koperasi dapat berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses

pemberdayaan peternak, melalui pelayanan dan fasilitas yang diberikan koperasi

yang dapat membuat peternak memperkuat atau mengoptimalkan keberdayaan

yang mereka miliki seperti dalam penerapan budidaya yang baik, memfasilitasi

modal, penyediaan pelayanan dan sarana produksi dan penanganan hasil produksi

sebelum pemasaran. Menurut Yunasaf (2007) koperasi sebenarnya dapat berperan

strategis di dalam memberdayakan peternak sapi perah, karena merupakan

organisasi ekonomi yang otonom, yang dimiliki oleh para peternak. Tingginya

tingkat kategori peran koperasi di KUD Sinar Jaya diperoleh berdasarkan dimensi-

dimensi dari peran koperasi yaitu; penerapan budidaya yang baik, memfasilitasi

modal, pelayanan dan sarana produksi, dan penanganan hasil produksi sebelum

pemasaran.

Page 21: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

56

Tabel 10. Peran Koperasi di KUD Sinar Jaya

No Peran Koperasi

Kategori

Tinggi

...%...

Sedang

...%...

Rendah

...%...

1 Penerapan Budidaya Yang Baik 0,00 100,00 0,00

2 Memfasilitasi Modal 100,00 0,00 0,00

3 Pelayanan dan pengadaan sarana

produksi 55,17 44,82 0,00

4 Penanganan Hasil Produksi Sebelum

Pemasaran 85,76 17,24 0,00

Berdasarkan Tabel 10 peran koperasi dalam penerapan budidaya yang baik

sudah dinilai cukup oleh peternak yaitu 100,00 %. Hal tersebut menunjukan bahwa

dalam penerapan budidaya yang baik yang dilakukan KUD Sinar Jaya cukup

menambah pengetahuan peternak dan dapat diterapkan. Selanjutnya sebagian besar

peternak dalam memfasilitasi modal dinilai tinggi yaitu 100,00 %. Hal tersebut

karena KUD Sinar Jaya dapat membantu anggotanya melalui pinjaman yang

diberikan yang dapat digunakan untuk keperluan usaha sapi perah, kebutuhan

sehari-hari maupun untuk kebutuhan usaha lainnya. Pelayanan dan pengadaan

sarana produksi dinilai tinggi oleh peternak yaitu 55,17 %. Hal tersebut menunjukan

bahwa KUD Sinar Jaya dinilai baik dalam hal penyediaan konsentrat, pelayanan IB

dan keswan yang dapat menunjang kebutuhan usaha sapi perah peternak.

Penanganan hasil produksi sebelum pemasaran dinilai tinggi oleh sebagian besar

peternak yaitu 85,76%, hal tersebut karena dalam hal penanganan susu rutin

dilakukan sebelum pemasaran. Hal ini menunjukan bahwa peran koperasi dapat

dirasakan oleh responden. Berikut dimensi peran koperasi yang diamati dalam

penelitian :

Page 22: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

57

4.4.1 Penerapan Budidaya Yang Baik

Budidaya sapi perah yang baik merupakan salah satu tolak ukur dalam

keberhasilan usaha sapi perah. Dalam mendapatkan pengetahuan mengenai

budidaya sapi perah dapat melalui pelatihan dan penyuluhan. Peternak diharapkan

dapat menerima inovasi dan mengadopsi informasi yang diberikan agar dapat

menerapkannya melalui kedual hal tersebut. KUD Sinar Jaya untuk saat ini

mengenalkan budidaya sapi perah salah satunya melalui penyuluhan. Biasanya

penyuluhan yang diberikan tidak terlepas mengenai breeding, feeding dan

management. Penerapan budidaya yang baik dapat dilihat pada tabel 11:

Tabel 11. Penerapan Budidaya Yang Baik

No Indikator Kategori

Tinggi ...%...

Sedang ...%...

Rendah ...%...

1 Materi penyuluhan 44,83 55,17 0,00 2 Metode penyuluhan efektif 37,93 41,38 20,69 3 Frekuensi penyuluhan 0,00 34,48 65,52

Tabel 11 menunjukan bahwa peternak menilai materi penyuluhan 44,83 %

dalam kategori tingi, 55,17 % sedang. Hal tersebut menunjukan sebagian besar

peternak menilai bahwa materi penyuluhan yang diberikan sedang. Materi

penyuluhan yang diberikan mengenai budidaya sapi perah seperti mengenai pakan,

pemeliharaan, penanganan susu dan lain-lain. Hal tersebut dapat membantu

peternak dalam menambah pengetahuan dalam budidaya sapi perah yang akan

berpengaruh pada keberdayaan yang dimiliki peternak.

Metode penyuluhan jika dilihat pada tabel 11, peternak menilai pada

kategori tinggi 37,93 %, sedang 41,38 % dan rendah 20,69 %. Sebagian besar

peternak menilai metode penyuluhan yang diberikan sedang. Metode penyuluhan

Page 23: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

58

yang diberikan yaitu metode penyuluhan individu, hal ini dikarenakan jumlah

anggota KUD Sinar Jaya sudah berkurang sehingga KUD Sinar Jaya memutuskan

melakukan penyuluhan individu. Sebagian besar peternak anggota untuk saat ini

menilai metode penyuluhan secara individu cukup efektif karena petugas dapat

melihat langsung keadaan peternakan mereka dan lebih leluasa berdiskusi dengan

petugas. Sedangkan sebagian peternak merasa metode penyuluhan individu dirasa

kurang efektif karena mereka berpendapat dengan tenaga penyuluh yang sedikit

sebaiknya penyuluhan dilakukan secara kelompok agar adanya diskusi antar

peternak. Seperti menurut Van den Ban dan Hawkins (1998) diskusi kelompok

memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara agen penyuluh dan petani,

ataupun antar petani itu sendiri.

Frekuensi penyuluhan masuk dalam kategori rendah yaitu 65,52%.

Frekuensi penyuluhan yang dilakukan petugas KUD Sinar Jaya menurut peternak

anggota dalam sebulan penyuluhan yang dilakukan kurang dari dua kali, menurut

peternak hal tersebut dirasa masih kurang karena mereka membutuhkan media

untuk mengembangkan wawasan yang mereka miliki. Seperti menurut Mardikanto

dan Soebianto (2013) dalam mengoptimalkan dan atau memperkuat keberdayaan,

pemberdayaan harus didesain sebagai proses belajar atau dalam setiap upaya

pemberdayaan harus terkandung upaya-upaya pembelajaran atau penyelenggaraan

pelatihan, penyuluhan dan lain-lain. Frekuensi penyuluhan yang rendah ini

disebabkan karena untuk saat ini belum ada petugas penyuluh yang dimiliki KUD

Sinar Jaya sehingga penyuluhan dilakukan oleh tester maupun dari pengurus KUD

iu sendiri sehingga waktu mereka untuk melalukan penyuluhan terbatas.

Page 24: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

59

4.4.2 Memfasilitasi Modal

Menurut Hanel (1985) fasilitas perkreditan (simpan pinjam) merupakan

salah satu pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Modal merupakan faktor

terpenting dalam menjalankan usaha. Pengembangan usaha sapi perah dari skala

kecil hingga ke skala besar bukanlah perkara mudah, peternak harus dapat

mempertahankan bahkan meningkatkan populasi ternaknya namun kebutuhan

sehari-hari juga harus dapat terpenuhi. Pemberian fasilitas tersebut dapat berguna

bagi peternak untuk modal dalam pengembangan usaha sapi perahnya. KUD Sinar

Jaya memfasilitasi modal kepada anggotanya melalui Unit Simpan Pinjam (USP).

Tabel 12. Memfasilitasi Modal

No Indikator Kategori

Tinggi %

Sedang %

Rendah %

1 Persyaratan peminjaman 79,31 20,69 0,00 2 Cara pengajuan peminjaman 91,38 8,62 0,00 3 Tingkat suku bunga 82,76 10,34 6,90

Berdasarkan Tabel 12 persyaratan peminjaman termasuk kategori tinggi

yaitu 79,31 % persyaratan peminjaman simpan pinjam dinilai tidak memberatkan

anggota karena memberikan pinjaman sesuai dengan persayaratan yang diajukan,

persyaratan peminjaman USP (Unit Simpan Pinjam) kepada anggota asalkan

anggota memiliki produksi susu. Karena pembayaran dilakukan dari pemotongan

bayaran produksi susu yang diterima oleh anggota. Cara pengajuan pinjaman

termasuk kategori tinggi yaitu 91,38 %. Hal tersebut menunjukan bahwa proses

pengajuan peminjaman tidak memberatkan anggota karena proses pengajuan

mudah, peternak cukup menghubungi petugas KUD Sinar Jaya untuk keperluan

nominal pinjaman yang diperlukan selanjutnya jika telah diproses peternak hanya

Page 25: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

60

tinggal mendatangi kantor KUD Sinar Jaya untuk menerima uang pinjaman. Proses

pengajuan cepat yaitu berkisar 1-2 hari saja sebagian peternak menilai sedang

terhadap proses pengajuan pinjaman yang dimana menurut mereka proses

pengajuan pinjaman 1-5 hari. Selain itu pada saat pengajuan pinjaman tidak

terdapat biaya administrasi dan tidak terdapat agunan (jaminan).

Tingkat suku bunga termasuk kategori tinggi yaitu 82,76 %. Hal tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar peternak menganggap bunga simpan pinjam

(2%) dirasa cukup dan juga bunga yang diberikan tidak lebih tinggi dibandingkan

tingkat suku bunga bank. Seperti menurut (Kartasapoetra, 1987) koperasi

menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang atau barang dengan

bunga yang rendah. Sebagian peternak menilai bahwa tingkat suku bunga yang

diberikan cukup tinggi karena mereka berpendapat bahwa sebaiknya dalam simpan

pinjam tidak diberikan tingkat suku bunga.

4.4.3 Pelayanan dan Pengadaan Sarana Produksi

Pelayanan dan saranan produksi yang diberikan KUD Sinar Jaya dilihat dari

sarana produksi pakan, pelayanan kesehatan, dan Inseminasi buatan. Pelayanan dan

Sarana Produksi salah satu sarana yang dapat membantu proses pemberdayaan

peternak, melalui penyediaan konsentrat, pelayanan kesehatan dan Inseminasi

Buatan, Penilaian peternak anggota terhadap pelayanan dan sarana produksi dapat

dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Pelayanan dan Pengadaan Sarana Produksi

No Indikator Kategori

Tinggi ...%...

Sedang ...%...

Rendah ...%...

1 Sarana Produksi 62,07 32,18 5,75 2 Pelayanan Kesehatan 60,92 35,63 3,45

Page 26: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

61

3 Inseminasi Buatan 87,36 12,64 0,00

Berdasarkan Tabel 13 sarana produksi termasuk kategri tinggi yaitu 62,07

%, sebagian peternak juga menilai rendah yaitu 5,75 %. Sarana produksi yang

diberikan berupa penyediaan konsentrat. Sebagian besar peternak menilai tinggi,

hal tersebut karena harga konsentrat yang diberikan Rp 2.100/kg menurut anggota

harga tersebut cukup terjangkau. Pelayanan penyediaan konsentrat pembayaran

dilakukan melalui potongan dari pembayaran susu. Bagi sebagian besar peternak

pengiriman konsentrat tepat waktu jika mereka membutuhkan konsentrat mereka

hanya cukup menghubungi petugas atau mengatakan kepada petugas pada saat

penerimaan susu, pada waktu paling cepat 2 hari anggota akan mendapatkan

konsentrat tersebut. Sebagian besar peternak menilai kualitas konsentrat yang

diberikan kualitasnya cukup baik, sebagian peternak juga menilai kualitas

konsentrat yang diberikan rendah karena tidak sesuai dengan kebutuhan sapi perah

mereka. Konsentrat yang diberikan KUD Sinar Jaya hanya memiliki protein kasar

sebesar 12 %. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014) pemberian

konsentat pada sapi laktasi dengan PK (Protein Kasar) sebesar 16-18%.

Pelayanan kesehatan di KUD Sinar Jaya tergolong tinggi yaitu 60,92%,

sebagian peternak menilai rendah yaitu 3,45%. Kelengkapan obat-obatan di KUD

Sinar Jaya menurut peternak anggota tergolong lengkap. Karena ketika peternak

membutuhkan obat bagi ternaknya mereka merasa tidak pernah merasa kesulitan.

Dokter hewan dinilai sigap dalam menangani sapi perah peternak anggota yang

terjangkit penyakit. Sebagian besar peternak menilai dokter hewan mudah

dihubungi saat peternak membutuhkan penaganan, sebagai peternak menilai dokter

hewan sulit dihubungi, hal tersebut karena terkadang dokter hewan KUD Sinar Jaya

tidak hanya bertugas di wilayah KUD Sinar Jaya saja.

Page 27: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

62

Pelayanan IB tergolong kategori tinggi yaitu 87,36 %. Petugas inseminator

dinilai sigap dalam menangani sapi perah yang ingin dikawinkan. Petugas

inseminator juga mudah dihubungi sehingga peternak tidak khawatir jika sapi

perahnya telat untuk dikawinkan. Ketersediaan peralatan IB seperti straw juga

dinilai lengkap oleh peternak, karena sejauh ini peternak belum pernah mengalami

petugas inseminator yang tidak lengkap dalam peratalan IB nya.

4.4.4 Penanganan Hasil Produksi Sebelum Pemasaran

Pemasaran hasil pertanian adalah semua kegiatan bisnis yang menyangkut

arus dan pelayanan produk hasil pertanian dari titik produksi sampai kepada tangan

konsumen (Kohls dan Uhl, 1990, dalam Firman, 2010). Berikut adalah tabel

penanganan dan pemasaran hasil produksi di KUD Sinar Jaya.

Tabel 14. Penanganan Hasil Produksi Sebelum Pemasaran

No Indikator Kategori

Tinggi ...%...

Sedang ...%...

Rendah ...%...

1 Pemeriksaan kualitas Susu 79,31 20,69 0,00 2 Penerimaan susu tepat waktu 86,21 13,79 0,00 3 Produksi susu diterima sesuai harga

100,00 0,00 0,00

Berdasarkan Tabel 14 pemeriksaan kualitas susu termasuk kategori tinggi

yaitu 79,31 %. Pemeriksaan kuaitas susu dilakukan KUD Sinar Jaya diniliai baik

karena dilakukannya pengujian atau pemeriksaan kualitas susu seperti uji alkohol,

suhu dan berat jenis (BJ). Pemeriksaan tersebut sangat diperlukan karena dalam

memasarkan susunya biasanya perusahaan menentukan harga sesuai dari kualitas

susu yang diterima jika kualitas susu kurang bagus susu tersebut dapat langsung

ditolak, untuk saat ini KUD Sinar Jaya menjual susunya pada KPSBU Lembang,

dan kepada agen, pada saat KUD Sinar Jaya sedang kritis KUD sinar jaya menjual

Page 28: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

63

seluruh cooling unit yang ada. Jadi pemasaran susu KUD Sinar Jaya masih terbatas

karena terkendala waktu yang terbatas karena seperti yang kita tau susu adalah

produk yang mudah rusak.

Penerimaan susu tergolong tinggi yaitu 86,21 %. Penerimaan susu

dilakukan dua kali yaitu pukul 06.00 pagi dan pukul 05.00 sore. Penerimaan susu

yang dilakukan KUD Sinar Jaya menurut sebagian besar peternak dinilai tepat

waktu, walaupun ada beberapa peternak yang berpendapat penerimaan susu

terkadang telat atau tidak tepat waktu. Hal tersebut karena kawasan yang dijangkau

cukup jauh seperti di Kampung Babakan Salam, Kampung Palintang dan Kampung

Palalangon selain itu juga mobil pengangkut susu hanya ada satu. Produksi susu

diterima sesuai harga termasuk dalam kategori tinggi yaitu 100,00 %. Peternak

menilai produksi susu ditentukan selalu sesuai dengan harga yaitu Rp 4.250/liter.

4.5 Keberdayaan Peternak Sapi Perah

Keberdayaan masyarakat menurut Kartasasmita (1996) adalah unsur-unsur

yang memungkinkan masyarakat bertahan (survive) dan dinamis serta dapat

mengembangkan diri mencapai tujuan. Keberdayaan sangat diperlukan bagi

peternak sapi perah, karena dalam menjalankan usaha sapi perahnya mereka harus

mampu menjalankan perannya sebagai pemellihara ternak dari mulai budidaya sapi

perah hingga mengelola hasil produksi. Selain itu juga peternak harus mampu

menjalankan perannya sebagai manajer sehingga dapat mengelola usaha sapi perah

mereka dengan baik. Berikut adalah tabel tingkat kategori keberdayaan peternak

sapi perah di KUD Sinar Jaya :

Page 29: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

64

Tabel 15. Tungkat Kategori Keberdayaan Peternak Sapi Perah

No Kategori Jumlah

Responden Persentase

1 Tinggi 8 24,14

2 Sedang 17 65,52

3 Rendah 2 6,90

Jumlah 29 100,00

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa keberdayaan peternak sapi peraah

di KUD Sinar Jaya dalam kategori sedang yaitu 65,52 %., sebagian peternak

termasuk kategori rendah yaitu 6,90 %. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

peternak sudah cukup mampu menajalankan usaha sapi perahnya dengan berperan

sebagai pemelihara ternak dan sebagai manajer dalam usaha mereka sendiri

walaupun belum sepenuhnya ideal. Sedangkan sebagian kecil peternak masih harus

lebih mengembangkan keberdayaannya karena masih belum sepenuhnya

mengetahui dan menerapkan aspek beternak yang baik begitupun pada perannya

sebagai manajer. Berikut adalah dimensi-dimensi yang berkaitan dengan

keberdayaan peternak sapi perah.

Tabel 16. Keberdayaan Peternak Sapi Perah di KUD Sinar Jaya

No Keberdayaan Peternak Sapi Perah Kategori

Tinggi ...%...

Sedang ...%...

Rendah ...%...

1 Keberdayaan Sebagai Pemelihara Ternak

37,93 62,07 0,00

2 Keberdayaan Sebagai Manajer 10,34 79,31 10,34

Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat keberdayaan sebagai pemelihara ternak

termasuk kategori sedang yaitu 62,07 %. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

peternak sudah cukup baik dalam menjalankan perannya sebagai pemelihara ternak,

yang dimana hal tersebut berkaitan dengan budidaya ternak sapi perah.

Page 30: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

65

Keberdayaan sebagai pemelihara ternak ini salah satu aspek yang harus dimiliki

peternak karena dalam menjalankan usahanya mereka berhubungan langsung

dengan budidaya sapi perah yang dimana harus memahami aspek-aspek dalam

beternak sapi perah yang baik dan benar, karena akan mempengaruhi pada hasil

produksi yang akan mereka dapatkan. Keberdayaan sebagai manajer termasuk

dalam kategori sedang yaitu 79,31%, 10,34 % pada kategori tinggi dan 10,34 %

pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukan sebagian besar peternak tergolong

sedang dalam mengelola usaha ternaknya agar usahanya dapat berjalan optimal dan

dapat lebih dikembangkan lagi. Menurut Yunasaf (2008) peternak yang berdaya

dipersonifikasi sebagai seorang individu yang memiliki keterampilan memelihara

ternak yang baik, sebagai manajer dalam pengeloalaan usaha yang baik, serta

sebagai individu otonom Peternak berdaya adalah peternak yang bergerak secara

dinamis dalam membudidayakan ternak sehingga tercapai produktifitas yang

tinggi, selain itu peternak berdaya juga harus mampu bergerak secara dinamis

dalam menjalankan usahanya agar dapat maju dan berkembang serta

menguntungkan untuk usahanya.

4.5.1 Keberdayaan Sebagai Pemelihara Ternak

Keberdayaan peternak sebagai pemelihara ternak, yaitu tingkat

berkembangnya kemampuan peternak di dalam menguasai dan melaksanakan

aspek teknis dalam beternak (Mauludin dkk, 2012). Keberdayaan sebagai

pemelihara ternak peternak sapi perah di KUD Sinar Jaya dapt dilihat di tabel 17.

Page 31: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

66

Tabel 17. Keberdayaan Sebagai Pemelihara Ternak

No Indikator Kategori

Tinggi ...%...

Sedang ...%...

Rendah ...%...

1 Tatalaksana Reproduksi 61,38 27,59 11,03 2 Tatalaksana Pakan 33,33 39,08 27,59 3 Tatalaksana Pemeliharaan 51,29 20,69 28,02 4 Tatalaksana Peralatan dan Kandang

60,59 27,09 12,32

5 Tatalaksana Penanganan susu 52,89 33,33 13,79

Keberdayaan sebagai pemelihara ternak melipui tatalaksana reproduksi,

tatalaksana pakan, tatalaksana pemeliharaan, tatalaksana kandang dan peralatan dan

tatalaksana penanganan susu. Kelima indikator tersebut merupakan hal-hal yang

sangat penting diperhatikan dalam budidaya sapi perah. Berdasarkan tabel 14

tatalaksana reproduksi peternak menilai pada ketgori tinggi sebesar 61,38 %, untuk

kategori sedang 27,59 %, kategori rendah 11,03 %. Hal tersebut menunjukan

sebagian besar peternak telah mengetahui dan menerapkan mengenai pemilihan

bibit, mengenai estrus, umur yang tepat mengawinkan sapi perah pertama kali, dan

perkawinan secara IB.

Hampir sebagian besar peternak pernah membeli bibit indukan. Menurut

mereka dalam memilih bibit melihat dari postur tubuh atau eksterior sapi tersebut

dapat dilihat dari kepala, kaki, punggung. ambing dan lain sebagainya . Seperti

menurut Akoso (2012) dalam pemilihan bibit sapi perah saah satunya dapat dilihat

dari kepala berbentuk simetris dan besarnya seimbang dengan besar tubuh, dahi

lebar, sedikit cekung, punggung lurus dan lebar, letak ambing tampak kokoh,

memanjang kedepan ke arah perut, melebar sampai diantara paha, kondisi ambing

lunak, kaki belakang dan depan lurus dan kuat. Jarak antara kedua kaki belakang

lebar membentuk segi empat simetris. Selain dari eketrior peternak juga melihat

Page 32: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

67

dari kemampuan produksi walaupun tidak banyak peternak yang memperhatikan

hal tersebut. Menurut Akoso (2012) kemampuan produksi dapat dilihat dari

informasi khusus atau dasar catatan produksi dan juga seleksi dapat dikaji dari

catatan produksi kerabat. Penilaian juga dilakukan dengan mengetahui riwayat

semen pejantan yang digunakan dalam Inseminasi Buatan (IB).

Selain itu juga tidak sedikit yang mengetahui lama estrus dan siklus pada

sapi perah mereka yang dimana sebagian besar peternak mengatakan lama estrus 6-

12 jam dan siklus estrus selama 21 hari. Seperti menurut Makin (2011) rata-rata

lamanya birahi adalah 18 jam dengan variasi 6-36 jam sedangkan lama siklus birahi

berkisar 18-24 hari dengan rata-rata birahi berkisar 21 hari (Toelihere, 1977).

Peternak juga sebagian besar telah mengetahui gejala estrus pada sapi perah mereka

mereka menyebutkan bahwa dalam melihat sapi perah yang mengalami estrus dapat

dilihat dari 3B (beurem, baseuh, bengkak) atau dengan arti lain merah, basah dan

bengkak yang terlihat pada vulva sapi, selain itu juga sapi menjadi kurang nafsu

makan, sering berteriak, dan produksi susu menurun.

Peternak juga biasa mengawinkan saat umur sapi sudah berkisar 18-24

bulan dan juga peternak mempertimbangkan juga bobot badan sapi yang

dikawinkan jika bobot sapi idak begitu besar peternak khawatir sapi mengalami

kesulitan dalam melahirkan walaupun tidak semua peternak memperhatikan

pertimbangan bobot badan dalam kawin pertama terhadap sapi mereka. Seperti

yang dikatakan Nurdin (2016) sapi perah sudah dapat dikawinkan pada umur 15-

18 bulan dan jika dilihat dari bobot badan minimal 325 kg (Dirjen Peternakan,

2014). Peternak lebih memilih perkawinan buatan Inseminasi Buatan (IB) karena

menurut mereka perkawinan dengan cara IB mereka akan mendapatkan kualitas

Page 33: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

68

semen yang berkualitas, serta mereka juga dapat memilih bangsa sapi yang

diinginkan.

Pada tatalaksana pakan peternak menilai kategori tingggi 33,33 %, kategori

sedang yaitu 39,08 % dan kategori rendah 27,59 %. Hal tersebut menunjukan

peternak tergolong sedang dalam hal pemberian pakan. Pakan yang mereka berikan

berupa hijauan, konsentrat dan ampas tahu. Rata-rata bobot badan sapi milik

peternak berkisar 350 kg. Hijauan yang mereka berikan berkisar 30-35 kg/hari/ekor.

Pemberian tersebut dapat dikatakan cukup. Seperti menurut Direktorat Jenderal

Peternakan (2014) pemberian hijauan pada sapi perah adalah 10-15% dari bobot

badan. Sedangkan untuk pemberian konsentrat sebagian besar mereka memberikan

konsentrat berbarengan dengan pemberian ampas tahu yang dimana penggunaan

konsentrat kurang dari 4 kg sehari karena mereka menganggap pemberian

konsentrat saja tidak begitu berpengaruh terhadap produksi susu maka dari itu

mereka mencampurnya dengan ampas tahu. Padahal pemberian konsentrat per ekor

per hari sebesar 1,5-3% (Dirjen Peternakan dan Keswan, 2014). Belum semua

peternak yang memberikan air minum secara adlibitum masih ada peternak yang

menyediakan air minum pada sapi perahnya hanya pada saat mereka memberikan

pakan atau sedang membersihkan kandang padahal menurut Syariep dan

Sumoprastowo (1984) sebaiknya pemberian air minum pada sapi perah secara ad

libitum.

Pada tatalaksana pemeliharaan peternak menilai kategori tinggi 51,29 %,

sedang 20,69 % dan kategori rendah 28,02 %. Hal tersebut menunjukan sebagian

peternak sudah dapat dalam melakukan aspek pemeliharaan dengan baik. Tetapi

dalam hal pemotongan kuku, rata-rata peternak melakukan pemotongan kuku

setahun sekali karena mereka berpendapat bahwa pemotongan kuku sapi tidak perlu

Page 34: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

69

dilakukan pemotongan secara rutin sedangkan menurut Djadja (2017) pemotongan

kuku sebaiknya dilakukan enam bulan sekali karena akan berdampak pada produksi

susu yang dihasilkan. Cara pemerahan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi terhadap banyaknya susu yang dihasilkan. Pada cara pemerahan

manual tidak semua peternak melakukan cara pemerahan dengan memperhatikan

panjang atau pendeknya puting. Menurut Syariep dan Sumoprastowo (1984) cara

pemerahan manual terdapat tiga cara, whole hand (tangan penuh) cara yang

dilakukan pada puting yang agak panjang, stripping cara yang dilakukan pada

puting yang kecil dan pendek dan knevelen cara yang dilakukan untuk puting yang

pendek dan besar.

Peternak juga sebagian besar peternak melakukan recording hanya

pencatatan IB, produksi susu dan penggunaan identitas berupa eartag saja. Catatan

yang baik meliputi pencatatan pembelian bibit, kejadian kematian, perkawinan,

kelahiran, silsilah ternak, vaksinasi dan pengobatan (Direktorat Jenderal

Peternakan, 1991 dalam Sulistyati, 2009). Sedangkan dalam pengetahuan penyakit

mastitis, bloat (kembung) dan endometritis peternak cukup mengenal ketiga

penyakit tersebut walaupun belum mengetahui penanganan dalam mengobati

penyakit tersebut kecuali penyakit kembung biasanya mereka memberikan obat

tradisional salah satunya dengan minyak kelapa.

Tatalaksana peralatan dan perkandangan peternak menilai kategori tinggi

60,59 %, kategori sedang 27,09 % dan kategori rendah 12,32 %. Hal tersebut

menunjukan pada aspek peralatan dan perkandangan sebagian besar peternak

sudah menerapkannya dengan baik. Pada tatalaksana peralatan dan perkandangan

hal yang masih belum sebagian peternak terapkan antara adalah pembuatan

kandang sesuai umur kecuali kandang untuk pedet sedangkan menurut Dirjenak dan

Page 35: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

70

Keswan (2014) bahwa pada peternak, kelompok maupun koperasi untuk bangunan

kandang sapi perah harus tersedia kandang pedet untuk minum susu, pedet lepas

sapih, dara, induk melahirkan, dan induk laktasi serta kandang isolasi. Jarak

kandang dengan tempat tinggal sebagian besar kurang dari 10 m. Peralatan susu

yang dimiliki sebagian peternak masih belum lengkap, masih ada peternak yang

belum memiliki milk can dan penyaring susu sedangkan dua alat tersebut sangatlah

penting dalam penanganan susu. Menurut Dirjenak dan Keswan (2014) peralatan

susu dapat berupa ember susu, milk can, gelas ukur, dipping cup, saringan

(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2014).

Tatalaksana penanganan susu peternak menilai pada kategori tinggi 52,89

%, kategori sedang 33,33 % dan kategori rendah 13,79 %. Sebagian besar peternak

sudah biasa melakukan penyaringan susu setelah pemerahan mereka mengatakan

jika susu tidak saring dikhawatirkan kotoran yang berasal dari sapi akan

terkontaminasi dengan susu, lalu sebagian besar peternak menampung susu

kedalam milk can., penyimpanan susu sebelum disetorkan peternak sudah cukup

mampu menyimpan atau memilih tempat yang cukup bersih. Tetapi sebagian

peternak melakukan penyaringan susu kadang-kadang, karena mereka berpendapat

pada saat susu disetorkan sudah terdapat penyaringan susu yang terdapat pada

mobil penampung susu dan juga sebagian peternak masih ada yang tidak memiliki

penyaring susu. Selain itu juga sebagian peternak tidak menampung dengan

menggunakan milkcan tetapi menggunakan ember. Hal tersebut karena mereka

tidak mempunyai milkcan.

4.5.2 Keberdayaan Sebagai Manajer

Manajer adalah orang yang memimpin, mengawasi atau mengarahkan suatu

usaha dalam upayanya menghasilkan keuntungan (Ensminger, 1993). Keberdayaan

Page 36: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

71

peternak sebagai manajer adalah tingkat berkembangnya kemampuan peternak di

dalam pengambilan keputusan untuk mencapai keberhasilan dari usahanya.

Tabel 18. Keberdayaan Sebagai Manajer

No Indikator Kategori

Tinggi ...%...

Sedang ...%...

Rendah ...%...

1 Perincian Tujuan Usaha 18,39 39,08 42,53 2 Penyusunan Prioritas Pengembangan

usaha 38,59 50,88 8,78

3 Pengembangan Belajar 45,98 29,90 24,23

Jika dilihat di tabel 18 perincian tujuan usaha masuk dalam kategori rendah

yaitu 42,53%. Menurut Yunasaf (2008) belum berkembangnya potensi peternak

dalam perannya sebagai manajer terlihat dari masih belum optimalnya peternak

dalam melakukan perincian tujuan usaha, penyusunan prioritas pengembangan

usaha dan pengembangan belajar. Peternak masih belum dapat melakukan dengan

baik dalam hal perincian tujuan usaha. Peternak masih ragu-ragu dalam merinci

tujuan usaha mereka. Menurut Syariep dan Sumoprastowo (1984) suatu usaha

didasarkan pada perencanaan sebelumnya, peternak selayaknya mempunyai

rencana kerja seperti tujuan usaha, rencana penambahan ternak,rencana bangunan

dan rencana ransum.

Pada rencana tujuan usaha peternak sebagian besar peternak mempunyai tujuan

usaha dalam menghasilkan susu saja, peternak belum mempunyai rencana dalam

mengolah lebih lanjut dari hasil produksinya, kotoran dan lain-lain. Walaupun

sebagian peternak ada yang menjual pedet betina dan induk laktasi tapi hal tersebut

karena kebutuhan yang mendesak yang memungkinkan mereka untuk menjual

ternaknya kepada bandar ataupun kepada sesama peternak. Peternak juga tidak

melakukan pencatatan terhadap usahanya seperti pencatatan terhadap penerimaan,

Page 37: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

72

dan pengeluaran karena dengan melakukan hal tersebut peternak dapat mengetahui

kentungan dan kerugian suatu usaha, mendapatkan pedoman untuk merubah pola

kerja usaha, dan untuk merencanakan perbaikan-perbaikan untuk waktu

mendatang. Peternak berpendapat pencatatan belum terlalu perlu dilakukan karena

mereka menganggap tanpa melakukan pencatatan pun mereka sudah mengetahui

atas hasil yang didapatkan dari usahanya.

Penyusunan prioritas pengembangan usaha masuk kategori sedang yaitu 50,88

%. Sebagian besar peternak sudah cukup baik dalam melakukan pengembangan

usaha seperti meningkatkan kepemilikan ternak dan mengalokasikan modal kredit

atau pinjaman untuk usaha sapi perahnya. Tingkat kepemilikan ternak yang dimiliki

peternak anggota sebagian besar masih jauh dari kelayakan usaha sapi perah yang

dimana rata-rata kepemilikan sapi produktif 1-3 ekor. Hal tersebut karena kadang

mereka merasa usaha sapi perah mereka belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-

hari mereka karena penghasilannya yang sedikit, biasanya ternak tersebut dijadikan

sebagai tabungan jika ada keperluan mendadak seperti biaya pengobatan dan untuk

biaya sekolah. Tetapi peternak mempunyai keinginan meningkatkan skala

kepemilikan dengan membeli bibit indukan ataupun hanya melalui penambahan

ternak melalui perkawinan IB saja. Peternak juga biasanya mengalokasikan

sebagian pinjaman untuk menambah biaya pembelian sapi, pembelian ampas tahu,

dan perbaikan kandang dan juga untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi peternak

cukup mempunyai prioritas atas usaha sapi perah yang dijalaninya agar usaha sapi

perahnya dapat lebih berkembang.

Pengembangan belajar termasuk dalam kategori tinggi yaitu 45,98 %. Peternak

akan selalu membutuhkan media untuk belajar agar pengetahuan mengenai usaha

sapi perah terus bertambah. Peternak lebih banyak menambah wawasan atau

Page 38: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

73

pengetahuanya dengan berdiskusi dengan peternak lainnya dan bertanya dengan

petugas KUD Sinar Jaya seperti petugas tester pada saat penerimaan susu, petugas

IB ataupun dokter hewan. Penyuluhan juga merupakan salah satu media yang biasa

digunakan peternak dalam media pembelajaran mengenai usaha sapi perah tetapi

karena frekuensi penyuluhan di KUD Sinar Jaya masih dirasa kurang peternak

masih belum merasa puas dengan pengembangan belajar melalui penyuluhan yang

dilakukan KUD Sinar Jaya.

4.6 Hubungan antara Peran Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi

Perah KUD Sinar Jaya

Berdasarkan hasil perhitungan rank spearman menggunakan aplikasi SPSS

diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman (rs) hubungan antara tingkat peran

koperasi dengan keberdayaan peternak sapi perah adalah 0,412. Nilai korelasi

tersebut menandakan bahwa hubungan antara peran koperasi dengan keberdayaan

peternak sapi perah adalah positif (searah) pada taraf ɑ = 0,05 atau 5 % dan hasil

interpretasi menunjukan hubungan yang cukup berarti antara peran koperasi dengan

keberdayaan peternak sapi perah. Melalui uji signifikansi didapat hasil p-value < α

maka tolak H0 dan terima H1.

Korelasi yang didapatkan dari peran koperasi dengan keberdayaan peternak

sapi perah yaitu cukup berarti. Perolehan hasil korelasi tersebut dapat disebabkan

karena peran KUD Sinar Jaya dari beberapa aspek seperti penerapan budidaya yang

baik, memfasilitasi modal, pelayanan dan pengadaan sarana produsi dan

penanganan hasil produsksi sebelum pemasaran masih ada yang belum optimal.

Seperti penerapan budidaya yang baik dan pelayanan dan pengadaan sarana

produksi. Karena beberapa aspek tersebut secara tidak langsung berkaitan dengan

Page 39: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140089_4_8801.pdf · Ekonomi merupakan aspek yang mengkaji tentang pengurusan daya material

74

proses pemberdayaan peternak dalam pengembangan keberdayaan peternak sapi

perah. Penerapan budidaya yang baik melalui penyuluhan termasuk dalam kategori

sedang yang dimana penyuluhan ini salah satu media dalam proses pemberdayaan

bagi peternak yang nantinya dapat mengembangkan keberdayaan peternak dengan

timbulnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang lebih baik lagi dalam aspek

beternak maupun dalam perannya sebagai manajer. Seperti menurut Mardikanto

dan Soebianto (2013) dalam mengoptimalkan dan atau memperkuat keberdayaan,

pemberdayaan harus didesain sebagai proses belajar atau dalam setiap upaya

pemberdayaan harus terkandung upaya-upaya pembelajaran atau penyelenggaraan

pelatihan, penyuluhan dan lain-lain. Sedangkan dalam pelayanan dan penyediaan

sarana produksi perlu ditingkatkan lagi seperti dari aspek pelayanan kesehatan dan

IB serta penyediaan konsentrat karena hal tersebut merupakan sarana yang dapat

dikatakan penting karena dapat mempengaruhi produksi susu yang dihasilkan.

Jika peran koperasi sangat optimal maka meningkat pula keberdayaan peternak

sapi perah, sebaliknya jika peran koperasi tidak optimal maka keberdayaan sapi

perah pun akan rendah. Peran koperasi sangat dibutuhkan dalam mengembangkan

keberdayaan peternak sapi perah karena dapat berperan sebagai fasilitator yang

mendampingi proses pemberdayaan peternak sapi perah dengan segala pelayanan

maupun fasilitas yang diberikan KUD Sinar Jaya. Seperti menurut Yunasaf (2007)

koperasi dapat berperan strategis di dalam memberdayakan peternak sapi perah,

karena merupakan organisasi ekonomi yang otonom, yang dimiliki oleh para

peternak.