isi perkotaan ok

252
1 Koperasi di Tengah Lingkungan yang Berubah PERKOTAAN Koperasi

Upload: kardo-centrino-zasitosralo

Post on 24-Jul-2015

589 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Perkotaan OK

1 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

PERKOTAANKoperasi

Page 2: Isi Perkotaan OK

2Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Page 3: Isi Perkotaan OK

3 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

PENDIDIK

Koperasi Keluarga Guru Jakarta

3

DKI JAKARTA

BERKOPERASI

KETIKA

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 4: Isi Perkotaan OK

4Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

R eformasi sejatinya digelindingkan dengan tujuan terpenting meman-dirikan bangsa. Mandiri dalam arti yang sesungguhnya. Kemandirianberarti suatu keadaan tanpa, atau dengan sesedikit mungkin, keter-

gantungan pada pihak lain. Sayangnya, makna kemandirian selalu lebihmudah diucapkan ketimbang diwujudkan.

Kesulitan seperti itu dapat dilihat misalnya di dalam lembaga perko-perasian. Mereka yang pernah dinobatkan sebagai koperasi berprestasinyatanya tidak cukup tahan banting melewati tantangan. Celakanya,penyebab utama kegagalan itu tidak melulu lantaran lemah menghadapipersaingan pasar, tetapi juga kondisi internal, baik karena faktor lemahnyasumber daya manusia (SDM), manajemen maupun permodalan. Di sisilain, acap kali kita lihat kehebatan koperasi karena ditopang oleh faktorfigur (patron). Dan ketika figur atau pimpinan tersebut berhenti menjabat,koperasinya pun perlahan redup.

Kecenderungan bahwa sukses koperasi adalah sukses figur pimpinan-nya seolah menjadi keniscayaan sejarah. Di masa pemerintahan Orde Baru,koperasi tumbuh di tengah prakarsa dan insiatif penguasa. Figur pimpinanKoperasi Unit Desa (KUD) misalnya, identik dengan mantan pejabat desa,seperti mantan lurah, mantan polisi, guru maupun pejabat pemerintahlainnya yang purna tugas.

Dengan kepemimpinan yang menyusup dari atas itu (top-down), me-mang sulit bagi koperasi untuk menjejakkan kaki di pelataran bisnis murni.Apalagi kapasitas para ‘mantan’ pejabat yang umumnya awam dengankavling bisnis. Maka yang terjadi adalah tingginya ketergantungan kope-rasi terhadap bantuan pemerintah. Itu sebabnya mengapa kebanyakan ko-perasi begitu sulit berkembang.

Jagad perkoperasian kita memang penuh warna. Ada koperasi yangberdiri lantaran menunggu program bantuan atau kredit murah pemerintah.Tapi banyak juga koperasi yang mampu menunjukkan tajinya sebagaibadan usaha ekonomi rakyat yang tangguh. Contoh cukup fenomenal

Suasana RAKKKGJ Jakarta, 2006

Slam

et A

W

Page 5: Isi Perkotaan OK

5 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

adalah Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ) yang mampu melewatiperjalanan lebih setengah abad.

Beroperasi di lingkungan terbatas, yaitu hanya melajani para tenagapendidik di level sekolah dasar, tak membuat pamor KKGJ hanya beredardi lingkungan sekolahan saja. Dengan terus mengembangkan kualitaspelayanan anggotanya secara mantap dan profesional, koperasi para guruini membuktikan kelasnya sebagai koperasi yang layak jadi contoh.

Ketika negeri ini memasuki masa sulit (krisis moneter 1997), KKGJjustru menunjukkan eksistensinya sebagai penyelamat ekonomi anggota(guru). Bahkan masih di tengah masa sulit itu, KKGJ pada 1998 mampumeyakinkan perbankan mengucurkan kredit untuk para guru senilai Rp3,5 miliar. Jaminannya, aset berupa sebidang tanah seluas delapan hektardi bilangan Bogor. Besaran aset yang jadi jaminan itu sangat tidak memadaijika dibanding dengan jumlah modal yang dikucurkan, namun perbankanmelihat prospek pasar yang cukup besar di KKGJ yaitu sebaran anggotasebanyak 23.000 orang para guru SD di Provinsi DKI Jakarta.

Mengapa solusi pengembangan usaha KKGJ harus bermitra denganperbankan? Pertanyaan ini menarik mengingat selama ini begitu sulitnyakoperasi merajut mitra dengan perbankan. Bagi pengurus KKGJ duniaperbankan menjadi salah satu instrumen untuk mempertegas fungsi pela-yanan terhadap anggota. Dengan sebaran anggota yang begitu besar dantingkat kebutuhan yang nyaris seragam, yaitu peminjaman dana, makaunit simpan pinjam merupakan alternatif bisnis paling potensial. Masalah-nya dari mana harus mendapatkan dana guna membiayai kebutuhan danaanggota yang begitu besar. Itu sebabnya perbankan menjadi solusi. “Jikaingin untung besar harus berbisnis secara besar, dan untuk itu diperlukanmodal besar.” Begitu tekad yang pernah ditegaskan oleh pengurus KKGJdalam upaya menyiasati pengembangan usaha.

Ketika memperoleh dana perbankan sebesar Rp 3,5 miliar itu, seutuh-nya dimanfaatkan bagi kelangsungan usaha, antara lain dibelikan asetbaru berupa tanah sawah, pabrik penggilingan padi (rice milling unit-RMU) dan SPBU. Dengan aset tersebut, pihak bank dengan ringanmengalirkan pinjaman dalam jumlah tiga kali lipat. KKGJ pada akhirnyamampu merebut simpati bank.

Dalam tempo relatif singkat, KKGJ menjelma menjadi koperasi sehatdengan total aset sebesar Rp 157 miliar per 31 Desember 2005. Padatahun buku 2005 saja, KKGJ tercatat menggulirkan modal dari sebuahbank sebesar Rp 65 miliar. Pada periode 2006, sesuai dengan komitmen

Uraian 2005 (Rp) 2004 (Rp) %

1. Total Aktiva 127.750.407.085 107.217.429.990 19

2. Piutang 92.790.335.023 76.968.532.358 21

3. Hutang Simpanan 30.858.181.683 24.345.234.422 27

4. Modal 34.062.903.344 30.828.456.679 10

5. SHU 6.014.346.527 5.637.960.445 7

Tabel Kinerja KKGJ, 2004-2005

Page 6: Isi Perkotaan OK

6Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

pengurus dan pihak bank, dana yang dialokasikan meningkat menjadiRp 70 miliar. Menyadari porsi terbesar modal yang berputar adalah modalbank, pengurus mengajak anggota agar mau menambah modal sendiri.Sejauh ini, pendapatan koperasi yang disetorkan kepada pemilik modal(bank) setiap tahun sekitar Rp 3 miliar. Maka, dengan langkah mengurangipinjaman modal dari bank, pendapatan yang akan dinikmati oleh anggotadengan sendirinya menjadi lebih besar.

Ajakan dan upaya pengurus kepada anggota membawa hasil. Melaluiperdebatan dan pembahasan yang seru, anggota setuju menaikkansimpanan wajib sebesar dua kali lipat, dari Rp 50.000 menjadi Rp 100.000per bulan. Dengan jumlah anggota KKGJ yang mencapai 23 ribu orang,tambahan dana simpanan wajib Rp 50 ribu per bulan berarti terkumpulmodal tanpa bunga sebesar Rp 1,150 miliar. Dalam tempo setahun, modalKKGJ bertambah sebesar Rp 13,8 miliar. Uniknya, keputusan kenaikantersebut hanya memerlukan waktu sekitar lima menit. Kesepakatan itudihasilkan anggota secara aklamasi dalam sebuah rapat perencanaankhusus. Hal ini tak terlepas kaitannya dengan sosialisasi yang digiatkanpengurus dan pengawas melalui kegiatan pra Rapat Anggota Tahunan(RAT) di setiap kecamatan (komisariat) di wilayah DKI Jakarta.

SEMPAT MINUS DAN MEREDUPSebelum menorehkan prestasi, KKGJ sempat mengalami masa-masa

pahit. Koperasi yang berdiri pada 14 September 1952 ini pernah kolaps.Periode 1977–1983 KKGJ bisa dikatakan berada di titik nadir. Berawaldari kekeliruan menerapkan sistem manajemen serta minimnya SDM yangcakap. Pengurus bahkan diklaim telah memberangus cita-cita luhur parapenggagasnya. Koperasi hanya menjadi ajang manipulasi para oknumpengurus. Organisasi, usaha dan mentalitas pengurus dan karyawan yangamburadul mengakibatkan anggota frustasi bahkan kehilangan keper-cayaan kepada koperasi.

Lahir dengan nama Koperasi Kredit Guru-guru Djakarta Raya(KKGD), dengan badan hukum (BH) No. 815 pada 18 April 1953, merugiRp 38 juta. Pengurus juga mempunyai tunggakan sebesar Rp 728 ribu.Penyebab kerugian, antara lain, koperasi menanggung beban bunga tinggi,5% per bulan kepada investor yang notabene oknum anggota KKGJ.Berkat beberapa anggota yang benar-benar memahami koperasi, sebuahjalan keluar ditemukan. Mereka tampil dan membenahi kekacauan didalam tubuh KKGJ. Mandat untuk pengurus baru ini dihasilkan melaluiRapat Anggota Luar Biasa (RALB) pada 28 Januari 1984. Pada 11 Maret1984, pengurus hasil RALB dilantik tetapi mereka baru benar-benar aktifpada Juni 1984.

Diketuai H. Saprawi, kinerja pengurus mulai memperlihatkan hasilpositif. Babak baru kebangkitan pun dimulai. Pada tahun pertama, iklimperubahan itu mulai terasa. Secara psikologis, kepercayaan para guru SDdi Jakarta pulih perlahan-lahan. Jumlah anggota pun terus meningkat dariwaktu ke waktu. Dalam rentang 10 tahun (1984-1994), jumlah anggotanaik drastis dari 4.817 orang menjadi 23.728 orang, sebuah peningkatan

Page 7: Isi Perkotaan OK

7 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Rasio(%)

SimpananAnggota

AktivaLancar

106.797.833.471

32.180.920.591

331,87

Gambar HistogramRasio Likuiditas

Rasio(%)

SimpananAnggota

Aktiva

127.750.407.085

32.180.920.591

396,98

Gambar HistogramRasio SolvabilitasJangka Pendek

Rasio(%)

SimpananAnggota

SHU

6.014.346.527

22.512.338.38526,27

Gambar HistogramRasio Rentabilitas

rata-rata 39,25% per tahun. Jumlah tersebut sudah mencapai sekitar 80%dari potensi guru SD yang ada. Dana permodalan yang dihimpun KKGJpun berlipat ganda, dari Rp 6,3 juta pada 1984 menjadi Rp 3,478 miliarpada 1994, atau tumbuh dengan angka rata-rata Rp 347,173 juta per tahun.

Dalam kurun waktu 10 tahun berikutnya kinerja mereka melambung.Tahun buku 2004 KKGJ membuktikan sebagai koperasi primer yangtumbuh sangat sehat. Total aktiva melesat hingga menembus angka Rp107,127 miliar. Keberhasilan itu adalah buah keseriusan dalam penge-lolaan koperasi. Prinsip “sedikit bicara banyak berkarya” atau “bolehberbicara tetapi tetap berkarya” menjadi moto pengurus periode 1998-2002 itu ternyata mempengaruhi perkembangan KKGJ. Tokoh yangmewarnai perkembangan itu adalah Agustitin Setyobudi, Ketua I KKGJsaat itu. Menurut Agustitin Setyobudi, ia bersama pengurus lain selaluberusaha merealisasikan apa yang telah diprogramkan dengan satu tujuanyaitu mencapai kesejahteraan anggota.

USAHA TERKAIT ANGGOTAKoperasi guru yang berlokasi di Jalan Poris Raya, Pisangan Baru,

Jakarta Timur, itu telah terbukti berkinerja mengagumkan. Dari gedungberlantai dua yang menjadi pusat operasi itu, KKGJ mengendalikansejumlah unit usaha yang mencakup agribisnis (kebun belimbing), sawah,penggilingan padi (RMU), SPBU, unit simpan pinjam (USP), perda-gangan umum, wartel, depot air isi ulang, tabungan haji, tabungan pensiun,Pusat Pelatihan dan Pendidikan Guru-guru SD (P3GSD) dan kolamrenang. Unit-unit usaha KKGJ sebagian besar melibatkan aktivitas ang-gota, kecuali SPBU, unit-unit lain masih terkait anggota. Sebelum tahunbuku 2000, pusat kendali operasional KKGJ masih menyewa bangunandi Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Untuk mengoptimalkan kegiatan usahanya,KKGJ mempekerjakan lebih dari 100 orang.

Semua unit usaha pendapatannya selalu naik setiap tahun. TermasukP3GSD yang baru satu tahun berjalan sudah mampu berkontribusi.Kecuali kolam renang yang baru dioperasikan pada awal 2006. KhususP3GSD yang dioperasikan sejak 2004 telah digunakan untuk pelatihankomputer multimedia. Seluruh peserta berasal dari 1.920 SD di DKIJakarta. Kiat keberhasilan KKGJ terlihat dari konsistensi pelayanan dankegiatan usaha yang terkait pada kepentingan anggota.

Konsistensi pelayanan dan keseriusan menggarap usaha, kendati ha-nya bernama koperasi guru, pada gilirannya membuahkan hasil menggem-birakan. Kinerja usaha yang baik itu terlihat dari perkembangan jumlahmodal yang berhasil dihimpun. Total aktiva sebesar Rp 107,2 miliar padatahun buku 2004 meningkat menjadi Rp 127,7 miliar tahun buku 2005.Jumlah piutang yang Rp 76.9 miliar tahun sebelumnya meningkatRp 92,7 miliar pada 2005. Jumlah simpanan anggota juga ikut naik, dariRp 24,3 miliar menjadi Rp 30,8 miliar. Jumlah modal dari Rp 30,8 miliarmeningkat menjadi Rp 34 miliar.

Unit USP pada tahun buku 2005 membukukan pendapatan sebesarRp 20,2 miliar, meningkat 31% dari tahun buku sebelumnya yang Rp 15,4

Page 8: Isi Perkotaan OK

8Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

miliar. Jumlah piutang yang diserap anggota sebesar Rp 72,5 miliar, ataunaik sebesar 17% dari tahun buku 2004 sebesar Rp 62 miliar. Pada tahunbuku 2005 portofolio pinjaman didominasi pinjaman komersial sebesarRp 40,7 miliar, atau naik 56% dari total pinjaman yang diberikan kepadaanggota. Tepatnya, pengguna pinjaman komersial sebanyak 2.884 orangdengan rata-rata pinjaman Rp 16,4 juta. Dari unit perdagangan umum—yang meliputi penjualan dan kredit sepeda motor, barang elektronik, optik,alat kesehatan, daging dan hati—jumlah pendapatan tercatat sebesar Rp1,7 miliar. Penyumbang pendapatan terbesar adalah penjualan sepedamotor, sebesar Rp 386 juta. Unit SPBU menyumbang pendapatan sebesarRp 672 juta atau meningkat lima persen dari tahun buku sebelumnyasebesar Rp 642 juta dari total penjualan sebesar Rp 21,3 miliar. Unit warteldan depot air isi ulang memberikan kontribusi sebesar Rp 347,4 juta.

Unit agribisnis meliputi sawah dan kebun. Di Karawang, untuk sawahdilengkapi dengan sarana RMU, dan kebun belimbing di Citayam, Bogor.Dari kedua jenis usaha itu KKGJ memperoleh pendapatan sebesar Rp231,3 juta atau naik dua persen dibanding tahun buku 2004 yang sebesarRp 227 juta. Sedangkan untuk tabungan pensiun dan tabungan hajiterkumpul sebesar Rp 11,1 miliar, terdiri dari Rp 9,9 miliar tabunganpensiun dengan jumlah penabung 4.879 orang dan Rp 1,2 miliar untuktabungan haji dengan jumlah penyimpan sebanyak 148 orang.

Untuk unit usaha yang baru tiga tahun (tahun buku 2005) yaitu saranaP3GSD, kontribusinya terhadap pendapatan cukup signifikan. Dengandukungan sub unit penerbitan dan wisma diklat, unit ini membukukanpendapatan sebesar Rp 555 juta atau naik satu persen dari tahun sebelum-nya sebesar Rp 552 juta. Pendapatan tersebut sebenarnya bisa lebih besar.Menurut Agustitin, sub unit penerbitan malah dapat berkontribusi lebihbesar terhadap unit PGSD. Sayangnya, piutang di sekolah-sekolah senilaiRp 5,15 miliar per Desember 2004 tidak tertagih.

Paket diklat yang diselenggarakan P3GSD mencakup latihan dasarkepemimpinan siswa, outbound, pesantren lintas-agama dan pesantrenRamadhan. Untuk pengembangan pembelajaran, P3GSD menjaring siswa

Gedung P3GSDsalah satu aset KKGJ

di Citayam, Bogor

Dok

umen

tasi

Page 9: Isi Perkotaan OK

9 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

tingkat TK dua kelas, SD dua kelas keduanya adalah mengikuti programpembelajaran TK-SD laboratorium sebagai sekolah unggulan. Sedangpengembangan sekolah lanjutan telah dibuka Sekolah Menengah IndustriPariwisata (SMIP).

Dengan berbagai jenis usahanya, pada 2005 KKGJ 2005membukukan SHU sebesar Rp 6,014 miliar; meningkat sekitar Rp 376juta dari tahun buku 2004 yang berjumlah Rp 5,638 miliar.

PENDIDIKAN DAN REGENERASISenapas dengan profesi pengurus dan para anggotanya, KKGJ sangat

peduli pada misi pendidikan. Pengurus pun senantiasa menanamkanpemahaman tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang benarkepada seluruh anggota. Wisma P3GSD merupakan sarana untuk itu.Faktor lainnya kepengurusan yang solid, mumpuni dan jujur menjadimagnet anggota mempercayai koperasi. Untuk mewujudkan cita-cita itupengurus harus lebih memahami. Tanpa menguasai ilmu, menurut YitnoSuyoko, Ketua Umum, sulit mengakomodasi keinginan anggota yangsedemikian beragam secara memadai. Eksistensi pengurus dipertaruhkanuntuk melayani sekitar 23.000 anggota KKGJ.

Jika diurus oleh orang yang tidak cakap, abai pada pendidikan danpelatihan, kelangsungan hidup sebuah koperasi amat riskan. Selain tidakterjadi regenerasi, pemahaman wawasan perkoperasian di kalangananggota pun minim. DKI Jakarta, misalnya, sebagaimana data DinasKoperasi dan UKM, dari sekitar 6 ribu unit koperasi yang aktif hanyasekitar 30%. Itu pun, didominasi koperasi fungsional, seperti koperasipegawai/BUMN, TNI/Polri dan kopkar yang relatif aktif mendapatpembinaan secara kontinyu. Selebihnya KSP dan beberapa unit KSU.

Secara kontinyu KKGJ menggembleng para anggotanya di WismaP3GSD di Citayam, Bogor. Selain diikuti oleh para guru SD di DKIJakarta, penggemblengan itu juga mengikutsertakan guru-guru dari daerahlain. Semua biaya ditanggung koperasi, peserta pun mendapat uang saku.Biaya yang dialokasikan untuk pembinaan sebesar Rp 26,6 juta perangkatan atau jumlah totalnya sekitar Rp 425,6 juta untuk 16 angkatan.Materi pelatihanan ‘Menjadi Guru Profesional’ tersebut antara lain, UUNo 14/2005 tentang Sisdiknas, reaktualisasi profesionalisme guru dankewirakoperasian, kurikulum baru dan aplikasinya serta KKGJ dalamberbagai tinjauan. Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan pengetahuananggota yang berprofesi guru sebagai kader koperasi.

PINJAMAN TANPA BUNGASaking konsennya terhadap pendidikan, KKGJ memberikan pinjaman

pendidikan tanpa bunga. Koperasi guru-guru SD Jakarta ini termasuksedikit jumlah koperasi yang sudah eksis mengakses permodalan kepadalembaga perbankan. Di saat masih banyak koperasi yang mengharapkanbantuan permodalan berbunga lunak dari pemerintah. Koperasi para guruSD se-DKI Jakarta ini sudah leluasa mengakses permodalan dari lembagakeuangan dengan bunga komersial. Hasilnya, berapa pun anggota perlu

Wartel dan Depot AirMinum isi ulang KKGJ.

Dok

umen

tasi

Page 10: Isi Perkotaan OK

10Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

dana, bank setiap saat siap melayani. Artinya, sudah melewati fasefleksibel dan dinamis sebagai lembaga usaha. Sehingga misi ingin melayanianggota secara maksimal dapat diwujudkan.

Tahun buku 2006 KKGJ kembali membuat komitmen dengan BankMega Syariah Indonesia (BMSI) senilai Rp 70 miliar, lebih banyak sebesarRp 5 milir dibanding tahun buku sebelumnya. Selain untuk membantupermodalan usaha, dana tersebut juga dialokasikan untuk membiayaikepentingan anggota. Pasalnya, dengan berlakunya Undang-UndangPendidikan, para guru SD yang belum menamatkan pendidikan S1 wajibmenyelesaikan jenjang tersebut. KKGJ menjalin kerja sama denganUniversitas Hamka (Uhamka) Jakarta. Sebelumnya, kerja sama ini telahdilakukan untuk anggota yang ingin menempuh jenjang pascasarjana(magister). Biaya untuk anggota yang mengikuti program tersebut ditalangioleh koperasi sampai lulus S2, dan mereka mengembalikan dana dengancara mengangsur.

Khusus bagi anggota yang berminat kuliah di Uhamka, KKGJmembuka pendaftaran di tingkat komisariat (perwakilan KKGJ di setiapkecamatan di DKI Jakarta). Anggota yang tidak belajar di Uhamka harusmenanggung sendiri pembiayaannya. Kecuali yang melalui programKKGJ, administrasi pembayaran ditanggung koperasi. Tahun buku 2006,menargetkan sekitar 2.000 anggotanya dapat menempuh jenjang S1 yangdibiayai koperasi. Bagi guru SD yang baru diploma II (DII) dapat ditempuhdua setengah sampai tiga tahun.

KEJUJURAN DAN KEPEDULIANPengurus KKGJ berkeyakinan, hal terpenting tentang pengurus adalah

kejujuran dan kecakapan. Pengurus yang jujur melahirkan kepercayaananggota, sehingga anggota tidak berkeberatan memodali koperasi. Sedangkecakapan membuat modal yang ditanamkan mampu dilipatgandakanmelalui keuntungan yang diperoleh. Kecakapan dipetik melalui adopsiadopsi ilmu-ilmu ekonomi yang mengajarkan tata cara berusaha, yangselanjutnya dipadukan dengan ilmu-ilmu koperasi dengan ciri watak sosialyang kental. Kedua unsur tersebut dapat menghasilkan sinergi berkatadanya niat nan tulus. Dikombinasikan dengan bergabungnya parawirausahawan, sumberdaya manusia yang mempunyai wawasanentrepreneur, dinamika dan kemajuan sebuah koperasi semakin terkondisiuntuk bertumbuh di ranah yang subur. ***

Page 11: Isi Perkotaan OK

11 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TIMUR

Kopwan Setia Bhakti Wanita(SBW) Surabaya

PENERUS ‘KARTINI’SEPEREMPAT ABAD

11 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 12: Isi Perkotaan OK

12Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

ika ingin melihat usaha koperasi maju, lihatlah pada koperasi yangdikelola oleh kaum wanita. Statemen itu agak berlebihan memangbahkan bernuansa jender. Namun fakta di lapangan acap kali mem-

buktikan bahwa sulit mencari koperasi yang hancur lantaran dikelola olehkaum wanita. Olehnya sangat beralasan jika kita coba tengok kiprahKoperasi Wanita Setya Bhakti (Kopwan SBW) Surabaya yang dalamdua dekade terakhir ini masih mempunyai nama mencorong. Dalam per-jalanannya selama 25 tahun, memang telah banyak capaian maupunprestasi yang telah diraih kopwan Jawa Timur ini. Ke dalam, SBW telahmampu meningkatkan omset, aset dan jumlah anggota. Sementara ke luarberbagai pengakuan juga telah didapat.

Cerita suksesnya sering mengundang kagum. Tidak ada teori ekonomimaupun manajemen modern yang ikut membidani kebesaran SBW, tidakjuga program atau kredit murah dari pemerintah. Semua bermula darikumpulan arisan 35 orang ibu-ibu rumah tangga. Mereka adalah orang-orang yang punya komitmen dan idealisme. Setiap bulan berkumpul darirumah anggota yang satu ke rumah anggota yang lain secara bergiliran.Nilai arisannya hanya sebesar Rp 2.000 per orang.

Dari hasil perkumpulan arisan itu, kelompok ibu-ibu ini menggalanginisiatif pendirian usaha simpan pinjam pada 1975. Waktu itu anggotabisa pinjam Rp 5 ribu yang dicicil 5 kali, kemudian terus berkembangdan pinjaman bisa meningkat hingga Rp 10 ribu. Seiring waktu, modalpunbertambah, pinjaman bisa ditingkatkan menjadi Rp 50 ribu. Dan biasanyapinjaman oleh anggota digunakan untuk membuka usaha walaupun sifat-nya temporer. Seperti misalnya membuat kue yang dijual tatkala lebaran.

Sementara ditempat lain, tepatnya di Malang telah berkembang pulaKopwan Setia Budi Wanita. Dan kebetulan Ibu Syafril salah satu tokohnyadekat dengan anggota kelompok arisan ini. Sejak 1977 Ibu Syafril mulaidatang ke pertemuan arisan untuk memperkenalkan tentang koperasi.Bahkan para kandidat pengurus Kopwan Setia Budi Wanita juga diajak.Memang ketika pertama kali diperkenalkan tentang koperasi, anggotakelompok arisan ini kurang begitu tertarik. Tapi rupanya Ibu Syafril tidakputus asa, pada setiap pertemuan selalu datang untuk memotivasi agarmembentuk koperasi. Karena dari jumlah anggota, memang sudahmemenuhi persyaratan.

Setelah empat hingga lima kali pertemuan dengan Ibu Syafril,munculah keinginan untuk mencoba membentuk koperasi. Pada awalnyadipilihlah rumah Ibu Tatik Yudara sebagai kantor, dan kegiatan dilakukandi garasi. Tapi lama kelamaan garasipun tidak memadai sehingga harusmasuk keruang tamu. Sementara ruang makan dijadikan tempat untukruang rapat pengurus. Dari anggota 35 orang kemudian beberapa orangmencoba membentuk kelompok baru hingga terbentuk 4 kelompok.Karena anggota sudah banyak, akhirnya Departemen Koperasi waktu itudiminta untuk melakukan pembinaan. Kemudian disarankan untukmengajukan permohonan badan hukum (BH).

Peranan Ibu Syafril tidak hanya berhenti sampai disitu, ia punmemperkenalkan keponakannya yang akan siap membantu dalam pem-

J

Satya lencana Pembangunanbidang Koperasi diberikan pada

Ibu Ketum SBW tahun 1998

12

Dok

umen

tasi

Page 13: Isi Perkotaan OK

13 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah13

Pengurus Koperasi WanitaSetia Bhakti WanitaSurabaya

bentukan koperasi. Keponakan ituyang kemudian dalam perjalanan telahberhasil membawa Kopwan SBWseperti saat ini. Dialah Ibu Yoos Lutfi.

Kemudian pada tanggal 30 Mei1978, Kopwan SBW diresmikan olehDepartemen Koperasi Kodya Suraba-ya dengan wilayah kerja KecamatanGubeng. Dua tahun kemudian tepat-nya 15 Januari 1980 mendapat BHDepkop Kodya Surabaya, dengannomor : 4362/BH/II/80. Seiring de-ngan perkembangan anggota, kantorpun berpindah dari sebuah garasi kesebuah kantor di Jl Panglima Soedir-man. Kantor tersebut milik Pusko-wanjati (Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur) yang direlakan untuk ditem-pati dengan sewa relatif murah.

Perjalanan terus berlanjut, dari tahun ke tahun jumlah anggota terusbertambah, dari 35 orang, menjadi 2.913 orang di tahun 1984. Perkem-bangan yang pesat itulah yang kemudian menuntut adanya perubahan ang-garan dasar. Jangkauan kerja diperluas mencakup wilayah kerja SurabayaTimur. Seiring dengan bertambahnya anggota, tak pelak perubahan anggarandasar, dilakukan lagi di tahun 1988. Saat itu anggota sudah mencapai 3.431orang yang terbagi dalam 270 kelompok. Jangkauan tidak lagi sebatasSurabaya Timur tapi diperluas. Dari 19 kecamatan yang ada di KodyaSurabaya, 11 di antaranya masuk dalam wilayah kerja Kopwan SBW.

Sampai dengan Desember 2001 anggota telah mencapai 9.832 orangyang dibagi dalam 348 kelompok. Sementara permodalan telah ber-kembang hingga mencapai Rp 33,775 miliar. Ketika kinerja Kopwan SBWdirasakan semakin mantap ada keinginan untuk memperluas wilayah kerjahingga seluruh Nusantara. Sayangnya keinginan anggota tidak bisa ter-wujud karena alasan legalitas.

TANGGUNG RENTENGSistem arisan inilah yang dikembangkan menjadi sistem kelompok

tanggung renteng. Jadi dalam kelompok tanggung renteng juga harus adapenanggung jawabnya atau disingkat PJ. Dia inilah yang mengkoordinirdan sebagai fasilitator terselenggaranya pertemuan kelompok. Dia pulayang harus bertanggung jawab lengkap tidaknya jumlah angsuran yangdisetorkan ke Kopwan SBW. Kalau memang angsuran kurang, PJ jugaharus bisa menggerakkan anggotannya untuk melakukan tanggung renteng(bermusyawarah untuk membagi tanggung jawab bersama-sama denganseluruh anggotanya).

Hanya bedanya bila dalam kelompok arisan, pertemuan kelompokbukanlah suatu kewajiban karena yang lebih diutamakan adalah membayar

Dok

umen

tasi

Page 14: Isi Perkotaan OK

14Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

tanggungan arisan. Sedangkan dalam kelompok tanggung renteng, perte-muan menjadi hal yang wajib. Karena bagaimana bisa muncul jiwakebersamaan bila di antara anggota tidak terjadi interaksi. Dan kalau tidakada jiwa kebersamaan bagaimana mungkin diantara mereka mau salingmenanggung. Jiwa individu yang justru akan menonjol. Kalau sudah de-mikian yang terjadi utangmu adalah tanggung jawabmu dan tidak akanmau tahu bila kamu mengalami kesulitan. Hal-hal seperti itulah yang mem-bedakan antara koperasi simpan pinjam dengan sistem tanggung rentengdan koperasi simpan pinjam lainnya. Tak mengherankan bila koperasi sim-pan pinjam dengan sistem tanggung renteng seperti yang diterapkan KopwanSBW dan primer lain di Puskowanjati mampu menekan tunggakan.

Sukses dengan tanggung renteng adalah trade mark Kopwan SBW.Koperasi yang nyaris kurang diperhitungkan ini, lantaran cuma dikelolapara ibu-ibu dari sebuah garasi, kini telah memiliki gedung dua lantai diatas tanah seluas 1.400 m2. Memang semuanya tidak begitu saja terjadimelainkan melalui proses perjalanan panjang selama 25 tahun. Untukmemiliki gedung yang penggunaannya diresmikan oleh Bustanil Arifin(Menteri Koperasi waktu itu) pada 1988, anggota sepakat untuk tidakmembagi SHU selama lima tahun.

Kebutuhan terus bertambah, luas gedung serasa sesak ketika anggotatelah mencapai 6000 orang. Kembali anggota urunan sebesar Rp 16 ribuyang diangsur selama 5 bulan. Hasilnya sebuah gedung lantai 2 diatastanah seluas 400 m2. Dan 13 Januari 1996 diresmikan pemakaiannyaoleh Subiakto Tjakrawardaya, Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengu-saha Kecil waktu itu.

Waktu terus berjalan, anggota pun terus bertambah hingga 10 ribulebih dan kegiatan semakin meningkat. Tak ayal gedung yang ada serasasesak. Kembali Kopwan SBW membeli sebidang tanah untuk memperluasgedung lama tanpa harus minta sumbangan anggota seperti sebelumnya.Dengan adanya gedung baru ini unit toko bisa dikembangkan menjadiswalayan. Tradisi peresmian gedung baru oleh pejabat menteri terkait tetap

Tabel 1. Perkembangan Modal Sendiri dan LuarTahun Modal Modal Tahun Modal Modal

Sendiri Luar Sendiri Luar

1978 3.027 7.950 1991 1.298.885 640.889

1979 11.784 316.078 1992 1.682.723 834.528

1980 48.001 118.101 1993 2.761.724 1.145.523

1981 96402 222.673 1994 3.568.581 1.818.410

1982 189.961 346.708 1995 4.441.366 1.718.412

1983 238.064 284.542 1996 5.631.689 2.270.562

1984 236.448 203.160 1997 6.858.674 2.423.438

1985 280.045 227.281 1998 8.598.183 1.827.169

1986 347.093 265.772 1999 8.950.090 7.086.942

1987 486.317 270.212 2000 12.308.469 9.147.490

1988 668.912 393.189 2001 12.308.469 9.147.490

1989 826.707 458.232 2002 20.186.078 25.172.017

1990 1.093.268 648.404

Page 15: Isi Perkotaan OK

15 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

berlanjut yang saat itu peresmiannya di-buka oleh Ali Marwan Hanan sebagaiMenegkop & UKM pada 22 April 2003.

Sementara aset juga terus berkem-bang, sampai akhir tahun 2002 telahmencapai Rp 42 miliar. Sedang volumeusaha mencapai Rp 59 miliar yang ber-arti omset rata-rata Rp 4,9 miliar perbulan. Untuk komposisi permodalan saatini, 45 % modal sendiri dan 55 % modalpinjaman pada pihak luar. Adanya pin-jaman pada pihak luar ini berkaitandengan sistem plafon yang diterapkanuntuk anggota yang pinjam. Artinya ang-gota mempunyai hak pinjam sebesarempat kali simpanan wajibnya.

Untuk memproses semua kebutuhanpinjaman anggota, Kopwan SBW mengoperasikan unit simpan pinjam(USP). Setiap usai pertemuan kelompok paling lambat satu hari, PJ dananggota yang mengajukan pinjaman datang ke bagian ini untuk setor ang-suran dan realisasi pinjaman. Kemudian setiap bulan, bagian simpan pin-jam mengirimkan tagihan pada anggota melalui PPL di pertemuankelompok.

UTAMAKAN PELAYANAN PRIMATahunpun terus berlalu, jumlah anggota terus meningkat, keberadaan

toko atau waserda sudah dianggap tidak memungkinkan lagi. Kemudiananggota kembali menuntut pada RAT agar unit toko atau waserda dikem-bangkan menjadi swalayan. Dan pada usia yang ke 25 tahun, KopwanSBW berhasil merealisasi tuntutan anggota tersebut. Kini anggota bebasberbelanja dengan mengambil barang sendiri layaknya di swalayan. Danternyata dari perubahan ini juga berpengaruh pada meningkatnya omzetrata-rata per bulan. Sebelumnya rata-rata omzet Rp 588 juta per bulan,kini setelah menjadi swalayan menjadi Rp 665 juta per bulan.

Di swalayan ini anggota bisa berbelanja secara tunai maupun kredit.Untuk yang menggunakan fasilitas kredit, setiap anggota diberi plafonRp 300 ribu per bulan. Sedang untuk anggota yang punya toko mendapatfasilitas pinjaman sebesar Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta. Selain anggota,unit swalayan juga melayani non anggota.

Bila ternyata anggota membutuhkan dana untuk usahanya, bisamengajukan pinjaman di Unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Unitini selain untuk anggota juga untuk masyarakat umum. Tapi perlakuanpinjaman di unit ini berbeda dengan di unit simpan pinjam. Di sini disya-ratkan harus punya usaha yang sudah berjalan dan memakai agunan. Se-dangkan suku bunganya 2 % flat per bulan. Dan pinjaman ini tidak ter-ikat dengan kelompok karena sifatnya lebih individu. Saat ini dana yangdikucurkan sudah sebesar Rp 1,6 miliar untuk pembiayaan 338 UKM.

Swalayan, melayani anggota dannon anggota. Untuk anggotamendapat fasilitas pembeliansecara kredit.

Dok

umen

tasi

Page 16: Isi Perkotaan OK

16Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

KEANGGOTAANDari cikal bakal pendiri sebanyak 35 orang wanita itu, anggota Kop-

wan SBW kini telah berkembang menjadi 10 ribu orang lebih. Bermuladari 2 kelompok dalam satu kecamatan, kini berkembang menjadi 358kelompok. Bukan lagi di satu kecamatan tapi tersebar di wilayah Surabayadan sekitarnya. Perkembangan anggota yang ribuan kali lipat itu, tidakmengurangi rasa kebersamaan. Melalui pertemuan kelompok setiap bulan,dan temu wicara setiap 6 bulan dan RAT membuat rasa kebersamaanselalu terasah.

Bagaimana cara menjadi anggota? Tentu saja tidak sulit, apalagi bagimereka yang memang senang menggalang usaha bersama. Ketentuanteknis yang ditetapkan Kopwan SBW untuk menjadi anggota adalah harusmelalui kelompok-kelompok yang sudah ada. Diterima atau tidaknya

seseorang menjadi anggota,tergantung dari hasil kese-pakatan anggota kelompokyang akan dimasuki. Namunmasyarakat juga bisa berga-bung menjadi anggota Kop-wan SBW dengan membentukkelompok baru. Sedang per-syaratannya, minimal sudahtergabung 15 orang wanita dandi antara mereka saling me-ngenal. Selain itu seluruh ang-gota harus bersepakat mene-rima dan menjalankan sistemtanggung renteng beserta kon-sekuensinya. Tentunya bebe-rapa persyaratan administrasijuga harus dipenuhi.

Ke depan, memang masih banyak tantangan ekonomi yang harusdihadapi oleh Kopwan SBW. Terlebih dengan semakin tajamnya per-saingan di tengah pasar global yang mau tidak mau berimbas pada upayakopwan ini mempertahankan kinerja. Dalam konteks ini kopwan mem-persiapkan diri dengan menggalang berbagai aspek usaha berbasispartisipasi ekonomi wanita. Pola tanggung renteng masih akan dike-depankan sebagai nilai jual (selling point) dan sekaligus tipikal ekonomiyang beebasis pada aspek kultural bangsa Indonesia.

Guna mengantisipasi berbagai tantangan global dan dinamika internalorganisasi, Kopwan tentu saja dituntut proaktif dengan senantiasa me-ningkatkan capacity building sesuai prinsip prinsip pembangunan koperasiberkelanjutan.***

Tabel 2. Perkembangan Kelompok Pengusaha Pedagang Kecil (KPPK)

Tahun Organisasi KPPK Tahun Organisasi KPPK

1978 75 0 1991 4.942 223

1979 778 0 1992 5.255 101

1980 1.525 0 1993 6.029 85

1981 2.347 0 1994 6.414 137

1982 3.496 298 1995 6.232 93

1983 3.618 327 1996 6.678 87

1984 2.913 447 1997 7.055 123

1985 2.933 365 1998 7.318 172

1986 3.161 793 1999 7.639 313

1987 3.147 493 2000 8.812 365

1988 3.431 396 2001 9.631 -

1989 4.029 497 2002 9.871 -

1990 4.884 307

Page 17: Isi Perkotaan OK

17 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah17 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

DKI JAKARTA

KSU Tunas Jaya

SERBUAN MINIMARKETDI TENGAH

Slam

et A

W

Page 18: Isi Perkotaan OK

18Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Ironis memang. Di era reformasi saat ini Koperasi Serba Usaha (KSU)atau KUD bagai mengalami nasib yang sama. Yakni sama-samaterpuruk. Jika KUD yang banyak berdomisili di pedesaan, mulai

rontok karena tidak lagi dipercaya pemerintah untuk menjalankanprogram, maka nasib KSU tak jauh beda, kehilangan pasar akibatmerebaknya pasar swalayan modern ke tengah kampung.

Lain halnya ketika perekonomian negeri ini tengah subur, tepatnyadi era Orde Baru. KUD dan KSU boleh dibilang mendapat perhatianistimewa dari pemerintah. Tetapi kenangan indah itu pudar seiringdengan krisis ekonomi yang disertai runtuhnya kepemimpinan OrdeBaru. KUD dan KSU pun rontok, karena tiang sandarannya, yaknipemerintah mengalami chaos dan tidak bisa lagi menyuntikkan subsidike koperasi.

Tentu saja tidak semua KUD atau KSU yang mengalami kolaps,setidaknya masih banyak KUD atau KSU yang boleh dibanggakan.Salah satunya adalah KSU Tunas Jaya (Tunas Jaya) yang berlokasi diBendungan Hilir, Jakarta Pusat. Di tengah serbuan pasar modern yangmarak ke perkotaan, sosok KSU seolah tak goyah. Padahal ratusan unitKSU lainnya di DKI Jakarta mulai lesu dan tidak sedikit yang tutuppintu. KSU tersebut kalah aksi dengan minimarket moderen, sepertiAlfa Mart atau Indo Mart, yang kini leluasa beroperasi di tengahkampung di wilayah DKI Jakarta.

Benarkah Tunas Jaya tak goyah oleh serbuan minimarket

berpendingin sejuk itu? Sepintas lalu koperasi ini memang masih tampakkokoh melayani anggota dan pelanggan. Tetapi walau tak sampai kolapsTunas Jaya sempat limbung. Faktanya, dari lima waserda milik koperasiini tiga unit waserda kondisinya tak berdaya melawan ketangguhanperitel besar yang menyerbu kampung itu. Beruntung, Tunas Jayamemiliki ketangguhan karena soliditas anggotanya. Seandainya TunasJaya ikut tumbang, maka warga DKI Jakarta bakal sulit menemukansosok koperasi berkinerja baik.

Sampai batas tertentu, Tunas Jaya masih pantas mendapat acunganjempol. Mengapa demikian? Sebab, sejauh ini pengelolaan koperasitersebut menerapkan kaidah-kaidah koperasi yang benar. Misalnya, sisipengkaderan juga berjalan. Sehingga mempunyai SDM terampil danprofesional yang mampu mengangkat citra koperasi tersebut.

Faktor penting lain, pelaksanaan pendidikan untuk anggota, menja-dikan koperasi tetap mendapatkan kepercayaan dari para anggota. Taklain, lantaran mereka telah mengerti hak dan kewajiban terhadapkoperasi. Dulu, sebelum era reformasi bergulir nama Tunas Jayacemerlang di percaturan perkoperasian Tanah Betawi. Maksudnya,untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya, keberadaan Tunas Jaya cukupdikenal.

SugihartoKetua KSU Tunas Jaya

Slam

et A

W

Page 19: Isi Perkotaan OK

19 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Kemampuan Tunas Jaya melewati tantangan demi tantangan dantetap eksis, sebenarnya berkat jajaran pengurus yang kenyang makanasam garam berkoperasi. Sehingga jurus-jurus jitu untuk mengem-bangkan koperasi terus diperagakan. Salah satu kelihaian mereka adalahcara mengakses permodalan. Ketua KSU Tunas Jaya Sugiharto me-nyatakan, kalangan pengurus juga memiliki jam terbang cukup untukmeyakinkan pemilik barang. Terutama untuk kebutuhan sembilan bahanpangan pokok (sembako). Buktinya, koperasi ini tetap bisa berperandan dipercaya sebagai distributor. Namun, terhitung setelah krisis me-landa, lembaga usaha yang identik dengan ekonomi kerakyatan ini agakkewalahan menghadapi ’improvisasi’ pemilik modal besar yang jugamenggarap sektor ritel.

Sampai di situ, hukum dagang atau pasar yang berbicara. Maksud-nya, pelan dan pasti produsen barang-barang sembako lebih memilihpemodal besar yang mampu membeli kontan untuk menjadi distributoratau agen. Lagi-lagi, berkat kepiawaian dan keuletan pengurus, TunasJaya tetap mampu melewati masa-masa amat sulit itu. Dari segi volumeusaha, kinerja koperasi memang sedikit mengalami penurunan. Namunfaktor semangat untuk tetap bangkit terus berkobar. Dan semangat yangtangguh lagi gigih itu merupakan kiat pengurus dalam membangunkoperasi. Kegigihan yang mengantarkan Tunas Jaya mendapat sejumlahpenghargaan dari pihak berkompeten.

Kegiatan pelayananterhadap anggota di kantorKSU Tunas Jaya.

Slam

et A

W

Page 20: Isi Perkotaan OK

20Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

APRESIASI DAN KONSISTENSIPujian prestasi memang bukan sasaran hendak dicapai Tunas Jaya,

sebab para pengurus tahu persis bahwa menjalankan roda usaha KSUdi tengah belantara metropolitan Jakarta sungguh tidak mudah. Itusebabnya, Sugiharto mencanangkan kerja keras dan cerdas dalammerebut hati anggota dan pelanggan. Hasilnya memang di luar dugaan.Pada 2005, Tunas Jaya menggoreskan satu catatan sejarah. Sugiharto,sang nahkoda koperasi ini menunjukan prestasi yang bagus denganmemperoleh anugerah Bintang Jasa Satyalancana Wira Karya daripemerintah. Penghargaan itu disematkan langsung oleh Presiden SusiloBambang Yudhoyono pada Hari Koperasi 2005 di Bandung.

Meskipun bangga, Sugiharto tidak lupa diri. Dia menyadari, sesung-guhnya penghargaan itu bukan untuk dirinya sendiri. Bintang jasa itujuga untuk semua keluarga besar Tunas Jaya. Tanpa peran sertapengurus, pengawas, anggota, manajer, serta segenap karyawan,mustahil prestasi itu bisa dicapai.

Apalagi, penghargaan itu bukanlah yang pertama kali diterima.Pemerintah beberapa kali menganugerahi penghargaan atas kesuksesanyang telah ditunjukkan Tunas Jaya. Sebelumnya, ketua KSU yangberkantor di pinggir kali Bendungan Hilir itu pernah dinobatkan sebagaiTokoh Koperasi Terbaik DKI Jakarta tahun 1995. Kemudian pada 1999mendapat Piagam Bhakti Koperasi dari Menteri Koperasi-UKM.

Agak susah memisahkan Tunas Jaya dengan sentuhan tangan dinginSugiharto. Sosok yang terbilang sukses memimpin koperasi ini jugadikenal konsisten memilih atau menjalani karir di koperasi. Melalui kepe-mimpinannya, Tunas Jaya tumbuh berkembang, kemudian mendapatpredikat sebagai koperasi terbaik, koperasi teladan nasional, dan koperasiberprestasi. Itu sebabnya sejak terpilih menjadi ketua yang pertama tahun1977, hingga sekarang ia dipercaya menjadi orang nomor satu di ko-perasi ini. Tidak lain, dia telah diakui sebagai pekerja yang ulet dangigih. Ayah tiga anak itu saat menangani koperasi memang tidak sete-ngah-setengah. Lebih separoh usianya seperti dihabiskan di Tunas Jaya.

Solidnya kerja sama antara pengawas, pengurus dan anggota melak-sanakan hak dan kewajiban masing-masing, menjadi kunci Tunas Jayatak mudah patah oleh arus jaman. Termasuk gelombang resesi ekonomi.Mereka saling bekerja keras memajukan koperasi. Tak terkecuali sangketua, ia juga bekerja secara penuh waktu alias full time.

Secara historis, Tunas Jaya yang berlokasi bukan di kawasan elitini awalnya adalah sebuah kelompok arisan. Seiring waktu, statusnyameningkat menjadi badan hukum koperasi. Kendati sudah menjadikoperasi, arisan dari warga RW 07 Kelurahan Bendungan Hilir, JakartaPusat ini terus berlanjut hingga sekarang.

Page 21: Isi Perkotaan OK

21 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

AKTIVITAS USAHA Tunas Jaya, adalah potret koperasi yang berhasil meraih prestasi

ganda. Maksudnya, sukses berbisnis dan melayani anggota. Hinggapsosisi Oktober 2006, koperasi ini terhitung sebagai yang terbaik diantara 178 KSU di Jakarta. Ada lima unit usaha yang dikelola KSU,dengan unit simpan pinjam (USP) sebagai andalan. Tahun 2004, unitUSP mencatat omset Rp 14,4 miliar. Unit pertokoan (eceran dan grosir)beromset Rp 2,9 miliar. Unit pembayaran rekening listrik, PAM, dantelepon serta penjualan benda pos masing-masing beromset Rp 370,2juta dan Rp 36 juta. Sedangkan unit angkutan (4 unit taksi), tahun 2004membukukan omset Rp 10,450 juta. Akhir 2004, KSU Tunas Jayamengoleksi SHU sekitar Rp 610 juta.

KSU ini juga berhasil menggalang dana masyarakat, melaluisejumlah produk tabungan. Sebut saja produk Taroh (Tabungan GiroHarian), Tangga (Tabungan Rumah Tangga), Tamu (Tabungan MitraUsaha), Taqurban (Tabungan Qurban), Tahar (Tabungan Hari Raya),Takesi (Tabungan Kesejahteraan Profesi), dan SWK (Simpanan WajibKhusus). Melalui produk-produk jasa keuangan dengan tawaran sukubunga bersaing dengan bank ini, Tunas Jaya pada tahun 2004 mampumenghimpun dana publik sebesar Rp 6,2 miliar. Sebuah fakta yangmembuktikan bahwa KSU ini sangat dipercaya masyarakat.

Seperti tersaji pada Tabel 1, berdasarkan dokumen RAT tahun buku2005 aset Tunas Jaya menunjukkan peningkatan signifikan dari tahunke tahun. Misalnya pada tahun 2004 aset koperasi senilai Rp Rp 9,8miliar dan pencapaiannya meningkat menjadi Rp 10,7 miliar tahun 2005.Pertumbuhan SHU koperasi juga memperlihatkan angka meng-gembirakan.

Menurut Sugiharto, prestasi tersebut bisa diraih berkat dukungandan partisipasi dari anggotanya. Di sisi lain, misalnya nyaris sepanjang2006 pihak koperasi terus memperjuangkan sejumlah anggota yang

Proses demokratisasi di KSUTunas Jaya melalui forum RAT.

Dok

umen

tasi

Page 22: Isi Perkotaan OK

22Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel Kinerja KSU Tunas Jaya, 2000-2005

Tahun Anggota Aset Omset SHU(orang) (Ribuan Rp) (Ribuan Rp) (Ribuan Rp)

2000 1.351 4.961.945 12.745.491 263.7282001 1.347 6.992.822 14.160.697 268.3742002 1.371 6.462.718 15.218.900 361.4932003 1.435 8.401.729 17.224.696 544.2832004 1.473 9.808.813 17.742.782 609.1552005 1.594 10.739.000 - -

Omset

Aset

SHU

Anggota

2000 2001 2002 2003 2004 2005

1.351 1.347 1.371 1.435 1.473 1.594

263.728 268.374361.493

544.283 609.155

4.961.9456.992.822

6.462.7188.401.729

9.808.813 10.739.00012.745.491

14.160.69715.218.900

17.224.696 17.742.782

Catatan:Di luar anggota penuh, tahun 2004

masih ada 1.594 orang calon anggota.

Kinerja KSU Tunas Jaya,2000-2005 (ribuan Rp)

berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL)di beberapa lokasi di Jakarta. Harapannya, bisamendapatkan tempat usaha tanpa harus merusakkeindahan kota.

Ternyata apa yang diinginkan tidak berte-puk sebelah tangan. Gayung itu pun bersambut.Mengapa? Sebab, sampai awal Oktober 2006Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah me-rencanakan pembangunan lokasi pasar yangbisa menampung para pelaku usaha di sektorinformal berjualan. Persisnya, di area ProyekSenen, Jakarta Pusat. Daya tampungnya diper-kirakan mencapai 1.500 pedagang dan dibagimenjadi tiga shift yaitu pagi, siang dan malamhari. Namun demikian, penerapan sistem peng-gunaan lahan seperti itu, agaknya belum tentumembuat para PKL dapat menjual dagangan-nya secara maksimal. Antara lain karena waktuberjualan mereka yang dibatasi.

Melihat kenyataan ini, jajaran pengurusTunas Jaya terus berusaha melobi pemerintahprovinsi. Intinya, menyarankan Pemprov DKIJakarta mengeluarkan kebijakan agar pemiliktoko atau mal memberikan sedikit ruang bagipedagang kaki lima.***

Page 23: Isi Perkotaan OK

23 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

PEDAGANGEKSIS MELAYANI

KSP Wirakarya Jaya

DKI JAKARTA

23 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 24: Isi Perkotaan OK

24Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

nginkah koperasi Anda cepat berkembang? Resepnya, bentuklah ko-perasi yang tidak mempaktikkan banyak jenis usaha. Tujuannya, kinerjakoperasi bisa lebih fokus. Bila Anda masih belum meyakininya,

tampaknya kita perlu berkunjung ke Koperasi Simpan Pinjam (KSP)Wirakarya Jaya disingkat Kowika Jaya di Provinsi DKI Jakarta.

Pengalaman mengajarkan, koperasi yang menjalankan multiusaha,cenderung menuai ketimpangan pemasukan. Hal itu karena tingkat keun-tungan antar-unit usaha tidak sama. Akibatnya, terjadi praktik subsidisilang, yakni unit usaha yang untung ‘menyusui’ unit usaha lain yangtidak beruntung. Jika itu terjadi, dipastikan pendapatan koperasi tak bisaoptimal.

Kowika Jaya sudah membuktikan pengalaman tersebut. Itu sebabnya,koperasi ini sekarang menjalankan usaha yang berkonsentrasi di koperasisimpan pinjam (KSP). Dengan begitu, sistem kontrolnya dapat berjalansecara maksimal. Selain itu, pengaturan maupun pengelolaan menajemenkoperasi lebih mudah dibanding jika menjalankan multi usaha. Akhirnyakeuntungan yang diperoleh pun akan lebih besar.

Koperasi yang berkantor pusat di Cakung, Jakarta Timur ini semulaberbentuk koperasi serba usaha. Namun, berkat kecermatan para pengurus,perlahan-lahan koperasi beralih haluan. Kenyataanya, unit usaha simpanpinjam (USP) yang dioperasionalkan hasilnya lebih baik dari unit usahayang lain. Makanya, USP lebih dioptimalkan, dan selanjutnya diputuskandalam RAT agar koperasi itu menjadi KSP.

Ternyata, analisis dan perhitungan pengurus koperasi itu tepat. Kendatibelum genap berusia 10 tahun, aset yang dimilikinya cukup menggiurkan.Kinerja KSP hasil perombakan KSU ini melejit. Koperasi yang berdiripada 1997 ini, terhitung per 31 Desember 2005 membukukan aset sebesarRp 10,3 miliar. Artinya, setiap tahun hampir menghimpun aset sekitar Rp1 miliar.

Perkembangan itu juga terbukti dengan dimilikinya empat kantorcabang. Yakni di Ciracas (Jakarta Timur), Tangerang, Cibitung, danGunung Putri (Bogor). Faktor lain pemicu perkembangan koperasi, diantaranya tepat dalam merekrut anggota. Maksudnya, baik anggotamaupun calon anggota yang dilayani jasa pembiayaanya, semua digunakanuntuk usaha produktif. Tak heran kalau anggotanya banyak berprofesisebagai pedagang di pasar-pasar tradisional serta warung.

Menurut responden yang Ketua KSP Kowika Jaya, Sadari, faktorpenunjang kemajuan koperasi, juga karena cepatnya perputaran modal.Sebab, peminjam akan ditagih harian dan mingguan. Ada pun peminjambulanan jumlahnya tidak signifikan, atau hanya orang-orang tertentu.

Di sisi lain, mengandalkan pelayanan berupa proses cepat danpersyaratan yang mudah, menjadikan koperasi ini tetap memiliki banyakanggota. Setelah meninjau kondisi usaha pemohon pinjaman, maka dalamwaktu 3–5 hari pengajuan peminjaman yang diinginkan anggota maupuncalon anggota sudah ada jawaban, baik disetujui maupun tidak.

Untuk itu, koperasi juga tidak khawatir dengan banyaknya pedaganguang yang mengatasnamakan koperasi. Pasalnya, dibandingkan jasa yang

I

Page 25: Isi Perkotaan OK

25 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SadariKetua KSP Kowika Jaya

ditawarkan mereka, menurut salah satu anggota, bunga pinjaman yangdibebankan koperasi kepada anggota relatif rendah, yakni untuk anggota3% dan nonanggota (calon anggota) 4% flat per bulan.

Terpenting lagi, keberadaan koperasi juga ikut membantu pemerintahmengatasi persoalan pengangguran. Sebab, untuk melayani anggota 359orang dan calon anggota 463 orang, koperasi membutuhkan tenagaoperasional sebanyak 118 orang. Dari jumlah tersebut hanya 3 orang yangmasih honorer.

KSP Kowika Jaya juga memperlakukan seluruh karyawan dengancukup layak. Selain upah di atas upah minimum regional (UMR), jugaada tunjangan prestasi. Dalam menjalankan tugasnya, para petugas tagihitu mendapat jatah bensin 3 liter per hari.

Selain itu, mereka selalu diberikan motivasi. Setiap bulan dilakukanpertemuan. Tujuannya, selain evaluasi juga mendengarkan masukan-ma-sukan yang mereka temui dalam bertugas. Selanjutnya, input darikaryawan itu ditindaklanjuti oleh pengurus.

Demi menjaga keamanan dana anggota—maklum, bisnis uang yangsangat riskan—maka sistem kontrol juga diberlakukan dengan amat ketat.Setiap lima orang diawasi oleh satu orang pengawas. Para pengawas itubertanggungjawab kepada pimpinan unit. Hasilnya, tingkat kemacetantagihan koperasi ini masih dianggap wajar.

Untuk meningkatkan kualitas anggota dan kesetiaan kepada koperasi,bagi calon anggota koperasi harus lolos saringan, yakni selain dilihat kese-tiaan juga kondite pengembalian pinjaman. Bagi mereka yang konditenyabagus, dalam 3–4 kali masa kredit, mereka ditawari apakah mau menjadianggota atau hanya sebagai pengguna modal dari koperasi. Penawaranitu sesuai dengan prinsip berkoperasi, yakni terbuka dan suka rela

Menurut responden, faktanya tidak semua calon nasabah tertarik men-jadi anggota koperasi. Alasannya, karena pasang surut usaha yang dija-lankan nasabah. Sementara kalau menjadi anggota, ia harus dituntut me-menuhi beberapa kewajiban. Misalnya, membayar simpanan pokok Rp500 ribu dan simpanan wajib Rp 50 ribu per bulan. Kebanyakan yangingin menjadi anggota koperasi adalah mereka yang usahanya sudah stabil.

PRESTASI MEMBANGGAKANOrang bijak bilang, kalau mau mensyukuri keberhasilan lihatlah ke

bawah. Sebab, kalau sering melihat ke atas kekurangpuasan selalumenggelayuti hati. Begitu pula dengan Kowika Jaya. Jika melihat koperasisejenis yang telah maju dan pesat di DKI Jakarta, seolah hasil kerjanyamasih belum apa-apa. Tetapi kalau mengingat bagaimana jatuh bangunmembangun koperasi, pencapaian prestasi koperasi yang baru berumursewindu ini mungkin cukup membanggakan.

Omset yang berhasil dibukukan per 31 Desember 2005 sebesar Rp31,6 miliar. Saldo yang diberikan mencapai Rp 8,6 miliar. SHU pun daritahun ke tahun terus naik. Jika tahun buku 2004 membukukan SHU sebe-sar Rp 736 juta, tahun 2005 meningkat menjadi Rp 902 juta. Sedangkantahun 2006 SHU ditargetkan sebesar Rp 1 miliar.

Slam

et A

W

Page 26: Isi Perkotaan OK

26Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel Kinerja Kowika Jaya, 2004-2005

Uraian 2004 2005 %

1. Keanggotaan 728 Orang 822 Orang 12,9

2. Kekayaan/ Aset 8.694.580.057 10.398.082.811 19,6

3. Simpanan Anggota 349.610.000 556.135.000 59,1

4. Pinjaman yg diberikan 7.033.284.450 8.644.389.450 22,9

5. Pendapatan Usaha 3.503.311.250 4.658.596.500 33,0

6. SHU sebelum pajak 736.709.970 902.667.769 22,5

Namun, usaha KSP Kowika Jaya tak selalu lancar seperti berkendaradi jalan tol. Para pengurus mengakui adanya sejumlah kendala, terutamasaat kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005. Dampak kenaikan hargaBBM ini telah menurunkan omset anggota koperasi yang sebagian besaradalah pedagang dan pengusaha kecil. Akibatnya pula, tingkat pemenuhankewajiban anggota kepada koperasi turun 20–30%. Biaya operasionalkaryawan koperasi turut membengkak.

Terlepas dari masalah itu, KSP ini tetap dapat memenuhi targetpeningkatan pendapatan daritahun ke tahun. Pendapatantahun buku 2004 sebesar Rp23,6 miliar sesuai dengantarget, pun tahun 2005 jugamencapai target sebesar Rp31,6 miliar.

Sedangkan modal yangdihimpun koperasi, selaindari anggota terdiri atas

simpanan wajib sebesar Rp 721 juta, simpanan Rp 3,3 miliar, dan tabunganberjangka Rp 3,4 miliar, juga dari pihak ketiga.

Dana pihak ketiga pada 2004 berupa dana bergulir kompensasi ke-naikan harga BBM Rp 100 juta, dana dari IKSP dan Bank Bukopin Rp 1miliar melalui penjaminan dari Kementerian Koperasi dan UKM. Adajuga dana dari PKPS BBM 2005 sebesar Rp 500 juta. Untuk dana PKPSBBM, hingga penelitian ini dilakukan ternyata belum dapat dicairkan.

ANGGOTA PERCAYATidak berlebihan, jika dikatakan kinerja Kowika Jaya bisa menambah

daftar koperasi berprestasi di Jakarta. Tanggapan ini dilontarkan pihakDinas Koperasi dan UKM Jakarta Timur. Pertimbangannya, koperasi iniberkontribusi menyerap tenaga kerja 118 orang dari keempat cabangnya.KSP ini juga telah melaksanakan kaidah koperasi yang benar. Yang jelas,secara obyektif klasifikasi koperasi ini terhitung A dengan skor 88-100sebagai koperasi sehat.

Selain itu, KSP ini mampu mengelola keuangan dengan baik. Bukti-nya, beberapa kali menerima modal bergulir, seperti dana PKPS-BBMtahun anggaran 2005 sebesar Rp 500 juta. Kepercayaan anggota terhadappengurus juga sangat tinggi. Hal itu bisa dibuktikan saat melangsungkanRAT tahun buku 2005. Pertanggungjawaban pengurus diterima secaraaklamasi oleh peserta rapat.

Penilaian anggota sederhana saja. Barometernya, setiap tahun SHUterus meningkat. Selain tu, pengurus selalu dapat mewujudkan apa yangditargetkan. Target SHU Rp 900 juta pada 2005 misalnya, dapat tercapai.Persisnya terealisasi Rp 902 juta, atau naik sekitar Rp 160 juta dari tahunsebelumnya yang mecapai Rp 736 juta. Karena itu, anggota meyakinitarget SHU pada 2006 sebesar Rp 1 miliar, bakal tercapai. ***

Page 27: Isi Perkotaan OK

27 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

DKI JAKARTA

Kopkar PT Sinar Sosro

BANGUN PRESTASIDAN MITRA PERUSAHAAN

27 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 28: Isi Perkotaan OK

28Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

asih ingat iklan sebuah produk minuman ringan asli Indonesiayang berbunyi: ‘Apa pun makanannya, minumnya Teh TotolSosro’. Iklan populer itu kini diadaptasi oleh koperasi karyawan

(kopkar) perusahaan PT Sinar Sosro Jakarta yang juga bermotto. ‘Apapun kebutuhan anggota, kopkarlah tempatnya’. Entah betul entah tidak,kenyataannya, eksistensi kopkar tersebut terus menanjak dari tahun ketahun.

Motto tersebut tampaknya terbukti. Sebab, kopkar yang memilikisekitar 3800 anggota itu mampu menjalankan berbagai ragam usaha yangmenguntungkan anggota. Selain mampu bermitra dengan perusahaan,kopkar juga mengembangkan berbagai usaha antara lain USP, waserda,jasa kantin, foto copy, pengadaan alat tulis kantor (ATK), cleaning service,pemeliharaan kendaraan, dan perumahan.

Yang lebih membanggakan, setidaknya bagi jajaran pengurus dananggota, kopkar ini tidak sekadar berhasil memenuhi kebutuhan para ang-gota dan karyawan pabrik secara umum. Melainkan keberadaannya telahmenjadi semacam ‘instrumen’ yang turut menyuarakan serta memper-juangkan kesejahteraan karyawan. Sukses lainnya, yakni para pengurusbisa menyadarkan anggota untuk memanfaatkan koperasi. Ini penting,mengingat banyak koperasi yang memble karena anggota tidak konsistenmencintai koperasi. Padahal koperasi itu bisa tumbuh dan berkembangkalau anggotanya setia.

Nah, untuk membuat anggota cinta pada koperasi, mereka harusdisadarkan dengan diberi pengertian bagaimana cara berkoperasi yangbaik. Untuk itu, pengurus koperasi mesti berperan menyampaikan pen-didikan perkoperasian kepada anggotanya. Misalnya, memberi pengertianbahwa koperasi itu modalnya dari anggota, sehingga anggota pula yangmenjadi pelanggan. Singkatnya, koperasi adalah milik bersama.

Sayangnya, untuk mencapai itu tak mudah. Apalagi jumlah anggotaKopkar Sinar Sosro mencapai ribuan orang, di mana masing-masingterikat dengan bidang tugasnya di perusahaan. Beruntung jajaran pengu-rus sudah memahami cara-cara berkoperasi yang baik dan benar, sehinggaprogram sosialisasi tak banyak terkendala. Artinya, penyadaran anggotatetap berjalan tanpa harus mengganggu produktivitas kerja di perusahaaninduk. Bahkan, cara yang dilakukan justru memacu produktivitasmereka.

Kuncinya, menurut Mustafa Suradilaga, ketua Kopkar Sosro, harusada pendekatan dari hati ke hati. Yakni, pengurus melakukan penyadaranmengenai arti penting berkoperasi dengan cara pendekatan langsung dan‘curhat’ alias curahan hati. Hemat dia, kalau pengurus yang tidak mende-kati mereka, anggota pasti minder mengingat para pengurus itu rata-ratasudah mempunyai jabatan. Peran pengurus kopkar menyadarkan paraanggota agar mampu berkoperasi secara baik dan benar, sungguh tidakmudah.

M

Page 29: Isi Perkotaan OK

29 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Persoalan lain, waktu mereka dimanfaatkan untuk bekerja. Sedangkanwaktu istirahat dipakai melepas lelah. Jadi, tak mungkin memikirkan apaitu koperasi. Yang mereka tahu kalau tidak punya uang ya pinjam. Dankalau tidak bisa segera terpenuhi marah.

Perjuangan Musthapa bersama kawan-kawan membangun koperasibukannya mudah. Sebelum ia memimpin kopkar, kondisi koperasi itusangat memprihatinkan. Jangankan berpikir memperoleh SHU, untuk me-menuhi kebutuhan sembako saja tak sanggup. Sudah begitu, pemahamananggotanya mengenai koperasi benar-benar nol.

Padahal, kopkar yang didirikan perusahaan pada 17 Desember 1984ini mengusung cita-cita mulia, yakni memberi pelayanan kepada karya-wan agar merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Bentuknya, bisalayanan jangka pendek berupa pengadaan kebutuhan sehari-hari, hinggalayanan jangka panjang berwujud program pensiun. Cita-cita muliakopkar rupanya sebangun dengan cita-cita keluarga Sosrodjojo, pendiridan pemilik PT Sinar Sosro. Yakni ingin agar keberadaan perusahaanyang berdiri tahun 1974 ini bermanfaat bagi sesama manusia.

PASANG SURUTPerjalanan Kopkar Sinar Sosro sempat mengalami pasang surut.

Setelah ada karyawan yang terpanggil untuk membenahi, barulah kopkarberkembang seperti sekarang. Prinsipnya, pengurus ingin total melayanikebutuhan anggota. Pengurus juga mengajak jajaran serikat pekerjabersama-sama membantu mengatasi kesulitan karyawan, agar keluhanmereka bisa diminimalisasi. Dengan begitu tak ada alasan lagi untukkegiatan seperti demonstrasi memprotes kebijakan perusahaan.

Kiprah Kopkar Sinar Sosro dimulai 1988, tepatnya pasca pemogokankaryawan yang cukup berlarut-larut pada tahun 1987. Momentum itusegera saja disambar dan dijadikan era baru oleh aktifis kopkar. Mengawalikepemimpinannya, lelaki yang memiliki darah koperasi dari ayahnya HAbdul Munir, aktivis KUD di daerah Margasari Tegal, perlahan-lahan

Pengurus dan karyawanKopkar Sosro.

Slam

et A

W

Page 30: Isi Perkotaan OK

30Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

membenahi kondisi kopkar. Ia mengakui, ibarat bangunan, kondisi lem-baga usaha ini di sana sini sudah rapuh dan perlu perbaikan total. Selamaperiode kepengurusan pertama (1988-1990), memang belum terlihathasilnya. Maklum, waktu itu ia mengaku masih belum memahami benarcara-cara berkoperasi. Tetapi niat untuk membangun koperasi tetapmenyala.

Perlahan tapi pasti, kinerja koperasi mulai membuahkan hasil. Tahun1994 membukukan SHU Rp 5 juta. Setahun kemudian naik menjadi Rp27 juta, namun turun menjadi Rp 11 juta pada 1996. Tahun 1997 SHUmelonjak menjadi Rp 33 juta, dan minus Rp 15 juta saat krismon. Terkaitfluktuasi perolehan SHU tersebut pengurus menyatakan, SHU bukanlahsatu-satunya indikator untuk mengukur keberhasilan koperasi. Tetapipelayanan terbaik kepada anggota adalah indikasi utamanya kemajuankoperasi. Buktinya, saat SHU minus, koperasi tetap eksis melayani keper-luan anggota tanpa menaikkan suku bunga pinjaman. Padahal bunga pin-jaman koperasi ke pihak ketiga saat krisis moneter mengalami kenaikan.

JALIN PARTNERSHIPSetelah dianggap stabil, maka genderang cita-cita untuk memposisikan

koperasi sebagai patnership perusahaan lalu ditabuh. Pengurus terusmengadakan berbagai lobi dan bernegosiasi dengan perusahaan. Misipengurus waktu itu, jika antara koperasi dan perusahaan bersinergi, makaupaya menyejahterakan karyawan bisa diwujudkan melalui koperasi.

Perusahaan pun akhirnya setuju. Koperasi lalu dicoba menggarap‘proyek’ pembuangan limbah, seperti pecahan botol (beling), sedotan(straw), dan limbah teh dari pabrik ke TPA. Kegiatan ini berlangsungsetiap hari dengan menggunakan mobil milik koperasi. Pengurus ber-prinsip, kalau karyawan sejahtera pasti tidak terjadi demo atau pemogokankerja. Sebab, kebanyakan tindakan mogok hanya karena karyawan me-nuntut kesejahteraan. Cuma sayangnya, untuk mewujudkan kesejahteraankaryawan perusahaan kadang tidak mampu. Menyadari dirinya besar

Keberadaan waserda sangatdiperlukan untuk memenuhi

kebutuhan anggota.

Slam

et A

W

Page 31: Isi Perkotaan OK

31 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel Kinerja KeuanganKopkar Sinar Sosro,2004-2005

Uraian 2005 (Rp) 2004 (Rp) %

Total Aktiva 28.954.708.612 22.437.810.546 29

Piutang 26.471.372.021 21.577.246.510 23

Hutang Simpanan 2.842.533.533 2.129.986.903 33

Modal 1.744.561.723 1.327.100.297 31

SHU 275.528.229 138.743.384 98

karena jasa perusahaan, maka manajer keuangan PT Sinar Sosro yangmeniti karir dari bawah ini tergerak hatinya untuk turut membantu mense-jahterakan karyawan melalui koperasi.

Setelah koperasi memiliki tempat yang representatif plus fasilitas AC,listrik, telepon, dan PAM hasil pemberian perusahaan, segenap jajaranpengurus segera mengatur strategi guna memajukan koperasi. Sebelumkoperasi dalam kepemimpinannya, boleh dikatakan koperasi ini ambu-radul. Contohnya, setiap belanja barang langsung habis, tetapi tidak dibelioleh banyak anggota, hanya orang tertentu. Selidik punya selidik ternyatabarang tersebut dijual lagi di luar pabrik.

Berkat sentuhan pengurus, anggota pun makin menyadari arti pentingkoperasi. Karyawan juga merasa lebih tenang dalam menjalankan tugas-nya. Apalagi, koperasi bisa diandalkan untuk menutupi kebutuhan anggota.Termasuk yang bersifat darurat, terutama dana tunai. Kendati posisianggota masih menanggung utang, koperasi tetap sigap mengulurkantangan. Sehingga keberadaan koperasi sering tampil sebagai dewa peno-long. Maksudnya, karena terbiasa secara sungguh-sungguh, maka koperasicepat menalangi kebutuhan keuangan anggota yang sifatnya mendadak.Misalnya untuk biaya berobat, melahirkan, dan biaya sekolah.

BANKABLEKoperasi Karyawan PT Sinar Sosro Jakarta

mempunyai kegiatan usaha. Masing-masingmeliputi simpan pinjam, waserda, jasa kantin,foto copy, pengadaan ATK, cleaning service,pemeliharaan kendaraan, dan perumahan. Jenisunit usaha yang terbesar menyumbang penda-patan tahun 2003 adalah simpan pinjam, sebesarRp 2,970 miliar, meningkat hampir 100%dibanding tahun buku 2002 sebesar Rp 1,485 miliar. Pendapatan tokojuga meningkat dari Rp 1,557 miliar tahun 202 menjadi Rp 1,758 miliarper 31 Desember 2003. Pendapatan usaha lain-lain Rp 267,616 juta, danpembelian diskon Rp 39,072 juta. Pada tahun buku 2003, SHU yangdibagi mencapai Rp 196,245 juta, naik dibanding tahun buku 2002 sebesarRp 150,844 juta. Aset koperasi pun meningkat signifikan dari tahun 2002Rp 11,286 miliar menjadi Rp 20,448 miliar. Sedangkan piutang anggotatercatat sebesar Rp 18,634 miliar.

Untuk menambah permodalan, demi tercapainya pelayanan kepadaanggota, koperasi ini memperoleh kepercayaan dari sejumlah bank.Tercatat Bank Bukopin mengucurkan pinjaman sebesar Rp 3 miliar, BankDKI Rp 5 miliar, Bank Muamalat Rp 10 juta, juga Bank BRI dan BPRBeringin. Pengurus tetap memberlakukan suku bunga normatif kepadaanggota Kopkar Sinar Sosro. Disebutkan, pinjaman sebesar Rp 5 juta,bunganya 2% per bulan. Pinjaman hingga Rp 25 juta, bunganya seperti

Page 32: Isi Perkotaan OK

32Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

yang dipatok bank. Simpanan anggota per 31 Desember 2003 mencapaiRp 1,667 miliar. Per 31 Desember 2003, koperasi ini telah melepassebanyak 434 motor berbagai merek, 232 unit rumah, dan 307 kavlingtanah.

MENUAI PRESTASITak dimungkiri, Kopkar Sosro dari hari ke hari kian menunjukan

perkembangan mengesankan. Salah satu satu pangkalnya, omset lembagabisnis ini terus mengalami peningkatan signifikan. Tahun buku 2004,perputaran bisnis koperasi terpatok di angka Rp 22,6 miliar. Yang jelas,omset kopkar perusahaan ahlinya teh ini pada 2005 lalu meningkat menjadiRp 28,9 miliar. Dampak positif perolehan tersebut, ternyata juga ada.Persisnya, pencapaian itu berpengaruh terhadap urutan peringkat koperasi.Secara kronologis, kinerja dari kopkar perusahaan minuman teh dalamkemasan ini sudah menggeliat sejak 2003. Saat itu, posisinya masih beradadi urutan 17 untuk kategori koperasi sehat di Jakarta Timur. Kemudianpada 2004, keberadaan koperasi merangkak ke peringkat 12. Di TahunAyam atau 2005, posisi kopkar sebuah perusahaan yang memimpin dipasar minuman teh kemasan ini bertengger di urutan 6. Harap dicatat,saat itu jumlah koperasi di Jakarta Timur mencapai sekitar 1.500 unit.

Sebagai koperasi yang berada di bawah naungan perusahaan, KopkarSosro berhasil mencapai prestasi membanggakan yaitu mampu menjalinkemitraan perusahaan. Kemampuan ini sekaligus salah satu kiat mengapaKopkar Sosro sukses. Kiat yang juga menjadi prestasi koperasi ini adalahdukungan anggota yang solid di samping peran perusahaan yang sangatmendukung. Pada tahun 2005 Dinas Koperasi dan UKM Jakarta Timurmencatatkan posisi sempurna untuk Kopkar Sosro, yaitu klasifikasi Adengan indeks nilai 88–100.***

Page 33: Isi Perkotaan OK

33 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

DKI JAKARTA

33 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

ANEKA USAHA

Primkopau Mabes TNI-AU

SUKSES DENGAN

Yann

es

Page 34: Isi Perkotaan OK

34Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

iapa bilang koperasi di kalangan angakatan (TNI/Polri) tidakberkembang dan menutup diri. Buktinya, koperasi di lingkunganTentara Nasional Indonesia (TNI) yang satu ini terbilang sukses.

Primer Koperasi Angkatan Udara (Primkopau) Mabes TNI-AU ini telahmembukukan aset yang lumayan dan mudah memberikan informasi perihalperkembangannya. Memang, lokasinya berada di Markas Besar (Mabes)TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Anggotanya terdiri atas prajurit TNI-AUdan pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Mabes TNI.

Kebetulan, jika kita bertandang ke Mabes TNI di Cilangkap, memangtidak bisa langsung melihat kantor koperasi itu. Maklum, selain tidaktampak dari luar kompleks, koperasi ini berada di kawasan tertutup, yangtidak sembarangan orang bisa masuk ke sana. Bahkan, letak kantornyacukup jauh dari permukiman, sehingga sulit diketahui keberadaannya.Namun, koperasi ini justru mampu berkembang, tak kalah dengan koperasiyang berada di luar Mabes TNI.

Kegiatan usaha koperasi yang beranggotakan 2.955 orang ini juga tidakhanya berbisnis melayani anggota dari kalangan TNI-AU saja. Melainkanpara prajurit dan PNS dari semua angkatan yang berada di Mabes TNI.Sebenarnya, Primkopau bukan satu-satunya koperasi di komplek tersebut,ada juga primer koperasi milik TNI-AD dan TNI-AL. Entah kenapa, tidaksedikit mereka yang membutuhkan pelayanan Primkopau. Walau, di luaranggota TNI-AU, mereka statusnya menjadi anggota luar biasa.

Setidaknya, Primkopau dianggap mempunyai keunggulan diban-dingkan yang lain. Menurut Letkol TNI-AU A Fathoni, ketua PrimkopauMabes TNI-AU, mungkin karena koperasi yang dipimpinnya mampumengucurkan pinjaman hingga Rp 10 juta per anggota. Bahkan, pinjamankhusus bisa mencapai Rp 25 juta. Pinjaman yang diberikan Primkopautidak semata-mata berorientasi mencari keuntungan, tetapi ada nilai sosialmembantu sesama anggota yang membutuhkan pertolongan dana. Semisal,bunga yang dikenakan tidak terlalu memberatkan. Pinjaman untuk biayapendidikan, malah tidak dikenakan bunga alias 0%, sedang pinjaman untukbiaya sekolah bunganya juga hanya 0,5 % per bulan. Baru, pinjamanreguler dipungut bunga variatif, bagi pangkat tamtama dipatok 1%, bintaradan perwira 1,25%, dengan plafon pinjaman maksimal Rp 8 juta.

Selain Unit Simpan Pinjam (USP), Primkopau juga mengoperasikan

S

PengurusPromkopau Mabesau

menyampaikan laporanpertanggungjawaban.

Yann

es

Page 35: Isi Perkotaan OK

35 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

tiga unit minimarket—dua unit berada di lingkungan Mabes TNI dan satuunit di Ruko Mall Pondok Gede, Jakarta Timur—yang siap melayani ber-bagai kebutuhan anggota. Barangkali, inilah antara lain kelebihan Primkopauyang tidak dimiliki primer koperasi lain di lingkungan TNI. Termasuk ke-mampuan dalam menggaet prajurit non-TNI-AU untuk menjadi anggotaPrimkopau. Kesempatan untuk merekrut anggota, baik anggota biasa mau-pun luar biasa masih memungkinkan terbuka. Mengingat, jumlah personeldi Mabes TNI mencapai 12.000 orang. Boleh jadi, kondisi tersebut yangmembuat Primkopau tidak kekurangan konsumen, kendati berada dikawasan tertutup.

Malah, salah satu unit usahanya yaitu mi-nimarket, selalu ramai takubahnya seperti arena bazaar. Terbukti, sesuai catatan di buku RAT tahunbuku 2004 omset per hari mencapai Rp 40 juta. Barangkali yang menjadimagnetnya karena kemudahan dalam pembayaran. Sebab, selain tunaijuga boleh mengutang dengan potong gaji.

Untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet, Primkopau pun telahmenyiasatinya. Selain menjalin kerja sama dengan bendaharawan di tigaangkatan (TNI AU, TNI AD, dan TNI AL) juga karena tingginya kesa-daran anggota untuk berkoperasi. Hasilnya, koperasi nyaris tidak pernahmengalami tagihan macet. Aturan yang telah disepakati dengan para ben-daharawan di masing-masing unit, tidak hanya berbelanja yang dipotongtetapi juga dalam urusan pinjam-meminjam uang.

Di usianya yang ke-28 tahun (2004), Primkopau Mabes TNI-AUtidak semata berbisnis di bidang ritel dan USP. Masih ada usaha lain yangjuga berkembang. Semisal, stasiun pengisian bensin umum (SPBU) yangberlokasi di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan. SPBUini mampu menjual BBM sebanyak 72 kilo liter per hari. Untuk ukuranSPBU di wilayah DKI Jakarta, volume itu termasuk besar dibandingkanpenjualan di SPBU lain yang hanya berkisar 30-40 kilo liter per hari.

Selain itu, masih ada unit usaha perumahan, wartel, foto copy, kantin,travel biro, konveksi, salon, arena pemancingan, pijat refleksi, dan unit niaga.Bahkan, unit yang terakhir disebut, telah berkembang menjadi semacamdistibutor/grosir dengan memasok barang ke toko-toko koperasi di wilayahJakarta dan sekitarnya. Khusus unit usaha tersebut, pada thun buku 2004,mampu berkontribusi perolehan SHU Primkopau sebesar Rp 472,5 juta.

Yang menarik dari unit niaga, baik barang-barang pabrikan maupunsembako, berupa beras, kopi, gula, terigu dan minyak goreng yang tersediadi gudang, siap diantar ketempat pemesan dengan mobil boks milikPrimkopau. Soal harga, untuk sesama koperasi ada toleransi dan dijaminpasti lebih murah. Dari seluruh unit usaha tersebut, Primkopau MabesTNI-AU tahun buku 2004 membukukan total SHU sebesar Rp 929,5 juta.

KESEJAHTERAAN PRAJURITTanpa mengurangi peran vital dari jajaran pengurus serta karyawan

yang ada, sukses Primkopau Mabes TNI-AU tidak terlepas dari peransang ketua yang mempunyai minat sebagai wirausahawan. Terbukti,kinerja koperasi ini dapat berkembang pesat. Dalam tahun buku 2004

Page 36: Isi Perkotaan OK

36Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

modal kerja yang diputar mencapai sekitar Rp 30 miliar.Jelasnya, sejak diangkat menjadi ketua Primkopau Mabes TNI-AU

tahun 2001, Fathoni yang kelahiran Gresik, Jawa Timur tahun 1964 inilangsung melakukan sejumlah terobosan. Unit-unit usaha yang semulastagnan, dapat dipacu hingga meraih keuntungan. Sehingga seluruh unitusaha yang berjumlah 16 unit telah mampu berkontribusi terhadapperolehan SHU. Jika sebelumnya SHU tak pernah melebihi angka Rp100 juta, setelah kepemimpinannya, jumlahnya setiap tahun terus naik.Bahkan pada tahun buku 2004 sudah mendekati angka Rp 1 miliar. DariSHU itu sekitar 40% langsung dibagikan kepada anggota sesuai porsimasing-masing. SHU yang diraih koperasi memang menjadi hak prajurituntuk turut membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Bukan cumacakap mengelola unit-unit usaha, urusan menaikan simpanan sukarela,ayah empat putra-putri ini juga jagonya. Entah bagaimana kiatnya, yangpasti simpanan sukarela yang di bukukan Primkopau per 31 Desember2004 mencapai Rp 7,1 miliar. Sebuah prestasi yang patut diacungi jempol.

Prestasi makin diperlihatkan pada publik, khusus pada anggotanyadengan menyelenggarakan RAT lebih awal dari biasanya. Kendati sudahmenjadi kewajiban, tapi tidak semua koperasi dapat melaksanakan RATsecara tepat waktu. Banyak pula yang melakukannya molor dari yangdirencanakan. Sesuai ketentuan yang berlaku, RAT tingkat primer palinglambat hingga akhir Maret, tingkat pusat koperasi (sekunder provinsi)hingga akhir Mei. Sedang untuk tingkat induk koperasi/sekunder nasional,selambat-lambatnya akhir Juli.

Kemas H. Ahmad ketua Dekopinwil DKI Jakarta yang menghadiriRAT tersebut, mengakui koperasi pertama yang menyelenggarakan RATdi Jakarta pada 2006. Bahkan menurutnya, tidak hanya di Jakarta, tapikemungkinan juga di Tanah Air. Koperasi yang bisa menggelar RAT tepatwaktu, apalagi di awal Januari mencermikan koperasi dimaksud sehat.Paling tidak, mencerminkan sistim manajemen koperasi tersebut sudahtertata rapi. Tidak berlebihan nampaknya, Primkopau mendapat sanjungandemikian. Kenyataannya dalam laporan pertanggungjawaban pengurusdan pengawas memaparkan fakta, bukan saja sehat tapi juga termasukkoperasi yang sukses. Misalnya dari 16 unit usaha yang dilakukan semuamampu memberi kontribusi pendapatan.

TEMPAT BELAJARKeberhasilan Primkopau ternyata tidak cuma dikenal oleh anggota.

Tetapi jauh di luar kantor menyakini gaung kesuksesan tersebut. Dam-paknya, mengundang pihak-pihak untuk mempelajari kiat keberhasilanyang telah diterapkannya. Salah satu pihak yang kepincut ingin menimbailmu di ‘kampus’ Primkopau adalah sekelompok mahasiswa UniversitasIbnu Kaldun (UIK) Bogor. Jika biasanya mahasiswa di kampus hanyamemperoleh teori koperasi semata, di sana mereka bisa mempraktikkannya.Paling tidak, bisa menyaksikan di manapun berada jika koperasi dikelolasecara sungguh-sungguh hasilnya tidak kalah dengan bisnis konvensionallain. Kekaguman mereka terutama saat melihat aktivitas di minimarketmilik Primkopau yang tertata moderen dan ramai pengunjung. Sedikitnya

Page 37: Isi Perkotaan OK

37 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

ada 3.000 item barang di jajakan di sana.Tidak hanya minimarket, Fathoni juga mengajak mereka melihat unit-

unit usaha lain seperti kantin, unit persediaan sembako, SPBU, unit niagadan USP. Kehadiran para mahasiswa selain ingin belajar juga memenuhiundangan Ketua Primkopau yang juga Dosen Ekonomi Syariah di UIKitu. Sekali lagi, Fathoni ingin memberi pelajaran berharga bahwa koperasibisa besar sepanjang dikelola dengan benar. Jika tahun buku 2005 membu-kukan SHU Rp 1,3 miliar, pada thun buku 2006 optimis akan naik. Ter-bukti per 30 April 2006 telah menyisihkan SHU sebesar Rp 685,7 juta.

AKTIF DAN PRESTASISelain mengembangkan usaha, Primkopau Mabes TNI-AU juga aktif

mengikuti kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Seperti pada peringatan HariKoperasi (Harkop) ke 59 (2006), Primkopau mengadakan kegiatan lombamenembak dan olah raga lainnya, seperti bola volly, sepak bola, tenismeja dan lari estafet. Namun, yang terpenting dari rangakaian kegiatantersebut, ketua koperasi di lingkungan Mabesau mendapat anugerah BaktiKoperasi berkat prestasinya mengembangkan koperasi.

Atas ungkapan rasa syukur tersebut, dalam suatu apel besar yang seka-ligus dijadikan sebagai puncak acara Harkop di lingkungan Mabes TNI-AU.Dengan melibatkan sekitar 3.000 personil dipimpin langsung, Wakil KepalaStaf TNI-AU (Wakasau) Marsekal Madya Wresniwiro. Dalam amanatnya,perwira tinggi bintang tiga ini menyatakan kekagumannya. Menurutnya,pada Harkop kali itu Mabes TNI-AU memiliki keistimewaan tersendiri.Pasalnya, salah seorang di antara personilnya, Letkol A. Fathoni mendapatpenghargaan dari pemerintah. Apa lagi piagam itu lanjut Wresniwiro,diserahkan Menteri Suryadharma Ali di puncak Harkop 2006 di Pekalongan,Jateng dengan disaksikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun seberapa pun hebatnya Fathoni, jika tidak mendapat dukungandari para petinggi Mabes TNI-AU tidak akan bisa berbuat banyak. Kope-rasi tidak bisa berkembang, maka prestasi pun urung datang. Sehinggawajar, penghargaan tersebut adalah penghargaan untuk keluarga besarTNI-AU. Hanya, kelebihan Fathoni mampu menerjemahkan keinginanpetinggi lembaga (komando) untuk ikut membantu menyejahterakanprajurit melalui lembaga bisnis bernama koperasi kesampaian.

MENGGENJOT OMSETBumbu hadiah untuk meningkatkan oplah atau omset dalam sebuah

bisnis jelas sangat lumrah. Apalagi untuk peritel besar perang diskon besar-besaran bukan sesuatu yag baru. Tapi jika hal tersebut dipraktekan olehkoperasi, apalagi hadiah yang dijanjikan cukup menarik, yakni sepedamotor dan uang jutaan rupiah, bisa jadi menjadi sangat langka.

Jumlah hadiah barang yang diundi, terdiri dari 100 item. Berupa sepe-da, kulkas hingga sepeda motor. Penarikan undian, khusus bagi pelang-gan di kalangan prajurut TNI AU ini, disaksikan Aspres Kasau MarsekalMuda Agus Mudigdo. Kali itu yang beruntung mendapat sepeda motor,adalah Dewi Susilowati, PNS yang bertugas dibagian operasi.

Bagi Primkopau, menurut Fathoni pemberikan hadiah kepada

Para pemenang doorprize,usai penarikan undian.

Yann

es

Page 38: Isi Perkotaan OK

38Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

pelanggan, bukan kali pertama (2006) tetapi sudah yang keenam kali sejakdua tahun silam. Pemberian hadiah itu merupakan strategi untuk menyedotpelanggan berbelanja di koperasi. Setiap belanja di mini market minimalRp 100 ribu mendapat satu kupon dan berlaku kelipatannya. Kupon hadiahkemudian diundi setiap enam bulan sekali. Ternyata, trik yang diterapkankepengurusan Fathoni dkk sangat mujarab. Sebelumnya omzet per hariyang berkisar Rp 7 hingga 8 juta, meningkat hingga Rp 30 sampai 40juta per hari. Pernah juga mendekati Rp 50 juta.

MENCARI PELUANGBisnis paling anyar yang dicoba Primkopau adalah unit Syariah.

Melalui Unit Koperasi Syariah (UKS) memiliki usaha jual beli dinar de-ngan label Primkopau. Berbentuk bulat sebesar uang recehan (logam)seratus rupiah telah diluncurkan. Berbeda dengan dinar yang diterbitkanoleh perusahaan lain, misalnya Indonesia Mint Nusantara, BMM/Baitulmaal Muamalat, atau Wakala Adina, yang mempunyai spesifikasi4,25 gr 22 K. Dinar Primkopau berspesifiksi 4,25 gram, tapi dari emas 24karat, 9999 Fine Gold. Spesifikasi ini telah sesuai dengan standard WorldIslamic Trade Organization (WITO). Namun, meski berbeda spesifikasibukan berarti dinar Primkopau lebih hebat. Semata-mata masalah tehnis,dengan spesifikasi demikian, perhitungannya menjadi lebih mudah, karenadidasari oleh harga emas dunia 24 K,9999 FG.

Tahap pertama dinar yang telah diterbitkan sebanyak 117 keping.Jika nantinya banyak permintaan tinggal memesan kepada pabrik logammulia milik PT Aneka Tambang. Fathoni optimistis dinar yang di launchingakan laris manis. Mengingat, dinar memiliki kelebihan, setidaknya bagimereka yang punya aset dalam bentuk dinar akan terlindungi dari gejolakkurs. Keunggulan dinar, kata dia terletak pada nilai intrinsiksinya yang tetapstabil dan tidak lekang oleh waktu. Bahkan secara nominal harga emasakan terus naik mengikuti harga emas dunia. Dinar dengan harga Rp 1juta perkeping ini mempunyai tiga produk layanan. Pertama. InvestasiDinar, kedua Murabaha Dinar dan Gadai Dinar. Investasi dinar adalahsalah satu portofolio keuangan berbasis harga emas dunia dalam bentukdinar. Produk ini cocok untuk para investor yang memiliki investasi jang-ka panjang. Dinar dibeli di UKS, dan kemudian menyimpan dalam jang-ka waktu tertentu, lalu dijual kembali ke UKS setelah harga dinar naik.

Produk Murabaha dinar adalah pembiayaan murabaha (jual beli) biasa,tetapi obyeknya diganti dengan dinar. UKS menetapkan marjin, dan kemu-dian pokok dinar plus marjinnya dapat dibayar secara angsur dalam jangkawaktu tertentu. Sedangkan gadai dinar, manakala nasabah membutuhkankas mendadak, dapat menggadaikan dinarnya ke UKS. Tidak perlu jamin-an, karena dinar itu menjadi jaminannya. Mereka boleh mengangsur, dansetelah lunas dinarnya akan dikembalikan. Menurut Manager UKS Prim-kopau, Adhitia Ginanjar, selain bisa didapat di kantor UKS, juga bisa di-beli di USP Primkopau di Jl Squadron Halim Perdanakusumah. Kemudianjuga di Mabes TNI Cilangkap, tempat Primkopau berkantor pusat.***

Page 39: Isi Perkotaan OK

39 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

DKI JAKARTA

Kopdit Sehati

MERAJUTKEPERCAYAAN

39 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 40: Isi Perkotaan OK

40Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

O rang kadang bertanya apa beda koperasi kredit (Kopdit) dengankoperasi simpan pinjam (KSP). Dalam praktik sehari-hari sungguhtidak ada bedanya. Keduanya bergerak dalam usaha simpan maupun

meminjamkan uang, dengan jasa/bunga sesuai kesepakatan/ketetapanRAT. Mungkin yang membedakan adalah prinsip, teknis dan mekanismeinternal saja.

Maksudnya, bukan prinsip-prinsip koperasi. Soalnya, menjalankanprinsip-prinsip koperasi bagi koperasi di seluruh dunia hukumnya wajib(keputusan sidang ICA, Manchester, Inggris 1995). Jika dalam praktikternyata mengabaikannya, bukan salah koperasi tetapi pengelola atau carapengelolaanya. Kopdit lebih mengutamakan pendidikan baik anggota mau-pun calon angota. Calon anggota hanya akan diterima menjadi anggotapenuh jika telah mengikuti serangkaian pendidikan koperasi, minimaltingkat pemula atau pengenalan tentang apa dan siapa koperasi. Kopdithanya melayani anggota.

Praktik tersebut juga berlaku di kopdit Sehati. Siapa pun ingin menjadianggota harus mengikuti pendidikan standar perkoperasian. Tujuanya,setelah menjadi anggota akan mudah mengikuti program yang digariskankoperasi karena pemahamannya. Hasilnya, koperasi yang bermula darikegiatan sosial kemasyarakatan warga sekitar Jalan Attahiriyah II, Pejaten,Pasar Minggu, Jaksel berupa Arisan Paguyuban Manunggal menuaikesuksesan.

Sementara, makna nama Sehati adalah asimilasi keinginan yang samamendirikan koperasi antara warga sebelah barat dengan sebelah timurjalan Attahiriyah atau yang dikenal dengan nama paguyuban Ikatan Ke-luarga Kerobokan (IKK). Kegiatan paguyuban itu hanya membahasmasalah-masalah sosial, seperti memperbaiki gang becek, got mampet,membantu hajatan, kematian dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Tepat pada 22 Agustus 1987 ketika pertemuan IKK di rumah ibu HjIrmawati Aswir, menyepakati pembentukan Koperasi Kredit (Credit

Pengurus Kopdit Sehatiperiode 2006-2009.

Slam

et A

W

Page 41: Isi Perkotaan OK

41 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 1.PeriodeKepengurusan

Union) Sehati. Walau saat itu sebagian masyarakat mendengar namakoperasi mulai alergi. Mengingat sudah berulang kali berdiri koperasi,baik simpan-pinjam maupun konsumsi selalu berakhir tanpa kesan.Namun, mereka tetap menaruh harapan, dengan berkoperasi akan dapatmengankat derajat ekonomi khususnya anggota.

Sejak pertemuan tersebut, sampai akhir September 1987 terhimpun29 orang anggota dan ditetapkan sebagai pendiri. Selanjutnya per 31Desember 1987 anggota mencapai 37 orang. Walau anggota telah melaku-kan kewajiban menyetorkan simpanan pokok dan simpanan wajib, namunbelum memulai kegiatan memutar /meminjamkan dana kepada anggota.Sebab, waktu yang disepakati adalah awal 1988 dengan prioritas untukmodal usaha produktif.

Hingga 2006, Kopdit Sehati telah melewati lima periode kepengu-rusan dan memasuki periode yang keenam (2003). Keenam periode ter-sebut dapat diilustrasikan sebagai langkah-langkah pengembangan (lihattabel 1).

PERIODE PERINTISANUntuk mengantisipasi kegagalan yang bisa saja menghadang Kopdit

Sehati, seperti banyak koperasi yang berakhir layu karena kebodohan.Maka, Pengurus, Pengawas dan sebagian anggota mengikuti pendidikanmanajemen perkoperasian. Selama delapan hari mereka digembleng dalamilmu Manajemen Dasar Koperasi Kredit yang dilaksanakan di PusatKoperasi Kredit (Puskopdit) Jakarta. Semua biaya pendidikan ditanggunganggota dan keringanan dari sekunder tersebut.

Pada periode ini (1987-1990), Kopdit Sehati beroperasi tanpa BadanHukum (BH), tanpa Anggaran Dasar (AD), tanpa Anggaran RumahTangga (ART). Pijakan operasional mereka hanya memakai dasar PolaKebijakan Umum yang diyakini tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Konsisten dengan 7 (tujuh) prinsip Koperasiuniversal (ICA Statement) dan 3 (tiga) pilar kopdit (trilogi credit unioninternasional), swadaya dari, oleh dan untuk Anggota; Solidaritas tolongmenolong, dan menolong diri sendiri (self-help), serta pendidikan anggotasecara berkesinambungan.

Dengan komitmen dan tekad berkoperasi secara bulat, akhirnya kopdit

TAHUN PERIODE

1. Th 1987 – 1990 ➟ Periode Perintisan (Sosialisasi)

2. Th 1991 – 1993 ➟ Periode Eksistensi (HIDUP atau MATI)

3. Th 1994 – 1996 ➟ Periode Penguatan Lembaga (Legalitas Formal / BH)

4. Th 1997 – 1999 ➟ Periode Uji Ketahanan (Surviving)

5. Th 2000 – 2002 ➟ Periode Profesionalisasi (Manajemen Profesional)

6. Th 2003 – 2005 ➟ Periode Penguatan Manajemen

Page 42: Isi Perkotaan OK

42Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

mampu melewati periode perintisan (sosialisasi). Kopdit Sehati mulaimenunjukkan tanda-tanda eksistensinya. Walau belum berbadan hukum,pada 8 Juni 1988 telah resmi menjadi Anggota Silang Pinjam(Interlending) Daerah yang dikoordinir oleh Badan Koordinasi KoperasiKredit Daerah (BK3D) Jakarta atau yang sekarang bernama PuskopditJakarta, sekaligus juga menjadi anggota Dana Perlindungan Bersama(Daperma) atau loans and savings protection yang dikoordinir oleh BadanKoordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) atau Inkopdit.

PERIODE EKSISTENSIMemasuki periode ini yang merupakan periode ujian bagi sebuah

organisasi untuk menetukan eksistensinya, hidup atau akan mati.Ternyata, kopdit ini menunjukan perkembangan yang berarti, sekalipunbadan hukum juga belum diberikan oleh pemerintah (DepartemenKoperasi).

Pada tahun buku 1993 kopdit ini menorehkan kinerja yang bagussesuai, data yang di bukukan. Jumlah anggota sebanyak 161 orang denganangka pertumbuhan mencapai 45% dalam tiga tahun terakhir. Jumlahsimpanan sebesar Rp 48,4 juta, meningkat 225% (3 tahun terakhir), totalaset Rp 70, 5 juta atau naik 260% selama tiga tahun terakhir, dan pinjamanyang digulirkan (outstanding) mencapai Rp 58,8 juta atau meningkat 228%dari masa tiga tahun terakhir.

Sedangkan omset yang mencapai Rp 112,4 juta (184%) danmembukukan pendapatan kotor sekitar Rp 16 juta atau naik 235% daritiga tahun terakhir. Pelayanan saat itu masih ditangani pengurus secaraproporsional saat berlangsungnya arisan tengahan bulan, yakni minggu IManunggal dan Minggu II IKK.

Kegiatan RATKopdit Sehati ke XVIII.

Slam

et A

W

Page 43: Isi Perkotaan OK

43 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 2.Aspek Keuangan31 Desember 1996

Aspek Jumlah Pertumbuhan dalam 3Th

1. Keanggotaan 237 Orang 47%

2. Total Simpanan Anggota Rp. 178.335.900 268%

3. Total Kekayaan / Asset Rp. 231.022.602 228%

4. Pinjaman diberikan / Outstanding Rp. 178.952.000 204%

5. Pinjaman dicairkan / Omzet Rp. 241.885.000 115%

6. Pendapatan Kotor Usaha Rp. 55.530.180 247%

PERIODE PENGUATAN LEMBAGAAkhirnya legalitas yang diidam-idamkan kesampaian juga, tepat 17

Mei 1994, Kopdit Sehati memperoleh badan hukum bernomor, 3351/BH/I, walau harus dengan ‘terpaksa’ menerima Anggaran Dasar ‘terimajadi’ dari Pemerintah. Perihal ini, menurut M Guntur Manajer, memangada sedikit ketidakcocokan isi dengan prinsip operasional Kopdit Sehatinamun tidak terlalu signifikan.

Dampak atas mengantongi BH, Kopdit Sehati mendapat kesempatanboleh berkantor, walau masih numpang di rumah Setiyadi, Ketua dengansewa ala kadarnya. Dengan mempekerjakan seorang karyawan paruhwaktu dapat meningkatkan frekuensi pelayanan dari dua kali sebulanmenjadi dua kali seminggu, yakni Sabtu malam dan Rabu malam.

Berkat BH pula, mampu meningkatan frekuensi pelayanan sertatersedianya kantor pelayanan. Hasilnya, membuahkan grafik pertumbuhanyang cukup signifikan di tahun 1994. Aset meningkat 75,56%, omset59,16%, simpanan anggota 81,5%, pendapatan 67,95%. Hanya pertum-buhan anggota yang naik 7,45%. Mungkin karena masyarakat belum begitupercaya dengan koperasi. Namun demikian, perlahan tapi pasti tahun buku1995 dan 1996 Kopdit Sehati semakin tumbuh (lihat tabel 2).

Pada periode ini terjadi sedikit kegoncangan dikarenakan penye-lewengan yang dilakukan oleh karyawan. Untuk itu dilakukan perbaikanmekanisme pelayanan dan pendidikan kepada anggota agar kejadiantersebut tidak terulang di masa mendatang.

PERIODE UJI KETAHANANDi awal periode ini (1997), Kopdit Sehati bertekad ingin memmiliki

kantor pelayanan yang lebih representatif. Kebetulan ada anggota yangingin menjual rumah dan tanah. Dengan dana yang dimilki sebesar Rp48 juta tercapailah citi-cita melayani anggota di atas kantor seluas 50 meterpersegi. Sayang, sedang semangat melayani di kantor yang dibeli denganjerih payah anggota ini, kondisi perekonomian Indonesia memasuki babak‘goro-goro’ alias gonjang-ganjing dilanda krisis moneter (krismon) danekonomi.

Beruntung tradisi baru krismon, lebih banyak melumat para

Page 44: Isi Perkotaan OK

44Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

pengusaha besar dan konglomerat ketimbang usaha kecil. Di tengah gon-cangan ekonomi itu, Kopdit Sehati tetap bertahan (survive) dan terus tum-buh. Sesuai anjuran pemerintah, Kopdit Sehati terus memperbarui BadanHukumnya sesuai tuntutan PP No.9/1995 pada 22 Juli 1998, mengangkatseorang manajer dan seorang karyawan. Berikut ini data-data kinerjaKopdit Sehati pada akhir periode 1999. (lihat tabel 3)

Pada periode ini walaupun sudah memiliki kantor sendiri namunfrekuensi pelayanan anggota masih sama dengan periode sebelumnyayaitu 2 kali seminggu dan pengelolaan masih dominan ditangani olehPengurus.

PERIODE PROFESIONALISASISetelah melakukan studi-banding ke kopdit-kopdit yang relatif lebih

maju, Pengurus menyadari, bahwa Kopdit Sehati tidak lagi dapat dikelolasecara amatiran alias sambilan. Namun, harus profesional bila ingin tetapsurvive dan menuai hasil yang gemilang. Persisnya di penghujung 1999,Pengurus mengangkat seorang manajer untuk mengelola usaha secaraprofesional per 1 Januari 2000, yang diumumkan dan disahkan pada RAT-XII/1999, tanggal 20 Pebruari 2000.

Berkat kekompakan dari segenap komponen memenuhi kewajiban-nya, mulai pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota, KopditSehati kian memperoleh tempat di hati masyarakat. Seperti sering menjadirujukan atau tujuan bagi kopdit-kopdit dan koperasi lain yang melakukanstudi-banding, baik dari sekitar Jakarta maupun dari luar daerah.

Di tahun ke dua pada periode profesionalisasi ini, tepatnya pada Juli2001 kantor pelayanan Kopdit Sehati terpaksa harus mengontrak di tempatlain selama enam bulan, karena kantor yang ada diratakan dan di bangunkembali yang lebih permanen dan representatif. Dana yang dianggarkanuntuk membangun gedung setinggi dua setengah lantai ini sebesar Rp128.740.000. Seluruhnya murni dari swadaya organisasi tanpa bantuansepeserpun dari pihak luar.

Bersamaan penyelenggaraan RAT-XIV/2001 pada 13 Januari 2002kantor Kopdit Sehati diresmikan pemakaiannya oleh Pengurus Inkopdityang juga Ketua Pengurus Puskopdit Jakarta Dr HM Soedarmono, SKM,disaksikan segenap anggota yang menghadiri RAT.

Tabel 3.Aspek Keuangan

31 Desember 1999

Aspek Jumlah Pertumbuhan dalam 3Th

1. Keanggotaan 345 Orang 46%

2. Total Simpanan Anggota Rp. 406.473.050 128%

3. Total Kekayaan / Asset Rp. 475.016.477 106%

4. Pinjaman diberikan / Outstanding Rp. 326.995.000 83%

5. Pinjaman dicairkan / Omzet Rp. 471.800.000 95%

6. Pendapatan Kotor Usaha Rp. 102.666.380 85%

Page 45: Isi Perkotaan OK

45 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 4.Aspek Keuangan31 Desember 2002

Aspek Jumlah Pertumbuhan dalam 3Th

1. Keanggotaan 776 Orang 125 %

2. Total Simpanan Anggota Rp. 2.482.104.000 511 %

3. Total Kekayaan / Asset Rp. 2.957.373.630 523 %

4. Pinjaman diberikan / Outstanding Rp. 2.275.950.200 596 %

5. Pinjaman dicairkan / Omzet Rp. 3.101.615.000 557 %

6. Pendapatan Kotor Usaha Rp. 702.036.371 584 %

Pertumbuhan disegala aspek pada 2001 cukup fantastis, hampirsemua aspek kecuali keanggotaan meningkat lebih dari 100%. Artinya,aset yang terhimpun selama satu tahun (2001) melebihi aset yangdihimpun selama 13 (tiga belas) tahun lebih (1987 s/d 2000). Jumlahanggota “hanya’ meningkat 41,16%. Prosentase pertumbuhan pada2001 tersebut merupakan puncak pertumbuhan Kopdit Sehati yang sulituntuk diulang.

Pada 2002, pertumbuhan masih cukup signifikan (di atas 60%)walaupun tidak sefantastis pertumbuhan tahun 2001. (lihat tabel 4)

Pada periode ini, frekuensi pelayanan dan jumlah personil mengalamipeningkatan. Pada tahun buku 2000, pelayanan seminggu empat kali,tiga kali dilakukan pada malam hari dan satu kali di siang hari. Jumlahkaryawan tiga orang, dua tenaga administrasi dan manajer. Pada 2001pelayanan ditingkatkan menjadi seminggu lima kali, tiga kali dilakukanpada malam hari dan dua kali di siang hari dengan karyawan lima orangtermasuk manajer. Sedangkan pelayanan pada tahun buku 2002 samadengan tahun 2001, hanya ada penambahan jumlah karyawan menjadienam orang termasuk manajer.

PERIODE PENGUATAN MANAJEMENMengapa periode ini diberi nama penguatan manajemen? Memenej

anggota yang mendekati jumlah 1000 (seribu) orang dan aset dipredik-sikan di atas miliaran, bukanlah pekerjaan mudah. Memerlukan tim mana-jemen, SDM pengelola yang qualified dan sistem informasi manajemenyang up to date, yang semua bertujuan untuk memuaskan anggota yangsebagai pelanggan sekaligus pemilik usaha (customer dan ownersatisfaction).

Pada periode ini baru berlangsung sekitar sembilan bulan, gejala yangada mengindikasikan, tingkat kepercayaan anggota semakin tinggi.Anggota semakin “berani” mempercayakan uangnya disimpan di Kopdit,sehingga semua kebutuhan anggota peminjam dapat terpenuhi dari ta-bungan anggota sendiri.

Sepanjang tahun ini belum memanfaatkan fasilitas pinjaman dariPuskopdit, bahkan ada kecenderungan penumpukan dana (idle-funds),

Page 46: Isi Perkotaan OK

46Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

namun masih dalam batas yang wajar. Rasio Pinjaman terhadap TotalAset (Loans to Total Assets) masih di atas 70%.

Kopdit sehati terus berkarya demi mewujudkan kesejahteraan ang-gotanya. Pelayanan murni hanya untuk anggota, kecuali calon anggotatidak melayani. Artinya, berapapun jumlah yang memerlukan dana danpenabung adalah anggota. Wajar jika koperasi ini setiap tahun mengalamiperkembangan yang berarti. Semua aspek mengalami peningkatan. Sistenorganisasi yang kuat serta manajemen solid adalah kiat mengapa koperasiini kuat.

Pada tahun buku 2005 jumlah anggota menjadi 1.404 orang dari 1.202pada periode sebelumnya, alias naik 16,81%. Aset dari Rp 9,280 miliarpada tahun buku 2004 menjadi Rp 12,760 miliar atau naik 37,50%, sim-panan anggota menjadi Rp 10,839 miliar per 31 Desember 2005 sebe-lumnya adalah Rp 7,740 miliar (40,03%). Pencairan pinjaman dari Rp8,790 miliar menjadi Rp 10,551 miliar (20,02%). Pinjaman yang beredarmenjadi Rp 8,551 miliar dari Rp 6,459 miliar (32,39%), pendapatan usahameningkat 23,63% yakni dari Rp 2,103 miliar menjadi 2,600 miliar. TotalSHU sebelum pajak sebesar Rp 174, 4 juta atau hanya naik 4,46% daritahun buku 2004 sebesar Rp 167 juta.***

Tabel 5.Kinerja Kopdit Sehati

31 Desember 2005

Aspek 2004 2005 %

1. Keanggotaan 1.202 Orang 1.404 Orang 18,81

2. Kekayaan/ Aset 9.280.381.853 12.760.205.270 37,50

3. Simpanan Anggota 7.740.617.600 10.839245.700 40,03

4. Pencairan Pinjaman 8.790.340.000 10.550.000.000 20,02

5. Pinjaman beredar 6.459.070.900 8.551.392.900 32,39

6. Pendapatan Usaha 2.103.107.627 2.600.022.514 23,63

7. SHU sebelum pajak 166.983.479 174.422.814 4,46

Page 47: Isi Perkotaan OK

47 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TENGAH

KSP Nasari Semarang

47 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

KLEP PENGAMANKAUM PENSIUNAN

Slam

et A

W

Page 48: Isi Perkotaan OK

48Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Koperasi itu familier. Siapa mendekat bakal terpikat, siapa serius di-tanggung ber fulus. Salah satu insan yang kepincut dan kebacutmenggandrungi koperasi adalah Sahala Panggabean. Ia memang

tidak setengah hati menggeluti koperasi. Itu dibuktikannya dengan melepaspekerjaan sebagai bankir, dan mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)Nasari di Semarang, pada 31 Agustus 1998.

Kini, setelah sewindu membangun membangun koperasi, lelakikelahiran Tarutung Sumatera Utara, 3 April 1950 ini membuktikan ana-lisisnya. Bahwa usaha berbendera koperasi juga mampu mendulangsukses jika dimenej dengan sumber daya manusia berkualitas. Berbekalpengalamannya yang panjang di dunia perbankan, ekonom jebolan Uni-versitas Trisakti 1974 ini berhasil mengangkat citra Nasari sebagai lembagakeuangan mikro tingkat nasional yang pantas diperhitungkan.

Rentang usaha Nasari hingga Juli 2006 tercatat melayani sekitar 82ribu anggota dan nasabah. Menampung sekitar 600 karyawan tersebar dienam cabang dan 150 pos pelayanan di 150 kabupaten. Sedangkan asetsebesar Rp 52,9 miliar. Namun demikian, perjalanan sukses Nasari agak-nya belum selesai. Sahala berharap KSP nya berperan sebagai lembagakeuangan mikro (LKM) bagi lapis grass root dan punya posisi terhormatdi pentas perekonomian nasional.

Kendati berusia muda, koperasi ini sudah menorehkan prestasi mem-banggakan. Kiprah dan prestasi yang ditorehkan Nasari bisa disejajarkandengan koperasi berprestasi lainnya di Indonesia, yang usianya relatiftua. Di balik sukses itu, Nasari beruntung memiliki sejumlah tenaga pro-fesional, serta strategi membidik pasar khusus, yaitu kalangan pensiunanpegawai negeri sipil (PNS) dan purnawirawan. Tokoh profesional di balikkeberhasilan itu, Sahala, adalah mantan bankir di Bank Tabungan Pen-siunan Indonesia (BTPN).

Nasari mulia berkembang ketika kondisi bangsa ini tengah dililit krisismulti dimensi. Tentu saja ini sebuah pilihan berani di tengah waktu yangsalah. Tetapi para pioneer Nasari meyakini bahwa koperasi masih memberiharapan sepanjang dikelola dengan manajemen yang baik dan kejelianmengintip peluang pasar. Dengan demikian adalah salah jika ada orangmendirikan koperasi karena sekadar ingin mendapat fasilitas negara.Kalangan seperti inilah yang menurut Sahala merusak citra koperasi. Aki-bat lebih buruk, generasi muda ogah berkarir di koperasi. Selain tidakbergengsi penghasilannya juga minim.

Beruntung pengamatan tersebut dianggapnya keliru. Kenyataanya,koperasi adalah juga lembaga bisnis atau usaha yang jika ditekuni dengankaidah bisnis akan mendatangkan keuntungan. Terbukti, saat zaman serbasulit ia dapat menerjemahkan, bahwa koperasi bukan saja bisa menyejah-terakan anggota tetapi juga mengangkat derajad koperasi dari ketidak-berdayaannya.

Dalam tempo sewindu koperasi yang dikelolanya telah banyakmengukir prestasi. Aset besar dan banyak menyerap tenaga kerja sertasistem kerja yang mengesankan. Pengalamannya sebagai bankir banyakmempengaruhi Sahala dalam mengelola bisnis keuangan berbadan

Page 49: Isi Perkotaan OK

49 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Pengurus, pengawasdan karyawan KSPNasari berpose usai RAT.

hukum koperasi.Sebelum memasuki jagat koperasi diam-diam Sahala mengkaji kritis

’paham’ koperasi. Kendati masih terpampang peluang, namun jugabanyak anggapan negatif tentang koperasi. Menurut pengamatan dia, halitu karena minimnya pemahaman tentang koperasi. Intinya, bukan prinsipatau kaidah koperasi yang keliru, namun oknum lah yang merusakkoperasi.

Faktor lain yang membuat kelabu dunia perkoperasian, tak lain kebi-jakan pemerintah yang belum memihak kepada koperasi. Apalagi, di masalalu koperasi diplot dari atas (top down), dan bukan atas dasar kemauanmasyarakat (bottom-up).

Berangkat dengan tekad kuat, Sahala bersama beberapa rekan pada31 Agustus 1998 mendirikan KSP Nasari. Nasari dipetik dari BahasaBatak, yang berarti peduli. Koperasi yang berkantor pusat di Semarang,

Jawa Tengah ini memang wujud sebuah kepedulian. Kehadirannya diha-rapkan menjadi solusi mengatasi kesulitan ekonomi anggota. Misalnya,pengadaan sembako—yang langka saat krisis moneter— dan pinjaman(kredit) uang.

Pertimbangan lainnya, karena koperasi memiliki kelebihan dan cirikhas. Contoh, sebagai lembaga usaha, koperasi tak harus lahir denganmodal besar. Sedangkan ciri khasnya, koperasi berazas kekeluargaan dangotong royong. Artinya, tidak semata mencari keuntungan, tetapi berwataksosial. Hebatnya lagi, dengan modal terbatas, koperasi bisa beroperasidengan jangkauan wilayah kerja yang luas. Beda dengan bank, misalnyaBPR, yang ketentuan permodalan mencapai miliaran rupiah namun wila-yah kerjanya dibatasi. Bahkan, koperasi bisa menjelma menjadi koperasiprimer nasional.

Dok

umen

tasi

Page 50: Isi Perkotaan OK

50Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

‘Kredit Sembako’, salah satuprogram KSP Nasari dalammenyediakan kemudahan

bagi anggota mendapatkansembako.

KIAT DAN STRATEGIKoperasi yang berkantor pusat di Kota Atlas ini cepat berkembang,

karena para pendirinya memiliki kejelian membidik pasar. Captive marketkoperasi primer nasional ini adalah para pensiunan yang mengambil gajinyalewat kantor pos. Sesuai dengan visinya yang ingin mengembangkan po-tensi ekonomi rakyat dengan mengelola koperasi terbaik. Khususnya pela-yanan kepada masyarakat dan pensiunan sebagai anggota dan calonanggota, sehingga terwujudnya kesejahteraan.

Dengan motto Kita Sejahtera Bersama menjadi komitmen pengurusuntuk mewujudkan harapan para anggota. Untuk itu sejak berdiri telahmenerapkan sistem manajemen yang modern. Rapat anggota (RA) seba-gai kekuasaan tertinggi selalu memilih pengurus dan pengawas dari anggotauntuk masa jabatan lima tahun. Pengurus bertindak sebagai pengambilkebijakan (policy maker) dan pengawas operasional, serta hal lainnyayang berhubungan dengan organisasi koperasi. Sedangkan dalam opera-sional sehari-hari dikuasakan kepada direksi yang dibantu oleh staf kantorpusat dan manajer kantor cabang.

Kiat sukses koperasi yang kini memiliki anggota sebanyak 52 ribuorang ini adalah karena ia mampu mengintip ceruk pasar yang sulit dide-teksi oleh pelaku koperasi lainnya, yakni membidik para pensiunan pega-wai negeri. Mereka adalah orang-orang yang jelas dengan penghasilantetap sehingga tidak ada kekhawatiran terjadinya penyimpangan dana.

Disadari citra KSP juga tidak terlalu menggembirakan, terutamadengan banyaknya muncul KSP yang menerapkan bunga gila-gilaan.Adapula kasus KSP yang berhasil menghimpun dana masyarakat lalupengurusnya kabur dan sulit tersentuh hukum. Akibatnya, selain merusakcitra koperasi, masyarakat pun antipati. Untuk mengantisipasi itu, Nasarimempunyai cita-cita menjadikan koperasi yang mampu bertahan hidupdalam tempo lama (survive). Caranya, dengan pendekatan teori bisnisseperti dianut perbankan. Mendirikan koperasi jangan hanya modal deng-kul tetapi harus dimodali (kapital). Selain itu, tetap ada jaminan (kolateral),

Dok

umen

tasi

Page 51: Isi Perkotaan OK

51 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

serta mewaspadai berbagai risiko (risk), seperti risiko operasional, risikomanajemen, risiko pemasaran, risiko likuiditas, dan risiko keuangan.

Kepiawaian pengurus dalam mengelola koperasi cukup teruji. Bukti-nya, dalam rentang waktu yang relatif singkat berhasil menghimpun 72ribu (2005) anggota, tersebar di enam cabang, yakni Semarang, Jakarta,Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. Sepuluh cabang pembantuserta 150 loket layanan. Koperasi ini pun turut menciptakan lapangankerja, dengan menampung 532 orang karyawan.

Per 31 Agustus 2006, KSP Nasari memiliki total aset sekitar 60 miliar.Sedangkan prestasi yang diraih, di antaranya sebagai Koperasi KlasifikasiA dengan peringkat sangat baik dari Dinas Pelayanan Koperasi dan UKMJawa Tengah (2004), dan predikat Sehat dari Dinas Koperasi dan UKMKota Semarang (2005). Memperoleh penghargaan sebagai KoperasiBerprestasi Tingkat Nasional dari Kementerian Koperasi dan UKM (2006).

Keberhasilan KSP Nasari, tak lepas pula dari kejelian sang ketuanya,Sahala Panggabean membidik ’pasar khusus’, yang tak lain adalah parapensiunan PNS, TNI/Polri, dan Wredatama yang mengambil uang pensiunmelalui PT Pos Indonesia. Termasuk dalam pasar khusus ini adalahyayasan yatim piatu. Maka itu, jalinan kerja sama dengan PT Pos Indonesiasangat menguntungkan Nasari.

Nasari mempunyai produk unggulan, seperti Simpanan Nacerdik yangkhusus untuk pelajar, dan Simpanan Sukarela berupa tabungan dengantarget pasar masyarakat umum dan pensiunan. Simpanan Sukarela adalahtabungan berjangka (3,6, dan 12 bulan) dengan tingkat suku bunga 12%per tahun. Untuk produk pinjaman, yaitu Kredit Sembako (kredit untukkebutuhan primer) dengan plafon Rp 100 ribu-Rp 1 juta dengan dan masapengembalian 6-8 bulan, Kredit Pendidikan (plafon Rp 1 juta-Rp 2,5juta) dengan masa pengembalian 6-12 bulan, Kredit Multiguna (kredituntuk perumahan atau modal usaha mikro) plafon Rp 2,5 juta- Rp 5 jutadan jangka pelunasan 12-24 bulan. Pinjaman Jelita (jual-beli sementara),yaitu kredit untuk masyarakat umum dengan jaminan barang bergerak.

Untuk kenyamanan antara anggota dengan koperasi, semua kreditdari KSP Nasari diasuransikan sebagai bentuk proteksi. Bila anggota yangmeninggal dunia, kredit dianggap lunas, serta mendapatkan dana sosialkematian.

REALISASI PROYEKSIKINERJA KSP NASARI

2004 2005 2006 2007 2008

1. Asset 25.206.157 34.800.700 68.495.700 125.000.000 250.000.0002. Kas dan Bank 3.284.961 2.101.838 5.898.397 10.107.777 21.500.7363. Pinjaman Yang Diberikan 20.105.488 29.694.100 55.945.686 102.932.630 203.871.9914. Aktlva Tetap & Inventaris 1.81 5.708 3.004.762 6.651.397 11.959.593 19.327.2675. Dana Pihak Ketiga 16.094.641 22.732.827 45.980.730 90.729.221 177.166.7536. Modal &SHU 9.111.516 12.067.873 22.514.750 34.270.779 12.833.2477. Jumlah Karyawan 460 Orang 532 Orang 750 Orang 1.000 Orang 1.300 Orang8. Jumlah Anggota / CaIon 52.001 Orang 72.649 Orang 95.000 Orang 150.000 Orang 250.000 Orang9. Jumlah Tagihan Via PT Posindo/Bulan 4.208.707 6.402.539 13.014.141 21.386.526 38.602.679

10. Kontribusi Kepada Pt Posindo 1.515.134 2.304.914 4.294.666 7.699.149 13.896.964

Page 52: Isi Perkotaan OK

52Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

JALIN SINERGIKeberhasilan Nasari berimbas positif bagi mitranya. Kemitraan dengan

PT Pos Indonesia bersifat saling menguntungkan. Koperasi sangat terbantudengan pemotongan gaji pensiun, sehingga tidak ada kredit yang macet.Sedang Pos Indonesia mendapat kontribusi yang lumayan, dengan jumlahterus meningkat setiap tahun. Pada 2002, Pos Indonesia menerima feesebesar Rp 365,577 juta, pada 2003 menjadi Rp 921,016 juta, dan tutupbuku 2004 meningkat menjadi Rp 1,457 miliar. Fee tersebut diperolehdari jumlah tagihan, Rp 1,614 miliar per bulan pada 2002, meningkat jadiRp 2,785 miliar per bulan tahun buku 2003, dan 2004 sebesar Rp 4,208miliar.

Hingga periode 2007, KSP Nasari memproyeksikan dapat menggaetpensiunan sebagai anggota koperasi sebanyak 389.879 orang atau 30%dari jumlah pensiunan yang tercatat di PT Pos Indonesia. Dari targettersebut, KSP ini diharapkan dapat menghimpun dana hingga mencapaiRp 584,818 miliar. Itu dengan asumsi setiap anggota atau pensiunan akanmemanfaatkan kredit sebesar Rp 1,5 juta.

Dalam program kerja 2005-2007, KSP Nasari menargetkan jumlahanggota mencapai 160 ribu orang. Meningkat dibanding tahun 2006 yangmenargetkan anggota sebanyak 130 ribu orang. Akhir tahun 2006, totalaset ditargetkan menjadi Rp 53 miliar dari tahun sebelumnya Rp 34,800miliar. Sedangkan aset di akhir tahun 2007 ditargetkan mencapai Rp 125miliar dan akhir 2008 sebesar Rp 250 miliar. Kontribusi yang masuk kePT Pos Indonesia ditargetkan sebesar Rp 3,181 miliar dengan tagihansebesar Rp 8,838 miliar per bulan di akhir 2005. Atau Rp 5,880 miliardengan jumlah tagih Rp 16,335 miliar per bulan pada medio 2006, danRp 10,130 miliar dengan total tagihan sekitar Rp 28,141 miliar per bulanpada tahun buku 2007. ***

Kantor Pos Besar JoharSemarang sebagai mitra

KSP Nasari, sibukmelayani anggota.

Dok

umen

tasi

Page 53: Isi Perkotaan OK

53 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TIMUR

53 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Koperasi Intako Sidoarjo

PROMOSI DAN DESAINMEREBUT PASAR

Dok

umen

tasi

Page 54: Isi Perkotaan OK

54Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah 54

J ika kita berkunjung ke Surabaya, rasanya tidak puas sebelum mampirke kota udang Sidoarjo. Kota ini telah berkembang menjadi kawasanindustri dan kerajinan dan telah dicanangkan sebagai kota Pariwisata.

Dan salah satu obyek industri dan wisata yang menarik adalah KoperasiIndustri Tas dan Koper (Intako). Koperasi Intako, adalah saksi sejarahProklamasi RI. Koperasi ini telah berdiri sejak tahun 1945, dan terusberkembang sampai saat ini.

BERDENYUT SEUSIA REPUBLIKTahun 1945-1950, lima pemuda tidak hanya puas dengan bekerja

sebagai petani di desanya dan mencari pekerjaan sebagai buruh pabrikkoper. Tahun 1950-1960, mereka dibantu oleh segenap anggota keluarga,kerabat dan tetangganya pekerjaan perajin tas dan koper memiliki masadepan yang menjanjika. Tahun 1960-1970, perjalanan perajin koper ber-jalan dengan cukup baik. Tahun 1970-1980, dibentuknya sebuah wadahyang menampung para perajin dan pada 7 April 1976, berdirilah

Selain koper dan tas Intako jugamemproduksi dompet,

sepatu dan sandal.

Koperasi dengan nama INTAKO (Industri Tas dan Koper). Sekarangkantor Intako sudah berdiri megah di jalan Utama 27 KedensariTanggulangin Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timurdan antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalahKotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalahKabupaten Pasuruan, sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah baratadalah Kabupaten Mojokerto. Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu pe-nyangga Ibukota Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalamiperkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena dekat daerah pema-saran yaitu kotamadya Surabaya sehingga berbagai potensi industri danperdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat berkem-bang pesat.

Kabupaten Sidoarjo menjadi penyangga Surabaya baik produkpertanian, usaha kecil dan menengah. Salah satu potensi Sidoarjo yangmemenuhi kebutuhan konsumen Surabaya dan sekitarnya adalahkerajinan dan industri perlengkapan busana berbasis kulit seperti tas,dompet, ikat pinggang. Permintaan perlengkapan busana meningkatseiring dengan pertumbuhan ekonomi di daerah Surabaya, Jawa Timur,

Dok

umen

tasi

Page 55: Isi Perkotaan OK

55 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Koper produk Intakodi salah satu outletswalayan.

Indonesia. Konsumen membutuhkan perlengkapan pribadi, kantor danperjalanan seperti sepatu, tas, ikat pinggang untuk menunjukkan statussosial. Kulit binatang dan imitasi menjadi bahan baku pilihan per-lengkapan yang sangat dibutuhkan untuk proses produksi. Peluangpermintaan barang barang tersebut ditangkap sebagai peluang usahayang menguntungkan dengan mendirikan usaha kecil dan menengah dikabupaten Sidoarjo.

Koperasi produksi barang barang kulit seperti tas untuk memenuhipermintaan pasar dengan menyatukan kepentingan pengusaha kecil yaituketersediaan bahan baku dan pemasaran yang kuat. Koperasi dapatmenciptakan keunggulan komparatif (comparative advantages) denganmengusai pengrajin sampai ke gerai yang terjangkau oleh konsumen. Pe-nguasaan produksi sampai pemasaran memperkuat daya saing denganproduk lain sehingga usaha riil pengrajin dapat berjalan baik.

Akibat pemasaran yang baik membuat produksi dapat menyeraptenaga kerja lebih banyak. Tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitarSidoarjo terlibat untuk pembuatan tas dan sejenisnya seperti sepatu.Transfer ketrampilan pengrajin sehingga menimbulkan persaingan yangsehat dan menguntungkan konsumen.

JELI MENANGKAP KONSUMENKoperasi Intako merupakan kumpulan usaha kecil yang bergerak di

bidang perkulitan. Usaha kecil yang memproduksi barang berbasis kulitmembutuhkan bahan baku yang konsisten dan harga terjangkau agarongkos produksi barang tidak tinggi. Barang-barang dari kulit di Indonesiaterutama di kalangan dewasa merupakan kebutuhan untuk menunjukkanstatus sosial dan pekerjaan. Konsumen barang kulit imitasi muncul akibatsegregasi segmen konsumen. Pengurus Koperasi selalu memperhatikanfenomena tersebut dan akan mengevaluasi perubahan pola pembeliankonsumen sehingga sekarang produk Intako sudah dapat dibeli di geraidunia maya. Memang itu adalah peran Intako untuk menjawabketerbatasan pengrajin kulit pada awal berdirinya Intako.

Pada awalnya sebelum muncul Intako, usaha kecil merasa sulit men-jaga ketersediaan bahan baku dan pemasaran. Pengusaha Kecil meresponnegatif Intako pada awalnya karena menyangsikan fungsi dan peran bagianggota. Tapi seiring dengan waktu dan kesolidan Pengurus dan anggotahal tersebut dapat ditepis. Bukti penerimaan Pengusaha Kecil adalahjumlah anggota semenjak Intako muncul tahun 1976, jumlah keanggotaanIntako yang semula 27 orang bertambah menjadi 349 orang pada tahun2004. Pertumbuhan aset Intako yang semula hanya berupa modal disetorsebesar Rp 135.000,00 bertambah menjadi 7,8 miliar. Anggota merasakanperan koperasi Intako untuk memenuhi kebutuhan pemasaran, bahan bakudan perbaikan produk anggota.

Kumpulan usaha kecil dalam Koperasi Intako mengutamakan

Dok

umen

tasi

Page 56: Isi Perkotaan OK

56Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Gambar 1. Histogram Perbandingan Modal

2001 2002 2003 2004 2005

8.000.000.000

7.000.000.000

6.000.000.000

5.000.000.000

4.000.000.000

3.000.000.000

2.000.000.000

1.000.000.000

Modal Dalam Modal Luar

konsumen yang mewakili institusi dibanding pasar eceran. Permintaanjumlah besar dengan standar yang diminta konsumen dengan logokonsumen menjadi titik kemajuan Koperasi Intako. Proses untukmemperkuat internal koperasi ditandai pada tahun 1985. Ketika ituIntako melakukan pembelian tanah guna membangun gerai untuksegenap produknya. Disinilah Intako mulai dikenal oleh masyarakat luas.Bersamaan dengan itu Intako mengikat kerja sama dengan PT GarudaIndonesia dalam pengadaan Tas Jama’ah Haji seluruh lndonesia, danberlangsung hingga 1990. Kerja sama lain adalah pada tahun 1997,Intako dipercaya untuk memproduksi case (wadah) untuk alat musikYAMAHA, dari perusahaan Internasional dari Jepang.

GERAI PROMOSIGerai koperasi Intako sebagai salah satu ujung tombak memberikan

gambaran produk koperasi pada konsumen. Pembelian eceran dilakukansebagai bentuk transaksi yang berkaitan dengan penyediaan gerai danpromosi. Pengurus mengusahakan gerai sebagai ujung tombak selainbahan baku. Kekuatan Koperasi Intako pada penyediaan bahan bakumurah dan terjamin ketersediaan sehingga dapat menekan biayaproduksi. Usaha kecil pengrajin kulit dapat belajar desain dan pameranyang dapat diorganisir dalam program koperasi. Desain baru dan diterimapasar menjadi tekanan usaha kecil di Koperasi Intako agar tetap dapathidup dalam kondisi dimana impor barang kulit asing membanjiri pasarIndonesia.

Persaingan barang impor dengan merek dan kualitas tertentu menye-babkan merek lokal kurang dapat bersaing di tingkat eceran. Usaha kecildi Intako tidak mempunyai peralatan yang menunjang mutu yang relatifstabil. Koperasi Intako dapat memfasilitasi peralatan usaha kecil agar dapat

Produk Intako telah mendapattempat di hati konsumen.

Dok

umen

tasi

Page 57: Isi Perkotaan OK

57 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

memenuhi standar dengan biaya relatif ringan. Hal itu sudah disadari olehIntako sehingga tahun 2000 mulai melakukan perubahan baru denganmenerapkan manajemen moderen, di antaranya: pengelolaan administrasiorganisasi dan usaha dengan menggunakan sistem komputerisasi, menataStruktur Organisasi Usaha, memperluas gerai dan bangunan, menggelarpromosi rutin berupa Pameran INTAKO FAIR (Gelar Produk khususIntako) dan TANGGULANGIN FAIR dengan mengikut sertakan semuakomponen perajin dan pengusaha se-Tanggulangin, Sidoarjo.

KINERJAJumlah keanggotaan Koperasi Intako yang semula 27 orang di tahun

1976 bertambah menjadi 349 orang pada tahun 2004. Pertumbuhan asetyang semula hanya berupa modal disetor sebesar Rp. 135.000,- bertambah

Grafik 2. Perkembangan Aset Intako 2001-2005

2001 2002 2003 2004 2005

3.000.000.000

2.500.000.000

2.000.000.000

1.500.000.000

1.000.000.000

500.000.000

Simpanan Simpanan Wajib Simpanan Pokok

2001 2002 2003 2004 2005

2.500.000.000

2.000.000.000

1.500.000.000

1.000.000.000

500.000.000

0

Grafik 1. Komposisi Simpanan

Berbagai produk Intakoyang sedang dipajang.

Dok

umen

tasi

Page 58: Isi Perkotaan OK

58Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

menjadi Rp 7,8 miliar pada akhir tahun 2005. Perbandingan modal luardan dalam menunjukkan modal dalam tetap lebih banyak dibanding modalluar terlihat pada Gambar 1. Komposisi simpanan anggota Koperasi Intakomemperlihatkan partisipasi yang baik dari anggota.

Simpanan sukarela selalu berjumlah lebih banyak dibandingsimpanan pokok dan wajib terlihat pada Grafik 1. Perkembangan AsetIntako mengalami peningkatan drastis pada tahun 2003 tapi mengalamipenurunan meskipun tidak besar pada tahun berikutnya terlihat padaGrafik 2.

Sebagai koperasi yang merupakan kumpulan usaha kulit Intako telahmemperlihatkan perjuangan yang gigih dalam membantu anggotanyamencapai kesejahteraan. Daya juang itu antara lain dengan pemasaranluas dan ketersediaan bahan baku sehingga kepercayaan anggota terhadapkoperasi sangat tinggi. Manajemen modern yang menerapkan keunggulankompetitif dengan produk lain dituntut selalu menyesuaikan denganpermintaan konsumen. Tetapi kiat sukses Intako bukan hanya kepiawaianmembangun produk maupun promosi yang membuat koperasi ini ungguldan bertahan. Kepiawaian pengurus membangun loby juga membuahkanproses kemitraan dengan berbagai pihak lain. Sehingga peluang Intakountuk bermain di pasar ekspor terbuka lebar. ***

Page 59: Isi Perkotaan OK

59 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

BALI

Koppas Kumbasari Denpasar

HAPUS RENTENIR DENGAN

KARYA NYATA59 Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Burh

anud

din

R

Page 60: Isi Perkotaan OK

60Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

emula koperasi ini diberi nama Koperasi Pasar (Koppas) berdasarkankesepakatan pada saat pendiriannya 25 tahun yang lalu, tepatnyapada 31 Januari 1981 atas prakarsa I.G.N. Ketut Suardika, BSc. Misi

awalnya sangat sederhana namun mulia yaitu melepaskan para pedagangpasar dari jeratan rentenir yang hanya berorientasi kepada laba. Pada masamenyuburnya rentenir, pedagang pasar di lingkungan Pasar Kumbasari,Badung, Bali yang membutuhkan modal dapat meminjam dengan mudah.Tidak perlu jaminan, karena umumnya sudah saling kenal dan lokasiusahanya sudah diketahui. Sayangnya, beban yang harus ditanggung parapedagang sangat berat namun tidak ada pilihan lain.

Pinjaman yang wajib diangsur setiap hari oleh para pedagang pasarberbunga mencapai 50% per bulan. Saat itu pedagang tidak memilikialternatif lain. Pemberlakuan pembayaran sistem harian ini jelas memberikeuntungan besar bagi rentenir walau berbunga tinggi tetapi nampakringan. Kenyataannya, para pedagang merasa tertolong dengan polapinjaman yang cepat, mudah, tidak berbelit-belit dan boleh mencicilsetiap hari. Namun lama-kelamaan pedagang merasakan pendapatanmereka tidak mengalami perubahan keuntungan walau secara omsetmeningkat.

Alhasil, mereka seringkali ingkar membayar kewajiban-kewajibanyang lain, seperti membayar retribusi pasar, hutang barang kepada pemasokkecil dan besar. Akibatnya, hutang terus bertambah dan pemasok punenggan mensuplai barang-barang.

Nah, melihat beban yang terus menumpuk dipundak para pedagangpasar ini, menggugah hati Ketut Suardika untuk mencari solusi denganmendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Menurutnya, denganberkoperasi misi yang telah diterapkan para rentenir seperti pemberianpinjaman dengan cara cepat, mudah dan tanpa jaminan yang memberatkanjuga bisa diwujudkan malah bunga bisa lebih ringan.

Maka, bersama 28 orang yang memiliki tekad kepedulian yang samamendirikan Koppas Kumbasari. Awalnya tidak mudah, sebab saat itu PakKetut ini masih menjabat sebagai Kepala Pasar Kumbasari. Kemudiandalam kapasitasnya sebagai Kepala Pasar Kumbasari Ketut Suardika inimemberikan bantuan modal awal sebesar Rp 200 ribu. Nilai tersebut cukupbesar ketika itu sebab jika dikurs sekarang nilainya kemungkinan setaradengan Rp 20 juta. Jadilah koperasi pasar dengan modal awal sebesar Rp400 ribu. Terdiri atas Rp 200 ribu bantuan dari Kepala Pasar Kumbasari,Rp 140 ribu simpanan pokok dan Rp 60 ribu berasal dari simpanan KetuaKoppas Kumbasari Ketut Suardika.

MENGATASI TANTANGANTantangan pasti ada mengingat para lintah darat setiap hari terus

keluyuran merambah seluruh sudut pasar. Namun, langkah mereka perlahanterhambat, mengingat pesaingnya adalah koperasi yang operasionalnya telahlegal. Kendala selanjutnya, buat para riba itu, penguasa pasar tersebut telahmenjadi ketua koperasi dengan jiwa yang penuh kepedulian pada sesama.Maka, dengan jiwa yang telah berseberangan dengan para rentenir itu, jika

S

Page 61: Isi Perkotaan OK

61 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

terus berseliweran di pasar tersebut akan beresiko. Lambat laun merekapun menghindar mencari ladang lain.

Keuntungan ganda bagi para anggota koperasi pun didapatkan.Mereka tidak lagi menjadi sasaran empuk rentenir, kemampuan bersaingmakin meningkat, pemasok barang kembali mempercayai mereka.Dampaknya kemampuan meningkatkan pendapatan tercapai. Masa suburrentenir pun padam, mulailah koperasi berperan nyata membantupengusaha mikro dan kecil anggota koperasi untuk menyediakan modalkerja. Kewajiban anggota membayar retribusi kepada Pasar Kumbasaritidak lagi menunggak, kenaikan omset penjualan benar-benar terasakan.Keuntungan juga meningkat dan kesejahteraan ekonomi mereka grafiknyaperlahan naik.

Sisi lain yang menarik untuk disimak, Koppas Kumbasari ini sebagianbesar anggota atau hampir 65% didominasi kaum hawa. Per 31 Desember2005 jumlah anggota tercatat sebanyak 6.385 orang sebanyak 4.769 orangadalah wanita dan 1.616 orang adalah pria.

Hal ini sangat menarik, ternyata kaum perempuan Bali juga banyakyang menjadi entrepreneur yang fanatik dan perlu mendapatkan perhatiankhusus. Bagi daerah lain pun layak menduplikasikan kiprahnya.Fenomena tersebut nampaknya juga belum mendapatkan perhatian daripemerintah daerah maupun pusat. Kecuali bantuan perkuatan berupa DanaBergulir Kelompok Wanita (Proyek Gender) sebesar Rp 7,5 juta pada2004. Secara nominal tentu masih kurang berarti dibandingkan denganpopulasi anggota perempuan yang ada. Sesuai dengan hasil konperensiMillenium Development Goals (MDGs) yang diantaranya bertujuanmembentuk sekitar enam juta wirausaha baru di Indonesia pada 2010,fakta ini layak mendapatkan atensi lebih lanjut.

Berbagai piagam penghargaantelah diperolehKoppas Kumbasari.

Burh

anud

din

R

Page 62: Isi Perkotaan OK

62Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Secara formal Koperasi Pasar Kumbasari berdiri tanggal 18 Maret1981 dengan adanya pengakuan dan pemberian Badan Hukum (BH) No901/BH/VII/1981. Dalam perjalanan yang telah mencapai 25 tahun per31 Desember 2005, Koppas Kumbasari selalu menyesuaikan denganperkembangan dan tuntutan zaman. Koperasi pasar yang kegiatannyanyaris serba usaha kembali diarahkan menjadi koperasi yang fokus dengankegiatan pokok pada simpan pinjam meskipun masih memiliki unit-unittoko. Namun, dinamika yang terjadi ternyata menghendaki ke jenisKoperasi Serba Usaha (KSU). Nama Koperasi Pasar pun dirubah menjadiKoperasi Pedagang Pasar Kumbasari (Koppas Kumbasari) dengan nomorBH baru (06/BH/PAD/Diskop/VII/2002).

SARAT PRESTASISecara harfiah nama Koppas Kumbasari bukan lagi mewakili Pasar

Kumbasari saja tetapi sudah menjadi ‘milik’ para pedagang yang menjadianggotanya. Penekanan kepada kata ‘pedagang’ sesudah kata koperasiakan lebih menumbuhkan sense of belonging (rasa memiliki) para anggotaterhadap organisasi koperasinya. Hal ini tercermin pada tradisi yang sudahberlangsung dalam berbagai bentuk seperti pengembalian sebagiankeuntungan koperasi kepada 20 orang anggota terbaik berupa hadiahsepeda motor, televisi, kulkas, atau biaya keikutsertaan dalam upacarakeagamaan di luar Pulau Bali untuk suami-istri. Pemberian hadiah kepada20 orang anggota yang menghadiri Rapat Anggota Tahunan (RAT) disamping penyediaan door prize dan pembagian jasa berupa kain kebayakepada ibu-ibu pedagang.

Tradisi tersebut tidak hanya tercermin pada pembagian hadiah kepadaanggota tetapi dapat disimak dari kebiasaan menerima berbagaipenghargan mulai dari tingkat Kabupaten Badung, provinsi dan nasional.Beberapa prestasi yang pernah diraih semasa masih di bawah panjiKoperasi Pasar Kumbasari, adalah pada 1982-1983 Juara I dan II se-Kabupaten Badung, tahun 1984 – 1987 sebagai Juara I dan II tingkatProvinsi Bali, tahun 1985 - 1987 menjadi Juara Harapan dan Juara TerbaikV tingkat nasional. Selanjutnya selama lima tahun berturut-turut dari 1988- 1992 menggondol Juara Teladan Tingkat Nasional. Prestasi ini terusdipertahankan sehingga pada 1993 - 1994 terpilih sebagai Juara TeladanUtama Tingkat Nasional.

Bukan berarti perubahan status koperasi dari KSP menjadi KSUdengan nama Koppas Kumbasari akan menyurutkan langkah, tidak,prestasi terus terajut. Malah bukan cuma lembaga yang berpredikatterbaik, pengelola sekaligus orang yang berjasa yakni (alm) IGN KetutSuardika pada 2001 dan 2003 yang menjabat sebagai manajer utamamemperoleh penghargaan masing-masing Bakti Koperasi dari MenteriKoperasi dan Satya Lencana Wirya Karya dari Presiden RI. Pada 2003dalam Kelompok Koperasi NIVO, Provinsi Bali meraih peringkatpertama dan pada 2003-2005 juga meraih predikat sebagai KoperasiBerprestasi Tingkat Provinsi Bali.

Gelar juara dan penghargaan baru sejak berubah nama dan status

Page 63: Isi Perkotaan OK

63 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

tahun 2002 sebagai koperasi simpan pinjam belum sebanyak sebelumnya.Hal ini tidak berarti menurunnya prestasi karena aktivitas KoppasKumbasari tetap mengalami eskalasi positif dikala dunia usaha secaraumum mengalami degradasi. Keramaian kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik memang menurun drastis dan mempengaruhi omsetperdagangan di Pasar Kumbasari secara umum. Seiring sepeninggal IGNKetut Suardika, Ketua Koppas situasi di Provinsi Bali mengalamiperubahan signifikan yang berdampak juga kepada perkembangan internalKoppas Kumbasari. Beberapa peristiwa berskala nasional daninternasional menimpa masyarakat Bali, misalnya, musibah kebakaranPasar Kumbasari yang terjadi pada 2001, tragedi Bom Bali I dan II (12Oktober 2002 dan 1 Oktober 2005), isyu SARS, kasus flu burung danisyu penggunaan formalin pada bahan pangan serta adanya kenaikan hargaBahan Bakar Minyak (BBM).

Meski perkembangannya tidak sepesat 10 tahun yang lalu, tidakdapat disangkal bahwa trauma peristiwa Bom Bali I dan II masihmembekas. Peristiwa tersebut mengakibatkan terpuruknya kondisiperekonomian Provinsi Bali yang mengandalkan kepada pemasukandari sektor pariwisata. Oleh karena itu, pengurus Koppas Kumbasaritidak menetapkan target program dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yangbombastis. Praktek ini dimaksudkan agar perkembangan KoppasKumbasari tetap melaju dalam kapasitas optimal. Fokus pengembangandan pembinaan (oleh pemerintah) sebaiknya tidak sebatas kepadaKoppas Kumbasari sebagai organisasi tetapi kepada pemberdayaananggota koperasi.

MINIM BANTUAN DAN EKSPANSISelama ini bantuan perkuatan pemerintah kepada Koppas Kumbasari

masih terbatas dalam bentuk penghargaan atas prestasi yang dicapai. Dari

Koppas Kumbasarijuga menerima parasiswa SMK untuk magang.

Burh

anud

din

R

Page 64: Isi Perkotaan OK

64Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

sejumlah bantuan yang pernah diterima dapat diamati sebagai berikut,dari Dinas Koperasi Provinsi, berupa dana KCK (2000) sebesar Rp 2,5juta, Modal Usaha Unit Pertokoan Rp 10 juta dan hadiah sebagai juara Idari Pemerintah Provinsi Bali sebesar Rp 10 juta. Sedang bantuan dariKementerian Koperasi dan UKM yaitu Dana Bergulir PKPS-BBM Rp100 juta dan Dana Bergilir Kelompok Wanita (program gender) Rp7,5juta. Sementara dari Pemerintah Kabupaten Badung belum pernah.

Perkembangan Koppas Kumbasari sebenarnya sangat didukung olehsejumlah kantor unit pelayanan yang tersebar di 11 lokasi pasar tradisionaldan pasar moderen, baik yang berlokasi di kabupaten Badung, Gianyarmaupun di sekitar Kota Denpasar. Lokasi unit-unit pelayanan berada dibeberapa pasar seperti, di Kabupaten Badung yaitu di Pasar Badung,Sembung, Kapal (2 unit), Latu Sari, Satrya dan pasar Mambal. DiKabupaten Gianyar berada di pasar Sukowati.Sedang di Kota Denpasarberada di pasar Kereneng, pasar Anyarsari, pasar Sanglah dan pasarAbiantimbul, Kuta.

Keberadaan kantor operasional sebagai kepanjangan tangan KoppasKumbasari ini sangat membantu ekspansi usaha dan pelayanan kepadaanggotanya yang tersebar di beberapa pasar tersebut. Sebab, komoditiyang diperdagangkan tidak terbatas pada kerajinan tangan dan produktekstil.

Pelajaran penting yang dapat dipetik dari perjalanan KoppasKumbasari adalah bahwa pertumbuhan suatu lembaga termasuk koperasi,memerlukan sosok kepemimpinan yang kokoh, penuh kepedulian dancommitted (amanah). Dalam hal Koppas Kumbasari, kepercayaan anggotaterhadap model kepemimpinan alm IGN Ketut Suardika, BSc. terbuktitelah memperkuat koperasinya selama lebih dari 20 tahun.***

Page 65: Isi Perkotaan OK

65 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah65

SUMATERA UTARA

Kopdit MandiriTebing Tinggi

MENUJU LEMBAGA KEUANGAN

M A N D I R IKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 66: Isi Perkotaan OK

66Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

S

Tabel 1.Perkembangan

Kopdit Mandiri

logan “perjuangan panjang yang tiada henti-hentinya untuk membe-sarkan koperasi” bagi mereka bukanlah sekedar bunyi kosong. Prin-sip ini secara konsisten dibumikan oleh para pengurus dan anggota

Kopdit Mandiri Tebing Tinggi. Dua dasawarsa silam, tercatat 16 tokohmenyangga di belakang koperasi ini. Di antaranya, M. Thomas Saragih,H. Simanjuntak, Karel Sitohang, Marsinus Sinaga, Jaholing Sinaga, S.D.Sinaga, C. Situmorang, K. Sinaga, O.F. Nainggolan, B. Manulang,L. Harianja dan D.R. Nainggolan. Wilayah kerja koperasi ini mencakupwilayah Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya. Termasuk di 50 komisariatberikut lima kantor cabangnya.

Dibentuk pada tahun 1987 dengan nama “Credit Union Mandiri”.Tanggal 3 September 1999, status badan hukumnya dikukuhkan: No.51/BH/KDK 2.12/IX/1999, dengan nama Kopdit Mandiri. Tujuannya,agar masyarakat luas dan sekitarnya dapat terbebaskan dari jeratan pararentenir. Visi dan misinya sebagai berikut. Koperasi ini bervisi menjadisuatu lembaga usaha pelayanan keuangan yang terbesar, khususnya diwilayah Sumatera Utara; dikelola secara profesional, berpedoman padaprinsip-prinsip koperasi—termasuk menerapkan asas swadaya, setia kawandan kualitas anggota melalui pendidikan berdasarkan Pancasila.

Misi yang digariskan adalah mengembangkan kualitas sumberdayamanusia (SDM), pengurus, manajemen dan anggota. Caranya, denganmemberikan pelayanan prima kepada anggota dan masyarakat di bidangkeuangan, pendidikan, pelatihan dan pembinaan. Selain itu, menjalinhubungan kerja sama dengan lembaga lain dan instansi pemerintah gunamemperkuat sistem pelayanan keuangan gerakan kopdit yang efisien,sehat, kuat dan mandiri.

Secara operasional, koperasi ini berupaya menerapkan sistem mana-jemen usaha yang profesional, sistem monitoring, auditing internal daneksternal. Juga mengembangkan dan peningkatan usaha pelayanan ke-uangan yang mandiri, sehat, kokoh dan kuat dengan berbagai jenis produkpinjaman dan simpanan. Koperasi juga melakukan pengembangan danpelaksanaan pelayanan pendidikan dan pelatihan secara berkesinambung-an dalam rangka peningkatan kemampuan manajemen pengurus, pelak-sana dan anggota pada khususnya, masyarakat luas pada umumnya. Pihak

TahunAnggota Simpanan Pinjaman Kekayaan

Jml. Pertumb. Jml. Pertumb. Jml. Pertumb. Jml. Pertumb.(Org) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

1995 2164 - 528.477 - 641.711 - 742.490 -

1996 2192 1,30 654.602 23,87 773.699 20,57 936.574 26,141997 2248 2,55 850.636.999 29,95 1.141.619.325 47,55 1.242.286.172 32,641998 2623 16,68 1.314.587.699 54,54 1.424.667.825 24,79 1.744.634.251 40,441999 2872 9,49 1.844.851.001 40,34 2.324.074.950 63,13 2.542.730.771 45,752000 3242 12,88 2.578.057.850 39,74 3.542.804.450 52,44 3.832.862.529 50,742001 3806 17,40 3.811.947.487 47,86 4.957.494.050 39,93 5.547.560.259 42,742002 4372 14,87 5.436.428.431 42,62 6.664.746.365 34,44 7.638.240.689 37,692003 4803 9,88 7.459.359.189 37,21 9.914.043.665 48,75 11.193.941.258 41,552004 5274 9,81 10.012.848.967 34,25 12.444.317.765 25,52 14.664.355.291 312005 6427 21,86 13.946.965.947 39,29 17.777.270.865 42,85 21.640.871.439 42,57

Pertumbuhan 11,67 38,97 39,94 39,83Rata-rata (%)

Page 67: Isi Perkotaan OK

67 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

koperasi juga berusaha menciptakan usaha pendukung lain dan melengkapiusaha pelayanan keuangan yang telah ada. Secara bersamaan, dibina pulahubungan baik dengan berbagai lembaga pemerintah dan non

pemerintah dalam rangka memperkuat kelembagaan dan memper-tahankan eksistensi serta pengembangan koperasi, juga terus dilakukan.

Dinamika perkembangan koperasi dapat terlihat dari jumlah anggota.Pada tahun 1995 tercatat 2.164 anggota, 10 tahun kemudian (2005) berkem-bang menjadi 6.427 orang Kebijakan koperasi melayani sepenuhnya bagianggota koperasi, dengan moto: dari anggota untuk anggota. Rincian per-kembangan simpanan dan pinjaman koperasi bisa dicermati pada Tabel 1.

Menyimak pertumbuhan dan perkembangan koperasi dari aspekkeanggotaan, simpanan pinjaman, maupun dari aspek kekayaan, KopditMandiri bertumbuh cukup tinggi dalam level yang relatif stabil. Pertum-buhan yang tinggi tersebut secara rata-rata terjadi pada anggota (11,67%),simpanan (38,97%), pinjaman (39,94%) dan kekayaan (39,83%). Pertum-buhan semacam ini dipertahankan melalui peningkatan berkelanjutanterhadap profesionalisme SDM koperasi, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi.

KELEMBAGAANJajaran pengurus Kopdit Mandiri periode 2004-2009 diketuai D.R.

Nainggolan, dengan A. Sinaga sebagai sekretaris dan posisi bendaharaditangani B.J. Butarbutar. Pada jajaran pengawas, koperasi ini diketuaiV. Aritonang, sekretaris dipegang oleh P Nainggolan, dengan anggotapengawas B. Rajagukguk. Koperasi memiliki manajer yang dipercayakankepada A.P. Nababan. Ia dibantu puluhan staf yang antara lain meliputibidang tata usaha, kasir, diklat serta 51 komisaris yang tersebar di wilayahKota Tebing Tinggi.

Kinerja kopdit tahun 2003, 2004, 2005 seperti tersaji Tabel 2, hasilanalisis rasio keuangan secara keseluruhan cukup memuaskan. Namun padarasio distribusi pinjaman perlu ditingkatkan, sehingga manfaat berkoperasibisa lebih dirasakan oleh anggotanya. Khusus kinerja rentabilitas (ROA)terlihat sangat rendah, karena koperasi memang lebih berorientasi kepadapemenuhan pelayanan dan kebu-tuhan anggota. Mulai dari pen-didikan berkelanjutan, asuransi,program pensiun, gaji yanglayak, bonus sampai bentuk-bentuk penghargaan anggotayang lain. Tegasnya, koperasibukan hanya mengejar profit(SHU) yang sebesar-besarnya.Patut dicatat pula, pendidikancalon anggota, anggota, pe-ngurus, manajer dan karyawandan pengawas pada tahun 2003berlangsung sebanyak 27 kali. Pada tahun 2004 sebanyak 21 kali; dantahun 2005 sebanyak 64 kali. Rapat pengurus pada tahun 2003 berlangsung13 kali, tahun 2004 sebanyak 14 kali dan tahun 2005 sebanyak 15 kali.

Tabel 2.Rasio KeuanganKopdit Mandiri,2003-2005

Keterangan 2003 2004 2005Standar

Ideal

1. Ratio modal produktif (%) 88,03 86,46 83,24 85%

2. Ratio effisiensi (%) BOPO(Beban Op Terhadap Pendapatan Op) 20,46 20,94 24,16 < 40%

3. Ratio Kelalaian Pinjaman (%) 3,5 3 3 < 3%

4. Ratio Perputaran Modal (kali) 1,25 1,04 1,07 > 1 kali

5. Ratio Solvabilitas (%) 109,58 105,88 103,85 > 100%

6. Ratio Distribusi Pinjaman (%) 55,67 49 54,02 > 60%

7. Ratio Pinjaman Terhadap Kekayaan 88,4 88,74 82,15 > 85%

8. Rentabilitas/ROA (%) 0,4 0,31 0,23 > 1,5 %

Page 68: Isi Perkotaan OK

68Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

PEDOMAN PENGURUSSejauh ini, koperasi selalu berupaya menerapkan siasat dan strategi

manajemen mutakhir. Baik di tingkat pengurus, ‘perusahaan’ maupun ditingkat fungsional. Para pengurus memegang teguh prinsip, “pengurusharus dapat mengurusi anggota dengan baik dan bukan sebaliknya anggotayang mengurusi pengurus”. Ini diwujudkan melalui team work yang meli-batkan pengurus dan pelaksana. Partisipasi anggota dalam RAT dan rapat-rapat merupakan prasyarat dan pertimbangan pemberian pinjaman. Pela-yanan dilakukan secara lebih cepat (faster), lebih baik (better), lebihmengenal dan tanggap terhadap kebutuhan konsumen (closer), tepat, mu-rah dan mudah. Caranya, dengan memadukan manajemen akal sehat danhati atau perasaan dalam mengelola organisasi. Moto yang dipakai adalah”melalui layanan terbaik, akan didapat hasil yang baik”. Polanya, denganmemfungsikan reward and punishment system yang adil dan seimbang.

Di bidang keuangan, koperasi berusaha mengurangi risiko pinjaman.Caranya, koperasi menerapkan prinsip 5-C, yaitu Character, Capacity, Ca-pital, Condition dan Collateral. Untuk mengukur kinerja keuangan, kope-rasi menerapkan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning danLiquiditas). Juga pola PEARLS (Protection, Equity, Assets, Rate of Returndan Cost, Liability and Sign of Growth). Sistem standar khusus akuntansi

koperasi kredit yang mengacu pada SAI dan me-manfaatkan software akuntansi. Guna mendukungsemua sistem tersebut, koperasi menitikberatkanpengembangan modal melalui modal swadaya.

SIASAT PEMASARAN DAN SDMDalam memperkenalkan kopdit dan produk-

produk jasanya, diupayakan melalui media (pro-motion mix): brochure, LCD (media fair), mulutke mulut dan publisitas serta sejenis multi level(setiap anggota baru diharapkan dapat memperolehdua calon anggota baru). Koperasi juga berusahamemperluas jaringan melalui kemitraan dengan

PNM, Dinas Koperasi dan UKM, koperasi lainnya (Inkopdit, Puskopdit,koperasi-koperasi primer), dan paroki Tebing Tinggi melalui pendidikanrohani. Selain itu, koperasi melaksanakan survai tentang kebutuhankonsumen. Secara keseharian, koperasi menciptakan image yang baik.Antara lain melalui tampilan pegawai dengan pakaian yang rapi, pelayanandan disiplin tinggi serta tampilan fisik gedung yang teratur dan bersih.

Dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan SDM, koperasiberorientasi terhadap pentingnya pendidikan dengan moto ”Long Edu-cation”. Baik bagi calon anggota, anggota, maupun pengurus/ karyawan.Kepada calon anggota dan anggota diberikan pendidikan dasar dan pen-didikan lanjutan. Calon anggota akan dilayani penuh setelah 6 bulan men-jadi anggota dan lulus pendidikan. Kepada para pengurus diberikan pen-didikan pengurus; para karyawan diberikan pendidikan dan pelatihanketerampilan. Untuk memotivasi SDM diperkenalkan sistem penghargaanatau reward. Antara lain berupa gaji yang layak, program Jamsostek, bo-nus, dana pensiun, pemilihan penabung, peminjam dan komisaris atau

Pengurus dan pengawasselalu terbuka menerima

masukan dan saran.

Dok

umen

tasi

Page 69: Isi Perkotaan OK

69 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

petugas lapangan terbaik. Juga penerapan sistem punishment, bisaberbentuk teguran lisan dan tertulis sampai dengan pemecatan.

PRODUK-PRODUK MENARIKDalam upaya pengembangan usaha koperasi dan peningkatan

pelayanan kepada anggota, pihak manajemen memperkenalkan berbagaijenis produk (product line) baik berupa simpanan maupun pinjaman. Jenisproduk simpanan terbagi atas dua jenis. Pertama, simpanan saham yangmencakup simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.Simpanan saham tidak dapat ditarik karena dananya diasuransikan ataudisebut Dana Perlindungan Bersama (Daperma). Dana ini membuahkandeviden 15% per tahun atau lebih tinggi dari bunga simpanan bank.

Kedua, simpanan non-saham. Jenis simpanan ini terbagi menjadibeberapa produk. Masing-masing: Sibuhar (Simpanan Bunga Harian) yangbisa disimpan atau ditarik setiap hari dengan perolehan bunga sebesar0,95% per bulan. Sisuka (Simpanan Sukarela Berjangka), simpanan yanghanya bisa ditarik 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun kemudian denganperolehan bunga 1,05% per bulan. Di samping itu diperkenalkan pulaTabema (Tabungan Beasiswa Mandiri), produk ini berorientasi kepadaanak s/d usia 12 tahun untuk mem-back up pendidikan mereka denganperolehan bunga 15% per tahun dan dapat ditarik setelah 15 tahun. Produklainnya adalah Tahta (Tabungan Hari Tua), yang khusus untuk orangdewasa di atas 18 tahun untuk dapat menikmati hari tuanya seperti layak-nya para pensiunan PNS dengan perolehan bunga 15% per tahun dandapat ditarik setelah 15 tahun.

ATURAN KHUSUS KREDITSecara umum, pinjaman terdiri dari pinjaman produktif dan pinjaman

providen (kesejahteraan), dengan titik berat pelayanan pinjaman produktif.Besarnya pinjaman anggota rata-rata lima kali simpanan saham. Pinjamanproduktif biasanya dimanfaatkan untuk modal usaha, peternakan, pembeliantanah, pengolahan tanah, pembelian kendaraan bermotor. Sedangkan jenispinjaman providen ditujukan antara lain untuk pembiayaan pendidikan,rehabilitasi rumah, sepeda motor, usaha kerja, sosial atau adat.

Secara khusus, koperasi menetapkan sistem penarikan bungamenurun. Bunga pinjaman antara 2,5% - 3% per bulan. Ambil contoh,bila saldo pinjaman lebih kecil atau sama dengan saldo simpanan, otomatisdikenakan bunga 2,5% per bulan. Yang jelas, dibanding dengan bungabank sistem flat, di sini masih lebih murah. Selain itu, koperasi memberikanjasa kepada anggota 10% dari bunga pinjaman yang dimasukkan padatahun itu dengan ketentuan besarnya lima kali simpanan saham.

Lebih spesifik, peminjam harus memenuhi persyaratan yang dikenaldengan akronim TUKKEPAR. Rinciannya, TU= Tujuan pinjaman; untukapa, mendesak atau tidak, produktif atau providen. K= Kerajinanmenabung; anggota rajin atau tidak? KE= Kemampuan mengembalikanpinjaman; berapa pendapatan rata-rata/bulan. P= Pengembalian pinjamanmasa lalu; lancar atau tidak, tepat waktu atau tidak, sesuai denganperjanjian atau tidak. PAR= Partisipasi anggota; aktif atau tidak, mengikutisegala aktivitas Kopdit, selalu hadir pada saat pra-RAT atau tidak.

Page 70: Isi Perkotaan OK

70Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Kemudian terkait aturan atau regulasi mengenai tenggang waktu pin-jaman, digariskan sebagai berikut. Pinjaman s/d Rp 20 juta, tenggang waktumaksimal 24 bulan. Pinjaman Rp 20 s/d 40 juta, tenggang waktu maksimal30 bulan. Pinjaman Rp 40 s/d 70 juta, tenggang waktu maksimal 36 bulan.Dan pinjaman di atas Rp 70 juta, tenggang waktu maksimal 48 bulan.

Menyangkut bidang teknologi dan informasi, koperasi senantiasamelaksanakan pelatihan-pelatihan keterampilan. Termasuk menerapkansistem komputerisasi dengan mengirimkan flash disk ke kantor-kantorcabang. Tujuannya, untuk dikoreksi di mana pinjaman sampai ataumelebihi Rp 10 juta bisa diputuskan oleh kepala cabang. Pada gilirannya,secara periodik, koperasi melaksanakan penelitian dan pengembangan.

Jerih payah dan kerja keras yang ditunjukkan Kopdit Mandiri sejakberdiri sampai Desember 2006, membuahkan hasil berbagai predikatpenghargaan. Di antaranya, Koperasi Berprestasi tahun 2001 tingkat KotaTebing Tinggi dan Koperasi Berprestasi tahun 2004 tingkat nasional.

PROSPEKDari pengalaman masa lalu, baik pada strata global maupun di strata

lokal, koperasi-koperasi yang meraih sukses sebenarnya tidak susah. Yakni,mereka mau mengerti, memahami dan menerapkan ”nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi” sebagai landasan pijak untuk mengorganisir dan me-ngembangkan usaha. Sehingga mereka dapat menjaga dan mempertahan-kan kelangsungan hidupnya dengan baik.

Berdasar pengalaman obyektif juga terlihat, masih banyak koperasi be-lum memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi se-bagai landasan pijak untuk berorganisasi dan berusaha. Bahkan kadang mu-dah ditemui, koperasi dijadikan alat pemenuhan kepentingan pengurus, vestedinterest golongan-gologan atau kelompok-kelompok tertentu. Sebaliknyabanyak anggota yang tidak merasa memiliki (sense of belonging) koperasi.Pada gilirannya koperasi-koperasi tersebut menghilang begitu saja alias ting-gal papan nama. Dengan demikian, kunci sukses koperasi adalah pemahamandan penerapan tujuh prinsip koperasi secara konsisten dan berkelanjutan.

Melihat perkembangan, sepak terjang dan telaah koperasi ini dikaitkandengan prinsip-prinsip koperasi dimaksud, Kopdit Mandiri sudah mene-rapkan tujuh prinsip koperasi dengan cukup baik dengan berbagai kinerja-nya. Pada dasarnya penerapan tujuh prinsip koperasi ini merupakan kekuataninternal (strength) Kopdit Mandiri yang dapat dipertahankan bahkandikembangkan ke depan. Namun bila regenerasi kepengurusan tidakdipersiapkan secara matang dan citra eksklusivitas dihilangkan, hal tersebutmempunyai potensi menjadi kelemahan (weakness).

Opini publik tentang sulitnya UKM mengakses perbankan untuk pe-ngembangan usaha, adanya kepercayaan masyarakat terhadap Kopdit Man-diri dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah (pusat dan daerah) untukmendorong pertumbuhan KUKM adalah faktor-faktor variabel yang meru-pakan peluang (opportunity) bagi Kopdit Mandiri. Sementara itu tantangan(threat) ke depan bagi Kopdit Mandiri yang harus diantisipasi antara lainpersaingan dengan lembaga dan non-lembaga keuangan yang semakinterbuka, staffing aparat pembina koperasi yang kurang pas dan kesanhubungan perbankan yang kurang kondusif terhadap koperasi.***

Page 71: Isi Perkotaan OK

71 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

DI YOGYAKARTA

KSP Kartini Kaliurang

M E M B E L A71

NASIB WONG CILIKKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 72: Isi Perkotaan OK

72Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

B ila Anda berwisata ke Yogyakarta, jangan lupa singgah ke Kaliurang.Daerah ini berhawa sejuk dan suasana masih sangat terasa segar.Seperti umumnya tempat wisata, di situ juga banyak para penjual

buah-buahan khas setempat seperti salak. Juga pada pedagang minumandan makanan kecil. Antara lain, bakul jadah tempe, bakul buah, warung,dan sebagainya banyak diusahakan oleh mereka. Mayoritas pedagangkecil ini terdiri dari kaum ibu.

Sayangnya, faktor permodalan menjadi hambatan bagi usaha mereka.Akhirnya, banyak muncul pelepas uang alias rentenir yang menebarkanjeratnya. Para rentenir sangat tega mengambil keuntungan sampai 20%per bulan. Akibatnya kerja keras ibu-ibu menjadi percuma, karenakeuntungan yang didapat akan jatuh pada para rentenir.

Ternyata kenyataan ekonomi yang memprihatinkan tersebut,mendorong pengurus perkumpulan wanita khususnya ibu-ibu anggota

PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Ibu CR Sujinah adalah salahseorang yang tidak mengenal lelah dan konsisten membantu para ibupedagang kecil tersebut. Akhirnya disepakati membentuk wadah per-ekonomian yang disebut Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kartini.

Yang jelas, proses lahirnya KSP Kartini pada tahun 1982 tidak terlepasdari peranan Foster Parent Plan. Yakni sebuah kegiatan di KecamatanPakem yang antara lain memberikan pendidikan dasar koperasi kepadaibu-ibu PKK. Menindaklanjuti kegiatan tersebut, disepakati semuaanggota PKK yang terdiri dari 115 orang ibu diketuai oleh CR Sujinahuntuk membentuk satu wadah koperasi yang diberi nama koperasi kredityang akhirnya menjadi KSP Kartini.

Nama Kartini dipilih, karena nama ini tidak asing lagi bagi wanitaIndonesia. Tokoh Kartini sebagai pembela emansipasi kaum perempuan,diharapkan menjelma di koperasi yang pengurusnya semuanya wanitaini. Harapannya, kaum perempuan mampu mengambil peranan aktifdalam upaya pemberdayaan masyarakat. Tujuan pembentukan KSP ini,tak lain memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat, mengentaskan

Pengurus KSP Kartini sedangmemaparkan program kerja.

Dok

umen

tasi

Page 73: Isi Perkotaan OK

73 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

kemiskinan sertas mewujudkan kesejahteraan lahir batin.Modal pertama operasional koperasi sebesar Rp 225 ribu. Kala itu

dengan anggota 115 orang dan 8 orang pengurus, semuanya wanita.Simpanan pokok ditetapkan Rp 1.000 dan simpanan wajib Rp 200 perbulan. Angka tersebut memang kecil. Tetapi itulah kemampuan sebagianbesar anggota pada waktu itu. Namun, sejalan dengan meningkatnyaekonomi masyarakat, simpanan wajib dan simpanan pokok sudahdisesuaikan dengan kemampuan anggota. Daerah pelayanan, waktu itumelingkupi daerah Kaliurang Selatan, Timur, dan Barat.

Setelah berumur 4 tahun, tahun 1986 KSP Kartini mulai membuatkantor sederhana di atas tanah milik pemerintah desa. Kini, kantor tersebutsudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup representatifdan nyaman. Sarana perkantoran meliputi bangunan kantor yang terletakdi atas tanah seluas 400 m2

PENGELOMPOKAN ANGGOTAKeberhasilan KSP Kartini terletak pada kemampuan pengurus

membuat perencanaan, melaksanakan dan mengendalikan usaha secarajujur, konsisten dan loyal. Pengurus membuat Panduan Kerja sebagaipedoman bagi pengurus. Dalam pedoman perencanaan telah diaturfungsi dan tugas masing-masing, Pelaksanaan perencanaan disusunmengarah kepada tujuan. Semua karyawan yang terdiri dari manajerdan staf diarahkan bekerja mencapai tujuan organisasi. Jumlahkepengurusan sebanyak empat orang (ketua, wakil, sekretaris danbendahara) dan unsur pengawas berjumlah tiga orang terdiri dari ketua,sekretaris dan anggota.

Pembinaan anggota dilakukan secara individu dan kelompok dipedusunan, RT dan RW. Jumlah kelompok ini, sampai saat penelitiansebanyak 13 kelompok, Meliputi kelompok bakul, jasa, kerajinan, pelajar,pensiunan, petani, peternak, PNS, pondok wisata, rumah makan, swasta,usaha lain dan warung. Materi pembinaan anggota meliputi: perkope-rasian, hak dan kewajiban anggota, kebijakan pelayanan dan materi sesuaidengan masalah yang dihadapi anggota. Kekhususan di KSP Kartini:pembinaan anggota selalu mengikuti perkembangan usaha dan mengikutikebutuhan anggota.

Kegiatan RAT, diselenggarakan setiap tahun sebagai pertanggung-jawaban pengurus dan pengawas atas hasil kinerjanya kepada seluruhanggota. Penyelenggaraan RAT selalu dilaksanakan tepat waktu danberjalan lancar. Sedangkan pengambilan keputusan, selalu berpedomanpada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturanyang berlaku pada KSP Kartini. Semua ini dilakukan dengan tetapmenjaga semangat kebersamaan daan azas musyawarah mufakat.

Anggota KSP Kartini sampai Oktober 2006, tercatat sebanyak 1.090orang. Terdiri dari perempuan sebanyak 686 orang dan laki-laki sebanyak404 orang. Ditambah anggota penabung sebanyak 525 orang. Seluruhanggota ini aktif mengikuti RAT setiap tahun.

Kinerja keberhasilan KSP Kartini, terutama dapat dilihat dari penilaian

Page 74: Isi Perkotaan OK

74Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel 1.PertumbuhanKSP Kartini

Uraian 2002 2003 Pertumbuhan (%) 2004 Pertumbuhan (%)

1. Aset 988,581,570 1,182,992,680 16.43 3,005,795,181 60.64

2. Simpanan Saham 61,840,650 116,010,050 46.69 176,399,100 34.23

3. Simpanan Non Saham 626,756,700 774,787,875 19.11 1,222,109,475 36.60

4. Pinjaman Beredar 778,818,000 981,213,503 20.63 2,495,408,500 60.68

5. Pendapatan 172,711,099 192,702,823 10.37 472,806,449 59.24

6. Biaya 152,262,341 162,705,170 6.42 391,145,871 58.40

7. SHU 20,448,758 29,997,653 31.83 81,660,578 63.27

8. Cadangan 89,415,572 107,975,248 17.19 216,074,686 50.03

9. Keanggotaan 734 736 0.27 1,090 32.48

tingkat kesehatan koperasi oleh Dinas Koperasi dan UKM KabupatenSleman. Setiap tahun dinyatakan sehat,. Demikian juga hasil audit finansialoleh akuntan publik, pada setiap tahun dengan opini unqualified opinionalias wajar tanpa catatan.

KINERJAUsaha utama KSP Kartini adalah simpan pinjam. Sumber permodalan

koperasi berasal dari tiga jenis simpanan. Pertama, Simpanan Saham.Yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib yang akan mendapat devidenpada akhir tutup buku.

Kedua, Simpanan non Saham yang terdiri dari Sisuka, Sibuhar danSijaka. Artinya, simpanan ini mendapat jasa simpanan setiap akhir bulan.

Ketiga, Simuda (Simpanan Pemupukan modal) adalah simpanan yangberasal dari 3-5% dari pinjaman khusus yang dicairkan, akan mendapatbunga pada akhir tahun. Kemudian simpanan tersebut dipinjamkan kepadaanggota dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Seperti apa gerak pertumbuhan koperasi? Pertumbuhan usaha selamatiga tahun (2002-2004) KSP Kartini dapat dicermati dari tabel 1 di bawahini. Rata-rata di setiap indikator boleh dikata mengalami peningkatan.Ambil contoh (1) aset rata-rata 25,7 % , (2) Simpanan Saham rata-rata 27%, (3) Simpanan Non Saham 18,57 %, (4) Pinjaman beredar 27 %, (5)Pendapatan rata-rata 23,20 %, (6) SHU rata-rata 31,70 %, (7) Cadanganrata-rata 22,40 % dan pertumbuhan anggota rata-rata 21,73 %.

SUASANA KONDUSIFFaktor dominan yang mendukung keberhasilan operasional koperasi,

terutama kepercayaan anggota kepada pengurus. Maksudnya, pengurusselalu bekerja dengan tekun, gigih, jujur mengembangkan koperasi.Sehingga masyarakat sekitar tertarik menjadi anggota koperasi.

Di sisi lain, keberadaan koperasi melalui pelayanannya telahmemberikan manfaat kepada kemajuan dan perkembangan usaha anggota.Khususnya melalui usaha koperasi dalam memberikan pinjaman modal.Selain itu, selama ini juga telah tercipta iklim yang kondusif bagi usahapengelolaan koperasi. Hal ini tercipta melalui team work pengelola, baik

Page 75: Isi Perkotaan OK

75 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

pengurus dan pelaksana, yang senantiasa memiliki hubungan yang serasi,profesional, dan menekankan kejujuran.

Sementara terkait memperkuat permodalan dan kelembagaan, KSPKartini mengadakan kerja sama dengan anggota sendiri. Juga denganpihak ketiga yaitu lembaga keuangan perbankan dan non perbankan, diantaranya Bank BPD, BRI, Bukopin dan PNM.

Khusus kerja sama dengan sesama anggota, sudah lama dilaksanakan.Misalnya, ketika terjadi musibah gempa dan Gunung Merapi ‘batuk-batuk’KSP Kartini kehabisan modal untuk dipinjamkan kepada anggota danmasyarakat. Syukurlah, ketika KSP Kartini menghubungi anggota yangmemiliki dana lebih agar menyimpan di KSP Kartini, ternyata ada beberapaanggota yang rela menyimpan uang ke koperasi. Padahal bunga simpananhanya 1 persen setiap bulan.

FASILITASMeskipun tidak pernah meminta, boleh jadi karena kinerja yang baik,

banyak anggota merasakan manfaat kehadiran koperasi dan pengurus jugabertanggungjawab mengelola keuangan anggota, lebih sepuluh tahunterakhir ini KSP Kartini pernah diberi fasilitas perkreditan dari pemerintah.

Fasilitas yang diterima KSP Kartini untuk mendukung usaha koperasi,hingga Oktober 2006 sebanyak tiga kali.

Pertama, dana hibah dari Menteri Negara Perumahan Rakyat sebesarRp 1. 500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada tahun 1985.

Kedua, dana bergulir BBM sebesar Rp 100.000.000,- (seratus jutarupiah) pada akhir Desember tahun 2000.

Ketiga, dana bergulir Agribisnis dari Kantor Menteri Negara Koperasidan UKM Jakarta sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) padaakhir Desember 2003.

Sekadar membandingkan kinerja keuangan profesional KSP Kartinidengan katakanlah lembaga perbankan, maka uraiannya lebih kurangseperti tertuang pada Tabel 2.

Pengurus dan pengawasberpose di depan kantor.

Dok

umen

tasi

Page 76: Isi Perkotaan OK

76Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

No Uraian

1. Permodalana. Capital Asset Rasio = modal sendiri/total asset x 100%

= 334.191.960 / 2.352.086.187 x 100%b. Capital to Loans Rasio = modal sendiri/total pinjaman x 100%

= 334.191.960 / 2.069.613.500 x 100%

2. Likuiditasa. Quick Cash Rasio = total kas/dana diterima x 100%

= 38.967.328 / 1.733.797.750 x 100%b. Loans to Deposit Rasio = total pinjaman/total simpanan x 100%

= 2.069.613.500 / 1.733.797.750c. Loans to Asset Rasio = total pinjaman/total asset x 100%

= 2.069.613.500 / 2.352.086.187 x 100%

3. Solvabilitas = total aktiva/total kewajiban x 100%= 2.352.086.187 / 2.017.894.227 x 100%

4 Current Rasio = aktiva lancar/kewajiban lancar x 100%= 2.229.026.849 / 2.017.894.227 x 100%

5 Rentabilitasa. Return on asset = SHU/total asset x 100%

= 28.484.550 / 2.352.086.187 x 100%b. Return on equity = SHU/modal sendiri x 100%

= 28.484.550 / 334.191.960 x 100%c. Effektibility rasio = total biaya/total pendapatan x 100%

= 334.048.450 / 362.533.000 x 100%d. Rate of return loans = total bunga/rata-rata pinjaman x 100%

= 343.550.300 / 1.738.494 x 100%

6 Turn Over of Loans = pinjaman cair tahun ini/total pinjaman x100%= 2.412.500.000 / 2.069.613.500 x 100%

14,2

16,1

2,2

119,4

88

116,6

110,5

1,2

8,59

2,11

9,8

116,6

PersentaseTabel 2.Kinerja KSP

Kartini

Hasil dari perbandingan sementara ini adalah sebagai berikut.1. Kecukupan modal (CAR) untuk membiayai harta masih kurang

signifikan.2. Perbandingan modal sendiri dengan total pinjaman menunjukkan,

bahwa pemupukan modal sendiri masih kurang efektif. Misalkanterjadi rush (penarikan dana secara serentak dan bersamaan),tampaknya jumlah modal sendiri masih jauh kemampuannya untukmenutup rush yang dimaksud.

3. Total cash minimum yang tersedia juga sangat minim (2,2%), terutamauntuk membayar hutang sangat segera dan mendesak.

4. Solvabilitas menunjukkan rasio yang kurang menggembirakan.Karena sebagian besar usaha koperasi dibiayai oleh modal luardibanding yang dibiayai modal sendiri.

5. Curent Rasio sebesar 110,50 % masih jauh dari rasio standar sebesar200 %.

6. Retun on asset sebesar 1,2 % masih bisa ditoleransi. Karena badanhukum koperasi tidak mengejar keuntungan semata, melainkanmelaksanakan pelayanan prima pada anggota.***

Page 77: Isi Perkotaan OK

77 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SUMATERA BARAT

Koperasi Guru-Guru Payakumbuh

PILAR KESEJAHTERAAN

77

DI LAJUR GURUKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 78: Isi Perkotaan OK

78Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

ada momen peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 1974, PGRICabang Payakumbuh, Sumatera Barat, membentuk empat cabangPGRI yaitu Anak Cabang Payakumbuh Utara, Selatan, Barat dan

Timur. Kepala Cabang PGRI Payakumbuh, Choedri St. Maradjo, yangjuga kepala SMEP Negeri Payakumbuh, menawarkan ide membentukkoperasi. Dalam rapat Kepala Sekolah SD, SMEP dan SMEA, 12 Juni1974, dijelaskan maksud pembentukan koperasi itu sebagai sarana untukmeningkatkan kesejahteraan anggota.

Koperasi ini bergerak di bidang pengadaan perumahan, usahapeternakan dan usaha warung untuk membantu biaya pendidikan putra-putri anggota. Persetujuan para kepala sekolah itu, yang mewakili 89 orangguru dengan 12 unit kerja, berlanjut dengan didirikannya sebuah KoperasiNegeri Guru-Guru Payakumbuh Utara. Simpanan pokok ditetapkansebesar Rp 250,00 dan simpanan wajib sebesar Rp 100,00. Koperasi inipun dikukuhkan dengan badan hukum No. 976/BH/XVII tanggal 12Desember 1974.

KETOKOHAN DAN DEDIKASITiga dasawarsa adalah usia yang cukup panjang. Berangkat dari

kondisi awal yang boleh dibilang nol, 32 tahun silam, dimotori oleh sangketuanya, tim pengurus koperasi berupaya mengefektifkan waktu danperhatian antara melaksanakan pekerjaan rutin mereka sebagai pengajardan menggiatkan koperasi. Etos yang mencakup kerja keras, disiplin danloyalitas terhadap pekerjaan menjadi komitmen para pengurus. Melewatiberbagai tantangan dan belajar dari pengalaman, koperasi ini mampumemelihara energi internalnya untuk tetap eksis.

Di antara kiat mereka adalah menegakkan kaidah-kaidah koperasisecara benar; pembinaan berjalan, sehingga mempunyai SDM yangterampil dan profesional; dan kepedulian terhadap pendidikan anggota.Sikap tegas koperasi ini ditunjukkan ketika mereka menolak tawaran danaKUT 1988 yang dinilai tidak jelas.

MENOREH PRESTASISungguh tidak sia-sia dedikasi pengurus sepanjang 32 tahun itu. Buah

keuletan, kesabaran dan kerja keras di dalam mengelola koperasi terasamanis. Sampai akhir 2005, total aset koperasi beranggotakan 2.254 orangini berjumlah Rp 13. 875.900.000 dan kekayaan bersih sebanyak Rp9.626.800.000. Saat ini Koperasi Guru-Guru Payakumbuh tumbuhmenjadi salah satu koperasi unggulan untuk Provinsi Sumatera Baratdengan berbagai prestasi yang telah dicapainya.

Pada tahun 2000, oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM, koperasiini dinyatakan sebagai Koperasi Berprestasi. Pada tahun 2003, sesuaidengan Surat Keputusan Pengurus Pusat Koperasi Pegawai RepublikIndonesia, mereka menyandang gelar sebagai juara I KPRI BerprestasiTingkat Sumatera Barat. Prestasi lain datang dari Kantor Menteri Negara

P

Page 79: Isi Perkotaan OK

79 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Koperasi dan UKM berupa penganugerahan gelar Tokoh Koperasi Tahun2004 kepada H. Choedri S.M. dan gelar Tokoh Koperasi ProvinsiSumatera Barat kepada Gubernur Provinsi Sumatera Barat.

DIVERSIFIKASI USAHAUntuk meningkatkan pelayanan kepada anggota dan masyarakat,

Koperasi Guru-Guru Payakumbuh membangun beberapa unit usaha. Diantaranya, USP, Unit Waserda, Unit Penagihan Rekening PLN danPDAM dan unit fotokopi & stationery.

Unit Simpan Pinjam. Dari segi usaha, koperasi ini memiliki nilaitambah berupa kepercayaan pihak lain menyimpan dana secara sukareladan mampu menarik dana anggota dalam bentuk simpanan khusus dantabungan dengan nilai berkisar lima miliar rupiah. Kegiatan USP inimemang kegiatan unggulan koperasi. Pengurus terus berupaya mening-

katkan pelayanan USP, mengingat unit ini paling banyak bersinggungandengan kebutuhan sebagian besar anggota. Pada tahun ini, USP telahmenghasilkan SHU Rp 112.162.485 atau meningkat 15% dibanding SHUtahun sebelumnya. Koperasi juga mampu menghimpun tabungan anggotasebesar Rp 1.559.512.956. Dari dana ini dikeluarkan sebagai pembayaranTunjangan Hari Raya sebesar Rp 375.941.500 sehingga penerimaantabungan 2006 menjadi Rp 1.183.571.456 atau meningkat 13,7 % daritahun lalu.

Unit Waserda. Jumlah anggota sebanyak 2.254 orang dari sisi marketmerupakan peluang pasar yang layak digarap. Pembukaan unit ini dida-hului sebuah survai singkat untuk mengetahui jenis barang apa saja yangdibutuhkan anggota. Transaksi di waserda dapat dilakukan secara kontanataupun kredit. Untuk memotivasi anggota berbelanja di waserda, koperasi

Unit Simpan Pinjamsalah satu unit usahayang berkontribusi besar.

Dok

umen

tasi

Page 80: Isi Perkotaan OK

80Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

memberlakukan harga yang lebih murah dibanding harga toko di sampingmemberikan insentif. Insentif diperhitungan dalam pembagian SHU.Modal usaha untuk mengelola unit waserda masih bersumber dari pin-jaman USP. Sepanjang 2005, unit waserda telah menyalurkan 12 unitroda dua dan 4 unit roda empat. Pada akhir 2005, laba waserdaRp 207.800.500 dikurangi biaya bunga tabungan keluarga yangdibayarkan kepada USP.

Unit Penagihan Rekening PLN dan PDAM. Dari kegiatan unit ini,kepada peserta yang berjumlah sekitar 450 orang itu dipungut penggantianongkos transpor sebesar Rp 1.000 per rekening ditambah dengan fee dariPLN Rp 350 per rekening. Kepada peserta pembayaran rekening kolektifPDAM sebanyak sekitar 300 itu juga dipungut penggantian ongkostranspor sebesar Rp 1.000 per rekening tanpa fee dari PDAM

Unit Fotokopi & Stationery. Jasa pengelolaan unit fotokopi danstationery belum berjalan secara optimal. Jika unit ini dapat dipadukandengan kebutuhan ATK lembaga pendidikan yang terkait dengan koperasi,ini pun merupakan potensi pasar yang dapat dikembangkan.

KIAT MEMPERBESAR ANGGOTADi balik perjalanan membangun koperasi selama 32 tahun, tidak

dapat dipungkiri peranan dan keterlibatan Choedri St. Maradjo sepenuhhati. Figur ini jujur dan amanah terhadap tugas/pekerjaan dan memilikiide-ide kreatif menangkap peluang pasar untuk pengembangan usahakoperasi. Di antara kiat dan strategi yang dijalankan selama ini: pe-ngembangan anggota, pemberian pinjaman dengan bunga rendah, in-sentif bagi penabung dan pembelanja di waserda, peningkatan kesejah-teraan anggota.

Pengembangan Anggota. Menyadari bahwa menggantungkan ang-gota yang berasal guru-guru/PNS sangat terbatas, sementara di sisi lainbanyak pihak yang berminat menjadi anggota, pengurus melakukanperubahan Anggaran Dasar. Revisi itu memungkinkan masuknya anggota

Unit waserda menjadibagian pemenuhan

kebutuhan anggota.

Dok

umen

tasi

Page 81: Isi Perkotaan OK

81 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tahun Jumlah Unit Jumlah Anggota Jumlah Kenaikan %

2001 96 1.031 251 32

2002 96 1.325 294 29

2003 120 1.887 562 42

2004 130 2.148 261 14

2005 139 2.254 106 5

Tabel 1. Perkembangan Anggota

luar biasa melalui kelompok. Perubahan AD ini spontan memicupeningkatan jumlah anggota. (lihat Tabel 1)

Pemberian Pinjaman Bunga Rendah. Pertama, berdasarkan pinjamandan diberikan 3 x jumlah seluruh simpanan anggota dengan jasa 12%per tahun atau 1% per bulan; Kedua, berdasarkan kelayakan usaha danpakai agunan dengan nilai 70 % dari harga agunan dengan jasa bunga15,6% setahun.

Memberikan Insentif bagi Penabung dan Pembelanja di Waserda.Guna memberikan pelayanan kepada anggota dan peningkatan modalsendiri, USP meningkatkan pemberian insentif bagi penabung dan paraanggota yang berbelanja di waserda, yang nominalnya diperhitungkanpada saat pembagian SHU.

Meningkatkan Kesejahteraan Anggota. Untuk lebih menumbuhkanmotivasi rasa memiliki anggota terhadap koperasi, kesejahteraan anggotayang menjadi kepedulian koperasi diwujudkan berupa pemberian uangTHR, biaya duka dan bantuan beasiswa kepada putra-putri anggota.

KERAGAAN KOPERASI 3 TAHUN TERAKHIRDengan usia perjalanan koperasi yang sudah mencapai umur 32

tahun, telah dilakukan tujuh kali pemilihan pengurus dan untuk pertamakalinya dilakukan pemilihan langsung secara demokrasi terhadappengurus dan pengawas untuk masa jabatan 2003 s/d 2006. Denganmelalui proses pelaksanaaanya hampir sama dengan Pilkada makauntuk kesekian kalinya Bp. H. Choedri SM, BA terpilih kembalisebagai ketua koperasi. Secara umum koperasi dikelola oleh penguruskoperasi lima orang (ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretarisdan bendahara, tiga orang pengawas koperasi, satu orang manajer dan16 orang karyawan.

Pengelolaan administrasi keuangan meliputi pembukuan, kas, tabung-an anggota, rekap pinjaman, tabungan keluarga, yang dikelola denganrapi dan transparan. Setiap hari baik pengurus, pengawas ataupun anggotadapat melihat di papan pengumuman keuangan. Pembukuan tahun 2005diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Armanda & Enita. Kinerja koperasidan prestasinya dapat dilihat pada Tabel 2.

Jumlah simpanan (pokok, wajib, wajib khusus) dan tabungananggota meningkat setelah keberadaan anggota luar biasa dan beberapainsentif yang diberikan kepada anggota. Secara keseluruhan, performace

Page 82: Isi Perkotaan OK

82Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel 3. Total Asset

Tahun Asset (Rp) Kenaikan (Rp) %

2001 3.593.602.112 1.421.278.197 65

2002 5.810.987.269 2.217.385.157 62

2003 9.272.570.188 3.461.582.919 60

2004 12.902.733.873 3.360.163.690 30

2005 13.875.901.877 973.167.999 8

tahun 2005 menunjukanpeningkatan kekayaan ber-sih koperasi sekitar 80%dibanding tahun 2003.

Peningkatan aset kope-rasi merupakan indikatortingkat partisipasi yangtinggi oleh anggota, baikpada kegiatan USP maupun

pada unit waserda dan unit lainnya.Sukses Koperasi Guru-Guru Payakumbuh tentu tak boleh berhenti

sampai di sini. Di depan sana terbentang tantangan yang lebih besar, jikaapa yang diyakini bersama tentang langit-langit kesejahteraan itu ditarikke batas yang lebih tinggi. Hal yang kini mendesak menjadi bahanpemikiran pengurus sekarang yaitu pengkaderan/regenerasi, mengingatusia ketua yang makin uzur (70 tahun). Dengan ‘warisan’ sejarah danhasil-hasil yang dibukukannya selama 32 tahun berdiri, tanggung jawabgenerasi berikut mempertahankan dan bahkan melipatgandakan kebesarankoperasi ini.***

Tabel 2. Kekayaan Bersih

URAIAN 2003 2004 2005

1. Simpanan Pokok 28.305.000 32.220.000 33.810.000

2. Simpanan Wajib 1.657.291.700 2.251.505.250 3.033.084.300

3. Simpanan Wajib Khusus 2.195.291.135 3.168.848.475 4.059.715.153

4. Tabungan Anggota 806.329.744 1.041.371.364 1.183.571.456

5. Cadangan 520.654.699 783.931.405 1.095.670.941

6. SHU 154.404.749 187.073.166 220.966.142

Jumlah 5.362.655.027 7.464.949.660 9.626.812.992

Page 83: Isi Perkotaan OK

83 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah83

DI YOGYAKARTA

Kosudgama Bulak Sumur

KOPERASI KAMPUSMANAJEMEN MODEREN

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 84: Isi Perkotaan OK

84Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

ana koperasi sejati yang konsisten mengamalkan prinsip atau jatidiri koperasi? Jika jawabnya ya, ada, salah satunya adalahKoperasi Serba Usaha Dosen Universitas Gajah Mada (Kosud-

gama), Yogyakarta, rasanya tidak salah.Keanggotaan koperasi di sini dikelompokkan menjadi anggota aktif

dan anggota pasif. Anggota aktif, yaitu anggota yang aktif berpartisipasidalam kegiatan usaha. Baik sebagai pengurus, pengawas, karyawan,pelanggan, pemasok, penyimpan dana dan peminjam dana. Koperasiyakin, makin banyak anggota terlibat di dalam kelompok ini, semakinbesar kemajuan suatu koperasi. Anggota pasif adalah anggota yang tidakpernah ikut berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama enam bulanterakhir. Anggota pasif tidak memperoleh pembagian SHU tahun yangberjalan. Bila sampai dua tahun tidak membayar simpanan wajib,statusnya gugur sebagai anggota. Jumlah anggota koperasi sampai akhirDesember 2005 (lihat Tabel 1), yang mencapai 8.622 orang itu terdiridari 1.554 (18%) anggota biasa dan 7.068 (82%) anggota luar biasa.

BATANG TUBUH ORGANISASIOrganisasi pengurus koperasi tersusun dan diputuskan pada setiap

RAT. Komposisi pengurus terdiri dari seorang ketua, wakil ketua,sekretaris, bendahara dan wakil bendahara. Kelima pengurus setiapminggu diwajibkan hadir piket di koperasi sedikitnya enam jam perminggu, yang dalam kenyataannya sering lebih dari itu. Itu mencer-minkan kebersamaan dalam manajemen Kosudgama. Pengurus berfungsi

juga sebagai pengelola karena mereka juga penanggung jawab unit kerjaatau manajer. Ambillah contoh pada posisi Oktober 2006, setiap unitkerja dipimpin oleh seorang kepala unit/bagian sebagaimana keragaanpada Tabel 2.

M

Tabel 2. Unit Kerja dan Penanggung Jawab

Unit Kerja Penanggung Jawab Kepala Unit/Bagian Sifat

Seluruh unit (umum) Ketua Fungsional dan operasional

Umum dan personalia Wakil ketua Nur Alifiah Fungsional

Akutansi dan keuangan Bendahara Djoko Sartono Fungsional

Simpan pinjam Sekretaris Sri Subekti Operasional

Jasa travel dan dokumen Bendahara Sugiyanti Pranamawati Operasional

Niaga Wakil ketua Operasional

Apotek Wakil bendahara Susi Iravati Operasional

Tabel 1. Perkembangan Anggota Kosudgama

Anggota 2005 2004 2003 2002 2001

Biasa 1.554 1.497 1.426 1.371 1.285

Luar Biasa 7.068 6.267 5.047 3.961 2.778

Jumlah 8.622 7.764 6.473 5.332 4.063

Page 85: Isi Perkotaan OK

85 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Secara rutin, setiap Selasa pengurus koperasi yang mengelola enamunit kerja (Tabel 3) dan mempekerjakan 46 karyawan itu mengadakanrapat. Rapat koordinasi dengan para kepala unit/bagian berlangsungsetiap Jumat. Rapat khusus dengan pengawas diadakan dua minggusekali. Ini bertujuan agar berbagai kebijakan pengurus sesuai denganamanat keputusan RAT. Pada tahun buku 2005, pengawas KosudgamaSutrilah Djatmiko dengan dua orang anggota pengawas, SunartoGoenadi dan Bugi Rustamadji. Sedangkan penasihat koperasi dijabatProf. Dr. Syafri Sairin, MA.

Untuk menumbuhkan kerja sama dan keselarasan kerja antar-karya-wan, koperasi menjalin bekerja sama pelatihan outbond dengan FakultasPsikologi UGM. Khusus untuk membina mental karyawan, koperasisering menggelar pengajian rutin di lingkungan tempat tinggal pengurus,pengawas atau karyawan. Dalam beberapa hal, pengurus melimpahkansebagian wewenang manajerial kepada kepala unit atau bagian.

Perbaikan kesejahteraan karyawan, sejak November 2005, dilakukandengan menaikkan tunjangan transpor dan tunjangan makan. Tunjanganhari tua karyawan, yang semula dikelola koperasi, sejak Juli 2005dialihkan ke PT Asuransi Jiwa Sraya. Perubahan ini semata-mata demipenyesuaian dengan peraturan kekaryawanan Kosudgama yangberpedoman pada UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Untuk memacu prestasi dan semangat kerja, sejak Juni 2005, diberikanpenghargaan kepada karyawan berprestasi yang dinilai setiap tiga bulan.Kompetensi karyawan ditingkatkan melalui pelatihan dan mengirim keseminar atau lokakarya. Kompensasi yang diberikan kepada karyawanselalu pula di atas nominal UMP yang berlaku.

POTRET DETAILSecara ringkas kinerja keuangan Kosudgama dapat dilihat pada

Tabel 4. Kinerja koperasi kerap diperbandingkan dengan perilaku usahalembaga seperti perusahaan. Likuiditas, misalnya, biasanya diukurdengan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar (current ratio).Cara yang lebih baik adalah menyimak arus kas bulanan. Bila hasilnyaselalu positif, likuiditas berarti baik. Angka baik untuk perusahaanmanufaktur sekitar 200%, untuk perusahaan di bidang keuangan (seperti

Tabel 3. Persebaran Karyawan Kosudgama per Unit Kerja

Unit Kerja Jumlah Tingkat PendidikanKaryawan S3 S2 S1 DIII DII DI SLTA SLTP SD

Umum dan Personalia 8 - - 3 1 - - 2 1 1

Akutansi dan Keuangan 5 - - 4 - 1 - -

Simpan Pinjam 9 - - 7 - - 2 - -

Jasa 8 - - 2 1 - - 5 - -

Niaga 7 - - 1 1 - - 5 - -

Apotek 9 1 - - - 1 - 6 1 -

Jumlah 46 1 0 10 10 1 1 20 2 1

Page 86: Isi Perkotaan OK

86Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

perbankan, simpan pinjam) di atas 100%. Di Kosudgama, pada akhirtahun 2005 nisbah tersebut adalah 152%. Ini meningkat sekitar 9% dari141% pada tahun 2004. Artinya, likuiditas Kosudgama lebih baikdaripada tahun sebelumnya. Arus kas bulanan yang selalu positif dariwaktu ke waktu pun menguatkan kesimpulan itu.

Di sisi solvabilitas, instrumen pengukur kemampuan badan usahamelunasi seluruh kewajibannya, posisi Kosudgama pada akhir 2005sebesar 145%, meningkat 6% dari 139% pada 2004. Solvabilitas iniakan turun kalau badan usaha mengalami kerugian atau membagikandeviden lebih besar dari laba. Adanya ketentuan sebagian dari laba harusdimasukkan sebagai cadangan akan cenderung meningkatkansolvabilitas koperasi.

Dari sisi profitabilitas, instrumen pengukur efektivitas dan efisiensisuatu badan usaha, bisa diukur dengan beberapa cara. Pertama, denganrasio return on assets ( ROA) yaitu mengukur laba yang diperolehdengan menggunakan seluruh aktiva yang ada, juga menunjukkanproduktivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan laba. Kedua,dengan return on equity (ROE) yaitu mengukur laba yang diperolehdari modal sendiri di luar modal pinjaman atau hutang. Ketiga, denganSHU per anggota mengukur laba rata-rata untuk setiap anggota.

ROA koperasi tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya naik 0,33%dari 4,56% di tahun 2004 menjadi 4,89% di tahun 2005. SedangkanROE Kosudgama menurun sebesar 7,94% dari 56,42% di tahun 2004menjadi 48,48% di tahun 2005. Ini berarti sebagian pendapatan koperasilebih banyak yang digunakan untuk membayar jasa kreditur. HutangKosudgama meningkat Rp 6.145 juta (14,9%), yaitu dari Rp 41.212juta menjadi Rp 47.357 juta, yang menyebabkan peningkatan biayamoneter. Selain itu penurunan disebabkan adanya kenaikan ekuitas yangrelatif lebih besar dibandingkan dengan kenaikan SHU. Ekuitas naik

Tabel 4. Perkembangan Usaha, Aktiva dan Rasio Keuangan Kosudgama

Uraian 2005 2004 2003 2002 2001

Laba Usaha Kotor 9,731,629,179 8,359,908,384 7,025,941,813 5,287,804,106 5,271,833,258

SHU (Sebelum biaya SHU) 3,368,144,589 2,628,435,508 2,126,333,729 1,480,102,683 3,043,545,033

Total Aktiva 68,800,731,361 57,340,806,508 31,911,715,541 31,911,715,541 22,025,145,679

Total Ekuitas 6,897,391,151 4,632,356,475 2,946,444,028 1,203,998,786 5,824,708,400

Total Hutang 47,357,466,221 41,212,324,246 32,170,058,936 23,012,269,210 16,200,437,279

Pendapatan yang ditangguhkan 14,545,873,988 11,496,125,787 9,611,312,024 7,695,455,545 0

Aktiva Lancar 67,489,515,970 55,460,424,050 43,449,512,632 31,209,849,754 21,310,067,039

Simpanan Sukarela 42,525,486,848 36,406,735,186 30,779,210,897 18,804,099,983 11,650,725,359

Hutang Lancar 44,461,490,221 39,434,176,529 32,122,820,225 19,470,275,229 12,898,876,361

Likuiditas 151.18% 141% 133.88% 160.18% 173%

Solvabilitas 145.15% 138% 138.88% 138.60% 141%

Return on Assets 4.89% 4.56% 4.44% 4.20% 13.80%

Return on Equity 48.83% 56.42% 71.73% 123% 33%

SHU Per Anggota 390.645 338.541 322.704 277.588 749088

Jumlah Anggota 8.622 7.764 6.473 5.332 4063

Page 87: Isi Perkotaan OK

87 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Rp 2.265 juta (48,9%) dari Rp 4.632 juta tahun 2004 menjadi Rp 6.897juta pada 2005. Kenaikan ekuitas ini lebih cepat dibandingkan dengankenaikan SHU yang 28,16%.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, SHU dibagi berdasarkan AD danART koperasi. Khusus untuk SHU anggota (50% dari total) dibagiberdasarkan dua kategori, yaitu SHU aktif dan SHU pasif. KategoriSHU aktif ditetapkan sebesar SHU anggota dikurangi SHU pasif yangdibagi secara proporsional berdasarkan aktivitas transaksi anggota.Sedangkan SHU pasif ditetapkan sebesar 15% (1,5 kali jasa simpananberjangka tahunan di koperasi) dari total simpanan pokok dan simpananwajib anggota. Sejak pembagian SHU tahun 2001 ada ketentuan nilaiaktivitas transaksi anggota ditetapkan berdasarkan kontribusi jasa padaKosudgama dan bukan berdasarkan omset transaksi. Mengapa? Sebab,transaksi yang nilainya dirasa tinggi tetapi jasanya rendah, semisalpengurusan STNK dan tiket.

Sisa hasil usaha bagi anggota pada tahun 2005 meningkat 15,39%dibanding tahun sebelumnya. Pada 2005, seorang anggota rata-ratamemperoleh SHU Rp 390.465 dibandingkan tahun 2004 sebesar Rp338.541. Ini tidak berarti anggota akan memperoleh SHU sebesar itu,karena yang dibagikan hanya 50 persen berdasarkan keaktifan merekabertransaksi di koperasi. Disimak per unit kegiatan, terjadi pergeseranjumlah SHU. Sisa hasil usaha dari USP dan unit apotek meningkatsedangkan unit niaga menurun karena beban hadiah-hadiah pada RATtahun 2004. Perkembangan SHU per unit usaha dapat dilihat dalamTabel 5.

SALING MENGGALI ILMUPada tahun 2005, tercatat sedikitnya tiga kegiatan penting yang

diikuti dan melibatkan Kosudgama. Pertama, menjadi narasumber padalokakarya “Revitalisasi Koperasi untuk Meningkatkan KesejahteraanMasyarakat dan Karyawan“ di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta (Juni2005). Kedua, sebagai panitia sekaligus narasumber seminar“Cooperative: Post, Present and Future” memperingati Hari Koperasike-58 juga di Hotel Inna Garuda (Juli 2005). Ketiga, menjadi narasumberpada lokakarya Pengembangan Jiwa Kewirausahaan se-DIY di HotelRuba Graha. Selain itu, sampai sekarang koperasi ini masih dijadikansasaran studi banding/kunjungan lapangan beberapa instansi untukmengetahui kiat-kiat mengelola koperasi, terutama tentang faktor

Tabel 5. SHU Per Unit Usaha

Sisa Hasil Usaha 2005 2004 2003 2002 2001

Unit Simpan Pinjam, Jasa, dll 3,123,515,240 2,415,334,317 1,954,776,848 499,101,460 1,402,054,533

Unit Niaga 102,116,196 114,472,604 84,394,843 903,666,667 1,641,490,000

Unit Apotek 142,513,153 98,628,586 87,162,037 77,334,557 185,420,540

Total SHU 3,368,144,589 2,628,435,507 2,126,333,728 1,480,102,684 3,228,965,073

Anggota berpartisi aktifmenunaikan kewajiban.

Dok

umen

tasi

Page 88: Isi Perkotaan OK

88Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel 6. Kegiatan Studi Banding di Kosudgama 2005

Tgl. Pelaksanaan Instansi

04 Januari 2005 Indonesian Language and Culture Learning Service(INCULS) Fakultas Ilmu Budaya UGM

01 Juni 2005 Small and Medium Enterprises Development Centre(SMEDC) UGM

05 Juli 2005 Koperasi VISIANA BHAKTI TVRI Yogyakarta

12 Agustus 2005 Koperasi Kab Sanggau Kalimantan Barat

19 Agustus 2005 Koperasi Mandiri Sukses UniversitasMuhammadiyah Surakarta Kab Sukoharjo

27 Agustus 2005 KPRI Sehat Dinas Kesehatan Kab Gunung Kidul

01 September 2005 Pemda Kodya Jakarta Timur dan Pembina Koperasidan UKM

29 September 2005 Pengelola dan pengurus koperasi di lingkunganPerguruan Tinggi dan Pembina Dinas Koperasi danUKM Propinsi Kalimantan Selatan

06 Oktober 2005 KOPMA UGM

05 Desember 2005 KPRI Agung cabang Dinas Pendidikan Kec. KokapKab Kulon Progo

Keterangan

Kunjungan lapangan 6 orang mahasiswaMonash University Australia dalam rangkamempelajari ragam bahasa ekonomi/bisnis

Studi banding peserta lokakarya“Revitalisasi Koperasi untukMeningkatkan Kesejahteraan Masyarakatdan Karyawan”

Studi banding

Studi banding

Studi banding

Studi lapangan pelatihan koperasi yangdiadakan KPRI Sehat bagi anggota KPRI Sehat

Studi banding

Studi banding

Studi banding

Studi banding

Tabel 7.Data Praktek Kerja Lapangan dan Survei Penelitian di Kosudgama 2005

Waktu Pelaksanaan Asal Sekolah / PT Jumlah Peserta

03 Januari s/d 30 April SMK YPKK Sleman 4 orangFebruari Fak Farmasi UGM 4 orangMei Fak Farmasi UGM 5 orang02 Mei s/d 31 Agustus SMK Negeri 1 Tempel 4 orang14 Mei Prog DIV Fak Kehutanan UGM 54 orang04 Juli s/d 4 September SMK Negeri 1 Depok 3 orang04 Juli s/d 4 September SMKN 1 WonosariAgustus Fak Farmasi UGM 4 orang26 Sept s/d 30 Desember SMK Negeri 1 Yogyakarta 2 orangOktober Fak Farmasi UGM 2 orangNovember Fak Farmasi UGM 3 orangDes 2005 s/d Februari 2006 Prog D III FE UII Survei Penelitian 2 orangMaret – Juli FE Universitas Sanata Dharma 1 orangMaret Fak Ilmu Sosial UNY 7 orangMaret Institut Sains & Teknologi AKRPIND 1 orangMaret CITS UGM 2 orang07 Maret s/d 7 April AMIK WISMAYO 1 orangMei Jurusan IESP FE UGM 1 orangMei Program Swadaya FE UGM 7 orangJuni FE UAD 1 orangOktober FE Universitas Janabadra 1 orangOktober FE UPN Veteran 1 orangDesember Fak Ilmu Sosial UNY 1 orang

Page 89: Isi Perkotaan OK

89 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

pengembangan SDM dan sumber keuangan. Adapun kegiatan studibanding/kunjungan lapangan yang tercatat pernah dilaksanakan diKosudgama dapat dilihat dalam Tabel 6.

Selain menjadi tempat studi banding, Kosudgama juga merupakantempat praktek kerja lapangan dan survei penelitian bagi siswa SMKdan mahasiswa di lingkungan Provinsi DIY. Adapun pelaksanaanpraktek kerja lapangan dan survei penelitian di Kosudgama dapat dilihatdalam Tabel 7.

Mengapresiasi kiprah koperasi ini, Dinas Perdagangan PerindustrianKoperasi dan Penanaman Modal (Dinas P2KPM) Kabupaten Slemanmemberikan penilaian klasifikasi Koperasi B (baik). Ini tertuang dalamsertifikat hasil penilaian klasifikasi koperasi Nomor 02/Kelas B/VII/2005. Koperasi ini juga mendapat predikat Cukup Sehat untuk tingkatkesehatan USP, menurut Sertifikat Tingkat Kesehatan Koperasi SimpanPinjam dan Unit Simpan Pinjam Nomor 103/Kes/VII/2005.

Segenap pengurus, pengawas dan karyawan menyadari, Kosud-gama masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Lima masalah sejauhini diidentifikasi. Pertama, masih dijumpai anggota yang tidak disiplinmelaksanakan kewajibannya sebagai anggota koperasi, misalnya tidakrutin membayar simpanan wajib.

Kedua, masih ada anggota yang mengangsur kredit tidak sesuaidengan jadwal. Ketiga, tidak banyak anggota yang memanfaatkanbelanja di toko koperasi. Keempat, masih banyak anggota yang tidakmengikuti perkembangan Kosudgama. Kelima, iuran simpanan wajibyang dibayar tiap bulan ternyata merepotkan administrasi. Adapunpenghargaan berupa penilaian dari instansi berwenang, bukan menjadialasan untuk berpuas diri. Malahan jadi pemacu semangat bekerja danberkarya nyata secara lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

KIPRAH BISNISKegiatan bidang usaha koperasi hingga tahun 2005 terdiri atas

beberapa jenis. Pertama, aktivitas simpan pinjam, yang jumlahnyameningkat tajam selama 2005. Jumlah pinjaman yang diberikan tahun2005 sebesar Rp 36 miliar, dengan pendapatan jasa pinjaman nettosebesar Rp 10 miliar; meski masih terdapat permintaan pinjaman yangsudah disetujui, tetapi belum diambil sebesar Rp 325 juta. Perkembangan

Tabel 8. Perkembangan Piutang dan Beban Jasa Hutang(dalam ribuan rupiah)

Jenis 2005 2004 2003 2002 2001

Piutang anggota 49,319,314 38,658,526 27,863,000 14,846,542 9,799,559

Piutang jasa pinjaman 14,458,918 13,336,151 12,695,890 7,618,479 5,385,683

Biaya jasa hutang 5,909,939 5,232,425 5,345,000 2,311,678 1,729,371

SHU Kotor SP 8,999,724 8,103,726 7,350,890 5,306,801 3,656,312

Page 90: Isi Perkotaan OK

90Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

jumlah piutang pinjaman, piutang jasa pinjaman dan beban bunga per31 Desember selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 8.

Pemberian pinjaman mengandung risiko tidak tertagihnya pinjamankarena alasan-alasan tertentu, seperti anggota meninggal dunia, PHK,pensiun. Selama tahun 2005, pengurus menginventarisasi pinjaman yangbermasalah sebesar Rp 830 juta atau 1,68% dari total pinjaman. Pena-gihannya tetap diusahakan, meski dalam pembukuan dianggap sebagaibiaya dan status keanggotaan mereka oleh pengurus dibekukan. Dalamarti hak dia di koperasi antara lain dana simpati, SHU, voucher,mengikuti RAT dan sebagainya tidak diberikan sampai dengan merekamenyelesaikan kewajiban.

Simpanan berjangka merupakan produk koperasi yang amatdisenangi anggota, sehingga perkembangannya cukup meningkat. Untuksimpanan berjangka diberi jasa 10% per tahun dan khusus untuksimpanan tahunan selain jasa juga diikutkan dalam pembagian SHU.Untuk pencairan simpanan berjangka di atas Rp 50 juta, anggotadisarankan memberi tahu USP tujuh hari sebelumnya. Setiap bulan dalam

Tabel 9. Realisasi PemberianPinjaman Uang dan Jasa Pinjaman (dalam ribuan rupiah)

Uraian 2005 2004 2003 2002 2001

Pemberian pinjaman 33,522,619 25,780,532 16,968,401 11,569,252 7,311,884

Jasa pinjaman 9,952,988 9,183,706 7,170,451 3,541,490 3,159,962

% Jasa Pinjaman 29 36 42 31 48

Jumlah Anggota 8,622 7,764 6,473 5,332 4,063

Jml. Peminjam (Orang) 2,242 2,418 2,050 1,936 1,478

% Jumlah Peminjam 26 31 32 36 36

Rerata Besar Pinjaman 149,952 10,661 8,278 5,976 4,947

Tabel 10. Realisasi PemberianPinjaman Barang dan Jasa Pinjaman (dalam Ribuan Rupiah)

Uraian 2005 2004 2003 2002 2001

Pemberian pinjaman 3,254,813 3,477,493 3,177,401 3,342,302 3,286,371

Jasa pinjaman 755,679 1,218,245 1,285,872 1,107,725 1,452,959

% Jasa Pinjaman 23 35 40 33 44

Jumlah Anggota 8,622 7,764 6,473 5,332 4,063

Jml. Peminjam (Orang) 390 827 1,249 1,342 1,314

% Jumlah Peminjam 4 11 19 25 32

Rerata Besar Pinjaman 8,345 4,204 2,544 2,491 2,501

Page 91: Isi Perkotaan OK

91 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 11. Data Simpanan BerjangkaUraian 2005 2004 2003 2002 2001

Jangka waktu

1 bulan 3,330,000 4,331,050 4,331,050 6,309,720 3,765,720

3 bulan 5,232,100 3,045,600 2,285,100 989,500 605,500

6 bulan 843,000 1,214,000 1,624,000 212,500 25,300

12 bulan 18,947,050 14,426,050 11,551,000 10,223,810 5,672,360

Jumlah 28,352,150 23,075,450 19,791,150 10,223,810 5,672,360Pertumbuhan 122% 116% 349% 180% 100%

Jumlah Penyimpan(Sertifikat) 927 870 820 540 342

Rerata SimpananBerjangka/Sertifikat 30,585 26,523 24,136 18,932 16,585

Tabel 12. Simpanan Sukarela Anggota Lima Tahun Terakhir(dalam ribuan rupiah)

Jenis 31-12-2005 31-12-2004 31-12-2003 31-12-2002 31-12-2001

SIMANIS 28,352,150 13,331,285 10,988,060 8,580,290 5,978,365

Simpananberjangka 14,348,509 23,075,450 19,791,150 10,223,810 5,672,360

Jumlah 42,700,659 36,406,735 30,779,210 18,804,100 11,650,725

Pertumbuhan 117% 118% 163% 161% 695%

tahun 2005, rata-rata koperasi memberikan jasa simpanan berjangka Rp193 juta. Jajaran pengurus berharap, mulai 2006 semakin banyakanggota yang mau memindahkan depositonya di bank ke simpananberjangka Kosudgama. Sebagaimana koperasi layaknya, komposisi jenis‘simpanan konvensional’ seperti simpanan wajib, pokok dan sukarelajuga menunjukkan kinerja mengesankan. Tak terkecuali simpanansukarela.

Simpanan sukarela anggota (Simanis dan Simpanan Berjangka) padatahun 2005 naik sebesar 1,17 kali dibandingkan dengan tahun lalu (dariRp 36,406 miliar menjadi Rp 42,7 miliar). Hal ini menunjukkan ting-ginya kepercayaan anggota kepada Kosudgama. Namun, kenaikan inimembawa konsekuensi kenaikan biaya moneter yang juga lebih daridua kali lipat. Lebih jelas jelas fakta ini tersaji pada Tabel 12.

Kedua, Unit Usaha Apotek. Saham apotek Kosudgama sebagai buktipenyertaan modal sesuai dengan Anggaran Dasar, maka pemilik sertifikatmenyerahkan pengelolaan apotek kepada apoteker pengelola apotek danpengurus. Bukti kepemilikan sertifikat hanya dapat dijual kepadaKosudgama. Selama tahun 2005, apotek Kosudgama memperoleh labasebesar 44,5% (lihat Tabel 5 ).

Ketiga, Unit Jasa. Data hingga 2005 menunjukkan, unit jasa masihmembawahi dua bidang yaitu tiketing pesawat dan kereta api,

Page 92: Isi Perkotaan OK

92Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

pengurusan SIM-STNK, paspor, rental mobil dan paket dokumen.Sedangkan jasa yang lain, diantaranya masalah tanah dan proteksi(asuransi kredit, asuransi agunan, dana simpati dan fee asuransi). Sebagaicontoh, tanah di Sukoharjo milik Kosudgama yang dahulu bermasalah,kecuali tiga kapling, kini telah diselesaikan dengan baik dan hinggaakhir 2005.

Di sektor asuransi, Kosudgama menawarkan asuransi kredit danasuransi kendaraan bermotor yang dibeli di koperasi. Besarnya angsurankredit 1,5% dari jumlah kredit dan dipotong sekali selama jangka waktukredit. Bila peminjam meninggal dunia, kredit dianggap lunas (palingtinggi yang ditanggung Rp 100 juta). Asuransi agunan sebesar 1,3%langsung dipotongkan dari jumlah pinjaman. Kosudgama juga melayaniasuransi kendaraan bermotor yang menjamin total loss only, yang bekerjasama dengan mitra perusahaan asuransi.

Keempat, Unit Niaga. Untuk menaikkan omset toko dan jumlahkonsumen, pengurus menyelenggarakan belanja berhadiah denganmenukarkan satu kupon belanja senilai Rp 20 ribu. Hadiah diundi saatRAT berlangsung. Anggota pemegang kupon yang keluar berhak sebagaipemenang meskipun dia tidak hadir mengikuti RAT.***

Waserda Kosudgamamenyediakan berbagai barang

kebutuhan anggota.

Dok

umen

tasi

Page 93: Isi Perkotaan OK

93 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah93 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

DI YOGYAKARTA

KSP Setia Kawan Prambanan

KERJA KERAS MENUJU

KOPERASI SEJATI

Dok

umen

tasi

Page 94: Isi Perkotaan OK

94Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel 1. Perkembangan Anggota

Uraian 1996-1999 2000-2002 2003 2004 2005

Anggota 768 757 592 1079 874

Calon Anggota 1.730 4.190 5.649 7.568 7.861

Tabel 2. Perkembangan Pengurus, Pengawas dan Karyawan

Uraian 1996-1999 2000-2002 2003 2004 2005

Pengurus 6 3 3 3 3

Pengawas 3 3 - - -

Karyawan Tetap 14 20 30 30 30

K. Tidak Tetap - - - - -

okasi koperasi ini sebetulnya terletak di Kabupaten Sleman. Namunsebagian anggotanya berdomisili di perbatasan wilayah KabupatenBantul. Itu sebabnya sebagian anggota koperasi juga terkena musibah

ketika wilayah DI Yogyakarta terjadi gempa beberapa waktu yang lalu.Syukurlah, secara keseluruhan kegiatan koperasi yang bergerak di

sektor simpan pinjam ini berjalan normal. Terimbas korban gempa,tunggakan pengembalian yang biasanya kurang dari lima persen meningkatmenjadi sekitar 10 persen pasca gempa tersebut.

Pemerintah Kabupaten Sleman serta Pemerintah Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta, sejauh ini mengklasifikasikan koperasi simpan pin-jam ini cukup baik. Juga banyak mendapat penghargaan. Diantaranyasebagai Koperasi Berprestasi tahun 2005 versi Pemprov DI Yogyakarta.Yang jelas, memang anggota masyarakat yang memanfaatkan jasa ke-uangan koperasi ini. Selain itu, volume usaha KSP ini juga cukup besar.

PERKEMBANGAN KELEMBAGAANKoperasi Simpan Pinjam “Setia Kawan” Prambanan ini didirikan pada

17 Januari 1993. Sekitar setahun kemudian atau pada 8 Mei 1994 koperasimendapat status badan hukum No 04/BH/KWK-12/IX/199. Setelah tigatahun beroperasi, yaitu pertengahan 1997 koperasi yang beralamat diLedoksari, Bokoharjo, Prambanan ini badan hukumnya berubah menjadiNo: 255/BH/PAD/KWK-12/VI/1997.

Susunan pengurus koperasi, saat ini diketuai oleh H Kom Amir, lalusekretaris oleh Sofyan H.M dan HMujiyono, BA sebagai bendahara.

Sejalan dengan perkembangan usahayang terus meningkat, sejak tahun 2003sampai dengan saat ini jumlah karyawan-nya mencapai 30 orang (lihat tabel 2).

Bagi koperasi ini, anggota merupakankekuatan koperasi, karena tanpa anggotatidak ada koperasi. Kecenderungan jum-lah anggota yang dilayani terus mening-kat. Sehingga pada 2005 jumlah anggotatelah mencapai lebih dari 8.500 orang.Namun sebetulnya anggota tetapnya ha-nya 10 persen. Selebihnya atau 90 persenmasih calon anggota. Uniknya, sebagian

besar calon anggota ini telah lebih dari satu sampai dua tahun meman-faatkan koperasi simpan pinjam ini.

Dilihat dari sisi perkembangan keanggotaan, koperasi ini cukupmenarik. Mengapa? Karena selama empat tahun terakhir atau 2002-2005(lihat tabel 1), posisi keluar masuk anggota cukup tajam.

Dilihat dari kebebasan posisi ini, masuk dan keluar untukmenjadi anggota koperasi kondisi mungkin hal yang wajar. Namundemikian mengingat koperasi ini berkembang cukup baik dan kegiatanusahanya juga cukup prospektif, persoalan cukup sulitnya menjadi

L

Page 95: Isi Perkotaan OK

95 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

anggota seharusnya menjadi pertanyaaan besar bagi para pembina danpengamat koperasi.

Mengamati secara cermat, interaksi antara peminjam atau nasabah (ang-gota atau calon anggota) dengan pengurus dan pengelola, sejauh ini terbatasurusan bagaimana mendapat pinjaman dan pengembaliannya. Hampir tidakpernah ada penyuluhan atau pertemuan atau diskusi antara anggota denganpengurus dan pengelola mengenai kelembagaan koperasi.

KINERJA USAHAKegiatan usaha koperasi simpan pinjam ini, dilihat dari sisi bisnis

keuangan sebagai lembaga pembiayaan skala usaha mikro dan kecil, dapatdikatakan sangat baik. Ini dapat dilihat dari perputaran modal koperasiyang berkisar rata-rata lima kali dalam satu tahun.

Sebagai koperasi yang genuine, koperasi ini jauh panggang dari api.Tetapi sebagai lembaga bisnis keuangan mikro dan kecil dan melepaskanketergantungan masyarakat pada rentenir yang sering memberatkanpeminjam, koperasi ini dapat dikatakan cukup berhasil.

Anggota yang dilayani oleh koperasi ini berasal dari berbagaikalangan. Diantaranya, pedagang kecil dan bakulan yang paling banyakjumlahnya. Menyusul dari kalangan petani, guru, pegawai negeri, danmasyarakat lain yang memerlukan.

Koperasi simpan pinjam ini memberikan pinjaman minimum Rp 100ribu dan terbesar Rp 300 juta. Jasa pinjaman atau bunga yang ditetapkanadalah 1,5 persen untuk anggota dan 2,0 persen per bulan untuk calonanggota atau masyarakat lainnya. Pembayaran angsuran sangat bervariasi.Mulai dari harian, mingguan, pasaran, dan bulanan. Yang jelas, sangatbergantung pada kesanggupan dan jenis usaha para peminjam.

Seperti sudah disinggung di depan, cukup sulit bagi calon anggotaatau masyarakat untuk menjadi anggota. Mengapa? Karena mereka harusmenunjukkan track record yang baik sebagai nasabah selama dua tahun.Bagi nasabah kecil, walaupun sudah menunjukkan kinerja yang baik tam-paknya masih ‘diganjal’ dengan berbagai persyaratan lainnya. Ironisnya,hampir tidak adanya informasi yang valid mengenai bagaimana menjadianggota koperasi termasuk hak dan kewajibannya.

Menyangkut kegiatan bisnis koperasi, ternyata peran pengurus jauhlebih besar dibandingkan dengan pengelola (manajer dan karyawan).Sehingga penghargaan dalam bentuk gaji/upah dan tunjangan pengurusjuga lebih besar dari manajer. Manajer yang ada saat ini adalah mantan

Tabel 3. Perkembangan Usaha

Uraian 1996-1999 2000-2002 2003 2004 2005

Jumlah Usaha (unit) 1 1 1 1 1

Modal Sendiri (jt) 757 2.128 3.568 4.898 4.482

Modal Luar (jt) - 120 157 438 375

Volume Usaha (Jt) 3.850 10.049 14.427 21.412 25.251

SHU (Jt) 23 62 72 121 127

Page 96: Isi Perkotaan OK

96Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel 4. Aktiva dan Passiva Tahun 2004 dan 2005 (ribuan)

Uraian 2004 2005

Aktiva1. Aktiva lancar 9.999,211 10.927,5532. Aktiva Tetap 165,613 165,2883. Aktiva lain-lain 37,500 50,000

Passiva1. Kewajiban Lancar 4.904,506 4.664,3932. Kewajiban Jangka Panjang 4.642,245 5.720,5023. Kewajiban Bersih 655,573 757,947

Total Aktiva-Passiva 10.202,324 11.142,842

Tabel 5. Rugi-Laba Tahun 2004 dan 2005 (ribuan)

Uraian 2004 2005

Pendapatan 2.440,524 2.579,775

Pengeluaran

1. Beban Adm Umum 563,168 653,207

2. Beban Operasional 1.294,634 1.430,710

3. Beban Organisasi 462,052 369,172

Sisa Hasil Usaha 120,669 126,686

Jumlah Total 2.440,524 2.579,775

camat. Dan lebih banyakberperan sebagai figur saja sertatidak profesional.

Sejalan berkembangnyausaha simpan pinjam, kondisikeuangan koperasi ini se-betulnya cukup baik. Salah satuindikatornya, dapat ditunjukkandari meningkatnya total aktiva-pasivanya. Termasuk posisiaktiva lancar meningkat dankewajiban bersihnya jugameningkat (lihat tabel 4).

Apabila mengamati pe-ningkatan volume usaha dansisa hasil usaha koperasi selamadua tahun terakhir ini, dapat di-katakan berubahnya penda-patan diikuti dengan perubahanyang sama pada biaya, yaitusebesar 5,7 persen. Ini artinyabahwa elastisitasnya sekitar satu(uniter), sehingga peningkatanvolume bisnis saat ini cukupmenguntungkan (lihat tabel 5).

KEKUATAN DAN KELEMAHANKekuatan koperasi simpan pinjam ini, sebenarnya adalah sebagai

berikut. Pertama, anggota yang dilayani sangat banyak sehingga volumeusaha menjadi berpeluang untuk meningkat. Kedua, elastisitas pendapatanbersifat uniter. Ini cukup baik dan menguntungkan dari sisi bisnis.

Ketiga, kebersamaan dan kekompakan serta latar belakang aktivitaspengurus yang guru dan pengurus masjid serta track record mereka cukupdipercaya oleh anggota. Keempat, kemampuan pengurus membuat jaringandengan pemilik uang dan sumber modal serta pembina cukup baik.

Sebaliknya, koperasi ini juga memiliki sejumlah kelemahan juga.Yang pasti beberapa kelemahan yang ini ada harus diperbaiki. Terutamabila koperasi ingin terus bertahan dan berkembang menjadi koperasi yangsejati.

Berikut beberapa kelemahan koperasi yang harus dibenahi. Pertama,mempercepat calon anggota menjadi anggota dengan persyaratan yangwajar dan tidak memberatkan. Kedua, mengadakan penyuluhan dan mem-berikan informasi yang penting mengenai kelembagan koperasi, khu-susnya mengenai peran penting anggota dalam pengembangan koperasi.Dan ketiga, mempercayakan pengelolaan koperasi kepada manajer pro-fesional. ***

Page 97: Isi Perkotaan OK

97 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah97 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SULAWESI UTARA

Kopwan Putri Lestari Talawaan

KIPRAH WANITADI BUMI TINUTUAN

Zaen

al W

afa

Page 98: Isi Perkotaan OK

98Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

I

“Halo...Haloo...Selamat sore ibu-ibu di jaga lingkungan satu sampailima Desa Talawaan. Jangan lupa ibu-ibu, hari ini adalah Sabtu. Atausaatnya ibu-ibu menyetor angsuran. Datanglah berbondong-bondong kekantor kita. Terimakasih atas perhatiannya”.

tulah ajakan Ketua Koperasi Wanita ‘Putri Lestari’ Leentje Sumam-pouw, Spd. Suaranya mendayu ditingkah angin sore Bumi Tinutuanatau Manado. Ia memegang mike, lengkap dengan kabel terhubung ke

alat pengeras suara yang diikatkan di sela dahan pohon rambutan depankantor koperasi. Perilaku ketua koperasi yang juga guru sebuah SD, terlihatspontan saja. Sebab di ‘kantor’ koperasi yang sebetulnya menyewa rumahdia, sudah ada sekitar sepuluh wanita yang melakukan kegiatan menyetorangsuran pinjaman masing-masing. Mungkin merasa memiliki tanggungjawab besar, ia sesekali harus mengingatkan anggota koperasi yang didirikansejak 1 April 1999.

Bukan hanya sang ketua yang hadir. Tak kalah sibuk adalah benda-hara koperasi yaitu Anna Mandagi, Spd yang terus mencatat uang ang-

suran para anggota, seraya sesekali memberikan pendapat.Begitu juga Estefien Katuuk yang sekretaris koperasiselalu siap memberikan advice (pendapat), mengingatkanatau menjawab pertanyaan para anggota yang sore itubergantian merubungnya.

Menurut penjelasan ketiga pengurus koperasi tersebut,sebelum berdiri pada 1999 sebenarnya sudah ada ancang-ancang kegiatan. Maksudnya, dimulai dari jagalingkungan 1 (setingkat RT di Jakarta) sekitar 20 orangperempuan mendorong terus perlunya merekaberkoperasi. Ketika sudah sekitar 35 persen wargaperempuan jaga lingkungan 1 bergabung, saat itu akhirSeptember 1998 tak terduga sebagian perempuan dilingkungan jaga dua hingga lima juga banyak yang tertarik.

Komposisi profesi anggota koperasi yang hingga Oktober 2006berjumlah 151 orang, sangat variatif. Dari buruh kebun, menjahit, pemilikwarung kecil serta para tibo-tibo alias pedagang kecil yang beroperasi dipasar tradisional setempat. Namun ada juga pengecualian. Sebab di tengahsuasana para anggota koperasi menyetor angsuran, terlihat sebuah mobiljenis MPV merek Chevrolet warna metalic nomor polisi DB 2990 AJ yangdikendarai seorang ibu, berhenti di depan kantor koperasi. Ternyata si pemilikmobil langsung masuk ke kantor koperasi dan menunaikan kewajibansebagai anggota koperasi.

Yang pasti, keanggotaan penuh koperasi ini sebenarnya berjumlah 131.Selebihnya atau sekitar 20 orang merupakan calon anggota koperasi yangterutama mempunyai kewajiban menyimpan dana. Setelah melaluipersyaratan tertentu, ia baru menjadi anggota penuh dan boleh meminjam.Untuk memudahkan koordinasi dan mengefektifkan penyadaran paraanggota, koperasi merencanakan pembagian anggota menjadi kelompok-kelompok. Hal ini dilakukan menyusul para pengurus koperasi mengikutiDiklat Penyelenggaraan KSP/USP Pola Tanggung Renteng PemberdayaanWanita Usaha Mandiri, di Surabaya pada awal September 2006.

Kegiatan rutin menyetorangsuran pinjaman di

Kopwan Putri Lestari, Talawaan.

Zaen

al W

afa

Page 99: Isi Perkotaan OK

99 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Antusiasme tinggi para anggota koperasi ini, jelas sangat terlihat.Mengapa? Karena sebagian dari mereka, selama ini hanya bisa mengaduke rentenir manakala membutuhkan dana modal buat usaha kecil-kecilanmereka. Tapi begitu koperasi lahir, tak ayal dari sekitar delapan orang renteniryang dulu suka beraksi saat ini tinggal lima orang rentenir yang masih beraniberkeliaran. Selain itu, sekuat-kuatnya dana rentenir mereka tetap jugaberoperasi secara perorangan. Maksudnya, dulu orang memerlukan danacukup hanya sekitar Rp 500 ribu. Namun akhir-akhir ini, kisaran dana yangdibutuhkan para tibo-tibo atau nou-nou di pasar setempat sudah mencapaiRp 1 hingga Rp 3 jutaan per orang. Artinya, kemampuan memenuhikebutuhan dana yang bersifat sistematis akhirnya memang hanya bisadilakukan oleh lembaga keuangan profesional.

KEPERCAYAAN ANGGOTASecara terus terang pengurus koperasi mengakui, selama tiga tahun

pertama pihaknya belum melakukan pembukuan profesional. Dalam artisecara ketat mengikuti tuntutan manajemen usaha atau akuntasi secara ketat.Namun demikian kerapian dan ketelitian pengurus koperasi mencatat hal-hal penting menyangkut keanggotaan, aktivitas sampai keuangan dilakukansangat akurat. Ambil contoh pengakuan seorang responden anggotakoperasi bernama Julita L Kaunang (27). Ia menyatakan koperasinyamemudahkan dia di saat membutuhkan modal untuk setiap usaha ataukebutuhan rumah tangganya. Secara tegas ia mengatakan dengan adanyakoperasi, dirinya tidak lagi mau meminjam uang kepada rentenir.

Responden lain yang juga anggota Koperasi Wanita Putri Lestaribernama Laura Tawaliyan (23) berpendapat, dia mempercayai koperasikarena lembaga usaha milik anggota ini memudahkan dia untuk menabung.Selain itu ia menambahkan, usaha kecil-kecilan berupa warung sembakodi rumahnya yang dibantu koperasi juga menjadi semakin maju. Yang jugamenggembirakannya, ia masih mendapat pembagian SHU tiap tahun diacara RAT. Lain lagi kesaksian yang disampaikan oleh responden anggotakoperasi Sofintje Makalew (36). Ibu muda ini menyatakan, percaya dengankegiatan simpan pinjam koperasinya karena ia bisa mendapatkan modaluntuk usahanya dengan bunga yang kecil. Bukan hanya itu, karena berkatpinjaman yang diberikan oleh koperasi, ia bisa membiayai anak-anaknyamelanjutkan sekolah.

RESEP KEBERHASILANPara anggota koperasi yang ditemui secara acak, ternyata tidak hanya

mempercayai atau terbantu dengan keberadaan koperasi. Namun merekajuga memberikan berbagai masukan bersifat kesaksian, kritikan maupunsaran konstruktif. Seorang responden anggota koperasi menyatakan, sejauhini antara jajaran pengurus dan para anggota sudah memiliki kerja sama yangbaik. Jajaran pengurus sepengamatan dia, mau menerima kritikan dan sarandari anggota. Faktor positif lainnya, ada pula sikap keterbukaan di antarapara pimpinan koperasi dan anggota. Ia juga menambahkan, para pengurusatau pun pengelola koperasi sangat ramah bila melayani kebutuhan anggota.

Anggota koperasi yang merupakan responden penelitian, tinggal di JlBawah, Jaga lingkungan 1, Desa Talawaan berpendapat syarat utama

Page 100: Isi Perkotaan OK

100Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

menjadi pengelola koperasi harus memiliki kejujuran. Bersamaandengan ini, para pengurus koperasi juga harus siap menerimaberbagai kritikan dari anggota koperasi. Yang jelas para pengurusharus seringkali mengadakan rapat bulanan maupun tahunan demikemajuan koperasi. Sebaliknya para anggota juga dihimbaumemberikan saran yang membangun demi memajukan koperasi.Terkait dengan kewajiban anggota ini, ia mengingatkan agar paraanggota koperasi harus menjaga agar beberapa kegiatan ber-transaksi baik tabungan, pinjaman dan angsuran tetap lancar.

Sedangkan anggota koperasi yang juga responden meng-garisbawahi keharusan pengelola koperasi dilakukan oleh orang-orang yang jujur. Tegasnya, tidak boleh melakukan praktikkorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Penting juga diperhatikan,

antara anggota koperasi dan Pengelola harus memiliki hubungan yang baik.Akhirnya pengelolaan koperasi tidak bisa tidak juga harus melakukanpraktik administrasi atau manajemen keuangan yang baik. Termasukmemberikan serta meningkatkan berbagai jenis pelayanan yang terbaikkepada seluruh anggota.

LONJAKAN ASETSeperti sudah disinggung, koperasi ini tiga tahun pertama sejak berdiri

belum mempunyai pembukuan keuangan yang profesional. Namun demi-kian dari sejumlah dokumen yang tersimpan rapi oleh pengelola, sejumlahkinerja keuangan sudah diverifikasi melalui RAT yang selalu digelar padabulan Maret tahun bersangkutan.

Tiga tahun terakhir atau 2003-2005 tingkat pendapatan koperasi terlihatmeningkat pesat. Buktinya, pada 2003 tercatat pendapatan koperasi Rp12,5 juta. Lalu pada tahun berikutnya atau 2004 pendapatan koperasi senilaiRp 42,3 juta. Sedangkan pada posisi akhir 2005, pendapatan koperasimencapai Rp 60,1 juta. Terkait dengan tingkat pendapatan tersebut, tingkatpengeluaran koperasi ternyata tetap dalam pengendalian koperasi.Maksudnya, meski nominalnya naik dari tahun ke tahun tapi masih jauh dibawah pendapatan koperasi. Tahun 2003 pengeluaran koperasi tercatat Rp11 juta, pada 2004 pengeluaran sekitar Rp 30 juta serta sampai akhir 2005pengeluaran koperasi mencapai Rp 48 juta.

Karena itu tidak mengherankan, jika tingkat likuiditas koperasi hinggaposisi akhir 2005 juga baik yaitu 134,44 persen. Tahun-tahun sebelumnya,likuiditas koperasi bahkan mencapai di atas 200 persen dan pernah di atas300 persen pada 2003. Mengapa demikian? Salah satunya, boleh jadi karenakoperasi juga dapat menjaga keseimbangan komposisi permodalan yangdimilikinya. Modal dari luar koperasi hingga akhir 2005 tercatat senilai Rp50 juta. Bandingkan dengan modal sendiri koperasi pada posisi waktu yangsama mencapai Rp 54,4 juta.

Pada gilirannya juga wajar, kalau aset Koperasi Wanita Putri Lestariternyata menujukkan perkembangan mengesankan. Di akhir tahun 2003,aset koperasi senilai Rp 35,7 juta. Kemudian pada 2004 pertumbuhankekayaan nominal koperasi menjadi Rp 71 juta. Sementara hingga akhir2005 lembaga usaha yang memiliki motto:” Mengembangkan KehidupanBerkoperasi” ini membukukan angka aset senilai Rp 153,7 juta.***

Pengurus selalumemperhatikan

tertib administrasi.

Zaen

al W

afa

Page 101: Isi Perkotaan OK

101 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA BARAT

KSP Syariah BMT BarrahBandung

MENERAPKAN PENGELOLAAN

101

PROFESIONALKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 102: Isi Perkotaan OK

102Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Sekitar satu dekade terakhir, di Tanah Air berkembang lembaga jasakeuangan berdasar Syariah Islam. Hal ini tidak lepas dari ijtihad paraintelektual Islam, yang menggali terus upaya pengembangan

perekonomian sebagaimana dituntunkan Nabi Muhammad SAW. Salahsatu ujud pengembangan lembaga jasa keuangan syariah, ditunjukkan olehsosok Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Barrah (KSP Syariah Barrah)yang beralamat di Kiara Sari Asri No 10 Kota Bandung.

Koperasi ini memiliki visi: Meningkatkan pemberdayaan ekonomitingkat bawah (grass root). Harapannya, taraf hidup mereka menjadi lebihbaik. Sehingga tercapai kemandirian di bidang usaha mereka.

Dari visi yang sangat jelas ini, koperasi menjabarkannya menjadi enammisi. Pertama, mengembangkan potensi umat agar mampu berperanmemberikan manfaat membangun perekenomian ummat. Kedua, menjadisalah satu alternatif mengatasi keraguan atas bunga bank konvensional.Ketiga, membantu program pengentasan kemiskinan khususnya di kalanganumat Islam. Keempat, mensejahterakan kehidupan masyarakat melalui upayapeningkatan ekonomi umat. Kelima, menciptakan sumber pembiayaan danpenyediaan modal bagi usaha kecil/bawah. Keenam, mengembangkan sikaphidup hemat melalui kegiatan menabung.

Adanya kesamaan memahami visi dan misi ini, merupakan salah satukekuatan koperasi menjadi sosok seperti sekarang : KSP yang secaraoperasional dilandasi nafas-nafas ajaran Islam. Di saat yang sama, KoperasiSyariah Barrah juga merupakan katup pengaman masalah sosial. Mengapa?Karena kehadirannya menjadi solusi atas sulitnya masyarakat kecilmengakses lembaga perbankan. Di sisi lain, berdalih mengikuti globalisasi,pemerintah memberlakukan Undang–undang Perbankan yang dalamkenyataannya semakin menjauhkan masyarakat kalangan bawahmengakses kebutuhan permodalan ke lembaga bank. Buktinya, masyarakatharus memenuhi persyaratan sangat rumit dan prosedur berbelit.

KONDISI MUTAKHIRSebagai Koperasi Simpan Pinjam, salah satu indikator kinerjanya adalah

dana yang telah disalurkan kepada anggota ataupun nasabah (biasa disebutsebagai anggota dan calon anggota). Dengan ketentuan pinjamanmaksimum yang dapat diberikan sebesar Rp10 juta per peminjam, selama2005 telah disalurkan dana pinjaman sejumlah Rp 8, 313 miliar. Jumlah inimeningkat pesat, dibanding tahun 2004 yang sebesar Rp 5, 643 miliar.Sedangkan pada 2003 jumlah pembiayaan masih senilai Rp 3, 433 miliar.Peningkatan jumlah yang sangat signifikan ini merupakan bukti bahwaKSP Syariah Barrah telah dan terus berkembang.

Demikian pula perkembangan jumlah anggota ataupun masyarakat yangdilayani (yang dikategorikan sebagai non anggota) selama tiga tahun terakhir.Pada tahun 2003, jumlah anggota 1.000 orang dan non anggota 3.720 orang.Tahun 2004 terjadi peningkatan, anggota menjadi 1.250 orang dan nonanggota turun menjadi 3.500 orang. Pada 2005 lalu, jumlah anggotameningkat lagi menjadi 1.575 orang dan non anggota yang dilayani menjadi4.000 orang. Perkembangan kenaikan jumlah anggota ataupun non anggotaini, dapat dikatakan kemajuan yang cukup pesat.

Wajar bila pengakuan atas keberhasilan koperasi ini mulai datang.

Dana yang Disalurkan,2003-2004

2003 2004 2005

miliar

8

6

4

2

Page 103: Isi Perkotaan OK

103 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Antara lain pada 2005 ditetapkan sebagaiKoperasi Berprestasi Tingkat Nasional.Perhargaan ini diberikan langsung oleh PresidenSusilo Bambang Yudhoyono pada Hari Koperasi12 Juli 2005 di Bandung. Penghargaan lain yangpernah diterima, sebagai KSP Syariah Pertama diKota Bandung (2004 ), KSP Syariah terbaik dikota Bandung (2003). Pada tahun 2004penghargaan sebagai KSP Syariah Terbaik seProvinsi Jawa Barat. Saat ini koperasi memilikigedung sendiri untuk melakukan kegiatan danpenggunaannnya diresmikan oleh WalikotaBandung saat itu H Dada Rosada, SH, M.Si.

SEKILAS KELAHIRANSukses yang diraih KSP Syariah Barrah sampai saat ini merupakan

hasil perjalanan yang cukup panjang. Pada tahun 1993, tumbuh semangatkuat dari beberapa orang untuk memberdayakan masyarakat ekonomi kecildan menengah dari unsur riba. Persisnya, Juli 1993 didirikan KelompokSimpan Pinjam Barrah dengan dana awal yang terkumpul sebesar Rp 2,5juta dengan jumlah anggota yang terbatas.

Pengelolaan awal belum lancar, karena ditangani oleh orang-orangkurang profesional dalam pengelolaan lembaga keuangan mikro ini. Merekaini aktivis masjid dari berbagai disiplin ilmu. Pengetahuan yang kurangtentang perkoperasian dan manajemen serta belum memiliki kantor tetap,memaksa cikal bakal koperasi harus berpindah-pindah.

Terdorong keinginan membentuk lembaga keuangan berbasis syariah,maka pada tahun 1996 Kelompok Simpan Pinjam mengubah nama menjadiBaitul Maal wat Tamwil Barrah (BMT Barrah) di bawah binaan PINBUKJawa Barat. Selanjutnya mengikuti anjuran pemerintah, pada 1998 BMTBarrah didaftarkan ke Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Bandung.Dan pada 30 Oktober 1998 mendapat SK Badan Hukum Koperasi dengannomor 249/BH/KDK-10.21/X/98. Pada tahun 2003, bentuk Koperasi BMTBarrah berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam BMT Barrah berdasarSK Perubahan Anggaran Dasar pada tanggal 25 April 2003.

MOTIVASI MORALSejak masih berbentuk Kelompok Simpan Pinjam, secara kelemba-

gaan ia berupaya menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam memberda-yakan pengusaha mikro. Juga membina kepedulian kelompok orang mampu(aghniya) kepada sekelompok orang kurang beruntung (dhuafa/mustadh’afin) secara terpola dan berkesinambungan. Kegiatan awal lembagaini, sempat berbentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Statuskelembagaan lalu berubah menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah(LKMS). Yakni setelah Bank Indonesia melakukan kerja sama denganPINBUK. Dalam konteks ini, PINBUK diberi wewenang membina KSMmenjadi lembaga keuangan mikro baik konvensional ataupun syariah.

Dari segi kelembagaan, LKMS inilah yang akhirnya dikenal denganBMT (Baitul Maal wa Tamwil). Dalam perjalanannya, praktik kegiatan

2003 2004 2005

4.000

3.000

2.000

1.000 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Anggota Non Anggota

PerkembanganJumlah Anggota dan non anggota, 2003-2004

Page 104: Isi Perkotaan OK

104Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Perkembangan JumlahSimpanan Berjangka

dan Simpanan Barrah,2003-2004

BMT ini terdapat hal-hal yang menguatkan lembaga BMT sebagai gerakankoperasi. Utamanya semangat kekeluargaan untuk meningkatkan kualitasmasyarakat. Yang lebih mendasar, BMT Barrah didirikan dengan motivasimoral keagamaan dan mendorong komitmen moral para pendirinya. Adanyasemangat kemandirian serta kerja sama dengan berbagai lembaga lain, jelasmerupakan unsur-unsur yang memperkuat sebagai gerakan koperasi.

Berdasarkan hal di atas dan selaras dengan perkembangan, BMT Barrahmenetapkan diri menggunakan aspek legal keberadaannya sebagai badanhukum lembaga koperasi. Lebih spesifik sebagai Badan Hukum KoperasiSimpan Pinjam (KSP).

Terkait aspek kelembagaan, Anggaran Dasar KSP Syariah Barrahmenetapkan status pengkategorian anggota sebagai berikut : Pertama,Anggota Pendiri. Yang masuk kategori ini adalah mereka yang ikut sertamendirikan KSP Syariah BMT Barrah dan terdiri dari 25 orang. Kepadamereka diberikan hak dipilih dan memilih sebagai Pengurus danmendapatkan sisa hasil usaha sesuai proporsi masing-masing.

Kedua, Anggota Biasa, yaitu orang-orang yang memanfaatkan jasaKSP Syariah BMT Barrah dan sudah melunasi simpanan pokok dansimpanan wajib. Kepada anggota biasa ini diwajibkan menjadi anggotaaktif sehingga mempunyai hak mengikuti RAT dan mendapatkan SHUsesuai dengan proporsinya. Ketiga, Anggota Luar Biasa. Yang masukkatagori ini adalah orang yang memanfaatkan jasa KSP Barrah, telahmelunasi simpanan pokok, dan bersedia membayar simpanan wajib.Anggota ini harus menyatakan kesanggupan persyaratan tidak dapatmengikuti RAT tetapi dapat memperoleh SHU sesuai proporsinya. Keempat,Calon Anggota. Mereka yang masuk katagori ini yaitu masyarakat yangmemanfaatkan jasa KSP Syariah BMT Barrah namun belum melunasiSimpanan Pokok ataupun Simpanan Wajib. Mereka tidak berhak mengikutiRAT ataupun memperoleh SHU. Calon Anggota diberi kesempatan 3 (tiga)bulan melunasi simpanan pokok ataupun simpanan wajib. Apabila tidakdapat memenuhi syarat tersebut, maka ia kehilangan hak menjadi anggota

dan hanya berperan sebagai nasabah.

MEMBANGUN KEPERCAYAANDari sisi aspek usaha, salah satu

kelebihan KSP Syariah Barrah tak lainadanya kepercayaan pihak lainmenyimpan dana secara sukarela.Berikut perkembangan dana masyarakatyang dipercayakan ke KSP Barrah.

Pada kapasitas sebagai Anggotaataupun Calon Anggota misalnya,mereka melakukan simpanan sukarela.Pada tahun 2003, besarnya simpanansukarela berjangka Rp 675 juta dansimpanan Barrah sekitar Rp 964 juta.Lalu pada tahun 2004, simpanan ber-

jangka meningkat sedikit menjadi Rp 683,3 juta sedangkan simpanan Barrahmeningkat menjadi Rp 1,239 miliar. Kemudian tahun 2005 terjadi kenaikan

2003 2004 2005

1600

1200

800

400 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Simpanan Sukarela Simpanan Barrah

Juta

Page 105: Isi Perkotaan OK

105 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Perkembangan JumlahAsset, 2003-2004

2003

2004

2005

3,892 M 2,221 M

3,892 M

signifikan, baik untuk simpanan berjangka ataupun simpanan Barrah yaknimasing-masing Rp 1,039 miliar dan Rp 1,664 miliar.

Bagaimana dari sisi aset? Juga terdapat kenaikan yang berarti. Padatahun 2003 nilai aset tercatat Rp 2,221 miliar. Selanjutnya nilai asetmeningkat pada tahun-tahun berikutnya, menjadi Rp 3,139 miliar di tahun2004 serta senilai Rp 3,892 miliar pada tahun 2005.

Kepercayaan yang besar kepada koperasi ini, wajar saja mampu menarikpihak lain bekerjasama. Beberapa pihak yang telah bekerjasama sampaisaat ini, yakni Bank Jabar Syariah, PNM BMT, PUKK, PNM, dandukungan perkuatan dari Kantor Meneg Koperasi. Total dana kerjasamadan pinjaman tersebut sekitar Rp 1,170 miliar. Dana yang dipercayakandari lembaga ataupun dari masyarakat, telah dimanfaatkan untuk kegiatanusaha. Utamanya pembiayaan untuk pengusaha mikro dengan maksimumpembiayaan Rp 10 juta dan prioritasnya untuk pembiayan modal kerja(mudharabah).

Secara garis besar, produk jasa KSP Syariah Barrah dalam fungsitamwil-nya adalah menghimpuan dana dari pihak ketiga dan menyalurkandana untuk pembiayaan.

Sementara itu, jenis simpanan yang ada di koperasi syariah ini terdiridari lima macam simpanan. Pertama, Simpanan Tabungan Barrah yangmerupakan simpanan sukarela yang dapat diambil kapan saja dengan prinsipwadi’ah. Kedua, Simpanan Berjangka di mana hanya dapat diambil apabilatelah jatuh tempo dengan prinsip mudharabah. Ketiga, Simpanan Qurban.Simpanan ini digunakan untuk membeli hewan qurban dan dapat diambilpada saat akan berqurban, dan menggunakan prinsip wadi’ah. Keempat,Simpanan Pendidikan, yakni simpanan khusus untuk biaya pendidikan danhanya dapat diambil untuk keperluan sekolah satu tahun sekali dengan prinsipwadi’ah. Kelima, Simpanan Masa Tua yang digunakan sebagai dana masatua. Dapat diambil pada saat usia seperti yang telah disepakati bersamadengan prinsip wadi’ah.

Sedangkan untuk pembiayaan, KSP Syariah BMT Barrah menyediakanlima pilihan. Pertama, Bai Bithaman Ajil, yakni menyewakan barangkebutuhan dengan cara pembayaran angsuran atau tangguh. Setelah prosespembayaran selesai, barang menjadi milik nasabah. Kedua, Murabahah.Jasa pembiayaan ini dengan menyediakan barang kebutuhan carapembayaran tangguh atau jatuh tempo (jual beli). Ketiga, Musyarakah yaitubantuan tambahan modal untuk usaha dan pengembalian dengan caraangsuran atau tangguh. Konsep bagi hasil berdasarkan komposisi modaldan kesepakatan bersama.

Keempat, Mudharabah. Dalam cara ini diberikan bantuan modal usahasepenuhnya untuk berusaha dan konsep bagi hasil berdasarkan kesepakatanbersama. Kelima, Qordul Hasan. Dalam cara ini KSP memberikanpembiayaan khusus yang bersifat sosial kepada kaum dhuafa untuk usaha.Dari kelima model pembiayaan tersebut, yang terbesar adalah menggunakancara Mudharabah.

TENAGA PROFESIONALMenengok perjalanan sejak 1993 sebagai Kelompok Simpan Pinjam

dan berstatus Kelompok Swadaya Masyarakat, memberikan indikasi

Page 106: Isi Perkotaan OK

106Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

koperasi ini layak menyandang salah satu koperasi yang sukses. Apa sajakiat-kiatnya?

Pertama, visi dan misi yang jelas menjadi pegangan semua komponenkoperasi (Pengurus, Pengawas, dan Pengelola). Kedua faktor filosofi ini,terinternalisasi secara efektif pada manajemen dan seluruh jajaran penge-lola. Bahkan menjadi modal yang tidak kecil artinya, karena akan menjadipendorong yang jelas ke mana dan apa yang harus dilakukan.

Kedua: Adanya sejumlah tenaga profesional di jajaran Pengurus danPengelola. Peran ketua koperasi sekaligus sebagai direktur yang memilikiprofesionalitaas yang memadai, sangat menentukan. Ketua KSP SyariahBMT Barrah saat itu Muhamad Mustofa SE, memberi warna dalamperjalanan organisasi koperasi ini. Ditambah dengan dukungan tenagapelaksana yang loyal dan menghayati visi dan misi organisasi, secarakeseluruhan menyumbang menjadi faktor sukses.

Ketiga: kemampuan membangun kepercayaan publik. Dari banyaknyalembaga baik pemerintah maupun masyarakat yang mempercayakan danamereka untuk dikelola oleh KSP Syariah BMT Barrah, membuktikanlembaga ini memang mampu membangun kepercayaan (trust). Kepercayaanpihak ketiga ini, akan semakin menentukan sukses ke depan. Termasukmenciptakan rasa tenteram, bahwa kegiatan yang dilakukan dipastikan tidakbertentangan dengan ajaran agama Islam.

Keempat : Kebijakan jemput bola secara intensif. Dalam rangkamemberikan pelayanan kepada para anggota ataupun nasabah, pengelolakoperasi mengaplikasikan kegiatan jemput bola secara aktif dan berusahamemberikan pelayanan yang terbaik (excellent service). Satuan petugaslapangan secara aktif mendekat kepada para nasabah/calon anggota, baikdalam proses memperoleh pinjaman ataupun mengembalikan pinjaman.Bentuk pelayanan ini sangat efektif, karena para nasabah tidak kehilanganwaktu dan tenaga untuk ke kantor koperasi.

Kelima : segmen pengguna jasa pada sektor pergangan dan jasa. De-ngan tetap mengacu pada misi dan visi, sasaran atau segmen yang dida-yagunakan adalah usaha kecil dan mikro yang bergerak di perdagangan,terutama di pasar-pasar tradisionil di Kabupaten Bandung. Selain terdapatbanyak sekali pelaku ekonomi yang membutuhkan uluran bantuanpermodalan dalam skala kecil. Selain itu, putaran uang di pasar sangat cepatdan dalam volume yang cukup besar.

Keenam : kegiatan penunjang yang bersifat sosial. Selain menjalankanfungsi pembiayan, KSP Syariah Barrah melakukan kegiatan menghimpunzakat, infaq, dan shadaqah dari para aghniya. Dana terkumpul dimanfaatkanuntuk kegiatan sosial. Antara lain santunan bea siswa, santunan para korbanbencana alam/musibah, bantuan sarana ibadah, dan bantuan untukberdakwah. Anggota ataupun calon anggota yang memperoleh bantuanpembiayaan apabila mengalami musibah (dapat karena bencana atau adapenggusuran oleh pemerintah daerah) akan dibantu dan diringankan dengandana tawa’un atau dana ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) yang dilakukanoleh BMT Barrah.***

Page 107: Isi Perkotaan OK

107 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah107 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Koperasi Wanita Mekar SaluyuSubang

MEMBANGUNMARTABAT WANITA

JAWA BARAT

Agu

s Su

nyot

o

Page 108: Isi Perkotaan OK

108Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

S ejumlah daerah di Tanah Air tercinta ini, memiliki banyak pejuangperempuan yang harus dibanggakan. Di Aceh orang mengenalkegigihan semangat Tjut Nya’ Dhien. Sedangkan di Jawa Tengah

dikenal RA Kartini sang pejuang emansipasi wanita. Lalu di Jawa Baratorang mengenal pula Dewi Sartika yang juga memperjuangkan martabatkaum perempuan.

Puluhan tahun kemudian atau sekitar 1986, sekelompok perempuandi Kampung Cihuni, Desa Jambelaer, Kecamatan Kalijati, KabupatenSubang, Jawa Barat juga tak mau ketinggalan menjaga kehidupan merekadi lingkungan sosialnya. Bentuknya, menyelenggarakan pengajian ibu-ibu di kampung tersebut. Pelopornya bernama Hj Een Kurniati.Anggotanya sebanyak 20 orang dan masing-masing menyetor iuran seriburupiah. Pada 1988 kelompok ini diberi nama ‘Perini’ atau singkatan dariPersatuan Ibu-Ibu Cihuni.

Muncul kesadaran kelompok harus meningkatkan pengalaman danketerampilan di bidang organisasi, usaha, manajemen dan administrasikeuangan. Sehingga anggota Perini sepakat menjalin kerja sama denganKUD Wahana Mukti, Kecamatan Kalijati.

Setelah menjadi ‘mitra binaan’ KUD Wahana Mukti, pada tahun 1989kelompok Perini mengubah nama dirinya menjadi Kelompok WanitaMekar Saluyu. Tanggapan dari warga masyarakat kaum perempuan sangatantusias. Buktinya, kelompok baru ini sampai beranggotakan 400 orang.Mereka juga bersepakat menentukan setoran simpanan pokok tiap anggotaRp 3.000 dan simpanan wajib Rp 6.000, per tahun.

Singkat cerita, kiprah kegiatan, kekompakan dan keseriusan kelom-pok ini dalam mengorganiasasi diri sangat terasa bagi seluruh anggota.Tak heran kalau kemudian sepak terjangnya ini menarik perhatian Orga-nisasi Buruh Dunia (ILO). Bentuknya, pada tahun 1992 – 1993 badaninternasional di bawah PBB ini melakukan pembinaan melalui pendidikandan pelatihan kepada para pengelola Kelompok Wanita Mekar Saluyu.

Yang jelas di tahun-tahun berikutnya, perkembangan kelompok inijuga relatif pesat untuk organisasi setingkat desa. Konsekuensi berikutnya,

Pengurus, pengawas dananggota siap memajukan

usaha koperasi .

Agu

s Su

nyot

o

Page 109: Isi Perkotaan OK

109 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

No. Uraian Jumlah (Rp.)

1. Modal Sendiri- Simpanan Pokok 7.760.000,-- Simpanan Wajib 102.372.000,-- Simpanan Khusus 202.535.500,-- Cadangan 1.899.328.258,-- Donasi KUD Wahana Mukti 1.149.305,-- Donasi Diskop & UKM Jabar 5.000.000,-- Donasi Pemda Subang 5.000.000,-- SHU 66.716.382,-

Total Modal Sendiri 2.295.861.382,-

2. Modal Luar- Subsidi BBM 100.000.000,-- Dana-dana dan Simpanan Sukarela 173.377.160,-

3. Total Asset 2.569.238.605,-

4. Volume Usaha 5.996.485.000,-

5. Pendapatan 640.111.000,-

6. Sisa Hasil Usaha 66.716.000,-

Tabel 1.Posisi Permodalan

Tahun 2005

No Uraian 2003 (Rp.000) 2004 (Rp.000) 2005 (Rp.000)

1. Jumlah anggota 1.100 orang 1.200 orang 1.300 orang

2. Simpanan 345.677 388.338 318.668

3. Volume 3.886.554 4.771.169 5.996.485

4. Pendapatan 492.964 597.156 640.111

5. Sisa Hasil Usaha 54.133 63.183 66.716

Tabel 2.Perkembangan2003-2005

terhitung sejak 3 September 1998, organisasi kecil perempuan ini sepakatuntuk mendirikan koperasi. Seiring dengan itu, mereka juga mendapatkanstatus badan hukum No 10/BH/KDK/10.11/1998 dengan nama KoperasiWanita Mekar Saluyu.

Pencapaian berikutnya dan tentu saja berkat kinerja obyektif mereka,pada tahun 2000 koperasi ini mendapat dukungan dari pemerintah. Kon-kritnya, melalui penguatan Program Subsidi BBM sebesar Rp 100 juta.Koperasi memperlakukan bantuan ini sebagai modal awal. Syukurlahhingga saat ini mereka tampak mampu mengelola dana tersebut denganbaik, seperti tertuang pada laporan tahunan koperasi ini hingga 2005.

SUB KELOMPOKPada dasarnya Koperasi Wanita Mekar Saluyu mempunyai tujuan

memenuhi kebutuhan keluarga para wanita yang menjadi anggotanya.Selain itu, berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka dari sisikebutuhan dasar ekonomi, kesehatan, serta pendidikan keluarga mereka.

Sampai Oktober 2006, kepengurusan koperasi ini diketuai oleh Hj.Een Kurniati. Sedangkan jajaran Pengawas diketuai oleh Iis Saswati. Ko-perasi wanita ini memiliki anggota sebanyak1.200 orang. Sedangkan wilayah kerjanya meli-puti empat desa di Kecamatan Kalijati, KabupatenSubang. Sementara menyangkut pembinaananggota, koperasi ini mengelompokkan diri men-jadi 9 Sub Kelompok yang tersebar di delapankampung di wilayah kecamatan yang sama.

Kinerja keuangan koperasi ini harus dika-takan sehat. Yang menarik, selain simpanan kon-vensional koperasi seperti simpanan pokok, wajibdan khusus, koperasi juga memiliki dana cadang-an dengan jumlah nominal yang tidak kecil.Seperti ditunjukkan pada tabel 1 di samping, jum-lah cadangan modal koperasi ini mencapai Rp1,899 miliar hingga posisi Oktober 2006.

Sejauh ini, untuk melayani kebutuhan ang-gota, koperasi mempunyai sejumlah kegiatan.Masing-masing adalah Unit Simpan Pinjam; UnitUsaha Penjualan Pupuk; Unit Usaha Sembako (Beras); Unit UsahaPeralatan Hajatan dan Unit Usaha Angkutan.

Page 110: Isi Perkotaan OK

110Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

No Aktiva 2005 (Rp.000) 2004 (Rp.000) Pasiva 2005 (Rp.000) 2004 (Rp.000)

1. Kas 1.384.772 463.830 Subsidi BBM 100.000.000 100.000.000

2. Simpanan Bank 34.780.381 22.780.381 Cadangan Pemumodal 386.829.000 277.832.112

3. Piutang Anggota 335.357.000 239.142.023 SHU 13.649.603 13.492.219

4. Tanah 16.500.000 16.500.000 - - -

5. Bangunan 109.356.450 109.356.450 - - -

6. Investasi 3.100.000 3.100.000 - - -

Jumlah Aktiva 500.478.603 391.324.331 Jum.Kew. & Ekuitas 500.478.603 391.324.331

Tabel 3. Neraca Koperasi Wanita Mekar Saluyu per 31 Desember 2004

Tabel 4. PenghargaanKopwan Mekar Saluyu

No. Tanggal Jenis Penghargaan

1. 15 Agustus 2001 Bupati Subang sebagai Koperasi terbaik

2. 1 April 2003 Bupati Subang sebagai koperasi terbaik

3. 10 Juni 2003 Gubernur Jawa Barat sebagai koperasi terbaik

4. 12 Juni 2003 Menegkop & UKM sebagai koperasi terbaik

5. 13 Juni 2004 Menegkop & UKM sebagai koperasi terbaik

Perkembangan keragaman kondisi keanggotaan, besarnya simpanananggota, volume usaha hingga sisa hasil usaha Koperasi Wanita MekarSaluyu dapat dicermati pada tabel 2. Sedangkan posisi neraca koperasihingga Desember 2004, tersaji pada tabel 3.

KOMPAK DAN PROAKTIFBoleh jadi salah satu faktor pemicu suksesnya koperasi ini, tidak

terlepas dari tokoh yang difigurkan yaitu Hj Een Kurniati. Buktinya, saatini ia masih mendapat kepercayaan menjadi Ketua Umum. Kecenderunganseperti ini, harus diakui alamiah terjadi di sejumlah koperasi lain juga.

Selanjutnya keberhasilan koperasi ini juga tidak terlepas denganadanya pendekatan kekompakan di antara anggota. Siapa tahu ini terilhamidari nama koperasi ‘Mekar Saluyu’, yang bermakna mekar bersama secarakompak. Fakta lain, ini terbukti dengan aktifnya sembilan kelompok diempat desa yang menjadi wilayah kerja koperasi.

Pendekatan pengurus yang proaktif terhadap anggota dan calonanggota, keterbukaan dan demokratis dalam pengambilan keputusan, juga

menjadi kunci keberhasilan koperasi.Indikasi terkait faktor ini, sampai perwa-kilan organisasi kesehatan dunia atauWHO tertarik memberikan bantuan per-kuatan untuk pelatihan. Selain itu, kope-rasi ini dipercaya untuk mengelola ban-tuan kompensasi dana BBM sebesar Rp100 juta yang terus berputar mendorongbeberapa unit usaha koperasi ini.

Mungkin tidak berlebihan, jika dikatakan Koperasi Wanita MekarSaluyu merupakan salah satu koperasi yang sukses dari bawah. Mengapademikian? Sebab keberadaannya didukung dari partisipasi anggotasebanyak 1.300 orang. Wajar pula kalau koperasi ini cukup sering menda-patkan serangkaian penghargaan (lihat tabel 4 ).

Terlepas dari semua itu, pantas rasanya kita mengharapkan koperasiini dapat menjembatani demi membangkitkan semangat kesetaraan genderdi wilayahnya. Termasuk memperjuangkan hak, kepentingan sertakesejahteraan para perempuan di kawasan setempat.***

Page 111: Isi Perkotaan OK

111 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah111 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA BARAT

Koperasi Sasakadana Garut

SEINDAH RANAH PASUNDANMEKAR

Agu

s Su

nyot

o

Page 112: Isi Perkotaan OK

112Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

dalah keliru menganggap Kota Garut hanya terkenal gara-garamakanan kecil bernama dodol. Apalagi banyak kota di daerah lainbelakangan ini juga memproduksi jenis makanan serupa, dengan

berbagai jenis bahan baku dan bermacam rasa. Garut yang sering disebutTanah Pasundan ini memiliki keindahan alam yang mempesona. Pegu-nungan menghijau dan sejumlah air situ atau danau yang jernih ditemukandi berbagai tempat. Tentang keindahan panorama bumi Priyangan itusampai-sampai seorang kolomnis menyebut, “Tuhan menciptakan TanahPasundan ketika sedang tersenyum”.

Selain dikenal dengan dodol dan pemandangan alam, sebetulnya sisisejarah kelahiran lembaga ekonomi kerakyatan daerah Garut menarikdicermati. Betapa tidak, pada 15 Oktober 1953, dipelopori Bupati Garut R.Sabri Kartosomantri bersama dua rekannya R. Prawirasasmita dan R.Ramdanuwiraputra, telah didirikan Koperasi Serikat Kerja DepartemenDalam Negeri (Koperasi SKKDN). Di masa awal terbentuknya KoperasiSKKDN, 26 orang mencatatkan diri sebagai anggota pertama. Parapengurus SKKDN terdiri dari para pegawai di lingkungan kesekretariatanpemerintah Kabupaten Garut.

Sebagai modal kerja awal, koperasi menyepakati sejumlah simpanandari para anggota. Besarnya simpanan pokok adalah Rp 25 dan simpananwajib sebesar Rp 10. Selain itu, berlaku pula semacam ketentuan tak tertulisbahwa masing-masing anggota diimbau menabung pada unit simpan pin-jam (USP) dan berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari di warung koperasi.Dua tahun berselang, 1 Februari 1955, Koperasi SSKDN melaksanakanrapat anggota pengurus lengkap. Termasuk mengesahkan susunan baruPengurus Koperasi dengan susunan: R. Ramdanuwiraputra sebagai Ketua,R. Muchsin Nataprawira sebagai Wakil Ketua dan R. Tatang sebagaiSekretaris. Kesepakatan lainnya, demi pengembangan usaha koperasi, pihakpemerintah kabupaten mengimbau kepada para pegawai di 8 kantorkawedanan dan 23 kantor kecamatan di bawah Kabupaten Garut masuk

menjadi anggota Koperasi SSKDN.Bulan Juli 1958, Koperasi SSKDN

untuk pertama kali melaksanakan rapatanggota tahunan (RAT). Sejumlah agendapenting dibicarakan dan diputuskan dalamkesempatan ini. Antara lain, mengubahnama koperasi, mengembangkan permo-dalan dan mengubah susunan pengurus.Nama lembaga yang semula KoperasiSSKDN diganti menjadi Sasakadana.Nama ini merupakan gabungan kata sasaka(Sunda) yang berarti pusaka dengan katadana (uang). Yang terekam dari filekoperasi ini, hingga akhir 1950-an, KoperasiSasakadana mampu menghimpun danasebesar Rp 50 ribu. Koperasi juga sangat

terpukul oleh kebijakan saneering atau pemotongan nilai uang oleh BankIndonesia dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Alhasil, akumulasi dana Sakadanayang tersisa menjadi tidak lebih dari Rp 50.

A

Anggota sedang bertransaksidi unit usaha waserda.

Wisma merupakan asetkebanggaan KPRI.

Agu

s Su

nyot

o

Agu

s Su

nyot

o

Page 113: Isi Perkotaan OK

113 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah113

PERKEMBANGAN USAHAIbarat orang membangun rumah tangga atau lembaga baru, wajar saja

jika saat itu mereka belum memiliki kantor tetap. Sampai April 1968 kantorkoperasi berada di lokasi paviliun Pemerintah Daerah Kabupaten Garut.Dari tempat ini sekretariat berpindah ke sebuah bangunan milik PemerintahDaerah di Jalan Pramuka. Pada Juli 1969, Sasakadana menduduki kantorbangunan baru di atas tanah milik Pemerintah Daerah di Jalan Guntur. SejakJanuari 1984, seizin Bupati Taufik Hidayat, koperasi membangun kantorbaru di Jalan Patriot. Sejak Agustus 2002, Koperasi Sasakadana secararesmi menempati kantor di bangunan ini.

Sepanjang perjalanannya, koperasi ini terus berjuangmengumpulkan dana dari anggota sedikit demi sedikit.Kepengurusan koperasi pun silih berganti sejak 1958 hingga2005. Tanpa terasa, hingga posisi Oktober 2006, dana yangterkumpul sudah mencapai senilai Rp 6, 308 miliar. Rinciangaris besarnya, modal sendiri mencapai Rp 4, 535 miliar.Sedangkan modal dari luar sebesar Rp 1,782 miliar. Rincianlengkap masing-masing faktor kontribusi terhadap keduamacam dana ini, bisa dilihat pada tabel 1.

Sejauh ini, usaha koperasi terfokus pada usaha simpanpinjam, waserda dan jasa lainnya. Jumlah anggota per 31Desember 2004 sebanyak 2.163 orang (1.547 orang lelakidan 569 orang perempuan), terdiri dari pegawai negeri sipildan pegawai tidak tetap sebanyak 2.116. Sedangkan jajaranpensiunan sebanyak 47 orang (37 orang laki-laki dan 10 orang perempuan).

PELAYANAN DAN SISTEM INSENTIFDalam mengelola usaha, Koperasi Sasakadana mencoba melakukan

terobosan. Bentuknya antara lain, melayani jenis simpanan khususbangunan. Simpanan ini dimaksudkan menggerakkan sistem menabunguntuk penyediaan barang-barang bangunan bagi anggota yang akanmendirikan rumah atau merenovasi bangunan. Karena bergerak dilingkungan organisasi PNS, pihak koperasi merasa sangat perlu menerapkansistem sosial. Jajaran pengurus mewujudkan aspirasi para anggota denganmemberikan bermacam-macam insentif. Antaranya, pemberian sejumlahpesangon anggota menjelang pensiun, tunjangan hari lebaran (THR),bantuan bencana alam, biaya perawatan, biaya pendidikan dan tunjangankematian (bantuan dana perlaya). Walaupun jumlahnya tidak besar, manfaatpenerapan sistem sosial ini sangat dirasakan anggota dan keluarganya.

Sejak 1983, misalnya, koperasi membantu anggotanya yang sangatmembutuhkan rumah tempat tinggal. Caranya, koperasi menyalurkan fasilitaskredit khusus yang dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama diberikankredit sebidang tanah lahan perumahan siap bangun sebanyak 188 kavling,yang pembayarannya diangsur selama sepuluh kali. Dana untuk itu diperolehberkat kerja sama Koperasi Sasakadana dengan Bank Jawa Barat. Tahapkedua, pembangunan rumah tinggal dilaksanakan bekerjasama dengan BankTabungan Nasional (BTN) Cabang Jawa Barat Bandung. Jangka waktudan besarnya angsuran bervariasi dari 15 sampai 20 tahun.

Bantuan Dana Perlaya. Jenis bantuan ini diberikan kepada anggota

Tabel 1. PermodalanKoperasi Sasakadanaper 31 Mei 2005

No. Uraian Jumlah (Rp.)

1. MODAL SENDIRI- Simpanan Pokok 54.566.800,00- Simpanan Wajib 3.303.380.547,00- Simpanan Khusus Bangunan 772.839.000,00- D o n a s i 6.910.000,00- C a d a n g a n 119.205.879.87- Simpanan 12 Juli 32.763.500,00- Simpanan di PKP-RI Garut 206.750.000,00- Simpanan di BKE Jakarta 39.352.235,00Jumlah Modal Sendiri 4.535.767.961,87

2. MODAL LUAR- Dari Bank Kesejahteraan Ekonomi 452.618.758,00- Dari PT Permodalan Nasional Madani 1.166.666.664,00- Dari PKP-RI Kabupaten Garut 163.000.000,00Jumlah Modal Luar 1.782.285.422,00

T O T A L 6.308.053.383,27

Page 114: Isi Perkotaan OK

114Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

koperasi dan keluarganya yang meninggal. Besarnya diatur sebagai berikut.Bagi anggota koperasi yang meninggal dunia, koperasi menyediakan danasebesar Rp 400 ribu. Bila istri dari anggota meninggal dunia, dananyasebesar Rp 200 ribu. Sedangkan untuk putra atau putri anggota meninggaldunia, disediakan dana sebesar Rp 150 ribu. Biaya Melahirkan. Bantuanbiaya perawatan hanya diberikan kepada anak pertama dan anak keduasebesar 30% dari total biaya melahirkan dengan batas maksimum sebesarRp 100 ribu. Dana Perawatan. Bantuan biaya perawatan hanya diberikankepada anggota. Besarnya 30 persen dari jumlah biaya perawatan denganbatas maksimum sebesar Rp 300 ribu.

Biaya Pendidikan. Bantuan biaya pendidikan atau beasiswa diberikankepada putra-putri anggota yang berprestasi juara umum, untuk tingkat SD,SLTP dan SLTA. Pada Tingkat SD, anak anggota koperasi yang berprestasidi kelas V, beasiswa sebesar Rp 100 ribu diberikan pada waktu akan naikke kelas VI. Pada tingkat pendidikan lanjutan (SLTP dan SLTA), merekayang berprestasi di kelas II diberikan beasiswa pada waktu kenaikan kekelas III. Biaya pendidikan untuk tingkat SLTP sebesar Rp 150 ribu dantingkat SLTA sebesar Rp 200 ribu.

Tanda Mata. Tanda mata diberikan kepada paraanggota koperasi yang pensiun PNS. Tanda mata untukmasa keanggotaan 1-5 tahun sebesar Rp 200 ribu, untukmasa 5-10 tahun memperoleh Rp 250 ribu, untuk masa10-15 tahun mendapatkan Rp 300 ribu, untuk masa 15-20 tahun memperoleh Rp 350 ribu, untuk masa 20-25tahun menerima Rp 400 ribu, dan untuk masakeanggotaan 25 tahun ke atas berhak mengantongi uangRp 500 ribu. Kepada anggota non-PNS, mereka yangberstatus pegawai tidak tetap atau pegawai harian,diberikan pada saat mereka berhenti karena permohonansendiri atau keluar dari keanggotaan karena meninggal

dunia, dengan ketentuan aturan yang sama.Ketupat Lebaran. Ketupat lebaran alias tunjangan hari raya (THR)

diberikan kepada anggota setiap tahun menjelang Idul Fitri. Pemberian ketupatlebaran untuk masa keanggotaan 3-9 bulan sebesar Rp 28 ribu, untuk masa 9bulan-9 tahun sebesar Rp 36 ribu, untuk masa 2-3 tahun sebesar Rp 44 ribu,untuk masa 3-5 tahun sebesar Rp 46 ribu, untuk masa 5-7 tahun sebesar Rp48 ribu, untuk masa 7-9 tahun sebesar Rp 50 ribu, untuk masa 9-11 tahunsebesar Rp 52 ribu, untuk masa 11-13 tahun sebesar Rp 54 ribu, untuk masa13-15 tahun sebesar Rp 56 ribu, untuk masa 15-17 tahun sebesar Rp 58 ribu,untuk masa 17-19 tahun sebesar Rp 60 ribu, untuk masa 19-21 tahun sebesarRp 62 ribu, untuk masa 21-23 tahun sebesar Rp 64 ribu, untuk masa 23-25tahun sebesar Rp 66 ribu, untuk masa 25-27 tahun sebesar Rp 68 ribu, danuntuk masa keanggotaan 27 tahun ke atas sebesar Rp 70 ribu.

Khusus untuk bantuan bencana alam, Koperasi Sasakadana mengatur-nya berdasarkan kebijakan rapat pengurus. Besarnya disesuaikan dengankemampuan koperasi. Di luar program insentif, Koperasi Sasakadanabertekad melanjutkan pembangunan Gedung Koperasi. Di dalam bangunanitu dirancang fasilitas penginapan, pertokoan, ruang rapat danperkantoran.***

Karyawan sigap dan ramahmelayani anggota.

Agu

s Su

nyot

o

Page 115: Isi Perkotaan OK

115 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA BARAT

Koperasi Wanita PermataKuningan

MERUBAH POLA PIKIR

B E R J U A N G115 Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Agu

s Su

nyot

o

Page 116: Isi Perkotaan OK

116Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

yahdan, didorong keinginan mempersatukan serta memperbaikitaraf hidup di kalangan para istri guru dan istri pegawai pada DinasPendidikan & Kebudayaan, Kabupaten Kuningan. Persisnya

sekitar awal tahun 1970, Ny Hj Kartinah Susangka (Alm) mempeloporipembentukan suatu perkumpulan. Namanya, organisasi Rukun IstriDinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Waktu ituyang menjadi Kepala Kantor Dinas tersebut adalah A Suryadi (Alm).Para pelopor lain yang tidak sedikit andilnya mendirikan cikal bakalKoperasi Permata ini yaitu Ibu Suryadi dan kawan-kawan.

Tekanan ekonomi saat itu, semakin menggugah organisasi untukdapat mengatasi persoalan ekonomi para anggota. Caranya, melatih danmembiasakan para anggota mengatur pendapatan keluarga. Motto yangdiusung sederhana, yaitu Saeutik Mahi Loba Nyesa alias sedikit cukupmensyukuri yang berlebih.

Seiring dengan kecerdasan lokal ini, mereka juga bertekadmengubah pola pikir para anggota. Maksudnya, dari pola konsumtif kepola pikir produktif. Upayanya? Lagi-lagi, memakai prinsip lokal yangdikenal dengan 3 L. Masing-masing: Leukeun Neundeun, LeukeunNginjeum dan Leukeun Mulangkeun (Rajin Menyimpan, RajinMeminjam dan Rajin Mengembalikan).

Demi mencapai tujuan tersebut, lalu pada tahun 1972 para anggotaorganisasi menggariskan aturan. Kala itu para anggota wajib menabungsecara teratur, besarnya disepakati Rp 10. Simpanan wajib setiap bulandan simpanan pokok Rp 100 (seratus Rupiah). Untuk simpanan pokokini bisa di cicil 5 kali angsuran. Jumlah anggota saat itu baru mencapai

S

Waserda Permatasiap menyongsong

anggota berbelanja.

Agu

s Su

nyot

o

Page 117: Isi Perkotaan OK

117 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

54 orang. Berarti modal pertama organisasi tercatat Rp 54.000.Sedangkan usaha yang dilaksanakan, sebatas pemberian pinjaman bagianggota yang membutuhkan.

Melihat perkembangan tersebut dan atas kesepakatan anggota,mulailah simpanan wajib ditingkatkan dari Rp 10 menjadi Rp 25. Setelahberkumpul modal organisasi yang agak besar, pada tahun 1972 organisasiRukun Istri mengajukan permohonan Badan Hukum koperasi keDirektorat Koperasi. Maka tanggal 31 Mei 1972 disetujui Badan HukumNomor 5251/BH/DK/10/13 dengan nama Koperasi PerbaikanMasyarakat Wanita disingkat Koperasi Permata.

Penandatangan ‘akte pendirian’ pada penerbitan SK berbadanhukum tersebut adalah Ny Hj Kartinah Susangka (Alm), Ny ArningsihUtardja (Alm) dan Ny Eni Rohaeni BA. Sedangkan yangmenandatangani akte pendirian yang baru melalui No 5251/BH/PAD/KWK-10/IV/1996 tertanggal 22 April 1996 yaitu Ny Hj Entin Sutinidan kawan-kawan.

MEMBANGUN SARANG MADUMenyusul perolehan status badan hukum, semua anggota semakin

giat dan bersemangat mengembangkan organisasi. Termasukmemperkuat semangat kebersamaan, kemartabatan serta kego-tongroyongan.

Seiring perkembangan waktu dan organisasi serta semakinkompleknya kebutuhan, maka anggota berupaya untuk meningkatkanpermodalan. Secara bertahap, dimulai awal 1972 simpanan wajib anggotasebesar Rp 10 hingga meningkat mencapai Rp 20 ribu per bulan padatahun 2005. Akumulasi simpanan wajib saja selama 30 tahun lebih,modal koperasi sampai tahun 2005 mencapai Rp 5,2 miliar (lihat tabel:Kinerja Koperasi Permata).

Begitu juga Simpanan Pokok, mengalami kenaikan nominal dariRp 100 pada tahun 1972 menjadi Rp 10 ribu pada tahun 2005. TermasukSimpanan Harkop dari Rp 100 pada tahun 1972 berobah menjadi Rp5.000 pada tahun 2005.

Secara alamiah, sangat jelas Koperasi Permata memupuk permodalan

Kinerja Koperasi Permata (dalam Rupiah)

NO. URAIANTAHUN

2002 2003 2004

1. Simpanan Pokok 26.745.000 26.445.000 34.550.0002. Simpanan Wajib 26.745.000 3.749.187.902 3.278.128.6743. Donasi 12.000.000 52.000.000 52.000.0004. Cadangan 16.471.067 16.471.067 14.971.0675. SHU 380.513.358 418.811.855 438.963.3366. Asset 3.791.426.009 4.493.409.149 5.212.422.916

380.513.358

418.811.855

438.963.336

2002 2003 2004

Perkembangan SHU

Koperasi Permata, 2002-2004

Page 118: Isi Perkotaan OK

118Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

dari yang kecil sampai menjadi besar. Tak lain, keberhasilan ini semata-mata karena kesabaran, keuletan dan berkomitmen para anggota meng-amalkan motto “Saeutik Mahi Loba Nyesa”. Menurut penuturan parapengurus Koperasi Permata, hal ini tak ubahnya ibarat lebah membangunsusah payah sarang dan akhirnya banyak mengandung madu juga.

USP DAN DIVERSIFIKASISampai saat ini, Unit Simpan Pinjam masih menjadi unggulan untuk

melayani kebutuhan anggota. Berikut catatan garis besar statistikkeragaan USP Koperasi Permata selama sepuluh tahun terakhir.

Sekali lagi, terutama dengan pertimbangan mengikuti roda perkem-bangan jaman, Koperasi Permata mulai merambah unit usaha yabngdibutuhkan anggota maupun warga masyarakat. Secara kronologis,pembukaan bisnis baru ini sebagai berikut.

Pertama, pada tahun 1981 mendirikan kantor untuk operasionalkoperasi sendiri maupun untuk disewakan kepada pihak lain. Termasuksarana waserda demi memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat.

Kedua, tepatnya pada 9 Juli 1984 Koperasi Permata membangunGedung Aspirasi. Semula dimaksudkan untuk asrama putri bagi anakanggota koperasi yang bersekolah di Kabupaten Kuningan. Tapi sehu-bungan SPG berakhir dan SMA sudah ada di kecamatan-kecamatan,maka gedung tersebut beralih fungsi menjadi Gedung Wisma Permata.Berkapasitas 24 kamar tidur dan dua buah aula untuk keperluan rapat-rapat, penataran serta di lengkapi dengan fasilitas penunjang.

Ketiga, membangun lapangan tenis pada tahun 1985. Tujuannya,menyalurkan bakat olah raga bagi para anggota dan masyarakat padaumumnya. Termasuk menunjang program pemerintah waktu itu, yaitumemasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat.

Keempat, mendirikan bisnis wartel pada tahun 1994. Unit ini, tak

Unit Wartel menjadi pilihananggota dan masyarakat

memenuhi kebutuhankomunikasi.

Agu

s Su

nyot

o

Page 119: Isi Perkotaan OK

119 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

lain juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan anggota di bidangtelekomunikasi. Saat ini, koperasi memiliki 4 kamar bicara umum (KBU)di dekat kantor koperasi dan satu KBU berlokasi di Gedung WismaAspirasi.

PRESTASI DAN PARTISIPASI ANGGOTAKalau pun menyusul perjalanan usahanya, Koperasi Permata

kemudian meraih sejumlah penghargaan memang tak terhindarkan.Namun perlu dicatat, buah pertama pengakuan yang datang dari instansiterkait terjadi setelah 10 tahun koperasi membanting tulang. Persisnya,pada 1982 koperasi ini menyabet prestasi sebagai Koperasi HarapanTingkat Nasional dari Menteri Perdagangan dan Koperasi.

Berturut-turut di tahun kemudian, koperasi ini juga meraih berbagaikategori koperasi terbaik. Dari kategori koperasi wanita, penabung, jasateladan sampai Koperasi Berprestasi dari Gubernur Jawa Barat. Sebagianbesar pencapaian ini, uniknya seringkali bersifat lokal.

Yang pasti, Koperasi Permata yang didirikan sejak 1972 ini telahmengarungi pasang surut dan terpaan badai berbagai krisis. Namunkenyataannya tetap eksis dan jumlah anggota terus meningkat. Ini jelasmenandakan adanya kepercayaan dari masyarakat dan partisipasi yangtinggi dari para anggota.

Semangat tidak kenal lelah dalam kebersamaan, kemartabatan dankegotong-royongan dipikul bersama dengan komitmen tinggi. Tegasnya,hal ini menjamin koperasi benar-benar menjadi sense of belonging bagipara anggota.

Pendekatan partisipatif para anggota, tampaknya menjadi inspirasipengelola koperasi untuk mengembangkan usaha seperti waserda,asrama, penyewaan lapangan tennis, usaha rental. Demikian juga penye-lenggaraan pendidikan dan pelatihan, merupakan langkah-langkahmanajerial demi mengembangkan kualitas manajemen Koperasi Permata.

TH JML ANGGOTA AMPRAHAN PINJAMAN PIUTANG SIMPANAN SHU

1995 3.881 1.901.295.000 1.627.335.000 754.053.060 887.557.344 125.502.634

1996 3.751 1.978.570.000 1.892.847.265 819.566.385 1.038.473.532 135.000.000

1997 3.725 2.447.125.000 2.281.795.000 1.034.862.000 1.186.987.660 150.000.000

1998 3.652 3.219.930.000 2.733.600.000 1.225.535.100 1.302.120.467 180.000.000

1999 3.657 3.915.200.000 3.278.455.000 1.453.176.000 1.500.904.168 250.644.649

2000 3.675 4.741.540.000 3.985.965.000 1.771.243.285 1.812.368.008 280.194.936

2001 3.624 5.451.300.000 4.686.425.000 2.030.093.000 2.145.178.312 350.055.671

2002 3.566 5.654.750.000 4.888.555.000 2.133.095.230 2.452.298.039 380.513.358

2003 3.526 5.920.200.000 5.278.857.500 2.301.465.180 2.858.830.902 418.811.855

2004 3.455 6.531.200.000 6.073.950.000 2.564.489.650 3.415.266.174 438.963.336

Page 120: Isi Perkotaan OK

120Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Sebagai koperasi andalan di Kabupaten Kuningan dan sudah ber-kiprah selama 33 tahun, keberadaan Koperasi Permata sungguh dirasakanmanfaatnya bagi para anggota dan masyarakat sekitarnya.

ASET DAERAHInilah kalau sekilas melihat kondisi Koperasi Permata Kabupaten

Kuningan, yang notabene dibidani oleh kaum perempuan. Secaraobyektif, ternyata tidak kalah bersaing dibandingkan dengan pengelolaankoperasi oleh kaum laki-laki. Ini dibuktikan dari prestasi-prestasi yangdicapai baik di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.

Koperasi ini terus-menerus mengalami kemajuan dari tahun ke tahun.Ini dibuktikan dengan peningkatan permodalan, aset, keanggotaan, sertaSHU. Dan yang tak kalah penting, sudah berbuat memberikan yangterbaik kepada anggota khususnya dan masyarakat umumnya.

Sejumlah pengurus Koperasi Permata mengungkapkan, pihaknyaselalu berusaha dengan segala kemampuan untuk tetap mempertahankaneksistensi koperasinya. Argumentasinya, sejauh ini koperasi ini sudahdianggap sebagai aset daerah Kabupaten Kuningan. Sejalan dengan ini—juga seirama dengan era otonomi daerah saat ini—mereka mendesakpemerintah lebih memberikan perhatian kepada koperasi. ***

Page 121: Isi Perkotaan OK

121 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah121 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Koperasi PengangkutanUmum Medan

MENGGELINDINGDENGAN RODA ARMADA

SUMATERA UTARA

Dok

umen

tasi

Page 122: Isi Perkotaan OK

122Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

S ebagai kota besar ketiga, setelah Jakarta dan Surabaya, Medanmerupakan kota bisnis dengan tingkat kesibukan manusia yangtinggi. Masalah transportasi di dalam kota dan antarkota, misalnya,

menjadi kebutuhan kota yang penting. Peluang bisnis yang baik ini,khususnya membantu kelancaran mobilitas masyarakat, mengusik benaklima tokoh setempat. Mereka adalah Baharudin Nur, Radi Suharto,Abdul Aziz Tanjung, Abdul Jalil dan Saidi Pangaribuan. Kelimanyabersepakat membentuk koperasi dengan nama Koperasi PengangkutanUmum Medan (KPUM). Koperasi ini berlokasi di Jalan Rupat No. 30-32, di tengah ibu kota Sumatera Utara, Medan.

KPUM memperoleh status badan hukum pada 14 Mei 1974 denganNo. 2381.B/BH/III (UU12/67). Di awal pendirian, KPUM hanya me-miliki angkutan umum bemo. Armada KPUM terus berkembang sampaisekarang seperti ditunjukkan Tabel 1. Upaya KPUM mengembangkan

Tabel 1. Perkembangan Armada KPUM

Uraian 2001 2002 2003 2004 2005

unit Pengemudi

Jenis Daihatsu:1. Hijet 55 (1979-1982) 532 437 333 322 3222. Hijet 1000 (1983-1986) 1.156 1.147 1.089 1.040 1.0393. Zebra (1987-1990) 1.089 1.064 1.040 1.019 9974. Jumbo (1991-1995) 1.600 1.724 1.752 1.767 1.6795. Espass (1996-2004) 1.008 1.371 1.557 1.734 1.730

Jumlah Daihatsu 5.385 5.743 5.771 5.882 5.767

Jenis Panther:1. Isuzu Panther (1991-1992) 8 6 6 - -

Sub Total 5.393 5.749 5.777 5.882 6.049 8.354

Bus Besar Luar Kota1. Bus MRE 139 2782. MPUMRT 125 250

Taksi Matra 200 427

Betor (Becak Bermotor) 1.200 1.200

Jumlah Total 7.713 10.609

Peran pemerintah mendukungKPUM memenuhi kebutuhan

kendaraan angkutan.

Dok

umen

tasi

Page 123: Isi Perkotaan OK

123 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 2. Perkembangan Anggota & Karyawan KPUM

TahunAnggota Karyawan

Anggota CalonTotal

Karyawan KaryawanTotalPenuh Anggota Tetap Tidak Tetap

2001 4.675 173 4.844 113 370 483

2002 4.819 187 5.006 134 441 575

2003 4.856 133 4.989 146 378 524

2004 4.885 155 5.040 152 401 553

2005 4.992 152 5.144 134 395 529

diri terus berlanjut, dengan melakukan diversifikasi usaha vertikal danhorisontal yang sifatnya saling melengkapi. Penganekaan inimenghasilkan efek rembesan ke bawah (trickle down efect) baik bagipara pelaku bisnis maupun bagi masyarakat umum. Selain itu, jugamemiliki daya serap tenaga kerja yang cukup berarti untuk membantumemecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan.

Sampai dengan tahun 2005, unit-unit usaha dimaksud meliputi:Medan Raya Tour (Angkutan Eksekutif Luar Kota), Bus Medan RayaExpress (Angkutan Luar Kota & Dalam Kota), SPBU, USP, BengkelFajar Raya, Beca Bermotor, Perumahan dan Taksi Matra. Andalan unitusaha KPUM yang memberi sumbangan besar terhadap pendapatanKPUM adalah unit jasa angkutan dan USP. Baik jumlah anggota maupunkaryawan koperasi ini dari tahun ke tahun tumbuh mengesankan sepertiterlihat pada Tabel 2.

Jumlah anggota dan calon anggota berkembang dari 4.844 orangpada tahun 2001 menjadi 5.144 orang pada tahun 2005 (tumbuh 6,19%).Begitu pula jumlah karyawan, berkembang dari 483 orang pada tahun2001 menjadi 529 orang pada tahun 2005 (tumbuh 9,52%). Jumlahpengurus koperasi hingga 2005 terdiri dari T. Ferdinand (Ketua Umum);bersama S.L. Hutagalung, D. Sembiring dan H. Asril Muas Tanjung(masing-masing Ketua I, II dan III); Thahir Ritonga, BBA dan RifaiSaragih, SH (Sekretaris I dan II); dan Parlaungan Purba (Bendahara).Di jajaran pengawas yang beranggotakan tiga orang dengan ketua St.M. C.H. Simatupang (Ketua) dan Zulkarnain dan Ir. Maringan Siregar(Anggota).

Koperasi inijuga menyisih-kan sejumlahdana dari alokasipembagian SHUuntuk keperluansosial dan pendidikan. Tabel 3 menujukkan bentuk perwujudan dankomitmen KPUM terhadap dua prinsip koperasi. Yaitu kepedulianterhadap lingkungan dan orientasi pendidikan serta pelatihan.

Tabel 3. Perkembangan AlokasiDana Pendidikan & Sosial KPUM

Jenis Dana (Rp.) 2003 2004 2005

Dana Sosial 30.020.358 37.702.358 40.878.550

Dana Pendidikan 76.115.893 88.301.295 120.354.676

Page 124: Isi Perkotaan OK

124Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

PEREMAJAAN ARMADAPotensi bisnis bidang transportasi memang menarik, khususnya me-

ngingat laju pertumbuhan jumlah penduduk di kota besar. Perjalanankoperasi sektor angkutan yang lumayan panjang ini mau tak mau berha-dapan dengan masalah peremajaan angkutan, yang untuk itu memer-lukan investasi sangat besar. Masalah lainnya adalah dampak kenaikanharga BBM dan masalah efisiensi perusahaan yang cukup menggangguperkembangan usaha koperasi ini. Pengelola harus dapat mengkaji secaraakurat untuk mengupayakan pemecahannya. Terlebih di jalur jasa ang-kutan ini koperasi menghadapi persaingan yang makin ketat. Sehingga,partisipasi aktif dan ide-ide cerdas dari segenap jajaran personel kope-rasi (Pengurus, Pengawas, karyawan, pengemudi) di samping kerja samadari seluruh stakeholder akan menjadi jawaban penting bagi keber-lanjutan KPUM.

Secara obyektif, beratnya koperasi meremajakan segenap armadanyasangat jelas bila kita mencermati Tabel 4. Total modal luar koperasi,misalnya, sudah lebih besar dari modal sendiri. Aset koperasi punsemakin menurun. Ditinjau dari sisi rasio keuangan, semakin jelas bahwasolusi jitu haruslah benar-benar ditemukan. Hal ini bisa dicermati dariTabel 5.

Aspek likuiditas mencerminkan kemampuan koperasi memenuhikewajiban atau hutang jangka pendeknya. Likuiditas KPUM pada tahun2003, 2004 dan 2005 seluruhnya berada di atas standar umum, yaitu200%. Ini berarti posisi likuiditas KPUM cukup baik dan aman. Namunbisa juga berarti bahwa piutang pinjaman anggota terlalu besar hinggadiperlukan sistem penagihan yang lebih efektif.

Aspek solvabilitas memberikan informasi tentang kemampuankoperasi dalam menutup seluruh hutang (jangka pendek dan jangka pan-

Kekompakkan mendasarikesuksesan KPUM.

Dok

umen

tasi

Page 125: Isi Perkotaan OK

125 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 4. Perkembangan Kinerja Usaha KPUMUraian (Rp) 2001 2002 2003 2004 2005

SHU 353.949.000 542.643.000 833.067.170 599.509.058 548.123.180

Modal Luar 14.696.894.078 14.452.483.719 10.239.724.680 38.566.549.945 42.759.340.335

Modal Sendiri 7.255.241.597 6.715.376.608 6.403.240.018 7.315.837.483 8.152.598.962

Assets 22.998.116.438 21.483.098.327 18.281.031.867 42.129.100.025 52.145.896.015

Pendapatan Kotor - - 19.050.892.698 12.733.743.843 11.685.156.959

Pengeluaran Kotor - - 18.217.825.528 12.134.234.785 11.137.033.779

Hutang Lancar 295.550.317 5.969.107.178 3.311.346.661 8.012.196.966,2 12.188.143.806,6

Harta Lancar 16.997.180.856 14.958.095.527 11.408.475.991,8 38.295.823.972,9 42.847.697.398,2

Volume Usaha 4.814.533.000 31.918.558.000 54.985.102.000 40.594.641.000 38.376.123.000

jang). Rasio solvabilitasKPUM pada periode tahun2003, 2004 dan 2005 me-nunjukkan angka yang terusmenurun, yaitu sebesar178,53%, 122,2% dan121,95%. Artinya, kemam-puan koperasi memenuhikewajiban seluruh hutang-nya semakin melemah. De-ngan kata lain, nilai modalsendiri semakin kecil se-mentara modal luarnya (total hutang) semakin besar. Dalam kasus inipengurus tentunya mempunyai PR khusus untuk memperbesar modalsendiri hingga dapat mempermudah dalam mengakses ke perbankanatau kreditur lainnya.

Rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi dalam mening-katkan SHU. Rentabilitas semakin tinggi berarti semakin baik. Rasiorentabilitas KPUM pada periode tahun 2003, 2004 dan 2005 jugasemakin menurun. Hal ini tentunya memberikan sinyal kepada KPUMyang harus meningkatkan volume usaha dan pangsa pasar dengan me-mangkas inefisiensi di bidang organisasi ataupun bidang usaha.

PENGEMBANGAN ORGANISASIDalam mengelola koperasi, pengurus selalu berupaya menyusun kiat-

kiat praktis yang mudah diterapkan. Antara lain mengedepankan prinsiptujuan kebersamaan internal dan eksternal (dinas pemerintah yang ber-kompeten dan para stakeholder usaha KPUM). Koperasi berupaya ber-orientasi kepada kebutuhan anggota dan konsumen lainnya. Misalnya, upayaterus mencari sumber pendanaan untuk kebutuhan peremajaan angkutan.Upaya kemitraan untuk memperoleh akses modal menghasilkan pinjamanPNM sebesar Rp 4,5 miliar dan pinjaman Bank Mandiri sebesar Rp 8miliar. Dengan mencanangkan moto “Tiada hari tanpa prestasi”, koperasi

Tabel 5. Rasio Keuangan KPUM

Uraian 2001 2002 2003 2004 2005

- - 344,53 335,68 351,55

- - 178,53 122,2 121,95

- - 4,56 1,27 1,05

1. Likuiditas (%)Current Ration=

Harta Lancar

Kewajiban Lancar

2. Solvabilitas (%)Total Assetto Total Debt

=Asset Total

Modal Luar

3. Rentabilitas (%)S H U

Total AssetReturn OnAsset (ROA)

=

Page 126: Isi Perkotaan OK

126Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

berusaha memotivasi dan memacu semangat kerja SDM.Tradisi pemilihan pengemudi terbaik, dan pemberian hadiah untuk

memotivasi pengemudi bekerja dengan prima, dilanjutkan. Terkaitdengan ini, koperasi membentuk Serikat Tolong Menolong (STM) bagipengemudi KPUM. Serikat ini bertujuan menciptakan kebersamaanmelalui pemberian berbagai jenis santunan meninggal, sakit, menikah,THR dan insentif. Kiat-kiat praktis tersebut dilaksanakan secarakonsisten oleh KPUM dan secara lentur dapat diubah sesuai denganperubahan situasi, kebutuhan anggota dan kebutuhan konsumen.

Cukup menarik membandingkan tren kinerja usaha KPUM dan rasiokeuangannya serta pertumbuhan permintaan masyarakat terhadap jasatransportasi yang terus meningkat. Ambil contoh berdasarkan modelanalisa BCG matrik, posisi bisnis koperasi ini cenderung berada dalamkondisi tanda tanya. Artinya, KPUM memiliki pangsa pasar relatifrendah, sementara pertumbuhan permintaan jasa transportasi terusmeningkat. Karenanya, KPUM perlu melakukan terobosan pasar yanglebih agresif. Antara lain melalui peningkatan kualitas seluruh SDMkoperasi. Termasuk pengemudi, pelayanan prima terhadap konsumen,peningkatan efisiensi usaha, pembenahan administrasi keuangan danakuntansi. Tidak kalah penting, pemahaman dan penerapan prinsip dannilai-nilai koperasi secara lebih nyata. Mengapa demikian? Sebab, itulahbasis mengelola usaha dan organisasi secara lebih profesional.***

Selain angkutan, KPUM jugamerambah bisnis perumahan.

Dok

umen

tasi

Page 127: Isi Perkotaan OK

127 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TENGAH

Kopinkra Sutra Ayu Pekalongan

127

KEPERCAYAANNYAWA KEBERHASILAN

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 128: Isi Perkotaan OK

128Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

iapa tidak kenal dengan Pekalongan, salah satu kota di pantai utara(Pantura) Jawa Tengah. Tidak lain, daerah tersebut memiliki potensiyang dapat diandalkan untuk mengangkat derajat ekonomi masya-

rakat. Salah satunya, adalah kerajinan batik dan tenun. Berkat banyaknyaindustri pertekstil dan kelompok pembatikan, maka kota Pekalongantermashur dengan sebutan kota batik. Untuk itu, khasanah budaya bangsaini wajib dipelihara dan dilestarikan agar terus tampil dengan ciri khasnya.Potensi lain yang terkenal dan banyak tumbuh adalah koperasi, baikkoperasi jasa maupun koperasi batik

Salah satu koperasi yang digeluti kaum ibu ini juga sebagaian besaranggotanya mempunyai usaha di bidang pertekstilan. Bahkan koperasidari para perajin ini telah berkembang. Kinerjanya bukan hanya terkenaldi seputar Pekalongan tetapi hingga ke lingkup nasional. Keberhasilanini, selain ulet dan kemampuan pengurus dalam memobilisasi anggota,juga selektif dalam merekrut anggota. Sehingga anggota yang tergabungbetul-betul memandang koperasi sebagai wadah untuk menunjang kegiatanekonomi.

Melihat antusias dan tingginya partisipasi anggota, maka penguruspun sangat menjunjung tinggi nilai kepercayaan itu. Salah satu bentukkomitmen anggota itu, yaitu setiap meminjam pengembaliannya selalutepat waktu. Serta menjaga hubungan baik dengan mitra, relasi dan sesamaanggota. Sehingga Koperasi Pengrajin Industri Rakyat (Kopinkra) ber-nama Sutra Ayu ini tetap mendapat simpati masyarakat dan pihak-pihakterkait. Nah, untuk menjaga imej dan komitmen tersebut, koperasi yangberlokasi di Pekajangan, Pekalongan Jawa tengah ini sangat selektif dalammerekrut atau menerima keanggotaan baru. Menurut Meutia FaridaRusminto, ketua, hal itu dilakukan agar mendapatkan anggota yangberdisiplin, sehingga koperasi ini akan tetap sehat.

Terbentuknya koperasi yang dipimpinya itu memang untuk menjadikoperasi yang baik. Tujuanya, agar menghasilkan wanita-wanita pengu-saha yang tangguh. Menjadikan mereka sebagai pemain bisnis yang handaldan ulet. Untuk poin itu tutur bu hajah ini, sudah terbuktikan. Di antaranya,saat krismon menggerogoti perekonomian bangsa kita, wanita-wanita ang-gota koperasi di kota batik ini kondisinya tetap bugar. Roda-roda ekonomipara ibu bahkan berputar makin kencang.

Salah satunya, karena produk tekstil yang mereka kerjakan berbahanbaku lokal. dan tetap banyak tersedia jadi sehingga tidak sampai telatuntuk memperolehnya. Artinya, harga beli tetap dengan rupiah dan bahanbakunya tersedia. Mereka pun menikmati untung yang lumayan. Karena,harga jual melonjak. Namun, suasana seperti itu diakui pengurus tidakbertahan lama. Kenyataanya, harga-harga lalu melangit lagi.

Kelebihan lain, mereka telah membangun jaringan pasar. Sehingga,hasil kerajinan tangan mereka tidak kuatir basi. Bahkan pasarnya telahterbentang luas dari Sabang hingga Merauke, pemasaran sudah hampirmerambah seluruh Indonesia.

Alhasil, koperasi yang berdiri pada 28 Pebruari 1992 dan memperolehstatus Badan Hukum dengan Nomor: 11859/BH/VI/1992, kini telah

S

Page 129: Isi Perkotaan OK

129 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

menikmati keberhasilannya. Namun, hasil yang telah di genggaman itu,diakuinya tidak mudah untuk mendapatkannya. Melainkan, memerlukanketekunan dan kesabaran.

Terbentuknya Kopinkra tersebut adalah bermula dari kelompok usahabersama (KUB) bordir dengan anggota 18 orang pada 1987. Kemudiansetiap tahun anggotanya bertambah. Mengingat keseriusan pengurus dalammengembangkan usaha, maka lembaga donor bernama UNDP (UnitedNation Development Program) pun kepincut untuk melakukan pembinaan.Realisasinya, KUB yang beranggotakan para ibu dan remaja putri inimendapatkan bantuan. Bentuknya berupa bahan baku sifon sebanyak4.000 yard, 10 unit mesin jahit dan dua unit mesin bordir.

Ternyata, dengan adanya perhatian dari pendonor asing itu cukupmemompa semangat kelompok usaha tersebut. Terbukti niat berusaha yangpermanen pun terus berkobar, hingga terealisasilah lembaga usaha yangberbadan hukum koperasi. Langkah selanjutnya mereka menggalangmodal berupa simpanan pokokdan simpanan wajib. Dengan mo-dal tersebut, mereka gunakan untukmembeli bahan dalam jumlahlumayan besar.

Mengingat, jika dengan duakomponen modal itu akan sangatsulit untuk meningkatkan permo-dalan. Lalu, terpikirlah oleh me-reka untuk menggalang dana darianggota. Dengan bertambahnyamodal dari simpanan suka rela dansimpanan lain digunakan untukmeningkatkan volume usaha.

Untuk meningkatkan keca-kapan dan wawasan, anggota men-dapatkan pendidikan dan pelatihan,seperti pelatihan manajemen, keuangan, pemasaran, perpajakan dandesain. Instansi yang ikut membumbui keterampilan mereka di antaranyaDeperindag, Depkop dan Dekopinda. Agar ide-ide kreatif terus tersalurkan,mereka mempunyai agenda pertemuan mingguan dan bulanan. Ajangtersebut sekaligus sebagai tempat tukar informasi maupun evaluasi sesamaanggota.

Atas keberhasilan pengurus menanamkan budaya “Kepercayaanadalah nyawa”, Kopinkra Sutra Ayu ini kerap memperoleh kredit-kreditberbunga lunak. Sebut saja mereka yang urun bantuan modal seperti PTBapindo, BRI, BNI, Bank Eksim, PT Krakatau Steel dan program ModalAwal Padanan (MAP), kompensasi BBM dari Kantor Menegkop-UKM.

Pada pada buku 2001, Kopinkra Sutra Ayu ini mampu menunjukanjati dirinya sebagai koperasi sejati. Tempat untuk mengendalikan segalakegiatan usaha yang representataif telah dimilikinya. Yaitu sebuah kantorberlantai dua di atas tanah seluas 170 meter persegi. Kantor yang multi

Kegiatan jual beli di counter milikKopinkra Sutra Ayu.

Slam

et A

W

Page 130: Isi Perkotaan OK

130Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

fungsi baik untuk pusat administrasi maupun show room hasil kreasianggota, diresmikan Menegkop dan UKM, Alimarwan Hanan pada 30Maret 2002.

Sekitar empat tahun menem-pati kantor sendiri, koperasi ber-angotakan 266 orang ini dinobatkansebagai Koperasi Terbaik Nasional,pada puncak peringatan Hari Ko-perasi Ke-58, 12 Juli 2005 diBandung. Penghargaan tersebutmerupakan bentuk perhatianpemerintah atas kinerja yang solid.

Kopinkra Sutra Ayu per 31 Desember 2005 membukukan total aktivasebesar Rp 1,247 miliar. Dari volume usaha sebesar Rp 2,1 miliar, koperasimembukukan Sisa Hasil Usaha (SHU) sekitar Rp 220 juta.

MANFAAT BAGI ANGGOTAKopinkra Sutra Ayu merupakan koperasi produsen yang telah

membuktikan eksistensinya. Keberadaanya membawa manfaat bagianggota. Terutama bagi anggota yang membutuhkan bantuan modal.Mengingat akses permodalan dari perbankan selain memerlukan agunanjuga memakan waktu. Sementara, bagi anggota koperasi yang pengusahamikro sektor tekstil ini memerlukan kecepatan dan ketepatan. Cepatmendapat modal akan tepat memperoleh barang yang diinginkannya.Banyak angota yang meminjam dengan jangka waktu dua tahun tetapidalam tiga bulan saja sudah melunasi. Manfaatnya ganda, bagi koperasimendapatkan jasa dan anggota lain memiliki kesempatan meminjam.

Perihal manfaat dengan menjadi koperasi diakui Choliqoh, selainmendapat teman banyak sehingga mudah mendapatkan berbagai informasiyang berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga. Dia mengakuiperbedaan yang mencolok, padahal ibu tiga anak itu telah menjadipengrajin sejak masih SLTA tetapi usahanya tidak berkembang. Barupada 1989 ketika bergabung dengan Kopinkra Sutra Ayu, usahanyagrafiknya mulai naik.

Berbekal modal satu unit mesin bordir seharga Rp 6,5 juta, pada tahunbuku 2004 sudah mempunyai delapan unit. Mesin jahit enam unit danmesin bordir dua unit. Produk kerajinan yang dihasilkan di antaranyamukena, busana muslim, kebaya, longdres dan baju koko. Kemampuanmemproduksi per hari untuk mukena per mesin bisa 16 buah kalau dasteratau longdres per mesin per hari mampu 7–9 buah. Cucu tiga cucu itumengaku manfaat koperasi sangat besar, dari hanya sebagai kuli mampumeningkat menjadi membayar kuli.

Soal pemasaran, imbuh pengusaha mikro yang sejak SLTA sudahmempunyai karyawan empat orang ini, cukup lancar. Selain menjual dipasar lokal juga ke pasar Klewer, Solo dan pasar Tanah Abang Jakartaserta melayani pesanan yang terus mengalir.***

Kinerja Kopinkra Sutra Ayuper 31 Desember 2005

Aktiva Rp 1,247 miliar

Volume usaha Rp 2,1 miliar

SHU Rp 220 juta

Page 131: Isi Perkotaan OK

131 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TENGAH

Koperasi Pengusaha Batik SetonoPekalongan

131

MERAJUTEKONOMI PEMBATIK

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 132: Isi Perkotaan OK

132Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

ota Pekalongan, Jawa Tengah yang terdiri dari empat kecamatan,46 kelurahan dan berpenduduk 246.932 jiwa (sensus 2004),merupakan lahan subur bagi tumbuhnya koperasi batik. Acuannya,

dari 40 unit primer koperasi batik di tanah air yang menjadi anggotaGabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), tujuh di antaranya beradadi Pekalongan. Sedang di kota-kota lain hanya satu-dua saja, kecuali diYogyakarta terdapat lima unit koperasi batik. Hal ini sekaligus men-cerminkan, anggota perorangan GKBI mayoritas berada di kota Peka-longan. Dari sekitar 8.000 anggota perorangan GKBI, sekitar 3.000 orangberada di kota ini.

Namun, masa kejayaannya sudah berlalu. Pada dekade tahun limahingga tujuhpulahan berada pada puncak keemasan. Begitu pula pascakehancurannya tahun delapan puluhan, sudah menjadi cerita usang seiringmakin meredupnya kegiatan anggota para pengrajin/pengusaha batik tulisdan batik cap. Kebangkrutan itu lantaran tak mampu bersaing denganmunculnya produk-produk batik printing. Lantas, bagaimana kondisi darikoperasi itu di era 2006?

Dari segi aset sebenarnya masih lumayan kaya, nilainya masih menca-pai miliaran rupiah, tetapi dari segi bisnis nampak mengendur. Demikianjuga secara kelembagaan tetap eksis, namun secara usaha mati suri terutamadalam pengelolaan pabrik Cambrics yang memproduksi kain mori. Bahkanpabriknya ada yang telah dijual dan sebagian dibiarkan menjadi bangunantua yang tidak terawat.

Menurut M. Rofiqur Rusdi, Sekteraris Koperasi Batik PPIP (PersatuanPembatikan Indonesia Pekalongan), koperasi ini memiliki pabrikberukuran besar jumlahnya tujuh unit. Bukti secara kelembagaan masiheksis, setiap tahun selalu menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan(RAT). Keanggotaanya juga tetap lestari, meski banyak di antara merekatidak lagi berbisnis batik. Berkat berlakunya tradisi unik yang jarangdimiliki koperasi di daerah lain. Yakni, walau si anggota telah meninggaldunia, asalkan belum pernah mengundurkan diri, keanggotaannya akandiwariskan kepada salah seorang anak atau cucunya. Tergantungkesepakatan keluarga siapa yang mewakilinya.

Jadi, tidak usah heran imbuh sarjana lulusan Institut Pertanian Bogor(IPB) ini, kalau anggotanya sebagian besar tidak lagi mereka yang duluaktif membatik, karena sudah tergantikan oleh keturunannya. Ia sendiripewaris orang tuanya yang telah tiada. Kebijakan seperti ini menurut Rusdijuga berlaku bagi koperasi batik lainnya di Pekalongan.

SISA KEJAYAANBila menoleh kebelakang, koperasi batik di Pekalongan ini di era

1960-an memiliki peran cukup besar, sehingga mengundang decak kagumbagi yang melihatnya. Dari tujuh koperasi batik itu, semuanya mempunyaipabrik Cambrics yang memproduksi kain mori untuk bahan baku batik.Bangunan pabriknya rata-rata berukuran besar dan mampu menampungratusan unit mesin tekstil dari jenis ATM (Alat Tenun Mesin). Termasukyang juga dimiliki oleh Koperasi Batik Setono, beberapa bangunan pabrik

K

Page 133: Isi Perkotaan OK

133 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

miliknya mampu menampung sekitar 200-an unit mesin ATM.Sayangnya, sebagian besar bangunan tua yang mereka miliki sudah

tampak kumuh dan tidak lagi berfungsi. Kalau toh dapat menghasilkanuang, tak lebih dari hasil sewa-kontrak dengan pihak lain. Koperasi-koperasi batik yang pernah memiliki pabrik-pabrik besar, selain koperasiBatik Setono adalah PPIP, Koperasi Batik Pekajangan, Koperasi BatikBuwaran, Koperasi Batik Kopindo di Wiradesa, Koperasi BatikWonopringgo di Kedungwuni dan Koperasi Batik Persaudaraan di Comal-Pemalang.

Menurut Mirza Luthfi Mufthi, Ketua Koperasi Pengusaha Batik Setono(KPBS), koperasi yang dipimpinnya masih mempunyai harta sekitar Rp15 miliar. Sebagian besar berbentuk tanah dan bangunan di beberapatempat. Pabrik Cambrics yang dulu dimilikinya masih utuh, sebab yangdijual hanya mesinnya saja. Sedang bangunannya telah beralih fungsimenjadi toko, serta pasar grosir tekstil yang lumayan ramai di Pekalongan.

KOPERASI TERTUAKBPS dan Pekajangan merupakan yang tertua, didirikan jauh sebelum

negeri ini merdeka, yakni pada 1939. Izin operasional pun masihberdasarkan UU Koperasi No 91/1927 bikinan kolonial. Kemudian, secaraberturut-turut menyusul koperasi batik lain seperti Buwaran, PPIP,Wonopringgo, Kopindo dan Persaudaraan. Selanjutnya, Pekalongan kalaitu pun tumbuh menjadi kota industri batik yang menjadi tumpuanekonomi masyarakat mengais rezeki, terutama para perajin batik.

Sejarah yang melatarbelakangi terbentuknya koperasi, dikarenakansistem perdagangan bahan baku batik, baik kain mori maupun obat-obatansulit diperoleh. Jika ada, barang dagangan tersebut telah dikuasai olehpedagang etnis Tionghoa, yang seenaknya menentukan harga. Sehingga,tutur Achsan Syukur, sekertaris KPBS, untuk mengatasinya para pengrajinbatik sepakat membentuk koperasi. Selanjutnya, menjadi pemasok bahanbaku kepada anggotanya.

INOVASIYang menarik dan perlu ditiru adalah inovasi yang dilakukan oleh

pengelola KPBS Setono. Betapa tidak, disaat yang lain belum memulaimembuka bisnis grosir secara besar. Dia telah menyulap bekas pabrikCambrics-nya di Jl Raya Pekalongan Timur berserta lahannya menjadipasar grosir tekstil. Untuk ukuran Pekalongan, pasar grosir ini tergolongbesar. Menurut Achsan yang juga pendiri KPBS mengungkapkan ketikapasar Tanah Abang Jakarta terbakar beberapa waktu lampau, pedagangkain dari sana datang ke pasar grosir Setono Pekalongan memborongtekstil.

Ada dua komplek pertokoan dibekas lahan pabrik seluas lima hektarini. Sebanyak 70 unit toko baru dibangun kerja sama dengan pihak ketigadengan sistim BOT. Setelah sepuluh tahun kemudian, bangunannya resmimenjadi milik Koperasi Setono. Sedang lainnya bekas ruangan pabrikdan gudang direnovasi menjadi kios yang jumlahnya mencapai ratusan

Page 134: Isi Perkotaan OK

134Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

unit. Di pasar grosir ini, khususnya bangunan kios pengelolaanya besamadengan PT Pasar Grosir dengan pola bagi hasil, 60% untuk koperasi dan40% untuk investor.

KPBS Setono ini memang kaya pengalaman karena usia. Sehingga,koperasi dengan anggota per 31 Desember 2005 sebanyak 291 orang iniberani melakukan beberapa terobosan bisnis. Hal tersebut dapat dilihatdalam RAT tahun buku 2005 yang mencantumkan beberapa unit usaha.Baik penyertaan (investasi) maupun jasa. Ada 10 item usaha denganmaksud terus memberi kontribusi kesejahteraan bagi anggota. Apalagikoperasi ini ingin terus hidup sepanjang masa. Karena ada regenerasikeanggotaan yang secara turun-temurun.

AKTIVITAS USAHABentuk usaha yag berbentuk investasi di antaranya pada GKBI,

bidang usaha koperasi besar simpanan sekitar Rp 440 juta. Di GKBIInvestment yang bergerak dalam usaha ekspor tekstil, perdagangan,swalayan dan penukaran uang asing (money changer) menanamkanmodalnya sebesar sekitar Rp 1,269 miliar, terdiri saham istimewa Rp 407,5juta dan saham biasa Rp 861 juta lebih. Membeli saham 20 ribu lembarsenilai Rp 423 juta kepada PT Apac Inti Corpora, yang bergerak padaindustri tekstil dan komoditi ekspor. Menyertakan modal pada Pasar GrosirSetono Rp 42 juta, perdagangan sapi, jasa kesehatan (rumah sakit danpelayanan kesehatan, pengolahan pupuk organik dan toko swalayan.

Sedang usaha simpan pinjam yang telah otonom, yakni Baitul Maalwat Tamwil (BMT KPBS) dengan modal sekitar Rp 550 juta berasal dariIKSP dan dari pemerintah berupa dana MAP Rp 350 juta. Selain itumenyewakan lahan untuk pusat grosir dengan pengelolaan sistem BOTdengan nilai sewa sekitar Rp 100 juta per tahun. Setelah 10 tahun,bangunan tersebut menjadi milik koperasi.

Hasil dari semua unit usaha koperasi yang mengantongi badan hukumterakhir pada 1997 dengan No 5983b/BH/PAD/KWK.11/1/1997,tertanggal 31 Januari 1997 ini membukukan aktiva di luar gedung dantanah pabrik sebesar Rp 3,080 miliar pada tahun buku 2005. Jumlahtersebut lebih besar dari tahun buku sebelumnya yang sekitar Rp 2,494miliar.***

Tabel 1. Perkembangan Modal dan SHU, 2002-2005

Uraian 2002 2003 2004 2005

1. Modal 1.675.275.508,84 1.745.356.999,22 1.759.905.125,02 1.822.158.270,77

2. SHU 86.279.262,03 34.689.017,48 36.590.438,02 40.947.411,82

Page 135: Isi Perkotaan OK

135 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TENGAH

KPRI Daspin Pekalongan

MENGUTAMAKANKESEJAHTERAAN

135 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 136: Isi Perkotaan OK

136Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

ergerak untuk meningkatkan peringkat kesejahteraan guru-guru dankaryawan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan(Dinas P dan K) Kotamadya Pekalongan, Goenawan Ashari yang

saat itu menjabat Kepala Binsarpralub memprakarsai berdirinya organisasiyang menjadi wadah kesejahteraan guru TK, SD, dan karyawan. Pada 1Mei 1974 didirikanlah sebuah paguyuban bernama Daspin. Paguyubanini selanjutnya dikenal dengan nama Koperasi Pegawai Republik Indonesia(KPRI) Daspin Pekalongan. Daspin adalah singkatan dari “Dengananggota sejahtera perlu ingat keluarga”, semacam ekspresi khas Peka-longan bernada kelakar-serius.

Paguyuban Daspin tumbuh dan menorehkan riwayatnya denganfalsafah “Rukun bala rukun bandha”. Dari tahun ke tahun, berkat sosialisasidan pelayanan pengurus yang cepat, baik dan tepat waktu, serta dukunganggota; paguyuban Daspin eksis mengikuti perubahan seiring denganperkembangan zaman sekaligus menyesuaikan dengan kondisi pereko-nomian. Agar mereka ternaungi secara hukum, lewat RAT 1979

T

paguyuban Daspin diubah menjadi organisasi berbadan hukum koperasifungsional sebagai wadah kesejahteraan PNS dengan nama yang panjang:“Koperasi Pegawai Negeri Daspin Guru SD, TK dan karyawanDepdikbud dan Dinas P dan K, Kota Pekalongan” dengan badan hukumNomor: 9423/BH/VI tanggal 5 Jalanuari 1981. Koperasi itu mem-populerkan diri dengan sebutan KPN Daspin.

Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Khusus tahun 1989 tentangPerubahan Anggaran Dasar Koperasi, KPN Daspin memperoleh penge-sahan Perubahan Akta Badan Hukum Nomor: 9423 a./BH/VI tanggal4 Juni 1990. Dan guna menyesuaikan dengan UU Nomor 25 Tahun

Pengurus dan pengawas siapmenerima kunjungan tamu

sejawat dari Jawa Timur.

Dok

umen

tasi

Page 137: Isi Perkotaan OK

137 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

1992 tentang Perkoperasian, istilah KPN Daspin berubah menjadiKoperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Daspin dengan BadanHukum Nomor: 9423 b./BH/ PAD.KWK.11/XII/96 tanggal 31Desember 1996.

Keanggotaan KPRI Daspin mengalami perubahan setiap tahunnya.Hal ini terjadi adanya anggota yang telah pensiun, pindah mukim ke luardaerah, dan penerimaan pegawai baru di lingkungan Pemda KotaPekalongan. Selama periode 2003-2005 telah tercapai penabung anggotayang cukup banyak. Jumlah itu pada tahun 2000 sebanyak 587 orangtetapi menurun menjadi 572 orang setahun kemudian, atau menyusutsebanyak 15 orang. Tahun 2002 jumlah itu menurun lagi menjadi 552orang. Jumlah itu pada tahun 2003 menyusut lagi menjadi 518 orangterjadi penurunan sebanyak 34 orang, tahun 2004 sebanyak 514 orangterjadi penurunan sebanyak empat orang. Anggota koperasi per 31Desember 2005 tercatat sebanyak 514 orang.

KEORGANISASIAN, MANAJEMEN & USAHAKomposisi kepengurusan KPRI Daspin periode 2004–2006 tetap

berpegangan pada keputusan RAT tahun 2003. Ketua terpilih Drs. Mar-tono Saptoputro dan Wakil Ketua H Alwi, S.Ag, Sekretaris masih diper-cayakan kepada Rusyanto, S.Ag, dan Usada, S.Pd sebagai Bendaharayang dibantu Hj. Sri Suharyati, S.Pd. sebagai Wakil Bendahara. Adapunpembagian tugas, Pengurus dan karyawan untuk masing-masing bidangdilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan. RapatPengurus dilakukan secara rutin sebulan sekali dan rapat gabungan antaraPengurus dan pengawas dilaksanakan tiga bulan sekali. Rapat lain jugademi kepentingan dan kemajuan koperasi bisa saja dilaksanakan untukhal-hal yang sifatnya sangat mendesak.

Pola dan sistem manajemen dilaksanakan oleh Pengurus besertakaryawan yang setiap hari secara teknis melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing, pembinaan dan koordinasi terhadap parakaryawan dilaksanakan pengurus setiap saat, sesuai dengan kapasitas tugasdan tanggung jawabnya dan pengawasan oleh Pengawas secara admi-nistratif, maupun fisik dilakukan setiap tiga bulan sekali atau setiap saat.

Peningkatan dan penyempurnaan administrasi umum dan keuanganterus diupayakan demi terwujudnya koperasi yang sehat, baik sehatorganisasi, mental maupun sehat. Rapat Anggota Tahunan dilakukansecara rutin dan dilaksanakan tepat waktu. Laporan keuangan/pembukuandilakukan dengan menggunakan sistim akuntansi. Laporan yang diperiksakebenarannya oleh pengawas dan diaudit oleh akuntan publik ini disajikanpengurus koperasi pada Laporan Tahunan di dalam RAT. Sebagai dapurkegiatan organisasi, KPRI Daspin telah memiliki sebuah gedung permanenyang berdiri di atas tanah bersertifikat seluas 375 m², berlokasi di Jl.Manunggal No. 99 Kelurahan Kraton Lor, Kecamatan Pekalongan Utara,Kota Pekalongan. Dari penilaian Koperasi dari Dinas Koperasi dan UKMKota Pekalongan, mulai tahun buku 2000 sampai 2005, KPRI Daspinselalu menuai klasifikasi A.

Page 138: Isi Perkotaan OK

138Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Unit bisnis KPRI Daspin meliputi pelbagai bidang usaha. DiantaranyaUSP, jasa perbankan dari bunga tabungan. Kepercayaan anggotamenjadikan koperasi mampu melebarkan usaha ke unit pertokoan danunit aneka usaha. Modal koperasi sejauh ini bersumber dari simpanananggota, yang terdiri dari simpanan pokok sebesar Rp 50.000, simpananwajib sebesar Rp 20.000/bulan, simpanan Hari Raya sebesar Rp 50.000/anggota, simpanan bea siswa sesuai kemampuan anggota dan depositoanggota sesuai kemampuan anggota. Perkembangan permodalan koperasiyang meningkat dari tahun ke tahun adalah berkat kepercayaan anggotaterhadap koperasi.***

Saat pelantikan pengurusdan pengawasKPRI Daspin

Dok

umen

tasi

Page 139: Isi Perkotaan OK

139 Koperasi di TengahLingkungan yang BerubahPenyusunan Berbagai Model dan PotretKoperasi Percontohan139139

JAWA TENGAH

KOPERASI MEKARMAU BELAJAR

Koperasi Wanita Patra(Kopatra) Cilacap

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 140: Isi Perkotaan OK

140Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

etiap pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemkot) menjadikansektor koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM)sebagai pilar ekonomi, tak terkecuali Pemkab Cilacap. Bukan

lantaran kepepet akibat sektor riil belum bergerak, tetapi kekuatanKUMKM telah terbukti. Tenaga kerja pun banyak terserap.

Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyimpan potensi ekonomi yangluar biasa besar, terutama sektor kelautan dan industri minyak-gas (migas).Selain memiliki pelabuhan perikanan terpenting di kawasan SamuderaIndonesia, di Cilacap juga terdapat fasilitas pengolahan bahan bakarminyak (BBM) salah satu yang terbesar di Indonesia.

Cilacap menyimpan pula potensi pariwisata alam dan sejarah. PulauNusakambangan, misalnya, berpotensi untuk dikembangkan menjaditujuan wisata, selain tetap menjadi lokasi penjara kelas satu. Pulau denganpanjang 36 kilometer dan lebar enam kilometer ini mudah dijangkau dariPelabuhan Lomanis, Cilacap. Nusakambangan kelak bisa ‘dijual’ kepadapelancong, seperti Al Catras di Amerika Serikat (AS).

Objek wisata yang saat ini terkenal di antaranya adalah BentengPendem, Pelabuhan Tanjung Intan dan Pantai Teluk Penyu. BentengPendem yang mulai dikembangkan pada akhir 1980-an, mencakup arealseluas sekitar 6,5 hektare (ha). Benteng yang dikelilingi parit-parit dandibangun semasa penjajahan Belanda selama 18 tahun (1861–1879) inisangat ramai dikunjungi wisatawan, terutama di akhir pekan atau harilibur.

Di Cilacap, juga berdiri pabrik semen Cibinong, yang sebelumnyabernama Semen Nusantara, pabrik pengolahan tepung terigu, pupukkantong, industri jamu tradisional, serta sedang di bangun pusat listriktenaga uap (PLTU) terbesar di Indonesia.

Sedangkan untuk mendukung mobilitas para pekerja industri,ekspatriat, dan wisatawan sudah tersedia Bandar Udara Tunggul Wulungdi Desa Tritih Kulon, Kecamatan Jeruklegi. Saat ini bandara denganpanjang landasan 1.400 meter ini baru bisa didarati pesawat kecil, denganrute Jakarta–Cilacap (pp) dua kali dalam seminggu. Ke depan, panjanglandasan akan ditingkatkan menjadi 3.000 meter, agar bisa didarati pesawatberbadan lebar terutama jenis Focker 28 dan Focker 100.

Di sektor agribisnis dan perikanan laut masih bisa digenjot. Kabupatenterluas di Jateng ini memiliki persawahan seluas 63.452 ha (dan 150.397ha lahan kebun). Hasil pertanian utama dari 23 kecamatan adalah padi,jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kedelai.

PEMBERDAYAAN MASYARAKATKabupaten berpenduduk sekitar 1,605 juta jiwa (sensus 2000) juga

giat mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat di sektor KUMKM.Terbukti, dari jumlah koperasi 388 unit yang tidak aktif hanya sekitar6%. Perhatian Pemkab dan DPRD Cilacap pada sektor itu menurut YusufEffendi, kepala Bidang Koperasi dan UKM Dinas Perindagkop, cukupbaik.

S

Page 141: Isi Perkotaan OK

141 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tahun 2005 Pemkab mengalokasikan APBD sebesar Rp 250 jutauntuk modal perkuatan koperasi. Ada sembilan koperasi masing-masingmendapat Rp 25 juta. Bantuan lainnya adalah biaya klasifikasi 200koperasi. Selain itu, Pemkab dan DPRD juga telah mencanangkan sektorkoperasi dan UKM sebagai andalan peningkatan per kapita daerah. Sektortersebut dapat dijadikan sebagai pilar pertumbuhan ekonomi rakyat.

Sedang sektor UKM yang dikembangkan meliputi, sentra kerajinanpatung Asmat di Kecamatan Jeruklegi. Malah produk tersebut sudahekspor melalui Bali. Sentra industri makanan Steak Sukun di CilacapTengah, Kerupuk Tengiri di Lomanis, industri kemasan ikan asin diCilacap Selatan, Sale Pisang di Sidareja, kerajinan kesed di Kroya, sentrakerajinan bambu di Nusawungu, dan sentra industri batu bata di kecamatanAdipala.

Salah satu bukti keseriusan Pemkab membina koperasi, Kabupatendi pesisir pantai selatan Jawa ini pun terdapat beberapa koperasi primerberprestasi tingkat nasional. Seperti, primer koperasi perajin tahu dantempe (Primkopti), Koperasi Wanita Patra (Kopatra), Koperasi simpanpinjam (KSP) Sejahtera Cimanggu dan Koperasi Unit Desa (KUD) MinoSaroyo. Khusus Primkopti dan Kopatra yang beraset lebih dari Rp 4 miliartambah Yusuf, malah tidak mempunyai hutang. Koperasi lain yang asetnyaRp 4 miliar adalah KSP Sejahtera Cimanggu.

KOPATRA YANG SEJAHTERADari beberapa koperasi berprestasi itu yang menarik untuk ditelusuri

kinerjanya adalah Kopatra. Tidak lain, koperasi kaum hawa ini selainberkembang dalam usaha juga pemupukan modal hanya dari anggota.Kopatra juga tumbuh atas dampak positif menyuburnya emansipasiwanita. Dimana dalam era in banyak melahirkan wanita kreatif di berbagailini.

Urusan mensejahterakan keluarga bukan lagi monopoli kaum pria.Mereka saling berbagi dan memberi kesempatan untuk mengembangkankarier dan kemampuan sesuai keahlian yang dimiliki. Namun, merekatetap menyadari kodratnya sebagai sosok yang lemah lembut dan keibuan.

Bukti kreativitas itu, mereka akan terus belajar dan mencari untukmenemukan keinginannya. Mereka pun senang berorganisasi danbergabung dalam darma wanita bagi para istri pegawai negeri sipil (PNS)atau menjadi anggota PKK dalam lingkungan tempat tinggal dengan tujuanmenambah wawasan. Bagi mereka yang memiliki wawasan bisnis punakan bergabung dalam kelompok-kelompok usaha maupun menjadianggota koperasi. Bahkan, khusus koperasi yang dikelola kaum wanitasudah banyak yang berhasil.

Ternyata selain ulet dan terampil, mereka mungkin telah memahamisebuah budaya atau falsafah yang santun. Bahwa, wanita atau wanitoyang dalam Bahasa Jawa berarti wani ditoto atau patuh untuk diaturterutama oleh suami. Pada zaman sekarang saat arus globalisasi daninformasi makin cepat, belum sepenuhnya melunturkan makna tersebut.

Page 142: Isi Perkotaan OK

142Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Bahkan, kepatuhan seorang wanita (istri) pada sang suami akanmenciptakan keharmonisan dan kebahagiaan dalam keluarga.

Kepatuhan sebagian kaum hawa dalam berorganisasi juga terbuktimembuahkan hasil positif. Misalnya, dalam dunia perkoperasian. Kontri-busi mereka melalui koperasi terutama Kopwan pun cukup meng-gembirakan. Contohnya Di Jawa Timur, bendera Kopwan telah berkibarberkat keberhasilan pola tanggung renteng. Dengan berkembangnya tradisiitu, koperasi telah menuai manfaat yang sangat besar. Anggota menjadidisiplin dan bertanggungjawab terhadap pinjaman, sehingga kreditmacetnya nol persen.

Titik Winarti, pengusaha kerajinan yang juga anggota Kopwan SetiaBakti Wanita (SBW) Surabaya adalah contoh wanita yang berhasilmengembangkan usahanya. Atas prestasinya, wanita berjilbab itu tahun2005 diundang ke markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diNew York, AS, untuk mempresentasikan tentang kegiatan berkoperasidan usaha kerajinan dengan pengrajin rata-rata penyandang cacat.

Nampaknya di Jawa Tengah, Kopwan pun banyak bermunculan.Salah satunya yang telah berkinerja cukup baik adalah Kopatra Cilacap.Keberhasilan itu berkat terjadinya sinergi antaranggota yang dikeloladengan baik oleh pengurus dan dikontrol secara periodik oleh badanpengawas.

MENANAMKAN KEPERCAYAAN ANGGOTAKeberhasilan koperasi tersebut, merupakan andil besar para pengurus

dan pengawas. Minimalnya, mereka telah berhasil menyadarkan anggotaakan makna koperasi. Walau menjalankan pekerjaan itu tidak gampangtetapi diakui pengurus juga tidak terlalu sulit. Kuncinya, asal mau belajardan tidak bosan mempraktikkan hasil dari belajarnya.

Pengurus mengakui, awalnya sangat kebingungan mau diapakan dandibawa kemana koperasi. Namun, setelah mereka giat belajar ke sana kemari tentang perkoperasian, hasilnya, ternyata berkoperasi itu sangatmenyenangkan. Pengakuan polos itu meluncur dari mimik AprianiRusdamin, Sekretaris Kopatra. Menurutnya, kini semua unit usaha yangdikelola telah mengalami perkembangan yang lumayan, berkat keseriusanpara pengurus dalam mengelola usaha dan kontrol pengawas yang rutin.

Namun, power yang utama imbuh Apriani dukungan anggota. Sebab,berkat kepercayaan anggota pula, roda organisasi berjalan mulus. Anggotaselalu datang tepat waktu mengangsur pinjaman dan tidak terjadi kreditmacet alias tunggakan nol persen. Bagi anggota yang membayar palingcepat akan mendapat apresiasi yang nilainya telah ditentukan. Anggotayang menunggak hingga dua kali akan dikenai denda dan langsungdiadakan pemotongan gaji suaminya.

Untuk memotivasi anggota, Pengurus mempunyai cara denganmemberi perhatian khusus. Bagi anggota yang berulang tahun, baikkelahiran, perkawinan atau di hari-hari besar keagamaan mendapatkanbingkisan dan ucapan dari koperasi.

Page 143: Isi Perkotaan OK

143 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Pusat pelayanan Kopatrauntuk memenuhikeperluan anggota.

Demi berkembangnya kreativitas dan inovasi Manajer Koperasi,Pengurus memberikan mandat yang leluasa untuk mengembankan usaha.Untuk memutuskan besarnya jumlah pinjaman pun memiliki kewenangandengan besaran Rp 10 juta ke bawah. Sedang pinjaman yang lebih dariRp 10 juta harus ada persetujuan pengurus.

Tidak heran jika koperasi yang berdiri pada 1 Maret 1984 dengananggota 3.803 ini tumbuh sebagai koperasi sehat. Bahkan, menjadi satu-satunya koperasi tidak memiliki utang, khususnya di Kabupaten Cilacap.

KINERJAAda tiga unit usaha yang menjadi pilar pelayanan anggota, yakni,

unit simpan pinjam, kredit barang-barang dan biro perjalanan wisata(BPW). Khusus usaha kredit barang sangat beragam, dari alat keperluanrumah tangga, perhiasan, elektronik, motor dan alat-alat olah raga sesuaikeperluan anggota. Ada 13 unit toko yang telah bekerja sama denganKopatra. Sedang unit BPW, menyediakan paket perjalanan wisata sesuaipermintaan konsumen. Melayani pesanan bus pariwiasata, reservasi hotel,ticketing, dan pencualan voucher telepon seluler.

Total volume usaha tahun buku 2005 sebesar Rp 17,7 miliar danmenghasilkan SHU bersih sebesar Rp 120 juta. Yang membuat pengurusbangga adalah semua modal yang diputar adalah milik sendiri, yaknisebesar Rp 4,906 miliar.

Erry Musaffar, Ketua I Kopatra, mengakui, sejak tahun buku 2004Koperasi Wanita ini tidak memiliki utang dengan pihak ketiga.

PATUT MENJADI TELADANKalangan praktisi koperasi Indonesia boleh meniru trik pengurus

Koperasi Wanita Patra (Kopatra) Cilacap, Jawa Tengah. Dari segi aset

Slam

et A

W

Page 144: Isi Perkotaan OK

144Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

KINERJA KOPATRA 2001 2002 2003 2004 2005

1. PENDAPATAN 4.039.552.010,00 6.388.876.830,002. PENGELUARAN 2.100.698.585,41 2.871.241.831,103. SHU 55.408.000,00 69.863.000,00 77.363.000,00 109.735.000,00 119.495.000,004. RENTABILITAS 3,81% 3,65%5. LIKUIDITAS 142,96% 144,85%6. MODAL LUAR 103.750.000,00 76.028.000,00 23.034.000,00 - -7. MODAL SENDIRI 1.126.729.000,00 1.953.544.000,00 2.520.468.000,00 3.808.985.000,00 4.906.581.000,008. SOLVABILITAS 156,45% 149,20%9. SIMPANAN POKOK 51.175.000,00 48.300.000,00 47.600.000,00 46.125.000,00 163.900.000,00

10. SIMPANAN WAJIB 469.273.000,00 728.117.000,00 898.580.000,00 1.245.064.000,00 1.440.317.000,0011. SIMPANAN SUKARELA 320.391.000,00 582.718.000,00 835.719.000,00 1.519.289.000,00 2.070.289.000,0012. ASSETS 1.230.479.000,00 2.029.572.000,00 2.543.502.000,00 3.808.985.000,00 4.906.581.000,0013. JUMLAH KARYAWAN 12 orang 13 orang 15 orang 16 orang 16 orang14. JUMLAH PENGURUS 7 orang 5 orang 5 orang 5 orang 5 orang15. JUMLAH PENGAWAS 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang16. JUMLAH ANGGOTA 3.354 orang 3.578 orang 3.651 orang 3.717 orang 3.803 orang17. RAPAT ANGGOTA TAHUNAN 13/02/2002 13/02/2003 14/02/2004 19/02/2005 22/02/200618. RAPAT KELOMPOK - - - - -19. RAPAT PENGURUS 36 kali 28 kali 20 kali 24 kali 27 kali20. PELATIHAN DALAM 4 kali 3 kali 1 kali 1 kali 1 kali21. JUMLAH VOLUME USAHA 3.582.990.000,00 6.162.990.000,00 10.184.181.000,00 15.581.4000.000,00 17.704.580.000,0022. JUMLAH OUTLET 1 1 1 1 123. POS PENAMPUNGAN 1 1 1 1 124. MANAJER 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang

memang masih relatif kecil tetapi modal yang dimiliki semua berasal daripartisipasi anggota. Prinsip dari ke dan untuk anggota telah dipraktikkandengan mantap. Selain memodali anggota juga memanfaatkan jasa danproduk usaha koperasi. Artinya, koperasi bisa berkembang karena perananggota sebagai pemilik sekaligus pangsa pasar. Anggota selalumendukung program kerja yang disusun pengurus dan pengawas.

Selain kecakapan pengurus meyakinkan anggota, pihak manajemenperusahaan juga sangat mendukung keberadaan koperasi. Koperasi diakuitelah menuai perannya dengan baik, yakni ikut berpartisipasi menyejah-terakan anggota yang notabene karyawan Unit Produksi (UP-IV) PTPertamina Cilacap.

Muchson Haryadi, sang general manager pun mengakui, Kopatramerupakan bagian integral dari kegiatan perusahaan walau secara legalberbadan hukum koperasi. Untuk itu pimpinan UP-IV Pertamina Cilacapyang juga pelindung Kopatra ini mengharapkan agar koperasi terusmeningkatkan peranannya sehingga kesejahteraan yang telah dinikmatiakan terus bertambah.

Kinerja Kopatra juga mendapat pengakuan dari Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Cilacap selakuPembina Koperasi. Yusuf Effendi, Kepala Bidang Koperasi DinasPerindagkop Cilacap, menegaskan, koperasi para istri pegawai Pertaminaitu mampu menghimpun modal lewat berbagai bentuk simpanan anggota.Aset koperasi saat ini mencapai sekitar Rp 5 miliar adalah murni milikanggota.***

Page 145: Isi Perkotaan OK

145 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah145

JAWA TENGAH

RODA EKONOMI PEDESAANPENGGERAK

KSP Artha PrimaAmbarawa

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Zaen

al W

afa

Page 146: Isi Perkotaan OK

146Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

LATAR BELAKANGulu kalau membicarakan nama Ambarawa orang langsung tertujupada sebuah telaga luas bernama Rawa Pening, Palagan Ambarawaatau Musium Kereta Api plus lokomotif veteran sebagai objek wisata

menikmati pemandangan alam antara stasiun Ambarawa hingga stasiunTuntang. Kini, boleh bertambah satu lagi yakni Koperasi Simpan Pinjam(KSP) Artha Prima. Mungkin berlebihan, tapi setidaknya koperasi inipun memiliki debit pelayanan yang cepat dan frekuensi peminat yangtinggi, walau tidak setinggi debit air waduk Rawapening yang mencapai65 juta meter kubik.

Selain itu, koperasi yang terletak di Jalan Jendral Sudirman Ambarawaini telah berperan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi pedesaanbahkan pegunungan. Mengingat anggotanya itu para pelaku usaha mikrodan petani yang tiggal di desa dan lereng-lereng gunung. Sama halnyaRawapening yang menggerakan turbin PLTA di Jelok dan Timlo dengandaya 33 kilo watt. Manfaat lain, waduk juga menghasilkan ikan basahmencapai 700 ton per tahun. Dan, di antara petaninya itu telah menjadibinaan koperasi tersebut. Perihal jangkauan air waduk yang mampu mengairisawah hingga puluhan ribu hektar tersebar di enam kabupaten/kota, KSPini justru telah merambah 12 kabupaten/kota dan kemungkinan akan terusmeluas setiap tahun. Itulah KSP Artha Prima, dari segi usia masih sangatbelia tetapi lebih dari 30 ribu pengusaha mikro dan kecil yang tersebar diprovinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta terlayani. Koperasi ini lahir berkatrasa keprihatinan mendalam terhadap wong cilik yang menjadi objek lintahdarat. Yakni, berawal maraknya praktek rente di pasar Bandungan danSumowono, Ambarawa. Bunga mencapai 30% yang dikenakan oleh pararenten itu akhirnya memanggil kepedulian seseorang untuk mencegahnya.Berbekal nyali kuat dan taji yang tajam, praktek riba itu berhasil diredam.Faktanya, dalam usia yang baru satu pelita, ribuan orang mampu terlepaskandari belitan rentenir dan belasan ribu wong cilik lainnya kecipratan man-faatnya.

Tepatnya, KSP Artha Prima berdiri pada 20 Mei 2000, dengan BadanHukum Nomor: 212/BH/KDK.11.1/V/2000, sebagai koperasi serba usaha(KSU). Untuk lebih memfokuskan sebagai koperasi yang khusus melayaniusaha mikro, setahun kemudian (2002) koperasi ini hanya bergerak dalamsimpan pinjam (KSP) dengan Badan Hukum Nomor : 030/BH/PAD/KDK/.11.1/188.4/VIII/2002. Sesuai perkembangan usaha dan pelayanananggota, koperasi ini terus melakukan perubahan-perubahan. Dari pela-yanan tingkat kabupaten meningkat ke wilayah provinsi pada 2004 denganregristasi pada 23 Maret 2004, bernomor : 07/BH/PAD/KDK.11/III/2004.Setahun kemudian, kepak sayapnya melebar menjadi koperasi primernasional. Legalitas dari Kementerian Koperasi dan UKM pun dikantongi.Tepatnya, pada 19 April 2005 Menteri Negara Koperasi dan Usaha KecilMenengah telah mengeluarkan Surat Keputusan dengan bernomor: 62/PAD/MENEG.I/IV/2005, KSP Artha Prima bisa membuka cabang danmelayani anggotanya di seluruh Indonesia.

D

Page 147: Isi Perkotaan OK

147 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Muhammad Nur ZubaediKetua KSP Artha Prima

MENGGANTI RIBA DENGAN LABAPasti melonjaknya perkembangan KSP tersebut diakui pengelola

bukan bermaksud meniru kesaktian Ki Baru Klinting yang berhasil me-nemukan air bah melalui cabutan lidi dalam legenda Rawapening.Muhammad Nur Zubaedi, sang ketua hanyalah kebanyakan pemuda yangkebetulan bertumpah darah Ambarawa, sebuah kecamatan di KabupatenSemarang. Ia juga mengaku bukan berasal dari golongan darah birumaupun keturunan si pembuat legenda di rawa seluas 2.670 hektar itu.Namun, pria berperawakan ramping itu mungkin termasuk sosok kawulamuda berilmu, sekaligus mau mempraktekan kebisaanya untuk sesama.

Kisahnya bermula, ketika menyaksikan betapa maraknya praktekrentenir dengan bunga lumayan tinggi yang diberikan para bakul di pasarBandungan dan Sumowono. Praktek itu terus menyubur dan nasabahnyatidak mempedulikan soal bunga. Mereka tahunya menerima pinjaman itusebagai uluran yang bisa membantu mengatasi usaha jual beli di pagibuta. Mengingat, pasar pasar induk agribisnis itu berkegiatan sepanjangmalam hingga pagi.

Mereka tetap menganggap para rentenir itu sebagai dewa penolong.Persyaratan yang mudah, sistem jemput bola dan prosesnya cepat men-jadi sebuah kelebihan. Toh, para bakulan itu tetap mendapatkan keun-tungan dari kegiatan jual beli itu. “Setelah saya mengamati sekaliguspelaku dalam komunitas di pasar itu, saya berpikir untuk membantumencarikan solusi bagi mereka dengan cara yang lebih bijak. Singkatkata, kami membentuk semacam arisan harian, bagi si penerima dapatsebagai modal tanpa bunga,” ujar alumnus Fakultas Teknik UniversitasWangsa Manggala ini berkisah.

Atas kerja keras dan kelihaian pengurus, usahanya kini telah mem-bawa hasil. Keberadaan koperasi tersebut mulai diperhitungkan dalampercaturan perkoperasian di Jawa Tengah khususnya. Sekadar menelisik,pada periode 2005 menurut hasil survei Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit),KSP Artha Prima menempati rangking 32 dari 224 kopdit di Indonesiakategori kopdit beraset lebih Rp 1 miliar. Rangking pertama adalah KopditPancur Kasih, di Provinsi Kalimantan Barat. Aset KSP Artha Prima saatitu (2005) sebesar Rp 9,078 miliar dan (2006) sekitar Rp 11 miliar.

Intinya, arisan itu berkembang menjadi sebuah koperasi serba usaha(KSU) dan terus menyesuaikan dengan kepentingan anggota. Pada 2000,KSU itu berubah menjadi koperasi simpan pinjam (KSP) yang khususmelayani kegiatan Usaha Simpan Pinjam untuk usaha mikro. Setiap bulantidak kurang melayani anggota sebanyak 2.500 orang. Ini sesuai visi kSPyang telah memiliki bangunan permanen tiga lantai di ruas Semarang-Jogja yang mengkhususkan melayani usaha kecil ke bawah. Anggotanya90% adalah pelaku usaha mikro. Atau segmen eceran dengan plafondpinjaman berkisar Rp 100 ribu-Rp 1 juta.

Walau kecil imbuh Nur, penyaluran pinjaman per bulan rata-rata Rp2 miliar, atau sekitar Rp 20 miliar per tahun. Tidak heran kalau koperasiini terus tumbuh menjadi yang favorit bagi pengusuha mikro. Jumlah

Slam

et A

W

Page 148: Isi Perkotaan OK

148Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

anggota dan calon anggota yang dibina lebih 30 ribu orang. “Semuaanggota dan calon anggota kami adalah mempunyai usaha sehinggamereka lancar mengangsur dan menunaikan kewajibannya sebagaianggota koperasi,” tukas mantan kondektur angkutan Semarang-Ambarawa ini.

Bukti kinerja baik, KSP yang sebagian besar anggota berusaha dalambidang agribisnis, pada 2004 mendapat kepercayaan dari KementerianKoperasi dan UKM untuk menyalurkan kredit bergulir khusus agribisnissebesar Rp 1 miliar. Dana tersebut tutur alumni Magister ManajemenStikubank Semarang itu dialokasikan untuk para petani keramba di danauRawapening. Yang berhak memperoleh kucuran dana yang bersumberdari APBN itu, mereka yang telah memperoleh rekomendasi dari ketuakelompok tani. Setiap satu keramba akan menerima modal kerja sebesarRp 1,5 juta. Untuk usaha ini, koperasi tidak membidik keuntungan semata-mata tetapi tolong menolong. Sebab, para petani keramba itu akanmembayar utangnya setelah panen atau sekitar enam bulan alias bayarpanen (yarnen).

KSP Artha Prima ini mematok jasa sebesar 2 persen bagi anggotadan 2,5 persen bagi nonanggota. Untuk memudahkan pelayanan, tenagapemasar direkrut dari desa atau wilayah tempat usaha mikro itu berada.Tujuannya agar mudah mengetahui karakter pelanggan, sehingga kejadiankredit macet bisa diminimalisir. Bagi peminjam wajib mencicil harian ataumingguan sesuai kesepakatan. Bagi anggota atau peminjam yangmeninggal dunia dibebaskan dari kewajiban alias dianggap lunas. Untukproteksi tersebut koperasi memberlakuan pemotongan dana 0,05 persensebagai asuransi. Semua in berkat misi yang telah dijalankan yaitumenumbuhkembangkan lembaga keuangan dengan menciptakan produkdan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan anggota.

KINERJAAtas keberhasilan pengurus membangun kepercayaan anggota untuk

mencintai koperasi, kini KSP Artha Prima tumbuh dan berkembang.Kendati jarang mendapat suntikan dana dari luar, mampu mencetak kinerjagemilang. Permintaan menjadi anggota dari berbagai kelompokmasyarakat pun terus mengalir. Untuk merespon keinginan tersebut,pengurus terus berusaha memperbanyak membuka kantor cabang setiapkabupaten. Artinya, jika dalam wilayah tersebut ada beberapa kelompokusaha yang dilayani hanya dibuka kantor kas.

Dengan kinerjanya yang bagus, KSP Artha Prima terus kebanjirancalon anggota. Inilah hasil kinerja itu tahun buku 2005, total aktiva Rp8,932 miliar; simpanan pokok Rp 202 juta; simpanan wajib Rp 330 juta,cadangan Rp 214,3 juta, simpanan lain-lain Rp 605 juta, simpananberjangka Rp 3,783 miliar dan pinjaman yang dikeluarkan Rp 17,6 miliar.Untuk memperlancar jalannya pelayanan kepada anggota, KSP ArthaPrima membuka 12 kantor cabang dan tenaga marketing yang siapmelayani 24 jam serta kantor kas yang tersebar di beberapa kecamatandan desa yang terdapat sentra usaha mikro dan kecil. Kini menginjak

Page 149: Isi Perkotaan OK

149 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

tahun ke enam KSP Artha Prima melayani anggota yang hampir 40 ribuanggota dan calon anggota di layani beberapa cabangnya, yaitu di Salatiga,Magelang, Temanggung, Wonosobo, Klaten, Boyolali, Kota Semarang,Purwokerto, Banjarnegara, Purworejo, Bantul dan Sleman.

KIAT DAN STRATEGISetiap KSP Artha Prima hendak membuka cabang di daerah tertentu,

diawali dengan membuka kantor kas yang dipimpin seorang marketing.Tugasnya mensurvei target, mengenali pasar dan menjaring anggota.Setelah warga setempat banyak yang memanfaatkan jasa koperasi danmenjadi anggota aktif, lalu kantor tersebut diresmikan menjadi kantorcabang. Pemasarannya menyerap anggota dari bawah (bottom up). Polalain yang diterapkan adalah melayani langsung ke rumah atau ke tempatkerja. “Cara seperti itu ternyata berhasil membawa KSP Artha Primamenjadi favorit warga sekitar kantor cabang. Tidak pernah kurang dari1.000 orang menyatakan keinginannya menjadi anggota saat kantor cabangdiresmikan,” tegas Nur Zubaedi bangga.

Keunikan lain soal rekrutmen karyawan KSP Artha Prima, terlebihbagian marketing atau manager cabang, mereka tidak pernah direkrutmelalui iklan lowongan kerja. Melainkan melalui pendekatan adat (surveyanthropologis). Caranya, Pengurus terlebih dulu sowan kepada tokohmasyarakat tempat akan dibukanya kantor cabang. Seraya memohon doarestu dan petuah, agar ada anak atau kerabatnya diijinkan menjadikaryawan koperasi yang hendak melayani warga sekitar.

Kesopanan ala filasafat Jawa yang menurut Emile Durkheim sangpakar sosiologi dunia, sebagai “pagar mangkok”. Ternyata metode inimembuahkan hasil yang baik berganda. Selain memperoleh karyawanberkualitas yang teritory basic minded, juga mendapatkan “jaminankeamanan” dari sang tokoh yang berpengaruh tersebut plus bonusdukungan sosial yang kuat.

Bagi karyawan yang mengundurkan diri pun tidak sembarangandigantikan. Penggantinya harus yang direkomendasikan oleh karyawanyang keluar itu. Atau yang ‘dibawa” oleh karyawan lawas yang bersediamenjamin integritas kepribadian juniornya. “Kami mencoba belajar daripengalaman gagal atau hancurnya koperasi karena faktor manusia. Entahkarena akhlak yang buruk atau ketidakmampuan menghadapi masyarakat.“tandas ayah tiga anak ini.

BELAJAR DARI PENGALAMANMenurutnya bila koperasi menganut cara industri juga mudah gagal.

Semisal, praktek menarik dana masyarakat tetapi tidak menyalurkankembali ke masyarakat, malah digunakan untuk membiayai proyeknyasendiri. Atau koperasi berlaku selayaknya pedagang yang menjual jasakepada setiap orang yang membutuhkan uang. Sejatinya, imbuh NurZubaedi dia adalah orang kaya yang menjual uang tetapi mempergunakanwadah bernama koperasi simpan pinjam.

Pola usaha yang diaplikasikan selama ini di KSP Artha Prima diakui

Page 150: Isi Perkotaan OK

150Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

tidak berasal dari ilmu atau kemampuan akedemik. Basis Sarjana Pertaniandan tidak mengenal manajemen keuangan, apalagi akuntasi. Pengurusdan manajemen KSP Artha Prima murni mendapatkan ilmu dari belajardan praktek menghadapi tantangan di lapangan. Kini dengan dukungan187 karyawan yang dipimpin seorang manager telah eksis.

Falsafah hidup yang ditekankan pada para pengurus dan karyawanadalah meniru ilmu padi. Semakin berisi makin merunduk atawa tidaksombong. Setidaknya, telah dibuktikan melalui pengabdiannya di kope-rasi. Walau mengaku dibesarkan oleh keluarga tentara tidak membuategonya terlalu keras. Faktanya, walau kuliah tetap bertani denganmengolah lahan pertanian milik orang tuanya. Bentuk kemandirian lainditempuhnya sebagai seorang kenek otobis jurusan Semarang-Amba-rawa, hasilnya untuk meringankan beban orang tua saat menempuhbangku Kuliah di Jogja.

Ketika menyandang gelar insinyur pun tidak lari ke tengah keramaiankota mengamalkan ilmu yang sesuai. Justru kembali ke desa menjalaniprofesi sebagai pedagang hasil bumi dan bergaul dengan para bakul.***

Page 151: Isi Perkotaan OK

151 Koperasi di TengahLingkungan yang BerubahPenyusunan Berbagai Model dan PotretKoperasi Percontohan151

JAWA TENGAH

KPRI Bhakti PrajaSemarang

HASIL BERLIPATKOMITMEN KUAT

151 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 152: Isi Perkotaan OK

152Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

engelola koperasi membutuhkan komitemen yang kuat, jika tidakkendala akan berlipat dan kemajuan pun terhambat. Demikian,ungkapan hati Prihanto Budirahardjo, sekertaris Koperasi Pegawai

RI (KPRI) Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah. Membuka dialog dengantim peneliti koperasi berprestasi di kantornya. Menurutnya, menguruskoperasi bukan sekadar pintar mencari permodalan untuk mengembangkanunit-unit usaha. Terpenting, secara kinerja juga harus mantap. Menuju ketahapan tersebut, diakuinya bukan hal mudah sehingga perlu dimanajdengan benar. Hanya orang-orang yang cakap dan mau menekuninyadengan serius yang dapat menentukan. Asal ada kemauan pasti ada jalan,kalau tidak sempat melaksanakan sendiri pun dapat mendelegasikan padayang ahli. Semisal, mengangkat manajer jika pengurus tidak mempunyaiwaktu cukup. Sebab, perlu juga gebrakan-gebrakan agar dapat mencapaihasil yang gemilang. Manajer kita tuntut supaya bekerja maksimal danharus berani merambah bisnis yang sesuai tuntutan jaman.

Memahami ungkapan hati pria yang telah puluhan tahun mengabdisebagai PNS di lingkungan Kantor Gu-bernur ini, tentu perlu sambutan. Sebagaianggota koperasi yang merasakan betapasusahnya koperasi mewujudkan misinya me-nyejahterakan anggota. Wajar, saat mendapatkepercayaan menjadi pengurus ia danpengurus lain berusaha menyemangatkanlesunya KPRI di tempatnya bekerja. Me-mang cita-cita itu masih normatif, namuntidak semua orang mampu mewujudkannya.

Walau teori menyebutkan, menguruskoperasi fungsional itu lebih mudah ketim-bang mengurusi koperasi yang tumbuh dilingkungan masyarakat (kopmas). Palingtidak, koperasi fungsional memiliki anggota

berpenghasilan tetap dan berada dalam satu lingkungan. Pengurus ataupengelola akan terbantu terutama dalam pemotongan gaji untuk mencicilpinjaman. Kemudahan lain, pengurus maupun anggota berada dalam satutempat sehingga mudah berinteraksi. Maka sangat wajar, jika ada yangmempertanyakan koperasi fungsional itu usahanya mandek, lesu darahdan bahkan bangkrut. Kemungkinan ada yang tidak beres dengan kerjapengelolanya.

Pengalaman tersebut menurut Prihanto juga pernah dialami KPRIBhakti Praja. Namun, ketidakberesan koperasi di lingkungan kantorGubernuran Jateng itu bukan persoalan penggelapan atau indikasi KKN.Melainkan, hanya ketidakmampuan dan keterbatasan waktu pengurus.Layaknya lembaga usaha, sangatlah memerlukan orang-orang kreatif daninovatif untuk menjalankan kegiatan usaha. Minimal, mereka harusmempunyai wawasan bisnis. Koperasi memiliki watak sosial yang kentalitu benar, tetapi juga tidak haram jika kegiatan usaha yang dijalankannyaberorientasi mencari keuntungan. Artinya, akan lebih baik seandainya

M

Penataan aneka barang yangmenarik, menggugah minat

anggota berbelanja.

Slam

et A

W

Page 153: Isi Perkotaan OK

153 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

panji koperasi tetap berkibar dan kalau bisa setara dengan lembaga bisnislainnya. Berdasarkan atas kelemahan-kelemahan tersebut, ujar Prihantoyang didampingi Guntur Guritno, manajer, tidak heran kalau kinerja KPRIyang sejak 2002 turut diawakinya dalam kurun waktu tertentu mengalamikondisi stagnasi.

ENERGI BARUBeruntung koperasi segera mendapatkan energi baru yang mampu

memacu dan menggali potensi yang terpendam. Kenyataanya, setelahKPRI Bhakti Praja dikendalikan orang-orang yang mempunyai minat dankemauan memberdayakan koperasi, terbukti mampu bangkit. Peluang-peluang bisnis berhasil ditangkap dan memanfaatkannya. Unit-unitkegiatan usaha yang dimiliki menunjukan perkemabangan yang berarti.Tidak lain, pengurus segera menyadari akan keterbatasan waktu yangjuga dituntut untuk tugas-tugas kedinasan. Sehingga untuk mengendalikansemua kegiatan itupengurus mende-legasikannya padaseorang manajer.

Hasilnya, de-nyut nadi kegiatanusaha makin tera-sakan faedahnyabagi anggota.KPRI Bhakti Prajapun tinggal se-langkah lagi men-jadi salah satu ko-perasi di Indonesiayang mampu mem-buktikan kesuk-sesan. Geliat initerasa sejak kepe-ngurusan orde re-formasi wabil khusus pengurus periode 2002-2006. dimotori UtamiHandayani sebagai Ketua, begitu menerima mandat dari anggota segeraberbuat. Rapat-rapat koordinasi sering dilakukan untuk memperbaikikenerja. Maksudnya, agar amanah yang dipercayakan melalui RAT tahunbuku 2002 dapat dijalankan dengan baik.

Alhasil, kinerja koperasi terus menunjukan grafik peningkatan yangtajam. Memasuki tahun keempat atau akhir periode (2002-2006), seti-daknya pengurus telah berhasil menerapkan visi dan misi sebagai koperasiyang bertujuan menyejahterakan anggota.

HASIL MENINGKATKoperasi yang beranggotakan sebanyak 4.554 orang per 31 Desember

2005 ini, setiap unit usaha yang dijalani mengalami peningkatan. Dari

Kinerja KPRI Bhakti Praja, 2003-2005

Uraian 2003 2004 2005

Pendapatan 2.480.506.000,00 1.519.109.650,43 2.055.262.474,87

Pengeluaran 2.262.165.000,00 1.297.250.317,08 1.810.024.262,24

SHU Kotor 192.881.000,00 221.859.333,35 245.238.212,63

Rentabilitas 2,88% 1,95% 1,70%

Likuiditas 232,48% 322,97% 339,21%

Modal Luar 952.906.479,00 4.238.862.147,00 5.596.731.785,00

Modal Sendiri 2.608.292.000,00 3.022.218.000,00 3.409.777.000,00

Solvabilitas 175,97% 141,43% 138%

Simpanan Pokok 174.403.000,00 174.623.000,00 179.023.000,00

Simpanan Wajib 1.502.596.200,00 1.835.294.600,00 2.135.285.300,00

Simpanan Sukarela 525.701.460,00 778.993.191,00 770.633.578,00

Aset 6.041.705.547,60 10.317.107.551,36 12.383.854.000,00

Jumlah Karyawan 22 Orang 23 Orang 23 Orang

Jumlah Pengurus 6 6 6

Jumlah Pengawas 3 3 3

Jumlah Anggota 4.474 Orang 4.480 Orang 4.544 Orang

Page 154: Isi Perkotaan OK

154Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Unit simpan pinjam (USP), pertokoan, foto copy, kantin dan unit angkutan.Namun yang dinilai strategis dan dominan dalam peningkatan pelayanananggota adalah USP. Pinjaman yang tersalurkan terus mengalamipeningkatan dari tahun ke tahun. Tahun buku 2004 sebesar Rp 11,838miliar menjadi Rp 13,297 miliar per 31 Desember 2005. Unit ini menyum-bang pendapatan sekitar 38,30% tahun buku 2005, yakni dari Rp 1,077miliar menjadi Rp 1,490 miliar.

Unit pertokoan dan foto copy juga menjadi incaran anggota, terbuktiprosentase volume penjualan mencapai 41,50% dari tahun buku sebelum-nya. Dari Rp 1,697 miliar menjadi Rp 2,401 miliar per 31 Desember2005. Adanya peningkatan omset ini tidak lain karena makin beragamnyabarang-banrang yang disediakan koperasi dan harga sangat bersaing.Kemudahan lain, pembayaran dengan kredit dan memperoleh voucermenarik bagi pelanggan.

Unit foto copy menyumbang pendapatan dari Rp 28,613 juta menjadiRp 30,417 juta. Sedang unit jasa angkutan urun pendapatan dari Rp28,732 juta per 31 Desember 2004 menjadi Rp 37,625 juta. Unit yangmengalami penurunan pendapatan adalah kantin darp Rp 3,9 juta menjadiRp 3,7 juta. Unit usaha lain yang juga favorit bagi anggota adalah arisansepeda motor. Bahkan untuk usaha ini telah mengundang investor terlibatdi dalamnya yakni PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah. Keikutsertaanpemodal ini dalam jangka pendek dapat meningkatkan nilai inmaterialdan jangka panjangnya cukup menjanjikan bagi koperasi.

APRESIASI ANGGOTABukti yang apik itu datang dari pantauan badan pengawas yang rutin

mengadakan pengawasan secara periodik. Laporan pertanggungjawaban(LPJ) pengurus setiap tahun buku mendapat predikat sehat. Segi modaldan perputarannya seperti likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas selalumenunjukan angka-angka positif. Pengurus dinilai telah melaksanakanrencana kerja dan anggaran setiap tahun buku selama periode kepengu-rusan dengan hasil yang cukup baik. Semisal, unit-unit usaha yangdijalankan kecuali unit kantin pendapatannya selalu naik. Atas kemampuanpengurus mengelola koperasi telah mendapat apresiasi anggota. Tingkatkepercayaan mereka terhadap koperasi meningkat. Anggota rajinmemanfaatkan jasa dan berbelanja kebutuhan yang disediakan koperasi.Singkatnya partisipasi aktif anggota telah menjadi pemandangan rutinsetiap hari.

Seiring meningkatnya kesadaran dan jumlah anggota ini berpengaruhjuga terhadap kenaikan modal koperasi. Baik simpanan pokok, simpananwajib maupun suka rela sehingga kekayaan bersih koperasi bertambah.Dari Rp 3,022 miliar pada tahun buku 2004 menjadi Rp 3,410 miliar per31 desember 2005. Atas kinerja tersebut koperasi berhasil membukukansisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp 221,3 juta atau naik sekitar Rp 20,4juta dibanding tahun buku 2004 yang sebesar Rp 200,9 juta.***

Unis usaha foto copy punmendongkrak pendapatan

KPRI Bhakti Praja.

Slam

et A

W

Page 155: Isi Perkotaan OK

155 Koperasi di TengahLingkungan yang BerubahPenyusunan Berbagai Model dan PotretKoperasi Percontohan155

JAWA TENGAH

KSP Karya Niaga Demak

KERJA KERASBAWA BERKAH

155 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Jaho

ras

Page 156: Isi Perkotaan OK

156Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

operasi Simpan Pinjam (KSP) Karya Niaga ini awalnya merupakanunit simpan pinjam (USP) Arto Barokah yang di dirikan pada 1997.kemudian pada 2001 berubah menjadi KSP dan memiliki tiga cabang

yaitu, Koppas Lestari Trengguli, Koppas Karya Usaha Mintreng danKoppas Bintoro di Demak. Kantor pusat terletak di Desa Ngaloran,Karangannyar, Demak berjarak sekitar 40 kilo meter dari kota Semarang.

Sejak berubah menjadiKSP, cakupan pelayanannyasemakin meluas. Mitra usahaatau pengguna jasa kreditpada umumnya para peda-gang kecil (bakul), pengusahakecil produsen krupuk, tahutempe tidak hanya di Demak,tetapi menembus wilayah ka-bupaten sekitarnya sepertikabupaten Kudus, Jepara danSemarang. Terjadinya eks-pansi wilayah pelayanan inimenuntut manajemen me-nyiapkan petugas lapanganyang handal dan kreatif.

Sebagai badan usaha ber-bentuk koperasi, struktur ke-

lembagaannya diatur sesuai dengan Peraturan Perundangan Perkoperasian.Struktur kelembagaan ini terdiri dari Rapat anggota Tahunan (RAT), Pe-ngurus dan Pengawas. Pengisian struktur kepengurusan dan pengawasdengan masa jabatan lima tahun ditetapkan dalam RAT, sebagai lembagatertinggi dalam pengambilan keputusan.

Untuk mempercepat perkembangan usaha KSP, para pengurussepakat mengangkat tenaga profesional untuk mengelolanya. Awal 2005pengangkatan seorang manajer pun dilakukan. Sosok yang menjadi pilihanmereka dan diyakini mempunyai kecakapan dan kemampuan adalah YuliPurwaningsih. Ternyata pilihan pengurus tidak sia-sia berkat kesigapanmanajer dengan dibantu 26 orang karyawan telah menunjukan perkem-bangan yang berarti.

Kinerja KSP Karya Niaga yang terus menggeliat akhirnya mendapatperhatian dari masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan jumlah anggotaKSP yang terus meningkat. Pada tahun buku 2004 tercatat 459 oranganggota dan sebanyak 1.041 orang calon anggota. Tahun berikutnyajumlahnya naik lagi menjadi 616 orang anggota dan calon anggota 884orang.

Para anggota merasa mendapat manfaat menjadi anggota KSP KaryaNiaga. Sebagaimana dituturkan salah satu anggotanya bernama KhaerulAnwar, dengan menjadi anggota KSP dirinya mendapat banyak manfaat,semisal saat sedang membutuhkan dana, baik itu untuk modal kerjamaupun untuk kebutuhan konsumtif dapat dengan mudah diperoleh dari

K

Pelayanan maksimalkunci sukses KSP Karya Niaga.

Jaho

ras

Page 157: Isi Perkotaan OK

157 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

koperasi. Nilai tambah lain, mendapat wawasan baru dan ilmupengetahuan. Sebab, dirinya sering diikutkan dalam pelatihan–pelatihan.Atas kecakapannya itu setiap mengikuti RAT pun selalu aktif memberikanmasukan kepada pengurus. Namun dari semua itu yang palingmenyenangkan saat menerima pembagian SHU.

MEMBANGUN ETOS KERJAPerjalanan KSP Karya Niaga yang terus menanjak ini tentu tidak

lepas dari sentuhan Yuli Puwaningsih. Wanita lulusan Universitas IslamMalang ini, mampu mengembangkan pengalaman yang ditimba saatbekerja di sebuah lembaga keuangan. Gagasan-gagasannya ikut mewarnaidalam mengembangkan KSP. Langkah pertama ia lakukan denganmembenahi sistem administrasi dan manajemen. Semua brosur, bukutabungan, kop surat dan bahan penunjang seperti formulir pengajuan kreditia cetak dalam format selayaknya bank. Kemudian, memacu semangatkerja karyawan dengan memberikan penghargaan atas prestasi yangdicapai berupa bonus-bonus tertentu sebagai tambahan penghasilan.

Kepada petugas lapangan/marketing memberlakukan sistem targetdalam menyalurkan kredit maupun tabungan yang harus dicapai tiapbulannya. Bagi marketing yang memenuhi target akan memperoleh bonussatu persen. Disamping itu, untuk marketing yang rutin mencapai targetakan dipromosikan menjadi supervisor. Dengan sistem penghargaan inimenurutnya akan sangat memacu etos kerja yang maksimal.

Pola manajemen yang diterapkan manajer ini ternyata membuahkanhasil. Penyaluran kredit dan jumlah tabungan grafiknya terus naik. Tahunbuku 2006 KSP Karya Niaga telah menyalurkan kredit setiap bulan rata-rata Rp 500 juta. Sedangkan tabungan rata-rata mencapai Rp 50 juta setiapbulan.

PELAYANANPelayanan yang diberikan KSP kepada anggota dan masyarakat yaitu

simpanan dan pinjaman. Bentuksimpanan berupa simpanan ber-jangka, tabungan umum dan ta-bungan Ziarah Walisongo. Kepadapara penabung diberikan bungamenarik. Untuk bunga tabunganberjangka berkisar 1,5%-2% perbulan atau tergantung jangka waktusimpanan. Sedang tabungan umumbunganya satu persen per bulan.Khusus bagi tabungan ZiarahWalisongo ketentuannya minimalRp 50.000 tiap bulan selama duatahun.

Pengaturan dan pemanfaatannya sistem arisan dengan peserta 150orang. Setiap bulan pada Jum’at pertama dilakukan undian. Peserta yang

Yuli Puwaningsih,Manajer KSP Karya Niaga

NO ASPEK PENILAIAN DES 2004 DES 2005 %

1. KEUANGANModal Sendiri 227.875.853 324.384.353 42,4Asset 1.415.433.367 1.766.258.417 24,8

SHU 59.435.650 91.055.500 53,2

2. ADMINISTRASI/MANAJEMEN

Jumlah Anggota 459 616 34,2

Jumlah Karyawan 20 26 30,0

Pengelola Usaha Pengurus Manajer

3. LEGALITAS USAHA Lengkap Lengkap

(SIUP, TDP, NPWP, BH)

Jaho

ras

Page 158: Isi Perkotaan OK

158Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

mendapat nomor berhak atas uang sebesar Rp 1,2 juta. Bagi peserta yangsecara teratur menyetor tabungan arisannya mendapat bonus ZiarahWalisogo gratis, semua biaya ditanggung koperasi. Pola lain yang menarikdan perlu diapresiasikan adalah pemeloporan gerakan menabung parapelajar disekitar wilayah kerja. KSP menjalin kerja sama dengan parapendidik untuk memobilisasi pelajar agar gemar menabung.

Manfaat lain dengan keberadaan KSP adalah membantu mengatasikesulitan-kesulitan keuangan. Mereka yang membutuhkan dana cukupdatang ke kantor pelayanan KSP. Setelah menyampaikan rencana peng-

gunaan uang disertai dengan berkas identitas diri danagunan yang umumnya menggunakan BPKBkendaraan bermotor, pinjaman yang diinginkansegera diperoleh.

Pelayanan yang cepat dan prosedur sederhanayang terapkan manajemen menjadi pemikat tersendiribagi pengguna jasa kredit. Besaran flapon pinjamanyang diberikan minimal Rp 250 ribu dan maksimal-nya tidak melebihi dari 2/3 nilai jual agunan yangdiberikan. Walau begitu bukan tanpa perhitunganmatang. Semua kredit yang disalurkan telah melalui

analisa kelayakan bagi peminjam.Pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara mengangsur bulanan

atau musiman dengan bunga berkisar 3- 5% per bulan. Keterlambatanpembayaran angsuran dikenakan denda sebesar 5% dari jumlah angsuran.

KEPERCAYAAN MENOREH PENGHARGAANKomitmen pengurus dan manajemen yang sungguh-sungguh di dalam

mengembangkan usaha telah mendapat perhatian dari masyarakat luasdan pemerintah. Indikator itu dapat terlihat misalnya dari besarnya minatmasyakarat untuk menjadi anggota. Demikian juga minat masyarakatmenempatkan uangnya dalam bentuk tabungan. Pada 2004 tercatat jumlahtabungan di KSP ini sebesar Rp 922 juta. Tahun buku 2005 naik menjadiRp 941 juta.

Disamping itu dalam rangka memperkuat permodalan, KSP tidakmengalami kesulitan memperoleh kredit dari sektor perbankan. Pemerintahsebagai institusi pembina dalam hal ini Kementerian Koperasi pada 2005pun memberikan dana bergulir program pemberdayaan usaha kecil sebesarRp 1 miliar. Sebelumnya KSP ini juga pernah mendapat kepercayaanuntuk menyalurkan dana kompensasi BBM. Program tersebut juga dapatdilaksanakan dengan baik.

Semua prestasi yang dicapai tidak membuat pengurus dan manajemenberpuas diri. Upaya peningkatan prestasi dan kepercayaan masyarakattetap menjadi komitmen pengurus. Mereka bertekad akan terus mening-katkan prestasi hingga kepercayaan masyarakat dan pemerintah tetapterjaga, demikian tegas Tukiman, ketua KSP Karya Niaga.***

Modal Sendiri ASSET SHU

Des. 2004

Des. 2005

59 91

1.766

1.415

324,4227,9

Kinerja KSP Karya NiagaDes 2004 - Des 2005(dalam juta rupiah)

Page 159: Isi Perkotaan OK

159 Koperasi di TengahLingkungan yang BerubahPenyusunan Berbagai Model dan PotretKoperasi Percontohan159

JAWA TIMUR

159

KPRI Harapan Mojokerto

PANTANG MUNDURMAJU TERUS

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 160: Isi Perkotaan OK

160Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

arapan selalu tidak terwujud dalam impian seseorang tapi koperasidapat memberi pemecahan konkrit. Termasuk koperasi pegawaiRepublik Indonesia Harapan yang tidak sekedar memberi harapan

tapi memberikan kekuatan ekonomi bagi anggotanya. Koperasi KPRIHarapan didirikan pada tahun 1967 telah memperoleh badan hukum padadengan nomor 10494/BH/II/12-67. Berdirinya koperasi ini masih terkaitdengan keberadaan salah satu lembaga pendidikan negeri yang berada dikota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Prov. Jawa Timur.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Harapan tergolongkoperasi yang eksis selama 39 tahun (tahun 1967-2006), sejak era ordelama, era orde baru, dan era orde reformasi. Hal ini menunjukkan bahwakoperasi sebagai organisasi ekonomi benar-benar tidak terpengaruhdengan adanya berbagai gejolak politik. Pada tahun 2005 jumlah anggotamencapai 631 orang yang meliputi para guru-guru SD, pensiunan dankaryawan serta simpatisan-simpatisan dari instansi lain. Wilayah kerjakoperasi ini meliputi sekota Mojokerto.

Kegiatan koperasi pada mulanya diawali dengan kegiatan usaha yangbergerak dalam bidang jasa simpan pinjam di lingkungan pegawai danpengajar. Dalam perkembangannya, atas dasar memenuhi kebutuhan paraanggotanya dan peluang usaha yang memiliki prospek yang baik, makakoperasi melakukan kegiatan diversifikasi usaha dalam bidang lain yaituperdagangan umum khususnya sembako dan jasa pengetikan komputer.Sedang untuk saat ini sedang diupayakan penggalangan dana gunapendirian SPBU.

ORGANISASIDalam rangka menjalankan usahanya, koperasi dikelola tujuh orang

pengurus dan empat orang karyawan. Sedang dewan pengawas terdiridari tiga orang. Masing-masing bekerja sesuai dengan tugas yang telahditetapkan.

Koperasi ini termasuk koperasi yang tertib, dalam pengertian mampumenyelenggarakan RAT secara konsisten dalam tiga tahun terakhir setiapbulan Januari, yaitu setelah tutup buku. Dalam melakukan koordinasi,pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan maka antara pengurus, pengawasdan karyawan telah melakukan pertemuan sebanyak 35 kali.

Dalam hal pelaporan pertanggung jawaban Pengurus Koperasi lebihbanyak memberikan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan yangbersifat kuantitatif. Uraian yang bersifat hasil analisis kegiatan baik terkaitdengan tentang musabab kegagalan atau keberhasilan program tidakdiangkat kepermukaan, sehingga para anggota tidak mengetahui prosesapa yang terjadi di dalam pengurus menjalankan tugasnya. Sarana

H

Uraian 2001 2002 2003 2004 2005

1. Anggota Penuh 688 688 670 662 631

2. Calon Anggota 1

Tabel 1. Perkembangan Anggota

Page 161: Isi Perkotaan OK

161 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah161

perangkat kerja adminitrasi yang dimiliki organisasi terkait dengan aturandan mekanisme kerja didalam menjalankan organisasi cukup lengkap,tercatat secara keseluruhan sebanyak 28 buku.

Jumlah anggota yang terdaftar dan perkembangannya sampai dengantahun 2005 sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Sebagai upaya peningkatan SDM khususnya para anggota, makapihak koperasi telah melakukan kegiatan pembinaan dalam bentuk pela-tihan dengan materi pengenalan koperasi, pengelolaan akutansi danmanajemen, kewirausahaan/bisnis eceran, dan pengenalan komputer.

SISTEM INSENTIFDalam rangka pengembangan usaha khususnya yang terkait dengan

penggalian sumber dana, pengurus telah merumuskan beberapa kiat danstrategi, antara lain; membuka Simpanan Manasuka Berjangka (SIMAKA)& Hari Raya, memberikan jasa 1,10 % tiap bulan, pihak koperasi telahmampu menarik dana dari anggota dengan nilai uang yang cukup besardan pada tahun terakhir menunjukan peningkatan jika dibandingkandengan tahun sebelumnya. Beberapa kegiatan disamping memberikan

Tabel 2. Komposisi Permodalan Usaha KPRI Harapan

URAIAN 2003 2004 2005

1. MODAL SENDIRI a. Simpanan Pokok 6.620.000 6.700.000 6.310.000 b. Simpanan Wajib 784.414.215 890.052.760 1.002.618.865 c. Dana Cadangan - Koperasi 316.498.827 354.052.877 394.271.411 - Pembangunan 3.785.300 3.785.300 3.785.300 - Resiko 5.920.526 5.920.526 10.920.526 - Khusus 1.285.300 1.285.300 1.285.300 Jumlah dana cadangan 327.489.953 365.044.003 410.262.537 d. SHU belum dibagi 125.180.167 134.061.779 167.813.839 Jumlah 1.243.704.335 1.395.858.542 1.587.005.241

2. MODAL LUAR a. Simpan Berjangka/Simaka 658.763.948 980.240.948 1.515.873.000 b. Modal Jangka Pendek 239.425.000 322.350.685 694.058.281 c. Modal Jangka Panjang 77.700.599 82.278.199 85.486.999 Jumlah 975.889.547 1.384.869.832 2.295.418.280

3. TOTAL MODAL USAHA 2.219.593.882 2.780.728.374 3.882.423.521

Tabel 3. Komposisi Kegiatan Simpan Pinjam KPRI Harapan

2004 2005Uraian Jml. Besar Jml. Besar

Anggota Simpanan Anggota Simpanan

A. Anggotaa. Simpanan Pokok 662 6.620.000 631 6.310.000b. Simpanan Wajib 662 890.022.760 631 1.002.618.865c. Simpanan Sukarela 4.500.540 2.880.540d. Simpanan Wajib Pinj. 30.940.765 30.940.765

B. Dana SIMAKA 980.240.948 1.515.873.000

Page 162: Isi Perkotaan OK

162Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

pinjaman kepada anggotanya, maka dalam kaitannya dengan kesejateraananggotanya pihak koperasi telah memberikan hadiah pada anak didik yangberprestasi dan bea siswa kepada putra-putri anggota yang memilikiprestasi lulusan SMP dan SMA serta memberikan bingkasan pada hariRaya Natal dan Idul Fitri. Koperasi menyediakan kebutuhan sembilanbahan pokok maupun keperluan rumah tangga lainnya bagi anggotadengan prosedur seperti USP.

PENGEMBANGAN SIMPANANUntuk mengetahui sejauh mana kinerja koperasi dan prestasi yang

telah dicapainya, maka hal tersebut dapat dilihat pada indikator sebagaimana digambarkan pada Tabel 4.

Dari Tabel 4 menunjukan adanya kenaikan perolehan sisa hasil usahasetiap tahunnya. Dibukanya Simpanan Manasuka Berjangka/SIMAKAtelah mampu menarik dana para anggotanya untuk disimpan dan diputarkembali sebagaimana ditunjukan pada Tabel 2 serta menunjukanpeningkatan dana SIMAKA yang cukup signifikan terhadap peningkatanmodal usaha. Untuk mengetahui perkembangan volume usaha dapatdilihat pada Tabel 4.

Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha koperasi dapat melihatbesaran parameter yang terdapat pada Tabel 3. Koperasi mempunyaikinerja yang madai dengan kemampuan membayar hutang dengan segera.

Tabel 4. Perkembangan Volume Usaha

VOLUME USAHA (Perjenis Usaha) 2004 2005

1. Usaha Simpan Pinjam 1 1.985.674.216 2.112.493.990

2. Pertokoan 22.133.329 43.365.760

3. Siaga 322.350.685 99.875.100

4. Usaha Simpan Pinjam 2 92.900.915 261.319.200

5. SIMAKA 980.240.948 830.903.690

Total Volume Usaha 3.403.300.093 3.308.957.690

Tabel 5. Komposisi Rasio Kinerja KPRI Harapan

RASIO 2003 2004 2005

Liquidity - Current Ratio= Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar 2,22 2,80 2,50 - Current Riability to Net worth=Kewajiban Lancar : Modal sendiri 0,76 0,94 1,22 Leverage Total Debt to Equity = Jumlah Kewajiban : Modal sendiri 0,77 0,96 1,23 Activity - Total Aset Turnover = Pendapatan Netto : Jumlah Aktiva 0,26 0,23 0,17 - Net Operting Profit Margin = SHU seb.Pajak : Pendapatan Penjualan 0,22 0,21 0,28

Dengan demikian harapan anggota pegawai negeri untuk mengan-dalkan koperasi dapat dipenuhi oleh KPRI Harapan. KPRI Harapanmencoba meluaskan usaha dimana kemungkinan dapat memberikanpendapatan bagi koperasi yang pada akhirnya mensejahterakan anggotakoperasi.***

Page 163: Isi Perkotaan OK

163 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

NUSA TENGGARA TIMUR

Kopdit Swasti Sari Kupang

CALON ANGGOTASKALA PRIORITAS

163 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Subr

oto

Page 164: Isi Perkotaan OK

164Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

ota Kupang memiliki wilayah seluas 229,97 Km2, termasuk BandarUdara El Tari seluas 19,69 Km2. Seluruh wilayah tersebut secaraadministratif terbagi dalam empat wilayah kecamatan yang meliputi

45 kelurahan. Keempat kecamatan itu, masing-masaing Kecamatan Alak,Maulafa, Oebobo dan Kecamatan Kelapa Lima. Berdasarkan hasilregistrasi penduduk tahun 2001, jumlah penduduk Kupang berjumlah241.370 jiwa.

Dilihat dari struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian, sumberusaha yang banyak digeluti oleh masyarakat meliputi: Sektor pertanianatau primer berjumlah 5.952 jiwa, sektor sekunder 11.292 jiwa, sektortersier 26.100 jiwa dan sektor lainnya sebesar 28.728 jiwa. Jumlahangkatan kerja meliputi penduduk yang bekerja sekitar 72.072 jiwa,angkatan kerja 79.272 jiwa, mencari kerja 7.200 jiwa, sekolah 55.764jiwa, mengurus rumah tangga 39.756 jiwa dan lainnya 17.772 jiwa.

Di kota ini, terdapat 5.561 unit usaha kecil yang menyerap tenagakerja 11 ribu orang. Unit usaha tersebut terdiri dari sektor perdagangan,jasa, industri kecil, kerajinan dan pertanian serta peternakan.

Jumlah koperasi yang ada di kota ini, sebanyak 285 koperasi.Rinciannya, 202 merupakan koperasi aktif, 83 koperasi tidak aktif dankoperasi yang baru terbentuk sebesar 28 koperasi. Jumlah anggota koperasisebanyak 42.601 orang.

Dari jumlah 285 koperasi yang ada, dua koperasi merupakan KoperasiUnit Desa, sedangkan 283 non Koperasi Unit Desa. Jumlah anggota KUDsebanyak 5.266 orang. Jumlah anggota koperasi non KUD sebanyak37.335 orang.

Dilihat dari sumberdaya manusia yang mengelola koperasi, terdapat45 orang sebagai manajemen dengan karyawan sebanyak 301 orang.Audit internal dan eksternal yang telah dilakukan terhadap 161 koperasi.

Ditinjau dari sisi permodalan koperasi, maka modal sendiri sebanyakRp 10, 810 miliar dan modal luar sebanyak Rp 5,941 miliar. Sedangkanvolume usaha koperasi sebesar Rp 12,555 miliar dan sisa hasil usaharata-rata Rp 780.615. Sementara aset koperasi sebesar Rp 16.751.775.

Dari 283 koperasi non KUD, salah satunya bernama Koperasi kredit(kopdit) Swasti Sari yang terletak di Kota Kupang. Koperasi berdirisejak 1 Februari 1988 yang saat itu diawali dengan nama Credit UnionSwasti Sari. Pada awalnya anggotanya hanya terdiri dari guru danpegawai Yayasan Swasti Sari Keuskupan Agung Kupang (YASWARIKAK) serta anggota keluarga. Kemudian dalam perjalanan tepat tahun1997 mengalami perubahan anggaran dasar dengan Nomor : 10/PAD/KWK/24/IV/1997, pada saat itu mulai membuka diri untuk menerimaanggota dari berbagai golongan khususnya di wilayah kota dankabupaten.

Kopdit Swasti Sari adalah lembaga ekonomi usaha keuangan yangdimiliki oleh anggota, dikembangkan oleh anggota serta dimanfaatkanoleh anggota untuk meningkatkan kesejahteraan anggota itu sendiri sertamasyarakat sekitarnya.

Kopdit Swasti Sari pengertiannya sebagaimana Koperasi di Indonesia

K

Page 165: Isi Perkotaan OK

165 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

pada umumnya yang berasal dari kredit berasal dari kata credere yangartinya kepercayaan. Sedangkan swasti sari artinya inti kebenaran ilmupengetahuan.

Jadi arti dari Kopdit Swasti Sari adalah kebenaran ilmu pengetahuantentang perkoperasian yang mengatur tentang pendidikan anggota, strukturdan manajemen usaha, sistem administrasi yang berlaku dan kebenaranakan informasi teknologi.

Dengan adanya kebenaran tersebut, maka diharapkan Kopdit SwastiSari akan semakin dipercaya anggota dan masyarakat. Mereka jugadiharapkan mempercayai itikad baik dari kepengurusan/pengelola, percayapada itikad baik pengelolaan administrasi yang profesional serta percayapada sistem manajemen yang terbuka (open manajemen). Dengan adanyasuasana saling percaya, diharapkan koperasi dapat berkembang seiramadengan meningkatkan kesejahteraan keluarga para anggota khususnyadan masyarakat luas pada umumnya.

TENANG DAN AMANTujuan utama adalah meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya melaluipemanfaatan koperasi secara maksimal. Dengan demikian Kopdit SwastiSari dapat melayani pinjaman anggota secara mudah, berdaya guna danprofesional yang didukung oleh partisipasi dari semua anggota.

Ambil contoh, Kopdit memiliki berbagai macam simpanan saham.Rinciannya, ada simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan kapitalisasidan simpanan sukarela. Sedangkan simpanan non saham yaitu terdiri dariSISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka), SIBUHARI (Simpanan BungaHarian), SIPANDIK (Simpanan pendidikan) dan TAMAPAN (TabunganMasa depan)

Sementara pinjaman produktif untuk modal usaha atau modal kerja,koperasi menyediakan: pinjaman perumahan, pinjaman pendidikan,pinjaman investasi, pinjaman micrifinance, pinjaman kesejahteraan danpinjaman darurat.

Nilai tambah dari Kopdit ini yang kemungkinan tidak dimiliki olehkoperasi-koperasi lain yakni anggota akan menjadi tenang dan aman.Mengapa? Karena setiap simpanan dan pinjaman yang tercatat dalamkoperasi ini selalu dilindungi oleh Daperma atau Dana PerlindunganBersama. Untuk memperbesar simpanan, anggota sudah dilindungisampai dengan Rp 20 juta. Sedangkan terkait pinjaman, anggota jugasudah dilindungi sampai dengan Rp 35 juta.

Apabila ada anggota kopdit ini yang meninggal dunia atau ditimpakecelakaan sampai cacat total, maka seluruh pinjaman akan dibayar/dilunasi oleh Daperma. Selanjutnya, ahli waris dari dari anggota yangmeninggal akan mendapat santunan sebesar simpanannya. Bahkansimpanan dibayar dua kali lipat. Dengan demikian keluarga sebagai ahliwaris tidak menanggung warisan hutang dan pinjaman koperasi.

Semantara itu calon anggota baru yang diprioritaskan adalah staf ataukaryawan. Baik karyawan instansi pemerintah maupun swasta, pengusaha,

Page 166: Isi Perkotaan OK

166Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Tabel Perkembangan Prestasi Kerja, 2004 – 2005

Uraian 2002 2003 2004 2005

1. Anggota ( orang ) 391 444 579 738

2. Simpanan Saham (Rp) (Rp) ( Rp. ) ( Rp. )a. Simpanan Pokok 9.765.000 22.137.500 28.950.000 55.350.000b. Simpanan Wajib 83.665.500 127.802.500 183.622.000 253.862.000c. Simpanan Kapitalisasi 34.269.200 68.291.000 137.533.600 218.983.800

3. Simpanan Non Sahama. Simpanan Sukarela 562.877.550 757.472.200 1.047.546.675 1.399.194.625b. Sibuhari 28.142.822 350.463.133 350.463.133 513.765.008c. Sipandik 38.640.691 77.690.943 126.996.693 153.466.868d. Sisuka 84.500.000 87.927.375 71.000.000 130.000.000

4. Pinjaman beredar 1.072.381.450 1.414.753.800 2.203.571.150 3.197.253.600

5. Dana Cadangan 105.728.011 137.450.253 214.249.253 313.807.260

6. Pendapatan 243.334.595 434.680.552 617.223.706 840.817.623

7. Biaya 211.140.298 354.102.018 518.214.632 710.253.178

8. Sisa Hasil Usaha 32.194.297 77.328.534 99.009.074 117.377.445

9. Asset/Kekayaan 1.369.710.656 2.012.986.484 2.906.255.912 3.986.165.862

wiraswasta kecil sampai menengah di Kota Kupang dan sekitarnya. Obsesiini tidaklah muluk-muluk, karena Kopdit Swasti Sari termasuk salah satukopdit model, tersehat dan terbesar asset kekayaannya di tingkat PusatKoperasi Kredit (Puskopdit) Bekatigade Timor serta mempunyai pela-yanan sistem print out (sistem komputerisasi) yang baku.

Kopdit ini memiliki komitmen seperti ini: Bagi Anda di Kota Kupangdan sekitarnya sebagai staf dan karyawan baik negeri maupun swastaserta pengusaha/wiraswasta, pedagang kaki lima maupun masyarakatumum yang ingin membutuhkan modal/dana cepat untuk menambahmodal usaha, perumahan, pendidikan serta kesejahteraan yang prosesnyacepat tanpa berbelit-belit. Silahkan Anda menjadi anggota sesuai denganpersyaratan yang ada. Koperasi kami siap menerima Anda tanpa membe-dakan suku, agama, dan ras. Tujuannya, agar kopdit Swasti Sari tumbuhdan berkembang menjadi besar di Kota Kupang dan sekitarnya.

MENERAPKAN PRINSIP KOPERASILoyalitas pengurus membangun kepercayaan untuk mencintai

koperasi, membuat kopdit ini tumbuh dan berkembang selama 18 tahun.Kendati jarang mendapat suntikan dana luar, tetapi koperasi tersebutkoperasi ini mencetak kinerja gemilang. Harapan yang dapat diperolehdari tema yang letih lesu dikuatkan, yang memikul beban berat diringan-kan, sehingga hidup mempunyai makna.

Dari pemikiran itulah, sehingga RAT tahun 2005 mengambil tema:Dengan RAT Kita Berdayakan Ekonomi Kerakyatan Melalui Programyang Sudah Digariskan. Di samping mengidealkan sebuah harapan,pengurus koperasi menyadari bahwa kiprah mereka selama periodetersebut relatif menuai hasil yang maksimal. Termasuk ada kegagalan dan

Page 167: Isi Perkotaan OK

167 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

kesuksesan yang tidak terhitung banyaknya. Keduanya membaur dalamrealitas kerja koperasi.

Tahun 1990 Kopdit ini sudah menjadi anggota Daperma serta menjadianggota silang pinjam daerah Puskopdit Bekatigade Timor. Kopdit merasadituntut meningkatkan kinerja lewat program pengembangan anggota danpeningkatan modal. Sekaligus meningkatkan dana cadangan lewat pening-katan sisa hasil usaha untuk tahun yang akan datang.

Koperasi ini posisi akhir Agustus 2006 memiliki asset/kekayaansebesar Rp 5.734 miliar. Lalu jumlah anggota sebanyak 1.014 orang.Sedangkan total pinjaman yang telah dicairkan sebesar Rp 14.816 miliarkepada 9.280 orang. Diharapkan pertumbuhan seperti ini terus terjadiuntuk masa yang akan datang. Sehingga pelayanan kepada anggota dapatlebih meningkat lagi, baik kuantitas maupun kualitas. Sebagaiperbandingan terlihat tabel yang mencatat kinerja keuangan koperasihingga 2005.

Untuk meningkatkan kinerja dalam mendukung kepercayaan anggotaterhadap koperasi, dan transparansi administrasi koperasi, pengurusmelakukan audit terhadap seluruh kegiatan- kegiatan yang dilakukan olehpengurus koperasi. Berdasarkan hasil audit dari Tim Auditor PuskopditBekatigade Timor yang berlangsung dari tanggal 27 sampai tanggal 30Desember 2005, Kopdit Swasti Sari Kupang dinyatakan sehat dengannilai 88,12.

Untuk memperlancar tugas-tugas pelayanan dan meningkatkan kinerjakoperasi atas dasar pemilihan pengurus dan pengelola/karyawan, makakepengurusan kopdit selalu menyelenggarakan pendidikan penjenjangankarir baik untuk pengurus maupun karyawan.

Ada pun kepegurusan dan karyawan pada periode tahun 2006-2008adalah sebagai berikut. Pengurus kopdit diketuai oleh Blasius Naben,S.Pd. Sedangkan sekretaris dipegang oleh Coirnelis Kuma Opun, S.Agdan bendahara dipercayakan kepada Drs. Chris Pollo.

Segenap jajaran pengurus, pengawas maupun anggota kopdit mem-punyai visi mewujudkan Koperasi Kredit Swasti Sari Kupang yangtangguh, mandiri dan terpercaya. Seiring visi ini, koperasi juga memilikilima misi sebagai pedoman kerja. Pertama, meningkatkan jumlah sim-panan dan memberikan balas jasa simpanan. Kedua, memberikanpelayanan pinjaman yang mudah, murah dan cepat.

Ketiga, mengembangkan rasa setia kawan dan kesadaran berkoperasi.Keempat, menerapkan sistem manajemen yang terbuka. Dan kelima,meningkatkan kualitas sumber daya insan koperasi kredit.

Selain visi dan misi tersebut, koperasi ini mempunyai motto:Berasaskan pada Pancasila dan UUD RI koperasi senantiasa menghayatipelaksanaan tiga pilar, yaitu pendidikan, setia kawan dan keswadayaan.

Maksudnya, melalui pendidikan Kopdit dapat dikembangkan dandikontrol. Karena itu setiap anggota atau calon anggota harus diterimamelalui pendidikan dasar Kopdit agar dapat mengetahui hak dan kewa-jibannya, serta mengetahui dan memahami atau dapat membaca laporantentang perkembangan koperasinya.

Page 168: Isi Perkotaan OK

168Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Wujud nyata setia kawan dari kopdit yaitu selalu memperhatikan kebu-tuhan sesama anggota. Karena itu kewajiban sebagai anggota selalu diper-hatikan dengan cara menyetor simpanan wajib dengan tertib, mengem-balikan pinjaman dengan teratur agar anggota yang lain mendapatkankesempatan untuk memperoleh pelayanan pinjaman.

Kopdit ini juga memiliki prinsip mandiri atau dapat membiayai dirinyasendiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Karena itu koperasi selalumenyisihkan sebagian penghasilannya berupa cadangan setiap tahun untukmemperkuat permodalan sendiri. Untuk meningkatkan permodalan diper-lukan usaha mobilisasi dana dari dalam atau anggota dengan cara membukaberbagai macam produk, tabungan, simpanan untuk anggota.

Di samping memiliki visi, misi dan motto koperasi, lembaga usahaini juga berusaha keras menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai danprinsip-prinsip koperasi secara universal. Sekedar mengingatkan, nilai-nilai koperasi adalah: Menolong diri sendiri, swadaya dan tanggung jawab,demokrasi, persamaan, keadilan, kesetiakawanan dan kejujuran.

Sementara prinsip-prinsip koperasi tersebut terdiri dari: Keanggotaanterbuka dan sukarela, pengendalian oleh anggota secara demokrasi,partisipasi ekonomi anggota, otonomi dan kemerdekaan, pendidikan,pelatihan dan informasi, kerjasama antara koperasi dan kepedulian terhadaplingkungan.***

Page 169: Isi Perkotaan OK

169 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

KSU Wanita Cendana Kupang

169

SIAP MENYONGSONG

PEMBARUAN

NUSA TENGGARA TIMUR

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Subr

oto

Page 170: Isi Perkotaan OK

170Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

operasi Serba Usaha (KSU) “Wanita Cendana” selanjutnya KopwanCendana, merupakan salah satu koperasi yang cukup tua di KotaKupang. Koperasi ini dibentuk tahun 1982 yang lalu, dengan sponsor

Ibu Gubernur Dr. Ny Nafsiah Mboi. Para pendiri yang lain adalah anggotaDharma Wanita Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Koperasi ini dikembangkan memakai pendekatan kelompok anggota.Juga menerapkan Konsep Tanggung Renteng, meski tidak sepenuhnyakarena belum memberlakukan sanksi. Mereka memberi nama kelompokdengan nama bunga dan buah-buahan. Jumlah anggotanya berkembangcukup pesat dari tahun ke tahun. Kalau pada awal kegiatan hanya adaanggota sebanyak 35 orang atau satu kelompok. Maka dalam sepuluhtahun pertama, jumlahnya telah meningkat menjadi 517 orang atau 29kelompok. Puncaknya tercapai pada tahun 1993 dan 1994, dengan jumlahanggota 584 orang dan 592 orang.

Kemudian jumlah anggota menurun. Pada dasawarsa kedua (2001),tercatat anggota koperasi menjadi 530 orang. Hingga 2005, jumlah anggotatercatat 576 orang atau 31 kelompok.

Peta perubahan jumlah anggota memberikan indikasi, pertambahananggota koperasi tidak cukup besar. Koperasi ini tumbuh dengan tingkatyang relatif stabil, tetapi memang membuatnya solid sehingga tidakmampu bergerak cepat.

Syukurlah ketertiban administrasi dan disiplin organisasi cukup kuat.Di sisi lain, pelayanan anggota dilengkapi dengan berbagai kegiatan pendi-dikan dan pelatihan anggota. Misalnya dalam bentuk program penggerakkoperasi, keterampilan kerja karyawan, serta program bagi calon anggota.Itulah ciri khas Kopwan Cendana, yang dalam banyak hal sudah ditinggal-kan oleh sebagian besar koperasi.

Kopwan ini juga konsisten melaksanakan kegiatan RAT relatif tepatwaktu (Januari-Maret). Sehingga melalui laporan administrastif danperkembangan organisasi mudah diikuti. Forum pertemuan RAT, menurutketua III dan sekretaris koperasi, seringkali menjadi ajang diskusi danpengembangan wawasan di antara para anggota yang mewakili kelompokmasing-masing.

Pemilihan Pengurus dilakukan setiap lima tahun sekali. HinggaDesember 2006, kepengurusan Kopwan ini masih dalam periode kepe-mimpinan kurun waktu 2004-2008. Umumnya jumlah Pengurus berkisarantar 7 – 12 orang. Saat ini jumlah anggota Pengurus ada tujuh orang dandisertai tiga orang anggota Pengawas.

Apa yang menjadi aspek kritis dari potret keragaan koperasi ini? Yangjelas, koperasi setia menjaga kegiatan awalnya, yaitu melayani kebutuhanibu-ibu dalam kaitan upaya membantu meningkatkan kesejahteraan ke-luarganya. Hal itu menyebabkan dinamika kegiatan organisasinya dira-sakan tidak cukup dinamis.

Itu sebabnya, secara khusus Pengurus Kopwan berharap dapat

K

Page 171: Isi Perkotaan OK

171 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

melayani para anggota bukan hanya melalui unit usaha simpan pinjam.Tapi juga melalui unit usaha konsumsi, dengan membuka toko di lokasikantor koperasi. Sekadar info, status gedung tempat koperasi berkantorini adalah milik kopwan yang telah diserahkan dari Pemerintah KotaKupang.

Penting dicatat, perilaku serta wawasan pimpinan kopwan selamaini dapat dicontoh oleh para anggota. Mengapa? Karena para pengurusterbukti mampu memberikan waktu dan perhatian penuh pada organi-sasi ini.

Aspek kelembagaan yang dominan dalam kehidupan KSU WanitaCendana adalah unsur keanggotaan. Organisasi ini dengan konsistenmengutamakan pelayanan anggota sebagai fokus usahanya.

Cara koperasi memperoleh anggota baru, prosesnya terjadi berdasarminat calon anggota baru. Biasanya, mereka mengetahui informasi tentangkoperasi dari anggota lama yang tergabung dalam masing-masing kelom-pok anggota. Jadi secara alami kelompok anggota menjadi sarana pro-mosi dan juru bicara koperasinya. Tidak ada usaha khusus untuk menye-barkan informasi secara formal. Kelompok anggota juga menjadi selektor.Perkembangan keanggotaaan Kopwan, tercantum dalam tabel 1.

Kalau diperhatikan besarnya mutasi jumlah anggota dalam koperasiini, nampak prosesnya cukup seimbang. Sehingga sementara dapatdinyatakan, bahwa pergantian anggota rata-rata per tahun yang terjadi dibawah angka 10% dari total anggota merupakan hal yang wajar. Inimenjadi indikasi penting tentang bagaimana sebenarnya kondisi dan polapelayanan mereka umumnya kepada anggotanya di KSU Wanita Cen-dana ini.

Eksistensi keanggotaan menjadi kritis bagi perkembangan kopwanini. Mengapa? Karena hal itu sangat erat kaitannya dengan pemupukanmodal dan dorongan pengembangan kegiatan usaha lain yang lebih dapatmelayani dan memberdayakan anggota.

Peran kelompok anggota harus ditingkatkan. Pimpinan kelompokdapat dikembangkan menjadi titik-titik strategi. Utamanya untuk mem-berikan dan menyalurkan informasi wawasan dan pemahaman tentangberkoperasi secara efektif.

Di samping itu peran Pengurus, hendaknya juga mampu dengan jeli

TahunJumlah Jumlah dan Mutasi Anggota

Kelompok Jml. Anggota Masuk Keluar

2002 30 570 34 17

2003 30 567 20 23

2004 30 543 09 33

2005 31 576 42 09

Tabel 1. Perkembangan Keanggotaan

Page 172: Isi Perkotaan OK

172Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

menetapkan pemberian kredit, yang seharusnya sudah dapat diputuskanmelalui kelompok. Maksudnya, kelompok dapat menjadi penggantisebagian besar fungsi penetapan pinjaman. Karena toh dia menjadi selektordan sekaligus pengarah penggunaan pinjaman dari anggotanya. Selamapinjaman tersebut untuk kegiatan produktif atau investasi bidang pendi-dikan atau kesehatan keluarga.

Komposi kepengurusan koperasi ini cukup unik. Karena menempat-kan seorang anggota Pengurus, yang bertanggung jawab dalam pemberiankredit yaitu sebagai Ketua Unit Penanggung Jawab Pertimbangan danPemberian Kredit (UPJP2K). Tugasnya, menilai permohonan kreditanggota.

Komposisi Pengurus KSU Wanita Cendana (2004-2008) adalahsebagai berikut. Ketua diamanatkan kepada Ny R Didoek, Sekretarisdipegang oleh Ny. W. Fanggi Tasik. Sedangkan posisi Bendaharadipercayakan kepada Ny. M. Chandra Hasyim. Selanjutnya susunanPengawas, diketuai oleh Ny Lies A Fandoe dengan anggota Ny SAMella dan Ny Ance Djami Giri. Sementatra komposisi Tim PJP2K padakoperasi ini, Ketuanya oleh Ny J Therik dan anggota Ny Afia RagaTeku.

Dalam proses pengelolaan kegiatan koperasi, proses manajerisasidibentuk untuk membantu pengurus melancarkan pengelolaan kegiatanteknis sehari-harinya. Manajer koperasi di posisi akhir Desember 2006dipegang oleh B Anne Marlyn yang diangkat sejak tahun 1996 yanglalu.

Artinya ia telah bekerja hampir 10 tahun untuk KSU ini. Demikianjuga umumnya para karyawan lainnya tergolong orang lama. Misalnyaada yang sudah 21 tahun bekerja sebagai penata buku. Kita bisa me-nangkap makna di balik potret proses manajerisasi dan pemanfaatankaryawan koperasi selama ini, jelas ada kesetiaan.

Dengan demikian ciri perubahan dalam organisasi ini adalahperubahan yang lembut (soft changes) yang lebih mendasarkan padaperubahan karena tuntutan kondisi. Maksudnya, bukan perubahan yangdikembangkan sebagai unit strategi (hard changes) berdasar konsepmodern untuk bertahan dalam kondisi persaingan yang ketat.

Karena itu pertanyaan yang perlu diajukan adalah apakah posisidan berbagai langkah yang telah dilakukan itu dapat menjamin merekaselamat dari pengaruh perubahan demi perubahan yang akan terjadisecara lebih cepat lagi di masa mendatang?

KINERJA KEUANGANKinerja Kopwan ini dapat diperhatikan dari unit usaha simpan pinjam

dan unit usaha konsumsi, dua unit kebanggaan mereka.Kegiatan simpan pinjam dapat dikaji dari komponen permodalan yang

berhasil dimiliki dan diusahakan oleh koperasi. Komposisi permodalan

Page 173: Isi Perkotaan OK

173 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

koperasi ini tercantum dalam tabel 2.Kalau diperhatikan jumlah kemampuan menghimpun modal dari

dalam masih belum cukup efektif. Terutama dalam kaitan membangunkekuatan dalam organisasi. Kesan tersebut juga diungkapkan oleh KepalaDinas Koperasi dan UKM Kota Kupang dalam pembukaan RAT tahun2005. Ia mempertanyakan mengapa modal sendiri masih tetap sebesarRp 400 juta. Sementara koperasi yang ‘lebih muda’ di Kupang mampumeraih angka lebih besar.

Hal tersebut tampaknya erat kaitannya dengan kondisi bisnis mereka.Kalau kedua kegiatan itu dipertahankan dan dikembangkan, makabesarnya modal sendiri harus menjadi acuan utama. Apa yang tercatatdari fakta operasional menunjukkan, belum tersedia strategi terobosanuntuk meningkatkan hal ini. Apa yang ada baru mengubah simpananwajib dari Rp 1000 (sampai tahun 2003) menjadi Rp 2.500 (hingga 2004)yang kemudian disetujui RAT untuk ditingkatkan menjadi Rp 5.000 padapertengahan 2005.

Sementara simpanan pokok telah ditingkatkan menjadi Rp 50 ribumulai tahun 2005 dari nominal angka Rp 25 ribu pada 2004. Berdasarhal itu, simpanan pokok pada tahun 2003 dan 2004 berada di sekitarangka Rp 11 juta dapat naik menjadi Rp 25 juta. Dengan asumsi ko-perasi dapat menarik dana dari 576 anggota. Atau minimum dapatmemperoleh Rp 20 juta, kalau dihitung dari jumlah anggota aktifsebanyak 65%.

Di sisi kegiatan pinjaman koperasi, dilakukan melalui dua jenispinjaman. Masing-masing pinjaman biasa dan pinjaman ekonomis secaraselektif. Komposisi pinjaman tercantum pada tabel 3.

Dari tabel 3 tersebut dapat diperhatikan, cukup besarnya tingkat

Komponen 2003 2004 2005

1. MODAL SENDIRIa. Simpanan Pokok 12.257.000 11.922.000 22.762.000b. Simpanan Wajib 40.721.000 51.673.500 69.700.500c. Cadangan 180.124.455 185.543.834 371.729.441d. Donasi 58.225.295 58.225.295 58.225.295Total 291.327.750,79 307.364.629 522.417.236,80

2. MODAL LUARa. Simpanan Sukarela 166.219.262 184.137.704 188.420.712b. Dana Bergulir (Dinas Kop Prov.) - 30.000.000 30.000.000c. Dana Pihak Ketiga (PT.PLN) 58.491.218 - 44.999.900Total 224.710.480 214.137.704 263.420.612

3. DANA ABADIHasil Penjualan SahamPT Gudang Garam 200.000.000 200.000.000 200.000.000

TOTAL 716.038.230 721.502.333 985.837.848

Tabel 2. Komponen Permodalan

Page 174: Isi Perkotaan OK

174Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

piutang dan tunggakan yang ada. Ternyata faktanya kegiatan ini masihtetap dapat berjalan. Ada kecenderungan meningkatnya rata-rata piutangper tahun dari 57,9% (2003); 66,1% (2004); 59,5% (2005). Masihberuntung, indikasi tunggakan (bad debt) menurun nilainya. Kondisi inimemerlukan perhatian serius dari para pengurus koperasi.

Bagaimana kegiatan usaha konsumsi yang ditawarkan juga olehkoperasi ini? Informasi tentang dinamika dan respon anggota atas kegiatanusaha ini tercantum dalam tabel 4.

Ternyata kredit unit usaha konsumsi ini memiliki piutang lebih kecil,yaitu antara 18,5%-28,7% dibanding dengan tunggakan usaha simpanpinjam. Namun perlu kewaspadaan untuk unit ini, mengingat nilai prosen-tase tunggakan meningkat dari tahun ke tahun.

Mengantisipasi semua potensi persoalan tersebut, hal ini erat kaitannyadengan masalah perawatan sikap dan tanggung jawab anggota, yang tidakmungkin dilakukan sendiri oleh pengurus. Sudah waktunya ada semacamPembina dan Penyuluh Lapangan (PPL). Tugasnya, langsung membina

Tabel 4. Komposisi Kredit Konsumsi dan Tingkat Pembayaran

Komponen Sub Komponen 2003 2004 2005

1. PENJUALAN KREDIT Jumlah Anggota 301/567 298/543 303/576

Jumlah Non Anggota 29 5 29

Besar Kredit 393.450.170 342.440.010 239.051.150

2. PIUTANG Jumlah Anggota 180 162 156

Besar Piutang 72.796.950 74.086.600 68.839.150

% dari pinjaman 18,5% 21,6% 28,7%

3. TUNGGAKAN Jumlah Anggota 31 25 40

Pokok Kredit 5.537.750 6.374.950 10.275.300

Bunga Kredit 152.850 212.500 1.490.558

Tabel 3. Komposisi Pinjaman dan Tingkat Pengembalian

Komponen Sub Komponen 2003 2004 2005

1. PINJAMAN BIASA Jumlah Anggota 216 197 219

Jumlah Kelompok 26/31 26/31 27/33

Besar Pinjaman 455.450.000 430.500.000 595.200.000

2. PINJAMAN EKS BBM Jumlah Anggota/Non 58/9 64/12 45/9

Jumlah Kelompok 16 14 16

Besar Pinjaman 64.550.000 76.000.000 44.055.000

3. PIUTANG PINJM. BIASA Pokok Pinjaman 264.125.375 284.528.450 354.180.250

% atas pinjaman 57,9 66.1% 59,5%

Bunga 1.960.675 3.209.250 1.149.000

4. TUNGGAKAN Pokok Pinjaman 14.315.575 18.168.850 13.556.500

Bunga 1.960.675 3.209.250 1.149.000

Page 175: Isi Perkotaan OK

175 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tabel 5. Hasil Analisi Kinerja Kopwan Cendana

Komponen Sub Komponen 2003 2004 2005

1. PENJUALAN KREDIT Jumlah Anggota 301/567 298/543 303/576

Jumlah Non Anggota 29 5 29

Besar Kredit 393.450.170 342.440.010 239.051.150

2. USAHA SIMPAN PINJAM : Harta Lancar 306.805.296,78 331.495.480,00 369.979.699,00

BIASA Kewajiban Lancar 196.872.650,81 209.704.843,33 254.866.218,13

Total Kewajiban 196.872.650,81 209.704.843,33 254.866.218,13

SHU (total) 10.682.322,18 12.025.554,30 11.877.301,88

Total Harta 408.272.562,18 435.055.795,40 511.190.014,40

LIKUIDITAS 155,84 158,07 155,76

SOLVABILITAS 207,38 207,43 200,57

RENTABILITAS 2,62 2,76 2,32

3. USAHA SIMPAN PINJAM: Harta Lancar 85.325.203,56 74.285.200,49 78.454.866,00

EKS BBM Kewajiban Lancar 67.831.471,31 55.888.896,86 59.449.633,78

Total Kewajiban 67.831.471,31 55.888.896,86 59.449.633,78

SHU (total) 4.797.4888,08 3.959.066,86 2.800.716,00

Total Harta 85.325.203,56 74.285.200,49 78.584.866,00

LIKUIDITAS 125,79 132,91 131,96

SOLVABILITAS 125,79 132,91 132,18

RENTABILITAS 5,62 5,32 3,56

4. USAHA KONSUMSI Harta Lancar 177.243.194,38 189.609.779,59 173.905.328,32

Kewajiban Lancar 4.440.907,92 33.962.484,30 32.252,872,23

Total Kewajiban 4.440.907,92 33.962.484,30 32.252,872,23

SHU (total) 16.247.902,76 10.401.377,86 4.372.497,74

Total Harta 298.602.428,11 324.015.858,32 313.548.382,05

LIKUIDITAS 3.991,15 558,29 539,19

SOLVABILITAS 6.723,90 954,04 972,15

RENTABILITAS 5,44 3,21 1,39

kelompok anggota sebulan sekali saat mereka bertemu.PPL perlu memiliki keterampilan untuk membina dan membangun

dinamika kelompok yang efektif, di samping memberi wawasan danmenyampaikan informasi dari pengurus. Mereka harus bermotivasi tinggi,agar anggota relatif dapat terkendali. Bisa jadi anggota tidak kenal siapapengurus koperasinya, tetapi harus hapal dan dekat dengan PPL-nya, yangjuga berperan mengadvokasi (pembelaan) anggota binaannya.

DINAMIKA KEGIATANIntegrasi dari kinerja dan posisi hasil neraca menunjukkan gambaran

tentang dinamika kegiatan koperasi melalui proses analisis sebagaimanatercantum pada tabel 5. Kalau diperhatikan, kondisi koperasi untuk meme-nuhi kewajibannya cukup baik. Sementara kegiatannya juga memberikantingkat hasil yang lumayan.

Informasi dalam tabel 5 tersebut menjadi rangkuman gambaran relatifstagnannya bisnis kopwan ini. Namun demikian, kegiatan usahanya sendiri

Page 176: Isi Perkotaan OK

176Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

cukup mantap, tertib, serta disiplin. Kehati-hatian nampak dalam potretkinerja seperti itu, sehingga dinamika bisnisnya menjadi rutin. Hal itutidak salah tetapi sulit untuk dapat menjaga loyalitas anggota. Karenahampir tidak dirasakan ada tantangan atau dorongan motivasi agar tetapbertahan.

Hal itu misalnya dapat ditilik dari mutasi dana simpanan anggota(wajib dan sukarela). Besarnya jumlah simpanan sukarela tahun 2005mencapai Rp 108 juta. Namun jumlah penarikan simpanan sukarela padatahun yang sama mencapai Rp 104 juta. Dana tersisa diperoleh darimasuknya simpanan wajib sebesar RP 21 juta. Sementara penarikan danaoleh anggota karena keluar atau meninggal sebesar Rp 3 juta.

Demikian pula kalau diperhatikan kegiatan unit konsumsi nampaksudah out of date dalam pelayanan maupun penyusunan tokonya. Kegiatanini memerlukan strategi pemasaran yang jitu, dengan menggunakan prinsippengendalian barang memakai manajemen modern. Semua itu menjaditantangan bagi koperasi tradisional pola kegiatannya. Padahal wawasandan pemikiran para Pengurus, sebenarnya banyak berorientasi untukmembuat terobosan.***

Page 177: Isi Perkotaan OK

177 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

KSU Karya Ando Kupang

SEPENUH HATIMEMBERI PERHATIAN

177

NUSA TENGGARA TIMUR

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Subr

oto

Page 178: Isi Perkotaan OK

178Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

emicu berdirinya koperasi satu ini berbeda dengan yang lain.Mengapa demikian? Karena munculnya Koperasi Serba Usaha(KSU) Karya Ando banyak dipengaruhi keberadan sentra tenun

ikat Ina Ndao maupun businesse development service (BDS) Ina Ndao.Koperasi yang mulai dibangun tahun 2001 yang lalu dan baru

memperoleh status badan hukum pada Juni 2003.Koperasi ini, sekali lagi tidak lepas dari bagaimana sentra Ina Ndao

telah dikembangkan sebelumnya, termasuk apa alasan dan kepentinganmembangun sentra tersebut. Sebelum menjadi sentra kerajinan, mulanyaadalah usaha atau bisnis keluarga. Boleh jadi hal ini juga dipengaruhioleh upaya pelestarian budaya dari Kabupaten Rote terutama dalamekspresi kerajinan tenun ikatnya.

Kegiatan sentra tersebut saat ini telah dilengkapi dengan BDS InaNdao (2003). Keterkaitan antara sentra, BDS dan Koperasi Karya Andocukup erat. Foto di samping memperlihatkan Yustinus Lussi (kaos putih)dan isterinya Salam Dorce Lussi, yang menjadi sekretaris Koperasi KaryaAndo. Di sampingnya adalah para pejabat dari Dinas Koperasi dan UKMProvinsi NTT. Ringkasnya, sentra yang dibangun tahun 1991 danbertumpu pada usaha bersama di bidang produksi tenun ikat. Awalnyahanya memanfaatkan tiga orang tenaga kerja dari keluarga. Sekarangpelaku kerajinan ini telah berkembang.

Kegiatan sentra Ina Ndao yang dimulai dari Desa Ndau Nuse sebetul-nya melalui proses perkembangan yang unik. Baik ditinjau dari sisiperkembangan bisnis maupun dari sisi pengembangan instusi koperasi-nya. Sentra dengan BDS-nya saat ini telah membantu dalam mengorgani-sasikan kegiatan produksi serta pengembangan teknologi. Di sisi lain,juga membantu memberi pengarahan pada koperasi simpan pinjam dalamupaya mendanai kegiatan para pengusaha di sentra dengan dana yangdisediakan pemerintah sebagai bantuan perkuatan. Posisi sentra ini ternyatamampu menghasilkan produk berkualitas. Hal ini menyebabkan merekamemperoleh perhatian lebih. Khususnya dalam bentuk pemberian bantuandalam wujud program pembinaan. Banyak program seminar, pelatihanmaupun bantuan perkuatan datang dari pihak pemerintah maupun pihaklembaga internasional.

Konsekuensinya, muncul kebutuhan sejumlah tenaga terampil untukmenenun. Bukan saja terampil secara teknis, melainkan juga kreatifmenghasilkan produk tenunnya. Kebutuhan akan keterampilan inilah yangmendorong dilakukannya upaya program pelatihan. Program ini sifatnyaperiodik formal di kelas dalam jangka pendek.

Ada juga program yang penyelenggaraannya berdasar kegiatanmagang atau mondok dalam jangka menengah selama tiga bulan. Biayamagang per orang mencapai sebesar Rp 85 juta. Faktanya, pembiayaansebesar itu diberikan sendiri oleh keluarga Yustinus Lussi dari berbagaikeuntungan yang diperoleh dalam bisnis tenun ikat ini.

Sebagai contoh, melalui tahapan wawancara lolos 16 orang pesertayang terseleksi. Nanti setelah selesai mondok, mereka akan kembali kedaerahnya. Mereka juga dilengkapi dengan sarana dasar yang diperlukanuntuk menghasilkan produk tenun ikat. Aturan mainnya, produk alumniprogram mondok harus menjual kepada sentra yang telah mengasuhnya.

P

Page 179: Isi Perkotaan OK

179 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Produk batik khas NTTmenjadi andalankoperasi Karya Ando.

Program itu mulai tahun 1994 dan secara bertahap sekarang menjadiprogram formal yang juga ditangani oleh BDS Ndao. Saat ini terdapat 75unit sentra UKM tenun ikat dengan jumlah pelaku pengusaha kecilsebanyak 229 orang. Mereka tersebar di kabupaten-kabupaten/kota seperti,misalnya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, Alor,Lembat, Ende, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah Utara. Luasnyawilayah sentra itu mendorong mereka tidak hanya memproduksi tenunikat dengan motif Rote, tetapi juga motif-motif dari etnis lain di NTT.

Dengan membangun sentra, budaya daerah dapat dilestarikan dankegiatannya juga dapat ditempatkan sebagai kegiatan dalam kaitan upayamemperoleh nilai tambah. Kegiatan ini diubah menjadi kegiatan produktifdan berkualitas. Harapannya, agar dapat menghasilkan pendapatan untukmemenuhi kebutuhan hidup dan mewujudkan kesejahteraan keluarganya.Kegiatan promosi produk tenun ikat ini kemudian dikaitkan denganberbagai program lokal, nasional maupun internasional.

Sementara itu perluasan desain produk dari model dari motif Rotesebagai awal pengembangan sentra telah dilaku-kan dan diikuti dengan pengembangan desainproduk guna memperkaya keragaman produktenun ikat. Demikian pula jenis produk tenun ikatjuga telah diperluas. Yang jelas, bukan sekedarmenghasilkan sarung tenun ikat. Melainkan jugabahan jas, safari, selimut, selempang, selendang,syal atau bentuk kain pajangan lainnya. Sesuaidengan macam proses produksinya, rata-rataproduksi sentra ini per bulan hanya menghasilkan2.300 lembar saja.

Dalam tahun-tahun selanjutnya sentraberhubungan dengan LSM dan pihak pembina(instansi pemerintah terkait) sampai pada lembagainternasional. Termasuk dengan pemerintahJepang (2004). Perkembangan usaha sentra inijuga telah menyeret sentra tenun ikat ke arena internasional, di mana pihakWorld Bank maupun ILO akhirnya ikut memberi perhatian.

Mereka merasa bahwa program-program yang dilakukan dapatditingkatkan intensitasnya. Kegiatan mereka itu kemudian dikaitkandengan upaya pengembangan lapangan kerja, serta peningkatan kualitasproduk. Berbagai program telah diberikan dalam bentuk pelatihankomputer serta program teknis lain. Sejauh ini kegiatan BDS, dianggapberhasil membantu pengusaha kecil dalam sentra.

Perkembangan kegiatan sentra ternyata juga mendorong masyarakatdi sekitar rumah mereka, bahkan dari berbagai kabupaten banyak yangikut terlibat dalam pengembangan sentra dengan usaha produksi tenunikatnya. Untuk itu kegiatan BDS Ndao yang dibentuk 2003 menjadi aktifsesuai dengan fungsinya membantu manajemen sentra dalam prosesmengembangkan berbagai program pelatihan.

Sementara mengikuti perkembangan kegiatan usaha koperasi ini,muncul masalah kebutuhan permodalan. Bantuan diperlukan, karenasecara internal para pendiri sentra tidak lagi mampu menyediakan

Subr

oto

Page 180: Isi Perkotaan OK

180Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

kebutuhan modal dari hasil pendapatan usahanya. Secara bertahap, halitu akan terus tumbuh selaras dengan meningkatnya jumlah para pengusahakecil penghasil tenun ikat. Sementara di sisi lain ada beberapa masalahyang telah dihadapi dalam pengembangan sentra. Pertama, berkisar padasikap para penenun yang kurang tekun. Kedua, terbatasnya peralatan tenuntradisional yang standar dan berkualitas. Dan ketiga, terbatasnya desainproduk yang menarik dan mudah diproduksi. Kondisi itu ternyata malahmendorong 20 orang, yang terlibat dalam kegiatan sentra khususnya untukmembentuk koperasi. Koperasi yang dibentuk adalah KSU, yang memilikikegiatan awal berupa unit simpan pinjam dan unit pengadaan kebutuhaninput kegiatan produksi tenun. Kemudian koperasi ini dikelola sambilmengusahakan badan hukumnya.

Peluang menjadi anggota telah diberikan kepada 229 orang dari sentraUKM tenun ikat yang tersebar di berbagai kabupaten. Koperasi inikemudian bekerja sama dengan LSM setempat untuk membina mereka.Kemudian dilakukan pembentukan BDS (2003) secara resmi.

BDS berkembang karena dimanfaatkan oleh lembaga internasionaluntuk mendukung program pengentasan kemiskinan. Sehingga BDS inijuga menangani kegiatan di sektor pertanian, pembinaan manajemen dankerajinan dari sabut kelapa. Dalam pengembangannya BDS Ndao inimemiliki pusdiklat, bengkel maupun artshop sendiri. Hal itu yang diman-faatkan oleh para anggota sentra untuk menumbuhkan kemampuanproduksinya.

KELEMBAGAANKoperasi ini berlokasi usaha di Kota Kupang. Berbagai kegiatan

dilakukan di gedung KSU ini. Sementara itu fondasi bagi pengembangankegiatan ini, selain dimaksud untuk melestarikan budaya lokal, juga untukmembantu ekonomi keluarga. Sehingga dapat menciptakan motivasi kerjadi antara para pengusaha kecil anggota Koperasi Karya Ando. Kegiatanmereka secara langsung juga membuka lapangan kerja serta kesempatanbelajar bagi anak-anak mereka, sehingga kelak menjadi tenaga kerjaterdidik. Sementara itu pengalaman masa lalu para pendiri sentra menun-jukkan, pada saat belum dikenal upaya yang dapat dilakukan adalah meng-hasilkan produk yang berkualitas. Untuk menjadikan dikenal, perlu dila-kukan promosi secara intensif, dengan mencari semua jalur yang memung-kinkan untuk digunakan.

Hasil pendekatan dan promosi membuat ada instansi yang tertarik(BUMN dan juga lembaga internasional). Mereka memberikan bantuanyang diperlukan, dengan berposisi sebagai bapak angkat. Kemudianpemerintah melalui Deperindag memberikan bantuan sebagai penjamindan dana sebesar Rp 2,5 juta untuk pinjaman bagi pengusaha kecil danharus lunas dalam waktu 1,5 tahun.

Komponen pengurus Koperasi Karya Ando, praktis dalam tiga tahunterakhir ini tidak mengalami perubahan. Pengurus dipilih untuk masa kerja2002 – 2005 sehingga tidak terjadi perubahan. Khusus untuk posisimanajer terjadi pergantian personil. Kalau tahun 2004 masih berada ditangan Filadelfia sebagai Plt Manajer, maka pada tahun 2005 telahditetapkan seorang manajer yaitu Dra Heni Febri A.

Page 181: Isi Perkotaan OK

181 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Komposisi anggota tetap dari koperasi ini terdiri 20 orang. Sementarapara penenun lain, yaitu para pengusaha kecil di sentra, yang telah dilayanimelalui kegiatan simpan pinjam dalam posisi sebagai komponen kelompokbinaan (UKM) sebanyak 65 unit dan melibatkan 92 orang pengusahakecil (2004). Sebelumnya yang dilayani hanya 40 orang saja (2003). Se-mentara itu di tahun 2005 tercatat peningkatan pelayanan menjadi 172orang. Nampak bahwa anggota koperasi ini sampai saat ini masih tetap20 orang saja.

Proses pembinaan kepada kelompok UKM dilakukan denganmanajemen kekeluargaan, di mana orang yang bekerja diperlakukan seba-gai mitra dan bukan sebagai sumber eksploitasi. Dengan cara ini merekadapat dirawat untuk setia pada koperasi. Hal ini menjadi bagian dasardari pembentukan hubungan kerja kemitraan inti-plasma.

Proses pelatihan mengubah keterampilan dan pemakaian teknologitradisional sehingga pekerjaan memerlukan 2–3 minggu berdasar metodelama menjadi 1,5 hari saja, dengan disertai kualitas yang lebih terjagakarena pemakaian alat yang lebih terstandarisasi. Sementara itu BDS yangbekerja untuk itu telah menerima pula bantuan perkuatan sebesar Rp 50juta sebagai modal mendukung kegiatan pembinaan dan konsultasi.

KELOMPOK USAHA KECILKinerja kegiatan KSU Karya Ando pada dasarnya masih berada pada

taraf awal. Dan nampaknya memang belum dibenahi secara terarah seba-gaimana mestinya aplikasi dari prinsip dan nilai koperasinya. Hal ini jelasmempengaruhi kinerja dan prestasi koperasinya. Gambaran tentangdinamika kegiatan usaha koperasinya seolah-olah tidak nampak tertangani,karena fokus dari para pengurus masih terkendala oleh kegiatanmenangani hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya. Karena umumnyamereka selalu berangkat dari suasana kelompok pengusaha kecil, yaitupara produsen tenun ikat disertai dengan berbagai macam hasil dan desainproduk yang beragam, maka perbedaan dalam memahami kebutuhanselalu menjadi faktor kritis.

Kegiatan simpan pinjam adalah andalan bagi koperasi Karya Ando

Komponen 2003 2004 2005

1. MODAL SENDIRIa. Simpanan Pokok 4.000.000 4.000.000 4.000.000b. Simpanan Wajib 1.200.000 2.400.000 2.400.000c. Cadangan Modal - - 5.000.000d. SHU 3.200.000 11.460.850 4.682.884

2. MODAL LUARa. Simpanan Sukarela 7.000.000 150.000 150.000b. Simpanan Wajib Pinjam 11.937.500 10.330.000c. Dana-Dana SHU 2.500.000 2.500.000d. Dana Bergulir 170.000.000 164.500.000e. Penyisihan Biaya RAT 600.000 1.600.000f Dana Pihak Ketiga 1.625.000 - -

Total 17.025.000 202.904.350 205.012.884

Tabel 1. Komponen Permodalan

Page 182: Isi Perkotaan OK

182Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

walaupun jumlah simpanan relatif agar terbatas. Namun koperasi dapatmemperoleh bantuan perkuatan dari pemerintah. Komposisi permodalanbagi kegiatan koperasi ini tercantum dalam tabel 1.

Sementara saat ini posisi pinjaman dan kredit konsumsi tercantumpada tabel 2. Kalau diperhatikan maka tingkat pengembalian pinjamanternyata mengalami posisi yang berfluktuasi, di mana tercapai angkasebesar 56,35% (2003); 43.33% (2004); 75,07% (2005). Namun kalaudiperhatikan pada jumlah pihak yang dilayani, maka untuk 2005 pastiditemukan terjadinya penurunan besaran pinjaman.

Dalam pada itu besarnya pendapatan pada unit usaha simpan pinjam ter-catat sebagai berikut: Untuk tahun 2003 sebesar Rp 6.200.000,- di susul tahun2004 mencapai Rp 38.503.405,- dan tahun 2005 mencapai Rp 56.530.034.Peningkatan pendapatan menunjukkan adanya peningkatan kemampuankoperasi khususnya dalam memenuhi tuntutan pelayanan anggota.

Berbagai indikator kinerja dari KSU tersebut menggambarkan hasillangkah tindakan setiap tahunnya. Tabel 3 masih mungkin diolah lebihlanjut melalui analisis yang lebih mendalam, karena kumpulaninformasinya masih perlu diselaraskan.***

Tabel 2. Komposisi Pinjaman dan Tingkat Pengembalian Anggota

Komponen Sub Komponen 2003 2004 2005

1. PINJAMAN Jumlah Anggota 20 20 192

Jumlah UKM 45 65(92) 68 (192)

Jumlah Dana 25.200.000 240.400.000 197.100.000

2. PENGEMBALIAN PINJM. Pokok Pinjmaman 14.200.000 104.165.200 147.967.201

Bunga 5.600.000 37.966.750 35.348.759

3. PIUTANG PINJAMAN 11.000.000 198.519.222 194.970.700

Tabel 3. Indikator Kinerja KSU Karya Ando

No. Indikator 2003 2004 2005

1. Nilai pinjaman bagi anggota (Rp.) 25.200.000 240.400.000 197.100.000

2. Jumlah Anggota yang dilayani (orang) 45 92 192

3. Pendapatan Kotor (Rp) 6.200.000 38.503.405 56.530.034

4. Biaya Operasional (Rp) 3.500.000 34.982.405 36.747.150

5. Pendapatan Bersih (Rp) 2.700.000 3.521.000 19.782.884

6. SHU setelah pajak(Rp) 2.295.000 2.992.850 16.815.451

7. Modal Sendiri (Rp) 8.400.000 17.860.850 16.082.884

9. Modal Luar (Rp) 8.625.000 185.187.000 170.080.000

Catatan : *) Termasuk modal inventasi sebesar Rp 1.695.512.230,-**) Termasuk modal investasi yang meningkat menjadi Rp 2.392.163.205,-***) Termasuk modal investasi sebesar Rp 8.782.913.205

Page 183: Isi Perkotaan OK

183 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

KPN Maju Kupang

183

KONSISTENTEPAT DAN

NUSA TENGGARA TIMUR

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Subr

oto

Page 184: Isi Perkotaan OK

184Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

eperti galibnya koperasi pegawai negeri di mana-mana. Anggotakoperasi ini adalah pegawai negeri dari berbagai instansi dalamlingkungan pemerintah Kota Kupang. Koperasi ini, dibangun sejak

1992 dan mengalami pertumbuhan cukup baik selama dua tahun terakhirini. Hal itu ditunjukkan dari meningkatnya nilai aktiva. Besarnya aktivatetap menjadi andalan koperasi ini dalam proses pelayanan anggota.Fanatisme pengurus, khususnya Ketua KPRI untuk melayani anggota,menjadikan mereka berupaya mengakumulasi modal. Dengan demikiankoperasi ini sebetulnya dapat memiliki sumber dana untuk melayani anggota.

Koperasi ini termasuk koperasi serba usaha yang menekankanpelayanan anggota melalui berbagai usaha. Misalnya kegiatan simpanpinjam dan kegiatan layanan pertokoan. Mereka juga melakukan kegiatankerja sama dengan pihak ketiga. Semangat usaha Ketua Umum Koperasisangat mewarnai dinamika koperasi ini. Walaupun cukup intensif namunkegiatan masih cenderung rutin sifatnya, sementara inovasi dan pemikirankreatif masih banyak dihasilkan oleh ketua mumnya, yaitu Jefta BenguS.Sos. Ia berharap rekan-rekan pengurus lain mampu mengimbangi kapa-sitasnya, dalam mendorong dan mengembangkan koperasi ini.

Sesuai kompetensinya, anggota Pengurus nampak tertinggal dalammemberikan sumbangan pemikiran bagi koperasi ini. Apalagi Ketua Umumtersebut hingga Desember 2006 berstatus sebagai Kepala Bagian Umumpada Pemerintah Kota Kupang. Pengelolaan berbagai bidang usaha koperasimasih dapat ditangani. Namun dari sisi kelembagaan agak terlambat.

Profil umum dinamika koperasi didominasi oleh kegiatan usaha danlayanan bisnisnya. Gambaran seperti itu merupakan indikasi ciri dari tahapawal pertumbuhan satu koperasi. Sekadar informasi, koperasi sempatmerasakan citra kurang baik sekitar 4-5 tahun yang lalu.

Gambaran berikut menunjukkan berbagai upaya membangun kembalikepercayaan dan keyakinan tentang manfaat berkoperasi dari para anggotamaupun masyarakat pada umumnya. Apakah hal tersebut juga menjadipotret umum bagi sebagian koperasi pegawai negeri saat ini di Indonesia,jawabnya dapat dibaca pada uraian selanjutnya.

Informasi dari Ketua Umum koperasi pegawai ini menunjukkan,secara finansial koperasi cukup solvable dan juga memiliki cadangan yanglikuid. Sedangkan pola intensitas interaksi antara anggota koperasi dengankoperasinya sedang mengalami proses pertumbuhan. Dengan demikiansecara menyeluruh, koperasi ini dapat dinyatakan belum sepenuhnyamenggembirakan. Karena itu pernyataan awal ketua umum menggam-barkan adanya harapan, agar menggarap motivasi para anggotanyamemanfaatkan layanan yang tersedia dalam koperasi ini.

Posisi koperasi ini memiliki kesulitan tersendiri, mengingat ke-anggotaan yang relatif terbatas lingkupnya, dan cukup khas kebutuhan-nya. Karena itu tidak mudah bagi pengurus untuk menetapkan dengantepat dan konsisten macam layanannya. Jumlah anggota koperasi yangterbatas, ikut mempersulit kemampuan pemupukan modal bagi usahanya.Akibatnya koperasi ini hampir tidak mampu menarik simpanan sukarela,yang dapat menjadi modal usaha bersama.

S

Keberadaan waserdamenjadi pilihan anggota.

Subr

oto

Page 185: Isi Perkotaan OK

185 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dengan kepengurusan yang sebagian besar relatif sama, paling tidakdalam empat tahun terakhir ini keberhasilan mulai dapat diraih.Maksudnya, koperasi bersangkutan mulai dapat dipercaya dan juga dapatperhatian, sehingga meningkat pula kepercayaan masyarakat umum.

Mengapa itu terjadi? Kekurang-berhasilan koperasi sebelum ini dalammelayani melalui usaha simpan pinjam, menyebabkan koperasi ini pernahmengalami masa vakum, dalam pengertian ada kegiatan tetapi tidakmemberi manfaat cukup. Dalam dua tahun terakhir ini telah terjadiperubahan konkrit sehingga citra koperasinya mulai nampak kembali,sementara berbagai kegiatan usahanya juga mulai memberikan hasil.Dengan demikian ketidakberhasilan mewujudkan upaya pelayanananggota di masa lalu telah mulai berhasil ditebus.

Saat kajian ini dilakukan (Desember 2006) KPRI ini baru berada

dalam proses pembenahan diri yang intensif. Di antaranya denganmembuka toko serba ada (self service) di lokasi lain, meningkatkan kualitaspelayanan simpan pinjam dan layanan pengadaan motor bagi para anggotamelalui kerja sama dengan pihak ketiga.

Karena itu potret keragaan koperasinya akan menggambarkan ciri-ciri growing cooperative organization. Sekaligus mengindikasikanketidakseimbangan antara dinamika faktor usaha dengan dinamika faktorkelembagaan, sebagai hal yang kritis untuk dipertimbangkan serta perludikendalikan dalam pengelolaan koperasi ini.

Keberhasilan koperasi melakukan pengendalian dapat diukur melaluiintensitas maupun keragaman jenis pelayanan anggota (result). Selanjutnyatingkat kepuasan atas proses pelayanan yang diperoleh para anggotanya(effect). Yang jelas, hal ini bisa mendorong tumbuhnya sikap anggota selaluberusaha menjaga dan mengembangkan koperasi melalui kesediaan me-nyimpan dana dalam bentuk simpanan sukarela (impact). Semua ini meng-ilhami jajaran pengurus meningkatkan pelayanan kepada para anggota.

Masalah kritis yang menjadi penentu bagi kemajuan KPRI Maju,

Pengurus dan pengawasKPN Maju selalumendiskusikan perihalperkembangan koperasi.

Rusd

in T

ambu

nan

Page 186: Isi Perkotaan OK

186Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

berkaitan erat dengan masalah pengembangan partisipasi aktif secara luasdan aktif dari anggota. Hal ini ditentukan pula oleh intensitas pemahamandan kesadaran setiap anggota terhadap eksistensi organisasi koperasinya.Proses ini memang memerlukan waktu, sehingga keberhasilannya dapatdiwujudkan secara bertahap.

Dalam kaitan itu penambahan jumlah anggota—saat ini anggotaKPRI baru mencapai 42% dari total pegawai di Kota Kupang—masihbelum dapat diterobos. Mengapa? Karena Pengurus masih mengalamikesulitan mempromosikan lembaganya. Selanjutnya dalam kaitan penyu-luhan dan sosialisasi, perlu dibuat segmentasi dari pasar yang dilayani.Dengan demikian akan dapat dirumuskan apa kebutuhan pokok layananyang diperlukan.

Sekarang ini, walaupun pelayanan pada anggota nampak mulai dira-sakan manfaatnya oleh sebagian anggota, namun manfaat itu belum dapatmenciptakan gambaran buat mendorong pegawai negeri lain masuk jadianggota koperasi. Masalah ini masih menjadi ganjalan bagi kepengurusanKPRI saat ini. Pengurus berharap dukungan moral dari Pemerintah KotaKupang agar dapat ikut memotivasi mereka menjadi anggota.

KELEMBAGAANKoperasi ini berlokasi usaha di Kota Kupang, dan kegiatannya dilaku-

kan di lokasi gedung lama. Kesibukan kegiatan dari kantor koperasi danbeberapa kegiatan usaha lain nampak di lokasi itu. Seperti kegiatan warteldan foto copy di samping toko sederhana. Kegiatan itu menjadi petunjukkegiatan awal koperasi betapa pengembangan usaha merupakan strategimembangun kembali citra eksistensi koperasi. Pengurus mengembangkangedung toko swalayan baru dan gudang di lokasi lain untuk mewujudkanpengembangan layanan kepada anggota.

Demi mendukung peningkatan kualitas koperasi, Ketua Umum KPRIMaju, Jefta Bengu selalu memberikan briefing secara rutin kepada anggotapengurus lain, termasuk pimpinan karyawan di lapangan. Langkah itudilakukan paling tidak dua minggu sekali, di samping melakukan sidakke lapangan sebagai wujud pembinaan langsung. Diakui bahwa perubahandalam susunan kepengurusan mempunyai pengaruh pada peningkatancitra maupun kinerja KPRI Maju. Dengan cara seperti itu diharapkanakan ada pemikiran baru yang lebih segar di samping semangat baru untukmembenahi koperasi ini.

Orientasi peningkatan kesejahteran anggota menjadi ikrar pengurus,yang memerlukan pemahaman tentang anggota koperasi sebagai kon-sumennya. Golongan mana yang akan menjadi fokus pelayanan kegiatanharus ditetapkan.

Berbagai perubahan kondisi lingkungan dan sistem serta nilai diwilayah bersangkutan, akan menuntut perubahan perilaku para anggo-tanya. Untuk itu dilakukan kegiatan promosi keanggotaan serta layananpada anggota koperasi dengan memakai sistem door to door. Ini menjaditerobosan untuk mengakomodasi kembali perhatian, kepercayaan danketerlibatan aktif para anggota.

Selain melayani anggota danmasyarakat, unit usaha foto copy

juga mendukung kelancarantugas kantor Pemkot Kupang.

Subr

oto

Page 187: Isi Perkotaan OK

187 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Proses manajerisasi dilakukan setelah ada kebutuhan, di antaranyameningkatnya jumlah karyawan dari tujuh orang pada tahun buku 2003menjadi 16 orang dan pada 2005 telah berjumlah 26 orang, sertabertambahnya unit pelayanan anggota. Pengangkatan Jeskiel Kolly sebagaimanajer koperasi dilakukan melalui SK Ketua No. 60/KPN.M/VII/2005).Sebelumnya ia berposisi sebagai wakil ketua dalam kepengurusan koperasiini. Manajer bertugas mengatur kegiatan operasional, semacam excecutivedirector atas sejumlah usaha yang dikembangkan kopeasi selam tiga tahunterakhir ini, sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 berikut ini.

Kegiatan Toko Swalayan baru dibuka pada tahun 2006. Faktanya,ini menjadi daya tarik tersendiri. Memang hasilnya relatif belum optimal,tetapi dampaknya sudah dapat dirasakan. Maksudnya, sudah banyakanggota yang memanfaatkan berbelanja di toko ini. Diharapkan hal ituakan dapat menjadi pemicu bagi bertambahnya anggota baru.

Fakta menunjukkan, pertumbuhan anggota koperasi hanya meningkatdengan prosentase pertumbuhan biasa saja. Lihat saja, jumlah anggotatercatat sejumlah 939 orang pada tahun 2002. Lalu menjadi 1.141 orang(2003) dan 1.316 orang pada 2004 sera mencapai 1.408 orang sampaiposisi akhir 2005.

UNJUK KERJA UNITKegiatan simpan pinjam merupakan program andalan koperasi.

Walaupun kemampuan menyimpan dari anggota masih memprihatinkan.Cukup sulit meyakinkan anggota agar bersedia menyimpan kelebihandananya di koperasi ini.

Menurut ketua umum koperasi ini, kondisi tingkat pendapatan anggotasebagai sebab pertama. Kemudian sebab kedua adalah belum dipahaminyasikap dan perilaku berkoperasi. Sebab ketiga, ada trauma masa lalu yangbenar-benar membuat mereka jera sehingga sekarang ini mereka hanyamemanfaatkan koperasi kalau benar-benar mereka memperoleh manfaat.

Untuk itu strategi yang ditempuh pengurus adalah mencari sumberdana yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan mereka. Denganmodal sebesar Rp 2,5 miliar pada akhir Oktober 2006, koperasi iniberharap dapat melayani potensi permintaan sebesar Rp 10 miliar. Rata-rata pinjaman per anggota koperasi ini mencapai Rp 1 juta – Rp 3 juta

Tabel 1. Perkembangan Unit Usaha Layanan Anggota

Tahap 2003 2004 2005

Tahap th 1 Konsumsi, Pertokoan, Simpan Pinjam, Konsumsi, Pertokoan, Simpan Pinjam, Konsumsi, Pertokoan, Simpan Pinjam,Percetakan, Fotocopy, Pengadaan Percetakan, Fotocopy, Pengadaan Percetakan, Fotocopy, Pengadaan

Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor

Tahap th 2 Wartel, Jasa Angkutan, Wartel, Jasa Angkutan,Penyewaan Tenda dan Kursi Penyewaan Tenda dan Kursi

Tahap th 3 Toko Swalayan

Page 188: Isi Perkotaan OK

188Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

untuk satu tahun. Baik yang dilperoleh dalam bentuk kredit sembilanbahan pokok (biasanya bulanan) maupun kendaraan motor sebesar Rp140 juta untuk tiga tahun (rata-rata 60 bulan).

Terkait pelayanan kredit sembilan bahan pokok, dapat diperkirakanpotensi pelayanan sebagai berikut. Kalau dapat dilayani sebanyak 3.000anggota (dua kali dari jumlah anggota saat ini) dengan rata-rata pinjamansebesar Rp 500 ribu per bulan, maka modal yang dibutuhkan akan men-capai Rp 1,5 miliar (sekaligus sebagai omzet per bulan). Sampai saat iniposisi pinjaman dan kredit konsumsi tercantum pada Tabel 2.

Tingkat pengembalian kredit konsumsi sifatnya tergantung pada besarkecilnya pinjaman. Misalnyauntuk pinjaman sebesar Rp 250ribu cukup diangsur 1 kali (1bulan). Sedangkan untuk pin-jaman mencapai Rp 1 juta makacicilan dapat dilakukan 3 kali (3bulan). Ada pelayanan antar kerumah (door to door services).Langkah tersebut dikaitkan

dengan program potong langsung dari slip gaji dan program jemput bola.Kalau dilihat dari sisi besarnya kredit konsumsi maka jumlah anggota

juga mengalami penurunan dan tercatat angka rata-rata kebutuhan konsumsi(sebagai pinjaman per tahun) sebagai berikut: Rp 343.921 (2003); Rp.606.872 (2004); Rp. 347.229 (2005). Kalau dilihat sisa pinjamannya tercatatrata-rata per anggota : Rp. 153.795 (2003); Rp. 397.643 (2004); Rp. 290.921(2005). Ada hal yang menarik dan memerlukan pengkajian dengan melihatkemampuan membayar pinjaman tersebut di muka.

Kalau dari sisi pinjaman, ternyata kemampuan membayar paraanggotanya rata-rata mencapai 57,98% (2003); 52,79% (2004) dan36,52% (2005). Sementara itu dari sisi kedit konsumsi, tingkat pengem-baliannya relatif meningkat, yaitu dari 44,72% (2003) disusul dengan65,52% (2004) dan 83,78% (2005).

Selanjutnya untuk mendorong tumbuhnya keinginan pada anggota

Komponen 2003 2004 2005

1. a. Pinjaman 458.414.000 537.989.350 597.064.000b. Peminjam 482 orang 419 orang 417 orang

2. a. Kredit Konsumsi 81.165.500 165.069.250 70.140.300b. Pengguna Jasa Kredit 236 orang 272 orang 202 orang

Tabel 2. Komposisi Pinjaman danTingkat Kredit Konsumsi Anggota

Keberadaan komplekunit usaha KPN Maju menjadi

daya tarik tersendiri.

Subr

oto

Page 189: Isi Perkotaan OK

189 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

agar mau menyimpan, dilakukan strategi menerapkan sistem manajemenpengelola yang terbuka atas dana simpan pinjam (sesuai dengan jati dirikoperasi). Juga dilakukan penyuluhan dan sosialisasi atas pengertianmanfaat berkoperasi, serta kesediaan melunasi simpanan pokok yangnilainya tidak terlalu besar.

Mengingat tingkat kehidupan dan pendapatan anggota, diperlukanbantuan pemerintah daerah untuk menghimbau mereka, melunasi besarnyasimpanan pokok Rp 10.000. Kemudian juga mewajibkan pegawai melaku-kan simpanan, dengan berbagai cara seperti penyelenggaraan bulan sim-panan dan sebagainya. Hal ini akan memberi manfaat bagi mereka sendiri.Dukungan semacam himbauan diperlukan agar dapat mengakumulasimodal yang diperlukan koperasi.

Memperhatikan kondisi dari unit usaha lainnya seperti toko alat tuliskantor, dan berbagai usaha jasa yang ada, seperti : percetakan danfotocopy, wartel, angkutan, sewa tenda dan kursi maupun jasa usaha kreditmotor, tercantum dalam tabel 4. Nampak bahwa perkembangan usahasecara riil baru terjadi pada tahun 2005 setelah dua tahun sebelumnyahanya kegiatan terbatas saja. Indikasinya dapat dilihat dari macam kegiatanyang dikembangkan pada tahun 2005 di mana hasilnya mulai dirasakantahun 2006 ini.

Komposisi dari neraca koperasi ini menunjukkan, akumulasi besarnyaaktiva tetap yang ditempatkan sebagai sumber penerimaan dana yang dipa-kai untuk melayani anggota. Namun dari prestasi yang cukup menga-gumkan itu perlu diwaspadai pula agar keragaan kinerja tetap berjalandinamis disertai dengan peningkatan pengendalian atas kemungkinanterjadinya penyimpangan. Semakin dini masalah dapat diidentifikasi,semakin kokoh pertumbuhan koperasi ini. Hal itu perlu ditempatkanmenjadi perhatian, apalagi kalau diperhatikan komponen permodalanusaha yang praktis hampir tergantung pada dunia atau pihak ketiga.

Tabel 3. Indikator Kinerja KPRI Maju

No. Indikator 2003 2004 2005

1. Nilai pinjaman bagi anggota (Rp.) 458.414.000 537.989.350 597.064.000

2. Jumlah Anggota yang dilayani (orang) 482 419 417

3. Nilai kredit konsumsi (Rp) 81.165.500 165.069.250 70.140.300

4. Jumlah Anggota yang dilayani (orang) 236 272 202

5. Nilai pendapatan usaha jasa lain 92.028.250 38.837.950 3.330.421.010

6. Pendapatan Kotor (Rp) 499.757.213 817.003.206 8.569.162.499

7. Biaya Operasional (Rp) 410.007.213 670.852.900 8.480.622.362

8. Pendapatan Bersih (Rp) 89.007.213 146.151.306 88.540.137

9. SHU setelah pajak(Rp) 75.656.131 124.228.610 75.259.116

10. Modal Sendiri (Rp) 2.509.830.380*) 3.366.332.661**) 10.282.239.884***)

11. Modal Luar (Rp) 71.144.602 71.144.602 2.006.949.819

Catatan: *) Termasuk modal inventasi sebesar Rp. 1.695.512.230,-**) Termasuk modal investasi yang meningkat menjadi Rp.2.392.163.205,-***) Termasuk modal investasi sebesar Rp. 8.782.913.205

Page 190: Isi Perkotaan OK

190Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

BELI HOTELPotret keragaan KPRI Maju telah diungkapkan cukup panjang lebar.

Boleh disimpulkan sementara, relatif menggambarkan berbagai keber-hasilan. Termasuk masalah yang perlu diperhatikan sehubungan dengankeberhasilannya. Kalau mau diringkas, dinamika kegiatan KPRI Majumemperoleh pendapatan dari berbagai sumber pendanaan. Mungkin iniyang harus didukung oleh koperasi sejenis, kalau ingin membantu paraanggotanya.

KPRI Maju memiliki asset yang cukup besar. Antara lain seperti rumahdan toko (ruko) dengan investasi Rp 3,5 miliar dan memberi pendapatansewa Rp 250 juta per tahun. Yang cukup menarik, koperasi juga barusaja melakukan pembelian hotel berkapaitas 30 kamar atau tipe melatitiga. Hotel ini juga dilengkapi dengan ruang rapat dan restoran sertakegiatan tour. Investasi yang dibenamkan di sektor ini sekitar Rp 4,5 miliardengan proyeksi pendapatan Rp 2,4 miliar per tahun. Pihak koperasimeyakini, investasi ini selaras perkembangan Kota Kupang yang memilikipotensi pariwisata cukup besar.

Selain itu, koperasi juga sudah bekerjasama dengan Pemda dan pihakBukopin. Bentuknya, penjualan sepeda motor sejumlah 1400 unit denganomset Rp 3,9 miliar. Dalam konteks ini, koperasi menjadi penjamin danmemperoleh fee penjualan.

Semua itu merupakan langkah awal konkrit lebih memperkuat kelem-bagaan koperasi. Karena itu Pengurus juga menyadari perlunya untukmenggiatkan partisipasi anggota. Ini menjadi tantangan tersendiri. Ter-utama terkait memperkuat kelembagaan koperasi, menyehatkan kegiatanusaha dan melayani anggota secara lebih baik.***

Tabel 4. Tingkat Perkembangan Usaha Jasa lainnya

Unit Jasa Usaha 2003 2004 2005

1. Alat Tulis/Kantor*) 27.028.250 22.237.950 31.941.975

2. Percetakan/fotocopy 65.000.000 16.500.000 14.520.000

3. Wartel 7.435.835

4. Jasa Angkutan 28.000.000

5. Sewa Tenda/Kursi 48.000.000

6. Kredit Motor (dengan pihak ke III)**) 643.558.800694.617.000

1.907.347.400

Catatan: *) 2004 :Nilai Stock sebesar Rp 21.110.500,-2005: Nilai Stock sebesar Rp 10.225.000,-

**) Kegiatan ini menjadi andalan kegiatan tahun 2006 ini.

Page 191: Isi Perkotaan OK

191 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

KALIMANTAN BARAT

KPRI Tut Wuri HandayaniPontianak

MENITI JANJI191

MENUAI PRESTASIKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 192: Isi Perkotaan OK

192Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

engelola koperasi fungsional sebenarnya lebih mudah dibandingkoperasi yang tumbuh di lingkungan masyarakat (kopmas).Demikian ungkapan Suparman, Bendahara salah satu koperasi

fungsional di Jalan Adi Sucipto Sungai Raya Kabupaten Pontianak, Kali-mantan Barat. Menurut analisisnya, koperasi tersebut memiliki anggotaberpenghasilan tetap. Bagi pengurus atau pengelola juga mudah cara me-nagih utang-utang anggota dengan memotong gaji, sehingga kecil ke-mungkinan terjadi kredit macet. Kelebihan lain, anggota rata-rata mempu-nyai wawasan luas dan mudah berinteraksi. Menurutnya, perlu diperta-nyakan kalau ada koperasi fungsional itu mengalami stagnasi, lesu darahatau bahkan bangkrut, pasti ada yang tidak beres dalam pengelolaannya.

Minimalnya, kondisi ini diakui pernah menimpa Koperasi PegawaiRepublik Indonesia (KPRI) KITA di kecamatan Sungai Raya Pontianak.Pergolakan antara keinginan untuk maju dan pengelolaan apa adanyaturut mewarnai koperasi milik para guru TK, Madrasah Ibtidaiyah danpegawai Dinas Pendidikan Dasar di kecamatan Sungai Raya dan SungaiAmbawang ini. Berdiri sudah bertahun-tahun namun tidak memperlihatkanperkembangan. Tidak terjadi pemupukkan modal maupun penambahanaset, usaha yang dikelola semua mandeg. Akibatnya anggota menjadipasif mengingat kesejahteraan yang didengungkan saat pembentukanternyata tidak pernah terwujudkan.

Melihat kondisi koperasi yang mentok ini membuat sebagian anggotaingin berusaha mendorong untuk melaju kembali. Namun, perahu yangsarat penumpang batu dan penuh kepasrahan ini sulit juga bergerak. Maka,penumpang yang berakal sehat segera mencari perahu pengganti aliasmendirikan koperasi baru untuk mewujudkan visi dan misinya.

Koperasi tersebut adalah KPRI Tut Wuri Handayani (TWH) yangmenghimpun anggota para guru PNS TK, SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI)dan staf dinas pendidikan kecamatan Sungai Raya. Singkatnya, setelahkoperasi ini memisahkan diri dengan KPRI KITA, kondisinya terus mem-baik. Suparman menambahkan, sejak 1994 perjalanan kegiatan usaha terusmengalami kemajuan. Artinya, imbuh guru berdarah Jawa Timur ini,keberadaanya sudah layak disebut sebagai koperasi yang bisa melayanianggota. Terutama bagi yang memerlukan bantuan dana, baik untuk keper-luan konsumtif maupun produktif.

Kontribusi terhadap kesejahteraan walau masih taraf minimal telahdicapainya. Partisipasi anggota juga tumbuh baik. Paling tidak, pinjamanyang diberikan pada anggota dananya berasal dari beberapa simpanandan modal dari luar atas prakarsa pengurus yang selalu ingin mencukupikebutuhan dan meringankan beban anggota mengakses dana.

Intinya, koperasi yang terbentuk pada 29 Maret 1995 ini ingin tampilsebagai lembaga bisnis yang profesional. Itu sebabnya, semua legalitasyang mungkin diperlukan untuk akes ke luar, baik dalam bermitra denganpihak-pihak lain atau persyaratan lain yang ditentukan tidak terkendala.Syarat legalitas tersebut, selain badan hukum yang dikantongi beselangtiga bulan dari pembentukan No. 1504/BH/X, tertanggal 29 Juni 1994,berturut-turut memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Ijin

M

Selain USP,waserda juga mengalami

perkembangan.

Slam

et A

W

Page 193: Isi Perkotaan OK

193 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Tempat Usaha (SITU), Tanda Daftar Usaha Perusahaan, Tanda DaftarPerusahaan dan Rekening Giro pada Bank Kalbar.

Atas semangatnya pengurus mengelola koperasi, mendapat sambutanpenuh anggota maupun simpati guru-guru yang belum menjadi anggotasegera bergabung. Dampaknya grafik keanggotaan terus naik. Per 31Desember 2005 KPRI TWH ini telah membukukan anggota sebanyak879 orang. Dari jumlah tersebut tersebar pada 82 unit kerja di wilayahkecamatan Sungai Raya, Kabupaten Pontianank.

Untuk mengendalikan organisasi dan potensi yang dimiliki koperasisekaligus untuk mengoptimalkan pelayanan. Rapat anggota mengangkatlima pengurus, yakni ketua, wakil ketua, sekertaris I dan II serta bendaharadan pengawas masing-masing satu ketua dan dua anggota.

Untuk mengikat interaksi antar anggota, pengurus, pengawas, karya-wan dan masyarakat umum. Koperasi membuka unit-unit usaha yangterdiri, Unit Simpan Pinjam (USP), Waserda, kredit barang elektronikdan otomotif (sepeda motor) dan jasa. Serta kerja sama dengan pihakketiga lainnya dengan tujuan meningkatkan dan mengembangkan modalkoperasi demi tercapainya kesejahteraan anggota.

Bentuk kesejahteraan yang diberikan kepada anggota diantaranyaanggota dapat mengakses pinjaman baik untuk usaha maupun kebutuhanlain seperti biaya sekolah dengan plafon sebesar Rp 10 juta. Pinjamandarurat untuk kebutuhan yang sifatnya mendesak semisal biaya pengo-batan/rumah sakit dan sekolah. Bea siswa bagi putra-putri anggota yangberprestasi SD/MI- SLTA, pembagian SHU, bantuan rawat inap, santunanduka cita, membebaskan beban hutang bagi anggota yang meninggal dunia.Bagi anggota yang berbelanja minimal Rp 1,5 juta akan mendapatkanperangsang 2,5% dari jumlah belanja. Memberi diskon belanja 5%-10%THR dan hadiah lain.

KPRI ini juga menaati aturan yang ada seperti anggaran dasar (AD)semisal yang boleh menjadi anggota hanya PNS guru TK,SD/MI danstaf dinas pendidikan kecamatan yang masih aktif. Artinya, bagi anggotayang memasuki pensiun keanggotaanya secara otomatis akan habis. Halini dilakukan agar kinerja koperasi selalu maksimal, sebab selain masihenergik pengurusnya penghasilannya juga masih bagus. Sehingga maubekerja paruh waktu tanpa memperhitungkan besar honor. Bagi pensiunanpembayarannya juga tidak lagi di bendahara kecamatan sehingga dapatmengganggu penagihan.

Berkaitan dengan prinsip pendidikan anggota yang menempati posisisangat penting. Yakni, dengan pendidikan, anggota akan lebih memahamidunia perkoperasian sehingga timbal baliknya menjadi sangat solid dalamikatan koperasi. Terlebih pengurus, akan bijaksana seandainya mau mema-hami perkembangan arus informasi dan teknologi yang pesat. Demi kema-juan organisasi yang dipimpinnya, perlu mengadopsi sekaligus meng-aplikasikannya. Catatan selama periode 2005 pengurus telah mengikutipelatihan akuntansi komputer yang diselenggarakan PT PermodalanNasional Madani (PNM) Cabang Pontianak.

Kerja keras pengurus dalam membangun koperasi tidak butuh waktu

Page 194: Isi Perkotaan OK

194Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

terlalu lama. Terbukti, hanya selang dua tahun dari pembentukannyamampu menyedot perhatian pihak lain memberikan apresiasi. KlasifikasiA (sangat mantap) diberikan Kepala Departemen Koperasi dan PKMKabupaten Pontianak pada tahun 1996. Tidak hanya itu, malah pemerintahprovinsi Kalbar menganugerahi piagam sebagai koperasi terbaik. Prestasiitu terus bertahan dengan pengakuan sebagai koperasi berprestasi tingkatkabupaten Pontianak. Kegiatan lain yang juga menorehkan prestasi adalahkerja praktek lapangan tentang USP pada 1996 pemberi apresiasi terebutadalah Balatkopwil Kalbar. Hingga tahun 2002 KPRI TWH tetap menjadiyang terbaik di kabupaten Pontianak.

Seberapa jauh penilaian para pembina perkoperasian di BumiKhatulistiwa itu, ada baiknya kita analisa laporan keuangan tiga tahunterakhir, yakni tahun buku 2002- 2005. Jumlah aktiva tetap pada tahunbuku 2002 sebesar Rp 1,824 miliar, tahun buku 2003 sebesar Rp 2,446miliar, pada 2004 naik menjadi Rp 3,105 miliar dan pada 31 Desember2005 sebesar Rp 4,500 miliar.

Pendapatan dan jumlah Sisa HasilUsaha (SHU) juga mengalami kenaikanwalau belum signifikan. Dari Rp 1,043miliar pada tahun buku 2004 menjadi Rp1,326 miliar per 31 Desember 2005. Unitusaha yang banyak menyumbang pen-dapatan adalah USP dari Rp 687 juta padatahun 2004 menjadi Rp 891 juta tahun buku2005. Penjualan barang dan jasa sekitar Rp356, 3 juta pada 2004 naik menjadi Rp 435juta tahun buku 2005. Sehingga SHU yangdiperoleh sebesar Rp 477 juta per 31Desember 2005 naik dari Rp 441 juta daritahun buku sebelumnya. Hasil tersebut me-rupakan pengurangan akumulasi daripendapatan dikurangi beban-beban biaya,yakni dari jumlah total pendapatan tahunbuku 2005 sebesar Rp 1,326 miliar diku-rangi 927 juta.

Sesuai hasil rekapitulasi kegiatanusaha yang tersaji dalam buku Rapatanggota Tahunan (RAT). Diantaranyarasio likuiditas sebesar 4,43. Rasio

rentabilitas 0,31 dan rasio solvabilitas sebesar 1,51.***

Tabel 1. Perkembangan Aset dan SHU, 2004-2005

Uraian 2005 2004

1. Aset 4.499.719.795 3.104.603.276

2. SHU 476.992.400 441.038.850

4,5 miliar

3,1 miliar

0,44 miliar

0,48 miliar

Page 195: Isi Perkotaan OK

195 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

BALI

KSU Kuta Mimba Legian Kuta

TERDEPANDALAM SOPP

195 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Zaen

al W

afa

Page 196: Isi Perkotaan OK

196Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

L egian, Kuta, Bali pagi itu terlihat lenggang, hanya beberapa ken-daraan roda empat yang melewati kawasan itu. Tampak begitu sepitak seperti yang dibayangkan sebelumnya, sebuah kawasan wisata

yang ramai dikunjungi turis mancanegara. Legian, Kuta, siapa yang takkenal? Rasa-rasanya hampir semua orang mengenalnya, pemberitaan demipemberitaan atas kasus bom Bali II menjadikan Kuta tak hanya dikenalsebagai daerah wisata yang tersohor tapi juga daerah yang rawan aksiteror. Berjalan-jalan di Legian, Kuta tak lengkap rasanya jika tidak melo-ngok sedikit ke jalan Sriwijaya, tampak sebuah gedung khas Bali bertingkatdua diantara deretan pernak pernik kerajinan Bali. Tulisan besar terpam-pang ”KSU Kuta Mimba”, sebuah nama yang mudah diingat. Terlihatbagian depan aktivitas sebuah waserda yang merupakan salah satu unitusaha KSU Kuta Mimba.

”Nama Kuta Mimba untuk KSU ini kami ambil untuk mengenangmasa lalu desa ini yang konon pada jaman Majapahit desa ini bernamaKuta Mimba” ujar Manajer KSU Kuta Mimba Bapak I Nyoman Santun,SE di ruangannya saat kami tanyakan asal-usul Kuta Mimba. Hal yangmenarik dari KSU Kuta Mimba selain merupakan koperasi terbaik, baiktingkat daerah maupun nasional adalah adanya pelayanan SOPP (SystemOnline Payment Point) bagi pelanggan PT. Telkom. Bagaimana tidak,bukan hal yang mudah bagi sebuah koperasi bisa mendapatkankesempatan kerjasama seperti ini bukan?

I Nyoman Santun, dengan santun menjelaskan latar belakangterjadinya kerjasama ini. ”Memanfaatkan momen, saat itu Tahun 1997dicanangkan sebagai ”TAHUN PEMANTAPAN KOPERASI DANTELEKOMUNIKASI”. Gayung pun bersambut, Subiyakto Tjakra-werdaya Menteri Koperasi dan UKM saat itu berkunjung ke Bali, celahini kami manfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan PT. Telkom.Tujuannya agar anggota KSU Kuta Mimba dan masyarakat sekitarnya

Loket pembayaran telepondan listrik sangat membantu

kemudahan anggotamembayar tagihan.

Burh

anud

din

R

Page 197: Isi Perkotaan OK

197 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

yang umumnya sibuk dapat membayar rekening teleponnya melaluikoperasi. Akhirnya pada tanggal 16 Pebruari 1998 terwujudlah kerjasamatersebut, ujarnya sambil tersenyum bangga.

Layaknya koperasi pada umumnya, KSU Kuta Mimba selalu ber-usaha meningkatkan volume usaha, salah satunya pelayanan rekeningtelepon maka dijalinlah kerjasama/kemitraan. Lembaga yang pertama kalidilirik adalah LPD (Lembaga Perkreditan Desa), yang memang mempu-nyai peranan yang penting dalam perekonomian masyarakat Bali. Kerjasama atau kemitraan ini berupa pembayaran rekening telepon melalui KSUKuta Mimba dengan fee Rp 1.500 per rekening. Beberapa LPD dankoperasi yang bekerjasama diantaranya adalah KSU Kencana, KopkarHt. Putri Bali, KSU Pemogan, LPD Kerobokan, LPD Seminyak, LPDLegian, LPD Kuta, LPD Tuban, LPD Kedonganan, LPD Kelan, LPDTengkulung, LPD Pecatu. Tak hanya itu, dalam pelayanannya KSU KutaMimba menerima pesanan/permintaan, membayarkan rekeningnya,mengantarkan prima nota ke rumah pelanggan, menerima pembayaranrekening, mengantarkan rekening.

Di samping itu unit biro jasa ini melayani pembayaran rekening listrik,PAM, juga melayani anggota koperasi dan masyarakat dalam halpengurusan SAMSAT kendaraan dan berbagai macam SIM sertamengelola usaha jasa photo copy. Seperti pada gambar disamping terlihatanggota dan bahkan turis sekalipun dapat menggunakan layanan UnitBiro Jasa ini.

Unit Biro Jasa ini mengalami perkembangan yang cukup baik, sepertiterlihat dari volume usaha tahun 2004 sebesar Rp 46.988.142.168,-mengalami peningkatan pada tahun 2005 sebesar Rp 57.380.212.083,-

SEKILASBerawal dari Tim Lomba Desa Terpadu tahun 1983, dimana salah satu

kriterianya adalah koperasi. Saat itu, desa Kuta belum mempunyai koperasi,maka atas prakarsa tokoh-tokoh masyarakat di Kuta dibentuklah koperasiprimer yang beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat, pegawai negeri danswasta, serta pengusaha yang ada di wilayah Kelurahan Kuta (Kuta, Legian,Seminyak) dan sekitarnya. Jumlah anggota pada saat itu 89 orang.

Unit simpan pinjam (USP) adalah unit usaha yang pertama kalidikelola KSU Kuta Mimba. Pengelolaan USP awalnya sangat lambat,karena masyarakat trauma terhadap koperasi sebelumnya yang mempunyaicitra kurang baik (sudah tidak beroperasi lagi), dikelola secara sambilandan tidak mempunyai tempat sendiri (menumpang di Kelurahan Kuta).Untuk membenahi KSU pada pertengahan tahun 1987, melalui rapat-rapat pengurus menyetujui untuk mengangkat I Nyoman Santun sebagaimanajer.

LIBATKAN TOKOH MASYARAKATTerobosan pun dimulai, untuk mensukseskan usaha koperasi para

tokoh masyarakat, Kepala Lingkungan dilibatkan sebagai Pengurus yangdiberikan tugas untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang usaha

Page 198: Isi Perkotaan OK

198Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

koperasi kepada masyarakat. Dengan cara ini KSU Kuta Mimba mulaimenunjukkan kemajuan.

Pada tahun 1990, mulai membuka unit usaha baru yaitu unit usahaangkutan Sampah. Unit usaha ini tidak semata-mata mencari sisa hasilusaha (SHU) tetapi lebih mengutamakan pengabdian kepada masyarakat.Perjuangan keras pun mulai dirasakan, pada tahun ini Manajer KSU KutaMimba I Nyoman Santun mendapat penghargaan dari Pemerintah RImelalui Menteri Pemuda dan Olahraga sebagai Pemuda Pelopor dalambidang Perkoperasian dan pada HUT Koperasi ke-43 tahun 1990 KSUKuta Mimba menjadi Juara I Koperasi Fungsional tingkat KabupatenBadung.

Semangat memajukan KSU Kuta Mimba terus bergelora, pada tahun1991 unit usaha baru pun dibuka, usaha foto copy dan waserda menjadipilihan. Pada tahun ini juga KSU Kuta Mimba menjadi Juara II KoperasiFungsional Serba Usaha Provinsi Bali. Berikutnya pada tahun 1992kembali menjadi Koperasi Terbaik I Provinsi Bali dan Koperasi TerbaikIV Tingkat Nasional. Tahun 1993 sebagai Koperasi Teladan TingkatNasional. Tahun 1994 Koperasi Teladan Tingkat Nasional dan KoperasiInti Provinsi Bali.

PEMBINAANSumberdaya manusia (SDM) sangat menentukan keberhasilan suatu

organisasi. KSU Kuta Mimba menjalin kerja sama dengan UniversitasUdayana untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional. Demi kema-juan bersama, manajemen melengkapi pengelolaan SDM dengan mene-tapkan Peraturan Perusahaan (PP), Sistem Pengendalian Intern (SPI),struktur organisasi, pembagian dan uraian tugas (job description) yangjelas.

Sistem penggajian karyawan bekerja di KSU Kuta Mimba sepertisistem penggajian dan kepangkatan di PNS, dimana setiap empat tahunmengalami kenaikan pangkat. Pendidikan anggota setiap tahun dilak-sanakan pada bulan Nopember – Desember.

Salah satu wujud nyata mensejahterakan anggota, selain pembagianSHU yang sesuai dengan partisipasi, anggota KSU Kuta Mimba jugadiikutsertakan dalam Program Dana Tanggungan Bersama Eka Warsauntuk kecelakaan dan pengobatan yang setiap anggota dibayar olehkoperasi sebesar Rp 2.000,-. Anggota yang meninggal mendapatkan uangduka dan tunjangan asuransi.

SIMPAN PINJAMUnit usaha simpan pinjam sudah dikelola sejak berdirinya KSU Kuta

Mimba pada tahun 1983. Mulai tahun 1987 USP dikembangkan denganstrategi melibatkan tokoh-tokoh masyarakat untuk sosialisasi, mengangkatkaryawan, membenahi manajemen, meningkatkan pelayanan dengansistem door to door. Perjuangan keras dan dukungan serta kerjasama se-mua pihak, KSU Kuta Mimba mendapat simpati anggota dan masyarakat.Walaupun persaingan begitu ketat dari lembaga perbankan dan LPD.

Page 199: Isi Perkotaan OK

199 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Unit simpan pinjam mengelola tabungan sukarela koperasi(TASUKOP), simpanan sukarela berjangka koperasi (SIBERKOP) danmemberikan bermacam-macam pinjaman/kredit. Volume usaha USPmengalami peningkatan setiap tahunnya, sebagai contoh pada tahun 2004sebesar Rp 32.997.793.188 meningkat menjadi Rp 21.168.240.000 padatahun 2005.

Sebagai lembaga keuangan, KSU Kuta Mimba tentunya dihadapkanpada persaingan yang sangat ketat dan mau tidak mau harus mengikutimekanisme pasar yang sangat kompetitif. Lantas, apa kiat KSU KutaMimba dalam mengelola unit simpan pinjam?

Seperti diketahui, bahwa koperasi pada dasarnya milik anggota, makayang pertama kali diutamakan adalah anggota, dengan mengutamakankepuasan pelanggan melalui pelayanan yang cepat, aman, murah danakurat didukung dengan teknologi yang memadai maka diharapkananggota memiliki trust yang tinggi terhadap koperasi. Bahkan, pelayananjemput bola melalui Petugas Kredit dan Tabungan (PKT) yang disiagakandilakukan. Kantor Kas Pembantu di Jl. Kubu Anyar, Kuta dibuka. Pe-minjam pun tak perlu khawatir, kredit pun diasuransikan sesuai dengankesepakatan peminjam. Kredit investasi diberikan grace period selamatiga bulan, artinya diberikan keringanan untuk tidak membayar pokokpinjaman selama tiga bulan.

WASERDAI Wayan Sarna (46 tahun) seorang wirausaha di Kuta menyatakan

bangga menjadi anggota KSU Kuta Mimba dengan alasan mengikutiperkembangan jaman dan manfaat lainnya adanya diskon di Waserda danpelayanannya lebih mudah. Hal senada juga dilontarkan I Nyoman Kertu(40 tahun) yang mempunyai usaha di kantin sekolah merasa sangat senangikut menjadi anggota koperasi karena dapat membeli barang-barang

Diskon menjadi dayatarik anggota danmasyarakat berbelanja.

Siti

Aed

ah

Page 200: Isi Perkotaan OK

200Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

kebutuhan sehari-hari dan dapat dengan mudah mendapatkan simpanpinjam untuk pengembangan usahanya.

Unit Waserda KSU Kuta Mimba bergerak dalam penjualan barang,melayani kebutuhan barang-barang konsumsi para anggota koperasi danmasyarakat sekitarnya terfokus kepada penjualan barang-barang lancar.Harga selalu bersaing dengan pasar bahkan diusahakan lebih murahdan minimal sama. Penjualan bisa secara eceran maupun grosir. Memilikidua toko tempat pelayanan di Jl. Sriwijaya Legian dan Jl. Kubu AnyarKuta. Bahkan, berbelanja dalam jumlah tertentu mendapatkan hargaistimewa yang langsung diproses lewat komputer. Poin belanja anggotadiakumulasi melalui data komputer dalam satu tahun dievaluasipartisipasi anggota dan sebagai dasar pembagian SHU. Hasilnya punterbilang cukup memuaskan volume penjualan tahun 2005 sebesarRp 1.834.357.447,-.***

Tahun Anggota Pegawai Asset Modal Sendiri SHU

1995 3136 96 7.888.502.046 1.231.356.899 551.634.203

1996 3378 101 8.593.633.793 1.912.370.727 509.251.927

1997 3652 102 9.634.054.065 2.157.201.181 441.948.100

1998 3752 100 11.845.217.374 3.269.315.664 1.131.859.187

1999 3753 99 13.652.274.540 3.554.897.747 821.714.655

2000 3745 87 16.982.444.605 3.750.992.564 716.098.656

2001 3754 93 18.038.781.111 4.189.938.465 806.823.561

2002 3761 92 18.490.835.247 4.386.661.956 723.201.327

2003 3790 91 19.627.784.962 4.280.477.799 401.220.498

2004 3817 94 27.599.754.507 4.799.091.214 613.798.629

2005 3829 92 29.552.287.893 5.280.312.483 717.304.469

Data Perkembangan Anggota, Pengelola, Aset,Modal Sendiri dan SHU Tahun 1995-2005

Page 201: Isi Perkotaan OK

201 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

BALI

KSP Citra Mandiri Denpasar

TANPA AGUNAN201

MEMBERIKAN MODAL

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Burh

anud

din

R

Page 202: Isi Perkotaan OK

202Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

P roses pembentukan koperasi simpan pinjam (KSP) ini, termasuk agaklangka. Mengapa? Karena pendiriannya diawali sekelompokmasyarakat dalam suatu banjar (setingkat rukun warga di Bali) yang

bersepakat mendirikan KSP. Begitulah, warga masyarakat di lingkunganBanjar Panti-Intaran, Kota Denpasar, mengadakan musyawarah untukmendirikan lembaga koperasi.

Disebut agak langka, karena biasanya pembentukan koperasi dipicuada iming-iming atau keinginan memanfaatkan fasilitas atau agar dapatkecipratan rejeki. Kejadian seperti ini sudah dianggap biasa. Padahal padaakhirnya bentuk-bentuk ‘koperasi merpati’ tersebut umumnya hanyaseumur jagung.

Tepatnya, KSP Citra Mandiri didirikan pada tanggal 14 Januari 2000.Kala itu berbekal tekad dari 202 orang dan modal awal sebesar Rp 20juta. Nominal ini cukup signifikan untuk sekelompok masyarakat dalamsuatu banjar dengan membentuk KSP. Visi awal yang ditanamkan adalahmemberikan nilai lebih kepada anggota maupun masyarakat umum. Visi

ini kemudian diterjemahkan menjadi misikoperasi, yang pada intinya memberikankemudahan dalam hal kebutuhan dana ataumodal kerja kepada anggota koperasi danmasyarakat setempat.

Sejak awal pembentukannya, KSPCitra Mandiri telah dipersiapkan secara ma-tang meski untuk sementara menempatisebagian ruangan dalam banjar. Strukturorganisasi pengurus ditetapkan terdiri darilima orang. Sedangkan jajaran pengawastiga orang. Mereka merancang administrasipembukuan secara cermat melalui peng-gunaan komputer (computerized system) danterintegrasi (fully integrated). Manfaatnya,

setiap saat informasi dan data yang diperlukan dapat segera diperoleh ataudiakses. Kondisi tersebut sangat menarik bagi anggota dan calon anggotakoperasi. Artinya, meskipun pengurus tidak berada di tempat dan sepanjangterdapat karyawan yang diberi otorisasi, informasi dan data yang dibutuhkandapat disediakan dengan cermat dan akurat.

KARYAWAN PROFESIONALEksistensi KSP Citra Mandiri, seakan menepis hipotesis sementara

kalangan bahwa koperasi yang didirikan setelah tahun 1998 banyak yangtidak aktif lagi alias layu sebelum berkembang. Maklum di era tersebut,tak sedikit muncul koperasi aji mumpung atau koperasi pedati yang hanyabisa maju bila diberi dorongan. Manakala bahan bakar pendorong habismenguap, lalu tamatlah riwayat koperasi itu. Tinggallah para anggotamenanggung rindu kapan simpanan atau modal mereka dapat diterimakembali. Umumnya bak burung pungguk merindukan bulan.

Sampai sekarang belum pernah terdengar informasi, ada koperasi yangbangkrut atau dinyatakan pailit tetapi modal anggotanya terselamatkan.Bahkan pihak birokrasi pun lebih aman cuci tangan.

Kantor KSP Citra Mandiri.

Burh

anud

din

R

Page 203: Isi Perkotaan OK

203 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Terkait keberadaan KSP dengan persaingan yang makin keras,mengharuskan para karyawan koperasi ini yang berjumlah enam meng-ikuti perkembangan pasar uang secara cermat. Pengurus menggariskankaryawan bekerja profesional, untuk menghindari salah kelola. Hal tersebuttercermin dari kewajiban karyawan untuk mengetahui fluktuasi suku bungaBank Indonesia seperti SBI yang menjadi pedoman seluruh lembagakeuangan. Profesionalisme dalam menata pembukuan ditunjukkan dariadanya penyusunan rencana dan evaluasi target secara bulanan.

KSP Citra Mandiri secara garis besar menerapkan dua sistem pinjamanatau kredit. Yakni Kredit Bulanan (mayoritas, 81 persen) dan Kredit Harian(kurang lebih 19 persen). Berdasarkan catatan laporan rapat anggotatahunan (RAT), ditemukan bahwa pertumbuhan Kredit Bulananmeningkat sekitar 46 persen pada tahun 2005 dibandingkan dengan tahunsebelumnya. Ada pun Kredit Harian mengalami penurunan sekitar 16persen. Hal ini karena sedang dalam proses pengalihan menjadi KreditBulanan sehingga agak dibatasi. Total portofolio kredit hingga akhir tahunbuku 2005 tercatat mendekati nilai enam miliar (Rp 5,918 miliar). Kalaumengingat koperasi baru memasuki usia keenam, pencapaian itusebenarnya merupakan prestasi tersendiri. Dengan kata lain, koperasi relatifbersifat ekspansif.

PENGURUSBerikut ini beberapa catatan penting dari laporan RAT mengenai pres-

tasi KSP Citra Mandiri dengan menggunakan data komparasi tahun 2004dan 2005. Dana pihak petiga/DPK yang berupa Simpanan Sukarela, Sim-panan Berjangka dan Pundi Citra meningkat 83 persen menjadi Rp 7,643miliar. Sedangkan outstanding credit alias kredit yang sudah diberikanyang terdiri dari Kredit Bulanan, Kredit Harian dan Rekening Koran Man-diri berkembang 41 persen menjadi Rp 5,918 miliar. Sementara itu de-posito koperasi pada Bank, meningkat 19 persenmenjadi Rp 1,675 miliar.

Khusus menyangkut sisa hasil usaha (SHU)koperasi, berkembang proporsional sebesar 0,57 persenmenjadi Rp 470 juta. Perkembangan lengkap per-olehan SHU koperasi ini dari 2001-2005 dapat dilihatpada Tabel 1 samping ini.

Dapat ditambahkan, koperasi ini melaksanakanRAT selalu tepat waktu. Dalam arti sebelum bataswaktu akhir yang ditetapkan dalam Undang-UndangPerkoperasian, RAT sudah terlaksana. Selain itu, skor penilaian kesehatankoperasi menurut tahun buku 2005 berpredikat Sehat (84,65). Denganrincian skor : permodalan = 12,63; aset = 25,74; manajemen = 23,50;rentabilitas = 12,77; dan likuiditas = 10.

Kemajuan suatu koperasi memang harus ditilik dari beberapakomponen yang menjadi tolok ukur keberhasilannya. Dengan demikianbesar kecilnya komponen SHU, tidak serta merta menunjukkan kemajuanatau tidak berkembangnya koperasi. Sebab unsur pelayanan kepadaanggota, nilai tambah yang dinikmati anggota perlu pula dicermati.

Apabila disimak dari angka-angka yang relatif fantatis yang disajikan

Tabel 1. Perkembangan SHU

TahunTarget SHU Realisasi SHU Deviasi

(Rp) (Rp) (%)

2001 40.750.000 129.169.641 216.982002 174.975.000 250.892.034 43.382003 299.010.000 315.166.214 5.402004 350.235.000 401.525.100 14.642005 426.950.319 470.071.626 “ 10,10

Page 204: Isi Perkotaan OK

204Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

KSP Citra Mandiri, diharapkan perkembangan DPK dan outstanding creditberdampak positif terhadap usaha atau kesejahteraan anggota. Masa depankoperasi ini sangat tergantung kepada kapabilitas pengurus dan karyawankoperasi untuk memelihara dan mengamankan kepercayaan anggota.

Salah satu hal yang belum termuat dalam laporan RAT adalah seberapabesar multiplier effect dari penyaluran kredit tersebut kepada paraanggotanya. Maksudnya, siapa saja penerima kredit, apa bidang usahaanggota yang memanfaatkan kredit, seberapa besar tunggakan kreditanggota yang terjadi, dan lain-lain. Kerikil-kerikil kecil namun relatifrawan ini, patut menjadi ajang kewaspadaan pengurus KSP Citra Mandiridi masa depan agar prestasi yang sudah dicapai mampu dipertahankan.

Sekaligus hal ini untuk menghindari hapusnya image baik koperasi.Jangan sampai bagaikan hujan di gurun pasir, tiada bekas karena hilangnyakepercayaan anggota. KSP Citra Mandiri sudah mulai menerapkansemboyan good corporate governance dan nampak berhasil. Selebihnyaadalah bagaimana agar berlaku secara berkesinambungan (sustainability).Prinsip no pain no gain patut menjadi cambuk menuju masa depan yanglebih cerah.

FILOSOFIPertumbuhan keanggotaan KSP juga, boleh dibilang alamiah. Lambat

tapi pasti, menunjukkan perkembangan secara wajar. Lebih jelas mengenaikeanggotaan ini, bisa dicermati pada Tabel 2.

Sebetulnya, pendiri inti KSP Citra Mandiri sebanyak 71 orang. Pendiriini bukan dari tokoh, tetapi sekumpulan orang dengan visi yang sama.Mereka bertekad meringankan beban hidup keseharaian warga masya-rakat. Targetnya, warga dapat berpikir secara jernih. Hidup boleh susah,namun kita harus berbuat sesuatu secara bersama-sama. Kelemahan utama

kita, sesungguhnya bisa bekerja bersama-sama, namuntidak bisa bekerja sama (terutama di bidang ekonomi).Fakta inilah sering mengusik warga banjar Panti Intaran,Denpasar.

Lalu seseorang ditugaskan membuat konsep koperasiberbasis banjar. Singkat kata, tepat jam 16.00 Wita tanggal14 Januari 2000, sistem siap diuji coba. Apa lacur, semuasistem sempat tak berjalan. Itu kenangan yang tidak bisamereka lupakan. Sistem dikoreksi dan dicoba lagi.Rupanya kesungguhan mereka membuahkan hasil.Warga Banjar puas dengan demo awal. Inilah awaldukungan. Kesungguhan adalah yang utama, hasil tinggalmenunggu waktu. Akhirnya berdirilah KSP Cira Mandiriyang mereka perjuangkan bersama.

Hingga posisi September 2006, ketaatan anggota koperasi memenuhikewajiban seperti mengangsur pinjaman masih baik. Buktinya, non per-forming loan, NPL atau kredit macet anggota dan non anggota tidak lebihdari 5 %. Perlu dikritisi, terkait NPL masih sangat beda penafsiran antarapraktisi perbankan dengan praktisi koperasi. Karena di koperasi saat inibelum diketahui secara jelas kriteria kredit lancar, kurang lancar, diragukanatau macet. Karena itu perlu dibuat secara standar yang berlaku di koperasi.

Tabel 2.PerkembanganAnggota KSPCitra Mandiri

Tahun Jumlah (orang)

2001 222

2002 232

2003 241

2004 248

2005 250

222

232

241

248

250

Tahun 2001

Tahun 2002

Tahun 2005

Tahun 2004

Tahun 2003

Page 205: Isi Perkotaan OK

205 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Kalau pun ada kredit macet anggota dan non anggota, Penguruskoperasi punya standar penanganan baku, terutama bila anggota sangatterkait dengan awig-awig (UU milik banjar/house rule banjar).Sedangkan kalau membandel, koperasi melakukan pendekatankekeluargaan. Bila tidak bisa, baru dilakukan penjualan jaminan kalauada. Tetapi kalau warga banjar, biasanya saat dikunjungi saja sudah adareaksi.

Kebiasaan tersebut termasuk khas di Bali. Ini tak lain karena adanyainteraksi budaya dan agama dalam mengelola koperasi. Sesungguhnyaini juga terkait dengan konsep Tri Hita Karana. Hubungan manusia denganTuhan, manusia dengan alam, manusia dengan manusia lain. Tujuannya,menuju suatu harmoni. Meningkatkan hubungan dengan Tuhan danmenyisihkan sepertiga dari apa yang kita terima itu wajib adanya. Tribagang ikang artha : bagi tigalah harta itu. Rinciannya, untuk beribadahkepada Tuhan, tujuan sosial dan untuk kebutuhan pribadi.

Sedangkan untuk non anggota, sejak tahap permohonan pinjamanpengurus sudah melakukan seleksi lebih ketat. Sehingga tidakmenimbulkan potensi kerugian kepadakoperasi.

Rata-rata pinjaman anggota di koperasi ini,bervariasi antara Rp 1 juta hingga Rp 300juta. Sedangkan kalau kredit yang cukup besar,akan di back-up jaminan cash di KSP CitraMandiri yang disebut dengan back to backloan. Sementara itu nilai pinjaman nonanggota, maksimal Rp 5 juta. Kecuali iamemiliki dana penempatan khusus di koperasi.

Suku bunga simpanan berjangka saat ini(SBI 10.75), penerapannya adalah antara 6 -8 % per tahun. Simpanan sukarela 4 % pertahun dan Pundi Citra 10 % per tahun denganjangka waktu minimal 1 tahun. SedangkanKredit Harian 2 % per bulan minimal 30 hari.Sementara Kredit Bulanan bervariasi antara1,5–2,25 % tergantung jaminan sertaRekening Koran (Rekor Mandiri) antara 1,8–2 % dari baki debet.

INOVASIContoh debitur yang berhasil berkat kredit dari KSP Citra Mandiri.

Antara lain Modes Kartini milik Ibu Renny dengan usaha yang beliaugeluti adalah konveksi. Volume usaha sebelum ada kucuran kredit berkisarpuluhan juta saja. Kemudian ia menandatangani perjanjian kerja denganMr. Joger—yang produsen kaos dan tas merek Joger yang sangat terkenaldi Bali. Padahal sebagian produksi tersebut, dijahit Modes Kartini yangnotabene pembiayaannya dari KSP Citra Mandiri. Di samping itu industriKaos Jangkrik juga menjahit kaosnya di situ. KSP ini juga memberikanbeberapa saran terhadap beberapa rencana investasi, baik pengembanganmaupun investasi baru. Mana sektor jenuh dan mana sektor berisikomisalnya.

Tempat pelayanankegiatan simpan pinjam.

Burh

anud

din

R

Page 206: Isi Perkotaan OK

206Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Masih terkait melayani anggota secara cerdas, pertengahan Desember2006 KSP Citra Mandiri akan meluncurkan produk jasa keuanganbernama Proteksi Mandiri. Ini merupakan simpanan berjangka danberhadiah langsung asuransi kecelakaan diri, perawatan RS akibatkecelakaan.

Contoh anngota menyimpan sebesar Rp 10 juta dengan asumsi bunga12 %/th. Berarti bunga yang diterima oleh nasabah adalah Rp 100 ribuper bulan atau Rp 1,2 juta setahun. Namun dengan Proteksi Mandiri ini,bunga yang dipasang adalah 10% per tahun. Artinya nasabah akanmenerima Rp 83.333 per bulan atau Rp 1 juta atau berarti ada selisih Rp200 ribu untuk jangka waktu 1 tahun.

Dengan memadukan teknik marketing serta acara perkenalan yangdibuat sedikit gebyar, maka premi Rp 98 ribu per tahun dengan UangPertanggungan Rp 14 juta akan menjadi sangat menarik. Sesungguhnyapremi tersebut dibayar nasabah itu sendiri. Nasabah setor Rp 100 jutatetap bayar preminya segitu (Rp 98 ribu kecuali menginginkan UP yanglebih. KSP Citra Mandiri seperti ingin di garis depan dalam hal ini. Hanyaperlu sedikit usaha maka penghimpunan dana murah dari anggota sudahdapat dilakukan.

Terlepas dari inovasi yang agakspekulatif tersebut, yang jelas jajaranpengurus selalu berupaya mencoba kiat-kiat keberhasilan. Tujuannya,mempertahankan atau meningkatkan prestasi yang sudah dicapai. Perta-hankan yang sudah berjalan baik bahkan tingkatkan, dan laksanakanprinsip kehati-hatian.

Sebagai ilustrasi, pernah KSP menjadi obyek penelitian mengenaipengaruh manajemen terhadap kemajuan koperasi. Hasilnya sungguhmengejutkan. Ternyata, manajemen tidak terlalu banyak berpengaruhdalam kemajuan sebuah koperasi. Pengaruh utama adalah sensitifitas dalammelaksanakan AD/ART maupun house rule lainnya. Sungguh diluardugaan.

Seorang responden di KSP Citra Mandiri menyatakan, ia sendiri tidaktahu apakah adanya figur kuat yang menyebabkan koperasi menjadi sepertisekarang. Yang jelas, kepercayaan anggota kepada kinerja koperasi sangattebal.

Di sisi lain, koperasi ini juga tidak mengenal istilah Pengurus abadi.Perbandingannya, hampir 75% koperasi yang bermasalah umumnyakarena kurang solidnya pengurus. Apalagi ketentuan AD/ART yangmengatur masa kepengurusan di KSP Citra Mandiri juga sangat jelas:tiga tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya.***

Page 207: Isi Perkotaan OK

207 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

BALI

Kopti Makmur Denpasar

BERSAING

207

DENGAN PEMAIN LAINKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Zaen

al W

afa

Page 208: Isi Perkotaan OK

208Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

agi itu, matahari di Bali baru naik sepenggalah. Kendati begitu, digudang sebelah kantor koperasi sudah terjadi aktifitas kerja fisik yangberat. Lihat saja, tiga orang menurunkan puluhan karung ukuran 50

kilogram dari sebuah truk besar berdaya angkut sekitar 15 ton.Komoditi apa yang dibongkar-turunkan itu? Kedelai. Semua kedelai

ini adalah milik Koperasi Pengusaha Tempe Indonesia (Kopti) Makmur,Desa Robokan, Denpasar Barat, Bali. Sekadar mengingatkan, dulu Koptimerupakan singkatan dari Koperasi Perajin Tahu dan Tempe Indonesia.Perbedaan yang tampak sepele ini, bagi Kopti Makmur mengandung saratmakna.

Sekretaris Kopti Makmur H Sutrisno menjelaskan, koperasi didirikanoleh 40 orang perajin tahu dan tempe yang prihatin. Utamanya terkaittingkat fluktuasi harga kedelai yang tajam dan seperti tak terkendali dipasaran. Sementara Kopti lama tak bisa diharapkan perannya, karena parapengurus juga tidak peduli.

Dilandasi motivasi utama menstabilkan harga kedelai demikepentingan para perajin tempe, awal 1999 lahirlah Kopti baru. Dengansemangat kebersamaan baru pula, secara pasti dan bertahap harga kedelai

mulai dapat ‘terjinakkan’. Bahkanharga kedelai yang ditetapkan paraanggota koperasi ini, mampu mempe-ngaruhi harga di pasaran. “Saat inialhamdulillah harga kedelai kami dapatmenjadi barometer bagi pedagangkedelai di Denpasar ini. Padahal kamisaat itu benar-benar memulai dari nol,”tandas Sutrisno. Ia meyakini, hasil inibisa dicapai lantaran semua anggotamempraktikkan prinsip koperasi seba-gai sarana perjuangan bersama darianggota untuk anggota.

Maksudnya, dari sisi pelayanankoperasi bahkan selalu mempraktikkanlayanan antar kepada para anggota

sesuai pesanan dan tingkat produksi masing-masing. Hal ini dilakukan,karena di antara para Pengurus dan Pengawas koperasi intensif menggelarpertemuan mingguan. Di sisi lain, para anggota dan pengurus koperasijuga selalu melakukan pertemuan bulanan. Saat ini koperasi beranggotakan116 orang dan 25 orang calon anggota.

Hingga sekarang, koperasi mampu mengolah kedelai sekitar 150 tonper bulan menjadi tempe dan tahu. Maksudnya, dalam sehari seluruhanggota koperasi bisa mengolah kedelai rata-rata 14 ton. Sekadargambaran, 1 ton kedelai bisa diolah menjadi sekitar 10.500 keping tempe.

RAPAT-RAPAT INTENSIFDari keseluruhan anggota koperasi, mayoritas atau 75 orang anggota

merupakan lulusan SD. Selebihnya atau 52 orang anggota tercatat lulusan

P

Kehadiran anggota dalamforum diskusi sangat penting

demi kemajuan koperasi.

Zaen

al W

afa

Page 209: Isi Perkotaan OK

209 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SMA dan 14 orang anggota adalah lulusan SMP. Sedangkan jajaranpengurus, terdiri dari empat orang lulusan SMA dan satu orang lulusanSMP. Sementara pengawas koperasi, terdiri dari dua orang lulusan SMAdan satu orang lulusan SMP.

Jalannya organisasi kelembagaan koperasi, hingga saat ini dikendali-kan oleh pengurus dibantu para karyawan yang berjumlah tujuh orang.Artinya, koperasi belum merasa perlu mengangkat seorang manajer. Yangjelas, sejak koperasi didirikan hingga sekarang selalu melaksanakan rapatanggota tahunan (RAT) secara konsisten.

Setiap tahun, jajaran Pengurus mampu menggelar rapat mingguansekitar 40 kali pertemuan. Selain itu, serangkaian pelatihan juga selaludigelar. Baik ditujukan bagi jajaran anggota, pengurus, pengawas maupunkaryawan koperasi. Rinciannya, frekuensi pelatihan bagi anggota biasanyadua kali setahun. Lalu pelatihan buat pengurus tiga kali setahun dan untukpengawas satu kali tiap tahun. Selanjutnya pelatihan buat karyawan kope-rasi juga satu dalam setahun. Khusus pengurus koperasi, diagendakanmengikuti seminar di luar bisa dua atau tiga kali dalam setahun.

MURNI MODAL SENDIRISejak didirikan hingga sekarang, aktifitas utama koperasi adalah

perdagangan kedelai serta produksi tempe dan tahu termasuk distribusiatau pemasarannya. Meskipun sebetulnya koperasi memiliki unit usahasimpan pinjam, tetapi kinerjanya masih bersifat penjajakan atau uji coba.Tujuannya, agar kegiatan utama koperasi tetap terkonsentrasi danberkembang. Hal ini tak lain terkait jenis koperasi yang disandang sebagaikoperasi produksi.

Mencermati permodalan Kopti Makmur, secara obyektif ternyatasangat menarik dan perlu dijadikan contoh buat koperasi lain. Mengapademikian? Sebab, ketika didirikan pada awal 1999 koperasi benar-benarmengamalkan prinsip berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri.Konkritnya, tidak serupiah pun mendapat bantuan dari pihak mana pun.Juga tidak dari lembaga keuangan perbankan.

Caranya, koperasi menghimpun pinjaman dari sekitar 40 calonanggota yang terdiri dari para perajin tempe sebagai modal awal kerja.Kala itu terkumpul dana sekitar Rp 190 juta. Lebih kurang tiga tahunkemudian, pinjaman tersebut dapat dikembalikan atau istilahnya sudahbreak event point.

Melewati tahapan kelahiran lembaga secara sehat dan lancar tersebut,baru kemudian koperasi menerapkan ‘langkah konvensional’ sepertikoperasi pada umumnya. Hingga akhir 2005, simpanan pokok anggotatercatat sebesar Rp 5,800 juta, simpanan wajib Rp 6,910 juta dan simpanankhusus atau sukarela senilai Rp 47 juta.

Selain itu, koperasi memiliki penyisihan modal sejumlah Rp 17,407juta. Sedangkan untuk cadangan modal, lembaga usaha ini mempunyaidana sebesar Rp 78, 450 juta. Total jumlah modal sendiri koperasi, sampaiposisi Desember 2005 mencapai Rp 205,156 juta. Sementara modal dariluar koperasi, tercatat senilai Rp 576 juta. Keseluruhan permodalan dengan

Page 210: Isi Perkotaan OK

210Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

demikian mencapai Rp 782 juta.Volume usaha koperasi, terutama dari kegiatan penjualan kedelai

selama tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang signifikan.Ambil contoh pada 2003, volume penjualan kedelai mencapai Rp 4, 692miliar. Kemudian pada 2004 nilai penjualannya menjadi Rp 5,751 miliar.Dan pada 2005 nilainya sebesar Rp 6,369 miliar.

Khusus mengenai nilai SHU, pencapaian oleh koperasi ini bersifatfluktuatif. Buktinya, kalau pada 2003 tercatat nilainya sekitar Rp 70 juta,tapi pada 2004 nilainya menjadi sekitar Rp 74 juta. Sedangkan pada 2005SHU koperasi menjadi sebesar Rp 55 juta.

Terlepas dari nominal SHU, yang jelas prosentase peruntukkannyasangat transparan. Fakta berdasar jawaban kuesioner menunjukkan, 50persen dari dana SHU diperuntukkan bagi kepentingan dana anggota.Kemudian 25 persen lagi dialokasikan buat dana cadangan koperasi.Selanjutnya untuk dana pendidikan koperasi mendapat jatah 5 persen.Sisanya atau masing-masing 10 persen untuk dana pegawai dan pengurus.

PELAYANANInilah pendapat pengurus dan sejumlah anggota Kopti Makmur,

berdasarkan isian dari kuesioner yang mereka kembalikan. Takdimungkiri, mereka rata-rata memberuikan jawaban yang tegas, percayadiri dan terus-terang.

Sekretaris Kopti Makmur H Sutrisno menyatakan, pihak Penguruskoperasi bertekad mengembangkan lembaga usaha ini dengan caramemberikan pelayanan terbaik kepada para anggota. Caranya, koperasisenantiasa melakukan berbagai pendekatan simpatik kepada para anggota.Terutama difokuskan pada sentra-sentra produsen tahu dan tempe diseluruh Bali.

Seperti sudah disinggung, koperasi mengkonsentrasikan diri padakegiatan memproduksi tahu dan tempe. Menjawab kalau pun ingin me-ngembangkan koperasi, pihaknya berencana memantapkan kinerja unitsimpan pinjam dan penjualan minyak goreng.

Menurut Heri Wahyu (36) anggota koperasi ini mengatakan, ia sangatsering melakukan transaksi dengan institusinya. Menjawab pertanyaanmengapa Anda menjadi anggota koperasi, ia menjawab banyak alasanuntuk berkoperasi. Antara lain, kepastian memperoleh bahan baku kedelebuat memproduksi tahu dan tempe. Alasan kedua, ia bisa mendapatkanharga bahan baku secara mudah dan murah. Argumentasi ketiga,mendapatkan rasa kebersamaan secara nyata dalam berbagai kegiatanbisnis di koperasi.

Dalam konteks pertanyaan apakah jenis usaha yang dilakukan koperasiberkaitan dengan usaha dia, Heri menyatakan dengan tegas, ya. Sebab,untuk memproduksi tahu dan tempe, ia mendapatkan bahan baku darikoperasi. Selain itu, dia mendapatkan modal kerja selama proses produksidari USP koperasi. “Saya juga merasa mendapat pengayoman dari kopti,”tulisnya seperti pada jawaban kuesioner. Kecuali di sisi pemasaran hasilakhir produksi tahu dan tempe, ia memasarkannya sendiri.

Page 211: Isi Perkotaan OK

211 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Menanggapi bagaimana sebenarnya kinerja koperasi, ia menjawabsingkat cukup baik. Ia memberikan alasan, karena koperasi sudah berupayamemberikan pelayanan secara maksimal. Baik kepada para anggotamaupun calon anggota koperasi.

Khusus mengenai tingkat perkembangan usaha koperasi, ia mengi-ngatkan sebenarnya banyak pesaing yang bermain di lapangan. Namundemikian ia menulis lugas: Kopti Makmur dapat bertahan.

Yang pasti, sebagai anggota koperasi ia bukan hanya aktif mengikutiRAT. Termasuk dalam setiap pengambilan keputusan, dia juga seringkalimemberi masukan terutama mendorong sisi pelayanan petugas kopti.Masukan lain, ia juga selalu menginformasikan perbandingan harga kedelemutakhir di pasaran. Bukan hanya itu. Ia misalnya menyarankan, pe-nanganan limbah tahu dan tempe agar dikoordinir oleh Kopti.

Selain sebagai anggota, Heri Wahyu juga berkapasitas selaku salahsatu Pengawas Kopti Makmur. Itu sebabnya, menjawab pertanyaankadang-kadang mengikuti pelatihan yang digelar koperasi. Antara lainpelatihan terkait pentingnya pengawasan untuk koperasi.

Dia pun menulis di jawaban kuesioner, pernah mewakili koperasimengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai manajemen usaha-usahastrategis. Juga pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan olehpihak swasta maupun BUMN. Persisnya pelatihan tentang perlunya disainmutu produk akhir.

Menurut hemat dia, sebuah koperasi dianggap berhasil jika memenuhitiga kunci sukses ini. Pertama, koperasi harus mampu melakukanlangkah-langkah koordinatif dengan sejumlah pihak. Kedua, selalumelakukan aktifitas bisnisnya secara transparan. Ketiga, berupayamelaksanakan beberapa pendekatan secara benar, simpatik dan maksimal.

Menegaskan manfaat menjadi anggota koperasi, Heri Wahyumeringkasnya menjadi dua hal. Pertama, mengamalkan rasa kebersamaan.Dan kedua, memperoleh pelayanan yang baik dari koperasi.

Pemilihan bahan bakuberkualitas sangatmendukung produk tahu dantempe digemari konsumen.

Zaen

al W

afa

Page 212: Isi Perkotaan OK

212Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

BERSAING DENGAN PENDATANGSuwaji (37) yang juga anggota Kopti Makmur menyatakan, frekuensi

ia bertransaksi dengan lembaganya termasuk sangat sering. Ia menam-bahkan, menjadi anggota koperasi karena ikatan rasa kebersamaan sebagaisesama perajin tahu dan tempe. Selain itu, bila koperasi mendapatkankeuntungan—maksudnya tentu saja sisa hasil usaha—juga selalu diba-gikan kepada anggota.

Dia yang tinggal di Kelurahan Pedungan, Denpasar ini berpendapat,kinerja koperasi bagus. Karena usaha yang dijalankan koperasi lancardan angsuran yang harus dibayar anggota yang membeli-meminjam kedeletidak memberatkan.

Berkaitan dengan kinerja tersebut, menurut hematnya perkembanganusaha koperasi juga dinilai baik. Mengapa demikian? Sebab, ternyatalembaga koperasinya mampu bersaing dengan para pedagang keturunanTionghoa di Bali. Bahkan tingkat harga kedele yang ditetapkan KoptiMakmur menjadi ukuran atau barometer harga kedele di pasaran Bali. Itusebabnya, selaku anggota ia seringkali memberikan pendapat mengenaiperkembangan informasi harga kedelai di pasaran.

Selain itu, ia mengaku kadangkala mengikuti sejumlah pelatihan.Terutama yang diselenggarakan koperasi bekerjasama dengan DinasPertanian, Perindustrian maupun Dinas Koperasi dan UKM. Temapelatihan yang diikutinya, antara lain mengenai manajemen mutu danteknologi pengolahan. ***

Page 213: Isi Perkotaan OK

213 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

BALI

KPN Kamadhuk RSUP SanglahDenpasar

C E R D A S213

BIDIK PELUANGKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Burh

anud

din

R

Page 214: Isi Perkotaan OK

214Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

T erletak di pusat kota Denpasar, di bawah rimbunan pohon yangrindang terlihat aktivitas rumah sakit yang ramai. Jejeran mobilterparkir dengan rapi, sarana yang lengkap begitu terasa saat pertama

kali menginjakkan kaki di pelataran parkir RSUP Sanglah Denpasar, Bali.Lengkap, itulah kata pertama yang pantas diucapkan. Betapa tidak, setiapkali melihat unit usaha, di atasnya tertulis nama Koperasi Pegawai Negeri(KPN) Kamadhuk, dari areal parkir, apotek, wartel, pertokoan, unit simpanpinjam (USP), hingga ambulance. Rupanya, koperasi ini sangat berperandi RSUP Sanglah.

Kamadhuk sendiri diambil dari mitologi hindu yang berarti “Lembu,Kendaraan Batara Indra”. Lembu diilustrasikan sebagai koperasi denganunit-unit usahanya. Pengurus dan karyawan diilustrasikan sebagaipenggembala lembu, sedangkan pemiliknya adalah seluruh anggota KPNKamadhuk.

Apabila pemilik selalu memberikan makan dengan teratur kepadalembunya dan pengembala selalu memelihara lembu itu dengan baik, makalembu tersebut tumbuh sehat dan subur serta banyak menghasilkan susuyang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia.

Filosofi tersebut ternyata benar adanya. Koperasi yang diketuai PutuPutra Wisada, SH, MM, bekerja saling bahu membahu antara pemilik,pengurus, karyawan dan anggota untuk memajukan KPN Kamadhuk,dengan tujuan mensejahterakan anggota. Hal ini terlihat dari keseriusanpengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi milik PNS ini. Bahkanuntuk memperlancar kegiatan pelayanan kepada anggota, pengurusmengangkat karyawan penuh dan paruh waktu.

Soal bimbingan dan pembinaan pengurus terhadap karyawan terusdilakukan setiap minggu. Rapat pengurus dan karyawan pun diadakansetiap minggu sekali dan Badan Pengawas melakukan tugasnya setiaptiga bulan sekali. Hasil laporan pun diberikan setiap tiga bulan kepadapembina dari Dinas Koperasi dan Direktur RSUP Sanglah.

Tak heran, jika KPN Kamadhuk yang mempunyai misi kepuasanpelanggan, kepuasan karyawan, kepuasan pemilik, kepuasan masyarakat,kepuasan pemerintah ini sering mendapatkan gelar juara, baik tingkatdaerah maupun nasional. Diantaranya juara I Tingkat Kota Denpasar,berturut-turut sejak 1995 -1990, juara I Tingkat Propinsi juga berturut-turut dari 1990 -2005, juara Harapan Tingkat Nasional 1993 - 1994, juaraI Unit Wartel dalam rangka HUT Parpostel se-Bali tahun 1997.Penghargaan lainnya sebagai Koperasi Inti di Kodya Denpasar dan juaraI Koperasi Konsumen Berprestasi pada 2003 dari Dinas Koperasi KotaDenpasar.

KUNCI KEBERHASILANRumah sakit, sebuah wilayah yang selalu ramai dikunjungi orang,

membuka mata dan pikiran pengurus KPN Kamadhuk untuk mengem-bangkan berbagai unit usaha yang melayani kebutuhan pengunjung.

Dengan prinsip melayani dan dorongan kuat untuk mensejahterakananggota yang notabene pegawai RSUP Sanglah serta dukungan dan

Page 215: Isi Perkotaan OK

215 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

kepercayaan pemerintah yang kuat kepada KPN Kamadhuk, makadikembangkan unit pertokoan, apotik, wartel, ambulance, parkir, fotocopy. Bahkan guest house dan lapangan tenis pun koperasi yang me-ngelolanya. Sehingga anggota KPN Kamadhuk, anggota keluargapasien yang dirawat akan mudah mendapatkan pelayanan yang primadari rumah sakit.

Tidak berhenti sampai disitu, semangat untuk membidik peluangusaha terus dilakukan. Unit pertokoan mini market diperluas ke PaviliunAmerta dan dilengkapi sarana jasa ticketing. Peluang selanjutnya dibukamenjadi unit usaha baru yaitu USG Digital Color ¾ Dimensi.

Kecerdasan membidik peluang usaha itu ditunjukkan dari banyak-nya unit usaha yang dikelola dan kontribusinya terhadap pendapatanKPN Kamadhuk. Pendapatan KPN Kamadhuk dari seluruh unit usahamencapai Rp 6,090 miliar pada tahun buku 2004. Jumlah ini sedikitmengalami penurunan pada tahun buku 2005 yakni menjadi Rp 5,911miliar (lihat tabel 1). USP mempunyai kontribusi yang paling besar,disusul pengelolaan apotik dan mini market. Hal ini tidak mengherankan,seperti diketahui secara umum anggota memanfaatkan koperasi untukmemudahkan memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk mudah dalammeminjam dana segar. Sedangkan pelayanan apotek banyak digunakanoleh pasien rumah sakit, terlebih sistem pengelolaannya dengan kom-puterisasi.

Keberhasilan membimbing dan membina koperasi serta mengelolakegiatan usaha ditentukan dengan adanya dedikasi, motivasi, keterampilanserta loyalitas yang tinggi dari seluruh pengelola koperasi. Namun semuaitu bakal terwujud jika hal tersebut juga didukung oleh permodalan. Modalsendiri pada tahun buku 2005 tercatat sebesar Rp 19,1 miliar. Sepertipada grafik, jumlah modal KPN Kamadhuk mengalami peningkatan setiaptahun.

Tabel 1. Pendapatan Unit Usaha KPN Kamadhuk

No. Unit Usaha 2004 2005

1. Pertokoan Mini Market 840.145.109 902.515.722

2. USP 3.045.282.280 2.737.976.898

3. Parkir 28.413.133 59.894.430

4. Foto copy 75.004.088 65.970.814

5. Pengelolaan Lapangan tenis 10.253.250 9.014.750

6. Pengelolaan alat orthopedi 123.352.768 132.784.495

7. Wartel 74.086.107 37.886.987

8. Ambulancde 12.911.547 18.255.594

9. Guest House 29.650.375 24.113.875

10. Ekstra bed 64.139.600 72.945.890

11. Apotik 1.787.124.094 1.850.000.000

Jumlah 6.090.362.351 5.911.359.455

Page 216: Isi Perkotaan OK

216Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

SEKILAS KPN KAMADHUKKPN Kamadhuk didirikan pada 8 Juni 1963 dengan jumlah anggota

awal 350 orang. Mendapatkan Badan Hukum (BH) Koperasi Nomor492/BH/VIII/1964, tertanggal 2 April 1964. Koperasi ini sesuaiperkembangan jaman telah mengalami beberapa kali perubahanAnggaran Dasar, seperti pada 17 Desember 1968 dengan BH No 492/BH/VII/12/1967. Pada 26 Januari 1990 diadakan Rapat Khusus di AulaPoliklinik RSUP Denpasar yang dihadiri 285 orang anggota kemudianmendapatkan Badan Hukum dari Kantor Wilayah Departemen Koperasidan Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah Propinsi Bali Nomor : 130/BH/PAD/KWK.22/III/1996, tertanggal 26 Maret 1996.

Jenis usaha pada KPN Kamadhuk dibedakan menjadi dua yaitu usahapokok dan usaha penunjang. Usaha pokok terdiri USP, pertokoan, warteldan apotik. Sedang usaha penunjang meliputi pengelolaan ambulance,foto copy, areal parkir, penyewaan lapangan tenis, pengelolaan alatorthopedi (bedah tulang), guest house dan pengelolaan extra bed.

Untuk memperlancar jalannya kegiatan pelayanan anggota danpelaksanaan tugas-tugas administrasi, pengurus mengangkat sejumlahkaryawan penuh dan paruh waktu sebagai pelaksana kegiatan sehari-hari.Khususnya kegiatan operasional pertokoan ditunjuk satu orang sebagaikoordinator dan satu orang sebagai supervisor. Tiap unit usaha dipimpinoleh seorang kepala unit usaha yang bertugas membuat laporan berkalayang disampaikan kepada pengurus. Dari segi sosial, KPN Kamadhukini juga membantu pemerintah mengatasi pengangguran. Jumlah tenagakerja yang direkrut sebanyak 81 orang. Mereka tersebar di berbagai unitusaha, seperti bagian pembukuan dua orang, kasir tujuh orang, unitpertokoan mempekerjakan 16 orang, USP dua orang, wartel enam orang,ambulance tiga orang, foto copy tiga orang, parkir 15 orang, apotek 24orang dan bagian gudang tiga orang.

Page 217: Isi Perkotaan OK

217 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SIMPANAN BERVARIASIJumlah anggota pada tahun buku 2005 sebanyak 1.610 orang relatif

tidak mengalami perkembangan yang cepat, karena sesuai dengan jumlahpegawai negeri yang ada di RSUP Sanglah. Sesuai kesepakatan yangdiputuskan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) 1993, jumlah simpananwajib bervariasi, tergantung golongannya. Untuk golongan IV Rp 10ribu, golongan III Rp 5.000 dan golongan II Rp 2.500. Sesuaiperkembangan jaman jumlah simpanan wajib sesuai keputusan RAT tahunbuku 2003 pun dinaikkan menjadi Rp 50 ribu untuk golongan IV, Rp10.000 untuk golongan III dan Rp 5.000 golongan II. Sedangkansimpanan pokok setiap anggota Rp 10 ribu. Perkembangan jumlah anggotadapat disimak pada tabel berikut.

Unit pertokoan selalu ramai dikerumuni oleh pembeli. Selain anggotasebagian besar konsumen pertokoan adalah para pengunjung rumah sakit.Koperasi sangat beruntung memiliki unit ini mengingat RSUP Sanglah,Denpasar ini sebagai rumah sakit terbesar di Bali yang selalu menjadirujukan kebanyakan pasien dan masyarakat Bali. Unit usaha pertokoanberbentuk mini market ini menyediakan kebutuhan sehari-hari dengan

Tabel 2. Perkembangan Anggota dan Simpanan Anggota

TahunJumlah Simpanan Simpanan Simpanan

anggota (orang) Pokok (Rp.) Wajib (Rp.) Khusus (Rp.)

2001 1.624 11.178.000 592.636.500 459.380.332

2002 1.638 11.918.000 652.254.700 761.881.554

2003 1.616 12.186.000 785.146.490 990.239.669

2004 1.588 12.741.000 943.913.730 1.263.548.798

2005 1.610 14.417.000 1.102.084.800 1.533.954.884

Keberadaan waserdaKPN Kamadhukcukup strategis.Bu

rhan

uddi

n R

Page 218: Isi Perkotaan OK

218Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

harga bersaing. Unit ini berkontribusi terhadap pendapatan koperasi padatahun buku 2005 sekitar Rp 903 juta.

Ni Luh Putu Suruatuasih (40 tahun) sangat mensyukuri keberadaanmini market ini dalam sebuah kuesioner yang diajukan kepada salah satuanggota menyatakan keberadaan mini market sangat memudahkan dalammemenuhi kebutuhan sehari-hari.

KIAT 4PSebuah keberhasilan tentu ditunjang oleh beberapa faktor. Jika kita

lihat, persaingan mini market atau pasar swalayan di Bali ini sangat ketat.Hampir di setiap kecamatan terdapat mini market, begitu pula di Denpasaribukota provinsi Bali. Persaingan yang ketat tidak menjadikan pengurusKPN Kamadhuk berkecil hati dalam mengelola pertokoan mini market.Dengan menerapkan rumus 4 P diharapkan dapat meningkatkan omsetpenjualan. 4P adalah Product, KPN Kamadhuk senantiasa memperhatikankuantitas dan kualitas produk yang dijual di koperasi. Price Policy, agarmempunyai bargaining yang kuat, terlebih menghadapi persaingan yangketat antar swalayan di sekitarnya. KPN Kamadhuk menerapkankebijaksanaan harga selalu mengacu harga pasar sekeliling KPNKamadhuk. Promotion, selalu mengupayakan memberikan pelayananyang terbaik dan mengutamakan kepuasan pelanggan dan Place, sampaisaat ini tetap mengkonsentrasikan lokasi pertokoan mini market di arealRSUP Sanglah.

Demi mendukung kelancaran administrasi keuangan KPN Kamadhukmenggunakan sistem akuntansi penuh sejak tahun 1993. Transaksikeuangan dicatat secara kronologis ke dalam buku-buku harian atau jurnal.Penggolongan setiap rekening diposting dari buku besar secara benar dantepat. Laporan keuangan disajikan setiap triwulan meliputi neraca lajur,neraca singkat (komparatif), perhitungan rugi/laba.***

Page 219: Isi Perkotaan OK

219 Koperasi di TengahLingkungan yang BerubahPenyusunan Berbagai Model dan PotretKoperasi Percontohan219

SULAWESI UTARA

KPRI Pendidikan Diknas Sulut

219

BERKEMBANGBANGUN DAN

Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Burh

anud

din

R

Page 220: Isi Perkotaan OK

220Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

tos kerja pengurus koperasi mungkin tidak kalah dibandingkan denganperilaku pengusaha yang gigih. Terutama dalam konteks apapun yangterjadi, roda kegiatan usaha atau bisnis harus terus berjalan. Mencermati

kinerja Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) ‘Pendidikan’di Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Utara, bisa menjadi buktilembaga usaha ini sudah berupaya membuktikan prinsip tersebut.

Kisahnya bisa berawal dari kasus penggelapan oleh segelintir penguruskoperasi ini pada tahun 1989. Suatu siang, datang seseorang mengaku orangdekat presiden dari Istana Presiden di Jakarta. Intinya, dia menawarkandan ‘memaksa’ agar koperasi membeli ratusan pasang sepatu merek tertentubuat anak-anak sekolah SD di Sulawesi Utara.

Singkat cerita, kala itu sebagian pengurus koperasi menjadi ‘gemetaran’.Maksudnya, koperasi kemudian terpaksa membeli lunas ratusan sepatu itu.Celakanya atau syukurlah, sebagian besar anggota koperasi yang juga orangtua murid tidak mau membeli sepatu-sepatu tersebut. Mengapa? Karenabarang itu berkualitas rendah dan harganya mahal. Apa boleh buat, koperasipun praktis mengalami kerugian besar untuk tidak mengatakan bangkrut.

Bangkit dari keterpurukan, tentu saja bukan pekerjaan gampang.Perlahan koperasi tetap berjalan secara ekstra hati-hati. Misalnya, dengancara Unit Simpan Pinjam (USP) sebagai kegiatan pokok koperasi tetapmemberikan jasa atau bunga kepada anggota. Secara perlahan, neracakeuangan mulai membaik. Pada kurun ini atau tahun 2000-2002 keuangankoperasi diaudit oleh Dinas Koperasi dan PKM Provinsi Manado.

Lagi-lagi di tengah koperasi kembali menggeliat, lembaga ini kembalidilanda ujian. Yakni, penggelapan uang oleh bendaharawan gaji dinas yangberimbas pada pemberhentian Manajer KPRI ‘Pendidikan’ ini pada Mei2002. Syukurlah, meski tak memiliki manajer sejak 2003, koperasi daritahun ke tahun semakin aktif dan kondisi usahanya relatif sehat. Terhitung

mulai periode 2003 hingga 2005, ko-perasi sudah diaudit oleh Koperasi JasaAudit di Manado.

Anggota koperasi bernama DrsSanusi Arsyad (46) yang menjadi res-ponden pertengahan Oktober 2006memberikan kesaksian, semula ko-perasi pegawai negeri ini sudahmengalami kemandekan aktivitas usa-ha. Namun kenyataannya sekarang,koperasi yang beranggotakan mayoritasguru-guru SD di Sulawesi Utara ini su-dah maju cukup pesat. Indikasinya,antara lain sebagian anggota koperasipegawai negeri ini juga cukup me-madai. Hasil ini didapat, antara lainkarena para pengurus koperasi mela-kukan pengelolaan lembaga usahadengan cara yang profesional.

Anggota lain koperasi yaitu Octaviany Syane Pusung (44) menyatakan,KPRI ‘Pendidikan’ senantiasa memberikan pelayanan berbentuk pinjaman

E

Pengelolaan secara profesional danketerbukaan terhadap anggota menjadi

modal penting koperasi berkembang.

Burh

anud

din

R

Page 221: Isi Perkotaan OK

221 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah221

uang kepada dia sebagai anggota koperasi dengan sebaik-baiknya. Sehinggakebutuhan keuangan dalam keluarganya, terutama untuk biayamenyekolahkan anak-anak dapat terpenuhi. Yang juga menggembirakan,menurut dia setiap tahun koperasi memberikan Tunjangan Hari Raya kepadadirinya sebagai anggota koperasi.

PERMODALANDilihat dari sisi keuangan, koperasi ini secara garis besar menunjukkan

kinerja yang boleh dicontoh. Seperti sudah terpaparkan, kehidupan koperasipernah dilanda beberapa masalah keuangan. Itu sebabnya di sisi pendapatan,koperasi mengalami fluktuasi yang tajam.

Ambil contoh pada 2001 pendapatan koperasi mencapai Rp 470 juta.Tapi di tahun berikut atau 2002, pendapatannya merosot menjadi Rp 346juta. Bahkan lebih menurun pada 2004 tercatat hanya Rp 299 juta.Syukurlah sampai posisi akhir 2005, tingkat pendapatan koperasi sudahmencapai nilai Rp 567 juta. Ini angka wajar, karena koperasi meraihpendapatan tertinggi pada tahun 2003 yang mencapai angka Rp 634 juta.

Tak berbeda jauh, sisi pengeluaran koperasi juga mengalami fluktuasicukup tajam. Namun demikian, koperasi terbukti masih mampu melakukanefisiensi di sana-sini. Buktinya, total pengeluaran koperasi masih dapatditekan dan hingga akhir 2005 angkanya tercatat Rp 514 juta.

Pencapaian yang juga menggembirakan, terlihat pada sisi likuiditaskoperasi yang prosentasenya makin meningkat. Lihat saja, pada 2001likuiditas keuangan koperasi hanya mencapai 88 persen. Lalu pada tahun2002 naik sedikit menjadi 89 persen. Baru mulai tahun 2003, likuiditaskoperasi mencapai angka 105 persen. Selanjutnya meningkat menjadi 138persen pada 2004. Kemudian pada akhir 2005, likuiditas koperasi mencapai242 persen.

Sementara itu di sisi pertumbuhan modal sendiri koperasi dan aset,lembaga ini pun mampu menunjukkan kemajuan yang konsisten. Sebabberdasar dokumen RAT koperasi ini 2001-2005 menunjukkan pada 2001modal sendiri koperasi tercatat senilai Rp 963 juta. Lalu di tahun 2002,perolehannya meningkat menjadi Rp 1,051 miliar dan pada 2003 naik lagimenjadi senilai Rp 1,192 miliar. Selanjutnya pada 2003, modal sendirikoperasi berkembang mencapai Rp 1,384 miliar. Kemudian sampai posisiakhir 2005, modal sendiri koperasi senilai Rp 1,520 miliar.

SANGAT BANGGASaat ini total keanggotaan koperasi berjumlah 357 orang anggota.

Sebagian besar atau sejumlah 217 orang anggota merupakan lulusan SMA.Sisanya, sebanyak 30 orang anggota adalah berpendidikan strata 1 sertaempat orang merupakan lulusan diploma tiga.

Sedangkan komposisi pengurus, dari tiga orang pengurus dua orangmerupakan lulusan strata 1 dan satu orang lulusan SMA. Sementara dikalangan karyawan, hingga akhir 2006 koperasi memiliki 6 orang karyawan.Mereka terbagi bekerja di unit simpan pinjam dan foto copy.

Kenyataan sebagian besar anggota koperasi berprofesi guru, lingkungankedinasan yang relatif terpelajar serta kemauan segenap anggota dan pengu-rus memajukan koperasi, tampaknya menjadi faktor signifikan koperasi ini

Page 222: Isi Perkotaan OK

222Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

lekas sembuh dari keterpurukan. Di sisi lain,koperasi juga tak segan belajar menimba ilmu darikoperasi sejenis yang dinilai lebih maju. Ambilcontoh, pada Maret 2004 jajaran pengurus danpengawas koperasi melakukan studi banding keKoperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ). Selainitu pengurus koperasi intensif menyelenggarakanrapat secara internal. Bersamaan dengan ini parapengurus diwajibkan mengikuti serangkaianpelatihan dibidang manajemen hingga pelayanankepada anggota. Semua faktor ini tak dipungkiricukup menyumbang perkembangan koperasi.Secara singkat dan menurut seorang anggotakoperasi ini: Koperasi berjalan baik, pengelolaantransparan serta para pengurus sekarang bijak dan

penuh tanggung jawab.Bagaimana para anggota menanggapi keberadaan koperasi ini? Seorang

anggota koperasi sekaligus responden penelitian ini menyatakan, ia menjadianggota koperasi untuk meringankan beban ekonomi di keluarga yangsemakin berat. Ia menegaskan, masuk menjadi anggota koperasi betul-betulsangat membantu diri dan keluarganya. Terutama di saat kesulitanmenghadapi kebutuhan membiayai anak-anak sekolah. Ia yang mengakuhanya mengandalkan dari mengajar di SD, menekankan sangat banggamenjadi anggota koperasi. Alasannya, sekali lagi di saat ada keperluan yangbersifat mendesak di dalam keluarganya, koperasi selalu dapat melayanidengan baik.

Anggota koperasi lain yang beralamat di Perumahan Singkil Blok E 3,Kelurahan Singkil Dua, Manado menyatakan senada, sebagai usahabersama koperasi terbukti mampu membantu memenuhi kebutuhan paraanggota. Khususnya untuk kelanjutan pendidikan anak-anak para anggota.Di samping itu, kebutuhan sehari-hari dan rumah tangga anggota juga dapatterpenuhi. Sedangkan anggota koperasi bernama Juliana Sondakh (46)mengatakan terus terang, koperasi merupakan wadah ekonomi yang sangatmembantu dia di saat dalam kesempitan. Menurut pengalamannya, terbuktikoperasi dengan mudah bisa meminjamkan uang kepadanya sebagai modalkerja untuk usaha ternak babi. Sebaliknya, saat ditanya bagaimana cara diaikut serta mengembangkan koperasinya, ia menjawab dengan cara rajinmenabung dan meminjam dana ke koperasi. Sekali lagi ia menandaskan,keberadaan koperasi sangat membantu untuk mengembangkan usaha ternakbabinya.

Akhirnya ada satu keunikan atau ciri khas yang dimiliki koperasi ini.Terutama menyangkut persoalan SHU. Sejumlah anggota koperasimenyatakan, SHU akan diberikan kepada anggota nanti di saat anggotamemasuki masa pensiun. Argumentasinya, kalau dibagikan di setiap RATseringkali ada yang mendapat bagian yang tidak seberapa.***

Maraknya telepon sululer belummenggusur unit usaha wartel

KPRI Pendidikan.

Burh

anud

din

R

Page 223: Isi Perkotaan OK

223 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SUMATERA BARAT

Kopkar Mercury Padang

223

SIGAP MENANGKAP

PELUANGKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 224: Isi Perkotaan OK

224Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

B ila pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sektor Kota Padangtergerak hatinya membentuk koperasi sudah benar. Mengingatpekerjaan mereka adalah soal kelistrikan, terutama listrik untuk

penerangan. Dari cahaya lampu itu membuat terang benderang sebuahkegelapan. Atas dasar filosofi demikian barangkali, sehingga para pegawaiPLN ini berminat membuat hidup lebih cerah dengan cahaya koperasi.

Bermula dari keinginan untuk meningkatkan kesejateraan karyawankhususnya di PT PLN Sektor Padang. Diprakarsai oleh tiga orang tokohkemudian mengundang para karyawan lain untuk menghadiri pertemuanyang membahas tentang pembentukan sebuah koperasi. Rapat yangberlangsung pada 14 Pebruari 1985 dan dihadiri oleh 26 karyawan punsepakat mendeklarasikan berdirinya koperasi karyawan (Kopkar) dengannama Mercury. Setelah dua tahun berjalan, tepatnya pada 17 Februari1987 koperasi ini telah memperoleh Badan Hukum dengan Nomor 1699/BH-XVII.

Ternyata keberadaan koperasi ini sangat membawa prospek bagipengembangan usahanya. Apalagi peluang-peluang usaha dari perusa-haan mendapat lampu kuning untuk ikut ambil bagian. Benar saja kopkardi lingkungan BUMN itu selanjutnya dilibatkan dalam pengadaan barangdan jasa oleh manajemen.

Kesempatan yang diberikan itu tentu bukan merupakan hadiah ataukarena memiliki hubungan sosial. Namun, berkat kesungguhan pengurusserta kecakapan manajer yang meyakinkan manajemen soal kemampuan-nya untuk menerima tantangan. Artinya, pendekatan yang dilakukan tetapmengedepankan profesionalisme. Bahkan PLN untuk mengikat kerjasama dengan koperasi di lingkungan kerjanya menggunakan jasa akuntanpublik untuk menilai kelayakan kopkar tersebut. Hasilnya, sang akuntanmerekomendasikan tentang kemampuan koperasi ikut terlibat dalamkelancaran kegiatan tugas PLN. Selanjutnya, Kopkar pun menerimakontrak kerja dengan induk semangnya.

Alhasil Kopkar Mercury per 31 Desember 2005 memperoleh nilaivolume penjualan sebesar Rp 10,892 miliar lebih atau mengalamikenaikan sekitar Rp 4 miliar dibanding tahun buku sebelumnya.

Dalam usia yang ke sepuluh pada tahun 1997 Kopkar Mercury yangberlokasi di Jalan Benteng Pauh Limo, Kota Padang ini pun dinobatkansebagai koperasi berprestasi dengan memperoleh sebagai Koperasi TerbaikI Tingkat Kota Padang. Tahun berikutnya bahkan penghargaan yang lebihtinggi mampu diraihnya. Pada 1998 koperasi ini memperoleh prestasisebagai Koperasi Mandiri dari kantor Kementerian Koperasi dan UKM.Tahun berikutnya prestasi itu bukan saja hanya bertahan tetapi gemilangsehingga penghargaan sebagai Koperasi Harapan Terbaik I TingkatNasional khusus bidang Jasa dicapai pada 1999.

Berkat kepiawaian pengurus pengawas dan pengelola, pada 2002kembali kopkar ini menyabet penghargaan sebagai Koperasi Berprestasise-Sumatra Barat dan sang manajer mendapat penilaian sebagai manajerterbaik untuk Kota Padang. Puncak prestasi juga diperoleh pada tahun2003, sebab gelar sebagai koperasi berprestasi yakni sebagai koperasi

Page 225: Isi Perkotaan OK

225 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

terbaik dari tingkat kota, provinsi hingga nasional. Bahkan sang ManajerH Nasrul Lai juga kembali dinobatkan sebagai manajer terbaik tingkatSumatera Barat.

UNIT-UNIT USAHAKopkar Mercury ini mengoperasikan sedikitnya tiga unit usaha, yaitu

Unit Simpan Pinjam (USP), jasa dan pertokoan. Khusus USP menjadipilihan utama bagi anggota. Selain untuk meminjam juga menyimpan.Pinjaman yang disalurkan kepada anggota terdiri dari pinjaman biasa danpinjaman khusus. Untuk penyaluran pinjaman biasa, anggota dikenakanbiaya administrasi sebesar 0,25 persen dari total nilai pinjaman denganbunga maksimal 1,3 persen per bulan. Bunga pinjaman khusus sebesar 2persen per bulan dan biaya administrasi satu persen. Semakin cepatmengansur maka semakin kecil bunga yang dibebankannya. Sedangbunga pinjaman khusus sebesar duapersen per bulan dan biaya adminitrasisatu persen dari realisasi pinjaman.

Dari kegiatan usaha yang dikelolakoperasi Mercury berhasil membu-kukan SHU pada tahun buku 2005sebesar Rp 254 juta. Jumlah tersebutmeningkat dibanding tahun buku 2004sebesar Rp 220 juta. Koperasi inimemiliki kekayaan bersih sebesar Rp843 juta. (lihat tabel 1)

Sedang unit yang meliputi jasa transportasi, sewa komputer, tenagapengaman (satpam), jasa pekerjaan Saluran Udara Tegangan Tinggi(SUTT), cleaning service, foto copi, pembayaran rekening listrik,pekerjaan umum dan jasa sewa mess. Adapun untuk memenuhi kebutuhansehari-hari, anggota bisa memanfaatkan waserda, selain itu koperasi jugatelah mengoperasikan unit pertokoan. Pola penjualan dilakukan secaratunai dan kredit. Fasilitas kredit yang diberikan kepada anggota, pemba-yarannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan.

KADERISASIPrestasi yang diraih koperasi ini, secara berkelanjutan adalah berkat

diberlakukannya sistem regenerasi dan kaderisasi. Semisal proses pemi-lihan kepengurusan selalu dilakukan setiap akhir periode. Dalam usiakoperasi yang telah mencapai 20 tahun, selalu melakukan perubahan susun-an pengurus. Sedikitnya sejak koperasi berdiri sudah tujuh kali melakukanpergantian pengurus yang disetujui dalam forum RAT. Istilahnya tidakada ketua koperasi abadi. Yang ada adalah prestasi abadi dan kinerja yangterus meningkat.

Pada RAT periode 2001, pengurus menganggap perlu mengangkatmanajer. Pengurus berkeyakinan dengan adanya tenaga khusus yang me-nangani bidang usaha koperasi akan mendatangkan nilai tambah signi-fikan. Dampaknya kesejahteraan anggota dapat terwujudkan. Dengan

Tabel 1. Kekayaan Bersih

URAIAN 2004 2005

1. Simpanan Pokok 7.145.000 7.425.000

2. Simpanan Wajib 316.990.500 356.751.000

4. Hibah/donasi 2.705.500 2.705.500

5. Cadangan 156.162.952 222.221.998

6. SHU 220.196.824 254.340.795

Jumlah 703.700.775 843.444.293

Page 226: Isi Perkotaan OK

226Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

adanya manajer, Pengurus akan lebih fokus merumuskan kebijakan.Ternyata, keputusan Pengurus mengangkat manajer tidak sia-sia.

Karena tenaga profesional tersebut benar-benar cakap mengelola usahayang dipercayakannya.

Kehadiran manajer membawa perubahan di bidang administrasi danpembukuan lebih rapi dan transparan. Sehingga Pengurus, Pengawasmaupun anggota dapat mengetahui langsung kondisi koperasi.

Kopkar Mercury yang beranggotakan sebanyak 371 orang per 31Desember 2005 ini, sejatinya tidak ada kaitan langsung dengan PLN.Atas kebaikan manajemen PLN, koperasi yang notabene milik karyawanPLN diberikan kesempatan mengerjakan tugas-tugas perusahaan.Kepercayaan ini membuat kopkar tidak perlu bersusah payah mencaripeluang usaha lain. Cukup menjaga kepercayaan dan profesionalisme.

Segala aktivitas yang akan dilakukan PLN menjadi peluang bagikoperasi. Celah inilah yang harus dipantau oleh H Nasrul Lai sebagaimanajer Kopkar Mercury. Strategi pemasaran jemput bola merupakansalah satu langkah yang tepat bagi pengembangan usaha koperasi.

Beberapa kiat dan strategi yang dipergunakan di antaranya mem-bangun kepercayaan lebih optimal. Pemberian insentif bagi anggota yangrajin dan memiliki dedikasi terhadap koperasi. Memberikan bingkisanlebaran berupa sirup, terigu, gula pasir, sarung dsbnya. Memberikan hadiahbagi anggota yang berbelanja paling banyak di toko koperasi, serta kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan kebutuhan peralatan rumahtangga dengan harga yang lebih murah.***

Page 227: Isi Perkotaan OK

227 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah227

SUMATERA BARAT

KSU Kenanga Padang

SUKSES DENGAN

SIMPAN PINJAMKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Slam

et A

W

Page 228: Isi Perkotaan OK

228Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

S ebagian penduduk perkotaan di Indonesia mungkin mengenal namaPadang. Minimalnya ada dua ciri khas yang melekat dengan namatersebut. Pertama, mengenal melalui warung-warung makan Padang

dan yang kedua para pedagang asal ranah minang itu lebih suka menyebutberasal dari Padang. Kota yang memiliki jam Gadang itu memang terkenaldengan karakter penduduknya pintar berdagang. Itu sebabnya, ada istilahorang Padang selangkah lebih maju dari pada orang etnis Tionghoa. Yangdimaksud mereka hanya menggelar dagangannya selangkah maju di depantoko/kios miliknya. Terpenting kejelian dan kreativitas mereka dalamberdagang pantas ditiru.

Namun bukan cuma mahir berdagang berkoperasi juga senang.Terbukti di ibu kota provinsi Sumatera Barat ini banyak tumbuh koperasi.Salah satunya adalah Koperasi Serba Usaha (KSU) Kenanga. Koperasiyang didirikan pada 3 Desember 1986 oleh sekitar 40 pedagang kecil ini,bertujuan untuk memperbaiki nasib usaha mereka terutama agar mudahmencari permodalan.

Modal awal KSU pimpinan Hj Elly ini sebesar Rp 760 ribu. Besarsimpanan pokok Rp 1.000 dan simpanan wajib Rp 500. Dengan modalsebesar itu, sesuai kesepakatan anggota melakukan kegiatan UsahaSimpan Pinjam (USP). Dana tersebut terserap oleh anggota yang rata-rata mempunyai usaha produktif.

KERJA KERASSetelah melawati perjalanan sekitar 19 tahun, kerja keras mereka telah

terbayarkan. Keberhasilan yang telah dicapai tak lepas dari tingginyapartisipasi anggota. Per 31 Desember 2005, koperasi telah membukukanmodal sendiri sebesar Rp 483 juta dan besarnya volume mencapai sekitarRp 1,2 miliar. Koperasi yang terletak di jalan Jati VII Padang Timur initelah mampu meningkatkan pelayanan dengan memberikan pinjamankepada anggota rata-rata 16 – 20 orang per bulan, dengan plafon pinjamanmaksimal 15 juta rupiah dan bunga 1,25% per bulan.

Dari kegiatan usaha yang dikelola koperasi Kenanga berhasil membu-kukan SHU pada tahun buku 2005 sebesar Rp 141 juta. Jumlah tersebutmenurun dibanding tahun buku 2004 sebesar Rp 146 juta. Koperasi inimemiliki kekayaan bersih sebesar Rp 483 juta per 31 Desember 2005.(lihat tabel 1)

Pada awal berdirinya, kantor operasional masih menumpang di rumahsang ketua. Mengingat jumlah perkembangan anggota yang cukup banyak,akhirnya disepakati untuk menempati bangunan milik kelurahan denganpembiayaan renovasi bangunan ditanggung oleh koperasi.

Berkat kerja keras yang dilakukan pengurus, mampu membuktikansebagai koperasi yang berprestasi. Diantaranya mendapatkan beberapapenghargaan baik tingkat Kota Padang hingga Nasional. Penghargaantersebut diperoleh sejak 1999 dengan kategori koperasi berpredikat “Sehat”tingkat Kota Padang, dan predikat itu kembali diberikan pada tahun 2002dan tahun 2003. Pada tahun buku 2000 mendapat penghargaan dariWalikota Padang sebagai Koperasi terbaik II. Tahun berikutnya piagam

Page 229: Isi Perkotaan OK

229 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah229

penghargaan Koperasi Berprestasi Tingkat Kota Padang. Dalam tahunyang sama KSU Kenanga ini juga dikukuhkan sebagai Koperasi Ber-prestasi tahun 2001 oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Dan peng-hargaan serupa diterima kembali pada puncak Harkop ke 57 di Jakarta.Sementara sang ketua Elly J juga sempat dikukuhkan sebagai tokohWirausaha Koperasi Tangguh periode 2002-2003.

PERKEMBANGAN USAHAUnit-unit usaha yang ditekuni KSU Kenanga selain USP adalah

waserda. Namun usaha satu ini cenderung tidak dibesarkan. Pertim-bangannya adalah agar tidak dianggap menyaingi anggota. Kemudian,untuk lebih meningkatkan kinerja sesuai kesepakatan anggota, pengurusmembagi kegiatan per wilayah kerja. Dengan demikian peran koperasisemakin efisien karena lebih mendekatkan pelayanan pada anggota.Pelayanan andalannya tetap pada USP, mengingat anggota yangsebagian pedagang sangat membutuhkan modal kerja untuk memajukanusahanya.

Ada beberapa persyaratan pelayanan pinjaman yang harus ditaatianggota. Besarnya pinjaman yang diberikan tiga kali jumlah simpanandengan jasa 1.25% per bulan. Bunga sebesar itu masih di bawah standardengan bunga bank konvensional. Yang berhak mendapatkan pinjamanadalah anggota yang tidak mempunyai utang. Bagi yang masih mem-punyai pinjaman harus dilunasi semua tidak boleh dipotong denganpinjaman baru. Jangka waktu pinjaman dengan plafon Rp 1- Rp 15 jutadiangsur sepuluh kali. Pembayaran pinjaman paling lambat tanggal 6 bulanberjalan, jika terlambat akan dijemput dan didenda sebesar bunga (1,25%).Bagi anggota yang tinggal di luar wilayah Kelurahan Jati Selatan harusada penjamin, kalau tidak dibayar tepat waktu, peminjam harus memba-yarkannya terlebih dulu.

Susunan pengurus dan pengawas periode 2001-2006 sebanyak enamorang. Khusus ketua sejak koperasi berdiri hingga periode 2006 tetap dipe-gang Elly J. sekretaris Lisnawati, bendahara Chasiah. Pengawas diketuaiFirmansyah dan dibantu anggota Jasmidar Azis dan Ny Akmal Usman.

Sesuai hasil pemeriksaan badan pengawas, baik dari kelengkapanadministrasi keuangan yang meliputi pembukuan, kas, tabungan anggota,

Tabel 1. Kekayaan Bersih

URAIAN 2003 2004 2005

1 Simpanan Pokok 2.000.000 1.850.000 1.770.000

2 Simpanan Wajib 107.695.500 119.941.730 131.356.500

3 Donasi 700.000 700.000 700.000

4 Cadangan Umum 83.973.567 124.998.857 176.247.414

5 Cadangan Resiko 13.068.250 18.264.470 22.256.750

6 Cadangan Likwiditas 10.000.000 10.000.000 10.000.000

7 SHU Tahun berjalan 117.217.103 146.424.444 141.045.269

Jumlah 334,654,420 422,179,501 483.375.933

Page 230: Isi Perkotaan OK

230Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

rekap pinjaman, tabungan keluarga, semua dikelola cukup rapi dan trans-paran sehingga setiap saat dapat diketahui pihak-pihak yang berke-pentingan.

Salah satu kunci keberhasilan KSU Kenanga adalah penerapan polamanajemen yang ketat dan taat. Dan itu identik dengan tokoh Elly. Kete-gasan dan kedisiplinan menjadikannya figur yang disegani. Tanpamemandang apakah anggota tersebut berasal dari kerabat keluarga atauteman dekat. wajib mengikuti aturan main yang telah ditetapkan. Sikapmemegang amanah terhadap tugas dan pekerjaan menjadi modal dasaruntuk memperoleh kepercayaan dari anggota.

Ada beberapa kiat yang menjadi pijakan untuk menentukan kebijakankoperasi. Untuk memotivasi para anggota yang membutuhkan dukungandana, koperasi memberikan insentif berbentuk pemberian jasa lebih rendahdari ukuran standar bank umum dan tidak menggunakan agunan.

ANGGOTAMenyadari kekuatan koperasi berada ditangan jumlah anggota,

semakin besar jumlah anggotanya semakin besar pula simpanan yangakan diperolehnya sehingga dapat dipergunakan sebagai modal pinjamanbagi anggota yang membutuhkan. Namun disisi lain upaya pengembanganjumlah anggota terbatas pada wilayah kerja KSU Kelurahan Jati Selatan.

Berangkat dari pemikiran tersebut maka disepakati untuk mengem-bangkan anggota di luar wilayah Kelurahan Jati Selatan. Bagi merekayang berdomisi di luar Kelurahan Jati Selatan dapat menjadi anggotakeperasi melalui kelompok yang dibentuk, ada individu (anggota yangberdomisi di Kelurahan Jati Selatan) yang bertanggung jawab terhadapkelompok tersebut.

Berangkat dari perubahan anggaran telah memberikan peningkatanjumlah anggota. Pada tahun 1986 jumlah anggota sebanyak 40 orang,tahun 2005 berkembang menjadi 177 orang.***

Page 231: Isi Perkotaan OK

231 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SUMATERA BARAT

KPRI Pemkot Padang

TINGKATKAN231

EKONOMI PEGAWAIKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Dok

umen

tasi

Page 232: Isi Perkotaan OK

232Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

operasi mampu menjadi solusi dalam mengatasi kebutuhan yangmendesak. Mereka yang sempat merasakan manfaat koperasi niscayaakan mempunyai jalinan emosional tertentu, rasa sayang, bahkan

mungkin mencintainya. Koperasi akan diperlakukan sebagaimanamiliknya. Kelahiran Koperasi Karyawan Pemerintah Kota Padang,Sumatera Barat, merupakan salah satu buktinya. Koperasi ini terbentukdari kesepakatan di lingkungan pegawai kantor Pemerintah Kota Padang,Sumatera Barat. Gagasan itu bertolak dari hasrat untuk meningkatkankesejahteraan pegawai negeri sipil (PNS) Kota Padang, pada 1993.

Setahun setelah terbentuk, koperasi yang berlokasi di Jl. Prof. M.Yamin No. 70, Kota Padang, ini memperoleh pengesahan badan hukumpada 17 Juni 1994. Per 31 Desember 2005, para PNS di lingkunganPemkot Padang yang berhimpun di dalam wadah ekonomi gotong royongini tercatat 3.230 orang. Koperasi karyawan ini bergiat dalam berbagaikegiatan usaha.

Berbekal komitmen kuat para pendiri dan anggota untukmembesarkan koperasi, perjalanan koperasi tidak banyak mengalamikendala. Tingkat partisipasi dan antusiasme mereka, baik sebagai pemilikmaupun pengguna, sama-sama bersemangat membesarkan koperasi.Kekayaan kopkar yang saat ini sebesar Rp 4,215 miliar membuktikan halitu (lihat tabel 1). Animo menggunakan jasa-jasa koperasi tampak jelasdari peningkatan usaha dari tahun ke tahun. Pada tahun buku 2005, KopkarPemkot Padang ini mencatat volume usaha sebesar Rp 7,505 miliar.Kinerja bagus koperasi ini membuahkan penghargaan dari Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UKM Kota Padang sebagai salah satu koperasi terbaikdi Kota Padang.

USAHA PENYANGGASampai akhir tahun 2005, koperasi jenis serba usaha ini (KSU)

mengoperasikan enam unit usaha, seperti USP (usaha simpan pinjam),waserda (warung serba ada), wartel (warung telekomunikasi), ATK (alattulis kantor) dan angkutan. Unit USP merupakan unit dengan peminatpaling banyak. Selain persyaratan yang mudah dan cepat, bunga yangditerapkan pun cukup terjangkau. Itu sebabnya koperasi ini juga tidakmengalami kredit macet.

Secara praktis, semua beban hutang langsung dicicil melalui pemo-tongan gaji. Bunga yang diberlakukan maksimal 1,5% per bulan atau18% per tahun. Angka itu memang masih sebesar bunga bank, tetapikoperasi memiliki kelebihan yaitu prosesnya mudah dan cepat dan tanpa

K

Tabel 1. Kekayaan Akhir

Tahun Jumlah

2002 2.641.857.471

2003 2.959.149.417

2004 3.937.455.604

2005 4.215.308.2791.000

2.000

3.000

4.000

2002 2003 2004 2005

Page 233: Isi Perkotaan OK

233 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

agunan. Penyaluran pinjaman pada tahun buku 2005 melampaui target.Dari rencana alokasi pinjaman sebesar Rp 4,080 miliar meningkat 29%menjadi Rp 6,418 miliar. Dana tersebut tersalurkan kepada 185 orang.Rata-rata per bulan dana tersalur sebesar Rp 535 juta. Koperasi tersebutper 31 Desember 2005 membukukan modal bersih sebesar Rp 2,172miliar. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun buku sebelumnya Rp2,234 miliar (lihat tabel 2).

Unit Waserda yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumahtangga terutama sembako selalu diserbu anggota. Unit usaha ini padatahun buku 2005 memberi kontribusi terhadap sisa hasil usaha (SHU)sebesar Rp 80 juta. Sedangkan unit ATK ini bertujuan untuk melayanikebutuhan kantor dan anggota akan ATK. Pembayaran dalam unit inidilakukan secara tunai dan kredit. Unit usaha ini juga menyediakan jasapenyaluran barang konsinyasi. Hasil penjualan ATK dan barang-barangelekronika selama tahun buku 2005 sebesar Rp 708 juta. Unit usaha inimenyumbang pendapatan sebesar Rp 73 juta. Pada tahun buku 2004,kontribusi unit ini tercatat Rp 63 juta. Jasa operasional wartel pada tahunbuku 2005 menyumbang Rp 603 ribu. Jumlah yang tergolong kecil inidiakui pengurus belum memenuhi target yang diharapkan. Daripengoperasian satu unit bus Kokopaman, koperasi menerima pendapatansebesar Rp 39 juta.

TANPA AGUNANKoperasi di lingkungan Pemerintah Kota Padang ini juga mendapat

perhatian dari Wali Kota. Terbukti untuk pengurus maupun pengawasyang mendapat prioritas untuk mengelola koperasi lebih maksimal.Pengurus yang berjumlah lima orang dan pengawas tiga orang itu memilikistatus lewat Surat Keputusan Wali Kota untuk mengelola dan mengawasijalannya usaha koperasi. Pengurus yang bekerja secara kolektif danmerangkap posisi manajer untuk mengoperasikan beberapa unit usahadibantu 14 karyawan.

Bahwa koperasi ini baik tercermin dari adminitrasi pembukuan, catatanarus kas, tabungan anggota dan rekap pinjaman yang dikelola denganrapi dan transparan. Selain auditor lokal yakni pengawas, setiap tahunhasil kerja koperasi diperiksa oleh akuntan publik. Seluruh kegiatan dalamorganisasi koperasi dan usaha dinyatakan laporan keuangan di atasdisajikan secara wajar, dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

Tabel 2. Modal Sendiri

URAIAN 2003 2004 2005

1. Simpanan Pokok 64.348.000 66.609.000 68.199.000

2. Simpanan Wajib 1.017.459.000 1.235.412.500 1.444.807.500

3. Cadangan 688.522.084 822.385.929 549.681.580

4. Modal donasi 109.500.000 109.500.000 109.500.000

Jumlah 1.879.829.084 2.233.907.429 2.172.188.080

Page 234: Isi Perkotaan OK

234Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

umum di Indonesia. Agar koperasi ini terus eksis dan tumbuh, pengurusmenerapkan strategi peningkatan volume usaha.

Unit simpan pinjam yang menjadi andalan mendapat perhatian khusus,mengingat unit ini berinteraksi sangat aktif dengan anggota. Pelayanan diunit ini harus maksimal dengan suasana senyaman mungkin. Pelayananyang lebih baik berarti memberikan apresiasi yang lebih besar kepadaanggota. Bila anggota percaya dan cinta kepada koperasi, mereka jugamenjadi rajin berbelanja di waserda milik koperasi. Anggota yangberbelanja di waserda akan memperoleh bonus yang diperhitungan dalampembagian SHU akhir tahun. Anggota yang berbelanja makin banyak,juga penabung, akan makin besar pula menerima SHU.

Dalam upaya memotivasi rasa kepemilikan yang tinggi pada anggotaterhadap koperasi, pengurus memberi perhatian terutama soal kesejahteraananggota. Seperti pemberian tunjangan Idul Fitri, santunan duka cita,tunjangan sakit dan memberikan bea siswa kepada putra-putri anggotayang berprestasi serta memberikan sumbangan sosial lainnya.

Jasa bunga yang diberikan adalah1,5% per bulan atau 18% per tahun.Jika dibandingkan dengan jasa bunga bank umum relatif sama. Yangmembedakan hanyalah pada kemudahan pelayanan dan tanpa agunan.***

Page 235: Isi Perkotaan OK

235 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

SUMATERA BARAT

Koppas AIPT Padang Panjang

MEMBANGUN

235

PERSAINGAN BISNISKoperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Irsy

ad M

ucht

ar

Page 236: Isi Perkotaan OK

236Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

udah banyak yang membuktikan dengan berkoperasi dapatmemberi solusi mengatasi kesulitan. Bukan sekarang tetapi sejakdulu, contohnya adalah para pedagang di Pasar Padang Panjang,

Sumatera Barat. Merasa sangat sulit mencari pinjaman untukmemperbesar modal usahanya. Mereka kemudian sepakat untukmendirikan koperasi. Bertepatan dengan hari Pahlawan, 10 Nopember1959 koperasi di lingkungan pasar itu didirikan. Untuk melengkapipersyaratan yang legal sebagai badan usaha, kemudian mengajukanpermohonan badan hukum. Berselang sekitar satu setengah tahun,akhirnya regristasi pun didapatkan tepat pada 14 April 1961. Bermodal-kan legalitas tersebut, koperasi mulai melakukan konsolidasi dari berbagaiunsur, baik calon mitra, pembina dan anggota.

Ditunjang pengelolaan yang serius dan dukungan segenap anggota,koperasi perlahan-lahan menunjukan perkembangannya. Seiring denganarus kemajuan ekonomi, koperasi disyahkan sebagai Koperasi SimpanPinjam Abuan Ikatan Penyewa Tetap (KSP AIPT) makin banyakmenghimpun modal dari anggota. Selanjutnya, dana tersebut digulirkankembali ke anggota yang membutuhkan permodalan. Karena pengem-balian utang yang lancar opeh para anggota operasional koperasi tambahmakin cerah. Seiring dengan perkembangan wilayah dan tuntutanlingkungan, koperasi ini pun menyesuaikan dengan peraturan pemerintahsetempat. Pada tanggal 31 Maret 1980 KSP berubah menjadi koperasipasar (Koppas) AIPT Padang Panjang.

Keberadaan koperasi yang terletak ditengah-tengah pasar tradisionaldengan segala jenis komoditas yang diusahakan para anggota. Meru-pakan pangsa pasar koperasi menyalurkan pinjaman untuk anggotanya.Di sini terjadi simbiosis mutualisme, anggota makin mudah mengaksesmodal dan bisa meningkatkan volume usahanya. Bagi koperasi makintinggi dalam pemupukan modal. Dari segi ini terdapat perbedaan yangmencolok kedudukan antara koperasi dengan lembaga sejenis. Yakni,para peminjam dan penyimpan di koperasi sama-sama memiliki benefitdan keuntungan.

USAHA MENINGKATPendapatan yang dihimpun koperasi selama setahun akan

dialokasikan kepada anggota sebagai sisa hasil usaha (SHU) yangbesarnya bervariasi tergantung besar kecil partisipasi anggota terhadapkoperasi. Sementara, jika kita menggunakan permodalan di luar koperasikeuntungan yang diperoleh nasabah tidak pernah dibagi. Hanya segelintirorang yang bisa mendapat hadiah dari promosi lembaga tersebut untukmenarik simpatik.

Melihat dinamika usaha anggota serta makin ramainya pasardikunjungi masyarakat. Pengaruhnya sangat positif bagi keberadaanKoppas, baik omset maupun aset sama-sama meningkat. Tahun buku

S

Page 237: Isi Perkotaan OK

237 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

2005 koperasi beranggotakan 297 orang ini berhasil membukukan omsetmencapai Rp 13,404 miliar dan aset sekitar Rp 4 miliar.

Besarnya volume usaha tersebut merupakan akumulasi dari totalunit-unit usaha yang dikembangkan koperasi, seperti USP, KCK, USPBBM, Wartel, Jasa pembayaran rekening listrik dan PAM dan penye-waan alat-alat pesta. Dari seluruh unit usaha yang dominan membukukanpendapatan terbesar adalah USP. Selama tahun buku 2005 volumesimpan pinjam mencapai nilai nominal sekitar Rp 8,6 miliar denganmenyisihkan pendapatan kotor sekitar Rp 460 juta.

Unit kredit candak kulak (KCK) yang modal awalnya dari bantuanpemerintah setempat sebesar Rp 2,5 juta, per 31 Desember membukukanpendapatan sebesar Rp 155,3 juta dengan volume usaha mencapai Rp2,8 miliar. Unit simpan pinjam yang dananya berasal dari bantuan SubsidiBBM pada 2000 sebesar Rp 100 juta, mencatatkan pendapatan sebesarRp 105 juta dengan jumlah volume usaha sekitar Rp 1,991 miliar. Unitjasa rekening listrik dan air memperoleh pendapatan sekitar Rp 3,5 juta,unit penyewaan alat pesta menyumbang pendapatan sekitar Rp 2 jutadan Wartel memberikan kontribusi sekitar Rp 142 juta.

Dari kegiatan usaha yang dikelola KSP AIPT berhasil membukukanSHU pada tahun buku 2005 sebesar Rp 187,3 juta. Jumlah tersebutmeningkat dibanding tahun buku 2004 sebesar Rp 167,4 juta. Koperasiini memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 1,129 miliar. (lihat tabel 1)

Tabel 1. Kekayaan Bersih

No Uraian 2003 2004 2005

1. Modal Anggota 105.055.576 191.952.076 227.436.621

2. Modal Donasi 2.042.500 2.042.500 2.042.500

3. Cadangan 582.756.949 653.745.090 712.342.684

4. SHU belum dibagi 202.823.261 167.421.696 187.353.827

Jumlah 892.68.286 1.015.161.362 1.129.175.632

Kegiatan keseharian di salahsatu anggota Koppas AIPTPadang Panjang.

Dok

umen

tasi

Page 238: Isi Perkotaan OK

238Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

KESEJAHTERAAN ANGGOTAMendirikan sebuah lembaga usaha lebih mudah ketimbang memper-

tahankan. Koppas AIPTini telah berhasil melewati masa-masa sulitsekalipun. Dalam usia mencapai 45 tahun masih eksis. Penunjangkeberhasilan terasebut tidak dipungkiri atas dukungan SDM yang prima.Terdiri atas pengurus dan pengawas 8 orang manajer, satu orang dan 22karyawan. Selain itu dukungan anggota yang tinggi sangat menjadikankoperasi ini dapat membantu memberikan kesejahteraan.

Sebuah perusahaan atau koperasi bisa bertahan dan berkembangselalu mempunyai kiat atau strategi. Demikian juga Koppas AIPT PadangPanjang ini, salah satunya dengan meningkatkan pelayanan anggota.Bagi anggota yang sangat rajin dan tepat waktu dan yang mempunyaisimpanan tertinggi akan mendapatkan insentif. Pemberian itu kadanglangsung atau diakumulasi dengan pembagian SHU.

Untuk lebih memotivasi anggota, pengurus juga berusaha agarbeberapa poin bentuk kesejahteraan anggota mampu diwujudkan. Diantaranya dengan memberikan bantuan hari raya (THR), uang duka,biaya rumah sakit dan bea siswa bagi putra-putri anggota yangberprestasi.

Page 239: Isi Perkotaan OK

239 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah239 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TIMUR

Kopkar Putra Rajawali Gresik

MEMPERJUANGKAN ANGGOTASEMANGAT BETON

Fata

h H

iday

at

Page 240: Isi Perkotaan OK

240Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

K aryawan suatu perusahaan dimanapun mempunyai kehendak yangtidak terlalu tergantung pada perusahaan. Salah satunya denganmembentuk usaha bersama dalam wadah koperasi. Tujuannya, agar

dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tekad tersebut barudapat diwujudkan pada 1997 atas sponsor lima orang karyawan PTTelkom. Koperasi pegawai tersebut bernama Kopkar Putra Rajawali danberkedudukan di Gresik.

Dalam perjalanan kopkar menunjukan kinerja bagus. Sehinggadukungan dari manajemen PT Telkom pun mengalir. Bentuk dukungantersebut perusahaan memberikan fasilitas berupa kantor di jalan RayaSukomulyo Bagia Kav 13-14 Manyar Gresik. Kopkar dengan nomor 381/BH/KWK.13/VI/1997.

Kehadirian koperasi karyawan juga merupakan keuntungkan bagiPT Telkom. Setidaknya, dengan peningkatan kesejahteraan melalui perankoperasi dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan di salahsatu BUMN ini.

Dengan berdirinya Kopkar ini, menjadikan dinamika perkoperasiandi Kabupaten Gresik dengan luas wilayah 1.191,25 kilometer persegi inimakin beragam. Hampir sepertiga bagian dari wilayah Kabupaten Gresikmerupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang Kecamatan Kebomas,sebagian Kecamatan Gresik, Kecamatan Manyar, Kecamatan Bungahdan Kecamatan Ujungpangkah, Sidayu dan Panceng. Serta KecamatanTambak dan Kecamatan Sangkapura yang berada di Pulau Bawean.

PERBAIKAN MANAJEMENKopkar Putra Rajawali didirikan untuk memenuhi kepentingan

anggota koperasi. Salah satu kepentingan karyawan adalah kebutuhanuang tunai untuk pelbagai kebutuhan dengan bunga yang tidak terlalutinggi. Anggota yang berasal dari karyawan sendiri pada awal berdirinya,tidak merupakan halangan Kopkar Putra Rajawali untuk berkembang.Koperasi melakukan perbaikan terus menerus terhadap manajemen,terutama berkaitan dengan cara peminjam dan penyimpan yang salingmenguntungkan.

Anggota koperasi setelah masuk koperasi tidak serta merta dapat memin-jam dana dari koperasi tapi melalui tenggat waktu tertentu. Cara ini termasukefektif untuk menjaring dana keuangan yang mengendap pada koperasi,sehingga dapat memenuhi plafon kredit anggota koperasi. Anggota koperasidapat meminjam sesuai keperluan sehingga memberikan rasa aman ketikabekerja dan pada akhirnya mendukung kinerja karyawan di PT Telkom.

Kekuatan Kopkar Putra Rajawali adalah tertib administrasi mulai dariseleksi anggota sampai RAT yang berjalan baik. Seleksi karyawan dilakukandengan teliti agar kepuasan anggota koperasi dapat berjalan baik. Karyawanmelayani anggota koperasi dengan prinsip kehati-hatian dengan menerapkanproses pelayanan keuangan yang prosedural. Prosedur pelayanan yang dicip-takan oleh koperasi dilaksanakan karyawan, anggota, pengurus sebagai dasaroperasional koperasi. Dengan demikian semua masalah dapat diperkirakandengan panduan yang jelas bagi semua pihak yang berkepentingan.

Page 241: Isi Perkotaan OK

241 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Simpanan sukarela agak besar sehingga peredaran uang dapat berjalanbaik di koperasi. Simpanan sukarela dapat memperbesar kemungkinanintermediasi kepentingan dunia riil dengan dunia uang. Anggota koperasidapat meminjam untuk usaha yang bermanfaat karena adanya danakoperasi yang tersedia mencukupi. Selain itu koperasi berusaha tidak hanyabergerak di usaha simpan pinjam tapi juga melakukan kerja sama salingmenguntungkan dengan PT Telkom.

Koperasi mengusahakan juga mendapat kontrak dari PT Telkom untukpembuatan dan penjagaan sistem pencatatan dan pembayaran pelanggantelkom. Kontrak yang diusahakan tersebut cukup membantu pemasukankoperasi. Inovasi pengurus koperasi tidak hanya berhenti di softwaretapi juga mendapatkan pekerjaan yang di outsourcing dari PT Telkom.PT Telkom tidak rugi karena tidak perlu menarik pegawai tetap, tapi cukupmemberikan pekerjaan pada koperasi sehingga semua tanggung jawabpekerjaan dan penggajian personalia diurus oleh koperasi.

Hasil kerja sama saling menguntungkan dengan PT Telkom tidaksaja membuat kopkar makin subur mendulang untung, implikasinya jugaberdampak positif pada upaya pemenuhan kebutuhan anggota. Kiatoutsourcing ini merupakan langkah jitu pengurus di samping memangadanya perhatian yang besar dari pihak perusahaan terhadap perkem-bangan koperasi.

PARTISIPASI ANGGOTAPengurus koperasi menerapkan manajemen terbuka terutama berkaitan

dengan perbaikan manajerial. Prosedur yang lengkap di koperasi me-mudahkan pengendalian dana masuk dan keluar. Pengurus koperasi selalumelakukan sosialisasi perubahan dan kebijakan, seiring dengan masukandari anggota koperasi. Mereka dapat memberikan masukan langsungkepada pengurus atau dengan cara tertulis. Hal seperti ini cukup memu-dahkan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi koperasi,sekaligus melancarkan interaksi dengan pengurus maupun sesamaanggota.

Mengenai keanggotaan, Kopkar Rajawali mengalami penurunan.Pada 1997 anggota yang pernah terdaftar sebanyak 120 orang. Pada tahunbuku 2005 anggota tinggal 55 orang. Kondisi ini terjadi karena adanyaperpindahan karyawan PT Telkom ke daerah lain atau pensiun.

PERMODALANKopkar Putra Rajawali mempunyai perbandingan modal luar dan

dalam lebih tinggi, modal sendiri terlihat pada tabel 1. Hal tersebut me-nunjukkan koperasi mempunyai sumber sumber yang berasal dari dalamkoperasi untuk memenuhi kegiatan usaha.

Tabel 1. Perbandingan Modal

Uraian 2002 2003 2004 2005

Modal Luar 1.664.540 2.664.520 2.622.760 2.518.500

Modal Sendiri 641.750.000 1.010.000.000 807.280.000 922.773.000

Page 242: Isi Perkotaan OK

242Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Perbandingan modal menunjukkan, modal sendiri lebih besar diban-ding modal luar. Koperasi dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa terlalutergantung pada biaya modal luar yang cukup besar.

Dari Grafik 1 terlihat bahwa simpanan wajib tahun 2005 ada pening-katan. Hal ini menunjukkan partisipasi anggota meningkat. Sedangkansimpanan sukarela tahun 2005 relatif sama dengan tahun 2004, menun-jukkan tingkat kepercayaan anggota terhadap koperasi posisinya tetap.

Sisa Hasil Usaha Kopkar Putra Rajawali tiap tahun mengalami pening-katan terlihat pada Grafik 2. Peningkatan sisa hasil usaha menunjukkanpengelolaan dana simpan pinjam sudah baik. Dengan demikian tujuan ko-perasi karyawan untuk membuat karyawan merasa nyaman dengan menjadisalah satu sumber ekonomi tercapai, meskipun demikian tantangan untukmeluaskan kemitraan dapat menjadi peluang di masa mendatang.***

Grafik 1. Perbandingan Simpanan

800.000.000700.000.000600.000.000500.000.000

400.000.000300.000.000200.000.000100.000.000

-

Simpanan SukarelaSimpanan Wajib

2002 2003 2004 2005

Grafik 2. SHU Kopkar Putra Rajawali300.000.000

200.000.000

100.000.000

02001 2002 2003 2004 2005

Page 243: Isi Perkotaan OK

243 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah243 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TIMUR

Kopegtel Mojokerto

MEMBANGUN SEMANGAT

KEBERSAMAAN

Dok

umen

tasi

Page 244: Isi Perkotaan OK

244Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

operasi Pegawai Telkom (Kopegtel) pada hakekatnya adalah koperasikaryawan/koperasi fungsional yang bertujuan memperjuangkan danmemajukan kesejahteraan karyawan dilingkungan PT. Telkom.

PT. Telkom sebagai perusahaan dilingkungan Departemen Perhu-bungan, pada umumnya memiliki pegawai tetap dan honorer yang jumlah-nya ratusan orang dan memiliki kepentingan bersama yaitu kebutuhansehari-hari (kebutuhan pokok) dan kebutuhan konsumtif sehari-hari. Atasdasar kesamaan kepentingan tersebut, para karyawan sepakat untuk meng-himpun dalam organisasi koperasi pegawai, dengan harapan dapatmemenuhi kepentingan anggota dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.Melalui usaha jasa seperti simpan pinjam, pertokoan dan jasa lainnya,diharapkan dalam era reformasi ini Kopegtel mampu memberikanpelayanan prima.

Sebagai lembaga ekonomi/Koperasi yang bergerak dalam kegiatansimpan pinjam serta pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhanDinas PT. TELKOM, telah memperoleh Badan Hukum dengan nomor :3975 A/BH/II/12/67 pada tanggal 23 Juni 1992. Dalam perkembangannya,PT.TELKOM selaku mitra kerja usaha Kopegtel merupakan kontributorterbesar dari bidang usaha yang ditangani oleh Kopegtel Mojokerto. Secaragaris besar bidang usaha yang dilakukan oleh Kopegtel adalah : bidangJasa (penarikan rekening telpon, pemasangan kabel serta penyewaan mobildan pengadaan barang serta penyediaan tenaga kerja), membuka Unit UsahaPertokoan dan Wartel, dan bergerak di bidang simpan pinjam.

TERTIB ORGANISASIStruktur Organisasi. Dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha

yang telah dilakukan koperasi maka susunan struktur organisasi berkem-bang. Dalam melaksanakan usahanya, koperasi dikelola oleh team kerjadengan tiga orang pengurus, dua orang sebagai pengawas, tiga orangmanajer serta lima orang sebagai kepala seksi.

Organisasi Perkantoran. Dari laporan pertanggung jawaban, diperolehgambaran penyusunan administrasi perkantoran yang terbagi menjadidua kelompok, yaitu Administrasi Organisasi (16 buku), AdministrasiPembukuan (12 buku),

Pertemuan, Koordinasi dan Pelaporan. Koperasi ini termasukkoperasi yang tertib, dalam pengertian mampu menyelenggarakan rapat-rapat dan mengadakan RAT secara konsisten dalam 3 tahun terakhir setiapbulan Januari, yaitu setelah tutup buku. Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban koperasi cukup baik. Namun demikian, isi laporan lebih banyakbersifat kuantitatif. Uraian yang bersifat hasil analisis kegiatan, baik terkaitdengan musabab kegagalan atau keberhasilan program tidak diangkatkepermukaan. Sehingga upaya penyusunan perencanaan yang lebih baikberangkat dari pengalaman yang telah terjadi sulit untuk diwujudkan.

KEANGGOTAANJumlah anggota yang terdaftar dan perkembangannya sampai dengan

tahun 2005 sebagaimana disajikan pada tabel terlampir.

K

Page 245: Isi Perkotaan OK

245 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

Uraian 2001 2002 2003 2004 2005

1 Anggota Penuh 164 157 137 137 124

2 Calon Anggota - - - - -

Tabel 1. Perkembangan Anggota

Dari tabel di atas menunjukkan adanya penurunan jumlah anggota.Sebagai upaya peningkatan SDM khususnya para anggota maupunpengurus, maka pihak koperasi telah melakukan kegiatan pembinaandalam bentuk pelatihan dengan materi; mengadakan studi banding baikdilakukan sendiri maupun DEPKOP/PKP-RI, aktif dalam kegiatanprogram koperasi pusat (RAT, RA-RK), bersama TELKOM mengadaanpembinaan terhadap TKM, akutansi manajemen, dan perkoperasian.

SISTEM INSENTIFDalam rangka pengembangan usaha koperasi, pengurus telah

merumuskan beberapa kiat dan strategi, antara lain:Memberikan Jasa dan Bonus Bagi Penabung. Dalam rangka memberi-

kan pelayanan kepada anggota dan peningkatan modal sendiri, maka UnitSimpan Pinjam meningkatkan pelayanan dalam hal pinjaman dalam bentukPinjaman Jangka Panjang, Jangka Pendek dan Rutin serta memberikanhadiah bagi penabung.

Meningkatkan Kesejahteraan Anggota. Dalam rangka menimbulkandan memotivasi rasa kepemilikan anggota terhadap koperasi maka koperasijuga ikut memperhatikan kesejahteraan anggotanya dalam bentuk membe-rikan uang THR bagi anggota yang aktif, memberikan pinjaman barang,dana rekreasi dan sumbangan kematian, memberikan hadiah bagi putra-putri anggota yang memiliki prestasi dalam pendidikan.

Peningkatan Pelayanan Jasa & Barang. Untuk meningkatkan penda-patan koperasi maka pihak pengurus telah melakukan upaya peningkatanpelayanan terhadap kegiatan jasa yang diberikan pada pihak lain maupunkualitas barang yang diperdagangkan.

MANAJEMEN USAHAUntuk mengetahui sejauh mana kinerja koperasi dan prestasi yang

telah dicapainya, maka hal tersebut dapat dilihat pada indikator sebagaimana digambarkan pada tabel 1.

Dari tabel 2 dan 3 menunjukkan adanya korelasi yang positif antarapeningkatan modal kerja dengan penerimaan Sisa Hasil Usaha dan Omsethasil pendapatan koperasi. Sedang modal sendiri yang berasal darisimpanan anggota tidak banyak mengalami peningkatan, bahkan simpananpokok mengalami penurunan seiring dengan menurunnya jumlah anggota.

CORE BUSINESSDari tabel 2 dan tabel 3 terlihat bahwa kegiatan SP lebih menonjol,

modal pinjaman meningkat dari Rp 2,046 miliar (tahun 2003), Rp 3,2miliar (2001) dan meningkat menjadi Rp 3,6 miliar (2005), demikian juga

Page 246: Isi Perkotaan OK

246Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

pendapatan operasional, biaya operasional dan omsetnya. Hal ini akanberpengaruh terhadap laba/rugi yang akan diperoleh.

Total modal usahanya juga meningkat secara signifikan, yaitu Rp1,463 miliar (tahun 2003), Rp 2,239 miliar (tahun 2004) dan Rp 2,599miliar (tahun 2005). Selain itu melihat perkembangan kondisi keuanganKopegtel di atas, manajemen Kopegtel perlu mempertimbangkan strategipengembangan usaha terhadap strategy focus, artinya usaha simpan pinjamperlu dikembangkan sebagai core business.***

Tabel 4. Komposisi Rasio Kinerja Kopegtel Mojokerto

RASIO 2003 2004 2005

Liquidity - Current Ratio= Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar 0,19 1,90 2,10 - Current Kiability to Net worth=Kewajiban Lancar : Modal sendiri 0,92 0,92 0,89

Leverage Total Debt to Equity = Jumlah Kewajiban : Modal sendiri 1,90 1,84 1,78 Activity - Total Aset Turnover = Pendapatan Netto : Jumlah Aktiva 0,21 0,08 0,08 - Net Operting Profit Margin = SHU seb.Pajak : Pendapatan Penjualan 0,08 0,08 0,08

Tabel 3. Komposisi Permodalan Usaha Kopegtel Mojokerto

URAIAN 2003 2004 2005

1. MODAL SENDIRI a. Simpanan Pokok 7.850.000 6.550.000 6.200.000 b. Simpanan Wajib 307.571.049 341.186.489 381.604.889 c. Dana Cadangan 478.953.304 520.464.316 580.116.115 d. Donasi 86.074.703 88.416.908 88.491.908 d. SHU belum dibagi 172.671.486 259.056.183 285.187.737 Jumlah 1.053.120.542 1.215.673.896 1.341.600.649 2. MODAL PINJAMAN a. Hutang Bank 430.416.670 1.023.844.446 1.258.344.407 3. TOTAL MODAL USAHA 1.483.537.212 2.239.518.342 2.599.945.056

Tabel 2. Indikator Kinerja Kopegtel Mojokerto

Indikator 2003 2004 2005

1. Pendapatan Operasional 2.046.807.455 3.235.541.586 3.661.633.650

2. Biaya Operasinal 1.874.135.969 2.976.485.403 3.376.445.913

3. Laba/Rugi sebelum pajak 172.671.486 259.056.183 285.187.737

4. Modal Pinjaman 430.416.670 1.023.844.446 1.258.344.407

5. Modal sendiri 1.053.120.542 1.215.673.896 1.341.600.649

6. Omset 2.046.807.455 3.235.541.586 3.661.633.650

Page 247: Isi Perkotaan OK

247 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah247 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

JAWA TIMUR

Koperasi Wanita Citra LestariMalang

UNTUK KELUARGADARI WANTA

Arm

ein

Rifa

i

Page 248: Isi Perkotaan OK

248Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Lingkaran setan (vicious circle) kemiskinan membelenggu tidakhanya masyarakat umum. Para pedagang kecil di pasar tradisionalpun tak luput dari kungkungan itu. Di pasar, mereka setengah mati

memberdayakan diri. Kecilnya modal, keterbatasan skala usaha,tingginya persaingan merupakan beberapa penyebab yang sangat umum.Lebih buruk dari itu, tak sedikit di antaranya terjerat dalam perangkaptengkulak. Lintah darat ini secara progresif menghisap darah dansumsum hingga pedagang kecil mustahil beranjak dari status merekasebagai pelaku ekonomi kelas gurem. Di Kecamatan Lawang, Kabu-paten Malang, Jatim, mereka terselamatkan setelah Koperasi Citra Lestariaktif berkiprah.

BANGKITNYA SEMANGAT PEDAGANGResmi berdiri tanggal 18 Desember 1989, Koperasi Citra Lestari

merupakan kelanjutan dari Proyek Percontohan Puskowanjati bertajukKWPP (Koperasi Wanita Pedagang Pasar). Pada waktu itu, anggota yangdilayani khusus para pedagang pasar di wilayah Kecamatan Lawang yangberjualan sayur, tempe, warung nasi, perancangan, dan lain-lain. Merekacuma membutuhkan dana kecil untuk berdagang dengan bunga tidak besardan tidak birokratis. Untuk itu, koperasi membantu mereka denganmemberikan pinjaman harian. Namun, dengan model pinjaman harianini, aliran dana ternyata tidak begitu tampak. Biaya dana pinjaman menjadimahal, bahkan pihak koperasi sempat merugi sebesar Rp 4.217.000, antaratahun 1989 hingga 1991.

Pelajaran dari pengalaman ini: pola harian terbukti tidak cocok.Kerugian koperasi menimbulkan reaksi pedagang kecil pasar sebagaianggota koperasi. Mereka pun ikut rugi kalau koperasi tidak berjalan baik.Mempertimbangkan masukan anggota dan pemikiran pengurus, pada 10Mei 1992 dibentuklah sebuah unit baru, yaitu unit simpan pinjam bulanan.Manajemen perputaran dana model tanggung renteng ternyata manjur.Kios kecil sebagai tempat koperasi sudah beralih, koperasi dapat menyewatempat yang lebih besar untuk memenuhi kegiatan koperasi. Koperasiakhirnya memiliki ruang sendiri di Jalan Cipto No. 22-24 Lawang,Kabupaten Malang.

Tampil sebagai perintis di sini adalah sebuah kelompok di daerahMadukoro Lawang, dengan anggota 10 orang. Kelompok tersebut meng-gunakan sistem tanggung renteng. Dalam tahun pertama penerapan sistemini, jumlah kelompok berkembang menjadi enam kelompok.

SISTEM TANGGUNG RENTENGSistem tanggung renteng telah lebih dulu dipraktikkan di Kopwan

Setia Bhakti Wanita. Sistem ini merupakan mekanisme penjaminan agarkredit yang dipinjam anggota dapat dilunasi dengan lancar. Pelunasankredit dapat berjalan baik karena adanya kontrol kelompok terhadapanggota, sehingga rasa kebersamaan dan tanggung jawab berjalan secaraberdampingan. Anggota harus meminta persetujuan kelompok. Kelom-

Page 249: Isi Perkotaan OK

249 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

poklah yang memutuskan menyetujui/menolak plafon kredit anggota yangdiajukan kepada koperasi.

Kepercayaan koperasi terhadap kelompok bergantung pada ketaatanpelunasan kredit anggota. Cara ini mendorong kelompok dan anggotabekerja keras untuk memenuhi pelunasan sesuai dengan jadual. Dengansistem tanggung renteng ini, koperasi mendidik anggota sekaligusmendorong masyarakat menjadi anggota koperasi. Itu sebabnya, dalamselang waktu empat tahun, jumlah anggota yang 2.339 orang pada 2001naik menjadi 4.349 orang pada 2005.

Kelompok sebagai basis utama koperasi membutuhkan pembinaanmanajerial dan jalinan kedekatan antar-anggota. Koperasi menjembatanikepentingan kelompok dengan membentuk PPL (Petugas PendampingLapangan). Pendampingan anggota ini penting agar partisipasi anggotadan komunikasi kelompok dengan koperasi terjalin lancar.

Membesarnya jumlah kelompok juga merupakan alasanpengangkatan kader anggota koperasi menjadi PPL (Petugas PendampingLapangan). Tenaga PPL ini bertugas membina keanggotaan,menyampaikan informasi dari koperasi dan menyampaikan hasilpembinaan dan aspirasi anggota koperasi kepada pengurus. Karenanya,PPL dibekali melalui ajang pelatihan dan pertemuan rutin.

MANAJEMEN KELOMPOKNama tiga serangkai—yaitu Ny. Khulsum Hidayati, Ny. Unu

Muriyani dan Dra. Martiwi—memiliki arti khusus di balik pencapaianKoperasi Citra Lestari saat ini. Mereka inilah yang mengadaptasi sistemtanggung renteng, di samping melakukan inovasi dengan menyusunindikator penilaian kinerja kelompok. Penilaian kinerja kelompok sema-cam ini membuahkan persaingan sehat antar-kelompok dalam koperasi.

Lokasi Kopwan Citra Lestaricukup strategis dilingkungan anggota.

Arm

ein

Rifa

i

Page 250: Isi Perkotaan OK

250Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Terlebih setelah diperkenalkan hadiah bagi anggota koperasi. Hadiahtersebut berupa pujian sehingga merangsang kelompok dan anggota untukdisiplin melakukan pertemuan dan pelunasan kredit dengan berlomba-lomba mencapai indikator kinerja yang diperkenalkan.

Selain menyediakan kredit bunga rendah, Koperasi Citra Lestari jugamenyediakan barang keperluan sehari-hari bagi anggota melalui waserda.Keuntungan waserda memang tidak besar tetapi dari situ terbina keter-ikatan anggota dengan koperasi. Semakin banyak anggota membelibarang, omset di waserda dengan sendirinya semakin tinggi, meskiwaserda ini belum tergolong mandiri secara pembiayaan. Yang jelas, ma-syarakat mengenal koperasi melalui pelayanan waserda. Kehadiranwaserda sedikit banyak menumbuhkan ketertarikan untuk bergabung men-jadi anggota koperasi. Kenyataan bahwa koperasi telah memiliki gedungsendiri, perlahan-lahan menumbuhkan peenilaian positif di kalanganmasyarakat bahwa koperasi sudah dapat dipercaya.

Koperasi ini tidak mungkin mempunyai gedung sendiri jika melihatkondisi dana yang tersedia. Atas masukan anggota, dengan mengundangperwakilan atau penanggung jawab kelompok, Koperasi Citra Lestarimenggelar RAT membahas persoalan ini. Berangkat dari tekad kuat sejakawal, RAT dengan cukup mudah menghasilkan keputusan bahwa anggotamembayar iuran sebesar Rp 1.000,- selama 20 bulan, sehingga dana yangterkumpul dapat digunakan untuk memiliki gedung.

MODIFIKASI ARISANPihak pengurus melakukan antisipasi dengan membuat program

tabungan beberapa bulan sebelum puasa/Ramadhan dan dicairkan dalambentuk pemberian bahan pokok menjelang Hari Haya Idul Fitri, sesuaidengan jumlah tabungan anggota. Budaya tersebut berasal dari kebiasaan

Selain KSP, jugamemiliki unit waserda.

Arm

ein

Rifa

i

Page 251: Isi Perkotaan OK

251 Koperasi di TengahLingkungan yang Berubah

arisan bahan pokok di kalangan ibu-ibu untuk menghadapi hari raya.Anggota yang nota bene adalah mayoritas kaum perempuan merasakanpelayanan koperasi di hari raya meringankan secara ekonomi karenabiasanya kalau bulan puasa barang-barang naik dan kadang barangnyatidak ada. Koperasi dapat membeli barang dalam jumlah banyak sehinggamendapat keringanan pembayaran dibanding kalau mereka membelisendiri-sendiri.

Kesibukan koperasi Citra Lestari bertambah manakala pada 2003menerima bantuan dana bergulir dari Kementerian Koperasi dan UKMsebesar Rp 1 miliar. Dana tersebut harus dikelola secara otonom. Dan,hanya didistribusikan untuk para pelaku usaha mikro dan kecil bidangagribisnis. Berkaitan dengan program tersebut, koperasi Citra Lestari punmemenuhinya dengan membuka KSP Mandiri Lestari. dana tersebut jugatelah digulirkan kepada yang berhak dan membutuhkan. Konon, menurutanggota dengan nama baru tersebut sering membingungkan. Mengingatnama koperasi Citra Lestari sudah dikenal anggota dan masyarakat. Meskidemikian koperasi Citra Lestari dapat berjalan dengan baik.

Makin bertambahnya usaha kewajiban yang ditanggung juga makinbesar. Misalnya, kewajiban membayar bunga kepada pihak ketiga dalamjumlah besar. Koperasi harus dapat meningkatkan modal sendiri. Denganmenerapkan biaya bunga yang lebih kecil, keuntungan bisa didapatkanmelalui peningkatan modal sendiri dan pengecilan modal luar. Jumlahmodal sendiri tahun 2005 tercatat sebesar Rp 2,037 miliar, sedangkanmodal luar sejumlah Rp 2,474 miliar. Hal tersebut akan memberikan

Tabel 1. Perbandingan Struktur Permodalan,Omset Tahun 2005 dan Tahun 2004

URAIAN 2005 2004 I. PERMODALAN

1. MODAL SENDIRI- Simpanan Pokok Anggota 378.755.000,00 77.045.000,00- Simpanan Wajib Anggota 799.694.534,12 579.376.814,00- Cadangan 214.780.149,38 163.822.026,00- Donasi 160.280.080,00 136.780.080,00- Swadaya Anggota 106.152.075,00 83.985.075,00- Wajib Tabungan Anggota 167.185.500,00 86.780.500,00- S H U tahun berjalan 209.880.215,91 172.481.537,00Jumlah Modal Sendiri 2.036.727.554,41 1.300.271.032,00

2. MODAL LUAR- Simpanan Manasuka Anggota 549.462.175,04 343.981.293,00- Pinjaman dari Pihak III 1.810.318.650,00 1.258.610.865,00- Kewajiban lain 114.166.729,44 78.523.546,00Jumlah Modal Luar 2.473.947.554,48 1.681.115.704,00

JUMLAH MODAL 4.510.675.108.89 2.981.386.736,00

II. OMSET 1. OMSET SIMPAN PINJAM 6.653.000.000. 4.404.575.000

Page 252: Isi Perkotaan OK

252Koperasi di Tengah

Lingkungan yang Berubah

Grafik 1. Perkembangan Sisa Hasil Usaha

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

02001 2002 2003 2004 2005

Grafik 2. Pertumbuhan Jumlah Anggota Koperasi Citra Lestari

kesempatan koperasi untuk terus melakukan inovasi dan menjaga keeratananggota dan pengurus dalam menghadapi masa depan koperasi. Dari tahunke tahun, SHU Koperasi Citra Lestari menunjukkan peningkatan sepertiterlihat pada grafik 1.

Kebangkitan Koperasi Wanita Citra Lestari yang berawal daripedagang di pasar menimbulkan semangat tinggi. Anggota dan penguruskoperasi percaya bahwa lingkaran setan kemiskinan dapat dipecahkandengan keuletan, kepercayaan dan kebersamaan. Semakin tingginyakepercayaan atas pengelolaan koperasi oleh pihak ketiga, termasukpemerintah, menuntut seluruh komponen di koperasi untuk bekerja denganlebih kreatif.***

250

200

150

100

50

02001 2002 2003 2004 2005

Rp. juta