isi makalah marasmus
DESCRIPTION
MarasmusTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Malnutrisi dapat terjadi akibat dari konsumsi makanan yang tidak sesuai atau
tidak cukup akibat dari penyerapan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
kebiasaan diet jelek mengikuti mode makanan dan faktor-faktor emosi dapat
membatasi konsumsi Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah
dilaksanakan melalui berbagai program perbaikan gizi oleh Departemen
Kesehatan bekerja sama dengan masyarakat Marasmus adalah salah satu bentuk
gizi buruk yang sering ditemui pada Balita Penyebabnya multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diagnosis berdasarkan gambaran klinis yaitu untuk menentukan penyebab
dari perlunya anamnesis makanan dan penyakit lain Pencegahan terhadap
marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan serta
penyuluhan yang baik Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori
dan tinggi protein Penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas tahap awal
tahap penyesuaian dan rehabilitasi (Rani et al 1998) Marasmus adalah
permasalahan gizi serius yang terjadi di negara-negara berkembang Menurut data
WHO sekitar 49 dari 104 juta kematian di negara berkembang pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun berkaitan dengan defisiensi energi dan protein Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006 angka kejadian gizi buruk
pada anak balita 172 juta jiwa dan gizi kurang sebanyak 114 juta jiwa terjadi di
Indonesia
12 Rumusan Masalah
1 Apakah definisi marasmus
2 Apakah yang menjadi etiologi terjadinya marasmus
3 Apakah gejala klinis yang timbul pada penderita marasmus
4 Bagaimana patofisiologi terjadinya marasmus
5 Bagaimana cara menegakkan diagnosa pada penderita marasmus
1
6 Bagaimana penatalaksanaan holistik pada penderita KEP
7 Bagaimana komunikasi Informasi dan edukasi (KIE) pada keluarga
penderita marasmus
13 Tujuan
1 Mengetahui dan memahami definisi marasmus
2 Mengetahui dan memahami etiologi terjadinya marasmus
3 Mengetahui dan memahami gejala klinis yang timbul pada penderita
marasmus
4 Mengetahui dan memahami patomekanisme terjadinya marasmus
5 Mengetahui dan memahami cara penegakan diagnose penderita
marasmus
6 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hoslistik pada penderita
KEP
7 Mengetahui dan memahami komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
pada keluarga penderita marasmus
14 Manfaat Penelitian
1 Menambah pengetahuan tentang definisi marasmus
2 Menambah pengetahuan tentang etiologi terjadinya marasmus
3 Menambah pengetahuan tentang gejala klinis yang timbul pada penderita
marasmus
4 Menambah pengetahuan tentang patomekanisme terjadinya marasmus
5 Menambah pengetahuan tentang cara penegakan diagnose penderita
marasmus
6 Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan hoslistik pada penderita
marasmus
7 Menambah pengetahuan tentang komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pada keluarga penderita marasmus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus
halus Hasil pen-cernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus Glukosa
merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme
Karbohidrat Rangkaian reaksi yang memben-tuk beberapa jalur seperti glikolisis
glikogen sintesis dan pemecahannya HMP Shunt glukoneogenesis asam uronat
sebenarnya adalah merupakan catabolisme glukosa
1 Glikolisis
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam
laktat Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot bergaris yang dimaksudkan
untuk menghasilkan energi (ATP) Apabila glikolisis terjadi dalam
suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan mengha-
silkan dua ATP apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam
piruvat dengan 8 ATP
3
2 Glikogenesis
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot
Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian
heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah
terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua
gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi
satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu
misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan
perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim
fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)
3 Glukogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang
terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit
glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa
digambarkan sebagai berikut
(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1
Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat
residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase
memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal
empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim
glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari
titik cabang demikian seterusnya
Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik
16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak
cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot
itu sendiri
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya
Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik
4
memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini
tidak didapatkan dalam otot
4 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf
medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa
sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan
adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae
glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan
satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah
dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya
22 Metabolisme Asam Amino
Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan
pembentukan urea
1 Transaminasi
Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat
reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil
reaksi berupa asam Glutamat
As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin
As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat
Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka
Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat
5
2 Deaminasi Oksidatif
Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron
As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
3 Pembentukan ure
6
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
6 Bagaimana penatalaksanaan holistik pada penderita KEP
7 Bagaimana komunikasi Informasi dan edukasi (KIE) pada keluarga
penderita marasmus
13 Tujuan
1 Mengetahui dan memahami definisi marasmus
2 Mengetahui dan memahami etiologi terjadinya marasmus
3 Mengetahui dan memahami gejala klinis yang timbul pada penderita
marasmus
4 Mengetahui dan memahami patomekanisme terjadinya marasmus
5 Mengetahui dan memahami cara penegakan diagnose penderita
marasmus
6 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hoslistik pada penderita
KEP
7 Mengetahui dan memahami komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
pada keluarga penderita marasmus
14 Manfaat Penelitian
1 Menambah pengetahuan tentang definisi marasmus
2 Menambah pengetahuan tentang etiologi terjadinya marasmus
3 Menambah pengetahuan tentang gejala klinis yang timbul pada penderita
marasmus
4 Menambah pengetahuan tentang patomekanisme terjadinya marasmus
5 Menambah pengetahuan tentang cara penegakan diagnose penderita
marasmus
6 Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan hoslistik pada penderita
marasmus
7 Menambah pengetahuan tentang komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pada keluarga penderita marasmus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus
halus Hasil pen-cernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus Glukosa
merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme
Karbohidrat Rangkaian reaksi yang memben-tuk beberapa jalur seperti glikolisis
glikogen sintesis dan pemecahannya HMP Shunt glukoneogenesis asam uronat
sebenarnya adalah merupakan catabolisme glukosa
1 Glikolisis
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam
laktat Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot bergaris yang dimaksudkan
untuk menghasilkan energi (ATP) Apabila glikolisis terjadi dalam
suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan mengha-
silkan dua ATP apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam
piruvat dengan 8 ATP
3
2 Glikogenesis
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot
Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian
heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah
terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua
gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi
satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu
misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan
perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim
fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)
3 Glukogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang
terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit
glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa
digambarkan sebagai berikut
(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1
Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat
residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase
memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal
empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim
glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari
titik cabang demikian seterusnya
Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik
16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak
cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot
itu sendiri
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya
Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik
4
memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini
tidak didapatkan dalam otot
4 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf
medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa
sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan
adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae
glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan
satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah
dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya
22 Metabolisme Asam Amino
Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan
pembentukan urea
1 Transaminasi
Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat
reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil
reaksi berupa asam Glutamat
As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin
As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat
Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka
Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat
5
2 Deaminasi Oksidatif
Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron
As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
3 Pembentukan ure
6
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus
halus Hasil pen-cernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus Glukosa
merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme
Karbohidrat Rangkaian reaksi yang memben-tuk beberapa jalur seperti glikolisis
glikogen sintesis dan pemecahannya HMP Shunt glukoneogenesis asam uronat
sebenarnya adalah merupakan catabolisme glukosa
1 Glikolisis
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam
laktat Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot bergaris yang dimaksudkan
untuk menghasilkan energi (ATP) Apabila glikolisis terjadi dalam
suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan mengha-
silkan dua ATP apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam
piruvat dengan 8 ATP
3
2 Glikogenesis
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot
Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian
heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah
terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua
gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi
satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu
misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan
perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim
fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)
3 Glukogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang
terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit
glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa
digambarkan sebagai berikut
(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1
Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat
residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase
memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal
empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim
glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari
titik cabang demikian seterusnya
Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik
16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak
cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot
itu sendiri
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya
Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik
4
memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini
tidak didapatkan dalam otot
4 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf
medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa
sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan
adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae
glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan
satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah
dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya
22 Metabolisme Asam Amino
Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan
pembentukan urea
1 Transaminasi
Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat
reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil
reaksi berupa asam Glutamat
As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin
As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat
Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka
Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat
5
2 Deaminasi Oksidatif
Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron
As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
3 Pembentukan ure
6
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
2 Glikogenesis
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot
Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian
heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah
terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua
gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi
satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu
misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan
perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim
fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)
3 Glukogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang
terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit
glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa
digambarkan sebagai berikut
(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1
Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat
residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase
memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal
empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim
glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari
titik cabang demikian seterusnya
Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik
16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak
cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot
itu sendiri
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya
Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik
4
memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini
tidak didapatkan dalam otot
4 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf
medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa
sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan
adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae
glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan
satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah
dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya
22 Metabolisme Asam Amino
Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan
pembentukan urea
1 Transaminasi
Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat
reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil
reaksi berupa asam Glutamat
As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin
As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat
Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka
Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat
5
2 Deaminasi Oksidatif
Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron
As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
3 Pembentukan ure
6
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini
tidak didapatkan dalam otot
4 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf
medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa
sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan
adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae
glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan
satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah
dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya
22 Metabolisme Asam Amino
Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan
pembentukan urea
1 Transaminasi
Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat
reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil
reaksi berupa asam Glutamat
As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin
As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat
Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka
Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat
5
2 Deaminasi Oksidatif
Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron
As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
3 Pembentukan ure
6
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
2 Deaminasi Oksidatif
Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron
As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
3 Pembentukan ure
6
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
23 Metabolisme Lipid
Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-
jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-
hidroksibutiratdan aseton
7
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
BAB III
PEMBAHASAN
31 Definisi Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)
32 Etiologi Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut
1 Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang
tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu
encer
2 Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi
enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis
dan sifilis kongenital
3 Kelainan struktur bawaan
Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas
palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia
hidrosefalus cystic fibrosis pancreas
4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang
5 Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
8
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
6 Gangguan metabolik
Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose
intolerance
7 Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain
telah disingkirkan
8 Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang akan menimbulkan marasmus
9 Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila
disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis
akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus
33 Gejala Klinis Marasmus
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat
lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah
patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)
pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada
marasmus adalah (Depkes RI 2000)
a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit
b Wajah seperti orang tua
c Iga gambang dan perut cekung
d Otot paha mengendor (baggy pant )
e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
9
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
34 Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan
kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan
karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak
gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini
berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)
penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau
malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa
faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus
10
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
35 Alur Diagnosa
Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO
Evidence of Malnutrition Sedang Berat
Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)
Berat badan per tinggi
badan
Skor SD -3 Skor SD lt3
Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3
Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan
Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)
Lingkar
lengan
gt135 cm lt135 cm lt125 cm
Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding
11
Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan
Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)
Pemeriksaan laboratorium
Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya
parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi
Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan
prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia
yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi
kesehatan masyarakat
Tabel 3
percent of reference
weight for age
Interpretation
90 - 110 Normal
75 - 89 Grade I mild malnutrition
60 - 74 Grade II moderate
malnutrition
lt 60 Grade III severe
malnutrition
Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem
klasifikasi gomez
Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema
60-80 Kwashiorkor Undernutrition
lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus
Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)
Gejala klinislaboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein total serumg
12
berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
lt100 lt325 7
100-149 325-399 6
150-199 400-474 5
200-249 475-549 4
250-299 550-624 3
300-349 625-699 2
350-399 700-774 1
gt400 gt775 0
Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap
penderita
0-3 angka marasmus
4-8 angka marasmic-kwashiorkor
9-15 angka kwashiorkor
36 Penatalaksanaan KEP
Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase
yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase
13
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana
tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb
Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk
Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk
14
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
15
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus
1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi
2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
bulan ke atas
3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan dan kebersihan perorangan
4 Pemberian imunisasi
5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap
6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak
7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk
8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat
9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya
pengelolaan gizi buruk
16
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di
alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara
lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta
ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang
rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi
42 Saran
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar
dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan
mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan
jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk
Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota
kelompok agar makalah dirancang lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia2007
Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and
Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric
Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis
et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia
Kedokteran 13134-137
Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the
Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok
Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in
Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge
18