ispa 1

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam GBHN, dinyatakan bahwa Pola Dasar Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan masyarakat Indonesia. Jadi hubungan antara usaha peningkatan masyarakat dengan pembangunan, karena tanpa modal kesehatan akan gagal pula pembangunan kita (Rasmaliah, 2004). Program Nasional bagi anak Indonesia, merujuk pada kebijakan umum pembangunan kesehatan nasional, upaya penurunan angka kematiaan bayi dan balita merupakan bagian penting dalam Program Nasional Anak Indonesia (PNABI) yang antara lain dijabarkan dalam visi Anak Indonesia 2015 untuk menuju anak Indonesia yang sehat (PPN, 2004). Program pemberantasan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) secara khusus telah dimulai 1

Upload: eekal-skeptis-fatturakhman

Post on 24-Apr-2015

29 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ispa 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam GBHN, dinyatakan bahwa Pola Dasar Pembangunan

Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan masyarakat Indonesia. Jadi

hubungan antara usaha peningkatan masyarakat dengan pembangunan,

karena tanpa modal kesehatan akan gagal pula pembangunan kita

(Rasmaliah, 2004).

Program Nasional bagi anak Indonesia, merujuk pada kebijakan

umum pembangunan kesehatan nasional, upaya penurunan angka kematiaan

bayi dan balita merupakan bagian penting dalam Program Nasional Anak

Indonesia (PNABI) yang antara lain dijabarkan dalam visi Anak Indonesia

2015 untuk menuju anak Indonesia yang sehat (PPN, 2004).

Program pemberantasan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak

balita yang disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), namun

angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004).

Dinegara berkembang sekitar 13 juta anak balita di dunia meninggal

setiap tahun karena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dimana Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama

kematian 4 juta anak balita setiap tahun (Asrun, 2006).

1

Page 2: Ispa 1

Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mencapai lima

kasus di antara 1.000 bayi dan balita. Artinya Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) mengakibatkan 150 ribu bayi atau balita meninggal tiap

tahunnya, atau 12.500 korban perbulannya atau 416 kasus perhari atau 17

anak perjam atau pun satu bayi tiap lima menit (Levi Silalahi, 2004).

Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan masih merupakan salah satu

masalah kesehatan yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka

kejadian penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pada

balita (Depkes,2005)

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran

pernafasan akut yang meliputi tiga unsur yakni infeksi, pernafasan dan akut,

yaitu masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit (Depkes RI, 2005).

Menurut Achmadi dkk, 2004, Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA) merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang

disebabkan oleh berbagai etiologi. Kebanyakan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) disebabkan oleh virus dan mikroplasma

Data Profil Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun

2008 menunjukkan 12,726 (99,2 %) balita di Aceh menderita penyakit

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Penderita Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menduduki

2

Page 3: Ispa 1

rangking pertama dan tingkat morbiditas (angka kesakitan) yang tinggi dari

setiap kasus yang ditemukan pada masyarakat.

Sedangkan Data Dinas Kesehatan Kota Langsa menunjukkan masih

tingginya angka penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) balita

yaitu 15.238 kasus (12%) pada tahun 2007 dan ditemukan 4.460 kasus

(37,1%) pada tahun 2008. ini menunjukkan peningkatan global warning di

lingkungan Kota Langsa (Profil Dinkes Langsa, 2009).

Di Puskesmas Kota Langsa, penemuan penderita Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) pada balita tahun 2007 sebanyak 1509 kasus

(12,5%) dan terjadi peningkatan pada tahun 2008 sebanyak 1965 (16,3%)

kasus. Data yang ditemukan tahun 2009 sampai dengan bulan Mei sebanyak

673 kasus (5,6%) kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) telah

berkunjung ke Puskesmas Langsa Kota (Puskesmas Langsa Kota, 2009).

Usia Balita adalah kelompok yang paling rentan dengan infeksi

terutama Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang datang secara

mendadak serta menimbulkan kegawatan dan kematian. Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) akan semakin berbahaya jika diderita oleh anak-

anak dan penyumbang terbesar penyebab kematian balita (Said, 2006).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran faktor-faktor yang

3

Page 4: Ispa 1

mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di

Puskesmas Langsa Kota Tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Langsa

Kota Tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita berdasarkan BBLR

2. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita berdasarkan Air Susu Ibu

(ASI) Ekslusif

3. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita berdasarkan Imunisasi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan tambahan informasi gambaran tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita agar

4

Page 5: Ispa 1

dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan untuk digunakan saat

bertugas langsung di masyarakat kelak.

2. Bagi Pendidikan

Sebagai referensi untuk bahan penelitian selanjutnya yang hasil

penelitiannya dapat dimamfaatkan.

3. Bagi Puskesmas

Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan waktu peneliti, maka gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA) pada Balita yaitu

Asi ekslusif, Inunisasi dan BBLR yang diteliti oleh peneliti. Ruang lingkup

penelitian ini dikhususkan kepada balita yang menderita Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA).

5