isi bab 1 2 3
DESCRIPTION
penelitianTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu usaha atau study untuk mengamati, menyelidiki,
mengembangkan, menemukan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau
pendapat yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian di bidang kesehatan
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data mengenai kesehatan serta data
lain yang berhubungan dengan kesehatan yang digunakan sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi program pelayanan kesehatan. Secara
umum, metode penelitian kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu metode penelitian
survei (survey research method) dan metode penelitian eksperimental (Chandra,
2008).
Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu
populasi yang pada umumnya adalah masyarakat dengan menggunakan alat
pengumpul data yang pokok berupa kuesioner. Penelitian survei digunakan untuk
tujuan penjajagan (explorative), deskriptif, penjelasan (explanatory atau
confirmatory), evaluasi, prediksi, dan penelitian operasional (Singarimbun dan
Effendi, 1991). Metode penelitian survei ini dapat diaplikasikan sesuai dengan tujuan
kompetensi blok Rural Dentistry yaitu mahasiswa dapat menyelenggarakan program
kesehatan gigi dan mulut berbasis survei kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
Secara garis besar, penelitian survei dibatasi oleh penelitian yang datanya
dikumpulkan dari sampel untuk mewakili seluruh populasi. Sampel memiliki
kegunaan antara lain untuk menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian,
menghemat tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian, dan memperoleh hasil yang
akurat (Notoatmodjo, 2005). Penentuan sampel membutuhkan suatu cara atau teknik
tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu sampel probabilitas atau random sampling dan sampel
nonprobabilitas atau non probability sampling (Notoatmodjo, 2005). Teknik
sampling yang benar diperlukan karena akan mempengaruhi validitas hasil penelitian.
1
2
Oleh karena itu, laporan ini membahas mengenai perhitungan dan penentuan sampel
untuk membantu menentukan sampel yang benar dalam pelaksanaan penelitian.
.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Apakan jenis dan metode penelitian yang dipakai dalam penelitian rural
dentistry?
2. Apakah pertimbangan pemilihan lokasi penelitian di Desa Sikapat ?
3. Bagaimanakah populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian rural
dentistry?
4. Apakah sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian?
C. Tujuan
Tujuan dari laporan ini antara lain.
1. Mahasiswa dapat menentukan jenis dan metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian rural dentistry
2. Mahasiswa dapat mengetahui kriteria pemilihan lokasi penelitian
3. Mahasiswa dapat menentukan populasi dan sampel yang digunakan untuk
penelitian
4. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam sumber data yang digunakan
dalam penelitian.
D. Manfaat
Manfaat dari laporan ini antara lain.
1. Agar mahasiswa memahami jenis dan metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian rural dentistry
2. Agar mahasiswa memahami kriteria pemilihan lokasi penelitian
3. Agar mahasiswa memahami cara penentuan populasi dan sampel untuk
penelitian
4. Agar mahasiswa memahami macam-macam sumber data yang digunakan dalam
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis dan Metode Penelitian
Salah satu jenis penelitian berdasarkan metodenya adalah metode penelitian
survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen
pengumpul data yang utama. Penelitian survei hanya dilakukan kepada sebagian
populasi atau sampel. Hal inilah yang membedakan dengan penelitian sensus yang
data-datanya dikumpulkan dari seluruh populasi. Tujuan dari penelitian survei adalah
antara lain; penjajagan (eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory atau
confirmatory), evaluasi, prediksi suatu kejadian di kemudian hari, penelitian
operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial (Singarimbun dan Effendi,
1991). Penelitian survei digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu.
a. Penelitian survei deskriptif
Penelitian survei deskriptif disebut juga studi eksploratif atau penelitian
penjajagan karena tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mendeskripsikan
suatu kondisi di dalam komunitas (Notoatmodjo, 2005).
b. Penelitian survei analitik
Penelitian survei analitik disebut juga studi explanatory atau penelitian
penjelasan karena tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan
mengapa. Menurut Notoatmodjo (2005), berdasarkan waktunya, penelitian survei
analitik dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu.
1) Studi cross-sectional
Studi cross-sectional mengumpulkan variabel sebab atau risiko dan akibat
ataupun kasus yang terjadi pada objek penelitian secara simultan atau dalam
waktu yang bersamaan.
3
4
2) Studi retrospektif
Studi retrospektif merupakan penelitian yang berusaha melihat ke
belakang. Pengumpulan data pada studi ini dimulai dari efek atau akibat yang
telah terjadi. Efek tersebut kemudian ditelusuri penyebab dan variabel-variabel
yang mempengaruhinya.
3) Studi prospektif
Studi prospektif merupakan penelitian berusaha melihat ke depan.
Pengumpulan data dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko kemudian
ditelusuri akibatnya pada waktu yang akan datang.
B. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dimana data tersebut diperoleh. Sumber data
yang diperoleh akan berbeda-beda tergantung bagaimana data tersebut diperoleh.
Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya maka sumber data disebut responden, namun ketika peneliti menggunakan
teknik observasi, maka sumber data dapat berupa benda, gerak atau proses yang ada
didalamnya (Arikunto, 2010). Misalnya peneliti yang mengamati sel kanker, maka
sumber data tersebut adalah sel kanker. Untuk mempermudah mengidentifikasi
sumber data, Arikunto (2010) mengklasifikasikan sumber data menjadi 3 tingkatan
huruf P, yaitu.
a. P = person, sumber data berupa orang. Person merupakan sumber data yang
bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban
tertulis.
b. P = place, sumber data berupa tempat. Place merupakan sumber data yang
dapat menyajikan keadaan diam dan bergerak. Keadaan diam yang dimaksud
adalah ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain sebagainya.
Sedangkan keadaan bergerak meliputi aktifitas, kinerja, laju kendaraan, ritme
nyanyian dan lain sebagainya.
5
c. P = paper, sumber data berupa simbol. Paper yang dimaksud sebagai sumber
data adalah yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau
simbol-simbol lain.
Sumber data dapat dibedakan pula berdasarkan cara pengumpulannya. Menurut
Sugiyono (2010), sumber data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan
pengumpulannya, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh peneliti langsung
dari sumber, misalnya hasil wawancara dan hasil pengamatan di laboratorium.
b. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh melalui pihak
lain atau pihak ketiga serta tidak langsung diperoleh dari subjek peneliti.
Biasanya data diperoleh dari data dokumentasi, jurnal, dan buku-buku referensi
(Suryono, 2010).
.
C. Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu
penelitian. Lokasi suatu penelitian dapat menjadi batasan ruang lingkup penelitian
dilakukan. Menurut Antara (2009) dalam Sugaepi (2013), pemilihan lokasi penelitian
dapat dilakukan dengan metode purposive, yaitu dengan menentukan lokasi
penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Pemilihan lokasi penelitian perlu untuk mempertimbangkan tujuan atau visi misi
penelitian yang akan dilakukan. Menurut Endraswara (2006), dalam memilih lokasi
penelitian harus mempertimbangkan keterjangkauan lokasi baik dari jarak maupun
sarana transportasi, sasaran dan dana penelitian. Selain itu, menurut Oktavia (2015),
sebaiknya sebelum pemilihan lokasi penelitian terlebih dahulu dilakukan studi
pendahuluan pada lokasi atau dengan pencarian data seputar lokasi penelitian.
Kriteria pemilihan lokasi penelitian berbeda sesuai dengan tujuan dan sasaran
penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian dengan sasaran sekolah terdapat
beberapa kriteria pemilihan lokasi penelitian, diantaranya.
a. Sebaran geografis,
b. Sebaran umur,
6
c. Jenis penelitian,
d. Visi misi penelitian,
e. Acuan penelitian (Pizzolato, 2004).
D. Penentuan Populasi dan Teknik Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau sumber data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Populasi dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan dan
lainnya. Populasi dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian,
sedangkan populasi terjangkau merupakan bagian dari populasi target yang dapat
dijangkau dan umumnya dibatasi dengan adanya tempat dan waktu (Saryono, 2010).
Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki
karakteristik yang sama (Chandra, 2010). Sampel memiliki beberapa kegunaan antara
lain untuk menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat
tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian dan memperoleh hasil yang akurat
(Notoatmodjo, 2005). Penentuan sampel yang akan digunakan harus sesuai dengan
kriteria tertentu yang ditetapkan agar hasil penelitian dapat sesuai dengan kriteria
tertentu yang ditetapkan supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan. Kriteria
tersebut berupa kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan batasan ciri atau karakter umum pada subjek
penelitian yang dikurangi dengan karakter yang masuk dalam kriteria eksklusi,
sedangkan kriteria eksklusi merupakan sebagian subjek yang memenuhi kriteria
inklusi yang harus dikeluarkan dari penelitian karena dapat menyebabkan hasil
penelitian menjadi bias (Saryono, 2010). Menurut Chandra (2010) beberapa langkah
dalam proses sampling, yaitu.
a. Menentukan populasi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis populasi.
Terdapat empat komponen penting dalam penentuan populasi, diantaranya, elemen,
unit sampling, tempat dan waktu.
Elemen : SDN 1 dan 2 Sikapat, Sumbang
Unit Sampling : Siswa SD kelas 4,5,6
7
Tempat : Wilayah kerja Puskesmas Sumbang II
Waktu : September 2015.
b. Spesifikasi kerangka sampling
Kerangka sampling memiliki tujuan untuk memaparkan secara jelas dan
memberi spesifikasi dari elemen populasi. Elemen populasi terbagi menjadi dua yaitu
target populasi dan populasi sampling.
c. Spesifikasi unit sampling
Unit sampling merupakan unit dasar dari elemen populasi yang akan menjadi
sampel, tetapi terkadang dapat berdiri sendiri menjadi komponen populasi atau
merupakan unit sampling dari elemen populasi.
d. Seleksi metode sampling
Metode sampling umunya terbagi menjadi dua yaitu.
1) Probability sampling
Probability sampling merupakan metode sampling yang memiliki syarat
bahwa setiap individu atau objek pada suatu populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara
random atau acak.
a) Simple random sampling
Teknik pengambilan sampel dibedakan menjadi dua yaitu cara teknik
undian (lottery technique) dan dengan menggunakan tabel bilangan atau
angka acak (random number) yang dapat dilihat pada buku-buku statistik.
Semua individu berpeluang untuk diambil sebagai sampel. Pemilihan
angka awal pada penggunaan tabel random dilakukan dengan acak secara
mata tertutup dan dengan menjatuhkan pensil.
b) Systematic sampling
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan membagi jumlah atau
anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan.
Hasilnya adalah interval sampel. Teknik ini secara sistematis akan
memilih sampel berdasarkan pola tertentu, misalnya menurut kelipatan
8
angka, contoh misalnya jumlah sampel yang akan digunakan 25 orang
dari jumlah populasi penelitian sebanyak 50 orang, maka angka kelipatan
atau k = jumlah populasi / jumlah sampel yaitu 50/25 = 2. Hasil sampel
menggunakan k=2 sebagai berikut sampel yang diambil bernomor 00, 02,
04, 06, 08, 010 sampai sampel berjumlah 25 sampel.
c) Stratified sampling
Teknik pengambilan sampel dilakukan jika suatu populasi terdiri dari unit
yang mempunyai karakteristik yang heterogen atau berbeda-beda untuk
menghindari terjadinya bias saat mengambil kesimpulan. Variabel yang
sering digunakan seperti jenis kelamin, pendidikan, status gizi dan umur
yang dibuat strata yang kemudian dari masing-masing strata akan diambil
sampel yang mewakili strata secara random.
d) Cluster sampling
Teknik pengambilan sampel bukan terdiri dari unit individu melainkan
dari kelompok yang berupa unit geografis yaitu desa, kecamatan dan
kabupaten.
2) Non probability sampling
Merupakan metode sampling yang memiliki syarat hanya individu atau
objek pada suatu populasi yang memenuhi persyaratan tertentu yang terpilih
menjadi sampel.
a) Purposive sampling
Pengambilan sampel yang didasarkan paada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat sendiri oleh peneliti.
b) Quota sampling
Pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah
anggota sampel secara quotum atau jatah.
c) Accidental sampling
Pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau
reponden yang kebetulan ada atau tersedia.
e. Ukuran sampel
qpZNdqpNZn
..)1.(...
22
2
qpZNdqpNZn
..)1.(...
22
2
9
Saat melakukan penelitian, seringkali muncul pertanyaan berapa banyak jumlah
sampel yang harus ditetapkan dan ini bergantung pada jenis studi, homogenitas
populasi, jenis sampel, serta jumlah dana dan personel yang tersedia.
f. Mempersiapkan sampling plan
Langkah ini untuk merencanakan keputusan-keputusan yang telah diambil agar
dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan yang meliputi kelengkapan perangkat
lunak dan keras seperti kuesioner, pewawancara, alat transportasi, jadwal penelitian
dan lainnya.
g. Memilih sampel
Langkah ini adalah melaksanakan pemilihan sampel di lapangan sesuai dengan
protokol penelitian yang telah disiapkan.
Penentuan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian perlu membuat estimasi
proporsi untuk menentukan jumlah sampel minimum, maka perlu memperhatikan
beberapa hal seperti pemikiran yang masuk akal dari proporsi yang akan diukur
dalam penelitian apabila tidak dapat memperkirakannya maka yang paling aman
adalah 0,5 (50%), tingkat kepercayaan yang diinginkan apabila menginginkan derajat
ketepatan tinggi maka digunakan angka 0,01 sebaliknya apabila jumlah sampel lebih
besar maka digunakan 0,05. Rumus nenghitung besar sampel minimal dengan derajat
akurasi pada tingkat statistik yang bermakna, yaitu.
Keterangan:
n : Besar sampel minimal
N: Jumlah Populasi
Z: Derajat kepercayaan (95% = 1,96)
d: Standar derajat ketepatan yang digunakan yaitu 90% atau 0,1
p: Dugaan proporsi atau insidensi kasus dalam populasi bila belum diketahui,
dianggap 0,5
10
q: Proporsi tanpa atribut (1-p = 0,5) (Sastroasmoro dan Ismael, 2002).
Untuk populasi yang lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan rumus yang lebih
sederhana, yaitu.
n = N
1 + N (d2)
Keterangan =
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan yang diinginkan (Budiharto, 2004).
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis Penelitian dan Metode
Jenis penelitian yang digunakan pada pratikum lapangan berdasarkan metode
penelitan adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study.
Pemilihan dari jenis dan metode penelitian tersebut dikarenakan pada praktikum
lapangan ini akan menjelaskan situasi yang terjadi pada suatu populasi menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan yang digunakan yaitu cross
sectional study karena hanya dilakukan pada saat praktikum lapangan blok Rural
Dentistry.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1991), penelitian survei merupakan
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei dapat digunakan untuk
tujuan eksploratif, deskriptif, penjelasan, evaluasi, prediksi, operasional, dan
pengembangan indikator-indikator sosial.
Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian survei dibedakan lagi menjadi dua, yaitu
a. Survei Deskriptif
Survei ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan
didalam suatu komunitas atau masyarakat.
b. Survei Analitik
Survei ini diarahakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Survei
analitik dibedakan lagi menjadi 3 macam, yaitu.
1) Cross Sectional Study
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang mengkaji variabel sebab atau
resiko dan akibat secara simultan (dalam waktu yang bersamaan).
2) Retrospective Study
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang berusaha melihat kebelakang,
artinya pengumpulan data dimulai dari melihat efek atau fenomena yang sudah
12
13
terjadi dan kemudian ditelusuri sebab-sebab terjadinya fenomena atau efek
tersebut.
3) Prospective Study
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang berusaha melihat kedepan,
artinya pengumpulan data dimulai dari melihat fakor resiko dan kemudian
ditelusuri akibatnya pada waktu yang akan datang.
B. Pertimbangan Pemilihan Lokasi
Sebelum melakukan sebuah penelitian, kita harus menentukan terlebih
dahulu lokasi yang akan diteliti. Pemilihan lokasi penelitian harus didasari
oleh beberapa pertimbangan, seperti menentukan jumlah dan lokasi sekolah
yang ideal sesuai dengan tema penelitian dan mempertimbangkan potensi
jumlah siswa, selain itu perlu diperhatikan sebaran geografis jumlah penduduk
usia sekolah, keterbatasan waktu, tenaga yang perlu dipertimbangkan saat
menentukan lokasi penelitian (Pizzolato, 2004).
Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Sumbang tepatnya di Desa
Sikapat. Peneliti memilih lokasi ini dengan mempertimbangkan jarak lokasi
yang tidak terlalu jauh dan banyaknya sekolah dasar di wilayah puskesmas
Sumbang 2, yaitu SD Negeri 01 Sikapat, SD Negeri 02 Sikapat, dan SD
Negeri 03 Sikapat. Yang menjadi target penelitian yaitu SD Negeri 01 Sikapat
dan SD Negeri 02 Sikapat. Alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut
didasarkan pertimbangan SD Negeri 01 dan 02 sikapat terletak tidak jauh dari
pinggir jalan dan jumlah murid yang memadai, sehingga memudahkan
peneliti dalam melakukan penelitian. Sedangkan SD Negeri 03 Sikapat
terletak jauh dari jalan raya sehingga susah untuk dijangkau dan jumlah murid
di SD tersebut kurang memadai untuk target penelitian.
qpZNdqpNZn
..)1.(...
22
2
14
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan untuk uji validitas dan relibilitas serta
pelaksanaan survei program kerja dalam blok Rural Dentistry ini diambil dari
kelas 4, 5, dan 6 SDN 1 Sikapat dan SDN 2 Sikapat, dengan riancian sebagai
berikut.
SDN 1 Sikapat
a. Kelas 4 = 27 orang
b. Kelas 5 = 20 orang
c. Kelas 6 = 22 orang
SDN 2 Sikapat
a. Kelas 4 (a) = 24 orang
b. Kelas 4 (b) = 24 orang
c. Kelas 5 = 36 orang
d. Kelas 6 = 43 orang
Jadi, jumlah populasi dari SDN1 Sikapat berjumlah 69 orang dan populasi dari SDN
2 Sikapat berjumlah 127 orang.
2. Sampel
Penentuan rumus sampel menggunakan Minimal Sample Size
(Sastroasmoro dan Ismael, 2002), sebagai berikut:
Keterangan:
n : Besar sampel minimal
N: Jumlah Populasi
Z: Derajat kepercayaan (95% = 1,96)
d: Standar derajat ketepatan yang digunakan yaitu 90% atau 0,1
p: Dugaan proporsi atau insidensi kasus dalam populasi bila belum diketahui,
dianggap 0,5
qpZNdqpNZn
..)1.(...
22
2
15
q: Proporsi tanpa atribut (1-p = 0,5)
Sampel juga bisa ditentukan dengan menggunakan rumus menurut Budiharto (2004),
sebagai berikut.
n = N
1 + N (d2)
Keterangan:
n = Besarnya sampel
N = Besarnya Populasi
d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan. Pada
penelitian dipakai 0.05 (5%).
a. Perhitungan sampel menggunakan rumus Minimal Sample Size menurut
Sastroasmoro dan Ismael (2002) untuk SDN 1 Sikapat sebagai berikut.
n = (1,96)2 . 69 . 0,5 . 0,5
(0,1)2 . (69-1) + (1,96)2 (0,5) (0,5)
= 41, 31 ≈ 42 sampel
b. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus sampel minimal dari Budiarto
(2004) untuk SDN 1 Sikapat sebagai berikut.
n = N
1 + N (d2)
n = 69
1 + 69 (0.052)
= 58,84 ≈ 59 sampel.
qpZNdqpNZn
..)1.(...
22
2
16
c. Perhitungan sampel menggunakan rumus Minimal Sample Size menurut
Sastroasmoro dan Ismael (2002) untuk SDN 2 Sikapat sebagai berikut.
n = (1,96)2 . 127 . 0,5 . 0,5
(0,1)2 . (127-1) + (1,96)2 (0,5) (0,5)
= 54, 51 ≈ 55 sampel.
d. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus sampel minimal dari
Budiharto (2004) untuk SDN 2 Sikapat sebagai berikut.
n = N
1 + N (d2)
n = 127
1 + 127 (0.052)
= 95,89 ≈ 96 sampel.
Berdasarkan hasil perhitungan minimal sampel menurut Sastroasmoro
dan Ismael (2002) dan Budiharto (2004) untuk SDN 1 Sikapat dan SDN 2
Sikapat, jumlah minimal sampel yang diambil dengan jumlah populasi tidak
berbeda jauh, baik menurut kedua rumus dan jumlah populasi. Oleh karena
itu, kelompok kami memutuskan untuk mengambil seluruh populasi baik
untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas maupun untuk dilakukan
pelaksanaan program kerja. Proses uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan
di SDN 02 Sikapat dikarenakan tempat yang lebih kearah perkotaan dan jalan
raya serta waktu untuk pelaksanaan yang memungkinkan. Sebaliknya, untuk
proses pelaksanaan program kerja dilaksanakan di SDN 01 Sikapat
dikarenakan tempat dan akses jalan yang lebih ke perdesaan namun tidak
terlalu jauh atau berbeda dengan kondisi SDN 02 Sikapat.
17
D. Sumber Data
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data sekunder berasal dari data
siswa-siswi yang diberikan oleh pihak SD Negeri 2 Sikapat, Sumbang 2.
Sedangkan, sumber data primer berasal langsung dari siswa-siswi kelas 4
sampai kelas 6 SD Negeri 2 Sikapat, Sumbang 2 yang diperoleh melalui
kuesioner. Sumber data ini diperoleh dengan cara pelaksanaan wawancara dan
pengisian kuesioner. Wawancara dan pengisian kuesioner akan dilakukan oleh
mahasiswa-mahasiswa kedokteran gigi UNSOED terhadap seluruh siswa-
siswi kelas 4 sampai kelas 6 SD Negeri 2 Sikapat, Sumbang 2. Pengisian
kuesioner didampingi oleh mahasiswa supaya para siswa SD mengerti maksud
dari setiap pertanyaan dalam kuesioner sehingga jawaban yang diperoleh
merupakan jawaban yang benar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Bineka Cipta,
Jakarta.
Budiarto, E., 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar, EGC,
Jakarta.
Budiharto., 2004, Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi, EGC, Jakarta.
Chandra, B., 2008, Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, EGC, Jakarta.
Endraswara, S., 2006, Metode, teori, teknik penelitian kebudayaan: ideology,
epidemiologi, dan aplikasi, Pustaka Widyatama, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Oktavia, N., 2015, Sistematika penulisan karya ilmiah, edisi 1, Deepublish,
Yogyakarta.
Pizzolato, N. D., 2004, School location methodology in urban areas of developing
countries, Catholic University of Rio de Janeiro, Brazil.
Saryono, 2010, Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula,
Mitra Cendekia Press, Yogyakarta.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi
2, Sagung Seto, Jakarta.
Singarimbum, M., Effendi S., 1991, Metode penelitian survai, LP3ES, Jakarta.
Sugaepi, 2013, Pengaruh pendekatan pembelajaran point of reward dan sikap
demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn,
Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
Sugiyono, 2010, Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&B), Alfabeta, Bandung.
19