isi makalah marasmus

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malnutrisi dapat terjadi akibat dari konsumsi makanan yang tidak sesuai atau tidak cukup akibat dari penyerapan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, kebiasaan diet jelek, mengikuti mode makanan dan faktor-faktor emosi dapat membatasi konsumsi. Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah dilaksanakan melalui berbagai program perbaikan gizi oleh Departemen Kesehatan bekerja sama dengan masyarakat. Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita. Penyebabnya multifaktorial antara lain asupan makanan yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang rendah. Diagnosis berdasarkan gambaran klinis yaitu untuk menentukan penyebab dari perlunya anamnesis makanan dan penyakit lain. Pencegahan terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan, serta penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein. Penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap penyesuaian dan rehabilitasi (Rani et al, 1998). Marasmus adalah permasalahan gizi serius yang terjadi 1

Upload: dila-nurul-badalla

Post on 23-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Marasmus

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah Marasmus

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Malnutrisi dapat terjadi akibat dari konsumsi makanan yang tidak sesuai atau

tidak cukup akibat dari penyerapan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

kebiasaan diet jelek mengikuti mode makanan dan faktor-faktor emosi dapat

membatasi konsumsi Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah

dilaksanakan melalui berbagai program perbaikan gizi oleh Departemen

Kesehatan bekerja sama dengan masyarakat Marasmus adalah salah satu bentuk

gizi buruk yang sering ditemui pada Balita Penyebabnya multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diagnosis berdasarkan gambaran klinis yaitu untuk menentukan penyebab

dari perlunya anamnesis makanan dan penyakit lain Pencegahan terhadap

marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan serta

penyuluhan yang baik Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori

dan tinggi protein Penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas tahap awal

tahap penyesuaian dan rehabilitasi (Rani et al 1998) Marasmus adalah

permasalahan gizi serius yang terjadi di negara-negara berkembang Menurut data

WHO sekitar 49 dari 104 juta kematian di negara berkembang pada anak-anak

dibawah usia 5 tahun berkaitan dengan defisiensi energi dan protein Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006 angka kejadian gizi buruk

pada anak balita 172 juta jiwa dan gizi kurang sebanyak 114 juta jiwa terjadi di

Indonesia

12 Rumusan Masalah

1 Apakah definisi marasmus

2 Apakah yang menjadi etiologi terjadinya marasmus

3 Apakah gejala klinis yang timbul pada penderita marasmus

4 Bagaimana patofisiologi terjadinya marasmus

5 Bagaimana cara menegakkan diagnosa pada penderita marasmus

1

6 Bagaimana penatalaksanaan holistik pada penderita KEP

7 Bagaimana komunikasi Informasi dan edukasi (KIE) pada keluarga

penderita marasmus

13 Tujuan

1 Mengetahui dan memahami definisi marasmus

2 Mengetahui dan memahami etiologi terjadinya marasmus

3 Mengetahui dan memahami gejala klinis yang timbul pada penderita

marasmus

4 Mengetahui dan memahami patomekanisme terjadinya marasmus

5 Mengetahui dan memahami cara penegakan diagnose penderita

marasmus

6 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hoslistik pada penderita

KEP

7 Mengetahui dan memahami komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

pada keluarga penderita marasmus

14 Manfaat Penelitian

1 Menambah pengetahuan tentang definisi marasmus

2 Menambah pengetahuan tentang etiologi terjadinya marasmus

3 Menambah pengetahuan tentang gejala klinis yang timbul pada penderita

marasmus

4 Menambah pengetahuan tentang patomekanisme terjadinya marasmus

5 Menambah pengetahuan tentang cara penegakan diagnose penderita

marasmus

6 Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan hoslistik pada penderita

marasmus

7 Menambah pengetahuan tentang komunikasi informasi dan edukasi

(KIE) pada keluarga penderita marasmus

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus

halus Hasil pen-cernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus Glukosa

merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme

Karbohidrat Rangkaian reaksi yang memben-tuk beberapa jalur seperti glikolisis

glikogen sintesis dan pemecahannya HMP Shunt glukoneogenesis asam uronat

sebenarnya adalah merupakan catabolisme glukosa

1 Glikolisis

Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam

laktat Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot bergaris yang dimaksudkan

untuk menghasilkan energi (ATP) Apabila glikolisis terjadi dalam

suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan mengha-

silkan dua ATP apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam

piruvat dengan 8 ATP

3

2 Glikogenesis

Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua

jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot

Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian

heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah

terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua

gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi

satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu

misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan

perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim

fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)

3 Glukogenolisis

Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang

terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit

glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa

digambarkan sebagai berikut

(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1

Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat

residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase

memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal

empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim

glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari

titik cabang demikian seterusnya

Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik

16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak

cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot

itu sendiri

Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim

fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya

Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik

4

memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini

tidak didapatkan dalam otot

4 Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang

bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan

glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf

medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa

sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan

adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae

glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan

satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk

membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah

dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses

atau jalur yang bisa memanfaatkannya

22 Metabolisme Asam Amino

Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan

pembentukan urea

1 Transaminasi

Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan

gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat

reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil

reaksi berupa asam Glutamat

As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin

As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat

Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka

Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat

5

2 Deaminasi Oksidatif

Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan

glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat

melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+

glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron

As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

3 Pembentukan ure

6

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 2: Isi Makalah Marasmus

6 Bagaimana penatalaksanaan holistik pada penderita KEP

7 Bagaimana komunikasi Informasi dan edukasi (KIE) pada keluarga

penderita marasmus

13 Tujuan

1 Mengetahui dan memahami definisi marasmus

2 Mengetahui dan memahami etiologi terjadinya marasmus

3 Mengetahui dan memahami gejala klinis yang timbul pada penderita

marasmus

4 Mengetahui dan memahami patomekanisme terjadinya marasmus

5 Mengetahui dan memahami cara penegakan diagnose penderita

marasmus

6 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hoslistik pada penderita

KEP

7 Mengetahui dan memahami komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

pada keluarga penderita marasmus

14 Manfaat Penelitian

1 Menambah pengetahuan tentang definisi marasmus

2 Menambah pengetahuan tentang etiologi terjadinya marasmus

3 Menambah pengetahuan tentang gejala klinis yang timbul pada penderita

marasmus

4 Menambah pengetahuan tentang patomekanisme terjadinya marasmus

5 Menambah pengetahuan tentang cara penegakan diagnose penderita

marasmus

6 Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan hoslistik pada penderita

marasmus

7 Menambah pengetahuan tentang komunikasi informasi dan edukasi

(KIE) pada keluarga penderita marasmus

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus

halus Hasil pen-cernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus Glukosa

merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme

Karbohidrat Rangkaian reaksi yang memben-tuk beberapa jalur seperti glikolisis

glikogen sintesis dan pemecahannya HMP Shunt glukoneogenesis asam uronat

sebenarnya adalah merupakan catabolisme glukosa

1 Glikolisis

Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam

laktat Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot bergaris yang dimaksudkan

untuk menghasilkan energi (ATP) Apabila glikolisis terjadi dalam

suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan mengha-

silkan dua ATP apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam

piruvat dengan 8 ATP

3

2 Glikogenesis

Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua

jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot

Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian

heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah

terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua

gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi

satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu

misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan

perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim

fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)

3 Glukogenolisis

Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang

terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit

glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa

digambarkan sebagai berikut

(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1

Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat

residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase

memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal

empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim

glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari

titik cabang demikian seterusnya

Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik

16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak

cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot

itu sendiri

Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim

fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya

Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik

4

memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini

tidak didapatkan dalam otot

4 Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang

bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan

glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf

medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa

sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan

adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae

glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan

satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk

membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah

dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses

atau jalur yang bisa memanfaatkannya

22 Metabolisme Asam Amino

Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan

pembentukan urea

1 Transaminasi

Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan

gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat

reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil

reaksi berupa asam Glutamat

As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin

As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat

Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka

Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat

5

2 Deaminasi Oksidatif

Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan

glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat

melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+

glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron

As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

3 Pembentukan ure

6

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 3: Isi Makalah Marasmus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus

halus Hasil pen-cernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus Glukosa

merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme

Karbohidrat Rangkaian reaksi yang memben-tuk beberapa jalur seperti glikolisis

glikogen sintesis dan pemecahannya HMP Shunt glukoneogenesis asam uronat

sebenarnya adalah merupakan catabolisme glukosa

1 Glikolisis

Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam

laktat Jalur ini teru-tama terjadi dalam otot bergaris yang dimaksudkan

untuk menghasilkan energi (ATP) Apabila glikolisis terjadi dalam

suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan mengha-

silkan dua ATP apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam

piruvat dengan 8 ATP

3

2 Glikogenesis

Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua

jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot

Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian

heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah

terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua

gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi

satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu

misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan

perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim

fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)

3 Glukogenolisis

Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang

terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit

glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa

digambarkan sebagai berikut

(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1

Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat

residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase

memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal

empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim

glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari

titik cabang demikian seterusnya

Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik

16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak

cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot

itu sendiri

Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim

fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya

Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik

4

memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini

tidak didapatkan dalam otot

4 Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang

bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan

glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf

medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa

sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan

adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae

glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan

satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk

membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah

dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses

atau jalur yang bisa memanfaatkannya

22 Metabolisme Asam Amino

Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan

pembentukan urea

1 Transaminasi

Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan

gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat

reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil

reaksi berupa asam Glutamat

As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin

As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat

Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka

Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat

5

2 Deaminasi Oksidatif

Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan

glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat

melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+

glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron

As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

3 Pembentukan ure

6

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 4: Isi Makalah Marasmus

2 Glikogenesis

Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua

jaringan tapi yang pal-ing banyak adalah dalam hepar dan dalam otot

Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang) kemudian

heparnya dianalisis maka akan didapatkan kurang lebih 6 berat basah

terdiri dari glikogen Namun 12 sampai 18 jam kemudian hampir semua

gliko-gen habis terpakai Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi

satu persen tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit yaitu

misalnya dengan olah raga berat dan lama Sintesis glikogen dimulai dengan

perobahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim

fosfoglukomutase (glukosa 16-bisfosfat bertindak sebagai koenzim)

3 Glukogenolisis

Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang

terdapat dalam pen-cernaan Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit

glukosa dari rantai cabang gliko-gen yang tidak bisa direduksi Reaksinya bisa

digambarkan sebagai berikut

(Glukosa)n + H3PO4 rarr Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1

Enzim ini hanya memecah ikatan α-1-4 glikosidik dan berhenti pada empat

residu dari titik cabang Enzim amilo (α 14)1048774(α 14) glukan transferase

memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal

empat) pada rantai yang lain membentuk ldquorantairdquo lurus Selanjutnya enzim

glikogen fosforilaseakan memecah ikatan α-14 sampai 4 unit glukosa dari

titik cabang demikian seterusnya

Debranching enzim (amilo 16-glukosidase) memecah ikatan glukosidik

16 dan menghasil-kan glukosa Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak

cukup banyak untuk dieksport keluar sel kemungkinan dipakai oleh sel otot

itu sendiri

Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim

fosfoglukomu-tase Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya

Di hepar ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik

4

memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini

tidak didapatkan dalam otot

4 Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang

bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan

glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf

medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa

sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan

adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae

glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan

satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk

membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah

dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses

atau jalur yang bisa memanfaatkannya

22 Metabolisme Asam Amino

Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan

pembentukan urea

1 Transaminasi

Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan

gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat

reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil

reaksi berupa asam Glutamat

As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin

As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat

Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka

Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat

5

2 Deaminasi Oksidatif

Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan

glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat

melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+

glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron

As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

3 Pembentukan ure

6

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 5: Isi Makalah Marasmus

memecah ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah Enzim ini

tidak didapatkan dalam otot

4 Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang

bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan

glukosa apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat Syaraf

medulla dari ginjal testes jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa

sebagai sumber utama penghasil energi Glukosa diperlukan oleh jaringan

adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat Didalam mammae

glukosa diperlukan untuk membuat laktosa Didalam otot glukosa merupakan

satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik Untuk

membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah

dan otot dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak diperlukan suatu proses

atau jalur yang bisa memanfaatkannya

22 Metabolisme Asam Amino

Metabolisme asam amino terdiri atas transaminasi deaminasi dan

pembentukan urea

1 Transaminasi

Adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan

gugus amino dari 1 asam amino ke asam amino lain Reaksi transaminasi bersifat

reversibel dan terjadi dalam mitokondria dan dalam cairan sitoplasma Hasil

reaksi berupa asam Glutamat

As Amino + As Piruvat alanin transaminase as α keto + alanin

As Amino + as α ketoglutarat glutamat transaminase as α keto + as glutamat

Apabila alanin transaminase tersedia dlm jmlah banyak maka

Alanin + as α ketoglutarat as piruvat + as Glutamat

5

2 Deaminasi Oksidatif

Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan

glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat

melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+

glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron

As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

3 Pembentukan ure

6

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 6: Isi Makalah Marasmus

2 Deaminasi Oksidatif

Asam Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan

glutamat dehidrogenase sebagai katalis dalam proses ini asam Glutamat

melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 Selain dengan NAD+

glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron

As Glutamat + NAD + as α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

3 Pembentukan ure

6

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 7: Isi Makalah Marasmus

23 Metabolisme Lipid

Gambar Gambaran singkat metabolism asam lemak yang memperlihatkan jalau-

jalur utama dan berbagai produk akhirBadan keton adalah asetoasetat3-

hidroksibutiratdan aseton

7

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 8: Isi Makalah Marasmus

BAB III

PEMBAHASAN

31 Definisi Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland 1998649)

32 Etiologi Marasmus

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi Selain faktor ling-kungan ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut

1 Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikitpemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang

tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu

encer

2 Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmusterutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritisbronkhopneumonia pielonephritis

dan sifilis kongenital

3 Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan penyakit Hirschprungdeformitas

palatum palatoschizis micrognathia stenosispilorus hiatus hernia

hidrosefalus cystic fibrosis pancreas

4 Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI yang kurang

5 Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup

8

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 9: Isi Makalah Marasmus

6 Gangguan metabolik

Misalnya renal asidosis idiopathic hypercalcemia galactosemia lactose

intolerance

7 Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain

telah disingkirkan

8 Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang

kurang akan menimbulkan marasmus

9 Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan pemberian susu manis dan

susu yang terlaluencer akibat dari tidak mampu membeli susu dan bila

disertaidengan infeksi berulang terutama gastro enteritis

akanmenyebabkan anak jatuh dalam marasmus

33 Gejala Klinis Marasmus

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut) tidak terlihat

lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit) rambut mudah

patah dan kemerahan gangguan kulit gangguan pencernaan (sering diare)

pembesaran hati dan sebagainya Anak tampak sering rewel dan banyak menangis

meskipun setelah makan karena masih merasa lapar Berikut adalah gejala pada

marasmus adalah (Depkes RI 2000)

a Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya tinggal tulang terbungkus kulit

b Wajah seperti orang tua

c Iga gambang dan perut cekung

d Otot paha mengendor (baggy pant )

e Cengeng dan rewel setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

9

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 10: Isi Makalah Marasmus

34 Patofisiologi Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori

protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman 2004) Dalam keadaan

kekurangan makanan tubuh selalu mengkompensasi dengan memenuhi

kebutuhan pokok atau energi Kemampuan tubuh untuk menggunakan

karbohidrat protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan kehidupan Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh

jaringan tubuh sebagai bahan bakar Sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit sehingga setelah 25 jam sudah dapat

terjadi kekurangan Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di

hepar dan ginjal Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak

gliserol dan keton bodies sebagai sumber energy bila kekurangan makanan ini

berjalan menahun (Muchsan Lubis 2002) Sedangkan menurut Nelson (2007)

penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi

karena diet yang tidak cukup kebiasaan makan yang tidak tepat seperti

hubungan orang tua dengan anak terganggu karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara

kekurangan makanan dan penyakit infeksi Selain faktor lingkungan ada beberapa

faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus

10

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 11: Isi Makalah Marasmus

35 Alur Diagnosa

Tabel 1 Klasifikasi malnutrisi WHO

Evidence of Malnutrition Sedang Berat

Edema simetris Tidak Ya (Edema KEP)

Berat badan per tinggi

badan

Skor SD -3 Skor SD lt3

Tinggi badan per umur Skor SD -3 Skor SD lt-3

Tabel 2 Pemeriksaan lingkar lengan

Normal (green) Sedang (yellow) Berat (merah)

Lingkar

lengan

gt135 cm lt135 cm lt125 cm

Klasifikasi KEP untuk menyingkirkan diagnosis banding

11

Anamnesa Durasi kekurangan energi umur saat onset terjadi adanya penyakit infeksi adanya defisiensi nutrisi adanya wabah AIDS gangguan pertumbuhan iritabel atau apatis diare kronis susah makan

Pemeriksaan Fisik Tanda dehidrasi syok severe palmar pallor lihat mata untuk tanda defisiensi vitamin A (konjungtiva kering Bitotrsquos spots ulserasii kornea keratomalasia) cari tanda infeksi lokal infeksi HIV panas atau hipotermi ulser mulut perubahan kulit tanda penyusutan otot (tanda primer)

Pemeriksaan laboratorium

Glukosa darah Hipoglikemi ( lt3 mmolL) Pemeriksaan apusan darah dengan mikroskop parasit mengindikasikan adanya

parasit Hemoglobin lt40 gL mengindikasikan anemia berat Pemeriksaan urin amp kultur gt10 leukositLP mengindikasikan adanya infeksi

Stool examination parasit dan darah sebagai indikasi disentri Albumin meskipun tidak berfungsi untuk diagnosis tapi sebagai acuan

prognosis jika albumin lt35 gL sangat lemah untuk bisa menyintesis protein

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 12: Isi Makalah Marasmus

Klasifikasi Gomez berat badan dibandingkan dengan anak yang normal pada usia

yang sama (50 persentil) Hal ini berguna untuk skrining popilasi dan evaluasi

kesehatan masyarakat

Tabel 3

percent of reference

weight for age

Interpretation

90 - 110 Normal

75 - 89 Grade I mild malnutrition

60 - 74 Grade II moderate

malnutrition

lt 60 Grade III severe

malnutrition

Tabel 4 Klasifikasi Wellcome mengevaluasi edema pada anak dan dengan sistem

klasifikasi gomez

Weight for Age (Gomez) With Edema Without Edema

60-80 Kwashiorkor Undernutrition

lt 60 marasmic-kwashiorkor Marasmus

Tabel 5 Klasifikasi menurut McLaren (1967)

Gejala klinislaboratoris Angka

Edema 3

Dermatosis 2

Edema disertai dermatosis 6

Perubahan pada rambut 1

Hepatomegali 1

Albumin serum atau protein total serumg

12

berat per umur = ((BB pasien)(BB anak normal pada umur yang sama)) x 100

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 13: Isi Makalah Marasmus

lt100 lt325 7

100-149 325-399 6

150-199 400-474 5

200-249 475-549 4

250-299 550-624 3

300-349 625-699 2

350-399 700-774 1

gt400 gt775 0

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan tiap

penderita

0-3 angka marasmus

4-8 angka marasmic-kwashiorkor

9-15 angka kwashiorkor

36 Penatalaksanaan KEP

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase

yang harus dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7) fase transisi (Hari 8 ndash 14) fase

13

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 14: Isi Makalah Marasmus

rehabilitasi (Minggu ke 3 ndash 6) fase tindak lanjut (Minggu ke 7 ndash 26) Dimana

tindakan pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb

Tabel 6 Sepuluh langkah tatalaksana gizi buruk

Berikut ini adalah bagan langkah rencana pengobatan anak gizi buruk

14

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 15: Isi Makalah Marasmus

15

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 16: Isi Makalah Marasmus

37 KIE pada Keluarga Penderita Marasmus

1 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber

energi yang paling baik untuk bayi

2 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas

3 Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perorangan

4 Pemberian imunisasi

5 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap

6 Segera bawa ke dokter apabila terjadi kelainan pada anak

7 Rutin posyandu dan puskesmas untuk skriningdeteksi dini gizi buruk

8 Pantau selalu berat badan anak dengan menggunakan kartu menuju sehat

9 Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya

pengelolaan gizi buruk

16

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 17: Isi Makalah Marasmus

BAB IV

PENUTUP

41 Kesimpulan

Marasmus adalah penyakit kekurang energi dan protein yang sering di

alami oleh anak usia 0-2 tahun Marasmus disebabkan oleh multifaktorial antara

lain asupan makanan yang kurang faktor penyakit dan faktor lingkungan serta

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang

rendah Diet pada marasmus diberikan energi tinggi dan protein tinggi

42 Saran

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama agar terhindar

dari penyakit marasmus diharapkan kepada setiap individu untuk mengetahui dan

mengenali tanda-tanda marasmus Sehingga apabila terjadi kelainan tidak akan

jatuh ke kondisi yang lebih buruk Dan menjadikan indonesia bebas gizi buruk

Untuk kelompok 6 lebih meningkatkan komunikasi anatar anggota

kelompok agar makalah dirancang lebih baik

17

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18

Page 18: Isi Makalah Marasmus

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Jilid I Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia2007

Laren A et al 2000 Malnutrition Classification Pathogenesis Prevalence and

Prevention In-Mc Laren DS Burman D (eds) Text Book of Pediatric

Nutrition 2nded Churchillb Livingstone Edinburgh London 103-13 Lubis

et al 2009 Penatalaksanaan Busung Lapar pada Balita Cermin Dunia

Kedokteran 13134-137

Rani A et al1998 Malnutrition In Children Under Five Years Old at the

Departement of Child Health Jakarta Majalah Kedokteran Nusantara

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 Rencana Pokok

Pembangunan Jangka Panjang Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia

World Health Organization 2005 Complementary Feeding of Young Children in

Developing Countries Genawa Review of Current Scientific knowledge

18