isi, novita

53
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Letak Geografis Praktik kerja dilaksanakan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 yang terletak di Kabupaten Pobolinggo, Propinsi Jawa Timur. Letak Kota Probolinggo berada pada 7° 43′ 41" sampai dengan 7° 49′ 04" Lintang Selatan dan 113° 10′ sampai dengan 113° 15′ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya. PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit Breeding ini terletak di Desa Sepuh Gempol km 12,9 Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo. Jarak Desa Sepuh Gempol dari pemerintahan kecamatan sekitar 25 km. Luas area perusahaan ini mencapai 54 Ha, terdapat 5 flock terdiri dari 54 kandang tertutup (Close House), bangunan kandang, kantor, ruang sanitasi, bangunan mess, bangunan workshop, sarana olahraga, gudang pakan

Upload: abmalanank

Post on 01-Jan-2016

124 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi, Novita

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Letak Geografis

Praktik kerja dilaksanakan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 yang

terletak di Kabupaten Pobolinggo, Propinsi Jawa Timur. Letak Kota Probolinggo

berada pada 7° 43′ 41" sampai dengan 7° 49′ 04" Lintang Selatan dan 113° 10′

sampai dengan 113° 15′ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Kota

Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah

timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan

kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya. PT Charoen

Pokphand Jaya Farm unit Breeding ini terletak di Desa Sepuh Gempol km 12,9

Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo. Jarak Desa Sepuh Gempol dari

pemerintahan kecamatan sekitar 25 km.

Luas area perusahaan ini mencapai 54 Ha, terdapat 5 flock terdiri dari 54

kandang tertutup (Close House), bangunan kandang, kantor, ruang sanitasi,

bangunan mess, bangunan workshop, sarana olahraga, gudang pakan dan kantin.

Denah lokasi kandang selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

1.2. Sejarah Perusahaan

PT Charoen Pokphand Group pertama kali berdiri di Bangkok pada tahun

1921. Berkembang kemudian di Hongkong, Thailand, dan membuka cabang di

Indonesia pada tahun 1972. Pusat perusahaan Charoen Pokphand berada di Jl.

Ancol Barat VIII No. I. Cabang perusahaan di Indonesia sendiri sebanyak 152

unit perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha. Bidang usaha tersebut

antara lain: pertanian, peternakan, aquabisnis, komunikasi dan teknologi.

Page 2: Isi, Novita

2

Kegiatan yang diusahakan meliputi bibit, pakan ternak, peralatan peternakan

(Poulty Equipment), pelaksanaan pembesaran secara intensif melalui peternakan

plasma, sektor aquabisnis meliputi udang, ikan, sedangkan bidang komunikasi

adalah mengeluarkan produk pasca bayar maupun prabayar jaringan yaitu

“TREE” atau ditulis “3”. Perusahaan ini mempunyai misi meningkatkan

intelektual masyarakat melalui nutrisi yang bagus dari kualitas makanan yang

tinggi.

PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 Probolinggo berdiri pada tahun

2002. Sebelum menjadi PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 perusahaan ini

bernama Dharmala, kemudian di beli oleh PT Charoen Pokphan pada tahun 2002.

PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 bergerak dibidang Breeding yang

mempunyai karyawan berjumlah kurang lebih 200 orang. Karyawan itu sendiri

terdiri dari 2 orang manager, 8 orang supervisor, 8 orang asisten supervisor, 2

orang statistik dan sisanya sebagai caretaker (pekerja kandang), driver, teknisi,

security,dan washer.

1.3. Bidang Usaha yang Dijalankan

PT Charoen pokphand unit 8 Probolinggo merupakan perusahaan yang

bergerak pada usaha pemeliharaan ayam bibit induk (Parent Stock). Ayam yang

dipelihara berasal dari dari DOC (Day Old Chick) yang dihasilkan dari telur ayam

Grand Parent Stock yang dipelihara di Subang, Jawa Barat. Strain yang

dipelihara PT Charoen pokphand unit 8 adalah : flock D strain Ross dan flock E

strain Cobb. Umur ayam di PT Charoen pokphand unit 8 Probolinggo setiap flock

berbeda-beda, flock A, B dan C masih persiapan kandang, sedangkan flock D dan

Page 3: Isi, Novita

3

E dalam fase pertumbuhan atau growing masing-masing berumur 6 minggu dan 8

minggu.

Page 4: Isi, Novita

4

II. METODE

2.1. Materi

Materi yang digunakan dalam praktik kerja meliputi : (1) Ayam strain Cobb

dan Ross, (2) Bangunan kandang tipe Close House, (3) Vaksinasi dan

perlengkapan pendukung vaksinasi, (4) Fasilitas lain penunjang kegiatan

pemeliharaan ayam bibit induk misalnya: truk pengangkut pakan.

Pengumpulan data di lakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengamati dan mengikuti kegiatan pemeliharaan di PT Charoen Pokphand unit

8 Probolinggo.

2. Melakukan wawancara dengan manager farm, supervisor, dan anak kandang.

3. Melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan.

2.2. Prosedur Kerja

2.2.1. Kegiatan Rutin

Program biosekuriti, pemberian pakan dan air minum, grading, sistem

ventilasi, penimbangan bobot badan, pencahayaan (Lighting).

2.2.2. Kegiatan Insidental

Vaksinasi, penanganan alas kandang (litter) dan culling.

2.2.3. Kegiatan Penunjang

Pengamatan kandang, diskusi dengan supervisor dan anak kandang.

Page 5: Isi, Novita

5

2.3. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik kerja dilaksanakan mulai tanggal 17 Januari sampai dengan

16 Februari 2013. Pelaksanaan praktik kerja dilaksanakan di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Probolinggo Jawa Timur yang beralamat di Desa Sepuh

Gempol km 12,9 Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo.

Page 6: Isi, Novita

6

III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Kegiatan Rutin

3.1.1. Kegiatan Biosekuriti

Program Biosekuriti adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah

masuk dan menyebarnya agen penyakit kepada ternak unggas. Pencegahan

dilakukan agar agen-agen penyakit dari luar farm tidak masuk ke dalam area farm,

tidak terjadi penyebaran agen penyakit antar flock, antar kandang, dan tidak

menjadi sumber penyakit bagi area di sekitar farm. Kegiatan Biosekuriti di PT

Charoen Pokphand unit 8 sudah memenuhi standar yaitu dilakukan upaya untuk

mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi : sanitasi karyawan, sanitasi

kendaraan, sanitasi barang bawaan, dan sanitasi lingkungan.

Sanitasi karyawan dilakukan dua kali yaitu di Ring 1 (Sanitasi depan) dari

area parkir menuju area farm (ruangan sanitasi terpisah untuk setiap flock,

karyawan kantor, karyawan harian, dan satpam), yaitu melakukan celup kaki,

lepas baju rumah, spray desinfektan, mandi dan keramas, ganti baju jalan, dan

Ring 2 (Sanitasi flok) dari farm menuju ke kandang, yaitu dengan melakukan

celup kaki, lepas baju jalan, spray desinfektan, mandi dan keramas, ganti baju

kandang, pakai masker, topi, dan sepatu boots, jalan ke kandang, celup tangan dan

sepatu, kemudian masuk kandang.

Sanitasi kendaraan dilakukan dua kali yaitu di Ring 1 (Sanitasi depan) dari

area parkir menuju area farm, dan Ring 2 (Sanitasi flok) dari farm menuju ke

kandang, setiap kendaraan dari luar yang akan masuk melakukan semprot roda

Page 7: Isi, Novita

7

dan bagian bawah kendaraan dengan formalin, celup roda dan semprot dengan

desinfektan (Gambar 1.b), sopir melakukan sanitasi dan ganti baju.

Sanitasi barang bawaan yang tidak tahan air harus masuk ke dalam kotak

sanitasi U.V. baik itu di Ring 1 maupun Ring 2 (Gambar 1.c). Sanitasi

lingkungan biasanya dilakukan pemotongan rumput secara berkala agar

ketinggian rumput tidak terlalu rimbun, sehingga bisa dibantu oleh panas dari

matahari, serta dengan penyemprotan formalin di jalanan farm. Obat yang

digunakan di PT Charoen Pokphand unit 8 adalah BKC 20 % dengan dosis 500 ml

: 1000 air.

a. Ruang Sanitasi Manusia b. Sanitasi Kendaraan

c. Box UltravioletGambar 1. Ruang Sanitasi

Page 8: Isi, Novita

8

Pengendalian rodensia (tikus) dilakukan setiap selesai afkir ayam tua dan

selama persiapan sebelum kedatangan DOC di setiap kandang serta apabila

ditemukan adanya gangguan tikus saat kandang telah terisi ayam (DOC, Grower,

Layer) dengan menggunakan racun Temix dan Contract. Pengendalian hama

serangga dilakukan setiap selesai afkir ayam tua dan saat proses persiapan

kandang sebelum penerimaan DOC dengan menggunakan insektisida (Sevin)

untuk membunuh serangga terutama Frangky dan Kecoa, atau dengan insektisida

(Agita) terutama untuk mengatasi gangguan lalat.

Gambar 2. Insektisida (Agita)

North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semua desinfektan yang dipakai

harus memenuhi syarat yaitu: (1) Ampuh membunuh bakteri atau kuman bakteri;

(2) Tidak beracun bagi manusia; (3) Efektif pada material organik berjumlah

sedang; (4) Tidak merusak dan menyebabkan noda; (5) Dapat larut dalam air;

(6) Mampu menembus materi-materi serta celah-celah; (7) Mudah dicari dan

tidak mahal. Program biosekuriti yang dilakukan oleh PT Charoen Pokphand

Jaya Farm Probolinggo dilakukan dengan tujuan untuk memutus hubungan luar

dengan dalam untuk menurunkan sumber dari penyebab kontaminasi penyakit,

Page 9: Isi, Novita

9

sehingga memungkinkan kondisi ayam yang sehat, aman dan terpercaya.

Sudarisman (2000) mengatakan bahwa biosekuriti mencakup tiga hal utama,

yaitu sebagai berikut : (a) Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit; (b)

Meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk semang;

(c) Membuat tingkat kontaminasi lingkungan. Biosekuriti bukan saja diarahkan

pada tindakan kebersihan semata, namun lebih luas lagi bagaimana cara

memberikan jaminan keamanan pada ternak agar ternak yang dipelihara mampu

hidup lebih nyaman untuk dapat memberikan hasil optimal pada peternak (Suska,

Daman. 2007).

3.1.2. Pemberian Pakan

Pakan diberikan untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan dan

perkembangan yang optimum, kematangan seksual, produksi serta fertilitas yang

diinginkan. Pemberian pakan yang baik akan menjamin pertumbuhan bobot

badan selama pertumbuhan dan penggemukan. Jika breeding, feeding, serta

manajemen baik, maka dapat meningkatkan produksi. Ketiga faktor tersebut

merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan.

Manajemen yang dilakukan haruslah betul-betul dikontrol dan dilaksanakan

secara intensif dimulai dari cara pemberian pakan atau metode yang dilakukan,

program pakan maupun tindakan lainnya yang diperlukan dalam usaha

menciptakan keseragaman atau uniformity serta untuk mendapatkan produktifitas

yang tinggi dalam pencapaian produksi yang optimal.

Pakan yang diberikan pada ayam bibit pedaging harus merata sepanjang hari

agar dapat memenuhi kebutuhan ternak. Oleh karena itu, perlu dilakukan perataan

pakan saat pemberian pakan. Perataan pakan juga dapat meningkatkan nafsu

Page 10: Isi, Novita

10

makan ternak. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa pemberian pakan harus

merata ke seluruh bagian tempat pakan agar ayam dapat bersama-sama makan

tanpa harus berebut sehingga tidak terjadi kanibalisme.

Jenis pakan yang diberikan adalah pakan jadi berbentuk crumble dengan

kode 532 J untuk ayam periode growing umur 8 sampai 12 minggu sedangkan

umur 7 minggu dengan kode 532 J Z 42 yang mengandung obat salmonella.

Pakan diproduksi oleh PT Charoen Pokphand yang memproduksi pakan ternak.

Keuntungan dari pakan bentuk crumble adalah mengurangi resiko pakan tercecer

dan memudahkan dalam pemberian serta memungkinkan untuk memperoleh gizi

yang terkandung dalam bahan pakan. Pakan bentuk crumble mempunyai

keuntungan tidak berdebu, tidak mudah hilang oleh angin meningkatkan konsumsi

pakan dan formula pakan lebih efisien sehingga pemborosan dapat ditekan

(Kartasudjana, 2007). Kandungan pakan dari masing-masing pakan tidak dapat

dipublikasikan karena merupakan rahasia perusahaan. Pemberian pakan di PT

Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo setiap hari dilakukan sekali dalam

sehari yaitu pada waktu pagi hari pukul 07.30 WIB. Pemberian pakan ini

disesuaikan dengan umur ayam. Pakan diberikan berdasarkan point feed harian.

Point feed adalah jumlah pakan yang diberikan untuk 100 ekor ayam per hari

dalam kilogram. Cara menghitung jumlah pakan yang diberikan dapat di hitung

dengan rumus :

Jumlah pakan = point feed x jumlah ayam 100

Berikut ini contoh pemberian pakan di flock E kandang 47 umur ayam 8

minggu. Jumlah ayam betina adalah 6.618 ekor dan jumlah ayam jantan 1.252

ekor, sehingga dapat diketahui jumlah total ayam dalam satu kandang adalah

Page 11: Isi, Novita

11

7.870 ekor. Untuk menghitung jumlah pakan ayam betina, diperoleh dengan cara

jumlah ayam betina 6.618 ekor dikali point feed ayam betina 4,706 kg dibagi 100,

sehingga diperoleh hasil 331 kg/hari. Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam

jantan yaitu jumlah ayam jantan 7.870 ekor dikali point feed ayam jantan 4,74 kg

dibagi 100, sehingga diperoleh hasil 373 kg/hari.

Distribusi pakan merupakan kunci dalam pencapaian bobot badan yang akan

mempengaruhi dalam pencapaian target produksi dan uniformity. Pemberian

pakan yang dilakukan tergantung pada rancangan sistemnya. Prinsip pemberian

pakan pada ayam bibit induk terutama periode grower adalah waktu dan jumlah

pemberian pakan yang harus sama dan merata untuk semua ayam sehingga

diperoleh tingkat uniformity yang baik.

Pada minggu ke-5 ayam mulai dipuasakan, yang bertujuan untuk

mengendalikan perkembangan tubuh mingguan dalam kisaran berat optimum agar

dapat berproduksi dengan maksimal nantinya. Program puasa dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Program Puasa Periode Growing

Umur (minggu) Program puasa Keterangan

5 – 8 4/3 4 hari makan 3 hari puasa9 – 13 5/2 5 hari makan 2 hari puasa14 – 15 6/1 6 hari makan 1 hari puasa15 - dst everyday everyday

Sumber: PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo, Jawa Timur (2013)

Metode puasa di PT Charoen Phokpand unit 8 tidak sesuai dengan Hibro

(2001) yang menyatakan bahwa metode skip a day feeding digunakan pada umur

7-12 minggu, metode feed two day skip a day feeding untuk ayam umur 13-20

minggu, dan metode feed five day skip two day feeding untuk ayam umur 20-23

Page 12: Isi, Novita

12

minggu. Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan manajemen yang berbeda-

beda antar perusahaan.

Pemberian pakan betina dilakukan pada jalur trough yang merupakan alas

tempat makan ayam yang pada bagian atasnya terdapat sebuah grill yang

merupakan tutup trough tersebut. Pemerataan distribusi pakan dicapai dalam

waktu ± 4 menit dengan feeder space 13-15 cm/ekor. Feeder space adalah ruang

kosong agar ayam dapat mengkonsumsi pakan, feeder space dapat dihitung

dengan cara panjang trough dibagi jumlah ayam. Feeder space untuk setiap ekor

ayam pada umur 7-20 minggu sebesar 15-17 cm.

Keuntungan metode pemberian pakan melalui feeder trough adalah agar

ayam jantan tidak mengkonsumsi pakan untuk betina sehingga kontrol bobot

badan dan uniformity menjadi lebih baik. Teknis persiapan pemberian pakan

dimulai dengan pakan ditampung di box pakan yang disebut hopper. Hopper

adalah tempat untuk menyimpan pakan sementara sebelum diputar, yang terdiri

atas 15 hopper yaitu 3 hopper utama yang ukurannya cukup besar (mempunyai

kapasitas untuk 200 kg = 4 karung pakan) dan 12 hopper tambahan yang

ukurannya relatif lebih kecil (mempunyai kapasitas untuk 25 kg = ½ karung

pakan).

Page 13: Isi, Novita

13

Gambar 3. Feeder Trough

a. Hopper Utama b. Hopper TambahanGambar 4. Hopper

Pemberian pakan jantan dilakukan pada pan feeder (Gambar 7). Satu pan

feeder untuk 10-12 ekor ayam jantan untuk satu feeder space. Jarak dan

ketinggian pan feeder harus diatur untuk menjaga agar ayam betina tidak

mengkonsumsi pakan jantan, sehingga tidak menyulitkan atau menghalangi ayam

jantan mengkonsumsi pakannya. Keuntungan metode pemberian pakan adalah

agar ayam jantan makan pada tempatnya, yaitu pada pan feeder dan bukan pada

trough.

Page 14: Isi, Novita

14

Jumlah pan feeder setiap kandang 75 buah dan jarak antar pan feeder yaitu

30 cm. Pemberian pakan yang dilakukan masih bersifat manual dengan cara

ditenteng pada pan feeder tersebut. Satu pan feeder digunakan untuk 12 ekor

ayam jantan dan jumlah pan feeder yang digunakan untuk setiap pen disesuaikan

dengan banyaknya jumlah ayam jantan tersebut.

Gambar 5. Pan Feeder

3.1.3. Pemberian Air Minum

Air yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan ayam bibit pedaging harus

mempunyai kualitas yang baik, air harus bersih, tidak berbau, tidak mengandung

endapan dan tidak berwarna. Air yang digunakan untuk air minum ayam di PT

Charoen Pokphand unit 8 berasal dari sumur bor kedalaman 100m yang

ditampung dalam sebuah tower pusat yang kemudian disalurkan menuju ke

tendon air dalam kandang kemudian didalamnya mendapatkan campuran vitamin

ataupun obat anti stress. Vitamin yang digunakan adalah vitamin C yang dosisnya

sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya. Biasanya sebanyak 250g/1000 dan

untuk obat anti stres yang digunakan adalah Nopstres yang diberikan sesuai dosis

Page 15: Isi, Novita

15

yang dianjurkan pabrik pembuatnya, biasanya digunakan 500g/1000 . Perlakuan

tersebut diberikan untuk mencegah terjadinya stres dan penyakit.

Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum yang otomatis disebut

Nipple (Gambar 6). Air dialirkan dari tower air dalam kandang menuju puting-

puting atau Nozle Nipple. Satu puting nipple untuk 9 ekor ayam, jarak antara

nipple satu ke nipple yang lain adalah 30 cm, sehingga di flock E dalam satu

kandang disediakan sebanyak 1.240 nipple. Anggorodi (1995) menyatakan air

minum pada ayam harus dalam keadaan dingin dan bersih, sedangkan faktor yang

mempengaruhi banyaknya air yang diminum antara lain bangsa dan besar ayam,

jumlah dan jenis pakan serta suhu disekitarnya.

Gambar 6. Nipple

3.1.4. Grading

Grading merupakan kegiatan seleksi ayam, kegiatan ini penting terutama

dalam periode growing, karena pada saat periode growing yang dituntut adalah

keseragaman (uniformity). Keberhasilan dalam periode laying dipengaruhi oleh

tingkat keberhasilan pada saat periode growing itu sendiri. Tujuan grading yaitu

Page 16: Isi, Novita

16

untuk meningkatkan uniformity (keseragaman) ayam dan untuk mengelompokkan

antara ayam mediun dan yang kecil, meminimalkan tingkat kompetisi makan dan

memberi kesempatan yang sama pada ayam untuk makan, apabila dalam satu pen

tingkat keseragamannya rendah maka akan menimbulkan konsumsi pakan yang

berbeda dalam hal ini ayam yang ukurannya besar akan lebih menguasai pakan

jika dibandingkan ayam yang ukurannya kecil.

Grading dilakukan 1 kali seminggu, dan dilakukan oleh orang yang sudah

berpengalaman serta ahli. Kegiatan grading dilaksanakan dengan cara

menyeleksi setiap ayam yang memiliki bobot badan terlalu besar ataupun terlalu

kecil. Ayam yang memiliki bobot badan besar akan dipindahkan ke pen 4 dimana

pen 4 merupakan pen khusus untuk ayam yang besar, yang ukuran kecil

ditempatkan di small pen yaitu pen 3 dan diberikan extra pakan, pen 2 merupakan

pen untuk ayam dengan bobot medium, untuk pen 1 merupakan pen khusus ayam

jantan. Jumlah ayam yang dipindahkan harus disesuaikan, dalam hal ini jumlah

ayam yang di pindahkan dan jumlah ayam yang masuk harus sama. Target

tingkat uniformity (keseragaman) di PT Charoen Pokphand unit 8 mencapai

minimal 80%.

Page 17: Isi, Novita

17

Gambar 7. Kegiatan Grading

3.1.5. Pengaturan Ventilasi

Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup untuk menjamin

keamanan akan kandang secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan

pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada

ternak. Didalam sebuah kandang ternak unggas harus diperhatikan kualitas

udaranya. Kualitas udara ditentukan dari kandungan oksigen, karbondioksida,

karbonmonoksida dan ammonia.Kualitas udara dikatakan baik apabila,Oksigen >

19.6%, Karbondioksida < 0.3%, Karbonmonoksida < 10 ppm dan Amonia < 10

ppm. Bila kondisi kandang tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka ventilasi

harus ditingkatkan kualitasnya. Kelembaban relatif 45- 65%, kecepatan angin

setelah 28 hari 350-500 FPM (Feet PerMinute). Kecepatan angin diatas 500

FPM tidak ekonomis dan tidak berpengaruh positif bagi performa ayam.

Sistem ventilasi di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo

menggunakan sistem tunel ventilation, yaitu ventilasi yang menggunakan sistem

udara satu arah,dengan sistem udara yang masuk melalui inlet, yang disedot oleh

blower yang diletakkan di belakang kandang kemudian keluar melalui outlet.

Page 18: Isi, Novita

18

Ventilasi yang terdapat dikandang dibagi 2 yaitu : inlet dan outlet, untuk inlet

bagian samping yang berbentuk tirai dan cooling pad, outlet berupa blower yang

terdapat dibelakang kandang.

Cooling pad (Gambar 8), merupakan serangkaian alat yang berfungsi

sebagai pendingin otomatis atas kerja sinyal dari perubahan suhu kemudian

diteruskan ke panel set point. Cooling pad terbuat dari bahan selulosa yang

disusun bergelombang berbentuk wafer yang disebut cell deck. Cooling pad

dilengkapi dengan bak berisikan air dan tirai hitam yang berfungsi mengatur

pemasukan udara segar yang diperlukan ayam. Fungsi dari cell deck adalah

sebagai pertukaran udara (sirkulasi udara), menetralisir suhu dalam kandang dan

menyaring kotoran atau debu yang akan masuk kedalam kandang (memperbaiki

kualitas udara). Satu cell deck mempunyai ukuran tinggi 150 cm, lebar 30 cm dan

tebal 15 cm. Cooling pad di PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Probolinggo

dipasang di sebelah kiri kanan kandang dengan panjang 6 meter, masing – masing

20 buah cell deck. Jadi total cell deck dalam satu kandang yaitu sebanyak 40 buah

cell deck. Cooling pad akan bekerja jika seluruh kipas telah beroperasi dan suhu

di dalam kandang telah mencapai 30 0C. Pipa cooling pad akan mengalirkan air

selama dua menit dan berhenti selama enam menit yang diatur secara otomatis

dengan time switch. Air akan mengalir melewati lubang-lubang kecil pada pipa

cooling pad. Air yang mengalir menyebabkan cell deck menjadi basah. Udara

bersih masuk melalui cell deck seiring dengan air yang merembes masuk melalui

cell deck sehingga udara menjadi sejuk dan dingin. Udara dingin dan sejuk

disebarkan ke seluruh ruangan kandang melalui bantuan blower. Alat yang

Page 19: Isi, Novita

19

berfungsi untuk mengatur hidup atau mati (on/off) cooling pad yaitu Temptron

(Gambar 9).

Gambar 8. Cooling Pad

Gambar 9. Tempron

Blower yaitu kipas besar yang terletak pada bagian belakang kandang yang

berfungsi menyedot udara keluar kandang sehingga ikut tersedot pula debu dan

gas (CO2,NH3). Blower yang digunakan sebanyak 7 buah untuk setiap kandang,

dengan ukuran 36 inch, 5 kipas tanpa shutter (direct) dan 2 kipas dengan shutter

Page 20: Isi, Novita

20

(indirect), dengan kecepatan 20.000 CFM, setiap 1 blower diharapkan dapat

mengurangi suhu 1o. Sistem sirkulasi udara berkaitan dengan efek windchill,

dengan kecepatan 400 feet/menit, efek windchill mengakibatkan suhu

dilingkungan lebih rendah dari pada suhu sebenarnya.

Blower dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Blower Direct, yaitu blower yang menyala/hidup terusmenerus

selama 24 jam

b. Blower Indirect, yaitu blower yang bekerja apabila sudah mencapai

set atau suhu yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Blower intermiten, yaitu blower yang sudah di set atau ditentukan

terlebih dahulu yang akan bekerja sebelum mencapai suhu yang telah

ditentukan/ kebalikan dari blower in-direct (nyala mati sebelum suhu

tercapai).

Gambar 10. Blower

Page 21: Isi, Novita

21

Tirai cooling pad terbuat dari bahan plastik (terpal hitam) yang dipasang

dibagian belakang cooling pad. Fungsi dari tirai cooling pad adalah untuk

megatur asupan oksigen dan kecepatan angin yang masuk kedalam kandang, hal

tersebut disesuaikan dengan jumlah blower yang ada. Tirai cooling pad biasanya

diturunkan pada pagi hari, agar udara segar dari luar yang tersaring oleh cooling

pad dapat masuk kedalam kandang dan menggantikan udara kotor yang ada

didalam kandang. Sore hari tirai cooling pad dinaikan ½, hal tersebut bertujuan

agar ayam pada waktu malam hari tidak kedinginan.

3.1.6. Penimbangan Bobot Badan

Kontrol bobot badan bertujuan untuk : (1) mengetahui bobot badan sesuai

dengan pertumbuhan dan tingkat keseragaman ayam dalam sekelompok ayam, (2)

memperoleh kelompok ayam yang besarnya seragam dengan kurva pertumbuhan

yang baik. Penimbangan dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 5 % dari

jumlah keseluruhan ayam yang ada dalam kandang atau 40 ekor ayam dalam

setiap pen betina dan 10 ekor dalam pen jantan. Pengambilan sampel secara acak

dan dilakukan secara individu. Cara penimbangannya dengan menggunakan

timbangan yang memiliki ketepatan 20g dengan mengumpulkan ayam yang akan

dijadikan sampel ke salah satu pojok pada tiap pen kandang dengan menggunakan

jaring. Ayam yang ditangkap atau masuk jaring harus ditimbang, hal ini bertujuan

untuk menghindari pemilihan dalam pengambilan sampel yang sudah ditimbang.

Berikut merupakan tabel hasil penimbangan rataan bobot badan pada Hen House

47.

Page 22: Isi, Novita

22

Tabel 2. Rataan Bobot Badan pada Hen House 47

Hen House Umur (minggu) Sex Bobot Badan (g) Uniformity (%)

478

Betina 800 80Jantan 1570 79

10Betina 1120 80Jantan 1733 80

Tabel 3. Standar Bobot Badan Ayam Bibit Induk Pedaging Strain Cobb

Umur (minggu) Cobb Betina (g) Cobb Jantan (g)8 800 15009 980 160010 1080 1700

Sumber: PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo, Jawa Timur (2013)

Kesimpulan tabel 2 adalah bobot badan rata-rata yang diperoleh di hen

house 47 PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo telah sesuai dengan

standar bobot badan periode grower yang ditetapkan oleh PT Charoen Pokphand

Jaya Farm. Apabila bobot badan rata-rata melebihi target maka diperlukan

adanya pembatasan pemberian pakan yang bertujuan menghambat pertumbuhan

bobot badan yang terlalu tinggi yang berakibat pada menurunya produksi telur

pada saat periode layer.

Page 23: Isi, Novita

23

Gambar 11. Penimbangan Bobot Badan

Mutu sekelompok ayam dalam satu kandang pada periode growing dilihat

dari tingkat keseragaman bobot badan. Sudhiana (2002) menyatakan bahwa yang

mempengaruhi tingkat keseragaman ayam dalam satu kandang adalah (1)

Penyakit, terutama Coccidiosis dan penyakit lain yang menyebabkan kerusakan

saluran pencernaan, (2) Potong paruh yang kurang baik, terlalu panjang paruh

dipotong atau karena pisau debeaker terlalu panas, (3) Program pemberian pakan

yang kurang baik, (4) Suhu yang dingin.

3.1.7. Program Pencahayaan / Lighting

Lighting adalah suatu sistem pencahayaan di dalam suatu ruangan, dan

pencahayaannya diatur sesuai dengan keadaan atau kondisi dalam ruangan

tersebut. Adapun tujuan dari ligthing pada pemeliharaan ayam yaitu sebagai

berikut :

1. Agar ayam bisa makan dan minum

2. Agar karyawan bisa melakukan aktivitasnya didalam kandang, misalnya

melakukan grading ayam.

Page 24: Isi, Novita

24

Program pencahayaan bertujuan untuk mengatur dimulainya masa bertelur

dengan mengatur kedewasaan kelamin (sexual maturity). Kedewasaan kelamin

selain ditentukan oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh program pencahayaan.

Sudhiana (2002) menyatakan bahwa ayam bibit umur 10 minggu tidak boleh

diberikan pencahayaan lebih dari 8 jam dalam satu hari untuk mendapatkan

respon stimulus yang dianjurkan. Tidak diperbolehkannya pencahayaan yang

lebih dari 8 jam ini dikarenakan peningkatan lama pencahayaan dapat merangsang

timbulnya perkembangan seksual yang lebih awal. Etches (1996) menyatakan

bahwa peningkatan lamanya pencahayaan akan merangsang hypothalamus untuk

mengeluarkan hormon gonadotropin (GnRH), GnRH dikeluarkan dan diedarkan

ke kelenjar gonadotropes dan akan merangsang keluarnya LH dan FSH.

Sistem lighting yang digunakan pada masa grower di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Probolinggo yaitu menggunakan lampu pijar yang berdaya 5

watt dengan kapasitas yang dihasilkan berkisar 3-5 lux. Jumlah lampu yang

dipakai dalam satu kandang yaitu sebanyak 48 lampu, dengan sistem penempatan

lampu zig-zag (selang-seling). Banyaknya lampu yang digunakan tersebut

dibagimenjadi 4 jalur masing-masing jalur terdapat 12 buah lampu pijar. Lama

pencahayaan adalah 8 jam yaitu pada pukul 07.00-15.00 WIB. Dalam pengaturan

sistem pencahayaan tersebut baik hidup (on) ataupun mati (off) telah diprogram

dengan timer switch. Program pencahayaan dapat dilihat pada tabel 4.

Table 4. Program Pencahayaan

No Umur (minggu) Durasi (jam)1 00-02 24/222 02-03 20/123 04-22 84 23-24 145 25-26 14

Page 25: Isi, Novita

25

6 27-dst. 14Sumber: PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo, Jawa Timur (2013)

3.2. Kegiatan Insidental

3.2.1. Vaksinasi

Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan,

digunakan untuk pembentukan zat kebal tubuh (antibodi) sehingga ternak kebal

terhadap suatu penyakit tertentu. Beberapa metode yang dilakukan di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Probolinggo yaitu : (1) Metode Tusuk sayap (wing web),

vaksinasi ini dilakukan dengan menusukkan jarum ke sayap. Dilakukan pada

ayam yang berumur 28 hari, dan 10 minggu, (2) Metode injeksi, melalui bawah

kulit/sub cutan dilakukan pada ayam yang berumur 1 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari,

8 minggu,14 minggu, dan 20 minggu. Metode injeksi di bawah otot/intra

muscular dilakukan pada ayam yang berumur 6 minggu, 8 minggu, 12 minggu, 14

minggu, 16 minggu, dan 20 minggu, (3) Metode tetes mata/intra oculer,

dilakukan untuk vaksinasi ILT dan IB. Dilakukan pada ayam yang berumur 7

hari, 28 hari, 8 minggu, dan 14 minggu; (4) metode tetes hidung/intra nasal

dilakukan pada ayam yang berumur 10 minggu.

Program vaksinasi yang di lakukan khususnya di PT Charoen Pokphand

Jaya Farm Probolinggo dilakukan berdasarkan umur, selengkapnya tentang

program vaksinasi tertera dalam Tabel 6.

Tabel 6. Vaksinasi Pada Periode Growing

Age Vaccine Application Vaccine Producer

6 WCoryza IM (Leg) 0.5 ml Kitasato

Bivalent Reo (Killed) IM Intervet

8 WND + IB (Lived) IO Boehringer, Intervet

ND (Killed) IM 0.5 ml Intervet, LAH, BoehringerAI (Killed) SC 0.5 ml Shigeta, Medion

Page 26: Isi, Novita

26

10 WILT VB Intervet, Boehringer

FP + AE WW Intervet, BoehringerSumber : PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo (2013)

Keterangan :SC : Sub Cutaneus (Bawah kulit)IO : Intra Ocular (Tetes mata)WW : Wing Web (Tusuk sayap)IM : Intra Muscular (Bawah otot)VB : Vent Brush (cloaka)

Vaksinasi yang dilakukan di flock E umur 10 minggu kandang 43-54 yaitu

vaksinasi infectious laryngotracheitis (ILT) dan Fowl pox. Vaksinasi Fowl pox

(Cacar) dan ILT diberikan pada hari yang sama. Vaksinasi ILT bertujuan untuk

membentuk kekebalan tubuh ayam terhadap terjadinya infeksi pada saluran

laringotracheal. Cara pemberian vaksin ini adalah dengan metode Vent Brush.

Aplikasi ILT pada kebanyakan melalui metode Intra Nasal (IN)/tetes hidung,

namun melihat pada reaksi yang ditimbulkan melalui intar nasalcukup keras

maka diplih cara Vent Brush. Kedua cara tersebut, Intra Nasal/Vent Brush sama-

sama memanfaatkan sistem pertahanan seluler dalam pembentukan antibodyi

Sedangkan vaksinasi Fowl fox/cacar ini sangat berbeda dengan vaksin-vaksin

lainnya. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan metode tusuk sayap (Sauvani,

2006).

Page 27: Isi, Novita

27

Gambar 12. Kegiatan Vaksinasi

3.2.2. Penanganan Alas Kandang (Litter)

Alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering, tidak ada atap yang bocor

dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Pengontrolan kualitas

litter sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi ternak. Tingginya

kadar air pada litter akibat kesalahan pemberian minum dan sedikitnya ventilasi

akan menyebabkan bertambahnya amonia yang bisa menambah timbulnya

penyakit pernafasan dan penglihatan ayam serta menyebabkan timbulnya infeksi

usus pada ayam (Daghir, 1998). Alas kandang yang digunakan di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Probolinggo menggunakan alas kandang berupa sekam padi

dengan ketebalan 10-15 cm. Penanganan yang dilakukan di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Probolinggo yaitu dilakukan pembalikan litter untuk

mencegah pengumpalan, mengurangi potensi mikroorganisme patogen ke dalam

tubuh ayam; pengeluaran gumpalan pada litter yang basah atau lembab untuk

akumulasi amonia.

Page 28: Isi, Novita

28

3.2.3. Culling

Culling pada prinsipnya merupakan proses pemilihan individu ayam yang

cacat, lemah, tidak produktif dan terlihat tanda-tanda terserang penyakit, maka

ayam tersebut harus dikeluarkan dari kelompoknya. Kriteria untuk melakukan

culling dengan melihat adanya tanda-tanda kelainan atau cacat yang diderita ayam

secara fisik, ayam mengidap suatu penyakit, dan sex error yaitu ayam yang bukan

jantan dan betina, ini dilihat dari bentuk tubuh dan pial. Perbandingan ayam

betina dengan sex error yaitu : (1) Ayam sex error memiliki pial, dan comb yang

mirip seperti ayam jantan (Gambar 13), (2) Kaki lebih besar dari betina, (3) Sisik

kaki besar dan kasar, (4) Terdapat testis pada ayam error.

Gambar 13. Ayam sex error, pial dan comb mirip seperti ayam jantan

3.3. Kegiatan Penunjang

3.3.1. Pengamatan Kandang

Pengamatan kandang dilakukan pada saat istirahat dan pada saat hari tidak

ada vaksinasi. Kandang di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo

dibangun membujur dari timur ke barat berjajar dari utara ke selatan. Sistem

Page 29: Isi, Novita

29

kandang yaitu Close House (Gambar 14). Fungsi kandang tertutup yaitu Suhu,

kelembaban dan keadaan kandang akan lebih mudah diatur, agar udara dari luar

yang membawa virus-virus ataupun bakteri serta jamur tidak langsung masuk

kedalam kandang dan mencegah masuknya hewan-hewan yang dapat membawa

bibit penyakit seperti burung, tikus, serangga, dan lain sebagainya.

Table 6. Ukuran Kandang

Flock Jumlah Kandang UkuranPanjang(m) Lebar(m)

Luas (m²)

A 8 32 12 384B 12 100 12 1.200C 6 90 12 1.080D 12 96 12 1.152E 12 96 12 1.152

Sumber : PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo (2013)

Kepadatan kandang pada fase grower perlu diperhatikan dan harus

memberikan kenyamanan pada ayam. Kondisi kandang yang terlalu padat akan

menimbulkan stress pada ternak ayam dan akan mengganggu pertumbuhan ayam.

Sebaliknya kondisi kandang yang terlalu luas akan memberi ruang gerak pada

ayam sehingga ayam akan lebih banyak mengeluarkan energi. Kepadatan

kandang untuk periode grower yang diterapkan di PT Charoen Pokphand Jaya

Farm yaitu 5-6 ekor/m2 untuk ayam betina dan 3-4 ekor/m2 untuk ayam jantan.

Page 30: Isi, Novita

30

Kandang sistim tertutup (closed house), suhunya sudah diatur secara otomatis

sehingga di daerah yang suhunya tinggi atau rendah tidak menjadi masalah.

Jarak kandang satu dengan yang lain adalah 12 m. Jarak antar kandang

yang luas agar sirkulasi udara mengalir dengan lancar. Lantai yang digunakan

yaitu terdiri dari litter dan slat. Bahan liter yang digunakan yaitu dari sekam padi

dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai. Sedangkan slat yang digunakan terbuat

dari plastikyang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 100 cm dan

lebarnya 50 cm, dimana di flock E untuk tiap kandangnya berjumlah 1.768 slat.

Adapun atap yang digunakan berupa dari bahan seng dengan bahan pembatas atau

plafonnya menggunakan polynum yang berfungsi untuk menahan panas dari atap

seng yang kemudian dikeluarkan kembali melalui ventilator.

Gambar 16. Kandang Close House

Berdasarkan tipe kandang, kandang di PT Charoen Pokphand Jaya Farm

Probolinggo termasuk kandang sistem brood-grow-lay, karena ayam dari DOC

sampai afkir ditempatkan pada satu kandang yang sama. Penggunaan sistem

kandang ini untuk mengefisiensikan tempat, tenaga dan peralatan kandang.

Page 31: Isi, Novita

31

Kondisi kandang yang sesuai untuk ayam bibit pada periode grower yaitu 210C-

270C dengan kelembaban 60%. Ensminger (1992) menyatakan bahwa kandang

yang baik mempunyai penyekat yang cukup untuk mendapatkan panas pada saat

musim dingin dan mempunyai ventilasi yang cukup untuk pendingin pada saat

musim panas. Jenis atap yang digunakan di dalam kandang PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Probolinggo adalah polinum yang berfungsi sebagai sanitasi

ruang agar stabil, penyerap panas dan dingin. Samping kanan dan kiri kandang

terdapat cooling pad. Udara yang ada dalam kandang agar mengalir dengan baik

maka terdapat blower (exhouse fan) yang berfungsi menyedot udara yang ada

didalam kandang agar selalu bersih. Dalam 1 kandang terdapat 7 buah blower.

Untuk menunjang kelancaran pengoperasian kegiatan pemeliharaan ayam bibit

induk pedaging, maka kandang dilengkapi (1) Silo adalah tempat penampungan

pakan, tetapi sudah 2 periode tidak digunakan lagi karena adanya selisih pakan,

(2) Tempat minum disebut nipple di mana bagian-bagian nippel terdiri dari

penyangga disebut cup nipple, puting nipple disebut nozle nipple, (3) Shocker

adalah alat pengejut yang terbuat dari kawat berlistrik dengan tegangan rendah

yang terdapat di atas tempat minum yang berguna agar ayam tidak bertengger di

atas tempat minum, (4) Temptron adalah pengatur suhu dan pengatur banyaknya

blower yang hidup dalam kandang, (5) Lori Gantung yaitu semacam kereta yang

berfungsi untuk memudahkan membawa pakan dan barang-barang vaksin ke

dalam kandang, (6) Panel Box adalah kotak pengatur kendali yang mempunyai

lampu tersendiri di mana jika ada masalah maka lampu akan menyala. Masing-

masing warna lampu menandakan, warna hijau yang menyala maka ada masalah

dengan blower, jika lampu panel berwarna merah maka masalah terdapat pada

Page 32: Isi, Novita

32

temperatur dalam kandang, dan jika lampu berwarna orange maka yang

bermasalah adalah nipple. Panel box juga diigunakan untuk power lampu,

cooling pad, shocker, feeder through. Setiap kandang dilengkapi dengan

bangunan yang digunakan untuk anak kandang istirahat, gudang pakan, toilet,

tempat fumigasi.

3.3.2. Diskusi

Diskusi dilakukan di kantor manager yang langsung dipandu oleh manager

dan supervisor. Diskusi ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum

lengkap diperoleh. Diskusi juga dilakukan sebagai acuan untuk supervisor dalam

melakukan penilaian terhadap keaktifan dan kemampuan para praktik kerja.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Strain yang dipelihara di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 8 Probolinggo

adalah strain Ross dan Cobb.

2. Tipe kandang di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 8 Probolinggo adalah

tipe kandang close house.

3. Kegiatan di PT Charoen Phokpand Jaya Farm Jaya Farm Unit 8 Probolinggo

sudah memenuhi standar.

4. Program pemberian pakan yang dilakukan di PT Charoen Phokpand Jaya

Farm Unit 8 Probolinggo sudah memenuhi kecukupan pakan yang diperlukan

tubuh.

Page 33: Isi, Novita

33

4. Pemberian air minum di PT Charoen Phokpand Jaya Farm Unit 8 Probolinggo

sudah memenuhi kebutuhan air minum untuk ayam bibit.

5. Vaksinasi ND + IB (Lived), ND (Killed) dan AI (Killed) dilakukan pada umur

8 minggu dikandang 43-54, ILT dan Fowl Pox dilakukan pada umur 10

minggu di kandang 43-54.

6. Pencapaian bobot badan pada periode grower telah sesuai dengan target

berdasarkan umurnya.

7. Penanganan litter dan culling ayam sudah dilakukan dengan baik.

Saran

1. Diharapkan adanya peratuaran yang lebih tegas lagi kepada para

karyawan/personil pegawai perihal tatatertib yang sudah diterapkan di farm,

karena masih ada beberapa karyawan atau personil pegawai yang melanggar

peraturan tersebut.

2. Proses vaksinasi lebih diperhatikan lagi karena kemungkinan ada ayam yang

tidak tervaksin, sehingga akan menyebabkan penyakit menyebar pada ayam

yang lain.

Page 34: Isi, Novita

34

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Edisi:1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Daghir, N.J. 1998. Poultry Production In Hot Climates. 2nd Edition. CAB Internasional The University Press. Cambrige.

Ensminger,M.E. 1992. Poultry Science. Interstate publisher, Inc. Danville. Illinois.

Etches, R. J. 1996. Reproduction In Poultry. 1st Edition. Cab International The University Press. Cambridge

Hybro, B.V. 2001. Technical Information on PN Breeder Asia The Netherland, Amsterdam.

Kartasudjana,R. 2007. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta

Nort, M. O.and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 1stEditon. The Van Nostrand Reinhold Publishing, New York.

NRC.1994. Nutrien Requirement of Poultry. The 9 th Ed. National Academic Press, Washington D.C., USA.

Page 35: Isi, Novita

35

Sauvani, 2006. Vaksinasi dan Penyakit.www.glory farm.com Diakses tanggal 18 Maret 2013.

Shudiana, W. 2002.Sandar Operation Prosedure (S.O.P) dan Key Performance Indikator(K.P.I). PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Jaya Farm. Jakarta.

Suska, 2007.Biosecurity HarusMenyeluruh.Infovet. http:// infovet.blogspot.co /2007/10/biosecurity-harus-menyeluruh.html diakses 10 Maret 2013.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lay Out PT Charoen Phokpand Jaya Farm Probolinggo

Page 36: Isi, Novita

36

Lampiran 2. Program Pemberian Pakan PT Charoen Phokpand Jaya Farm Probolinggo

Lampiran 3. Standar Body Weight Ayam strain Ross dan Cobb

Umur (minggu)

Ross Betina (gram)

Ross Jantan (gram)

Cobb Betina (gram)

Cobb Jantan (gram)

1234567891011121314151617181920

16026036046056065075085095010501150124013301420151016301750188020102150

1803606008501050125013501500153017751860196021002200236024802610273028503000

16028040052060070078080098010801180129013701450153016101710183019602100

1803606009001050125013501500160017001800190020002150230024502600275029003050

Page 37: Isi, Novita

37

2122232425

23002450265027502900

31503300346036003700

22502410265027502900

32003380355037003850

Lampiran 4. Program Vaksinasi PT Charoen Phokpand Jaya Farm Probolinggo

AGE AGE APPLICATION VACCINE PRODUCER

1 Day

MD (CVI 988+HVT) + Bursaplex

SC (Hatchery) Intervet, Fort Dodge + Embrex

Coccivac (Type D) Spray (Hatchery)

Schering Plough

IB (H120) IO (Farm) Intervet, LAH

7 Days ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO Intervet Reo (S - 1133) SC Intervet

14 Days

AI (Killed) SC 0.3 ML Shigeta, Medion

21 Days

ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO Intervet ND (Killed) 0.25 ml SC 0.25 ML Intervet, LAH, Boehringer FP WW Intervet, LAH

6 Weeks

Coryza IM (Leg) 0.5 ML Kitasato Bivalent Reo (Killed) IM Intervet

8 Weeks

ND + IB (Lived) IO Boehringer, Intervet ND (Killed) IM 0.5 ML Intervet, LAH, Boehringer AI (Killed) SC 0.5 ML Shigeta, Medion

10 Weeks

ILT VB Intervet, Boehringer FP + AE WW Intervet, Boehringer

14 Weeks

ND + IB ( Lasota + Mass-Con) IO Boehringer, Intervet ND +IB + EDS (Killed) IM Intervet, Boehringer

16 Weeks

Coryza IM (Leg) 1.0 ML Kitasato

18 Weeks

AI (Killed) SC or IM 1.0 ML Shigesta, Medion

Page 38: Isi, Novita

38

20 Weeks

ND + IB ( Lasota + Mass-Con) IO Boehringer, Intervet ND + IB + G + Reo (Killed) IM Intervet

24 Weeks

ND + IB (Lived) Ma5 IO Intervet ND (Killed) 0.5 ml IM 0.5 ML Intervet, LAH, Boehringer

29 Weeks

ND (Clone 30) DW, IO Intervet

36 Weeks

ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet ND (Killed) IM Intervet, LAH, Boehringer AI (Killed) SC or IM 1.0 ML Shigesta, Medion

44 Weeks

ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet

52 Weeks

ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet

60 Weeks

ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet

68 Weeks

ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet