refrat ispa farmasi-1

28

Click here to load reader

Upload: ichadithyana

Post on 04-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ispa

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Ispa Farmasi-1

PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah

kesehatan yang penting terutama karena menyebabkan kematian bayi dan balita

yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak

diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari

kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang

disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya

adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi.

Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam

keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data

morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 %

dari populasi balita. Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini

berarti setiap tahun jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3

juta.Penderita yang dilaporkan baik dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada

tahun 1991 hanya berjumlah 98.271. Diperkirakan bahwa separuh dari penderita

pneumonia didapat pada kelompok umur 0-6 bulan.

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun

1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA. 1

Page 2: Refrat Ispa Farmasi-1

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Menurut DepKes RI, Istilah ISPA mengandung 3 unsur, yaitu infeksi,

saluran pernafasan, dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah

sebagai berikut :

a. Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau

mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak

sehingga menimbulkan gejala penyakit.

b. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ yang mulai

dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-

sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara

anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan

bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa

saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk

dalam saluran pernafasan (respiratory tract).

c. Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung

sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan

proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat

Page 3: Refrat Ispa Farmasi-1

digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14

hari. 2

B. KLASIFIKASI ISPA

WHO telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat

keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis yang timbul

dan telah ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988. Adapun

pembagiannya sebagai berikut :2

Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :

a. ISPA ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu

atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

i. Batuk 

ii. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan

suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis).

iii. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung

iv. Panas atau demam, suhu tubuh lebih dari 370C atau jika dahi

anak diraba dengan penggung tangan terasa panas. 

b. ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala-gejala ISPA ringan disertai gejala-gejala berikut :

i. Pernapasan >50 kali per menit pada anak yang berumur >1

tahun atau > 40kali per menit pada anak yang berumur 1 tahun

atau lebih.

ii. Suhu tubuh lebih dari 390C.

iii. Tenggorokan berwarna merah.

iv. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.

v. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

Page 4: Refrat Ispa Farmasi-1

vi. Pernapasan berbunyi seperti mendengkur atau mencuit-cuit.

Dari gejala-gejala ISPA sedang, perlu berhati-hati jika anak

menderita ISPA ringan sedangkan suhu tubuhnya lebih dari

390C atau gizinya kurang baik,atau umurnya ≤4 bulan, maka

anak tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat

pertolongan dari petugas kesehatan.

c.  ISPA berat

Seorang anak dinyatakan menderita ispa berat jika dijumpai gejala-

gejala ISPAringan atau ISPA sedang disertai gejala berikut :

i. Bibir atau kulit membiru.

ii. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada

waktu bernapas.

iii. Kesadaran menurun.

iv. Pernapasan berbunyi berciut-ciut dan anak tampak gelisah.

v. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.

vi. Nadi cepat, lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

vii. Tenggorokan berwarna merah.

Penderita ini harus dirawat di puskesmas atau rumah sakit, karena

perlu mendapat perawatan dengan peralatan khusus seperti oksigen

dan atau cairan infus.

Menurut Depkes RI, Pembagian ISPA berdasarkan atas umur dan

tanda-tanda klinis yang didapat yaitu :

1. Untuk anak umur 2 bulan-5 tahun

Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISPA

diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a) Pneumonia berat

Page 5: Refrat Ispa Farmasi-1

Tanda utama :

Adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa minum, kejang,

kesadaran menurun, stridor, serta gizi buruk.

Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi

bila paru-paru menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya

tenaga untuk menarik nafas.

Tanda lain yang mungkin ada :

Nafas cuping hidung.

Suara rintihan.

Sianosis (pucat).

b) Pneumonia tidak berat

Tanda Utama :

Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

Di sertai nafas cepat :

Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan – 1 tahun.

Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun – 5 tahun.

c) Bukan pneumonia

Tanda utama :

Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.

Tidak ada nafas cepat :

Kurang dari 50 kali/menit untuk anak usia 2 bulan – 1

tahun.

Kurang dari 40 kali/menit untuka anak usia 1 tahun – 5

tahun.

2. Anak umur kurang dari 2 bulan

Untuk anak dalam golongan umur ini, di klasifikasikan menjadi 2

yaitu :

a) Pneumonia berat

Tanda utama :

Page 6: Refrat Ispa Farmasi-1

Adanya tanda bahaya yaitu kurang bisa minum, kejang,

kesadaran menurun, stridor, wheezing, demm atau dingin.

Nafas cepat dengan frekuensi 60 kali/menit atau lebih.

Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat.

b) Bukan pneumonia

Tanda utama :

Tidak ada nafas cepat.

Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

C. ETIOLOGI

Etiologi ISPA terdiri dari :

1. Bakteri  : Diplococcus pneumonia, Pneumococcus,

Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Haemophilus

influenza, dan lain-lain.

2. Virus : Rinovirus, coronavirus, adenovirus, enterovirus,

Parainfluenza, coronavirus, adenovirus.

3. Jamur  : Aspergillus sp, Candida albicans, Histoplama, dan lain-

lain.

4. Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar

minyak, biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda

asing (biji-bijian, mainan plastic kecil, dan lain-lain).

Diagnosis etiologi pneumonia pada balita sukar ditegakkan karena

dahak biasanya sukar diperoleh, sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi

belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri

sebagai penyebab pneumonia. Hanya biakan dari spesimen pungsi atau aspirasi

paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu

menegakkan diagnosis etiologi pneumonia. Meskipun pemeriksaan spesimen

pungsi paru merupakan cara yang sensitif untuk mendapatkan dan menentukan

bakteri penyebab pneumonia pada balita akan tetapi pungsi paru merupakan

Page 7: Refrat Ispa Farmasi-1

prosedur berbahaya dan bertentangan dengan etika, terutama jika hanya

dimaksudkan untuk penelitian.3

Oleh karena alasan tersebut di atas maka penetapan etiologi pnemonia

di Indonesia masih berdasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia.

Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di

negara berkembang Streptokokus pnemonia dan Hemofilus influenza

merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi,

yaitu 73,9% aspirat paru dan 69,1% hasil isolasi dari spesimen darah.

Sedangkan di negara maju, dewasa ini pnemonia pada anak umumnya

disebabkan oleh virus.3

D. GAMBARAN KLINIS

Penderita ISPA biasanya menunjukan gejala-gajala sebagai berikut 4:

ISPA Ringan ISPA Sedang ISPA Berat

- Batuk

- Pilek

- Serak

- Demam +/-

- Congekan > 2 minggu

tanpa sakit telinga

- Tanda ISPA ringan

- Nafas cepat > 50x/menit

(tanda utama)

- Wheezing

- Demam 39o atau lebih

- Sakit telinga

- Congekan < 2 minggu

- Campak

- Tanda ISPA

ringan/sedang

- Chest indrawing

- Stridor

- Tak mampu dan tak

mau makan

- Sianosis

- Nafas cuping hidung

- Kejang

- Dehidrasi

- Kesadaran menurun

Page 8: Refrat Ispa Farmasi-1

- Selaput difteri

E. DIAGNOSIS

Diagnosis pneumonia pada balita didasarkan pada adanya batuk atau

kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat) sesuai umur,

adanya nafas cepat ini ditentukan dengan cara menghitung frekuensi pernafasan.

Batas nafas cepat adalah frekuensi pernafasan sebanyak 50 kali permenit atau

lebih pada anak usia 2 bulan kurang dari 1 tahun dan 40 kali permenit atau lebih

pada anak usia 1 tahun kurang dari 5 tahun. Pada anak usia kurang dari 2 bulan

tidak dikenal dosis pneumonia.

Diagnosis pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau

kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah

bawah kedalam. pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun. Untuk kelompok umur

kurang dari 2 bulan diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya nafas

cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih, atau

adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Untuk

tatalaksana penderita di Rumah sakit atau sarana kesehatan rujukan bagi

kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Dikenal pada diagnosis pneumonia

sangat berat yaitu gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya

gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. 5

F. PENATALAKSANAAN

Page 9: Refrat Ispa Farmasi-1

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang

benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya

kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk

yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).

Pola tatalaksana ISPA yang diterapkan pada pelita VI hanya dimaksudkan

untuk tatalaksana penderita pneumonia berat, pneumonia dan batuk pilek biasa.

Ini berarti hanya penyakit-penyakit tersebut yang penanggulangannya di cakup

oleh program P2 ISPA. Sedang penyakit ISPA lain seperti faringitis, tonsillitis

dan otitis belum dicakup oleh program ini.

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar

pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan

antibiotik untuk kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk

yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk

tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang

yang penting bagi penderita ISPA. Pola tatalaksana penderita ini terdiri dari 4

bagian, yaitu :

a. Pemeriksaan

b. Penentuan ada tidaknya tanda bahaya

c. Penentuan klasifikasi penyakit

d. Pengobatan

Prinsip pengobatan bagi ISPA adalah :

Page 10: Refrat Ispa Farmasi-1

a. Penderita dengan batuk pilek biasa (batuk yang tidak disertai nafas cepat atau

nafas sesak) tidak perlu antibiotik. Mereka memerlukan parasetamol dengan

dosis 3x1 tablet ( @ tablet 500 mg) dan obat yang meringankan batuk.

b. Penderita batuk yang disertai nafas cepat (pneumonia) harus mendapat

antibiotik untuk 5 hari. Antibiotik jenis kotrimoksazol, amoksilin, ampisilin

atau penisilin prokain dapat digunakan. Program Pemberantasan Penyakit

ISPA (P2 ISPA) memilih tablet kotrmoksazol dengan dosis 2x1 tablet ( @

tablet 500 mg) sesuai anjuran WHO.

c. Penderita batuk yang disertai nafas sesak (pneumonia berat) perlu dirujuk ke

rumah sakit atau puskesmas dengan fasilitas rawat inap. 6

G. PROGNOSIS

Pada dasarnya, prognosis ISPA adalah baik apabila tidak terjadi komplikasi

yang berat. Hal ini juga didukung oleh sifat penyakit ini sendiri, yaitu self limiting

disease sehingga tidak memerlukan tindakan pengobatan yang rumit.

Penyakit yang tanpa komplikasi berlangsung 1-7 hari. Kematian terbanyak

oleh karena infeksi bakteri sekunder. Bila panas menetap lebih dari 4 hari dan

leukosit > 10.000/ul, biasanya didapatkan infeksi  bakteri sekunder. 7

Page 11: Refrat Ispa Farmasi-1

BAB II

STATUS PASIEN

A. ANAMNESA

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. I

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Alamat : Ngoresan, Surakarta

No. RM : 01 87 89 66

Masuk RS : 13 Januari 2015

Pemeriksaan : 14 Januari 2015

2. Keluhan Utama

Batuk berdahak

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Page 12: Refrat Ispa Farmasi-1

Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 4 hari yang lalu.

Dahak dirasakan sulit dikeluarkan. Batuk dirasakan sering tetapi tidak

terus menerus. Batuk tidak membaik dengan pemberian obat dan

memberat ketika makan gorengan. Pasien juga mengeluhkan kalau

suaranya menjadi serak dan nyeri saat menelan sejak 4 hari terakhir. Selain

itu pasien juga mengeluhkan pilek sejak 4 hari yang lalu. Pasien juga

mengeluhkan badan terasa demam sejak 2 hari terakhir.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

R. Sesak Nafas : disangkal

R. Asma : disangkal

R. Alergi : disangkal

R. Mondok : disangkal

5. Riwayat Penyakit keluarga

R. Sakit jantung : disangkal

R. Penyakit Paru : disangkal

R. Asma : disangkal

R. DM, Hipertensi : disangkal

6. Riwayat Status Gizi

Penderita biasa makan tiga kali sehari dengan nasi, lauk pauk ,

tahu, tempe, lebih sering makan daging ayam. Penderita minum air putih

kurang lebih 6-7 gelas perhari.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

Page 13: Refrat Ispa Farmasi-1

Pasien adalah pegawai swasta

8. Anamnesa Sistemik

Keluhan utama : Batuk berdahak

Kepala : nyeri kepala (-)

Mata : pandangan kabur (-), mata kuning (-),

pandangan dobel (-), berkunang-kunang (-)

Hidung : pilek (-), mimisan (-), hidung tersumbat (-)

Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan (-),

berdenging ( - )

Mulut : mulut terasa kering (-), bibir biru (-), sariawan

(-), gusi berdarah (-), gigi berlubang (-), bibir

pecah-pecah (-)

Tenggorokan : sakit telan (+), serak (+), gatal (+)

Respirasi : sesak (-) waktu serangan, batuk (-), dahak ()

berwarna putih, batuk darah (-), mengi (-),

stridor (-)

Cardiovaskuler : nyeri dada (-), pingsan (-), keringat dingin (-),

berdebar-debar (-), lemas (-) saat serangan

Gastrointestinal : mual (-) saat serangan, muntah (-), perut terasa

panas (-), kembung (-), sebah (-), mbeseseg (-),

nafsu makan menurun (+), perut membesar (-),

muntah darah (-), BAB warna hitam (-), BAB

darah lendir (-), BAB sulit (-), ambeien (-)

Genitourinaria : BAK warna seperti teh (-), BAK warna merah

(-), nyeri saat BAK (-), sering kencing (-),

kencing sedikit (-)

Muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-),

kesemutan (-)

Page 14: Refrat Ispa Farmasi-1

Extremitas : atas : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak

(-/-), luka (-/-), terasa dingin (-/-)

bawah : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak

(-/-), luka (-/-), terasa dingin (-/-)

Kulit : kering (-), gatal (-), luka (-), pucat (-), kuning

(-), kebiruan (-)

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum :apatis , sakit sedang, gizi kesan cukup

Tanda vital:

a. Tekanan darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 70 x / menit, reguler, isi cukup, elastisitas cukup.

c. Heart rate : 60 x / menit, reguler

d. Respirasi : 38 x / menit

e. Suhu : 38,3 0 C (per axiller)

f. Berat badan : 70 kg

g. Tinggi badan : 170 cm

Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-),

venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+)

Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam dan tidak

mudah dicabut

Mata : cekung (-/-), conjungtica pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),

reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem

palpebra (-/-)

Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), MT intak,

LT lapang

Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), chonca

inferior DS eutrofi, septum deviasi (-),

Page 15: Refrat Ispa Farmasi-1

Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),

gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah

tremor (-), papil lidah atrofi (-)

Tenggorokan : tonsil hipertrofi (-) T1-T1, faring hiperemis (-), uvula

ditengah

Leher : simetris, trachea di tengah , JVP tidak meningkat (R+2),

KGB servikal membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri

tekan (-)

Thorax : normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-),

pernapasan tipe thoraco-abdominal

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

Palpasi : Ictus cordis tak kuat angkat,

Ictus cordis teraba di SIC V linea

midclavicula sinistra.

Perkusi : Batas jantung

Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternalis

dextra

Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis

dextra

Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis

sinistra

Batas jantung kiri bawah : SIC V lateral linea

midclavicula sinistra

Kesan : Batas jantung normal

Auskultasi :

HR : 70 kali/menit, reguler

BJ I tunggal, BJ II tunggal, intensitas normal, reguler,

bising (-), gallop (-)

Ekstrasistole (-)

Paru : Depan : Inspeksi : simetris statis dan dinamis

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Page 16: Refrat Ispa Farmasi-1

Perkusi : sonor / sonor

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

RBK(-/-), Wheezing (-/-)

Belakang:Inspeksi : simetris statis dan dinamis

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor / sonor

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen : Inspeksi : dinding perut lebih tinggi dari dinding dada

Auskultasi : peristaltik usus (+) normal

Perkusi : timpani, acites (-), pekak alih (-)

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien

tidak teraba.

Extremitas : Atas : pitting edem (-/-), akral dingin (-/-), luka

(-/-), clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)

Bawah : pitting oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka

(-/-), clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)

C. RESUME

Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak yang sudah sejak 4

hari lalu. Dahak dirasa sulit keluar dimana batuk dirasa sering tetapi tidak

terus menerus. Pilek (+) Demam (+) Serak (+) .

E. TUJUAN PENGGUNAAN OBAT

Untuk menghilangkan penyebab utama

Untuk menghilangkan gejala simptomatis yang dirasa mengganggu

F. PEMBAHASAN OBAT

Page 17: Refrat Ispa Farmasi-1

1. Cotrimoxazole

Dalam kasus diatas kita dapat menggunakan antibiotic untuk membunuh

kuman. Penegakan diagnosis infeksi kuman dapat dilihat dari adanya demam dan

tidak ada nyeri sendi. Kita dapat menggunakan antibiotic Cotrimoxazole umtuk

kasus diatas sesuai dengan anjuran WHO untuk P2 ISPA dengan sediaan tablet

sebanyak 480 mg. Pemberian ini diberikan tiap 12 jam. Cotrimoxazole sendiri

merupakan kombinasi dari sulfamethoxazole dan trimethoprim kombinasi

tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat pada dua

tahap sintesis asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk

mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spectrum aktivitas luas dan efektif

terhadap bakteri gram positif dan gram negative misalnya streptococci,

staphylococci, klebsiella , pneumococci. Cotrimoxazole juga efektif terhadap

bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. Influanzae, E.Coli. P

mirabilis dan P vulgaris.

2. Paracetamol

Paracetamol diberikan untuk menghilangkan demam dan sebagai

analgesik. Parasetamol juga mempunyai efek anti inflamasi meskipun rendah.

Paracetamol bekerja menghambat pembentukan prostaglandin yang merupakan

inisial peningkatan temperature set body . Dosis yang digunakan ialah 500 mg

untuk dewasa. Efek samping yang mungkin terjadi ialah dapat terjadi

methemoglobinemia, hemolisis eritrosit, hepatotoksik.

3. Ambroxol

Ambroxol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan

mukolitik, yaitu obat yang fungsinya adalah mengencerkan dahak. Ambroxol

umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat produksi

dahak yang berlebihan pada kondisi seperti bronkiektasis dan emfisema. Dengan

obat mukolitik, dahak yang diproduksi akan lebih encer sehingga lebih mudah

Page 18: Refrat Ispa Farmasi-1

dikeluarkan dari tenggorokan saat batuk. Dengan demikian, pipa saluran

pernapasan pun lebih terbuka dan terasa lega

RESEP

R/ Cotrimoxazole tab mg 480 No X

∫ 2 dd tab 1

R/ Paracetamol tab mg 500 No IX

∫ 3 dd tab 1

R/ Ambroxol tab mg 30 No IX

∫ 3 dd tab 1

Pro : Tn. I ( 27 thn)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. (2012).Profil Data Kesehatan Indonesia. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI. 2. Depkes RI. (2008).Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Jakarta: Usaid.

3. Corwin , Elizabeth J.(2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Page 19: Refrat Ispa Farmasi-1

4. Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit edisi 2. Jakarta : EGC.

5. Rahmawati , Dwi & Hartono. (2012). Gangguan Pernafasan Pada Anak:

ISPA. Yogyakarta: Nuha Medika.

6. Rasmaliah .(2004). Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan

Penanggulangannya. Http://usudigital_library.com. Diunduh 14 Januari 2015

7 www.emedicine.com/med/topic735 htm.2006. diakses pada 14 Januari

2015.