ir perpustakaan universitas airlanggarepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · acceptance...

135
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL Oleh: Anis Fauziah NIM. 131311133116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017

Upload: trannhan

Post on 23-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF

ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK

DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF

MODEL

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Oleh:

Anis Fauziah

NIM. 131311133116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017

Page 2: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

i

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF

ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK

DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF

MODEL

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi Pendidikan Ners

Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

\

Oleh:

Anis Fauziah

131311133116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017

Page 3: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERNYATAAN

Page 4: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

HALAMAN PERNYATAAN

Page 5: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 6: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

v SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Page 7: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

MOTTO

“Salah satu kerugian terbesar kita adalah manakala Allah memberitahukan

kepada kita bahwa surga-Nya yang disiapkan bagi orang yang beriman dan

beramal sholeh seluas langit dan bumi, kemudian kita tidak mendapatkan

tempat untuk meletakkan kaki diatas sana”

(Syaikh Shaleh Al-Mughaimisi)

“To keep your balance you must keep moving”

Page 8: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan berkat, rahmat, dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Self Acceptance Penderita HIV

dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori

Health Belief Model”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga Surabaya. Penyusunan skripsi ini tak lepas adri bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu bersama dengan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga yang telah memberikan izin untuk melakukan dan

menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Ners.

2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan

motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

3. Ibu Puwaningsih, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan kesempatan waktu dan ilmu kepada kami untuk mengikuti dan

menyelesaikan penelitian ini serta bimbingan yang luar biasa mengenai

bagaimana saya melakukan penelitian dengan baik dan benar

4. Ibu Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II

yang selalu sabar dalam membimbing saya dan selalu memberikan motivasi

dan hal positif untuk selalu mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini

5. Bapak Makhfudli, S.Kep. Ns., M.Ked. Trop dan Ibu Eka Mishbahatul Mar‟ah,

S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen penguji atas saran, perbaikan, dan

bimbingannya demi perbaikan penelitian ini

6. Responden penelitian yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanpa keberadaan dan kesediaan responden tentunya penelitian ini tidak akan

terlaksana

7. Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen wali yang

selalu memberikan doa, dukungan, dan semangatnya sehingga saya selalu

optimis dan yakin.

Page 9: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

viii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

8. Bapak dan Ibu Dosen derta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan fasilitas,

mendidik, serta memberikan ilmu selama masa perkuliahan

9. Mbak Sista dan Mas Farid serta teman-teman Yayasan Mahameru yang telah

bersedia dan mengizinkan saya untuk melakukan penelitian ini, tanpa

keberadaan dan kesediaan teman-teman penelitian ini tidak akan terlaksana.

10. Kedua orangtua yang sangat saya sayangi (Suto Handoko dan Satumah AF),

Kakak Moch. Syaiful Bachri, mbak Nur Wachida Novita, Adik Ni‟matul

Hidayah, Daehan Nayaka Rafif Ahmad yang telah memberikan doa sepanjang

waktu, dukungan untuk selalu menguatkan dan motivasi dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini

11. Sahabat-sahabat insyaallah dunia akhirat Lukman, Lyntar, Magita, Ocik,

Nyus, Endel, Umi, Lapitun, Syah, Ijah, Kak pin, yang telah memberikan

keceriaan dan candaan sehingga dalam mengerjakan skripsi ini terasa lebih

menyenangkan

12. Teman-teman lama seperjuangan yang tidak akan pernah saya lupakan Q-

RAZINICA, meski raga tidak mampu untuk bertemu tapi doa mereka selalu

terdengar oleh-Nya

13. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013 yang turut membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak kawan atas bantuan dan segala

kisah cerita kehidupan selama 4 tahun menjadi kenangan yang tidak akan

pernah terlupakan

14. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan

demi perbaikan ke depannya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi profesi

bidang ilmu keperawatan. Aamiin Allahuma Aamiin

Surabaya, 10 Agustus 2017

Penulis

Page 10: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ix SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF

ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK

DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF

MODEL

Penelitian Deskriptif Korelasional di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Yayasan Mahameru Surabaya

Oleh: Anis Fauziah

Pendahuluan : Masalah dalam kehidupan ODHA tidak hanya terkait dengan

adanya stigma dan diskriminasi semata, namun juga terhadap penerimaan akan

kondisi dirinya (self acceptance). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

faktor yang berhubungan dengan self acceptance dalam Kelompok Dukungan

Sebaya (KDS) berdasarkan teori Health Belief Model (HBM). Metode: Penelitian

ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-

sectional. Jumlah responden sebanyak 43 orang yang didapatkan dari purposive

sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini self acceptance, dan variabel

independen meliputi faktor pemodifikasi demografi yang meliputi usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan, dan pengetahuan serta persepsi

individu dari teori HBM yang meliputi persepsi keseriusan, persepsi kerentanan,

persepsi manfaat, dan persepsi hambatan. Data diambil melalui penyebaran

instrument berupa kuisioner kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan

uji regresi logistik dan pearson correlation. Hasil: Hasil analisis data hubungan

dengan self acceptance diperoleh nilai ρ sebesar 0,014 untuk persepsi kerentanan

dan nilai ρ sebesar 0,034 untuk persepsi manfaat yang berarti ada hubungan yang

signifikan. Diskusi: Diharapkan untuk dilakukan penelitian terkait faktor yang

meningkatkan self acceptance pada ODHA dan pengaruh kelompok dukungan

sebaya terhadap ODHA.

Kata Kunci: Penderita HIV dan AIDS, self acceptance, persepsi

individu

Page 11: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

x SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO SELF ACCEPTANCE OF

PATIENTS WITH HIV AND AIDS IN PEER GROUP SUPPORT BASED ON

HEALTH BELIEF MODEL THEORY

Correlational Descriptive Study

By: Anis Fauziah

Introduction: Problems in the life of people with HIV and AIDS are not only

related to the existence of stigma and discrimination, but also to the acceptance of

his condition (self acceptance). This study is intended to explain factors related to

self-acceptance in peer support groups based on the Health Belief Model (HBM)

theory. Method: This study uses descriptive correlational design with cross

sectional approach. Sample were 43 people by using purposive sampling. The

variables were self acceptance, demographic modifying factors that are

developing, gender, education, employment, support, and knowledge. Individual

perceptions of HBM theory that include perceveid suscepbility, perceveid

seriousness, perceveid benefits, and perceveid barriers. Data were retrived using

quistionnaires and data analyzed using logistic regression and pearson’s

correlation. Results: Result of data analysis correlations with self acceptance

obtained ρ value of 0.014 for the perceveid suscepbility and value ρ of 0.034 for

the perceveid benefit which means there is a significant correlations. Discussion:

It is expected to conduct research related to factors that improve self-acceptance

in people with HIV and AIDS.

Keywords: people with HIV and AIDS, self acceptance, individual perceptions

Page 12: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................v

MOTTO .............................................................................................................. vi

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................5

1.3 Tujuan ............................................................................................................5

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................5

1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................................5

1.4.1 Manfaat teoritis ......................................................................................5

1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................7

2.1 Konsep Self Acceptance ................................................................................7

2.1.1 Pengertian self acceptance .....................................................................7

2.1.2 Ciri-ciri Self Acceptance ........................................................................9

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Acceptance ............................12

2.1.4 Karakteristik Self Acceptance ..............................................................14

2.1.5 Manfaat Self Acceptance ......................................................................16

2.1.6 Aspek Self Acceptance .........................................................................17

2.2 Konsep HIV dan AIDS ................................................................................18

2.2.1 Pengertian HIV dan AIDS ...................................................................18

2.2.2 Struktur dan Klasifikasi HIV dan AIDS ..............................................19

2.2.3 Etiologi HIV dan AIDS .......................................................................21

2.2.4 Siklus HIV dan AIDS ..........................................................................22

2.2.5 Patogenesis HIV dan AIDS .................................................................23

2.2.6 Cara Penularan HIV dan AIDS ............................................................24

2.2.7 Stadium HIV dan AIDS .......................................................................25

2.2.8 Penatalaksanaan ARV ..........................................................................27

2.3 Konsep Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) .............................................30

2.3.1 Pengertian Kelompok Dukungan Sebaya ............................................30

2.3.2 Ciri-ciri Kelompok Dukungan Sebaya .................................................32

2.3.3 Manfaat Kelompok Dukungan Sebaya ................................................32

Page 13: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2.4 Teori Health Belief Model (HBM) ..............................................................34

2.5 Keaslian Penulisan.......................................................................................37

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...........40

3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................................40

3.2 Hipotesis Penelitian .....................................................................................41

BAB 4 METODE PENELITIAN ..........................................................................42

4.1 Desain Penelitian .........................................................................................42

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling .................................................................43

4.2.1 Populasi ................................................................................................43

4.2.2 Sampel ..................................................................................................43

4.2.3 Sampling ..............................................................................................44

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...............................44

4.3.1 Variabel Independen ............................................................................44

4.3.2 Variabel Dependen ...............................................................................45

4.3.3 Definisi Operasional ............................................................................46

4.4 Instrumen Penelitian ....................................................................................51

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................................................53

4.5.1 Uji Validitas .........................................................................................53

4.5.2 Uji Reliabilitas .....................................................................................54

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................54

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ...........................................55

4.8 Analisis Data ...............................................................................................57

4.9 Kerangka Kerja Penelitian ...........................................................................58

4.10 Etik Penelitian .........................................................................................59

4.10.1 Sikap Menghormati Orang (Respect toHuman) ...................................59

4.10.2 Bebuat Baik dan Tidak Merugikan (Beneficience and Non

Maleficience) ..................................................................................................60

4.11 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................61

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................62

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................................62

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ......................................................62

5.1.2 Karakteristik Data Umum ......................................................................64

5.1.3 Persepsi Individu dan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS .........65

5.1.4 Hasil Uji Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi

Individu ...........................................................................................................67

5.1.5 Hasil Uji Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance ...........69

5.2 Pembahasan .................................................................................................69

5.2.1 Self Acceptance .....................................................................................69

5.2.2 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu 70

5.2.3 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Kerentanan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...................................................74

5.2.4 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Keseriusan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...................................................75

Page 14: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xiii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

5.2.5 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Manfaat dengan Self Acceptance

Penderita HIV dan AIDS .......................................................................76

5.2.6 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Hambatan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...................................................77

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................78

6.1 Kesimpulan ..................................................................................................78

6.2 Saran ............................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................80

Page 15: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xiv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Anatomi HIV ......................................................................20

Gambar 2.2 Health Belief Models – Revised (Rosenstock, Stecher, & Becker

1998) ...................................................................................................35

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisis Faktor Self Acceptance Penderita

HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan

Teori Health Belief Model Rosentock (1988) ....................................40

Gambar 4.1 Kerangka Metode Penelitian Deskriptif Korelasional (Nursalam

2016) ...................................................................................................42

Gambar 4.2 Kerangka Penelitian Analisis Faktor Self Acceptance Penderita HIV

dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan

Teori Health Belief Model di KDS Yayasan Mahameru Surabaya

Bulan Juli 2017 ...................................................................................43

Gambar 4.3 Kerangka Kerja Penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan

dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok

Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief ModelI di

KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017 .........................58

Page 16: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stadium HIV ..........................................................................................26

Tabel 2.2 Penatalaksanaan ARV ............................................................................29

Tabel 2.3 Keaslian Penulisan .................................................................................37

Tabel 4.1. Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan

Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan

Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017 ...................................................46

Tabel 4.2 Dimensi alat ukur penerimaan diri .........................................................51

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Demografi di Kelompok

Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya bulan Juli 2017

...............................................................................................................64

Tabel 5.2 Persepsi Individu Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan

Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru .......................................................66

Tabel 5.3 Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan

Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru .......................................................66

Tabel 5.4 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Kerentanan

di KDS Mahameru .................................................................................67

Tabel 5.5 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Keseriusan

di KDS Mahameru .................................................................................67

Tabel 5.6 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Manfaat di

KDS Mahameru .....................................................................................68

Tabel 5.7 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Hambatan

di KDS Mahameru .................................................................................68

Tabel 5.8 Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance Penderita HIV dan

AIDS di KDS Mahameru ......................................................................69

Page 17: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xvi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan data awal penelitian .............................................85

Lampiran 2 Surat pengambilan data penelitian .....................................................86

Lampiran 3 Etik Penelitian ....................................................................................87

Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian .....................................................................88

Lampiran 5Tabulasi Data Responden Berdasarkan Modifying Factor:

Pengetahuan ........................................................................................91

Lampiran 6 Frekuensi Data ....................................................................................93

Lampiran 7 Crosstab Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu .96

Lampiran 8 Crosstab Persepsi Individu dengan Self Acceptance ........................101

Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Logostik ...............................................................102

Lampiran 10 Penjelasan Penelitian Bagi Responden Penelitian ..........................106

Lampiran 11 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ......................109

Lampiran 12 Lembar Kuisioner Data Demografi ................................................110

Lampiran 13 Lembar Kuisioner Persepsi Individu ..............................................112

Lampiran 14 Lembar Kuisioner Self Acceptance Scale .......................................114

Page 18: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xvii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

DAFTAR SINGKATAN

3TC : Lamivudine

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

ARV : Anti Retroviral

ASI : Air Susu Ibu

AZT : Zidovudine

CMV : Cytomegalovirus

CD4 : Cluster of Differentiation 4

DNA : Deoxyribonucleic Acid

RNA : Ribonucleic Acid

EVF : Efavirenz

FTC : Emtricitabine

HBM : Health Belief Model

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IO : Infeksi Oportunistik

KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

KPA : Komisi Penanggulangan AIDS

LPV/r : Lpinovir/ritonavir

LSM : Lembaga Sosial Masyarakat

NNRTI : Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor

NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor

NVP : Nevapine

ODHA : Orang dengan HIV dan AIDS

PGL : Persistent Generalized Limphadenopaty

PI : Protease Inhibitor

PML : Progressive Multifocal Leukoencephalophaty

PPE : Pruritic Papular Eruption

SAS : Self Acceptance Scale

SEARO : South-East Asia regional Office

TDF : Tenovir

VCT : Voluntary Counseling and Testing

WHO : World Health Organization

Page 19: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah HIV dan AIDS menjadi masalah kontemporer yang berkaitan

dengan perilaku berisiko manusia. Masalah HIV dan AIDS bukanlah masalah

kesehatan semata, tetapi juga sebagai masalah sosial yang berkaitan dengan relasi

seseorang dengan lingkungannya dan permasalahan dari berbagai aspek seperti

ekonomi, budaya, dan politik sehingga orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)

menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan (Miller 2007). Perubahan yang

terjadi di dalam diri dan di luar diri ODHA membuat mereka memiliki persepsi

yang negatif tentang dirinya dan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya.

ODHA cenderung menunjukkan bentuk-bentuk reaksi sikap dan tingkah laku

yang salah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan ODHA menerima kenyataan

dengan kondisi yang dialami.

Seseorang yang baru mengetahui statusnya sebagai ODHA, cenderung

tidak menerima dirinya sendiri yang telah menjadi seorang orang dengan HIV

dan AIDS. Sumber penerimaan diri salah satunya bisa didapatkan dalam

kelompok dukungan melalui kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, tetapi

tidak semua ODHA yang telah tergabung dalam kelompok dukungan bisa

menerima statusnya. Hasan (2008) mengungkapkan bahwa para ODHA memiliki

tiga faktor utama sebagai tantangan yaitu menghadapi reaksi terhadap penyakit

yang mengandung stigma, kemungkinan waktu kehidupan yang terbatas serta

harus mengembangkan strategi untuk mempertahankan kondisi fisik dan emosi.

Menurut Astuti (2008) 99% penderita HIV dan AIDS mengalami

Page 20: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

2

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

stress berat, dimana pada saat mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS

banyak ODHA yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya tertular HIV,

sehingga menimbulkan depresi dan kecenderungan bunuh diri pada ODHA

(Astuti 2008).

Jumlah kasus HIV dan AIDS di dunia pada tahun 2014 terdapat 35 juta

penderita dan meningkat pada tahun 2015 sehingga berjumlah 36,7 juta (WHO,

2016). Indonesia pada tahun 2012 terdapat 21.511 kasus HIV dan 5.686 kasus

AIDS. Hampir seluruh wilayah provinsi di Indonesia tidak ada yang bebas dari

HIV dan AIDS, hal ini sesuai dengan data Kementrian Kesehatan RI (2014) yang

menjelaskan situasi kasus HIV dan AIDS di Indonesia sejak pertama kali

ditemukan sampai dengan Desember 2012. Estimasi dan proyeksi jumlah Orang

Dengan HIV dan AIDS (ODHA) menurut populasi beresiko dimana jumlah

ODHA di populasi wanita resiko rendah mengalami peningkatan dari 190.349

kasus pada tahun 2011 menjadi 279.276 kasus di tahun 2016. Di Provinsi Jawa

Timur pada tahun 2012 terdapat 15.124 ODHA pada populasi wanita resiko

rendah dan Kota Surabaya terdapat pada urutan pertama yaitu 4.447 wanita resiko

rendah. Peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS yang terjadi di seluruh wilayah

Indonesia membuat perlu terus dilakukannya upaya penanggulangan dan

pencegahan penyebaran guna mengurangi peningkatan kembali jumlah kasus,

baik oleh Departemen atau Instansi atau Lembaga pemerintahan, Swasta, LSM

maupun kelompok masyarakat sesuai peran dan tugas pokoknya masing-masing.

(Komisi Penanggulangan AIDS 2011).

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 April 2017

pada Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya, dari 10

Page 21: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

3

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

orang penderita yang telah diwawancarai didapatkan 6 dari 10 orang dengan

mekanisme koping dan penerimaan diri yang negatif (60%) menganggap dirinya

tidak berguna, masih belum menerima kenyataan yang dihadapi, serta tidak

memiliki keyakinan dalam mengatasi masalah kesehatan, dan 4 orang dengan

mekanisme koping dan penerimaan diri yang positif (40%) dengan mengatakan

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, memiliki keyakinan akan kemampuan

dirinya, dan tidak menyalahkan diri sendiri. Hasil dari studi pendahuluan yang

didapatkan tersebut menunjukkan bahwa sampai saat ini belum diketahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap orang dengan HIV dan

AIDS dalam kelompok dukungan sebaya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sandu, et al

(2016) yang dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya Kota Kediri didapatkan

bahwa sebagian besar ODHA memiliki mekanisme koping yang negatif yaitu

sebanyak 18 responden dengan presentase (60%). Penderita HIV sangat mudah

merasa bersalah dan menerima penolakan dari sekitarnya, hal ini disebabkan

karena anggapan bahwa tingkah laku mereka terutama tingkah laku seksual dapat

membahayakan orang lain.

Sumber self acceptance bisa didapatkan dalam kelompok dukungan

melalui kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, dukungan yang baik akan

bersikap optimis dan bisa menerima status dirinya yang sekarang serta

bersemangat mengisi kehidupannya. Dukungan untuk seseorang dengan HIV dan

AIDS bisa didapatkan di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). KDS merupakan

suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang terinfeksi atau

terpengaruh langsung oleh HIV berkumpul dan saling mendukung (Kementrian

Page 22: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

4

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Kesehatan RI 2014). Self acceptance diharapkan akan meningkat setelah

bergabung dalam KDS karena didalamnya terdapat kegiatan yang berhubungan

dengan pengetahuan tentang HIV, interaksi sosial antar anggota, memberikan

kesempatan untuk berbagi pengalaman dan perasaan, serta dapat memberikan

dukungan emosional. Saat self acceptance yang baik tercapai, seseorang akan

memiliki keyakinan untuk mampu melakukan dan berusaha dengan baik dalam

hal-hal yang harus dilakukannya sehingga dapat mencapai derajat kesehatan

(Heather 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya self acceptance

menurut Hurlock (1999) yaitu pemahaman, hal realisitis, lingkungan, psikologis,

keyakinan akan tujuan hidup, penyesuaian diri, dan perspektif diri.

Strategi dalam penerimaan diri terhadap penderita HIV dan AIDS dapat

diteliti dengan menggunakan pendekatan teori Health Belief Models (HBM) yang

mengemukakan bahwa persepsi seorang individu tentang penyakitnya akan

mempengaruhi perilaku kesehatan. Teori ini berfokus pada persepsi subjektif

seseorang diantaranya: persepsi seseorang terhadap kerentanan tertular penyakit

(perceveid susceptibility) yaitu penyakit HIV dan AIDS; persepsi seseorang

terhadap keseriusan suatu penyakit (perceveid severity) seperti kematian; persepsi

positif terhadap perilaku pencegahan (perceveid benefit); dan perilaku negatif

terhadap perilaku pencegahan (perceveid barriers) yang kesemuanya dapat

dipengaruhi oleh faktor pemodifikasi berupa umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan. Keempat persepsi tersebut

dimungkinkan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada

penderita HIV dan AIDS.

Page 23: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

5

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Berdasarkan masalah diatas, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS dalam

kelompok dukungan sebaya menggunakan pendekatan Teori Health Belief Model

(HBM). Temuan ini akan sangat bermakna sebagai informasi dalam rangka

peningkatan self acceptance yang akan berimplikasi pada status kesehatan

seseorang dengan HIV dan AIDS.

1.2 Rumusan Masalah

Faktor apasajakah yang berhubungan dengan self acceptance terhadap

penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap

penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berbasis teori

Health Belief Model.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan faktor demografi dengan persepsi individu

2. Menganalisis hubungan persepsi individu (kerentanan, keseriusan,

manfaat, hambatan) dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan

imun dan hematologi terkait HIV dan AIDS dengan menjelaskan faktor-faktor

Page 24: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

6

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS

dalam kelompok dukungan sebaya berbasis teori Health Belief Model (HBM)

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi penderita HIV dan AIDS

Diharapkan dapat bergabung dengan Kelompok Dukungan Sebaya

(KDS) dan mengikuti kegiatannya secara rutin dan berkala

2. Bagi Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, serta

dukungan kepada sesama ODHA

3. Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi serta

pendampingan pada penderita HIV positif sebagai upaya meningkatkan

self acceptance

4. Bagi tim layanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perawatan secara

holistic dan komprehensif kepada penderita HIV positif dan dapat

memberikan layanan serta dukungan yang baik bagi penderita HIV

positif

Page 25: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Self Acceptance

2.1.1 Pengertian self acceptance

Self Acceptance (penerimaan diri) merupakan suatu kemampuan individu

untuk dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hal ini

didasarkan pada kepuasan individu atau kebahagiaan individu mengenai dirinya

serta berpikir mengenai kebutuhannya untuk memiliki mental yang sehat. Sikap

penerimaan diri dapat dilakukan secara realistis, tetapi juga dapat dilakukan

secara tidak realistis (Hurlock 1999 dalam Agoes 2005). Penerimaan diri dapat

diartikan sebagai suatu sikap memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan

memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta bangga dan terus

mengusahakan kemajuannya. Menerima diri sendiri perlu kesadaran dan kemauan

untuk melihat fakta yang ada pada diri, baik fisik maupun psikis, sekaligus

kekurangan dan ketidaksempurnaan tanda ada rasa kecewa, tujuannya untuk

merubah diri menjadi lebih baik.

Chaplin (2005) mengemukakan bahwa self acceptance adalah sikap yang

pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas dan bakat yang ada pada

dalam diri, serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan diri. Penerimaan diri

ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang yang

menunjukkan kualitas diri, hal ini dapat diartikan bahwa tinjauan tersebut akan

diarahkan pada seluruh kemampuan diri yang mendukung. Kesadaran diri dengan

segala kelebihan dan kekurangan diri harus seimbang dan saling melengkapi satu

sama lain sehingga menumbuhkan pribadi yang sehat.

Page 26: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

8

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Self acceptance (penerimaan diri) melibatkan pemahaman diri, kesadaran

yang reaslistis, memahami kekuatan dan kelemahan seseorang, sehingga

menghasilkan perasaan individu tentang dirinya. Hurlock (2000) menjelaskan bila

individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul

kepribadan yang tidak seimbang, semakin individu menyukai dirinya maka ia

akan mampu menerima dirinya dan semakin diterima oleh orang lain yang

mengatakan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik akan mampu

meneriman karakter-karakter alamiah.

Handayani (2011) menambahkan bahwa self acceptance (penerimaan diri)

adalah sejauh mana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik

pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya.

Penerimaan diri ini ditunjukkan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihannya

sekaligus menerima segala kekurangannya tanpa menyalahkan orang lain dan

mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri.

Penerimaan diri mengacu pada kepuasan individu atas kebahagiaan terhadap diri,

dan dianggap perlu untuk kesehatan mental

Self acceptance (penerimaan diri) berhubungan dengan konsep diri yang

positif, dimana seseorang dapat menerima dan memahami fakta-fakta yang begitu

berbeda dengan dirinya. Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri

sendiri, dapat menerima keadaan dirinya secara tenang, serta memiliki kesadaran

penuh terhadap siapa dan apa diri mereka, selain itu dapat pula menghargai diri

dan orang lain (Calhoun dan Acocella 2013). Proses adaptasi dan penerimaan

status seseorang bervariasi, penelitian yang dilakukan oleh Tandiono (2007)

dalam suatu studi longitudinal didapatkan proses adaptasi seseorang yang baru

Page 27: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

9

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

mengetahui statusnya sebagai penderita HIV ditemukan bahwa 78% penderita

HIV dapat beradaptasi dalam jangka waktu 8-12 bulan yang ditandai dengan

penurunan jumlah CD4 limfosit sebesar 38 %.

Uraian di atas dapat diketahui bahwa penerimaan diri merupakan sikap

positif terhadap diri sendiri, mampu dan mau menerima keadaan diri baik

kelebihan atau kekurangan sehingga dapat memandang masa depan lebih positif.

Tanpa penerimaan diri seseorang hanya dapat membuat sedikit atau tidak ada

kemajuan sama sekali dalam suatu hubungan yang efektif.

2.1.2 Ciri-ciri Self Acceptance

Self acceptance (penerimaan diri) setiap individu terhadap dirinya sendiri

cenderung tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Cutrona

(1987) ciri-ciri orang yang menerima dirinya adalah sebagai berikut :

1. Menerima diri sendiri apa adanya

Memahami diri ditandai dengan perasaan yang tulus, nyata, dan jujur dalam

menilai diri sendiri. Kemampuan seseorang untuk memahami dirinya

tergantung pada kapasitas intelektual dan kesempatan menemukan dirinya.

Individu tidak hanya mengenal dirinya tetapi juga menyadari kenyataan yang

dialaminya, jika seorang individu mau menerima diri apa adanya, maka

individu tersebut bisa untuk lebih mengahargai dirinya sendiri. Individu

tersebut juga mampu untuk menerima orang lain dan tidak menuntut bahwa

mereka harus mencoba untuk menyamai dirinya. Menerima diri sendiri berarti

merasa senang terhadap apa dan siapa ia sesungguhnya

Page 28: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

10

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2. Tidak menolak apabila memiliki kekurangan

Sikap atau respon dari lingkungan membentuk sikap terhadap diri seseorang.

Individu yang mendapat sikap yang sesuai dan menyenangkan dari

lingkungannya cenderung akan meneriman dirinya. Kelebihan merupakan

suatu kemampuan karakteristik atau ciri tentang diri dianggap lebih baik

daripada kemampuan-kemampuan lain dalam dirinya. Salah satu penyebab

seseorang sulit untuk menerima kelebihannya dikarenakan ingin mendapatkan

sesuatu yang lebih dalam hal itu. Kekurangan adalah kemampuan yang

sebenarnya diharapkan untuk lebih baik dari kondisi yang sesungguhnya

namun ternyata tidak demikian, yang dianggap kurang biasanya adalah hal

diinginkan untuk menjadi lebih baik, dan kekurangan bisa melahirkan rasa

malu dan minder.

3. Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, seseorang tidak harus

dicintai dan dihargai oleh orang lain.

Seseorang yang dapat mengidentifikasi dirinya sendiri serta memiliki

penyesuaian diri yang baik maka cenderung dapat menerima dirinya dan dapat

melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Mencintai diri

sendiri dengan menerima segala bentuk kekurangan yang ada dalam diri,

memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat , dan menghargai

setiap apa yang ada dan telah dicapai, merupakan sebuah kekuatan yang besar

untuk membangun diri dan memiliki penghormatan tertinggi bagi pikiran,

tubuh, dan jiwa.

Page 29: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

11

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4. Tidak perlu merasa sempurna

Seseorang yang memiliki konsep diri yang stabil akan melihat dirinya dari

waktu secara konstan dan tidak mudah berubah-rubah. Memandang diri secara

positif merupakan sikap mental yang melibatkna proses memasukkan pikran,

kata, dan gambaran yang membangun perkembangan dari suatu pemikiran.

Pendapat lain dikemukakan oleh Bastaman (2007) mengenai beberapa hal

yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan dari

penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna, yaitu :

1. Pemahaman diri (self insight)

Meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan

keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik

2. Makna hidup (the meaning of life)

Nilai-nilai yang penting dan bermakna bagi kehidupan pribadi seseorang yang

berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi.

3. Pengubahan sikap (changing attitude)

Merubah diri yang bersikap negatif menjadi positif dan lebih bijak dalam

menghadapi masalah

4. Keterikatan diri (self commitment)

Merupakan komitmen seseorang terhadap makna hidup yang ditetapkan.

Komitmen yang kuat akan membawa diri pada hidup yang lebih bermakna

dan mendalam.

Page 30: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

12

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

5. Kegiatan terarah (directed activities)

Suatu upaya yang dilakukan secara sadar berupa pengembangan potensi

pribadi yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk mencapai

tujuan hidup.

6. Dukungan sosial (social support)

Hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya, dan

selalu sedia memberi bantuan pada saat diperlukan

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Acceptance

Pada dasarmya untuk memiliki self acceptance bukanlah suatu hal yang

mudah karena individu jauh lebih mudah menerima kelebihan yang ada pada

dirinya daripada menerima segala kekurangan yang ada pada dirinya juga. Sikap

tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

mempengaruhi diri seseorang sehingga menjadi individu yang mempunyai

penerimaan diri yang rendah. Menurut Hurlock (1999) faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan dalam diri seseorang yaitu:

1. Adanya pemahaman tentang diri sendiri

Hal ini timbul dengan adanya kesempatan seseorang untuk mengenali

kemampuan dan ketidakmampuannya. Seseorang yang dapat memahami

dirinya sendiri tidak akan hanya tergantung dari kemampuan intelektualnya

saja, tetapi jugapada kesempatannya untuk memahami dirinya.

2. Adanya hal yang realistik

Hal ini timbul jika seseorang dapat menentukan sendiri harapannya dengan

disesuaikan dengan pemahaman dan kemampuannya. Semakin besar

Page 31: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

13

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

kesempatan tercapainya suatu harapan, maka akan menimbulkan kepuasan diri

yang merupakan hal penting dalam penerimaan diri

3. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan

Seseorang yang memiliki harapan, namun jika lingkungan disekitarnya tidak

memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka harapannya akan

sulit tercapai.

4. Sikap lingkungan seseorang

Sikap yang berkembang di masyarakat akan ikut andil dalam proses

penerimaan diri seseorang, jika lingkungan memberikan sikap yang baik pada

individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan menerima dirinya

5. Ada tidaknya tekanan yang berat

Tekanan emosi yang berat dan terus menerus akan mengganggu seseorang

dan menyebabkan ketidakseimbangan fisik maupun psikologis

6. Frekuensi keberhasilan

Setiap orang pasti akan mengalami kegagalan, hanya saja frekuensinya yang

berbeda-beda. Semakin banyak keberhasilan yang dicapai akan menyebabkan

individu menerima dirinya denganbaik

7. Ada tidaknya identifikasi seseorang

Pengenalan orang-orang yang mempunyai penyesuaian diri yang baik akan

memungkinkan berkembangnya sikap positif terhadap dirinya serta

mempunyai contoh yang baik bagaimana harus berperilaku.

Page 32: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

14

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

8. Perspekstif diri

Perspektif diri terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan apa

yang dilihat oleh orang lain pada dirinya. Rendahnya perspektif diri akan

menimbulkan perasaan tidak puas dan penolakan diri

9. Latihan pada masa kanak-kanak

Pelatihan yang diterima pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi pola

kepribadian anak selama masa perkembangan. Latihan yang baik pada masa

kanak-kanak akan memberikan pengaruh positif pada penerimaan diri.

10. Konsep diri yang stabil

Konsep diri yang stabil bagi seseorang akan memudahkan dala usaha

menerima dirinya. Apabila konsep dirinya selalu berubah-ubah maka individu

tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima dirinya.

2.1.4 Karakteristik Self Acceptance

Tingkah laku orang yang memiliki self acceptance dan tidak memiliki self

acceptance tentu berbeda. Seseorang dikatakan memiliki self acceptance yang

baik dapat dilihat dari perkataan dan perilakunya sehari-hari. Pada umumnya

perilaku yang dimunculkannya lebih cenderung positif dan senang melakukan

kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang, sehingga akan berdampak

positif terhadap kematangan pada dirinya. Beberapa karakteristik seseorang yang

memiliki penerimaan diri menurut Ryff & Keyes (1995) yaitu:

1. Memiliki penilaian realistis terhadap potensi-potensi yang dimilikinya

2. Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri

3. Memiliki spontanitas dan tanggung jawab terhadap perilakunya

Page 33: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

15

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4. Menerima kualitas-kualitas kemanusiaan tanpa menyalahkan diri terhadap

keadaan-keadaan diluar kendali mereka

Hal terpenting ketika seseorang mampu menerima dirinya adalah ketika

dapat menerima segala potensi yang ada pada dirinya, baik itu yang berkaitan

dengan kelebihan ataupun dengan kelemahan/kekurangan, dan orang tersebut

akan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain karena bersedia menerima kritik

ataupun penolakan dari orang lain dengan sikap positif. Terdapat beberapa

komponen yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan

dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna. Berdasarkan

indikator komponen-komponen penerimaan diri yang dikemukakan oleh Shareer

(1949) dan dimodifikasi oleh Berger (dalam Denmark, 1973) terdapat 9 domain

slef acceptance, yaitu :

1. Sikap dan perilaku didasarkan nilai-nilai standar diri tidak dipengaruhi

lingkungan luar

2. Keyakinan dalam menjalani hidup

3. Berani bertanggung jawab terhadap perilakunya

4. Mampu menerima pujian dan kritik secara subjektif

5. Tidak menyalahkan diri atas perasaannya terhadap orang lain

6. Menganggap dirinya memiliki kemampuan sama dengan orang lain

7. Tidak mengaharapkan penolakan orang lain

8. Tidak menganggap dirinya berbeda dari orang lain

9. Tidak malu atau rendah diri

Page 34: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

16

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2.1.5 Manfaat Self Acceptance

Self acceptance (penerimaan diri) memliki peranan yang penting dalam

interaksi sosial. Self acceptance dapat membantu individu dalam berinteraksi

dengan individu lain, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat hubungan

menjadi lebih akrab karena individu tersebut menyadari bahwa setiap individu

diciptakan sama yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan. Tanpa self acceptance

individu cenderung sulit untuk dapat berinteraksi dengan individu lain sehingga

dapat berpengaruh buruk pada kepribadiaannya. Hurlock (1999) mengatakan

bahwa “semakin baik seseorang dapat menerima dirinya, maka akan semakin

baik pula penyesuain diri dan sosialnya”. Tanpa Self acceptance individu

cenderung akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.

Salah satu karakteristik dari individu yang memiliki penyesuaian diri

yang baik yaitu mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya, biasanya

memiliki keyakinan diri (self confidence), selain itu juga individu lebih dapat

menerima kritik dibandingkan dengan orang yang kurang dapat menerima dirinya,

dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat mengevaluasi

dirinya secara realistic sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara

efektif. Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari orang

lain dan merasa aman untuk memberikan perhatiannya pada orang lain seperti

menunjukkan rasa empati. Individu yang memiliki penerimaan diri yang baik

maka dapat dikatakan memiliki konsep diri yang baik pula, karena selalu mengacu

pada gambaran ideal sehingga bisa menerima gambaran dirinya yang sesuai

dengan realita.

Page 35: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

17

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2.1.6 Aspek Self Acceptance

Pada umumnya, individu dengan penerimaan diri yang baik akan

menunjukkan ciri-ciri tertentu dalam berfikir dan melakukan aktifitas

kesehariannya. Individu yang dapat menerima dirinya secara utuh berarti individu

tersebut mampu menerima secara positif aspek-aspek dalam diri, Grinder dalam

Parista (2008), aspek-aspek penerimaan diri meliputi:

1. Aspek Fisik

Tingkat penerimaan diri secara fisik, tingkatan kepuasan individu terhadap

bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan

menggambarkan penerimaan fisik sebagai suatu evaluasi dan penilaian diri

terhadap raganya, apakah raga dan penampilannya menyenangkan atau

memuaskan untuk diterima atau tidak.

2. Aspek Psikis

Aspek psikis meliputi pikiran, emosi dan perilaku individu sebagai pusat

penyesuaian diri (Calhoun & Acocella, 1990). Individu yang dapat menerima

dirinya secara keseluruhan serta memiliki keyakinan akan kemampuan diri

dalam menghadapi tuntutan lingkungan.

3. Aspek Sosial

Aspek sosial meliputi pikiran dan perilaku individu yang diambil sebagai

respon secara umum terhadap orang lain dan masyarakat (Calhoun &

Acocella, 1990). Individu menerima dirinya secara sosial akan memiliki

keyakinan bahwa dirinya sederajat dengan orang lain sehingga individu

mampu menempatkan dirinya sebagaimana orang lain mampu menempatkan

dirinya.

Page 36: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

18

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4. Aspek Moral

Perkembangan moral dalam diri dipandang sebagai suatu proses yang

melibatkan struktur pemikiran individu dimana individu mampu mengambil

keputusan secara bijak serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan

atau tindakan yang telah diamilnya berdasarkan konteks sosial yang telah ada

Grinder dalam Marsya (2008).

2.2 Konsep HIV dan AIDS

2.2.1 Pengertian HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang

menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.

HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas

menyerang infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang

memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di

permukaan sel limfosit. Berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia

menunjukkan bahwa sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya

berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia menjadi

lemah. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar

antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang

terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama

akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)

(Komisi Penanggulangan AIDS 2007).

Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau

retroviridae. Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang

tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel

Page 37: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

19

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara

lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing

grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe secara

evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang

paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia

adalah grup HIV-1 (Nasronudin 2014).

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune

Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang

timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus

HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang memperlemah

kekebalan pada tubuh manusia yang merupakan retrovirus dengan

kemampuan menggunakan RNA dan DNA sebagai penjamu untuk

membentuk virus DNA yang dikenali selama periode inkubasi yang panjang

dan menyebabkan munculnya tanda dan gejala tertentu. AIDS merupakan

bentuk lanjut dari HIV yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistem

kekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan sangat progresif merusak sistem

kekebalan tubuh sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi

jamur, bakteri, dan virus. Penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi oleh

benda-benda tersebut disebut infeksi oportunistik (IO), dan kumpulan gejala

yang ditimbulkan disebut dengan AIDS (Kemenkes 2014)

2.2.2 Struktur dan Klasifikasi HIV dan AIDS

Virion HIV berbentuk sferis dan memiliki inti berbentuk kerucut

dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran sel hospes. Inti virus

mengandung protein kapsid terbesar yaitu p24, protein nukleokapsid p7/p9, dua

Page 38: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

20

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

copy RNA genom, dan 3 enzim virus yaitu protease, reverse transcriptase, dan

integrase. Protein p24 adalah antigen virus yang cepat terdeteksi dan merupakan

target antibody dalam tes screening HIV. Inti virus dikelilingi oleh matriks protein

dinamakan p17 yang merupakan lapisan dibawah selubung lipid, sedangkan

selubung lipid virus ini mengandung dua glikoprotein yang sangat penting dalam

proses infeksi HIV dalam sel yaitu gp120 dan gp41. Genom virus yang berisi gen

gag, pol, dan env yang akan mengkode protein virus. Hasil translasi berupa

protein prekusor yang besar dan harus dipotong oleh protease menjadi protein

mature (Jawetz, et al. 2011).

Gambar 2.1 Struktur Anatomi HIV

(sumber: e-lifestyle and healththylife-wordpress.com- Susi Budiani, 2012)

Klasifikasi dari HIV merupakan kelompok virus RNA dengan kelompok

family (retroviridae), sub family (lentivirinae), genus (lentivirus), dan spesies

(HIV-1 dan HIV-2). HIV menunjukkan banyak gambaran khas fisikokimia dari

familinya. Terdapat dua tipe yang berbeda dari virus AIDS manusia, yaitu HIV-1

dan HIV-2. Kedua tipe dibedakan berdasarkan susunan genom dan hubungan

filogenetik (evolusioner) dengan lentivirus primata lainnya. Berdasarkan pada

deretan gen env, HIV-1 meliputi tiga kelompok virus yang berbeda yaitu M

Page 39: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

21

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

(main), N (new atau non-M, non-O), dan O (outlier). Kelompok M yang dominan

terdiri dari 11 subtipe atau clades (A-K), telah teridentifikasi 6 subtipe HIV-2

yaitu sub tipe A-F. HIV-1 lebih mematikan, mudah masuk ke dalam tubuh, dan

sumber infeksi paling banyak di dunia (Ardhiyanti, et al. 2015).

2.2.3 Etiologi HIV dan AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus

penyebab AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili

lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid

yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen

yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih

dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis

penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam

transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional

dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk

menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi

protein struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang

terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh

makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain (Jawetz, et al. 2011).

HIV secara morfologi terdiri atas dua bagian besar yaitu bagian inti

(core) dan bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris terdiri

atas dua untaian RNA. Enzim recerve transcriptase dan beberapa jenis

protein, bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein yang berhubungan

dengan sel limfosit T4, karena bagian luar virus tidak tahan panas dan bahan

kimia, maka HIV termasuk virus yang sensitif terhadap pengaruh llingkungan

Page 40: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

22

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

luar seperti air mendidih, sinar matahari, dan mudah dimatikan dengan

berbagai desinfektan seperti eter, aseton, alkohol, dan sebagainya, tetapi relatif

resiten terhadap radiasi dan sinar ultraviolet. Virus HIV ditemukan dalam

darah, saliva, semen, airmata, dan mudah mati diluar tubuh. HIV juga

ditemukan dalam sel monosit, makrofag, dan sel glia jaringan otak

(Kementrian Kesehatan RI 2014).

2.2.4 Siklus HIV dan AIDS

Virus memasuki tubuh terutama menginfeksi sel yang mempunyai

molekul protein CD4. Kelompok sel terbesar yang mempunyai molekul CD4

adalah limfosit T. sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrite, sel

langerhans, dan sel microglia (Price, et al. 2012). HIV yang masuk ke dalam

tubuh akan ditangkap oleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit 24 jam

pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi akan membuat jalur ke nodus limfa

dan pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan, replikasi virus semakin

cepat. Siklus hidup HIV dibagi menjadi 5 fase yaitu; masuk kemudian mengikat,

reverse trancriptase, replikasi, budding, dan maturasi. Replikasi HIV di dalam sel

CD4 menurut Ardhiyanti et al (2015) terjadi melalui 7 tahap sebagai berikut:

1. HIV melekatkan diri pada permukaan sel penjamu atau ke sel inang yaitu sel

CD4;

2. RNA HIV, reverse trascriptase, integrase, dan komponen protein lain masuk

ke dalam sel penjamu atau sel inang (CD4);

3. Enzim reverse transcriptase membentuk DNA virus;

Page 41: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

23

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4. DNA virus bergerak menuju nukleus sel CD4 dan mengintegrasikan diri

terhadap DNA sel penjamu atau sel inang (CD4) dengan bantuan enzim

integrase;

5. Virus RNA baru digunakan sebagai genomik RNA dan untuk membuat

beberapa virus protein;

6. Virus RNA baru dan beberapa protein bergerak menuju permukaan sel dan

membentuk virus HIV baru yang belum matur; dan

7. Virus-virus yang sudah matur melepaskan protein HIV melalui enzim protease

dan siap memasuki sel CD4 lainnya.

2.2.5 Patogenesis HIV dan AIDS

Penyakit HIV dimulai dengan infeksi akut yang hanya dikendalikan

sebagian oleh respon imun spesifik dan berlanjut menjadi infeksi kronik progresif

pada jaringan limfoid perifer. Perjalanan penyakit dapat dipantau dengan

mengukur jumlah virus dalam serum pasien dan menghitung jumlah sel T CD4

dalam darah tepi. Sistem kekebalan tubuh pada awalnya mampu mengendalikan

infeksi HIV, akan tetapi perjalanan dari waktu ke waktu virus HIV menyebabkan

sel limfosit CD4 semakin turun. Tahap-tahap infeksi HIV meliputi infeksi primer,

penyebaran virus ke organ limfoid, latensi klinis, peningkatan ekspresi HIV,

penyakit klinis, dan kematian. Durasi antara infeksi primer dan progresi menjadi

penyakit klinis rata-rata sekitar 10 tahun. Masa terjadinya infeksi primer, selama

4-11 hari masa antara infeksi mukosa dan viremia permulaan, viremia dapat

terdeteksi selama sekitar 8-12 minggu. Virus tersebar luas ke seluruh tubuh

selama masa ini dan menyerang organ limfoid, pada tahap ini juga terjadi

penurunan jumlah sel limfosit CD4 yang beredar secara signifikan. Respon imun

Page 42: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

24

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

terhadap HIV terjadi selama 1 minggu sampai 3 bulan setelah terinfeksi. Viremia

plasma menurun dan level sel CD4 kembali meningkat, tetapi respon imun tidak

mampu menyingkirkan infeksi secara sempurna dan sel-sel yang terinfeksi HIV

menetap dalam limfoid (Murtiastutik 2009).

Masa laten klinis ini dapat berlangsung sampai 10 tahun, selama masa ini

banyak terjadi replikasi virus. Siklus hidup virus dari saat infeksi sel sampai

produksi virus baru yang menginfeksi sel berikutnya rata-rata 2,6 hari. Pasien

akan menderita gejala-gejala konstitusional dan gejala klinis yang nyata, seperti

infeksi oportunistik atau neoplasma. Level virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi

dalam plasma selama tahap infeksi lebih lanjut. HIV yang ditemukan pada pasien

dengan penyakit tahap lanjut biasanya jauh lebih virulen dan sitopatik dari pada

strain virus yang ditemukan pada awal infeksi (Jawetz, et al. 2011).

2.2.6 Cara Penularan HIV dan AIDS

Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu; kontak seksual,

kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama masa

kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI. HIV berada terutama dalam cairan

tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung HIV adalah darah, cairan

sperma, cairan vagina, dan ASI (Komisi Penanggulangan AIDS 2014)

Menurut Purwaningsih et al (2014) HIV hanya bisa hidup dalam cairan

tubuh manusia seperti darah, air mani (semen), cairan vagina, air susu ibu, dan

cairan dalam otak. Virus dalam jumlah kecil terdapat pada air kencing, air mata,

dan air keringat sehingga tidak berpotensi menularkan HIV,

Page 43: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

25

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

sehingga penularan HIV dapat melalui aktivitas sebagai berikut:

1. Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV dan AIDS, berhubungan

seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat

pelindung kondom

2. Kontak darah/luka dan transfusi darah yang tercemar virus HIV

3. Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian

dengan orang yang terinfeksi HIV

4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang sedang dikandung.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014) dalam buku pedoman program

pencegahan ibu ke anak HIV, HIV tidak dapat ditularkan melalui aktivitas

berikut:

1. Bersalaman

2. Berpelukan

3. Bersentuhan atau berciuman

4. Penggunaan toilet umum, kolam renang, alat makan atau minum secara

bersama

5. Gigitan serangga seperti nyamuk.

2.2.7 Stadium HIV dan AIDS

Individu dinyatakan terinfeksi HIV setelah dilakukan pemeriksaan dan

dinyatakan positif terinfeksi, antara lain 30-70% mereka mengalami gejala seperti

demam, sakit tenggorokan, keringat malam, pembengkakan kelenjar getah bening,

nyeri otot, dan ruam merah di seluruh tubuh. Gejala ini berlangsung selama 2-6

minggu dan akan menghilang dengan sendirinya. Menurut WHO South-East Asia

Regional Office (SEARO) tahun 2014 dalam pedoman nasional tatalaksana klinis

Page 44: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

26

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

HIV dan terapi Antiretroviral pada orang dewasa (Kementrian Kesehatan RI

2011), Stadium dalam HIV dan AIDS sebagai berikut:

Tabel 2.1 Stadium HIV

Stadium 1 : HIV

1. Asimtomatis

2. Limfadenopati generalisata yang persisten atau persistent generalized

limphadenopaty (PGL) yaitu limfadenopati pada beberapa kelenjar getah

bening yang bertahan lama. Adanya pembengkakan kelenjar akan tetapi

sulit dilihat dan lebih mudah ditemukan saat menyentuhnya

3. Tingkat aktivitas 1: aktivitas masih normal

Stadium 2 : Asimptomatik

1. Penurunan BB < 10% BB sebelumnya

2. Manifestasi mukokutaneus minor seperti ulserasi oral, infeksi jamur kuku

3. Herpes zoster selama 5 tahun terakhir

4. Infeksi saluran napas atas berulang misalnya sinusitis akibat infeksi

bakteri

5. Tingkat aktivitas 2: Simtomatis dan aktivitas normal

Stadium 3 : Pembesaran kelenjar limfe

1. Penurunan BB>10% BB sebelumnya

2. Diare kronis yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dari 1 bulan

3. Demam lama yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dari 1 bulan

4. Kandidiasis oral

5. Oral hairy leukoplakia yaitu bercak putih pada mulut berambut

6. TB paru dalam 1 tahun terakhir

7. Infeksi bakteri berat seperti pneumonia dan bisul pada otot

8. Co-trimoxazole prophylaxis dapat diberikan karena efektif

9. Tingkat aktivitas 3: tidak bangun dari tempat tidur <50% dalam sehari

selama 1 bulan terakhir

Stadium 4: AIDS

1. HIV wasting syndrome, kondisi penurunan BB>10% dari BB sebelumnya,

panas, dan diare yang tidak jelas penyebabnya selama 1 bulan terakhir

2. Pneumocystic carinii pneumonia

3. Toksoplasmosis pada otak

4. Kriptosporidiosis dengan diare lebih dari satu bulan

5. Kriptokokosis ekstrapulmonar

6. Penyakit cytomegalovirus (CMV) pada organ selain hati, limpa, kelenjar

getah bening

7. Infeksi virus herpes mukokutan selama lebih dari 1 bulan terakhir atau

pada organ visceral

8. Progressive multifocal leukoencephalophaty (PML) yaitu infeksi virus

dala otak

9. infeksi jamur endemik diseminata

10. kandidiasis esophagus, trakea, bronkus, atau paru-paru

Page 45: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

27

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

11. TB ekstrapulmonar

12. Limfoma

13. Sarkoma kaposi

14. Ensefalopati HIV, ketidakmampuan mental atau disfungsi motorik

15. Co-trimoxazole prophylaxis dapat diberikan karena efektif

16. Klien tidak bangun dari tempat tidur >50% dalam sehari selama 1 bulan

terakhir

Sumber: Kementrian Kesehatan RI, 2011

2.2.8 Penatalaksanaan ARV

Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang menghambat replikasi Human

Immunodeficiency Virus (HIV) (Departemen Kesehatan 2009). Pengobatan infeksi

HIV dengan antiretroviral digunakan untuk memelihara fungsi kekebalan tubuh

mendekati keadaan normal, mencegah perkembangan penyakit, memperpanjang

harapan hidup, dan memelihara kualitas hidup dengan cara menghambat replikasi

virus HIV. Replikasi aktif HIV menyebabkan kerusakan progresif sistem imun

dan berkembangnya infeksi oportunistik, keganasan (malignasi), penyakit

neurologi, penurunan berat badan yang akhirnya berakibat ke arah kematian

(Imrotul 2010).

Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse

transcriptase inhibitor (NRTI) dan non nucleoside reverse transcriptase inhibitor

(NNRTI) serta inhibitor protease. Terapi ARV dibagi menjadi dua lini yaitu lini

pertama dan lini kedua. Anjuran pemilihan obat ARV lini pertama menurut

panduan Kementrian Kesehatan tahun 2014 yaitu 2 NRTI + 1 NNRTI dengan

panduan sebagai berikut:

1. AZT + 3TC + NVP (Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine)

2. AZT + 3TC + EFV (Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz)

Page 46: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

28

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

3. TDF + 3TC (atau FTC) + NVP (Tenofovir + Lamivudine

(emtricitabine) + Nevirapine)

4. TDF + 3TC (atau FTC) + EFV (Tenofovir + Lamivudine

(emtricitabine) + Efavirenz)

NRTI bekerja dengan cara menghambat kompetitif reverse transcriptase

HIV-1 dan dapat bergabung dengan rantai DNA virus yang sedang aktif dan

menyebabkan terminasi. Obat golongan ini memerlukan aktivasi

intrasitoplasma,difosforilasi oleh enzim menjadi bentuk trifosfat. Golongan ini

terdiri dari : Analog deoksitimidin (Zidovudin), analog timidin (Stavudin), analog

deoksiadenosin (Didanosin), analog adenosisn (Tenovir disoproxil fumarat/TDF),

analog sitosin (Lamivudin dan Zalcitabin) dan analog guanosin (Abacavir)

(Katzung 2004).

NNRTI bekerja dengan cara membentuk ikatan langsung pada situs aktif

enzim reverse transcriptase yang menyebabkan aktivitas polimerase DNA

terhambat. Golongan ini tidak bersaing dengan trifosfat nukleosida dan tidak

memerlukan fosforilasi untuk menjadi aktif. Golongan ini terdiri dari: Nevirapin,

Efavirenz, Delavirdine (Katzung 2004).

Panduan terapi ARV lini kedua adalah 2NRTI + boosted-PI. Boosted PI

merupakan satu obat dari golongan protease inhibitor yang sudah ditambahi

(boost) dengan ritonavir. Selama tahap akhir siklus pertumbuhan HIV, produk-

produk gen Gag-Pol dan Gag ditranslasikan menjadi poliprotein dan kemudian

menjadi partikel yang belum matang. Protease bertanggung jawab pada

pembelahan molekul sebelumnya untuk menghasilkan protein bentuk akhir dari

Page 47: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

29

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

inti virion matang dan protease penting untuk produksi virion infeksius matang

selama replikasi. Obat golongan ini menghambat kerja enzim protease sehingga

mencegah pembentukan virion baru yang infeksius. Golongan ini terdiri dari :

Saquinavir, Ritonavir, Nelfinavir, Amprenavir (Katzung 2004). Panduan lini

kedua yang direkomendasikan oleh pemerintah yaitu : TDF atau AZT + 3TC +

LPV/r.

Saat yang paling tepat untuk memulai terapi ARV adalah sebelum pasien

jatuh sakit atau munculnya IO yang pertama. Perkembangan penyakit akan lebih

cepat apabila terapi ARV dimulai pada saat CD4 < 200 sel/mm³ dibandingkan bila

terapi dimulai pada CD4 di atas jumlah tersebut. Apabila tersedia sarana tes CD4

maka terapi ARV sebaiknya dimulai sebelum CD4 kurang dari 200 sel/mm³.

Terapi ARV dianjurkan pada pasien dengan TB paru atau infeksi bakterial berat

dan CD4 < 350 sel/mm³. Juga pada ibu hamil stadium klinis manapun dengan

CD4 < 350 sel/mm³ (Departemen Kesehatan 2011). Menurut WHO (2007) dalam

pedoman nasional tatalaksana klinis HIV dan terapi Antiretroviral pada orang

dewasa (Kementrian Kesehatan RI 2011) tentang pedoman penatalaksanaan ARV

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penatalaksanaan ARV

Topic 2010 2013

Memulai ARV

CD4 ≤ 350

Memulai ART tanpa

mempertimbangkan

stadium klinis WHO

ataupun nilai CD4 bila

terdapat TB dan HBV

CD4 ≤ 500

Memulai ART tanpa

mempertimbangkan

stadium klinis WHO

ataupun nilai CD4 bila

terdapat TB, HBV, SDC,

dan PW

Prioritas CD4 ≤ 350

Tahap 1 6 options & FDCs

- AZT atau TDF 2 options & FDCs

TDF dan EFV

Earlier Initiation

Page 48: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

30

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

- d4t phase out

Tahap 2 PI Boosted

Heat stable FDC: ATV/r,

LPV/r

PIs Boosted

Heat stable FDC: ATV/r,

LPV/r

Tahap 3 DRV/r, RAL, ETV DRV/r, RAL, ETV

Viral Load Testing Iya

( Fase dalam pendekatan) Iya

(VL dengan monitoring)

EVIDENCE-BASED, but INTENTIONALLY ASPIRATIONAL

Sumber: WHO tahun 2013 dalam Pedoman Nasional Tatalaksana HIV dan Terapi

Antiretroviral pada orang dewasa tahun 2014

2.3 Konsep Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

2.3.1 Pengertian Kelompok Dukungan Sebaya

Kelompok Dukungan Sebaya merupakan kelompok dukungan yang

diberikan untuk dan oleh orang dalam situasi yang sama. Kelompok dukungan

sebaya meliputi sekumpulan orang yang menghadapi tantangan yang sama, bisa

diantara seseorang yang menghadapi tantangan untuk pertama kalinya dengan

seseorang yang telah mampu mengelolanya, dapat diartikan dengan mengkaitkan

seseorang yang baru memulai pengobatan dengan seseorang yang sudah

mengelola pengobatan dan efek samping dengan baik. Pola dukungan KDS

dimulai dengan pertemuan tertutup bagi ODHA untuk saling berbagai

pengalaman, ketan, dan harapan. Pola ini berkembang dengan kegiatan belajar

bersama hingga keterlibatan ODHA lebih luas dalam penyebaran informasi dan

advokasi yang terkait HIV, hal ini juga membantu dalam Strategi Rencana Aksi

Nasional (SRAN) 2010-2014 yang bertujuan meningkatkan mutu hidup ODHA

(Departemen Kesehatan 2009)

Perlakuan sederhana

Less toxic, more robust regimens

Better Monitoring

Page 49: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

31

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Menurut Tri Johan et al (2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) lebih mengerti kebutuhan yang diperlukan

oleh orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) karena mereka termasuk program

perawatan dan pengobatan serta berpartisipasi aktif terhadap pencegahan

penularan HIV dan AIDS. Kelompok sebaya sangat diperlukan karena terkadang

ODHA lebih terbuka terhadap teman sebaya daripada keluarga atau yang lainnya.

Peran KDS membantu manajer kasus dalam konsep diri ODHA, maka dibutuhkan

peran kelompok sebaya untuk memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari

agar ODHA tidak jatuh dalam kondisi yang mengkhawatirkan secara fisik

maupun psikis, dan membantu ODHA dalam pencegahan penularan kepada orang

sehat yang berada disekitarnya. KDS memiliki peran yang bermakna dalam mutu

hidup ODHA. ODHA yang mendapatkan dukungan sebaya berpengaruh pada

tingkat kepercayaan diri, pengetahuan HIV, akses layanan HIV, perilaku

pencegahan HIV, dan kegiatan positif yang lebih tinggi dibandingkan ODHA

yang tidak mendapatkan dukungan sebaya.

Menurut Solomon P (2004) kelompok dukungan sebaya disebut juga

dengan peer group support yang didefinisikan sebagai suatu sistem pemberian

dan penerimaan bantuan dengan rasa hormat, tanggung jawab bersama dan

kesepakatan bersama yaitu melalui dukungan, persahabatan, empati, saling

berbagi, dan saling memberi bantuan.

Page 50: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

32

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2.3.2 Ciri-ciri Kelompok Dukungan Sebaya

Mead dan MacNeil (2005) menjelaskan ciri-ciri dukungan kelompok

sebaya (peer group support) sebagai berikut:

1. Dukungan peer group tidak selalu menganggap orientasi masalah.

Terlepas dari kenyataan bahwa orang mungkin berkumpul hanya berbagi

pengalaman tentang masalah kesehatan psikologis, percakapan tidak harus

fokus pada pengalaman itu. Ada kepercayaan yang lebih dan keterbukaan

dengan orang lain.

2. Penilaian dan evaluasi bukan bagian dari hubungan. Sebaliknya, orang

berusaha untuk tanggung jawab bersama dan komunikasi yang

memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kebutuhan mereka satu sama

lain tanpa ancaman atau paksaan.

3. Dukungan peer group mengasumsikan timbal balik penuh. Tidak ada peran

pembantu statis, meskipun ini tidak mengherankan, timbal balik adalah kunci

untuk membangun hubungan yang alami.

4. Dukungan peer group mengasumsikan evolusi sistemik sebagai lawan

pemulihan individu dari masalah atau penyakit tertentu.

2.3.3 Manfaat Kelompok Dukungan Sebaya

Menurut Agoes (2005) kelompok dukungan sebaya mempunyai beberapa

Manfaat, antara lain:

1. Sebagai teman (companionship). Persahabatan akan memberikan

kesempatan kepada remaja untuk menjadi seorang teman yang siap

menyertai atau menemani dalam berbagai aktivitas bersama sepanjang waktu.

Page 51: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

33

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2. Sebagai orang yang merangsang hal yang positif (positive stimulation).

Ketika seorang sahabat sedang mengalami suatu kegagalan atau dalam

suasana kesedihan, maka remaja dapat berperan sebagai pendorong

(motivator) dan membantu memberi jalan keluar pemecahan masalah,

sehingga dapat lepas dari kesedihan. Seorang sahabat sejati, akan dapat

membangkitkan semangat untuk menghadapi permasalahannya dengan

tabah dan dapat menyelesaikannya dengan berhasil.

3. Memberikan dukungan secara fisik (psysical support). Persahabatan

mampu menjadikan seseorang mau mengorbankan waktu, tenaga dan

bantuan materil-moril kepada sahabatnya. Bahkan ia akan hadir secara

fisik ketika sahabatnya sedang mengalami penderitaan/kesedihan, dengan

kehadiran fisik dari sahabatnya maka seseorang dapat merasakan perhatian

dan pertolongan secara tulus.

4. Memberi dukungan ego (ego support). Persahabatan menyediakan

pengharapan, yaitu adanya dukungan yang membangkitkan semangat

berani, menumbuhkan perasaan diri berharga (dihargai), merasa diri menarik

perhatian orang lain (attractive).

5. Sebagai pembanding sosial (sosial comparison). Persahabatan memberi

kesempatan dan informasi penting tentang pribadi, karakter, sifat-sifat,

minat bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Dengan

mengetahui hal itu, individu dapat merefleksikan ke dalam diri-sendiri

sehingga ia dapat belajar baik secara langsung maupun tidak langsung

tentang orang itu, untuk meningkatkan kemampuannya agar menjadi lebih

baik.

Page 52: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

34

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2.4 Teori Health Belief Model (HBM)

Teori Health Belief Model (HBM) adalah teori yang dikemukakan oleh

Becker (1974), merupakan pengembangan dari teori lapangan Lewin (1954).

Teori ini muncul didasarkan adanya masalah kesehatan yang ditandai oleh

kegagalan masyarakat menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit

yang diselenggarakan oleh layanan kesehatan. Health Belief Model memiliki

kerangka konseptual yang mudah dipahami, variabel yang terbatas dan fokus pada

motivasi seseorang terhadap keinginan untuk sehat. Konstruksi HBM terdiri dari

persepsi rentan terhadap penyakit, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi

hambatan dan self efficacy (Daddario 2007 dalam Griffin 2011).

Teori Health Belief Model menyatakan bahwa perilaku individu untuk

melawan atau mengobati penyakitnya serta perilaku sehat lainnya dipengaruhi

oleh empat variabel kunci (Edberg 2009), yaitu:

1. Persepsi terhadap kerentanan (Perceveid suspectibility)

Individu akan beperilaku untuk mencari pengobatan atau mencegah penyakit

apabila ia merasa rentan (suspectible) terhadap masalah penyakit tersebut

2. Keseriusan yang dirasakan (Perceveid Seriousness)

Individu akan berperilaku untuk mencari pengobatan atau mencegah penyakit

apabila ia merasa bahwa penyakitnya tersebut parah sehingga apabila ia

terkena penyakit tersebut, maka konsekuensinya yang diterima juga berat

3. Manfaat dan hambatan yang dirasakan (Perceveid benefits and barriers)

Apabila individu merasa rentan dengan penyakit yang dianggap gawat, maka

ia akan melakukan suatu tindakan. Tindakan ini bergantung dari pemikiran

Page 53: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

35

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

adanya manfaat (benefits) yang dirasakan dan juga hambatan (barriers) yang

mugkin akan dijumpai selama melakukan tindakan.

4. Dorongan melakukan tindakan (Cues to action)

Individu akan melakukan tindakan berdasar variabel-variabel yang telah

dijelaskan sebelumnya dipengaruhi oleh dorongan eksternal yang dapat

diperoleh dari pesan-pesan di media massa, nasihat atau anjuran dari teman

dan juga keluarga yang pernah menderita sakit sebelumnya.

Dibawah ini merupakan kerangka teori Health Belief Model yang

dikembangkan oleh Rosenstock et al (1988)

Gambar 2.2 Health Belief Models – Revised (Rosenstock, Stecher, & Becker

1998)

Kerangka model diatas menjelaskan dan memprediksi kemungkinan

terjadinya perubahan yang dihubungkan dengan pola keyakinan (belief) atau

perasaan (perceveid) tertentu. Model tersebut menjelaskan bahwa persepsi

Sociodemographic

factors (Age,

gender,

sosioeconomi,

knowledge,

motivation)

Perceveid susceptibility

(acceptance of the

diagnosis)

Perceveid severity of ill-

health condition

Perceveid benefits of

action

Perceveid benefits of

action

Perceveid efficacy

Perceveid

Threat

Cues to

action

Individual

Behavioral

Perceptions

Action

Modifiying Factor

Page 54: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

36

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

individu dipengaruhi oleh beberapa faktor pemodifikasi yaitu; faktor

sosiodemografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dukungan, pengetahuan,

pekerjaan, dan tingkat pendidikan; faktor sosial psikologis terdiri dari peer group,

kepribadian, dan pengalaman sebelumnya; serta faktor struktural yang terdiri dari

kelas sosial dan akses menuju layanan kesehatan. Persepsi dibedakan menjadi dua

persepsi secara umum yaitu perasaan terancam dan adanya harapan. Perasaan

terancam dirasakan oleh individu apabila dirinya merasa rentan dan merasa

adanya keparahan tentang kondisi kesehatannya. Persepsi kerentanan merupakan

perasaan individu dimana mereka beresiko untuk terkena suatu penyakit yang

spesifik (Resenstock 1988).

Persepsi keseriusan individu dapat dilihat dari derajat keparahan baik

secara klinis maupun emosional akibat perkembangan suatu penyakit. Dampak

yang ditimbulkan berupa ketidaknyamanan, kecacatan, atau bahkan kematian.

Dampak lain yang mungkin ditimbulkan mencakup dampak sosial, lingkungan,

pekerjaan, dan teman sebaya. Persepsi manfaat merupakan perasaan dimana

individu akan mendapat keuntungan dari tindakan yang akan diambil untuk

mencegah ancaman dari suatu penyakit. Efek kemanfaatan dipengaruhi oleh

pertimbangan terhadap tingkat ancaman yang dirasakan, apabila ancaman yang

dirasakan tinggi, namun tidak ada manfaat yang dirasakan maka kemungkinan

tidak akan ada tindakan yang diambil. Tingginya tingkat ancaman dan manfaat

yang dirasakan menyebabkan seseorang bertindak. Persepsi hambatan dapat

dianggap suatu kemauan individu untuk mengambil suatu tindakan. Persepsi

hambatan mungkin dapat disebabkan oleh adanya biaya, resiko cidera, kesulitan,

dan waktu (Janz 2002).

Page 55: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

37

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2.5 Keaslian Penulisan

Proses awal dari pengumpulan studi yang relevan dimulai dengan

menentukan keywords yang terkait dengan topik dan tujuan dari penelitian ini.

Adapun keywords yang peneliti hasilkan untuk melakukan pencarian studi di

database yaitu „peer group support‟ dan „HIV and AIDS‟ dengan database

EBSCO, Proquest, dan Scopus, sedangkan untuk keywords „Dukungan Sebaya‟,

„HIV and AIDS‟, dan „self acceptance‟ peneliti mencari major academic database

meliputi Google scholar dan Research Gate. Perpustakaan universitas juga terlibat

dalam pencarian artikel terkait khususnya grey literature.

Tabel 2.3 Keaslian Penulisan

No Judul Penelitian Metode Hasil

1 Peran Dukungan Sebaya

terhadap Mutu Hidup

ODHA di Indonesia

(Handayani 2011)

1) Desain : Kualitatif

2) Sampel : Informan

utama sebanyak 59

orang (36 orang

mendapatkan

dukungan sebaya, 23

orang tidak

mendapatkan

dukungan sebaya)

3) Variabel : mutu hidup

4) Instrumen: deep

interview

Dukungan sebaya memiliki peran

yang bermakna dalam mutu hidup

ODHA. ODHA yang mendapatkan

dukungan sebaya berpengaruh pada

tingkat kepercayaan diri,

pengetahuan HIV, akses layanan

HIV, perilaku pencegahan HIV, dna

kegiatan positif yang lebih tinggi

dibandingkan ODHA yang tidak

mendapatkan dukungan sebaya.

Ditemukan juga bahwa KDS

menjadi contoh bagi ODHA baru

untuk meningkatkan semangat hidup

2 Konstruksi orang dengan

HIV & AIDS (ODHA)

tentang penyakit HIV dan

AIDS di Kelompok

Dukungan Sebaya

Jombang Care Center

Kabupaten Jombang

(Dyagustin & Listyani

2015)

1) Desain : fenomenologi

2) Sampel : 3 ODHA

laki-laki dan 3 ODHA

perempuan

3) Variabel : konstruksi

orang dengan HIV &

AIDS (ODHA)

terhadap penyakit HIV

& AIDS

4) Instrumen : deep

interview

Konstruksi tentang penyakit HIV &

AIDS yang terbangun pada diri

ODHA saat ini secara umum positif,

meskipun pada awalnya semua

ODHA tidak bisa menerima

kenyataan telah mengidap penyakit

tersebut

3 Hubungan Dukungan 1) Desain : cross Adanya korelasi antara dukungan

Page 56: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

38

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Sosial dengan Kualitas

Hidup orang dengan

HIV/AIDS (ODHA) di

Bandar Lampung (Dwi

2013)

sectional

2) Sampel : 54

Responden

3) Variabel : kualitas

hidup dan dukungan

social

4) Instrumen : kuisioner

WHOQOL

emosi, penghargaan, dan informasi

dengan kualitas hidup penderita

HIV/AIDS

4 Peran Kelompok

Dukungan Sebaya dan

Kepatuhan Minum Obat

pada ODHA (Tri Johan, et

al. 2015)

1) Desain : kuantitatif

korelasional

2) Sampel : 30 ODHA

yang tergabung dalam

komunitas ODHA dan

30 ODHA yang

tergabung dalam

kelompok dukungan

sebaya di Kecamatan

Turen

3) Variabel : Kelompok

dukungan sebaya dan

kepatuhan minum obat

4) Instrumen :

wawancara

Peran kelompok dukungan sebaya

sangat baik terhadap kualitas hidup

ODHA dan adanya hubungan yang

signifikan antara peran kelompom

dukungan sebaya dengan kepatuhan

minum obat pada ODHA

5 Hubungan Dukungan

Sosial dengan Kualitas

Hidup ODHA pada

Kelompok Dukungan

Sebaya Solo Plus di

Surakarta (Rahdatu 2016)

1) Desain : deskriptif

korelasional

2) Sampel : 60 orang

dengan HIV dan AIDS

3) Variabel : Dukungan

sosial, kualitas hidup,

kelompok dukungan

sebaya

4) Instrumen : kuisioner

Dukungan sosial dan kualitas hidup

pada ODHA di kelompok dukungan

sebaya Solo Plus Surakarta sebagian

besar menerima dukungan sedang.

Terdapat hubungan positif antara

dukungan sosial dengan kualitas

hidup pada ODHA yaitu semakin

baik dukungan sosialnya maka

kualitas hidup ODHA akan semakin

meningkat

6 Mekanisme Koping pada

ODHA dengan

Pendekatan Teori

Adaptasi Calista Roy

(Sandu, et al. 2016)

1) Desain : Analitik

korelasional

2) Sampel : 30 orang

dengan HIV dan AIDS

3) Variabel : Mekanisme

koping, orang dengan

HIV dan AIDS, teori

adaptasi Callista Roy

4) Instrumen : Kuisioner

Ada hubungan antara stimulus fokal

dengan stimulus konteksual. Faktor

stimulus kontektual paling dominan

dimana dalam penelitian ini adalah

adanya stimulus lain yang

merangsang seseorang baik internal

maupun eksternal serta

mempengaruhi situasi dan dapat

diobservasi, diukur, dan secara

subjektif disampaikan oleh individu

Page 57: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

39

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

7 Peer supporter

experiences of home visits

for people

with HIV infection. (Lee

H.J 2015)

1) Desain: Kualitatif

2) Sampel : Fokus grup

12 orang yang akan

melakukan kunjungan

ke rumah orang

dengan HIV dan

AIDS

3) Varibel : Pengalaman

dukungan sebaya,

orang dengan HIV

4) Instrumen : deep

interview

Dukungan sebaya mempunyai peran

beberapa aspek positif seperti

perasaan memiliki dan ada juga

beberapa faktor permasalahan

didalamnya seperti ketidakstabilan

peran, stress, dan kekhawatiran

tentang kualitas hidup mereka, untuk

mempertahankan program dukungan

sebaya yang stabil dan efektif

diperlukan pelatihan bagaimana

mencegah dan mengelola stress yang

terkait dengan peran tersebut

8 A peer adherence support

intervention to improve

the antiretroviral

treatment outcomes

of HIV patients in South

Africa: The moderating

role of family dynamics

(Wouters 2014)

1) Desain : Kuantitatif

cross-sectional

2) Sample : 340

penderita HIV dan

AIDS

3) Variabel :

peer adherence suppor

t intervention,

improve the

antiretroviral

treatment outcomes

of HIV patients

4) Instrumen : Kuisioner

Ada perbedaan jumlah CD4 secara

signifikan antara kelompok

intervensi yang mengakses

dukungan kepatuhan teman sebaya

dan kelompok kontrol yang

mendapatkan perawatan standar.

Dukungan teman memiliki efek

positif terhadap intervensi umum

kepatuhan pengobatan antiretroviral.

Page 58: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

40

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisis Faktor Self Acceptance Penderita

HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan

Teori Health Belief Model Rosentock (1988)

Keterangan :

Diteliti : :

Tidak diteliti :

Faktor demografi :

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Pengetahuan

6. Dukungan

Faktor Pemodifikasi

Aspek self acceptance :

1. Fisik

2. Psikis (kepribadian)

3. Sosial (Peer group)

4. Moral

Persepsi

kerentanan

Persepsi Individu Tindakan

Persepsi

keseriusan

Persepsi

Hambatan

Persepsi

Keuntungan

Cues to

action

Self acceptance

penderita HIV

dan AIDS

Page 59: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

41

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Teori Health Belief Model yang ntelah dimodifikasi menjelaskan bahwa

penerimaan diri penderita HIV dan AIDS dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor utama yang dapat mempengaruhi penerimaan diri penderita HIV dan

AIDS yaitu faktor pemodifikasi, persepsi individu, dan isyarat untuk bertindak.

Faktor pemodifikasi terdiri atas faktor demografi yang dapat berupa umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan. faktor pemodifikasi

juga dapat dari aspek dalam self acceptance yaitu aspek fisik, sosial, psikologis,

dan moral. Perbedaan dari faktor demografi dan aspek dari self acceptance

mempengaruhi persepsi individu tentang penyakit HIV dan AIDS. Persepsi

individu dibedakan menjadi perceveid benefit, perceveid barrier, perceveid

seriousness, dan perceveid susceptibility. Persepsi individu tersebut

menimbulkan persepsi ancaman yang dirasakan individu sehingga mempengaruhi

keputusan individu untuk bertindak dalam menjalankan terapi medikasi. Persepsi

ancaman yang dirasakan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan diri terhadap

penyakit HIV dan AIDS. Faktor pemodifikasi dan persepsi individu secara

langsung dapat mempengaruhi tingkat penerimaan diri pada penderita HIV dan

AIDS.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:

Hı : Ada hubungan antara faktor demografi dengan persepsi individu

Hı : Ada hubungan antara persepsi individu dengan self acceptance

penderita HIV dan AIDS

Page 60: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

42

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang

menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian dekriptif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menjelaskan suatu hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.

Penelitian cross sectional adalah penelitian dimana peneliti mengukur data

variabel independen dan dependen hanya sekali pada satu waktu (Nursalam,

2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS berdasarkan teori

Health Belief Model. Data yang terhimpun kemudian diinterpretasikan dan

dianalisis untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak.

Pengukuran

Variabel 1 Deskripsi Variabel

Uji hubungan

Variabel 2 Deskripsi Variabel

Gambar 4.1 Kerangka Metode Penelitian Deskriptif Korelasional (Nursalam

2016)

Interpretasi

makna

Page 61: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

43 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2 Kerangka Penelitian Analisis Faktor Self Acceptance Penderita

HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan

Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi target dalam penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS dalam

Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru dan populasi terjangkau

pada penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS yang aktif mengikuti kegiatan

dari bulan Januari – Mei 2017 berjumlah 86 penderita.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 penderita. Pemilihan sampel

dilakukan dengan menetapkan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

1) Penderita HIV dan AIDS dengan usia produktif (18 - 64 tahun) (BPS,

2016)

2) Aktif dalam KDS dari bulan Januari-Mei 2017

Variabel X1:

Faktor pemodifikasi

Demografi

Variabel X2 1:

Persepsi Keseriusan

Variabel X2 2:

Persepsi Kerentanan

Variabel X2 3:

Persepsi Manfaat

Variabel X2 4:

Persepsi Hambatan

Uji Hubungan

Variabel Y:

Self Acceptance

Page 62: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

44 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

2. Kriteria Eksklusi

1) Penderita HIV dan AIDS berusia kurang dari 18 tahun dan lebih dari

64 tahun

2) Penderita HIV dan AIDS dengan munculnya tanda-tanda infeksi

oportunistik

4.2.3 Sampling

Metode sampling yang digunakan oleh peneliti adalah nonprobability

sampling yaitu purposive sampling dengan cara memilih sampel diantara

populasi berdasarkan dengan tujuan penelitian. Peneliti dibantu oleh ketua

kelompok dukungan sebaya Yayasan Mahameru, didapatkan 43 orang dengan

HIV/AIDS yang tergabung dalam kelompok dukungan sebaya Yayasan

Mahameru di Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk

menjadi responden penelitian.

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.3.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian berasal dari struktur teori HBM

meliputi faktor pemodifikasi demografi dan persepsi individu. Faktor

pemodifikasi demografi adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

individu meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan

dukungan. Persepsi individu meliputi persepsi manfaat, hambatan, keseriusan,

kerentanan.

Page 63: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

45 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan dari variabel bebas. Variabel dependen pada

penelitian ini adalah self acceptance penderita HIV dan AIDS

Page 64: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

46 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4.3.3 Definisi Operasional

Tabel 4.1. Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok

Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

Variabel Dependen

Self Acceptance Suatu sikap dalam menilai

diri sendiri dan keadaannya

secara objektif serta

menerima segala potensi-

potensi yang dimilikinya,

keterbatasan yang disadari

tanpa menimbulkan rasa

malu, rendah diri dari

penilaian orang lain

terhadap dirinya

1. Sikap dan perilaku didasarkan

nilai-nilai standar diri tidak

dipengaruhi lingkungan luar

2. Keyakinan dalam menjalani

hidup

3. Berani bertanggung jawab

terhadap perilakunya

4. Mampu menerima pujian dan

kritik secara subjektif

5. Tidak menyalahkan diri atas

perasaannya terhadap orang

lain

6. Menganggap dirinya memiliki

kemampuan sama dengan

orang lain

7. Tidak mengharapkan

penolakan orang lain

8. Tidak menganggap dirinya

berbeda dari orang lain

9. Tidak malu atau rendah diri

Kuisioner

Self Acceptance

Scale (SAS)

Ordinal Penilaian dengan skala

likert terdiri dari 1-4

yaitu:

1. Sangat tidak sesuai

(STS)

2. Tidak sesuai (TS)

3. Sesuai (S)

4. Sangat sesuai (SS)

Skor:

1: SS

2: S

3:TS

4:STS

Kategori :

- Baik : T ≥ median

- Buruk : T ≤ median

(Denmark 1973)

Coding:

0 = Buruk

Page 65: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

47 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

1 = Baik

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

Variabel Independen:

Faktor

pemodifikasi

demografi

1. Umur Satuan waktu yang

terhitung sejak tahun lahir

responden sampai tahun

dilaksanakannya

penelitian

1 = Dewasa muda (18 – 35 tahun)

3 = Dewasa tengah (36 – 55

tahun)

4 = Dewasa akhir (56 – 65 tahun)

Pertanyaan dalam

kuisioner

demografi

Ordinal Dikategorikan menjadi

:

1= Dewasa muda

2= Dewasa tengah

3= Dewasa akhir

2. Jenis Kelamin Gender responden yang

dibawa sejak lahir

4.1.1.1 Laki- laki

4.1.1.2 Perempuan

Pertanyaan dalam

kuisioner

demografi

Nominal Dikategorikan menjadi

:

1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Pendidikan Jenjang pendidikan

terakhir yang ditempuh

responden

1. Lulus SD/MI

2. Lulus SMP

3. Lulus SMA

4. Lulus Diploma/Sarjana

5. Lainnya

Pertanyaan dalam

kuisioner

demografi

Ordinal Dikategorikan menjadi:

1. Lulus SD/MI

2. Lulus SMP

3. Lulus SMA

4. Lulus

Diploma/Sarjana

5. Lainnya

4. Pekerjaan Pencaharian yang

dijadikan pokok

penghidupan atau sesuatu

yang diperoleh untuk

mencari nafkah

Jenis pekerjaan responden Pertanyaan dalam

kuisioner

demografi

Nominal Dikategorikan menjadi:

1. PNS/TNI/POLRI

2. Swasta

3. Tidak Bekerja

4. Lainnya

Page 66: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

48 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

5. Pengetahuan Pemahaman responden

mengenai HIV dan AIDS

1. Jenis infeksi HIV

2. Pengobatan HIV

3. Penularan HIV

Pertanyaan dalam

kuisioner

demografi

Nominal Dikategorikan menjadi:

Salah = 0

Benar = 1

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang : ≤ 55%

6. Dukungan

sosial

Sumber emosional,

informasional, atau

pendampingan yang

diberikan oleh orang-

orang disekitar individu

untuk menghadapi setiap

permasalahan dan krisis

yang terjadi dalam

kehidupan

1. Dukungan sosial keluarga

2. Dukungan sosial teman sebaya

3. Dukungan sosial teman sebaya

dan keluarga

Pertanyaan dalam

kuisioner

demografi

Nominal Dikategorikan menjadi:

1: Dukungan sosial

keluarga

2: Dukungan sosial

teman sebaya

3: Dukungan sosial

teman dan keluarga

Persepsi individu

Persepsi

keseriusan

Pendapat subjektif

responden tentang

keseriusan dari penyakit

1. Penyakit dapat menyebabkan

kematian

2. Penyakit lebih buruk dari

penyakit kronis lainnya

3. Penyakit dapat menyebabkan

keluarga ikut sakit

4. Penyakit merupakan penyakit

terburuk yang pernah diderita

Kuisioner Ordinal Skoring terdiri dari 4:

1: Sangat tidak setuju

2: Tidak setuju

3: Setuju

4: Sangat setuju

Persepsi (+) : T ≥

median data = 1

Persepsi (-) : T ≤

Page 67: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

49 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

median data = 0

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

Persepsi

kerentanan

Pendapat subjektif

responden tentang resiko

terkena penyakit HIV dan

AIDS

1. Mengetahui resiko akibat

terkena HIV dan AIDS

2. Mengetahui mengenai

pengobatan untuk mengurangi

paparan virus

3. Mengetahui resiko akan

diasingkan oleh masyarakat

4. Penyakit akan sulit untuk

sembuh

Kuesioner Ordinal Skoring terdiri dari 4

yaitu:

1: Sangat tidak setuju

2: Tidak setuju

3: Setuju

4: Sangat setuju

Persepsi (+) : T ≥

median data

Persepsi (-) : T ≤

median data

Coding :

0 = Persepsi Negatif

1 = Persepsi Positif

Persepsi

manfaat

Pendapat subjektif

responden tentang

keuntungan yang diperoleh

dari pencegahan penularan

HIV

1. Penggunaan kontrasepsi untuk

mengurangi resiko penularan

2. Konsumsi obat ARV

mengurangi timbulnya gejala

3. Penerimaan status HIV dapat

mengurangi stress

4. Pola gaya hidup sehat

Kuesioner Ordinal Skoring terdiri dari 4

yaitu:

1: Sangat tidak setuju

2: Tidak setuju

3: Setuju

4: Sangat setuju

Persepsi (+) : T ≥

median data

Persepsi (-) : T ≤

median data

Coding :

0 = Persepsi Negatif

1 = Persepsi Positif

Page 68: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

50 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

Persepsi

hambatan

Persepsi subjektif responden

terhadap kondisi yang

menjadi halangan untuk

mengurangi gejala HIV

1. ODHA belum bisa diterima

oleh masyarakat disekitarnya

2. Informasi terkait HIV

3. Efek samping obat

4. Hambatan dalam penerimaan

status HIV

Kuesioner Ordinal Skoring terdiri dari 4

yaitu:

1: Sangat tidak setuju

2: Tidak setuju

3: Setuju

4: Sangat setuju

Persepsi (+) : T ≥

median data

Persepsi (-) : T ≤

median data

Coding :

0 = Persepsi Negatif

1 = Persepsi

Positif

Page 69: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

51

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, melalui metode kuesioner.

Kuesioner tersebut meliputi:

1. Kuesioner untuk self acceptance merupakan alat ukur dengan menggunakan

skala penerimaan diri Self Acceptance Scale berdasarkan karakteristik

penerimaan diri oleh Sheerer yang kemudian dimodifikasi oleh Berger

(Denmark 1973). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lia (2016)

alat ukur ini telah diuji reabilitasnya dengan menggunakan koefisien

Cronbach’s Alpha dan didapatkan nilai koefisien reabilitas alat ukur

penerimaan diri sebesar 0,888 dengan dua kali putaran yang berarti alat ukur

tersebut reliable. Penelitian ini diukur menggunakan skala model Likert

dengan 4 pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat Tidak Sesuai = STS, (2) Tidak

Sesuai = TS, (3) Sesuai = S, (4) Sangat Sesuai = SS. Peneliti membagi dua

kategori item pertanyaan, yaitu favorable dan unfavorable dengan

menggunakan bobot nilai, proses input data diberi coding dengan T ≥ median

data (Baik) = 1 dan T < median data (Buruk) = 0 . Skala penerimaan diri

menggunakan Berger‟s Self Acceptance Scale yang terdiri dari 36 butir

pertanyaan. Skala penerimaan diri mengacu pada karakteristik penerimaan diri

oleh Sheerer yang kemudian dimodifikasi oleh Berger (Denmark 1973).

Tabel 4.2 Dimensi alat ukur penerimaan diri

No Indikator Nomor Pertanyaan

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Sikap dan perilaku didasarkan nilai-

nilai standar diri tidak dipengaruhi

lingkungan luar

21 9, 30, 33 4

2 Keyakinan dalam menjalani hidup 1, 26 12, 36,16 5

3 Berani bertanggung jawab terhadap

perilakunya 14 11 2

Page 70: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

52

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4 Mampu menerima pujian dan kritik

secara subjektif 25, 29 3, 23, 31 5

5 Tidak menyalahkan diri atas

perasaannya terhadap orang lain 7, 27 13, 17, 20 5

6 Menganggap dirinya memiliki

kemampuan sama dengan orang

lain

15, 28 5 3

7 Tidak mengharapkan penolakan

orang lain 2, 6, 10, 11,34 5

8 Tidak menganggap dirinya berbeda

dari orang lain 19, 32 22, 24 4

9 Tidak malu atau rendah diri 4, 8, 18 3

Total 12 24 36

2. Kuesioner A (Faktor pemodifikasi: umur, jenis kelamin, pendidikan, dll)

Kuesioner A berisikan komponen faktor pemodifikasi demografi meliputi

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan

sosial. Umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan

dukungan diukur menggunakan pertanyaan pilihan. Responden

memberikan jawaban dengan cara memberi tanda (√) pada kotak yang

tersedia

3. Kuesioner B (Variabel persepsi: persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,

persepsi manfaat, dan persepsi hambatan)

Kuesioner B merupakan kuesioner variabel persepsi individu yang

diadopsi dengan modifikasi dari kuesioner Coe et al (2012) berdasarkan

pengembangan dari domain teori Health Belief Model, terdiri dari persepsi

kerentanan 4 pertanyaan terdiri dari pertanyaan favourable (1,2,3) dan

unfavourable (4), persepsi keseriusan 4 pertanyaan terdiri dari pertanyaan

favourable (1,2,4) dan unfavourable (3), persepsi manfaat 4 pertanyaan

terdiri dari pertanyaan favourable (1,2,3,4), dan persepsi hambatan 4

Page 71: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

53

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

pertanyaan terdiri dari pertanyaan favourable (1,3) dan unfavourable (2,4).

Skoring menggunakan skala likert 1-4 (1 = sangat tidak setuju, 2= tidak

setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju). Proses input data diberi coding

dengan T ≥ median data (persepsi positif) = 1 dan T < median data

(persepsi negatif) = 0. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Coe et al (2012) dalam Maziya (2016) instrumen ini telah digunakan

untuk meneliti persepsi individu dalam HBM terhadap penerimaan vaksin

virus H1N1 dan telah dilakukan uji reliabilitas (persepsi keseriusan R = 0,

62; persepsi kerentanan R= 0, 69; persepsi manfaat R=0,22 dan persepsi

hambatan R = 0,78).

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.5.1 Uji Validitas

Validitas dalam pengukuran merupakan sebuah konsep tentang kesesuaian

hubungan antara definisi konseptual dengan definisi operasional. Validitas yang

dipakai dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu konsep validitas dari

konstruksi teoritik tentang variabel yang akan diukur oleh jenis alat ukur.

Konstruksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu self acceptance. Pengujian

validitas alat ukur ini dilakukan dengan cara menghubungkan tiap skor pada item

dengan skor totalnya, setelah data ditabulasikan maka pengujian validitas

konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antar

skor item instrument. Oleh karena itu, untuk mendapatkan koefesien korelasi antar

skor item dengan skor total digunakan teknin korelasi product moment dari

Pearson. Pelaksanaan uji coba alat ukur telah dilakukan oleh peneliti kepada 43

Page 72: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

54

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

partisipan penderita HIV dan AIDS. Item instrument dianggap valid dengan

membandingkan dengan r tabel yaitu rdihitung > rtabel.

4.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas ukur menunjukkan konsistensi sebuah alat ukur. Konsistensi

sebuah alat ukur dapat ditunjukkan ketika sebuah alat ukur yang digunakan

berulang kali, akan didapatkan haisl yang sama. Pengukuran reliabilitas

instrument penelitian ini diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Uji

coba yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji coba terpakai, dimana

pengukuran hanya dilakukan satu kali dan langsung pada subjek penelitian. Hasil

uji coba tersebut juga digunakan dalam analisis data pada penelitian ini.

Reliabilitas dinyatakan koefesien reliabilitas yang angkanya antara 0

sampai 1.00. semakin tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti

semakin tinggi reliabilitasnya, begitupun sebaliknya jika koefesien reliabilitas

mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. Dari uji reliabilitas yang

dilakukan oleh peneliti diperoleh koefesien sebesar 0,716 sehingga skala ini

reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini dan pada alat ukur self acceptance

ini ada 11 item yang gugur karena memiliki nilai correceted item-total correlation

dibawah 0,3.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 Agustus 2017 yang

bertempat di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya.

Page 73: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

55

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi

beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap administratif

Peneliti mengajukan surat permohonan pengumpulan data awal pada bagian

akademik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dengan tujuan kepada

kepala Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya

untuk melakukan pengambilan data awal penelitian. Peneliti menyerahkan

persyaratan yang diperlukan kepada kepala Kelompok Dukungan Sebaya

(KDS) Yayasan Mahameru untuk mendapatkan data awal

2. Tahap pencarian dan penentuan responden

Peneliti mencari dan menetukan responden penelitian sesuai dengan kriteria

inklusi. Peneliti dibantu oleh Kepala Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Yayasan Mahameru yang didalamnya terdapat orang dengan HIV/AIDS untuk

mendapatkan responden dengan kriteria inklusi yang tergabung dalam

kelompok dukungan sebaya

3. Tahap etik penelitian

Peneliti mengajukan uji etik penelitian di Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

laik untuk dilakukan atau tidak. Uji etik dilakukan untuk mengusahakan

manfaat sebesar-besarnya, memperkecil kerugian atau resiko bagi subjek dan

memperkecil kesalahan penelitian

Page 74: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

56

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4. Tahap informed consent

Peneliti menjelaskan kepada responden tentang masalah, tujuan, dan manfaat

penelitian. Responden diberikan lembar informed consent dan kuisioner.

Responden diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuisioner dan

memfasilitasi bila ada kemungkinan terdapat kebingungan atau kesalahan

responden dalam pengisian kuisioner

5. Tahap pengumpulan data

Pada tahap pengambilan data, peneliti menghubungi ketua KDS Yayasan

Mahameru untuk menentukan jadwal pengambilan data. Proses pengambilan

data dilakukan bersamaan dengan program pendampingan rutin yang

dilakukan oleh KDS Yayasan Mahameru dan dilakukan dua kali pengambilan

data yaitu pada tanggal 24-25Agustus 2017 pukul 09.00 WIB, hari pertama 20

responden berkumpul dan hari kedua terdapat 23 responden yang bertempat

di kantor KDS Yayasan Mahameru Jalan Tirtoyoso I. Peneliti mendampingi

responden saat pengisian kuisioner. Sebelum mengisi kuisioner, responden

diberikan penjelasan terkait tujuan, manfaat penelitian, dan dipersilahkan

mundur jika tidak bersedia menjadi responden penelitian ini, setelah itu

responden diberikan waktu untuk bertanya jika ada yang belum paham terkait

dengan poin-poin pada kuisioner. Data yang terkumpul dicatat dalam lembar

pengumpulan data.

Page 75: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

57

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4.8 Analisis Data

Data yang terkumpul melalui kuisioner pada penderita HIV dan AIDS

akan diolah menjadi beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Peneliti memeriksa kembali kelengkapan data dari responden yang meliputi

lembar persetujuan (informed consent), kelengkapan lembar kuisioner, serta

kelengkapan jawaban item oleh responden.

2. Tahap tabulasi, yang termasuk dalam tahap ini antara lain :

1) Coding, yaitu pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari

beberapa kelompok (klasifikasi data). Kegunaan dari coding yaitu unutk

mempermudah entry data.

3. Scoring, yaitu pemberian skor dalam setiap option jawaban pada setiap item

pertanyaan di dalam kuisioner.

4. Tahap analisis statistik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS dalam kelompok dukungan

sebaya berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuisioner responden.

Data yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan data kategorikal yang

diperoleh dari analisis penerimaan diri (self acceptance) penderita HIV dan

AIDS, faktor pemodifikasi serta persepsi individu yang dituliskan dalam

frekuensi dan proporsi. Uji statistik regresi logistic dan pearson’s correlation

digunakan untuk menentukan hubungan antara faktor pemodifikasi demografi

dengan persepsi individu dan hubungan antara persepsi individu dengan

penerimaan diri penderita HIV dan AIDS. Derajat kepercayaan (confidance

Page 76: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

58

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

interval) sebesar 95% dengan alpha (α) = 5% atau 0,05. Jika hasil uji statistik

(p value) kurang dari sama dengan α (p ≤ 0,05) maka hipotesis diterima atau

ada hubungan antara variabel x dan variabel y

4.9 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.3 Kerangka Kerja Penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan

dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok

Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief ModelI

di KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017

Menentukan populasi target penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok

Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru yang aktif mengikuti

kegiatan dari bulan Januari – Mei 2017 berjumlah 86 orang

Menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi dan besar

sampel berjumlah 43 orang

Pusrposive sampling

Mengidentifikasi : 1) Faktor pemodifikasi (Usia, jenis kelamin, pendidikan, dll) ; 2)

persepsi individu (persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan); 3) self

acceptance penderita HIV dan AIDS

Mengukur self acceptance dengan menggunakan alat ukur self acceptance scale;

mengukur faktor pemodifikasi demografi dari teori Health Belief Model; dan

persepsi individu menurut AIDS Health Belief Scale, yang telah diisi oleh responden

Menganalisis data hasil dari pengukuran tingkat Self Acceptance Scale, faktor

pemodifikasi dan persepsi individu dengan menggunakan Uji Regresi Logistik dan

pearson’s correlation untuk mengetahui hasil signifikasi dari pengujian (p ≤ 0.05)

Mengetahui hasil analisis faktor yang berhubungan dengan self

acceptance penderita HIV dan AIDS dalam KDS

Merekomendasikan hasil penelitian kepada Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Page 77: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

59

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

4.10 Etik Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan uji etik dan dinyatakan lolos yang dilakukan

oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan di Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga dengan nomor keterangan lolos kaji etik yaitu 477-KEPK.

4.10.1 Sikap Menghormati Orang (Respect toHuman)

1. Informed consent

Lembar persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalah subjek

mengetahui dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama

mengumpulkan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus

meanandatangani lembar penelitian, jika menolak maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati haknya

2. Autonomy

Prinsip autonomy adalah peneliti memberikan kebebasan bagi klien

menetukan keputusan sendiri apakah bersedia atau tidak bersedia atau tidak ikut

dalam penelitian, tanpa adanya paksaan dan pengaruh dari peneliti.

3. Anonimity

Bertujuan untuk menjaga kerahasian identitas responden penelitian tidak

akan mencatumkan nama responden pada kuesioner yang di isi oleh responden,

lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.

4. Confidentialy

Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil riset. Peneliti manjaga kerahasian responden dengan isian nama pada

informed consent hanya menggunakan nama (inisial) bukan nama lengkap, isian

Page 78: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

60

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

dipandu oleh peneliti tanpa melibatkan orang luar penelitian, pengisian diawasi

langsung oleh penanggungjawab kasus dari kelopok dukungan sebaya yayasan

Mahameru Surabaya.

5. Freedom

Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau

paksaan pihak lain, berarti responden bebas menentukan pilihan yang menurut

pandangannya sesuatu yang terbaik. Responden mempunyai hak untuk menerima

atau menolak asuhahan keperwatan yang diberikan namun pada penelitian ini,

peneliti tidak melakukan intervensi asuhan keperawatan sehingga konteks

kebebasan dalam penelitian ini adalah kebebasan dalam memilih mengikuti

penelitian atau tidak.

4.10.2 Bebuat Baik dan Tidak Merugikan (Beneficience and Non

Maleficience)

1. Nonmaleficience

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan psikologis

pada klien.

2. Beneficience

Berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan

sesuatu pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau

kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain dan secara aktif

berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan klien.

3. Keadilan (Justice)

Keterlibatan subjek penelitian berdasarkan persetujuan antar peneliti

dengan klien, yang dilakukan oleh peneliti dengan sama dan adil. Keadilan dalam

Page 79: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

61

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

peneliti ini, diterapkan dengan memenuhi haksubjek untuk mendapatkan

penaganan yang sama dan adil, dengan memberikan kesempatan yang sama dan

menghormati persetujuan dalam informed consent yang telah disepakati.

4.11 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu instrument yang diadopsi dari

penelitian luar negeri. Faktor perbedaan budaya yang digunakan oleh orang luar

negeri berbeda dengan orang Indonesia, sehingga poin-poin yang terdapat dalam

kuesioner mungkin kurang sesuai jika digunakan untuk orang Indonesia.

Page 80: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

62

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang

analisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan

AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan teori Health Belief Model

di KDS Yayasan Mahameru Surabaya yang dilakukan pada tanggal 25 Juli – 4

Agusutus 2017. Penyajian data meliputi gambaran umum lokasi penelitian di

kelompok dukungan sebaya Yayasan Mahameru, gambaran karakteristik

responden, dan variabel yang diukur berkaitan dengan faktor-faktor yang

berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS. Selanjutnya akan

diuraikan pembahasan tentang faktor demografi dan persepsi individu (persepsi

kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan) yang

berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan

Mahameru yang berlokasi di Manyar Tirtoyoso Selatan I no. 53 Surabaya.

Yayasan Mahameru merupakan organisasi diluar pemerintahan yang bersifat non

profit dengan kegiatan pemberdayaan kelompok termarginal yang saat ini

berfokus pada upaya pendampingan Orang dengan HIV & AIDS (Odha) di

wilayah Propinsi Jawa Timur yang hingga sekarang berjumlah 1760. Yayasan

Mahameru juga berperan sebagai Kelompok Penggagas (KP) tingkat provinsi

dalam sistem dukungan sebaya yang di Indonesia bagi Odha di wilayah Propinsi

Page 81: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

63

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Jawa Timur. Yayasan Mahameru dalam melaksanakan program dan kegiatannya

bermitra dengan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) ditingkat Kabupaten/Kota.

Kemitraan ini dibangun dengan tujuan besarnya yang sama yaitu meningkatkan

mutu hidup Odha. Dalam perjalanan sejarahnya Kelompok Penggagas pada awal

peran dan fungsinya sama dengan KDS yaitu untuk mendukung Odha secara

individual. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu hidup Odha/Ohidha.

Dalam melakukan kegiatan pendampingan kepada Odha, pendukung sebaya

lebih banyak dilakukan dengan menemui di Fasyankes. Untuk kunjungan rumah

klien menempati urutan kedua. Kunjungan rumah ini bertujuan untuk memberikan

penguatan dan menelusuri alamat Odha yang didampingi untuk mengurangi angka

LFU, yang masih sedikit dilaporkan adalah untuk Odha yang didukung dalam

pertemuan kelompok. Hal ini akan menjadi rekomendasi untuk memperbaiki

pencatatan kedepan untuk bisa lebih baik. Dalam melakukan pendukungan sebaya

ini, pendukung sebaya memberikan layanan pendukungan beberapa pilihan

kategori yaitu dukungan pencegahan positif, dukungan kepatuhan berobat,

dukungan akses layanan CST, dan dukungan penerimaan status (self acceptance).

Tujuan besar dalam pelaksanaan program Dukungan Sebaya, yaitu

meningkatkan mutu hidup Odha dan Ohidha, Serta memberdayakannya agar dapat

menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Peran

Yayasan Mahameru sebagai Kelompok Penggagas adalah menguatkan kapasitas

informasi bagi KDS. Penguatan kapsitas informasi bagi KDS adalah dengan

memberikan informasi dan pengetahuan melalui pelatihan, dalam setiap pelatihan

yang diselenggarakan oleh KP Mahameru selalu melibatkan narasumber yang

kompeten baik dari Instansi maupun dari mitra lembaga lain.

Page 82: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

64

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

5.1.2 Karakteristik Data Umum

Responden penelitian pada penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS.

Tabel dibawah ini akan menguraikan karakteristik 43 responden berdasarkan usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, pengetahuan, lamanya

terinfeksi HIV, lama bergabung di KDS.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Demografi di Kelompok

Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya bulan Juli 2017

Variabel Frekuensi %

Usia

1. Dewasa Awal

2. Dewasa Tengah

3. Dewasa Akhir

18

23

2

41,9

53,5

4,7

Total 43 100

Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

23

20

53,5

46,5

Total 43 100

Pendidikan

1. Lulus SD/MI

2. Lulus SMP/Sederajat

3. Lulus SMA/Sederajat

4. Lulus Diploma/Sarjana

5. Lainnya

4

8

24

6

1

9,3

18,6

55,8

14,0

2,3

Total 43 100

Pekerjaan

1. PNS/TNI/POLRI

2. Swasta

3. Tidak Bekerja

4. Lainnya

1

21

9

12

2,3

48,8

20,9

27,9

Total 43 100

Dukungan

1. Keluarga

2. Teman Sebaya

3. Keluarga dan Teman

Sebaya

0

18

25

0

41,9

58,1

Total 43 100

Pengetahuan

1. Kurang

2. Cukup

3. Baik

1

10

32

2,3

23,3

74,4

Total 43 100

Page 83: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

65

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Berdasarkan tabel 5.1 diatas mengenai karakteristik responden

menunjukkan bahwa sebagian responden adalah kelompok usia dewasa

pertengahan pada rentang usia 36-55 tahun sebanyak 23 orang (53,5%) kemudian

kelompok usia dewasa awal pada rentang 18-35 tahun sebanyak 18 orang (41,9%)

dan yang terakhir kelompok usia dewasa akhir pada rentang usia 56-65 tahun

yaitu sebanyak 2 orang (4,7%).

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki

yang berjumlah 23 orang (53,5%) sedangkan perempuan 20 orang (46,5%),

tingkat pendidikan terakhir sebagian responden yaitu lulus SMA/sederajat

sebanyak 24 orang (55,8%).

Berdasarkan data diatas pekerjaan yang dimiliki oleh responden yaitu

swasta sebanyak 21 orang (48,8%) kemudian diurutan selanjutnya ada pilihan

lainnya sebanyak 12 orang (27,9%) mayoritas responden pada pilihan pekerjaan

lainnya ini sebagai NGO.

Distribusi responden berdasarkan dukungan sosial, responden mendapat

dukungan sosial dari keluarga dan teman sebaya sebanyak 25 orang (58,1%).

Tingkat pengetahuan responden sebagian besar baik yaitu berjumlah 32 orang

(74,4 %) tingkat pengetahuan cukup berjumlah 10 orang (23,3%) dan tingkat

pengetahuan buruk 1 orang (2,3%).

5.1.3 Persepsi Individu dan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS

1. Persepsi individu responden Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan

Mahameru adalah sebagai berikut

Page 84: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

66

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Tabel 5.2 Persepsi Individu Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan

Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru

Persepsi Positif Negatif Total

F % F % F %

1. Kerentanan 33 76,7 10 23,3 43 100

2. Keseriusan 25 58,1 18 41,9 43 100

3. Manfaat 32 74,4 11 25,6 43 100

4. Hambatan 25 58,1 18 41,9 43 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa persepsi yang paling dominan dirasakan

oleh responden yaitu persepsi kerentanan dan persepsi manfaat yaitu sebesar

76,7% dan 74,4%. Mayoritas responden memiliki persepsi keseriusan dan

persepsi hambatan negatif yaitu sebanyak 18 orang (41,9%). Perepsi keseriusan

dan hambatan terdapat jumlah yang sama yaitu 25 responden dengan persepsi

positif (58,1) dan 18 responden dengan persepsi negatif (41,9). Mayoritas persepsi

individu secara keseluruhan yaitu seluruh responden mempunyai persepsi yang

positif dibandingkan dengan persepsi negatif

2. Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS

Hasil yang diperoleh dari penghitungan self acceptance pada penderita

HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3 Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan

Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru

Variabel Baik Buruk Total

F % f % F %

1. Self Acceptance 23 53,5 20 46,5 43 100

Total 23 53,5 20 46,5 43 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa self acceptance penderita HIV dan AIDS

mayoritas mempunyai penerimaan diri yang baik yaitu sebanyak 23 responden

(53,5), dan jumlah responden yang mempunyai penerimaan diri yang negatif yaitu

20 responden (46,5).

Page 85: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

67

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

5.1.4 Hasil Uji Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi

Individu

1. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi kerentanan

Berikut adalah tabel hasil uji hubungan faktor pemodifikasi demografi

dengan persepsi kerentanan:

Tabel 5.4 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Kerentanan

di KDS Mahameru

Faktor Pemodifikasi

demografi

Regresi

Keterangan Koefisien

Regresi (B) Sig. (p)

1. Usia -1,113 0,138 Tidak signifikan

2. Jenis Kelamin -0,586 0,493 Tidak signifikan

3. Pendidikan -0,263 0,602 Tidak signifikan

4. Pekerjaan 0,414 0,438 Tidak signifikan

5. Dukungan 0,627 0,457 Tidak signifikan

6. Pengetahuan 1,474 0,061 Tidak signifikan

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa semua faktor pemodifikasi demografi tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi kerentanan, yaitu masing-

masing skor ρ lebih dari α (p value > 0,05)

2. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi keseriusan

Tabel 5.5 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Keseriusan

di KDS Mahameru

Faktor Pemodifikasi

demografi

Regresi

Keterangan Koefisien

Regresi (B) Sig. (p)

1. Usia 0,199 0,740 Tidak signifikan

2. Jenis Kelamin -0,015 0,983 Tidak signifikan

3. Pendidikan -0,143 0,717 Tidak signifikan

4. Pekerjaan -0,715 0,073 Tidak signifikan

5. Dukungan 0,046 0,947 Tidak signifikan

6 Pengetahuan 0,709 0,303 Tidak signifikan

Page 86: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

68

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa semua faktor pemodifikasi demografi tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi keseriusan, yaitu masing-

masing skor ρ lebih dari α (p value > 0,05)

3. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi manfaat

Tabel 5.6 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Manfaat di

KDS Mahameru

Faktor Pemodifikasi

demografi

Regresi

Keterangan Koefisien

Regresi (B) Sig. (p)

1. Usia 0,293 0,704 Tidak signifikan

2. Jenis Kelamin -0,550 0,511 Tidak signifikan

3. Pendidikan -0,446 0,403 Tidak signifikan

4. Pekerjaan 1,002 0,079 Tidak signifikan

5. Dukungan 0,819 0,681 Tidak signifikan

6. Pengetahuan -0,358 0,798 Tidak signifikan

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa semua faktor pemodifikasi demografi tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi manfaat, yaitu masing-

masing skor ρ lebih dari α (p value > 0,05)

4. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi hambatan

Tabel 5.7 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Hambatan

di KDS Mahameru

Faktor Pemodifikasi

demografi

Regresi

Keterangan Koefisien

Regresi (B) Sig. (p)

1. Usia -0,734 0,294 Tidak signifikan

2. Jenis Kelamin -1,160 0,142 Tidak signifikan

3. Pendidikan 0,144 0,747 Tidak signifikan

4. Pekerjaan 0,543 0,254 Tidak signifikan

5. Dukungan 0,857 0,261 Tidak signifikan

6. Pengetahuan 1,996 0,016 Signifikan

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa faktor pemodifikasi demografi yang

mempunyai hubungan yang signifikan dengan persepsi hambatan yaitu

pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan skor ρ = 0,016 (p value > 0,05),

Page 87: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

69

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

dengan koefisien regresi sebesar 1,996. Sedangkan untuk faktor pemodifikasi

lainnya tidak ada hubungan yang signifikan dengan persepsi hambatan

5.1.5 Hasil Uji Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance

Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan pada variabel persepsi individu

dengan self acceptance pada penderita HIV dan AIDS didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 5.8 Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance Penderita HIV dan

AIDS di KDS Mahameru

Self Acceptance Penderita

HIVdan AIDS

Korelasi Pearson

Keterangan Pearson

Correlation Sig. (p)

1. Pesepsi Kerentanan 0,374 0,014 Signifikan

2. Persepsi Keseriusan -0,097 0,537 Tidak signifikan

3. Persepsi Manfaat 0,325 0,034 Signifikan

4. Persepsi Hambatan 0,244 0,114 Tidak signifikan

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persepsi individu yang mempunyai

hubungan yang signifikan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS yaitu

perspsi kerentanan dan manfaat. Persepsi kerentanan memiliki hubungan dengan

skor ρ = 0,014 (p value > 0,05), dengan pearson correlation 0,374, sedangkan

persepsi manfaat memiliki hubungan dengan skor ρ = 0,034 (p value > 0,05),

dengan pearson correlation 0,325

5.2 Pembahasan

5.2.1 Self Acceptance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

self acceptance yang baik sedangkan sisanya masih memiliki self acceptance yang

buruk. Hal tersebut ditandai dengan beberapa pandangan yang dimiliki responden

seperti berusaha untuk melakukan yang terbaik, memiliki keyakinan yang besar,

serta tidak mudah putus asa merupakan sebuah perilaku yang mempresentasikan

bahwa individu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat

Page 88: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

70

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

menghadapi kondisi yang dialami dan berusaha untuk melakukan perubahan ke

arah yang lebih baik.

Sebagian responden lain yang masih memiliki self acceptance yang buruk

menungkapkan bahwa tidak memiliki keyakinan dalam menjalani hidup karena

khawatir mengenai penyakit yang saat ini dialaminya dan masih belum

mempunyai kepercayaan diri. Ada pula responden yang menggunakan celaan

yang ditujukan kepadanya adalah sebuah pukulan keras sehingga dirinya terpuruk,

tetapi sebagian responden lain memandang celaan sebagai sebuah acuan serta

semangat untuk melakukan intropeksi diri sehingga dapat menjadi individu yang

lebih baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan Helmi (2014)

bahwa sikap penerimaan diri terlihat dari pengakuan individu terhadap kelebihan

serta kekurangan tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang

bersifat terus menerus untuk mengembangkan diri.

Menurut Hjelle (2012) gambaran karakteristik yang menjelaskan bahwa

individu yang telah menerima dirinya merupakan individu yang memiliki

penilaian realisitis terhadap kemampuan diri yang berkesinambungan dengan

pernghargaan terhadap keberhargaan dirinya. Hal ini juga dipertegas oleh

pernyataan Allport (1992) yang mengungkapkan bahwa orang yang menerima

dirinya merupakan individu yang memiliki gambaran positif tentang dirinya dan

tidak berhenti pada kebiasaan dan keterbatasan serta aktivitas yang hanya

berhubungan dengan kebutuhan serta keinginan dirinya sendiri.

5.2.2 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan, dan pengetahuan dengan persepsi

Page 89: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

71

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

individu tentang HIV dan AIDS, diketahui sebagian besar responden berusia 36-

55 tahun. Pada usia 36-55 tahun sebagian besar responden mempunyai persepsi

individu (kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan) yang positif. hasil uji

statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi

individu terkait dengan HIV dan AIDS. Rentang usia 36-55 tahun merupakan

rentang usia dimana merupakan masih dalam rentang usia produktif pada

penderita HIV dan AIDS. Usia dewasa tengah merupakan usia yang matang untuk

menentukan kepercayaan terhadap sesuatu yang akan mempengaruhi perilaku

kesehatan yang diambil (Sarafino, 2006). Menurut Glanz et al (2008), teori HBM

menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor pendukung untuk

memperkuat faktor utama dari teori HBM. Hal ini menunjukkan bahwa

sebenarnya usia yang merupakan faktor pemodifikasi bukan merupakan faktor

utama pembentuk perilaku. Faktor pemodifikasi merupakan faktor yang

berpengaruh pada kepercayaan seseorang terhadap perilaku kesehatan yang

nantinya akan memunculkan perilaku kesehatan. Hasil penelitian Usia bukan

faktor mutlak pembentuk persepsi individu, harus ada faktor utama pembentuk

lainnya. Sesuai hal tersebut, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usia

tidak berhubungan dengan persepsi individu.

Hasil penelitian yang dilakukan pada faktor pemodifikasi demografi jenis

kelamin menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan

persepsi individu. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan keduanya memiliki

persepsi individu yang positif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Thompson (2005) yang menyatakan bahwa wanita

mempunyai persepsi individu yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki

Page 90: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

72

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

dengan alasan beberapa wanita lebih mudah untuk menyalurkan stressor yang

dialaminya dengan menceritakan hal yang dialaminya pada orang-orang yang

membuat dia merasa nyaman.

Hasil penelitian pada faktor pemodifikasi selanjutnya yaitu tingkat

pendidikan yang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pendidikan

dengan persepsi individu. Tanpa memperhatikan latar belakang pendidikan

terakhir, responden berpotensi memiliki persepsi individu yang positif. responden

yang pendidikan terakhirnya tinggi tidak selalu memiliki persepsi individu yang

positif, begitupula dengan responden yang pendidikan terakhirnya rendah tidak

selalu memiliki persepsi individu yang negatif. Pendidikan terakhir yang paling

banyak ditempuh oleh responden yaitu tamat SMA. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh White (2000) yang menyatakan

bahwa pendidikan terakhir bukan merupakan alat ukur pengalaman hidup yang

tepat. Hal ini dikarenakan meski latar belakang pendidikan formal rendah, akan

tetapi responden juga mendapatkan pendidikan non formal. Pendidikan non

formal responden dapat diperoleh dalam kelompok dukungan sebaya. Kegiatan

kelompok dukungan sebaya yang rutin dilakukan oleh aktivis KDS yang

berkumpul, bertukar pikiran antar ODHA dapat meningkatkan infromasi

mengenai HIV dan AIDS.

Hasil penelitian pada faktor pemodifikasi pekerjaan menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara pekerjaan dan persepsi individu. Pekerjaan merupakan

salah satu sumber sosial ekonomi dan akan mempengaruhi kekuatan seseorang

dalam mengambil keputusan. Dari hasil penelitian terdapat 21 orang (48,8%)

dengan pekerjaan swasta, hal ini menunjukkan bahwa penderita HIV dan AIDS

Page 91: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

73

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

yang bekerja akan mempunyai persepsi individu yang positif dan mempunyai

sumber keuangan yang dapat menunjang untuk pemenuhan kebutuhan hidup

lainnya. Manfaat lain yang dapat dirasakan dari bekerja yaitu mempunyai sumber

koping dari komunitas di tempatnya bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) bahwa persepsi individu tidak

dipengaruhi oleh status ekonomi dan tidak ada hubungan yang signifikan antara

pekerjaan dan persepsi individu.

Hasil penelitian pada faktor pemodifikasi dukungan sosial menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan persepsi

individu. Sebagian besar responden menadapatkan dukungan sosial dari keluarga

dan teman sebaya, sisanya hanya mendapatkan dukungan sosial dari teman

sebaya. Bentuk dukungan sosial yang diterima oleh responden dalam kegiatan

kelompok dukungan sebaya yang diikuti diantaranya yaitu memperoleh

bimbingan atau saran dari sesama ODHA. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukanoleh Devina (2013) yang menyatakan bahwa dukungan

dari teman sebaya dan keluarga pada penderita HIV dan AIDS akan membuat

individu tersebut lebih kuat.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor pemodifikasi pengetahuan

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

persepsi individu yaitu persepsi hambatan. Mulyanti (2012) menyatakan bahwa

pengetahuan yang benar akan melalui pengalaman dan panca indera, walaupun

individu memiliki pengetahuan yang tinggi dari penginderaannya belum tentu

memiliki pengalaman yang tinggi pula tentang pengalamannya. Penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyanti (2012) dalam Rena

Page 92: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

74

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

(2015) bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang tinggi tidak memiliki

pengalaman langsung tentang HIV dan AIDS, begitupula sebaliknya.

Pengetahuan yang baik tentang HIV dan AIDS akan meningkatkan persepsi

individu mengenai penyakit yang dideritanya. sesuai hal tersebut dalam penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ada hubungannya dengan persepsi

individu (persepsi hambatan).

5.2.3 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Kerentanan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS

Hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat

hubungan antara persepsi kerentanan dengan self acceptance penderita HIV dan

AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya. Self

acceptance penderita HIV dan AIDS berada pada kondisi yang baik dengan

persepsi kerentanan yang dirasakan oleh penderita rendah. Semakin tinggi

kerentanan yang dirasakan seseorang terkait perilaku kesehatan, maka semakin

rendah self acceptance yang dimiliki oleh penderita HIV dan AIDS. Begitupula

sebaliknya, semakin rendah persepsi kerentanan yang dirasakan seseorang terkait

perilaku kesehatan, maka semakin tinggi tingkat self acceptance yang dimiliki

oleh penderita HIV dan AIDS.

Kerentanan yang dirasakan penderita HIV dan AIDS di KDS Yayasan

Mahameru Surabaya sebagian besar memiliki persepsi kerentanan yang positif.

Rosenstock (1988) menyatakan dalam teori Health Belief Model (HBM) bahwa

persepsi kerentanan merupakan perasaan individu dimana mereka beresiko

terhadap suatu kondisi sehingga merasa terancam. Individu akan berperilaku

untuk mencari pengobatan apabila ia merasa rentan terhadap suatu masalah. Hal

Page 93: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

75

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

ini berlaku juga bagi penderita HIV dan AIDS dimana penderita akan mancari

pengobatan untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatannya, sehingga

apabila kondisi kesehatannya dapat dipertahankan maka self acceptance yang

dimiliki penderita HIV dan AIDS akan baik.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori HBM oleh Rosenstock (1974)

dimana self acceptance penderita HIV dan AIDS rendah apabila persepsi

kerentanan yang dirasakan rendah, namun pada penelitian ini ditemukan bahwa

self acceptance penderita HIV dan AIDS baik pada kondisi persepsi kerentanan

yang dirasakan rendah. Maziya (2016) menyatakan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara faktor demografi dengan persepsi individu dalam kualitas

hidup penderita kusta. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maziya tidak sejalan

dengan penelitian ini karena ditemukan adanya hubungan signifikan antara faktor

pemodifikasi demografi (pengetahuan) dengan persepsi individu. Hasil penelitian

ini sesuai dengan teori HBM dimana dari hasil uji statistik ditemukan adanya

hubungan antara faktor pemodifikasi demografi (pengetahuan) dengan persepsi

individu.

5.2.4 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Keseriusan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi

keseriusan tidak memiliki hubungan dengan self acceptance penderita HIV dan

AIDS di KDS Yayasan Mahameru Surabaya. Mayoritas penderita HIV dan AIDS

memiliki self acceptance yang baik dengan persepsi keseriusan yang positif.

Rosenstock (1988) dalam Health Belief Model (HBM) menyatakan bahwa

persepsi keseriusan dapat dilihat dari derajat keparahan maupun dampak yang

Page 94: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

76

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

ditimbulkan dari suatu penyakit. Dampak tersebut dapat dilihat dari segi fisik

berupa ketidaknyamanan, kecacatan bahkan kematian, maupun emosional yang

mencakup dampak sosial lingkungan, pekerjaan, dan teman sebaya. Rosenstock

juga menyatakan bahwa seseorang akan mencari pengobatan apabila ia merasa

bahwa penyakitnya tersebut parah. Penderita HIV dan AIDS yang memiliki

persepsi keseriusan yang positif, maka akan berusaja mencari pengobatan guna

mencegah terjadinya kecacatan dan kematian.

5.2.5 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Manfaat dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat dengan self acceptance

penderita HIV dan AIDS. Self acceptance penderita HIV dan AIDS baik dengan

persepsi manfaat yang dirasakan penderita positif. Semakin besar manfaat yang

dirasakan penderita HIV dan AIDS, maka semakin besar pula tingkat self

acceptance yang dimiliki oleh penderita HIV dan AIDS, begitupula sebaliknya,

semakin kecil manfaat yang dirasakan maka semakin rendah pula self acceptance

yang dimiliki penderita HIV dan AIDS.

Rosenstock (1988) dakam teori HBM menyatakan bahwa persepsi manfaat

merupakan perasaan dimana individu akan mendapat keuntungan dari tindakan

yang diambil untuk mencegah ancaman. Persepsi manfaat berkaitan dengan

tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengurangi atau mencegah ancaman

yang dirasakan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Johari et al

(2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi manfaat

dengan perilaku kesehatan pada penderita tuberkulosis.

Page 95: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

77

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Persepsi manfaat yang dirasakan penderita HIV dan AIDS berpengaruh

terhadap self acceptance, yaitu terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh

penderita semisal tindakan kepatuhan mengkonsumsi obat ARV. Persepsi

terhadap manfaat suatu perilaku kesehatan merupakan faktor utama penentu

perilaku kesehatan, sesuai hal tersebut dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa persepsi manfaat berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan

AIDS.

5.2.6 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Hambatan dengan Self

Acceptance Penderita HIV dan AIDS

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara persepsi hambatan dengan self acceptance pada penderita HIV

dan AIDS. Mayoritas penderita HIV dan AIDS memiliki self acceptance yang

baik dengan persepsi hambatan yang positif.

Rosenstock (1988) menyatakan bahwa persepsi hambatan merupakan

suatu kemauan yang berkaitan erat dengan biaya, resiko cidera, kesulitan, dan

waktu yng digunakan. Persepsi ini tidak berhubungan langsung dengan faktor

yang mempengaruhi self acceptance, namun merupakan faktor penting yang

mempengaruhi keinginan seseorang untuk mengambil suatu tindakan. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurbani (2009) yang menyatakan

bahwa persepsi hambatan berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang dalam

pengobatan. Dari tindakan yang diambil inilah kemudian dapat dihubungkan

dengan self acceptance. Pada penderita HIV dan AIDS, tindakan pengobatan

secara rutin sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kecacatan atau sampai

pada kematian.

Page 96: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

78

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang analisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance penderita HIV

dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) berdasarkan teori Health

Belief Model (HBM) di KDS Yayasan Mahameru Surabaya.

6.1 Kesimpulan

1. Faktor pemodifikasi demografi penderita HIV dan AIDS yaitu pengetahuan

memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi individu: persepsi

hambatan

2. Penderita HIV dan AIDS dalam KDS Yayasan Mahameru Surabaya memiliki

persepsi individu positif pada persepsi kerentanan dan manfaat, serta persepsi

negatif pada persepsi keseriusan dan hambatan.

3. Penderita HIV dan AIDS di KDS Yayasan Mahameru Surabaya sebagian

besar memiliki tingkat self acceptance yang baik, tetapi penderita HIV dan

AIDS yang memiliki self acceptance yang buruk selisihnya tidak jauh berbeda

dengan yang baik.

4. Self Acceptance pada penderita HIV dan AIDS di KDS Yayasan Mahameru

Surabaya ada hubungan yang signifikan dengan persepsi kerentanan dan

manfaat yang berarti semakin tinggi persepsi (positif) kerentanan terhadap

HIV dan AIDS yang dirasakan penderita HIV dan AIDS maka semakin tinggi

self acceptance dalam dirinya, dan semakin tinggi persepsi (positif) manfaat

yang dirasakan penderita HIV dan AIDS maka semakin tinggi pula self

acceptance dalam dirinya.

Page 97: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

79 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis faktor yang berhubungan dengan

self acceptance penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya

(KDS) Yayasan Mahameru berdasarkan teori HBM, saran yang didapat yaitu:

1. Bagi Responden

Penderita HIV dan AIDS dalam upaya meningkatkan self acceptance salah

satunya dapat dengan cara mengoptimalkan kegiatan yang diadakan oleh

KDS Yayasan Mahameru dengan rutin menghadiri setiap pertemuan yang

diadakan setiap bulannya atau dapat melalui media informasi seperti

poster atau internet sehingga dapat secara aktif mencari informasi

mengenai HIV dan AIDS, sumber self acceptance dapat meningkat jika

sumber dari self acceptance didapatkan oleh ODHA melalui kegiatan

dalam KDS yang akan menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai

HIV dan AIDS.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai

pengaruh dukungan KDS terhadap penerimaan diri pada ODHA dan

meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan

penerimaan diri pada ODHA.

Page 98: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

80 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Dwi., 2013. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup

ODHA di Kota Bandar Lampung. Universitas Indonesia, Jakarta

Allport. G. W., 1992. Personal Religious Orientation and Prejudice. Journal of

Personality and Social Psychology, 5, 432-433

Ardhiyanti, Y. Lusiana, N. Megasari, K., 2015. Bahan Ajar AIDS pada Asuhan

Kebidanan. Deepublish, Yogyakarta

Astuti., 2008. Hubungan Antara Dukungan Sosial Yang Diterima Dengan

Kebermaknaan Hidup Pada ODHA (Orang dengan HIV AIDS). Fakultas

Psikologi. Universitas Mercu Buana, Yogyakarta

Azwar, S., 2011. Reliabilitas dan Validitas Edisi Ketiga. Pustaka Belajar,

Yogyakarta

Bastaman. H. D., 2007. Logoterapi, Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup

dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Badan Pusat Statistika. 2016. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN). Departemen Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia

Calhoun, JF & Acocella , J. R., 2013. Psychology of Adjusment and Human

Relationship, McGraw Hill, Inc, London

Chaplin, J. P., 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah: Kartini Kartono, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta

Coe, Antoinette PharmD, et. al., 2012. The Use of the Health Belief Model to

Assess Predictors of Intent to Receive the Novel (2009) H1N1 Influenza

Vaccine. Innovations in pharmacy. Vol. 3 No. 2 Article 74

Cutrona, C.E & Russell, D. W., 1987. The Provisions of Social Relationships and

Adaptation to Stress. Literature W.H. Jones & D. Parlman (Eds. 2) Advances

in Personal Relationship (Vol. 1). Greenwich, CT, JAI Press, Inc.

Dariyo, Agoes., 2005. Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia, Bogor,

hal. 102-103

Denmark, L. K., 1973. Self Acceptance and Leader Effectiveness. Intrnational

Journal of Extension : Winter 1973. Texas A & M University

Depkes RI., 2009. Rencana Strategi 2005-2009. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia di Tahun 2011. Jakarta: Kemenkes

Page 99: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

81 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Dyagustin & Listyani., 2015. Konstruksi Orang dengan HIV &AIDS (ODHA)

Tentang Penyakit HIV & AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya Jombang Care

Center Kabupaten Jombang.Thesis. Universitas Indonesia, Jakarta

Edberg, M., 2009. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat Teori Sosial dan Perilaku.

Jakarta: EGC

Febri, Ragillia I., 2015. Analisis Faktor Dominan Perilaku Tes HIV Berdasarkan

Teori Health Belief Model Pada Ibu Hamil di Puskesmas Mulyorejo Surabaya.

Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya

Glanz, K., Rimer, B. & Vishwanath, K., 2008. Health Behaviour and Healrh

Education: theory & Practice. New Jersey: Pearson Education, Inc

Griffin, Marry., 2011. Health Belief Model, Social Support, and Intent to Screen

for Colorectal Cancer in Older African American Men. Dessertation of

Faculty of the Graduate School at the University of North Carolina at

Greesboro.

Handayani., 2011. Peran Dukungan Sebaya terhadap Mutu Hidup ODHA di

Indonesia. Seminar Hasil Riset UHAMKA

H. J, Lee., 2015. Peer supporter experiences of home visits for people

with HIV infection.

Hasan, A.B.P., 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Rajawali Pers,

Jakarta

Heather Z.S., 2001. Group Worok with HIV/AIDS- Affected Children, Adolescent

and Adults: A curriculum guide. Washington DC: Family Ties Project

Hjelle, L. A & Zeigler, D. J., 2012. Personality Theoris : Basic Assumptions,

Research and Application, McGraw Hill, Tokyo

Hurlock, E. B., 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan hal 276, Erlangga, Jakarta

Hurlock, E. B., 2000. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi V, Erlangga, Jakarta

Imrotul, H., 2010. Studi Kasus Tentang Konsep Diri pada Orang dengan

HIV/AIDS. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang

Janz, K., Champion, V.L & Strecher, V.J., 2002. The Health Belief Model in K.

Glanz, B.K Rimer & F.M Lewis. “Health Behavioral and Health Education:

Theory, Research, and Practice”. San Fransisco: Jossey-Bass

Page 100: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

82 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Jawetz, Melnick, and Adelberg‟s. 2011. Medical Microbiology, Edisi 23. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC hal 233-235

Johan, Tri., Tavip D. W., Joko Pitoyo., 2015. Peran Kelompok Dukungan Sebaya

(KDS) dan Kepatuhan Minum Obat pada ODHA. Jurnal Pendidikan

Kesehatan Vol 4 (1), 64-69

Katzung, B.G., 2004. Farmakologi Dasar Klinik, Diterjemahkan oleh Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku III, edisi 6,

531, 637. Salemba Medika, Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan., 2014. Laporan situasi perkembangan HIV/AIDS di

Indonesia sampai dengan September 2014

Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.,

2014. RI Situasi dan Analisis HIV AIDS di Indonesia sampai dengan

Desember 2014

Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.,

2011. RI Situasi dan Analisis HIV AIDS di Indonesia sampai dengan

Desember 2011

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional., 2011. Strategi Dan Rencana Aksi

Nasional Penanggulangan HIV AIDS tahun 2010-2014: lampiran peraturan

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat nomor

08/PER/MENKO/KESRA/I/2010

Larasati, Marsya., 2012. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial

dan Depresi pada Homoseksual Usia Dewasa Muda. Thesis. Universitas

Indonesia, Jakarta

Lia, Novita S., 2016. Perbedaan Penerimaan Diri Remaja Akhir Terhadap

Perceraian Orang Tua Ditinjau Dari Locus of Control. Skripsi. Universitas

Airlangga

Lopez, Shane. J. & C.R. Snyder., 2004. Positive Psychological Asessment A

Handbooks of Models and Measures. American Psychological Association,

Washington

Maziya. Nur., 2016. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup

Penderita Kusta Berbasis Teori Health Belief Model (HBM) di Puskesmas

Surabaya Utara. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya

Mead, S dan Cheryl MacNeil., 2005. Peer Support: A Systematic Approach. hal 2-

3

Page 101: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

83 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Miller., 2007. Relationship Quality Among HIV Patients and Their Caregivers.

AIDS Care, 19 (2), 203-211

Mulyanti, S., 2012. Faktor-Faktor yang Bekontribusi pada Perilaku Ibu Hamil

Trimester 2 dan 3 dalam Pemeriksaan HIV di Empat Puskesmas Kota

Pontianak Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta

Murtiastutik, D., 2009. Atlas HIV & AIDS dengan Kelainan Kulit. Airlangga

University Press, Surabaya

Nasronudin., 2014. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan

Sosial. Edisi 2. Surabaya, Airlangga University Press

Nurbani, F., 2009. Dukungan Sosial pada ODHA. Skripsi. Fakultas Psikologi

Universitas Gunadharma, Depok.

Nursalam., 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Salemba Medika, Jakarta

Nursalam., 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 2. Salemba Medika, Jakarta

Nursalam., 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

Edisi 4. Salemba Medika, Jakarta

Nursalam dan Ninuk., 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS, Salemba Medika, Jakarta

Phyllis, Solomon., 2004. Peer Support/Peer Provided Services Underlying

Processes, Benefits, and Critical Ingredents. Psychiatric Rehabilitation

Journal, Philadelphia hal 393

Potter dan Perry., 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC

Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson., 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Diterjemahkan oleh Peter Anugrah, EGC,

Jakarta

Purwaningsih, Krisnana, I. Qur‟aniati N., Triharini, M., 2014. Modul Mata Kuliah

Keperawatan Hematologi dan Imunologi II. Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga, Surabaya

Reza, Muhammad & Devina J. S., 2013. Hubungan antara Dukungan Sosial

dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penderita HIV di Surabaya. Vol 01

nomor 03, Surabaya, Universitas Negeri Surabaya

Page 102: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

84 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Rosenstock, I.M., 1974. Historical Orgins of the Health Belief Model. In M.

Becker. “The Health Belief Model and Personal Health Behavior”. New

Jarsey: Charles B. Slack, INC

Roy, Sr, C., 2009. The Roy adaptation model (3rd ed.). upper saddle River, NJ :

Person. Tomey and Alligood M.R. 2006. Nursing theoriest, utilization and

application, Mosby: Elsevier

Rozi, F. Rahdatu., 2016. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup

ODHA pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus di Surakarta. Thesis.

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ryff, C. D, & Keyes, C. L. M., 1995. The Structure of Psychological Well-being

Revisited. Journal of personality and Social Pschology, 69(4), 719-727.

Sandu, S, Yuli P, Eva A., 2016. Mekanisme Koping Pada ODHA dengan

Pendekatan Teori Adaptasi Callista Roy. Jurnal Ners Vol. 11 No. 2: 256-260

Sarafino, E.P., 2010. Health Psychology: Biopsychology Interactions. Canada.

John Willey Sons. Inc

Thompson, L. Y., 2005. Dispositional Forgiveness of Self, Others, and

Situations. Journal of Personality, 73(2), 313-359

White, Mayon., Mandal, B., Wilkins, E., Dunbar, E., 2008. Lecture Notes:

Penyakit Infeksi. 6th

penyunt. Jakarta: Erlangga

WHO., 2016. Guidelines on Post Exposure Prophyaxis for HIV and The Use of

Co-Trimoxazole Prophylaxis for HIV-Related Infections Among Adults,

Adolescents and Children: Recommendations for A Public Health Approach:

World Health Organization. Switzerland

Wouters, E., 2014. A peer adherence support intervention to improve the

antiretroviral treatment outcomes of HIV patients in South Africa: The

moderating role of family dynamics.

Page 103: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

85 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 1

Surat permohonan data awal penelitian

Page 104: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

86 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 2

Surat pengambilan data penelitian

Page 105: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

87 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 3

Etik Penelitian

Page 106: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

88 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 4

Tabulasi Data Penelitian

Responden Usia

Jenis

Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Dukungan Keseriusan Kerentanan Manfaat Hambatan

Self

Acceptance

1. 1 1 4 4 3 3 0 1 1 1 1

2. 2 1 2 4 3 2 1 1 1 1 1

3. 2 2 3 4 3 2 0 1 1 0 0

4. 2 2 3 4 3 2 0 0 1 0 1

5. 2 1 3 4 3 3 1 1 1 1 1

6. 1 1 3 4 3 3 1 1 0 1 0

7. 2 1 3 2 3 3 1 1 1 1 1

8. 2 2 4 4 3 2 1 1 1 1 1

9. 2 1 3 4 2 2 0 0 1 1 0

10. 2 2 1 4 3 3 1 1 1 1 1

11. 1 1 3 3 1 2 0 0 1 0 0

12. 2 2 3 2 3 2 0 0 0 0 0

13. 1 1 3 2 2 2 1 1 0 0 1

14. 2 1 3 2 3 2 0 1 0 1 1

15. 2 2 3 3 3 3 0 0 1 1 0

16. 2 2 4 4 3 3 0 1 1 1 1

17. 2 2 3 3 3 2 1 0 1 1 1

18. 3 1 3 2 3 3 1 1 0 0 1

19. 1 1 3 2 3 2 1 1 1 0 1

20. 2 2 3 3 2 2 1 1 1 0 0

21. 3 2 1 4 2 3 0 1 1 0 0

22. 1 2 1 3 3 3 0 1 1 0 0

23. 1 1 3 2 3 3 0 1 1 1 1

24. 2 1 4 2 3 3 1 0 1 1 0

25. 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1

26. 1 1 4 2 3 2 0 1 1 1 0

Page 107: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

89 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

27. 1 2 3 2 3 2 1 1 0 1 1

28. 1 2 3 3 2 3 1 1 0 0 1

29. 2 2 5 2 3 3 1 1 0 1 1

30. 1 2 2 3 3 3 0 1 0 0 0

31. 1 1 3 1 3 2 1 1 0 1 0

32. 2 2 3 2 3 3 1 1 1 0 0

33. 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1

34. 1 2 3 2 2 3 1 1 1 0 0

35. 2 1 2 2 2 3 1 0 1 1 1

36. 2 1 3 2 3 3 1 1 1 1 1

37. 2 1 4 2 3 3 0 1 1 0 1

38. 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 0

39. 1 2 2 2 3 3 1 0 1 1 0

40. 2 1 3 2 3 2 1 1 0 0 0

41. 2 1 3 2 2 3 0 0 1 0 0

42. 1 1 2 4 2 2 0 1 1 0 1

43. 1 2 1 3 2 3 0 1 1 1 0

Page 108: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

90 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Keterangan

Umur

Umur Kode

Dewasa awal 1

Dewasa tengah 2

Dewasa Akhir 3

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Kode

Laki-laki 1

Perempuan 2

Pendidikan

Pendidikan Kode

Lulus SD/MI 1

Lulus SMP/Sederajat 2

Lulus SMA/Sederajat 3

Lulus Diploma/Sarjana 4

Pekerjaan

Umur Kode

PNS/TNI/POLRI 1

Swasta 2

Tidak bekerja 3

Lainnya 4

Dukungan sosial

Dukungan Sosial Kode

Keluarga 1

Teman sebaya 2

Keluarga & teman

sebaya

3

Pengetahuan

Pengetahuan Kode

Kurang 1

Cukup 2

Baik 3

Persepsi individu

Persepsi Individu Kode

Positif 1

Negatif 0

Self Acceptance

Self Acceptance Kode

Buruk 0

Baik 1

Page 109: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

91

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 5

Tabulasi Data Responden Berdasarkan Modifying Factor: Pengetahuan

No. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Total Kategori Kode

1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

3 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3

4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

6 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

7 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

9 1 1 1 1 0 0 1 0 5 Cukup 2

10 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik 3

11 0 1 0 1 0 0 1 1 4 Kurang 1

12 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3

13 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Cukup 2

14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

15 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

16 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

17 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3

18 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3

19 0 1 1 1 1 1 1 1 7 Baik 3

20 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Cukup 2

21 1 1 0 0 0 1 1 1 5 Cukup 2

22 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik 3

Page 110: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

92

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

23 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

24 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

25 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik 3

26 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

27 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

28 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Cukup 2

29 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3

30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

31 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

32 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3

33 1 1 1 1 0 1 1 1 7 Baik 3

34 1 1 0 1 1 1 0 1 6 Cukup 2

35 1 1 1 1 0 1 1 0 6 Cukup 2

36 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

37 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3

38 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik 3

39 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3

40 0 1 1 1 1 1 1 1 7 Baik 3

41 1 1 1 1 1 1 0 0 6 Cukup 2

42 1 1 1 1 0 1 1 0 6 Cukup 2

43 1 1 0 1 0 1 1 1 6 Cukup 2

Page 111: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

93

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 6

Frekuensi Data

Usia Sex Pendidikan Pekerjaan pengetahuan Dukungan Keseriusan Kerentanan Manfaat Hambatan Self_acceptance

N Valid 43 43 43 43 43 43 43 43 43

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.63 1.47 2.81 2.74 2.72 2.58 .58 .77 .74 .58 .53

Median 2.00 1.00 3.00 2.00 3.00 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Std. Deviation .578 .505 .880 .902 .504 .499 .499 .427 .441 .499 .505

Variance .334 .255 .774 .814 .254 .249 .249 .183 .195 .249 .255

Range 2 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1

Minimum 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0

Maximum 3 2 5 4 3 3 1 1 1 1 1

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 112: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

94 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

18-35 tahun 18 41.9 41.9 41.9

36-55 tahun 23 53.5 53.5 95.3

56-65 tahun 2 4.7 4.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

Sex

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 23 53.5 53.5 53.5

perempuan 20 46.5 46.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Lulus SD/MI 4 9.3 9.3 9.3

Lulus SMP/Sederajat 8 18.6 18.6 27.9

Lulus SMA/Sederajat 24 55.8 55.8 83.7

Lulus Diploma/Sarjana 6 14.0 14.0 97.7

Lainnya 1 2.3 2.3 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PNS/TNI/POL

RI

1 2.3 2.3 2.3

Swasta 21 48.8 48.8 51.2

Tidak Bekerja 9 20.9 20.9 72.1

Lainnya 12 27.9 27.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

Dukungan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Teman Sebaya 18 41.9 41.9 41.9

Keluarga dan Teman Sebaya 25 58.1 58.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 113: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

95 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 2.3 2.3 2.3

Cukup 10 23.3 23.3 25.6

Baik 32 74.4 74.4 100.0

Total 43 100.0 100.0

Persepsi Keseriusan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Persepsi Negatif 18 41.9 41.9 41.9

Persepsi Positif 25 58.1 58.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Persepis Kerentanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Persepsi Negatif 10 23.3 23.3 23.3

Persepsi positif 33 76.7 76.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

Persepsi Manfaat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Persepsi Negatif 11 25.6 25.6 25.6

Persepsi Positif 32 74.4 74.4 100.0

Total 43 100.0 100.0

Persepsi Hambatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Persepsi Negatif 18 41.9 41.9 41.9

Persepsi positif 25 58.1 58.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 114: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

96 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 7

Crosstab Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu

1. Persepsi kerentanan

Usia * Persepsi Kerentanan Crosstabulation

Kerentanan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Usia

18-35 tahun 2 16 18

36-55 tahun 8 15 23

56-65 tahun 0 2 2

Total 10 33 43

Sex * Persepsi Kerentanan Crosstabulation

Kerentanan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Sex laki-laki 5 18 23

perempuan 5 15 20

Total 10 33 43

Pendidikan * Persepsi Kerentanan Crosstabulation

Kerentanan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Pendidikan

Lulus SD/MI 0 4 4

Lulus SMP/Sederajat 2 6 8

Lulus SMA/Sederajat 7 17 24

Lulus Diploma/Sarjana 1 5 6

Lainnya 0 1 1

Total 10 33 43

Pekerjaan * Persepsi Kerentanan Crosstabulation

Kerentanan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI 0 1 1

Swasta 5 16 21

Tidak Bekerja 3 6 9

Lainnya 2 10 12

Total 10 33 43

pengetahuan * Kerentanan Crosstabulation

Kerentanan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Pengetahuan

Kurang 1 0 1

Cukup 3 7 10

Baik 6 26 32

Total 10 33 43

Page 115: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

97 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Dukungan * Kerentanan Crosstabulation

Kerentanan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Dukungan Teman Sebaya 5 13 18

Keluarga dan Teman Sebaya 5 20 25

Total 10 33 43

2. Persepsi Keseriusan

Usia * Persepsi Keseriusan Crosstabulation

Keseriusan Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Usia

18-35 tahun 8 10 18

36-55 tahun 9 14 23

56-65 tahun 1 1 2

Total 18 25 43

Sex * Persepsi Keseriusan Crosstabulation

Keseriusan Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Sex laki-laki 9 14 23

Perempuan 9 11 20

Total 18 25 43

Pendidikan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation

Keseriusan Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Pendidikan

Lulus SD/MI 3 1 4

Lulus SMP/Sederajat 2 6 8

Lulus SMA/Sederajat 9 15 24

Lulus Diploma/Sarjana 4 2 6

Lainnya 0 1 1

Total 18 25 43

Pekerjaan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation

Keseriusan Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI 0 1 1

Swasta 6 15 21

Tidak Bekerja 5 4 9

Lainnya 7 5 12

Total 18 25 43

Page 116: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

98 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

pengetahuan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation Count

Keseriusan Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Pengetahuan

Kurang 1 0 1

Cukup 5 5 10

Baik 12 20 32

Total 18 25 43

Dukungan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation Count

Keseriusan Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Dukungan Teman Sebaya 8 10 18

Keluarga dan Teman Sebaya 10 15 25

Total 18 25 43

3. Manfaat

Usia * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count

Manfaat Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Usia

18-35 tahun 6 12 18

36-55 tahun 4 19 23

56-65 tahun 1 1 2

Total 11 32 43

Sex * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count

Manfaat Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Sex laki-laki 6 17 23

Perempuan 5 15 20

Total 11 32 43

Pendidikan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count

Manfaat Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Pendidikan

Lulus SD/MI 0 4 4

Lulus SMP/Sederajat 1 7 8

Lulus SMA/Sederajat 9 15 24

Lulus Diploma/Sarjana 0 6 6

Lainnya 1 0 1

Total 11 32 43

Page 117: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

99 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Pekerjaan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count

Manfaat Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI 1 0 1

Swasta 7 14 21

Tidak Bekerja 2 7 9

Lainnya 1 11 12

Total 11 32 43

pengetahuan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count

Manfaat Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Pengetahuan

Kurang 0 1 1

Cukup 2 8 10

Baik 9 23 32

Total 11 32 43

Dukungan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count

Manfaat Total

Persepsi Negatif Persepsi Positif

Dukungan Teman Sebaya 6 12 18

Keluarga dan Teman Sebaya 5 20 25

Total 11 32 43

4. Hambatan

Usia * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count

Hambatan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Usia

18-35 tahun 8 10 18

36-55 tahun 8 15 23

56-65 tahun 2 0 2

Total 18 25 43

Sex * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count

Hambatan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Sex laki-laki 8 15 23

Perempuan 10 10 20

Total 18 25 43

Pendidikan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count

Hambatan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Pendidikan Lulus SD/MI 2 2 4

Lulus SMP/Sederajat 2 6 8

Page 118: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

100 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lulus SMA/Sederajat 13 11 24

Lulus Diploma/Sarjana 1 5 6

Lainnya 0 1 1

Total 18 25 43

Pekerjaan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count

Hambatan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI 0 1 1

Swasta 9 12 21

Tidak Bekerja 5 4 9

Lainnya 4 8 12

Total 18 25 43

pengetahuan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count

Hambatan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Pengetahuan

Kurang 1 0 1

Cukup 7 3 10

Baik 10 22 32

Total 18 25 43

Dukungan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count

Hambatan Total

Persepsi Negatif Persepsi positif

Dukungan Teman Sebaya 9 9 18

Keluarga dan Teman Sebaya 9 16 25

Total 18 25 43

Page 119: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

101 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 8

Crosstab Persepsi Individu dengan Self Acceptance

Persepsi Keseriusan * Self_acceptance Crosstabulation Count

Self_acceptance Total

Buruk Baik

Keseriusan Persepsi Negatif 11 7 18

Persepsi Positif 9 16 25

Total 20 23 43

Persepsi Kerentanan * Self_acceptance Crosstabulation Count

Self_acceptance Total

Buruk Baik

Kerentanan Persepsi Negatif 7 3 10

Persepsi positif 13 20 33

Total 20 23 43

Persepsi Manfaat * Self_acceptance Crosstabulation Count

Self_acceptance Total

Buruk Baik

Manfaat Persepsi Negatif 5 6 11

Persepsi Positif 15 17 32

Total 20 23 43

Persepsi Hambatan * Self_acceptance Crosstabulation Count

Self_acceptance Total

Buruk Baik

Hambatan Persepsi Negatif 11 7 18

Persepsi positif 9 16 25

Total 20 23 43

Page 120: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

102 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 9

Hasil Uji Regresi Logostik

1. Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu

a. Persepsi Kerentanan

Classification Tablea

Observed

Predicted

Kerentanan Percentage

Correct Persepsi Negatif Persepsi positif

Step 1 Kerentanan

Persepsi Negatif 1 9 10.0

Persepsi positif 2 31 93.9

Overall Percentage

74.4

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Usia -1.113 .751 2.197 1 .138 .328

Sex -.586 .854 .471 1 .493 .557

Pendidikan -.263 .505 .272 1 .602 .769

Pekerjaan .414 .534 .602 1 .438 1.513

Dukungan .627 .843 .553 1 .457 1.872

pengetahuan 1.474 .786 3.516 1 .061 4.365

Constant -1.929 3.626 .283 1 .595 .145

a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.

b. Persepsi Keseriusan

Classification Tablea

Observed

Predicted

Keseriusan Percentage

Correct Persepsi Negatif Persepsi Positif

Step 1 Keseriusan

Persepsi Negatif 9 9 50.0

Persepsi Positif 7 18 72.0

Overall Percentage

62.8

a. The cut value is .500

Page 121: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

103 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Usia .199 .599 .110 1 .740 1.220

Sex -.015 .692 .000 1 .983 .986

Pendidikan -.143 .396 .131 1 .717 .866

Pekerjaan -.715 .399 3.208 1 .073 .489

Dukungan -.046 .687 .004 1 .947 .955

pengetahuan .709 .687 1.062 1 .303 2.031

Constant .616 3.109 .039 1 .843 1.852

a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.

c. Persepsi Manfaat

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Usia .293 .770 .145 1 .704 1.341

Sex -.550 .837 .431 1 .511 .577

Pendidikan -.446 .534 .698 1 .403 .640

Pekerjaan 1.002 .570 3.094 1 .079 2.724

Dukungan .819 .788 1.080 1 .299 2.267

pengetahuan -.358 .870 .169 1 .681 .699

Constant -.969 3.777 .066 1 .798 .380

a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.

d. Persepsi Hambatan

Classification Tablea

Observed

Predicted

Hambatan Percentage

Correct Persepsi Negatif Persepsi positif

Classification Tablea

Observed

Predicted

Manfaat Percentage

Correct Persepsi Negatif Persepsi Positif

Step 1 Manfaat

Persepsi Negatif 4 7 36.4

Persepsi Positif 1 31 96.9

Overall Percentage

81.4

a. The cut value is .500

Page 122: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

104 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Step 1 Hambatan

Persepsi Negatif 8 10 44.4

Persepsi positif 5 20 80.0

Overall Percentage

65.1

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Usia -.734 .700 1.101 1 .294 .480

Sex -1.160 .790 2.159 1 .142 .313

Pendidikan .144 .446 .104 1 .747 1.155

Pekerjaan .543 .476 1.301 1 .254 1.721

Dukungan .857 .763 1.262 1 .261 2.357

pengetahuan 1.996 .829 5.793 1 .016 7.357

Constant -6.239 3.592 3.016 1 .082 .002

a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.

Hasil Uji Pearson’s Correlation

1. Persepsi Individu (kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan) dengan

Self Acceptance Correlations

Self Acceptance Kerentanan

Self Acceptance

Pearson Correlation 1 .374*

Sig. (2-tailed) .014

N 43 43

Kerentanan

Pearson Correlation .374* 1

Sig. (2-tailed) .014

N 43 43

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Self Acceptance Keseriusan

Self Acceptance

Pearson Correlation 1 -.097

Sig. (2-tailed) .537

N 43 43

Keseriusan

Pearson Correlation -.097 1

Sig. (2-tailed) .537

N 43 43

Correlations

Self Acceptance Manfaat

Self Acceptance

Pearson Correlation 1 .325*

Sig. (2-tailed) .034

N 43 43

Manfaat Pearson Correlation .325

* 1

Sig. (2-tailed) .034

Page 123: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

105 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

N 43 43

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Self Acceptance Hambatan

Self Acceptance

Pearson Correlation 1 .244

Sig. (2-tailed) .114

N 43 43

Hambatan

Pearson Correlation .244 1

Sig. (2-tailed) .114

N 43 43

2. Hasil Uji Keseluruhan Persepsi Individu dan Self Acceptance

Correlations

Self Acceptance Persepsi

Individu

Self Acceptance

Pearson Correlation 1 .302*

Sig. (2-tailed)

.049

N 43 43

Persepsi Individu

Pearson Correlation .302* 1

Sig. (2-tailed) .049

N 43 43

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 124: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

106 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 10

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian: Analisis Faktor Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS

dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief

Model

Tujuan

Tujuan Umum

Menganalisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita

HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berbasis teori Health Belief

Model.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan faktor demografi dengan persepsi individu

2. Menganalisis hubungan persepsi individu dengan self acceptance

penderita HIV dan AIDS

Perlakuan yang diterapkan pada subjek

Pada penelitian ini saudara diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan kondisi

saat ini tanpa dilakukan intervensi apapun, berikut langkah-langkah yang

dilakukan saat pengisian data :

1. Peneliti yang dibantu oleh kepala Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Yayasan Mahameru untuk mengumpulkan saudara sekalian sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi dalam satu tempat

2. Sebelum pengambilan data, saudara diminta untuk menandatangani lembar

informed consent untuk mengetahui apakah saudara bersedia atau tidak

Page 125: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

107 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

untuk berpartisipasi dalam penelitian. Lembar informed consent juga

ditandatangani oleh saksi yang merupakan ketua yayasan atau pendamping

di KDS

3. Peneliti yang didampingi oleh penanggung jawab Yayasan Mahameru

menjelaskan tujuan penelitian ini dan cara pengisian kuesioner kepada

saudara. Peneliti menghimbau kepada saudara sekalian agar mengisi

kuesioner dengan jujur sesuai dengan kondisi saat ini

4. Peneliti memberikan kesempatan kepada saudara untuk bertanya atau

meminta penjelasan atas pertanyaan yang diajukan selama pengisian

kuesioner

5. Peneliti membagikan lembar kuesioner tentang data demografi dan self

acceptance dalam mengelola penyakit HIV

6. Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner

7. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh saudara untuk

mengantisipasi jika ada pertanyaan yang belum terjawab.

8. Data yang terkumpul akan dicatat dalam lembar pengumpulan data dan

tidak ada tindak lanjut pertemuan.

Manfaat

1. Bagi penderita HIV dan AIDS Diharapkan dapat memberikan

pengetahuan, pengalaman, serta dukungan kepada sesama ODHA

2. Penderita HIV dan AIDS akan mengetahui tingkat self acceptance setelah

dilakukan penelitian ini

Page 126: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

108 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Bahaya potensial

Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan subjek dalam

penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini tidak dilakukan intervensi

apapun melainkan hanya melakukan pengisian kuesioner sesuai dengan

keadaan saudara.

Hak untuk undur diri

Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan saudara berhak

untuk mengundurkan diri kapanpun tanpa menimbulkan konsekuensi yang

merugikan responden

Jaminan kerahasiaan data

Dalam penelitian ini, semua data dan informasi identitas subjek penelitian

dijaga kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek

penelitian secara jelas dan pada laporan penelitian nama subjek dibuat kode.

Data juga akan disimpan dengan aman dan terjada kerahasiaannya.

Adanya insentif untuk subjek

Seluruh subjek penelitian akan memperoleh uang transport karena

keikutsertaan subjek (responden) sangat membantu dalam penelitian.

Contact Person:

Anis Fauziah (Peneliti) : 082326227278

Page 127: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

109 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 11

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Kode **) :

Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai:

1. Judul penelitian

2. Tujuan penelitian

3. Perlakuan yang akan diterapkan

4. Manfaat penelitian

5. Bahaya yang akan timbul

Serta mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya (bersedia/tidak

bersedia*) secara sukarela untuk menjadi responden penelitian saudari Anis

Fauziah dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak

manapun.

Surabaya, Juli 2017

*) coret yang tidak perlu

**) diisi oleh peneliti

Peneliti

(---------------------------)

Responden

(------------------------------)

Saksi

(----------------------------)

Page 128: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

110 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 12

Petunjuk pengisian:

1. Isilah pada titik-titik yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda

2. Berilah tanda check list (√) pada pilihan jawaban Anda

3. Periksa kembali seluruh jawaban Anda sebelum mengumpulkannya

No. Responden:...................

Data Demografi

1. Usia Anda saat ini :

( ) 18 – 35 tahun

( ) 36 – 55 tahun

( ) 56 – 65 tahun

2. Jenis kelamin :

( ) Laki-laki

( ) Perempuan

3. Pendidikan terakhir

( ) Lulus SD/MI

( ) Lulus SMP/Sederajat

( ) Lulus SMA/Sederajat

( ) Lulus Sarjana

( ) Lainnya:................

4. Pekerjaan

( ) PNS/TNI/Polri

( ) Swasta

( ) Tidak bekerja

( ) Lainnya................

5. Mendapatkan dukungan sosial dari :

( ) Keluarga

LEMBAR KUESIONER (A) PENGUMPULAN DATA UMUM

ANALISIS FAKTOR SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS

DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI

HEALTH BELIEF MODEL

Page 129: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

111 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

( ) Teman Sebaya

( ) Keluarga dan teman sebaya

Kuisioner Modifiying Factor : Pengetahuan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah saudara mengetahui apa itu HIV dan AIDS

2 Apakah HIV adalah virus?

3 Apakah HIV dan AIDS dapat disembuhkan?

4 Apakah seseorang dapat terlihat sehat padahal ia terkena

infeksi HIV?

5 Apakah batuk dan bersin dapat menularkan HIV?

6 Apakah makan bersama dengan seseorang yang terinfeksi

HIV dapat menularkan HIV?

7 Apakah menggunakan jarum suntik yang mengandung

infeksi HIV dapat menularkan HIV?

8 Apakah berhubungan seksual dengan menggunakan kondom

akan menurunkan resiko menular HIV?

Page 130: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

112 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 13

Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan dan beri tanda centang (√) disebelah kanan

pertanyaan sesuai dengan pendapat saudara.

Kuesioner persepsi keseriusan (Perceveid Severity) AIDS Health Belief Scale

(1998) dalam Hapsari (2015)

Kuesioner persepsi kerentanan (perceveid susceptibility)

No Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Saya beresiko sangat mudah untuk

terkena penyakit lainnya

2 Saya akan mencari pengobatan untuk

mengurangi paparan virus

3 Penderita HIV dan AIDS selalu

diasingkan oleh masyarakat

4 Saya beresiko sulit sembuh dari

penyakit yang menyerang saya

No Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Penyakit HIV dan AIDS

menyebabkan seseorang mengalami

kematian

2 Saya lebih memilih penyakit kronis

dari pada AIDS

3 Keluarga yang tinggal serumah

dengan saya akan terinfeksi AIDS

juga

4 AIDS adalah penyakit terburuk yang

pernah saya derita

LEMBAR KUESIONER (B) PERSEPSI INDIVIDU

ANALISIS FAKTOR SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS

DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI

HEALTH BELIEF MODEL

Page 131: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

113 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Kuesioner persepsi manfaat (perceveid benefit)

Kuesioner persepsi hambatan (perceveid barriers)

No Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Orang dengan HIV dan AIDS

masih belum bisa diterima oleh

orang disekitarnya

2 Saya tidak membutuhkan lagi

informasi terkait HIV

3 Mengkonsumsi obat ARV

menimbulkan efek samping

4 Dalam keadaan tertentu saya

belum menerima status HIV yang

saya alami

No Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Menggunakan kondom saat

berhubungan seksual akan

mengurangi resiko penularan

2 Meminum obat ARV mencegah

timbulnya gejala HIV

3 Menerima status HIV yang saya

alami dapat mengurangi stress

4 Setelah saya terinfeksi HIV dan

AIDS, saya lebih menjaga pola

gaya hidup sehat

Page 132: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

114 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

Lampiran 14

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Petunjuk pengisian:

Dibawah ini terdapat 36 pertanyaan, pertanyaan berikut ini menyangkut

perasaan anda terhadap penerimaan diri dalam hidup anda. Pilihlah

jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin

tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap pertanyaan yang

diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda seringkali

merupakan jawaban yang terbaik. Bayangkan dalam pikiran anda tentang

segala harapan, kesenangan, dan perhatian anda.

Isilah setiap pertanyaan dengan cara memberikan tanda lingkaran (O)

pada salah satu respon yang paling sesuai dengan diri Anda, berdasarkan

pilihan berikut :

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S= Sesuai

SS = Sangat Sesuai

No Pertanyaan Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1. Orang lain mungkin berpikir saya tidak

berarti di dunia ini, tapi saya tidak

pernah memiliki pikiran seperti itu

STS TS S SS

2. Ketika orang lain mengatakan hal yang

baik tentang saya, saya tidak benar-

benar mempercayainya. Menurut saya

mereka hanya bercanda atau tidak

tulus.

STS TS S SS

3. Jika saya mendapatkan kritikan saya STS TS S SS

LEMBAR KUISIONER SELF ACCEPTANCE SCALE (SAS)

ANALISIS FAKTOR SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN

AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS)

BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL

(Sumber Sheerer dimodifikasi oleh Berger 1973)

Page 133: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

115 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

tidak bisa menerimanya

4. Saya tidak banyak berpendapat di

depan umum karena saya takut mereka

akan mengkritik atau menertawakan

saya

STS TS S SS

5. Saya sadar jika saya kurang memiliki

tujuan dalam menjalani hidup, tetapi

saya juga tidak yakin mampu

menggunakan kemampuan saya dengan

cara yang lebih baik

STS TS S SS

6. Saya takut orang lain kecewa terhadap

diri saya jika mereka tahu bagaimana

diri saya yang sebenarnya

STS TS S SS

7. Saya berusaha mengekspresikan

perasaan saya secara wajar sehingga

dapat diterima oleh orang lain

STS TS S SS

8. Saya merasa malu dan tidak percaya

diri jika berada di depan umum STS TS S SS

9. Agar dapat diterima dan disukai oleh

orang lain, saya cenderung menjadi apa

yang diharapkan orang lain terhadap

saya

STS TS S SS

10. Ketika saya berada dalam suatu

kelompok saya biasanya tidak banyak

bicara karena saya takut mengatakan

hal yang salah

STS TS S SS

11. Saya merasa canggung apabila saya

bersama orang yang tidak mengidap

penyakit yang sama dengan saya

STS TS S SS

12. Saya berpikir terlalu tegang atau

khawatir berlebihan dengan penyakit

yang saya hadapi

STS TS S SS

13. Seringkali saya tidak berusaha ramah

terhadap orang lain karena saya merasa

mereka tidak akan menyukai saya

STS TS S SS

14. Saya akan menerima segala

kemungkinan terburuk yang akan

terjadi pada saya

STS TS S SS

15. Sepertinya saya memiliki kekuatan

dalam diri saya untuk mengatasi

sesuatu. Saya merasa cukup kuat dan

hal tersebut membuat saya yakin

dengan diri saya

STS TS S SS

16. Saya merasa penyakit HIV ini sebagai

hukuman atas kesalahan yang saya

lakukan di masa lalu

STS TS S SS

17. Saya tidak sepenuhnya percaya dengan STS TS S SS

Page 134: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

116 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

diri saya sendiri

18. Saya merasa malu dengan kondisi saya

yang sekarang setelah mengetahui

bahwa saya terinfeksi penyakit HIV

STS TS S SS

19. Saya merasa bahwa saya setara dengan

orang lain STS TS S SS

20. Saya merasa memiliki kemampuan

yang khusus dan orang lain juga

mengatakan demikian, namun saya

takut tidak memberikan sesuai dengan

apa yang harus mereka dapat

STS TS S SS

21. Saya tidak takut bertemu orang baru

karena saya merasa diri saya berharga

dan tidak ada alasan bagi mereka untuk

tidak menyukai saya

STS TS S SS

22. Saya cenderung mengesampingkan

masalah yang saya hadapi STS TS S SS

23. Saya merasa diperlakukan berbeda oleh

orang lain STS TS S SS

24. Ketika harus berada dalam kelompok,

saya mengalami kesulitan dan ragu

menyampaikan sesuatu

STS TS S SS

25. Saya merasa percaya diri bahwa saya

dapat melakukan sesuatu tentang

masalah yang dapat muncul di masa

depan

STS TS S SS

26. Saya akan berusaha semaksimal

mungkin untuk melakukan yang terbaik

demi kesembuhan dan meningkatkan

kualitas hidup saya

STS TS S SS

27 Saya tidak khawatir pada diri saya jika

orang lain memiliki penilaian yang

tidak sesuai dengan saya (penilaian

buruk)

STS TS S SS

28 Saya merasa sangat tidak normal, tetapi

saya ingin merasa normal STS TS S SS

29 Jika nasib saya lebih baik dari saat ini

saya dapat mencapai hal-hal yang lebih STS TS S SS

30 Saya terlalu mengikuti standar orang

lain dalam hidup saya STS TS S SS

31 Saya cenderung menganggap apa yang

disampaikan orang lain adalah kritikan

dan hinaan untuk saya

STS TS S SS

32 Saya merasa berada di level yang sama

dengan orang lain dan itu membantu

saya untuk berhubungan baik dengan

mereka

STS TS S SS

Page 135: IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/68843/2/full text.pdf · ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA ... adanya stigma dan diskriminasi

117 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH

33 Karena orang lain, saya tidak mampu

mencapai sebanyak apa yang

seharusnya saya dapat

STS TS S SS

34 Walaupun orang lain berpikir yang baik

tentang saya, saya merasa bersalah

karena saya tahu kalau saya sedang

membohongi mereka.

STS TS S SS

35 Sepertinya saya berpura-pura agar

orang terkesan dengan saya. Saya tahu,

saya bukan orang yang demikian

STS TS S SS

36 Saya tidak bisa mengendalikan rasa

bersalah tentang apa yang saya rasakan

terhadap beberapa orang dalam hidup

saya.

STS TS S SS

(Sumber Sheerer dimodifikasi oleh Berger 1973)