isi

61
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Kemudian kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan 1 . Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi 1

Upload: ade-pratama-heriansa

Post on 31-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian

mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe

kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya

terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita

tumbuh kista kecil yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur, kantung

membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba

falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah satu tipe dari

kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka

untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan

menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari

kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Kemudian

kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan1.

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker

ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang

seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan

biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan

di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.Sampai sekarang

belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanyakeganasan

ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu

agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.Berbeda

halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi dini dengan papsmear1.

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang

banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang

bisa dikatatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.

Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas

atau kanker. Perjalanan penyakit yang secara diam-diam menyebabkan banyak

wanita tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya

1

mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. Kista

ovarium juga dapat berubah menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.

Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka

seharusnya pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih

lengkap sehingga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan1.

Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa

lebih kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami

pertumbuhan folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama

pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan

pada ovarium menurun. Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak,

bahkan ketika masih bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan

dialami wanita berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa

ditemukan kista ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila

menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak

menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah melahirkan1.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah:

1. Memahami mengenai penyakit kista ovarium terpuntir.

2. Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah di dalam bidang kedokteran

khususnya bagian ilmu kesehatan kebidanan dan kandungan.

3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian

Ilmu Kesehatan Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang dan RS Muhammadiyah Palembang.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Ovarium

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang

dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan

kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran

panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm1.

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat

ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk

ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan

belakang , sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.Ujung yang

dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan

tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan

ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi

3

Gambar 1. Anatomi Ovarium

satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum

berasal dari gubernakulum.

Struktur ovarium terdiri atas:

1. korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang

berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial

2. medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan

pembuluh-pembuluh darah, , serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap

bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam

perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan

badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak

yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel

telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang

matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk

berovulasi.

4

Gambar 2. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

Folikel de Graff yang matang terdiri atas :

1. ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai

nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula;

2. stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat

kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada

perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor

follikuli;

3. teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan

sel-sel yang lebih kecildaripada sel granulosa;

4. teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan

ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang

melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut

dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap

sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.

Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai

berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli.

Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ.

Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama

korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya

timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya

membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat

diantaranya.

Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada

pembuahan ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan

menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat

laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi , korpus luteum tetap ada,

malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2.5 cm pada

kehamilan 4 bulan1.

5

2.2. Fisiologi Ovarium

Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi

hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum

primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap

bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga

merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone,

dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,

perkembangan dan fungsi wanita normal1.

2.3. Kista Ovarium

2.3.1. Definisi

Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung

telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di

indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa

pubertas sampai menopause, juga selama kehamilan2.

Gambar 3. Kista ovarium

Kista ovarium adalah kantung penuh cairan yang tumbuh dalam indung

telur (ovarium), salah satu bagian dari organ reproduksi wanita. Sebagian besar

kista ovarium tidak berbahaya, namun seringkali terjadi keadaan yang bersifat

gawat darurat oleh karena kantung kista ovarium pecah, tangkai terpuntir,

mengalami perdarahan atau timbul rasa nyeri2.

6

2.3.2. Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan

pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri.

Kista indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus

menstruasi.

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak

sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen

sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan

luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10

cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium

yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan

bilateral. Biasanya asimtomatik.

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur

yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan

darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening,

berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung

telur, serta terapi hormon3.

2.3.3. Epidemiologi

Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan

penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas

insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia

(14,5-15,3 per 100.000 populasi).

Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per

100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista

fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira

22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.

Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista

ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan

penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian

7

yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan

baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalam stadium akhir. Kista

dermoid yang merupakan bagian dari kista ovarium 80 % didapati pada penderita

yang berusia antara 20-30 tahun.

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko tumor

menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG

pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma

terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.

Pada usia rata-rata 30 tahun, tumor rata-rata berukuran 6 cm dan teratoma

bilateral kira-kira 10 %. Sebagian besar wanita dengan teratoma matur bersifat

asimptomatik. Pada kista dermoid yang simptomatik,sebagian besar timbul nyeri

perut dan perasan yang tidak menyenangkan3.

2.3.4. Patofisiologi

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan

kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi

ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak

menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.

Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel

yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak

sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang

disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan

diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture

akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm

dengan kista ditengah-tengah.

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami

fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus

luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil

selama kehamilan.

8

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista

fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang

kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh

gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin

atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal,

kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau

folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.

Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah

lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm

dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup

banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan

menimbulkan sakit pada daerah pelvis.

Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan

choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,

HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi

infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)

atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi

ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak

terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang

ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,

keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian

besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah

kistadenoma serosa dan mucinous.

Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis

ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel

primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3

lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak

menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang

9

menyebabkan perdarahan intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang

hebat di daerah perut bagian bawah, dan kaku4.

2.3.5. Klasifikasi

Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada

yang neoplastik dan non neoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat

jinak (noncancerous) dan tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya

adalah maligna atau ganas (cancerous) dan dapat menyebar ke bagian-bagian

tubuh lainnya. Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi

menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada umumnya, tumor ovarium dinamai

sesuai dengan asal macam sel tumor dan berdasarkan ganas tidaknya tumor.

Terdapat tiga tipe utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel permukaan

ovarium (epithelial tumors), dimulai dari sel yang melindungi permukaan luar

ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai dari sel yang menghasilkan

ovum dan tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).

Tumor Non Neoplastik:

a. Kista Folikel

b. Kista Korpus Luteum

c. Kista Lutein

d. Kista Inklusi Germinal

e. Kista Endometrium

f. Kista Stein-Leventhal

Tumor Neoplastik Jinak:

a. Kistik

b. Kistoma Ovarii Simpleks

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

d. Kistadenoma Ovarii Musinosum

e. Kista Endometroid

f. Kista Dermoid

10

g. Solid

h. Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma, Limfangioma.

i. Tumor Brenner

j. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)

Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista fungsional, adalah

kista ovarium yang paling banyak dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein,

keduanya dapat hilang dengan sendirinya. Kista dermoid, adalah jenis kista

ovarium yang dapat berasal dari jaringan ektoderm, mesoderm, bahkan endoderm,

sehingga dapat berisi jaringan lemak, rambut, gigi, tulang, dan kulit.

Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk endometriosis eksterna, yaitu

adanya jaringan endometrium yang tumbuh pada ovarium. Adanya kista ini sangat

mempengaruhi fertilitas seseorang. Kista multipel, biasanya terdapat pada wanita

yang menstruasinya bersifat an-ovulasi, yang paling sering adalah sindroma

ovarium polikistik4.

Jenis kista ovarium :

1. Kista folikular

Jenis “simple cyst” ini terbentuk bila tidak terjadi ovulasi atau bila folikel yang

matang mengalami involusi (mengempis sendiri). Umumnya terbentuk saat

ovulasi dan dapat tumbuh terus sampai mencapai ukuran 5 – 6 cm. Bila kista

ini pecah saat ovulasi, penderita akan mengeluh sakit perut (mittelschmerz)

pada sisi dimana kista tersebut terbentuk . 25% wanita ini yang memiliki kista

jenis ini akan menderita mittelschmerz. Sebagian besar tidak memperlihatkan

adanya gejala dan dalam waktu beberapa bulan kista akan menghilang dengan

sendirinya.

2. Kista korpus luteum

Jenis kista fungsional ini terbentuk setelah ovulasi (folikel yang telah

mengalami ovulasi disebut sebagai corpus luteum). Bila tidak terjadi

kehamilan, corpus luteum umumnya akan berubah bentuk menjadi corpus

albican. Namun kadang-kadang corpus luteum tersebut akan berisi cairan atau

11

darah dan tetap berada didalam ovarium ,menjadi kista korpus luteum. Kista ini

biasanya berada pada satu ovarium dan tidak menimbulkan gejala.

3. Kista hemoragikum

Terbentuk bila dalam kista fungsional terjadi perdarahan. Kista ini akan dapat

menyebabkan timbulnya rasa nyeri abdomen.

4. Kista Dermoid

Kista yang tidak normal ini umumnya mengenai wanita muda dan dapat

mencapai ukuran sampai 15 cm. Ini adalah salah satu tumor jinak yang kadang-

kadang disebut sebagai “mature cystic teratoma”. Kista dapat berisi berbagai

komponen jaringan kulit, lemak, rambut, tulang rawan, gigi. Gambaran

ultrasonografi kista dermoid sangat bervariasi, namun dengan pemeriksaan CT

scan atau MRI terlihat adanya lemak dan kalsifikasi. Kista ini dapat mengalami

peradangan atau terpuntir sehingga menyebabkan satu keadaan yang bersifat

akut.

5. Endometrioma (kista endometrioid)

Adalah merupakan bagian dari penyakit yang disebut endometriosis. Kista ini

terbentuk bila jaringan endometrium (selaput lendir dalam terus) tumbuh di

dalam ovarium. Kejadian ini mengenai wanita pada masa reproduksi dan

menyebabkan nyeri menahun yang berkaitan dengan haid. Endometriosis

adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium diluar uterus. Penderita

endometriosis umumnya menderita gangguan kesuburan. Kista endometrium

umumnya berukuran 2 – 20 cm , berisi cairan kental berwarna coklat sehingga

seringpula dinamakan “chocolate cyste”

6. Kista ovarium polikistik

Ovarium membesar sampai duakali ukuran biasa dan pada permukaan

terlihat adanya kista-kista kecil. Kejadian berawal dari tidak terjadinya ovulasi

meskipun telur dalam folikel sudah matang. Siklus seperti ini berulang terus

sehingga pada akhirnya akan terbentuk sejumlah kista kecil didalam ovarium.

Keadaan ini dapat ditemukan pada wanita normal atau dengan gangguan

endokrin.

12

Harus dibedakan dengan sindroma ovari polikistik (PCOS) yang

meliputi gejala dan kelainan patologis disamping gambaran polikistik ovarium

yang ada. PCOS meliputi resiko gangguan metabolisme dan kardiovaskular

terkait dengan resistensi insulin. Resiko-resiko tersebut antara lain, gangguan

toleransi glukosa, Diabetes tipe 2 dan hipertensi.

PCOS terkait dengan gangguan kesuburan, perdarahan abnormal,

abortus serta komplikasi kehamilan.

PCOS adalah kelainan yang relatif sering terjadi ( 4 – 7%) pada masa

reproduksi dan seringkali dikaitkan dengan karsinoma endometrium.

Untuk menegakkan diagnosa PCOS tidak cukup hanya dengan

pemeriksaan ultrasonografi saja.

7. Kistadenoma

Kista adenoma adalah tumor jinak jaringan ovarium. Kista berisi cairan lendir

yang kental. Diameter kista dapat mencapai 25 cm5.

2.3.6. Faktor Resiko

Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya

ovarium adalah wanita yang biasanya memiliki:

a. Riwayat kista ovarium terdahulu

b. Siklus haid tidak teratur

c. Perut buncit

d. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)

e. Sulit hamil

f. Penderita Hipotiroid

g. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi6.

2.3.7. Manifestasi Klinik

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya

sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi

besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat

dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain

13

seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau

kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau

perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.

Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

a. Nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri panggul

b. Rasa penuh di bagian abdomen

c. Haid tidak teratur , bisa juga jumlah darah yang keluar banyak

d. Nyeri panggul / punggung berkepanjangan yang berhubungan dengan haid

e. Nyeri panggul saat aktivitas fisik yang berat atau sanggama

f. Nyeri yang berhubungan dengan buang air kecil (miksi) atau buang air besar

(defekasi)

g. Mual dan muntah

h. Nyeri vagina atau bercak perdarahan

i. Gangguan kesuburan

j. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki6.

2.3.8. Diagnosa banding

Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak

penyakit dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah :

a. Endometriosis

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo

yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.

b. Kehamilan Ektopik

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,

dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada

pembuahan intrauterine.

c. Kanker Ovarium

Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan

ireguler6.

14

2.3.9. Diagnosis2

a. Anamnesa

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur.

Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat

menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi

penekanan terhadap kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih

menjadi sering.

b. Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita

premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah

abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada

pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa

umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga

teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini

merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan

ascites yang pasif.

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, dapat berguna untuk menemukan

massa kanker di ovarium serta ganas atau tidaknya kanker.

Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang

oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang

tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang

lebih putih dari dinding depannya.

15

Gambar 4. USG kista ovarium7

Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler

(bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus

(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di

dalam kista.

2. CT scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging), dapat digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh kanker menyebar dan lokasi kanker.

3. Laparoskopi diagnostik, merupakan pemeriksaan pasti untuk dapat

menentukan keganasan kanker. Indikasi untuk melakukan laparoskopi

antara lain :

a. massa ovarium > 7 cm

b. pembesaran ovarium pada masa menopause atau 1 tahun sebelum

menstruasi

c. pasca pemberian kontrasepsi hormonal

d. tumor bilateral (kecuali kista theca lutein)

e. tumor keras

f. gejala torsi (tumor terputar) atau rupture (tumor pecah)

g. ascites

4. Pemeriksaan CA 125. Serum CA 125 merupakan tumor marker yang dapat

digunakan untuk memisahkan antara kanker yang ganas dengan jinak. Akan

tetapi pemeriksaan ini lebih akurat pada wanita yang telah mengalami

16

menopause, sedangkan pada wanita yang belum menopause hasilnya

diragukan.

h. Pemeriksaan hormonal (LH, FSH, Estradiol, Testosterone)

i. Tes kehamilan : tindakan terhadap penderita kista ovarium yang hamil

tidak sama dengan tidak hamil. Kemungkinan kehamilan ektrauterin

harus diseingkirkan oleh karena gejala yang mirip dengan kista ovarium

j. Kuldosintesis : Pengambilan cairan dalam cavum douglassi

transvaginal.

k. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan sekret (yang meliputi:

Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus, epitel,

lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb

(Hemoglobin).

Terdapat beberapa cara untuk menentukan apakah kista pada ovarium bersifat

jinak atau ganas, yaitu :

Berdasarkan pemeriksaan fisik

Jinak bila:

a. Pergerakkan Mudah digerakkan (mobile)

b. Konsistensi / Isi Kistik

c. Terdapat hanya di 1 sisi atau 2 sisi tubuh

d. Permukaan Halus dan tidak berdungkul (smooth)

Ganas bila:

a. Pergerakkan Sulit digerakkan (fixed / menetap)

b. Konsistensi / Isi Padat (solid)

c. Terdapat di 1 sisi tubuh 2 sisi tubuh

d. Permukaan Berdungkul-dungkul

17

Berdasarkan hasil radiografi

Jinak bila:

a. Kista sederhana dengan ukuran kurang dari 10 cm

b. Tebal sekat kurang dari 3 mm

c. 1 sisi

d. Tidak membentuk massa di perut

Ganas bila:

a. Tumor solid (padat) atau campuran

b. Banyak sekat dan tebal sekat (dinding) lebih dari 3 mm

c. 2 sisi

d. Membentuk massa di perut (asites)

Berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi (PA) sel-selnya

Jinak bila:

a. Tidak ada perlekatan sehingga mudah digerakkan (mobile)

b. Kapsul (pembungkus) kista utuh

Ganas bila:

a. Ada perlekatan sehingga sulit digerakkan (fixed).

b. Kapsul (pembungkus) kista tidak utuh / pecah / rupture.

Gambaran Radiologi Kista Ovarium

Gambaran radiologis kista ovarium dapat dilihat pada pemeriksaan foto

polos pelvis, ultrasonografi, nuclear medicine, CT-Scan, dan Magnetic Resonance

Imaging (MRI).

18

- Foto Polos Pelvis

-

Ultrasonografi

Kista

Ovarium

a. Dapat

membantu untuk mengetahui karakteristik dari kista ovarium

b. Kista unilokuler dan memiliki dinding tipis yang mengelilingi suatu kavitas

yang terdiri dari terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal

echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam

kista. Kista ini tidak mungkin menjadi suatu kanker. Sebagian besar kista

tersebut adalah folikular fungsional atau kista luteal kistadenoma serosa atau

kista inklusi.

c. Kista kompleks memiliki lebih dari satu ruangan/septa (multiokular) ,

dinding tebal, proyeksi ke dalam lumen atau pada permukaan atau kondisi

abnormal dalam isi kista. Kista maligna biasanya termasuk dalam kategori

ini.

d. Kista hemoragik, endometrioma dan dermoid pada pemeriksaan sonogram

memiliki karakteristik yang dapat membantu untuk membedakannya dari

kista maligna kompleks.

e. Sonogram tidak dapat membantu untuk membedakan hidrosalpin,

paraovarian, dan kista tuba dari kista ovarium.

f. Ultrasonografi endovaginal dapat menguraikan secara rinci struktur

morfologi pelvis.

19

Gambar 5. Kista Dermoid Ovarium Potongan AP7

g. Ultrasonografi transabdominal lebih baik daripada endovaginal

ultrasonografi untuk evaluasi besarnya massa dan menilai struktur

intraabdominal lain seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat pemeriksaan

transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan vesica urinaria

terisi/penuh8.

Patologi Anatomi Kista Ovarium

Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau

setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang

terbungkus oleh selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang

berbentuk seperti anggur. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan

normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ini adalah kista benigna ovarium. Kemungkinan kista ini adalah kista

folikuler. Kadang-kadang kista dapat mencapai ukuran tertentu dalam sentimeter

dan, jika terjadi ruptur dapat

menyebabkan nyeri pada perut.

20

Gambar 6. Kista Ovarium Benigna

Teratoma ovarium atau dermoid cyst terjadi karena jaringan dalam telur

yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut,

tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa

gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/pecah9.

2.3.10. Penatalaksanaan

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun

tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan

tidak memerlukan penanganan medis.

Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan

pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan

hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,

pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan

beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka

kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.

1. Pendekatan

Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan

tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak

memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG

ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.

Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista

berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.

2. Medikasi

21

Gambar 7. Teratoma Ovarium Matur

a. Pil kontrasepsi oral berguna untuk mengatur siklus haid, mencegah

pembentukan kista yang dapat berubah menjadi kista dan mungkin dapat

menurunkan atau mengecilkan ukuran kista.

b. Pereda rasa sakit : NSAID atau narkotik (harus dengan resep dokter)

3. Pembedahan

Jika kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa episode

menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa

postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah

yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Laparatomy.

Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang

dilakukan dengan membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter 5-10

milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk

memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar

dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk

peralatan bedah yang lain, misalnya laser yang akan mengangkat kista

ovarium.

a. Laparoskopi Rongga abdomen diisi dengan gas kemudian dibuat insisi

kecil untuk memasukkan instrumen kedalam abdomen. Dengan instrumen

ini ahli bedah dapat melihat dan mengangkat kista ovarium.

b. Laparotomi Pembedahan yang lebih invasif dimana ahli bedah akan

membuka perut dengan sayatan melintang atau vertikal untuk dapat

mengangkat kista ovarium yang besar.

c. Pembedahan pada kista ovarium yang terpuntir. Tangkai kista ovarium

dapat terpuntir dan menyebabkan rasa nyeri hebat. Penderita dapat

mengalami mual atau muntah. Ini adalah keadaan gawat darurat dimana

diperlukan tindakan pembedahan yang sifatnya segera untuk memperbaiki

keadaan yang terjadi10.

2.3.11. Komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-

angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-

22

gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam

jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang

menimbulkan nyeri perut yang mendadak.

b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5

cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun

gangguan ini jarang bersifat total.

c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut

dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk

mengosongkan kandung kemih secara sempurna.

d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar

kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang

menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting11.

2.3.12. Pencegahan

Adapun langkah-langkah untuk mengurangi resiko terkena kanker

ovarium terutama pada wanita resiko tinggi antara lain:

1. Melahirkan anak minimal 1 kali

2. Menggunakan kontrasepsi oral

3. Mengangkat indung telur bila wanita telah memiliki cukup anak dan tidak

ingin hamil lagi

4. Pada wanita yang memiliki riwayat keluarga sering terkena kanker payudara,

maka screening mammography dan serum CA 125 harus dilakukan pada usia

30 tahun dan teratur untuk tahun-tahun selanjutnya.

5. Pemeriksaan tumor marker, USG atau CT-scan secara berkala untuk deteksi

dini kanker.

6. Pada wanita dengan riwayat penyakit atau penyakit kista ovarium, sebaiknya

membatasi aktivitas fisik yang berlebihan untuk mencegah kista pecah atau

terpuntir.

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah kanker ini tetapi deteksi dini

dan tindakan terapi dini dan efisien dapat mengurangi angka kematian. Karena itu

para wanita harus mulai menggalakkan program pemeriksaan diri berkala ke

23

dokter kebidanan pribadinya agar dapat memonitor kesehatan pribadi secara

maksimal dan meminimalkan resiko kanker12.

2.3.13. Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di

jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena

karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama

kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium

akhir.

Segi Kelangsungan Hidup

Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat

berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun

(“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira

20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan

stadium lanjut.

Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan

dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini

belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat

kanker terkemuka di dunia sekalipun.

Segi Kelangsungan Organ

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun

tidak akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan

tidak memerlukan penanganan medis.

Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan

pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan

terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila

memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan

mengecil sendiri13.

24

2.4. Kista Ovarium Terpuntir

2.4.1. Definisi

Kista ovarium terpuntir adalah bila kista ovarium yang terjadi terpuntir pada

tangkai vaskularnya dan mengganggu suplai darah. Kista dan ovarium (dan sering

diikuti sebagian tuba) mengalami nekrosis.

Kista ovarium terpuntir merupakan penyebab nyeri abdomen bagian bawah

yang jarang namun signifikan pada wanita. Presentasi klinisnya sering tidak

spesifik dengan temuan fisik tidak khas, biasanya menimbulkan keterlambatan

diagnosis dan penanganan bedah1.

2.4.2. Etiologi

a. Perubahan anatomis yang mempengaruhi berat dan ukuran ovarium dapat

mengubah posisi tuba fallopi dan menimbulkan puntiran. Kehamilan kadang-

kadang menyebabkan kista terpuntir, sekunder terhadap pembesaran ovarium

yang terjadi selama ovulasi dengan kelemahan jaringan penyokong ovarium.

b. Malformasi kongenital dan pemanjangan tuba fallopi dapat ditemukan pada

sebagian pasien prepubertas muda.

c. Tumor ovarium. Menyebabkan lebih dari setengah kasus torsi adnexa. Tumor

dermoid adalah yang paling sering. Tumor ganas lebih jarang daripada tumor

jinak. Hal ini disebabkan perlekatan kanker yang memfiksir ovarium ke

jaringan sekitar.

d. Pasien dengan riwayat pembedahan pelvis (terutama ligasi tuba) memiliki

resiko lebih tinggi terhadap kista terpuntir14.

2.4.3. Epidemiologi

Kista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun umumnya

terjadi pada awal usia reproduksi. Hampir 17% kasus ditemukan pada wanita

premenarche dan postmenopause. Usia median adalah 28 tahun dengan persentasi

pasien berusia <30 tahun mencapai 70-75%15.

25

2.4.4. Patofisiologi

Kista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium yang

membesar patologis. Ireguleritas ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba

yang terlibat. Proses tersebut dapat berlangsung pada ovarium saja tapi lebih

sering mempengaruhi kedua ovarium dan tuba (adnexa terpuntir). Hampir 60%

torsi terjadi pada sisi kanan.

Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. Kista

ovarium terpuntir normalnya paling sering terjadi pada usia muda, dimana

abnormalitas perkembangan misalnya tuba yang panjang atau ketiadaan

mesosalfing mungkin berperan. Faktanya, kurang dari setengah terpuntirnya

ovarium pada pasien anak melibatkan kista, teratoma, atau massa lainnya. Selama

hamil muda, adanya pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan

predisposisi terpuntirnya kista. Wanita yang menjalani induksi ovulasi untuk

infertilitas memiliki resiko lebih besar, dimana adanya kista teka lutein

memperbesar volume ovarium secara bermakna.

Tumor ovarium, jinak maupun ganas berimplikasi pada 50-60% kasus.

Massa yang terlibat hampir seluruhnya lebih besar dari 4-6 cm, walaupun jug

mungkin terjadi pada massa berukuran lebih kecil2.

2.4.5. Diagnosis

a. Anamnesis

Pasien datang dengan onset mendadak, berat, nyeri abdomen bagian bawah

unilateral yang memburuk secara intermiten dalam beberapa jam. Hampir 25%

pasien mengalami nyeri bilateral kuadran bawah yang dideskripsikan sebagai

nyeri tajam atau lebih jarang berupa kram.

Mual muntah terjadi pada hampir 70% pasien, menyerupai nyeri yang

berasal dari traktus gastrointestinal dan menyulitkan diagnosis.

Riwayat penyakit yang sama sebelumnya mungkin membantu sehubungan dengan

adanya torsi yang membaik secara spontan. Demam mungkin merupakan temuan

26

akhir bila ovarium mengalami nekrosis. Onset selama latihan fisik atau gerakan

aktif lainnya umum terjadi.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik, sebagaimana anamnesis biasanya tidak spesifik dan

sangat bervariasi. Massa adnexa kenyal, unilateral, dilaporkan pada 50-90%.

Bagaimanapun, tidak adanya temuan ini tidak menyingkirkan diagnosis.

Nyeri tekan umum ditemukan; tetapi cukup ringan pada 30% pasien. Oleh

karena itu, tidak adanya nyeri tekan tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan

kista ovarium terpuntir. Nyeri lepas dan muscle rigidity dapat ditemukan dan

sering sulit dibedakan dari abses pelvis atau apendisitis.

Temuan massa ovarium mungkin mengarahkan, namun bisa menyesatkan

asal sumber nyeri. Karena massa yang terlibat biasanya non-neoplasma atau kista

hemoragik, yang memang menimbulkan nyeri pada lokasi dan dengan kualitas

yang sama.

c. Pemeriksaan penunjang

1. USG adalah modalitas pencitraan utama untuk pasien yang dicurigai

mengalami kista ovarium terpuntir. Pembesaran ovarium sekunder terhadap

kerusakan drainase vena dan limfatik adalah temuan paling umum pada

kista ovarium terpuntir.

2. Kombinasi Doppler flow imaging dengan penentuan morfologik ovarium

dapat meningkatkan akurasi diagnosis; membantu memperkirakan viabilitas

struktur adneksa dengan menggambarkan aliran darah pada pedikel yang

terpuntir dan adanya aliran vena sentral.

3. Computed tomography dapat menggambarkan pembesaran ovarium dan

massa adneksa, tapi tidak dapat mengevaluasi da tidaknya aliran darah ke

ovarium yang terlibat. CT dapat berguna dalam menyingkirkan penyebab

lain nyeri abdomen bawah bila diagnosis tidak dapat ditentukan. CT dapat

menyingkirkan adanya massa pelvis5.

27

2.4.6. Tatalaksana

Pembedahan dilakukan untuk menghilangkan jaringan nekrotik. Jika

pembedahan tidak dapat dilakukan, bedrest, cairan intravena, dan analgesik dapat

memberikan hasil yang memuaskan, walaupun membutuhkan waktu yang lebih

lama. Dapat digunakan obat-obatan untuk mengatasi gejala yang muncul seperti

penggunaan antiemetik/ sedatif9.

2.4.7. Komplikasi

a. Infeksi

b. Peritonitis

c. Sepsis

d. Adhesi

e. Nyeri kronis

f. Infertilitas (rare)8.

2.4.8. Prognosis

Baik dengan diagnosis dini dan penanganan tepat15.

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. IDENTITAS

28

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. T

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 27 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Tulung Selapan RT.05 RW.04 Kec. Tulung

Selapan OKI

Tgl. Masuk RS : 12 November 2013

IDENTITAS SUAMI

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 28 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

Alamat : Tulung Selapan RT.05 RW.04 Kec. Tulung

Selapan OKI

3.2. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Keluhan terdapat benjolan pada perut bagian bawah disertai rasa nyeri

sejak ± 1 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik KIA RSUD Palembang BARI dengan

keluhan terdapat benjolan yang disertai rasa nyeri pada perut bagian

29

bawah sejak ± 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh keluar darah dari

vagina sejak ± 2 bulan yang lalu.

Riwayat Menstruasi

Haid pertama kali umur : 14 tahun

Siklus haid : teratur

Lamanya : 6 hari

Banyaknya : 2-3 X ganti pembalut/ hari

Dismenorea : (-)

Riwayat KB

Pasien mengaku mengunakan kontrasepesi suntik selama 5 tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-), alergi obat dan

makanan (-).

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-), alergi obat dan

makanan (-), riwayat anggota yang mengalami seperti ini (-). Riwayat

keganasan (-).

Riwayat Operasi

Pasien tidak pernah dioperasi apapun sebelumnya.

Riwayat Kebiasaan

Merokok (-), minum alkohol (-), minum jamu (-).

3.3. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis :

Keadaan umum : tampak sakit sedang

30

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital : TD : 110/80mmHg

N : 82x/menit

RR : 20 x/m

T : 36.2 0C

Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut.

Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak kuning.

Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-)

THT : Sekret (-), mukosa tidak hiperemis

Leher : Perabaan kelenjar tiroid tidak teraba,perabaan kelenjar getah

bening tidak teraba.

Thoraks :

o Cor : S1-S2 normal reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada

o Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak

ada

o Mammae : Sepasang, simetris kanan dan kiri, areola berwarna

gelap, dan retraksi puting -/-. Nyeri tekan -/-, tidak teraba massa.

Abdomen :

o Inspeksi : Massa (-)

o Palpasi :

Hepar dan lien tidak teraba

Dinding abdomen tegang

Teraba massa memenuhi seluruh abdomen, permukaan rata

dan licin, mobile, nyeri tekan (+)

Defense (-), undulasi (+)

o Perkusi : redup pada seluruh abdomen

o Auskultasi : bising usus (+) Normal

Ekstremitas : Akral hangat +/+, oedema tungkai pitting -/-, pembesaran

kelenjar lipat paha -/-

31

Status Ginekologi :

Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan ginekologi. Pada kasus

seharusnya dilakukan pemeriksaan ginekologi dan berdasarkan teori

pemeriksaan ginekologi, yaitu :

Pemeriksaan Luar

Inspeksi : Datar/cembung

Palpasi :

Fundus Uteri : tidak teraba

Massa tumor: teraba massa pada abdomen bawah, permukaan rata, mobile,

konsistensi kistik.

Inspekulo

Portio, OUE tertutup/Terbuka, fluxus

Pemeriksaan Dalam

- Vulva

- Vagina

- Portio

- Osteum Uteri Eksternum

- Corpus Uteri

- Parametrium kanan-kiri

- Cavum douglas

3.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi :

Hb : 12,8 g/dL

Leukosit : 9.600/mm3

Trombosit : 366.000/ul

32

Hematokrit : 38 %

Diff. Count : 0/1/2/59/35/3

Gol. Darah : B

3.5. DIAGNOSIS

Kista ovarium terpuntir

3.6. PENATALAKSANAAN

IVFD RL gtt 20x/menit

Rencana laparatomi

3.7. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

Ad fungsionam : ad malam

33

3.8. FOLLOW UP

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

16/11/13 Nyeri

pada luka

operasi

KU : Tampak sakit ringan

Sens : CM

TD: 120/80,

N: 84x/menit,

RR : 22x/menit,

T: 36,2˚C

Status.Gynekologi:

- Luka operasi tenang (+)

- Tanda-tanda cairan bebas

(-)

Post Salpingo

ophorectomy

ecausa kista

ovarium

-IVFD RL = 2 amp

keterolac gtt

20x/menit

- Ceftriaxone 2x1 gr

i.v

-Metronidazole Flash

2x1

-Asam Tranexamat

3x500 mg i.v

-Alinamin-F 2x25 mg

i.v

-24 jam bedrest total

17/11/13 Nyeri

pada luka

operasi

KU : Tampak sakit ringan

Sens : CM

TD: 120/70,

N: 80x/menit,

RR : 20x/menit,

T: 36,7˚C

Status.Gynekologi:

- Luka operasi tenang (+)

- Tanda-tanda cairan bebas

(-)

Post Salpingo

ophorectomy

ecausa kista

terpuntir

-IVFD RL = 2 amp

keterolac gtt

20x/menit

- Ciprofloxacine 2x1

gr i.v

-Metronidazole Flash

2x1

-Asam Tranexamat

3x500 mg i.v

-Alinamin-F 2x25 mg

i.v

-Diet bubur cair

-Mobilisasi duduk

34

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan

18/11/13 Nyeri

pada luka

operasi

KU : Tampak sakit ringan

Sens : CM

TD: 120/80,

N: 84x/menit,

RR : 20x/menit,

T: 36,5˚C

Status.Gynekologi:

- Luka operasi tenang (+)

- Tanda-tanda cairan bebas

(-)

Post Salpingo

ophorectomy

ecausa kista

ovarium

terpuntir

-Ciprofloxacin 3x1 tab

-As. Mefenamat 3x1

tab

-Metronidazole 3x1

tab

-B-Com C 1x1 tablet

-Boleh pulang

35

BAB IV

ANALISIS KASUS

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat

tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam

atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.

Keluhan pada kista ovarium terpuntir adalah perut terasa penuh, berat,

kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), haid tak

teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar

kepanggul bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pergeseran

payudara mirip seperti pada saat hamil. Pada pasien ini didapatkan keluhan

keluhan terdapat benjolan yang disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah sejak

± 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh keluar darah dari vagina sejak ± 2

bulan yang lalu.

Penyebab kista ovarium adalah stimulasi yang berlebihan terhadap

gonadotropin. Selain itu, gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan

khoriokarsinoma), fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan

epitel permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik, dan zat karsinogen,

zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik. Pada pasien ini

penyebabnya masih perlu dicari.

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah

karena kista tersebut terpuntir. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan

terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan

miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga

menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering. Pada pasien anamnesa yang

tidak didapatkan keluhan BAK yang sedikit.

Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan kista

ovarium adalah kista yang besar dan dapat teraba dalam palpasi abdomen.

Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik,

36

mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada

satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada

ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada

perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif. Pada pasien ini, didapatkan

pemeriksaan fisik teraba massa kistik ukuran 10 x 10 cm, mobile, permukaan rata,

berbatas tegas pada abdomen.

Pada pemeriksaan laboratorium hematologi dalam batas normal. Kesan

USG kista ovarium terpuntir. Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk

mendiagnosa kista ovarium adalah USG. USG Merupakan alat terpenting dalam

menggambarkan kista ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak

batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, atau ovarium, apakah tumor kistik

atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas

dan tidak dapat membantu mengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada kista ovari dapat dipakai prinsip

bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik

tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang

tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi

anatomi untuk diperiksa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak

membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post

menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas

normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan

pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran

kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah

diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yanglebih besar 10 cm dan kista

ovarium kompleks.

37

Operasi dilakukan karena ukuran kista yang melebihi 5 cm dan sudah

menggangu organ sekitar. Pada operasi terlihat dijumpai massa kistik menempel

ke dinding perut berasal dari ovarium kanan, cairan kista coklat encer. Tidak

dijumpai tanda-tanda malignancy ditunjukan dengan tidak adanya pembesaran

kelenjar – kelenjar. Prognosis pada pasien ini adalah Dubia ad Bonam jika

penatalaksanaan telah benar dan sesuai prosedur.

Pemantauan hari pertama post operasi os mengaku masih nyeri dibagian

luka bekas operasi, keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 120/80

mmHg , HR 84 x/menit, RR 22 x/menit, dan T 36,2 °C, status gynekologi luka

operasi tenang (+), cairan bebas (-). penatalaksanaan IVFD RL + 2 amp keterolac

dengan gtt xx, diberikan Ceftriaxone 2x1 gr (iv), metronidazole Flash 2x1, Asam

Traneksamat 3x500 mg (iv), Alinamin-F 2x25 mg (iv), 24 jam bedrest total.

Pemantauan hari kedua post operasi os mengaku masih nyeri dibagian luka

bekas operasi, keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 120/70

mmHg , HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, dan T 36,7 °C, status gynekologi luka

operasi tenang (+), cairan bebas (-). penatalaksanaan IVFD RL + 2 amp keterolac

dengan gtt xx, diberikan Ceftriaxone 2x1 gr (iv), metronidazole Flash 2x1, Asam

Traneksamat 3x500 mg (iv), Alinamin-F 2x25 mg (iv), diet bubur cair, dan

mobilisasi duduk.

Pemantauan hari ketiga post operasi os mengaku nyeri tidak dirasakan lagi,

keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 120/80 mmHg , HR 84

x/menit, RR 20 x/menit, dan T 36,5 °C, status gynekologi luka operasi tenang (+),

cairan bebas (-). penatalaksanaan IVFD RL AFF, diberikan Ciprofloxacin 3x1 tab,

metronidazole 3x1 tab, As. Mefenamat 3x1 tab, B-com C 1x1 tablet,boleh pulang.

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat

menimbulkan pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat.

Penemuan terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan laparoskopi.

Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi,

tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi,

sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali. Pada wanita

yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah hysterectomytotalis

dan salping oophorectomy bilateral walaupun tidak terdapat tanda-tanda

keganasan.

Kista ovarium terpuntir adalah bila kista ovarium yang terjadi terpuntir

pada tangkai vaskularnya dan mengganggu suplai darah. Kista dan ovarium (dan

sering diikuti sebagian tuba) mengalami nekrosis.

Kista ovarium terpuntir merupakan penyebab nyeri abdomen bagian

bawah yang jarang namun signifikan pada wanita. Presentasi klinisnya sering

tidak spesifik dengan temuan fisik tidak khas, biasanya menimbulkan

keterlambatan diagnosis dan penanganan bedah.

5.2. Saran

Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan

terutama kista ovarium terpuntir. Penyakit ini disebut juga silent killer karena

gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan kebanyakan

diketahui saat kista sudah besar. Menghindari faktor pemicu timbulnya kista

ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang

sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit penyakit.

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom

KD. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004.

2. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis

and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994.

3. Helm, CW. Ovarian Cyst. 19 maret 2008. (Available at :

http://.emedecine.com/med/topic1699.htm, accessed on 28 Agustus 2013)

4. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor

Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I.

Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.

5. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik

Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi

Indonesia; 2006.

6. Sanders M. Mucinous Cystadenocarcinoma. (Available at:

http://radiology.uchc.edu/Atlas/GYN/530b.htm, accessed on 28 Agustus

2013)

7. Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri

Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC.

8. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

9. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset

10. Rabe, Thomas. 2002. Buku saku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Hipokrates

11. Prawirohardjo, Sarwono. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Dalam Ilmu

Kandungan edisi kedua, cetakan kelima.

40

12. R. James, S. Ronald, Y. Beth. Neoplasm of the Ovarian and Fallopian Tube.

Dalam : Danforth’s Obstretics and Gynecology, ed 9. California : Lippincott

Williams & Wilkins Publishers.

13. Monga, Ash. Benign tumors of the ovary. Dalam : Ginecology By Ten

Teachers, ed 18. New York : Edward Arnold Publishers.

14. A. John, W. Howard. Surgery for benign gynecologic conditions. Dalam : Te

Linde's Operative Gynecology, 10th Edition. California : Lippincott Williams

& Wilkins Publishers.

15. Prof. Sastrawinata, Sulaiman. 2010. Ginekologi edisi 2. Bandung. Elstar

Offset.

41