isi

22
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Singkat PT. Semen Padang (Persero) PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM). Pabrik mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan kapasitas 22.900 ton/tahun dan pernah mencapai produksi sebesar 170.000 ton pada tahun 1939 yang merupakan produksi tertinggi pada waktu itu. Ketika Jepang menguasai Indonesia tahun 1942-1945, pabrik diambil alih dengan dengan manajemen Asano Cement, Jepang. Pada waktu kemerdekaan tahun 1945 pabrik diambil alih oleh karyawan dan selanjutnya diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia dengan nama Kilang Semen Indarung. Pada Agresi Militer I tahun 1947, pabrik dikuasai kembali oleh Belanda dan namanya diganti menjadi NV Padangs Portland Cement Maatschappij (NV PPCM). Berdasarkan PP No. 50 tanggal 5 Juli 1958, tentang penentuan perusahaan perindustrian dan pertambangan milik Belanda dikenakan nasionalisasi, maka NV Padang Portland Cement Maatschappij dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri Tambang (BAPPIT) Pusat. Setelah tiga tahun dikelola BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 135 tahun 1961 status 1

Upload: andry-thepary

Post on 28-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Singkat PT. Semen Padang (Persero)

PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang didirikan pada

tanggal 18 maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement

Maatschappij (NV NIPCM). Pabrik mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan kapasitas

22.900 ton/tahun dan pernah mencapai produksi sebesar 170.000 ton pada tahun 1939 yang

merupakan produksi tertinggi pada waktu itu.

Ketika Jepang menguasai Indonesia tahun 1942-1945, pabrik diambil alih dengan dengan

manajemen Asano Cement, Jepang. Pada waktu kemerdekaan tahun 1945 pabrik diambil alih

oleh karyawan dan selanjutnya diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia dengan

nama Kilang Semen Indarung. Pada Agresi Militer I tahun 1947, pabrik dikuasai kembali

oleh Belanda dan namanya diganti menjadi NV Padangs Portland Cement Maatschappij (NV

PPCM).

Berdasarkan PP No. 50 tanggal 5 Juli 1958, tentang penentuan perusahaan perindustrian

dan pertambangan milik Belanda dikenakan nasionalisasi, maka NV Padang Portland

Cement Maatschappij dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani oleh Badan Pengelola

Perusahaan Industri Tambang (BAPPIT) Pusat.

Setelah tiga tahun dikelola BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

135 tahun 1961 status perusahaan dirubah menjadi PN (Perusahaan Negara). Akhirnya pada

tahun 1971 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 menetapkan status Semen Padang

menjadi PT. Persero dengan akta notaris 5 tanggal 4 Juli 1972.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 5

326/MK.016/1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas 3 (tiga) pabrik semen milik

pemerintahan yaitu PT. Semen Tonasa (PTST), PT. Semen Padang (PTSP) dan PT Semen

Gresik (PTSG), yang terealisir pada tanggal 15 September 1995, sehingga saat ini PT. Semen

Padang berada di bawah PT. Semen Gresik Group.

1

Page 2: Isi

B. Kondisi Umum Tambang Quarry

1. Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT. Semen Padang (Persero) berlokasi di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk

Kilangan, Kotamadya Padang, Propinsi Sumatera Barat. Terletak 15 km di sebelah

timur Kota Padang Sumatera Barat, yaitu secara geografis terletak pada 100o 27’ 20’’BT

– 100o 32’ 12’’BT dan 00o 57’ 47’’LS – 01o 00’48’’LS, seperti yang terlihat pada

Gambar II.1. Indarung terletak di kaki Pegunungan Bukit Barisan, di daerah ini mengalir

beberapa sungai antara lain Sungai Batang Kuranji, Sungai Batang Idas, Sungai Batang

Kasumba dan Sungai Batang Arau.Kuari batugamping (Bukit Karang Putih) terletak di

Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan 2 km dari Pabrik Semen Padang

ke arah selatan Indarung yang dihubungkan dengan sebuah jalan yang terbuat dari beton.

Bukit Karang Putih ini secara geografis terletak pada 100o 24’ 31’’BT – 100o 25’ 04’’BT

dan 00o 57’ 47’’LS – 01o 00’ 48’’LS, dimana membujur dari arah utara ke selatan dengan

puncak tertinggi 554 m dan puncak terendah 400 m di atas permukaan laut, di kaki bukit

ini terletak kantor kuari tambang.

Untuk mencapai lokasi penambangan batugamping di Bukit Karang Putih seperti

yang terlihat pada Gambar II.2 ini dapat ditempuh ± 10 menit dari kantor kuari tambang

dengan menggunakan kendaraan bermotor (roda empat maupun roda dua), baik

kendaraan milik PT. Semen Padang maupun kendaraan umum yang menuju Bukit Karang

Putih.

Letak geografi Kotamadya Padang berada 0°58’4” Lintang Selatan dan 102°21’11”

Bujur Timur yang mengarah ke Lautan Hindia, dengan batas-batas wilayah adalah :

■ Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.

■ Sebelah Timur : berbatasan dengan Kotamadya Solok dan Kabupaten Solok.

■ Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.

■ Sebelah Barat : berbatasan dengan Lautan Hindia.

2.1.1Topografi

Dari Kota Padang ke arah timur keadaan topografi mulai naik sampai ke kaki

Pegunungan Bukit Barisan. Indarung terletak di kaki pegunungan ini yang membujur dari

arah utara ke selatan Pulau Sumatra. Bukit Karang Putih merupakan kuari batugamping yang

2

Page 3: Isi

mempunyai ketinggian 549 m dari permukaan air laut. Keadaan topografi daerah

Indarung dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Dataran Rendah

Topografi daerah ini sedikit bergelombang atau relatif datar dengan ketinggian antara

130 – 250 m di atas permukaan air laut dan terdapat di bagian timur laut Bukit karang Putih.

Batuannya terdiri dari Alluvial berupa pasir dan lempung dari Sungai Batang Idas, bongkah-

bongkah batuan vulkanik, batugamping, batu kersikan dan batu sabak. Daerah ini merupakan

tanah pesawahan, tegalan dan padang.

2. Daerah Perbukitan Rendah

Daerah ini mempunyai ketinggian 250 – 450 m dari permukan air laut dan terletak

pada ujung barat daya, selatan, timur dan tenggara daerah penambangan. Daerah ini

merupakan padang ilalang dan hutan sekunder yang bersifat musiman.

3. Daerah Perbukitan Tinggi

Daerah ini berupa bukit-bukit terjal yang terdiri dari Bukit Karang Putih dengan

ketinggian 550 m, Bukit Gadang dengan ketinggian 586 m dan Bukit Batu Tajarang dengan

ketingian 750 m di atas permukaan air laut. Batuan pembentuk daerah ini adalah

batugamping dan andesit yang membentuk dinding terjal serta ditumbuhi hutan belantara.

2.1.2 Morfologi

Secara umum morfologi daerah Bukit Karang Putih termasuk dalam perbukitan

bergelombang lemah-kuat dan karst dengan kemiringan lereng 20º sampai dengan 65º yang

terletak pada ketinggian 250 sampai dengan 560 meter di atas permukaan laut.

2.1.3 Litologi

Berdasarkan hasil pemetaan geologi seperti yang terlihat pada Gambar II.4 diketahui

bahwa satuan batuan dari tua ke muda yang menyusun daerah Bukit Karang Putih adalah

sebagai berikut :

1. Batulempung tufaan (Batulempung terkersikan)

Berwarna coklat kemerah-merahan, ukuran butir halus, keras, dan sebagian telah

mengalami rekristalisasi, secara umum disebut juga dengan batuan silica. Penyebaran batuan

3

Page 4: Isi

ini adalah pada bagian Timurlaut-Tenggara daerah penyelidikan, di puncak Bukit Karang

Putih, kemudian di sepanjang lembah selatan, di tebing-tebing dan longsoran. Secara struktur

batulempung tufaan ini telah mengalami perlipatan yang kuat.

2. Batugamping-marmer

Memiliki hubungan saling menjari dengan batu lempung kersikan. Berwarna abu-abu

kehitaman sampai dengan abu-abu terang, kristalin, massif. Penyebarannya mendominasi

Bukit Karang Putih dan telah mengalami perlipatan kuat dengan arah umum Baratlaut-

Tenggara.

3. Batuan vulkanik/tufa

Merupakan batuan termuda yang terdapat di Bukit Karang Putih. Satuan batuan ini

terdiri dari tufa, pasir tufa, dan rombakan batulempung tufaan yang telah mengalami

pelapukan. Penyebaran batuan ini sebagian tersingkap di Front VII berupa residual soil dan di

lembah daerah penyelidikan. Batuan ini diendapkan secara tidak selaras di atas kelompok

batuan Pra-Tersier.

4. Batuan terobosan (intrusi)

Batuan terobosan yang dijumpai di daerah Bukit Karang Putih berupa batuan beku

berkomposisi basaltis-andesitis, memiliki warna abu-abu kehitaman, tekstur afanitik-fanerik,

butir sangat halus – sedang, terdiri dari mineral feldspar, piroksen. Pada umumnya

kondisinya segar, sangat keras, dan kompak. Penyebarannya terdapat di tengah-tengah Bukit

Karang Putih dan di tepi lereng sebelah Barat, berupa dike dan sill.

4

Page 5: Isi

BAB II

KEGIATAN PEMBORAN

A. Persiapan Pemboran

1. Alat pemboran dan spesifikasi alat.

Jenis alat bor yang digunakan untuk pemboran lunang ledak ialah Rotary Drilling yaitu

pemboran untuk rotary Crushing dengan cara memutar mata bor ke posisi baru diantara

“impact energy blow” .

2. Pengukuran

Kedalaman (H) pemboran untuk peledakan ini ialah 7 m. Dan memiliki diameter

13 inchi.

3. kondisi lapangan kerja.

kondisi lapangan untuk melakukan pemboran sangat mendukung karena cuaca

sangat mendukung dan cerah. Ini sangat penting sekali pada waktu melakukan

pemboran. Daerah free face nya disediakan pada sisi yang sangat cocok dan

strategis sehingga tidak menimbulkan fly rocks (batuan terbang).

4. . Geometri

Dirancang secara terpadu sesuai dengan rancangan peledakan.

a. Diameter (θ) = 6.5 inchi

5

Page 6: Isi

b. Burden (B) = 4m

c. Spasi antar lubang ledak (S) = 4 m

d. Kedalaman lubang ledak (H) = 7 m

e. Kemiringan (α) = 0O

Gambar I.1

5. Pola Pemboran

Pola pemboran yang digunakan pada peledakan ini adalah :

Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)

Pola pemboran selang-seling atau lebih dikenal pola pemboran staggered

pattern memberi kebebasan pada saat pemboran berlangsung. Pola ini pada

umumnya dikombinasikan dengan delay row by row.

Gambar.I.2 Pola Pemboran Selang-seling

6. Arah Pemboran

. Arah lubang ledak yang umum dipakai dalam peledakan pada tambang terbuka PT

semen padang ialah adalah pemboran vertikal. Lubang ledak vertikal

6

B

S

Page 7: Isi

Pada lubang ledak dengan arah vertikal, lantai jenjang akan menerima gelombang

tekan besar. Gelombang tekan tersebut sebagian dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian

diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang. Dalam proses pecahnya batuan, gelombang

tekan yang dipantulkan pada lubang vertikal lebih kecil dari pada lubang ledak miring.

Keuntungan arah lubang ledak vertikal adalah

Pemboran dapat dilaksanakan dengan mudah

Pengawasan tidak terlalu ketat.

B. Pelaksanaan Pemboran

Langkah-langkah pemboran untuk peledakan

Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat,elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan

formasi,program lumpur, konstriksi sumur,program coring, analisa cutting logging dan

testing.

Faktor-fktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran:

1. Variable operasi, mempengaruhi keempat

komponen system pemboran (drill, rod, bit, dan fluid). Variable dapat dikontrol pada

umumnya dan mencakup dua kategori dari factor-faktor kekuatan pemboran.

a. Tenaga pemboran, energy semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan

rancangan batang bor dan

b. Sifat-sifat fluida daan laju alirnya.

2. Factor-faktor lubang bor, meliputi: ukuran panjang, inklinasi lubang bor, tergantung pada

persyaratan dari luar, jadi merupakan variable bebas.Lubang bor di tambang terbuka pada

umumnya 15-45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandigan, untuk tambang bawah tanah tanah

4-17,5 cm (1,5 – 7 in).

7

Page 8: Isi

BAB III

KEGIATAN PELEDAKAN

A. Kegiatan Peledakan dan persiapan

Peralatan,Bahan Peledak dan Perlengkapan Peledakan

1) Peralatan peledakan

Peralatan peledakan adalah suatu komponen peledakan yang bisa dipakai lebih dari

satu kali peledakan. Macam–macam peralatan peledakan ini antara lain :

a. Blasting Machine.

Merupakan alat ledak yang berfungsi sebagai penghasil arus listrik untuk meledakkan

detonator listrik.

Gambar.I.3 Blasting Machine

a). Blasting ohmmeter

Blasting machine merupakan alat untuk mengetes rangkaian peledakan, agar diketahui

hambatan totalnya. Blasting ohmmeter dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar.I1.1Blasting ohmmeter

b). Lead wire.

Kabel utama yang menghubungkan sumber tenaga lisrik (blasting

machine) dengan leg wire detonator listrik. Gambar lead wire dapat dilihat

pada gambar. 20

8

Page 9: Isi

Gambar.II.2 Lead Wire

c). Tongkat.dan besi sepanjang 10 m

Tongkat ini berfungsi untuk memadatkan material stemming. Tongkat

ini terbuat dari kayu dengan diameter yang lebih kecil dari lubang ledak dan

lebih panjang dari kedalaman lubang ledak.

2) Perlengkapan peledakan

Perlengkapan peledakan adalah komponen peledakan yang hanya dapat

dipakai satu kali peledakan. Peralatan peledakan itu antara lain :

a) Detonator listrik.

Merupakan jenis detonator dimana penyalaannya menggunakan arus

listrik yang dihantar melalui kabel khusus. Pada umumnya ada 2 jenis

detonator listrik, yaitu instaneous detonator dan delay detonator. Perbedaan

pada dua jenis detonator ini adalah delay detonator mempunyai satu bagian

khusus yang disebut dengan delay element yang berfungsi untuk memberikan

waktu tunggu bagi detonator untuk meledak, sedangkan instaneous detonator

tidak mempunyai waktu tunggu, sehingga akan langsung meledak bila dipicu

Gambar. II.3 Surface Delay

9

Page 10: Isi

Gambar.II.4 In Hole Delay

b) Leg wire

Leg wire adalah kabel yang terdapat pada setiap kolom detonator

listrik. Fungsinya adalah untuk menghubungkan kedua ujung rangkaian

peledakan dan dihubungkan ke sumber arus listrik pada blasting machine.

c) Bahan Peledak.

Bahan peledak utama yang dipakai untuk mengisi lubang ledak adalah

ANFO. Untuk lebih jelasnya ANFO dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar. II.5 ANFO

B.Pelaksanaan

1. persiapan Peledakan.

Untuk persiapan peledakan pada tambang quarry PT semen padang ini yang harus

disiapkan ialah setelah peralatan difungsikan atau dipasang maka para pekeja tambang,alat-

alat tambang yang berada disekitar lokasi tempat yang akan dilakukan peledakan harus

menjauh lebih kurang 1 km karena sangat berbahaya sekali (very dangerous) takut akan

mengenai batuan terbang (fly rocks) dan kerasnya guncangan getaran.

Jarak Aman Peledakan

Sebuah makalah yang dibuat oleh peneliti dari US Mine Safety and Health

Administration pada tahun 2001 menunjukkan bahwa terdapat empat kategori utama

kecelakaan kerja yang berhubungan dengan peledakan, yaitu (1) keselematan dan keamanan

lokasi peledakan; (2) batu terbang atau flyrock, (3) peledakan premature (premature blasting)

dan (4) misfre (peledakan mangkir). Kasus yang terjadi di Adaro merupakan salah satu jenis

10

Page 11: Isi

kecelakaan kerja yang ditenggarai disebabkan oleh arah peledakan (keselamatan peledakan)

dan terkena batuan hasil peledakan yang dapat dikategorikan sebagai flyrock (pada jarak yang

dekat). Ini merupakan situasi yang masuk akal karena seorang juru ledak memang berada di

daerah yang paling dekat dengan pusat kegiatan peledakan.

C. Hasil

D. Hasil dari kegiatan peledakan berupa bongkahan-bongkahan material batuan dalam

ukuran yang bisa untuk dilakukan pemuatan dan pengangkutan dengan volume total

yang sesuai dengan perencanaan.

E. Gambar 7. Hasil Peledakan di Quary PT Semen Padang

11

Page 12: Isi

BAB VI

PERHITUNGAN PELEDAKAN

A. Rangkaian Peledakan

Perbedaan rangkaian seri dan paralel dapat dilihat dari sambungan antar kabel legwire

detonator. Pada rangkaian seri, kabel legwire positif dari detonator yang satu dihubungkan dengan

kabel legwire negative dari detonator yang berkutnya. Sedangkan pada rangkaian paralel, kabel

legwire positif dari detonator yang satu dihubungkan kesesama kabel legwire positif dari detonator

yang lain, begitu juga dengan kebel legwire negatifnya.

Rangkaian yang dipakai pada kegiatan peledakan di PT. Semen Padang adalah rangkaian seri,

yang mana kabel positif pada detonator awal dan kabel negatif pada detonator akhir dibiarkan terbuka

yang nantinya akan disambungkan ke blasting machine.

B. Geometri Peledakan

Dari hasil pengamatan dan pengukuran, penulis mendapatkan data:

1. Jumlah lubang ledak (N) = 10 buah, yang diatur dalam 2 baris.

2. Diameter lubang ledak (De) = 6.5 inchi

3. Ukuran burden (B) = 4m

4. Ukuran spasi (S) = 4m

5. Kedalaman Lubang ledak (H) = 7m

6. Tinggi jenjang (L) = 6m

7. Besar muatan ANFO untuk setiap lubang 50 kg dengan kisaran SG = 0.85

8. Density batuan = 1.5 Ton/m3 dan density ANFO = 0.85 Ton/m3

9. Lubang ledak yang berada pada satu baris diledakkan secara simultan dan antar baris

diledakkan secara delay dengan memakai dela 3 dan 4.

C. Analisis

1. Loading density ANFO (de)

de =

12

Page 13: Isi

=

= 24 kg/m

2. Tinggi lubang untuk bahan peledak (PC)

PC = =

3. Steaming (S)

S = H – PC = 7 – 2 = 5 m

4. Subdrilling (J)

J = H – L = 7– 6 = 1 m

5. Produksi peledakan (W)

Jika diasumsikan jumlah lubang ledak untuk setiap baris sama yaitu 10 lubang ledak untuk

setiap baris, maka akan diperoleh:

a. Panjang peledakan (Pj)

Pj = (5 – 1) x S = (5 – 1) x 4 = 16 m

b. Volume batuan yang dibongkar (V)

V = PL x 3B x L = 16 x 3 x 4 x 6 = 1152 m3

c. Produksi peledakan (W)

W = V x density batuan = 1152 x 1.5 = 1728 Ton

6. Powder factor (Pf)

a. Jumlah total bahan peledak (E)

E = 10 x 50 kg = 500 kg

b. Powder factor (Pf)

Pf =

7. Volume setara (Eq)

13

Page 14: Isi

a. Total kedalaman pemboran (Htotal)

Htotal = N x H = 10 x 7 m = 70 m

b. Volume setara (Eq)

Eq =

14

Page 15: Isi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari kegiatan Praktek lapangan di PT semen padang yang telah dilakukan pada

tanggal 18 Januari 2011, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Peledakan yang dilakukan Oleh PT semen padang bertujuan untuk

memberaikan batuan..

2. Pemboran bertujuan untuk menyiapkan lubang ledak yang akan digunakan pada

kegiatan peledakan.

3. Peledakan merupakan lanjutan dari kegiatan pemboran yang bertujuan untuk

memberaikan batuan yang selanjutnya mengambil batu kapur yang terlah diledakkan

tadi sebagai bahan baku utama semen.

4. PT. Semen Padang lebih mengutamakn safety dan efisiensi.

5. Metoda yang digunakan dalam penambangan batu kapur di PT. Semen Padang adalah

metoda Open Cast yaitu Quary Side Hill Type.

6. Geometri peledakan yang diterapkan adalah 4 x 4 m, stemming 2,5 m, subdrilling 0,3

m, kedalaman lubang ledak 7 m. Berdasarkan geometri di lapangan ini, nilai

stemming yang masih kecil sehingga menimbulkan fly rock.

B. SARAN

Diharapkan mahasiswa bisa menerapkan apa yang telah didapat dari praktek di lapangan

sehingga dapat diamalkan untuk pekerjaan nantinya

Dalam penggisian bahan peledak haruslah dengan tetilti agar produksi ang diharapkan

dapat terlaksana dan flying rock dapat dihindari.

Campuran bahan peledak antara ammonium nitrat(An) dan Solar(Foil) hendaknya

diusahakan seimbang agar tercipta oksigen balance

15

Page 16: Isi

Peledakkan diharapkan menggunakan system peledakan non elektrik, karena seperti yang

telah diketahui bahwa tambang terbuka umumnya sangat dipengaruhi oleh cuaca (hujan).

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim., 2007: Laporan dan Data-Data dari Departemen Tambang PT. Semen Padang.

2. Anonim., 1997: Dinas Pertambangan Sumatera Barat

3. Anonim., 2007: Perencanaan dan Pengembangan Kuari Batukapur di Wilayah 412 Ha

Terintegrasi Dengan Kuari Karang Putih PT. Semen Padang, PT. Stania Bara

Utama.

4. Diktat Kuliah,Teknik peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi

Bandung.1996.

16