ii kajian pustaka 2.1. deskripsi puyuh -...

15
II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh Puyuh adalah spesies atau subspesies yang berasal dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan. Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Masyarakat Jepang, China, Amerika dan beberapa negara Eropa telah mengkonsumsi telur dan dagingnya karena burung puyuh bersifat dwiguna. (Tetty, 2002). Salah satunya adalah burung puyuh yang berasal dari Jepang. Tahun 1870, burung yang berasal dari negara jepangdisebutjapanese quail (Coturnix coturnix japonica), sedangkan di Indonesia burung puyuh masih dikatakan baru dibandingkan di negara Jepang, Cina, Amerika dan negara eropa lainnya. (Listiyowati dan Roospitasari, 2009).Burung puyuh mulai dikenal di Indonesia dan diternakkan sejak tahun 1979 (Progressio, 2003). Menurut Pappas (2002), klasifikasi zoologi burung puyuh adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Aves Ordo : Galliformes Famili : Phasianidae Sub Famili : Phasianidae Genus : Coturnix Species : Coturnix coturnix japonica

Upload: trinhmien

Post on 30-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

6

II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Puyuh

Puyuh adalah spesies atau subspesies yang berasal dari genus Coturnix

yang tersebar di seluruh daratan. Burung puyuh merupakan jenis burung yang

tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek.

Masyarakat Jepang, China, Amerika dan beberapa negara Eropa telah

mengkonsumsi telur dan dagingnya karena burung puyuh bersifat dwiguna.

(Tetty, 2002).

Salah satunya adalah burung puyuh yang berasal dari Jepang. Tahun 1870,

burung yang berasal dari negara jepangdisebutjapanese quail (Coturnix coturnix

japonica), sedangkan di Indonesia burung puyuh masih dikatakan baru

dibandingkan di negara Jepang, Cina, Amerika dan negara eropa lainnya.

(Listiyowati dan Roospitasari, 2009).Burung puyuh mulai dikenal di Indonesia

dan diternakkan sejak tahun 1979 (Progressio, 2003).

Menurut Pappas (2002), klasifikasi zoologi burung puyuh adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Galliformes

Famili : Phasianidae

Sub Famili : Phasianidae

Genus : Coturnix

Species : Coturnix coturnix japonica

Page 2: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

7

Burung puyuh yang disebut juga Gemak,merupakan kekayaan plasma

nutfah Indonesia. Jenis burung puyuh yang dipelihara di Indonesia diantaranya

Coturnixcoturnix japonica, Coturnix chinensis atau Bluebreasted quail, Turnic

susciator,Arborophila javanica dan Rollus roulroul yang dipelihara sebagai

burung hias karena memiliki jambul yang indah (Helinna dan Mulyantono, 2002).

Burung puyuh yang banyak diternakkan adalah Coturnix coturnix japonica.

Coturnix coturnixjaponica adalah burung puyuh yang telah lama didomestikasi

sehingga kehilangan naluri untuk mengerami telurnya (Nugroho dan Mayun,

1986).

Burung puyuh memiliki bentuk badan yang reletif kecil, bentuk badan

bulat, ekor pendek, kuat, memiliki kaki empat serta memiliki corak warna bulu

coklat kehitaman (Nugroho dan Mayun, 1986).Burung puyuh memiliki kebutuhan

pakan yang sangat sedikit,sesuai dengan ukuran tubuhyang dimiliki puyuhyaitu

14-24 gram/ekor/hari (Triyanto, 2007). Burung puyuh memiliki kesuburan yang

tinggi, mencapai dewasa kelamin dalam waktu singkat, sekitar 6 minggu, lama

menetas singkat yaitu 16-17 hari (Tetty, 2002),

Burung puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang cukup produktif

dalam menghasilkan telur (Triyanto, 2007), puyuh yang produktif dapat

menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir/tahun (Helinna dan Mulyantono,

2002). Produksi telur yang optimum dapat ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu

breeding, feeding dan management. Menurut Permana (2005), bibit burung puyuh

petelur komersial didapatkan dari telur tetas yang fertil. Telur tetas yang fertil

didapatkan dari perkawinan antara pejantan dan betina dengan rasio satu jantan

dan tiga betina. Proses penetasan telur puyuh biasanya dilakukan pada suhu 37-

40°C dengan kelembaban 55% dalam waktu 17 hari masa tetas. Proses penetasan

dimulai dari fumigasi telur, grading telur, penyimpanaan telur dalam setter,

pemindahan ke hatcher, setelah menetas dilakukan grading DOQ dan sexing

jantan/betina.

Page 3: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

8

Burung puyuh membutuhkan pakan dengan kandungan protein yang

berbeda padatiap periode. Pada periode starter minimal kandungan protein kasar

24 % danenergi termetabolis 2900 Kkal/kg. Pada periode grower minimal

kandunganprotein kasar 20 % dan energi termetabolis 2700 Kkal/kg (NRC, 1994).

Pada masa pertumbuhan, protein digunakan untuk menyusun jaringan tubuh yaitu

membentuk otot, kuku, sel darah dan tulang tetapi pada masa bertelur protein

tidak lagi digunakan untuk menyusun jaringan tubuh tetapi lebih digunakan untuk

materi penyusun telur dan sperma (NRC, 1994).

Manajemen lingkungan sangat penting diperhatikan dalam pemeliharaan

puyuh, hal ini bertujuan untuk menjaga ternak merasanyaman. Suhu lingkungan

yang optimal untuk pertumbuhan puyuh selama produksi adalah 20-25ºC (Tetty,

2002). Suhu yang terlalu tinggi akan menurunkan kesuburan spermapada puyuh

pejantan dan pada puyuh betina suhu yang terlalu tinggi akanmenyebabkan

kerabang telur yang dihasilkan lebih tipis dan mudah retak (North danBell, 1990).

Kelembaban dalam kandang sangat penting untuk diperhatikan

karenamempengaruhi kesehatan ternak. Kelembaban dalam kandang idealnya

adalah berkisar 30-80%. Kelembaban kandang yang terlalu tinggi menyebabkan

puyuh mudah terserang penyakit, karena kelembaban yang tinggi akan

mendukung perkembanganmikroorganisme dan bakteri dalam kandang dan

lingkungan di sekitar kandang (Tetty, 2002).

Penyakit pada puyuh secara umum digolongkan bedasarkan penyebabnya,

penyebab adanyaserangan penyakit yang terjadi yaitudisebabkan oleh bakteri,

virus, cendawan dan kekurangan gizi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri

antaralain radang usus, pullorum dan coccidiosis. Pencegahan penyakit yang

disebabkan oleh bakteri bisa dilakukan dengan melakukan pembersihan kandang

dan disinfeksi kandang. Kandang dan peralatan merupakan media penularan yang

sangat efektif. Penyakit yang disebabkan virus antaralain NewcastleDesease, quail

bronchitis dan cacar unggas. Pencegahan penyakit tetelo atau ND bisa dilakukan

dengan vaksinasi ND. Cendawan yang menyebabkan penyakit pada puyuh adalah

Aspergillosis fumigatus. Cendawan Aspergillosis muncul apabila kondisi kandang

Page 4: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

9

terlalu lmbab, kurang sinar matahari, kotor dan ventilasi udara kurang baik.

Pencegahan penyakit yang disebabkan Cendawan Aspergillosis adalah dengan

tidak memberikan pakan yang sudah bercendawan dan kelembaban kandang tidak

boleh terlalu tinggi (Tetty, 2002).

2.2. Deskripsi Telur Puyuh

Telur puyuh merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan

besar bagi tercapainya kecukupan gizi di kalangan masyarakat Indonesia

(Sudaryani, 2003). Sebutir telur puyuh dapat memberikan gizi yang cukup bagi

masyarakat yang mengkomsumsinya. Telur puyuh memiliki gizi yang

cukupsempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna.

Telur puyuh mempunyai nilai kandungan gizi yang tinggi, tidak kalah dengan

telur unggas lainnya. Telur puyuh memiliki kandungan protein 13,6% dan lemak

8,2%, sedangkan telur ayam ras hanya memiliki kandungan protein12,8%

sedangkan kandungan lemaknya lebih tinggi dibandingkan telur puyuh yaitu

11,5% (Daftar komposisi bahan makanan, 1989). Menurut Saerang (1997),kadar

kolesterol per gram dari telur puyuh lebihtinggi dibandingkan kadar kolesterol

telur ayam dan telur lainnya.

Kadar kolesterol pada telur puyuh 168 mg/butir, bila satu butir beratnya

sekitar 9-12 gr, maka kadar kolesterol telur puyuh per gram telur adalah 16-17 mg

Sementara pada telur ayam terdapat kolesterol 6-8 mg kolesterol untuk setiap

gram telur ayam. Untuk menurunkan kandungan kolesterol yang terkandung

dalam telur puyuh dapat dilakukan dengan pemberian pakan kaya karotenoid

monakolin lovastatin yang diperoleh melalui fermentasi dengan kapang monascus

purpureus. Penggunaan produk kaya karotenoid seperti monakolin dalam ransum

unggas dapat menghasilkan telur rendah kolesterol. Kemampuan karotenoid

(monakolin/lovastatin) dalam menurunkan kolesterol melalui dua cara yaitu 1)

Monakolin bersifat antioksidan yang dapat mencegah teroksidasinya lipid, dan 2)

Monakolin mampu menghambat kerja aktivitas enzim HMG CoA reduktase

Page 5: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

10

sehingga tidak terbentuk mevalonat yang diperlukan untuk sintesis kolesterol

(Einsenbrand, 2005 dan Sies dan Stahl, 1995).

2.3. Struktur, Kandungan dan Sifat Fungsional Telur Puyuh

2.3.1. Struktur Telur Puyuh

Telur puyuh mempunyai struktur yang sangat khusus yang mengandung

zat gizi yang cukup untuk mengembangkan sel yang telah dibuahi menjadi seekor

anak burung puyuh.Secara umum, komposisi telur puyuh adalah sebagai

berikut(Hadi Purnomo, dkk. 1985).

a. Albumin ( putih telur )

Putih telur adalah larutan mengandung sekitar 12% persen protein. Dalam

putih telur ini dapat dibedakan empat lapisan yaitu lapisan luar yang encer,

lapisan kental, lapisan dalam yang encer, dan lapisan di sekeliling membran

vitelin kuning telur. Lapisan membran vitelin kuning telur berhubungan dengan

chalaza, suatu serabut yang menjaga kestabilan kuning telur. Sifat masing-masing

lapisan ini berbeda, terutama dalam hal kandungan ovomusin dimana lapisan

kental kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan encer(Listyowati

dan Roospitasari, 2009).

b. Yolk ( kuning telur )

Kuning telur terdiri dari 50% padatan, dan dari sejumlah kunimg telur

sepertiganya adalah protein dan dua pertiganya lainnya adalah lipid. Apabila

disentrifugasi, kuning telur dapat dipisahkan menjadi tiga fraksi, yaitu livetin yang

larut dalam air, Komponen granular yang terdiri dari fasvitin dan lipovitelin, dan

fraksi dengan densitas rendah yang mengandung lipovitelenin(Listyowati dan

Roospitasari, 2009).

Lipovitelin dan lipovitelenin adalah campuran lipoprotein kompleks,

bagian lipidnya dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi ekshaustif dengan alkohol

80%, sisanya adalah fosfoprotein, vitelin, dan vitelenin.

Page 6: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

11

c. Cangkang dan selaput tipis

Ketebalan cangkang telur puyuh sekitar 0,197 mm dan ketebalan membran

atau selaput tipis sekitar 0.063 mm.Tebal cangkang telur mempunyai hubungan

yang berbanding terbalik dengan suhu lingkungan.Menurut Sudaryani (2003)

bahwa suhu yang tinggi berpengaruh terhadap kualitas putih telur dan mengurangi

kekuatan dan ketebalan cangkang pada telur puyuh.Rataan tebal kerabang telur

puyuh secara berturut-turut sebesar 0.198 ± 0.0032 mm dan 0.198 ± 0.0038 mm.

Sedangkan menurut Faure (2003), rata-rata ketebalan cangkang telur puyuh

berkisar antara 0,197 mm dan ketebalan membran/selaput tipis 0,063 mm. Selain

itu suhu juga mempengaruhi ukuran telur, terutama suhu di atas 29oC. Sebagian

besar elemen penyusun cangkang telur adalah kalsium, magnesium, sodium, dan

karbon. Semakin tebal cangkang telur berarti kandungan Ca juga semakin tinggi

(Powrie, 1972).

Ilustrasi1. Struktur Telur Puyuh

Page 7: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

12

2.3.2. Kandungan Telur Puyuh

Sebutir telur berisi 6-7 gram protein. Protein telur puyuh mempunyai

kualitas yang tinggi untuk pangan manusia. Protein telur puyuh berisi semua asam

amino esensial yang berkualitas sangat baik sehingga sering dipakai untuk

standarisasi, untuk mengevaluasi protein pangan lain. Telur juga mengandung 6

gram lemak yang mudah dicerna. Jumlah asam lemak tidak jenuh lebih tinggi

dibandingkan dengan yang terdapat pada produk hewani yang lain(Muchtadi, dkk,

2010).

Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan

kecuali vitamin C. Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K), vitamin

yang larut air (thiamin, ribloflavin, asam pantotenat, niacin, asam folat dan

vitamin B 12) dan faktor pertumbuhan yang lain juga ditemukan dalan

telur(Muchtadi, dkk, 2010). Kuning telur memiliki kandungan kolesterol yang

cukup tinggi, struktur telur dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 1. Komposisi komponen pokok telur puyuh

Bahan Penyusun Kulit Albumen Kuning Telur

Bahan Anorganik 95,1 - 1

Protein 3,3 12,0 17,0

Glukosa - 0,4 0,2

Lemak - 0,3 32,2

Garam - 0,3 0,3

Air 1,6 87,0 48,5

Sumber: Muchtadi, dkk, 2010

2.3.3. Sifat-sifat Fungsional Telur Puyuh

Sifat-sifat fungsional didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari pangan

atau bahan pangan yang mempengaruhi penggunaannya. Setiap macam telur

memiliki komposisi kimia yang spesifik.Telur baik secara keseluruhan maupun

Page 8: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

13

bagian kuning telur atau putih telurmemiliki sifat fungsional sebagai berikut(Tien,

2011):

a. Daya Koagulasi

Daya koagulasi merupakan sifat yang menunjukkan kemampuan dari suatu

protein untuk berubah dari bentuk cairan (sol) menjadi bentuk padat atau semi

padat (gel). Peristiwa berubahnya struktur molekur protein yang mengakibatkan

pengentalan dan hilangnya kelarutan disebut sebagai koagulasi. Koagulasi dapat

disebabkan oleh panas, pengocokan, garam asam basa, atau pereaksi lainnya.

Koagulasi yang reversible disebabkan dengan pemanasan pada suhu 60-70 o

c.

Sifat koagulasi ini dimiliki putih telur maupun kuning telur.

a. Daya Buih (Foaming)

Buih adalah bentuk dispersi koloida gas dalam cairan. Busa atau buih

dibentuk oleh beberapa protein yang mempunyai keemampuan dan fungsi yang

berbeda. Protein-protein putih telur yang berperan dalam pembentukan buih

adalah ovalbumin, ovomusin, dan ovoglubin. Ovalbumin membentuk buih yang

kuat. Ovomusin membentuk lapisan film tidak larut air dan menstabilkan buih.

Ovoglubulin dapat meningkatkan viskositas, memperkuat penyebaran gelembung

udara dan melembutkan testur buih yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi volume dan stabilitas buih dari suatu

telur adalah umur telur, suhu telur, Ph, lama pengocokan, perlakuan pendahuluan

dan penambahan bahan-bahan kimia atau stabilisator.

b. Daya Elmulsi (Emulsifying properties)

Emulsi adalah campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak

dapat bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi.

Kuning telur juga merupakan emulsi minyak dalam air. Kuning telur mempunyai

bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein.

Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan

kolesterol cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (w/o).

Page 9: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

14

c. Kontrol Kristalisasi

Penambahan albumen ke dalam larutan gula`(sirup) dapat mencegah

terbentuknya kristal gula. Keberadaan albumen tersebut mencegah penguapan

sehingga mencegah inversi sukrosa yang berlebihan. Sifat telur yang demikian ini

dimanfaatkan dalam pembuatan gula-gula (candy). Penambahan telur dalam

pembuatan gula-gula memberikan rasa manis, halus serta selalu basah di mulut.

d. Pemberi Warna

Sifat ini hanya dimiliki oleh kuning telur, yaitu pigmen kuning dari

xantofil, lutein, beta karoten dan kriptoxantin. Sifat ini tidak hanya dimanfaatkan

seperti sifat yang lain, hanya digunakan dalam beberapa produk misalnya baked

product, es krim, custard dan saus.

2.4. Produksi Telur Puyuh

North dan Bell (1990) menyatakan bahwa produksi telur sangat ditentukan

oleh strain, umur pertama bertelur, kematian sebelum masa bertelur, konsumsi

pakan dan kandungan protein pakan. Menurut Setyawan (2006), produksi telur

ditentukan oleh produksi ovum dan produksi ovum ditentukan oleh jumlah pakan

yang dikonsumsi dan proses hormonal. Eishu, dkk (2005), dari hasil penelitiannya

melaporkan bahwa pemberian pakan dengan kandungan protein yang berbeda,

lama pencahayaan 16 jam/hari dan suhu 22,5°C menghasilkan produksi telur

seperti dalam Tabel 2.

Pada tabel 2, terlihat produksi telur pada level 18 % merupakan produksi

yang kurang bagus. Sedangkan, produksi telur yang paling bagus pada tingkat

protein 24 % yang berada pada rentang umur 10-20 minggu.Tingkat produksi

telur meningkat seiring dengan meningkatnya kandungan protein yang diberikan.

Puyuh pertama kali bertelur setelah mencapai umur 51 hari dan pada umur 67 hari

produksi telur sekitar 50%.

Page 10: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

15

Tabel 2. Produksi Telur Burung Puyuh (QHP) Pada Level Protein Yang

Berbeda

Level protein Umur (minggu)

6-10 10-20 20-32 6-32

-- % --- -------------- % --------------

18 46,7 61,6 42,8 53,0

20 67,9 63,0 62,5 63,7

22 51,3 71,7 62,3 64,6

24 66,5 81,7 81,1 78,7

Sumber: Eishu, et al. 2005

Produksi maksimum diperoleh pada umur 100 hari sejak mencapai umur

dewasa kelamin (Tiwari dan Panda, 1978).Melalui perawatan yang baik puyuh

betina akan bertelur 200 butir pada tahun pertama produksi dan periode bertelur

selama 9 - 12 bulan dengan lama hidup 2 - 2,5 tahun (Anggorodi, 1995). Puyuh

betina mulai bertelur saat umur 42 hari, dan puncak produksinya dicapai saat

berumur 5 - 6 bulan.Selanjutnya, produktivitasnya mulai menurun pada umur 14

bulan dan berhenti bertelur sekitar umur 30 bulan (Wuryadi, 2013 ). Adanya

perbedaan umur pada waktu mencapai dewasa kelamin menurut Rasyaf (1985)

yang disertasi oleh Rahardjo (1994), disebabkan oleh adanya pengaruh tatalaksana

produksi dan makanan yang diberikan. Pemberian ransum yang berkualitas tinggi,

dalam hal ini yang mempunyai kandungan protein tinggi pada periode grower

menyebabkan umur dewasa kelamin cepat tercapai.

Makund (2006) melaporkan bahwa pemberian pakan dengan kandungan

energi 2700 Kkal/kg cukup untuk produksi telur optimum yaitu 79,09% pada

umur 9-19 minggu dengan konversi pakan 3,43. Pemberian pakan dengan

kandungan energi 2900 Kkal/kg produksi tidak berbeda yaitu 78,59% dengan

konversi pakan3,34. Pada permulaan masa bertelur, produksi telurnya puyuh

sedikit dan cepat meningkat sesuai bertambahnya umur. Puyuh mencapai puncak

Page 11: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

16

produksi lebih dari 80% pada minggu ke-13 (Tetty, 2002). Telur saat permulaan

bertelur berukuran kecil, ukuran telur membesar sesuai pertambahan umur dan

mencapai ukuran yang stabil. Burung puyuh yang awal bertelur terlalu muda

menghasilkan telur yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan telur yang

dihasilkan oleh burung puyuh yang lambat mulai bertelurnya (Nugroho dan

Manyun, 1986).

2.5. Pengukuran Produksi Telur

Menurut Rasyaf (1991), ukuran produksi telur yang biasa digunakan di

indonesia diantarannya yaitu : (1) Quail-Day Production (QDP), (2) Quail-

Housed Production(QHP), dan (3) Jumlah telur pada waktu tertentu.

1. Quail-Day Prdouction (QDP)

Ukuran ini digunakan untuk membandingkan antara produksi telur yang

diperoleh hari itu dengan jumlah puyuh yang hidup pada hari yang sama, dengan

rumus:

Quail-Day Prdouction = 𝛴 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑇𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑝𝑢𝑦𝑢 ℎ (𝐵𝑢𝑡𝑖𝑟 )

𝛴 𝑃𝑢𝑦𝑢 ℎ (𝐸𝑘𝑜𝑟 ) 𝑥 100 %

2. Quail-housed Production (QHP)

Merupakan ukuran produksi yang mengukur produksi bedasarkan jumlah

puyuh pada masa awal produksi, dengan rumus:

Quail-housed Production = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑝𝑢𝑦𝑢 ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 100 %

3. Jumlah Telur

Jumlah telur yang dihasilkan pada waktu atau umur ayam tertentu dapat

digunakan sebagai indikasi produksi telur.

Page 12: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

17

2.6.Model Matematika dan Kurva Produksi Telur

2.6.1. Model Matematika

Model-model matematika produksi telur dapat digunakan untuk

meramalkan performans ternak, mengevaluasi harapaan teoritis, atau memprediksi

performans produksi telur secara keseluruhan dari catatan persial. Beberapa model

yang biasa digunakan, diantaranya permodelanfungsi gamma yang dikembangkan

oleh Wood, fungsi Aljabar yang mengandung kurva pertumbuhan dan komponen

degradasi linier, model logistik yang menggabungkan unsur-unsur model Adam-

Bell dan kompartemen, perluasan model kompartemen yang menggunakan

estimasi logistik dari distribusi umur pertaman bertelur (Anang, 2007).

Model-model tersebut cukup baik dalam meramalkan performans

populasi. Permodelan terdiri atas berbagai faktor, seperti kemudahan dalam

perhitungan dan tipe data. Suatu model mungkin tidak selalu menjadi paling baik

pada semua data. Sifat-sifat data dan model harus diuji dan model yang paling

akurat yang dipilih (Anang, 1998). Akurasi beberapa model pada berbagai waktu

disajikan pada Tabel 3.

Model Mc Nally cukup baik dalam meramalkan produksi telur dua

mingguan pada tahun pertama produksi. Model Adam-Bell yang digunakan untuk

meramalkan produksi telur pada siklus pertaman produksi hingga masa produksi

450 hari, dan model Yang yang digunakan untuk memprediksi kurva produksi

telur dari minggu ke -21 sampai minggu ke-72 serta mengandung parameter-

parameter yang memiliki arti biologis seperti rataan umur dewasa kelamin dan

laju kemampuan bertelur ( Anang dan Indrijani, 2007).Koefesien korelasi dapat

bersifat linear ataupun nonlinear. Kolerasi ini dihubungkan dengan bentuk garis

lurus dan garis linear atau dengan kurva linear ( Rafi’i, 1983).

Tabel 3. Akurasi Model-model Produksi pada Berbagai Periode Waktu

Page 13: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

18

No Model R2 Data Produksi Telur Pada Ayam

Broiler Breeder Parent Stock

Referensi

1 MC Nally 0.94-0.99 Produksi dua mingguan pada

tahun pertama produksi

MC Nally,

1971

2 Adams-Bell 0.99 Siklus Pertama Cason dan

Britton, 1988

0.98 Hingga 540 Hari Mielenz dan

Nueller, 1991

3 Yang 0.98 (hen

day)

Produksi telur minggu ke-21

hingga minggu ke-72

Yang, et.al.,

1989

0.99 (hen

housed)

Sumber: Anang dan Indrijani (2007).

Koefesien kolerasi (r) dianggap sebagai pengukuran yang berguna tentang

hubungan antara x dan y bila trend titik-titik koordinat (x dan y) dalam diagram

tebar membentuk garis linear (Dajan, 1986). Sudjana (1996) menambahkan

bahwa kolerasi dikatakan linear apabila semua titik pada diagram tebar (scatter

diagram) terlihat mengelompok atau bergrombol di sekitar garis lurus, sedangkan

kolerasi dikatakan non linear apabila titik-titik (x dan y) terletak di sekitar kurva

non linear.

Diagram pencar (scatter diagram) atau diagram titik adalah serangkaian

titik-titik koordinat yang diperoleh dari menghubungkan hasil observasi

pengukuran 2 variabel pengukuran (x dan y) yang digambarkan kertas berskala

hitung (Dajan, 1986). Gaspersz (1995) juga menambahkan bahwa dua variabel

dapat dikatakan berkolerasi positif jika kedua variabel tersebut cendrung berubah

Page 14: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

19

secara bersamaan ke arah yang sama, dengan kata lain kenaikan atau penurunan

nilai x terjadi bersamaan dengan kenaikan atau penurunan nilai y. Kolerasi positif

dibagi menjadi dua yaitu kolerasi positif rendah apabila sebaran data menjauhi

garis khayal x dan y, dan kolerasi positif tinggi apabila sebaran mendekati garis

lurus antara x dan y (Rafi’i, 1983).

Dua variabel juga dapat dikatakan berkolerasi negatif jika x dan y

cendrung berubah dalam arah yang berlawanan, dimana jika x meningkat maka y

menurun dan sebaliknya, atau apabila sebaran data memencar dari sudut kanan

atas ke sudut kanan bawah mendekati garis khayal yang terletak diantara x dan y.

Dua variabel dikatakan tidak berkolerasi (kolerasi nol)apabila mereka cendrung

berubah dengan tidak ada hubungan atau kaitannya suatu dengan yang lainnya,

atau apabila sebaran data memperlihatkan sebaran tak beraturan, menjauhi khayal

x dan y ( mendekati sumbu x dan sumbu y)(Rafi’i. 1983). Perlakuan dengan

korelasi dapat menyatakan adanya kejadian sebab akibat, tetapi dapat juga tidak,

dan dapat menyatakan bahwa dalam kolerasi itu terdapat kejadian hubungan (

Rafi’i. 1983).

2.6.2. Kurva Produksi Telur Puyuh

Laju produksi berkaitan dengan fungsi terhadap waktu yang dapat

digunakan untuk mengukur lintas produksi. Laju produksi dapat diukur dengan

produktivitas marginalnya. Lintas atau kurva produksi adalah hubungan antara

waktu produksi dengan persentase produksi telur dalam kurun waktu produksi

tersebut. Laju produksi dan lintas produksi sangat bermanfaat untuk membuat

suatu perencanaan dan pengolahan produksi telur yang optimal (Rasyaf, 1995).

Kurva produksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu kurva produksi standar, dan

kurva produksi yang nyata (aktual). Lintas produksi diperoleh dari pembibit

dalam kondisi asalnya. Standar lintas produksi dibentuk bedasarkan iklim dan

lingkungannya, sehingga lintas produksi standar suatu bibit yang dikeluarkan oleh

pembibit masing-masing tidak pernah sama dengan lintas produksi yang ada di

Indonesia. Kurva produksi standar merupakan publisitas dari pembibit dan belum

Page 15: II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Puyuh - …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120117_2_6647.pdfKandang dan peralatan merupakan media penularan yang ... quail bronchitis dan

20

tentu digunakan untuk perencanaa produksi telur di peternakan yang

bersangkutan, sedangkan kurva produksi yang nyata diperoleh dari hasil yang

nyata di pertenakan yang bersangkutan, dimana dipengaruhi oleh temperatur dan

pemeliharaannya (Anang dan Indrijani, 2007). Pengetahuan mengenai kurva

produksi dapat dimanfaatkan untuk:

a. Pengawasan produksi

Kurva produksi dapat dimanfaatkan untuk mengawasi produksi

telur, apabila terjadi penurunan produksi telur. Faktor- faktor penyebabnya

dapat diperiksa seperti gangguan kesehatan, perubahan cuaca, atau

gangguan dalam sistem pemeliharaan.

b. Peramalan produksi

Kurva produksi juga dapat dimanfaatkan untuk meramalkan

produksi dengan suatu input tertentu. Peramalan ini dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan menggunakan lukisan atau grafik dan

hubungan matematika (Rasyaf, 1995).